produktivitas model objective matrix

Upload: hilda-rezpectorsejati

Post on 16-Jul-2015

194 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

ANALISA PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MODEL OBJECTIVE MATRIX PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PABRIK FURNITURE GARDEN PT. QUARTINDO SEJATI FURNITAMA Muhammad Kholil, Yogi Yogaswara Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana Jakarta, Indonesia Abstrak Dalam sistem perekonomian yang semakin sulit akhir akhir ini, semakin terasa betapa pentingnya untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas perusahaan untuk dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif. Dengan perkataan lain, peningkatan produktivitas ditingkat perusahaan merupakan kebutuhan yang mendesak. Sebagai langkah awal dari usaha meningkatkan produktivitas, maka diperlukan suatu pengukuran produktivitas. Namun memang belum banyak perusahaan yang menangani masalah produktivitas secara sungguh sungguh apalagi perusahaan yang melakukan pengukuran produktivitas secara berkesinambungan. Kesulitan dalam penerapan konsep produktivitas ini antara lain disebabkan karena sulitnya memperoleh sistem atau model pengukuran produktivitas yang cukup sederhana sedemikian rupa, tanpa terlalu banyak direpotkan dengan konsep yang sulit, sehingga tidak perlu menunggu lagi untuk pelaksanaan dan pengoperasiannya. Metoda pengukuran produktivitas Model Objective Matrix (OMAX) mengatasi masalah masalah kerumitan dan kesulitan dengan mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang berpengaruh ke dalam suatu bentuk yang terpadu dan saling terkaitsatu sama lain serta mudah untuk dikomunikasikan. Hasil yang diperoleh dalam penerapan model ini di Departemen Produksi PT.QSF selama pengukuran tahun 2006 Periode Jan Agt. 2006 adalah penentuan kriteria utama yang saat ini paling dominan, tingkat prestasi yang dilakukan selama ini untuk setiap kriteria dari hasil tingkat prestasi ini ( indeks ), maka dapat dilakukan analisa terhadap kriteria produktivitas yang sangat berpengaruh dalam hal ini dibatasi untuk kriteria yang secepat mungkin untuk dilakukan perbaikan. Tingkat prestasi tertinggi yang dicapai selama pengukuran terjadi pada Bulan Februari dengan indeks 65.22 %, sedangkan prestasi yang terburuk terjadi pada Bulan April 2006 dengan indeks 19.83%. Dari besarnya harga indeks ini dapat dilakukan analisa untuk perbaikan dimasa mendatang. Adapun kriteria produktivitas yang sangat segera mungkin untuk dilakukan perbaikan adalah kriteria total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai. Kata kunci : Produktivitas, Pengukuran, Objective Matrix ( Omax ).

Abstract

At the increasing problem of the economical systems recently, it is now realized the importance of enhancing the companys efficiency and its performance to be able to survive in the business ground which has become even more competitive. Say it in another word, the increase of productivity at the companys level seems to be an emerging need. The first step in the effort of enhancing productivity, is to calculate the productivitys quantity. However, there are not many companies that would handle this productivity issues accurately, let alone to calculate such thing persistently. The difficultness of implementing this productivity concept partly caused by the awkwardness to obtain the productivity calculating system and model which is simple in a way, without to many concepts that would spoil it, then we would not need to wait for some time to put it into implementation and operation. The method of calculating The Objective Matrix Model ( Omax ) would solve this problem and complexity by combining all of the productivity criteria from the results of this achievement ( index ), and then we could analyze the productivity criteria which has a significant impact, in this circumstances it would be limited to the criteria level as soon as possible to start an improvement. The highest achievement reached so far occurred on February 2006 along with the index 65.22 % and the lowest achievement reached so far occurred on April 2006 along with the index -19.83 %, from this index price we are then able to analyze for the better future. Indeed, productivity criteria should be taken into the improvement are the total of the product criteria accomplished / the working hours used. Keywords : Productivity, Measurements, Objective Matrix ( Omax ).

. 1.Pendahuluan

Produktivitas adalah salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan kesejahteraan dan mutu perusahaan. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu pengukuran produktivitas di perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui tolak ukur produktivitas yang telah dicapai dan merupakan dasar dari perencanaan bagi peningkatan produktivitas dimasa mendatang. Sejauh mana pengukuran produktivitas PT. QSF dengan menggunakan model pengukuran objective matrix ( omax ) dapat memberikan gambaran mengenai perkembangan produktivitas perusahaan dan memberikan perbaikan yang menuju pada peningkatan produktivitas dimasa datang dari hasil pengukuran yang didapatkan merupakan pokok bahasan dalam penelitian ini. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan perusahaan dapat melakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Pengukuran produktivitas Departemen Produksi PT. Quartindo sejati Furnitama yang akan memberikan suatu gambaran perkembangan produktivitas perusahaan berdasarkan hasil pengukuran. 2. Memberikan langkah langkah perbaikan 2.Tinjauan pustaka Model pengukuran produktivitas Objective Matrix dikembangkan oleh James L. Riggs berdasarkan pendapat bahwa produktivitas adalah fungsi dari beberapa faktor kinerja yang berlainan. Konsep dari pengukuran ini yaitu penggabungan beberapa kriteria kinerja kelompok kerja ke dalam sebuah matriks. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan organisasi. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah nilai tunggal untuk suatu kelompok kerja. suatu organisasi yang besar membutuhkan jumlah faktor kinerja yang lebih besar bila dibandingkan dengan suatu organisasi yang lebih kecil. Dengan menggunakan Omax, pihak manajemen dapat dengan mudah menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas. Pada akhirnya pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria.

3.Metodologi Penelitian 3.1 Objek penelitian Yang menjadi objek penelitian adalah produktivitas PT. QSF periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2006.

3.2 Bagan alir penelitian Identifikasi Masalah Pengukuran Produktivitas

Landasan Teori

Tujuan Penelitian

Pemilihan Model Pengukuran

Pengumpulan Data

Pengolahan Data Pengukuran produktivitas berdasarkan sasaran dengan Metode Objective Matrix : Menetapkan kriteria Perhitungan rasio - rasio Uji keseragaman dan kecukupan data Penentuan penilaian pencapaian Penetapan sasaran akhir Penetapan sasaran jangka pendek penetapan bobot rasio Penentuan perioda dasar Pengoperasian matrix sasaranYang Dihasilkan Trend Penentuan nilai aktual Perhitungan indikator pencapaian saat ini Analisis Dan Perhitungan indeks produktivitas Interpretasi Produktivitas yang dihasilkan A

A Perencanaan Produktivitas Usulan Perbaikan Untuk Peningkatan Produktivitas

Kesimpulan Dan Saran

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

4.Pembahasan dan Hasil 4.1 Data Data Yang Dibutuhkan a) Data hasil produksi b) Data produk baik

c) d) e) f) g) h) i) j)

Data produk yang diperbaiki / cacat Data jumlah tenaga kerja Data pemakaian Kwh listrik Data waktu kerja / jam kerja yang tersedia Data waktu kerja / jam kerja lembur Data jumlah absensi tenaga kerja Data jumlah jam kerusakan mesin Data jumlah jam mesin normal Tabel 1. Data - data

Tahun Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

A (Pcs) 3282 3116 3497 3357 3210 3521 2966 3019

B

C

D

E

F

G

H

I

J

2006

(Pcs) (Pcs) (Org) (Kwh) (Jam) (Jam) (Org) (Jam) (Jam) 3242 40 419 600 930.0 326.0 5 205 4523 3086 30 398 620 650.0 130.0 6 184 4240 3462 35 420 635 900.0 200.0 6 219 4153 3320 37 420 610 920.0 110.0 8 145 3769 3176 34 390 620 689.0 120.0 5 196 4015 3486 35 430 630 915.0 180.5 6 204 3906 2940 26 295 598 696.0 160.5 4 200 3829 2987 32 390 614 548.0 120.0 4 184 4227

4.2 Nilai Masing Masing Rasio Berdasarkan Kriteria Kriteria kriteria yang akan diukur meliputi : 1. Kriteria efisiensi, menunjukan bagaimana penggunaan sumber daya perusahaan, seperti tenaga kerja, energi, material serta modal yang sehemat mungkin ( Rasio 1, 2, 3 dan 4 ) 2. Kriteria efektivitas, menunjukan bagaimana perusahaan mencapai hasil bila dilihat dari sudut akurasi dan kualitasnya ( Rasio 5 dan 6 ) 3. Kriteria inferensial, menunjukan suatu kriteria yang tidak secara langsung mempengaruhi produktivitas tetapi bila diikutsertakan dalam matrix dapat membantu memperhitungkan variable yang mempengaruhi faktor faktor yang mayor ( Rasio 7 dan 8 )

Tabel 2. Hasil Perhitungan Rasio Masing Masing Kriteria Tahun Bulan 2006 Jan Feb Mar Apr Rasio1 Rasio2 Rasio3 Rasio4 Rasio5 Rasio6 Rasio7 Rasio8 (pcs/jam) (pcs/kwh) (pcs/org) (%) (%) (%) (%) (%) 3.56 5.47 7.83 35.05 1.22 1.23 1.19 4.53 4.79 5.02 7.82 20.00 0.96 0.97 1.51 4.34 3.88 5.50 8.33 22.22 1.00 1.01 1.43 5.27 3.64 5.50 8.00 11.95 1.10 1.11 1.90 3.85

Mei Jun Jul Agt

4.66 3.84 4.26 5.41

5.17 5.58 4.95 4.92

8.23 8.18 10.05 7.74

19.41 19.72 23.06 21.89

1.05 0.99 0.87 1.05

1.07 1.00 0.88 1.07

1.28 1.39 1.35 1.02

4.88 5.22 5.22 4.35

Rasio1 =

Totalprodukyangdihasilkan Jam ker jaterpakai

Rasio 2 =

Totalprodukyangdihasilkan PemakaianKwhlistrik

Rasio3 =

Totalprodukyangdihasilkan Jumlahtenaga ker ja

Rasio 4 =

Totaljamlembur x100% Jam ker janormal

Rasio5 =

Totalprodukyangdiperbaiki x100% Totalprodukyangdihasilkan Totalprodukyangdiperbaiki x100% Totalprodukyangbaik Jumlahabsensipe ker ja x100% Totalpe ker ja

Rasio6 =

Rasio7 =

Rasio8 =

Totaljam ker usakanme sin x100% Totaljamme sin normal

4.3 Pengukuran Produktivitas Standar, Nilai Sasaran Akhir ( Target Pencapaian ) dan Bobot Rasio Pengukuran produktivitas standar adalah menentukan nilai tahap awal, dimana pada Matriks sasaran akan diletakan pada tingkat ketiga, untuk menentukan nilai tahap awal adalah merata rata nilai rasio dari setiap criteria yang ada setelah dilakukannya beberapa pengujian ( Uji keseragaman data, kecukupan data dan uji korelasi ). Sasaran akhir atau target yang ingin dicapai adalah berdasarkan ketetapan dari perusahaan PT. QSF yang menetapkan target peningkatan produktivitas sebesar 50 %. Tabel 3. Nilai Tahap Awal ( Produktivitas Standar ), Target dan Bobot Rasio Nilai tahap awal (rataTarget (Tingkat Bobot ( Derajat

1 2 3 4 5 6 7 8

rata nilai rasi dari setiap kriteria ) 5.37 Pcs/jam 4.94 Pcs/kwh 8.65 Pcs/org 22.77 % 1.15 % 1.16 % 1.37 % 4.44 %

pencapaian terbaik dari setiap kriteria) 8.24 Pcs/jam 6.52 Pcs/kwh 11.59 Pcs/org 2.01 % 0.93 % 0.94 % 1.02 % 2.72 %

kepentingan setiap kriteria) 14 11 11 11 14 14 14 11

4.4 Perioda Dasar Perioda dasar merupakan penjumlahan bobot seluruh kriteria yang telah diidentifikasi, dan hasilnya adalah ( 14+11+11+11+14+14+14+11) x 3 = 300. Nilai hasil perhitungan terhadap masing masing skor, bobot dan perioda dasar diatas kemudian dimasukan ke dalam matriks sasaran ( Objective Matrix ). 4.5 Pembentukan Matrix Omax Nilai Nilai yang ada dalam pembentukan matriks omax adalah nilai tahap awal, nilai sasaran akhir, nilai terendah ( skor 0 pada tabel omax ), dan nilai bobot masing masing rasio. Adapun contoh matriks sasaran perusahaan dapat dilihat pada tabel 4. 4.6 Evaluasi Tingkat Produktivitas Evaluasi tingkat produktivitas perusahaan yaitu menganalisis pola pertumbuhan produktivitas sehingga dapat diketahui perkembangan perusahaan selama periode pengukuran. Adapun hasil evaluasi tingkat produktivitas dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 2.

Tabel 4. Matriks sasaran ( Objective Matrix ) perusahaan PT. QSF Bulan JanuariPENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MODEL OBJECTIVE MATRIX Pabrik Furniture Garden PT. Quartindo sejati Furnitama EFISIENSI Rasio 2 Rasio 3 ( Pcs / Kwh ) ( Pcs / Org. ) 5.47 7.83 31.98 33.98 6.52 11.59 6.30 11.17 6.08 10.75 5.86 10.33 5.64 9.91 5.42 9.49 5.20 9.07 4.94 8.65 4.37 8.24 3.80 7.83 3.22 7.42 5 1 11 11 5 1 EFEKTIVITAS Rasio 5 Rasio 6 (%) (%) 1.22 1.23 19.13 18.96 0.93 0.94 0.96 0.97 0.99 1.00 1.02 1.03 1.05 1.06 1.08 1.09 1.11 1.12 1.15 1.16 1.23 1.25 1.31 1.34 1.40 1.42 3 2 14 14 3 2 Januari BULAN 2006 TAHUN INFERENSIAL Rasio 7 Rasio 8 (%) (%) 1.19 4.53 25.54 38.73 1.02 2.72 1.07 2.96 1.12 3.20 1.17 3.44 1.22 3.68 1.27 3.92 1.32 4.16 1.37 4.44 1.55 4.95 1.73 5.46 1.92 5.96 6 2 14 11 6 2 253 SAAT INI 300 SEBELUM

Rasio 1 ( Pcs / Jam ) 3.56 53.44 8.24 7.83 7.42 7.01 6.60 6.19 5.78 5.37 4.60 3.83 3.06 0 14 0

Rasio 4 (%) 35.05 91.17 2.01 5.01 7.97 10.93 13.89 16.85 19.81 22.77 32.28 41.79 51.30 1 11 1

PENCAPAIAN SASARAN 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 SKOR BOBOT NILAI -15.67 INDEKS

INDIKATOR PENCAPAIAN

Tabel 5. Indeks Produktivitas Bulanan PT. QSFPERIODE INDIKATOR PENCAPAIAN 2006 1 2 3 4 5 6 7 8 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEKARANG 253 418 373 299 395 398 468 449 SEBELUM 300 253 418 373 299 395 398 468 -15.67 65.22 -10.76 -19.83 32.11 0.75 17.59 -4.06

NO.

INDEKS

INDEKS PRODUKTIVITAS70 60 50 40 30 20 10 0 -10 -20 JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT

INDEKS

Gambar 2. Indeks Produktivitas Bulanan PT. QSF Terhadap Bulan Sebelumnya

4.7 Perencanaan Produktivitas

Pada dasarnya perbaikan terus menerus ( continuous improvement ) dalam perusahaan merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang bertujuan untuk melakukan perbaikan secara terus menerus. Untuk itu sebelum memberikan langkah langkah usaha peningkatan produktivitas dengan melakukan perbaikan terus menerus, hendaknya terlebih dahulu dipaparkan rekapitulasi dari indikator yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan produktivitas. Dapat dilihat pada Tabel 6. 4.8 Pernyataan Masalah ( Problem Statements ) Untuk mendapatkan kriteria yang berpengaruh dari indikator yang ada penulis lakukan berdasarkan metoda ABC atau PARETO, agar lebih memfokuskan perhatian pada masalah utama dan sangat penting (paling dominan) untuk segera dilakukan perbaikan secepatnya. Kategori kriteria yang paling dominan adalah kriteria yang terjadi penurunan paling banyak, artinya kriteria yang berada di bawah skor tiga berjumlah besar dalam setiap periodenya. Dan berdasarkan hasil diagram pareto dan metoda ABC dari 8 jenis kriteria yang ada, kriteria total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai mengalami penurunan tertinggi mencapai sebesar 165.35 atau sekitar 41.06 % dari keseluruhan yang berpengaruh pada Pabrik Furniture Garden. Adapun penerapan dari metoda ABC atau Pareto dapat dilihat pada Tabel 7 dan Gambar 3. 4.9 Pembuatan Fishbone Diagram Dengan menggunakan diagram tulang ikan, faktor faktor penyebab rendahnya prestasi total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai secara garis besar dikelompokan ke dalam berbagai kategori Manusia ( Man ), Material, Mesin ( Machine ), Lingkungan (Environment), Metode ( Method ). Diagram tulang ikan adalah suatu pendekatan terstruktur untuk menyingkap potensi terjadinya suatu efek. Gambar 4. Dari hasil penelitian dan wawancara langsung pada operator dan team manajemen pabrik yang terkait, bahwa faktor faktor yang menjadi penyebab dari masalah rendahnya prestasi kriteria total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai, adalah sebagai berikut : a. Faktor Manusia Masalah yang timbul pada faktor manusia adalah kurang adanya pengawasan dari atasan baik secara berkala ataupun inspeksi mendadak dan tidak adanya pemberian sanksi yang tegas pada operator yang membuat kesalahan sehingga operator bekerja tidak disiplin dan tidak hati hati yang akhirnya prosedur yang ada tidak dilaksanakan dengan baik serta mengakibatkan waktu yang ada terbuan secara percuma. b. Faktor Mesin / Alat Permasalahan pada faktor mesin dan alat adalah tidak ada atau kurangnya alat Bantu, yang membuat operator bekerja tidak ergonomis. c. Faktor Material Material merupakan faktor yang cukup penting dalam melaksanakan kegiatan produksi. Masalah yang perlu diperhatikan pada material adalah tidak semua material yang masuk tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan sehingga pabrik memerlukan waktu yang lebih untuk penyesuain dan meyebabkan waktu operasi menjadi tertunda.

d. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh pada saat dilakukan analisis pada pabrik furniture garden PT. QSF. e. Faktor Metode Permasalahan pada faktor metode adalah tidak adanya target produksi perhari yang jelas sehingga dalam melaksankan tugasnya operator cenderung santai. Sehingga hasil produksi yang diinginkan tidak tercapai. 4.10 Usulan Perbaikan Untuk menentukan arah perbaikan dari akar masalah, digunakan 5W+1H yaituWHY ( mengapa dilakukan perbaikan ? ), WHAT ( apa yang dilakukan untuk perbaikan ? ), WHERE ( dimana dilakukan perbaikan ? ), WHEN ( kapan dilakukan perbaikan ? ), WHO ( siapa yang bertanggung jawab melakukan perbakan tersebut ? ), dan HOW ( bagaimana melakukan perbaikan tersebut ? ). Dapat dilihat pada Gambar 5. penerapan konsep 5W+1H dan perbaikan terhadap terjadinya penurunan produktivitas.Jml. Penurunan Kriteria 180 165.35 160 Jumlah Penurunan 140 120 100 80 60 40 20 0 A B C D E F G H Kriteria Produktivitas 6.03 1.62 0 0 65.78 57.74 55.2 50.98 Prosentase Komulatif 120 Prosentase Komulatif 100 80 60 40 20

Gambar 3. Diagram Pareto Kriteria Dominan

MATERIALKurang komunikasi antara pihak pabrik dan supplier Material yang diterima pabrik tidak sesuai

MANUSIAKurang nya rasa tanggung jawab dalam bekerja Bekerja Berdasarkan intuisi sendiri Tidak adanya pengawasan dari atasan

Kurang disiplin Operator tidak mengikuti SOPRendahnya prestasi total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai

Kurang

perawatan

Mesin tidak dalam kondisi baik

Tidak ada alat bantu Tidak ada tempat menyimpan alat

Sirkulasi udara kurang Banyaknya serbuk halus dalam pabrik

Tidak adanya target produksi yang jelas Operator kurang maksimal dalam bekerja

MESIN

LINGKUNGAN

METODE

Gambar : 4. Diagram Fishbone Penyebab Rendahnya Prestasi Total Produk Yang Dihasilkan / Jam Kerja Terpakai

Tabel : 6. 5W+1H Rencana Perbaikan Total Produk Yang Dihasilkan / Jam Kerja Terpakai

No.

Masalah MANUSIA Kurang nya rasa tanggung jawab dalam bekerja Kurang pengawasan

Why Agar operator memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya dalam bekerja Agar operator bekerja sesuai SOP dan berdisiplin Agar mesin selalu dapat bekerja dengan kondisi baik

What Memberikan motivasi yang dapat meningkatkan semangatnya

1 Memberikan sanksi secara tegas

Where Di Departemen produksi PT. QSF sebelum kegiatan produksi dimulai Di Departemen produksi PT. QSF Di Departemen produksi PT. QSF

When Disesuaikan jadwal

Who Supervisor produksi

MESIN Kurang perawatan

Melakukan perbaikan dan memperketat terhadap pengawasan penjadwalan perawatan

Pada saat proses awal periode baru produksi Pada saat proses awal periode baru produksi

Kepala bagian dan Supervisor -Bagian Maintenance

2 Tidak ada alat Bantu Agar penympanan produk lebih mudah dijangkau sehingga waktu operasi berjalan optimal Agar kesalahan yang terjadi tidak berulang Membuat atau membeli alat baru Di Departemen produksi PT. QSF Pada saat proses awal periode baru produksi Pada saat pengiriman dan penerimaan Pada saat proses awal periode baru produksi Pada saat proses awal periode baru produksi

-Operator Divisi R & D

How Menugaskan seorang supervisor untuk membimbing dan memberikan motivasi Melakukan peningkatan pengawasan baik inspeksi mendadak dan berkala -Mengganti komp. Yg sudah rusak dan melakukan perbaikan secara berkala -Selalu membersihkan mesin seusai bekerja Menganalisis keperluan alat Bantu, membeli atau merancang. Dengan memriksa secara visual dan membandingkannya dengan catatan yang ada Memperbaiki dan menambah sirkulasi udara dengan penambahan ventilasi Disesuaikan dengan rencana kegiatan produksi yang akan dilaksnakan

3

MATERIAL Komunikasi kurang

Melakukan inspeksi pada saat material belum dikirim dan pada saat sampai

Di tempat supplier dan PT. QSF

Staf terkait

4

LINGKUNGAN Kurang pengaturan sirkulasi udara METODE Tidak adanya target produksi yang jelas

Agar mengurangi polusi udara

Meminimalisasi polusi akibat kegiatan produksi

Di tempat supplier dan PT. QSF

Bagian R & D

5

Agar kegiatan produksi menjadi lebih jelas

Membuat jadwal produksi

Di Departemen produksi PT. QSF

PPC

Tabel : 7 Periode Penurunan Prestasi Kriteria Produktivitas PT. Quartindo Sejati Furnitama

No.

Kriteria Produktivitas

Jumlah Penurunan Kriteria Yang Berpengaruh ( % ) JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT 10.52 -

Total (%) 165.35 1.62 50.98 55.20 0 6.03 57.74 65.78

1 Rasio 1 ( Total produkyang dihasilkan / Jam kerja terpakai ) 2 Rasio 2 ( Total produk yang dihasilkan / Pemakaian kwh listrik ) 3 Rasio 3 ( Total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja ) 4 Rasio 4 ( Total produk yang dihasilkan / total jam kerja normal ) 5 Rasio 5 ( Total produk yang diperbaiki / Total produk yang dihasilkan ) 6 Rasio 6 ( Total produk yang diperbaiki / Total produk yang baik ) 7 Rasio 7 ( Jumlah absensi pekerja / total pekerja ) 8 Rasio 8 ( Total jam kerusakan mesin / Total jam mesin normal )

33.70 10.80 27.75 32.22 13.22 28.50 19.16 9.48 53.93 6.03 2.03 1.62 9.48 3.70 7.51 4.86 5.43 1.46 1.27 -

10.22 4.37 38.69 18.69 -

9.91 17.57 17.58

Tabel : 8.

Penurunan Prestasi Kriteria Yang BerpengaruhNO. 1 2 3 4 5 6 7 8 KRITERIA YANG BERPENGARUH Rasio 1 ( Total produkyang dihasilkan / Jam kerja terpakai ) Rasio 2 ( Total produk yang dihasilkan / Pemakaian kwh listrik ) Rasio 3 ( Total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja ) Rasio 4 ( Total produk yang dihasilkan / total jam kerja normal ) Rasio 5 ( Total produk yang diperbaiki / Total produk yang dihasilkan ) Rasio 6 ( Total produk yang diperbaiki / Total produk yang baik ) Rasio 7 ( Jumlah absensi pekerja / total pekerja ) Rasio 8 ( Total jam kerusakan mesin / Total jam mesin normal ) JUMLAH PENURUNAN 165.35 1.62 50.98 55.20 0 6.03 57.74 65.78 PRIORITAS UTAMA 1 7 5 4 8 6 3 2

5.Kesimpulan 5.1 Kesimpulan 1. Masalah pengukuran produktivitas merupakan langkah awal untuk meningkatkan sistem industri perusahaan. Produktivitas saat ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak diperusahaan , sehingga diperlukan suatu model pengukuran produktivitas yang cukup sederhana dan cukup mudah dipahami namun memiliki keandalan yang baik sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk penerapannya. Masalah ini dapat diinterpretasikan dengan adanya metoda pengukuran produktivitas dengan pendekatan model omax. 2. Terdapat 8 kriteria yang penting berdasarkan penilaian pihak perusahaan dan dapat diukur berdasarkan ketersediaan data yang dapat dijadikan pengukuran produktivitas di departemen produksi PT. QSF. Kriteria tersebut adalah : Kriteria 1 : Total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai ( Pcs / Jam ) Kriteria 2 : Total produk yang dihasilkan / pemakaian Kwh listrik ( Pcs / Kwh ) Kriteria 3 : Total produk yag dihasilkan / jumlah tenaga kerja ( Pcs / Org. ) Kriteria 4 : Total jam lembur / total jam kerja normal ( % ) Kriteria 5 : Total produk yang diperbaiki / total produk yang dihasilkan ( % ) Kriteria 6 : Total produk yang diperbaiki / total produk yang baik ( % ) Kriteria 7 : Jumlah absensi pekerja / total pekerja ( % ) Kriteria 8 : Total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal ( % ) 3. Untuk periode tahun 2006 ( Jan Agt 06 ) kriteria ini diharapkan meningkat : Total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai meningkat sebesar 0.74 %. Total produk yang dihasilkan / pemakaian kwh listrik meningkat sebesar 12.95 %. Total produk yang dihasikan / jumlah tenaga kerja meningkat sebesar 16.18%. Total jam lembur / total jam kerja normal menurun sebesar 47.52 %. Total produk yang diperbaiki / total produk yang dihasilkan menurun sebesar 24.35 %. Total produk yang diperbaiki / Total produk yang baik menurun sebesar 24.14%.

Jumlah absensi pekerja / total pekerja menurun sebesar 25.55 %. Total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal menurun sebesar 13.29%. 4. Berdasarkan hasil pembobotan yang dilakukan kepada pihak yang berkepentingan di departemen produksi ( kepala bagian dan supervisor ) untuk perhitungan bobot kriteria produktivitas yang dapat dilihat pada tabel 4.14 diketahui urutan kriteria produktivitas dari yang terpenting adalah : 1. Total produk yang dihasilkan / jam kerja terpakai ( 14 % ) 2. Total produk yang diperbaiki / total produk yang dihasilkan ( 14 % ) 3. Total produk yang diperbaiki / total produk baik ( 14 % ) 4. Jumlah absensi pekerja / total pekerja ( 14 % ) 5. Total produk yang dihasilkan / pemakaian Kwh listrik ( 11 % ) 6. Total produk yang dihasilkan / jumlah tenaga kerja ( 11 % ) 7. Total jam lembur / jam kerja normal ( 11 % ) 8. Total jam kerusakan mesin / total jam mesin normal ( 11 % ) 5. Besarnya harga indikator pencapaian bulanan adalah : Januari 253 Februari 418 Maret 373 April 299 Mei 395 Juni 398 Juli 468 Agustus 449 6. Adapun harga indeks produktivitas bulanan jika dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya adalah : Januari -15.67 % Februari 65.22 % Maret -10.76 % April -19.83 % Mei 32.11 % Juni 0.75 % Juli 17.59 % Agustus -4.06 % Dari besarnya harga indeks produktivitas di atas, maka dapat dilihat bahwa prestasi perusahaan yang tertinggi terjadi pada Bulan Februari 2006, hal ini terjadi karena kriteria total produk yang diperbaiki / total produk yang dihasilkan dan kriteria total produk yang diperbaiki / total produk yang baik berada pada skor 9. Sedangkan prestasi yang terburuk terjadi pada Bulan April 2006, hal ini terjadi karena terjadi penurunan pada beberapa kriteria, kecuali kriteria total jam lembur / jam kereja terpakai dan kriteria total jam kerusakan mesin / jam mesin normal. 7. Besarnya harga indeks produktivitas bulanan, jika dibandingkan terhadap periode awal pengukuran adalah :

Januari -15.66 % Februari 39.33 % Maret 24.33 % April -0.33 % Mei 31.67 % Juni 32.67 % Juli 56 % Agustus 49.67 % Bila dilihat dari besarnya harga indeks terhadap periode dasar (awal pengukuran ini), maka prestasi tertinggi terjadi pada Bulan Juli ( 56 % ). Dimana pada bulan ini kriteria total produk yang diperbaiki / total produk yang dihasilkan dan kriteria total produk yang diperbaiki / total produk baik berada pada skor sepuluh. Sedangkan prestasi terburuk terjadi pada Bulan Januari ( -15.66 % ), karena pada bulan ini hampir terjadi penurunan di semua kriteria. 5.2 Saran - saran Upaya untuk memasyarakatkan konsep produktivitas yang telah dilakukan selama ini dilingkungan Pabrik Furniture Garden PT. QSF hendaknya dapat terus dilakukan secara berkesinambungan dalam menunjang terlaksananya program pengukuran produktivitas dengan baik, sehingga sasaran peningkatan produktivitas dapat tercapai. Demi terlaksananya hal ini, langkah langkah yang disarankan untuk dilaksanakan adalah : 1. Mengadakan kegiatan pendidikan dan latihan dalam bidang bidang yang menunjang peningkatan produktivitas secara berkala. 2. Melakukan penyempurnaan data dan sistem informasi bagi pengukuran produktivitas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini dan dimasa akan datang. 3. Memperluas pengukuran produktivitas pada unit kerja dilingkungan perusahaan. 4. Merancang sistem imbalan dan penghargaan untuk unjuk kerja yang baik dari pekerja atau kelompok kerja untuk memelihara minat dan motivasi dalam usaha peningkatan produktivitas. 5. Menambah sirkulasi udara untuk menambah sirkulasi udara yang pengap. 6. Melakukan perhitungan perencanaan yang lebih baik sesuai dengan beban kerja.

Daftar Pustaka Arsyad, Lincoln dan Soeratno. 1988. Metodologi Penelitian. Edisi Pertama. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Buffa, Elwood S. 1994. Manajemen Produksi dan Operasi. Jilid Pertama. Jakarta. Penerbit Erlangga. Gasperzs, Vincent. 1998. Manajemen Produktivitas Total. Strategi Peningkatan Produktivitas Bisnis Global. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Ravianto, J. 1988. Materi Pokok Dasar Dasar Produktivitas. Jakarta. Penerbit Karunika Jakarta. Sinungan, Muchdarsyah. 1997. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta. Edisi Kedua Cetakan Ketiga. Bumi Aksara. Sujana. 1992. Metoda Statistika. Edisi Kelima. Bandung. Tarsito. Sutalaksana, Iftikar Z. 1982. Teknik Tata Cara Kerja. Edisi Pertama. Bandung. Departemen Teknik Industri.