makalah spm salaman1 des2014 revisi

119
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB adalah suatu organisasi antar Negara yang didirikan untuk mempersatukan negara-negara demi tercapainya kedamaian, keamanan, dan masyarakat yang sehat. PBB memiliki deklarasi bernama Millenium Development Goals yang adalah hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara PBB yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Indonesia adalah salah satu Negara yang termasuk anggota PBB dan mempunyai komitmen untuk melakukan upaya dalam memenuhi hak dasar kebutuhan manusia yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan milenium. Tujuan pembangunan milenium digagas pada Konferensi Tingkat Tinggi Milenium pada bulan September 2000. Hal ini ditujukan untuk menghimpun komitmen pemimpin dunia untuk mengatasi isu perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi, dan kebebasan. Tujuan pembangunan milenium menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan serta memiliki tenggat waktu dan kemajuan waktu yang terukur. Tujuan 1

Upload: radiant-azhari

Post on 11-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

medis

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB adalah suatu organisasi antar Negara

yang didirikan untuk mempersatukan negara-negara demi tercapainya kedamaian,

keamanan, dan masyarakat yang sehat. PBB memiliki deklarasi bernama

Millenium Development Goals yang adalah hasil kesepakatan kepala negara dan

perwakilan dari 189 negara PBB yang mulai dijalankan pada September 2000,

berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah

tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Indonesia

adalah salah satu Negara yang termasuk anggota PBB dan mempunyai komitmen

untuk melakukan upaya dalam memenuhi hak dasar kebutuhan manusia yang

tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan

milenium. Tujuan pembangunan milenium digagas pada Konferensi Tingkat

Tinggi Milenium pada bulan September 2000. Hal ini ditujukan untuk

menghimpun komitmen pemimpin dunia untuk mengatasi isu perdamaian,

keamanan, pembangunan, hak asasi, dan kebebasan. Tujuan pembangunan

milenium menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama

pembangunan serta memiliki tenggat waktu dan kemajuan waktu yang terukur.

Tujuan pembangunan milenium ini menekankan tanggung jawab negara

berkembang seperti Indonesia untuk melaksanakan pekerjaan rumah mereka.1-4

Tujuan pembangunan milenium berisikan 8 poin yaitu:

1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua

3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

4. Menurunkan Kematian Anak

5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

6. Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan TB

7. Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup

8. Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di Tingkat Global

1

Page 2: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Gambar 1. Delapan poin tujuan pembangunan millennium

WHO sebagai organisasi kesehatan dunia mencanangkan MDGs sebagai langkah

nyata pembangunan kesehatan terutama tertuang pada poin 4, 5, dan 6 yaitu

menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, dan mengendalikan

HIV dan AIDS, Malaria dan TB.

Pembangunan nasional di Indonesia pada bidang kesehatan memiliki

tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan

pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh

masyarakat yangtercermin sebagai berikut: 5

1. Terwujudnya pembangunan berwawasan kesehatan, kualitas lingkungan,

perilaku hidup sehat serta kemandirian individu, keluarga, dan masyarakat

dibidang kesehatan.

2. Terwujudnya kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat melalui

peningkatan pemerataan, pemanfaatan serta peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang berkesinambungan.

3. Terwujudnya upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit melalui

surveilans, pengendalian faktor risiko, dan penanganan serta

penanggulangan KLB dan bencana.

4. Terwujudnya kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan yang

terpadu, efisien, rasional, dan akuntabel.

5. Tersedianya sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas, merata, dan

dapat didayagunakan secara optimal.

2

Page 3: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

6. Tersedianya sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang bermutu,

merata, terjangkau, dan dimanfaatkan secara rasional.

Pada tahun 1999, pemerintah Indonesia menetapkan sebuah paradigma

dalam kesehatan yang disebut Paradigma Sehat. Paradigma sehat merupakan

perbaikan dari paradigma sehat yang sebelumnya yang lebih bersifat mengobati

tanpa melakukan upaya pecegahan. Paradigma sehat secara makro berarti bahwa

semua sektor harus memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan dan secara

mikro yaitu menekankan upaya promotif dan preventif dengan tidak

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Upaya kesehatan yang semula lebih terfokus pada kuratif dan rehabilitatif,

secara berangsur berkembang ke arah promotif dan preventif. Upaya mencapai

kesehatan masyarakat memerlukan pendekatan yang bersifat pembinaan yang

dalam jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap

mandiri dalam pemeliharaan kesehatan melalui peningkatan kesadaran mengenai

pentingnya menjaga kesehatan sehingga puskesmas merupakan ujung tombak

untuk mencapai MDG’s.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Indonesia mulai

dikembangkan sejak dicanangkannya pembangunan jangka panjang yang pertama

tahun 1971. Didahului dengan beberapa proyek rintisan Puskesmas dibeberapa

provinsi. Tujuan dasar pemerintah mendirikan puskesmas adalah untuk

mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian besar masih

tinggal di pedesaan.6

Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan

pokok secara terpadu dan menyeluruh, meliputi: KIA/KB, usaha peningkatan gizi,

kesehatan lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan, dan

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) serta ditambah lagi dengan program

kesehatan pengembangan yaitu: Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perkesmas,

sehingga dapat mewujudkan misi puskesmas. Secara operasional, Puskesmas

berarti harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh, terpadu, sistematis dan

objektif yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.6

3

Page 4: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Ketiga pendekatan itu sebaiknya dilaksanakan bertahap dan berkelanjutan

karena saling terkait satu sama lain. Dengan melakukan reformasi Puskesmas,

diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan terutama yang potensial

berkembang di wilayah kerja Puskesmas.6-7

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan batas-

batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah

Kab/Kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang

mencakup jenis pelayanan, indicator, dan nilai.7

Prinsip-prinsip SPM :

1. Diterapkan pada kewenangan wajib.

2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.

3. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan kesehatan dasar tanpa

mengorbankan mutu, mempunyai dampak luas pd masyarakat.

4. Merupakan indikator kinerja, bukan standar teknis.

5. Dinamis

6. Dalam kerangka penyelenggaraan yang dasar.

Untuk dapat mewujudkan suatu Paradigma Sehat, diperlukan intervensi

kesehatan yang tidak hanya terbatas pada manusia saja. Sesuai dengan konsep

sehat menurut Gordon & Le Richt (1950), timbul atau tidaknya penyakit pada

manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu: 7

1. Host (Pejamu)

2. Agent (Bibit penyakit)

3. Environment (Lingkungan)

4

Page 5: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Gambar 2. Konsep Sehat Menurut Gordon & Le Richt

Pemanfaatan konsep tersebut adalah untuk dapat melakukan pencegahan

penyakit, penularan penyakit, pemberantasan penyakit, pengobatan penyakit

yaitu dengan cara mengintervensi ketiga faktor tersebut. Sedangkan menurut

H.L. Bloem, status kesehatan dari seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

1. Lingkungan

2. Perilaku

3. Pelayanan kesehatan

4. Biologik / keturunan

5

HOST

ENVIRONMENTAGENT

INTERVENSI

PERILAKU

PELAYANAN

KESEHATAN

KETURUNAN/

KEPENDUDUKAN

LINGKUNGAN

DERAJAT

KESEHATAN

Page 6: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Gambar 3. Konsep Sehat Menurut H.L. Bloem

6

Page 7: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

B. Perumusan Masalah

Mengetahui hasil kegiatan pelayanan di Puskesmas Salaman I

dibandingkan dengan SPM yang berlaku periode Januari–November 2014.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripisikan pelaksanaan manajemen

program dan dibandingkan dengan SPM di Puskesmas Salaman I pada

bulan Januari–November 2014 dalam upaya perbaikan kinerja Puskesmas.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Salaman I.

b. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan

pada Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d November 2014.

c. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang terjadi di

Puskesmas Salaman I pada periode Januari–November 2014.

d. Menentukan prioritas masalah yang ada pada Puskesmas Salaman I.

e. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah yang

terpilih dipuskesmas Salaman I.

f. Menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan masalah pencapaian

upaya kesehatan Puskesmas Salaman I.

g. Menbuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah terpilih di

Puskesmas Salaman I.

D. Manfaat Kegiatan

1. Bagi Mahasiswa :

a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu

kesehatan Masyarakat.

b. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.

c. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang di puskesmas.

d. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang

ditemukan didalam program puskesmas.

7

Page 8: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

2. Bagi Puskesmas :

a. Mengetahui upaya puskesmas yang belum memenuhi target SPM.

b. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya

puskesmas yang belum memenuhi target SPM.

c. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian

terhadap masalah tersebut.

E. Metodologi Penulisan

Data diambil dari data primer dan data sekunder yang didapatkan di

Puskesmas Salaman I. Data primer diperoleh dari wawancara dengan kepala

puskesmas, staf, dan para pemegang program serta pengamatan langsung tentang

pelaksanaan manajemen, yang berupa pelaksanaan proses manajemen

(P1/Perencanaan, P2/Penggerakkan, dan Pelaksanaan, P3/Pengawasan,

Pengendalian, dan Penilaian). Data sekunder diperoleh dari SIMPUS (Sistem

Informasi Puskesmas) dan laporan hasil kegiatan puskesmas.

Data hasil kegiatan yang diperoleh kemudian dianalisa dengan

membandingkan dengan SPM. Hasil kegiatan yang pencapaian yang kurang dari

100% berdasarkan SPM merupakan masalah. Dari berbagai masalah tersebut

dilakukan upaya pemecahan dengan menerapkan problem solving cycle, yaitu

setelah dilakukan identifikasi masalah maka selanjutnya melakukan penentuan

prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.

Kemudian diambil salah satu program bermasalah yang akan dipecahkan.

Langkah selanjutnya dilakukan analisa penyebab dengan mempergunakan

diagram fishbone berdasarkan pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan

penyebab. Dari berbagai kemungkinan penyebab kemudian dilakukan konfirmasi

untuk mencari penyebab yang paling mungkin. Kemudian ditentukan alternatif

pemecahan masalah berdasarkan masalah yang ditentukan. Berdasar penyebab

masalah yang paling mungkin tersebut, ditentukan prioritas pemecahan masalah

dengan menggunkan metode kriteria matriks. Setelah didapatkan pemecahan

masalah terpilih lalu dibuat rencana kegiatan dalam bentuk POA (Plan Of Action).

8

Page 9: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

BAB II

DATA UMUM PUSKESMAS SALAMAN I

A. KEADAAN GEOGRAFI DAN LINGKUNGAN

1. Data Wilayah

a. Batas-batas wilayah Puskesmas Salaman I adalah :

Utara : Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

Selatan : Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, dan

Kecamatan Samigaluh, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Barat : Wilayah kerja Puskesmas Salaman II

Timur : Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

Gambar 4. Peta Kecamatan Salaman Kabupaten Dati II Magelang

b.

9

Page 10: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Luas Wilayah KerjaLuas wilayah kerja Puskesmas Salaman I adalah 38,89 km2.

c. PembagianWilayah

Wilayah kerja Puskesmas Salaman I terdiri dari 10 desa (Salaman,

Kalisalak, Menoreh, Kalirejo, Paripurno, Ngargoretno, Ngadirejo,

Sidomulyo, Kebonrejo, Banjarharjo) dengan 65 dusun.

d. Kondisi Geografis

Daerah dataran : 60% terdiri dari 5

Desa Pegunungan : 30% terdiri dari 3 desa

Daerah bergelombang : 10% terdiri dari 2 desa

Gambar 5. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Salaman

e. Transportasi

Jarak puskesmas - RSU Tidar : 15 km

Jarak puskesmas - Kantor Dinas Kabupaten : 11 km

Jarak puskesmas - RSU Muntilan : 20 km

Jarak puskesmas - desa terjauh : 10 km

Tidak semua desa/balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan

bermotor roda dua. Angkutan umum berupa ojek, andong, angkudes,

pick-up, dan bus umum.

10

Page 11: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

f. Komunikasi

Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar : telepon, radio medis.

2. Keadaan Penduduk (Tahun 2013)

Jumlah penduduk : 41.963 jiwa

Laki-laki : 20.937 jiwa (49,99%)

Perempuan : 21.026 jiwa (50,01%)

Jumlah Rumah Tangga : 14.161 KK

Kepadatan penduduk : 1.079,01 jiwa/km2

Jumlah pasangan usia subur : 7.925 pasangan

Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I Tahun 2013

Umur Jumlah Persentase

0-4 3.443 8,20 %

5-14 8.736 20,81 %

15-44 20.504 48,86 %

45-64 7.600 18,11 %

>65 1.680 4,00 %

Total 41.963 100 %

Sumber : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2014

Dapat dilihat jumlah penduduk dengan umur 15-44 merupakan yang

terbanyak, sedangkan penduduk berumur >65 tahun merupakan jumlah

yang paling sedikit.

Komposisi penduduk menurut produktivitas (data Kecamatan Salaman

bulan Desember tahun 2013) :

0-14 tahun : 12.214 jiwa

15-64 tahun : 26.559 jiwa

> 65 tahun : 3.283 jiwa

11

Page 12: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

3. Sosial Budaya

a. Pemeluk Agama

Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Agama Jumlah Persentase

IslamKristen protestanKatolikBudhaHindu

41.674156133

00

99,31 %0,37 %0,31 %

0 %0 %

Total 41.963 100 %

Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2014

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salaman I mayoritas

beragama Islam.

b. Sarana Peribadatan :

Berdasarkan data statistik Kecamatan Salaman tahun 2013 terdapat

87 rumah peribadatan di wilayah kerja Puskesmas Salaman I.

c. Tingkat Pendidikan

Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

Tidak/belum pernah sekolahTidak/belum tamat SDTamat SD/sederajatTamat SLTP/sederajatTamat SLTA/sederajatTamat akademi/PT

3.4605.744

19.376 7.181 5.781 421

8,24 %13,68 %46,17%17,11 % 13,77%1,00 %

Total 41.963 100 %

Sumber : Data statistik Kecamatan Salaman tahun 2014

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Salaman I

didominasi oleh penduduk yang tamat SD/sederajat, dan penduduk

yang Tamat akademi/PT berjumlah paling sedikit.

d. Sarana Pendidikan :

TK : 29

SD / MI : 28

SLTP / Mts : 9

SLTA / MA : 5

12

Page 13: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

4. Sosial Ekonomi

a. Mata Pencaharian

Tabel 4. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I (10 tahun ke atas)

Sumber : Data statistik kecamatan salaman tahun 2014

Dapat dilihat dari data mata pencaharian penduduk, total penduduk

yang memiliki pencaharian adalah 33.014 dari jumlah pendudduk

41.963. Berdasarkan data diatas disimpulkan terdapat 8.949 penduduk

tidak memiliki mata pencaharian. Dapat dilihat mata pencaharian

penduduk tertinggi adalah di bidang pertanian dan yang terendah

adalah pensiunan PNS/ABRI. Selain itu,

b. Sarana Perekonomian

KUD : 1 buah

Bank : 4 buah

Pasar umum : 3 buah

13

Mata Pencaharian Jumlah Persentase

Buruh taniTaniBuruhPNS / ABRISopir angkutanPedagangPensiunan PNS /ABRIPengusahaLain-lain

5.3218.9064.7861.2731.3323.268

8671.6803.847

22,85 %30,41 %6,60 %3,00 %4,34 %

11,16 %2,96 %5,73 %

13,13 %

Total 33.014 100 %

Page 14: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Industri rumah : 24 buah

Warung makan : 37 buah

Terminal : 1 buah

Salon Kecantikan : 8 buah

Penggilingan padi : 14 buah

Total sarana perekonomian di wilayah kerja Salaman I sebanyak 92

buah.

5. Kesehatan Lingkungan

a. Sarana Penyediaan Air Bersih

Jenis dan jumlah sarana air bersih :

Sumur gali : 14.425 pemakai

Perlindungan mata air : 10.275 pemakai

Perpipaan : 1.720 pemakai

PAM : 4.225 pemakai

Sarana penyediaan air bersih di wilayah kerja Puskesmas Salaman I

yang terbanyak adalah penggunaan sumur gali sebanyak 14.425

pemakai.

b. Sarana jamban

Jenis dan jumlah sarana jamban keluarga :

Cemplung leher angsa : 5.120 buah

Cemplung non leher angsa : 420 buah

Septic tank : 8.988 buah

Jenis sarana jamban keluarga yang terbanyak adalah penggunaan

septik tank yang berjumlah 8.988 buah.

c. Sarana Pembuangan Air Limbah

Jumlah sarana pembuangan air limbah

Jumlah rumah : 9.155 rumah

Jumlah rumah dengan sarana pembuangan air limbah : 1.853 rumah

Dari 9.155 rumah, 1.853 rumah (20,24%) sudah mempunyai saluran

pembuangan air limbah.

14

Page 15: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

15

Page 16: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

B. SUMBER DAYA PUSKESMAS

1. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I

Tabel 5. Data Ketenagaan Puskesmas Salaman I

No Kategori Tenaga Jumlah

1. Kepala Puskesmas 1

2. Kasubag TU 1

3. Dokter Spesialis Dalam/Anak/Obsgyn 1 / 1 / 1

4. Dokter umum 4

5. Dokter gigi 1

6. Bidan desa PNS / PTT 6/ 3

7. Bidan Puskesmas / bersalin 2 /6

8. Perawat PNS / THL 18 / 7

9. Pelaksana Keperawatan 5

10. Perawat Gigi 2

11. Administrasi Kesehatan 2

12. Promosi Kesehatan 1

13. Perekam Medis 1

14. Nutrisionis 1

15. Sanitarian 1

16. Pranata Labkes 3

17. Apoteker / Ass.Apoteker 1 / 1

18. Radiografi / Pelaksana 1 / 1

19. Teknisi Elektromedis 1

20. Pengadministrasian Umum -

21. Pengadministrasi Pelayanan Umum (KIA/Obat/loket) 1 / 1 / 2

22. Verifikator Keuangan 3

23. Pengadministrasi Kepegawaian 1

24. Pengadministrasi Perlengkapan 1

25. Petugas Kebersihan 6

26. Penjaga Kantor (PNS / THL) 4 / 1

27. Pengemudi (PNS / THL) 1 / 1

28. Tenaga Dapur/THL/Kontrak 1 / 5

29. Tukang Kebun PNS/Kontrak/Wiyata Bakti 2/ 1/ 1

30. Petugas Cuci THL 1

TOTAL 104

Sumber : Tenaga Kerja di Puskesmas Salaman I tahun 2012

16

Page 17: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Dari tabel di atas terlihat bahwa pekerja terbanyak di Puskesmas Salaman I

adalah perawat kesehatan.

2. Sarana Fisik

Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas Rawat Inap, pertama kali

didirikan sebagai Rumah Sakit Pembantu (RSP), dan semenjak adanya

Puskesmas sekitar tahun 70-an, diberlakukan sebagai puskesmas dengan

rawat inap.

Luas tanah : 17.270 m2

Luas gedung : 1.600 m2

Jumlah tempat tidur : 50 buah

Tabel 6. Nama Ruang Perawatan, Kelas, dan Jumlah Tempat Tidur

No

Bangsal / Ruang

Jumlah Tempat Tidur (TT)

Status

KelasTT

Tahun Peroleha

n TT

Status Kelas

TT

Tahun Perolehan

Tempat Tidur

1 Teratai – Putra II 4 2007 III 8 2007

2Flamboyan – Putri

II 3 2006 III 7 2006

3 Dahlia – Putri II 4 2006

4 Melati – Anak III 7 2006

5 Anggrek II 2 2004

6 Mawar I 7 2006

7 Bersalin II 4 2007 III 2 2007

8 Boks Bayi 2

Total TT 33 50 TT 17

Sumber: Jumlah BOR diambil dari data tahun 2011 yang diperbarui tahun 2014.

Dari tabel di atas terlihat bahwa ruang perawatan dengan status

kelas III adalah Ruang Flamboyan untuk pasien perempuan sebanyak 7

tempat tidur, Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 8 tempat

tidur, Ruang Melati untuk pasien anak sebanyak 7 tempat tidur, dan ruang

bersalin sebanyak 2 buah. Ruang perawatan dengan status kelas II adalah

Ruang Flamboyan dan Dahlia untuk pasien perempuan sebanyak 7 buah,

17

Page 18: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Ruang Teratai untuk pasien laki-laki sebanyak 4 tempat tidur, Ruang

Anggrek sebanyak 2 tempat tidur, ruang bersalin sebanyak 4 tempat tidur.

Ruang perawatan dengan status kelas I adalah Ruang Mawar

sebanyak 7 tempat tidur. Dan terdapat tambahan boks bayi sebanyak 2

buah. Menurut Tabel diatas tempat tidur yang ada adalah 50 buah, namun

terdapat 26 buah tempat tidur yang sedang menunggu keberadaan SDM

untuk penggunaannya. Sehingga jumlah keseluruhan tempat tidur yang

ada adalah 76 buah.

Ruangan pelayanan yang tersedia :

1. Ruang UGD : 1 ruang

2. Ruang pendaftaran : 2 ruang

3. Ruang radiologi : 1 ruang

4. Kamar operasi minor : 1 ruang

5. BP umum : 2 ruang

6. BP Gigi : 1 ruang

7. Ruang poli Penyakit Dalam : 1 ruang

8. Ruang poli Kebidanan dan Kandungan : 1 ruang

9. Ruang KIA/KB : 4 ruang

10. Ruang Laboratorium : 1 ruang

11. Ruang Pelayanan Obat : 1 ruang

12. Gudang Obat : 1 ruang

13. Ruang Dapur : 1 ruang

14. Ruang Gizi : 1 ruang

Sarana/upaya kesehatan lain :

1. Puskesmas pembantu 4 buah (Ngargoretno, Kalisalak, Ngadirejo,

Kalirejo), dengan jumlah tenaga medis yang terbatas.

2. Polindes 1 buah (Ngadirejo)

3. Poliklinik Kesehatan Desa 5 buah (Kalirejo, Sidomulyo,

Paripurno, Kebonrejo, Banjarharjo)

4. Dukun bayi 22 orang dengan dukun terlatih 18 orang

5. Posyandu 72 tempat

18

Page 19: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Kader Posyandu :

- Terlatih 305 orang (rata-rata 5 kader per posyandu)

- Yang aktif 305 orang (rata-rata 5 kader per posyandu)

3. Sarana Medis

a. Penunjang medis

1) Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap

2) Perlengkapan medik umum :

KIA set dan KB

Poliklinik set

IUD set

Peralatan surgical

Perlengkapan laboratorium

Alat UGD obstetri dan neonatal

Radiologi

EKG

b. Sarana Obat

1) Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas, dan

dalam keadaan baik.

2) Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi,

Askes.

3) Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk

suplemen.

c. Sarana Penunjang Lain :

1) Mobil ambulans : 1 buah

2) Mobil Pusling : 1 buah

3) Sepeda motor : 5 buah

4) Lemari es dan freezer : 5 buah

5) Alat komunikasi radio medis, telepon, komputer dan alat-alat

penyuluhan

19

Page 20: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

4. Sumber Dana

Sumber pendanaan Puskesmas Salaman I berasal dari :

a. Pendapatan Puskesmas

1) Retribusi dan Biaya Pelayanan/Tindakan Medis

2) Lain-lain : parkir

b. Penerimaan

Dana puskesmas diperoleh dari :

1) Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji,

sarana dan prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik

2) Dana dari APBD Kabupaten melalui Dinas Kesehatan untuk

pemeliharaan kendaraan roda dua dan roda empat

3) Dana dari BPJS Kesehatan

4) Bantuan Operasional Kesehatan

Merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah dalam

melaksanakan SPM Bidang Kesehatan untuk pencapaian MDGs tahun

2015 melalui peningkatan kinerja Puskesmas dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

5. Sarana Pelayanan Puskesmas

Enam program Kesehatan Dasar Puskesmas (Upaya Kesehatan Wajib)

Salaman I, yaitu :

a. KIA dan KB

b. Gizi

c. Kesehatan Lingkungan

d. P2M

e. Promosi Kesehatan

f. Pengobatan

Tiga Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas Salaman I, yaitu:

a. Perawatan Kesehatan Masyarakat.

b. Usaha Kesehatan Sekolah

c. Kesehatan Jiwa

20

Page 21: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

6. Jaringan Pelayanan Puskesmas Salaman I

Dalam memenuhi tugas pokok tersebut, Puskesmas induk memiliki

jaringan sarana pelayanan yaitu :

a. Pustu (Puskesmas Pembantu) dan hari buka pustu berjumlah 4 yaitu :

1) Ngargoretno : Rabu

2) Kalisalak : Senin, Kamis

3) Ngadirejo : Selasa , Kamis, Sabtu

4) Kalirejo : Senin, Kamis

b. Dukun bayi 22 orang, dan dukun terlatih18 orang

c. Polindes (Pondok bersalin desa), berjumlah satu yaitu di Ngadirejo

d. PKD (Poliklinik Kesehatan Desa), berjumlah 5 yaitu :

1) Kalirejo

2) Sidomulyo

3) Paripurno

4) Kebonrejo

5) Banjarharjo

e. Posyandu 72 Tempat, yaitu :

1) Madya : 2

2) Purnama : 30

3) Mandiri : 40

f. UKS dan UKGS (29 sekolah)

g. Posyandu Lansia (52)

h. Kader TB terlatih 20 orang, setiap desa memiliki 2 kader

7. Jenis Pelayanan Dalam Gedung

Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Salaman I

adalah:

a. BP (Balai Pengobatan)

b. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

c. Pengobatan gigi

d. Klinik Gizi

21

Page 22: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

e. UGD

f. Klinik sanitasi

g. Laboratorium

C. DATA 20 BESAR PENYAKIT TERBESAR DI PUSKESMAS

SALAMAN I

Tabel 7. Data 20 Besar Penyakit di Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang, Bulan Januari–September 2014 (Diagnosis Berdasarkan ICD-X)

No Diagnosis penyakitJumlah

kunjunganPersentase

1. Infeksi saluran pernafasan akut 5.168 23,03%

2. Hipertensi primer 2.067 9,21%

3. Demam yang belum diketahui penyebab 2.011 8,96%

4. Arthritis non spesifik 1.843 8,21%

5. Dispepsia 1.440 6,41%

6. Gastritis & duodenitis 1.321 5,88%

7. Penyakit gusi dan jaringan periodontal 1.069 4,76%

8. Nyeri kepala 1.006 4,48%

9. Dermatitis yang lain 962 4,28%

10. Diare dan gastroenteritis nonspesifik 949 4,23%

11. Penyakit kulit infeksi lain 840 3,74%

12. Bronkiolitis akut 579 2,50%

13. Asma 527 2,35%

14. Tipe 2 NIDDM 474 2,12%

15. Nasofaringitis akut (common cold) 473 2,11%

16. Lecet-lecet/vulnus laceratum/scissum 384 1,72%

17. Konjungtivitis 383 1,71%

18. TB paru non BTA positif 117 0,52%

19. Jahit luka 361 1,61%

20. Penyakit gigi & jaringan penyangga lain 221 0,98%

Total 22.195 100%

Sumber: SIMPUS Puskesmas Salaman I

Berdasarkan data di atas, infeksi akut pada saluran napas bagian atas

mempunyai frekuensi tertinggi sebesar 5.168 penderita (23,03%) dari 22.440.

22

Page 23: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

D. DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan dapat dilihat dari jumlah kematian ibu dan anak. Pada

bulan Januari-Mei 2014, di Puskesmas Salaman I tidak terdapat kematian ibu

dan jumlah kematian bayi sebanyak 3 bayi yang disebabkan oleh pneumonia,

asfiksia, dan anencephali, sedangkan jumlah bayi lahir hidup adalah 583.

Untuk target kegiatan, kesehatan ibu dan anak Puskesmas Salaman I

sebagian besar telah mencapai target bahkan ada yang melebihi target, namun

terdapat beberapa kegiatan yang belum mencapai target.

Keadaan gizi di wilayah kerja Puskesmas salaman I dapat dilihat pada

tabel 8 berikut, dengan jumlah anak yang berusia 1-6 tahun sebanyak 3.059

(Puskesmas Salaman I, Januari-September 2014)

Tabel 8. Status Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman I

No Status Gizi Balita Jumlah Persentase

1. Gizi Baik 3043 99,47%

2. Gizi Kurang 13 0,42%

3. Gizi Buruk 3 0,10%

Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Salaman 1 Januari–September 2014

Gambaran di atas menunjukkan sebagian besar status gizi balita dan anak

usia hingga 6 tahun adalah baik, yaitu sebanyak 99,47 %. Gizi kurang sejumlah

0,42 % dan gizi buruk 0,10 %. Balita dengan gizi buruk terdapat pada Dusun

Berodan, Desa Kalirejo, Dusun Sumbersari 2, Desa Ngadirejo dan Dusun

Tanggulangin, Desa kebonrejo.

23

Page 24: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

E. VISI, MISI, DAN STRATEGI PUSKESMAS SALAMAN I

1. Visi Puskesmas Salaman I

Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh

segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi

puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang

bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud masyarakat

Salaman sehat tahun 2015”.

Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat kecamatan

Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan

perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani, maupun sosial,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

2. Misi Puskesmas Salaman I

a. Meningkatkan mutu pelayanan

b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan

c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas

f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk

lingkungan yang sehat, dengan mengikutkan peran serta

masyarakat dan mendorong kemandirian untuk hidup sehat

g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada

masyarakat setaraf dengan Rumah Sakit tipe D

3. Filosofi Puskesmas Salaman I

a. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin

diperlakukan

24

Page 25: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

b. Mencegah lebih baik dari pada mengobati

c. Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami

4. Dimensi Mutu Puskesmas Salaman I

a. Cepat, tepat dan akurat

b. Efektif dan efisien

c. Disiplin dan setia kawan

d. Jujur dan transparan

e. Biaya terjangkau

f. Bersih, indah, aman dan nyaman

g. Ramah tamah dan peduli

5. Definisi Mutu Puskesmas Salaman I

Pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat, efektif dan

efisien dengan biaya terjangkau, dalam lingkungan kerja yang bersih,

indah, aman dan nyaman yang dilandasi dengan sikap karyawan yang

jujur, disiplin dan setia kawan dengan memberikan pelayanan sesuai

dengan prosedur dan standar, sehingga memberikan hasil yang

memuaskan.

F. MANAJEMEN PUSKESMAS

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang berkerja secara

sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien

(KepMenkes RI No.128/MENKES/SK/2004).

Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas

membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen puskesmas

yang dikenal yakni P1, P2, dan P3.

25

Page 26: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di

Puskesmas Salaman I, diperoleh data sebagai berikut :

1. Perencanaan (P1)

a. Tahap Persiapan

Kepala puskesmas membentuk tim yang terdiri dari ketua,

sekretaris dan penanggungg jawab masing-masing unit. Bahan

perencanaan mengacu pada buku Pedoman Perencanaan tingkat

Puskesmas.

Kepala Puskesmas memberikan bahan perencanaan kepada

masing-masing penanggungjawab dan menjelaskan mengenai

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), kemudian mengadakan

pengkajian bahan perencanaan tersebut untuk menentukan tujuan dan

sasaran kegiatan.

b. Tahap Analisis Situasi

Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) mengumpulkan data

umum dan data pencapaian target. Data umum diantaranya adalah data

kependudukan dan data wilayah yang diperoleh dari kantor kelurahan

dan kecamatan. Data sekolahdiperoleh dari kantor pendidikan nasional

kecamatan. Sedangkan data pencapaian target diperoleh dari data Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas.

Tiap unit mengumpulkan data hasil pencapaian kegiatan selama

satu tahun kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik, tabel

dan peta. Data tersebut dianalisa dan dengan membandingkan dengan

target yang mengacu pada SPM sebelumnya. Hasil analisa digunakan

untuk laporan kegiatan tahunan dan acuan langkah berikutnya.

c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Masing-masing tim mengajukan rencana usulan kegiatan (RUK)

dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung dan penghambat

untuk menghasilkan hasil yang seoptimal mungkin. Prioritas masalah

ditentukan oleh kepala Puskesmas beserta tim. Setelah prioritas

26

Page 27: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

ditentukan maka dipikirkan pemecahan masalah yang paling realistis dan

logis. Alternatif pemecahan masalah harus memperhatikan biaya, sarana,

tenaga, waktu serta teknologi yang ada.

d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) disusun untuk setahun yang

akan datang oleh pemimpin Puskesmas beserta tim dilaksanakan setelah

dilakukan stratifikasi.

RPK disusun berdasarkan priotitas masalah dan dirangkum dalam

dokumen perencanaan. RPK disusun dengan memperhitungkan dana

yang dimiliki dan dana yang didapatkan.

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami

belum melakukan pengamatan pada dokumen perencanaan Puskesmas

yang seharusnya berisi : Persiapan, Analisis Situasi, Rencana Usulan

Kegiatan (RUK), Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

2. Penggerakan, Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)

a. Pengorganisasian

Puskesmas sebagai organisasi fungsional dalam menjalankan

fungsinya telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan fungsi

Puskesmas dan uraian yang jelas mengenai target, wewenang dan

tanggungjawab masing-masing staf, yang ditentukan pada lokakarya mini

tahunan.

Masing-masing staf mempunyai uraian yang jelas mengenai target,

wewenang dan tanggung jawab yang ditentukan pada Lokakarya Mini

Tahunan.

Karena Puskesmas Salaman I merupakan Puskesmas rawat inap

maka pembagian tugas agak berbeda dengan Puskesmas yang lain.

Tenaga Puskesmas dibagi menjadi 3 kelompok tugas yaitu:

Murni bertugas di lapangan

Murni bertugas di rawat inap

Campuran (bertugas di lapangan dan rawat inap)

27

Page 28: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Untuk petugas rawat inap, jadwal kerja dibagi dalam 4 shift yaitu pagi,

sore, malam dan libur.

b. Kepemipinan dan Pengisian Staf

Pemimpin Puskesmas Salaman I berfungsi sebagai manajer,

konsultan medis, dan penggerak masyarakat. Sebagai manajer pimpinan

mendelegasikan tugas-tugas kepada staf sesuai kemampuannya.

Pengisian staf dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga tiap unit,

kemudian diinventarisasikan sesuai dengan jenis tenaga yang dibutuhkan.

Setiap staf yang mengalami kesulitan dapat berhubungan langsung

dengan kepala Puskesmas.

c. Kerjasama Lintas Program

Penggalangan kerja sama lintas program dilaksanakan dalam

bentuk Lokakarya Mini Tahunan. Pada lokakarya ini dibahas pembagian

tugas masing-masing staf berupa:

1. Tugas Pokok merupakan tugas pelayanan dan pembinaan

kesehatan masyarakat, yaitu tugas yang berhubungan dengan

fungsi Puskesmas dan berhubungan dengan pelayanan dan

pembinaan kesehatan masyarakat di Puskesmas yang dilaksanakan

dalam bentuk kegiatan pokok.

2. Tugas integrasi merupakan tugas pengembangan peran serta

masyarakat, yaitu tugas yang dibebankan kepada seseorang yang

berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan peran serta

masyarakat.

3. Tugas tambahan merupakan tugas yang dibebankan kepada setiap

petugas berdasarkan kesepakatan bersama serta atas perintah

pimpinan.

Masing-masing petugas sesuai tugas pokok, integrasi dan

tambahan dibuatkan uraian tugas dan uraian kegiatan. Untuk

memudahkan pelaksanaan tugas dibuatkan prosedur kerja yang

merupakan rangkaian kerja yang berkaitan satu sama lain. Selain itu juga

dibuatkan protap-protap baik medis teknis maupun teknis administratif.

28

Page 29: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Lokakarya Mini Tahunan kemudian dilanjutkan dengan rapat kerja

bulanan, yang membahas pencapaian kegiatan tiap bulan, masalah-

masalah yang dihadapi serta rencana kegiatan pada bulan berikutnya.

Pada rapat ini juga dibahas mengenai masalah individu berkaitan dengan

motivasi kerja. Yang paling penting dari Lokakarya Mini tahunan ini

adalah keluarannya, yaitu mengenai pembagian tugas dan masukan

program.

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke Puskesmas Salaman I, kami

belum melakukan pengamatan pada dokumen Lokakarya Mini

Puskesmas yang seharusnya berisi : Daftar hadir peserta, Materi /

Agenda, dan Tindak lanjut.

d. Kerjasama Lintas Sektoral

Puskesmas menjalin kerjasama lintas sektoral yang terkait dengan

kesehatan dan mempunyai persamaan sasaran untuk merumuskan dan

menetapkan tujuan-tujuan kegiatan kerjasama. Kerjasama ini dilakukan

dalam bentuk rapat koordinasi kecamatan (konferensi desa) yang

dilakukan setiap tiga bulan sekali. Dalam pertemuan tersebut dibahas

program-program sektoral yang mempunyai kesamaan sasaran dengan

program kesehatan, contoh kesehatan ibu dan anak. Bentuk hasil

pertemuan tersebut dapat berupa informasi yang akan ditindaklanjuti oleh

Puskesmas sendiri ataupun dalam bentuk kesepakatan dan pembentukan

tim. Puskesmas yang menjalin kerjasama dengan Puskesmas Salaman I

yakni Puskesmas disekitar Kawedanan Salaman yakni : Puskesmas

Salaman II, Puskesmas Kajoran I, Puskesmas Kajoran II, Puskesmas

Borobudur, Puskesmas Tempuran.

e. Kerjasama Lintas Wilayah

Puskesmas menjalin kerjasama lintas wilayah dengan Puskesmas

lain terkait dengan masalah kesehatan yang menuntut adanya kerja sama

dan kesamaan dalam tujuan yang ingin dicapai.

29

Page 30: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

f. Pembimbingan

Pembimbingan oleh kepala puskesmas dilakukan dalam bentuk

penyampaian informasi kebijakan terbaru kepada para staf dan konsultasi

jika staf menemui masalah dalam pelaksanaannya. Kepala puskesmas

berusaha mencarikan jalan keluar, selain itu juga memberikan pembinaan

dalam segi administrasi dan teknis serta peran serta masyarakat. Para staf

dapat memperoleh peningkatan pengetahuan atau wacana dari

kepustakaan yang dimiliki puskesmas.

3. Pengawasan, Penilaian dan Pertanggungjawaban (P3)

Adalah proses memperoleh kepastian, kesesuaian penyelenggaraan,

dan pencapaian tujuan Puskesmas terhadap rencana dan Undang- undang

yang berlaku. Pengawasan terdiri atas pengawasan internal dari atasan

langsung (Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf dan pengawasan

eksternal yang dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan terhadap

kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas, dengan ruang lingkup administratif,

keuangan, teknis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Salaman I.

Penilaian dilakukan pada akhir tahun meliputi penilaian terhadap

penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan

rencana tahunan dan standar pelayanan. Untuk program KIA dan imunisasi,

penilaian hasil kegiatan adalah dengan sistem Kewaspadaan Dini (SKD)

yaitu pemantauan adanya kenaikan kasus.

Pertanggungjawaban dilakukan melalui laporan pertanggung-

jawaban tahunan yang berisi tentang pelaksanaan kegiatan, perolehan

sumber dana (keuangan), dan penggunaan sumber daya. Laporan per-

tanggungjawaban dibuat oleh Kepala Puskesmas pada setiap akhir tahun

anggaran yang mencakup didalamnya pelaksanaan kegiatan serta perolehan

dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk keuangan, disampaikan

kepada dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak- pihak terkait lainnya,

termasuk masyarakat.

30

Page 31: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Kepala PuskesmasDr. Hery Sumantyo, MPH

Kepala Sub Bagian TU Sri Wigati, SE

Unit Penggerak Pembangunan Kesehatan Unit Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga

Sanitarian: Woro W, STP2M: Andang B, A.Md KepUKS: drg. SaptayaPerkesmas: Sri Kustinah, S.Kep

PromKes: Suratmi S.SosJamkesmas: Tri Setyowati Elnur,SEKesehatan Kel : Kasiy, Erni Pujiati, A.Md KebPeningkatan Gizi: Wahyu Sri Lestari, A.Md

Unit Pelayanan Kesehatan

Rawat JalanPoli Umum : dr. SatotoUGD :dr. Siti AimatusSpesialis: dr. Primahati, Sp.PDPoli Gigi: drg. SaptayaKIA/KB:dr.Nuria

Rawat InapRawat inap : dr. FitriDapur/Gizi: Wahyu Sri L, A.Md

PenunjangLaboratorium : Sarkoyir, Retno, A.Md, LilikRontgen : Heri Wibowo,A.Md

Puskesmas PembantuKalisalak: Himatul Khoiriyah, S.kep.NsKali rejo: Jamiatul B, S.kep.NsNgargoretno: Andang B, A.Md KepNgadirejo: Sri Kustinah, S.Kep

KeuanganTitik Kadarsih, S.Sos , SantosaKelompok Jabatan Fungsional

31

Page 32: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Gambar 6. Struktur Organisasi Puskesmas Salaman I

32

Page 33: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Gambar 7. Peta Jabatan Puskesmas Salaman I

Kepala Puskesmasdr. Hery Sumantyo,MPH1

Bidan Desa

NgargoretnoUswatun Khasanah, A.Md.Keb1

ParipurnoH. Khoiriyah, A.Md.Keb1

KalirejoTriomi L, A.Md.Keb1

MenorehWiji P,A.Md.Keb1

NgadirejoDewi Eta Sari, A.Md.Keb1

SidomulyoSiti MunifahA.Md.Keb1

KebonrejoPuji Astuti T, A.Md.Keb1

Salaman-1

Kalisalak-1

BanjarharjoNur Latifah, A.Md.Keb1

Peny.Kes. MasyarakatSuratmi, S.Sos1

Pranata Labkes1.Lilik Murniyati2.Retno S., A.Md3.Sarkoyir

3

Perawat Gigi1.Kamidjo, SKM2.Titik Isyati2

Administrasi KesehatanNika Maya A., SKMNur Fauziah, SKM2

Dokter Gigi1. drg.Saptaya

1

SanitarianWoro Wiharyati, ST2

Nutrisionis1.Wahyu Sri L., A.Md2

ApotekerEndaryanti W, S.Farm.Apt1

Fisiotherapis1.-1

Perekam MedisHan Wicaksono, A.Md2

RadiograferHeri Wibowo, A.Md2

Teknisi ElektromedisImam Turmudi, A.Md1

Perawat1.Andang B, A.Md.Kep2.B Febriana E, A.Md.Kep3.Dwi Daryanti4.Emsi Setyati, A.Md.Kep5.Himatul Kh, S.Kep.Ns6.Jamiatul B, S.Kep7.Magdalena, A.Md.Kep8.Minuk T B A, A.Md.Kep9.Nunik D, A.Md.Kep10.Nurul F, A.Md.Kep11.Putri M. , A.Md.Kep12.R. Suci H. , A.Md.Kep13.Siti Aminah14.Sri Kustinah, S.Kep15.Surini, A.Md.Kep16.Tugi Harini17.Warsiyati, A.Md.Kep18. Slamet Suryono

25Dokter Umum

1.dr. Siamsasi Roharni2.dr. Fitri Indriani3.dr. Nuria4.dr. Siti Aimmatus5.dr. M. Satoto

5

Bidan Puskesmas

1.Kasiyem, A.Md.Keb2.Eny Pujiati, A.Md3. Emmy R, A.Md.Keb4.Endang W, A.Md.Keb5.Erma N, A.Md.Kebdds6.Tutik Andriyani7.Indah L, A.Md.Keb8.Ratri Adiningsih

6

Dokter Spesialis

Penyakit Dalamdr. PrimahatiSpSp.PD1

Anak-1

Bedah-1

OSd.bsGyn-1

Asisten Apoteker1.Iwik M. Labibah2.Khusnita Herawati

2

KaSubBag TU1.Sri Wigati, SE1

Pelaksana Keperawatan

1.Budi Hartono2.Siti Koiriyah3.Sri Susilowati4.Sumandari Sri L

5

Pelaksana Gizi1.-1

Pelaksana Kebidanan1.-1

Pelaksana Radiografi1.Joko Sujono1

Penata Boga1.-4

Pengadministrasi KepegawaianTri Setyowati E, SE1

Pengadministrasi UmumA. Humam, A.Md.TL

1

Verifikator Keuangan

1.Titik Kadarsih, S.Sos2.Santosa

2

Penjaga Kantor1.Maryanto2.Muh. Tasor3.Prihanto4.Waluyo

4

Pengemudi1.Moch Tholib1

Pengadministrasi Perlengkapan1.1

Pramu Kantor1.-1

Petugas Kebersihan1.Rudi Prindarto2.Solikin

2

Pengadministrasi Pelayanan Umum

1.Gresi Tri Cahyani2.Luki Ariyani3.Nurul Makrifah4.Nurzimah5.Siti Aminah

5

33

Page 34: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

G. DESKRIPSI KERJA

1. Dokter/Kepala Puskesmas

Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara

dengan baik.

Fungsi :

a.Sebagai seorang manager :

Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.

Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara

vertikal dan horizontal.

Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.

b.Sebagai seorang dokter :

Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita

Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi

Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan

masyarakat

2.Dokter Umum

Tugas pokok: Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah

kerja Puskesmas dapat berjalan dengan baik.

Fungsi :

a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.

b. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerjaPuskesmas

baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling.

c. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita

dan masyarakat.

d. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam

pengembangan peran masyarakat.

e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

3. Dokter Gigi

Tugas Pokok: Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di

wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.

34

Page 35: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Fungsi :

a. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.

b. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah

kerja Puskesmas secara teratur.

c. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.

d. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

e. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam

pengembangan peran serta masyarakat.

f. Memberikan penyuluhan kesehatan.

g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

4. Perawat Gigi

Tugas Pokok: Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.

Fungsi :

a. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.

b. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati

gigi yang sakit.

c. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi.

d. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS

(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah).

e. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.

5. Tata Usaha

Tugas pokok :

a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.

b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.

Fungsi :

a. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang

didisposisi.

b. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.

c. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.

d. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.

35

Page 36: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

6. Petugas Perkesmas

Tugas Pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan

Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan

dengan baik.

Fungsi :

a. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar

gedung.

b. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan

Perkesmas.

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

d. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas.

e. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.

7. Petugas Pengobatan

Tugas pokok :

a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.

b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas

delegasi dari dokter.

c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.

d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.

e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

f. Melakukan kegiatan Puskesmas.

g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu.

8. Petugas P2M

Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja

Puskesmas.

Fungsi :

a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.

b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.

c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.

36

Page 37: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

d. Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan.

e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas

delegasi dari dokter.

f. Melakukan kunjungan rumah.

g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang

terkait P2P.

h. Memberikan penyuluhan kesehatan.

i. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

9. Petugas KIA

Tugas Pokok: Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja

Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.

Fungsi :

a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu

menyusui, bayi, dan anak.

b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.

c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.

d. Melakukan pembinaan dukun bayi.

e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.

f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang

terkait dengan KIA.

g. Melakukan penyuluhan kesehatan.

h. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.

10. Petugas Gizi

Tugas pokok: Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi

di wilayah kerja Puskesmas.

Fungsi :

a. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.

b. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus

kurang gizi.

37

Page 38: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

c. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan

gizi.

d. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.

e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

f. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.

g. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.

h. Melakukan pembinaan Posyandu.

i. Melakukan rujukan kasus gizi.

11. Petugas Sanitarian

Tugas pokok: Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur

fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk

terhadap kesehatan masyarakat.

Fungsi :

a. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih,

jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan

pekarangan.

b. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan

mata air, penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya.

c. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum.

d. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

e. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral.

f. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait

dengan H.S.

g. Memberikan penyuluhan kesehatan.

h. Pengawasan, penyehatan perumahan.

i. Pengawasan pembuangan sampah.

j. Pengawasan makanan dan minuman.

k. Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah).

38

Page 39: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

12. Pelayanan Imunisasi

Tugas pokok: Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah

kerja Puskesmas.

Fungsi :

a. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.

b. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.

c. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

d. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.

e. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.

f. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya

kurang.

g. Memberikan penyuluhan kesehatan.

13. Petugas Unit Gawat Darurat

Tugas Pokok: Melaksanakan kegiatan untuk pelayanan kasus gawat

darurat di Puskesmas.

Fungsi :

a. Menyiapkan ruang gawat darurat dalam keadaan siap untuk

pelayanan.

b. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

c. Melakukan rujukan kasus gawat darurat bila tidak mampu ke

Puskesmas yang lebih mampu atau ke Rumah Sakit.

d. Melakukan penanganan kasus gawat darurat sesuai standar dan

prosedur.

14. Petugas Apotek

Tugas pokok: Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan

memberikan obat.

Fungsi :

a. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi

peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.

b. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.

39

Page 40: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

c. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di

apotek.

d. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD.

e. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.

f. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.

15. Petugas Laboratorium

Tugas Pokok: Melakukan pelayanan pemeriksaan laboratorium.

Fungsi :

a. Membantu menegakkan diagnosa penyakit.

b. Melaksanakan pemeriksaan spesimen.

c. Membantu rujukan spesimen.

d. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan

laboratorium.

e. Memberikan penyuluhan kesehatan.

f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

16. Petugas Pendaftaran

Tugas Pokok: Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada

semua pengunjung Puskesmas.

Fungsi :

a. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.

b. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.

c. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.

d. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.

e. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari

tersebut.

f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

40

Page 41: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

17. Petugas Gudang Obat

Tugas Pokok: Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas.

Fungsi :

a. Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat

di puskesmas.

b. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas.

c. Mengatur penyimpanan obat.

d. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.

e. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik

Kesehatan Desa (PKD).

f. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan

dalam obat.

41

Page 42: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

BAB III

DATA KHUSUS PUSKESMAS SALAMAN I

A. PROGRAM POKOK PUSKESMAS

1. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta yang

mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh

setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan

wajib tersebut adalah :

a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana

(KB)

b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

c. Upaya Kesehatan Lingkungan

d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)

e. Promosi Kesehatan

f. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemmapuan puskesmas.

Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan

pokok puskesmas yang telah ada yakni :

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Jiwa

c. Upaya Perawatan Kesehatan masyarakat

d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

e. Upaya Pembinaan Pengobatan tradisional

f. Upaya Kesehatan Olah Raga

42

Page 43: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

g. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

3. Upaya Kesehatan Inovasi

a. Rawat Inap

b. Laboratorium

c. EKG

d. Apotek

e. Radiologi

f. Klinik Gizi

g. Klinik sanitasi

h. Pelayanan Kebersihan Gedung dan Lingkungan

B. UPAYA KESEHATAN WAJIB PUSKESMAS

1. Kesehatan Ibu dan Anak

a. KIA

Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di

bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu

hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra

sekolah. Tujuan dari program kesehatan ibu dan anak adalah

tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat

kesehatan yang optimal bagi ibu menuju NKKBS (Norma Keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatkan derajat kesehatan

anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang

merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

b. KB

Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan

kehamilan, jarak antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran

selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang

dikehendaki.

43

Page 44: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:

Tujuan umum

Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera

(NKKBS).

Tujuan khusus

a) Agar dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu

dan anak.

b) Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan

pentingnya memelihara kesehatan ibu dan bayi selama

kehamilan.

Jenis Kegiatan KIA dan KB antara lain :

a. Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi

b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra sekolah dan Usia Sekolah

c. Pelayanan keluarga berencana

d. Pelayanan Usila

Tabel 9. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Puskesmas Salaman I Bulan Januari–November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Cakupan kunjungan bumil K1 100 641 588 629 107,05 107,05

Cakupan kunjungan bumil K4 95 641 588 516 87,82 92,44

Deteksi kasus risiko tinggi ibu hamil 100 128 118 203 172,74 172,74

Ibu hamil risti yg ditangani (PONED) 100 128 128 203 158,59 158,59

Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani (PONED)

100 128 117 153 130,40 130,40

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

95612

561 583 103,92 109,39

Cakupan Kn1 (lahir - 48 jam) 100 583 534 583 109,09 109,09

Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) (48 jam - 7 hari)

95 583 534 577 107,97 113,65

Cakupan kunjungan neonatus (Kn3) (8 hari - 23 hari)

95 583 534 571 106,85 112,47

Cakupan kunjungan bayi 90 583 534 525 98,24 109,15

BBLR yang ditangani 100 35 35 41 117,14 117,14

44

Page 45: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Neonatal risti yang ada/ditemukan 100 87 87 189 217,24 217,24

Neonatal risti atau komplikasi yang ditangani (PONED)

80 154 154 189 122,73 153,41

Jumlah dukun bayi yang terlatih 100 22 22 22 100% 100%

Jumlah dukun bayi yang hadir 100 22 22 16

Frekuensi pembinaan dukun 100 10 9 5 47,73 47,73

Tabel 10. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah di Puskesmas Salaman I Bulan Januari–November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah

95 3450 3450 6900 200 210,53

Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD & setingkat oleh tenkes atau terlatih/guru UKS/dokter kecil

100 772 708 1073 138,99 138,99

Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK

80 3103 2844 3437 110,76 138,45

Cakupan pelayanan kesehatan remaja (penjaringan kelas 1 SLTP, SLTA atau sederajat)

80 1600 1467 1949 121,81 152,27

Jumlah TK yang dibina 100 29 27 33 124,14 124,14

Tabel 11. Hasil Kegiatan Pelayanan KB Puskesmas Salaman I Bulan Januari-November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Jumlah seluruh peserta aktif KB 80 7068 7068 5351 76 95

Tabel 12. Hasil Kegiatan Pelayanan Usila Puskesmas Salaman I Bulan Januari– November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Jumlah posyandu pra usila dan usila yang ada

100 10 10 50 500 500

Cakupan pelayanan pra usila dan usila 70 7888 7888 1401,91 18 25

45

Page 46: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

2. GIZI

Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka

penyakit akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh masyarakat

berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita. Kegiatan gizi terdiri dari

konseling gizi, monitoring garam di pasar atau masyarakat, pemberian

vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu hamil, pemberian kapsul yodium

pada ibu nifas dan anak, kunjungan rumah BGM dan gizi buruk.

Jenis kegiatan:

a. Pemantauan dan Pertumbuhan Balita

Indikator:

Balita yang datang dan ditimbang (D/S)

Balita yang naik berat badannya (N/D)

Balita BGM

Tabel 13. Hasil Kegiatan Pemantauan dan Pertumbuhan Balita Puskesmas Salaman I Bulan

Januari–November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Balita yang datang dan ditimbang (D/S)

80 3050 3050 2586 84,79 106

Balita yang naik berat badannya (N/D)

80 2586 2586 2037 78,77 98,46

Balita BGM < 1,5 2586 2586 11 0,43 353

b. Pelayanan Gizi

Indikator:

Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis

tinggi 1 kali per tahun

Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin

A 2 kali per tahun

Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe

Cakupan bufas yang mendapatkan kapsul vitamin A

Balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan.

46

Page 47: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Tabel 14. Hasil kegiatan Pelayanan Gizi Puskesmas Salaman I Bulan Januari–November

2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1 kali per tahun

95 307 307 307 100 105

Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A 2 kali per tahun

95 2445 2445 2445 100 105

Cakupan ibu hamil yang diberi 90 tablet Fe

90 287 287 47 16,38 18

Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 2 2 2 100 100

Cakupan bufas mendapat kapsul vitamin A

89 49 49 49 100 112

3. KESEHATAN LINGKUNGAN

Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya,

terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat

di masyarakat dimana dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.

Jenis kegiatan :

a. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

Indikatornya :

Institusi yang dibina

Rumah sehat

Penduduk yang memanfaatkan jamban

Rumah yang mempunyai SPAL

Tabel 15. Hasil Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Salaman I Bulan

Januari–November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Institusi yang dibina 70 72 66 44 66,67 95,24

Rumah sehat 70 767 703 257 36,55 52,22

Penduduk yang memanfaatkan jamban

75 455 417 307 73,61 98,14

Rumah yang mempunyai SPAL 65 500 458 169 36,87 56,73

47

Page 48: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

b. Pelayanan higienis dan sanitasi di tempat umum

Indikatornya :

TTU yang diperiksa

TTU yang memenuhi syarat sanitasi

TP2M yang diperiksa

TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

Rumah/bangunan bebas jentik Aedes

Tabel 16. Hasil kegiatan Pelayanan Higienis dan Sanitasi Puskesmas Salaman1 Bulan Januari–November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang diperiksa

100 98 90 93 103,53 103,53

Tempat-tempat umum(TTU) yang memenuhi syarat sanitasi

80 78 - 54 68,88 86,10

Tempat Pengolahan Makanan & Penjualan(TP2M) diperiksa

90 61 56 61 109,09 121,21

TP2M yang memenuhi syarat sanitasi 75 46 38 83,06 110,75

Rumah/bangunan beba jentik Aedes 100 - - - - -

4. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

(P2P)

Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan

kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit.

Jenis Kegiatan :

a. P2 Malaria

Indikator :

Jumlah penderita yang di periksa

1) Slide ACD

2) Slide PCD

API (annual parasite incidence)

Jumlah slide ACD dan PCD positif (dalam wilayah)

Penderita Malaria di obati

Tabel 17. Hasil Kegiatan P2 Malaria Puskesmas Salaman I Bulan Januari–Oktober 2014

48

Page 49: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Jumlah penderita yang di periksa Slide ACD

5 2099 1749 1190 68,03 1360,65

Jumlah penderita yang di periksa Slide PCD

2 840 700 872 124,57 6228,57

API (Annual Parasite Incidence) <1/mil 41963 34969 2 0,05

Penderita malaria di obati 100 2 100 100

b. P2 TB Paru

Indikator :

Cakupan suspek TB paru

Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)

Angka konversi (conversion rate)

Angka kesembuhan (cure rate)

Tabel 18. Hasil Kegiatan P2 TB Paru Puskesmas Salaman I Bulan Januari–Oktober 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Cakupan suspek TB paru 80 450 337 117 34,71 43,38

Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate)

70 45 34 10 30 43

Angka konversi 80 6 6 100 100

Angka kesembuhan (cure rate) 85 4 4 100 100

c. P2 ISPA

Indikator :

1) Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani

(sesuai standar) (100%)

Tabel 19. Hasil Kegiatan P2 ISPA Puskesmas Salaman I Bulan Januari–November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangani (sesuai standar)

100 0 0 0

d. P2 Diare

49

Page 50: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Indikator :

1) Balita dengan diare yang ditangani sesuai standar

Tabel 20. Hasil Kegiatan P2 Diare Puskesmas Salaman I Bulan Januari–November 2014

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

1 Tahun

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen

(%)

Balita dengan diare yang ditangani 100 126 116 714 618,18 618,18

e. Imunisasi

Indikator :

1) Jumlah bumil yang mendapat TT1

2) Jumlah bumil yang mendapat TT2

3) HB0

4) BCG

5) DPT HB Total (1)

6) DPT HB Total (2)

7) DPT HB Total (3)

8) Polio 1

9) Polio 2

10) Polio 3

11) Polio 4

12) Campak

Tabel 21. Hasil kegiatan P2P Imunisasi Puskesmas Salaman I Bulan Januari-November 2014

IndikatorTarget

(%)

Sasaran

1 Tahun

Sasaran

Bulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen

(%)

Jumlah bumil yang mendapat TT1* 80 563 305 54,19 67,74

Jumlah bumil yang mendapat TT2* 80 563 249 44,24 55,30

HBO* 80 540 520 96,31 120,39

BCG* 95 540 525 97,24 102,35

DPT HB Total (1)* 95 540 524 97,05 102,16

DPT HB Total (2)* 95 540 490 90,75 102,84

50

Page 51: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

DPT HB Total (3)* 95 540 460 85,20 94,66

Polio 1* 95 540 525 97,24 102,35

Polio 2* 95 540 524 97,05 102,16

Polio 3* 95 540 502 92,98 103,31

Polio 4* 95 540 461 85,38 94,87

Campak* 95 540 532 98,53 109,48

5. PROMOSI KESEHATAN

Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang

kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup

masyarakat melalui upaya–upaya pembinaan dan pengembangan peran

aktif masyarakat melalui media penyuluhan. Tujuan dari program

promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan.

Jenis kegiatan:

a. Penyuluhan kelompok dan umum didalam dan luar gedung puskesmas

Indikator:

1) Rumah tangga sehat

2) Bayi yang dapat ASI eksklusif

3) Desa dengan garam beryodium

4) Keluarga sadar gizi (kadarzi)

5) Posyandu purnama

6) Posyandu mandiri

7) Jumlah kunjungan posyandu seluruhnya (y)

Frekuensi pembinaan (y/x) (12x/tahun)

Jumlah kader terlatih (1 posyandu 5 kader)

Jumlah kader aktif

51

Page 52: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Tabel 22. Hasil Kegiatan Penyuluhan Kelompok dan Umum di Dalam dan Luar Gedung Puskesmas Salaman I Bulan Januari-November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Rumah Tangga Sehat 65 11217 10282 7484 72,79 111,98

Bayi yang dapat ASI eksklusif 80 352 352 237 67,33 84,16

Desa dengan garam beryodium 90 10 9 10 111,11 123,45

Keluarga sadar gizi (Kadarzi) 80 258 237 232 97,89 123,36

Posyandu Purnama 40 72 72 32 44,44 111,10

Posyandu Mandiri 6 72 72 40 55,55 925,83

Jumlah kunjungan ke posyandu seluruhnya

100 864 792 792 100 100

Frekuensi Pembinaan 100 720 660 792 120 120

Jumlah kader terlatih 100 360 360 345 95,83 95,83

Jumlah kader aktif 80 388 388 326 84,02 105,03

b. Penyuluhan, pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan

NAPZA

1) Penyuluhan P3NAPZA di sekolah

2) Penyuluhan HIV/AIDS di sekolah

3) Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan

4) Kasus infeksi menular seksual yang diobati

Tabel 23. Hasil kegiatan Promosi Kesehatan Puskesmas Salaman I Bulan Januari-November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Penyuluhan P3 NAPZA* di Sekolah

100 15 14 13 92,86 92,86

Penyuluhan HIV/AIDS* di Sekolah 100 15 14 13 92,86 92,86

Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan

24 96 88 83 94,31 392,95

Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS

- - - - - -

Kasus infeksi menular seksual yang diobati

- 5 5 5 100 100

52

Page 53: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

c. Perkembangan Sekolah Sehat

1) Pembentukan dokter kecil

2) Pembinaan dokter kecil

3) PSN di sekolah

Tabel 24. Hasil Kegiatan Perkembangan Sekolah Sehat Puskesmas Salaman I Bulan

Januari-November 2014

IndikatorTarget

(%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Pembentukan dokter kecil 100 368 338 145 42,89 42,89

Pembinaan dokter kecil 100 29 27 29 107,41 107,41

PSN di sekolah 90 44 40 38 95 105,55

6. UPAYA PENGOBATAN

Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit

dan gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan

yang khusus untuk keperluan tersebut.

Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat

dengan menilai jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi

menjadi 3 kriteria yang merupakan indikator kinerja kerja pada program

pengobatan, yaitu:

1. Kasus baru: pernyataan diagnosa pertama kali oleh dokter/paramedis

bahwa seseorang menderita penyakit tertentu.

2. Kasus lama: kunjungan kedua suatu kasus baru penyakit yang sama

dalam satu periode penyakit yang bersangkutan.

3. Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus

(lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang

bersangkutan. Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan

seterusnya pada tahun berikutnya. Frekuensi kunjungan adalah rata-

rata jumlah kunjungan setiap kasus ke puskesmas dan jaringannya

sampai sembuh.

53

Page 54: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

a. Jangkauan Pengobatan Rawat Jalan

Tabel 25. Hasil Kegiatan Pengobatan Rawat Jalan Puskesmas Salaman I Bulan Januari-November 2014

Indikator Target (%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Jumlah kasus baru (x) 60 19935 16613 28288 170,28 283,80

Frekuensi kunjungan = Jumlah kasus B+L+KK/BFrekuensi kunjungan = (x+y+z)/x

1,2125498 29762 1,05 115

BOR (Bed Occupancy Rate) 70 18250 15208 8087 53,17 75,96

LOS (Length Of Stay) 4 900 39245 114 114

Deteksi kasus baru dan lama P2PTM 18 15687

13073 425 3,25 0,18

Hipertensi83/1000 pddk - - - - -

Jantung ischemic 3/1000 pddk - - - - -

Stroke 2/1000 pddk - - - - -

Gg mental 5-14 th104/1000 pddk - -

- - -

Gg mental > 15 th140/1000 pddk - -

- - -

Kebutaan 0.0147 - - - - -

Kecelakaan Lalu Lintas4.1/100.000

pddk- - - - -

Diabetes Melitus 1.6/1000 pddk - - - - -

Neoplasma 0.5/1000 pddk - - - - -

b. Upaya Kesehatan Gigi

Tabel 26. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Puskesmas Salaman I Bulan Januari-November 2014

Indikator Target (%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

UKGS tahap 3 50 29 24 29 120 240

Jumlah kunjungan gilut dirawat jalan (dalam dan luar

gedung)5 42058 38553 2685 6,96 139,29

54

Page 55: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

C. Kesehatan Jiwa

Tabel 27. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa Puskesmas Salaman I Bulan Januari-November 2014

Indikator Target (%)Sasaran1 Tahun

SasaranBulan

Berjalan

CakupanPencapaian

(%)Kegiatan

Persen (%)

Jumlah kasus baru (x) 15% 12109 12109 99 0,70 4,66

*Cakupan Program dan Data Pembanding (SPM): terlampir (lampiran 1)

55

Page 56: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

INPUTMan

MoneyMethodMaterialMachine

PROSESP1P2P3

OUTPUT OUTCOME

LINGKUNGANFisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

BAB IV

ANALISIS MASALAH

Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas

Salaman I pada bulan Januari sampai dengan November 2014, yang masih

menjadi masalah dan perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan

kerangka pemikiran pendekatan sistem adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

Cakupan masalah terdapat pada output dimana hasil kegiatan atau cakupan

kegiatan tidak sesuai dengan pelayanan standar minimal yang telah ditetapkan

targetnya. Hal penting pada upaya pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan

dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut

dimana berdasarkan pendekatan sistem penyebab masalah dapat terjadi pada input

maupun proses.

56

Page 57: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

7. Penentuan rencana penerapan 3. Penentuan penyebab masalah

8.Monitoring dan evaluasi 2. Penentuan proritas masalah

1. Identifikasi Masalah

4. Memilih penyebab yang paling mungkin6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Adapun kerangka pemikiran pendekatan sistem dapat diselesaikan dengan

menggunakan algoritma problem solving cycle di bawah ini:

Gambar 9. Siklus Pemecahan Masalah

Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut :

1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin

dicapai, kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar

pengukuran kinerja. Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM.

Setelah itu adalah membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan

pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah ditentukan.

2. Penentuan prioritas masalah

Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara.

Diantaranya melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi

dengan para ahli. Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami

gunakan adalah metode Hanlon.

57

Page 58: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

3. Penentuan penyebab masalah

Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan

masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk

menganalisis penyebab masalah antara lain fish bone analysis system

(diagram tulang ikan), analisis sistem, pendekatan H.L.Bloem, analisis

epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan

metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab masalahnya.

4. Memilih penyebab yang paling mungkin

Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada,

antara lain dengan cara:

a. menetapkan tujuan dan sasaran

b. mencari alternatif pemecahan masalah

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab

yang didukung oleh data atau konfirmasi.

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari

penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat

langsung pada alternatif pemecahan.

6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan

pemilihan pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif

maka digunakan Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih

pemecahan terbaik.

7. Penyusunan rencana penerapan

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA

(Plan of Action atau Rencana Kegiatan).

8. Monitoring dan evaluasi

Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan

pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan

baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah

dapat dipecahkan.

58

Page 59: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

A. KERANGKA PIKIR MASALAH

Masalah adalah suatu kesenjangan antara keadaan yang diharapkan

dengan keadaan yang dihasilkan atau didapatkan, sehingga menimbulkan

rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya.

Suatu masalah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel

2. Dapat diukur

3. Dapat diatasi

Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah diperlukan tiga

syarat yang harus terpenuhi, yaitu:

1. Adanya kesenjangan

2. Adanya rasa tidak puas

3. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut

B. CAKUPAN PROGRAM PUSKESMAS YANG BERMASALAH

Dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas

Salaman I mulai bulan Januari sampai dengan November 2014 didapatkan

22 masalah karena pencapaiannya kurang dari 100 % yaitu:

Tabel 28. Hasil Kegiatan Puskesmas yang Bermasalah

No ProgramPencapaian(< 100%)

1. Cakupan kunjungan bumil k4 92,44%

2. Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila 25%

3. Balita yang berat badan naik 98,46%

4 Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE 18%

5. Bayi yang dapat ASI Ekslusif 84,16%

6. Jumah kader yang terlatih 95,83%

7. Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 92,86%

8. Penyuluhan HIV AIDS di sekolah 92,86%

9. Pembentukan dokter kecil 42,89%

10. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 4,66%

11. Cakupan suspek TB paru 51,19%

12. Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate) 42,02%

59

Page 60: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

13 Jumlah bumil yang mendapat TT 1 67,74%

14 Jumlah bumil yang mendapat TT 2 55,30%

15 Imunisasi Polio 1 94,66%

16 Imunisasi Polio 4 94,87%

17 Institusi yang dibina 95,24%

18 TTU yang memenuhi syarat 86,10%

19 Rumah sehat 52,22%

20 Penduduk yang memanfaatkan jamban 98,14%

21 Rumah yang memiliki SPAL 56,73%

22 Frekuensi pembinaan dukun bayi 47,73%

C. TEKNIK PRIORITAS MASALAH

Dari tabel diatas didapatkan 22 masalah pada Standar Pelayanan

Minimal Puskesmas Salaman I bulan Januari – November 2014. Dengan

banyaknya masalah yang ditemukan, maka perlu dilakukan pemilihan

prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.

1. Metode Hanlon Kuantitatif

Merupakan metode yang mudah dipakai untuk menentukan

prioritas masalah, dengan rumus :

(A + B) x C x D

Keterangan :

Kriteria A : Besar Masalah (nilai 1-6)

Kriteria B : Kegawatan Masalah (nilai 1-5)

Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan (nilai 1-5)

Kriteria D : PEARL Factor (nilai 0 atau 1)

Adapun tujuan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dalam

menentukan prioritas masalah :

a. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam proses

penentuan masalah.

b. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberikan skor

terhadap kelompok faktor tersebut.

60

Page 61: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

c. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai

kebutuhannya.

2. Kriteria A : Besar Masalah

Menetapkan faktor yang digunakan untuk menentukan besarnya

masalah. Data yang digunakan bersifat kuantitatif.

Untuk menetapkan besar masalah dapat dilihat dari populasi dan

sasaran Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar

masalah maka hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan range untuk

menentukan nilai besarnya masalah.

Langkah 1: Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih

presentasi pencapaian dengan target 100%.

Tabel 29. Program-Program yang Belum Mencapai Target

No ProgramPencapaian(< 100%)

Besarnya masalah(100% - % pencapaian)

1. Cakupan kunjungan bumil k4 92,44% 7.56

2.Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila

25% 75

3. Balita yang berat badan naik 98,46% 1.54

4. Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE 18% 82

5. Bayi yang dapat ASI Ekslusif 84,16% 15.84

6. Jumah kader yang terlatih 95,83% 4.17

7. Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 92,86% 7.14

8. Penyuluhan HIV AIDS di sekolah 92,86% 7,14

9. Pembentukan dokter kecil 42,89% 57,11

10. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 4,66% 95,34

11. Cakupan suspek TB paru 51,19% 48,81

12.Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate)

42,02% 57,98

13 Jumlah bumil yang mendapat TT 1 67,74% 32,26

14 Jumlah bumil yang mendapat TT 2 55,30% 44,7

15 Imunisasi Polio 1 94,66% 5,34

16 Imunisasi Polio 4 94,87% 5,13

17 Institusi yang dibina 95,24% 4,76

61

Page 62: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

18 TTU yang memenuhi syarat 86,10% 13,9

19 Rumah sehat 52,22% 47,78

20 Penduduk yang memanfaatkan jamban 98,14% 1,86

21 Rumah yang memiliki SPAL 56,73% 43,27

22 Frekuensi pembinaan dukun bayi 47,73% 52,27

Langkah 2 : Menentukan kelas dengan menggunakan rumus Sturgess

k = 1 + 3,3 Log n

Keterangan:

n = jumlah masalah

k = jumlah kelas

dalam contoh masukkan ke rumus : k = 1 + 3.3 log n

= 1 + 3.3 log 22

= 1 + 3,3 x 1,34 = 1 + 4,42 = 5,42 6

Langkah 3 : Menentukan interval dengan menghitung selisih persentase besar

masalah terbesar dengan besar masalah terkecil kemudian dibagi dengan nilai

kelas. kelas

Nilai besar masalah : terbesar = 95,34

terkecil = 1,54

Interval : nilai terbesar – nilai terkecil

k

: 95 , 34 – 1,54 15,63

6

Tabel 30. Pembagian Interval Kelas

Kolom/Kelas Skala interval Nilai

Skala 1Skala 2Skala 3Skala 4Skala 5Skala 6

1,54 - 17,1617,17 - 34,7932,80 - 48,4248,43 - 64,0564,06 - 79,6879,69 - 95,34

123456

62

Page 63: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Langkah 4 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya

Tabel 31. Nilai Masalah Sesuai Kelas

Masalah

Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian

Nilai1,54-17,16

(1)

17,17-34,79

(2)

32,80-48,42

(3)

48,43-64,05

(4)

64,06-79,68

(5)

79,69-95,34

(6)

Cakupan kunjungan bumil k4 X 1Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila

X 5

Balita yang berat badan naik X 1Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE

X 6

Bayi yang dapat ASI Ekslusif X 1Jumah kader yang terlatih X 1Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah X 1Penyuluhan HIV AIDS di sekolah X 1Pembentukan dokter kecil X 4Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

X 6

Cakupan suspek TB paru X 4Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate)

X 4

Jumlah bumil yang mendapat TT 1 X 2Jumlah bumil yang mendapat TT 2 X 3Imunisasi Polio 1 X 1Imunisasi Polio 4 X 1Institusi yang dibina X 1TTU yang memenuhi syarat X 1Rumah sehat X 3Penduduk yang memanfaatkan jamban

X 1

Rumah yang memiliki SPAL X 3Frekuensi pembinaan dukun bayi X 4

3. Kriteria B : Kegawatan Masalah

Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan kegawatan, tingkat

urgensi, dan kecenderungan penyebaran dengan sistem skoring dengan

skor 1- 5.

Tingkat urgensi dengan skor :

a. Sangat mendesak = 5

b. Mendesak = 4

c. Cukup mendesak = 3

d. Kurang mendesak = 2

63

Page 64: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

e. Tidak mendesak = 1

Kegawatan dengan skor :

a. Sangat ganas = 5

b. Ganas = 4

c. Cukup ganas = 3

d. Kurang ganas = 2

e. Tidak ganas = 1

Kecenderungan penyebaran dengan skor :

a. Sangat mudah menyebar = 5

b. Mudah menyebar = 4

c. Cukup mudah menyebar = 3

d. Kurang menyebar = 2

e. Sulit menyebar = 1

Tabel 32. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria B

Masalah KeganasanTingkat urgensi

Tingkat Penyebaran

Nilai

Cakupan kunjungan bumil k4 4,50 4,63 4,75 13,88Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila 2,13 2,75 2,75 7,63

Balita yang berat badan naik 5,00 3,75 4,50 13,25Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE 4,00 3,50 3,63 11,13

Bayi yang dapat ASI Ekslusif 4,63 4,75 4,50 13,88

Jumah kader yang terlatih 3,13 2,75 3,13 9,00

Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 3,63 2,75 3,00 9,38

Penyuluhan HIV AIDS di sekolah 3,63 2,75 2,88 9,25

Pembentukan dokter kecil 1,63 1,88 1,50 5,00

Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 3,25 2,38 2,13 7,75

Cakupan suspek TB paru 4,13 3,38 4,00 11,50Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate) 4,25 3,75 4,38 12,38

Jumlah bumil yang mendapat TT 1 3,38 3,63 3,75 10,75

Jumlah bumil yang mendapat TT 2 3,38 3,63 3,38 10,38

Imunisasi Polio 1 4,13 3,13 3,63 10,88

Imunisasi Polio 4 4,13 3,25 3,63 11,00

Institusi yang dibina 2,38 2,00 2,25 6,63

TTU yang memenuhi syarat 3,00 2,75 2,88 8,63

64

Page 65: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Rumah sehat 3,25 2,88 3,25 9,38

Penduduk yang memanfaatkan jamban 3,25 2,75 3,50 9,50

Rumah yang memiliki SPAL 2,25 2,75 3,13 8,13

frekuensi pembinaan dukun bayi 3,00 2,63 3,00 8,63

4. Kriteria C : Kemudahan dalam penanggulangan

Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem

skoring dengan nilai 1–5 dimana :

a. Sangat sulit : 1

b. Sulit : 2

c. Cukup mudah : 3

d. Mudah : 4

e. Sangat mudah : 5

Tabel 33. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria C

No Program Penangulangan

1. Cakupan kunjungan bumil k4 3,75

2. Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila 1,75

3. Balita yang berat badan naik 3,75

4 Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE 3,125

5. Bayi yang dapat ASI Ekslusif 3,5

6. Jumah kader yang terlatih 2,5

7. Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 2,125

8. Penyuluhan HIV AIDS di sekolah 2,125

9. Pembentukan dokter kecil 1,375

10. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 2,5

11. Cakupan suspek TB paru 3,25

12. Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate) 3,125

13 Jumlah bumil yang mendapat TT 1 3,25

14 Jumlah bumil yang mendapat TT 2 3

15 Imunisasi Polio 1 3,5

16 Imunisasi Polio 4 3,375

17 Institusi yang dibina 1,875

18 TTU yang memenuhi syarat 2

19 Rumah sehat 2,125

20 Penduduk yang memanfaatkan jamban 2,25

65

Page 66: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

21 Rumah yang memiliki SPAL 2,25

22 frekuensi pembinaan dukun bayi 2,25

5. Kriteria D: PEARL Faktor

Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling

menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dengan

skor nilai 1 bila jawaban ya dan 0 jika tidak. Faktor penentu tersebut

adalah:

a. Propriate (kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan

dunia/program daerah)

b. Economic (secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk\

dilaksanakan)

c. Acceptability (dapat diterima oleh masyarakat, pemda)

d. Resources Availability (tersedianya sumber daya alam dalam

mendukung kegiatan)

e. Legality (dasar/landasan secara hukum/etika kedokteran/

kesehatan/ada/ benar)

Tabel 34. Daftar Masalah Puskesmas Salaman I Berdasarkan Kriteria D

Masalah Propriate

Economic Acceptability ResourcesLegalit

yHasil kali

Cakupan kunjungan bumil k4 1 1 1 1 1 1

Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila

1 1 1 1 1 1

Balita yang berat badan naik 1 1 1 1 1 1

Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE 1 1 1 1 1 1

Bayi yang dapat ASI Ekslusif 1 1 1 1 1 1

Jumah kader yang terlatih 1 1 1 1 1 1

Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 1 1 1 1 1 1

Penyuluhan HIV AIDS di sekolah 1 1 1 1 1 1

Pembentukan dokter kecil 1 1 1 1 1 1

Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 1 1 1 1 1 1

Cakupan suspek TB paru 1 1 1 1 1 1

Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate) 1 1 1 1 1 1

Jumlah bumil yang mendapat TT 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah bumil yang mendapat TT 2 1 1 1 1 1 1

66

Page 67: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Imunisasi Polio 1 1 1 1 1 1 1

Imunisasi Polio 4 1 1 1 1 1 1

Institusi yang dibina 1 1 1 1 1 1

TTU yang memenuhi syarat 1 1 1 1 1 1

Rumah sehat 1 1 1 1 1 1

Penduduk yang memanfaatkan jamban 1 1 1 1 1 1

Rumah yang memiliki SPAL 1 1 1 1 1 1

frekuensi pembinaan dukun bayi 1 1 1 1 1 1

6. Penilaian Prioritas Masalah

Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut

dimasukkan dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta Nilai

Prioritas Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang

dihadapi:

NPD = (A + B) x C

NPT = (A + B) x C x D

Tabel 35. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif

No Program A B C D NPD NPTPeringkat Masalah

1. Cakupan kunjungan bumil k4 1 13,87 3,75 1 55,78 55,78 I

2.Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila

5 7,62 1,75 1 22,09 22,09 XVII

3. Balita yang berat badan naik 1 13,25 3,75 1 53,43 53,43 III

4Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE

6 11,12 3,125 1 53,51 53,51 II

5. Bayi yang dapat ASI Ekslusif 1 13,87 3,5 1 52,0625 52,06 IV

6. Jumah kader yang terlatih 1 9 2,5 1 25 25 XV

7. Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 1 9,37 2,125 1 22,0469 22,04 XVIII

8. Penyuluhan HIV AIDS di sekolah 1 9,25 2,125 1 21,7813 21,78 XIX

9. Pembentukan dokter kecil 4 5 1,37 1 12,37 12,37 XXII

10.Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

6 7,75 2,5 1 34,37 34,37 XI

11. Cakupan suspek TB paru 4 11,5 3,25 1 50,37 50,37 VI

12.Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate)

4 12,37 3,12 1 51,17 51,17 V

13 Jumlah bumil yang mendapat TT 1 2 10,7 3,25 1 41,43 41,43 VIII

14 Jumlah bumil yang mendapat TT 2 3 10,37 3 1 40,12 40,12 X

15 Imunisasi Polio 1 1 10,87 3,5 1 41,56 41,56 VII

16 Imunisasi Polio 4 1 11 3,37 1 40,5 40,5 IX

67

Page 68: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

17 Institusi yang dibina 1 6,62 1,87 1 14,29 14,29 XXI

18 TTU yang memenuhi syarat 1 8,62 2 1 19,25 19,25 XX

19 Rumah sehat 3 9,37 2,12 1 26,29 26,29 XIII

20Penduduk yang memanfaatkan jamban

1 9,5 2,25 1 23,62 23,62 XVI

21 Rumah yang memiliki SPAL 3 8,12 2,25 1 25,03 25,03 XIV

22 Frekuensi pembinaan dukun bayi 4 8,62 2,25 1 28,40 28,40 XII

D. Urutan Prioritas Masalah

1. Cakupan kunjungan bumil k4

2. Cakupan Ibu hamil yang diberi 90 tablet FE

3. Balita yang berat badan naik

4. Bayi yang dapat ASI Ekslusif

5. Penemuan kasus TB BTA + (case detection rate)

6. Cakupan suspek TB paru

7. Imunisasi Polio 1

8. Jumlah bumil yang mendapat TT 1

9. Imunisasi Polio 4

10. Jumlah bumil yang mendapat TT 2

11. Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

12. frekuensi pembinaan dukun bayi

13. Rumah sehat

14. Rumah yang memiliki SPAL

15. Jumah kader yang terlatih

16. Penduduk yang memanfaatkan jamban

17. Jumlah prausila dan usila yang datang ke pos usila

18. Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah

19. Penyuluhan HIV AIDS di sekolah

20. TTU yang memenuhi syarat

21. Institusi yang dibina

22. Pembentukan dokter kecil

BAB V

68

Page 69: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

A. Kegiatan/Indikator Kegiatan yang Bermasalah

Berdasarkan prioritas masalah yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,

maka ditemukan masalah dengan urutan prioritas pertama (utama) adalah

Cakupan kunjungan bumil K4. Dengan demikian, berdasarkan perhitungan

prioritas dan kesepakatan dengan Puskesmas Salaman I, kami akan membahas

masalah yang berhubungan dengan Cakupan kunjungan bumil K4.

B. Analisis Penyebab Masalah

Penentuan penyebab masalah digali berdasarkan data atau kepustakaan

dengan curah pendapat. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab

masalah dapat dipergunakan diagram fish bone. Metode ini berdasarkan pada

kerangka pendekatan sistem, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini :

Gambar 10. Diagram Fish Bone 5

69

Page 70: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

C. Inventarisasi Penyebab Masalah

Terdapat beberapa hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara

target hasil yang ditetapkan dengan hasil nyata yang dicapai dapat disebabkan

oleh berbagai faktor. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan

penyebab masalah adalah dengan membuat diagram fish bone. Cara menganalisis

penyebab masalah digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses,

output, outcome, serta environment sehingga dapat ditemukan dan disimpulkan

hal-hal yang menyebabkan munculnya permasalahan.

Tabel 36. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Kunjungan Bumil K4 Ditinjau dari Faktor Input

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN

MAN(Tenaga Kerja)

Tersedianya 8 bidan desa Tersedianya 2 bidan koordinator

rangkap bidan desa Tersedianya 328 kader yang aktif Tersedianya koordinator program

KIA, Promkes, Gizi

Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil

Terdapat dua desa yang belum memiliki bidan desa sehingga dua bidan koordinator puskesmas merangkap menjadi bidan desa

Kurangnya kerjasama antara bidan, kader dan bidan koordinator

MONEY(Pembiayaan)

Tersedianya dana operasional kesehatan

Terbatas

METHOD (Metode)

Pengadaan kelas ibu hamil setiap bulan 1 kali setiap desa, dilakukan selama 3 tahap. Tahap pertama mengenai perawatan ibu hamil, tahap kedua mengenai persalinan, tahap ketiga mengenai KB, akte kelahiran, dan IMS (Infeksi Menular Seksual)

Pencatatan ibu yang melaksanakan K4 dengan sistem kohort

Kunjungan rumah dilakukan bila menemukan ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan K4

Kurangnya ketertiban administrasi dari bidan desa

Kurangnya promosi mengenai kelas ibu hamil

Kurangnya penyuluhan tentang program ANC (Ante Natal Care)

MATERIAL (Perlengkapan)

Terdapat puskesmas pembantu, posyandu, kunjungan rumah, BPM (Bidan Praktik Mandiri), polindes, dan klinik swasta lain untuk melaksanakan pemeriksaan kehamilan

Terdapat tempat melaksanakan kelas ibu hamil: Balai Desa

Ruangan untuk periksa hamil di posyandu kurang tertutup

MACHINE (peralatan)

Adanya alat periksa ANC Adanya buku KIA dan buku

Kohort ibu hamil

Tidak semua posyandu lengkap alat periksanya

Belum optimalnya sarana untuk media promosi dalam penyuluhan

70

Page 71: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Tabel 37. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Kunjungan Bumil K4 Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

P1(Perencanaan)

Tersedianya jadwal pelayanan Puskesmas

Tersedianya jadwal pelayanan Posyandu dan kunjungan rumah yang rutin

Tersedianya jadwal kelas ibu hamil

Kurangnya sosialisasi jadwal pelayanan ibu hamil kepada masyarakat

P2(Penggerakan & Pelaksanaan)

Jadwal pelayanan di Posyandu sesuai dengan perencanaan.

Jadwal kelas ibu hamil yang dilakukan tiap bulan sebanyak satu kali

Cara penyampaian informasi dilakukan hanya lisan saja, tidak didukung dengan media yang menarik

P3(Penilaian, Pengawasan Pengendalian)

Terdapat sistem pencatatan dan pelaporan tentang cakupan kunjungan bumil K4

Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah dilaksanakan

Lingkungan Adanya masyarakat yang sukarela menjadi kader Posyandu di lingkungannya

Tersedianya dana swadaya dari masyarakat untuk Posyandu

Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya kunjungan K4

Adanya abortus Adanya partus imaturus Adanya ibu hamil yang malu

untuk melakukan pemeriksaan pada kehamilan yang tidak dikehendaki

Adanya beberapa suami yang kurang mendukung untuk mengantar ibu hamil melakukan pemeriksaan

Tidak semua ibu hamil ke Posyandu tapi ada beberapa yang ke NAKES lain atau pindah

Di beberapa desa, terdapat dusun yang sulit dijangkau karena keadaan geografis yang kurang baik

71

Page 72: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

72

Gambar 11. Diagram Fish Bone. Masalah yang akan dipecahkan (Bold)

Page 73: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

D. Rekapitulasi Analisa Penyebab Masalah

1. Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu- ibu hamil

2. Kurangnya kerjasama antara bidan, kader dan bidan coordinator

3. Terdapat dua desa yang belum memiliki bidan desa sehingga dua bidan

koordinator puskesmas merangkap menjadi bidan desa

4. Biaya terbatas, belum ada alokasi dana cakupan kunjungan ibu hamil K4

5. Kurangnya ketertiban administrasi dari bidan desa

6. Kurangnya promosi mengenai kelas ibu hamil

7. Kurangnya penyuluhan tentang program ANC (Ante Natal Care)

8. Ruangan untuk periksa hamil di posyandu kurang memadai

9. Tidak semua posyandu lengkap alat periksanya

10. Belum optimalnya media promosi dalam penyuluhan

11. Kurangnya sosialisasi jadwal pelayanan ibu hamil kepada masyarakat

12. Cara penyampaian informasi dilakukan hanya lisan saja, tidak didukung

dengan media yang menarik.

13. Kurangnya pemantauan efektifitas terhadap penyuluhan yang telah

dilaksanakan

14. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya kunjungan K4

15. Banyaknya K1 akses

16. Adanya partus imaturus

17. Adanya abortus

18. Adanya ibu hamil yang malu untuk melakukan pemeriksaan pada kehamilan

yang tidak dikehendaki

19. Adanya beberapa suami yang kurang mendukung untuk mengantar ibu hamil

melakukan pemeriksaan

20. Tidak semua ibu hamil ke Posyandu tapi ada beberapa yang ke NAKES lain

atau pindah

73

Page 74: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

21. Di beberapa desa, terdapat dusun yang sulit dijangkau karena keadaan

geografis yang kurang baik

E. Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan konfirmasi kepada koordinator KIA dan beberapa bidan

desa maka didapatkan penyebab yang paling mungkin sebagai berikut:

1. Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil

2. Kurangnya kerjasama antara bidan, kader dan bidan koordinator

3. Kurangnya ketertiban administrasi dari bidan desa

4. Belum optimal sarana untuk media promosi dalam penyuluhan

5. Banyaknya K1 akses

6. Adanya partus imaturus

7. Adanya kasus abortus

8. Di beberapa desa, terdapat dusun yang sulit dijangkau karena keadaan

geografis yang kurang baik

74

Page 75: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

BAB VI

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah diperoleh daftar masalah, maka langkah selanjutnya ialah menyusun

alternatif pemecahan penyebab masalah. Alternatif pemecahan masalah tersebut di

atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 38. Alternatif Pemecahan Masalah

No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Kurangnya kerjasama antara bidan, kader dan bidan koordinator

a) Mengadakan rapat koordinasi secara berkala antara koordinator KIA dengan kader dan bidan desa

2. Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil

b) Memberikan pembinaan lebih intensif kepada kader mengenai edukasi pentingnya pemeriksaan kehamilan

3. Kurangnya ketertiban administrasi dari bidan desa

c) Mengadakan rapat koordinasi secara berkala antara koordinator KIA dengan kader dan bidan desa

4. Belum optimalnya sarana untuk media promosi dalam penyuluhan

d) Memanfaatkan buku KIA sebagai media edukasi dan promosi di kelas ibu hamil, KUA atau tempat yang memungkinkan

5. Banyaknya K1 akses e) Penyuluhan tentang kehamilan dan pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan

6. Adanya partus imaturus f) Penyuluhan tentang kehamilan dan pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan ANC yang lebih intensif dan berkualitas

7. Adanya kasus abortus g) Penyeluhan tentang kehamilan dan pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan ANC yang lebih intensif dan berkualitas

8. Di beberapa desa, terdapat dusun yang sulit dijangkau karena keadaan geografis yang kurang baik

h) Mengadakan perjanjian jadwal kunjungan rumah ibu hamil untuk pemantauan kehamilan dan pemberian edukasi

75

Page 76: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

C. Memanfaatkan buku KIA sebagai media edukasi dan promosi di kelas ibu hamil, KUA atau tempat yang memungkinkan

B. Mengadakan rapat koordinasi secara berkala antara koordinator KIA dengan bidan desa

Memberikan pembinaan lebih intensif kepada kader mengenai edukasi pentingnya pemeriksaan kehamilan

D. Penyuluhan tentang kehamilan dan pentingnya dilakukan pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan ANC yang lebih intensif dan berkualitas

E. Mengadakan perjanjian jadwal kunjungan rumah ibu hamil untuk pemantauan kehamilan dan pemberian edukasi

Kurangnya keaktifan kader dalam hal edukasi terhadap ibu-ibu hamil

Kurangnya kerjasama antara bidan, kader dan bidan coordinator

Di beberapa desa, posyandu dan puskesmas sulit dijangkau karena keadaan geografis yang kurang baik

Kurangnya ketertiban administrasi dari bidan desa

Belum optimalnya sarana untuk media promosi dalam penyuluhan

Adanya kasus partus imaturus

Adanya K1 Akses

Adanya kasus abortus

B. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Gambar 12. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

C. Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan priorotas alternatif

pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks dengan

rumus M x I x V/ C .

Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:

1) Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan

Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan

maka nilainya mendekati angka 5.

76

Page 77: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

2) Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah

Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka

nilainya mendekati angka 5.

3) Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah

Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka

nilainya mendekati angka 5.

4) Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan

Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya

mendekati angka 1.

D. Daftar Alternatif Pemecahan Masalah

a) Memberikan pembinaan lebih intensif kepada kader mengenai edukasi

pentingnya pemeriksaan kehamilan

b) Mengadakan rapat koordinasi secara berkala antara koordinator KIA dengan

kader dan bidan desa

c) Memanfaatkan buku KIA sebagai media edukasi dan promosi di kelas ibu hamil,

KUA atau tempat yang memungkinkan

d) Penyuluhan tentang kehamilan dan pentingnya dilakukan pemeriksaan

kehamilan dan pemeriksaan ANC yang lebih intensif dan berkualitas

e) Mengadakan perjanjian jadwal kunjungan rumah ibu hamil untuk pemantauan

kehamilan dan pemberian edukasi

77

Page 78: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

E. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Tabel 39. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

PenyelesaianMasalah

NilaiKriteria Hasil akhirUrutan

M I V C (M x I x V) / C

a) 2 3 3 2 9 III

b) 4 3 4 2 24 II

c) 3 2 3 3 6 IV

d) 5 4 5 3 33,3 I

e) 1 3 3 3 3 V

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab

masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks rumus MIVC maka

didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan masalah cakupan kunjungan bumil

K4 yang rendah sebagai berikut:

I. Penyuluhan tentang kehamilan dan pentingnya dilakukan pemeriksaan

kehamilan dan pemeriksaan ANC yang lebih intensif dan berkualitas

II. Mengadakan rapat koordinasi secara berkala antara koordinator KIA dengan

kader dan bidan desa

III. Memberikan pembinaan lebih intensif kepada kader mengenai edukasi

pentingnya pemeriksaan kehamilan

IV. Memanfaatkan buku KIA sebagai media edukasi dan promosi di kelas ibu

hamil, KUA atau tempat yang memungkinkan

V. Mengadakan perjanjian jadwal kunjungan rumah ibu hamil untuk pemantauan

kehamilan dan pemberian edukasi

78

Page 79: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Tabel 40. Plan of Action

No Kegiatan Tujuan Sasaran TempatPenanggung

jawabPelaksana Waktu Dana Metode

Kriteria Keberhasilan

1 Penyuluhan tentang kehamilan dan pemeriksaan ANC

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para ibu maupun calon ibu beserta keluarga (suami maupun orangtua/ mertua)

Kader, ibu hamil dan keluarganya

Dusun Kepala puskesmas

Koordinator KIA, Dokter, Bidan desa, dan Kader

3 bulan sekali

Dana Puskesmas

Pemberian materi tentang risiko-risiko yang dapat terjadi selama kehamilan, pemecahan masalah bila terjadi kesulitan selama kehamilan, dan tanda-tanda persalinan

Proses:Terlaksananya penyuluhan sesuai jadwal

Hasil :Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para ibu maupun calon ibu beserta keluarga

2. Rapat koordinasi secara berkala antara koordinator KIA dengan kader dan bidan desa

Meningkatkan kerjasama antara bidan, kader dan bidan koordinator dan meningkatkan ketertiban administrasi dari bidan desa

Koordinator KIA, bidan puskesmas, bidan desa, bidan klinik, dan kader

Balai Desa Kepala puskesmas

Koordinator KIA, Bidan puskesmas, Bidan desa, Bidan klinik, dan kader

3 bulan sekali

Dana puskesmas

Administratif (Menyusun SOP pendataan)

Proses:- Terlaksananya rapat koordinasi sesuai jawal- Pendataan lengkap kegiatan K4

Hasil:Meningkatkan kerjasama antara bidan, kader dan bidan koordinator dan meningkatkan ketertiban administrasi dari bidan desa

3. Pembinaan intensif kepada

Meningkatkan keaktifan kader

Kader-kader Posyandu dan Balai

Kepala Puskesmas

Koordinator KIA, Bidan

3 bulan sekali

Dana puskes

Pemberian materi

Proses:Terlaksananya

79

Page 80: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

kader mengenai edukasi pentingnya pemeriksaan kehamilan

dalam memberikan edukasi dan meningkatkan kualitas informasi kepada ibu hamil

desa Desa mas mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan

pembinaan sesuai jadwal

Hasil:Meningkatnya pengetahuan dan keaktifan kader dalam edukasi dan pentingnya pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil

4. Memanfaatkan buku KIA sebagai media edukasi dan promosi di kelas ibu hamil, KUA atau tempat yang memungkinkan

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil tentang kondisi kehamilannya

Kader, ibu hamil, dan keluarga

KUA, Posyandu, Puskesmas

Kepala puskesmas

Koordinator KIA, Bidan desa, bagian promkes puskesmas

6 bulan sekali

Dana puskesmas

Pembahasan buku KIA

Proses:Ketepatan waktu dalam pembuatan brosur dan leflet

Hasil:Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil tentang kondisi kehamilannya

5. Penjadwalan kunjungan rumah ibu hamil bila berhalangan untuk pemantauan kehamilan dan pemberian edukasi

Mempermudah akses pelayanan ibu hamil

Ibu hamil dan keluarganya

Puskesmas,Pustu,Posyandu

Kepala puskesmas

Koordinator KIA, Bidan desa

3 bulan (bisa menye-suaikan)

Dana puskesmas

Pencatatan nama ibu hamil yang akan dikunjungi

Proses:Terlaksananya kunjungan bidan desa dengan ibu hamil sesuai dengan jadwal

Hasil:Mudahnya akses pelayanan ibu hamil

80

Page 81: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Tabel 41. Gann Chart tahun 2015

No

KEGIATANDes 2014 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep OKt Nov Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyuluhan kehamilan..

2 Mengadakan rapat koordinasi..

3 Memberikan pembinaan..

4. Membuat media promosi..

5. Mengadakan perjanjian..

81

Page 82: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tingginya angka kematian ibu dan anak di seluruh dunia masih menjadi

prioritas yang belum teratasi di seluruh dunia. Meningkatkan kesehatan ibu

merupakan salah satu tujuan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dunia

yang tercantum dalam Millenium Development Goals (MDGs). Kasus kematian ibu

akibat kehamilan dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan

efektif. Pemeriksaan kehamilan yang dianjurkan minimal 4 kali dengan distribusi

kontak minimal satu kali pada trimester pertama (K1), satu kali pada trimester kedua

(K2), dan dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4). Indonesia berkomitmen

mencapai hal tersebut dengan meletakkan cakupan kunjungan bumil K4 sebagai

standar pelayanan minimal dalam puskesmas. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

menargetkan cakupan kunjungan bumil K4 sebesar 95%. Permasalahan yang ada

dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Salaman periode Januari-

November 2014 adalah tidak tercapainya cakupan kunjungan bumil K4 yang masih

dibawah target pencapaian Dinkes Kabupaten Magelang.

Hasil wawancara dengan bidan diketahui bahwa rendahnya cakupan

kunjungan bumil K4 disebabkan oleh karena kurangnya keaktifan kader dalam hal

edukasi terhadap ibu- ibu hamil. Faktor lain yang juga berpengaruh adalah kurangnya

kerjasama antara bidan, kader dan bidan koordinator, dan ada dua desa yang belum

memiliki bidan desa sehingga dua bidan koordinator puskesmas merangkap menjadi

bidan desa.

Berdasarkan penyebab tersebut, pemecahan masalah yang digunakan adalah

dengan melakukan penyuluhan tentang kehamilan dan pentingnya dilakukan

pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan ANC yang lebih intensif dan berkualitas.

82

Page 83: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

Penyuluhan digunakan untuk mengubah pandangan dan perilaku masyarakat terhadap

pemeriksaan kehamilan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah perlu dilakukannya

penyuluhan kepada kader tiap 3 bulan sekali mengenai pentingnya kerjasama antara

bidan, kader, dan bidan koordinator serta pentingnya kunjungan kehamilan di tiap

trimester untuk meningkatkan keaktifan kader dalam mempromosikan K4 dan

pembinaan kader.

83

Page 84: Makalah SPM Salaman1 Des2014 REVISI

DAFTAR PUSTAKA

1. About United Nation. United Nation, 2014. Available at http://www.un.org

/en/aboutun/languages.shtml. Accessed on 17th December, 2014.

2. Stalker P. Millenium Development Goals. Syebubakar A, Hadar I, Ega L,

Parray O, Hutayan R, Kuncoro A, Editors. 2nd edition. [serial online]

Available at : http://www.undp.or.id/pubs/docs/let%20speak%20out%20for%

20mdgs%20-%20id.pdf. Accessed on 17th December, 2014.

3. World Health Organization. The Millennium Development Goals for Health:

A review of the indicators. Jakarta: World Health Organization; 2004.

4. Pembangunan Kesehatan Nasional. Universitas Sumatera Utara. Available at :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21014/5/Chapter%20I.pdf.

Accesed on 15th December, 2014.

5. RISKESDAS 2013. Available at http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/

archives/678. Accessed on 15th December, 2014.

6. Puskesmas. Universitas Sumatera Utara. Available at: http://repository.

usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf. Accesed on 15th

December, 2014.

7. Yuniar. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Salaman I Periode Januari-

Mei 2014. Magelang: 2014.

84