makalah presentasi "filsafat islam" media culture & studies

30
FILSAFAT ISLAM MAKALAH PRESENTASI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan mata kuliah Etika dan Filsafat Komunikasi (Ruang AD 401-1) Disusun oleh kelompok 4: ATRIA ARIESTIYANI 44113110066 VICKY AMELIA CORINNA 44113110074 AGUS MURDADI 44113110086 DICKY YUDHA 441131100XX 4411311XX Dosen pengampu: Christina Arsi Lestari, S.Ikom., M.Ikom. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

Upload: agus-murdadi

Post on 11-Jan-2017

77 views

Category:

Presentations & Public Speaking


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

FILSAFAT ISLAM

MAKALAH PRESENTASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

mata kuliah Etika dan Filsafat Komunikasi (Ruang AD 401-1)

Disusun oleh kelompok 4:

ATRIA ARIESTIYANI 44113110066

VICKY AMELIA CORINNA 44113110074

AGUS MURDADI 44113110086

DICKY YUDHA 441131100XX

4411311XX

Dosen pengampu:

Christina Arsi Lestari, S.Ikom., M.Ikom.

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2016

Page 2: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah

yang berjudul "Filsafat Islam." Selama pembuatan makalah pun kami juga mendapat banyak

dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami haturkan banyak terima

kasih kepada:

- Ibu Christina Arsi Lestari, S.Ikom., M.Ikom. selaku dosen pengampu mata kuliah Etika

dan Filsafat Komunikasi yang telah memberikan bimbingan, saran, dan juga inspirasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran

dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk

penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Jakarta, September 2016

Penyusun

2 | P a g e

Page 3: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................6

1.4 Manfaat.............................................................................................................................6

BAB II.............................................................................................................................................7

PEMBAHASAN.............................................................................................................................7

2.1 Pengertian Filsafat Islam...................................................................................................7

2.1.1 Apa itu Filsafat Islam.................................................................................................7

2.1.2 Peran Filsafat Islam dalam Dunia Modern..............................................................16

2.1.3 Filsafat Islam di Indonesia.......................................................................................18

BAB III.........................................................................................................................................20

PENUTUP....................................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................21

3 | P a g e

Page 4: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat islam merupakan salah satu bidang studi islam yang keberadaannya telah

menimbulkan pro dan kontra.  Sebagian mereka yang berpikiran maju dan bersifat liberal

cenderung mau menerima pemikiran filsafat Islam. Sedangkan bagi mereka yang bersifat

tradisional yakni yang berpegang teguh pada doktrin ajaran Al-qur’an dan Al-hadits secara

tekstual, cenderung kurang mau menerima filsafat, bahkan menolaknya. Dari kedua kelompok

tersebut nampak kelompok terakhir masih cukup kuat pengaruhnya di masyarakat dibandingkan

dengan kelompok pertama.  Kajian filsafat islam baru di lakukan sebagian mahasiswa pada

jurusan tertentu di akhir abad ke-20 ini. Sedangkan pada masyarakat secara umum seperti yang

terjadi di kalangan pesantren, pemikiran filsafat masih di anggap terlarang, karena dapat

melemahkan iman. Kalau pun di pesantren di ajarkan logika, yang pada hakikatnya merupakan

ilmu yang mengajarkan cara berpikir filosofis, namun hal ini tidak di terapkan, melainkan hanya

semata-mata sebagai hafalan.

Berbagai analisis tentang penyebab kurang di terimanya filsafat dikalangan masyarakat Islam

Indonesia pada umumnya adalah karena pengaruh pemikiran Al-Ghazali yang di anggapnya

sebagai pembunuh pemikiran filsafat. Anggapan ini selanjutnya telah pula dibantah oleh

pendapat lain yang mengatakan penyebabnya bukanlah Al-Ghazali, melainkan sebab-sebab lain

yang belum jelas.

Selanjutnya saat ini kajian dan penelitian filsafat telah banyak di lakukan, walaupun dalam cara

melihatnya masih di jumpai kekaburan. Amin Abdullah misalnya, mengatakan adanya kekaburan

dan kesimpangsiuran yang patut disayangkan didalam cara berpikir kita, tidak terkecuali di

perguruan tinggi dari kalangan akademis. Tampaknya, kita sulit membedakan antara Filsafat dan

Sejarah Filsafat, antara Filsafat Islam dan Sejarah Filsafat Islam. Biasanya, kita korbankan kajian

filsafat, karena kita selalu dihantui oleh trauma sejarah pada abad pertengahan, ketika sejarah

filsafat islam diwarnai oleh pertentangan pendapat dan perhelatan pemikiran antara Al-Ghazali

(1058-1111 M) dan Ibn Sina (980-1037 M) yang sangat menentukan jalananya sejarah pemikiran

umat islam. Al-Ghazali mewakili golongan Ahli Sunnah, yakni pendukung setia Asy’Ariyah,

4 | P a g e

Page 5: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

sedangkan Ibn Sina mewakili pandangan filosof muslim. Meskipun orang sering mensitir

ungkapan Hadits bahwa perbedaan pendapat dikalangan umat merupakan

rahmat, namun ternyata kita tidak terbiasa menghadapi pertentangan pendapat dengan kepala

dingin. Kita lebih terbiasa berpegang pada pendapat bahwa pemahaman kita atas suatu

pandangan hidup dan cara berpikir tertentu sebagai sesuatu yang “mutlak” dan sudah “steril”,

sehingga sulit diharapkan dapat terserapi oleh pendapat lain yang barangkali juga ada

manfaatnya. Cara berpikir kita sangat diwarnai oleh pepatah: “ibarat orang melihat hutan,

tertutup oleh sebatang pohon”. secara utuh dan secara jernih isi hutan yang serba beraneka

ragam, baik alam fauna maupun floranya, belum lagi menyebut pemandangan indah dan alam

pegunungan yang kadang ada ditengah hutan. Karena tertutup oleh sejarah filsafat islam yang

penuh pro dan kontra, kita tidak dapat melihat substansi filsafat sebagaimana adanya. Cara

berpikir dan cara pendekatan seperti itu, sudah barang tentu, sangat mempertumpul pisau kita

dan bahkan merendahkan cakrawala pemikiran kita sendiri. Bukannya secara kebetulan,

wawasan pemikiran kita dalam memprediksi kedepan dan mengambil suatu kesimpulan

permasalahan seringkali meleset. Hal ini antara lain di sebabkan karena logika dan tata cara

berpikir yang bnar yang merupakan inti kajian filsafat, jarang atau tidak pernah di perkenalkan di

SLTA maupun Perguruan Tinggi, apalagi di pesanter-pesantren.

Barangkali kita sepakat bahwa dengan mengkaji metodelogi penelitian filsafat yang dilakukan

para ahli, kita ingin kembali meraih kejayaan islam di bidang ilmu pengetahuan sebagaimana

yang pernah di alami di zaman klasik. Hal ini terasa lebih diperlukan pada saat bangsa Indonesia

menghadapi tantangan zaman pada era globalisasi yang demikian berat.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam pembahasan ini banyak yang dapat kita ketahui dan menimbulkan banyak

pertanyaan, antara lain:

1. Apa itu filsafat Islam ?

2. Sejarah singkat Filsafat Islam?

3. Ruang Lingkup Filsafat Islam?

5 | P a g e

Page 6: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam hal ini, tentu kita mempunyai tujuan mengenai penulisan ini, diantaranya kita ingin tahu

tentang pemikiran para Filsafat Islam, dan perlu kita ketahui bersama bahwa Filsafat Islam tidak

kalah pelosof Barat, terutama dalam hal filsafat atau pemikiran.

1.4 Manfaat

Setiap sesuatu yang kita pelajari pasti akan berdampak pada perkembangan pengetahuan kita,

termasuk dalam pembahasan kita ini yaitu “Tokoh-tokoh Filsafat Islam dan Pemikirannya.” Kita

bisa mengambil pembelajaran dalam hal pemikiran para filsuf Islam, baik dalam bidang tasawuf,

jiwa, politik dan banyak lagi yang lainnya.

6 | P a g e

Page 7: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Islam

2.1.1 Apa itu Filsafat Islam 

A. Apakah yang disebut Filsafat Islam?

a. Secara etimologis filsafat berasl dari bahsa Arab yaitu falsafah.Kata falsafah inipun berasal

dari bahasa Yunani yaitu dari kata philosophia.Philos berarti cinta, suka.Sophia berarti

pengetahuan, ilmu, kebijaksanaan.Jadi Philosophia berarti cinta pengetahuan atau cinta pada

kebijaksanaan.

b. Dilihat dari segi praktis filsafat berarti alam berpikir atu alam pikiran. Filsafat adalah suatu

ilmu yang merupakan hasil akl manusia yang memikirkan dan mencari hakikat kebenaran segala

sesuatu.

c. Menurut Al-Farbi (wafat 350 M),filasafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan

bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

d. Prof. Dr. Fuad Hasan (guru besar Psikologi UI) menyilmpulkan bahwa Filsafat adalah suatu

ikhtiar untuk berpikir radikal.

e. Menurut H. Hasbulah Bakri, Filsafat adalah Ilmu yang mempelajari,menyelidiki dan mencoba

menjawab masalah-masa;ah yang tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena

masalah tersebut berad diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa

f. Plato (427 SM-347 SM),filsuf Yunani murid Socrates dan guru Aristoteles. Ia mengatakan

bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat

mencapai kebenaran asli).

g. Aristoteles (382Sm-322 Sm) :Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang

didakamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan

estetika (menyelidiki segala asas dan sebab segala benda.

7 | P a g e

Page 8: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

Definisi-definisi tersebut merupakan definisi filsafat secara umum. Adapun definisi filsafat Islam

lebih terfokus pada apakh filsafat Islam itu bisa di sebut sebagai filsafat Arab atau tidak.berikut

ini adalah beberapa definsis filsafat Islam.

a. Menurut Mustofa Abdul Razik, Filsafat Islam adlah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan

dibawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa pemilknya. Pengertian ini

diperkuat oleh Prof. Tara Chand, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani yang telah menulis

kitan-kitab filsafat yang bersifat kritis itu henndaknya dimasukkan ke dalam Filsafat Islam.

b. Dr. Ibrahim Madzkur mengatakan :Filsafat Arab bukanlah produk suatu umat atu ras.Dia

mengatakan, Fisafat Islam mencakup segala studi filsofis yang ditulis di bumi Islam baik itu

hasil karya orang Yahudi atau Nasrani.

c. Dr. Sidi Gazalba mendefinisikan filsafat Islam sebagai hasil pikiran manusi yang digerakkan

oleh naqli (al-quran dan Sunnah). Disebuit jug sebagai ilmu untuk membuktikan kebenaran

whyu dan sunnah yang memberikan keteranagn, ulasan tafsiran denagn pemikaran budi yang

mempunya sistem, radikal, dan global (umum).

d. Menurut Fuad Al-Akhwani, Filsafat Islam adalah pembahasan meliputi berbagai soal alam

semesta dan bermacam masalah manusia atas dasar ajaran-ajaran keagamaan yang turun bersama

lahirnya agama Islam.

Adapun definisi filsafat menurt tokoh filsafat pada awal masuknya filsafat ke dalam

ranah berfikir orang islam adalah sebagai berikut :

a. Al-Kindi

Al-Kindi mendefinisikan filsafat dari berbagai sudut pandang,namun Ia lebih menspesifikasikan

filsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu yang abadi dan besifat menyeluruh (umum),

baik esensinya maupu kausa-kausanya.Defiisi ini di ambil dari sudut pandang materinya.

b. Al-Farabi

Al-Farabi mendefinisikn filsafat sebagai : Al Ilmu bilmaujudaat bima Hiya Al Maujudaat,yaitu

suatu ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnay dari segala yang ada ini.

8 | P a g e

Page 9: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

Al Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat fal safah al taufiqhiyah atau wahdah ala

falsafah yang bebrkembang sebelumnya, terutama pemikiran Plato, Aristoteles, dan Plotinus,

juga antara agama dan filsafat.

Al farabi berpandapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu adalah satu kesatuan, oleh karena itu

para filosof besar harus menyatujui bahwa satu-satunya tujuan adalah mencari kebenaran.

c. Ikhwan Al-Shafa’

Ikhwan Al-Shafa’ adalah golongan dalam filsafat yang menyatakan filsafat itu bertingkat-

tingkat,yaitu:

1. Cinta ilmu

2. mengetahui hkikat wujud-wujud menurut kesanggupan manusia

3. berkata dan berbuat sesuai dengan ilmu.

4. Ibnu Rusyd

Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran dan menghargai

peranan akal, karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat menafsirkan alam maujud. Akal

fikiran bekerja atas dasar pengertian umum (ma¡¦ani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua

hal ihwal yang bersifat partial (juz¡¦iyah). Ia menjelaskan bahwa kuliyyat adalah gambaran akal,

tidak berwujud kenyataan diluar akal.

e. Ibu Maskawih

Maskawih membedakan antar pengertian hikmah dan filsafat. Menurutnya, hikmah adalah

keutamaan jiwa yang cerdas (aqilah) yang mampu membedakan mana yang bak dan man yang

buruk.

Mengenai filsafat Ia tidak memberikan pengertian secara tegas.Ia membagi filsafat menjadi dua

bagian yaitu teoritis dan praktis. Teoritis merupakan kesmpurnaan manusia yang mengisi

potensinya untuk dapat mengetahui segala sesuatu sehingga dengan kesempurnaan ilmunya itu

pikrannya benar. Sedangkan bagia praktis merupakan kesempurnan manusia yang mengisi

potensinya untk dapat melakukan perbuatan-perbuatan moral.

9 | P a g e

Page 10: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

f. Suhrowardi Al-Maqtul

Pandangan Suhrowardi terhadap metafisika dan cahaya pada dasarnya tetap bersifat immaterial.

Entitas yang pertama yang diciptakan Tuhan adalah akal pertama, kemudian melalui proses

emanasi timbul akal kedua dan seterusnya.

g. Ibnu Sina

Dari Tuhanlah kemajuan yang mesti, mengalir intelegensi pertama sendirian karena hanya dari

yang tunggal. Yang mutlak, sesuatu yang dapat mewujud. Tetapi sifat ontelegensi pertama tidak

selamanya mutlak satu, karena ia bukan ada dengan sendirinya, ia hanya mungkin dan

kemungkinannnya itu diwujudkan oleh Tuhan. Berkat kedua sifat itu, yang sejak saat itu

melingkupi seluruh ciptaan di dunia, intelgensi pertama memunculkan dua kewujudan yaitu:

1. Intelegensi kedua melalui kebaikan ego tertinggi dari adanya aktualitas.

2. Lingkungan pertama dan tertingi berdasarkan segi terendah adanya, kemungkinan

alamiyah. Dua proses pamancaran inii berjalan terus sampai kita mencapai intelegensi

kesepuluh yang mengatur dunia ini, yang oleh kebanyakan filosuf muslim disebut sebagai

malaikat Jibril.

h. Al-Ghazali

Pada mulanya ia berangggapan bahwa pengetahuan itu adalah hal-hal yang dapat ditangkap oleh

panca indra. Tetapi kemudian ternyata bahwa baginya panca indra juga berdusta. Karena tidak

percaya pada panca indra, al Ghazali kemudian meletakan kepercayaannya kepada akal. Alasan

lain yang membuat al Ghazali terhadap akal goncang, karena ia melihat bahwa aliran-aliran yang

mengunakan akal sebagai sumber pengetahuan, ternyata menghasilkan pandangan-pandangan

yang bertentangan, yang sulit diselesaikan dengan akal.

Lalu al Ghazali mancari ilm al yaqini yang tidak mengandung pertentangan pada dirinya. Tiga

bulan kemudian Allah memberikan nur yang disebut juga oleh Al Ghazali sebagai kunci ma¡¦rifat

ke dalam hatinya. Dengan demikian bagi Al Ghazali intuisi lebih tinggi dan lebih dipercaya

daripada akal untuk menangkap pengetahuan yang betul-betul diyakini.

10 | P a g e

Page 11: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

i. Ibnu Thufail

Ibn Thufail menunjukkan jalan untuk sampai kepada objek pengetahuan yang maha tingi atau

Tuhan. Jalan pertama melalui wahyu, dan jalan kedua adalah melalui filsafat. Ma’rifat melalui

akal ditempuh dengan jalam keterbukaan, mengamati, meneliti, mancari, mencoba,

membandingkan, klasifikasi, generalisasi dan menyimpulkan. Jadi ma’rifah adalah sesuatu yang

dilatih mulai dari yang kongkrit berlanjut kepada yang abstrak. Dan khusus menuju global.

Seterusnya dilanjutkan dengan perenungan yang terus menerus. Ma’rifah melalui agama terjadi

lewat pemahaman wahyu dan memahami segi batinnya dzauq. Hasilnya hanya bisa dirasakan,

sulit untuk dikatakan. Tidak heran kalau muncul syatahat dari mulut seorang sufi. Jadi proses

yang dilalui ma’rifat semacam ini tidak mengikuti deduksi atau induksi, tetapi bersifat intuitif

lewat cahaya suci.

j. Ibnu ‘Arabi

Filsafat Ibn ‘Arabi tentang wujud (realitas) Tuhan, alam semesta, dan manusia.

-Pengertian Wahdat al wujud. Terdiri dari dua kata, yaitu: wahdat (sendiri, tunggal,kesatuan)

sedangkan wujud (ada). Dengan demikian Wahdat al wujud berarti kesatuan wujud.

– Kata al wahdah digunakan pula oleh para ahli filsafat dan sufistik sebagai suatu kesatuan

antara materi dan roh, substansi (hakikat) dan format (bentuk), antara yang nampak (lahir) dan

yang batin, antara alam dan Allah, karena alam dari segi hakikatnya qadim dan berasal dari

Tuhan.

k. Mulla Shadra

Ia mendefinisikn filsafat dalam dua bagian utama.yang pertma adalah bagian teoritis yang

mengacu pada pengetahuan tentang segala sesuatu sebagaiman adanya, dan yang kedua yaitu

bagian praktis yang mengacu pada pencapaian kesempurnaan-kesempyrnan yang cocok bagi

jiwa.

l. Muhammad Iqbal

– Agama ialah suatu konsep dari suatu pengalaman yang kompleks, sebagian bersifat rasional,

etik, dan sebagian lagi bersifat spiritual.

11 | P a g e

Page 12: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

– Agama bukan semata-semata hanya pikiran atau cuma perasaan juga bukan sekedar tindakan

tetapi merupakan ekspresi manusia secara keseluruhan, karenanya agama tak bertentangan

dengan filsafat, bahkan merupakan suatu segi yang penting dari pengalama total, tentang realitas

yang harus dirumuskan oleh filsafat.

Dalam buku Mulyadhi Kartanegara yang berjudul Gerbang Kearifan, beliau 

mendiskusikan beberapa pandangan sarjana tentang istilah filsafat Islam. Ada yang mengatakan

bahwa Islam tidak pernah dan bisa memiliki filsafat yang independen. Adapun filsafat yang

dikembangkan oleh para filosof Muslim adalah pada dasarnya filsafat Yunani, bukan filsafat

Islam. Ada lagi yang mengatakan bahwa nama yang tepat untuk itu adalah filsafat Muslim,

karena yang terjadi adalah filsafat Yunani yang kemudian dipelajari dan dikembangkan oleh para

filosof Muslim.

Ada lagi yang mengatakan bahwa nama yang lebih tepat adalah filsafat Arab, dengan

alasan bahwa bahasa yang digunakan dalam karya-karya filosofis mereka adalah bahasa Arab,

sekalipun para penulisnya banyak berasal dari Persia, dan namanama lainnya seperti filsafat

dalam dunia Islam.

Adapun beliau sendiri cenderung pada sebutan filsafat Islam (Islamic philosophy),

dengan setidaknya 3 alasan:

1. Ketika filsafat Yunani diperkenalkan ke dunia Islam, Islam telah mengembangkan sistem

teologi yang menekankan keesaan Tuhan dan syari’ah, yang menjadi pedoman bagi

siapapun. Begitu dominannya Pandangan tauhid dan syari’ah ini, sehingga tidak ada

suatu sistem apapun, termasuk filsafat, dapat diterima kecuali sesuai dengan ajaran pokok

Islam tersebut (tawhid) dan pandangan syari’ah yang bersandar pada ajaran tauhid. Oleh

karena itu ketika memperkenalkan filsafat Yunani ke dunia Islam, para filosof Muslim

selalu memperhatikan kecocokannya dengan pandangan fundamental Islam tersebut,

sehingga disadari atau tidak, telah terjadi “pengislaman” filsafat oleh para filosof Muslim.

2. Sebagai pemikir Islam, para filosof Muslim adealah pemerhati filsafat asing yang kritis.

Ketika dirasa ada kekurangan yang diderita oleh filsafat Yunani, misalnya, maka tanpa

ragu-ragu mereka mengkritiknya secara mendasar. Misalnya, sekalipun Ibnu Sina sering

dikelompokkan sebagai filosof Peripatetik, namun ia tak segan-segan mengkritik

12 | P a g e

Page 13: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

pandangan Aristoteles, kalau dirasa tidak cocok dan menggantikannnya dengan yang

lebih baik. Beberapa tokoh lainnya seperti Suhrawardi, Umar b. Sahlan al-Sawi dan Ibn

Taymiyyah, juga mengkriktik sistem logika Aristotetles. Sementara al-‘Amiri mengkritik

dengan pedas pandangan Empedokles tentang jiwa, karena dianggap tidak sesuai dengan

pandangan Islam.

3. Adanya perkembangan yang unik dalam filsafat islam, akibat dari interaksi antara Islam,

sebagai agama, dan filsafat Yunani. Akibatnya para filosof Muslim telah

mengembangkan beberapa isu filsafat yang tidak pernah dikembangkan oleh para filosof

Yunani sebelumnya, seperti filsafat kenabian, mikraj dsb.

B. Sejarah Singkat Timbulnya Filsafat Islam

Sejarah filsafat bermula di pesisir Samudra Mediterania bagian Timur pada abad ke-6 SM. Sejak

semula filsafat ditandai dengan rencana umat manusia untuk menjawab persoalan seputar alam,

manusia, dan Tuhan. Itulah sebanya filsafat pada gilirannya mampu melahirkan sains-sains

besar, seperti fisika, etika, matematika dan metafisika yang menjadi batu bata kebudayaan dunia.

Cara pemikiran Filsafat secara teknis muncul pada masa permulaan jayanya Dinasti Abbasiyah.

Di bawah pemerintahan Harun al ¡Vrasyid, dimulailah penterjemahan buku-buku bahasa Yunani

kedalam bahasa Arab. Orang-orang banyak dikirim ke kerajaan Romawi di Eropa untuk membeli

manuskrip. Awalnya yang dipentingkan adalah pengetahuan tentang kedokteran, tetapi kemudian

juga pengetahuan-pengatahuan lain termasuk filsafat.

Penterjemahan ini sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato, serta karangan mengenai

Neoplatonisme, karangan Galen, serta karangan mengenai ilmu kedokteran lainya, yang juga

mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya yang dapat dibaca alim ulama Islam. Tak lama

kemudian timbulah para filosof-filofof dan ahli ilmu pengetahuan terutama kedokteran di kalam

umat Islam.

Ketika filsafat bersentuhan dengan Islam maka yang terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh

pokok-pokok persoalan yang bermuara pada sumber-sumber Wahyu Islam. Semua filosof

muslim seperti al Kindi, al Farabi, Ibn Sina, Mulla Sadra,Suhrawardi dan lain sebagainya hidup

13 | P a g e

Page 14: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

dan bernafas dalam realitas al Quran dan Sunnah. Kehadiran al Quran dan Sunnah telah

mengubah pola berfilsafat dalam konteks Dunia Islam. Realitas dan proses penyampaian al

Quran merupakan perhatian utama para pemikir Islam dalam melakukan kegiatan berfilsafat.

C. Lingkup Filsafat Islam

Berbeda dengan lingkup filsafat modern, filsafat Islam, sebagaimana yang telah

dikembangkan para filosof agungnya, meliputi bidang-bidang yang sangat luas, seperti logika,

fisika, matematika dan metafisika yang berada di puncaknya. Seorang filosof tidak akan

dikatakan filosof, kalau tidak menguasai seluruh cabang-cabang filosofis yang luas ini.

D. Pandangan Filsafat yang Holistik

Satu hal lagi yang perlu didiskusikan dalam mengenal filsafat Islam ini adalah

pandangannya yang bersifat integral-holistik.Integrasi ini, sebagaimana yang telah saya jelaskan

dalam karya saya yang lain Integrasi Ilmu: Sebuah Rekonstruksi Holistik, terjadi pada berbagai

bidang, khususnya integrasi di bidang sumber ilmu dan klasifikasi ilmu. Filsafat Islam mengakui,

sebagai sumber ilmu, bukan hanya pencerapan indrawi, tetapi juga persepsi rasional dan

pengalaman mistik. Dengan kata lain menjadikan indera, akal dan hati sebagai sumber-sumber

ilmu yang sah. Akibatnya terjadilah integrasi di bidang klasifikasi ilmu antara metafisika, fisika

dan matematika, dengan berbagai macam divisinya. Demikian juga integrasi terjadi di bidang

metodoogi dan penjelasan ilmiah. Karena itu filsafat Islam tidak hanya mengakui metode

observasi, sebagai metode ilmiah, sebagaimana yang dipahami secara eksklusif dalam sains

modern, tetapi juga metode burhani, untuk meneliti entitasentitas yang bersifat abstrak, ‘irfani,

untuk melakukan persepsi spiritual dengan menyaksikan (musyahadah) secara langsung entitas-

entitas rohani, yang hanya bisa dianalisa lewat akal, dan terakhir bayani, yaitu sebuah metode

untuk memahami teks-teks suci, seperti al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, filsafat Islam

mengakui kebasahan observasi indrawi, nalar rasional, pengalaman intuitif, dan juga wahyu

sebagai sumbersumber yang sah dan penting bagi ilmu.

14 | P a g e

Page 15: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

Hal ini penting dikemukakan, mengingat selama ini banyak orang yang setelah menjadi

ilmuwan, lalu menolak filsafat dan tasawuf sebagai tidak bermakna. Atau ada juga yang telah

merasa menjadi filosof, lalu menyangkal keabsahan tasawuf, dengan alasan bahwa tasawuf

bersifat irrasional. Atau ada juga yang telah merasa menjadi Sufi lalu menganggap tak penting

filsafat dan sains. Dalam pandangan filsafat Islam yang holistik, ketiga bidang tersebut diakui

sebagai bidang yang sah, yang tidak perlu dipertentangkan apa lagi ditolak, karena ketiganya

merupakan tiga aspek dari sebuah kebenaran yang sama. Sangat mungkin bahwa ada seorang

yang sekaligus saintis, filosof dan Sufi, karena sekalipun indera, akal dan hati bisa dibedakan,

tetapi ketiganya terintegrasi dalam sebuah pribadi. Namun, seandainya kita tidak bisa menjadi

sekaligus ketiganya, seyogyanya kita tidak perlu menolak keabsahan dari masing-masing bidang

tersebut, karena dalam filsafat Islam ketiga unsur tersebut dipandang sama realnya.

E. Tujuan, Fungsi, dan Manfaat Filsafat

            Menurut Harold H. Titus,filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta,

makna dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah control, dan tujuan seni adalah kreativitas,

kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan fisafat adalah pengertian

dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).

            Dr. Oemar A.Hoesin mengatakan: ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat

member hikmah. Filsafat member kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang

tersusun dengan tertib, akan kebebaran.

            Radhakrishnan dalam bukunya, History of philosophy menyebutkan: tugas filsafat bukan

lah sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup ,melainkan membimbingnya maju.

Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan

menentukan jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk

menopang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadi penggolongan-penggolongan

berdasarkan nation, ras dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.

Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal,baik dalam lingkungannya maupun

dalam semangatnya.

15 | P a g e

Page 16: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat

kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berfikir) etika (berprilaku), maupun metafisiska

(hakikat keaslian).

2.1.2 Peran Filsafat Islam dalam Dunia Modern

a. Menjawab Tantangan Kontemporer

Pada saat ini, dalam pandangan Beliau (Mulyadhi Kartanegara), umat Islam telah dilanda

berbagai persoalah ilmiah filosofis, yang datang dari pandangan ilmiah-filosofis Barat yang

bersifat sekuler. Berbagai teori ilmiah, dari berbagai bidang, fisika, biologi, psikologi, dan

sosiologi, telah, atas nama metode ilmiah, menyerang fondasi-fondasi kepercayaan agama.

Tuhan tidak dipandang perlu lagi dibawa-bawa dalam penjelasan ilmiah. Misalnya bagi Laplace

(w. 1827), kehadiran Tuhan dalam pandangan ilmiah hanyalah menempati posisi hipotesa. Dan

ia mengatakan, sekarang saintis tidak memerlukan lagi hipotetsa tersebut, karena alam telah bisa

dijelaskan secara ilmiah tanpa harus merujuk kepada Tuhan. Baginya, bukan Tuhan yang telah

bertanggung jawab atas keteraturan alam, tetapi adalah hukukm alam itu sendiri. Jadi Tuhan

telah diberhentikan sebagai pemelihara dan pengatur alam. Demikian juga dalam bidang biologi,

Tuhan tidak lagi dipandang sebagai pencipta hewan-hewan, karena menurut Darwin (w. 1881),

munculnya spesies-spesies hewan adalah karena mekanisme alam sendiri, yang ia sebut sebagai

seleksi alamiah (natural selection). 

Menurutnya hewan-hewan harus bertransmutasi sendiri agar ia dapat tetap survive, dan

tidak ada kaitannya dengan Tuhan. Ia pernah berkata, “kerang harus menciptakan engselnya

sendiri, kalau ia mau survive, dan tidak karena campur tangan sebuah agen yang cerdas di luar

dirinya. Oleh karena itu dalam pandangan Darwin, Tuhan telah berhenti menjadi pencipta

hewan. Dalam bidang psikologi, Freud (w. 1941) telah memandang Tuhan sebagai ilusi. Baginya

bukan Tuhan yang menciptakan manusia, tetapi manusialah yang menciptakan Tuhan. Tuhan,

sebagai konsep, muncul dalam pikiran manusia ketika ia tidak sanggup lagi menghadapi

tantangan eksternalnya, serti bencana alam dll maupun tantangan internalnya, ketergantungan

psikologis pada figur yang lebih dominan. Sedangkan Emil Durkheim, menyatakan bahwa apa

yang kita sebut Tuhan, ternyata adalah masyarakat itu sendiri yang telah dipersonifikasikan dari

nilai-nilai sosial yang ada. 

16 | P a g e

Page 17: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

Dengan demikian jelaslah bahwa, dalam pandangan sains modern Tuhan tidak memiliki

tempat yang spesial, bahkan lama kelamaan dihapus dari wacana ilmiah. Tantangan yang lain

juga terjadi di bidang lain seperti bidang spiritual, ekonomi, ekologi dll. Tentu saja tantangan

seperti ini tidak boleh kita biarkan tanpa kritik, atau respons kritis dan kreatif yang dapat dengan

baik menjawab tantangan-tantangan tersebut secara rasional dan elegan, dan tidak semata-mata

bersifat dogmatis dan otoriter. Dan di sinilah beliau melihat bahwa filsafat Islam bisa berperan

sangat aktif dan signifikan.

b. Filsafat sebagai Pendukung Agama

Berbeda dengan yang dikonsepsikan al-Ghazali, di mana filsafat dipandang sebagai

lawan bagi agama, beliau (Mulyadhi Kartanegara) melihat filsafat bisa kita jadikan sebagai mitra

atau pendukung bagi agama. Dalam keadaan di mana agama mendapat serangan yang gencar

dari sains dan filsafat modern, filsafat Islam bisa bertindak sebagai pembela atau tameng bagi

agama, dengan cara menjawab serangan sains dan filsafat modern terhadap agama secara

filosofis dan rasional. Karena menurut hemat saya tantangan ilmiah-filosofis harus dijawab juga

secara ilmiah-filosofis dan bukan semata-mata secara dogmatis. Dengan keyakinan bahwa Islam

adalah agama yang menempatkan akal pada posisi yang terhormat, saya yakin bahwa Islam, pada

dasarnya bisa dijelaskan secara rasional dan logis. 

Selama ini filsafat dicurigai sebagai disiplin ilmu yang dapat mengancam agama. Ya,

memang betul. Apaalagi filsafat yang selama ini kita pelajari bukanlah filsafat Islam, melainkan

filsafat Barat yang telah lama tercerabut dari akar-akar metafisiknya. Tetapi kalau kita betul-

betul mempelajari filsafat Islam dan mengarahkannya secara benar, maka filsafat Islam juga

adalah sangat potensial untuk menjadi mitra filsafat atau bahwan pendukung agama. Di sini

filsafat bisa bertindak sebagai benteng yang melindungi agama dari berbagai ancaman dan

serangan ilmiah-filosofis seperti yang saya deskrisikan di atas.

Serangan terhadap eksistensi Tuhan, misalnya dapat dijawab dengan berbagai argumen

adanya Tuhan yang telah banyak dikemukakan oleh para filosof Muslim, dari al-Kindi, Ibn Sina,

Ibn Rusyd dll., seperti yang telah saya jelaskan antara lain dalam buku saya Menembus Batas

Waktu. Serangan terhadap wahyu bisa dijawab oleh berbagai teori pewahyuan yang telah

17 | P a g e

Page 18: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

dikemukakan oleh banyak pemikir Muslim dari al-Ghazali, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Taymiyyah,

Ibn Rusyd, Mulla Shadra dll.

2.1.3 Filsafat Islam di Indonesia

a. Masa Lalu

Filsafat Islam belum begitu dikenal di Indonesia, karena memang filsfat Islam baru

diperkenalkan ke publik pada tahun 70-an oleh almarhum Prof. Dr. Harun Nasution dalam

bukunya yang terkenal Falsafah & Mistisime dalam Islam, yang diterbitkan Bulan Bintang pada

tahun 1973. Dalam buku ini pak Harun telah memperkenalkan 6 filosof Muslim yang terkenal

yaitu al-Kindi, al-Razi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd, setelah sebelumnya ia membicarakan

tentang “Kontak Pertama antara Islam dan ilmu pengetahuan serta falsafah Yunani.” Dalam buku

ini pak Harun dengan singkat tetapi esensial memperkenalkan biografi dan ajaran para filosof

Muslim tersebut, sehingga para mahasiswa Muslim, khususnya mahasiswa IAIN di seluruh

Indonesia, telah menyadari keberadaan filsafat Islam yang sebelumnya hampir tidak pernah

diperkenalkan kepada mereka. Dan dengan dijadikannya buku tersebut sebagai buku wajib, maka

pak Harun boleh dikata telah berhasil memperkenalkan filsafat Islam di Indonesia ini.

Tetapi karena buku ini merupakan satu-satunya buku yang digunakan dalam matakuliah

filsafat Islam selama puluhan tahun, maka timbul kesan yang keliru bahwa seakan filsafat Islam

hanya menghasilkan 6 orang filosof sebagaimana yang diperkenalkan oleh Pak Harun di atas.

Untunglah pada tahun 1987 Pustaka Jaya telah menerbitkan sebuah buku terjemahan yang bagus

dan komprehensif tentang filsafat Islam karangan Majid Fakhry yang berjudul Sejarah Filsafat

Islam, yang diterjemahkan oleh (Mulyadhi Kartanegara), sehingga dengan demikian sadarlah

kita bahwa filsafat Islam telah melahirkan bukan hanya 6 filosof, sebagaimana yang telah

diperkenalkan oleh Pak harun, tetapi puluhan bahkan mungkin ratusan para filosof yang tidak

kalah hebatnya daripada filosof-filosof yang telah diperkenalkan sebelumnya.

Buku ini menjelaskan filsafat Islam dari sudut historis, yang meliputi paparan tentang

perkembangan filsafat sebelum Islam, pada masa awal Islam, masa pertengahan dan masa

modern. Dan buku ini telah menikmati posisi yang penting di universitas-universitas Islam,

sebagai buku daras yang tak ada duanya pada saat itu. Mahasiswa Muslim sangat diuntungkan

dengan kehadiran karya terjemahan ini, karena ia telah banyak mengubah persepsi yang keliru

18 | P a g e

Page 19: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

tentang filsafat Islam dari sudut lingkup, rentangan waktu, ajaran dll. Dengan buku ini pula kita

menjadi sadar bahwa ternyata filsafat Islam tidak berhenti pada Ibn Rusyd sebagaimana

dikesankan setelah membaca buku pak harun, tetapi terus hidup dan berlangsung hingga saat ini.

b. Masa Kini 

Yang di maksud dengan masa kini, adalah kurang lebih periode sepuluh tahun terkahir

dari sekarang. Pada saat ini kita telah menikmati banyak informasi tentang filsafat Islam.

Diterjemahkannya buku yang diedit oleh M.M. Syarif yang berjudul, History of Muslim

Philosophy secara parsial ke dalam bahasa Indonesia telah memperkaya khazanah filsafat Islam

di Indonesia. Tetapi tambahan informasi yang sangat signifikan terjedi setelah penerbit Mizan

menerjemahkan karya besar dalam sejarah filsafat Islam yang diedit oleh Nasr dan Oliver

Leaman, yang berjudul A History of Islamic Philosophy ke dalam bahasa Indonesia, dengan

judul Ensiklopedia Filsafat Islam (dua jilid). Berbagai karya filosofis yang lebih spesifik

(misalnya yang membahas tentang pemikiran para filosof tertentu) juga telah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia, seperti The Philosophy of Mulla Sadra yang ditulis oleh Fazlur

Rahman, yang membahas beberapa aspek dari pemikiran Mulla Shadra, atau Knowledge and

Illumination, karangan Hussein Ziai, yang membicarakan secara khusus filsafat iluminasi

Suhrawardi. Namun sejauh ini, informasi ini lebih bersandar pada terjemahan dari karya asing,

dan bukan karangan sarjana Muslim Indonesia sendiri.

Sedikit sekali karya filsafat Islam yang ditulis oleh para penulis negeri ini. Ada misalnya

buku 5 tentang Suhrawardi yang ditulis oleh sdr Amroeni, khususnya kritik Suhrawardi terhadap

filsafat peripatetik,atau yang ditulis oleh M. Iqbal tentang Ibn Rusyd, sebagai bapak

rasionalisme. Namun tulisan-tulisan tersebut masih bersifat studi tokoh, dan pada dasarnya

diadaptasi dari sebuah tesis atau disertasi. Tidak banyak penulis Muslim Indonesia yang menulis

buku pengantar terhadap filsafat Islam yang bersifat independen, kecuali pak Haidar Bagir

dengan Buku Saku Filsafat Islam-nya, dan beliau (Mulyadhi Kartanegara) sendiri dengan

Gerbang Kearifan-nya. 

19 | P a g e

Page 20: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dunia Islam telah berhasil membentuk suatu filsafat yang sesuai dengan prinsip-prinsip

agama dan keadaan masyarakat Islam sendiri. Nama Al-Kindi adalah merupakan nama yang

diambil dari nama sebuah suku, yaitu : Banu Kindah. Banu Kindah adalah suku keturunan

Kindah, yang berlokasi di daerah selatan Jazirah Arab dan mereka ini mempunyai kebudayaan

yang tinggi.

Mengenai filsafat dan agama, Al-Kindi berusaha mempertemukan amtara kedua hal ini;

Filsafat dan agama. Al-Kindi berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu tentang kebenaran atau

ilmu yang paling mulia dan paling tinggi martabatnya. Dan agama juga merupakan ilmu

mengenai kebenaran, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan.

20 | P a g e

Page 21: Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies

DAFTAR PUSTAKA

http://balaghyelrasyid.blogspot.com/2013/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/06/makalah-filsafat-islam.html

Mulyadhi Kartanegara, Masa Depan Filsafat Islam “antara cita dan fakta”..Sebuah Paper

Sudarsono, Ilmu Filsafat – Suatu Pengantar, Rineka Cipta, Jakarta : 2001

Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta : 1996

21 | P a g e