makalah pip
DESCRIPTION
Makalah PIPTRANSCRIPT
MAKALAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Disusun oleh:
1. Sinta Ismi (4201412033)
2. Nurlailiatul Isnani (4201412058)
3. Seti Fendi R. (6301412122)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2013
PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
1. Deskripsi Dinamika Masyarakat Indonesia
Pada tahun 60-an, beberapa ahli pendidikan sepeti Theodore
Schults, Danison, Krueger, dan Backer mengadakan penelitian-penelitian
pendidikan yang hasilnya mendukung pendapat Smith bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan penduduk dengan
tingkat kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Temuan ini ternyata berhasil
mempengaruhi para perencana pendidikan hampir di seluruh dunia
termasuk dalamnya adalah Indonesia. Secara nasional keadaan pandidikan
yang tercermin dari tingkat SD, SLTP, Akademik dan Tingkat Perguruan
Tinggi perkembangannya dari Pelita ke pelita hasilnya cukup
menggembirakan. (Riwanto Tirtosudarmo,1994:245)
Peran pendidikan dalam masyarakat senantiasa mengalami
pergeseran, system social, politik, dan ekonomi bangsa menjadi penentu
dalam penetapan dan pengembangan peran pendidikan. Masuknya system
persekolahan sangat besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan.
Kalau diperhatiakan secara seksama dan dilihat dari perspektif pendidikan,
dalam masyarakat dewasa ini ada empat sumber masalah yang semuanya
masih lemah, yakni:
a. Rendahnya kesadaran multikultular
b. Penafsiran otonomi daerah yang masih lemah
c. Kurangnya sikap kreatif dan produktif
d. Rendahnya kesadaran moral dan hukum
(Fasli lalal, 2001:6)
Perilaku massa yang sangat mudah menjerumus ke arah tndakan yang
anarkis, sifat kedaerahan, tidak tertib hukum, masi banyak korupsi dan
sebagainya adalah contoh nyata dari kelemahan tersebut.
Di sisi lain, konstruk masa depan yang berbasis Bhineka
Tunggal Ika, sistem sosial yang mengakar pada masyarakat, ekonomi yang
berorientasi terhadap pasar global serta perlunya moralitas hukum yang
dijunjung tinggi mengindikasikan orientasi pembangunan yang
mengutamakan kepentingan yang berimplikasi pada peningkatan sumber
daya manusia, aktivitas ekonomi, serta pengembangan kreativitas,
produktivitas, dan hati nurani. Masyarakat Indonesia baru adalah
mayarakat yang harus memiliki karakteristik tersebut yang ditandai dengan
menyatunya kepentingan masyarakat, dengan kepentingan Negara. Untuk
itu, kita membutuhkan strategi yang tepat untuk menyentuh aspek-aspek
structural (tatanan infra struktur sosial) dan kultural (nilai-nilai budaya
yang cocok) serta dinamika perkembangan masyarakat.
Lingkungan nasional masih ditandai dengan dua fenomena
seperti masih berlangsungnya krisis multi dimensional, kuatnya tuntutan
reformasi di bidang ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, dan kehidupan
beragama. Sementara itu globlisasi semakin nyata, dan gejala tersebut tidak
lepas dari berbagai macam faktor, diantaranya adalah pesatnya teknologi
komunikasi dan informasi, cepatnya pertumbuhan penduduk, masalah
lingkungan dan ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi masalah
nasional dan juga semakin pesatnya peran serta Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), dalam mewarnai budaya reformasi. Sehingga
pendidikan dituntut untuk membantu krisis yang dialami oleh negara ini.
Untuk itulah karakter bangsa harus dipertahankan dan pendidikan harus
mengacu pada tolok ukur global, sehingga, bangsa Indonesia siap dalam
mengantisipasi perannya dalam menghadapi persaingan global.
GBHN juga melakukan perbaikan sistem pendidikan nasional
dengan cara merumuskan perencanaan misi jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang. Untuk misi jangka pendek pendidikan
nasional adalah penuntasan wajib belajar sembilan tahun, pengembangan
lembaga kependidikan, dan pengembangan iptek. Ketiga misi jangka
pendek tersebut terkait dengan isu strategi tentang perlunya pemberdayaan
masyarakat, pemberdayaan system pendidikan dan pengembangan
pendidikan yang bermutu dan relevan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Misi jangka menengah meliputi membangun sistem, iklim dan
proses pendidikan nasional yang demokratis dan memperdulikan mutu
sehingga mampu membantu menciptakan kehidupan manusia dan
masyarakat Indonesia yang cerdas, bermoral, memiliki sikap kebangsaan,
kreatif, terampil, inovatif, disiplin bertanggung jawab, menguasai iptek,
serta sehat jasmani rohani. Penekanan pendidikan jangka menengah adalah
mementapkan dan mengembangkan dan melembagakan secara
berkelanjutan apa yang telah dirintis dalam misi jangka pendek, baik
berupa masyarakat dan system pendidikan yang lebih berdaya, perbaikan
asppek kelembagaan dan menejerial, maupun perbaikan substansi yang
terkandung dalam system pendidikan nasional.
Sedangkan misi jangka panjang merupakan kelanjutan dari
misi jangka menengah yang menekankan pada pembudayaan yang bukan
hanya berupa konservasi budaya, melainkan sebuah proses yang aktif,
kreatif, dan berkelanjutan yang selaras dengan perkembangan lingkungan.
2. Perkiraan Perkembangan Masyarakat Masa Depan
Istilah “Masyarakat Indonesia Baru” digunakan untuk
menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan bangsa Indonesia
setelah era reformasi. Dan ada juga yang mengunakan istilah masyarakat
madani atau civil society. Teori globalisasi memetakan dan menguji
munculnya suatu system budaya global. Teori globalisasi menyatakan
bahwa budaya global terjadi karena berbagi perkembangan sosial budaya.
Bahkan globalisasi juga bisa diartikan sebagai kesadaran yang tumbuh
pada tingkat global yang terbangun secara berkelanjutan, atau sebagai
suatu proses social diman hambatan-hambatan geografis berkaitan dengan
pengaturan-pengaturan social budaya semakin surut.
Masyarakat Indonesia Baru atau civil society merupakan suatu
visi yang menuju secara implisit dan eksplisit: suatu kritik atas situasi yang
ada, dan suatu gambaran alternative mengenai masyarakat tanpa aspek-
aspek negative. Oleh karena itu visi masyarakat baru yang dicita-citakan
biasanya muncul pada saat timbul situasi ketidakpuasan akan situasi yang
ada dan dirasakan perlunya perubahan, reformasi atau revolusi.
Menurut Sastrapratedja, komponen kebutuhan masyarakat
Indonesia baru adalah kebutuhan untuk terus menguasai lingkungannya,
kebutuhan komunikasi dan lepas dari berbagai penghambat aktualisasi
dirinya.
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar
kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia
pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan
kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar
utama dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik
program pendidikan sekolah maupun program pendidikan luar sekolah.
Dari sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama
dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Di
dalam UU no. 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional dinyatakan
bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan
yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan
kehidupan bangsa yang bersangkutan.”
Melalui upaya pendidikan kebudayaan diwariskan dan
dipelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya
pendidikan diarahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu.
Kebudayaan yang dimaksudkan dalam arti luas yaitu keseluruhan gagasan
dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta
keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu (Koentjaraninggrat, 1974: 19).
Kebudayaan itu dapat:
1. Berwujud ideal, yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
dan sebagainya.
2. Berwujud kelakuan, yakni kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.
(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat
bahwa pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan
di masa yang akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu
mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung
dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan
petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan Globalisasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berararti secara
umumnya, utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu
keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia
menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di
dunia semakin besar; dengan kata lain: “menjadikan dunia sebagai satu
keutuhan, satu kesatuan.” (Salim, 1990: 8-9).
Terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang
paling kuat dan menonjol daya dobraknya,yakni:
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin
dipercepat utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi
canggih seperti komputer dan satelit. Kekuatan pertama gelombang
globalisasi ini membuat bumi seakan-akan menjadi sempit dan
transparan. Globalisasi iptek tersebut memeberi orientasi baru
dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas Negara.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau
ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Di berbagai
bagian dunia telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi
regional. Gejala lainnya adalah makin meluasnya perusahaan multi
nasional sebagai perusahaan raksasa yang kakinya tertanam kuat di
berbagai negara. Globalisai ekonomi telah menyebabkan negara
hanya bertapal batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi
semakin kabur.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam
berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada
konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya:
konferensi PBB mengenai lingkungan hidup dan pembangunan
(UNCED), pada awal juni 1992 di Rio De Jeneiro, Brasil.
Kerusakan ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan mengancam
keselamatan planet ini. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan
kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin
kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup, atau pembangunan
yang berwawasan lingkungan.
d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa,
termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Di
samping terpaan tentang gagasan-gagasan dalam pendidikan,
globalisasi terjadi pula secara langsung menerpa setiap individu
manusia melalui buku, radio, televisi, dan media lainnya.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai
juga tampak dalam bidang politik, hukum dan HAM, paham demokrasi
dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu
gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalam
menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan
berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan
tindakan dengan keadaan nyata di sekitarnya.
1. Perkembangan Iptek
Perkembangan Iptek yang semakin cepat dalam era
globalisasi ini merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat
masa depan. Percepataan perkembangan iptek tersebut terkait
dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat
Ilmu, 1981: 9-15). Segi landasan ontologis objek telaah adalah
berupa pengalaman dan semua wujud yang dapat dijangkau lewat
alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat karena
didapatkannya piranti yang membantu alat indra tersebut. Dari segi
epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan
yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami
perkembangan yang pesat. Dengan mulai meninggalkan metode
deduksi ala Aristoteles dan beralih kepada teori Darwin. Charles
Darwin mempelopori penggabungan metode deduktif dengan
metode induktif dan dengan mengajukan hipotesis, maka sekarang
dikenal sebagai daur hipotetiko-dedukto-verifikatif dalam metode
ilmiah (Filsafat Ilmu, 1981: 15 & 156 ), ataupun model induktif-
hipotetiko-deduktif dalam proses penelitian (Joni, 198: 6).
Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah penyusun
suatu teori atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang
menjelaskan gejala dan hubungan yang diperoleh dalam pengujian
empiris dan selanjutnya dapat meramalkan dan menentukan cara
mengontrol hal-hal itu. Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk
apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan untuk apa iptek
itu dipergunakan secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia.
Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan
iptek, yakni:
a. penelitian dasar (basic research)
b. penelitian terapan (applied research)
c. pengembangan teknologi (technological development)P
d. penerapan teknologi.
Ilmu itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan
Francis Balkon, karena ilmu adalah kekuasaan maka teknologi
merupakan alat kekuasaan atas;
a. Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya
mengeksloitasi menusia itu.
b. Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan
atau melunturkan nilai-nilai budaya yang dapat menimbulkan
krisis identitas budaya.
c. Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya
ataukah memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Untuk itu
iptek merupakan salah satu kunci keberhasilan kita di masa
depan.
Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif
yang ditimbulkan begitu pula dengan iptek bisa menjadi peluang
dan tantangan. Peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan
iptek tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum siap
menerimanya maka akan berubah menjadi tantangan. Untuk itu
diharapkan di masa-masa mendatang lahir pakar-pakar iptek yang
menguasai secara mendalam dan memiliki wawasan yang luas dan
mampu bekerja secara disiplin dan tetap berpijak pada budaya
Indonesia.
2. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah
perkembangan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi,
komputer, dan lainnya. Begitu pula yang terjadi di Indonesia kemajuan
itu telah mendorong perubahan masyarakat dari petani menjadi
masyarakat industri dan informasi. Seiring dengan itu komunikasi antar
manusia yang berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin
meluas karena kemajuan transportasi dan telekomunikasi.
Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:
a. Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau prilaku yang
diinginkan oleh pengirim pesan.
b. Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau penerjemahan isi
pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
c. Transmisi (pengiriman) pesan.
d. Saluran.
e. Pembukasandian (decoding) yakni penerjemahan kembali apa yang
diterima kedalam isi pesan oleh penerima.
f. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang
diterimanya.
g. Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua
unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin
padat dan akan di percepat di masa depan mencakup keseluruhan
unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut. Pada komunikasi satu
arah, proses komunikasi berlangsung dari butir 1 ke butir 6, yakni dari
pengirim ke penerima. Sedangkan pada komunikasi dua arah, kedua
belah pihak dapat menjadi pengirim ataupun penerima pesan. Berikut
ini adalah bagan komunikasi (disadur dari Jhonson dan Jhonson, 1977:
111).
Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah
mengalami perkembangan yang pesat, namun belum merata pada
semua negara. Perkembangannya di negara berkembang masih sangat
lambat karena didominasi oleh negara-negara maju. Untuk itu
diperlukan upaya-upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun,
terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu:
a. Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.
b. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal
yang beragam.
c. Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT (video display
terminal), surat kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
d. Di media elektronik antara lain penggunaan DBS (direct broadcast
satelitte).
Kesemua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu
masyarakat informasi sebagai masyarakat masa depan.
3. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah
meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam bidang kehidupan
manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta
perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka
anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan
pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut
suatu kualitas hidup yang lebih baik, termasuk berbagai layanan yang
dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh pemangku profesi tertentu,
atau layanan profesional, akan semakin penting untuk kebutuhan
masyarakat tertentu.
3. Alternatif Masyarakat Pendidikan dalam Kaitannya dengan
Perkembangan Masyarakat
Pada dasarnya hubungan antara individu dan dengan masyarakatnya
berkisar pada suatu model atau hubungan antara penguasa, yang dikuasai,
cara untuk mencapai tujuan bersama, dan tujuan itu sendiri. Dalam konsep
ini potensi individu harus dikembangkan, tanpa mengembangkan potensi
yang ada penguasa tidak akan dapat menciptakan keadilan yang dicita-
citakan.
Manusia dalam berkelompok menginginkan delapan nilai, yaitu:
kekuasaan, pendidikan, kekayaan, kesehatan, ketrampilan, kasih sayang,
kejujuran, dan keseganan. Di dalam mengembangkan kehidupan yang
demokratis kita ingin membangun sistem hukum yang nasional yang
terbuka bagi tatanan global, mengakomodasikan hukum adat, hukum
agama yang berlaku serta menormalisasikan hokum ketatanegaraan yang
berlaku dengan menjunjung tinggi supremasi hukum.
Ciri-ciri masyarakat Indonesia yang dicita-citakan meliputi
prinsip mengembangkan dan menegakan kedaulatan rakyat. hukum dan
keadilan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pluralisme masyarakat
masyarakat urban dan industry, masyarakat berwawasan lingkungan, dan
mengembangkan masyarakat berketuhanan Yang Maha Esa.
Pada awal pertumbuhannya, pendidikan diartikan sebagai
proses sosialisasi, yang berupa proses transfer nilai dan pengetahuan dan
dalam perkembangannya pendidikan dimaknai sebagai proses
persekolahan, maka titik fokus studi pendidikan adalah kegiatan proses
belajar mengajar. Pendidikan haruslah bersinergi dengan bidang-bidang
kehidupan, politik, ekonomi, hukum, dan budaya dalam arti terbatas.