makalah pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan model poe

33
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PREDICT, OBSERVE, DAN EXPLAIN (POE) BERBANTU SIMULASI PADA KONSEP ELEKTROLISIS UNTUK SISWA SMA Abstrak Elektrolisis merupakan konsep yang menyatakan nama proses. Sehingga untuk mempelajari konsep elektrolisis salah satunya bisa dilakukan dengan pembelajaran yang sifatnya mengkonstruk pengetahuan siswa secara mandiri. Diharapkan pembelajaran tersebut mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Pembelajaran yang dapat mengkonstruk pengetahuan siswa salah satunya digunakan model pembelajaran POE (predict, observe, and explain). Terdiri dari tiga tahapan pokok yaitu, predict (mengajak siswa untuk memprediksi suatu jawaban), observe(mengajak siswa untuk membuktikan jawaban melalui praktikum), dan explain (mengajak siswa untuk menjelaskan jawabannya melalui diskusi kelompok). Karena pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, maka dapat model pembelajran dibantu dengan simulasi, simuslasi berfungsi sebagai jembatan dalam menerangkan konsep secara makroskopi kedalam submikroskopi.

Upload: -

Post on 29-Dec-2015

285 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

SISWA MENGGUNAKAN MODEL PREDICT, OBSERVE,

DAN EXPLAIN (POE) BERBANTU SIMULASI PADA

KONSEP ELEKTROLISIS UNTUK SISWA SMA

Abstrak

Elektrolisis merupakan konsep yang menyatakan nama proses.

Sehingga untuk mempelajari konsep elektrolisis salah satunya bisa

dilakukan dengan pembelajaran yang sifatnya mengkonstruk

pengetahuan siswa secara mandiri. Diharapkan pembelajaran

tersebut mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis

siswa. Pembelajaran yang dapat mengkonstruk pengetahuan siswa

salah satunya digunakan model pembelajaran POE (predict,

observe, and explain). Terdiri dari tiga tahapan pokok yaitu, predict

(mengajak siswa untuk memprediksi suatu jawaban),

observe(mengajak siswa untuk membuktikan jawaban melalui

praktikum), dan explain (mengajak siswa untuk menjelaskan

jawabannya melalui diskusi kelompok). Karena pembelajaran ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa,

maka dapat model pembelajran dibantu dengan simulasi, simuslasi

berfungsi sebagai jembatan dalam menerangkan konsep secara

makroskopi kedalam submikroskopi.

Kata kunci: Elektrolisis, Model Pembelajaran POE, Simulasi

Page 2: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu ilmu yang penting untuk di pelajari siswa di sekolah

adalah ilmu kimia. Karena ilmu kimia mampu menerangkan konsep

secara mikro dari fenomena makro. Penjelasan secara makro

didapat dari sebuah eksperimen, karena “Ilmu kimia merupakan

ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen

yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,mengapa, dan

bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan

komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan

energetika zat”( Depdiknas, 2003: 6). Oleh sebab itu, mata

pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat

yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika

dan energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran.

Penilaian dan pembelajaran kimia harus memperhatikan

karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses. Oleh karena itu

ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang diterima

oleh seseorang berupa fakta, teori, prinsip, hukum), temuan ilmiah

dan proses (kerja ilmiah).

Karena ilmu kimia memiliki karakteristik sebagai produk dan preoses, maka

dalam mempelajari ilmu kimia harus disesuaikan dengan metode dan pendekatan

yang sesuai. Misalnya ilmu kimia yang bersifat abstrak dapat diajarkan kepada siswa

dengan pendekatan konstruktivis menggunakan analogi inkuiri. Untuk ilmu kimia

berupa hitungan dapat digunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah

(problem base learning) sehingga siswa dapat menghubungkan permasalahan

kehidupan sehari-hari dengan penerpan konsep kimia yang mereka miliki. Untuk

kimia terapan dapat menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual atau

pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project base learning) atau pendekatan

sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas) atau SLTM sehingga

dengan pendekatan-pendekatan tersebut siswa dapat mempelajari konsep kimia dari

Page 3: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

produk yang mereka hasilkan. Berbagai pendekatan, model dan metode pembelajaran

yang digunakan, sebaiknya digunakan pembelajaran yang mampu mengkonstruk

pengetahuan siswa secara mandiri dan guru hanya sebagai fasilitator bukan sumber

informasi utama.Namun apapun metode/pendekatan/ model/teknik pembelajaran

yang digunakan (depdiknas, 2003:13). Sehingga pembelajaran diharapakan lebih

mengaktifkan siswa dalam belajar secara mandiri tanpa harus disuapi oleh guru

secara terus menerus.

Artinya pembelajaran jaman sekarang lebih berpusat pada

siswa. Namun tantangan abad ke 21 menuntut siswa agar bisa

berpikir tingkat tinggi seperti berpikir kritis yang memiliki fungsi

salah satunya agar siswa dapat menjawab fenomena alam yang

terjadi disekitarnya. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir

siswa, maka pembelajaran kimia perlu dirubah yaitu dari dimensi

belajar kimia sebagai pengetahuan menjadi belajra kimia sebagai

cara berpikir untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta

didik (liliasari, 2011:13).

Salah satu konsep yang bisa mengembangakan kemampuan

keterampilan berpikir kritis siswa adalah konsep elektrolisis. Karena

konsep elektrolisis merupakan konsep yang menjelaskan proses

menggunakan energi listrik agar rekasi nonspontan dapat terjadi.

Sehingga konsep elektrolisis merupakan konsep yang menyatakan

nama proses. Untuk mengetahui proses elektrolisis dapat dipelajari

melalui praktikum atau melalui multimedia berupa simulasi. Sesuai

yang diutarakan oleh nursa’adah (2011:115) bahwa pembelajaran

elektrolisis menggunakan multimedia mampu meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa.

Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk konsep

elektrolisis dapat digunakan model pembelajaran POE (predict,

observe dan explain). Model POE memiliki tahapan pembelajaran

yang dimulai dari predict, observe, explain, dan writing. Proses

predict adalah proses mengira-ngira atau menduga-duga suatu

Page 4: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

maslah untuk menentukan sebuah jawaban. Proses observe adalah

proses pengamatan untuk membuktikan ramalan yang telah kita

buat. Proses explain adalah proses menjelakan hasil pengamatan.

Sehingga gabungan model POE ini akan membawa siswa kedalam

pembelajaran aktif.

Model pembelajaran POE akan membuat siswa aktif dalam

pembelajaran, dapat mengkonstruk pengetahuannya,

mengkomunikasikan pemikirannya kepada teman-temannya dan

menuliskan hasil diskusi. Pembelajaran model POE dapat

meningkatkan memahami dan menguasai konsep yang diberikan

dan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membauat

suatu alasan atas jawaban yang diberikannya.Sehingga model POE

ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

Sehingga dalam makalah ini pemakalah akan mengembangkan

keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan model POE (predict,

observe, dan explain) berbantu simulasi pada konsep elektrolisis untuk

siswa sma.

Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran predict-

observe-explain (POE) berbantu simulasi dapat

mengembangakan keterampilan berpikir kritis siswa

2. Bagaimana hubungan model pembelajaran predict-observe-

explain (POE) pada konsep elektrolisis

Tujuan makalah:

Tujuan dalam makalah ini adalah:

1. Mengetahui Langkah-langkah model pembelajaran predict-

observe-explain (POE) berbantu simulasi dapat

mengembangakan keterampilan berpikir kritis siswa

2. Mengetahui hubungan model pembelajaran predict-observe-

explain (POE) pada konsep elektrolisis

Page 5: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe
Page 6: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

II. KAJIAN TEORITIK

A. Pembelajaran Kontruktivisme

Menurut Piaget (dalam dahar, 1989:159) setiap anak membangun

pengetahuannya. pengatahuan dibangun melalui pengalaman anak. Melalui

pengalaman yang telah didapat anak memiliki sedikit pengetahuan hidup. Contohnya

ketika seorang anak mencari makanan favoritnya. Pengalaman salah satu kotruksi

kognitif dalam pendekata kontruktivestik. Sehingga pendekatan kontruktivestik

mayatakan bahwa pengetahauan bukan kumpulan fakta dari hasil kenyataan yang

sedang dipelajari melainkan, sebagai kontruksi kognitif seseorang terhadap objek,

pengalaman, dan lingkungannya.(dalam budiningsih, 2005:56).

Berdasarkan kegiatan seseorang terhadap objek, pengalaman, dan lingkungannya

terjadilah proses belajar. Sesuai yang diutarakan oleh Gagne (dalam dahar, 1989:11)

bahwa belajar adalah suatu proses di mana organime mengalami perubahan perilaku

akibat pengalaman yang didapat. Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

untuk mentransferkan ilmunya pada murid-muridnya, pentransferan yang dilakukan

guru kedapa murid tidak langsung akan diserap, melainkan akan diinterpretasikan

dan dikontruksi oleh siswa melalui pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri

(dalam Budiningsih, 2005: 57).

B. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran POE

(Predict, Observe And Explain)

Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran

dengan menggunakan metode eksperimen yang dimulai dengan

penyajian masalah dimana peserta didik diajak untuk memberikan

dugaan sementara terhadap kemungkinan yang terjadi, dilanjutkan

dengan observasi atau pengamatan langsung terhadap masalah

kimia dan kemudian dibuktikan dengan melakukan percobaan

untuk dapat menemukan kebenaran dari prediksi awal dalam

bentuk penjelasan (dalam Samosir, 2010: 10).

Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran

kontruktivisme. Langkah awal dalam model pembelajaran POE akan

Page 7: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

memberikan sebuah permasalahan awal untuk dipecahkan oleh

siswa. Langkah awal pembelajaran POE akan membentuk

pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal siswa dibentuk saat

memecahkan sebuah masalah atau memperediksi jawaban sebuah

permasalahan. Jawaban yang sudah didapat kemudain dibuktikan

melalui praktikum.

Sir Francis Bacon (1561-1626) (dalam samosir, 2010: 11)

seorang filosof Inggris, mengemukakan bahwa untuk

mengkonstruksi pengetahuan diperlukan langkah-langkah: (1)

mengamati dan mencatat data dan pola yang muncul dari peristiwa

tersebut, (2) merumuskan hipotesis, menguji kebenaran hipotesis,

(4) menggunakan hipotesis untuk penyelidikan selanjutnya, dan (5)

jika kebenaran hipotesis berlaku secara umum maka dapat

diangkat menjadi hukum.

C. Langkah-Langkah Pembelajaran Model POE

Tiga langkah utama dari pembelajaran POE (dalam samosir, 2010:

11), yaitu:

a. Prediction, atau membuat prediksi,

membuat dugaan terhadap suatu peristiwa kimia.

b. Observation, melakukan penelitian, pengamatan apa yang

terjadi. Pertanyaan pokok dalam observasi adalah apakah

prediksinya memang terjadi atau tidak. Kita bisa lakukkan

kegiatan observasi ini dalam praktikum.

c. Explanation, yaitu memberi penjelasan, terutama tentang

kesesuaian antara dugaan (prediksi) dengan yang

sesungguhnya terjadi.

D. Keterampilan Berpikir Kritis

Saat belajar siswa selalu berpikir agar materi pelajaran yang

mereka pelajari dapat mereka pahami. Selama berpikir siswa

mengalami proses berpikir. Proses berpikir yang dilakukan siswa

Page 8: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

dapat dikelompokkan dalam berpikir dasar (berpikir rasional) dan

berpikir kompleks (tingkat tinggi). Berpikir dasar merupakan

gambaran dari proses berpikir rasional yang mengandung sejumlah

langkah dari sederhana menuju yang kompleks. Aktivitas berpikir

rasional meliputi menghafal, membayangkan, mengelompokkan,

menggeneralisasi, membandingkan, mengevaluasi, menganalisis,

mensintesis, mendeduksi, dan menyimpulkan. Dalam hal ini

keterampilan berpikir tingkat dasar meliputi menghubungkan

sebabakibat, mentransformasi, menemukan hubungan dan

memberikan kualifikasi. Proses berpikir kompleks yang disebut

berpikir tingkat tinggi, antara lain pemecahan masalah,

pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif ( Costa

dalam samosir 2010: 11).

Keterampilan berfikir kitis merupakan kemampuan bernalar dan

berfikir reflektif apa yang diyakini dan apa yang harus dilakukan

(Ennis dalam Sa’adah, 2011:25). Menurut Ennis (1989)

keterampilan berpikir kritis terdiri dari 12 indikator yang dibagi

dalam 5 kelompok seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut:

Page 9: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

Tabel 1. Indikator kemampuan berfikir kritis

Berpikir

KritisSub Berpikir Kritis Penjelasan

1. Memberi

penjelasan

sederhana

1. Memfokuskan

pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau

merumuskan pertanyaan.

b. Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria untuk

mempertimbangkan

jawaban yang mungkin.

c. Menjaga kondisi pikiran.

2. Menganalisis

argument

a. Menidentifikasi kesimpulan.

b. Mengidentifikasi alasan

yang dinyatakan.

c. Mengidentifikasi alasan

yang tidak dinyatakan.

d. Mengidentifikasi

kerelevavan dan tidak

relevan.

e. Mencari struktur argumen.

f. Merangkum.

3. Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

tentang suatu

penjelasan dan

tantangan

a. Mengapa?

b. Apa intinya?

c. Apa artinya?

d. Apa contohnya?

e. Apa bukan contohnya?

f. Bagaimana menerapkan

pada kasus tersebut?

Page 10: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

g. Perbedaan apa yang

menyebabkan?

h. Apa faktanya?

i. Benarkah yang anda

katakan?

j. Akankah anda menytakan

lebih dari itu?

Berpikir

Kritis

Sub Berpikir Kritis Penjelasan

2. Membangun

keterampila

m dasar.

1. Mempertimbang

kan kredibilitas

suatu sumber.

a. Ahli

b. Tidak ada konflik interest.

c. Kesepakatan antar sumber.

d. Reputasi.

e. Menggunakan prosedur

yang baku.

f. Mengetahui resiko terhadap

reputasi.

g. Mampu memberi alasan.

h. Kebiasaan berhati-hati.

2. Mengobservasi

dan

mempertimbang

kan hasil

observasi.

a. Ikut terlibat dalam

menyimpulkan.

b. Dilaporkan oleh sendiri.

c. Mencatat hal-hal yang

diinginkan.

d. Penguatan dan

kemungkinan penguatan.

e. Kondisi akses yang baik.

f. Penggunaan teknologi yang

Page 11: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

kompeten.

g. Kepuasan observer dan

kredibilitas yang baik.

3. Kesimpula

n

1. Membuat diskusi

dan

me

mpertimbangkan

hasil diskusi.

a. Kelompok yang logis.

b. Kondisi yang logis.

c. Interpretasi pernyataan.

2. Membuat induksi

dan

mempertimbang

kan induksi.

a. Membuat generalisasi.

b. Membuat kesimpulan dan

hipotesis.

c. Investigasi.

d. Kriteria berdasarkan

diskusi.

Berpikir

KritisSub Berpikir Kritis Penjelasan

3. Membuat dan

mempertimbang

kan nilai

keputusan.

a. Latar belakang fakta.

b. Konsekuensi.

c. Penerapan prinsip-prinsip.

d. Memikirkan alternatif.

e. Menyeimbangkan,

memberatkan, dan

memutuskan.

4. Membuat

penjelasan

lebih

lanjut.

1. Mendefinisikan

istilah,

mempertimbang

kan definisi.

a. Bentuk : sinonif, klasifikasi,

rentang, ekspresi yang

sama, oprasional, contoh

dan contoh.

Page 12: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

b. Strategi definisi: aksi,

tindakan,

pengidentifikasian.

c. Isi.

2. Mengidentifikasi

asumsi.

a. Alasan yang tidak

dinyatakan

b. Asumsi yang dibutuhkan

5. Strategi

dan taktik1. Memutuskan

suatu tindakan.

a. Mendefinisikan suatu

masalah.

b. Menyelesikan kriteria untuk

membuat solusi.

c. Merumuskan alternatif yang

memungkinkan.

d. Memutuskan hal-hal yang

dilakukan secara tentatif.

e. Mereview.

f. Memonitor implementasi.

Berpikir

KritisSub Berpikir Kritis Penjelasan

2. Berinteraksi

dengan orang

lain.

a. Mengembangkan dan

menanggapi konsep-konsep

yang keliru.

b. Strategi logis.

Page 13: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

c. Strategi retorika.

d. Mempresentasikan sebuah

pendapat baik lisan maupun

tulisan.

E. Simulasi Komputer

Media pembelajaran yang dilakukan guru kebanyakan

menggunakan papan tulis saja. Pembelajaran dapat diotimalkan

dengan berbantuan komputer. Pembelajaran ini dinamakan

Computer-Assisted Instruction (CAI) atau pembelajaran berbantuan

kompute. Menurut Dowd, S. B. dan Bower, R. (dalam nugraha,

2011:30), pembelajaran berbantuan komputer (CAI) dapat

dikelompokkan menjadi macam-macam bentuk (mode) Aplikasi,

yaitu: penggalian dan latihan (Drill and Practice), tutorial (Tutorial),

simulasi (Simulation), permainan (Games), pertanyaan/penyelidikan

(Inquiry), dan pemecahan masalah (Problem solving). Dalam

makalah ini bentuk CAI yang akan digunakan ialah bentuk simulasi,

yaitu berupa program yang menyediakan gambaran keadaan atau

fenomena yang menyerupai keadaan atau fenomena yang

sebenarnya.

Menurut De Jong dan Van Joolingen (dalam nugraha 2011:31),

simulasi adalah program yang berisi sebuah model dari sebuah

sistem (alami atau buatan) atau sebuah proses, yang terbagi atas

dua tipe yaitu simulasi yang mengandung model konseptual dan

yang operatif. Model konseptual menyatukan prinsip, konsep, dan

fakta atas suatu sistem (materi) yang disimulasikan. Sedangkan

model operasional meliputi urutan operasi atau prosedur kognitif

dan non-kognitif yang dapat diaplikasikan di sistem yang

disimulasikan. (dalam nugraha, 2011:31). Sehingga dengan

simulasi praktikum-praktikum kimia bisa lebih detail. Misalnya pada

Page 14: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

konsep elektrolisis selain memperlihatkan perubhan yang terjadi di

katoda dan anoda juga dapat memperliahatkan pergerakan

elektron baik di katoda maupun anoda.

F. Karakteristik Konsep Elektrolisis

Menurut kenaan (1984) bila aliran elektron yang menyertai

suatu reaksi membentuk arus listrik, maka perubahan kimia itu

dirujuk sebagai elektrokimia. Perubahan kimia yang terjadi pada

elektrokimia terdapat dua kelas yaitu rekasi yang menghasilkan

arus listrik yaitu sel volta dan yang dihasilkan oleh arus listrik yaitu

sel elektolisis.

Yang akan dibahas dalam makalah ini mengenai elektrolisis.

Menurut Chang (2004: 219) elektrolisis adalah proses merubah

rekasi kimia non spontan agar bisa terjadi menggunakan energi

listrik. Sehingga elektrolisis menurut Sa’adah (2011: 29) terdapat

dua atribut yang mengkonstruk konsep elektrolisis, yaitu konsep

listrik dan rekasi kimia, reaksi kimia dalam hal ini adalah rekasi

oksidai-reduksi. Garnet,treagust, dan barral (dalam Sa’adah 2011:

29) menemukkan fakta bahwa pemahaman kelistrikan yang

menyangkut pergerakan elektron dalam logam dan pergerakan ion

dalam larutan elektrolit, serta pemahaman dan kemampuan

menyetarakan reaksi redoks sangat diperlukan sebagai prasyarat

mendasar untuk memahami yang terjadi dalam proses sel

elektrolisis.

Sebagai contoh, elektrolisis lelehan NaCl. Elektrolisis NaCl

berfungsi untuk menghasilkan logam natrium dan gas klorin.

Dimana elektrolisis lelehan NaCl dapat dilihat dalam gambar sel

elektrolisis pada gambar 1.

Page 15: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

Berdasarkan elektrolisis lelehan NaCl pada gambar diatas diketahui

bahwa pada anoda terjadi rekasi oksidasi dimana dihasilkan gas

klor, rekasinya sebagai berikut :

Oksidasi : 2Cl- (l) → Cl2(g) + 2 e-

Pada katoda terjadi reaksi reduksi ion Na+ menjadi logam Na dan

reaksinya sebagai berikut:

Reduksi : Na+(l) + e- → Na(l)

Untuk reaksi secara keseluruhannya dapat dituliskan sebgai

berikut:

Reduksi (katoda) : Na+(l) + e- → Na(l)

Oksidasi (anoda) : 2Cl - ( l ) → Cl 2( g ) + 2 e -

Gambar 1. Elektrolisis lelehan NaCl

Macmurry dan Fay, 2004 : 792

Page 16: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

Keseluruhan : Na+(l) + 2Cl- (l) → Na(l) + Cl2(g)

Jika diperhatikan sel elektrolisis diatas digunakan elektroda inert

pada anoda dan katodanya. Sehingga katoda menjadi katoda inert

yaitu katoda yang tidak mengalami reaksi reduksi dan pada anoda

menjadi anoda inert yaitu anoda yang tidak mengalami reaksi

oksidasi. Adapun kebalikan dari elektroda inert yaitu elektroda tak -

inert. Maka jika digunakan elektroda tak inert, katoda pun akan

bersifat tak inert artinya katoda akan mengalami reaksi reduksi dan

anoda sama akan bersifat tak inert artinya anoda akan mengalami

reaksi oksidasi. (Sa’adah, 2011:32)

Sebagai contoh elektrolisis pemurnian tembaga, yang dapat dilihat

pada gambar berikut ini:

Berdasarkan gambar tersebut untuk memurnikan logam Cu

maka pada anoda digunakan anoda tak inert maka disimpan logam

Cu tak murni dan pada katoda digunakan katoda tak inert maka

disimpan logam Cu murni. Sehingga untuk rekasi setengah cell

pada anoda dan kotodanya adalah

Gambar 2. Elektrolisis pemurnian logam Cu (tambaga) menggunakan larutan CuSO4

Macmurry dan Fay, 2004 : 798

Page 17: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

Oksidasi (anoda) : Cu(s) → Cu2+(aq) + e-

Reduksi (katoda) : Cu2+ (aq) + 2 e- → Cu(s)

Metode elektrolisis ini digunakan dalam proses elektroplating.

Elektroplating adalah prinsip-prinsip elektrolisis yang digunakan

dalam proses penyepuhan logam.

Pergerakan elektron di dalam sel elektrolisis akan bergerak dari

anoda menuju katoda. Pergerakan ion-ion dalam sel elektrolisis, ion

positif atau kation dan ion negatif akan bergerak ke anoda. Satu

mol elektron yang lewat pada rangkaian elektrolisis mengakibatkan

satu bobot ekuivalen suatu zat pada satu elektrode dan reduksi

satu bobot ekuivalen pada elektroda yang lain dapat dihitung

menggunakan hukum faraday. Untuk mengatahui produk-produk

yang akan dihasilkan selama proses elektrolisis dimasing-masing

elektroda, digunakan elektroda hidrogen sebagai pembanding

untuk kedua reaksi yang terjadi di elektroda tersebut.

III. APLIKASI DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan POE Dengan Simulasi Computer

Model pembelajaran POE merupakan model pembalajaran

praktikum yang dimulai dengan penyajian masalah pada tahap

prediksi. Permasalah yang didapat kemudian di prediksi jawbanya.

Jawaban yang di dapat kemudian di buktikan di tahap observasi

melalui praktikum. Setelah tahap observasi dilakukan, maka

dilakukanlah tahap explain atau tahap menjelaskan. Pada tahap ini

siswa diminta untuk menjelelaskan jawaban yang mereka dapat

untuk dipresentasikan dalam pembelajaran.

Model pembalajaran POE yang berbasis praktikum barulah

menjelaskan konsep secara makroskopi. Sehingga data yang

didapat oleh siswa masih kurang untuk penguatan konsep siswa.

Untuk membantu siswa kita bisa gunakan Animasi konseptual yang

disajikan dalam multimedia, merupakan penghubung dengan mata

kuliah praktikum, sehingga memudahkan siswa untuk dapat

Page 18: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

membuat hubungan antara kemampuan representasi makroskopik,

submikroskopik, dan simbolik (dalam Sa’adah, 2011:13).

Multimedia yang digunaka bisa berbentuk simulasi komputer.

simulasi komputer dapat memberikan kesempatan kepada siswa

tidak hanya untuk mengembangkan pemahaman siswa dan

penguatan konsep kimia, tetapi juga dapat mengembangkan

kemampuan mereka dalam investigasi ilmiah dan penyelidikan

sehingga dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa

(Escalada dan Zollman dalam nugraha, 2011).Agar model

pembelajaran POE bisa berjalan dengan optimal maka perlu

berbantuan simulasi agar konsep kimia secara submikroskopi dapat

terjelaskan juga.

B. Langkah-langkah pembelajaran POE berbantuan simulasi

Seperti yang telah dijelaskan dalam kajian teoritik bahwa model

pembelajaran POE memiliki tiga langkah utama, yaitu prediksi,

observasi dan explain. Langkah-langkah pembelajran ini bisa

dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap predict

Kegiatan awal yang dilakukan guru pada tahap ini adalah

membentuk kelompok untuk siswa-siswanya. Guru

mengajarkan konsep utama terlebih dahulu mengenai konsep

elektrolisis. Kemudian guru memberikan sebuah penyajian

masalah di dalam LKS mengenai elektrolisis. Penyajian masalah

tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam mencari struktur argument mengenai

reaksi yang terjadi di anode dan katode pada larutan atau cairan dengan

elektrode tak inert ataupun elektrode inert. Siswa dapat melakukan

diskusi kelompok untuk memecahakan jawaban ditiap-tiap

pertanyaan. Sehingga siswa mempunyai konsep awal mengenai

elektrolisis.

2. Tahap observe

Page 19: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

Setelah tahap prediksi dilakukan maka siswa di ajak untuk

membuktikan jawaban yang mereka dapat pada tahap prediksi

melalui praktikum. Siswa melakukan praktikum sesuai dengan

panduan di dalam LKS praktikum. Pada tahap observe guru bisa

mengukur kemampuan siswa dalam mengobservasi reaksi yang

terjadi di anode dan katode pada sel elektrolisis melalui percobaan dan

mempertimbangkan hasil observasi.

3. Tahap explain

Setelah tahapan observe terselesaikan siswa diperlihatkan

simulasi seperti pada gambar 3 dibawah ini:

Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok untuk

menjelaskan teori yang mereka miliki mengenai elektrolisis.

Dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah definisi yang benar.

Siswa diminta untuk menjelaskan hasil observasi sehingga

siswa dapat menjawab kebenaran dari peridiksi awal yang

mereka punya.

Gambar 3. Simulasi sel elektrolisis

Tom Greenbowe

Page 20: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

Adapun kegiatan guru dalam kegiatan ini hanya sebagai

fasilitator. Dimana jika prediksi siswa terbukti di dalam

percobaan maka guru hanya melakukan rangkuman saja.

Namun jika jawaban siswa kurang tepat guru meluruskan

jawaban siswa dan mencari tau mengapa dugaan siswa tidak

tepat dengan memberikan alasan yang sebenarnya. Sehingga

dalam tahap ini guru bisa meluruskan jawaban siswa yang

masih miskonsepsi.

Tahap explain bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa

dalam memberikan penjelasan lebih lanjut dan kemampuan

dalam strategi dan taktik. Maksud dari kemampuan strategi dan

taktik adalah siswa diharapkan dapat menari jawaban yang

benar ketika hasil observasi yang mereka temukan tidak sesuai.

Berdasarkan langkah-langkah diatas dapat dibuat

perbandingan indikator pembelajran biasa dengan indikator

pembelajaran berpikir kritis yang akan dikembangkan sebagai

berikut:

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran

Indikator

Pembelajaran

Berpikir Kritis

2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari

2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis

Menuliskan reaksi yang terjadi di anode dan katode pada larutan atau cairan dengan elektrode aktif ataupun elektrode inert.

Mengamati reaksi yang terjadi di anode dan katode pada sel elektrolisis

Mencari struktur argument mengenai reaksi yang terjadi di anode dan katode pada larutan atau cairan dengan elektrode tak inert ataupun elektrode inert.

Table 2. indicator berpikir kritis yang akan digunakan

Page 21: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

melalui percobaan.

Mengobservasi reaksi yang terjadi di anode dan katode pada sel elektrolisis melalui percobaan dan mempertimbangkan hasil observasi

Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi berdasarkan data percobaan elektrolisis yang didapat.

Berinteraksi dengan orang lain untuk menyelesaikan kegunaan elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada proses penyepuhan logam

Setelah dibuat indikator pembelajran kirtis yang akan

dikembangkan dalam penelitian. Maka dapat dibauat hubungan

tahapan pembelajaran POE dengan indikator pembelajaran kritis

yang telah dibuat. Hubungan tahapan pembelajaran POE dengan

indikator berpikir kritis terdapat dalam tabel dibawah ini :

Tahapan Pembelajaran POE Indikator Pembelajaran Berpikir Kritis

Predict (prediksi) Mencari struktur argument mengenai reaksi yang terjadi di anode dan katode pada larutan atau cairan dengan elektrode tak inert ataupun elektrode inert.

Table 3. Hubungan tahapan pembelajaran POE dengan indicator keterampilan berpikir kritis

Page 22: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

Observe Mengobservasi reaksi yang terjadi di anode dan katode pada sel elektrolisis melalui percobaan dan mempertimbangkan hasil observasi

Explain (menjelaskan) Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi berdasarkan data percobaan elektrolisis yang didapat.

Berinteraksi dengan orang lain untuk menyelesaikan kegunaan elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada proses penyepuhan logam

Page 23: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

IV. PENUTUP

Subkonsep elektrolisis adalah cabang dari elektrokimia.

Elektrolisis merupakan sebuah konsep abstrak contoh konkrit.

Pembelajaran elektrolisis guru memerlukan

multipelrespersentation, yaitu submikroskopi, maksroskopi, dan

simbolik. Namun ketiga tahap ini tidak tersampaikan dalam suatu

pembelajaran. Yang mengakibatkan pemahaman siswa menjadi

kurang.

Pembelajaran model POE berbantu simulasi, mengajak siswa

untuk mengkonstruk pemikirannya melalui tahap kegiatan model

POE. Kemudian dengan model pembelajaran berbantu simulasi

dapat memperkuat konsep siswa. Karena dengan adanya simulasi

siswa dapat melihat pergerakan elektron dan ion-ion yang terjadi

selama proses elektrolisis berlangsung. Maksud pemberian simulasi

ini adalah untuk memberikan konsep-konsep yang hanya bisa

dijelaskan secara submikroskopik. Pembelajaran model POE

berbantu simulasi akan memberikan tiga respresentasi dari

subkonsep elektrolisis.

Selama kegiatan pembelajaran POE berbantu simulasi siswa

dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemudian kita

berikan beberapa pertanyaan untuk mengukur kemampuan berpikir

kritis siswa. Sehingga berdasarkan uraian diatas pemakalah

menyrankan untuk dilakukan tindakan lebih lanjut mengenai

pembelajaran elektrolisis menggunakan model POE berbantu

simulasi untuk meningkatan kemampuan berfikir kritis siswa SMA.

Page 24: Makalah Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Menggunakan Model Poe

V. DAFTAR RUJUKAN

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan PembelajaranKontruksi pengetahuan.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Departemen nasional. (2003). Kurikulum 2004 standar kompetensi mata

pelajran kimia SMA dan MA. Jakarta: Balitbang depdiknas

Keenan, Charles W. (1984). Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid

2. Jakarta: Erlangga

Liliasari. (2011). Pengembangan Keterampilan Generik Sains Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik.Makalah.

Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

McMurry, J. dan R.C. Fay. (2004). McMurry Fay Chemistry. 4th edition.

Pearson Education International. Belmont, CA.

Nurgaha. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi

Komputer, Penguasaan Konsep, Keterampilan Berpikir Kritis, Dan

Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis. UPI. Bandung : tidak

diterbitkan.

Sa’adah, Euis Nur. (2011). Multimedia, Pemahaman Representasi

Submikroskopik, Keterampilan Generik Sains, Keterampilan Berpikir

Kritis, Dan Elektrolisis. Tesis. UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Samosir Heppy. (2010). Model Pembelajaran POEW (Predict Observe

Explain Write) untuk meningkatkan penguasaan konsep kalor dan

Keterampilan Berfikir Kritis SMA. Tesis. UPI. Bandung : tidak

diterbitkan.