makalah penelitian eksperimental dan expost facto

32
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL DAN EXPOST FACTO SEBAGAI METODE PENELITIAN KUANTITATIF* Muhammad Shobirin** Suprapto** Abstrak Penelitian eksperimental adalah penelitian yang ingin menguji hubungan antara suatu sebab (cause) dengan akibat (effect). Pengujian tersebut dilakukan dalam suatu sistem tertutup, yang kondisinya terkontrol. Penelitian eks post facto adalah penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana variable-variabel dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi juga mengapa gejala- gejala atau perilakun itu terjadi. Variabel independent dan variable dependent adalah variable yang dicari hubungan sebab-akibatnya melalui uji hipotesis dalam peneleitian eksperimental. Kelompok kontrol mutlak dibutuhkan dalam penelitian eksperimen sebagai pembanding dari kelompok manipulasi. Randomisasi adalah pengacakan pada partisipan dalam penelitian dilakukan dalam usaha menjaga validitas generalisasi hasil eksperimen kepada populasinya. Dalam upaya menjaga validitas data yang dihasilkan, penelitian eksperimental harus membersihkan dari variabel- variabel pengganggu. Terdapat tiga kelompok utama desain penelitian dan dua kelompok tambahan. Yaitu yaitu 1) Pre-experimental design, 2)True experimental design, 3) Quasi experimental design. 4) ex post facto design 5) desain factorial. Contoh aplikasi desain penelitian eksperimental dan eks post facto terdapat pada 16 tipe desain penelitian eksperimental. 1

Upload: chobynet

Post on 15-Sep-2015

554 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

makalah metpen

TRANSCRIPT

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL DANEXPOST FACTO SEBAGAI METODE PENELITIAN KUANTITATIF*

Muhammad Shobirin**Suprapto**

Abstrak

Penelitian eksperimental adalah penelitian yang ingin menguji hubungan antara suatu sebab (cause) dengan akibat (effect). Pengujian tersebut dilakukan dalam suatu sistem tertutup, yang kondisinya terkontrol. Penelitian eks post facto adalah penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana variable-variabel dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi juga mengapa gejala-gejala atau perilakun itu terjadi. Variabel independent dan variable dependent adalah variable yang dicari hubungan sebab-akibatnya melalui uji hipotesis dalam peneleitian eksperimental. Kelompok kontrol mutlak dibutuhkan dalam penelitian eksperimen sebagai pembanding dari kelompok manipulasi. Randomisasi adalah pengacakan pada partisipan dalam penelitian dilakukan dalam usaha menjaga validitas generalisasi hasil eksperimen kepada populasinya. Dalam upaya menjaga validitas data yang dihasilkan, penelitian eksperimental harus membersihkan dari variabel-variabel pengganggu. Terdapat tiga kelompok utama desain penelitian dan dua kelompok tambahan. Yaitu yaitu 1) Pre-experimental design, 2)True experimental design, 3) Quasi experimental design. 4) ex post facto design 5) desain factorial. Contoh aplikasi desain penelitian eksperimental dan eks post facto terdapat pada 16 tipe desain penelitian eksperimental.

Kata kunci : Penelitian eksperimental, variable independen, variable dependen, randomisasi kelompok. Penelitian ekspost facto.

PENDAHULUANSebuah kegiatan eksperimen tidak sama dengan penelitian eksperimen. Sebuah kegiatan eksperimen hanya menjelaskan sebuah fakta yang sudah teruji kebenarannya. Hasil eksperimen tersebut tidak ada makna untuk dijelaskan lebih lanjut. Fakta hasil sebuah eksperimen akan menjadi sebuah penelitian eksperimenta jika diinterpretasikan kemudian menemukan cara lain yang berbeda.* Tugas matakuliah metodologi penelitian kuantitatif Prodi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana UM, 2015** mahasiswa pascasarjana UM angkatan 2014

Penelitian eksperimental pada dasarnya adalah ingin menguji hubungan antara suatu sebab (cause) dengan akibat (effect). Pengujian tersebut dilakukan dalam suatu sistem tertutup, yang kondisinya terkontrol. Persoalan pokok penelitian adalah akibat karena hadirnya sebab hasil intervensi oleh peneliti terhadap kejadian yang telah ada di alam. Peneliti menyediakan dua situasi dengan kondisi yang identik. Kedua kondisi dijaga tetap identik. Kepada salah satu situasi peneliti memberikan intervensi (perlakuan, treatment, exposure) sebagai cause. Peneliti kemudian membandingkan kondisi antara situasi yang tidak diintervensi (kontrol) dan yang telah diintervensi (uji). Jika ada perbedaan, maka perbedaan tersebut (effect), adalah dikarenakan oleh adanya intervensi (cause). Dari uraian di atas dapat diidentifikasi adanya beberapa unsur dalam penelitian eksperimental, yaitu adanya situasi (kelompok) kontrol dan kelompok uji atau kelompok perlakuan, serta adanya intervensi (perlakuan). Realita sehari-hari tidak ada satupun kejadian yang terjadi karena satu buah variabel sendiri. Oleh karena itu dalam prakteknya, banyaknya perlakuan yang diinginkan peneliti tidak hanya satu macam, tetapi umumnya lebih dari satu. Untuk penelitian eksperimental semacam itu diperlukan suatu perencanaan yang cermat dan terarah yang dinamakan desain eksperimen.

TUJUAN PENULISAN MAKALAHMakalah ini ditulis untuk mengeksplorasi pengetahuan tentang metode-metode penelitian eksperimental dan expost facto. Secara rinci dapat ditulis sebagai berikut;1. Mengetahui pengertian penelitian eksperimental dan eks post facto2. Mengetahui macam macam desain penelitian eksperimental dan eks post facto3. Mengetahui contoh aplikasi desain penelitian eksperimental dan eks post facto

TINJAUAN ILMIAHDalam tinjauan ilmiah ini akan disampaikan konsep-konsep dasar penelitian eksperimental yang kemudian akan diikuti dengan penjelasa tentang desain-desain penelitian eksperimental dan exspost facto.

A. Pengertian Variabel penelitianVariable adalah sesuatu yang berpengaruh terhadap sebuah kejadian yang diteliti yang jumlahnya lebih dari dua. Misalnya, variable yang mempengaruhi efektifitas belajar seorang siswa antara lain; metode pembelajaran, media pembelajaran, guru, latar belakang pendidikan, kondisi emosional, kecerdasan anak dan lain-lain. Dalam penelitian hubungan sebab-akibat (causal-effect relationship) yang diperhatikan adalah hubungan antara variable penyebab dan variable akibat.

B. Jenis-jenis variable penelitianVariabel independen adalah variable yang diteliti yang diduga menjadi penyebab sesuatu terjadi. Dalam penelitian, variable ini yang diciptakan oleh peneliti sebagai bentuk manipulasi (perlakuan).Variabel terikat adalah sesuatu yang muncul disebabkan karena pengaruh dari variable manipulasi. C. Kelompok Kontrol / BandingPenelitian eksperimental, jika dan hanya jika menggunakan perlakuan kontrol atau perlakuan banding. Fungsi atau tujuan dari adanya kontrol adalah agar rancangan menghasilkan uji signifikansi menjadi lebih sensitif atau meningkatnya kuat uji (power test). Hal tersebut terjadi oleh karena perlakuan kontrol akan mengurangi besarnya kesalahan eksperimental. Dengan adanya kelompok atau perlakuan kontrol / banding, maka dalam eksperimen paling sedikit harus ada dua kelompok unit eksperimen dimana kelompok pertama dikenai perlakuan yang ingn diuji, sedangkan kelompok kedua tidak diberi perlakuan atau diberi perlakuan banding sebagai perlakuan standard. Atau ada sekelompok unit eksperimen yang dikenai paling sedikit dua perlakuan yang berbeda secara berurutan (before-after). Hal yang penting untuk diperhatikan adalah alokasi unit eksperimen atas kelompok kontrol dan kelompok uji harus random. Demikian juga antara kelompok kontrol dan kelompok uji harus identik Tetapi tentu akan sangat sulit diperoleh dua kelompok unit eksperimen yang benar-benar identik. Untuk itu maka kelompok kontrol dan kelompok uji diusahakan agar keduanya mempunyai sebanyak mungkin ciri-ciri (multi parameter) dan force and dynamic yang sama (ekivalen). Berdasarkan ketersediaan dua hal tersebut (kontrol dan randomize) True experimental dianggap sebagai rancangan penelitian yang paling mantap, karena mempunyai validitas eksternal dan validitas internal yang paling tinggi. Bahkan bobot suatu penelitian kadang-kadang dilihat dari sudut pandang sejauh mana penelitian tersebut memenuhi prinsip-prinsip true experimental. Validitas eksternal akan memberikan jawaban atas pertanyaan seberapa jauh atau seberapa besar derajat representatifitas hasil penelitian dapat digeneralisasikan (dianggap berlaku) untuk populasinya. Dalam true experimental hal itu telah ada jaminannya, yaitu adanya randomisasi. Validitas internal akan memberikan jawaban atas pertanyaan : apakah perlakuan memang benar-benar menghasilkan perbedaan atau kemaknaan hasil. Apakah adanya perbedaan efek bukan karena adanya kesalahan eksperimental atau faktor dari luar eksperimen? Hal ini telah dieliminasi oleh adanya replikasi dan adanya perlakuan kontrol/banding.

D. RandomisasiYang dimaksud random (acak = rambang = tanpa pilih-pilih) adalah keadaan dimana setiap unit eksperimen mempunyai kesempatan (probabilitas) yang sama untuk mendapat perlakuan. Dengan kata lain, setiap perlakuan dapat diaplikasikan dengan probabilitas yang sama terhadap unit eksperimen. Randomisasi adalah proses untuk mewujudkan keadaan random tersebut. Randomisasi dilakukan dalam usaha menjaga validitas generalisasi hasil eksperimen kepada populasinya. Disamping itu randomisasi juga merupakan asumsi dasar yang dipenuhi agar statistik inferensial dapat digunakan. Randomisasi menjamin validitas estimasi kesalahan eksperimental, estimasi harga rata-rata perlakuan dan kemaknaan perbedaan antar perlakuan. Pada kasus-kasus tertentu randomisasi tidak dapat dilaksanakan, atau jika dilaksanakan menjadi tidak ekonomis. Dalam kasus demikian tidak dapat dilaksanakan randomisasi penuh (incompletely)

E. Strategi-strategi untuk mengontrol variable-variabel pengganggua) Jaga beberapa hal konstanKetika suatu factor sama untuk semua orang, itu tidak mungkin menjelaskan perbedaan yang kita lihat. Sering kali suatu penelitian membuktikan bahwa sebuah perlakuan yang berbeda yang diberikan pada lingkungan yang sama atau mirip.

b) Sertakan kelompok controlUntuk mendapatkan hasil yang akurat, peneliti sering memasukkan grup control dalam penelitian. Grup control ini adalah kelompok yang tidak mengalami manipulasi. Kelompok control ini akan dibandingkan hasilnya dengan kelompok eskperimental.c) Membuat grup dengan memilih orang secara acakDalam tujuan untuk mendapatkan karakteristik yang sama pada sampel seorang peneliti dapat secara langsung mengacak partisipan dalam grup-grupnya. Ketika partisipan telah terpilih dalam sebuah grup peneliti dapat berasumsi bahwa grup-grup dalam penelitiannya adalah setara (seimbang).d) Menilai kesetaraan grup sebelum perlakuan dengan satu atau lebih pre testKadang-kadang peneliti tidak bisa melakukan pengacakan grup karena alasan tertentu misalnya siswa dalam satu kelas. Sebagai cara lain untuk mendapatkan kesetaraan grup adalah dengan memberi pre test. Hasil pre test dapat digunakan untuk membagi grup dengan kemampuan yang sama.e) Mengekspose peserta untuk kedua atau semua kondisi eksperimentalPergunakan strategi yang lain untuk individu yang berbeda dengan memakai partisipan sebagai controlnya sendiri yaitu dengan memberikan perlakuan kepada partisipan sekaligus sebagai control yang kemudian diukur tiap-tiap perlakuan bagaimana hasilnya.f) Kontrol statistic untuk variable pengganguPeneliti dapat mengontrol variable pengganggu dengan teknik statistic, misalnya Analisis Covarian sangat cocok untuk menghilangkan variable-variabel pengganggu. Walaupun statistic dapat menghilangkan variable pengganggu bukan berarti peneliti bebas untuk tidak mengontrol variable. Sebuah eksperimen yang terkontrol dengan hati-hati adalah sebuah metode untuk mendapatkan kesimpulan yang valid tentang hubungan sebab akibat.

F. Jenis-jenis Desain Penelitian Eksperimen Banyak jenis metode penelitian telah dikembangkan untuk mendapatkan pengukuran sejauh mana pengaruh variable independent terhadap variable terikat dengan mengurangi sekecil mungkin variable pengganggu. Dalam makalah ini akan disampaikan beberapa variasi metode penelitian eksperimental yang dalam kelompok besar dapat dikategorikan menjadi 5; yaitu 1) Pre-experimental design, 2)True experimental design, 3) Quasi experimental design. Selain tiga desain diatas, dalam makalah ini juga akan membahas penelitian 4) ex post facto design yaitu penelitian yang dilakukan untuk menemukan factor lingkungan yang telah terjadi yang berpengaruh terhadap sebuah fenomena. Selain empat desain diatas makalah ini juga mempelajari 5) desain factorial dimana dua variable bebas diuji secara simultan untuk mengetahui efek atau akibat terhadap suatu variable. Total semua desain adalah enam belas variasi, dimana satu desain dengan yang lainnya lebih efektif dalam mengidentifikasi kemungkinan hubungan sebab akibat.

Kelompok 1 Pre Eksperimen Desain Memiliki struktur yang lemah, dan dapat menimbulkan bias dan menurunkan validitas internal, merupakan desain yang dianggap tidak memadai dan cacat. Ada tiga pendekatan yang termasuk dalam pre-experimental design, yaitu:1. One Shot Experimental studyMenjelaskan konsekuensi variabel tergantung (VT) dari suatu perlakuan / variable bebas (VB). Suatu pendekatan yang secara dini menghubungkan suatu anteseden dengan konsekuensi. Pendekatan ini paling rendah reliabilitasnya.

GroupTime Group 1TxObs

Contoh : Sekelompok pengrajin diberi pelatihan (P), kemudian dievaluasi produktivitasnya (0). Sekelompok pengusaha diberi penyuluhan hukum dan perpajakan (P), kemudian dipantau kesadaran dan besarnya membayar pajak (0). Sekelompok masyarakat diberi penyuluhan kesehatan dan immunisasi (P), kemudian dipantau kesadarannya dan banyaknya masyarakat diimmunisasi (O). Rancangan ini mempunyai banyak kelemahan, antara lain : Tidak ada kontrol, jadi validitas internal sangat rendah, karena efek bisa disebabkan oleh faktor luar, bukan karena P, dan hasilnya tidak dapat dikomparasikan. Tidak dapat disimpulkan sesuatu, kecuali kesimpulan yang bersifat impresif dari peneliti.

2. One Group Pretest-Posttest DesignMengevaluasi pengaruh dari suatu variabel. Suatu pendekatan yang menyediakan ukuran atas perubahan namun hasilnya dapat tidak konklusifGroupTime Group 1ObsTxObs

Contoh : Penelitian untuk mengetahui apakah daun Confrey dapat menyembuhkan penderita anemia (kurang darah) Sekelompok penderita anemia mula-mula diukur kadar Hb-nya (O1) kepada kelompok penderita ini diberikan seduhan daun Confrey, tiga kali sehari, dalam kurun waktu tiga bulan (P). Kemudian kadar Hb diukur lagi (O1). Bandingkan O1 dan O2 dengan uji komparasi yang sesuai (misalnya uji t), untuk menentukan apakah ada perbedaan kadar Hb antara sesudah dan sebelum perlakuan. Kelemahan dari rancangan ini adalah sebagai berikut : Validitas internal sangat rendah, karena tidak ada kelompok kontrol, sehingga tidak ada jaminan bahwa P adalah satu-satunya penyebab terjadinya efek. Dalam kasus ini Kadar Hb dapat berubah kemungkinan karena : Selama perlakuan, gizi penderita menjadi lebih baik, sehingga terjadi perubahan kadar Hb (history effect). Dalam waktu yang bersamaan dengan perlakuan dalam tubuh terjadi reaksi biokimiawi yang dapat memperbaiki proses pembentukan Hb (maturation effect). Oleh karena merasa diobati maka secara psikologi mereka merasa lebih sehat sehingga nafsu makan meningkat dan kemudian Hb berubah (testing effect). Perbedaan alat atau cara pengukuran kadar Hb pada awal (O1) dan akhir (O2), (instrumentation effect). Perbedaan dihasilkan karena yang dibandingkan adalah harga-harga ekstrem kecil/besar (statistical effect)

3. Static Group ComparisonMenentukan pengaruh suatu variabel pada kelompok yang satu dan tidak pada kelompok lainnya. Kelemahan terletak pada ada tidaknya pengujian sebelum eksperimen pada kelompok yang ekuivalen. Simpulan didapat dengan membandingkan kinerja antar kelompok.GroupTime Group 1TxObs

Group 2__Obs

Contoh : Suatu penelitian ingin mengetahui apakah bekatul mempunyai efek menurunkan kadar cholesterol dalam darah.Dilakukan penelitian sebagai berikut : Sekelompok orang dengan kadar cholesterol tinggi diberi diet yang tercampur dengan bekatul (P) sampai periode tertentu, kemudian diukur kadar cholesterol dalam darahnya (O1). Sekelompok orang tanpa diberi diet bekatul diukur kadar cholesterolnya juga (O2). Kemudian dibandingkan O1 dan O2 untuk melihat pengaruh bekatul (P). Dalam rancangan ini sudah mulai ada kelompok kontrol, walaupun belum ada randomisasi dan matched antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sehingga history effect, maturation effect, testing effect, dan instrumentation effect, dapat dikontrol

Kelompok 2 : True Experimental DesignMemiliki kontrol yang lebih tinggi yang memberikan validitas lebih tinggi.. Dalam rancangan ini telah memenuhi tiga prinsip, yaitu: randomisasi replikasi dan adanya kelompok/perlakuan kontrol atau banding.

4. Pretest-Posttest Control Group DesignPada penelitian ini kelompok eksperimental dan kelompok control dipilih melalui prosedur acak. Kelompok eksperimental diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Kelompok control dipisahkan dan dijauhkan dari pengaruh perlakuan dan juga diukur sebelum dan sesudah eksperimen.

GroupTime Random AssignmentGroup 1

ObsTxObs

Group 2

Obs__

Obs

Contoh : Sebuah penelitian ingin mengetahui efek hepatotoksik dari jamu galian singset. Untuk mengetahui adanya efek hepatotoksik, diukur aktivitas enzim SGOT/ SGPT dari hewan coba tikus.Penelitian dilakukan sebagai berikut : Secara random (R), kelompokkan tikus menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan / test (T). Ukur SGOT / SGPT dari darah tikus pada keadaan awal, baik terhadap kelompok kontrol (O1) maupun kelompok perlakuan (O3). Kepada kelompok perlakuan diberikan seduhan jamu galian singset (P), sedangkan kepada kelompok kontrol diberikan air (-). Setelah jangka waktu tertentu, ukur SGOT / SGPT dari darah tikus, baik dari kelompok kontrol (O4) maupun dari kelompok perlakuan (O3). Uji ada / tidaknya perbedaan antara harga (O2 O1) dengan harga (O4 O3) untuk mengetahui ada / tidaknya efek (P), misalnya dengan uji t.

5. Solomon Four Group DesignRancangan ini adalah kombinasi dari rancangan yang menggunakan pengukuran awal dan yang tanpa pengukuran awal, dengan asumsi hasil pengukuran awal dari semua kelompok adalah sama. GroupTime

Random AssignmentGroup 1

ObsTxObs

Group 2

Obs__

Obs

Group 3

__TxObs

Group 4

____Obs

Dengan rancangan ini dapat diketahui ada/ tidaknya efek pengukuran awal (testing effect = T), maturation effect (M) dan history effect (H)

6. Posttest-Only Control Group DesignDalam banyak hal, diasumsikan bahwa di dalam suatu populasi tertentu, tiap unit populasi adalah homogen, itu artinya semua karakteristik antar unit populasi adalah sama. Maka pengukuran awal tidak dilakukan, oleh karena dianggap sama untuk semua kelompok yang berasal dari satu populasi. Berdasarkan asumsi tersebut maka dikembangkan rancangan eksperimen tanpa ada pengukuran awal (pretest), tetapi hanya postest saja. Seperti pada Pretest-Posttest Control Group Design, tetapi tanpa ada pengukuran awal.

GroupTime Random AssignmentGroup 1

TxObs

Group 2

__Obs

Contoh : Untuk mengetahui adanya efek perlakuan (P) dilakukan uji komparasi, misalnya uji t atau uji lain yang sesuai, antara harga Obs dari dua grup. Rancangan ini dapat diperluas dengan menggunakan lebih dari satu perlakuan, misalnya P1, P2 dan P3 disamping perlakuan kontrol atau banding. Untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan efek antara P1, P2, P3 dan kontrol dapat dilakukan dengan uji Anava terhadap harga Obs1, Obs2, Obs3, dan Obs4

7. Within-Subject DesignIstilah subyek sering dipakai dalam penelitian ilmu psikologi. Istilah ini memiliki makna yang lebih luas daripada sekedar partisipan. Subyek dapat digunakan untuk mewakili sebuah variasi dalam populasi (misalnya : manusia, anjing, burung dan lain-lain). Within-subject design dapat diartikan semua partisipan menerima dua atau lebih perlakuan yang berbeda secara bersamaan kemudian diamati akibat dari tiap-tiap perlakuan tersebut. Perhatikan desain berikut ini :

GroupTime Group 1TxaObsa

TxbObsb

Simbol a dan b menunjukkan perbedaan perlakuan. Contoh :Seorang peneliti ingin meneliti pengaruh pengaruh gambar ilustrasi pada pelajaran konsep sains kelas VI. Peneliti membuat buku teks kecil yang berisi dua puluh konsep yang berbeda. Di buku teks tersebut semua konsep dijelaskan dengan presisi dan kedalaman materi yang sama. Kemudian peneliti menambahkan gambar atau diagram ilustrasi pada sepuluh konsep (dari 20 konsep) yang dipilih secara acak. Setelah siswa membaca buku teks kemudian mereka di test tentang pemahaman dua puluh konsep tersebut. Kemudian peneliti memisahkan skor hasil test konsep yang berilustrasi dan yang tidak berilustrasi. Jika hasil test siswa lebih baik pada konsep yang berilustrasi dari pada konsep yang tidak berilustrasi peneliti dapat menyimpulkan bahwa ilustrasi membantu siswa dalam belajar.

Kelompok 3 : Quasi-Experimental DesignDisebut kuasi karena merupakan varian dari desain eksperimental klasik. Dalam suatu penelitian, kadang-kadang karena satu dan lain hal, randomisasi tidak dapat dilaksanakan. Sebaliknya di pihak lain randomisasi dapat dilakukan tetapi tidak dapat berhasil diperoleh kelompok kontrol. Dengan demikian jika dibandingkan dengan eksperimental sungguhan validitas internal atau validitas eksternal eksperimental semu akan lebih rendah.

8. Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest DesignMenginvestigasi situasi dalam kondisi tidak mungkin dilakukan randomisasi. Bentuk ini adalah salah satu desain riset eksperimen yang paling sering digunakan. Berbeda dengan desain experimental karena pengujian dan kelompok kontrol tidak ekuivalen. Mmbandingkan hasil pretest dapat digunakan sbagai indikasi tingkat ekuivalensi kelompok kontrol dan kelompok eksperimental.

GroupTime Group 1ObsTxObs

Group 2Obs__Obs

Rancangan ini sama dengan The Pretest-Posttest Controlled Group Design, perbedaannya adalah pada desain ini tanpa adanya randomisasi :Untuk mengatasi ketiadaan randomisasi tersebut diusahakan kelompok kontrol semirip mungkin. Disamping itu dalam analisis data hendaknya digunakan uji Anakova. Dengan Anakova secara statistik dapat diredusir adanya perbedaan awal.

9. Simple Time_Series DesignMenentukan pengaruh suatu variabel baru ketika serangkaian observasi awal telah dilakukan dan ketika hanya satu kelompok. Bila perubahan substansial mengikut masuknya suatu variabel baru, maka variabel tersebut dapat di duga sebagai penyebab perubahan. Untuk meningkatkan validitas untuk meningkatkan validitas internal, dapat dilakukan replikasi di tempat lain dengan kondisi yang berbeda.

GroupTime Group 1ObsObsObsObsTxObsObsObsObs

Dalam rancangan ini dilakukan satu seri pengukuran variabel tertentu terhadap suatu kelompok subyek, yaitu : O1, O2 dan O3. Kemudian terhadap kelompok subyek tersebut dikenakan perlakuan P. Selanjutnya dilakukan satu seri pengukuran pada sebelum dan sesudah perlakuan maka dianggap ada efek dari perlakuan P.Kelemahan dari rancangan ini adalah bahwa perubahan bisa saja terjadi bukan karena P, tetapi oleh faktor lain. Hal ini terjadi antara lain karena selama seri pengukuran, baik pengukuran sebelum atau sesudah perlakuan, kelompok tersebut dipengaruhi faktor lain.

10. Control Group, Time-Series DesignUntuk memperkuat validitas dari desain seblumnya dengan menambah kelompok kontrol. Merupakan varian dari desain di atas dengan melakukan observasi pararel.

GroupTime Group 1ObsObsObsObsTxObsObsObsObs

Group 2ObsObsObsObs__ObsObsObsObs

11. Reversal Time-Series DesignDesain ini menggunakan pendekatan within subyek sebagai cara untuk meminimalisasi kemungkinan pengaruh luar yang ikut mempengaruhi hasil penelitian. Perlakuan penelitian tidak dilaksanakan terus menerus, tetapi pengukuran variable terikatnya dilaksanakan dengan interval waktu yang tepat. GroupTime Group 1TxObs__ObsTxObs__Obs

Contoh : Untuk membuktikan apakah siswa termotivasi belajar astronomi dengan menggunakan audio visual. Pada hari tertentu proses pembelajaran menggunakan audio visual dan pada hari yang lain tidak menggunakannya. Dari perlakuan tersebut dapat diukur tingkat keefektivan belajar siswa pada dua kondisi yang berbeda tersebut.

12. Alternating Treatment DesignDesain ini adalah variasi dari desain reversal time-series. Pada desain ini perlakuan yang diberikan lebih dari satu. Perhatikan table berikut ini :GroupTime Group 1TxaObs_ObsTxbObs_ObsTxaObs_ObsTxbObs

Jika setiap potongan periode

13. Multiple Baseline DesignDesain ini adalah pengembangan dari desain nomor 11 dan 12 dengan asumsi bahwa efek dari sebuah perlakuan bersifat temporal dan terbatas pengaruhnya terhadap lingkungan dalam waktu singkat. Hal tersebut diragukan jika perlakuan diberikan dalam waktu yang panjang dan lama. Oleh karena itu multiple baseline adalah rancangan yang baik untuk alternative. Desain ini membutuhkan minimal dua grup. Pada perlakuan pertama kedua grup itu tidak diberikan perlakuan, kemudian diukur hasilnya. Kemudian tahap kedua perlakuan diberikan kepada salah satu grup kemudian diukur hasilnya. Tahap ketiga kedua grup sama sama diberi perlakuan kemudian dikur hasilnya. Perhatikan table berikut :GroupTime

BaselineTreatment

Group 2--ObsTxObsTxObs

BaselineTreatment

Group 2--Obs--ObsTxObs

Contoh :Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh peraturan keamanan ditempat bermain terhadap kebiasaan yang berbahaya pada anak TK. Perlakuan ini diberikan selama lima hari dalam bentuk kunjungan ke kelas untuk menjelaskan kebiasaan tingkah laku anak yang berbahaya pada permainan slides and climbing. Kunjungan dilakukan terhadap empat kelas pada minggu yang berbeda. Minggu pertama pada kelas 1, minggu kedua pada kelas 2, minggu ketiga dan berikutnya pada kelas TK dan kelas 3.

Kelompok 4 (tambahan) Ex Post Facto DesignPenelitian expost facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi.Penelitian ex post facto secara metodis merupakan penelitian eksperimen yang juga menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu sebab kurang etis untuk memberikan perlakuan atau memberikan manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi, atau gejala/peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.penelitian ex post facto merupakan penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana variable-variabel dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi juga mengapa gejala-gejala atau perilakun itu terjadi. Karakteristik Penelitian Ex Post Facto1.Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.2.Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.3.Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.4.Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.5.Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris. Contoh: jika x maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex post facto adalah tidak ada kontrol langsung variable bebas dalam penelitian ex post facto.6.Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah: a)Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsungb)Jika control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang mempengaruhi.c)Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi biaya dan etik dipertanyakan.

Kelebihan Penelitian Ex Post Facto1.Sesuai untuk keadaan yang tidak dapat dilakukan oleh penelitian eksperimen2.Informasi tentang sifat fenomena apa yang terjadi, dengan apa kejadiannya, di bawah kondisi apa fenomena terjadi, dan dalam sekuensi dan pola seperti apa fenomena terjadi, 3.Kemajuan dalam teknik statistik membuat desain ex post facto lebih bertahan.

Kelemahan Penelitian Ex Post Facto1.Kurang kontrol terhadap variable bebas2.Sulit memastikan apakah faktor-faktor penyebab telah dimasukkan dan diidentifikasi3.Tidak ada faktor tunggal yang menjadi sebab suatu akibat, tetapi beberapa kombinasi dan interaksi faktor-faktor berjalan bersama di bawah kondisi tertentu menghasilkan akibat tertentu.4.Suatu fenomena mungkin bukan saja hasil dari sebab yang banyak, tetapi juga dari satu sebab dalam satu hal dan dari sebab yang lain.5.Jika hubungan antara dua variable ditemukan, sulit menemukan mana yang sebab dan mana yang akibat.6.Kenyataan yang menunjukkan bahwa dua atau lebih faktor berhubungan tidak mesti menyatakan hubungan sebab akibat. Semua faktor bias jadi berhubungan dengan suatu faktor tambahan yang tidak dikenal atau tidak diamati.7.Mengklasifikasikan subyek ke dalam kelompok dikotomi (misalnya yang berprestasi dan yang tidak berprestasi) untuk tujuan komparasi penuh dengan masalah, karena kategori seperti ini adalah samar-samar, dapat bervariasi, dan sementara.8.Penelitian komparatif dalam situasi yang alami tidak memberikan seleksi subyek yang terkontrol. Sulit menempatkan kelompok subyek yang sama dalam segala hal kecuali pemaparan mereka terhadap satu variable.

14. Simple Ex Post Facto DesignPenelitian ini melacak ke belakang dari data konsekuensi untuk mendapatkan penyebabnya. Pendekatan ini merupakan reversal dari riset eksperimen. Logika dan inferensi menjadi sarana prinsip dari desan ini.GroupTime

PriorEvent (s)Investigation Period

Group 1ExpObs

Group 2

__Obs

Kelompok 5 (tambahan 2) Factorial DesignMengevaluasi dampak simultan lebih dari satu variabel bebas. Kombinasi simultan merupakan manipulasi. Masing-masing kombinasi simultan diamati dan diperbandingkan.

15. Randomized Two-Factor DesignRancangan faktorial ini digunakan bila ingin diketahui sekaligus efek dari kombinasi dua atau lebih perlakuan pada unit eksperimen.

GroupTime Treatment related to the two variables may occur simultaneuously or sequentially

Treatment related to Variable 1Treatment related to Variable 2

Random AssignmentGroup 1Tx1Tx2Obs

Group 2Tx1Obs

Group 3__Tx2Obs

Group 4__Obs

Contoh : Jika ingin diteliti efek obat anti hipertensi (H) yang diberikan bersama-sama dengan obat tidur (T), terhadap penurunan tekanan darah. Misalnya ada tiga macam obat antihipertensi (H1, H2, dan H3), dan dua macam obat tidur (T1 dan T2). Dengan demikian ada 6 macam perlakuan kombinasi antara tiap jenis H dan T, yaitu : H1T1, H2T1, H2T1, H2T2, dan H3T2. Secara skematis rancangan faktorial dapat digambarkan sebagai berikut : Faktor TFaktor H

H1H2H3

T1T2H1T1H1T2H2T1H2T2H3T1H3T2

Dalam skema di atas faktor H mengandung 3 level, sedangkan faktor T mengandung 2 level, maka rancangan di atas disebut Rancangan Factorial 2 x 3, sebab di sini ada 2 macam perlakuan, masing-masing dengan 2 level dan 3 level. Dari rancangan faktorial ini dapat diteliti tiga macam efek yaitu : Efek utama (main effects), yaitu perbedaan efek dari H1, H2 dan H3, terlepas dari diuretika yang digunakan atau perbedaan efek dari T1 dan T2, terlepas dari anti hipertensi yang digunakan. Efek sederhana (simple effects), yaitu perbedaan antar H pada tiap T atau antar T pada tiap H tertentu. Dengan kata lain, dapat diketahui perbedaan antar kombinasi perlakuan. Efek interaksi (interaction effects), yaitu apakah perlakuan H memberikan efek yang seiring atau tidak dengan perlakuan T. Analisis data rancangan faktorial dapat digunakan Anava multivariate

16. Combined Experimental And Ex Post Facto DesignDalam desain factorial hanya memakai obyek secara acak dalam grup grup pada sebuah penelitian true experimental. Selain itu dapat dimungkinkan mengkombinasi elemen elemen dari penelitian eksperimental dan penelitiam ex post fakto dalam desain factorial. Seperti tergambar dalam table berikut ini :=GroupTime Prior event (s)Investigation period ---

Group 1ExpaRandom AssignmentGroup 1aTxaObs

Group 1bTxbObs

Group 2ExpbRandom AssignmentGroup 2aTxaObs

Group 2bTxbObs

Pada desain penelitian ini, peneliti membagi sampel menjadi dua grup berdasarkan pengalaman sebelumnya atau kondisi awal. Pembagian ini adalah bagian dari penelitian ex post facto. Kemudian peneliti membagi masing masing grup ke dalam dua perlakuan. Pemberian perlakuan ini adalah bagian dari penelitian eksperimental. Hasil dari pembagian kelompok adalah empat kombinasi antara pengalaman terdahulu dan perlakuan. Dari desain seperti ini peneliti dapat mempelajari bagaimana sebuah perlakuan eksperimental dapat mempengaruhi variable terikat dan bagaimana pengalaman terdahulu memiliki kemungkinan dapat berinteraksi dengan perlakuan (variable bebas).

PENUTUPKesimpulan 1. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang ingin menguji hubungan antara suatu sebab (cause) dengan akibat (effect). Pengujian tersebut dilakukan dalam suatu sistem tertutup, yang kondisinya terkontrol. Penelitian eks post facto adalah penelitian untuk menjelaskan atau menemukan bagaimana variable-variabel dalam penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, tetapi juga mengapa gejala-gejala atau perilakun itu terjadi2. Terdapat tiga kelompok utama desain penelitian dan dua kelompok tambahan. Yaitu yaitu 1) Pre-experimental design, 2)True experimental design, 3) Quasi experimental design. 4) ex post facto design 5) desain factorial. 3. Contoh aplikasi desain penelitian eksperimental dan eks post facto terdapat pada 16 tipe desain penelitian eksperimental, yaitu : Pre experimentalDesign 1: One-Shot Experimental Case Study (low internal validity)Design 2: One-Group Pretest-Posttest DesignDesign 3: Static Group ComparisonTrue experimentalDesign 4: Pretest-Posttest Control Group Design (random assignment)Design 5: Solomon Four-Group Design (enhances external validity)Design 6: Within-Subjects Design (repeated measures)Quasi experimentalDesign 8: Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest DesignDesign 9: Simple Time-Series DesignDesign 10: Control Group, Time-Series DesignDesign 11: Reversal Time-Series DesignDesign 12: Alternating Treatment DesignDesign 13: Multiple Baseline DesignExpost facto designDesign 14 simple ex-post-de-facto experimental designFactorial Design Design 15: Randomized Two-Factor DesignDesign 16: Combined Experimental and Ex Post Facto Design

DAFTAR RUJUKANFraenkel, Jack R., 2009. How to design and evaluate research in education Jack R. Fraenkel Norman E. Wallen.7th ed. New York: McGraw-Hillhttp://ecourse.amberton.edu/grad/RGS035E1/ READ4. HTM diakses pada tanggal 01 Maret 2015http://study.com/academy/lesson/ex-post-facto-designs-definition-examples.html diakses pada tanggal 01 Maret 2015Leedy, Paul D. 2005. Practical Research : Planing and Design. Edisi 8. New Jersey: Pearson Education Inc. Upper Saddle River.

OVERVIEW1. Variabel adalah sesuatu karakteristik yang diinvestigasi dalam sebuah penelitian yang memiliki nilai dua atau lebih. any quality or characteristic in a research investigation that has two or more values.2. Hubungan sebab akibat (Cause-and-Effect Relationship) adalah the extent to which one variable (the cause) influences another variable (the effect)3. Independent Variable adalah a variable that the researcher studies as a possible cause of something else; the variable that the researcher directly manipulates.4. Dependent Variableadalah a variable that is potentially influenced by the independent variable; a variable that is influenced by and to some extent depends on the independent variable.5. Internal Validity adalah the extent to which the design of a research study and the data it yields allows the researcher to draw accurate conclusions about cause-and-effect and other relationships. Without internal validity in experimental designs, the results are not interpretable.6. Confounding Variablesadalah account for differences in two or more groups that are not attributable to the particular treatment or intervention being studied.7. There are six Strategies for Controlling Confounding Variablesa. Keep some things constant. b. Include a control group.c. Randomly assign people to groups.d. Assess equivalence before the treatment with one or more pretests. e. Expose participants to all experimental conditions. f. Statistically control for confounding variables.8. There are Five Categories of Experimental Designs, a. Pre-Experimental Designs b. True Experimental Designsc. Quasi-Experimental Designsd. Ex Post Facto Designse. Factorial Designs9. The disadvantage of pre-experimental designs are Not possible to show cause-and-effect relationships because (a) the independent variable doesn't vary or (b) experimental and control groups are not comprised of equivalent or randomly selected individuals.10. The different types of pre-experimental designs are ;Design 1: One-Shot Experimental Case Study (low internal validity)Design 2: One-Group Pretest-Posttest DesignDesign 3: Static Group Comparison11. The advantage true experimental designs have over pre-experimental designs are Compared to pre-experimental designs, experimental designs offer a great degree of control and greater internal validity.12. The different types of true experimental design areDesign 4: Pretest-Posttest Control Group Design (random assignment)Design 5: Solomon Four-Group Design (enhances external validity)Design 6 Postest only Control group designDesign 7 Within-Subjects Design (repeated measures)13. The disadvantage of quasi-experimental designs that randomness is not possible or practical; can't control for all confounding variables.14. The different types of quasi-experimental design are Design 8: Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest DesignDesign 9: Simple Time-Series Design

Design 10: Control Group, Time-Series DesignDesign 11: Reversal Time-Series DesignDesign 12: Alternating Treatment DesignDesign 13: Multiple Baseline Design15. Ex-post-de-facto experimental design is the research that identifies events that have already occurred or conditions that are already present and then collects data to investigate a possible relationship between these factors and subsequent characteristics or behaviors.16. Characteristics of ex-post de facto experimental design are; it identifies independent and dependent variables it involves no direct manipulation of the independent variable - the presumed "cause" has already occurred.17. The different types of ex-post-de-facto experimental designis simple ex-post-de-facto experimental design18. The factorial design involve an examination of the effects of two or more independent variables in a single study.19. There are two different types of factorial design Design 15: Randomized Two-Factor DesignDesign 16: Combined Experimental and Ex Post Facto Design

6