makalah pbl b2m1 baru

16

Click here to load reader

Upload: felicia-ananda-waruwu

Post on 13-Aug-2015

55 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

PBL blok 2 modul 1

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PBL B2M1 Baru

Religious Worldview untuk Mengatasi Konflik Sosial

Nama : Felicia Ananda Baeha Waruwu*

NIM : 102011410

Kelompok : C5

Email : [email protected]

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Jakarta Barat 11510, Telp. 021-56942061

Page 2: Makalah PBL B2M1 Baru

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmatnya,

saya tetap diberikan anugerah dan berkatnya, sehingga makalah PBL ini dapat diselesaikan.

Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yang membimbing saya. Jika tanpa bapak

yang menjadi tutor, saya tidak akan bisa membuat makalah ini. Saya juga ucapkan

terimakasih kepada teman-teman satu kelompok PBL saya yang bersama-sama mau bertukar

pendapat tentang masalah yang diberikan pada PBL ini. Mungkin masih ada kesalahan yang

saya buat dalam makalah ini. Saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Saya

pasti akan memperbaikinya pada makalah yang selanjutnya.

Salam,

Penulis

2

Page 3: Makalah PBL B2M1 Baru

ABSTRAK

Konflik sosial yang banyak terjadi selain karena tidak adanya rasa penghargaan akan

pluralisme juga karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang worldview (pandangan

dunia). Pandangan dunia yang berbeda antara individu atau kelompok membuat terjadinya

suatu pertentangan sosial. Ditambah religious worldview masyarakat juga kurang. Tanpa

keduanya manusia tidak dapat hidup dalam dunia yang penuh dengan perbedaan. Manusia

yang religious worldviewnya tidak kuat, orientasi kehidupannya pun akan kacau. Manusia

tidak mempunyai kemandirian yang kokoh sehingga dalam hidup gampang diadu domba dan

terombang-ambing. Selain itu komunitas yang menjadi tempat pergaulan juga tidak menjadi

sehat. Dalam komunitas yang sehat seharusnya masyarakat bisa bertukar pikiran tentang

pandangannya secara sehat dan teratur. Selain itu mereka juga harus bisa mengevaluasi

kebudayaan mereka, mana yang sesuai dan tidak. Sehingga diharapkan kedepannya,

masyarakat mengenal dengan jelas worldview itu.

Kata kunci : konflik sosial, worldview ,religious worldview, orientasi hidup, kemandirian,

komunitas yang sehat, dan dimensi evaluatif.

3

Page 4: Makalah PBL B2M1 Baru

DAFTAR ISI

Judul ________________________________________________________________ 1

Kata Pengantar ________________________________________________________ 2

Abstrak ______________________________________________________________ 3

Daftar Isi _____________________________________________________________ 4

Bab I Pendahuluan _____________________________________________________ 5

1.1 Latar Belakang ____________________________________________ 5

1.2 Tujuan Penelitian __________________________________________ 5

Bab II Pembahasan _____________________________________________________6

2.2 Dasar Teori _______________________________________________6

2.3 Pembahasan _______________________________________________8

Bab III Penutup ________________________________________________________10

3.1 Kesimpulan _______________________________________________10

3.2 Saran ____________________________________________________10

Daftar Pustaka _________________________________________________________11

4

Page 5: Makalah PBL B2M1 Baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini semakin sering saja terjadi konflik sosial antara

masyarakat. Bukan hanya masyarakat antara negara, tapi juga masyarakat dalam satu negara,

bahkan dalam satu daerah. Semua konflik itu terjadi karena kurangnya pandangan manusia

akan arti hubungan sesama manusia yang hidup bersama dalam satu dunia. Memang

kehidupan dalam dunia kita ini tidak seragam, ada saja perbedaan yang muncul. Namun,

seharusnya perbedaan itu dapat diatasi secara dewasa. Pandangan manusia tentang kenyataan

hidup juga mulai hilang. Menurunnya religious worldview manusia yang menyebabkan

konflik muncul dimana-mana. Mereka tidak memiliki orientasi hidup yang jelas, sehingga

kehidupan mereka menjadi kacau. Karena kehidupan yang kacau itulah membuat mereka

menjadi seorang yang gampang diprovokasi dan timbulah niatan untuk mengacau. Selain itu

pemahaman mereka yang kurang akan religious worldview membuat mereka gampang

terombang-ambing. Oleh karena itu kita harus mempelajari dan memahami worldview secara

keseluruhan, sehingga dalam kehidupan kita bisa mengatasi masalah-masalah yang menjadi

pemicu konflik sosial.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mempelajari arti dari worldview dan religious worldview.

2. Mempelajari makna dan pentingnya worldview dan religious worldview dalam

kehidupan.

3. Agar konflik sosial jarang terjadi lagi dalam masyarakat karena pengetahuan akan

worldview dan religious worldview masyarakat sudah baik.

5

Page 6: Makalah PBL B2M1 Baru

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori

Konflik sosial adalah pertentangan yang terjadi antara masyarakat yang terikat

dalam ras, suku, jenis kelamin, kelompok, status ekonomi, dan lain-lain yang terjadi dalam

suatu interaksi sosial yang dinamis.1 Konflik sosial dapat menimbulkan efek negatif dan efek

positif dalam kehidupan bermasyarakat. Akibat positifnya adalah meningkatkan solidaritas

kelompok, mengurangi rasa ketergantungan antara kelompok atau individu. Dan akibat

negatif yang ditimbulkan adalah terjadinya keretakan hubungan anatara individu atau

kelompok, rusaknya harta benda, timbulnya korban jiwa, dan dominasi dari kelompok

pemenang.2

Kita tinggal di dunia ini besama-sama dengan manusia yang lain. Dunia bersama itu

dapat timbul berdasarkan pada penghyatan yang hakikatnya adalah sama. Memang tidak

dapat dipungkiri bahwa pemahaman dan penghayatan setiap manusia itu berbeda-beda

tentang dunia, tapi pada hakikatnya penghayatan itu sama.3 Karena dalam dunia kita ini selalu

ada perbedaan yang timbul, tidak mungkin kita dapat menciptakan dunia yang sempurna.

Dunia yang kita tinggali ini tidak sepenuhnya berisikan orang-orang yang baik dan memiliki

paham kedamaian. Ada saja orang yang menjadi pengacau, sehingga kehidupan bersama

yang damai itu tidak dapat diciptakan dengan maksimal. Untuk menciptakan dunia yang

damai dan tanpa ada konflik sosial semua masyarakatnya harus taat pada aturan norma.

Norma yang sudah berasal dari nenek moyang kita. Norma yang didalamnya mengatur sikap

dan perilaku manusia. Norma etis yang membuat seseorang merasa wajib untuk untuk

menghomati sesamanya dan memperlakukannya secara pribadi.3

Selain itu konflik sosial juga banyak terjadi karena kurangnya pemahaman

masyarakat tentang worldview (pandangan dunia). Pandangan dunia adalah suatu konsep

pemahaman manusia tentang dunia. Setiap manusia memiliki pemandangan dunia yang

berbeda-beda. Walaupun sebenarnya kita hidup dalam satu dunia yang sama. Worldview atau

pandangan dunia adalah sebuah konsep memiliki sejarah yang kaya dan rumit. Dalam

German Idealism an Romanticism memiliki tujuan untuk menunjukkan suatu set kepercayaan

6

Page 7: Makalah PBL B2M1 Baru

yang mendasar dan membentuk pemikiran dan tindakan manusia.4 Pandangan dunia

(worldview) juga menunjuk pada konsep komprehensif mengenai dunia dari sudut pandang

tertentu.5 Pandangan dunia digunakan untuk manusia memahami realita yang ada sesuai

dengan sudut pandang orang itu melihatnya. Misalnya sebuah apel di tangan pelukis akan

menjadi sebuah model lukisan yang indah. Apel ditangan seorang ahli tanaman akan

mengklasifikasikannya dalam beberapa kelas. Apel ditangan orang yang lapar menjadi

sebuah santapan yang lezat. Hal-hal itulah yang membuat pandangan dunia manusia bisa

berbeda-beda. Walaupun pandangan berbeda tapi worldview merupakan satu kesatuan yang

perlu konsistensi.

Dalam worldview juga dikenal dengan istilah religious worldview yang artinya suatu

set ide/asumsi/kepercayaan tentang Allah, kehidupan alam semesta, dan apa yang ada

didalamnya. Sama halnya dengan worldview, religious worldview juga memiliki peran untuk

kita bisa melihat realitas kehidupan. Namun, semakin modern zaman kita ini membuat

manusia semakin kehilangan religious worldview-nya. Dalam suatu riset, 30-51% mahasiswa

telah kehilangan imannya karena pendidikan. Awal mulanya pendidikan di universitas masih

berpegang teguh pada, yaitu bahwa religious worldview Allah adalah satu-satunya sumber

kebenaran. Dan dalamnya setiap cabang ilmu pun saling berkekaitan satu sama lain. Namun

semakin lama Allah sebagai sumber kebenaran mutlak terpinggirkan. Setiap subjek-subjek

ilmu pun berdiri sendiri-sendiri. Padahal religious worldview itu sangat penting. Religious

worldview penting dalam membentuk suatu orientasi hidup, membangu kemandirian, dan

membangun komunitas yang sehat.

Orientasi hidup adalah pandangan dunia yang mengarahkan kehidupan kita. Jika kita

menemukan jalan yang baik,maka kita akan berhasil dalam hidup. Kadang ada manusia yang

orientasi hidupnya diatur orang lain. Dia tidak memiliki kemampuan untuk memilih karena

mungkin faktor lingkungan dan keluarganya. Ada banyak hal yang menjadi pusat orientasi

hidup kita. Seperti karir, pendidikan, lingkungan, pasangan hidup, dan hal lainnya. Tapi,

meskipun kita telah memilih semua jalan menuju kesuksesan itu tepat, belum tentu hasil yang

kita capai itu tepat. Supaya jalan hidup yang ditempuh sungguh-sunguh baik, orientai hidup

harus benar juga, yakni menjurus ke arah suatu hidup yang bernilai. Dalam suatu orientasi

hidup yang benar tidak dipentingkan kemampuan dan cita-cita pribadi, melainkan keyakinan

batin tentang apa artinya suatu hidup yang luhur dan bernilai.6

7

Page 8: Makalah PBL B2M1 Baru

Kemandirian adalah suatu keadaan dimana kita dapat sendiri tanpa bergantung pada

orang lain. Kemandirian dalam religious worldview sangat bermanfaat, karena pemahaman

yang jelas akan membuat seseorang menjadi kokoh dalam kehidupannya. Dia tidak akan

gampang terombang-ambing oleh sesuatu hal yang tidak pasti. Semakin dalam orang paham

akan religious worldview, orang itu juga akan semakin bisa menerima kenyataan gidupnya.

Terakhir adalah membangun komunitas sehat, dimana kita sebagai manusia harus

menciptakan suasana kehidupan yang damai. Dalam komunitas kita ciptakan suasana yang

bersatu walaupun pasti akan muncul suatu perbedaan didalamnya.

Selain 3 hal pokok tadi, dalam worldview juga dikenal dengan dimensi kebudayaan

yang terbagi dalam : kognitif, afektif, dan evaluatif. Dalam menghadapi kebudayaan yang

sudah beragam ini diperlukan dimensi evaluatif. Dimensi evaluatif berfungsi untuk menilai

apakah hubungan antar manusia yang terjadi bermoral atau tidak. Ada 3 hal tatanilai

penilaian yaitu tiap budaya mengevaluasi apa yang dipercayai secara kognitif benar atau

salah, mengevaluasi aspek afektif, emosi, dan mengajarkan apa yang baik/tidak dan yang

perlu dicintai/tidak, dan menilai dan menentukan mana yang benar dan salah.

2.2 Isi Pembahasan

Skenario A :

Sebagai orang beragama anda dipercayakan oleh pemerintah untu bertugas di Desa

Bunga, mendampingi masyarakat untuk memberikan bantuan berupa pandangan-pandangan

atau pemikiran-pemikiran yang lebih baik dan maju kepada masyarakat tersebut yang baru

saja mengalami konflik sosial yang mengakibatkan banyaknya rumah terbakar, menurunnya

nilai iman, dan traumatik yang berkepanjangan. Dalam kurun waktu 1 tahun anda

dipercayakan untuk ”sedapat-dapatnya” membantu masyarakat tersebut menyelesaikan

masalah mereka.

Dari skenario ini sangat jelas bahwa salah satu penyebab konflik adalah karena

pandangan masyarakat yang tidak sesuai. Terjadi perdebatan dan pertentangan yang

menyebabkan terjadinya tindakan anarkis yang dilakukan masyarakat setempat. Masyarakat

tidak bisa menyelesaikan masalahnya dengan pilihan yang tepat dan berdasarkan pada

religious worldview. Padahal jika mereka memiliki pengetahuan dan menjalankan juga

kehidupan mereka dengan iman yang mereka percayai, konflik sosial itu tidak akan terjadi.

8

Page 9: Makalah PBL B2M1 Baru

Kita sebagai orang yang dikirimkan ke Desa Bunga untuk memperbaiki pandangan

mereka harus mengenalkan mereka tentang arti worldview dan religious worldview. Peran

dan manfaatnya serta pokok penting yang ada didalamnya. Kita kenalkan pad artinya

orientasi hidup, kemandirian, dan komunitas yang sehat. Satu hal lagi kita juga kenalkan

mereka dengan dimensi evaluatif, sehingga masyarakat bisa mengevaluasi apa yang benar

dan salah dari tindakan mereka selama ini.

9

Page 10: Makalah PBL B2M1 Baru

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Worldview adalah suatu pandangan manusia tentang dunia ini yang berbeda satu

dengan yang lain. Di dalamnya terdapat religious worldview yang artinya juga hampir sama

dengan worldview. Hanya dalam religious worldview pandangan kita juga bertumpu pada

Allah sebagai sumber kebenaran yang mutlak. Dalam religious worldview kita akan

mengenal tentang orientasi hidup, kemandirian, dan komunitas yang sehat sebagai manfaat

dari religious worldview. Kita juga harus bisa mengevaluasi hal-hal yang ada di dunia ini,

karena tidak semua yang ada di dunia ini adalah yang baik dan sesuai. Dengan kita mengenal

worldview dan religious worldview, konflik sosial masyarakat bisa sedikit demi sedikit

teratasi dengan baik.

3.2 Saran

Semoga masyarakat lebih menggali lagi makna dari worldview lebih dalam. Sehingga

masyarakat memiliki pondasi yang kuat dalam menghadapi dunia ini. Kehidupan yang damai

dan aman pun dapat tercapai.

10

Page 11: Makalah PBL B2M1 Baru

DAFTAR PUSTAKA

1. Wawan J. Penyebab konflik sosial. 19 Januari 2010. Diunduh dari http://wawan-

satu.blogspot.com/2010/01/penyebab-konflik-sosial.html. 3 November 2011.

2. 2. Irawanto F. Pengertian, bentuk, faktor, dan dampak konflik sosial. 2011.

Diunduh dari http://febriirawanto.blogspot.com/2011/02/pengertian-bentuk-faktor-

dan-dampak.html. 3 November 2011.

3. Huijbers T. Manusia merenungkan dunianya. Yogyakarta : Penerbit Kanisius ; 1986.

4. Sire JW. Naming the elephant : worldview as a concept. USA : InterVarsity Press ;

2004.

5. Got Question. Apa itu pandangan dunia Kristen?. 2002-2011. Diunduh dari

www.gotquestions.org/Indonesia. 4 November 2011.

6. Huijbers T. Manusia merenungkan makna hidupnya. Yogyakarta : Penerbit Kanisius ;

1986.

11