makalah omfalokel ii (re

23
MAKALAH “Omfalokel” Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan Dosen pembimbing: Ns.Ana Fitria Nusantara S.Kep Disusun oleh: Moh Kholil Sidik 14201.05.13014 Zakaria Al Ashom 14201.05.13045 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY

Upload: riadazieiinalashom

Post on 26-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Omfalokel II (Re

MAKALAH“Omfalokel”

Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem PencernaanDosen pembimbing:

Ns.Ana Fitria Nusantara S.Kep

Disusun oleh:

Moh Kholil Sidik 14201.05.13014

Zakaria Al Ashom 14201.05.13045

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY

ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO

2014

Page 2: Makalah Omfalokel II (Re

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan yang bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar mahasiswa agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Sehingga dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan dapat di jadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan keperawatan dan sebagai panduan dalam melaksanakan makalah dengan judul “Omfalokel”

Sebagai pembuka, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah S.H., M.M. selaku ketua yayasan

STIKES Zainul Hasan Genggong.

2. Ibu Ns. Iin Aini Isnawati,M.Kes selaku ketua STIKES Zainul Hasan

Genggong.

3. Ibu Ns. Jamilatus Syamsiyah A, S.Kep selaku pembimbing akademik S1

Keperawatan.

4. Ibu Ns.Ana Fitria Nusantara, S.Kep. Selaku pembimbing mata kuliah Sistem

Pencernaan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

penyusunan makalah ini

5. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Hafshawaty serta semua pihak yang

telah membantu atas terselesaikan nya penyusunan makalah ini.

Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,namun

selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar

makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

13,September 2014

penyusun

Page 3: Makalah Omfalokel II (Re

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar...................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................

1.3 Tujuan...................................................................................................

1.4 Manfaat.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Omfalokel................................................................................

2.2 Etiologi dari Omfalokel........................................................................

2.3 Patofisiologi dari Omfalokel.................................................................

2.4 Manifestasi Omfalokel..........................................................................

2.5 Pemeriksaan Penunjang Omfalokel......................................................

2.6 Penatalaksanaan dari Omfalokel...........................................................

2.7 Komplikasi dari Omfalokel...................................................................

2.8 Hasil Analisa di Masyarakat.................................................................

Asuhan Keperawatan dari Omfalokel....................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpuan.............................................................................................

Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Omfalokel II (Re

BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang

timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan

sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian

bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan

kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap

kelangsungan hidup bayiyang dilahirkan.

Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan

sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa

kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20%

meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.

Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan

diagnosekelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante

natalkelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya

pemeriksaanultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah janin.

Kelainan kongenital yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu kelainan

kongenitaltraktus digestivus dan dinding abdomen, yang terdiri atas Omphalocele,

Gastroschisis,Hirscshprung, serta Atresia Ani. Kelainan kongenital tersebut, tidak jarang

terjadi di ProvinsiSumatra Barat ini. Pada penelitian kali ini, penulis ingin melaporkan

kasus repair defek omphalocele

Page 5: Makalah Omfalokel II (Re

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Omfalokel?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan omfalokel dan

cara perawatannya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui definisi Omfalokel

Untuk mengetahui etiologi dari Omfalokel

Untuk mengetahui manifestasi dari Omfalokel

Untuk mengetahui patofisiologi dari Omfalokel

Untuk mengetahui komplikasi dari Omfalokel

Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Omfalokel

Untuk mengetahui hasil analisa di masyarakat mengenai Omfalokel

Untuk mengetahui askep dari Omfalokel

1.4 Manfaat

Dalam penulisan makalah ini di harapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Mahasiswa

Dapat di jadikan salah satu refrensi untuk belajar,selain itu makalah ini

dapat di jadikan sebagai salah satu refrensi dalam melakukan asuhan

keperawatan dalam ruang lingkup Omfalokel

1.4.2 Dosen

Dapat di jadikan salah satu sarana untuk mengukur kemampuan

mahasiswa dalam membuat sebuah makalah tentang asuhan keperawatan pada

ruang lingkup Omfalokel

1.4.3 Institusi

Dapat di jadikan salah satu karya tulis ilmiah dapat di jadikan referensi

dalam acuan belajar.

Page 6: Makalah Omfalokel II (Re

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Omfalokel adalah berniasi atau penonjolan (Protusi) isi abdomen ke dasar tali

pusat. Berbeda dengan hernia umbilikalis yang lebih lazim, kantongnya tertutup

peritoneum tampa penumpangan kulit. Besar kantong yang terletak di luar rongga

abdomen tergantung pada isinya. Herniasi usus ke dalam tali pusat di jumpai pada

sekitar 1 dari 5000 kelahiran, dan Herniasi hati serta usus di jumpai sekitar 1 dari

10000 kelahiran. Rongga abdomen secara proporsional kecil karena dorongan

untuk tumbuh dan berkembang kurang.(Behrman Kliegman,2000)

Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir

dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus

dan usus yang menonjol hanya di tutupi oleh membrane tipis transparan yang

terdiri dari amnion dan peritoneum. (W. A. Newman Dorland, 2002).

Omphalocele adalah protrusi visera intra abdominal ke dasar korda umbilical

kantong tertutup peritoneum tanpa kulit (Donna L. Wong, 2004)

Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam kembali

kerongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan

timbulnya omfalokel. (Ngastiyah, 2005).

2.2 Etiologi

Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa

faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omphalokel

diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi

asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.

Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:

1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,

penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut

berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan

kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan

omfalokel paling sering dijumpai.

2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding

abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis

Page 7: Makalah Omfalokel II (Re

masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum

Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu

kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan

didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak untuk dilakukan

amniosintesis guna melacak kelainan genetik.

3. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan

tersebut harus dilacak dengan USG.

2.3 Patofisiologi

1. Selama perkembangan embrio,ada suatu kelemahan yang terjadi pada dinding

abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada

salah satu samping umbilikus.hal ini menyebabakan  organ visera abdomen

keluar dari kapasitas abdomen dan terbungkus kantong.

2. Terjadinya penurunan kapasitas abdomen yang dianggap abnormal.

3. Omfalokel terbentuk akibat kegagalan fungsi dalam pembentukan dinding

abdomen ,dan terbentuk defek.

4. Letak defek umumnya di sebelah kanan umbilikus

5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin,akibatnya usus

menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi dari cairan

as.amino,usus juga terlihat pendek dan rongga abdomen sempit.

6. Usus,visera dan seluruh permukaan rongga abdomen yang berhubungan

dengan dunia luar  menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh

cepat berlangsung,sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi,kontaminasi usus

dengan kuman dapat terjadi,dan distensi usus sehingga mempersulit koreksi

pemasukan kerongga abdomen pada saat pembedahan.

7. Embriogenesis pada saat janin berumur 5 -6 minggu isi abdomen terletak

diluar embrio.pada usia 10minggu terjadi pegembangan lumen  abdomen

sehingga usus dari extra peritoneum akan masukke rongga perut.bila proses ini

Page 8: Makalah Omfalokel II (Re

terhambat maka akan terbentuk kantong di pangkal umbilikus yang terisi

usus,lambung dan kadang hati.dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum

dan lapisan amino yang keduanya bening sehingga isi kantong tampak

keluar,keadaan ini disebut omfalokel.bila usus keluar di titik terlemah dikanan

umbilikus,usus akan berada diluar rongga perut tanpa di bungkus,peritoneum

dan amino keadaan ini disebut gastrokhisis.

Pathway

2.4 Manifestasi klinis

Menurut A.H. Markum, manifestasi dari omphalokel adalah :

Kelainan bawaan

Alat dalam gagal kembali ke rongga dalam abdomen

Usus keluar

Isi abdomen masuk ke dalam umbilikus

Defisiensi pengetahuan

orangtua

Defisiensi pengetahuan

orangtua

Korda terobek

Ileus obstruksi

Kekurangan cairan(dehidrasi)

Kekurangan cairan(dehidrasi)

Resiko infeksiResiko infeksi

AnsietasAnsietas

Kenaikan suhu tubuh (hipertemi)Kenaikan suhu tubuh (hipertemi)

OmfalokelOmfalokel

Pertahanan tubuh primer tidak

adekuat

Keterbatasan koognitif

Agen cidera biologis

NyeriNyeri

Page 9: Makalah Omfalokel II (Re

1. Organ visera / internal abdomen keluar

2. Penonjolan pada isi usus

3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound 

Sedang tanda yang lain :

1. Apabila berukuran kecil di dalam korda umbilicus terdapat sembuhan yang berisi

usus 

2. Apabila ukuran besaar di dalam korda berisi hati dan usus 

3. Tali pusat tampak terletak di daerah apeckantong dengan pembuluh darah

umbilicus meluncur se3panjang kantong masuk kedalam rongga perut 

4. Sering ditemukan pada bayi premature 

5. Umbilicus menonjol keluar.

2.5 Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan maternal serum alfa fetoprotein (MSAFP).Diagnosis prenatal

defek pada dinding abdome dapat di deteksi dengan peningkatan serum MSAFP

USG

Radiologi

o Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan

memperlihatkan marker struktural.

o Echocardiography fetus untuk membantu melihat kelainan jantung.

2.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah :

a) Perawatan pra-bedah

Terpeliharanya suhu tubuh

Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami prolaps

sangat meningkatkan area permukaan.

Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi

usus-usus yang mempersulit pembedahan.

Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak

melengket seperti xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus

Page 10: Makalah Omfalokel II (Re

Saran untuk menutup usus atau menutup dengan kasa steril lembab dengan

cairan NaCl steril untuk mencegah kontaminasi

Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada

mesenterium.

Terapi intravena untuk hidrasi

Antiseptik dengan spectrum luas secara intravena: Besarnya kantong,

luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam kantong, akan

menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele kecil, dapat

dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong

dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan

peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocele terlalu besar dan

rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke

dalam perut.

Jika dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut, diafragma

akan terdorong ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi

vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.

Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong

omphalocele dengan cairan antiseptik, misalnya betadin dan menutupnya

dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian, ada kesempatan

untuk terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh kantong tertutup

epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini

membutuhkan waktu 3-4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis

tersebut dapat dikerjakan setelah anak berumur 5-10 bulan.

Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan

b) Pembedahan

Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang

pada dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan visera

kedalam kavum abdomen dan menutup diding abdomen.

Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan saja,

namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan mengambil kulit dari

bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan usus ke dalam

rongga perut dan menutup lubang. Harus dikerjakan secepat mungkin sebab

Page 11: Makalah Omfalokel II (Re

tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin

sukar karena usus akan udem.

c) Paska Bedah

Perawatan paska bedah neonatus rutin

 Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan

Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik

Pemberian antibiotika

Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan

Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi

mengalami pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini

tergantung dari kondisi si bayi (lemah atau tidak).

1) Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatan

2)  Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yang sudah rapi

seperti orang normal lainnya.

2.7 Komplikasi

Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada

permukaan yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai

kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosi.

komplikasi dari omphalokel adalah :

Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan

yang telanjang.

Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang

adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.

Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang

lama.

Nekrosis

2.8 Hasil Analisa kasus di masyarakat

Page 12: Makalah Omfalokel II (Re

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

Page 13: Makalah Omfalokel II (Re

1. PENGKAJIAN       

a. Data Demografi

Nama pasien, tanggal lahir, Alamat, Tanggal masuk RS, Jenis kelamin, Agama,

pekerjaan, No. Register, dan lain-lain.

b. Data fokus Pengkajian

1) Mengkaji kondisi abdomen

Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka

Kaji letak defek, umun nya berada disebelah kanan umbilicus

Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi

Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/kronis sering

disebabkan oleh inflamasi dan obstruksi.

Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh

perlambatan pengosongan lambung, akumulasi gas / feses, inflamasi/obstruksi.

c. Mengukur temperature tubuh

Demam, manifestasi umum dari penyakit pada anak-anak dengan gangguan GI,

biasanya berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi.

Lakukan pengukuran suhu secara kontinyu tiap 2 jam

Perhatikan apabila terjadi peningkatan suhu secara mendadak

d. Kaji sirkulasi

Kaji adanya sianosis perifer

e. Kaji distress pernapasan

Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru

Frekuensi : Cepat (Takipneu), Normal atau lambat

Kedalaman : Normal. Dangkal (Hipopnea), terlali dalam (Hipernea)

Kemudahan : Sulit (Dispneu), Otophnea

Irama : Fariasi dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan

Opservasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, sputum,dan nyeri dada

Kaji adanya suara nafas tambahan (Mengi/wheezing)

Perhatikan bila pasien tampak pucat/ sianosis

2. Analisa data

Problem Etiologi Symptom

Page 14: Makalah Omfalokel II (Re

Resiko infeksi Omfalokel

Usus

Pertahanan tubuh primer tidak adekuat

Resiko infeksi

Hipertermi Omfalokel

Ileus Obstruksi

Kekurangan cairan/Dehidrasi

Kenaikan suhu tubuh (Hipertermi)

Defisiensi Pengetahuan orang

tua

Omfalokel

Keterbatasan koognitif

Defisiensi Pengetahuan

Nyeri Omfalokel

Agen cidera biologis

Nyeri

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pre Operation :

Page 15: Makalah Omfalokel II (Re

Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

Defisiensi pengetahuan  orang tua tentang penyakit berhubungan dengan

keterbatasan kognitif

Post Operation :

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua.

2. INTERVENSI

NO Diagnosa Keperawatan

Kriteria Hasil Intervensi

1 Resiko infeksi b/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

Mengetahui faktor resiko

Bersihkan daerah perineal

Infeksi pada umbilikus dapat dicegah

Perineal Care1) Bantu pasien untu membersihkan2) Jaga perineum agar tidak kering

Proteksi Infeksi3) Monitor tanda-tanda gejala infeksi sitemik dan

local4) Pelihara teknik isolasi

Monitor Elektrolit5) Monitor cairan yang hilang6) Monitor adekuatnya ventilasi

2 Hipertermi b/d dehidrasi

Tidak ada tanda-tanda hipertermi

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Fever treatment

o Monitor warna kulit dan temperature

o Monitor intake dan output cairan

Vital sign monitoring

o Monitor nadi, suhu, dan pernapasan

o Monitor pada nafas abnormal

Environmental management

o Ciptakan lingkungan yang aman untuk

pasien

o Batasi pengunjung

3 Defisiensi Pengetahuan orang tua tentang

Orang tua memahami proses penyakit secara spesifik

Teaching : Disease process

1) Nilai tingkat pengetahuan orang tua

Page 16: Makalah Omfalokel II (Re

penyakit b/d keterbatasan kognitif

Orang tua mengenali tanda dan gejala penyakit

Orang tua mengetahui komplikasi yang berpotensi akibat penyakit

berhubungan dengan proses penyakit

2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan

bagaimana hal tersebut berhubungan dengan

anatomi fisiologi

3) Gambarkan tanda dan gejala yang berhubungan

dengan penyakit

4) Diskusikan pilihan terapi/perawatan

4 Nyeri aku b/d agen cidera fisik

Tingkat nyeri pasien berkurang

Ekpresi wajah tidak menunjukan nyeri

Pain management

1) Observasi isyarat non verbal dari

ketidaknyamanan terutama saat tridak dapat

berkomunikasi secara efektif

2) Kurangi faktor-faktor pencetus nyeri

Environmental management : Comfort

3) Jaga kebersihan

4) Sesuaikan temperature ruangan

5 Kecemasan org tua b/d kurangnya pengetahuan orang tua

Orang tua tidak mengalami stress

Orang tua dapat mengontrol kecemasan

Orang tua dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan

Anxiety Reduction

1. Instruksikan orang tua untuk menggunakan teknik

relaksasi

2. Observasi reaksi verbal dan non verbal tentang

kecemasan

Coping anhancement

3. Perhatikan pemahaman persepsi orang tua terhadap

situasi yang penuh stress

4. Anjurkan orang tua untuk mengungkapkan secara

verbal perasaan, persepsi, dan ketakutan