makalah omfalokel kholil95

25
MAKALAH “Omfalokel” Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan Dosen pembimbing: Ns.Ana Fitria Nusantara S.Kep Disusun oleh: Moh Kholil Sidik 14201.05.13014 Zakaria Al Ashom 14201.05.13045 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO 2014 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan yang bertujuan untuk membantu proses belajar mengajar mahasiswa agar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Sehingga dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan dapat di

Upload: kholil-sidik-al-ghozali

Post on 13-Apr-2016

85 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

selamat belajar, kasihan orang tua kalian

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Omfalokel Kholil95

MAKALAH“Omfalokel”

Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem PencernaanDosen pembimbing:

Ns.Ana Fitria Nusantara S.Kep

Disusun oleh:

Moh Kholil Sidik14201.05.13014

Zakaria Al Ashom 14201.05.13045

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY

ZAINUL HASAN GENGGONG

PROBOLINGGO

2014

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih lagiMaha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya sehingga makalah ini dapattersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan yang bertujuan untukmembantu proses belajar mengajar mahasiswa agar dapat berlangsung secara efektifdan efisien. Sehingga dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan dapat di

Page 2: Makalah Omfalokel Kholil95

jadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan keperawatan dan sebagai panduandalam melaksanakan makalah dengan judul “Omfalokel”

Sebagai pembuka, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1; KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah S.H., M.M. selaku ketua yayasan

STIKES Zainul Hasan Genggong.

2; Ibu Ns. Iin Aini Isnawati,M.Kes selaku ketua STIKES Zainul Hasan

Genggong.

3; Ibu Ns. Jamilatus Syamsiyah A, S.Kep selaku pembimbing akademik S1

Keperawatan.

4; Ibu Ns.Ana Fitria Nusantara, S.Kep. Selaku pembimbing mata kuliah Sistem

Pencernaan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

penyusunan makalah ini

5; Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Hafshawaty serta semua pihak yang

telah membantu atas terselesaikan nya penyusunan makalah ini.

Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,namun

selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar

makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

13,September 2014

penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan...........................................................................................i

Kata Pengantar...................................................................................................ii

Daftar Isi............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1;Latar Belakang......................................................................................1

Page 3: Makalah Omfalokel Kholil95

1.2;Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3;Tujuan...................................................................................................2

1.4;Manfaat.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1;Definisi Omfalokel................................................................................3

2.2;Etiologi dari Omfalokel........................................................................4

2.3;Epidemiologi.........................................................................................4

2.4;Patofisiologi dari Omfalokel.................................................................5

2.5;Manifestasi Omfalokel..........................................................................6

2.6;Pemeriksaan Penunjang Omfalokel......................................................7

2.7;Penatalaksanaan dari Omfalokel...........................................................8

2.8;Komplikasi dari Omfalokel...................................................................10

2.9;Hasil Analisa di Masyarakat.................................................................11

Asuhan Keperawatan dari Omfalokel....................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpuan..............................................................................................23

3.2 Saran......................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULAN

1.1;Latar Belakang

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang

timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan

sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian

bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan

Page 4: Makalah Omfalokel Kholil95

kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alam terhadap

kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.

Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan

sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa

kehamilannya. Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20%

meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.

Disamping pemeriksaan fisik, radiologik dan laboratorik untuk menegakkan

diagnose kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante

natal kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya

pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah janin.

Kelainan kongenital yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu kelainan

kongenital traktus digestivus dan dinding abdomen, yang terdiri atas Omphalocele,

Gastroschisis,Hirscshprung, serta Atresia Ani. Kelainan kongenital tersebut, tidak jarang

terjadi di Provinsi Jawa timur ini. Pada penelitian kali ini, penulis ingin melaporkan

kasus repair defek omphalocele

1.2;Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Omfalokel?

1.3;Tujuan

1.3.1; Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan omfalokel dan

cara perawatannya.

1.3.2; Tujuan Khusus

Untuk mengetahui definisi Omfalokel

Untuk mengetahui etiologi dari Omfalokel

Untuk mengetahui manifestasi dari Omfalokel

Untuk mengetahui patofisiologi dari Omfalokel

Untuk mengetahui komplikasi dari Omfalokel

Page 5: Makalah Omfalokel Kholil95

Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Omfalokel

Untuk mengetahui hasil analisa di masyarakat mengenai Omfalokel

Untuk mengetahui askep dari Omfalokel

1.4;Manfaat

Dalam penulisan makalah ini di harapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1; Mahasiswa

Dapat di jadikan salah satu refrensi untuk belajar,selain itu makalah ini

dapat di jadikan sebagai salah satu refrensi dalam melakukan asuhan

keperawatan dalam ruang lingkup Omfalokel

1.4.2; Dosen

Dapat di jadikan salah satu sarana untuk mengukur kemampuan

mahasiswa dalam membuat sebuah makalah tentang asuhan keperawatan pada

ruang lingkup Omfalokel

1.4.3; Institusi

Dapat di jadikan salah satu karya tulis ilmiah dapat di jadikan referensi

dalam acuan belajar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1;Definisi

Omfalokel adalah berniasi atau penonjolan (Protusi) isi abdomen ke dasar tali

pusat. Berbeda dengan hernia umbilikalis yang lebih lazim, kantongnya tertutup

peritoneum tampa penumpangan kulit. Besar kantong yang terletak di luar rongga

abdomen tergantung pada isinya. Herniasi usus ke dalam tali pusat di jumpai pada

sekitar 1 dari 5000 kelahiran, dan Herniasi hati serta usus di jumpai sekitar 1 dari

10000 kelahiran. Rongga abdomen secara proporsional kecil karena dorongan

untuk tumbuh dan berkembang kurang.(Behrman Kliegman,2000)

Omfalokel adalah adanya protusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir

dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus

dan usus yang menonjol hanya di tutupi oleh membrane tipis transparan yang

terdiri dari amnion dan peritoneum. (W. A. Newman Dorland, 2002).

Page 6: Makalah Omfalokel Kholil95

Omphalocele adalah protrusi visera intra abdominal ke dasar korda umbilical

kantong tertutup peritoneum tanpa kulit (Donna L. Wong, 2004)

Omfalokel adalah kelainan yang disebaban oleh kegagalan alat dalam kembali

kerongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan

timbulnya omfalokel. (Ngastiyah, 2005).

2.2;Etiologi

Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang. Beberapa

faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya omphalokel

diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu hamil, defisiensi

asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.

Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:

1; Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan terinfeksi,

penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut

berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur kehamilan

kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan

omfalokel paling sering dijumpai.

2; Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat menimbulkan defek dinding

abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis

masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum

Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi memberikan suatu

kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan

didapati bersamaan dengan adanya omfalokel, layak untuk dilakukan

amniosintesis guna melacak kelainan genetik.

3; Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan kemungkinan

tersebut harus dilacak dengan USG.

2.3;Epidemiologi

Di Amerika Serikat, omphalokel yang kecil terjadi dengan rasio 1 kasus dalam

5.000 kelahiran. Omphalokel yang besar terjadi dengan rasio 1 kasus dalam 10.000

kelahiran. Perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 1:1. Menurut catatan

Dinas Kesehatan Bangka Belitung, dalam kurun waktu tiga bulan belakangan ini,

setidaknya ada enam kasus kelahiran dengan usus terburai. Padahal, selama ini catatan

medis memperlihatkan, angka kejadian kelainan dinding perut adalah sekali dalam

tiap 200.000 kelahiran. Perempuan umur 40 tahun atau lebih cenderung melahirkan

Page 7: Makalah Omfalokel Kholil95

bayi dengan omphalokel. Angka kematian kelainan ini tinggi bila omfalokel besar

karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.

2.4;Patofisiologi

1; Selama perkembangan embrio,ada suatu kelemahan yang terjadi pada dinding

abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada

salah satu samping umbilikus.hal ini menyebabakan organ visera abdomen

keluar dari kapasitas abdomen dan terbungkus kantong.

2; Terjadinya penurunan kapasitas abdomen yang dianggap abnormal.

3; Omfalokel terbentuk akibat kegagalan fungsi dalam pembentukan dinding

abdomen ,dan terbentuk defek.

4; Letak defek umumnya di sebelah kanan umbilikus

5; Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin,akibatnya usus

menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi dari cairan

as.amino,usus juga terlihat pendek dan rongga abdomen sempit.

6; Usus,visera dan seluruh permukaan rongga abdomen yang berhubungan

dengan dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh

cepat berlangsung,sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi,kontaminasi usus

dengan kuman dapat terjadi,dan distensi usus sehingga mempersulit koreksi

pemasukan kerongga abdomen pada saat pembedahan.

7; Embriogenesis pada saat janin berumur 5 -6 minggu isi abdomen terletak

diluar embrio.pada usia 10minggu terjadi pegembangan lumen abdomen

sehingga usus dari extra peritoneum akan masukke rongga perut.bila proses ini

terhambat maka akan terbentuk kantong di pangkal umbilikus yang terisi

usus,lambung dan kadang hati.dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum

dan lapisan amino yang keduanya bening sehingga isi kantong tampak

keluar,keadaan ini disebut omfalokel.bila usus keluar di titik terlemah dikanan

umbilikus,usus akan berada diluar rongga perut tanpa di bungkus,peritoneum

dan amino keadaan ini disebut gastrokhisis.

Page 8: Makalah Omfalokel Kholil95

Pathway

2.5;Manifestasi klinis

Menurut A.H. Markum, manifestasi dari omphalokel adalah :

1; Organ visera / internal abdomen keluar

2; Penonjolan pada isi usus

3; Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound

Sedang tanda yang lain :

Alat dalam gagal kembali ke rongga dalam abdomen

Kelainan bawaan

Usus keluar

Isi abdomen masuk ke dalam umbilikus

Defisiensi pengetahuan orangtua

Korda terobek

Ileus mengalami adhesi

Kekurangan cairan(dehidrasi)

Resiko infeksi

Ansietas

Kenaikan suhu tubuh (hipertemi)

Omfalokel

Pertahanan tubuh primer tidak adekuat

Keterbatasan koognitif

Agen cidera biologis

Nyeri

Faktor predisposisi

Faktor makanan dan minuman yang mengandung alkohol

Kelainan kromosom sehingga informasi genetik yang di wariskan, alelnya yang terinfeksi

Zigot yang mengalami fase mitosis terdapat kelainan ketika dilakukan pem.USG pada minggu ke 10

Terdapat protrusi pada dinding abdomen

Zat mengandung Toksik bagi tubuh merusak tumbuh kembang janin dalam rahim ibu

Penyerapan sari-sari kurang efektif

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Faktor Kegiatan

Merokok pada kehamilan

Page 9: Makalah Omfalokel Kholil95

1; Apabila berukuran kecil di dalam korda umbilicus terdapat sembuhan yang berisi

usus

2; Apabila ukuran besaar di dalam korda berisi hati dan usus

3; Tali pusat tampak terletak di daerah apeckantong dengan pembuluh darah

umbilicus meluncur sepanjang kantong masuk kedalam rongga perut

4; Sering ditemukan pada bayi premature

5; Umbilicus menonjol keluar.

2.6;Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan maternal serum alfa fetoprotein (MSAFP).Diagnosis prenatal

defek pada dinding abdome dapat di deteksi dengan peningkatan serum MSAFP

USG

adalah metode yang digunakan oleh dokter untuk memotret atau merekam

gambar hidup janin dalam kandungan. Arti Ultrasonografi secara harfiah itu

sendiri adalah pengambilan gambar dengan gelombang suara ultra. Melalui

penggunaan frekuensi gelombang suara tinggi (20.000 Hertz) yang telah

dipantulkan ke tubuh, maka Anda dapat melihat gambaran rahim dan isinya dalam

bentuk informasi gambar (sonogram) yang dapat dilihat pada layar

Pada usia kehamilan 10-14 minggu, USG 4D dapat mengindentifikasi kelainan

hingga 85% seperti adanya kelainan pada kromosom , down syndrome atau

mendeteksi kelainan jantung bawaan dini. Di usia kandungan memasuki 18-22

minggu telah mampu mendeteksi kelainan kelainan pada janin secara struktural

(detail amonaly scan), sedangkan pada usia 28-32 minggu telah mampu dalam

mendeteksi adanya kelainan kelainan pada pertumbuhan janin, letak plasenta, tali

pusat, profil biofisik janin, jumlah air ketuban, kelainan letak plasenta, dan juga

kelainan organ janin hingga dapat diidentifikasi dengan akurat.

Page 10: Makalah Omfalokel Kholil95

Radiologi

o Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan

memperlihatkan marker struktural.

o Echocardiography fetus untuk membantu melihat kelainan jantung.

2.7; Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah :

a; Perawatan pra-bedah

Terpeliharanya suhu tubuh

Kehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami prolaps

sangat meningkatkan area permukaan.

Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi

usus-usus yang mempersulit pembedahan.

Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak

melengket seperti xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus

Page 11: Makalah Omfalokel Kholil95

Saran untuk menutup usus atau menutup dengan kasa steril lembab dengan

cairan NaCl steril untuk mencegah kontaminasi

Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada

mesenterium.

Terapi intravena untuk hidrasi

Antiseptik dengan spectrum luas secara intravena: Besarnya kantong,

luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam kantong, akan

menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele kecil, dapat

dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong

dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan

peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocele terlalu besar dan

rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke

dalam perut.

Jika dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut, diafragma

akan terdorong ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi

vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.

Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong

omphalocele dengan cairan antiseptik, misalnya betadin dan menutupnya

dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian, ada kesempatan

untuk terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh kantong tertutup

epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini

membutuhkan waktu 3-4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis

tersebut dapat dikerjakan setelah anak berumur 5-10 bulan.

Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan

b; Pembedahan

Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang

pada dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan visera

kedalam kavum abdomen dan menutup diding abdomen.

Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan saja,

namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan mengambil kulit dari

bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan usus ke dalam

rongga perut dan menutup lubang. Harus dikerjakan secepat mungkin sebab

Page 12: Makalah Omfalokel Kholil95

tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin

sukar karena usus akan udem.

c; Paska Bedah

Perawatan paska bedah neonatus rutin

Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan

Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrik

Pemberian antibiotika

Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairan

Pada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi

mengalami pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini

tergantung dari kondisi si bayi (lemah atau tidak).

1; Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatan

2; Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yang sudah rapi

seperti orang normal lainnya.

2.8;Komplikasi

Komplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada

permukaan yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai

kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosi.

komplikasi dari omphalokel adalah :

Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan

yang telanjang.

Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang

adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.

Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang

lama.

Nekrosis adalah kematian patologis satu atau lebih sel atau sebagian jaringan atau

organ yang belum pada waktunya, yang dihasilkan dari kerusakan ireversibel. Hal

ini terjadi ketika tidak ada cukup darah mengalir ke jaringan, baik karena cedera,

radiasi, atau bahan kimia.

Page 13: Makalah Omfalokel Kholil95

Sepsis atau septicaemia adalah penyakit yang mengancam kehidupan yang dapat

terjadi ketika seluruh tubuh bereaksi terhadap infeksi. Ini mengarah ke overdrive

serius dari sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan serangkaian reaksi yang

dapat menyebabkan peradangan luas dan pembekuan darah.

2.9;Hasil Analisa kasus di masyarakat

A; Hasil

Data hasil penelitian menunjukkan jumlah pasien omfalokel di RSUD. Prof. dr.

Margono Soekarjo pada bulan Januari 2008- Juni 2013 sebanyak 29 kasus. Dari 29 kasus

tersebut, 16 kasus tidak ditemukan data rekam medisnya, sehingga hanya terdapat 13

kasus yang dapat diteliti pada studi ini. Berikut gambaran data penderita omfalokel

berdasarkan jenis kelamin, usia, keadaan pasien dan penatalaksanaan di RSUD. Prof. Dr.

Margono Soekarjo bulan Januari 2008- Juni 2013.

Tabel 1. Distribusi frekuensi penderita omfalokel

di RSUD. Prof.dr. Margono Soekarjo bulan Januari 2008- Juni 2013

Tahun Jumlah kasus Presentase2008 0 0 %2009 2 15%2010 2 15%2011 5 40 %2012 2 15%2013 2 15 %

Jumlah 13 100 %

Diagram 1. Presentase distribusi frekuensi penderita omfalokel di RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo bulan Januari 2008- Juni 2013.

Page 14: Makalah Omfalokel Kholil95

Tabel 2. Distribusi frekuensi penderita omfalokel berdasarkan jenis kelamin di RSUD

Prof. Dr. Margono Soekarjo bulan Januari 2008- Juni 2013

2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah (persentase)

Laki-laki 0 2 0 4 2 1 9 (69%)

Perempuan 0 0 2 1 0 1 4 (31 %)

0 2 2 5 2 2 13 (100 %)

Diagram 2. Distribusi frekuensi penderita omfalokel berdasarkan jenis kelamin di RSUD.

Prof. Dr. Margono Soekarjo bulan Januari 2008- Juni 2013

B; Pembahasan

Jumlah penderita omfalokel di RSUD.Prof.dr. Margono Soekarjo pada bulan

Januari 2008- Juni 2013 sebanyak 29 orang. Namun hanya 13 orang yang ditemukan

rekam medisnya, sehingga subyek pada penelitian ini hanya berjumlah 13 orang.

Penderita omfalokel terbanyak terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 5 orang dan

paling sedikit terjadi pada tahun 2008 yakni tidak ada. Pada tahun 2009 penderita

omfalokel sebanyak 2 orang, pada tahun 2010 sebanyak 2 orang, pada tahun 2012

sebanyak 2 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 2 orang.

Data yang didapatkan dari RSUD. Prof. dr. Margono Soekarjo menunjukkan

bahwa persentase kejadian omfalokel pada laki-laki sebesar 69% yaitu 9 kasus

sedangkan pada perempuan sebesar 31% yaitu 4 kasus atau perbandingan antara laki-laki

dengan perempuan sekitar 2:1. Hasil ini tidak sesuai dengan Eijk (2011) dan yang

menyatakan bahwa perbandingan kejadian omfalokel antara laki-laki dengan perempuan

sama yakni 1:1. Perbedaan ini mungkin dapat disebabkan karena faktor keterbatasan

jumlah sampel yang disertakan pada penelitian ini.

Page 15: Makalah Omfalokel Kholil95

Penderita omfalokel di RSUD. Prof.dr. Margono Soekarjo pada bulan Januari

2008- Juni 2013 terbanyak berusia ≤ 1 bulan yaitu sebanyak 9 orang (73 %), sedangkan

jumlah yang paling sedikit dijumpai pada penderita yang berusia 1-12 bulan yaitu

sebanyak 2 orang (18 %) dan penderita yang berusia > 1 tahun sebanyak 1 orang (9 %).

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa distribusi penderita omfalokel

yang terbanyak yaitu pada kelompok usia ≤ 1 bulan atau pada periode neonatus, yaitu

sebesar 73%. Hal ini sesuai dengan Boykin (2010) dan Glesser (2003), yang menyatakan

bahwa omfalokel dapat diketahui segera setelah bayi lahir. Bahkan penyakit ini dapat

dideteksi pada periode prenatal. Keterlambatan diagnosis jarang terjadi, sedangkan

keterlambatan penanganan dapat terjadi karena faktor eksternal seperti keadaan sosial

ekonomi keluarga, pendidikan keluarga, akses pelayanan kesehatan dan lain-lain.

Penatalaksanaan kasus omfalokel kongenital di RSUD. Prof.dr. Margono

Soekarjo berdasarkan data didapatkan bahwa tindakan yang dilakukan adalah

undermining yaitu sebanyak 2 kasus (16%), sedangkan untuk perawatan konservatif

didapatkan sebanyak 11 kasus (84%). Undermining merupakan tindakan membebaskan

secara tajam kulit dan jaringan subkutan terhadap fascia anterior muskulus rektus

abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus eksternus disebelah lateralnya sampai

batas linea aksilaris anterior atau media (Eijk, 2011).

Data yang didapatkan dari RSUD. Prof. dr. Margono Soekarjo menunjukkan

bahwa persentase keadaan pasien post perawatan atas indikasi omfalokel yang tercatat

keluar dari rumah sakit dalam kondisi hidup sebesar 39% yaitu 5 kasus, tidak ada yang

tercatat meninggal selama perawatan, dan yang tercatat pulang atas permintaan sendiri

sebesar 61% yaitu 8 kasus. Menurut Ledbetter (2006), pasien dengan omfalokel akan

sangat mudah terinfeksi akibat paparan organ intraabdomen dengan dunia luar. Infeksi

dapat disertai sepsis dan kekurangan nutrisi. Kondisi ini yang sering menyebabkan

kematian pada penderita omfalokel. Meskipun demikian, prognosisnya tergantung pada

prematuritas, ukuran omfalokel dan anomali organ lainnya seperti jantung, anus dan

kromosom (Minnesota, 2010).

BAB 3

Page 16: Makalah Omfalokel Kholil95

ASUHAN KEPERAWATAN

1; PENGKAJIAN

a Data Demografi

Nama pasien, tanggal lahir, Alamat, Tanggal masuk RS, Jenis kelamin, Agama,

pekerjaan, No. Register, dan lain-lain.

b Data fokus Pengkajian

1 Mengkaji kondisi abdomen

Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka

Kaji letak defek, umun nya berada disebelah kanan umbilicus

Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi

Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/kronis sering

disebabkan oleh inflamasi dan obstruksi.

Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh

perlambatan pengosongan lambung, akumulasi gas / feses, inflamasi/obstruksi.

c Mengukur temperature tubuh

Demam, manifestasi umum dari penyakit pada anak-anak dengan gangguan GI,

biasanya berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi.

Lakukan pengukuran suhu secara kontinyu tiap 2 jam

Perhatikan apabila terjadi peningkatan suhu secara mendadak

d Kaji sirkulasi

Kaji adanya sianosis perifer

e Kaji distress pernapasan

Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru

Frekuensi : Cepat (Takipneu), Normal atau lambat

Kedalaman : Normal. Dangkal (Hipopnea), terlali dalam (Hipernea)

Kemudahan : Sulit (Dispneu), Otophnea

Irama : Fariasi dalam frekuensi dan kedalaman pernapasan

Opservasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, sputum,dan nyeri dada

Kaji adanya suara nafas tambahan (Mengi/wheezing)

Perhatikan bila pasien tampak pucat/ sianosis

2; Analisa data

Problem Etiologi Symptom

Nutrisi kurang dari Omfalokel Tanda: homestatis anak menurun.

Page 17: Makalah Omfalokel Kholil95

kebutuhanIleus mengalami adhesi

Penyerapan sari-sari kurang

efektif

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Gejala: bayi tampak gelisah

Resiko infeksi Omfalokel

Usus

Pertahanan tubuh primer tidakadekuat

Resiko infeksi

Tanda: tampak kulit warna

kemerahanGejala: inflamasi

Hipertermi Omfalokel

Ileus mengalami adhesi

Kekurangan cairan/Dehidrasi

Kenaikan suhu tubuh (Hipertermi)

Tanda: suhu diatas 37 derajat

celsius.Gejala: kejang otot

Nyeri Omfalokel

Agen cidera biologis

Nyeri

Tanda: bayi menangis.Gejala: umbilikus keluar

Defisiensi Pengetahuanorang tua

Omfalokel

Keterbatasan koognitif

Defisiensi Pengetahuan

Tanda: kurang tanggap terhadap

kelainan yang dialami anaknya

Kecemasan org tua b/dkurangnya pengetahuan

orang tua

Omfalokel

Keterbatasan koognitif

Tanda:orang tua bingung akan

penyakit yang dialami anaknya

Page 18: Makalah Omfalokel Kholil95

Defisiensi Pengetahuan

Ansietas

3; DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pre Operation :

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d penyerapan sari-sari kurang efektif

Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

Defisiensi pengetahuan orang tua tentang penyakit berhubungan dengan

keterbatasan kognitif

Post Operation :

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua.

Page 19: Makalah Omfalokel Kholil95

4; INTERVENSI

NO DiagnosaKeperawatan

Kriteria Hasil Intervensi RASIONAL

1 Nutrisi kurang darikebutuhan b/d

penyerapan sari-sarikurang efektif

Tercapainya

Kebutuhan nutrisi yang di butuhkan

Malnutrisi dapat di

cegah dengan tepat

Monitor nutrisi pasien.

Lakukan pemasangan NGT dan cairan infuse.

Pemberian asupan gizi secara kontinue.

Agar nutrisi pasien tetap terjaga

Nutrisi pasien terpenuhi

2 Resiko infeksi b/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

Mengetahui faktorresiko

Bersihkan daerahperineal

Infeksi padaumbilikus dapatdicegah

Perineal Care1; Bantu pasien untuk membersihkan2; Jaga perineum agar tidak kering

Proteksi Infeksi3; Monitor tanda-tanda gejala infeksi sitemik

dan local4; Pelihara teknik isolasi

Monitor Elektrolit5; Monitor cairan yang hilang6; Monitor adekuatnya ventilasi

Agar permukaan yang menonjol tidakkering dan tidak ada kotoran ataupunbakteri yang menempel.

Agar dapat memantau omfalokel dari tandamaupun gejala infeksi baik dari sitemikmaupun local.

Memproteksi omfalokel dari stimulus atauinvasi dari luar.

Menstabilkan cairan

3 Hipertermi b/d Tidak ada tanda- Fever treatment Menjaga suhu badan agar tidak berlebihan

Page 20: Makalah Omfalokel Kholil95

dehidrasi tanda hipertermi Tidak ada tanda-

tanda dehidrasio Monitor warna kulit dan temperatureo Monitor intake dan output cairan

Vital sign monitoringo Monitor nadi, suhu, dan pernapasano Monitor pada nafas abnormal

atau harus dalam keadaan tetap stabil Agar tidak terjadi malnutrisi

Agar pasien tidak kesulitan dalam bernafas.

4 Nyeri akut b/d agen cidera fisik

Tingkat nyeri pasienberkurang

Ekpresi wajah tidakmenunjukan nyeri

Pain management1; Observasi isyarat non verbal dari

ketidaknyamanan terutama saat tridak dapat

berkomunikasi secara efektif2; Kurangi faktor-faktor pencetus nyeri

Environmental management : Comfort3; Jaga kebersihan

Sesuaikan temperature ruangan

Agar manajemen nyeri teratasi

5 Defisiensi Pengetahuan orang tua tentang penyakit b/d keterbatasan kognitif

Orang tuamemahami prosespenyakit secaraspesifik

Orang tua mengenalitanda dan gejalapenyakit

Orang tuamengetahui

Teaching : Disease process1; Nilai tingkat pengetahuan orang tua

berhubungan dengan proses penyakit2; Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan

bagai3; mana hal tersebut berhubungan dengan

anatomi fisiologi4; Gambarkan tanda dan gejala yang

Agar orang tua lebih memahami penyakit

yang di derita anaknya, sehingga perawatan

dapat lebih cepat dilakukan. Agar komunikasi terapeutik dapat dilakukan

dengan baek sehinggan dapat mengatasi atau

memantau perjalanan penyakit.

Page 21: Makalah Omfalokel Kholil95

komplikasi yangberpotensi akibatpenyakit

berhubungan dengan penyakit Diskusikan pilihan terapi/perawatan

6 Kecemasan org tua b/d kurangnya pengetahuan orang tua

Orang tua tidakmengalami stress

Orang tua dapatmengontrol kecemasan

Orang tua dapatmenggunakan teknikrelaksasi untukmengurangi kecemasan

Anxiety Reduction1; Instruksikan orang tua

untuk menggunakan

teknik relaksasi2; Observasi reaksi verbal

dan non verbal tentang

kecemasan Coping anhancement3; Perhatikan pemahaman

persepsi orang tua

terhadap situasi yang

penuh stress4; Anjurkan orang tua untuk

mengungkapkan secara

verbal perasaan, persepsi,

dan ketakutan

Agar orang tua bisa lebih

tenang menghadapi situasi

penyakit anaknya.

Page 22: Makalah Omfalokel Kholil95

5; IMPLEMENTASI

NO. DIAGNOSA

KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI

1. Nutrisi kurang dari

kebutuhan b/d penyerapan

sari-sari kurang efektif

Memonitor nutrisi pasien.

Melakukan pemasangan NGT dan cairan infuse.

Memberikan asupan gizi secara kontinue.

2. Resiko infeksi b/d pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat

Perineal Care1; Membantu pasien untuk membersihkan2; Menjaga perineum agar tidak kering

Proteksi Infeksi3; Memonitor tanda-tanda gejala infeksi sitemik dan

local4; Memelihara teknik isolasi

Monitor Elektrolit5; Memonitor cairan yang hilang6; Memonitor adekuatnya ventilasi

3. Hipertermi b/d dehidrasi Fever treatmento Memonitor warna kulit dan temperatureo Memonitor intake dan output cairan

Vital sign monitoringo Memonitor nadi, suhu, dan pernapasano Memonitor pada nafas abnormal

Environmental managemento Menciptakan lingkungan yang aman untuk

pasieno Membatasi pengunjung

4. Nyeri akut b/d agen cidera fisik

Pain management1; Mengobservasi isyarat non verbal dari

ketidaknyamanan terutama saat tridak dapat

berkomunikasi secara efektif2; Mengurangi faktor-faktor pencetus nyeri

Environmental management : Comfort3; Menjaga kebersihan4; menyesuaikan temperature ruangan

5. Defisiensi Pengetahuan orang tua tentang penyakit

Teaching : Disease process

Page 23: Makalah Omfalokel Kholil95

b/d keterbatasan kognitif 1; Menilai tingkat pengetahuan orang tua

berhubungan dengan proses penyakit2; Menjelaskan patofisiologi dari penyakit dan

bagaimana hal tersebut berhubungan dengan

anatomi fisiologi3; Menggambarkan tanda dan gejala yang

berhubungan dengan penyakit4; Mendiskusikan pilihan terapi/perawatan

6. Kecemasan org tua b/d kurangnya pengetahuan orang tua

Anxiety Reduction1; Menginstruksikan orang tua untuk menggunakan

teknik relaksasi2; Mengobservasi reaksi verbal dan non verbal

tentang kecemasan Coping anhancement

3; Memerhatikan pemahaman persepsi orang tua

terhadap situasi yang penuh stress4; Menganjurkan orang tua untuk mengungkapkan

secara verbal perasaan, persepsi, dan ketakutan

6; Evaluasi:

Bayi bebas dari gejala infeksi

Keseimbangan intake dan out put

BAB III

PENUTUP

3.1; KESIMPULAN

Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar

dan dibungkus suatu kantong peritoneum.Penanganannya adalah secara operatif dengan

Page 24: Makalah Omfalokel Kholil95

menutup lubang pada pusat.Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi perut yang

keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.

Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan

untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus

diberi merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi

kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya

operasi dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan

semua isi usus dan otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan tekanan

yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan pernapasan.

3.2; SARAN

Melihat kasus yang terjadi diatas sangatlah prihatin terhadap angka kejadian

selanjutnya agar terantisipasi dengan cara menghindari faktor-faktor yang dapat

menyebabkan timbulnya omfalokel tersebut diantaranya, infeksi virus, alkohol, serta

merokok untuk wanita pada masa kehamilan. Maka dari itu kita sebagai perawat perlu

memberikan healt education kepada ibu hamil di indonesia agar dapat meminimalisir

angka kejadian kasus omfalokel itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

; A.H. Markum. 1991. Buku Ajar Kesehatan Anak. Jilid I. FKUI : Jakarta

; Dongoes, M.F. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 2. Jakarta : EGC.

; Dorland, W.A. Newman.2002.Kamus Kedokteran Dorland.Edisi 29. Jakarta : EGC.

Page 25: Makalah Omfalokel Kholil95

; Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta

; Ngastiyah.2005. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta

; Pincus Eatzel & Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta.

; Suriadi & Yuliani R. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 1. Penerbit FKUI : Jakarta