pengertian omfalokel

35
Pengertian Omfalokel Omfalokel (eksomfotos) adalah suatu cacat umbilicus, tempat usus besar dan organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan kromosom, yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi. Rongga abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit atau tidk mungkin, kecuali bila dinding abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung ke atas, sehingga usus dapat didorong masuk secara bertahap ke dalam rongga abdomen dalam masa beberapa minggu. (Pincus eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta). Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu kantong peritoneum. Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup lubang pada pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan isi perut yang keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi. (Rustam Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta) Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu

Upload: alvin-ipin

Post on 13-Apr-2016

121 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

omfalokel

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Omfalokel

Pengertian Omfalokel

Omfalokel (eksomfotos) adalah suatu cacat umbilicus, tempat usus besar

dan organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan kelainan

kromosom, yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa

centimeter sampai keterlibatan dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol

keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi. Rongga

abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan bedah bisa sangat sulit atau tidk

mungkin, kecuali bila dinding abdomen yang tersisa cukup dapat direntang untuk

memungkinkan penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat

ditutupi dengan bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung ke atas, sehingga

usus dapat didorong masuk secara bertahap ke dalam rongga abdomen dalam

masa beberapa minggu.

(Pincus eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta).

Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut

keluar dan dibungkus suatu kantong peritoneum. Penanganannya adalah secara

operatif dengan menutup lubang pada pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak

mengizinkan isi perut yang keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.

(Rustam Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta)

Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga

abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabakan timbulnya

omfalokel. Kelainan ini dapat segera dilihat, yaitu berupa prostrusi dari kantong yang

berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus.

Angka kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi

infeksi

Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi

merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong

tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi

dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan

semua isi usus dan otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan

tekanan yang mendadak pasa paru sehingga timbul gejala gangguan pernapasan

Page 2: Pengertian Omfalokel

(Staf Pengajar IKA dan FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedia – Jakarta.)

Omfalokel merupakan herniasi isi perut ke dasar umbilicus yang ditutupi

lapisan transparan yang terdiri dari selaput amnion dan peritoneum.

(Segi-segi Praktis IKA, Rahman M. Jakarta : 1984)

Omalokel disebabkan oleh kegagalan otot dalam kemali ke rongga abdomen

pada waktu janin berumur 10 minggu hingga menyebabkan timbulnya omfalokel.

Kelainan ini dapat terlihat dengan adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang

serisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus

(umbilicus terlihat menonjol keluar). Angka kematian kelainan ini tinggi bila omfalokel

besar karena kantong pecah dan terjadi infeksi.

(Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit.Editor Setiawan. Jakarta : EGC, 1997)

OmfalokelDEFINISIOmfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit.

Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput peritoneum yang tipis dan transparan (tembus pandang).

Page 3: Pengertian Omfalokel

PENYEBABPenyebabnya tidak diketahui. Pada 25-40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan jantung.

GEJALABanyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada omfalokel bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar. Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol; tetapi jika lubangnya besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, dimana isi perut terlihat dari luar melalui selaput peritoneum.

PENGOBATANAgar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAKDENGAN OMPHALOCHELE ATAU GASTROSCHISISDosen Pengampu : Aris Fitriyani, Skep Ns MM

Page 4: Pengertian Omfalokel

DISUSUN OLEH :

Retno SetiowatiP 102202060322 A

POLITEKNIK KESEHATANDEPARTEMEN KESEHATAN SEMARANGPROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO2008

KONSEP DASAR OMPHALOCELE

A. PengertianOmphalokel pada dasarnya sama dengan gastroschisis.1. Omphalocele adalah defek (kecacatan) pada dinding anterior abdomen pada dasar dari umbilical cord dengan herniasi dari isi abdomen. Organ-organ yang berherniasi dibungkus oleh peritoneum parietal. Setelah 10 minggu gestasi, amnion dan Wharton Jelly juga membungkus massa hernia (Lelin-Okezone, 2007)Gambar dari www.med.umich.edu/fdtc/images/art_omphalocele.jpg.Menunjukkan herniasi isi abdomen yang terbungkus dengan selaput peritoneum.2. Omphalocele adalah suatu keadaan dimana dinding perut mengandung struktur muskulo aponeuresis yang kompleks. Aponeuresis adalah lembaran jaringan mirip tendon yang lebar serta mengkilap untuk membungkus dan melekatkan otot yang satu dengan yang lainnya dan juga dengan bagian yang digerakkan oleh otot tersebut.a. Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang.b. Disebelah atas, melekat pada iga.c. Di bagian bawah melekat pada tulang panggul.Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu dari luar ke dalam lapisan kulit yang terdiri dari kutis dan sub cutis, lemak sub cutan dan fasia superfisialis (Fasia scarpa). Kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis externus, m. oblikus abdominis internus, m. tranfersus abdominis dan akhirnya lapis preperitoneum. Peritoneum, yaitu fasia tranversalis, lemak peritoneal dan peritoneum. Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba (Harnawatiaj, 2008).3. Gastrochisis adalah suatu herniasi pada isi usus dalan fetus yang terjadi pada salah satu samping umbilical cord. Organ visera posisinya diluar kapasitas abdomen saat lahir. (Linda Sawden, 2002)4. Omphalocele adalah kondidi bayi waktu dilahirkan perut bagian depannya berlubang dan usus hanya dilapisi selaput yang sangat tipis (dr. Irawan Eko, Spesialis Bedah RSU Kardinah, 2008).5. Omphalocele berarti muara tali pusat dan dinding perut tidak menyatu sehingga usus keluar (dr. Christoffel SpOG (K) RSUPM, 2008).6. Omphalocele terjadi saat bayi masih dalam kandungan. Karena gangguan fisiologis pada sang ibu, dinding dan otot-otot perut janin tak terbentuk dengan sempurna.

Page 5: Pengertian Omfalokel

Akibatnya, organ pencernaan seperti usus, hati, tali pusar, serta lainnya tumbuh di luar tubuh. Jenis gastroschisis terjadi seperti omphalocele. Bedanya, posisi tali pusar tetap pada tempatnya.(,2008 ,dr Redmal Sitorus)

B. Epidemiologi / InsidensMenurut http://www.google.co.id/search?hl=id=omphalocele (no name) dengan judul Omphalocele, yang diterbitkan Rabu, 2January, 2008 menyatakan bahwa :Di Amerika Serikat, omphalokel yang kecil terjadi dengan rasio 1 kasus dalam 5.000 kelahiran. Omphalokel yang besar terjadi dengan rasio 1 kasus dalam 10.000 kelahiran. Perbandingan laki-laki dengan perempuan adalah 1:1. Menurut catatan Dinas Kesehatan Bangka Belitung, dalam kurun waktu tiga bulan belakangan ini, setidaknya ada enam kasus kelahiran dengan usus terburai. Padahal, selama ini catatan medis memperlihatkan, angka kejadian kelainan dinding perut adalah sekali dalam tiap 200.000 kelahiran. Perempuan umur 40 tahun atau lebih cenderung melahirkan bayi dengan omphalokel. Angka kematian kelainan ini tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.

C. EtiologiMenurut Rosa M. Scharin (2004), etiologi pasti dari omphalocele belum diketahui. Beberapa teori telah dipostulatkan, seperti :1. Kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen dalam 10-12 minggu yaitu kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral untuk berpindah ke bagian tengah dan menetapnya the body stalk selama gestasi 12 minggu.2. Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalokel adalah resiko tinggi kehamilan seperti :a. Infeksi dan penyakit pada ibub. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok,c. Kelainan genetikd. Defesiensi asam folate. Hipoksiaf. Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen.g. Asupan gizi yang tak seimbangh. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke dalam tubuh ibu hamil.

D. PatofisiologiMenurut Suriadi & Yuliani R, 2001, patofisiologi dari omphalokel adalah :1. Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang terjadi dalam dinding abdomen semasa embrio yang mana menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu samping umbilicus (yang biasanya pada samping kanan). Ini menyebabkan organ visera abdomen keluar dari kapasitas abdomen dan tidak tertutup oleh kantong.2. Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang dianggap sebagai anomaly.3. Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam pembentukan dinding abdomen sehingga dinding abdomen sebagian tetap terbuka.4. Letak defek umumnya disebelah kanan umbilicus yang terbentuk normal.5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen janin. Akibatnya, usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam kehidupan intrauterine. Usus juga tampak pendek. Rongga abdomen janin sempit.6. Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen berhubungan dengan dunia luar menyebabkan penguapan dan pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung,

Page 6: Pengertian Omfalokel

sehingga terjadi dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga dapat terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan ke rongga abdomen pada waktu pembedahan.7. EmbriogenesisPada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut gastroschisis.Gambar : Gastrokhisis dengan usus terbuai tanpa selaput yang menutupiSumber : Division of pediatric surgary

Kegagalan fusi somite dari lapisan mesoderm dalam membentuk dnding abdomenHerniasi isi ususDinding abdomen sebagian terbukaOrgan internal abdomen keluar dari abdomen dan berhubungan dengan dunia luarPerkembangan embrio tidak sempurnaDistensi ususPenguapan dan pancaran dari tubuh cepat berlangsungKontaminasi usus dengan kumanDehidrasi, hipotermi

Page 7: Pengertian Omfalokel

E. Pathway KeperawatanKelemahan Dinding AbdomenHerniasi isi ususDinding abdomen sebagian terbukaOrgan internal abdomen keluarPenguapan dan pancaran dari tubuh cepat berlangsungDehidrasi

Perkembangan embrio tidak sempurnaOperasihipotermiKeterlambatan TumbangOmphalokelMenekan Dinding Sentral AbdomenResiko Kurang Volume CairanTermoregulator tidak Efektif

Resiko Infeksi

NyeriRongga Sekitar Abdomen tertekan (Paru-paru)Pola Napas tidak EfektifKurang Pengetahuan

Koping Keluarga tidak efektif

Konflik Pengambilan KeputusanPerubahan Proses Keluarga

Cemas

Page 8: Pengertian Omfalokel

Sumber : Suriadi & Yuliani R, 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1 dan A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I.Jakarta : Penerbit FKUI.F. Manifestasi KlinikMenurut A.H. Markum (1991), manifestasi dari omphalokel adalah :1. Organ visera / internal abdomen keluar2. Penonjolan pada isi usus3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasounda. b.Gambar a : Omphalokel dengan selaputGambar b : gastrokhisis dengan usus terbuai tanpa selaputSumber : Division of pediatric surgary, 2008

G. KomplikasiMenurut Marshall Klaus, 1998, komplikasi dari omphalokel adalah :1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang.2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan ventilator yang lama4. Nekrosis5. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis.

H. Diagnosis BandingMenurut Linda A Sowden (2008), diagnose banding dari omphalokel adalah :1. Herniasi usus fisiologi2. Hernia umbilicus3. Amniotic band syndrome4. Ekstrofi dari kandung kemih

I. PrognosisMenurut http://google.com//omphalochele (no name) dengan judul Omphalocele, mengatakan bahwa prognosis pasien ompalokel tergantung kelainan yang menyertai. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis. Omphalocele yang besar dapat ditutup meskipun dengan operasi yang bertahap. Bayi dengan omphalocele dianggap kritis mengancam hidup jika disertai dengan ukuran torax yang kecil dengan hipoplasia pulmoner yang mengakibatkan gangguan pernafasan.

J. Pemeriksaan DiagnostikMenurut A.H. Markum (1991) dan bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/ omphalocele.com oleh Emily , pemeriksaan diagnostik dari omphalokel adalah :

Page 9: Pengertian Omfalokel

1. Pemeriksaan FisikPada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir.Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.2. Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP). Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan pseudokolinesterase.3. Prenatal, ultrasoundGambar : A fetal echocardiogram (ultrasound of the heart)Menunjukkan adanya defek ompalokelSumber : Remembering Our Angel, LiamPosted on September 24, 2007 by Emily

4. Pemeriksaan radiologyFetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas dengan amniosentesisPada omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.K. Penatalaksanaan TerapeutikPenatalaksanaan Terapeutik menurut Suriadi & Yuliani R (2001) adalah :1. Perawatan pra-bedaha. Terpeliharanya suhu tubuhKehilangan panas dapat berlebihan karena usus yang mengalami prolaps sangat meningkatkan area permukaan.b. Pemasangan NGT dan pengisapan yang kontinu untuk mencegah distensi usus-usus yang mempersulit pembedahan.c. Penggunaan bahan synthetic (silatik) dengan lapisan tipis yang tidak melengket seperti xeroform, kemudian dengan kerlix dan pembungkus Saran untuk menutup usus atau menutup dengan kasa steril lembab dengan cairan NaCl steril untuk mencegah kontaminasid. Omphalocele dianjurkan tidak melakukan traksi yang berlebihan pada mesenterium.e. Terapi intravena untuk hidrasif. Antiseptik dengan spectrum luas secara intravenaBesarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hepar di dalam kantong, akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocele kecil, dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocele terlalu besar dan rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jika dipaksakan, maka karena regangan pada dinding perut, diafragma akan terdorong ke atas sehingga terjadi gangguan pernapasan. Obstruksi vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocele dengan cairan antiseptik, misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian, ada kesempatan untuk terjadinya epitelisasi dari tepi, sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini membutuhkan waktu 3-4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah anak berumur 5-10 bulan.

Page 10: Pengertian Omfalokel

g. Terapi oksigen diberikan untuk membantu pernafasan2. PembedahanPembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya lubang pada dinding abdomen.Tujuan pebedahan adalah untuk mengembalikan visera kedalam kavum abdomen dan menutup diding abdomen.Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan saja, namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan mengambil kulit dari bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup lubang. Harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem.3. Paska Bedaha. Perawatan paska bedah neonatus rutinb. Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukanc. Dilakukan aspirasi setiap jam pada tuba nasogastrikd. Pemberian antibiotikae. Terapi intravena diberikan untuk perbaikan cairanPada sekitar 7-12 hari setelah pembedahan, anak akan kembali lagi mengalami pembedahan untuk menjalani perbaikan cacat. Namun ini tergantung dari kondisi si bayi (lemah atau tidak).a. b.Gambar :a.Bayi post bedah omphalokel yang masih dalam perawatanb.Bayi post operasi omphalokel dengan dinding abdomen yangsudah rapi seperti orang normal lainnya.Sumber : http://bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/omphalocele.jpg The Image Bank-ABDOMINAL WALL DEFECTS www.med.umich.edu/fdtc/images/art_omphalocele.jpg

ASUHAN KEPERAWATANGASTROSKISIS / OMPHALOKEL

I. Data Fokus PengkajianFokus Pengkajian menurut Dongoes, M.F (1999):1. Mengkaji Kondisi Abdomena. Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbukab. Kaji letak defek, umumnya berada di sebelah kanan umbilicusc. Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasid. Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar, akut/ironis sering disebabkan oleh inflamasi, obstruksie. Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin disebabkan oleh pelambatan penyosongan lambung, akumulasi gas/feses, inflamasi/obstruksi.2. Mengukur temperatur tubuha. Demam, manifestasi umum dari penyakit pada anak-anak dengan gangguan GI, biasanya berhubungan dengan dehidrasi, infeksi atau inflamasi.

Page 11: Pengertian Omfalokel

b. Lakukan pengukuran suhu secara kontinu tiap 2 jamc. Perhatikan apabila terjadi peningkatan suhu secara mendadak.3. Kaji Sirkulasia. Kaji adanya sianosis perifer4. Kaji distress pernafasana. Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru, terhadapb. Frekuensi : Cepat (takipneu), normal atau lambatc. Kedalaman : normal, dangkal (Hipopnea), terlalu dalam (hipernea)d. Kemudahan : sulit (dispneu), othopneae. Irama : variasi dalam frekuensi dan kedalaman pernafasanf. Observasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, seputum dan nyeri dadag. Kaji adanya suara nafas tambahan (mengi/wheezing)h. Perhatikan bila pasien tampak pucat/sianosis

II. Diagnosa KeperawatanPre Op1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penekanan rongga abdomen (paru-paru)2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan immaturitas3. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan dehidrasi4. Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar5. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang relevan6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit serius7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan post op.

Post Op1. Nyeri Akut berhubungan dengan prosedur pembedahan menutup abdomen.2. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.3. Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan perawatan yang multipel.4. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang terdekat (anak menderita omphalokel).5. Cemas berhubungan dengan kematian.

III. IntervensiPre OpDx 1 : Pola napas tidak efektif b.d. penekanan rongga abdomen (paru-paru).NOC: Respiratory Status: AirwayTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas selama 3 x 24 jam, diharapkan pola napas pasien kembali normal dan efektif dengan status respirasi skala 4Kriteria Hasil:a. Suara napas yang bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu, mampu bernapas dengan mudah, tidak ada pursed (ips)b. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tertekik, irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal seperti whezing/mengi).c. TTV dalam batas normalSkala :1. Tidak pernah menunjukkan2. Jarang menunjukkan

Page 12: Pengertian Omfalokel

3. Kadang menunjukkan4. Sering menunjukkan5. Selalu menunjukkanNIC: Airway Management1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi2. Lakukan fisioterapi dada jika perlu3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan napas buatan4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.5. Monitor respirasi dan status oksigen6. Keluarkan skret dengan batuk atau suction

Dx 2 : Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan imaturitasNOC: Thermoregulatoin: NeonateTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Regulasi suhu selama 3 x 24 jam, diharapkan termoregulasi pasien kembali normal dan efektif dengan status regulasi skala 4.Kriteria Hasil:a. Suhu tubuh pasien dalam batas normalb. Tidak ada stress pernapasanc. Tidak ada letargid. Perubahan warna kulit dalam rentang yang diharapkane. Pasien tidak menggigilf. Status hidrasi adekuatSkala :Tidak pernah menunjukkanJarang menunjukkanKadang menunjukkanSering menunjukkanSelalu menunjukkanNIC: Temperatur Regulation1. Monitor suhu badan pasien setiap 2 jam2. Monitor suhu badan bayi baru lahir sampai stabil3. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi4. Monitor warna kulit dan suhu5. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipotermi dan atau hipertermi6. Monitor warna kulit dan suhu7. Bantu meningkatkan keadekuatan cairan dan intake nutrisi

Dx 3 : Resiko kurang volume cairan b.d. dehidrasiNOC: Keseimbangan cairanTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen cairan selama 3 x 24 jam, diharapkan keseimbangan cairan pada pasien adekuat dengan status cairan skala 4.Kriteria hasil:a. Keseimbangan intake & output dalam batas normalb. Elektrolit serum dalam batas normalc. Tidak ada mata cekungd. Tidak ada hipertensi ortostatike. Tekanan darah dalam batas normalSkala :1. Tidak pernah menunjukkan2. Jarang menunjukkan

Page 13: Pengertian Omfalokel

3. Kadang menunjukkan4. Sering menunjukkan5. Selalu menunjukkanNIC: Manajemen Cairan1. Pertahankan intake & output yang adekuat2. Monitor status hidrasi (membran mukosa yang adekuat)3. Monitor status hemodinamik4. Monitor intake & output yang akurat5. Monitor berat badan

DX 4 : Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluarNOC: Knowledge: infection controlTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kontrol Infeksi selama 3 x 24 jam, diharapakan infeksi tidak terjadi (terkontrol) dengan status kontrol infeksi skala 4.Kriteria hasil:a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksib. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksic. Jumlah leukosit dalam batas normald. Menunjukkan perilaku hidup sehatSkala :1. Tidak pernah menunjukkan2. Jarang menunjukkan3. Kadang menunjukkan4. Sering menunjukkan5. Selalu menunjukkanNIC: Infection control1. Pertahankan teknik isolasi2. Batasi pengunjung bila perlu3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan4. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain5. Tingkatkan intake nutrisi

Dx 5 : Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang relevan.NOC: Decision MakingTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan keluarga selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi konflik dalam keluarga dengan skala pembuatan keputusan 4.Kriteria Hasil:a. Identifikasi informasi yang relevanb. Identifikasi alternatifc. Memilih berbagai alternatifSkala:1. Tidak pernah menunjukkan2. Jarang menunjukkan3. Kadang menunjukkan4. Sering menunjukkan5. Selalu menunjukkanNIC: Family Support1. Informasikan kepada keluarga tentang alternatif pilihan atau solusi2. Bantu keluarga mengidentifikasi keuntungan dan kerugian alternatif lain3. Tawarkan informasi konsen

Page 14: Pengertian Omfalokel

4. Bantu keluarga dalam menjelaskan keputusannyapada anggota keluarga yang lain, jika diperlikan5. Berikan dukungan secara penuh

Dx 6 : Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita penyakit serius (omphalokel).NOC : Family NormalizationTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan Normalisasi selama 3 x 24 jam diharapkan pasien (keluarga) dapat mempersiapkan diri untuk prosedur diagnostik / operasi dengan status perubahan proses keluarga skala 4.Kriteria hasil :a. Keluarga menunjukkan pemahaman tentang tes dan prosedurb. Anak dan keluarga menunjukkan tentang informasi yang diberikanSkala : 1. Tidak pernah2. Jarang3. Kadang-kadang4. Sering5. KonsistenNIC : Peningkatan Normalisasi1. Jelaskan alasan setiap terapi2. Jelakskan kebutuhan anak kepada orang tua misalnya anak harus dirawat dalam dalam inkubator dan terpasang berbagai alat (Infus, Oksigen, NGT, dll)3. Jelaskan pada keluarga tentang pengalaman umum setelah pembedahan4. Jelaskan pada keluarga apa yang akan terjadi paska operasi5. Berpartisipasi dalam konferensi praoperasi dengan keluarga dan dokter

Dx 7 : Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kondisi anak, proses penyakit yang diderita anak.NOC : Pengetahuan : Proses PenyakitTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengajaran Proses Penyakit selama 3 x 24 jam diharapkan Keluarga dapat mengerti / lebih paham mengenai penyakit anaknya dan pengobatannya dengan status pengetahuan proses penyakit skala 4.Kriteria Hasil :a. Mengidentifikasi keperluan untuk penambahan informasi perawatan anakb. Menjelaskan proses penyakitc. Menjelaskan sebab atau faktor yang mempengaruhid. Kolaborasi aktif dengan tim kesehatan dalam pengobatan anaknyaSkala : 1 : Tidak mengetahui2 : Terbatas pengetahuannya3 : Sedikit mengetahui4 : Banyak pengetahuannya5 : Intensif atau mengetahuinya secara kompleksNIC : Pengajaran Proses Penyakit1. Identifikasi faktor dalam atau luar untuk menambah / meningkatkan motivasi pengobatan anaknya.2. Menjelaskan proses penyakit3. Bersama keluarga identifikasi penyebab penyakit4. Tentukan hubungan individu dengan latar belakang sosial budaya pada individu, keluarga atau masyarakat mengenai tingkah laku kesehatannya.5. Hindari menggunakan teknik menakut-nakuti6. Mengikiusertakan keluarga (bila memungkinkan) dalam melaksanakan pengobatan/

Page 15: Pengertian Omfalokel

terapi anaknya.7. Memberikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman keluarga.

Post OpDx 8 : Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera biologis, prosedur pembedahan menutup abdomen.NOC I: Tingkat NyeriTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen nyeri selama 3 x 24 jam diharapkan pasien tidak mengalami nyeri, antara lain penurunan nyeri pada tingkat yang dapat diterima anak dengan status penerimaan nyeri skala 2.Kriteria hasil :a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri (rewel)b. Nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anakNOC II: Level NyeriKriteria hasil :a. Memberikan isyarat rasa nyaman (tidak rewel)b. Nyeri menurunSkala : 1. Ekstream2. Berat3. Sedang4. Ringan5. Tidak AdaNIC : Menejemen Nyeri1. Kaji nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, frekuensi, intensitas).2. Observasi isyarat –isyarat non verbal dari ketidaknyamanan.3. Berikan pereda nyeri dengan manipulasi lingkungan (missal ruangan tenang, batasi pengunkung).4. Berikan analgesia sesuai ketentuan5. Kontrol faktor – faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan (lingkungan yang berisik).

Dx 9 : Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.NOC : Pengenalian ResikoTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengendalian Infeksi selama 3 x 24 jam diharapkan pasien tidak mengalami infeksi dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi pada pasien dengan status pengendalian skala 4.Kriteria hasil :a. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksib. temperatur badanc. ImunisasiSkala : 1. Tidak pernah2. Jarang3. Kadang-kadang4. Sering5. KonsistenNIC : Pengendalian Infeksi1. Pantau tanda / gejala infeksi2. Informaiskan kepada orang tua tentang jadwal imunisasi3. Rawat luka op dengan teknik steril4. Memelihara teknik isolasi (batasi jumlah pengunjung)5. Ganti peralatan perawatan pasien sesuai dengan protap

Page 16: Pengertian Omfalokel

Dx 10 : Keterlambatan tumbuh kembang berhubungan dengan perawatan yang multipel.NOC : Physical Aging StatusTujuan : : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Developmental Enhancement selama 3 x 24 jam diharapkan pasien mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal sesuai usianya dengan status perkembangan skala 2.Kriteria hasil :a. Rata-rata berat badanb. Cardiat out putc. Elastisitas kulitd. Kekuatan ototSkala : 1. Ekstrem2. Berat3. Sedang4. Ringan5. Tidak adaNIC : Developmental Enhancement1. Bina hubungan saling percaya dengan anak2. Demonstrasikan aktivitas yang meninggkatkan perkembangan anak sesuai dengan umurnya (contoh bermain icik-icik)3. Bantu anak belajar ketrampilan4. Bina kesempatan untuk mendukung latihan aktivitas motorik/verbal pasien5. Berikan reinforcement positif

Dx 11 :Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi dari orang terdekat (anak menderita omphalokel).NOC: Family CopingTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Keluarga selama 3 x 24 jam, diharapkan koping keluarga menguat dengan status koping skala 4.Kriteria Hasil:a. Mendemonstrasikan fleksibilitas peranb. Menyelesaikan permasalahan yang adac. Percaya dapat memenej masalahd. Melibatkan anggota keluarga dalam mengambil keputusane. Mengekspresikan perasanf. Menggunakan strategi menurunkan stress (devence mecanism)Skala:1. Tidak pernah menunjukkan2. Jarang menunjukkan3. Kadang menunjukkan4. Sering menunjukkan5. Selalu menunjukkanNIC: Dukungan keluarga1. Yakinkan keluarga akan memberikan perawatan terbaik pada pasien2. Hargai reaksi emosional keluarga terhadap kondisi pasien3. Selesaikan prognosis beban psikologis keluarga4. Berikan harapan yang realistik5. Dengarkan kecemasan keluarga, perasaan dan pertanyaan keluarga6. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan keluarga pasien.

Dx 12: Cemas berhubungan dengan ancaman kematian

Page 17: Pengertian Omfalokel

NOC : Kontrol CemasTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perbaikan Koping Keluarga selama 3 x24 jam, diharapkan kecemasan hilang atau berkurang dengan status cemas skala 4.Kriteria hasil :a. Monitor intensitas kecemasanb. Rencanakan strategi koping untuk mengurangi stressc. Gunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasand. Kondisikan lingkungan nyamanSkala : 1. Tidak pernah dilakukan2. Jarang dilakukan3. Kadang-kadang dilakukan4. Sering dilakukan5. Selalu dilakukanNIC : Enhancement Family Coping1. Sediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatmen dan prognosis.2. Tetap dampingi pasien dan keluarga untuk menjaga keselamatan pasien dan mengurangi ansietas keluarga3. Instruksikan kepada keluarga untuk melakukan ternik relaksasi4. Bantu keluarga mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.

DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum, 1996, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I.Jakarta : Gaya Baru.Beth cecyl L, Sowden Linda A.2002 . Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.Catzel, pincus.1990.Kapita Selekta Pediatri Edisi 2.Jakarta:EGC.Dongoes, M.F.1999.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 2. Jakarta : EGC.Klaus, Marshall H. 1998.Penatalaksanaan Neonatus Resiko Tinggi Edisi 4.Kajarta:EGC.Ngastiyah 1997. Perawatan Anak Sakit.Jakarta:EGC.Suriadi & Yuliani R.2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung Seto.http://google.com//omphalochele. (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)http://www.google.co.id/search?hl=id&cr=countryID&q=omphalocele&start=20&sa=N -Bayi Lahir Tak Berdinding Perut, Anus, dan Saluran KencingKamis, 03 April 2008 19:13 wib Syawal Rifai (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)http://www.sinarharapan.co.id/berita/0803/08/jab07.html/ Bayi Tanpa Dinding Perut Dirawat di RSUD Kardinah (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)http://www.cybermq.com/index.php?risalahmq/detail/1/14807/risalahmq14807.html/Janin dg kasus omphalocele Replies 1 Views : 607 Last Post: 5/26/2007 7:00:00 AM (diakses pada tanggal 28 Mei 2008)http://bms.brown.edu/.../AbdWallDefects/omphalocele.jpg The Image Bank-ABDOMINAL WALL DEFECTS www.med.umich.edu/fdtc/images/art_omphalocele.jpg

Page 18: Pengertian Omfalokel

A.Anatomi dan FisiologiUsus halus adalah segmen pertemuan antara panjang dari saluran Gastrointestinal (GI) yang jumlah panjangnya kira – kira dua pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik dan melipat dari yang memungkinkan kira – kira 7000 cm area permukaan untuk sekresi dan absrobsi. Usus halus dibagi dalam tiga bagian anatomik :1)Bagian atas disebut Duodenum2)Bagian tengah disebut Yeyunum3)Bagian wajah disebut Ileum(Brunner and Suddart (Edisi 8),2001).

Fungsi usus halus terdiri dari :Menerima zat – zat makanan yang sudah dicerna untuk disearap melalui kapiler – kapiler darah dan saluran – saluran limfe.Menyerap protein dalam bentuk asam amino.Karbohidrat diserap adalam bentuk monosakarida.Usus besar mempunyai beberapa bagian yaitu : 1)Seikum (berbentuk seperti cacing sehingga disebut sebagai umbai cacing)2)Kolon asenden (panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum sampai kebawah hati)3)Appendiks (usus buntu : berbentuk seperti corong dari akhir seikum yang mempunyai pintu keluar)4)Kolon transversum (panjang 38 cm, membujur dari kolon esenden sampai ke kolon desenden)5)Kolon desendens (panajang 25 cm, terletak dibawah bagian kiri abdomen membujur dari atas ke baawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri)6)Kolon sigmoid (lanjutan dari kolon desendens yang terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyeripai huruf S)Fungsi usus besar, terdiri dari :Menyerap air dari makananTempat tinggal bakteri koliTempat feses (Syaifuddin, 2000)

Jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk sfingter baik internal maupun eksternal. Ada dua tipe kontraksi yang terjadi secara teratur di usus halus, yaitu :1)Kontraksi segmentasi yang menghasilkan campuran gelombang yang menggerakkan isi usus ke belakang dan ke depan dalm gerakan mengaduk.2)Peristaltik usus untuk mendorong isi usus halus tersebut kea rah kolon.Makanan yang pada awalnya dicerna di dalam bentuk lemak, protein dan karbihidrat akan dipecahkan menjadi nutrisi unsure pokoknya melalui proses pencernaan. Karbohidrat dipecahkan menjadi disakarida (misalnya ; sukrosa, maltosa, dan glaktosa), juga pada monosakrida menjadi glukosa dan fruktosa. Protein dipecah menjadi asam amino dan peptide. Lemak yang dicerna diemulsikan menjadi monogliserioda dan asam lemak. Molekul yang lebih kecil ini kemudian siap diabsorbsi tanpa perubahan secara esensial. Absorbsi berpindah ke yeyunum dan diselesaikan ole transfor aktif maupun difusi (Brunner and Suddart (Edisi 8), 2001).Kerja kolon dalam 4 jam setelah makan, materi residu melawati ileum terminalis dan

Page 19: Pengertian Omfalokel

dengan perlahan melewati bagian proksimal kolon melalui katup ileosekal. Katup ini yang secara normal tertutup membantu mencegah isi kolon mengalir kembali ke usus halus. Pada setiap gelombang peristaltic, katup terbuka secara singkat dan memungkinkan sebagian isinya masuk ke kolon.Populasi bakteri sebagai komponen utama dari isi usus besar. Bakteri dapat membantu menyelesaikan pemecahan materi sisa dan garam empedu. Terdapat dua jenis sekresi kolon, yaitu ditambahkan pada materi sisa :a)Mukus, yaitu untuk melindungi mukosa kolon dari isi interluminal dan juga dapat memberikan perlekatan untuk masa fekal.b)Larutan elektrolit, yaitu larutan bikarbonat yang bekerja untuk menetralisir produk akhir yang terbentuk melalui kerja bakteri kolonik.(Brunner and suddart (Edisi 8), 2001).

Pergerakan usus halus, seperti di mana pun dalam traktus gastrointestinal, dapat dibagi menjadi kontraksi pencampuran (kontraksi segmentasi) dan gerakan pendorong.1.Kontraksi pencampuran atau kontraksi segmenatasiBila bagian tertentu usus halus diregangkan oleh kimus, peregangan dinding usus menimbulkan kontraksi konsentris local dengan jarak interval tertentu sepanjang usus. Panajang longitudinal setiap kontraksi kira – kira hanya sekitar 1 cm, sehingga setiap rangkaian kontraksi menimbulkan “segmentasi” paada usus halus. Bahwa kontraksi membagi usus menjadi segmen – segmen berjarak yang mempunyai bentuk rantai sosis. Bila suatu rangkaian kontraksi segmentasi berelaksasi, timbul suatu rangkaian baru, tetapi kontraksi saat ini terutama pada titik baru diantara kontraksi – kontraksi sebelumnya.Frekuensi maksimal dari kontraksi segmentasi dalam usus halus ditentukan oleh frekuensi gelombang lambat dalam dinding usus, yang merupakan irama listrik dasar. Karena beasar frekuensi ini kira – kira 12 per menit dalam duodenum dan proksimal jejunum, frekuensi maksimal dari kontraksi segmentasi kira – kira 12 per menit, hal ini hanya ada paada keadaan perangsangan yang ekstrem. Pada ileum termnalis, frekuensi maksimum 8 – 9 per menit.2.Gerakan mendorongPeristaltic dalam usus halus. Kimus didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltic. Usus halus bergerak menuju anus dengan kecepatan 0,5 – 2 cm/ detik. Lebih cepat di usus bagian proksimal dan lebih lambat di usus bagian terminal.Kontrol peristaltik oleh sinyal saraf dan hormone. Aktifitas peristaltic usus halus sangat meningkat sesudah makan. Hal ini sebagian disebabkan oleh awal masuknya kimus ke dalam duodenum, tetapi juga oleh apa yang disebut dengan refleks gastroenteritik yang dimulai dengan peregangan lambung dan diterusakan terutaama melalui pleksus mienterikus dari lambung turun di sepanjang dinding usus halus.(Guyton and Hall (Edisi 9), 1997)

B.DefinisiOmphalokel (omfalokel) adalah adanya protrusi (keadaan menonjol kedepan) pada waktu lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding abdomen di umbilikus dan usus yang menonjol hanya ditutupi oleh membrane tipis transparan yang terdiri dari amnion dan peritoneum (W. A. Newman Dorland, 2002).

Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak dilapisi oleh kulit (copyright© www.medicastore.com, 2004).

Page 20: Pengertian Omfalokel

Omfalokel yaitu hernia umbilikalis inkomplet terdapat waktu, lahir ditutup oleh peritonium, selai Warton dan selaput amnion (Cermin Dunia Kesehatan. http://www. Medicastore.com, 1997).

Omphalocel adalah protrusi visera intra abdominal ke dasar korda umbilical kantong tertutup peritoneum tanpa kulit (Donna L. Wong, 2004)A.EtiologiPenyebabnya tidak diketahui. Pada 25 - 40% bayi yang menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan Masalah genetic atau abnormalitas kromosomFactor kehamilan seperti penyakit maternal dan infeksi, penggunaan obat (antibiotic oxytetracycline), merokok, factor tersebut dikonstribusiakan dengan insufisiensi plasenta dan kelahiaran dengan usia kehamilan rendah (small gestation age) atau bayi premature.Hernia diafragmatika kongenital Kelainan jantung atau defek jantungDefisiensi asam folatDefisiensi salisilat, dan Hypoxia (penurunan suplai oksigen ke jaringan)Kandungan lemah(Copy right@ www.medicastore.com, 2004).Bentuk kerusakan dinding abdomen pada bayi mengakibatkan terganggunya pada pembentukan organ selama periode embrio. Berikut ini 3 teori pada etiologi omphalocel :1.Keadaan sederhana yang mengikuti bentuk tubuh secara terus menerus.2.Kegagalan isi perut untuk kembali ke abdomen.3.Kegagalan lipatan tubuh bagian lateral yang sempurna untuk berpindah dan dinding tubuh yang menutup.4.Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal.(http://patient.update.com/lisense.asp, 2006)

B.Manifestasi klinisOmphalocel dapat dilihat dengan jelas, karena isi abdomen menonjol atau keluar melewati area perut yang tertekan. Berikut ini perbedaan ukuran omphalokel, yaitu :Omphalocel kecil hanya usus yang keluar atau menonjol, sedangkanOmphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa keluar dari tubuh yang sehat.(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)

Omphalocel memperlihatkan sedikit pembesaran pada dasar tali puzat atau kantong membrane yang menonjol pada umbilicus. Kantong tersebut berukuran dari kecil sampai berukuran raksasa dan mengenai hati, limfe dan tonjolan besar pada bowel (isi perut). Tali pusat biasanya diimsersi ke dalam kantong jika kantong rupture pada uteru, maka usus akan terlihat gelap dan edematous. Jika tidak ditutup maka selama pelepasan, usus menunjukkan normal yang esensial. Kira – kira 1 dari 3 bayi dengan omphalocel diasosiasikan sebagai congenital anomaly atau abnormal.(Jackson, D.B.& Sounders, 1993).

C.PatofisiologiDisebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabkan timbulnaya omfalokel atau omphalocel. Kelaianan ini dapat segera dilihat yaitu berupa protrusi dari kantong yang

Page 21: Pengertian Omfalokel

berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi apabila omfalokel besar karena akantong pecah dan terjadi infeksi. (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985).Suatu portusi pada dinding abdomen sampai dasar tali pusat. Selama 6 – 10 minggu kehamilan. Protrusi tersebut tumbuh dan keluar dari dalam abdomen, pada tali pusat karena abdomen berisi terlalu sedikit sekitar 10 – 11 minggu, normalnya usus akan berpindah kemabali ke dalam abdomen. Ketidakmampuan usus untuk bermigrasi secara normal akan menyebabkan Omphalocele. Omphalocele biasanya ditutupi oleh membrane yang dilindungi oleh visera. Bayi dengan omphalocele mempunyai insiden yang tinggi terhadap obnormalitas yang lain, seperti imperforasi, agenesis colon dan defek diafragma atau jantung (Jackson, D.B.& Sounders, 1993).G.Penatalaksanaan MedisAgar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah harus diberi merkurokrom dan diharapakan akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut, sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir, tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan alat visera sekaligus kerongga abdomen akan menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru, sehingga timbul gangguan pernafasan (DR. Iskandar Wahidiyat (FKUI), 1985).Menurut Ngastiah, 1997 penatalaksanaan pada penderita omphalocel anatara lain :1.MedikOperasi dilakukan setelah lahir, akan tetapi mengingat dengan memasukkan semua usus dan alat visera sekaligus ke dalam rongga abdomen akan terjadi tekanan yang mendadak pada paru, sehingga dapat menimbulkan gangguan pernafasan, maka operasi biasanya dilakukan penundaan sampai beberapa bulan2.KeperawatanMakalah keperawatan yang dapat terjadi adalah resiko infkasi, sebelum dilakukan operasi bila kantong belum pecah dapat diolewskan merkurokrom setiap hari untuk mencegah infeksi. Operasi ditunda sampai beberapa bulan atau menunggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantongh tersebut. Setelah diolesi merkurokrom dapat ditutupi dengan kasa steril kemudian diatasnya ditutupi lagi dengan kapas agak tebal baru dapat dipasangkan gurita.Pada Ompohalocel diperbaiki dengan pembedahan, meskipun tidak selalu. Sebuah kantong melindungi isi abdomen dan waktu yang tepat untuk masalah berat yang lain (seperti gangguan hati) harus diberi lebih dulu, jika diperlukan. Untuk memfiksasi omphalocel, kantung tersebut dibalut dengan benda buatan psesial , dimana kemudian dijahit ditempat tersebut. Secara perlahan, lama – lama isi abdomen (Usus yang keluar) ditekan ke dalam abdomen. Ketika omphalocel telah nyaman dalam rongga abdomen, maka benda buatan tersebut dikeluarkan dan abdomen kemudian ditutup.(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)

Menurut Sjamsuhidajat, tindakan pada penderita omphalocel : Besarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati di dalam kantong akan menentukan cara pengelolaan. Bila kantong omphalocel kecil dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong di buang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudia lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi biasanya omphalocel terlalu besar dan rongga perut terlalu besar, sehingga isi kantong tidak dapat dimasukkan ke dalam perut. Jia dipaksakan maka karena regangan pada dinding perut, diafragma akan terdorong ke atas sehingga akan terjadi gangguan pernafasan. Obstruksi vena cava inferior dapat juga terjadi karena tekanan tersebut.

Page 22: Pengertian Omfalokel

Tindakan yang dapat dilakukan ialah melindungi kantong omphalocel dengan cairan antiseptic, musalnya betadin dan menutupnya dengan kain kasa atau dakron agar tidak tercemar.

Pemberian obat analgesic :1.Rencanakan untuk memberikan analgesik yang telah ditentukan sebelum prosedur :a.Oral : efek obat terjadi setelah 11/2 – 2 jam untuk hapir semua obat analgesik.b.Intravena : efek paling cepat setelah 5 menit.2.Kuatkan efek dari analgesik dengan memberitahukan bahwa anak akan merasa lebih baik.3.Berikan obat mulai dengan dosis yang dianjurkan sesuai dengan BB, contoh obat :a.Obat - obat anti inflamasi nonsteroid : asetaminofen dengan 10 – 20 mg/kg per dosis setiap 4 -6 jam, tidak boleh lebih dari 5 dosis dalam 24 jam.b.Opioid pilihan untuk nyeri sedang sampai berat (dosis awal anak dengan BB < 50kg) contohnya :Morfin : oral 0,2–0,4 mg/kg tiap 3 – 4 jam. Parenteral 0,1 – 0,2 mg/kg. IM 3 – 4 jam 0,02 – 0,1 mg/kg dan IV bolus 2 jam.Fentanil : oral 5 – 15 mg/kg. Parenteral 0,5 – 2,5 mg/kg dan IV bolus setiap 0,5 jam.Kodein: oral 1 mg/kg tiap 3–4 jam. Parenteral tidak dianjurkan.

H.KomplikasiKomplikasi yang terjadi pada penderita Omphalocel, yaitu :Infeksi ususKematian jaringan usus yang bisa berhubungan dengan kekeringan atau trauma oleh karena usus yang tidak dilindungi.(Townsend CM, 2004 & Ledbetter DJ, 2006, in http://www.google.com)Pada omphalocel mempunyai resiko sebagai berikut :Pemberian anestesi :Bereaksi dengan pengobatan atau obat anestesiMasalah pernafasan atau gangguan pola nafas, karena dapat menyebabkan menurunnya kerja organ pernafasan.Pembedahan PerdarahanResiko infeksi terhadap luka atau kurangnya perawatan (strerilisasi)Luka pada organKesulitan bernafas (mungkin terjadi akibat pertambahan tekanan pada abdomen, ketika omphalocel ditutup).Peritonitis (radang pada selaput lambung)Kelumpuhan sementara pada usus halus (http://www.google.com).I.Asuhan Keperawatan1.Pengkajiana.Pengkajian Pre-Operatif1)Kelainan embrional2)Pembesaran tali pusat3)Pemeriksaan abdomenPritusi visera intra abdominal ke dasar korada umbilicalUkuran defek abdomen sekitar 4 – 12 cmLokasi defek, epigastrik atau hypogastrik.Penutupannya hanya lapisan amnion dan peritoneum (membrane tipis transparan)Omphalocel kecil hanya usus saja yang menonjolOmphalocel besar terjadi distorsia dan injuri pola hati

Page 23: Pengertian Omfalokel

4)System pernafasanBunyi nafas (mengi, mur - mur)Frekuensi pernafasan5)Riwayat kesehatan dan kebiasaan ibu seperti merokok, minium alcohol dan penggunaan obat.6)Observasi perilaku anakMenangis kerasGelisah 7)Imaging studiesFetal sonography untuk mendeteksi genetic abnormal Fetal echocardiogram untuk mendeteksi jantung yang abnormalAmniosintesis untuk menegakkan penemuan positif terhadap genetic yang abnormal.

b.Pengkajian Post-Operatif1)Kaji integritas kulit : tekstur, warna dan suhu kulit2)Amati tanda – tanda terjadinya infeksi3)Amati apakah ada kebocoran pada area amniosintesis4)Amati pola eliminasi5)Amati pola nafas6)Kaji status nutrisi anak : BB dan TB7)Kaji adanya nyeri

2.Diagnosa Keperawatana.Diagnosa keperawatan Pre-operatif1)Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri berhubungan dengan penekanan pada susunan saraf perifer.2)Resiko infeksi berhubungan dengan inavasi bakteri3)Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan defek dinding abdomen.

b.Diagnosa keperawatan Post-operatif1)Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi abdomen.2)Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah 3)Gangguan rasa nyaman terhadap nyeri berhubungan dengan luka insisi pembedahan.4)Resti gangguan pola nafas berhubungan dengan tekanan yang mendadak pada paru – paru.5)Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.6)Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan absorbsi nutrisi yang diperlukan tubuh.7)Koping individu tidak efektif : cemas berhubungan dengan proses hospitalisasi dan pembedahan serta perpisahan

DAFTAR PUSTAKAApotik Online Medicastore. 2004. copyright© www.medicastore.comBrunner and Suddart. 2001. Keperawata Medikal Bedah, Edisi 8 (Ahli bahasa ; Agung Waluyo). Jaakarta : EGCDorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29 (Ahli bahasa ; Huriawati Hartono, dkk). Jakarta : EGCGuyton and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran, Edisi 9 (Ahli bahsa ; Irawati Setiawan). Jakarta : EGCLaboratorium/U.P.F Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi. Cermin Dunia Kesehatan. 1997. http://www.

Page 24: Pengertian Omfalokel

Medicastore.com Ledbetter DJ . Gastroschisis and omphalocele. Surg Clin North Am. April 2006; 86(2): 249-60, vii.Jackson D.B. and Sounders R.B. 1993. child Health Nursing. Lippincott Company: PhiladelphiaSyaifuddin. 2000. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGCSwearning, Pamela L. Care palning Resaurce (Medical-Surgical, Pediatric, Maternity and Psichiatric Nursing Care Plans). MosbyTownsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. Sabiston Textbook of Surgery, 17th ed. St. Louis, M0: WB Saunders; 2004:2116-2117.

Page 25: Pengertian Omfalokel

I.Konsep DasarDinding perut mengandung struktur muskulo aponeuresis yang kompleks. Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang. Disebelah atas, melekat pada iga. Di bagian bawah melekat pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu dari luar ke dalam lapisan kulit yang terdiri dari kutis dan sub cutis, lemak sub cutan dan fasia superfisialis ( Fasia scarpa ). Kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis externus, m. oblikus abdominis internus, m. tranfersus abdominis dan ahirnya lapis preperitoneum. Peritoneum, yaitu fasia tranversalis, lemak peritoneal dan peritoneum. Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba.Dinding perut membentuk rongga perut yang melindung isi di dalamnya. Integritas lapisan muskulo aponeuresis sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan, dapatan maupun iatogenik. Fungsi lain otot dinding perut adalah pada waktu pernafasan, juga pada saat berkemih, dan buang air besar dengan meninggikan tekanan intra abdomen.Vaskularisasi dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranio dorsal diperoleh pendarahan dari cabang aa. Intercostalis VI s/d XII dan a epigastrika superior. Dari kaudal terdapat a. iliaka sirkum fleksa superfisialis, a pudenta externa dan a epigastrika inferior. Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horisontal maupun vertical tanpa menimbulkan gangguan pendarahan.Persyarafan dinding perut dilayani secara segmental oleh n. torakalis VI s/d XII dan n. lumbalis I.

PatofisiologiKelainan kongenital Omfalokel dan GastrischisisEmbriogenesisPada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akanmasuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut gastroschisis.DiagnosisPada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.

II.Pengobatan PaliatifBesarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati di dalam kantong akan menentukan cara pengobatan. Bila kantong omfalokel kecil, dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi omfalokel biasanya

Page 26: Pengertian Omfalokel

terlalu besar dan rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak bisa dimasukkan ke dalam rongga perut. Jika dipaksakan maka karena regangan dinding perut diafragma terdorong ke atas dan terjadi gangguan pernafasan. Obstruksi vena cava inferior juga dapat terjadi karena penekanan tersebut.Tindakan yang dapat dilakukan ialah dengan melindungi kantong omfalokel dengan cairan anti septik misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian ada kesempatan terjadinya epitelisasi dari tepi sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini membutuhkan waktu 3 – 4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah anak berusia 5 – 10 tahun.Pada gastroschisis operasi koreksi untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup lobang harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem.

KomplikasiKomplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada permukaan yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis.