makalah moral hindu
DESCRIPTION
moral agama hinduTRANSCRIPT
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
1/19
MAKALAH
AJARAN MORAL DARI SISI AGAMA HINDU
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Etika Profesi
Oleh Kelas M
Anggota Kelompok:
1. !s!" Ilham A.H 11#1$$%$$111$$&
'. ()a D*) I+a*an,an) 11#1$$%1&111$$#
&. S)t) M!amanah 11#1$$%1&111$$&
-. R)"n A+,)an)ta 11#1$$%$1111$$%
#. Ma+,)ant) A,nan Aksa 11#1$$%$1111$11
/. A+)o 0)aksana 11#1$$%$$111$
2. 3at+))a
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
2/19
3ROGRAM S(UDI (4KNIK SUM54RDAA ALAM DAN LINGKUNGAN
JURUSAN K4(4KNIKAN 34R(ANIAN
6AKUL(AS (4KNOLOGI 34R(ANIAN
UNI74RSI(AS 5RA0IJAA
MALANG
'$1-
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
3/19
5A5 I
34NDAHULUAN
I.1 Lata+ 5elakang
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar
Bahasa ndonesia !"#$#%, moral diartikan sebagai akhlak, budi&ekerti, atau susila. Secara
terminologis, terda&at berbagai rumusan &engertian moral, yang dari segi substantif
materiilnya tidak ada &erbedaan, akan teta&i bentuk formalnya berbeda. 'idjaja !"#$(%
menyatakan bah)a moral adalah ajaran baik dan buruk tentang &erbuatan dan kelakuan
!akhlak%. Sementara itu 'ila Huky, sebagaimana dikuti& oleh Bambang Daroeso !"#$*%
merumuskan &engertian moral secara lebih kom&rehensi& rumusan +ormalnya yang
&ertama sebagai &erangkat ide-ide tentang tingkah laku hidu&, dengan )arna dasar tertentu
yang di&egang oleh sekelom&ok manusia di dalam lingkungan tertentu. Kedua moral adalah
ajaran tentang laku hidu& yang baik berdasarkan &andangan hidu& atau agama tertentu.
ndonesia meru&akan egara inde&enden dengan enam egara yang diakui di
)ilayahnya. Menurut ndang-ndang Dasar "#( &ada &asal /# bah)a setia& )arga
egara berhak memilih dan beragama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dari
setia& agama !slam, Hindu, Budha, Konghuchu, Kristen 0rotestan, dan Kristen katolik% tentu
mengandung tujuan baik dengan ajaran moral yang baik &ula. Hanya mungkin cara
&enyam&aian dan cara &enga&likasiannya yang berbeda. 1erle&as dari &erbedaan tersebut,
moral yang diajarkan tia& agama selalu menganjurkan ajaran moral tersebut ditera&kan
kedalam kehidu&an sehari-hari. 1eta&i &ada era ini adalah masa dimana moral baik sudah
tidak diindahkan &ada kehidu&an social masyarakat, banyak kriminalitas dan &erilaku
negati2e menyim&ang yang dilakukan manusia tan&a mengingat dasar ajaran moral yang
dianut dalam agamanya. Hal ini menunjukkan kehancuran moral yang menandakan
kehancuran bangsa ndonesia juga. Berangkat dari hal tersebut, makalah kali ini
membahasan ajaran moral kemanusiaan dengan salah satu agama yaitu agama Hindu.
I.' (!8!an
0embahasan dari makalah ini bertujuan untuk mengetahui ajaran moral secara s&esi+ik
dari Agama Hindu.
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
4/19
5A5 II
34M5AHASAN
'.1 3enge+t)an Mo+al)tas
Berbicara moral ternyata yang dimaksudkan adalah sesuatu yang &enting karena moral
dimengerti sebagai +ilsa+at, yaitu +ilsa+at moral. ntuk menunjuk istilah 3+ilsa+at moral4 dalam
kajian teoretis digunakan 3etika4, teta&i dalam &engalaman hidu& sehari-hari
&enggunaannya sering tidak jelas. Kadang-kadang kata 3moral4 dan 3etika4 digunakan
secara bergantian untuk menunjuk suatu +enomena dari gejala yang sama. Bertens !/55/%
mengatakan bah)a etika meru&akan +ilsa+at moral atau +ilsa+at yang mem&elajari moralitas.
6tika menyelidiki a&a itu moralitas, sama se&erti +ilsa+at kesenian menyelidiki a&a itu
kesenian. 1entang &ertanyaan terakhir ini &erlu dikatakan7 etika tidak sama dengan cabang-
cabang +ilsa+at yang lain dalam arti bah)a ia membatasi diri &ada &ertanyaan 3a&a itu
moral84. 9leh karena itu, ada baiknya dengan mem&elajari terlebih dahulu cara-cara kata itu
di&akai bersama dengan bebera&a istilah yang dekat dengannya.
Bertens !/55/% menjelaskan bah)a kata 3moral4 berasal dari bahasa Latin mos !jamak7
mores% yang berarti juga kebiasaan, adat. Dalam Kamus Besar Bahasa ndonesia !"#$$%,
kata mores masih di&akai dalam arti yang sama. :adi, etimologi kata 3etika4 sama dengan
etimologi kata 3moral4, karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.
Hanya bahasa asalnya berbeda, yaitu yang &ertama berasal dari bahasa ;unani, sedangkan
yang kedua berasal dari bahasa Latin. Dalam Kamus Besar Bahasa ndonesia yang baru
!De&artemen 0endidikan dan Kebudayaan, "#$$%, 3etika4 dijelaskan dengan membedakan
tiga arti, yaitu 3!"% lmu tentang a&a yang baik dan a&a yang buruk, tentang hak dan
ke)ajiban moral !akhlak%< !/% kum&ulan asas atau nilai yang berkenan dengan akhlak< !=%
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat4.
1entang kata moral yang etimologinya sama dengan etika, )alau&un bahasa asalnya
berbeda, teta&i memiliki arti yang sama, yaitu adat, kebiasaan. Akan teta&i, kata moral yang
artinya sama dengan etika menurut arti &ertama tadi, yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi &egangan bagi seseorang atau suatu kelom&ok dalam mengatur tingkah lakunya.
Sebaliknya, 3moralitas4 !dari kata si+at Latin moralis% mem&unyai arti yang &ada dasarnnya
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
5/19
sama dengan 3moral4 hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang 3moralitas suatu
&erbuatan4, artinya segi moral suatu &erbuatan atau baik buruknya. Moralitas adalah si+at
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenan dengan baik dan buruk.
Sam&ai di sini telah di&eroleh &engertian moralitas, teta&i ada baiknya mengetahui
bagaimana istilah 3moralitas4 digunakan bersama istilah-istilah lain yang dekat dengannya.
Se&erti dijelaskan oleh Bertens !/55/% bah)a kata nggris amoral berarti 3tidak berhubungan
dengan konteks moral4, 3di luar suasana etis4, 3non-moral4. Sebaliknya, immoral berarti
3bertentangan dengan moralitas yang baik4, 3secara moral buruk4, 3tidak etis4. Dalam Kamus
Besar Bahasa ndonesia yang baru tidak dimuat kata 3immoral4, sedangkan terda&at kata
3amoral4 yang dijelaskan sebagai 3tidak bermoral, tidak berakhlak4. 0engertian ini
mengacaukan arti amoral dan immoral. 9leh karena itu, dikatakan sebaiknya kata 3amoral4
diartikan sebagai 3netral dari sudut moral4 atau 3tidak mem&unyai rele2ansi etis4.
Se&erti telah diuraikan di atas bah)a moralitas hanya terda&at &ada manusia dan tidak
terda&at &ada makhluk lain. 9leh karena itu banyak +ilsu+ ber&enda&at bah)a manusia
adalah binatang-&lus, yaitu binatang dengan ditambah suatu &erbedaan khas. 0erbedaan
khas itu adalah rasio, bakat untuk menggunakan bahasa !symbol%, kesanggu&an untuk
terta)a, untuk membikin alat-alat, dan seterusnya. Mungkin semua ciri ini da&at diterima
sebagai si+at khas manusia)i, teta&i sekurang-kurang harus ditambah satu lagi, yaitu
manusia adalah binatang-&lus karena mem&unyai moral. Moralitas meru&akan suatu ciri
khas manusia yang tidak da&at ditemukan &ada makhluk lain di ba)ah tingkat manusia)i.
0ada binatang tidak ada kesadaran tentang baik dan buruk, tentang yang boleh dan
dilarang, tentang yang harus dilakukan dan tidak &antas dilakukan.
Mengenai kata 3harus4 meru&akan keharusan moral. Kaharusan ini didasarkan atas
suatu hukum moral. Hukum moral tidak dijalankan dengan sendirinya, karena meru&akan
semacam imbauan ke&ada kemauan manusia. Hukum moral mengarahkan diri ke&ada
kemauan manusia dengan menyuruhnya dia untuk melakukan sesuatu. Da&at dikatakan
juga bah)a hukum moral me)ajibkan manusia, maka keharusan moral adalah ke)ajiban.
Keharusan moral didasarkan &ada kenyataan bah)a manusia mengatur tingkah lakunya
menurut kaidah atau norma. orma adalah hukum, teta&i manusia sendiri harus
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
6/19
menaklukkan diri &ada norma-norma itu. Manusia harus menerima dan menjalankannya.
'.' Mo+al)tas ,alam A8a+an KARMA3HALA9
Agama Hindu mengenal lima ajaran Sradha !keyakinan% yang kita kenal dengan 0anca
Sradha yang terdiri dari Brahman, Atman, Karma&hala, 0unarbha)a, dan Moksa.
a. Brahman yaitu &ercaya dan yakin tentang adanya Sang Hyang 'idhi !1uhan%
sebagai sumber dan kembalinya yang ada.
b. Atman artinya yakin dan &ercaya adanya &ercikan terkecil dari 1uhan yang
menghidu&i semua makhluk hidu& dan juga bisa disebut dengan leluhur yang telah
melahirkan, memelihara, dan mendidik kita.
c. Karma&hala yaitu &ercaya dan yakin tentang adanya buah &erbuatan. Segala yang
kita lakukan &asti akan mendatangkan hasil !&ahala% entah itu &erbuatan baik
mau&un buruk.
d. 0unarbha)a yaitu yakin dan &ercaya tentang adanya kelahiran berulang-ulang
sebagai akibat dari &ada &ahala yang belum habis kita nikmati &ada kehidu&an yang
sebelumnya.
e. Moksa yaitu yakin dan &ercaya tentang adanya kele&asan atau kebebasan sang
atman dari belenggu &unarbha)a dan mam&u menyatu !Manunggaling ka)ulo la)an
>usti%.
Manusia berasal dari Brahman dan nantinya akan kembali ke Brahman yang kita sebut
dengan Moksa yang meru&akan tujuan tertinggi dalam Hindu. ntuk da&at menca&ai
Moksa, sang Atma yang menghidu&i makluk hidu& yang disebut dengan ji)atman harus
menanamkan karma yang baik sehingga mam&u memetik &ahala yang sem&urna sehingga
mam&u le&as dari belenggu 0unarbha)a. Ajaran Karma&hala meru&akan kontrol dari
manusia untuk selalu melakukan dan menanamkan &erbuatan-&erbuatan baik yang berguna
untuk mem&erbaiki kehidu&an sebagai hakekat dari 1ujuan tama Manusia dilahirkan.
Se&erti tersirat di dalam Sarasamuccaya Sloka / dan = berikut7
?Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang subha
asubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma juga ikang asubhakarma phalaning
dadi wwang" Artinya 7 3diantara semua makhluk hidu&, hanya yang dilahirkan menjadi
manusia sajalah, yang da&at melaksanakan &erbuatan baik atau&un buruk, leburlah ke
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
7/19
dalam &erbuatan baik, segala &erbuatan yang buruk itu, demikianlah gunanya menjadi
manusia4
?apan iking dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung
awaknya sangkeng sengsara, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi
wwang ika" Artinya 7 3 menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama,
sebabnya demikian, karena ia da&at menolong dirinya dari keadaan sengsara !lahir dan
mati berulang-ulang% dengan jalan berbuat baik, demikianlah keuntungannya da&at
menjelma menjadi manusia.4
Kelahiran itu adalah suatu anugrah dan juga suatu musibah bagi mereka yang mengerti
arti dari kelahiran itu sendiri. Anugrah jika kita mam&u memahami kelahiran kembali ini
meru&akan alat untuk menca&ai kesem&urnaan !moksa%, dan musibah karena kelahiran kita
meru&akan alat untuk menerima &ahala-&ahala kita yang belum sem&at kita nikmati &ada
masa kehidu&an sebelumnya, dan akan lebih &arah lagi jika dalam kehidu&an ini kita tidak
mam&u berbuat baik.
Karma&hala sebagai ajaran dasar &engendalian diri meru&akan ajaran &okok untuk
mem&erbaiki moral dan etika manusia dalam kehidu&an bermasyarakat. Dengan memahami
hakekat tentang karma&hala, maka manusia tidak akan mungkin untuk melakukan
&erbuatan-&erbuatan tercela yang jelas-jelas keluar dari ajaran agama dan menyebabkan
kerugian, kehancuran bagi orang lain. Semua karma !&erbuatan% yang kita lakukan tidak
bisa tele&as dari &ahala yang akan kita da&atkan. 0ahala yang nantinya akan kita da&atkan
tidak da&at ditebus oleh a&a&un. Hal inilah yang menyebabkan umat Hindu yang memahami
ajaran karma&hala akan selalu ber&ikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Ber&ikir akan
dam&ak yang akan dida&atkan dan mengerti kalau dam&ak atau akibat dari &erbuatan kita
tidak bisa kita hindari. Karma&hala adalah ajaran keadilan tertinggi bagi manusia, dimana
karma kita yang meru&akan jaminan dalam &ersidangan tertinggi !Karma&hala%.
Karma&hala tidak da&at dihindari, karena ajaran karma&hala sendiri&un dibagi menjadi tiga
yang diantaranya yaitu 7
". Sancita karma&hala yang berarti bah)a hasil &erbuatan &ada masa lalu akan kita
nikmati &ada kehidu&an sekarang.
/. 0rarabda karma&hala yang artinya hasil &erbuatan masa sekarang dinikmati juga
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
8/19
&ada kehidu&an yang sekarang.
=. Kriyamana Karma&hala yang artinya hasil &erbuatan kita sekarang akan kita terima
&ada kehidu&an yang akan datang.
Berdasarkan atas ketiga hal itulah, maka manusia Hindu hendaknya mam&u mengendalikan
dirinya dalam segala hal, terutama di dalam mengejar arta, kama dalam kehidu&an ini harus
berlandaskan atas dharma !kebenaran%. Karena jika kita mengejar arta dan kama tan&a
dasar dari&ada dharma maka &astilah &ahala dari karma yang akan kita &eroleh akan lebih
buruk dan menyesatkan sang Atman untuk menca&ai Sang Brahman, dan selamanya kita
akan tidak bisa tele&as dari belenggu 0unarbha)a, dan akibat terburuk dari &ada &ahala
yang akan kita terima yaitu kita dilahirkan menjadi binatang berbisa.
Ajaran Karma&hala akan selalu mengingatkan kita akan semua &erbuatan yang akan
kita lakukan. Dengan selalu berdasarkan atas dharma dan &ahala, maka yakinlah kehidu&an
moral manusia akan semakin meningkat, tidak akan ada kekerasan, kerakusan, dan
keegoisan sehingga kehidu&an manusia akan menjadi hamonis, &enuh dengan kedamaian,
dan &enuh dengan bhakti yang tulus kehada&an 1uhan, saling menghargai sesama
manusia, dan saling merasakan a&a yang orang lain rasakan.
'.& Mo+al)tas ,alam A8a+an 5HAGA7ADGI(A9
Bhaga2adgita meru&akan &anisad yang terdiri atas Brahma2idya dan ;ogasastra,
se&erti dijelaskan &ada setia& akhir bab yang membahas suatu to&ik secara khusus.
'alau&un kitab ini terdiri atas "$ bab dan @55 seloka, teta&i &ada intinya mengandung lima
tema ajaran, yaitu tentang
!"% Brahman !1uhan%,
!/% Atman !hidu&%,
!=% 0rakrti !material%,
!% Kala !)aktu%, dan
!(% Karma !&erbuatan%.
Brahman dijelaskan sebagai kenyataan utama, satu tiada duanya, di luar batas nama
dan ru&a, tan&a si+at, tan&a &ermulaan, &ertengahan, dan akhir. Brahman, juga dikatakan
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
9/19
sebagai kebenaran yang tak berubah, di luar batas ruang, )aktu, dan sebab-akibat. Agar
da&at di&ercaya maka Brahman tak terbatas me)ujudkan dirinya sebagai alam semesta
dan makhluk hidu& melalui maya-ya. ni dikatakan sebagai s2ara. Brahman, 1uhan ;ang
Maha 6sa juga dijelaskan sebagai &engendali. Artinya, segala sesuatu bekerja diba)ah
kehendak dan &erintah-ya. Ketika menjadi hidu& dari hidu&nya segala makhluk , Brahman
disebut Atman.
Atman, &ara ji)a atau makhluk hidu& diakui oleh 1uhan sebagai bagian dari diri-ya
yang mem&unyai si+at sama se&erti-ya. Makhluk hidu& adalah is2ara-is2ara kecil yang
takluk. Artinya, makhluk hidu& adalah &rakrti yang utama. Alam material atau alam semesta
meru&akan &rakrti yang lebih rendah atau alam rendah. Kedua &rakrti ini, baik alam
semesta mau&un makhluk hidu& semuanya tunduk, dikuasai, dan dikendalikan oleh 1uhan
;ang Maha 6sa. Hal ini dijelaskan dalam >ita..( bah)a inilah &rakrti-Ku yang lebih
rendah, teta&i berbeda dengannya, ketahuilah &rakrti-Ku yang lebih tinggi, unsur hidu&, yaitu
ji)a yang mendukung alam semesta ini. Dalam seloka ini 1uhan hendak menyatakan unsur-
unsur kandungan-ya yang terdiri atas &rakerti atau material dan ji)a-hidu& sebagai esensi
dari realitas yang dinyatakan &ula sebagai unsur &endukung yang lebih tinggi.
0rakrti atau alam semesta dimani+estasikan melalui ruang, )aktu, dan &enyebab !desa-
kala-nimitta%. uang terci&ta ketika manusia dan makhluk hidu& lainnya menda&atkan
badan. 'aktu terci&ta ketika manusia mulai ber&ikir. 0enyebab, yaitu karma atau &erbuatan
terci&ta ketika manusia dibatasi. Artinya, >ita memberikan &elajaran tentang a&a itu 1uhan,
a&a itu makhluk hidu& atau ji)a, a&a itu mani+estasi alam semesta, dan bagaimana alam
semesta dikendalikan oleh )aktu, serta bagaimana kegiatan !karma% &ara makhluk hidu&.
9leh karena itu, manusia adalah ilahi. Si+at sejatinya adalah atman tak terbatas, abadi, suci
identik dengan brahman. 1ujuan kehidu&an manusia adalah untuk menyadari keilahiannya
dan tujuan agama adalah untuk mengajar manusia bagaimana memani+estasikan keilahian
dalam dirinya. :adi, ajaran ini hanya da&at di&ahami berdasarkan &anca sradha, yaitu
keimanan Hindu.
Alam material memiliki tiga si+at yang disebut triguna, yaitu satt2a, rajah, dan tamah.
Sat2a sebagai si+at kebaikan, rajah sebagai si+at na+su, dan tamah sebagai si+at kebodohan.
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
10/19
Dalam >ita.C.( dijelaskan bah)a satt2a rajah tamah, ini adalah guna !si+at hakikat%
yang lahir dari &rakrti, yang mengikat &enghuni badan yang kekal dengan eratnya. Dari
seloka ini da&at diketahui bah)a yang mengikat Sang :i)a di dalam raga adalah si+at-si+at
dari &rakrti, yaitu triguna. Si+at satt2a memancar karena kesuciannya, rajah bersumber &ada
na+su yang lahir dari keterikatan &ada keinginan, dan si+at tamah lahir dari kebodohan. Hal
ini diuraikan dalam >ita.C."* bah)a dinyatakan hasil &erbuatan orang yang satt2ika
mem&eroleh kesucian, &ahala si+at rajah adalah &enderitaan, sedangkan kebodohan adalah
&ahala si+at tamah.
Dalam >ita.C."@ dinyatakan bah)a dari si+at satt2a muncul kebijaksanaan dan dari
si+at rajah !timbul% loba, serta dari tamah timbul ketidak&edulian dan kesalahan, demikian
juga kebodohan. Dalam >ita.C."$ ditegaskan &ula bah)a ke atas &erginya yang satt2ika,
di tengah-tengah bersemayamnya yang rajahika, sedangkan yang tamahika ke ba)ah
&erginya diantar si+at keadaan yang &aling rendah. :adi, a&abila rajah memberi dorongan
ke&ada satt2am maka timbul kebijaksanaan dan a&abila rajah memberi dorongan &ada
tamah akan muncul si+at-si+at kebodohan yang terbingungkan. A&abila rajah hanya
menggunakan kekuatan bagi dirinya sendiri maka lahir kegiatan-kegiatan secara terus-
menerus, yaitu kelobaan. Artinya, rajah adalah inti sebagai asas kekuatan dari gerak yang
dinamis, sedangkan satt2am dan tamah keduanya sama-sama hanya memiliki si+at statis
yang a&atis. Di atas ketiga si+at tersebut ada )aktu yang kekal dan kegiatan yang disebut
karma terjadi karena gabungan dari si+at-si+at alam tersebut di ba)ah &engendalian dan
&enga)asan )aktu. Kegiatan tersebut dilakukan sejak masa lam&au, dari )aktu ke )aktu,
dan manusia menikmati hasilnya sebagai &enderitaan. nilah yang disebut karma.
>ita memandang bah)a mani+estasi alam semesta ini terjadi dalam jangka )aktu
tertentu, bertahan selama bebera&a )aktu, dan kemudian lenya&. Akan teta&i, &eredaran ini
berjalan terus-menerus dan selamanya. 9leh karena itu, &rakrti adalah kekal )alau&un
keberadaannya hanya sementara. Mani+estasi dunia tidak diangga& &alsu, teta&i sebagai
sesuatu yang nyata yang benar-benar ada, dalam >ita..( dikatakan bah)a &rakrti ini
sebagai &rakrti-Ku. Alam semesta adalah tenaga yang ter&isah dengan ;ang Maha 6sa,
sedangkan makhluk hidu& adalah tenaga dari ;ang Maha 6sa. Makhluk hidu& mem&unyai
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
11/19
hubungan yang kekal dengan 1uhan. :adi, 1uhan, makhluk hidu&, alam semesta, dan )aktu
semua mem&unyai hubungan antara yang satu dengan yang lain dan semuanya adalah
kekal. Akan teta&i karma, yaitu &erbuatan tidaklah kekal, dan karenanya boleh jadi karma
meru&akan tema sentral dalam >ita.
Setia& kelahiran disebabkan oleh benih karma masa lam&au dan setia& kelahiran adalah
untuk menikmati hasil karma masa lam&au. 9leh karena itu, setia& kelahiran sudah &asti
diikuti oleh kematian, se&erti dijelaskan dalam >ita../@ bah)a sesungguhnya setia& yang
lahir, kematian adalah &asti, demikian &ula setia& yang mati kelahiran adalah &asti, dan ini
tak terelakkan. Artinya, manusia meninggalkan bekas &erbuatannya &ada masa kini, dan ini
yang menyebabkan kelahiran berulang-ulang. 9leh karena itu, setia& kelahiran meru&akan
masa untuk meningkatkan kualitas karma atau &erbuatan. Sebelum karma itu menca&ai
kesem&urnaan dan kebebasan selama itu &ula kelahiran dan kematian akan dialami secara
terus menerus. :adi, di sam&ing untuk menikmati karma masa lalu, ter&enting dari kelahiran
adalah untuk menyem&urnakan karma atau &erbuatan masa kini agar menca&ai
&embebasan. Dalam hal ini, dasar-dasar moralitas sebagai &anduan &erbuatan sesuai
dengan kitab suci mutlak di&erlukan.
Kedudukan 1uhan ;ang Maha 6sa adalah sebagai kesadaran yang tertinggi. Makhluk
hidu& sebagai &rakrti meru&akan bagian dari 1uhan ;ang Maha 6sa yang mem&unyai si+at
yang sama se&erti 1uhan, yaitu sadar. Akan teta&i, &rakrti yang lain karena ter&isah dari
1uhan maka ia tidak memiliki kesadaran. Artinya, manusia sadar hanya &ada !badan% dirinya
sendiri, sedangkan 1uhan sadar secara sem&urna sehingga sadar akan segala badan. Hal
ini disebabkan kerena 1uhan bersemayam di dalam hati setia& makhluk hidu&, Beliau sadar
akan gerak-gerik batin &ara ji)a masing-masing. 0aramatma, Ke&ribadian ;ang Maha 6sa
bersemayam di dalam hati setia& manusia sebagai is2ara, yaitu ke&ribadian yang
mengendalikan segala tindakan dan kehendak makhluk hidu&. Artinya, baik kesadaran
1uhan mau&un kesadaran manusia meru&akan kesadaran yang bersi+at rohani. Kesadaran
ini disebut kesadaran lain karena berada di luar &engetahuan kon2ensional, di luar
kesem&urnaan alat candra dan em&iri manusia.
Dari uraian tersebut da&at di&ahami bah)a >ita memandang manusia dari dua dimensi
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
12/19
tubuh, yaitu yubuh jasmani dan tubuh rohani. ealitas dalam segala mani+estasinya
meru&akan kesatuan dari yang Satu ketika menjadi dua, yaitu ji)a dan raga. Se&erti
dijelaskan dalam >ita ."= bah)a sebagaimana halnya sang roh itu ada &ada masa kecil,
masa muda dan masa tua demikian juga dengan di&erolehnya badan baru, orang bijaksana
tak akan tergoyahkan. Demikian sang roh itu ada dalam badan yang terus menerus
mengalami &erubahan dari masa kanak-kanak sam&ai usia tua dan sam&ai sang roh masuk
ke badan lain &ada )aktu meninggal. Manusia menjadi lu&a akan esensinya sebagai roh
indi2idu karena di&engaruhi oleh maya atau kekuatan alam material, yaitu satt2a, rajah, dan
tamah.
9leh karena itu, >ita mengajarkan em&at cara atau jalan !yoga% agar manusia
mem&eroleh kembali kesadarannya sebagai sang diri dan bukan badan jasmani.
Karmayoga meru&akan &erbuatan tan&a &amrih.
:nanayoga meru&akan jalan kebijaksanaan.
Bhakti dengan jalan &engabdian.
ajayoga dengan jalan meditasi.
:alan ini sebagai sarana yang bisa mengantarkan manusia sam&ai &ada kesadaran murni,
yaitu sang diri sadar akan :ati Dirinya. Dikatakan demikian karena tat t2am asi mengajarkan
bah)a engkau adalah itu. :adi, engkau bukan badan ini, badan ini bukanlah engkau. Dalam
'eda dikatakan dengan 3Brahman Atman Aikyam4, dan atau 3Aham Brahman Asmi4.
'alau&un untuk menyem&urnakan karma >ita telah memberikan em&at jalan utama,
teta&i >ita juga memberikan dasar-dasar moralitas sebagai &enuntun bagi &ikiran, uca&an,
dan tindakan agar senantiasa berada dalam kerangka dharma. 0erbuatan yang
di&erintahkan dan harus dilaksanakan >ita mengidenti+ikasikannya melalui si+at-si+at
manusia yang mulia, yaitu si+at-si+at de2ata. Akan teta&i, &erbuatan yang dilarang dan tidak
boleh dilaksanakan >ita mengidenti+ikasikannya melalui si+at-si+at manusia yang jahat, yaitu
si+at-si+at raksasa. Hal ini diuraikan sebagai berikut.
>ita menjelaskan bah)a ada dua jenis makhluk ci&taan, yaitu yang mulia dan yang
jahat, se&erti uraikan dalam C.* bah)a ada dua jenis makhluk ci&taan di dunia ini, yaitu
yang mulia dan yang jahat. Artinya, sebagai makhluk hidu& manusia juga ada dua jenis,
yaitu yang mulia dan yang jahat. Eiri-ciri manusia yang mulia itu dirinci &ada >ita.C."F=
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
13/19
sebagai si+at-si+at de2ata, yaitu dalam
a. >ita.C." dijelaskan bah)a tak gentar, kemurnian hati, bijaksana, manta& dalam
mencari &engetahuan dan melakukan ;oga, derma)an, menguasai indera,
berkurban, dan mem&elajari kitab suci, melakukan ta&a, dan kejujuran. Dalam
b. >ita.C./ dijelaskan bah)a tidak menyakiti, benar, bebas dari na+su amarah, tan&a
keterikatan, tenang, tidak mem+itnah, kasih sayang terhada& sesama makhluk, tidak
dibingungkan oleh keinginan, lemah lembut, so&an, dan berketeta&an hati.
Selanjutnya dalam
c. >ita.C.= dijelaskan bah)a cekatan, suka memaa+kan, teguh iman, budi luhur, tidak
iri hati, tan&a keangkuhan, semuanya ini adalah harta dari dia yang dilahirkan
dengan si+at-si+at de2ata. ni meru&akan dasar-dasar moralitas yang dinyatakan
dengan &ernyataan &ositi+ sehingga yang harus dilaksanakan.
d. Sebaliknya, manusia yang jahat dilahirkan dengan memiliki si+at-si+at raksasa
diuraikan dalam >ita.C. /5 sebagai berikut7
Dalam seloka disebutkan bah)a ber&ura-&ura, angkuh, membanggakan diri,
marah, kasar, bodoh.
Dalam seloka ( disebutkan bah)a si+at-si+at ilahi di&andang sebagai jalan yang
menyesatkan atau jalan menuju keterikatan.
Dalam seloka * di&ertegas lagi mengenai keberadaan dua jenis manusia, yaitu
yang suci atau mulia !bersi+at de2ata% dan yang jahat !bersi+at raksasa%.
Dalam seloka @ dijelaskan bah)a yang jahat tidak mengetahui a&a yang tidak
boleh dilakukan dan tidak memiliki kemurnian kelakukan baik dan benar.
Dalam seloka $ dijelaskan bah)a mereka mengatakan 3dunia ini tidak nyata,
tan&a dasar moral, tan&a 1uhan, yang timbulnya hanya karena hubungan yang
disebabkan oleh ha)a na+su birahi, lain tidak4.
Dalam seloka # dikatakan bah)a ji)a yang rusak dengan &engertian &icik
timbul karena &andangan yang teguh ini menimbulkan &erbuatan keji yang
menonjol untuk memusnahkan dunia sebagai musuhnya.
Dalam seloka "5 disebutkan bah)a mereka yang memiliki si+at ber&ura-&ura,
kebanggaan, dan kesombongan.
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
14/19
Dalam seloka "" dijelaskan bah)a mereka yang memiliki keinginan yang tak
habis-habisnya dengan mengangga& &emuasan na+su keinginan sebagai
tujuan utama.
Dalam seloka "/ dijelaskan bah)a mereka yang dibelenggu oleh ratusan
ikatan hara&an, menyerahkan diri ke&ada na+su dan kemarahan serta
berusaha mengum&ulkan kekayaan demi ke&uasan na+su dengan jalan yang
tidak halal.
Dalam seloka "= disebutkan bah)a mereka ber&ikir hari ini telah kuda&atkan,
keinginan ini harus ku&enuhi, ini keke&unyaaku dan kekeyaan itu juga akan
menjadi milikiku nanti.
Dalam seloka " disebutkan bah)a mereka yang ber&ikir musuh ini telah
kubunuh dan yang lain akan kubunuh &ula, aku adalah &enguasa, aku adalah
&enikmat, aku berhasil, berkuasa, dan bahagia.
Dalam seloka "( disebutkan bah)a mereka yang ber&ikir aku kaya raya dan
kelahiran bangsa)an dan mengkhayal dalam ketololan.
Dalam sloka "* bah)a mereka yang ter&erangka& dalam berbagai macam
&ikiran yang membingungkan, terseret ke dalam &emuasan na+su yang
menjijikkan.
Dalam seloka "@ disebutkan bah)a mereka yang senang memuji diri sendiri,
benar sendiri, bangga dan mabuk akan harta dan tidak mengindahkan
&eraturan.
Dalam seloka "$ disebutkan bah)a mereka yang memiliki kebiasaan buruk,
membohongi diri sendiri dengan keakuan, kekuatan, kesombongan, na+su dan
kemarahan serta membenci 1uhan yang ada di dalam dirinya.
Dalam seloka "# disebutkan bah)a mereka yang membensi dan
mencam&akkan diri sendiri.
Dalam seloka /5 disebutklan bah)a mereka yang terbingungkan terjerumus
dalam kandungan raksasa sehingga jatuh ke jalan yang &aling rendah.
Semua si+at raksasa ini di&ertentangkan dengan si+at-si+at de2ata yang telah
teridenti+ikasi melalui sat, cit, dan ananda se&erti telah dijelaskan di atas. Sesungguhnya
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
15/19
si+at-si+at raksasa itu bersumber dari na+su dalam bentuknya beru&a keinginan-keinginan,
kemarahan, keserakahan, keangkuhan, kebodohan, dan kebingungan. Si+at-si+at ini
dikatakan sebagai jalan menuju ke neraka, yaitu jurang kehancuran diri. 9leh karena itu, ini
meru&akan larangan dan sama sekali tidak boleh dilaksanakan. Se&erti dijelaskan dalam
>ita.C./" dikatakan bah)a tiga &intu menuju ke neraka, jurang kehancuran diri, yaitu
kama, kroda, dan loba. :adi, ada tiga gerbang menuju ke gela&an atau kehancuran, yaitu
na+su dalam )ujudnya berbagai keinginan, rasa marah, dan keserakahan. 0emenuhan
terhada& na+su meru&akan &emuasan yang membabi buta, sedangkan rasa marah timbul
kalau jalan ke arah &emuasan na+su ini terhalang. Keserakahan adalah salah satu na+su
untuk mem&erkaya diri sendiri dengan objek-objek dunia)i, baik secara material mau&un
&sikologis yang sebenarnya demi memenuhi na+su indera-indera &ribadi. Hal ini
bertentangan dengan realitas raga manusia yang dikatakan hanya sebagai instrumen atau
alat untuk memenuhi kebutuhan s&iritual.
0otensi s&iritual yang ada di dalam diri setia& manusia sebenarnya meru&akan kekuatan
luar biasa yang sekiranya da&at digunakan secara baik dan benar akan memungkinkan
menca&ai ;ang Maha 6sa dengan lebih sem&urna. Akan teta&i bila manusia berjalan di atas
jalan na+su dan keserakahan maka ia akan menghada&i o&osisi dari &ihak lain karena ia
berjalan di jalan yang salah. :alan yang salah ini berarti bertentangan dan berla)anan
dengan dharma sebagai hukum kebenaran abadi. i2ekananda !"##"% mengatakan bah)a
dharma sebagai hukum ini tidak tam&ak, teta&i senantiasa hadir dan berkuasa di alam
semesta ini. Hukum ini yang akan membuat manusia meledak dalam kemarahan yang
dasyat, membenci, dan menyerang secara brutal terhada& mereka yang berada dalam
o&osisi. Selama dikuasai oleh kemarahan, yakinlah bah)a manusia sedang dalam keadaan
diikat erat-erat oleh na+su indera)i dan objek-objek dunia)i dan ini berarti &erjalanan
sedang melaju dengan ce&at ke neraka yang dalam dan gela&. :adi, selama manusia
mengeks&loitasi na+su-na+su dan dirinya sendiri, merusak alam, dan makhluk lainnya maka
selama itu &ula ia akan hanyut dalam &er&utaran lingkaran lahir-mati.
Akan teta&i bila mam&u mele&askan diri dari ketiga &intu tersebut maka manusia akan
da&at menca&ai tujuan tertinggi. Hal ini dijelaskan dalam >ita.C.// dikatakan bah)a orang
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
16/19
yang terbebas dari ketiga &intu kegela&an menca&ai tem&at teritinggi. Manakala manusia
tidak memiliki kebutuhan-kebutuhan lagi maka ia bebas dari kegela&an yang berarti
kesadarannya telah tercerahkan maka ia menca&ai tem&at tertinggi, ;ang Maha 6sa. ntuk
itu, kitab suci hendaknya dijadikan &edoman dalam ber&ikir, berujar, dan ber&erilku. Se&erti
dijelaskan dalam >ita.C./= dikatakan bah)a ia yang meninggalkan ajaran kitab suci dan
berada dalam &engaruh na+su keinginan tidak akan menca&ai kesem&urnaan, kebahagiaan,
dan tujuan tertinggi. Seloka ini menegaskan bah)a untuk menca&ai kesem&urnaan,
kebahagiaan, dan tujuan tertinggi hendaknya manusia ber&egang teguh &ada kitab suci.
Dengan tuntunan kitab suci manusia da&at membebaskan diri dari cengkraman na+su
keinginan yang oleh banyak ahli &sikologi dikatakan sebagai dasar &erilaku. Hanya saja
na+su keinginan ini ditrans+ormasikan ke dalam bentuk kebutuhan-kebutuhan sebagai akibat
dari norma dan aturan manusia, yaitu etika-moralitas. 9leh karena itu, dalam >ita.C./
disebutkan bah)a biarkanlah kitab-kitab suci menjadi &etunjukmu untuk menentukan a&a
yang boleh dilakukan dan a&a yang tidak boleh. Setelah mengetahui a&a yang dikatakan
dalam ajaran kitab suci engkau hendaknya mengerjakannya. Seloka ini menganjurkan agar
manusia menggunakan kitab suci sebagai satu-satunya tuntunan dalam hidu&nya untuk
menentukan a&a yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Ditegaskan &ula, bila sudah mengetahuinya jangan dibiarkan berhenti hanya sebagai
&engetahuan saja dalam )ujud konse&-konse& atau teori-teori belaka. 0engetahuan
kebenaran hendaknya dilaksanakan dalam bentuk tindakan nyata untuk menda&atkan
makna dan artinya yang luas dan sedalam-dalamnya. S)ami ama !/55/% juga
menyatakan bah)a hanya dalam &engalaman langsung teori dan konse& mem&eroleh
makna yang sesungguhnya dan sebenar-benarnya. Di luar itu &engetahuan tidak berarti
a&a-a&a bagi manusia. Artinya, hanya dalam &rakteknya sebuah konse& atau teori akan
menda&atkan nilai tertinggi dari kebenarannya yang sebenar-benarnya dalam konteks
keman+aatan dan kegunaannya.
Kenyataan ini menunjukkan bah)a seseorang dikatakan baik tentulah ia telah secara
nyata berbuat baik dan bukan hanya dalam kata-kata dan &ikirannya. 0ikiran hanyalah
bahasa hati yang sangat rahasia dan kata-kata hanyalah bahasa yang &enuh misteri, teta&i
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
17/19
dalam tindakan semuanya memiliki nilai dan menda&atkan arti yang sebenarnya. 9leh
karena itu, >ita menyarankan agar manusia selalu bekerja dan secara terus-menerus
berada dalam kerja yang didasari oleh &ikiran dalam &engetahuan yang benar. Dengan
demikian seluruh &erbuatan telah berubah menjadi &engabdian yang tinggi dalam batasan
bhakti yang tulus dan sungguh-sungguh, yaitu yadnya. ni yang dikatakan sebagai tindakan
atau &erbuatan yang berdasarkan tuntunan kitab suci dan &erbuatan se&erti ini juga
dikatakan akan mengantarkan manusia sam&ai &ada tujuan tertinggi, yaitu realisasi diri.
Dari uraian tersebut da&at di&ahami bah)a dalam >ita ditemukan dasar-dasar moralitas
yang dalam bentuk &ernyataan &ositi+ teridenti+ikasi melalui si+at-si+at manusia yang mulia.
Akan teta&i, dalam bentuk &ernyataan negati+ terindenti+ikasi melalui manusia yang jahat.
'.- Mo+al)tas ,alam A8a+an AMANIAMA9
;ama dan iyama, dasar etika dan moralitas dalam Hindu, selain dirinci sebagai 0anca
;ama dan 0anca iyama dalam ;oga Sutra 0atanjali, juga dirinci sebagai Dasa ;ama dan
Dasa iyama dalam kitab Sarasamuccaya oleh Bhaga2an ararusi. inciannya adalah
sebagai berikut7
a. Dasa ama :
". Anrshangsya 1idak egois. 1idak mementingkan diri sendiri
/. Kshama Sabar. Suka mengam&uni dan tahan uji dalam kehidu&an.
=. Satya Kebenaran. 1idak berniat untuk meni&u orang lain dalam &ikiran, serta kata-
kata dan tindakan.
. Ahimsa 1an&a kekerasan.1idak merugikan orang lain atau makhluk hidu& lainnya.
1idak merugikan diri sendiri. 1idak merusak lingkungan. 1oleransi bahkan untuk yang
kita tidak sukai. 1idak berbicara yang, meski&un jujur, akan melukai orang lain.
(. Dama Da&at menasehati diri sendiri.
*. Arja2a :ujur dan mem&ertahankan kebenaran.
@. 0riti Einta kasih terhada& sesama makhluk.
$. 0rasada Ber&ikir dan berhati suci dan tan&a &amrih.
#. Madhurya amah tamah, lemah lembut dan so&an santun.
"5. Marda2a endah hati, tidak sombong dan ber&ikir halus.
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
18/19
;. Dasa N)ama :
". Dana Derma)an. Suka memberikan layanan atau bantuan tan&a &amrih.
/. jya Sembahyang. 0emujaan terhada& Brahman, &ara De)a dan leluhur.
=. 1a&a Kesederhanaan. Komitmen yang mendalam untuk sadhana kita.
. Dhyana Memusatkan &ikiran ke&ada Brahman.
(. &asthanigraha Mengendalikan ha)a na+su seksual.
*. S2adhyaya Mengenal diri sendiri. 6dukasi diri s&iritual. Kontem&lasi dan
&enera&an kitab suci atau teks-teks suci dari jalan yang kita &ilih.
@. rata 1idak mengkhianati sum&ah dan janji.
$. &a2asa Ber&uasa< ber&antang makan dan minum.
#. Mauna Membatasi &erkataan. konser2asi energi untuk tujuan latihan s&iritual,
termasuk melindungi energi dengan menghindari berceloteh tak berujung tan&a
tujuan yang jelas.
"5. Snana Kebersihan. 1idak hanya kebersihan tubuh eksternal, teta&i mem&erhatikan
kebersihan internal se&erti menghindari kotoran beru&a kemarahan dan egoisme.
Sika& sederhana, tidak berlebih-lebihan.
yamaan seveta satatam na tiyam niyamaan budhah, yamaan patatyasevan hi niyamaan
kevalaan bhayan.Sarasamuccaya /($.
Maksudnya7 ;ama harus diusahakan &elaksanaannya setia& saat< sedangkan iyama tidak
dilaksanakan se&anjang )aktu. 9rang yang melaksanakan iyama teta&i mengabaikan
;ama, orang yang demikian akan masuk ke dalam bahaya !tidak menemukan ketenangan
dan kemuliaannya%.
-
5/24/2018 Makalah Moral Hindu
19/19
5A5 III
34NU(U3
&.1 Kes)mp!lan
". Moralitas !dari kata si+at Latin moralis% mem&unyai arti sama dengan 3moral4 yang
artinya keseluruhan asas dan nilai yang berkenan dengan baik dan buruk. ni
meru&akan ukuran kemanusiaan. 9leh karena itu hanya berkenaan dengan
manusia, dan karenanya menjadi ciri khas manusia dari makhluk lainnya.
/. Dasar moralitas karma&hala dalam mengenal lima ajaran Sradha !keyakinan% dikenal
dengan 0anca Sradha yang terdiri dari Brahman, Atman, Karma&hala, 0unarbha)a,
dan Moksa. Karma&hala sebagai ajaran dasar &engendalian diri meru&akan ajaran
&okok untuk mem&erbaiki moral dan etika manusia dalam kehidu&an bermasyarakat.
Dengan memahami hakekat tentang karma&hala yaitu Sancita karma&hala yang
berarti bah)a hasil &erbuatan &ada masa lalu akan kita nikmati &ada kehidu&an
sekarang. 0rarabda karma&hala yang artinya hasil &erbuatan masa sekarang
dinikmati juga &ada kehidu&an yang sekarang. Kriyamana Karma&hala yang artinya
hasil &erbuatan kita sekarang akan kita terima &ada kehidu&an yang akan datang.
=. Moralitas dalam Bhaga2adgita dirumuskan dengan dua jenis &ernyataan, yaitu &ositi+
dan negati+. 0ernyataan &ositi+ meru&akan &erintah yang harus dilaksanakan yang
teridenti+ikasi melalui si+at-si+at de2ata, yaitu sat !kebenaran%, cit !kesadaran%, dan
ananda !kebahagiaan%. Sebaliknya, &ernyataan negati+ meru&akan larangan
sehingga tidak boleh dilaksanakan yang terindenti+ikasi melalui si+at-si+at raksasa,
yaitu kama !keinginan%, kroda !kemarahan%, dan loba !keserakahan%. Bagian esensial
dari ajaran >ita adalah Karmayoga meru&akan &erbuatan tan&a &amrih, :nanayoga
meru&akan jalan kebijaksanaan dan Bhakti dengan jalan &engabdian serta ajayoga
dengan jalan meditasi
. Moralitas dalam ;ama-iyama harus dilakukan dengan seimbang dan sejalan. ;ama
harus diusahakan &elaksanaannya setia& saat< sedangkan iyama tidak
dilaksanakan se&anjang )aktu. 9rang yang melaksanakan iyama teta&i
mengabaikan ;ama, orang yang demikian akan masuk ke dalam bahaya !tidak
menemukan ketenangan dan kemuliaannya%.