makalah manajemen keuangan global : interest rate parity theory dan purchasing power parity theory |...

13
Interest Rate Parity Theory dan Purchasing Power Parity Theory MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Global Disusun oleh Danar Ihsan Perdana K. 1M101633 Eko Sudarmakiyanto 1M101535 Imam Aris Munandar 1M101557 Moh. Romadhon 1M101576 Rizky Indra S. 1M101604 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANK BPD JATENG 2013

Upload: eko-sudarmakiyanto

Post on 30-Nov-2015

1.698 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

Interest Rate Parity Theory dan Purchasing Power Parity Theory

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Global

Disusun oleh

Danar Ihsan Perdana K. 1M101633

Eko Sudarmakiyanto 1M101535

Imam Aris Munandar 1M101557

Moh. Romadhon 1M101576

Rizky Indra S. 1M101604

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

BANK BPD JATENG

2013

Page 2: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

Latar Belakang

Dua hal yang paling menonjol sebagai akibat dari pengaruh krisis ekonomi

yang melanda negara kita adalah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika

Serikat yang sangat fluktuatif dan laju inflasi yang semakin sulit untuk dikendalikan

oleh otoritas moneter maupun pemerintah. Pen-capaian nilai tukar yang kompetitif

dan laju inflasi yang terkendali disadari sangat diperlukan untuk menciptakan situasi

yang kondusif bagi kegiatan ekonomi dalam negeri. Dalam Undang-Undang No. 3,

Ta-hun 2004, dua hal ini ditetapkan sebagai tujuan Bank Indonesia. Namun, karena

nilai tukar dalam sistem nilai tukar mengambang bebas lebih ditentukan oleh

keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar maka pemerintah melalui

Bank Indonesia menetapkan laju inflasi yang rendah dan terkendali sebagai suatu

sasaran akhir.

Dalam hubungannya dengan nilai tukar, tingkat inflasi yang tinggi di suatu

negara akan menyebabkan harga barang-barang produksi dalam negeri menjadi lebih

mahal, sehingga barang-barang tersebut kurang kompetitif di pasar internasional.

Dengan tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dari luar negeri maka akan lebih

mengun-tungkan untuk mengimpor barang dari luar negeri yang lebih murah.

Sementara itu, jika dilihat dalam perspektif pendekatan moneter, tingkat inflasi yang

tinggi juga diikuti oleh pertumbuhan jumlah uang beredar yang tinggi akibat

diperlukannya lebih banyak uang untuk kepentingan tran-saksi. Pertumbuhan jumlah

uang beredar yang berlebihan. Ini dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam

pasar uang dan memicu depresiasi nilai tukar. Jadi, secara singkat dapat dikatakan

bahwa perbedaan tingkat inflasi antar negara dapat mempe- ngaruhi nilai tukar mata

uangnya terhadap mata uang asing.

Salah satu teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat harga atau inflasi

dengan pergerakan nilai tukar adalah teori paritas daya beli (Purchasing Power Parity

Theory).

Page 3: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Interest Rate Parity Theory ( Teori Paritas Suku

Bunga)

2. Apa yang dimaksud dengan Purchasing Power Theory ( Teori Paritas Daya Beli)

Tujuan

1. Mengetahui Interest Rate Parity Theory ( Teori Paritas Suku Bunga)

2. Mengetahui Purchasing Power Theory ( Teori Paritas Daya Beli)

Manfaat

1. Menjadi referensi mata kuliah Manajemen Keuangan Global

2. Memberikan tambahan wawasan bagi teman-teman mahasiswa mengenai Paritas

Suku Bunga dan Paritas Daya Beli

3. Menjadi parameter dosen mengukur sejauh mana mahasiswa memahami materi

Page 4: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

1. Interest Rate Parity Theory ( Teori Paritas Suku Bunga)

Paritas Suku Bunga (Interest Rate Parity-IRP) adalah kondisi

ekuilibrium dimana selisih suku bunga antara dua valuta diimbangi oleh

selisih kurs forward dengan kurs spot ( Madura, 1997 : 192). Paritas suku

bunga merupakan teori yang menyatakan bahwa besaran premi (atau diskon)

kurs forward seharusnya seimbang dengan perbedaan suku bunga dari kedua

negara terkait. Pada keseimbangan tersebut, kurs forward berbeda kurs spot

pada jumlah tertentu yang dapat mengompensasi perbedaan suku bunga

antara dua mata uang. Paritas tingkat bunga memainkan peran penting dalam

pasar valuta asing, menghubungkan suku bunga, nilai tukar spot dan kurs

valuta asing.

Paritas suku bunga berkaitan erat dengan suku bunga. Suku bunga

sendiri memiliki definisi adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka

waktu tertentu (Boediono, 1999: 75). Pengertian tingkat suku bunga sebagai

harga dapat juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi

pertukaran antara satu Rupiah sekarang dengan satu Rupiah di waktu

mendatang.

Suatu tingkat suku bunga akan meningkat, bilamana jumlah uang yang

beredar lebih kecil daripada permintaan terhadap uang. Sebaliknya tingkat

suku bunga akan menurun bilamana jumlah uang yang beredar lebih besar

daripada permintaan terhadap uang.

1.1. Formula Paritas Suku Bunga

Hubungan antara premium (atau diskon) forward dengan selisih suku

bunga menurut IRP disederhanakan sebagai berikut:

fh iiS

SFP

Dimana :

Page 5: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

P = Premium (atau diskon) forward

F = Kurs forward dalam dolar

S = Kurs spot dalam dolar

ih = Suku bunga domestik

if = Suku bunga luar negeri

Bentuk sederhana ini memberikan estimasi yang layak pada saat

selisih suku bunga cukup kecil. Variabel-variabel yang terdapat dalam

persamaan ini tidak diubah ke dalam bentuk tahunan. Semakin besar selisih

suku bunga luar negeri di atas suku bunga lokal, semakin besar diskon

forward yang dihasilkan oleh formula IRP.

1.2. Hubungan Paritas Suku Bunga Dengan Arbitrasi Internasional

Paritas suku bunga (interest rate parity-IRP) adalah ketika kekuatan

pasar memaksa perubahan suku bunga dan kurs nilai tukar sedemikian rupa

sehingga arbitrase perlindungan suku bunga (Covered Interest Arbitrage)

tidak dapat dilakukan lagi dan terjadi keseimbangan.

Paritas suku bunga tidak menyatakan bahwa investor dari Negara

berbeda akan mendapatkan pengembalian yang sama. Jika IRP terjadi,

investor tidak dapat menggunakan arbitrase perlindungan suku bunga untuk

memperoleh pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang

diperoleh dari Negara asal mereka masing-masing.

Arbitrase perlindungan suku bunga mungkin tidak menguntungkan

karena berbagai karakteristik investasi asing, termasuk biaya transaksi, risiko

politik dan perbedaan hukum pajak.

1.3. Paritas Suku Bunga Eksis

Untuk menentukan secara tepat apakah IRP eksis, perlu

membandingkan kuotasi kurs forward dan kuotasi suku bunga pada suatu

Page 6: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

waktu tertentu. Jika kuotasi kurs forward dan suku bunga berasal dari waktu

yang berbeda, hasilnya bisa mengalami distorsi.

Hubungan aktual antara premium (diskon) forward dengan perbedaan

suku bunga secara umum mendukung IRP Walaupun terdapat sejumlah

deviasi, deviasi tersebut tidak cukup besar untuk membuat covered interest

arbitrage berharga untuk dilakukan.

Hubungan antara mata uang nilai tukar dari dua negara dan lokal

tingkat suku bunga, dan yang penting peran yang dimainkan di pasar valuta

asing. Menurut konsep, perbedaan antara tingkat bunga pasar di dua negara

adalah sama dengan perbedaan antara maju dan tempat pertukaran tukar mata

uang masing-masing. Oleh karena itu tidak ada arbitrasi kesempatan dalam

reksa perdagangan mata uang mereka dapat eksis kecuali ini paritas istirahat

turun. Namun dalam praktek, karena pemerintah campur tangan melalui

kontrol mata uang, yang penuh kesadaran dari paritas ini mungkin tidak

terjadi.

Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah

investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun

dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya

berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada

perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik.

Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital

inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar

mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing.

1.4. Pertimbangan-Pertimbangan Pada Saat Menilai Paritas Suku Bunga

Jika IRP tidak eksis, belum tentu covered interest arbitrage cukup

berharga untuk dilakukan. Hal ini disebabkan adanya biaya-biaya potensial

yang muncul jika berinvestasi di dalam negeri. Biaya-biaya tersebut meliputi

:

Page 7: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

1.4.1. Biaya transaksi

Jika seorang investor ingin memperhitungkan biaya transaksi,

titik aktual yang mencerminkan selisih suku bunga dan premium kurs

forward harus jauh dari garis IRP agar covered interest arbitrage layak

dilakukan.

1.4.2. Kebijakan restriksi valuta

Suatu krisis di negara asing bisa membuat pemerintahnya

membatasi pertukaran valuta lokal dengan valuta-valuta lain. Dalam

hal ini, investor tidak bisa menggunakan dana sampai pemerintah

asing yang bersangkutan menghilangkan restriksi atas arus modal.

1.4.3. Undang-undang pajak

Perusahaan-perusahaan dan para investor menyadari sepenuhnya

dampak dari pajak atas penghasilan. Covered interest arbitrage bisa

saja layak dilakukan sebelum aspek pajak diperhitungkan dan

kemudian menjadi tidak layak setelah pajak diperhitungkan. Hal ini

muncul karena berbedanya undang¬undang pajak (atau tarif pajak)

antara satu negara dengan negara yang lain.

1.5. Contoh Kasus

Page 8: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

2. Purchasing Power Theory ( Teori Paritas Daya Beli)

Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity - PPP) adalah teori yang

menyatakan bahwa nilai tukar akan menyesuaikan diri dari waktu ke waktu untuk

mencerminkan selisih inflasi antara dua negara, akibatnya daya beli konsumen

untuk membeli produk-produk domestik akan sama dengan daya beli mereka

untuk membeli produk-produk luar negeri (Madura, 1997:208).

Paritas daya beli bertkaitan erat dengan inflasi. Definisi inflasi sendiri

adalah suatu keadaan dimana senantiasa terjadi peningkatan Harga-harga pada

umumnya atau suatu keadaan dimana terjadi penurunan nilai uang. Hal ini

disebabkan karena semakin Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam

masyarakat.Kenaikan harga dalam satu atau dua jenis barang saja tidak dapat

disebut inflasi. Kenaikan harga-harga yang disebabkan karena faktor-faktor

seperti musim, menjelang hari-hari besar atau yang teradi sekali saja tidak dapat

disebut inflasi

2.1. Formula Paritas Daya Beli

Formula Paritas Daya Beli adalah

IfIhef

Yaitu persentase perubahanj nilai tukar kurang lebih harus sama dengan

selisih laju inflasi cukup kecil. Formula ini tepat jika laju inflasi cukup kecil.

2.2. Bentuk Paritas Daya Beli (PPP)

2.2.1. Absolute Purchasing Power Parity

Absolute Purchasing Power Parity menyatakan hubungan

diantara harga barang-barang dan jasa dengan nilai tukar mata uang

asing dengan persamaan sebagai berikut:

E = P

Pf

Page 9: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

E adalah nilai tukar mata uang (mata uang domestik per satuan

mata uang asing), P adalah indeks harga domestik dan Pf adalah indeks

harga di luar negeri. Untuk mendapatkan indeks harga, harus

ditentukan terlebih dahulu harga dari barang-barang dan jasa yang

akan dimonitor. Kemudian harga dari aneka barang dan jasa ini

ditentukan bobotnya.Indeks harga tersebut adalah rata-rata tertimbang

dari harga barang-baran dan jasa yang diteliti.

Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai tukar atau uang di

antara dua Negara adalah sama dengan perbandingan indeks harga di

antara kedua Negara tersebut Persamaan tersebut dapad dilukiskan

sebagai berikut:

P = EPf

Persamaan ini disebut dengan Law of One Price dan

menunjukkan Bahwa barang-barang dijual dengan harga yang sama di

seluruh dunia.

2.2.2. Relative Purchasing Power Parity

Selain Paritas Daya Beli Absolut, terdapat tinjauan lainnya

mengenai Paritas Daya Beli, yaitu Paritas Daya Beli Relatif,

dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Ê = P-Pf

dimana tanda topi (^) di atas variabel tersebut menunjukkan persentase

perubahan. Jadi persamaan diatas menyatakan bahwapersentase

perubahan nilai tukar mata uang adalah sama dengan persentase

perubahan tingkat harga domestik dikurangi dengan persentas

perubahan tingkat harga di luar negeri.

Pada umumnya persentase perubahan pada tingkat harga tersebut

dinyatakan sebagai tingkat inflasi. Maka untuk menyatakan Relative

Purchasing Power Parity dengan cara lain adalah bahwa persentase

Page 10: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

perbedaan pada nilai tukar mata uang sama dengan perbedaan inflasi

di dalam negeri dengan di luar negeri.

2.3. PPP Menentukan Nilai Tukar Dalam Jangka Pendek

Pengumuman tentang perubahan suku bunga, perubahan dalam

persepsi dari jalan pertumbuhan ekonomi dan sebagainya merupakan faktor-

faktor yang mendorong nilai tukar dalam jangka pendek. . PPP, dengan

perbandingan, menggambarkan perilaku jangka panjang nilai tukar.

Kekuatan-kekuatan ekonomi di belakang PPP pada akhirnya akan

menyamakan daya beli mata uang. Proses ini memerlukan waktu bertahun-

tahun.

2.4. Menghitung PPP

Cara paling mudah untuk menghitung paritas daya beli antara dua

negara adalah untuk membandingkan harga sebuah "standar" kebaikan yang

sebenarnya identik lintas negara. Versi lebih canggih PPP melihat sejumlah

besar barang dan jasa. Salah satu masalah utama adalah bahwa orang-orang

di berbagai negara konsumen sangat berbeda set barang dan jasa, sehingga

sulit untuk membandingkan daya beli antar Negara.

2.5. Contoh Kasus

Sebagai contoh, apabila harga sebuah hamburger McDonalds ukuran

bic mac di AS U$2.00 dan di Indonesia Rp 7,000 maka nilai tukar U$

terhadap Rupiah seharusnya 1 dollar = Rp 3,500.(7000 : 2) Begitu juga kalau

harga 1 kg gandum di AS $2.00 dan di Inggris STG 1.00 maka nilai tukarnya

1 STG = U$ 2.00. Teori ini juga disebut sebagai “the law of one price”, yang

mengatakan harga dari dua barang yang serupa dari dua negara akan sama

apabila diukur dengan mata uang yang sama (common currency).

Apabila karena suatu hal, misalnya karena panen raya, harga gandum

di AS turun menjadi U$1,50 per kg , maka akan terjadi pergeseran

Page 11: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

permintaan gandum dari Inggris ke AS. Pada harga ini setiap 1 STG dapat

digunakan untuk membeli 1 1/3 kg gandum di AS. Orang Inggris akan ramai-

ramai memborong gandum Amerika, sehingga karena desakan permintaan,

harga gandum AS akan naik lagi menjadi katakan, U$1,80 per kg. Sebaliknya

di Inggris karena kurangnya permintaan (karena harganya dianggap masih

mahal) akan mendorong harga gandum turun menjadi, misalnya STG0.90.

Pada tingkat harga ini maka nilai tukar akan menjadi STG 0.90 = U$ 1,80

atau akan mengembalikan ke paritas daya beli semula yaitu STG 1.00 = U$

2.00.

Page 12: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

Kesimpulan

Teori Purchasing Power Parity menyatakan.bahwa tingkat inflasi Dapat

mempengaruhi nilai tukar mata uang. Teori Interest Rate Parity menyatakan bahwa

tingkat suku bunga Dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang.

Berdasarkan teori Purchasing Power Parity dan teori Interest Rate Parity maka

tingkat inflasi dan suku bunga di suatu negara mempunyai Pengaruh terhadap nilai

tukar mata uang.

Kedua faktor tersebut dapat berinteraksi sehingga menimbulkan pengaruh yang

lebih besar terhadap nilai tukar mata uang. Sebagai contohnya,perubahan perbedaan

inflasi dapat mempengaruhi perbedaan suku bunga.Dengan adanya perubahan

perbedaan inflasi dan suku bunga maka nilai tukar mata uang akan cenderung

menyesuaikan dengan keadaan tersebut.

Page 13: Makalah Manajemen Keuangan Global : Interest Rate Parity Theory Dan Purchasing Power Parity Theory | EKO SUDARMAKIYANTO

Daftar Pustaka

D. Levi, Maurice. 2002. Keuangan Internasional. Yogyakarta : McGraw-

HillBook Co. dan Penerbit Andi

Kuncoro, Mudrajat. 2001. Manajemen Keuangan Internasional.

Yogyakarta : BPFE

Madura, Jeff. 1997. Manajemen Keuangan Internasional : Jilid 1 Edisi

Keempat. Jakarta : Erlangga

http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=640:paritas-

suku-bunga-dan-arbitrase-internasional&catid=40:mnc-a-kurs&Itemid=72

http://muchakkinen.blogspot.com/2011/12/paritas-suku-bunga-dan-arbitrase.html

http://catalog.flatworldknowledge.com/bookhub/reader/27#web-203640