makalah lbm 6

23
MAKALAH BLOK 12 LBM 6 “ UPAYA PREVENTIF KARIES PADA GIGI ANAK ” Disusun Oleh : Nama : Yessi Idha Martha NIM : 112090102 SGD : 5 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Upload: yessi-idha-martha

Post on 02-Jul-2015

362 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH LBM 6

MAKALAHBLOK 12 LBM 6

“ UPAYA PREVENTIF KARIES PADA GIGI ANAK ”

Disusun Oleh :Nama : Yessi Idha MarthaNIM : 112090102SGD : 5

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG2010/2011

BAB IPENDAHULUAN

Page 2: MAKALAH LBM 6

Kemajuan dalam bidang Kesehatan gigi dan mulut belakangan ini telah mengalami perkembangan, namun masalah-masalah dan kasus yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut itu pun juga semakin beragam kasusnya.Masalah yang terjadi pada gigi dan mulut bukan hanya terjadi pada orang dewasa saja, akan tetapi masalah kesehatan gigi dan mulut itu pun juga dapat terjadi pada anak-anak.Dimana anak-anak masih mengalami serangkaian proses tumbuh dan berkembang sehingga salah satu masalalah yang dapat terjadi saat anak tumbuh dan berkembang adalah masalh kesehatan gigi dan mulut.

Dalam perkembangan anak, asupan nutrisi yang diperoleh dari makanan dan minuman sangatlah dibutuhkan, karena dengan terpenuhinya asupan gizi dan nutrisi pada anak maka proses tumbuh kembang akan berjalan dengan baik.Oleh karena itu orang tua harus dapat mengoptimalkan asupan nutrisi pada anaknya.Selain itu, orng tua juga harus dapat mengawasi makanan dan minuman apa saja yang dapat dikonsumsi oleh si anak.

Anak-anak kurang mendapatkan pengawasan dari orang tuanya sangat rentan terkena penyakit.Dan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak-anak adalah masalah kesehatan gigi dan mulut,salah satu contohnya adalah masalah gigi berlubang (karies).Pada usia anak-anak sangat rentan terkena karies karena di usia tersebut anak-anak cenderung kurang memperhatikan masalh kebersihan gigi dan mulutnya.Anak-anak juga sangat menyukai makanan yang manis seperti permen,susu,coklat dan makanan ringan lainnya.Hal tersebut apabila tidak diimbangi dengan pengawasan kesehatan gigi dan mulut, maka resiko karies akan mudah terjadi.Oleh karena itu, orang tua memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Gigi yang mudah sekali terserang karies gigi adalah gigi sulung (gigi anak) karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil dibandingkan dengan gigi dewasa ( gigi tetap ).

Sebelum resiko karies terjadi pada gigi anak, maka sebaiknya perlu dilakuakan upaya-upaya pencegahan yang nantinya dapat berfungsi untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak agar tidak terjadi resiko karies.Dan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan upaya preventif karies pada gigi anak.Upaya preventif karies tersebut memiliki manfaat yang positif bagi pertumbuhan gigi geligi anak.Dengan upaya preventif karies orang tua dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan maslah kesehatan gigi anak dan dapat meningkatkan pengawasan terhadap kebrsihan gigi dan mulut anak sehingga dapat terhindar dari resiko karies yang sering terjadi pada anak-anak.

Upaya preventif karies tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pencegahan primer,sekunder dan tersier. Seluruh tindakan pencegahan baik pencegahan primer, sekunder ataupun tersier tersebut harus berdasarkan pada pemeriksaan klinik dan radiografi, penilaian risiko karies,hasil perawatan terdahulu, kemajuan dari riwayat karies terdahulu, pilihan dan harapan orang tua dan dokter gigi akan perawatan serta penilaian kembali pada saat kunjungan berkala.Untuk itu, peranan orang tua sangatlah dibutuhkan agar dapat menciptakan kesehatan dan mengurangi terjadinya resiko karies pada anak.Karena resiko karies tersebut tentu saja dapat mengganggu pertumbuhan gigi geligi anak. Dan apabila tidak ditangani akan menyebabkan gangguan pertumbuhan gigi geligi hingga dewasa nanti.

Page 3: MAKALAH LBM 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 4: MAKALAH LBM 6

A. Tinjauan Tentang Sebab Terjadinya Karies Pada Gigi Anak

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang diakibatkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang mengalami kalsifikasi yang ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganik dan destruksi dari substansi organik dari gigi.Karies adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi, hingga meluas ke pulpa.

Etiologi karies :Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalm tempo 1-3 menit.Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang retan dan proses karies pun dimulai.

1. PlakPlak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta produk-produknya yang terbentuk pada semua permukaan gigi.Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan.

2. BakteriBakteri yang terlibat adalah kuman jenis streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik.Kuman-kuman tersebut tumbuh dalam suasana asam.

3. Karbohidrat MakananKarbohidrat menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakarida ekstra sel.Walaupun demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya.Dengan demikian, makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi email.

4. WaktuAdanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti.

B. Tinjauan Tentang Akibat Karies Pada Gigi Anak- Akibat dari karies gigi adalah terganggunya fungsi pengunyahan (mastikasi).

Akibat gangguan pengunyahan dapat berpengaruh pada asupan makanan. Dengan demikian diduga adanya gangguan pengunyahan tersebut dapat berpengaruh terhadap status gizi.

- Menimbulkan rasa sakit- Menimbulkan bau mulut- Mengganggu pencernaan- Mengurangi estetis

C. Proses Terjadinya Karies Gigi

Page 5: MAKALAH LBM 6

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi (A.H.B Schuurs, 1993: 139).

Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat dilihat.

Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan lapisan lima (A.H.B Schuurs, 1993: 149).

D. Kecepatan Proses

Akumulasi plak pada permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu menyebabkan terjadinya bersak putih. Waktu terjadinya bercak putih menjadi kavitasi tergantung pada umur, pada anak-anak satu setengah tahun, dengan kisaran enam bulan ke atas dan ke bawah, pada umur 15 tahun, dua tahun dan pada umur 21-24 tahun, hampir tiga tahun. Tentu saja terdapat perbedaan individual. Sekarang ini karena banyak pemakaian flourida, kavitasi akan berjalan lebih lambat daripada dahulu (A.H.B Schuurs, 1993: 154).

Pada anak-anak, kemunduran berjalan lebih cepat dibanding orang tua, hal ini disebabkan :

1. Email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum selesai maturasi setelah erupsi (meneruskan mineralisasi dan pengambilan flourida) yang berlangsung terutama satu tahun setelah erupsi

2. Remineralisasi yang tidak memadai pada anak-anak, bukan karena perbedaan fisiologis, tetapi sebagai akibat pola makannya (sering makan makanan kecil)

3. Lebar tumbuli pada anak-anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi yang tidak memadai

4. Diet yang buruk Dibandingkan dengan orang dewasa, pada anak-anak terdapat jumlah ludah dari kapasitas buffer yang lebih kecil, diperkuat oleh aktivitas proteolitik yang lebih besar di dalam mulut (A.H.B Schuurs, 1993: 155).

E. Tinjauan Tentang Kebersihan Mulut Kebersihan mulut yang buruk akan mengakibatkan prosentase karies lebih

tinggi (Rasinta Tarigan, 1993: 34). Untuk mengukur indeks status kebersihan mulut, digunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari green dan vermillon. Indeks ini merupakan gabungan yang menetukan skor debris dan deposit kalkulus baik untuk semua atau hanya untuk permukaan gigi yang terpilih saja. Skor debris rongga mulut adalah sebagai berikut:

Skor 0 = Tidak ada debris sama sekali

Page 6: MAKALAH LBM 6

1 = Debris ada di sepertiga servikal permukaan gigi 2 = Debris sampai mencapai daerah pertengahan oklusal/insisial permukaan gigi 3 = Debris sampai mencapai daerah sepertiga oklusal/ insisial permukaan gigi.

Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur. Anak di bawah umur 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus menerus.Penyikatan gigi anak mulai dilakukan sejak erupsi gigi pertama anak dan tatacara penyikatan gigi harus ditetapkan ketika molar susu telah erupsi.

F. Frekuensi Makan Makanan Yang Menyebabkan Karies ( makanan kariogenik ). Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga

kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan utama.

G. Kondisi Klinis Yang Merupakan Indikator Risiko Karies Tinggi Pengalaman karies

Pengalaman karies sebelumnya merupakan suatu indikator yang kuat untuk menentukan terjadinya karies di masa yang akan datang.4-6 Li and Wang8 mengatakan bahwa anak yang mempunyai karies pada gigi sulung mempunyai kecenderungan tiga kali lebih besar untuk terjadinya karies pada gigi permanen.Penemuan klinik yang dapat dilihat pada anak yang berisiko karies tinggi adalah terjadi karies yang baru pada setiap kunjungan berkala, ekstraksi yang prematur,terdapat lebih dari satu area demineralisasi enamel (white spot), adanya enamel hipoplasia, tingginya proporsi Streptococcus mutans, penggunaan alat kedokteran gigi seperti alat ortodonti ataupun gigi palsu .Alat yang dapat digunakan untuk mengetahui aktivitas karies adalah Cariostat, dengan perubahan pH terlihat perubahan warna media sehingga diketahui urutan aktivitas karies, dari aktivitas karies tidak aktif sampai yang aktif berat.1 Karies dini dapat dideteksi dengan menggunakan quantitative light fluorescence (QLF), infrared laser fluorescence (DIAGNOdent) untuk permukaan oklusal dan permukaan halus dan digital imaging fiber optic trasillumination (DIFOTI) untuk daerah approksimal.

BAB IIIISI

Page 7: MAKALAH LBM 6

A. Analisis

Kondisi kesehatan umum yang merupakan indikator risiko karies tinggiKondisi kesehatan pada anak sangat berpengaruh pada risiko karies. Anak

dengan ketidakmampuan mental ataucacat fisik terutama cacat tangan memerlukan perhatian khusus secara terus menerus disebabkan anak ini mempunyai keterbatasan untuk melaksanakan prosedur membersihkan mulutnya dan membutuhkan bantuan dariorang lain. Ketergantungan anak pada orang lain meningkatkan faktor predisposisi terjadi karies tinggi.3Demikian juga pada anak yang mempunyai penyakit sistemik yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan perubahan pada rongga mulut dan kondisi saliva baik dari segi komposisi maupun aliran saliva. Hal ini akan mengakibatkan tingkat karies anak menjadi lebih tinggi.

Upaya Preventif KariesKonsep pencegahan karies gigi lebih mudah diterima masyarakat apabila ada

perubahan sikap terhadap kesehatan gigi dan mulut.Tujuan pencegahan karies gigi pada hakikatnya adalah mempertahankan gigi geligi asli seumur hidup agar kesehatan gigi dengan fungsi optimal dapat dinikmati.Pencabutan gigi menunjukkan kegagalan dalam mempertahankan gigi geligi.Gigi dan gusi yang sehat yang berfungsi dengan baik merupakan sesuatu yang indah dan menarik.

Agar terjadi perubahan sikap terhadap kesehatan gigi dan mulut, maka tenaga kesehatan gigi harus menyadarkan dan memotivasi masyarakat, petugas kesehatan dan semua orang untuk lebih menghargai gigi dan gusi yang sehat.Ini membutuhkan perubahan sikap dan prioritas.

Preventif karies merupakan tindakan pencegahan terjadinya karies yang terjadi pada gigi. Tujuan Preventif Karies :

1. menjaga kesehatan gigi dan mulut2. mempertahankan gigi asli3. untuk mencegah insiden karies gigi4. menjaga kebersihan dan memoerindah gigi5. mengurangi pembentukan plak6. meningkatkan kesehatan masyarakat dalam bidang gigi dan mulut.7. Meningkatkan kualitas hidup mayarakat

Macam- Macam Upaya Preventif Karies

1. KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI a. Frekuensi menggosok gigi

Kesehatan mulut tidak dapat lepas dari etiologi dengan plak sebagai faktor bersama terjadinya karies. Penting disadari bahwa plak pada dasarnya dibentuk terus-menerus. Kebersihan mulut dapat dipelihara dengan menyikat gigi dan melakukan pembersihan gigi dengan benang pembersih gigi. Pentinya upaya ini adalah untuk menghilangkan plak yang menempel pada gigi. Penelitian menunjukkan bahwa jika semua plak dibersihkan dengan cermat tiap 48 jam, penyakit gusi pada kebanyakan orang dapat dikendalikan. Tetapi untuk kerusakan gigi

Page 8: MAKALAH LBM 6

harus lebih sering lagi. Banyak para ahli berpendapat bahwa menyikat gigi 2 kali sehari sudah cukup (Ratih Ariningrum, 2000: 47).

b. Cara Menyikat Gigi Menyikat gigi adalah cara umum yang dianjurkan untuk membersihkan gigi dari berbagai kotoran yang melekat pada permukaan gigi dan gusi. Berbagai cara dapat dikombinasikan dan disesuaikan dengan kebiasaan seseorang dalam menyikat giginya. Agar menyikat gigi dapat optimal perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Teknik penyikatan gigi yang dipakai sedapat mungkin membersihkan semua permukaan gigi dan gusi serta dapat menjangkau daerah saku gusi (antara gigi dan gusi) serta daerah interdental (daerah diantara 2 gigi). 2. Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan abrasi gusi (ausnya gigi). 3. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat, efisien dalam waktu serta efektif. Menyikat gigi dengan arah yang tidak benar dengan tekanan yang terlalu keras dapat menyebabkan ausnya gigi serta turunnya gusi (resesi gusi) (Ratih Ariningrum, 2000: 49).

Pemilihan Sikat Gigi

Dalam memilih sikat gigi hal utama yang harus diperhatikan adalah bulu sikat. Bulu sikat yang baik adalah tidak keras dan tidak terlalu lunak, ujung bulu sikat membulat / tumpul. Bulu sikat yang terlalu keras akan melukai gusi dan mengabrasi lapisan gigi. Bila bulu sikat terlalu lunak efektivitas pembersihan kurang baik. Ujung bulu sikat gigi bermacam-macam, berbentuk bulat, runcing dan datar. Ujung bulu sikat yang baik adalah membulat karena dapat mengurangi iritasi terhadap lapisan gigi dan jaringan gusi (John Besford, 1996: 100).

d. Pemilihan Pasta Gigi Ketika menggosok gigi, ada alat bantu lain yang diperlukan yaitu pasta gigi, yang berfungsi membersihkan dan memoles permukaan gigi serta membuat nafas menjadi segar. Saat ini, banyak ditemukan berbagai macam merk pasta gigi dengan berbagai warna dan rasa. Dalam pasta gigi terkandung zat-zat sebagai berikut : 1) Bahan detergen, yang membuat pasta gigi berbuih ketika menggosok gigi 2) Bahan Abrasif, zat yang berperan membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi 3) Bahan cair, zat yang membuat pasta gigi ketika menggosok gigi 4) Bahan padat, zat yang membuat pasta gigi menjadi padat lunak sebelum digunakan 5) Bahan pemberi rasa dan pengharum, sebagai penyegar 6) Bahan penguat gigi, zat yang berfungsi sebagai therapeutic / pengobatan seperti penambahan Flour dan zat lain (John Besford, 1996: 102).

e. Pemilihan Pasta Gigi

Page 9: MAKALAH LBM 6

Ketika menggosok gigi, ada alat bantu lain yang diperlukan yaitu pasta gigi, yang berfungsi membersihkan dan memoles permukaan gigi serta membuat nafas menjadi segar. Saat ini, banyak ditemukan berbagai macam merk pasta gigi dengan berbagai warna dan rasa. Dalam pasta gigi terkandung zat-zat sebagai berikut : 1) Bahan detergen, yang membuat pasta gigi berbuih ketika menggosok gigi 2) Bahan Abrasif, zat yang berperan membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi 3) Bahan cair, zat yang membuat pasta gigi ketika menggosok gigi 4) Bahan padat, zat yang membuat pasta gigi menjadi padat lunak sebelum digunakan 5) Bahan pemberi rasa dan pengharum, sebagai penyegar 6) Bahan penguat gigi, zat yang berfungsi sebagai therapeutic / pengobatan seperti penambahan Flour dan zat lain (John Besford, 1996: 102).

f. Tata cara menggosok gigi Penerapan cara menggosok gigi yang benar sama pentingnya dengan memeriksakan diri ke dokter gigi secara teratur. Menurut Soegeng Santoso (1999: 23), cara menggosok gigi yang benar adalah sebagai berikut :

1. Menggosok Gigi rahang bawah Cara meletakkan sikat gigi : Tangkai sikat gigi diletakkan sejajar dengan dataran pengunyah. Perhatikan ujung-ujungnya bulu sikat terletak pada perbatasan gigi dengan gusi. Sikat gigi kemudian dimiringkan sedikit sehingga bulu sikat terarah pada perbatasan gigi dengan gusi.

2. Menggosok permukaan gusi yang menghadap ke pipi/bibir Sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundurnya yang pendek. Artinya sikat gigi digerak-gerakkan di tempat. Gosoklah terlebih dahulu gigi yang terletak di belakang. Sesudah itu, barulah sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya. Cara menggosok gigi depan adalah dengan memperhatikan letak sikat gigi. Gosoklah gigi dengan arah bawah ke atas.

3. Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke lidah Pegang sikat gigi dengan posisi horisontal dan gerakkan ke depan dan ke belakang secara bergantaian

4. Menggosok dataran pengunyah dari gigi-gigi rahang atas maupun bawah digosok dengan maju mundur

2. Kontrol plak

Plak yang menempel erat di permukaan gigi dapat dipakai sebagai indikator kebersihan mulut. Indikator kebersihan mulut pada anak yang lebih sederhana dapat digunakan oral hygiene index simplified (OHIS) dari Green dan Vermillon. Skor indeks OHIS adalah skor 0,0–1,2 dikatakan kebersihan mulut baik, skor 1,3–3,0 kebersihan mulut sedang dan 3,1–6,0 kebersihan mulut buruk. Anak yang berisiko

Page 10: MAKALAH LBM 6

karies tinggi mempunyai oral hygiene yang buruk ditandai dengan adanya plak pada gigi anterior disebabkan jarang melakukan kontrol plak.

3. Modifikasi kebiasaan anakModifikasi kebiasaan anak bertujuan untuk merubah

kebiasaan anak yang salah mengenai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga dapat mendukung prosedur pemeliharaan dan pencegahan karies.

4. Pendidikan kesehatan gigiPendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet

dan konsumsi gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih ditekankan pada anak yang berisiko karies tinggi.Pemberian informasi ini sebaiknya bersifat individual dan dilakukan secara terus menerus kepada ibu dan anak.Dalam pemberian informasi, latar belakang ibu baik tingkat ekonomi, sosial, budaya dan tingkat pendidikannya harus disesuaikan sedangkan pada anak yang menjadi pertimbangan adalah umur dan daya intelegensi serta kemampuan fisik anak. Informasi ini harus menimbulkan motivasi dan tanggung jawab anak untuk memelihara kesehatan mulutnya. Pendidikan kesehatan gigi ibu dan anak dapat dilakukan melalui puskesmas, rumah sakit maupun di praktek dokter gigi.

5. Kebersihan mulutPenyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari

sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur. Anak di bawah umur 5 tahun tidak dapat menjaga kebersihan mulutnya secara benar dan efektif maka orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak setidaknya sampai anak berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus menerus. Penyikatan gigi anak mulai dilakukan sejak erupsi gigi pertama anak dan tatacara penyikatan gigi harus ditetapkan ketika molar susu telah erupsi.

6. Diet dan konsumsi gulaTindakan pencegahan pada karies tinggi lebih menekankan

pada pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan bahan pengganti gula.Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair yang akan bersifat membersihkan dan merangsang sekresi saliva, menghindari makanan yang manis dan lengket serta membatasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari sertamenekan keinginan untuk makan di antara jam makan.

Xylitol dan sorbitol merupakan bahan pengganti gula yang sering digunakan, berasal dari bahan alami serta mempunyai kalori yang sama dengan glukosa dan sukrosa. Xylitol dan sorbitol dapat dijumpai dalam bentuk tablet,pastiles, permen karet, minuman ringan, farmasi dan lainlain.Xylitol dan sorbitol mempunyai efek menstimulasi daya alir saliva dan menurunkan kolonisasi dari S. Mutans.Menurut penelitian, xylitol lebih efektif karena xylitol tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri dalam pembentukan asam dan mempunyai efek anti bakteri.

Page 11: MAKALAH LBM 6

7. Perlindungan terhadap gigiPerlindungan terhadap gigi dapat dilakukan dengan cara, yaitu

silen dan penggunaan fluor dan khlorheksidin.SilenSilen harus ditempatkan secara selektif pada pasien yang berisiko karies tinggi. Prioritas tertinggi diberikan pada molar pertama permanen di antara usia 6–8 tahun,molar kedua permanen di antara usia 11–12 tahun, prioritas juga dapat diberikan pada gigi premolar permanen dan molar susu.17Bahan silen yang digunakan dapat berupa resin maupun glass ionomer. Silen resin digunakan pada gigi yang telah erupsi sempurna sedangkan silen glass ionomer digunakan pada gigi yang belum erupsi sempurna sehingga silen ini merupakan pilihan yang tepat sebagai silen sementara sebelum digunakannya silen resin. Keadaan dan kondisi silen harus terus menerus diperiksa pada setiap kunjugan berkala. Bila dijumpai keadaan silen tidak baik lagi silendapat diaplikasikan kembali.Penggunaan fluor

Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur mengandung fluor, pemberian tablet fluor, topikal varnis.Fluoridasi air minum merupakan cara yang paling efektif untuk menurunkan masalah karies pada masyarakat secara umum. Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2 ppm. Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof4 bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies40–50% pada gigi susu. Bila air minum masyarakat tidak mengandung jumlah fluor yang optimal, maka dapat dilakukan pemberian tablet fluor pada anak terutama yang mempunyai risiko karies tinggi. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidakmempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari). Jumlah fluor yang dianjurkan untuk anak di bawah umur 6 bulan–3 tahun adalah 0,25 mg, 3–6 tahun sebanyak0,5 mg dan untuk anak umur 6 tahun ke atas diberikan dosis 0,5–1 mg.

Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakann pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies. Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20–50%. Seminggusekali berkumur dengan 0,2% NaF dan setiap hari berkumur dengan 0,05% NaF dipertimbangkan menjadi ukuran kesehatan masyarakat yang ideal. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggiatau selama terjadi kenaikan karies. Obat kumur ini tidak disarankan untuk anak berumur di bawah 6 tahun.

Pemberian varnis fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies. Pemberian varnis fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai risiko karies tinggi. Salah satu varnis fluor adalah Duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi

Page 12: MAKALAH LBM 6

50 mg NaF/ml (2,5%–kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnis dilakukan pada anak umur 6 tahun ke atas karena anak di bawah umur 6 tahun belum dapat meludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnis dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel. Sediaan fluor lainnya adalah dalam bentuk gel dan larutan seperti larutan 2.2% NaF, SnF2 , gel APF.

KlorheksidinKlorheksiden merupakan antimikroba yang digunakan sebagai

obat kumur, pasta gigi, permen karet, varnis dan dalam bentuk gel. Flossing empat kali setahun dengan gel klorheksidin yang dilakukan oleh dokter gigi menunjukkan penurunan karies approximal yang signifikan. Demikian juga pada anak berisiko karies tinggi hal ini dapat digunakan untuk melengkapi penggunaan silen di bagian oklusal gigi.

B. Kesimpulan

Pada umumnya anak mempunyai risiko terkena karies.Penilaian risiko karies terbagi atas risiko karies tinggi,sedang dan rendah berdasarkan indikator yang meliputi kondisi klinis, karakteristik lingkungan dan kondisi kesehatan umum. Penilaian ini harus dilakukan untuk setiap anak sebagai tindakan dasar rutin untuk menentukan tindakan pencegahan dan perawatan serta menentukan jadwal kunjungan berkala. Tindakan pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi meliputi modifikasi kebiasaan anak (kebersihan mulut dan diet konsumsi gula) dan perlindungan gigi (penggunaan silen, fluor dan klorheksidin).

Pada anak di bawah umur 5 tahun, usaha untuk melakukan pencegahan primer diberikan kepada ibu seperti meningkatkan pengetahuan ibu tentang menjaga kebersihan mulut anak, pola makan anak yang baik dan benar serta tindakan perlindungan terhadap gigi anak yang dapat diberikan. Hal ini berhubungan karena kemampuan anak terbatas dan anak lebih dekat kepada ibunya. Pada anak 6 tahun ke atas, dokter gigi harus lebih menekankan kepada anak mengenai tanggung jawabnya untuk memelihara kesehatan mulut. Tindakan pencegahan yang dilakukan harus melihat indikator mana sebagai penyebab utama. Bila kontrol plak yang tidak baik sebagai penyebab utama, dokter gigi harus lebih menekankan pada modifikasi anak mengenai kebersihan mulut (menyikat gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi mengandung fluor sedikitnya 1000 ppm), bila karena kebiasaan diet yang salah, maka pengaturan diet lebih ditekankan (pembatasan konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, menggunakan bahan pengganti gula seperti xylitol atau sorbitol). Bila morfologi gigi lebih rentan terhadap karies, seperti pit dan fissure yang dalam, enamel hipoplasia maka perlindungan terhadap gigi seperti penggunaan silen, fluor dan flossing klorheksidin lebih ditekankan.

Page 13: MAKALAH LBM 6

BAB IV

Page 14: MAKALAH LBM 6

BAB IV

Page 15: MAKALAH LBM 6
Page 16: MAKALAH LBM 6
Page 17: MAKALAH LBM 6

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

1. Joyston,Sally et A.M Edwina.1991.Dasar-Dasar Karies.Jakarta : EGC2. Andlaw R.J et Rock,W.P.1991.Perawatan Gigi Anak.Jakarta : Widya Medika3. Jurnal : Pencegahan Primer Pada Anak Yang Beresiko Karies Tinggi (Ami

Angela.Departemen Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara)

4. Jurnal : Hubungan Tingkat keparahan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak(Noerwida Rahayu Sasiwi)