makalah konsep dasar keperawatan

37
Makalah Konsep Dasar Keperawatan “Berpikir Kritis” Diajukan sebagai tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan Disusun oleh : Anisa Astuti Erna Nurlysani Intan Puteranti Putri Yunda Maryta Tingkat :I B Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung

Upload: putri-yunda-maryta

Post on 08-Feb-2016

304 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Konsep Dasar Keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Makalah Konsep Dasar Keperawatan

“Berpikir Kritis”

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Disusun oleh : Anisa Astuti

Erna Nurlysani

Intan Puteranti

Putri Yunda Maryta

Tingkat :I B

Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Bandung

2013-2014

Jl. Dr. Otten No.32

Page 2: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-

Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat

menyelesaikan makalah mata kuliah “Konsep Dasar Keperawatan”. Kemudian

shalawat beserta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad

SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk

keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar

Keperawatan di program studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Bandung.

Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu

Ibu Tjutju Rumijati, SKp, M,kep, Sp.kom. Bapak Suriadi, Drs, Skp, M.kep, Sp.kom

dan Ibu Susi Kurniasih SKp.Mkes selaku dosen program studi Keperawatan mata

kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Tidak lupa juga kepada segenap pihak yang telah

memberikan bimbingan serta arahan selama penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam

penulisan makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 8 September 2013

Penyusun

Page 3: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Daftar isiKATA PENGANTAR.................................................................................................2

BAB I............................................................................................................................3

PENDAHULUAN........................................................................................................3

1.1 Latar belakang.................................................................................................3

1.2 Rumusan masalah...........................................................................................5

1.3 Tujuan.............................................................................................................5

1.4 Metode ilmiah.................................................................................................6

1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................................6

BAB II...........................................................................................................................7

PEMBAHASAN...........................................................................................................7

2.1 Definisi............................................................................................................7

2.2 Keterampilan Berpikir Kritis dan Kebiasan Pikiran bagi Keperawatan.........9

2.3 Pentingnya Berpikir Kritis............................................................................11

2.4 Ciri-ciri orang yang berpikir kritis................................................................14

2.5 Indikator Pemikir Kritis................................................................................16

2.6 Faktor yang mempengaruhi berpikir kritis...................................................19

2.6.1 Model berpikir kritis..............................................................................20

2.7 Jenis-jenis berpikir kritis...............................................................................21

2.8 Siapakah yang perlu berpikir kritis...............................................................21

2.8.1 Mengapa berpikir kritis begitu penting bagi pasien dan orang terdekatnya...........................................................................................................22

2.9 Tips Berpikir Kritis.......................................................................................22

BAB III.......................................................................................................................23

PENUTUP..................................................................................................................23

3.1 Kesimpulan...................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................24

Page 4: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat

esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek

kehidupan lainnya. Berpikir Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu,

telah menjadi topik pembicaraan .

Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman  pengajar

tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak

mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa.

Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving,

meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari

kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat

dalam

berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan sesuatu

dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu kemampuan berpikir

kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah / pencarian solusi, dan

pengelolaan proyek. Pengembangan kemampuan berpikir kritis merupakan

integrasi beberapa bagian pengembangan kemampuan, seperti pengamatan

(observasi), analisis,

penalaran, penilaian, pengambilan keputusan, dan persuasi. Semakin baik

pengembangan kemampuan-kemampuan ini, maka kita akan semakin dapat

mengatasi masalah-masalah/proyek komplek dan dengan hasil yang

memuaskan.

Page 5: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Berpikir kritis dalam praktek keperawatan merupakan proses

pengambilan keputusan yang membutuhkan keterampilan kognitif untuk

menganalisis standar-standar, mendiskriminasi, mencari informasi, memberi

alasan yang logis, memprediksi dan mentransfer ilmu ( Lewis et al, 2007).

Bahkan Alfaro-LeFevre (2004) telah mengembangkan indikator untuk

mengidentifikasi keterampilan dan perilaku pemikir kritis yang terdiri dari

tiga aspek yaitu pengetahuan, perilaku afektif dan perilaku emosional. Ketiga

aspek ini harus dimiliki oleh seorang perawat.

Berpikir kritis semakin dipandang perlu, setiap detik kita dituntut

untuk berpikir kritis. Kita dituntut untuk tidak menerima sesuatu hanya

dengan meng “iya” kan sesuatu, kita harus mencari sebab dan bukti-bukti

yang mendukung dari data-data yang kita terima setiap waktu. Dulu sebagian

orang jarang berpikir secara kritis dalam mengambil sebuah keputusan dan

menyelesaikan masalah. Namun sekarang kita dituntut untuk berfikir secara

krtis, terutama seorang perawat.

Seorang perawat harus bisa berpikir kritis untuk mengambil sebuah

keputusan atau tindakan dalam menangani pasien. Berpikir kritis dengan cepat

agar kita dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat serta melukukan

tindakan yang cepat dan tepat pula. Tapi masih ada perawat yang belum

berpikir secara kritis, sehingga masih ada tindakan yang tertunda dalam

menangani pasien. Oleh karena itu, perawat harus bisa secara cepat dan tepat

dalam mengambil keputusan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud berfikir kritis itu?

2. Bagaimana ciri-ciri dari berfikir kritis itu?

3. Bagaimana indikator dari berfikir kritis?

Page 6: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

4. Bagaimana proses dari berfikir kritis?

5. Bagaimana tips agar menjadi pemikir kritis?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dari berfikir kritis

2. Mengetahui ciri-ciri dari berfikir kritis

3. Mengetahui indikator dari berfikir kritis

4. Mengetahui proses dari berfikir kritis

5. Mengetahui cara atau tips berpikir kritis

1.4 Metode ilmiah

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini yaitu :

Studi Literatur : Penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber

yang relevan seperti buku-buku, internet, media elektronik dan artikel-artikel

yang berkaitan dengan pembahasan masalah.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, metode ilmiah dan sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan yaitu Definisi, keterampilan berpikir kritis dan

kebiasaan pikiran bagi keperawatan, pentingnya berpikir kritis, ciri-ciri orang

yang berpikir kritis, indikator pemikir kritis, faktor yang mempengaruhi

Page 7: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

berpikir kritis, jenis-jenis berpikir kritis, siapakah yang perlu berpikir kritis

dan tips berpikir kritis

Bab III merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dari materi

yang dibahas dalam karya tulis.

Page 8: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah memberdayakan

keterampilan  atau strategi kognitif dalam   menentukan tujuan. Proses

tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu

langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu

dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan,

mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika

menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan

tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-

mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan

beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga

biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang

akan dituju.

Pendapat senada dikemukakan Anggelo (1995: 6), berpikir  kritis

adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi

kegiatan menganalisis, mensintesis,  mengenal permasalahan dan

pemecahannya, menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal

sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui

beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh

Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan

keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan,

Page 9: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut

berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan

komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan

(Walker, 2001: 1).

Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (1995: 6), bahwa

berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi :

analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan, dan

penilaian.

Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan

sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC

General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses

yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara,

memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah

yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan

keputusan.

Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat

digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis

(1985: 54), berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau

berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini

dan dilakukan.

2.2 Keterampilan Berpikir Kritis dan Kebiasan Pikiran bagi Keperawatan

(Scheffer dan Rubbenfeld,2000,hlm.358, digunakan setelah mendapat izin)

Keterampilan serta proses Berpikir Kritis :

Page 10: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

1. Menganalisis : memisahkan atau membagi suatu kesatuan menjadi beberapa

bagian untuk untuk menentukan sifat, fungsi dan hubungan antar bagian

tersebut.

2. Menerapkan standar: menilai sesuai dengan peraturan atau kriteria yang

telah ditetapkan secara personal,professional, atau social.

3. Mendiskriminasi: mengenali perbedaan dan kesamaan dianatra beberapa hal

atau situasi dna membedakannya secara cermat untuk dimasukan kedalam

kategori atau criteria.

4. Mencari informasi: mencari bukti, fakta, atau pengetahuan dengan

mengidenbtifikasi sumber-sumber yang relevan dan mengumpulkan data

objektif, subjektif, historis, dan data terbaru dari sumber tersebut.

5. Membuat alasan logis : membuat suatu kesimpulan yang didukung atau

dijustifikasi oleh bukti.

6. Memprediksikan :membayangkan sebuah rencana dan konsekuensinya.

7. Mentransformasi pengetahuan : mengubah atau mengonversi kondisi, sifat,

bentuk, atau fungsi beberapa konsep dianatra beberapa konteks.

Kebiasaan pikiran untuk berpikir kritis :

1. Percaya diri : yakin akan kemampuan seseorang untuk membuat alasan yang

masuk akal.

2. Perspektif kontekstual : mewmpertimbangankan keseluruhan situasi,

termasuk hubungan, latar belakang, dan lingkungan yang relevan dengan

beberapa kejadian atau peristiwa.

3. Fleksibilitas : kemampuan untuk beradaptasi,mengakomodasi, memodifikasi,

mengubah fikiran, ide dan perilaku.

4. Kreativitas : daya cipta intelektual yang digunakan untuk menghasilkan,

menentukan atau merestrukturisasi ide; membayangkan alternative.

Page 11: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

5. Rasa ingin tahu : hasrat untuk mengetahui segala seuatu dengan mencari

pengetahuan dan pemahaman melalui observasi dan pengajuan pertanyaan

yang telah dipikirkan dengan baik untuk mengeksplorasi beberapa

kemungkinan dan alternative

6. Integritas intelektual : mencari kebenaran melalui proses yang tulus dan

jujur, meski jika hasilnya bertentangan dengan asumsi dan keyakinan

seseorang.

7. Intuisi : rasa mengetahui sesuatu secara naluri atau alamiah tanpa memiliki

alasan secara sadar.

8. Berpikiran terbuka: suatu sudut pandang yang dicirikan dengan bersikap

menerima terhadap berbagai pandangan yang berbeda dan sensitive terhadap

bias yang dimiliki oleh seseorang.

9. Tekun : bekerja keras menjalani suatu proses dengan kebulatan tekad untuk

mengatasi berbagai rintangan.

10. Refleksi : kontemplasi atau perenungan tentang suatu subjek terutama asumsi

dan pemikiran seseorang dengan tujuan untuk memiliki pemahaman yang

lebih dalam dan utuk mengevaluasi diri.

2.3 Pentingnya Berpikir Kritis

Pertanyaan mengapa mengadakan pencarian alasan,tujuan, makna dan

nilai. Kata mengapa sering sekali digunakan untuk memulai rasa ingin tahu,

member alasan logis, menjustifikasi kesimpulan, dan menemukan

penyebabnya.

Mengapa memdemonstrasikan salah satu dari bentuk berfikir dan

eksplorasi yang pertama kali kita gunakan saat masih kanak-kanak. Namun

mengapa dan aktivitas berpikir yang terkait dengan mengapa telah memicu

banyak penemuan penting. Penemuan penisilin, teori relativitas Einstein,

terjadi setelah terdapat pertanyaan mengapa. Albert Enstein menekankan

Page 12: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

betapa berharganya pertanyaan mengapa saat ia mengatakan “hal terpenting

adlah jangan pernah berhenti bertanya . rasa ingin tahu memiliki alasan

sendiri untuk muncul. “Dan “saya secara spesifik tidak pintar ataupun

diberkati sya rasa saya hanya merasa penasaran “

Mengapa juga merupakan kata favorit bagi banyak pendidik dan

mendorong siswanya untuk meberi rasional dalam setiap intervensi

keperawatan yang mereka lakukan. Mengapa digunakan oleh klinisi saat

mereka bekerja sebagai seorang istruktur atau mentor untuk staf yang baru

atau saat mereka mempertanyakan praktik yang mereka lakukan. Klinisi dan

pendidik sama-sama percaya bahwa pertanyaan mengapa mendorong berpikir

kritis.

Semua disiplin yang bekerja di pelayanan kesehatan menyadari

perlunya memusatkan pikiran mereka untuk mencari cara guna. Beberapa

pernyataan tentang manfaat berpikir kritis :

1. “Pengetahuan professional tidak sesuai dengan perubahan karakteristik situasi

praktik –kompleksitas, ketidakpastian, ketidakstabilan, keunikan, dan konflik

nilai, yang semakin dipersepsikan sebagian bagian inti dalam dunia praktik

professional”. (Schon, 1983, hlm 14)

2. “Pengetahuan didapatkan dengan berpikir , dianalisis dengan berpikir, diatur

dengan berpikir, ditransformasi dengan berpikir, dikaji dengan berpikir, dan

yang terpenting hasil yang dicapai dengan berpikir”. (Paul, 1992, hlm. Xi)

3. Berpikir mengenali kita untuk mengenali keyakinan dan asumsi yang

dianggap fakta oleh pikiran kita”. (Brookfield, 1995)

4. “pengetahuan , fakta, informasi sering kali disamakan dengan intelegensi.

Namun, kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dalam secara logis,

etis, dan moral tidak selalu setara dengan kualitas pengetahuan, fakta dan

Page 13: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

informasi. Berpikir memberikan mekanisme penyaringan untuk mengubah

pengetahuan, fakta dan informasi kedalam aplikasi fakta dunia nyata “.

(Schon, 1983)

5. “hanya dengan mengubah cara berpikir kita kita dapat mengubah kebijakan

dan praktik yang telah tertanam secara mendalam”. (Senge, 1990, hlm. Xiv)

6. Pengetahuan yang mendalam biasanya timbul ketika mereka (orang-orang)

menyadari bhwa masalah mereka, dan harapan mereka akan kemajuan tidak

mungkin terlepas dari bagaimana cara mereka berpikir”. (Senge, 1990, p.53)

7. “Pengetahuan diri sendiri, berpikir kritis, dan berpikir kreatif mungkin

merupakan dimensi terpenting yang memengaruhi pembelajaran”. (Marzano

dan Pickering , 1997)

8. Pemahaman murni berasal dari kemampuan berpikir dan bertindak secara

fleksibel, membedakan nuansa, menghargai konteks dan menggunakan

refleksi”. ( Wiggins dan McTighe, 2001)

Kita telah mempelajari bahwa tujuan bertanya mengapa adalah untuk

menemukan makna dan nilai atau keuntungan. Untuk berfokus pada

keuntungan, kita perlu mengeksplorasi siapa yang mendapat keuntungan dan

apa keuntungannya.

Upaya pemecahan masalah perlu diawali dengan cara mencari

penyebabnya, jika tidak maka penyelesaian yang diperoleh tidak memberikan

hasil yang memuaskan bahkan timbul maslaah yang baru. Terdapat dua

penyebab kekacauan itu yaitu yang tidak dapat dikendalikan dan yang dapat

dikendalikan.

Pada dasarnya semua manusia memiliki hati yang baik sejauh

kepentingan pribadinya tidak diusik atau dirugikan.perubahan pola ukir perlu

suatu daya ungkit untuk memicu kesadaran terhadap sesuatu, seperti kata-

Page 14: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

kata, nyanyian, konsentrasi pikiran, atau buku-buku filsafat. Tetapi bagi orang

yang suka menganalisa, agak sulit menerima daya ungkit dan lebih

membutuhkan daya ungkit yang kasat mata yang dapat dilihat langsung

sebagai penggugah otak bawah sadar. Perubahan pola pikir yang cepat akan

menjadi jalan tol untuk mencapai tujuan-tujuan yang dicita-citakan.

Perubahan ini tentu akan membawa dampak terhadap lingkungan sekitarnya.

Baik lingkungan alam, ataupun lingkungan sosial. Bagi seorang ilmuwan

yang banyak menggunakan otak kiri atau selalu menganalisa apa, mengapa,

siapa , bagaimana dengan mengubah pola piker kita dapat membangun Sense

of Reality tidak pandang bulu, sehingga dapat menggali potensi bawah sadar

kita yang dapat menghasilkan suatu seni baru yaitu “The Art Of Survival”

artinya kita tidak sendiri tetapi membuat seni baru yang secara bersama-sama

keluar dari kemelut secara nyata.

2.4 Ciri-ciri orang yang berpikir kritis

Beberapa hal yang menjadi ciri khas dari pemikir kritis itu sendiri adalah :

1. Mampu membuat simpulan dan solusi yang akurat, jelas, dan relevan

terhadap kondisi yang ada.

2. Berpikir terbuka dengan sistematis dan mempunyai asumsi, implikasi, dan

konsekuensi yang logis.

3. Berkomunikasi secara efektif dalam menyelesaikan suatu masalah yang

kompleks

Berpikir kritis merupakan cara untuk membuat pribadi yang terarah,

disiplin, terkontrol, dan korektif terhadap diri sendiri. Hal ini tentu saja

membutuhkan kemampuan komunikasi efektif dan metode penyelesaian

masalah serta komitmen untuk mengubah paradigma egosentris dan

sosiosentris kita.

Page 15: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Saat kita mulai untuk berpikir kritis, ada beberapa hal yang perlu kita

perhatikan disini, yaitu :

1. Mulailah dengan berpikir apa dan kenapa, lalu carilah arah yang tepat

untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.

2. Tujuan pertanyaan akan apa dan kenapa

3. Informasi yang spesifik untuk menjawab pertanyaan diatas.

4. Kriteria standar yang ditetapkan untuk memenuhi jawaban atas

pertanyaan.

5. Kejelasan dari solusi permasalahan/pertanyaan.

6. Konsekuensi yang mungkin terjadi dari pilihan yang kita inginkan.

7. Mengevaluasi kembali hasil pemikiran kita untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.

Beberapa kriteria yang dapat kita jadikan standar dalam proses

berpikir kritis ini adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat

kepresisian (precision) relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan

(logic), keluasan sudut pandang (breadth), kedalaman berpikir (depth),

kejujuran (honesty), kelengkapan informasi (information) dan bagaimana

implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication).

Kriteria-kriteria di atas tentunya harus menggunakan elemen-elemen

penyusun kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus

menjawab beberapa hal sebagai berikut.

1. Tujuan dari sebuah gagasan/ide

2. Pertanyaan dari suatu masalah terhadap gagasan/ide

3. Sudut pandang dari gagasan/ide

4. Informasi yang muncul dari gagasan/ide

Page 16: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

5. Interpretasi dan kesimpulan yang mungkin muncul.

6. Konsep pemikiran dari gagasan/ide tersebut

7. Implikasi dan konsekuensi

8. Asumsi yang digunakan dalam memunculkan gagasan/ide tersebut

Dasar-dasar ini yang pada peinsipnya perlu dikembangkan untuk

melatih kemampuan berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis adalah bagaimana

menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada di atas menjadi sesuatu

yang sistemik dan mempunyai dasar atau nilai ilmiah yang kuat. Selain itu,

kita juga perlu memperhitungkan aspek alamiah yang terdapat dalam diri

manusia karena hasil pemikiran kita tidak lepas dari hal-hal yang kita

pikirkan.

Sebagaimana fitrahnya, manusia adalah subjek dalam kehidupan ini.

Artinya manusia akan cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut

sebagai egosentris. Dalam proses berpikir, egosentris menjadi hal utama yang

harus kita hindari. Apalagi bila kita berada dalam sebuah tim yang

membutuhkan kerjasama yang baik. Egosentris akan membuat pemikiran kita

menjadi tertutup sehingga sulit mendapatkan inovasi-inovasi baru yang dapat

hadir. Pada akhirnya, sikap egosentris ini akan membawa manusia ke dalam

komunitas individualistis yang tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Bukan

menjadi solusi, tetapi hanya menjadi penambah masalah.

Semakin sering kita berlatih berpikir kritis secara ilmiah, maka kita

akan semakin berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir kritis yang

ulung, namun juga sebagai pemecah masalah yang ada di lingkungan.

Khususnya pemecah masalah bangsa Indonesia ini.

Page 17: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

2.5 Indikator Pemikir Kritis

Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis dapat

diturunkan dari aktivitas kritis sebagai berikut :

1. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan.

2. Mencari alasan.

3. Berusaha mengetahui informasi dengan baik.

4. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya.

5. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan.

6. Berusaha tetap relevan dengan ide utama.

7. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar.

8. Mencari alternatif.

9. Bersikap dan berpikir terbuka.

10. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu.

11. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan.

12. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari

keseluruhan masalah.

Indikator kemampuan berpikir kritis yang diturunkan dari

aktivitas kritis no. 1 adalah mampu merumuskan pokok-pokok

permasalahan. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 3, 4,

dan 7 adalah mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan suatu masalah. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis

no. 2, 6, dan 12 adalah mampu memilih argumen logis, relevan dan

akurat. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11

adalah mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang

berbeda. Indikator yang diturunkan dari aktivitas kritis no. 5 dan 9

adalah mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil

sebagai suatu keputusan.

Page 18: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Beyer (dalam Hassoubah, 2004) mengatakan bahwa keterampilan

berpikir kritis beberapa kemampuan sebagai berikut :

1. Menentukan kredibilitas suatu sumber.

2. Membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan.

3. Membedakan fakta dari penilaian.

4. Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan.

5. Mengidentifikasi bias yang ada.

6. Mengidentifikasi sudut pandang.

7. Mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.

Sementara itu Ellis (dalam Rosyada, 2004) mengemukakan

bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi kemampuan-kemampuan

sebagai berikut :

1. Mampu membedakan antara fakta yang bisa diverifikasi dengan tuntutan

nilai.

2. Mampu membedakan antara informasi, alasan, dan tuntutan-tuntutan

yang relevan dengan yang tidak relevan.

3. Mampu menetapkan fakta yang akurat.

4. Mampu menetapkan sumber yang memiliki kredibilitas.

5. Mampu mengidentifikasi tuntutan dan argumen-argumen yang

ambiguistik.

6. Mampu mengidentifikasi asumsi-asumsi yang tidak diungkapkan.

7. Mampu menditeksi bias.

8. Mampu mengidentifikasi logika-logika yang keliru.

9. Mampu mengenali logika yang tidak konsisten.

10. Mampu menetapkan argumentasi atau tuntutan yang paling kuat.

Page 19: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Nickerson (dalam Schfersman,1991) seorang ahli dalam berpikir

kritis menyampaikan ciri-ciri orang yang berpikir kritis dalam hal

pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kebiasaan dalam bertindak sebagai

berikut:

1. Menggunakan fakta-fakta secara mahir dan jujur.

2. Mengorganisasi pikiran dan mengartikulasikannya dengan jelas, logis

atau masuk akal

3. Membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang

valid dengan logika yang tidak valid.

4. Mengidentifikasi kecukupan data.

5. Memahami perbedaan antara penalaran dan rasionalisasi.

6. Mencoba untuk mengantisipasi kemungkinan konsekuensi dari berbagai

kegiatan.

7. Memahami ide sesuai dengan tingkat keyakinannya.

8. Melihat similiritas dan analogi secara tidak dangkal.

9. Dapat belajar secara independen dan mempunyai perhatian yang tak

kunjung hilang dalam bekerjanya.

10. Menerapkan teknik problem solving dalam domain lain dari yang

sudah dipelajarinya.

11. Dapat menyusun representasi masalah secara informal ke dalam cara

formal seperti matematika dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

12. Dapat menyatakan suatu argumen verbal yang tidak relevan dan

mengungkapkan argumen yang esensial.

13. Mempertanyakan suatu pandangan dan mempertanyakan implikasi dari

suatu pandangan.

14. Sensitif terhadap perbedaan antara validitas dan intensitas dari suatu

kepercayaan dengan validitas dan intensitas yang dipegangnya.

Page 20: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

15. Menyadari bahwa fakta dan pemahaman seseorang selalu terbatas, banyak

fakta yang harus dijelaskan dengan sikap non inquiri.

16. Mengenali kemungkinan keliru dari suatu pendapat, kemungkinan

bias dalam pendapat, dan mengenali bahaya dari pembobotan fakta

menurut pilihan pribadi

2.6 Faktor yang mempengaruhi berpikir kritis

Faktor yang mempengaruhi berpikir kritis :

1. Fisik: berdasakan pada rasa yang dialami oleh tubuh seperi rasa nyaman,

tidak nyaman, senang atau sebaliknya.

2. Emosional: didasarkan pada perasaan atau sikap, orang akan bereaksi

pada suatu situasi secara subjektiv. Rasional didasarkan pada pengetahuan

orang mendapatkan informasi ,memahami situasi dan berbagai

konsekkuensinya.

3. Pratikal: berdasrkan pada keterampilan individu dan kemampuan

melaksanakannya.

4. Interpersonal; berdasarkan pengaruh pada jaringan sosial yang ada.

5. Struktural: berdasarkan pada lingkup social ,ekonomi dan politik.

2.6.1 Model berpikir kritis

a. Total Recall (Pemanggilan Total): mengingat fakta/ suatu kejadian

serta mengingat dimana dan bagaimana menemukannya ketika

dibutuhkan. Kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana

pengetahuan merupakan sesuatu yang dipelajari dan disimpan dalam

pikiran. Setiap orang punya cluster pengetahuan yang berbeda-beda

dalam pikirannya. Total Recall tergantung pada memori/ ingatannya

Page 21: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Memori → proses yang kompleks. Jika anda selalu kesulitan dalam

mengingat sesuatu kuncinya adalah Jangan menyerah karena ada

Berbagai cara untuk membantu kita mengingat sesuatu

b. Habits (Kebiasaan) : Pendekatan berpikir yang diulang-ulang dengan

sering. Sesuatu yang “dilakukan tanpa berpikir” Walaupun bukan

dilakukan tanpa dipikir, tetapi hal tersebut telah mendarah daging

sehingga terlihat seperti tidak disadari. Membuat anda melakukan

sesuatu tanpa harus mencari metode baru

c. Inquiry (Pencarian Informasi): memeriksa isu-isu secara mendalam

dengan menanyakan hal-hal yang terlihat nyata, termasuk menggali dan

menanyakan segala sesuatu – khususnya asumsi terhadap situasi

tertentu. Cara berpikir primer yang digunakan untuk menegakkan suatu

kesimpulan. Walaupun kesimpulan dapat dibuat tanpa inquiry, dengan

inquiry hasil akan lebih baik dan akurat.

d. New Ideas and Creativity (Ide-ide Baru dan Kreatifitas): Model ini

membuat berpikir melebihi buku sumber yang kreatif kemudian akan

berkata: “Let’s try this new way” yang habitualis akan berkata: “This is

the way things have always been done”

e. Knowing How You Think (Mengetahui apa yang anda pikirkan) :

Berpikir tentang bagaimana cara berpikir. Schon (1983) menyarankan

penggunaan pendekatan refleksi (knowing how you think) untuk kerja

profesional yang sulit menemukan masalah dan solusinya dari buku

sumber.

2.7 Jenis-jenis berpikir kritis

1. Berpikir kritis secara diprogram.

Page 22: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

Berpikir kritis diprogram merupakan pikiran yang bersifat rutin dan

dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dikembangkan menjadi

suatu prosedur tertentu.

2. Berpikir kritis secara tidak deprogram.

Berpikir kritis tidak deprogram adalah keputusan baru,tidak terstruktur

dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan tidak dapat dikembangkan

menjadi suatu prosedur tertentu untuk menangani suatu masalah.

2.8 Siapakah yang perlu berpikir kritis

a. Klinisi :

Klinisi bisa dilihat dalam berbagai lingkungan pelayanan kesehatan.

Banyak tantangan yang membutuhkan keterampilan dalam berpikir kritis.

Tidak sedikit diantaranya tampak berubah secara konstan dalam hal

tuntutan dan tanggung jawab posisi anda. Perubahan kompleks terjadi

dalam hal tuntutan dan tanggung jawab posisi Anda. Perubahan kompleks

terjadi dalam pemberian layanan kesehatan sebagai sebuah keseluruhan.

Kelly-Thomas (1998) menyebutkan kata “re-do (tindakan ulang)”yang

secara khas terdengar dilingkungan pelayanan kesehatan baru-baru

ini,seperti rekayasa ulang (reengineering), resrukturasi, membekali

kembali (retooling),melihat kembali (re-visioning). Isu re-do ini

mengharuskan perawat untuk lebih percaya diri, konstektual, kreatif,

berpikiran, dan fleksibel dalam melakukan tugas mereka.

b. Pendidik :

Siapa pun yang masuk dalam tipe pendidik yang menghadapi

masalah kompleks yang mempengaruhi cara Anda melihat diri Anda

sebagai seorang pemikirdan bagaimana Anda akan mampu

mempromosikan bimbingan kepada siswa dan staff diharuskan untuk lebih

Page 23: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

berpikir kritis karena sebagai pendidik dituntut untuk cepat tanggap

apabila mengadapi para siswa nya.

2.8.1 Mengapa berpikir kritis begitu penting bagi pasien dan orang terdekatnya

a. Berpikir meningkatkan asuhan yang aman

b. Berpikir meningkatakn asuhan yang efektif

c. Berpikir meningkatkan asuhan yang efisien

2.9 Tips Berpikir Kritis

Sembilan tips mengembangkan kompetensi berpikir kritis:

1. Berpikiran terbuka terhadap ide-ide baru.

2. Mengetahui bahwa setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda.

3. Memisahkan berpikir dengan perasaan dan berpikir logis.

4. Menanyakan hal-hal yang anda anggap tidak masuk akal.

5. Menghindari kesalahan umum dalam pemberian alasan yang anda buat.

6. Jangan berargumen tentang sesuatu yang anda tidak mengerti.

7. Kembangkanlah kosakata yang tepat untuk penyampaian dan pengertian

ide yang lebih baik

8. Mengetahui ketika anda memerlukan informasi lebih lanjut.

9. Mengetahui perbedaan antara kesimpulan yang dapat dan harus benar.

Page 24: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Orang yang bekerja didunia kesehatan dituntut untuk sigap,siap, cepat

dan tangkas dalam menangani permasalahan yang ada disekitarnya.

Contohnya perawat yang dituntut mempunyai sifat berpikir kritis karena

berpikir kritis merupakan referensi yang mudah digunakan yang berfokus

pada realitas sehari-hari dalam mempelajari, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi berpikir kritis dalam keperawatan. Karena sebagai perawat

hubungannya manusia dengan manusia, pasien itu sendiri yang karakter, sifat

juga wataknya berbeda. Dan setiap kejadian dilapangan masalahnya berbeda

beda sehingga berpikir kritis wajib digunakan oleh setiap perawat.

Sebaiknya, berpikir kritis itu wajib diamalkan dimulai dari sekarang.

Melalui pelatihan yang konsisten dan serius diharapkan agar diterapkan sebaik

mungkin. Karena sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang

lain. Dan berpikir kritis adalah suatu tindakan yang wajib dilakukan oleh

tenaga kesehatan khususnya perawat.

Page 25: Makalah Konsep Dasar Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Rubenfeld, M Gaie, Scheffer Barbara, K. 2010. Berpikir Kritis Untuk

Perawat. Jakarta:. Buku Kedokteran EGC

Paul, Richard and Linda Elder. 2005. The Miniature Guide to Critical

Thinking ”CONCEPTS & TOOLS”. The Foundation of Critical Thinking. California

Alfaro-LeFevre, R. 2004. Critical Thinking and Clinical Judgment: A

Practical Approach. 3rd Ed. St. Louis: Saunders.

http://gurupembaharu.com/home/berpikir-kritis/

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-

kreatif-dalam-pembelajaran

http:// www.wikipedia.com