makalah model konsep dan teori keperawatan dorothea orem 1

Upload: nilza-cuemachynxkamoeclmanya

Post on 07-Mar-2016

1.079 views

Category:

Documents


97 download

DESCRIPTION

bgdjy

TRANSCRIPT

PAGE

MAKALAH

KOMUNITAS 2Model Konsep Dan Teori Keperawatan Dorothea Orem

DISUSUN OLEH :

Nurvina Taurimasari

(1211025)Aris Septiana

(1211032)

Adrianus Asa Bereloy

(1211.)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PATRIA HUSADA

BLITAR

2015KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Model Konsep Dan Teori Keperawatan Dorothea Orem ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Komunitas 2. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Blitar, Mei 2015PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB I PENDAHULUAN41.1 LATAR BELAKANG41.2 RUMUSAN MASALAH51.3 TUJUAN5BAB II TINJAUAN PUSTAKA72.1 BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM72.2 DEFINISI KEPERAWATAN82.3 KEYAKINAN DAN NILAI NILAI92.4 TUJUAN102.5 KONSEP UTAMA112.6 ASUMSI DASAR152.7 PERNYATAAN PERNYATAAN TEORITIS152.8 KERANGKA KERJA232.9 PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORIDOROTHEA E. OREM272.10 KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI

DOROTHEA E. OREM31BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN323.1 STUDI KASUS323.2 PEMBAHASAN323.2.1 Pengkajian333.2.2 Diagnosa343.2.3 Intervensi343.2.4 Implementasi353.2.5 Evaluasi35BAB IV PENUTUP364.1 KESIMPULAN364.2 SARAN36DAFTAR PUSTAKA37BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGKeperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan, Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah asuhan.Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul Nursing Conceps of Practice Self Care. Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multipersons units (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit dan teori nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa setiap orang mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak bisa tampil, disinilah teori orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia apapun kondisinya adalah sama, tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu. Bila kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah, berbeda dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan akan mengalami deficiet.

Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori merupakan sebagai agen yang mampu membantu klien dalam mengembalikan peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari tiga teori utama ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.

Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar mampu melakukannya secara mandiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Siapa Dorothea Elizabeth Orem?

Bagaimana Konsep Model Keperawatan Dorothea Elizabeth Orem?

Apa saja Model Konsep Keperawatan Orem?

Apa saja teori Keperawatan Orem?

Bagaimana Teori System Keperawatan Orem?

Apa tujuan dari Keperawatan model Orem?

Bagaimana Aplikasi dari Model Keperawatan Orem?

1.3 TUJUAN

a. Tujuan Umum

Memberikan pemahaman tentang Theory Self Care Defisit oleh Dorothea E. Orem dalam lingkup pelayanan keperawatan

b. Tujuan Khusus

1. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem

2. Menjelaskan secara umum tentang Self Care Defisit

3. Menjelaskan Theory Self Care Defisit dalam lingkup komponen paradigma keperawatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM

Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland. Orem adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Dorothea E. Orem memulai karir keperawatannya sejak terdaftar sebagai siswa di Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika sebagai asisten direktur.

Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970). Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965 Orem bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika tentang teori keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971). Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah kehilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas di bidang keperawatan. Dalam bidang keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari Amerika, Dorothea E Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang mengembangkan pandangan dalam bidang Keperawatan.

Beberapa tahun gemilang dalam kehidupan Dorothea Orem:

a. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan.

b. Tahun1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali.

c. Tahun 1965 bergabung dengan Universita Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas.

d. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan.

e. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa.

f. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universita Katolik Amerika tentang teori keperawatan.

g. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri dan dipublikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971)

h. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.

i. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

2.2DEFINISI KEPERAWATAN

Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.

Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu melakukannya sendiri.

Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari:

a. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.

b. Water (air): pemeliaraan pengambilan air

c. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan

d. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasie. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan aktivitas.f. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) : pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosialg. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .h. Promotion of Normality2.3KEYAKINAN DAN NILAI NILAI

Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan adalah :a. Individu/Klien

Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

b. Sehat

Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

c. Lingkungan

Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

d. Keperawatan

Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan

Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orems mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

2.4TUJUAN

Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :a. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.

b. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.

c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.

d. Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :

a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik

b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri

c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem'syang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah:

a. Aspek interpersonal :

hubungan didalam kelurga

b. Aspek sosial :

hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.

c. Aspek prosedural :

melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi

d. Aspek tehnis :

mengajarkan kepada keluarga tentang teknik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

2.5KONSEP UTAMAa. Universal Self-Care Requisites

Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :

1. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara

2. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan

3. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan

4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi

5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat

6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social

7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia.

8. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok social sesuai dengan potensinya

b. Developmental self-care requisites

Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:

1. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri2. Terlibat dalam pengembangan diri3. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)c. Health deviation self-care requisites

Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.

Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.

Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan) adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.

d. Therapeutic self-care demand

Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya :

1. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien

2. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.

Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar diantaranya :

1. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia

2. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.

e. Self Care Agency

Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)

f. Agent

Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.

g. Dependent Care Agent

Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain

h. Self Care Deficit

Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semunay tergantung pada pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.

i. Nursing Agency

Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.

j. Nursing Design

Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.

k. Sistem Keperawatan

Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien

2.6ASUMSI DASAROrem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teorikeperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :a. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan

b. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya

c. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional

2.7PERNYATAAN PERNYATAAN TEORITISSelf-Care Deficit Theory of Nursing yang dikembangkan oleh DorotheaOrem terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan, yaitu :

a. The Theory of Self-CareUntuk memahami tentang teori perawatan diri, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai konsep dasar perawatan diri (self-care), kemampuan perawatan diri (self-care agency), faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning factors), dan terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand).

Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanan aktivitas individu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Jika perawatan diri dapat dilakukan dengan efektif, maka dapat membantu individu dalam mengembangkan potensi dirinya. (Orem, 1991)

Kemampuan perawatan diri (self-care agency) adalah kemampuan individu untuk terlibat dalam proses perawatan diri. Kemampuan ini berkaitan dengan faktor pengkondisian perawatan diri.

Faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan, kebiasaan keluarga, pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan ekonomi.

Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand), yaitu tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk memenuhi syarat perawatan diri.

Teoriself-caretidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-care requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan perawatan diri.Self-care requisitesterdiri dari tiga kategori;

1. Universal self-care requisites

Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau kebutuhan dasar manusia, yaitu : Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen,

Pemeliharaan kebutuhan air,

Pemeliharaan kebutuhan makanan,

Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,

Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,

Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial,

Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan,

Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam hubungan social.

2. Developmental self-care requisites

Berbeda denganuniversal self-care requisites, developmental self-care requisites terbentuk oleh adanya: Perbekalan kondisi yang meningkatkan pengembangan,

Keterlibatan dalam pengembangan diri,

Pengembangan pencegahan dari efek yang mengancam kehidupan.

Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan pola hidup individu yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.

3. Health deviation self-care requisites

Perawatan diri berkaitan dengan penyimpangan kesehatan. Timbul akibat adanya gangguan kesehatan dan penyakit. Hal ini menyebabkan perubahan kemampuan individu dalam proses perawatan diri.

b. The Theory of Self-Care DeficitTeori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori ini mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan diperlukan ketika individu tidak mampu atau mengalami keterbatasan dalam memenuhi syarat perawatan diri yang efektif. Keperawatan diberikan jika tingkat kemampuan perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan perawatan diri atau kemampuan perawatan diri seimbang dengan kebutuhan namun hubungan deficit dapat terjadi selanjutnya akibat penurunan kemampuan, peningkatan kualitas dan kuantitas kebutuhan atau keduanya.

Penjelasan gambar :

Ketika ada kebutuhan untuk merawat diri sendiri dan individu mampu memenuhi permintaan itu, perawatan diri adalah mungkin. Jika, di sisi lain, tuntutan lebih besar dari kapasitas individu atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu, mak akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini disebut dengan defisit perawatan diri.

Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa, kebutuhan melebihi kemampuan perawatan, kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.

Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya; bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support baik secara fisik atau psikologis, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau memberi pendidikan pada orang lain.

Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit perawatan diri.

Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti stress fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan lebih memberikan self care theraupetic. Nursing agency menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi klien.c. The Theory of Nursing SystemNursing systemadalah bagian dari pertimbangan praktek keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care demand) pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol latihan/pengembangan dari kemampuan perawatan diri pasien (self-care agency).

Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem keperawatan berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai syarat pemenuhan perawatan diri.

1. Wholly Compensatory System

Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan kompensasi penuh kepada pasien disebabkan karena ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri.

Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan ketika perawat harus menjadi peringan bagi ketidakmampuan total seorang pasien dalam hubungan kegiatan merawat yang membutuhkan tindakan penyembuhan dan manipulasi. Perawat mengambil alih pemenuhan kebutuhanself caresecara menyeluruh kepada pasien yang tidak mampu, misal: pada pasien koma atau pasien bayi.2. Partly Compensatory System

Sistem penyeimbang sebagian yaitu sistem keperawatan dalam memberikan perawatan diri kepada pasien secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.

Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan oleh pasien dalam memenuhi kebutuhanself care-nya, dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan intervensi perawatan atau tindakan lain yang melibatkan tugas manipulatif atau penyembuhan, misal: pasien usia lanjut, pasien stroke dengan kelumpuhan.c. Supportive-Educative System

Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan keperawatan yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendidikan agar pasien mampu melakukan perawatan mandiri. Perawat memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi melakukanself care, tetapi yang melakukanself careadalah pasien sendiri, misal: mengajarkanpasien merawat lukannya, mengajarkan bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada situasi dimana pasien harus belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara eksternal atau internal yang ditujukan olehtherapeutic self care,namun tidak dapat melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan diantaranya: tindakan, panduan, pelajaran, dukungan dan memberikan lingkungan yang membangun.

Figure 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001]. Nursing: Concepts of practice [6th ed., p. 351]. St. Louis: Mosby.)

2.8KERANGKA KERJASelf care RequisitesKategori self care RequistesSelf care agentSelf care deficitNursing action

Universal Cairan

Makanan

Proseseliminasi

Istirahat dan tidur

Interaksi sosial

Pencegahan dari bahaya

Peningkatan fungsi dan perkembangan manusia( ) Mandiri

( ) Parsial

( ) Total

Untuk setiap kategori self care reguisitesElf care agency < self care demandMandiri :

Support perawatan diri

Pengaturan latihan dan pengembangan self care agency

Parsial :

Nurse action :

Menentukan kebutuhan self care pasien

Membantu keterbatasan self care pasien

Membantu pasien sesuai kebutuhan

Pasien action :

Mengenali kebutuhan self care dirinya

Meregulasi self care agency

Menerima perawatan dan bantuan dari perawat

Total

Memenuhi kebutuhan terapetik self care pasien

Menkompensasi ketidakmampuan paien dalam pemenuhan kebutuhan self care

Memberikan support dan melindungi pasien

Developmental Mempertahankan kondisi lingkungan

Yang mendukung perkembangan

Pencegahan dari kondisi yang mengancam perkembangan normalMandiri

Partial

TotalMandiri :

Support perawatan diri

Pengaturan latihan dan pengembangan self care agency

Parsial :

Nurse action :

Menentukan kebutuhan self care pasien

Membantu keterbatasan self care pasien

Membantu pasien sesuai kebutuhan

Pasien action :

Mengenali kebutuhan self care dirinya

Meregulasi self care agency

Menerima perawatan dan bantuan dari perawat

Total

Memenuhi kebutuhan terapetik self care pasien

Menkompensasi ketidakmampuan paien dalam pemenuhan kebutuhan self care

Memberikan support dan melindungi pasien

Health deviation Pencarian terhadap bantuan medis

Kesadaran terhadap potensi masalah yang muncul akibat dari pengobatan atau perawatan

Modifikasi konsep atau gambaran diri

Penyesuaian gaya hidup yang dapat mendukung perubahan status kesehatan.Mandiri :

Support perawatan diri

Pengaturan latihan dan pengembangan self care agency

Parsial :

Nurse action :

Menentukan kebutuhan self care pasien

Membantu keterbatasan self care pasien

Membantu pasien sesuai kebutuhan

Pasien action :

Mengenali kebutuhan self care dirinya

Meregulasi self care agency

Menerima perawatan dan bantuan dari perawat

Total

Memenuhi kebutuhan terapetik self care pasien

Menkompensasi ketidakmampuan paien dalam pemenuhan kebutuhan self care

Memberikan support dan melindungi pasien

2.9PROSES KEPERAWATAN MENURUT TEORI DOROTHEA E. OREMAsuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode utama yang digunakan yaitu metode memecahkan masalah secara ilmiah yang selanjutnya dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).

Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi dari praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan persepsi, mendisain sistem keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi dan mengatur sistem keperawatan.

Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi

Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan. Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa keperawatan memerlukan telaahan dan pengumpulan fakta tentang pasien termasuk self care agent dan therapeutic self-care demand dan hubungan keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001). Orem menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan keperawatan yang dilakukan perawat.

Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang, persepsi pasien/individu berkaitan dengan kesehatan dirinya sendiri, tujuan kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan status kesehatan, kebutuhan pasien/individu terhadap self-care dan integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam area masing-masing, yaitu: Universal self-care requisites, developmental requisites dan health-deviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-data tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.

Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien mempunyai self-care demand dan untuk memenuhi therapeutic self-care demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu dibantu untuk menahan diri menggunakan self care, apakah untuk melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang akan datang.

b. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan

Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care pasien. Tahap ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien dan peran perawat dalam melakukan self care yang dilakukan dalam memenuhi therapeutic self-care demand, dan mengatur latihan self-care agency, melindungi dan membantu self care agency.

Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan klien berinteraksi.

c. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan

Di dalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien, dapat melakukan perencanaan dan kontrol, dan tahap ini mengatur sistem keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan pengembangan kemampuan akan self-care. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi: membatu, menuntun, mengarahkan, menstimulus minat, mendukung, meregulasi, mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga sistem perawatan dapat berjalan dengan optimal.

Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses keperawatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Proses KeperawatanProses Keperawatan Orem

1.Pengkajian

2.- Diagnosis dan resep; menentukan mengapa keperawatan diperlukan. menganalisis dan menafsirkan-melakukan penilaian mengenai perawatan

- Desain dari sistem keperawatan dan rencana untuk pengiriman perawatan

- Produksi dan pengelolaan sistem keperawatan

Langkah 1 Pengumpulan data di enam area:1. Status kesehatan seseorang

2. Persepsi dokter tentang status kesehatan seseorang

3. Persepsi individu tentang status kesehatannya

4. Tujuan kesehatan dalam konteks sejarah hidup, gaya hidup, dan status kesehatan

5. Kebutuhan untuk perawatan diri

6. Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri

2. Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan beserta RasionalLangkah ke 2 :

- Perawat mendesain sistem yang menyeimbangkan secara keseluruhan atau sebagian, atau suportif-edukatif.

- Membawa sebuah organisasi yang baik dari komponen perawatan diri pasien terapi 'tuntutan

- Pemilihan kombinasi cara untuk membantu yang lebih efektif dan efisien dalam menyeimbangkan/ mengatasi defisit perawatan diri pada pasien

3. Implementasi dan EvaluasiLangkah ke 3 :

- Perawat membantu pasien atau keluarga dalam hal perawatan diri untuk mencapai kesehatan dan dijelaskan dan hasil kesehatan yang terkait. mengumpulkan bukti-bukti dalam hasil evaluasi terhadap hasil yang dicapai ditentukan dalam desain sistem keperawatan

- Tindakan diarahkan oleh komponen etiologi diagnosis keperawatan

- Evaluasi

2.10KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI DOROTHEA E. OREMa. Kekuatan

1. Menyediakan dasar yang komprehensif untuk praktik keperawatan

2. Memiliki utilitas untuk keperawatan profesional di bidang kurikulum keperawatan keperawatan praktik, administrasi keperawatan pendidikan, dan penelitian keperawatan

3. Menentukan saat keperawatan diperlukan

4. Pendekatan perawatan diri nya adalah kontemporer dengan konsep promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

b. Kelemahan/Keterbatasan

1. Dalam teori sistem secara umum, sistem dipandang sebagai satu kesatuan, sementara Orem mendefinisikan sistem sebagai suatu keseluruhan, hal.

2. Kesehatan sering dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan selalu berubah.

3. Teorinya berorientasi pada penyakit.

BAB IIISTUDI KASUS DAN PEMBAHASAN3.1STUDI KASUSNy. X Umur 50 tahun, status janda, suku melayu, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, riwayat pendidikan tidak tamat SD, suami sudah 7 tahun yang lalu meninggal dunia, Ny. X tinggal dengan anak laki-lakinya yang kebetulan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga sementara anak laki-lakinya Ny. X adalah seorang karyawan swasta salah satu perusahaan. Saat ini Ny. X dirawat di Ruang K Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Y, sudah 4 hari Ny. X di rawat di ruang tersebut, menantunya dengan setia dan sabar menjaga ibunya dengan diagnosa Angina Pectoris.

Kondisi saat masuk kesadaran compos mentis, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88 kali / menit, nafas 30 kali / menit, suhu 36,50 C, TB, 156 cm dan BB 45 kg, klien mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, nyeri sangat hebat, klien tampak meringis, berkeringat dingin, klien terpasang kateter urin, dan oksigen 3 liter/menit, obat oral cedocard 3 x 1, antasida 3 x 1, dulcalax 1 x 1, terpasang infus RL 20 tetes/menit, klien dianjurkan bedrest ditempat tidur, ruang ICCU pada saat itu penuh sehingga klien di rawat di ruang penyakit dalam.

Kondisi pada hari itu (hari ke empat) klien sudah menunjukan banyak perubahan seperti nyeri berkurang, tekanan darah 130/80 mmHg, masih terpasang oksigen kanul 2 liter/menit, terpasang infus RL 20 tetes/menit, pada saat ini Ny. X tidak dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang berat, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, buang air besar harus dibantu oleh perawat sedangkan makan atau minum klien dibantu keluarga.

3.2PEMBAHASANPenerapan asuhan keperawatan teori self care Orem pada Ny. X menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

3.2.1Pengkajian

Bila mengacu pada teori self care, maka hal-hal yang perlu dikaji adalah faktor personal, universal self care, development self care, health deviation, medical problem and plan dan self care deficit, dan data yang dapat dikumpulkan dari kasus Ny. X, adalah sebagai berikut:

a. Faktor personal: usia 50 tahun, suku melayu, WNI, agama Islam, janda, pekerjaan ibu rumah tangga, tinggi badan 156 cm dan berat badan 45 kg.

b. Universal self care requisites: Ny. X mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, nafas sesak dengan frekuensi 30 kali/menit, berkeringat dingin, wajah tampak meringis, tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 88 kali/menit, terpasang oksigen 3 liter/menit, terpasang infus RL 20 tetes/menit, mandi dan BAB di bantu oleh perawat dan keluarga.

c. Development self care requisites: Ny X seorang janda dan tinggal dengan anak laki-lakinya, keterbatasan melakukan aktivitas karena mengalami nyeri pada dada sebelah kiri akibat angina pectoris, membutuhkan bantuan sepenuhnya / total, membutuhkan latihan melakukan aktivitas ringan yang tidak memberatkan kerja jantung.

d. Health Deviation self care requisites: Aktual gangguan sistem kardiovaskuler dan tidak dapat melakukan aktivitas berat.

e. Medical problem and plan: diagnosa medik adalah Agina Pectoris.

f. Perencanaan: istirahat, berikan Oksigen 2 liter/menit, Monitor TTV (tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu), Monitor hasil EKG, membantu dalam pemenuhan kebutuhan ADL, mengajarkan pasien dan keluarga secara bertahap tentang perawatan Ny X, relaksasi dengan tarik nafas dalam pada saat nyeri muncul.

g. Self Care Deficit: ketergantungan pasien dengan keluarga dan perawat karena kondisi penyakit sehingga pasien tidak mampu dalam memenuhi self care dan aktivitas lain terutama aktivitas berat.3.2.2Diagnosa

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada Ny. X adalah :a. Tidak efetifnya pola nafas

b. Nyeri akut

c. Self care deficit

d. Intoleransi aktivitas3.2.3Intervensi

Perencanaan perawatan yang dapat diberikan pada Ny. X yaitu; menyusun tujuan, intervensi dan rasionalisasi sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul.

Dignosa keperawatan : Tidak efektifnya pola nafas

Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pola nafas klien efektif dengan criteria: frekuensi nafas 16 20 x/m, irama nafas reguler, tidak terpasang O2.

INTERVENSIRASIONAL

1. Berikan oksigen sesuai dengan program

2. Monitor jumlah pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan, batuk, bunyi paru, tanda vital, warna kulit dan AGD

3. Laksanakan program pengobatan

4. Posisi pasien fowler

5. Bantu dalam terapi inhalasi

6. Alat-alat emergensi disiapkan dalam kondisi baik

7. Pendidikan kesehatan : perubahan gaya hidup, menghindari alergen, tehnik bernafas, tehnik relaksasi1. Mempertahankan oksigen arteri

2. Mengetahui status pernafasan

3. Meningkatkan pernafasan

4. Meningkatkan pengembangan paru

5. Membantu mengeluarkan sekret

6. Kemungkinan terjadi kesulitan bernafas yang akut

7. Perlu adaptasi baru dengan kondisi Sekarang

3.2.4Implementasi

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah disusun pada perencanaan berdasarkan 6 area yang dikemukan Orem.

3.2.5Evaluasi

a. Jalan nafas efektif

b. Nyeri hilang

c. Mampu melakukan perawatan dirid. Ny. X dapat melakukan aktivitasBAB IV

PENUTUP

4.1KESIMPULANDengan mempelajari model konsep atau teori keperawatan sebagaimana disampaikan dimuka maka dapat disimpulkan bahwa perawat harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan pemilihan model konsep atau teori keperawatan yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan asuhan keperawatan yang relevan .Model konsep atau teori keperawatan self care mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehya sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi pasien untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan. Untuk dapat menerapkan model konsep atau teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang therapeutik.

4.2SARANDengan mengetahui model - model keperawatan yang ada diharapkan perawat bisa mengetahiu metode mana yang pantas dan harus kita terapkan dalam keadaan dan situasi tertentu. Jangan sampai salah mengambil metode karena setiap situasi dan kondisi selalu berubah.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, M.R., & Tomey, A.M. 2006. Nursing theory: utilization and application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.

Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2006). Nursing theory: utilization and application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.

Hartweg, D.L. 1991. Dorothea Orem: self-care deficit theory. Newbury Park, California: Sage Publications, Inc.

Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory. Exciting, Realistic, and Usable. www. Diosav.org. Diunduh 18 Mei 2010

Parker, M.E. 1990. Nursing theories in practice. New York: National League for Nursing.

Tomey, A,M. 2006. Nursing theorists and their work,6th edition. St, Louis, Missouri; C.V. Mosby Company

17