makalah konsep keperawatan kom

45
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran 1

Upload: inor-green

Post on 21-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Konsep Keperawatan Kom

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek keperawatan dan praktik

kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan

penduduk.

Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan

menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang.

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang, dimana perawat memiliki peran yang

lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga

memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi

kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di

dunia maupun di Indonesia.

Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan fungsi.

Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan adalah sebagai pelaksana pelayanan

keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator),

pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role model), sebagai

fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga

memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi

interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran perawat

diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah definisi Keperawatan Komunitas ?

1.2.2 Bagaimanakah Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas Indonesia ?

1.2.3 Apakah Tujuan Keperawatan Komunitas ?

1.2.4 Bagaimana Peran Perawat Komunitas ?

1.2.5 Apa sajakah Fungsi Keperawatan Komunitas ?

1.2.6 Apakah pengertian Komunitas Sebagai Klien serta penatalaksanaannya dalam praktik

keperawatan komunitas ?

1

Page 2: Makalah Konsep Keperawatan Kom

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi keperawatan komunitas

1.3.2 Untuk mengetahui sejarah perkembangan keperawatan komunitas indonesia

1.3.3 Untuk mengetahui tujuan keperawatan komunitas

1.3.4 Untuk mengetahui peran perawat komunitas

1.3.5 Untuk mengetahui fungsi keperawatan komunitas

1.3.6 Untuk mengetahui pengertian komunitas sebagai klien serta penatalaksanaanya dalam

praktik keperawatan komunitas.

1.4 Manfaat

Dengan disusunnya makalah yang berjudul konsep keperawatan komunitas diharapkan

mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan komunitas serta mampu

mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas dengan baik dan benar

2

Page 3: Makalah Konsep Keperawatan Kom

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Definisi komunitas

Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berikut :

1. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki

nilai-nilai keakinan dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain

dengan mencapai tujuan.

2. WHO tahun 1974 mendefinisikan komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang

ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta

ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang stu dan yang

lainnya.

3. Spradley (1985), komunitas sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar

pengalaman penting dalam hidupnya.

4. Koentjaradiningrat (1990), komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang

menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat,

serta terikat oleh rasa identitas suatu komunitas.

5. Sounders (1991), komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau sitem

sosial.

Definisi keperawatan komunitas

1. Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang

merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan

bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan

guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan

fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada

individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi

masyarakat secara keseluruhan

2. American Nursis Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu sistem

dari praktek kepeawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.

3

Page 4: Makalah Konsep Keperawatan Kom

3. WHO (1974), keperawatan komunitas adalah kesaatuan mencakup perawatan

kesehatan kerluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan

masayarakat luas, membantu masyarakat tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada

pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.

4. Ruth B.Freeman (1981), keperawtan komunitas adalah kesatuan yang unik dari

praktik keperawatan dan kesehatan masayarakat yang ditujukan pada pengembanagn

serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan

maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau masyarakat.

Pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

5. Departmen kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu

uapaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan yang dialaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan

lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tim kesehatan individu, keluaraga, dan

masyarakat yang lebih tinggi.

6. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawtan komunitas adalah pelayanan

keperawatan profesional ynag ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada

kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal yang

melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Dengan menjamin

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, jugan melibatkan klien sebagai

mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan

7. Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat (1990) mendefinisikan keperawatan

komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara

keperawatan dan keadaan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta

masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara

menyeluruh dan terpadu yang ditujukan pada individu, kelompok, serta masyarakat

sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk

meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri

dalam upaya kesehatan

8. Menurut IOM (2003), Praktik pelayanan komunitas adalah layanan keperawatan

profesional yang diberikan oleh perawat yang telah memperoleh pendidikan

keperawatan komunitas atau disiplin lain yang berkaitan dan bekerja untuk

meningkatkan derajat kesehatan yang berfokus pada masyarakat

4

Page 5: Makalah Konsep Keperawatan Kom

9. Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang

berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007)

10. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan adalah ilmu dan senio mencegah penyakit,

memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi hidup melalui usaha-usaha

pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut ini:

a. Kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinir

b. Perbaikan kesehatan liongkungan

c. Mencegah dan memberantas penyakit menular

d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat / perseorangan

e. Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam satu

wadah pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan

swadaya masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara

optimal.

2.2 Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas

Perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia dimulai pada abad ke-16,yaitu

dimulai dengan adanya upaya pembatasan penyakit cacar dan kolera yang sangat ditakuti

oleh masyarakat saat itu. Penyakit kolera masuk ke indonesia tahun 1927, dan pada pada

tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor. Selanjutnya tahun 1948 cacar masuk ke indonesia

melalui singapura dan mulai berkembang di indonesia, sehingga berawal dari wabah

kolera tersebut pemerintah Belanda (pada waktu itu indonesia dalam penjajahan Belanda)

melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat. Gubernur Jendral Deandles pada tahun

1807 telah melakukan upaya pelatihan dukun bayi dalam praktik persalinan. Upaya ini

dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dalam praktik persalinan.

Upaya ini dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi (infan mortality

rate) yang tinggi. Namun, upaya ini tidak bertahan lama, akibat langkanya tenaga pelatih

kebidanan. Baru kemudian di tahun 1930, program ini dimulai lagi dengan

didaftarkannya para dukun bayi sebagai penolong dan perawat persalinan.pada tahun

1851 berdiri sekolah dokter jawa oleh dr. Bosch dan dr. Blekker-kepala pelayanan

kesehatan sipil dan militer di indonesia. Sekolah ini dikenal dengan nama STOVIA

(SCHOOL Tot Oplelding van Indiche Arsten) atau sekolah pendidikan dokter pribumi.

Pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang ke-2 di S urabaya dengan nama NIAS

( Nederland Indische Artsen School). Pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi sekolah

kedokteran dan sejak berdirinya universitas indonesia tahun 1947, STOVIA berubah

menjadi Fakulitas Kedokteran Universitas Indonesia.

5

Page 6: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Selain itu, perkembangan kesehatan masyarakat di indonesia juga ditandai dengan

berdirinya pusat laboratorium Kedokteran di Bandung tahun 1888- tahun 1938 pusat

laboratorium ini berubah menjadi lembaga Eykman. Selanjutnya, laboratorium-

laboratorium lain juga didirikan di kota-kota seperti medan, Semarang, makasar,

surabaya, dan Yokyakarta dalam rangka menunjang pemberantasan penyakit malaria,

lepra, cacar serta penyakit lainnya. Bahkan lembaga gizi dan sanitasi juga didirikan.

Pada tahun 1922, penyakit pes masuk ke indonesia dan tahun 1933-1935 penyakit ini

menjadi epidemis di beberapa tempat, terutama dipulau jawa. Pada tahun 1935 dilakukan

program pemberantasan penyakit pes dengan cara melakukan penyemprotan DDT

terhadap rumah-rumah penduduk dan vaksinasi masal. Tercatat sampai pada tahun 1941,

15 juta orang telah di vaksinasi. Pada tahun 1945, hydrich- seorang petugas kesehatan

pemerintah Belanda- melakukan pengamatan terhadap masalah tingginya angka kematian

dan kesakitan di Banyumas purwokerto. Dari hasil pengamatan dan analisisnya,

disimpulkan bahwa tingginya angka kesakitan dan kematian dikedua daerah tersebut

dikarenakan buruknya kondisi sanitasi lingkungan, masyarakat buang air besar di

sembarangan tempat, dan pengguna air minum dari sungai yang telah tercemar.

Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa rendahnya sanitasi lingkungan dikarenakan

perilaku penduduk yang kurang baik, sehingga Hydrich memulai upaya kesehatan

masyarakat dengan mengembangkan daerah percontohan, yaitu dengan cara melakukan

promosi mengenai pendidikan kesehatan. Sampai sekarang usaha Hydrich ini dianggap

sebagai awal kesehatan masyarakat di indonesia.

Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak perkembangan kesehatan

masyarakat di Indonesia adalah saat diperkenalkannya Konsep Bandung ( Bandung plane)

pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan dr.Patah-yang selanjutnya dikenalkan dengan

nama Patah-Leimena. Dalam konsep ini,diperkenalkan bahwa dalam upaya pelayanan

kesehatan masyarakat ,aspek preventif dan kuratif tidak dapat dipisahkan. Hal ini berarti

dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, kedua aspek ini tidak boleh

dipisahkan, baik dirumah sakit maupun dipuskesmas. Selanjutnya pada tahun 1956

dimulai kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat oleh dr. Y. Susanti dengan

berdirinya proyek Bekasi ( lemah abang ) sebagai proyek percontohan/ model pelayanan

bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di indonesia dan sebagai pusat

pelatihan tenaga kesehatan. Proyek ini juga menekankan pada pendekatan tim dalam

pengelolaan program kesehatan. Untuk melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu

ini, terpilih delapan desa wilayah pengembangan masyarakat.

6

Page 7: Makalah Konsep Keperawatan Kom

1. Sumatra utara : indrapura

2. Lampung

3. Jawa Barat: Bojong Loa

4. Jawa tengah : Sleman

5. Yokyakarta : Godean

6. Jawa timur : Mojosari

7. Bali : Kesiman

8. Kalimantan Selatan : Barabai

Kedelapan wilayah tersebut merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang ini. Pada

bulan november 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan program

kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat indonesia, yaitu

mengenai konsep puskesmas- yang dipaparkan oleh dr. Achmad Dipodilogo- yang mengacu

pada konsep Bandung dan proyek Bekasi. Dalam seminar ini telah disimpulakan dan

disepakati mengenai sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A,B, dan C. Akhirnya pada pada

tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa puskesmas merupakan

suatu sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah

( Departemen Kesehatan ) menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).

Puskesmas disepakati sebagai suatu unit yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif

secara terpadu, menyeluruh, dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau

sebagian kecamatan di kotamadya atau kabupaten. Sebagai lini terdepan pembangunan

kesehatan, puskesmas diharapkan selalu tegar. Untuk itu, diperkenalkanlah program untuk

selalu menguatkan puskesmas (strengthening puskesmas). Di negara berkembang seperti

Indonesia, fasilitas kesehatan berlandaskan masyarakat disarankan lebih efektif dan penting.

Departemen kesehatan telah membuat usaha intensif untuk membangun puskesmas yang

kemudian dimasukkan ke dalam master plan untuk operasi penguatan pelayanan kesehatan

nasional. Kegiatan pokok dalam program dasar dan utama puskesmas mencakup 18 kegiatan,

yaitu :

1. Kesehatan ibu dan anak (KIA)

2. Keluarga berencana (KB)

3. Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit menular serta imunisasi,

7

Page 8: Makalah Konsep Keperawatan Kom

6. Penyuluhan kesehatan masyarakat

7. Pengobatan

8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

9. Perawatan kesehatan masyarakat

10. Kesehatan gigi dan mulit

11. Usaha kesehatan jiwa

12. Optometri

13. Kesehatan geriatrik

14. Latuhan dan olahraga

15. Pengembangan obat-obatan tradisional

16. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

17. Laboratorium dasar

18. Pengumpulan informasi dan pelaporan untuk sistem informasi kesehatan.

Pada tahun1969, sistem puskesmas hanya disepakati dua saja, yaitu puskesmas tipe A

yang dikelola oleh dokter dan puskesmas tipe B yang dikelola oleh seorang paramedis.

Dengan adanya perkembangan tenaga medis, maka pada tahun 1979btidak diadakan

perbedaan puskesmas tipe A atau tipe B- hanya ada satu puskesmas saja, yang dikepalai

oleh seorang dokter. Namun, kebijakan tentang pimpinan puskesmas mulai mengalami

perubahan tahun 2000, yaitu puskesmas tidak harus dipimpin oleh seorang dokter,tapi

dapat juga dipimpin oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat. Hal ini tentunya diharapkan

dapat membawa perubahan yang positif,dimana tenaga medis lebih diarahkan pada

pelayanan langsung pada klien dan tidak disibukkan dengan urusan

administratif/manajerial, sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan. Di provinsi Jawa

Timur misalnya, sudah dijumpai kepala puskesmas dari lulusan sarjana kesehatan

masyarakat seperti di kabupaten Gresik, Bojonegoro, dan lain sebagainya. Pada tahun

1979 dikembangkan satu peranti manajerial guna penilaian puskesmas, yaitu stratifikasi

puskesmas,sehingga dibedakan adanya :

1. Strata 1, puskesmas dengan prestasi sangat baik

2. Strata 2 , puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar

3. Strata 3 , puskesmas dengan prestasi dibawah rata-rata

Peranti manajerial puskesmas yang lain berupa microplanning untuk perencanaan dan

lokakrya mini untuk pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim. Pada

8

Page 9: Makalah Konsep Keperawatan Kom

tahun 1984, tanggung jawab puskesmas ditingkatkan lagi dengan berkembangnya

program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana (posyandu) yang mencakup

kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, gizi, penanggulangan penyakit diare, dan

imunisasi.

Sampai dengan tahun 2002, jumlah puskesmas di Indonesia mencapai 7.309. hal ini

berarti 3,6 puskesmas per 100.000 penduduk atau satu puskesmas melayani sekitar 28.144

penduduk.

Sementara itu, jumlah desa di Indonesia mencapai 70.921 pada tahun 2003, yang berarti

setidaknya satu puskesmas untuk tiap sepuluh desa-dibandingkan dengan rumah sakit

yang harus melayani 28.000 penduduk. Jumlah puskesmas masih teus dikembangkan dan

diatur lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang prima. Jumlah puskesmas

masih jauh dari memadai, terutama di daerah tepencil. Diluar jawa dan sumatra,

puskesmas harus menangani wilayah yang uas,( terkadang beberapa kali lebih luas dari

satu kabupaten di Jawa) dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit. Sebuah puskesmas

terkadang hanya melayani 10.000 penduduk. Selain itu, bagi sebagian penduduk

puskesmas terlalu jauh untuk dicapai.

2.3 Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh

dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

secara mandiri.

Tujuan Khusus

a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

b. Meningkatkannya kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk

melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah

keperawatan

c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan

asuhan keperawatan.

d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan

dan asuhan di rumah, panti dan di masyaraka

e. Tertanganinya kasus-kasus yang memelukan penanganan tindak lanjut dan asuhan

keperawatan di rumah

9

Page 10: Makalah Konsep Keperawatan Kom

f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang

memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas

g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju

keadaan sehat optimal.

2.4 Peran Keperawatan Komunitas

Dari beberapa peran yang telah dikemukakan di atas,dapat disimpulkan bahwa banyak

sekali peran yang dijalankan oleh perawat komunitas dalam mengorganisasikan upaya-upaya

kesehatan yang dijalankan melalui pusat kesehatan masyarakat(puskesmas), yang merupakan

bagian dari institusi pelayanan dasar utama, baik melalui program di dalam atau di luar

gedung, pada keluarga, kelompok-kelompok khusus, dan sebagainya sesuai dengan peran,

fungsi, dan tanggung jawabnya. Peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah sebagai

pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,

pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role

model),sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola(manager).

Peran pada individu atau keluarga

Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut.

1. Peran sebagai pelaksana kesehatan

Peran ini meliputi seluruh kegiatan / upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan

puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui ker ja sama dengan tim

kesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.

Peran sebagai pelaksana dapat berupa clinical nurse specialist (CNS) dan family nurse

practitioner (FNS).CNS atau perawat spesialis klinik memberikan pelayanan pada

tingkat individu, keluarga dan kelompok, dan bentuk tanggung jawab pada peran ini

adalah melalui upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk meningkatkan

status kesehatan masyarakat. Perawat spesialis klinik memberikan perawatan

kesehatan pada klien, biasanya di unit rawat jalan atau tempat praktik komunitas pada

klien dengan masalah kompleks, dan memberikan perhatian yang lebih pada gejala

kondisi nonpatologis, kenyamanan, dan perawatan komprehensif(roy &

obloy,1979).tujuan dari perawat spesialis klinik adalah untuk menurunkan jumlah

10

Page 11: Makalah Konsep Keperawatan Kom

morbiditas, menurunkan infact mortality rate atau angka kematian bayi, serta

mencegah terjadinya gangguan dan kecacatan pada anggota masyarakat. Sedangkan

bentuk pelaksanaannya di fokuskan pada identifikasi masyarakat yang beresiko.

Sementara family nurse practitioner memberikan perawatan ambulasi untuk keluarga.

Biasanya berkolaborasi dengan dokter keluarga. Perawat pada kelompok ini

memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan umum, mengatasi masalah kesehatan

dengan memberikan perawatan langsung, dan memberikan bimbingan / konseling

pada keluarga jika dibutuhkan. Tujuan family nurse practitioner adalah untuk

peningkatan kesehatan(promotif). Mencegah terjadinya penyakit(preventif).

Melaksanakan pengelolaan pada penyakit yang bersifat kronis, dan menghindari

adanya pembatasan kecacatan. Bentuk tanggung jawabnya meliputi pengelolaan

masalah kesehtan dan penyakit yang umum terjadi pada segala usia baik pria maupun

wanita. Sedangkan pelaksanaannya dapat berupa pengkajian fisik, psikologi dan

lingkungan, mengkaji status kesehatan dan resiko terhadap penyakit baik individu/

keluarga, mendiagnosis masalah aktual dan potensial , serta mengambil keputusan

untuk memecahkan tindakan bersama klien dan keluarga. Dalam melaksanakan peran

tersebut, perawat menggunakan pendekatan pemecahan masalah klien melalui proses

keperawatan. Perawat bertindak selaku:

a. Pemberi rasa nyaman (comforter)

b. Pelindung dan pembeda (profector and advocat)

c. Komunikator

d. Mediator

e. Rehabilitator

2. Peran sebagai pendidik

Perawat dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat, baik dirumah, puskesmas, dan masyarakat dilakukan sec\

ara terorganisasi dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi

perubahan-perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat

kesehatan yang optimal. Peran ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan(perawat

komunitas) dan anggota profesi lain, baik dalam bentuk formal ataupun nonformal.

Pengajaran yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatan masyarakat. Fokus pengajaran dapat berbentuk:

a. Penanaman perilaku sehat

b. Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet

11

Page 12: Makalah Konsep Keperawatan Kom

c. Olahraga

d. Pengelolaan atau managemen stres

e. Pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang

berkelanjutan

f. Pendidikan tentangpenggunaan obat

g. Pedidikan tentang perawatan mandiri

3. Peran sebagai administrator

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tanggung jawabnya adalah melakukan

pengelolaan terhadap suatu permasalahan, mengambil keputusan dalam pemecahan

maslah, pengelolaan tenaga membuat kualitas mekanisme kontrol, kerja sama sektoral

dan lintas program, serta bersosialisasi dengan masyarakat dan pemsaran.

4. Peran sebagai konselor

Perawat komunitas dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh

individu,keluarga,kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai

permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Peran ini

dapat dilaksanakan dengan cara berkonsultasi dengan anggota masyarakat,anggota

profesi, petugas kesehatan, organisasi sosial, dan rapat pendidikan. Sebagai konselor,

perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tntang kesehatan,

mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien

memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran.

Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan

kebutuhan klien, serta sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam pengajaran

yang direncanakan(pery & potterr, 2005).

5. Peran sebagai peneliti

Peran sebagai peneliti, yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi

di masyarakat dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, bahkan mengancam

kesehatan. Selanjutnya, penelitian dilaksanakan dalam kaitannya untuk menemukan

faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui

kegiatan penilitian dan hasil dari penelitian di aplikasikan dalam praktik keperawatan

Peran manajerial

12

Page 13: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Manajemen berarti suatu proses yang merupakan rangkaian dari kegiatan-kegiatan

yang sistematis. Manajemen adalah administrasi untuk mencapai tujuan. Tugas –tugas

manajer antara lain sebagai berikut.

1. Pengambil keputusan

2. Pemikul tanggung jawab

3. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan

4. Pemikir konseptual

5. Bekerjasama dengan dan melalui orang lain

6. Mediator, politikus, dan diplomat

Fungsi menajemen adalah masing-masing bentuk kegiatan manajemen dengan

spesifikasi tertentu dan dilaksanakan pada periode-periode tertentu.lima fungsi

utama dalam proses manajerialYaitu perencanaan (planning), organisasi

(organizing), penggerakan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controling),

serta penilaian (evaluation).

1) Perencanaan (planning)

Kegiatan yang di lakukan adalah sebagai berikut.

a. Measurement dan assesment, yaitu kegiatan mengumpulkan atau mengukur

data-data.Langkah-langjahnya adalah dengan merumuskan semua data yang di

kumpulkan , mengelompokkan indikator-indikator / instrument data yang akan

di cari dalam kelompok, dan melakukan pengumpulan data pada masing-

masing sumber datanya, dengan mengikuti kaidah kaidah metodologi

penelitian.

b. Analisis data. Ada tiga langkah yang di lakukan, yaitu pengelompokkan

pengorganisasian data, penyajian data dan perumusan / identifikasi masalah

kesehatan. Masalah kesehatan dapat dirumuskan dalam suatu model:

Problem = Gap X Concern X Responsibility

Jadi, masalah (problem) kesehatan dinyatakan apabila terdapat pemenuhan kriteria

sebagai berikut.

Kesenjangan (gap), adalah adanya kesenjangan antara kenyataan atau hasil terhadap

harapan atau standar, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga

menimbulkan suatu keadaan yang tidak di harapkan atau merugikan.

13

Page 14: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Perhatian (concren), artinya terdapat suatu perhatian atau ketidakpuasan administrator

terhadap adanya kesenjangan tersebut, dengan kata lain bahwa kesenjangan tersebut

berkonotasi negatif.

Tanggung jawab (responsibility), administrator merasa tanggung jawab untuk

memperkecil atau meniadakan kesenjangan tersebut dan masih berada dalam ruang

lingkup tanggung jawabnya, yaitu dalam sektor kesehatan.

c. Prioritas masalah kesehatan. Ada dua hal yang perlu di pikirkan pada tahap

ini, yaitu pertimbangan yang lazim digunakan untuk menilai prioritas masalah

kesehatan. Beberapa pertimbangan untuk mengurutkan masalah berdasarkan

prioritasnya adalah sebagai berikut.

Kegawatan masalah (emergency).

Keparahan akibat (severity), yaitu ukuran berat ringannya akibat yang

ditimbulkan oleh suatu kejadian.

Anggota terbanyak (magnitude/greatest member ), yaitu ukuran dimana

seberapa bagian masyarakat telah terkena resiko.

Kecepatan peningkatan (rate of increase), yaitu ukuran cepat

berkembangnya suatu peristiwa atau kejadian dan sering diukur dengan

kenaikan prevalensi.

Luasnya perkembangan (expanding scope), yaitu ukuran meluasnya

masalah.

Persepsi masyarakat (public concren), yaitu ukuran besarnya perhatian

atau rasa prihatin masyarakat terhadap kejadian atau peristiwa tersebut.

Derajat kebutuhan (degree of unmeet need), yaitu ukuran besarnya

keinginan atau partisipasi masyarakat untuk ikut menyelesaikan masalah

tersebut.

Kemungkinan di kerjakan (feasibility), yaitu dapat tidaknya masalah

tersebut diselesaikan sesuai dengan kemampuan teknologi yang tersedia.

Sumber daya yang tersedia (resources avaibility), yaitu tersedianya

sumber daya yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Keuntungan ekonomi atau sosial (economical/social benefit), yaitu

besarnya keuntungan ekonomi atau sosial yang akan di peroleh akibat

penyelesaian masalah tersebut.

14

Page 15: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Keterpaduan, yaitu apabila penanggulangan suatu masalah dapat dilakukan

secara terpadu dengan masalah-masalah lain, maka prioritasnya sebaiknya

diutamakan.

Pertimbangan politik dan mandat khusus, yaitu adanya pertimbangan

politik atau adanya mandat dari induk organisasi.

d. Solusi alternatif. Hasil penentuan skala prioritas masalah dipilih untuk

ditanggulangi lebih dahulu, dicari pemecahan lebih lanjut – fase ini disebut

problem solving atau program selanjutnya, sehingga perlu dilakukan satu

kesempatan untuk mengambil keputusan terhadap pemilihan suatu solusi

alternatif yang dianggap terbaik. Misalnya dalam penggulangan kasus Demam

Berdarah Dengue (DBD) melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN),

abatisasi, pengasapan (fogging), penyuluhan kesehatan, dan 3 M (menutup,

menguras dan mengubur). Berapa pendekatan yang dapat digunakan dalam

pemecahan masalah, antara lain :

pendekatan yang bersifat analitis dan terprogram melalui percobaan

atau pemecahan masalah secara historis;

pendekatan heuristik atau melelui coba-coba.

e. Pengambilan keputusan (decision makingprocess)

f. Penetapan tujuan. Tujuan adalah penjabaran yang spesifik dari pemecahan

masalah dan hasil pengambilan keputusan, dan sering dituliskan dalam tujuan umum. Oleh

karena itu, tujuan harus ditulis secara jelas dan sebaiknya mengikuti kaidah 5W-1H yaitu :

What? Apa yangingin dicapai?

Whom? Populasi yang ingin dituju (sasaran).

Who? Siapa yang bertanggung jawab?

Where? Daerah atau tempat pelaksanaan.

When? Kapan tujuan tersebut harus dicapai?

How many? Seberapa banyak yang ingin dicapai (target).

g. Penyusunan rencana operasional. Penyusunsn rencana operasional sangat

bergantung pada penjabaran tujuan pada tingkat tertentu. Isi dari perencanaan

operasional harus dirinci secara lengkap, jelas, dan spesifik sebagai berikut :

Identifikasi dan perumusan semua kegiatan secara jelas.

Merumuskan pendekatan-pendekatan yang akan digunakan pada setiap

kegiatan.

15

Page 16: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Membuat daftar kebutuhan semua sumber daya yang akan digunakan, termasuk

besar atau jumlah dan lokasinya.

Mendefinisikan tanggung jawab fungsional menurut sikap hierarki pelaksana.

Mengadakan hubungan timbal balik tiap kegiatan.

2) Organisasi (organizing)

Organisasi adalah proses pengelompokan orang alat-alat, tugas, wewenang dan

tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional, sehingga

organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan.

3) Penggerakan (actuating)

Penggerakan adalah rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas mempengaruhi

orang lain agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha kea rah pencpaian sasaran atau tujuan

atministrasi. Alat yang dapat digunakan dalam actuating adalah perintah, petunjuk, bimbingan, surat

edaran, rapat koorganisasi, dan pertemuan atau lokakarya. Untuk dapat melaksanakan actuating

diperlukan motivasi dan kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi

orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Dan kepemimpinan di gambarkan dalam

bentuk matematis sebagai berikut.

Leadership= f (leader, follower, situation)

Menurut model tersebut dikatakan bahwa:

a) Sebagai manajer, seseorang harus menggunakan atribut kepemimpinan yang

merupakan fungsi matematis dari pengaturan sosok diri sang pemimpin. Leader harus

menata penampilan , gaya bicara, gaya jalan, dan gaya dalam hal-hal yang berkaitan

dengan mengatur organisasi.

b) Mengatur follower adalah pengaturan anggota-anggota organisasinya. Dia harus

menempatkan para anggota organisasinya sedemikian rupa, sehingga menunjang

kepemimpinannya.

16

Page 17: Makalah Konsep Keperawatan Kom

c) Mengatur situasi, artinya dia bisa membuat suasana kerja yang memberikan rasa

nyaman bekerja, menimbulkan gairah kerja, dan rasa bangga bagi kariyawannya

untuk bekerja.

4) Pengawasan dan pengendalian (controlling)

Pengawasan terdiri atas tindakan peneliti apakah segala sesuatu tercapai atau berjalan

sesuai rencana yang telah ditetapkan, intruksi-intruksi yang telah dikeluarkan , dan prinsip-

prinsip yng sudah di tetapkan. Syarat atau prinsip pengawasan adalah:

a. Harus ada rencana yang jelas

b. Mampu menjamin adanya tindakan perbaikan

c. Bersifat fleksibel

d. Ada pemberian intruksi yang jelas serta kewenangan pada bawahan

e. Harus ekonomis

f. Dapat dimengerti, merefleksipola organisasi

Standart yang digunakan dalam pengawasan adalah norma dan criteria. Standar norma

ditatapkan atas dasar pengalaman masa lalu. Sedangkan standar criteria ditetapka dan

diharapkan sebagai ukuran pelaksanaan program secara memuaskan pada tingkat kepuasan

tertentu. Dalam hal ini, penyimpangan pelaksanaan terhadap standar masih memerlukan suatu

batasan toleransi

5) Penilaian ( evaluating)

Evaluasi adalah prosedur penilaian pelaksanaan/hasil kerja atau dampak secara

sistematis dengan membandingkan hasil dan standar,serta dengan mengikuti kriteria atau

metode/tujuan tertentu guna menilai dan mengambil keputusan selanjutnya.tujuan evaluasi

antara lain :

a. Alat memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan program

yang akan datang.

b. Alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya.

c. Alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan.

17

Page 18: Makalah Konsep Keperawatan Kom

d. Alat untuk mengadakan peencanaan kembali yang lebih baik daripada suatu program.

Jenis evaluasi bedasarkan waktunya antara lain.

a) Evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan

program sedang berlangsung.dibedakan menjadi dua,critical review evaluation (

evaluasi pada saat program belum dilaksanakan)dan midterm evaluation (evaluasi

pada saat program sedang dikerjakan,biasanya dalam bentuk evaluasi proses dan

pengawasan).

b) Evaluasi sumatif,yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan program sudah

selesai dilakukan.dikelompokkan dalam bentuk,yaitu evaluasi output dan evaluasi

dampak (impact/outcome) .

Peran Konsultan

Konsultan merupakan suatu interaksi interpesonal untuk membuat perubahan perilaku yang

konstruktif.tujuan nya adalah untuk merangsang klien agar lebih bertanggung jawab,merasa lebih

aman,dan membimbing perilaku yang konstruktif.adapun model konsultasinya adalah sebagai

berikut.

1 Konsultasi ahli : Berarti sumber masalah berasal atau ditentukan klien

2 Model proses politikal : Hubungan dipengaruhi oleh kekuatan dan kewenangan

3 Model dokter-klien : Konsultasi dilakukan untuk menemukan masalah dengan

menanyakan pada klien.

4 Model proses : Pemecahan masalah merupakan kunci.

5 Model kesehatan

mental

: Peningkatan efektifits dalam lingkungan kerja melalui

komunikasi.

Peran advokator

Kaitan dengan legal aspek,bukan pemberi layanan hukum.misalnya kerusakan

lingkungan,apa dampak terhadap kesehatan,penyelesaian apa yang perlu dilakukan oleh

masyarakat.

Perawat kesehatan masyarakat sekolah

18

Page 19: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Permasalahan kesehatan yag dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan pada

anak,yaitu usia prasekolah( 4-6th),usia sekolah(6-12th)dan adolescent (13--19th).kegiatan

yang dilakukan adalah screening,penemuan kasus,surveilance status imunisasi,pengelolaan

keluhan ringan dan pemberian obat-obatan.

Peran dalam bidang kesehatan kerja

Peran perawat kesehatan masyarakat di tempat kerja dapat berupa pelayanan langsung dan

pengelolaan layanan kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh perawat antara lain:

1. Karakteristik demografi dan geografis

2. Karakteristik pekerjaan

3. Interaksi antara pekerjaan dan layanan pekerjaan

4. Elemen epidemiologi dari kesehatan kerja yang meliputi:

a. Agent:biologi ,kimia,ergonomi,fisik, dan psikologis

b. Lingkungan

c. Interaksi antar host-agent-enviroment

Perawatan kesehatan di rumah/ hospice care

Perawatan kesehatan di rumah adalah bagian dari rangkaian perawatan kesehatan umum yang

di sediakan bagi individu dan keluarga untuk meningkatkan, memelihara,dan memulihkan

kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan penyakit.

2.5 Fungsi Keperawatan Komunitas

Definisi Fungsi

Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan peran seseorang.

Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain. Dalam menjalankan perannya,

parawat akan melaksanakan berbagai fungsi, antara lain : fungsi independen, fungsi

dependen dan fungsi interdependen.

Fungsi Perawat Dalam Melaksanakn Perannya

1. Fungsi Independen

19

Page 20: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Fungsi independen perawat adalah fungsi dimana perawat melaksanakan perannya

secara mandiri, tidak tergantung pada orang lain, atau tim kesehatan lainnya. Perawat

harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik bio-psiko-sosio-kultural, maupun

spiritual, mulai dari individuyang utuh mencangkupseluruh siklus kehidupan, sampai

pada tingkat masyarakat yang mencerminkan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar

pada tingkat sistem organ fungsional sampai molekuler, seperti pemenuhankebutuhan

fisiologis ()pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan

elektrolitpemenuhan kebutuhan nutrisi,pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat,

pemenuhan kebutuhan eliminasi alvi dan urin), pemenuhan kebutuhan rasa aman dan

nyaman, pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai, pemenuhan kebutuhan harga

diri. Kegiatan ini di lakukan dengan diprakarsai oleh perawat, dimana

perawatbertanggung jawab serta bertanggung gugat atas rencana dan keputusan

tindakannya.

2. Fungsi Dependen

Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat ats instruksi dari tim

kesehatan lain atau tindakan pelimpahan tugas yang diberikan, seperti pelimpahan

dari dokter, ahli gizi, radiologi dag sebagainya.

3. Fungsi Interdependen

Fungsi Interdependen berupa kerja tim yang bersifat ketergantumgan, baik dalam

keperawatan maupun kesehatan. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan

membutuhkan kerja sama tim dalam pembaerian pelayanan sepertidalam memberikan

asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan

tersebut diatas tidak dapat diatasi haya oleh perawat, tetapai juga membutuhkan kerja

sama dengan timkesehatan lainnya.

Pada kenyataannya, perawat dalam menjalankan peran dan fungsinya masihjauh dari

harapan yaitu sebagai perawat yang mampu mandiri dan [profesional dalam tatanan praktik

keperawatan secara langsung di rumah sakitmaupun puskesmas, oleh karena itu, setiap

perawat harus memahami fungsi dan kompetensinyaseperti yang telah tercantumdalam

hasillokakarya Nosional Keperawatan tahun1983, yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi I

20

Page 21: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Mengkaji kebutuhan klien , keluarga,kelompok dan masyarakat akan pelayanan

keperawatan, serata sumber-sumberyang tersedia dan potensi untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah:

a) Mengunpulkan data

b) Menganalisis dan mengiterprestasikan data dalam rangka mengidentifikasi

kebutuhan keperawatan klien, termasuk sumber-sumber yang tersedia dan

potensial (diagnosis keperawatan)

2. Fungsi II

Merencanakan tidakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai denagan keadaan klien.

Kopetensi perawat dalam fungsi ini adalah mengembangkan rencana tindakan

keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan

diagnosis keperawatan dan kebutuhan.

3. Fungsi III

Melaksanakan rencana keperawatan yang mencanagkup upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan

kesehatandan termasuk pelayanan klien dalam keadaan terminal. Kopetensi perawat

dalam fungsi ini adalah sebagai berikut :

a) Menggunakan dan menerapkan kosepserta prinsip ilmu prilaku, ilmu sosial

budaya dan ilmu biomedik dasr dalam melaksakan asuhan keperawatan

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b) Menerapkan ketrampilan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan manusiawi

klien, antara lain :

Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual

Kebutuhan nutrisi

Kebutuhan eliminasi

Kebutuhan oksigenasi

Kebutuhan aktivitas dan istirahat

Kebutuhan keselamatan dan keamanan

c) Merawat klien dengan gangguan fungsi tubuh, antara lain :

Gangguan sistem pernapasan

Gangguan sistem kardiovaskular

Gangguan sistem perncernaan

Gangguan bicara

Gangguan sistem pendengaran

21

Page 22: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Gangguan sistem reproduksi

Gangguan sistem integumen

Gangguan sistem perkemihan

Gangguan sistem endokrin

Gangguan sistem muskuloskeletal.

d) Merawat klien dengan masalah mental yang berhubungan dengan

penyesuaian dan adaptasi psikososial.

e) Merawat klien yang memerlukan pelayanan kebidanan dan penyakit

kandungan.

f) Memberi pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat dengan menggunakan sumber yang ada secara optimal.

g) Berperan serta dalam merumuskan kebijakan, merencanakan progam, dan

melaksanankan pelayanan kesehatan.

h) Merawat klien lanjut usia.

i) Merawat klien dengan keadaan atau penyakit terminal.

j) Melaksanakan kegiatan keperawatan sesuai kewenangan dan tanggung

jawabnya serta etika profesi.

4. Fungsi IV

Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini

adalah:

a) Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan

b) Menilai tingkat pencapaian tujuan berdasarkan kriteria

c) Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu diadakan dalam rencana

keperawatan.

5. Fungsi V

Mendokumentasi proses keperawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah :

a) Mengevaluasi data tentang masalah klien

b) Mencatat data proses keperawatan secara sistematis

c) Menggunakan catatan klien dalam memantau kualitas asuhan keperawatan.

22

Page 23: Makalah Konsep Keperawatan Kom

6. Fungsi VI

Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari atau merencanakan studi

khusus untuk meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan ketrampilan dalam

praktik keperawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah :

a) Mengidentifikasi masalah penelitian dalam bidang keperawatan

b) Membuat usulan recana penelitian keperawatan

c) Menerapkan hasil penelitian dalam praktik keperawatan denagn tepat.

7. Fungsi VII

Berpartisipasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien, keluarga,

kelompok dan masyarakat. Kopetensi perawat dalam fungsi ini adalah :

a) Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan bagi individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat

b) Membuat rancangan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan pendekatan

yang sistematis

c) Melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan metode tepat guna

d) Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan berdasrkan hasil yang diharapkan.

8. Fungsi VIII

Bekerja sama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok dan masyarakat. Kompetensi perawat

dalam fungsi ini adalah :

a) Berperan serta dalam pelayanan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat sebagai bagian dari tim kesehatan

b) Menciptakan komunikasi yang efektif, baik dalam tim perawat maupaun

dengan anggota tim kesehatan lain

c) Menyesuaikan diri dengan konflik peran dan kesulitan lingkungan agar

pelayanan yang diberikan dapt efektif.

9. Fungsi IX

Pengelola perawatan klien dan berperan serta sebagai tim dalam melaksanakan

kegiatan perawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah :

a) Menciptakan komunikasi yang efektif dengan sejawat dan petugas lainnya

23

Page 24: Makalah Konsep Keperawatan Kom

b) Memelopori perubahan di lingkungannya secara efektif (sesuai lingkup

tanggung jawab) sesuai dengan perannya sebagai pembaharu.

10. Fungsi X

Mengelola institusi pendidikan keperawatan. Kompetensi perawat dalam fungsi ini

adalah :

a) Mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum

b) Menyusun rencana fasilitas pendidikan

c) Menyusun kebijakan institusi pendidikan

d) Menyusun uraian kerja karyawan

e) Menetapkan fasilitas proses belajar mengajar

f) Menyusu n rencana dan jadwal rotasi

g) Memprakarsai program pengembangan staf

h) Kepemimpinan

11. Fungsi XI

Berperan serta dalam merumuskan kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan perawatan

kesehatan primer. Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah :

a) Mengkaji status individu keluarga, kelompok dan masyarakat.

b) Mengidentifikasi kelompok resiko fungsi

c) Menghubungkan keperawatan dengan kegiatan pelayanan kesehatan

d) Menyusun rencana keperawatan secara menyeluruh

e) Meningkatkan jangkauanpelayanan keperawatan

f) Mengatur penggunaan sumber-sumber

g) Melaksanakan asuhan keperawatan

h) Membina kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat serata

mengidentifikasipelayanan yang dibutuhkan

i) Bekerja sama dalam melatih dan mengelola kerja sama

2.6 Sasaran Keperawatan Komunitas

Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun

yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuhan utuh dari aspek biologis,

psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah

kesehatan kerena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena

24

Page 25: Makalah Konsep Keperawatan Kom

sesuatau hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga

lainnya dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka.

Maka disini peran perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental

yang dialami, keterbatasan pengetahuanya dan kurangannya kemauan menuju

kemandirian.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu

rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi.

Antara keluarga satu dengan yang lainnyasaling tergantung dan berinteraksi,

bila salah satu atau beberapa anggota keluaga mempunyai masalah kesehatan

maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada

di sekitarnya. Dari permasalahan tersebut diatas maka keluarga merupakan

focus pelayanan kesehatan yang strategis :

a) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan

b) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan

seluruh anggota keluarga.

c) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.

d) Keluarga sebagai tempat penagambilan keputusan (dicision making)

dalam keperawatan kesehatan.

e) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha

usaha kesehatan masyarakat.

3. Kelompok Khusus

Yang dimaksud kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang

mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan

yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :

a) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhan (growth and development) seperti :

ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia

lansia atau usia lanjut.

b) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus penyakit

kelamin. Tuberculosis, AID, kusta dan lain-lain.

25

Page 26: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Komunitas sebagai klien

Keperawatn kesehatan komunitas berorientasi pada proses pemecahan masalah yang

dikenal dengan proses keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan Klien atau

komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik

dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Model kumunitas sebagat mitra

Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari nueman (1972) untuk

melihat masalah pasien, model kumunitas sebagai kloien dikembangkan oleh penulis untuk

menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan

masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya sebgai model komunitas

sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi

landasanyya.

Dalam model komunitas sebagai mitra, ada faktor sentral: pertama, fokus pada

komunitas sebagai mitra ditandai dengan rodal pengkajian komunitas dibagian atas, dengan

menyatukan anggota masyarakat sebagai intinya, dan ke dua penerapan proses keperawatan.

Model ini dijelaskan secara rinci untuk membantu anda memahami setiap pembagiannya.,

agar anda dapat menggunakannya sebagai pedoman praktik komunitas.

Inti roda pengkajian adalah individu yang membentuk komunitas inti meliputi

demografik, nilai, keyakinan, dan sejarah penduduk setempat. Sebagai anggota masyaraka,

penduduk setempat dipengaruhi oleh delapan subsistem komunitas, dan sebaliknya. Delapan

subsistem ini terdiri dari lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan

pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.

Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukan garis pertahanan normal, atau

tingkat kesehatn komunitas yang dicapai setiap saat. Garis pertahanan normal meliputi

barbagai ciri misalnya angka imunitas yang tinggi, moralitas bayi yang rendah, atau tingkat

pendapatan kelas menengah. Garis pertahanan normal juga mencakup pola koping, disertai

kemampuan menyelesaikan masalah, ini menunjukan keadaan sehat dari komunitas.

Garis pertahanan fleksibel, digambarkan dengan garis putus- putus yang mengelilingi

komunitas dan garis pertahanan normal. Garis ini merupakan “bufer zone” (area penengah)

yang menunjkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat respon sementara terhadap stressor.

26

Page 27: Makalah Konsep Keperawatan Kom

Respon ini mungkin saja terjadi karena adanya mobilisasi anggota masyarakat sekitar karena

stresor lingkungan, seperti banjir atau stresor sosial seperti penjualan buku purno.

Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus – putus untuk mengingatkan kita

bahwa subsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi. Kedelapan bagian

tersebut menjelaskan garis besar subsistem suatu komunitas dan memberikan gambaran

kerangka kerja bagi perawat kesehatan komunitas dalam pengkajian.

27

Page 28: Makalah Konsep Keperawatan Kom

28

Page 29: Makalah Konsep Keperawatan Kom

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan

gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan

sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna

meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,

rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada

individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi

masyarakat secara keseluruhan.

Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki peran dan

fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan di antaranya adalah sebagai

pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan kesehatan,

pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan

(role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola (manager).

Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya adalah fungsi independen,

fungsi dependen dan fungsi interdependen.

3.2 Saran

Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun guna

penyempurna makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan

kepada rekan-rekan calon perawat dan perawat untuk memahami peran dan fungsi

29

Page 30: Makalah Konsep Keperawatan Kom

perawat sehingga kita dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan

yang sudah di tentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Mubarak,W.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.jakarta:Salemba Medika

Anderson Elizabeth. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.

Edisi 3.EGC.Jakartas

30