makalah komplikasi kehamilan

36
MAKALAH DIETETIK LANJUT KOMPLIKASI KEHAMILAN Disusun Oleh: KELOMPOK 11 Arnanda Derra BME (P27835111003) Dinda Yulian Ardiani (P27835111008) Lintang Meihati S (P27835111015) KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA

Upload: puput-sulviasari-ii

Post on 25-Oct-2015

709 views

Category:

Documents


80 download

TRANSCRIPT

MAKALAH DIETETIK LANJUT

KOMPLIKASI KEHAMILAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 11 Arnanda Derra BME

(P27835111003)

Dinda Yulian Ardiani

(P27835111008)

Lintang Meihati S

(P27835111015)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN GIZI

2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGAngka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Penyebab tingginya angka kematian ibu juga terutama disebabkankarena faktor non medis yaitufaktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta faktor agama. Sebagai contoh banyak kaum ibu yang menganggap kehamilan sebagai peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan peristiwa yang luar biasa sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil harus diperhatikan. Rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan reproduksi danpemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi sebab tingginya kematian ibu selain pelayanan dan akses mendapatkan pelayanan kesehatan yang buruk. (Ketut Sudhaberata,2006)World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000 perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses kelahiran dan aborsi yang tidak aman. Sekitar satu perempuan meninggal setiap menit. (WHO,2004)DarilimajutakelahiranyangterjadidiIndonesiasetiaptahunnya,diperkirakan20.000 ibu meninggal akibat komplikasikehamilanatau persalinan. Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif untukmempercepat laju penurunannya.Data menunjukkan sebagian besar kematian terjadi pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari Rumah Sakit. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklampsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 %, eklampsia 13 %, aborsi yang tidak aman 11%, serta sepsis 10 %. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah Preeklampsia daneklampsia yang bersama infeksidan pendarahan, diperkirakan mencakup75-80%dari keseluruhan kematian maternal. Kejadianpreeklampsi-eklampsi dikatakan sebagai masalahkesehatan masyarakat apabila CFRPE-E mencapai 1,4%-1,8%. (Zuspan F.P, 1978 dan Arulkumaran ,1995).Akhirnyayang harusdiingatdari informasidiatas adalah sesungguhnya masalahkematian ibubukanlah masalahibu sendiriakan tetapi merupakan masalah internasionaldimana setiapnegaraseharusnya memiliki tanggung jawab untuk menanggulangi dan mencegah kematian ibu.1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari pre eklampsia dan eklampsia, hyperemesis gravidarum dan?

2. Jelaskan etiologi pre eklampsia dan eklampsia, hyperemesis gravidarum dan?

3. Bagaimana gejala pre eklampsia dan eklampsia, hyperemesis gravidarum dan?

4. Bagaimana terapi nutrisi pada pasien tersebut ?

1.3. TUJUAN

1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan apa itu komplikasi kehamilan2. Agar mahasiswa mampu mengetahui apa saja yang termasuk dalam kehamilan 3. Agar mahasiswa mampu mengetahui cara memberikan terapi nutrisi pada pasien yang mengalami komplikasi kehamilan1.4. MANFAAT 1. Mahasiswa mengetahui komplikasi kehamilan2. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja yang termasuk dalam komplikasi kehamilan 3. Mahasiswa mampu mengetahui cara memberikan terapi nutrisi pada pasien yang mengalami komplikasi kehamilanBAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pre-Eklampsiaa. DefinisiPre eklampsia sering juga disebut toxemia atau keracunan, yaitu kondisi ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah yang tiba-tiba meningkat disertai kadar protein tinggi didalam urinnya. Terjadi pembengkakan akibat timbunan cairan pada kaki, tungkai dan tangannya yang sulit hilang, wajahnya sembab. Penyebabnya yang tepat belum diketahui secara jelas. Namun hal ini dapat mengancam nyawa ibu dan bayinya.Menurut Spesialis Obstetri dan Ginekologi, RSPAD Gatot Subroto, Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG, Pre-eklamsia adalah keracunan pada masa kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi, proteinuria yakni adanya protein dalam urin serta edema atau pembengkakan setelah kehamilan berusia 20 minggu.Pre eklampasia merupakan salah satu komplikasi yang sering terjasi pada kehamilan, yang biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu, yang ditandai oleh adanya hipertensi, proteinuria, dan edema. Keluhan-keluhan yang biasa timbul ialah adanya pertambahan berat badan (karena edema), mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, pandangan kabur, nyeri lambung, oligouria, gelisah dan kesadaran menurun. Ciri khas dari diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan protein.Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema yang kadang-kadang di sertai konvulusi sampai koma, ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya (muchtar, 1998)Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca persalinan (Prawirohardjo, 1999).Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama. b. EtiologiPenyebab pre eklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori; namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab preeklampsia adalah teori iskemia plasenta. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini (Rustam, 1998). Adapun teori-teori tersebut adalah ;i. Peran Prostasiklin dan TromboksanPada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan normal, prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma (Y. Joko, 2002).ii. Peran Faktor ImunologisPreeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama karena pada kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna. Pada preeklampsia terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.

iii. Peran Faktor GenetikPreeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak dari ibu yang menderita preeklampsia.

iv. Iskemik dari uterus Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus

v. Defisiensi kalsiumDiketahui bahwa kalsium berfungsi membantu mempertahankan vasodilatasi dari pembuluh darah (Joanne, 2006).

vi. Disfungsi dan aktivasi dari endothelial

Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara signifikan dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan kemajuan kehamilan (Drajat koerniawan)Faktor Risiko :1. Kehamilan pertama2. Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia3. Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya4. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun5. Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan darah tinggi)6. Kehamilan kembar.

Deteksi dini :1. Menyaring semua kehamilan primigravida (kehamilan pertama), ibu menikah dan langsung hamil, dan semua ibu hamil dengan risiko tinggi terhadap pre-eklampsia dan eklampsia2. Pemeriksaan kehamilan secara teratur sejak awal triwulan satu kehamilanc. Gejala

1. Pre eklampsia ringan :a) Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg; diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg

b) Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)

c) Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan

2. Pre-eklampsia Berat

1. Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Beberapa tanda dan gejala yang terjadi sebagai berikut2. Tekanan darah sistolik 160 mmHg

3. Tekanan darah diastolik 110 mmHg

4. Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus (kuning)

5. Trombosit < 100.000/mm3

6. Oliguria (jumlah air seni < 400 ml / 24 jam)

7. Proteinuria (protein dalam air seni > 3 g / L)

8. Nyeri ulu hati

9. Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat

10. Perdarahan di retina (bagian mata)

11. Edema (penimbunan cairan) pada paru

12. Koma

d. Terapi nutrisi

1. Tujuan diet :a) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal

b) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal

c) Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air/cairan

d) Mencapai keseimbangan nitrogen

e) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal

f) Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan

2. Syarat diet :a) Energi dan zat gizi yang diberikan harus cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam menerima makanan. Penambahan energi tidak melebihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.b) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.c) Protein tinggi (1 - 2 gr/kg berat badan)d) Pemberian lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda.e) Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.f) Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.g) Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasienh) Cairan diberikan 2500ml/hari. Pada keadaan oligouria cairan dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan pernapasan3. Diet Pre eklampsia

a) Diet Pre eklampsia IDiet ini diberikan pada pasien dengan preeklampsia berat (PEB). Makanan diberikan dalam bentuk cair yang terdiri dari sari buah dan susu. Jumlah cairan yang diberikan paling sedikit 1500ml sehari per oral, dan kekurangannya diberikan secara parenteral. Karena makanan ini kurang mengandung zat gizi dan energi, maka hanya diberikan 1-2 hari saja.

b) Diet Pre eklampsia IIDiet ini diberikan kepada pasien pre eklampsia yang penyakitnya tidak terlalu berat atau sebagai makanan peralihan dari diet pre eklampsia I. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai Diet Rendah Garam I. Dalam diet ini makanan yang diberikan cukup mengandung energi dan zat gizi lainnya.

c) Diet Pre eklampsia IIIDiet pre eklampsia III diberikan kepada pasien dengan pre eklampsia ringan (PER) atau sebagai peralihan dari diet pre eklampsia II. Pada diet ini makanan mengandung tinggi protein dan rendah garam. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Pada diet, jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg/bulan. Pada diet ini makanan yang diberikan mengandung cukup semua zat gizi dan energi.e. Penatalaksanaa pre eklampsiaPrinsip penatalaksanaan pre-eklampsia adalah :1. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah2. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia3. Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)4. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.Tujuan utama penanganan preeklampsia adalah mencegah terjadinya eklampsia, melahirkan bayi tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan mencegah mortalitas maternal dan perinatal. Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas, yang ditandai dengan timbulnya kejang dan / atau koma. Sebelumnya wanita hamil itu menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia (kejang-kejang dipastikan BUKAN timbul akibat kelainan neurologik lain).Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala pre-eklampsia disertai kejang dan atau koma. Tujuan pengobatan : Menghentikan / mencegah kejang, mempertahankan fungsi organ vital, koreksi hipoksia / asidosis, kendalikan tekanan darah sampai batas aman, pengakhiran kehamilan, serta mencegah / mengatasi penyulit, khususnya krisis hipertensi, sebagai penunjang untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin.1. Preeklampsia ringan

Istirahat di tempat tidur merupakan terapi utama dalam penanganan preeklampsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada ekstremitas bawah menurun dan reabsorpsi cairan bertambah.Selain itu dengan istirahat di tempat tidur mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar dan juga dapat menurunkan tekanan darah. Apabila preeklampsia tersebut tidak membaik dengan penanganan konservatif, dalam hal ini kehamilan harus diterminasi jika mengancam nyawa maternal (Wiknjosastro, 2006).

2. Preeklampsia berat

Pada pasien preeklampsia berat segera harus diberi obat sedatif kuat untuk mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12 24 jam bahaya akut sudah diatasi, tindakan terbaik adalah menghentikan kehamilan.

Sebagai pengobatan mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan larutan magnesium sulfat (MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara intravena loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan MgSO4 40% sebanyak 12 gram dalam 500 cc ringer laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/menit. Tambahan magnesium sulfat hanya dapat diberikan jika diuresis pasien baik, refleks patella positif dan frekuensi pernafasan lebih dari 16 kali/menit. Obat ini memiliki efek menenangkan, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis. Selain magnesium sulfat, pasien dengan preeklampsia dapat juga diberikan klorpromazin dengan dosis 50 mg secara intramuskular ataupun diazepam 20 mg secara intramuskular (Wiknjosastro, 2006)2.2 Eklampsia

a. Definisi

Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.

Eklampsia adalah gejala preeklampsia berat yang disertai dengan kejang tonik klonik generalisata atau menyeluruh bahkan koma.b. Etiologi

Eklamsia dapat terjadi apabila pre-eklampsia tidak ditangani, sehingga penyebab dari eklampsia sama dengan penyabab pre-eklampsia. Ada beberapa factor resiko predisposisi tertentu yang dikenal, antara lain:

1. Status primigravida

2. Riwayat keluarga pre-eklamsia atau eklamsia

3. Pernah eklamsia atau pre-eklamsia

4. Suami baru

5. Usia ibu yang ekstrem ( 35 tahun)

6. Sejak awal menderita hipertensi vascular, penyakit ginjal atau autoimun

7. Diabetes Mellitus

8. Kehamilan ganda

c. Gejala

1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain2. Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan sementara3. Ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara berisik atau gangguan lainnya4. Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai dengan muntah5. Tanda-tanda umum pre eklampsia (hipertensi, edema, dan proteinuria)6. Kejang-kejang dan / atau komad. Terapi nutrisi

Usaha pencegahan preklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan diet rendah garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini mampu mencegah terjadinya preklampsia dan eklampsia. Sayangnya upaya itu belum mewujudkan hasil yang menggembirakan. Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya. Nampaknya, upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada kasus risiko tinggi.e. Penatalaksanaan eklampsia

Tujuan utama penanganan eklampsia adalah menstabilisasi fungsi vital penderita dengan terapi suportif Airway, Breathing, Circulation (ABC), mengendalikan kejang, mengendalikan tekanan darah khususnya jika terjadi hipertensi krisis sehingga penderita mampu melahirkan janin dengan selamat pada kondisi optimal. Pengendalian kejang dapat diterapi dengan pemberian magnesium sulfat pada dosis muatan (loading dose) 4 6 gram IV diikuti 1,5 2g/jam dalam 100 ml infus rumatan IV. Hal ini dilakukan untuk mencapai efek terapeutik 4,8 8,4 mg/dl sehingga kadar magnesium serum dapat dipertahankan dari efek toksik.2.3 Hiperemesis Gravidaruma. DefinisiHiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi.b. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor prodisposisi yang dapat dijabarkan sebagai berikut:1. Faktor adaptasi dan hormonal Pada waktu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi Hiperemesis Gravidarum dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida overdistensi rahim, ganda dan hamil molahidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan koreonik gonadotropin, sedangkan pada hamil ganda dan molahidatidosa jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum

2. Faktor Psikologis

Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas, jelas besar kemungkinan bahwa wanita yang mendadak kehamilan, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit penderitanya dapat berkurang sampai menghilang. 3. Faktor Alergi Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan vili karralis yang masuk kedalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

c. Gejala Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :

1. Tingkatan I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.

2. Tingkatan II

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3. Tingkatan III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.

d. Terapi nutrisi

Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pemberian karbohidart kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah. Sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan minum.Tujuan diet :

mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosissecara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

Syarat diet :

1. Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total, Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total, Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

2. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien 3. Untuk menghindari muntah, sebaiknya minuman tidak diberikan bersama makan.4. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penderita.5. Secara berangsur diberikan makanan yang memenuhi syarat gizi. Diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :1. Diet Hiperemesis I

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.2. Diet Hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.3. Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

Diet Hiperemesis IDiet Hiperemesis IIDiet Hiperemesis III

Energi (kkal)110017002300

Protein (g)155773

Lemak (g)23359

Karbohidrat (g)2593359

Kalsium (mg)100300400

Besi (mg)9,517,924,3

Vitamin A (RE)54222022270

Tiamin (mg)0,50,81,0

Vitamin C (mg)283199199

Natrium (mg)-267362

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :

Roti panggang, biskuit, crackers

Buah segar dan sari buah

Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.

Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.

Cairan parenteral Berikan cairan-parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

Pembagian bahan makanan sehari diet hiperemesi I WaktuBahan Makanan Jumlah

Pukul 08.00Roti panggang2 iris

Jam1 sdm

Pukul 10.00Air jeruk1 gls

Gula pasir1 sdm

Pukul 12.00Roti panggang2 iris

Jam1 sdm

Pepaya2 ptg sdg

Gula pasir1 sdm

Pukul 14.00Air jeruk1 gls

Gula pasir1 sdm

Pukul 16.00Pepaya1 ptg sdg

Pukul 18.00Roti panggang2 iris

Jam1 sdm

Pisang1 bh sdg

Gula pasir1 sdm

Pukul 20.00Air jeruk1 gls

Gula pasir1 sdm

Pembagian bahan makanan sehari diet hiperemesis II & III WaktuBahan makananDiet hiperemesis IIDiet hiperemesis III

Berat (g)UrtBerat(g)urt

Pagi Roti402 iris402 iris

Telur ayam501 btr501 btr

Margarine5 sdm101sdm

Jam101 sdm101 sdm

Buah1001 ptg sdg pepaya1001 ptg sdg pepaya

Pukul 10.00Gula pasir101 adm101 adm

Biscuit--202 bh

SiangBeras751 gls nasi1001 gls nasi

Daging501 ptg sdg501 ptg sdg

Sayuran75 gls50 bh bsr

Buah1001 ptg sdg1001 ptg sdg

Minyak--5 sdm

Pukul 16.00Buah1001 ptg sdg pepeya1001 ptg sdg pepaya

Gula pasir101 sdm202 sdm

Biscuit202 bh202 bh

Agar--2 sdm

Susu--2001 g

MalamBeras751 gls nasi100 gls nasi

Ayam501 ptg sdg501 ptg sdg

Tempe251 ptg sdg502 ptg sdg

Sayuran75 gls75 gls

Buah1001 ptg sdg pepeya1001 ptg sdg papaya

Minyak--5 sdm

Pukul 20.00Roti402 iris402 iris

Margarine5 sdm101 sdm

Jam101 sdm101 sdm

Gula pasir101 sdm101 sdm

e. Tatalaksana

Tatalaksana hiperemesis gravidarum sangat beragam tergantung dari beratnya gejala yang terjadi. Tatalaksana dini dapat berpengaruh baik pada pasien. Ketika menatalaksana ibu dengan HG, pencegahan serta koreksi kekurangan nutrisi adalah prioritas utama agar ibu dan bayi tetap dalam keadaan sehat.

Pasien dapat dirawat karena mual dan muntah yang berlebihan disertai koreksi untuk gangguan elektrolit dan cairan. Pemberian nutrisi oral (melalui mulut) dapat diberikan pada pasien secara perlahan-lahan, dimulai dengan makanan cair, kemudian meningkat menjadi makanan padat dalam porsi kecil yang kaya akan karbohidrat. Saran-saran yang diberikan pada ibu yang mengalami HG adalah:1. Menyarankan ibu hamil untuk mengubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil

2. Menganjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dan teh hangat dan menghindari makanan berminyak serta berbau lemak

3. Jika dengan cara diatas tidak ada perbaikan maka ibu hamil tersebut diberi obat penenang, vitamin B1 dan B6, dan antimuntah

4. Perawatan di Rumah sakit bila keadaan semakin memburuk

5. Cairan infus yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. Bila perlu ditambahkan vitamin B kompleks, vitamin C, dan kalium

6. Terapi psikologis apabila penanganan dengan pemberian obat dan nutrisi yang adekuat tidak memberikan respon

2.4 Anemia pada Ibu hamila. Definisi

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat, ataupun vitamin B12.Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe) atau bisa disebut dengan anemia gizi besi (AGB).b. Etiologi

Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi (Fe). Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta, dan haemoglobin ibu sendiri. Kebutuhan zat besi ibu hamil sekitar 46 mg/hari, yang bisa dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari ditambah dengan suplemen zat besi.Selain karena secara fisiologis ibu hamil memerlukan zat besi lebih banyak, AGB pada ibu hamil bisa disebabkan oleh :1. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.

2. Meningkatnya ekskresi zat besi dari tubuh, yang dapat disebabkan oleh :

Cacingan (terutama cacing tambang). Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit tetapi terjadi terus-menerus yang mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.

3. Malaria pada penderita AGB, dapat memperberat keadaan anemianya.

4. Adanya penyakit menahun seperti TBC.

c. Gejala

Anemia merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi pada ibu hamil. Gejala awal anemia berupa badan lemah, gangguan cita rasa yang berakibat pada berkurangnya napsu makan, mengantuk, kurang energi, konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, mata berkunang-kunang, kelopak mata, bibir, dan kuku tampak pucat, bentuk kuku seperti sendok. d. Terapi Nutrisi

Penanggulangan AGB pada ibu hamil dapat berupa terapi nutrisi, yakni dengan pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapatkan preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian preparat asam folat sebanyak 500 g dan zat besi sebanyak 120 mg. Pemberian zat besi sebanyak 30 mg/hari akan meningkatkan kadar haemoglobin sebesar 0,3 dl/gr/minggu atau dalam 10 hari.Berikut ini upaya pencegahan dan penanggulangan anemia secara lebih terperinci :1. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.

Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging , ikan, ayam, hati, telur) dan dari bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Perlu juga makan sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas) karena bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang berasal dari nabati meskipun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus.

2. Menambah intake zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah (tablet besi/suplemen zat besi).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi suplemen zat besi yaitu :

a. Minum suplemen zat besi dengan air putih, jangan minum dengan menggunakan air teh, susu, atau kopi karena dapat menghambat menyerapan zat besi oleh tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang.

b. Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar, dan tinja berwarna hitam.

c. Untuk mengurangi gejala sampingan, minum suplemen zat besi setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik setelah meminum suplemen zat besi disertai makan buah-buahan seperti pisang, jeruk, pepaya, dll.

d. Simpan tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari secara langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak, dan setelah dibuka harus ditutup kembali dengan rapat. Tablet besi yang telah berubah warna sebaiknya tidak diminum (warna asli : merah darah).

e. Suplemen zat besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah.

3. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti : cacingan, malaria, dan penyakit TBC.

BAB III

PENUTUP

3.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Pre-eklampsia sering juga disebut toxemia atau keracunan, yaitu kondisi ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah yang tiba-tiba meningkat disertai kadar protein tinggi didalam urinnya. Terjadi pembengkakan akibat timbunan cairan pada kaki, tungkai dan tangannya yang sulit hilang, wajahnya sembab.2. Biasanya tanda-tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan: pertumbuhan berat badan yang berlebihan, diikuti oedema, hipertensi, dan akirnya proteinuria.3. Penyebab pre-eklampsia belum diketahui secara jelas. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori; namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab preeklampsia adalah teori iskemia plasenta.4. Tujuan utama penanganan preeklampsia adalah mencegah terjadinya eklampsia, melahirkan bayi tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan mencegah mortalitas maternal dan perinatal. 5. Eklamsia adalah kejang yang dialami oleh ibu hamil pada usia kehamilan 8-9 bulan. Eklamsia disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya keracunan pada saat mengkonsumsi obat-obatan dan penyakit darah tinggi yang diderita oleh ibu hamil. Selain faktor medisa tersebut, eklamsia bisa disebabkan juga oleh faktor psikis dari sang ibu yaitu, faktor trauma atau ketakutan saat kehamilan sebelumnya.6. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis gravidarum disebabkan leh beberapa faktor, yaitu: faktor adaptasi dan hormonal, faktor psikologis, dan alergi. 7. Gejala pada hiperemesis gravidarum ada 3 gejala dan diet yang dianjurkan disesuaikan dengan tingkatannya, yaitu diit hiperemesis gravidarum I, diit hiperemesis gravidarum II, dan diit hiperemesis gravidarum III.8. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin dalam darah di bawah normal. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe) atau bisa disebut dengan anemia gizi besi (AGB).9. Penanggulangan AGB pada ibu hamil dapat berupa terapi nutrisi, yakni dengan pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari.3.2 Saran

Kami menyadari bahwa penyusuna makalah ini sangatlah kurang dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik.GLOSARIUM

Obstetri (kebidanan) adalah spesialisasi medis yang berkenaan dengan perawatan wanita selama kehamilan, melahirkan, dan selama 4-8 minggu setelah melahirkan (masa nifas, periode di mana organ-organ reproduksi pulih dari kehamilan dan kembali ke kondisi biasa mereka).

Ginekologi adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan perawatan kesehatan bagi perempuan, khususnya diagnosis dan pengobatan gangguan yang mempengaruhi perempuan.

Antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas 28 minggu atau lebih. Karena perdarahan antepartum terjadi pada umur kehamilan di atas 28 minggu maka sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester ketiga. Intrapartum adalah masa persalinan Prostasiklin adalah suatu inhibitor kuat agregasi trombosit dan juga mampu dan juga mampu memecahkan gumpalan-gumpalan trombosit

Fibronektin adalah protein ekstrasel yang ditemukan terkandung di dalam selaput ketuban janin, desidua, dan cairan amnion yang berfungsi sebagai perekat antara selaput ketuban dan desidua.

Ringer Laktat adalah larutan steril dari Kalsium klorida, Kalium klorida, Natrium klorida dan Natrium laktat dalam Air untuk injeksi. Desidua (decidua) adalah sebuah membran mukosa yang melapisi rahim (endometrium), yang berubah selama kehamilan dan diluruhkan pada saat nifas atau menstruasi.DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anonim. Dian Husada Gizi Dalam Kespro . http://diyahratehpertiwi.blogspot.com/p/prinsip-diet-pada-hiperemesis.html diunduh pada tanggal 12 September 2013Anonim. 2011. DietHiperemesis. http://srilestarichabie.wordpress.com/2011/05/24/diet-hiperemesis/ diunduh pada tanggal 12 September 2013

Anonim. 2012. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum. http://widodo-sarono.blogspot.com/2010/12/penatalaksanaan-hiperemesis-gravidarum.html diunduh pada tanggal 12 September 2013

Anggraeni, Novi Rahayu. 2012. Gizi Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum. http://wwwnovirra.blogspot.com/2012/04/gizi-ibu-hamil-dengan-hiperemesis.html diunduh pada tanggal 12 September 2013

Rahmawatti Fattah, 2013. Makalah pre eklamsia dan eklamsia (on-line) http://rahmawatifattah.blogspot.com/2013/02/makalah-preeklamsia-dan-eklamsia.html. Diakses tgl 12 September 2013Sherly Margaretta, 2012. Asuhan Manajemen Kebidanan Dengan Eklampsia (on-line) http://sherlymargaretta.blogspot.com/2012/04/asuhan-manajemen-kebidanan-dengan.html. Diakses tgl 14 September 2013Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta : Graha Ilmu

Windi Sunarti, 2013. teknologi pangan-komplikasi kehamilan dan penatalaksanaannya (on-line) http://windisunarti.blogspot.com/2013/02/komplikasi-kehamilan-dan_15.html. Diakses tgl 12 September 2013

Ziyyan, 2012. Materi kuliah-Eklamsia (on-line) http://ziyyan-materikuliahkesosi.blogspot.com/2012/11/eklamsia.html. Diakses tgl 14 September 2013