komplikasi kehamilan akhir

21
KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR: ASKEP IBU PADA PLASENTA PREVIA A. D EFINISI Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim. B. E TIOLOGI Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan , bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan

Upload: kadek-bayu-dwipermana

Post on 19-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR:

ASKEP IBU PADA PLASENTA PREVIA

A. DEFINISI

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

lahir.

Menurut Prawiroharjo, plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan

jalan lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi yang dimaksud plasenta previa

ialah plasenta yang implantasinya tidak normal, rendah sekali hingga menutupi

seluruh atau sebagian ostium internum.

Menurut Cunningham, plasenta previa merupakan implantasi plasenta di

bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta menimbulkan

perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.

B. ETIOLOGI

Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat

diterangkan , bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi

pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa ,

tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke

plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya

normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau

menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir .Frekuensi plasenta previa pada

primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering

dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun . Pada

grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih sering

dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun.

Page 2: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Menurut Mochtar (1998), faktor predisposisi dan presipitasi yang dapat

mengakibatkan terjadinya plasenta previa adalah:

1. Melebarnya pertumbuhan plasenta:

a) Kehamilan kembar (gamelli).

b) Tumbuh kembang plasenta tipis.

2. Kurang suburnya endometrium:

a) Malnutrisi ibu hamil.

b) Melebarnya plasenta karena gamelli.

c) Bekas seksio sesarea.

d) Sering dijumpai pada grandemultipara.

3. Terlambat implantasi:

a) Endometrium fundus kurang subur.

b) Terlambatnya tumbuh kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula yang

siap untuk nidasi.

D. PATOFISOLOGI

Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20

minggu saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis.

Umumnya terjadi pada trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih

banyak mengalami perubahan. Pelebaran sekmen bawah uterus dan

pembukaan servik menyababkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta

dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan

tak dapat dihindarkankarena adanya ketidakmampuan selaput otot segmen bawah

uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.

klasifikasi Plasenta Previa :

a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta

b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.

c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus

servisis) tertutup oleh jaringan plasenta.

d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir

Page 3: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

pembukaan (ostium internus servisis).

e. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen

bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta

berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada

pembukaan jalan lahir.

E. GEJALA KLINIS

Perdarahan adalah gejala primer dari placenta previa dan terjadi pada

mayoritas (70%-80%) dari wanita-wanita dengan kondisi ini. Perdarahan vagina

setelah minggu ke 20 kehamilan adalah karakteristik dari placenta previa.

Biasanya perdarahan tidak menyakitkan, namun ia dapat dihubungkan dengan

kontraksi-kontraksi kandungan dan nyeri perut. Perdarahan mungkin mencakup

dalam keparahan dari ringan sampai parah.

Pemeriksaan ultrasound digunakan untuk menegakan diagnosis dari

placenta previa. Evaluasi ultrasound transabdominal (menggunakan probe pada

dinding perut) atau transvaginal (dengan probe yang dimasukan kedalam vagina

namun jauh dari mulut serviks) mungkin dilakukan, tergantung pada lokasi dari

placenta. Adakalanya kedua tipe-tipe dari pemeriksaan ultrasound adalah perlu.

Adalah penting bahwa pemeriksaan ultrasound dilakukan sebelum pemeriksaan

fisik dari pelvis pada wanita-wanita dengan placenta previa yang dicurigai, karena

pemeriksaan fisik pelvic mungkin menjurus pada perdarahan yang lebih jauh.

Gejala paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan pervaginam

(yang keluar melalui vagina) tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada akhir

triwulan kedua. Ibu dengan plasenta previa pada umumnya asimptomatik (tidak

memiliki gejala) sampai terjadi perdarahan pervaginam. Biasanya perdarahan

tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar. Pada umumnya

perdarahan pertama terjadi tanpa faktor pencetus, meskipun latihan fisik dan

hubungan seksual dapat menjadi faktor pencetus. Perdarahan terjadi karena

pembesaran dari rahim sehingga menyebabkan robeknya perlekatan dari plasenta

dengan dinding rahim. Koagulapati jarang terjadi pada plasenta previa. Jika

didapatkan kecurigaan terjadinya plasenta previa pada ibu hamil, maka

Page 4: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

pemeriksaan Vaginal Tousche (pemeriksaaan dalam vagina) oleh dokter tidak

boleh dilakukan kecuali di meja operasi mengingat risiko perdarahan hebat yang

mungkin terjadi.

F. KOMPLIKASI

a. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim

b. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan

histerektomi (operasi pengangkatan rahim).

c. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta

d. Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37 minggu)

e. Kecacatan pada bayi

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit

b. Pemeriksaan ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan

plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium

c. Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hati dan benar, dapat

menentukansumberperdarahan dari karnalis servisis atau sumber lain

(servisitis, polip,keganasan, laserasi/troma)

H. PENATALAKSANAAN

a. Penatalaksanaan Medis

Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di rumah

pasien, dan biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah sakit dan

tidak dilakukan pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan perdarahan

yang sangat berat. Dirumah sakit TTV pasien diperiksa, dinilai jumlah darah

yang keluar, dandilakukan close match. Kehilangan darah yang

banyak memerlukan transfusi.Dilakukan palpasi abdomen untuk

menentukan umur kehamilan janin, presentasi,dan posisinya.

Pemeriksaan Ultrasonografi dilakukan segara setelah masuk, untuk

Page 5: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

mengkonfirmasi diagnosis Penatalaksanaan selajutnya tergantung pada

perdarahan dan umur kehamilan janin. Dalam kasus perdarahan hebat,

diperlukan tindakan darurat untuk melahirkan bayi (dan plasenta) tanpa

memperhitungkan umur kehamilan janin. Jika perdarahan tidak hebat,

perawatan kehamilan dapat dibenarkan jika umur kehamilan janin kurang dari

36 minggu. Karena perdarahan ini cenderung berulang,ibu harus tetap dirawat

di RS. Episode perdarahan berat mungkin mengharuskan pengeluaran janin

darurat, namum pada kebanyakan kasus kehamilan dapat dilanjutkan hingga

36 minggu ; kemudian pilihan melahirkan bergantung padaapakah derajat

plasenta previanya minor atau mayor. Wanita yag memiliki derajat plasenta

previa minor dapat memilih menunggu kelahiran sampai term atau

denganinduksi persalinan, asalkan kondisinya sesuai. Plasenta previa derajat

mayor ditangani dengan seksio seksarae pada waktu yang ditentukan oleh

pasien ataudokter, meskipun biasanya dilakukan sebelum tanggal yang

disepakati, karena perdarahan berat dapat terjadi setiap saat

b. Penatalaksanaan keperawatan

Sebelum dirujuk anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan

menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghidari peningkatan

tekanan rongga perut (misal batuk, mengedan karena sulit buang air besar).

Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, beri cairal peroral,

pantau tekanan darah dan frekuensi nadi pasien secara teratur tiap 15 manit

untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan.

Pantau pula BJJ dan pergerakan janin.Bila terjadi renjatan, segera lakukan

resusitasi cairan dan transfusi darah bila tidakteratasi, upaya penyelamatan

optimal, bila teratasi, perhatikan usia kehamilan.Penanganan di RS

dilakukan berdasarkan usia kehamilan. Bila terdapat renjatan, usia

gestasi kurang dari 37 minggu, taksiran Berat Janin kurang dari 2500g, maka

Page 6: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

Bila perdarahan sedikit, rawat sampai sia kehamilan 3 7

m i n g g u , lalulakukan mobilisasi bertahap, beri kortikosteroid 12 mg IV/hari

selama 3hari.

Dan Bila perdarahan berulang, lakukan PDMO kolaborasi

(PemeriksaanDalam Di atas Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani

seperti kehamilan preterm. Bila tidak ada renjatan usia gestaji 37

minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan PDMO, bila

ternyata plasenta previa lakukan persalinan perabdominam, bila bukan

usahakan partus pervaginam.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a. Pengumpulan data

i. Anamnesa

1. Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,

pendidikan, alamat, medicalrecord dll.

2. Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan

setelah 28 minggu/trimester III.

a) Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang

b) Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;

terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi

intravaginal/rectal.

c) Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya

robekan pembuluh darah dan placenta.

3. Inspeksi

a) Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.

b) Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.

4. Palpasi abdomen

Page 7: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

a) Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.

b) Sering dijumpai kesalahan letak

c) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala

biasanya kepala masih goyang/floating

ii. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Obstetri

Memberikan imformasi yang penting mengenai

kehamilan sebelumnyaagar perawat dapat menentukan

kemungkinan masalah pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri

meliputi :

a) Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)

b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi

c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan,

dan penolong persalinan

d) Jenis anetesi dan kesulitan persalinan

e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan

perdarahan.

f) Komplikasi pada bayi

g) Rencana menyusui bayi

2. Riwayat mensturasi

Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran

persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir

(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat

digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan

dikurangi tiga, tahun disesuaikan.

3. Riwayat Kontrasepsi

Page 8: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,

ibu, a t au keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus

didapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi

oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak

diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada

janin.

4. Riwayat penyakit dan operasi:

Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan

penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu,

adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan

sebelumnya harus di dokumentasikan

b. Pemeriksaan fisik

a) Umum

Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:

1. Rambut dan kulit

a) Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan

linea nigra.

b) Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan

paha.

c) Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah

2. Mata : pucat, anemis

3. Hidung

4. Gigi dan mulut

5. Leher

6. Buah dada / payudara

a) Peningkatan pigmentasi areola putting susu

b) Bertambahnya ukuran dan noduler

7. Jantung dan paru

Page 9: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

a) Volume darah meningkat

b) Peningkatan frekuensi nadi

c) Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu

darah pulmonal.

d) Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.

e) Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.

f) Diafragma meningga.

g) Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.

8. Abdomen

a) Menentukan letak janin

b) Menentukan tinggi fundus uteri

9. Vagina

a) Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan (

tanda Chandwick)

b) Hipertropi epithelium

10. System musculoskeletal

a) Persendian tulang pinggul yang mengendur

b) Gaya berjalan yang canggung

c) Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan

diastasis rectal

b) Khusus

1. Tinggi fundus uteri

2. Posisi dan persentasi janin

3. Panggul dan janin lahir

4. Denyut jantung janin

c. Diagnosa keperawatan

Page 10: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

1. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam

jumlah yang besar.

2. Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya

pengetahuan mengenai efek perdarahan dan menejemennya.

3. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil

darah abnormal, kerusakan system imun.

d. Rencana keperawatan

N

o

Diagnosa

KeperawatanTujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional

1 Penurunan kardiak

output

berhubungan

dengan perdarahan

dalam jumlah yang

besar

Setelah dilakukkanya

tindakan

keperawatan 2 X 24

jam diharapkan

penurunan kardiak

output tidak terjadi

atau teratasi dengan

kriteria hasil :

o Volume darah

intravaskuler dan

kardiak output dapat

diperbaiki sampai

nadi, tekanan darah,

nilai hemodinamik,

serta nilai

laboratorium

menunjukkan tanda

normal

1.Kaji dan catat

TTV, TD serta

jumlah perdarahan.

2.Bantu pemberian

pelayanan kesehatan

atau mulai sarankan

terapi cairan IV atau

terapi transfusi darah

sesuai kebutuhan.

Pengkajian yang akurat

mengenai status

hemodinamik

merupakan dasar untuk

perencanaan,

intervensi, evaluasi.

Memperbaiki volume

vaskuler membutuhkan

terapi IV dan intervensi

farmakologi.

Kehilangan volume

darah harus diperbaiki

untuk mencegah

komplikasi seperti

infeksi, gangguan janin

dan gangguan vital ibu

hamil.

2 Ansietas Setelah dilakukan 1.Terapi bersama Kehadiran perawat dan

Page 11: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

berhubungan

dengan kurangnya

pengetahuan efek

perdarahan dan

manejemennya.

tindakan

keperawatan selama

3 x 24 diharapkan

ansietas dapat

berkurang dengan

kriteria hasil :

1. Pasangan dapat

mengungkapkan

harapannya dengan

kata-kata tentang

manajemen yang

sudah direncanakan,

sehingga dapat

mengurangi

kecemasan pasangan.

pasangan dan

menyatakan

perasaan.

2.Menentukan

tingkat pemahaman

pasangan tentang

situasi dan

manajemen yang

sudah direncanakan.

3.3.Berikan pasangan

informasi tentang

manajemen yang

sudah direncanakan.

pemahaman secara

empati merupakan alat

terapi yang potensial

untuk mempersiapkan

pasangan untuk

menanggulangi situasi

yang tidak diharapkan.

Pendidikan pasien yang

diberikan merupakan

cara yang efektif

mencegah dan

menurunkan rasa

cemas.

Pengetahuan akan

mengurangi ketakutan

akan ha-hal yang tidak

diketahui.

3. Resiko tinggi

cedera (janin) b/d

hipoksia jaringan/

organ,profil darah

abnormal,kerusaka

n system imun.

Kriteria evaluasi :

Menunjukkan profil

darah dengan hitung

SDP, Hb, dan

pemeriksaan

koagulasi DBN

normal.

1.Kaji jumlah darah

yang hilang. Pantau

tanda/gejala syok

Hemoragi berlebihan

dan menetap dapat

mengancam hidup

klien atau

mengakibatkan infeksi

pascapartum, anemia

pascapartum, KID,

gagal ginjal, atau

nekrosis hipofisis yang

disebabkan oleh

hipoksia jaringan dan

malnutrisi.

Kehilangan darah

berlebihan dengan

Page 12: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

2.Catat suhu, hitung

SDP, dan bau serta

warna rabas vagina,

dapatkan kultur bila

dibutuhkan.

3.Catat

masukan/haluaran

urin. Catat berat

jenis urin.

4.Berikan heparin,

bila diindikasikan

5.Berikan antibiotic

secara parenteral

penurunan Hb

meningkatkan risiko

klien untuk terkena

infeksi.

Penurunan perfusi

ginjal mengakibatkan

penurunan haluaran

urin.

Heparin dapat

digunakan pada KID di

kasus kematian janin,

atau kematian satu

janin pada kehamilan

multiple, atau

untukmemblok siklus

pembekuan dengan

melindungi factor-

faktor pembekuan dan

menurunkan hemoragi

sampai terjadi

perbaikan pembedahan

Mungkin diindikasikan

untuk mencegah atau

meminimalkan infeksi.

e. Pelaksanaan

Page 13: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat

mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan

dimonitor kemajuan kesehatan klien.

f. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan

dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan

lainnya.

Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam melaksanakan

rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses

keperawatan.

Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan

pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan

klien.

Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.

g. Penkes

Plasenta previa merupakan perdarahan di trimester ketiga dan jika tidak

mendapat penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok dan kematian. Asuhan

keperawatan pada ibu hamil dengan komplikasi Plasenta previa dikategorikan

pada asuhan keperawatan pada lingkup emergensi obstetri. Maka untuk

meminimalkan keterlambatan tahap III yaitu tidak adekuatnya penanganan di

fasilitas kesehatan diperlukan perawat yang sudah melalui pendidikan formal

seperti perawat spesialis keperawatan maternitas.

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: KOMPLIKASI KEHAMILAN AKHIR

Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius

FKUI .Jakarta

Marilynn E. Doenges & Mary Frances Moorhouse, 2001, Rencana Perawatan

Maternal/Bayi, edisi kedua. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.

Murah, Manoe dkk. 199. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi.

Bagian /SMF obstetri dan ginekologi FK Unhas . Ujung Pandang.

Sandra M. Nettina. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Penerbit buku kedokteran

EGC. Jakarta.

Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta.