komplikasi kehamilan pada trimester 1,2,3

21
Komplikasi Kehamilan pada Trimester 1 Kehamilan merupakan masa-masa yang sangat membahagiakan. Dalam sembilan bulan ke depan, anggota baru yang mungil akan menambah semarak suasana keluarga. Saat ibu mulai hamil, gangguan kesehatan saat kehamilan dapat terjadi, maka waspadalah terhadap komplikasi kehamilan pada trimester 1. Komplikasi atau gangguan yang terjadi pada masa kehamilan tiga bulan pertama adalah: 1. Abortus Abortus adalah keluarnya janin dengan tidak disengaja, sebelum masa melahirkan . Dalam bahasa awam, abortus biasa dikenal dengan sebutan keguguran. Keguguran dapat terjadi karena adanya kelainan kromosom sel telur. Tanda-tanda keguguran adalah adanya bercak darah. Jika hal ini terjadi, hendaknya calon ibu cepat-cepat memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat. 2. Hiperemesis Gravidium Yaitu keadaan dimana ibu hamil muda mengalami mual dan muntah secara berlebihan. Penyebabnya adalah terjadi perubahan metabolisme tubuh pada ibu, berkaitan dengan kehamilan tersebut. Kelainan ini juga disebabkan oleh faktor psikologis. Misalnya, takut menghadapi proses persalinan, masalah hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan, atau rasa takut memikul tanggung jawab dengan hadirnya buah hati. Gejala kelainan ini adalah mual dan muntah yang terus menerus. Napsu makan sangat rendah, sehingga ibu hamil sangat lemah. Bahkan, sampai harus rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. 3. Mola Hidatidosa Komplikasi kehamilan pada trimester 1 yang selanjutnya adalah mola hidatidosa. Dalam bahasa awam disebut hamil anggur . Pada kelainan ini, ibu mengalami gejala yang sama dengan hamil biasa. Mual, muntah, dan napsu makan berkurang. Namun, bila dicek, di dalam rahim tidak terdapat janin. Karena itu, detak jantung janin juga

Upload: ides

Post on 22-Dec-2015

205 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

dalam makalah ini menjelaskan tentang komplikasi yang rawan terjadi pada trimester satu, trimester dua dan trimester tiga. agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka untuk para calon ibu maupun para ibu-ibu yang akan atau lagi hamil harus menjaga kesehatan diri dan janin yang dikandung. asupan gizi yang cukup dan berimbang akan membantu menjaga diri dari ancaman komplikasi

TRANSCRIPT

Page 1: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

Komplikasi Kehamilan pada Trimester 1Kehamilan merupakan masa-masa yang sangat membahagiakan. Dalam sembilan bulan ke depan, anggota baru yang mungil akan menambah semarak suasana keluarga. Saat ibu mulai hamil, gangguan kesehatan saat kehamilan dapat terjadi, maka waspadalah terhadap komplikasi kehamilan pada trimester 1.

Komplikasi atau gangguan yang terjadi pada masa kehamilan tiga bulan pertama adalah:

1. AbortusAbortus adalah keluarnya janin dengan tidak disengaja, sebelum masa melahirkan. Dalam bahasa awam, abortus biasa dikenal dengan sebutan keguguran. Keguguran dapat terjadi karena adanya kelainan kromosom sel telur. Tanda-tanda keguguran adalah adanya bercak darah. Jika hal ini terjadi, hendaknya calon ibu cepat-cepat memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.

2. Hiperemesis GravidiumYaitu keadaan dimana ibu hamil muda mengalami mual dan muntah secara berlebihan. Penyebabnya adalah terjadi perubahan metabolisme tubuh pada ibu, berkaitan dengan kehamilan tersebut. Kelainan ini juga disebabkan oleh faktor psikologis. Misalnya, takut menghadapi proses persalinan, masalah hubungan yang kurang harmonis dengan pasangan, atau rasa takut memikul tanggung jawab dengan hadirnya buah hati. Gejala kelainan ini adalah mual dan muntah yang terus menerus. Napsu makan sangat rendah, sehingga ibu hamil sangat lemah. Bahkan, sampai harus rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

3. Mola HidatidosaKomplikasi kehamilan pada trimester 1 yang selanjutnya adalah mola hidatidosa. Dalam bahasa awam disebut hamil anggur. Pada kelainan ini, ibu mengalami gejala yang sama dengan hamil biasa. Mual, muntah, dan napsu makan berkurang. Namun, bila dicek, di dalam rahim tidak terdapat janin. Karena itu, detak jantung janin juga tidak terdengar. Sesuai dengan namanya, mola (anggur), yang terdapat di janin hanya gelembung-gelembung kecil yang menyerupai anggur.Tanda-tanda kelainan pada kehamilan ini adalah pendarahan yang terjadi secara terus menerus. Gelembung-gelembung ini harus dikeluarkan. Dan, penderita harus dalam pengawasan dokter hingga dinyatakan benar-benar sehat kembali. Sebab, mola hidatidosa dapat memicu terbentuknya kanker.

4. Kehamilan EktopikDisebut juga dengan kehamilan di luar kandungan. Pada kelainan ini, sel telur yang sudah dibuahi tidak melekat di tempat seharusnya yaitu di rahim, tetapi melekat di tempat lain. Misalnya, di saluran telur, leher rahim, atau di rongga perut. Kehamilan ektopik ini disebabkan karena adanya infeksi di saluran falopi. Gejalanya adalah, ibu mengalami sakit pada panggul, pendarahan yang tidak biasa, hingga pingsan.

Itulah komplikasi kehamilan pada trimester 1 yang mungkin terjadi, Namun, ibu hamil tidak perlu khawatir banyak tips kehamilan yang bisa didapatkan untuk informasi. Jika rutin memeriksakan diri ke dokter, komplikasi tersebut dapat dicegah. Ketika mengalami gejala yang sama, segera hubungi dokter kandungan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Page 2: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA KEHAMILAN TRIMESTER II 1.1. Anemia Kehamilan

Yang dimaksud dengan anemia kehamilan pada trimester II adalah jika kadar hemoglobin < 10,5 gr/dL.

Tingkatan anemia : 1. Anemia ringan : 9-10 gr/dL 2. Anemia sedang : 7-8 gr/dL 3. Anemia berat : < 7 gr/dL

Tanda dan gejala dari anemia kehamilan antara lain adalah pucat, mudah pingsan, TD normal, gejala klinik dapat terlihat pada tubuh yang malnutrisi.

A. Anemia Defisiensi Besi 1. Pengertian Adalah penurunan jumlah sel darah merah akibat dari kekurangan zat besi

2. Etiologi a. Makanan tidak cukup mengandung zat besi (Fe) b. Komposisi makanan tidak baik untuk penyerapan c. Adanya gangguan penyerapan (penyakit usus) d. Kebutuhan Fe meningkat

3. Patofisiologi a. Darah meningkat 50% dalam kehamilan (hipervolemia), penambahan sel darah tidak sebanding dengan plasma darah (plasma 30%, sel darah 18%, Hb 19%) b. Terjadi pengenceran darah dan Pembentukan sel darah merah terlalu lambat c. Volume darah bertambah sejak usia kehamilan 10 minggu dan Puncaknya penambahan darah pada usia kehamilan 32-36 minggu

4. Tanda dan Gejala

a. Data subjektif : ibu mengatakan sering pusing, cepat lelah, lemas, susah bernafas b. Data objektif : konjungtiva pucat, muka pucat, ujung-ujung kuku pucat

5. KomplikasiPada kehamilan Trimester 2 komplikasi yang menyertai anemia ini antara lain adalah partus prematurus, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (PJT), asfiksia, gestosis/manifestasi keracunan karena kehamilan, IQ bayi rendah, dekompensasi kordis)

6. Penanganan a. Oral : pemberian fero sulfat,/fero gluconat/Na-fero bisitrat 60 mg/hari, 800 mg selama kehamilan, 150-100 mg/hari

Page 3: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

b. Parenteral : pemberian ferum dextran 1000 mg (20 ml) IV atau 2×10 ml/IM

B. Anemia Megaloblastik 1. Pengertian

Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat

2. Gejala

a. Tangan atau kaki kesemutan dan kaku b. Kehilangan sensasi sentuh c. Kehilangan kemampuan indera penciuman d. Sulit berjalan dan terlihat goyah e. Demensia (kehilangan kemampuan psikis atau mental) f. Kejiwaan terganggu (halusinasi, paranoia, psikosis / gangguan jiwa yang disertai dengan disintegrasi kepribadian)

1.2. Abortus A. Pengertian Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 gr, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.Abortus dapat di bagi sebagai berikut : 1. Abortus spontan adalah yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau pun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Abortus spontan dapat dibagi atas: a. Abortus kompletus (keguguran lengkap) artinya seluruh konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus),sehingga rongga rahim kosong. b. Abortus inkompletus (keguguran besisa) hanya sebagian dari hasil konsepsi yang di keluarkan,yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. c. Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah abortus yang berlangsung,dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat di pertahankan lagi. d. Abortus iminens (keguguran yang bisa di pertahankan) keguguran yang keluarnya fetus masih dapat di cegah dengan memberikan obat-obatan hormonal dan antipasmodika serta istirahat. e. Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak di keluarkan selama 2 bulan atau lebih. f. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. g. Abortus infeksiosus adalah keguguran yang di sertai infeksi genital. h. Abortus septik adalah keguguran di sertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritonium.

2. Abortus provakartus Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:

Page 4: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

a. Abortus medisinalis (abortus therapeutic) adalah abortus karena tindakan kita sendiri,dengan alasan bila kehamilan di lanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter. b. Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau berdasarkan indiksi medis. B. Etiologi

Abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa penyebab diantaranya : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat-zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus. 2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun. 3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit kronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma. 4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung ke depan) dan kelainan bawaan pada rahim. 5. Kelainan pada ovum atau spermatozoa, dimana kalau terjadi pembuahan hasilnya adalah pembuahan yang patologis.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan kelainan pertumbuhan pada janin antara lain adalah : 1. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks. 2. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehinggga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. 3. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus.Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya. 4. Kelainan pada plasenta Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. 5. Penyakit ibu. a. Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadi abortus. b. Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrol metabolik pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat meningkatkan resiko terjadinya

Page 5: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata. C. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya.Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus.Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua lebih dalam, sehingga hasil konsepsi mudah dilepaskan. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin disusul dengan plasenta.Pedarahan jumlahnya tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap.

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Adakalanya kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum) atau janin telah mati dalam waktu yang lama (missed abortion).

Apabila janin yang mati tidak dikeluarkan secepatnya, maka akan menjadi mola karneosa. Mola karneosa merupakan suatu ovum yang dikelilingi oleh kapsul bekuan darah.Kapsul memiliki ketebalan bervariasi, dengan villi koriales yang telah berdegenerasi tersebar diantaranya.Rongga kecil didalam yang terisi cairan tampak menggepeng dan terdistorsi akibat dinding bekuan darah lama yang tebal.Bentuk lainnya adalah mola tuberosa, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.

Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi. Mumifikasi merupakan proses pengeringan janin karena cairan amnion berkurang akibat diserap, kemudian janin menjadi gepeng (fetus kompresus). Dalam tingkat lebih lanjut janin dapat menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus).

Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak cepat dikeluarkan adalah terjadinya maserasi. Tulang-tulang tengkorak kolaps dan abdomen kembung oleh cairan yang mengandung darah.Kulit melunak dan terkelupas in uterus atau dengan sentuhan ringan.Organ-organ dalam mengalami degenerasi dan nekrosis.

D. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari Abortus antara lain adalah : 1. Perdarahan bisa sedikit atau banyak 2. Uterus tidak membesar 3. Tidak terdengar DJJ

E. Komplikasi Komplikasi dari Abortus antara lain adalah :

Page 6: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

1. Perdarahan (haemorrhage) 2. Perforasi ; sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun. 3. Infeksi dan tetanus 4. Payah ginjal akut 5. Syok disebabkan perdarahan yang banyak dan infeksi berat.

F. Penatalaksanaan 1. Tirah baring 2. Obat a. Penenang b. Antispasme 3. Hormonal a. Progesteron b. Duphaston c. Gestanon / Parameston 4. Periksa lab penunjang.

1.3. Kehamilan Ektopik Terganggu A. Pengertian Kehamilan ektopik atau yang dikenal orang awam sebagai kehamilan di luar kandungan adalah implantasi (penanaman) ovum yang telah dibuahi di tempat yang tidak semestinya (diluar rahim).Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik akan menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir sampai kematian karena terjadinya perdarahan di dalam rongga perut yang tidak dapat terlihat dengan mata kasat.

B. Etiologi Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah : 1. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas 2. Riwayat operasi tuba. 3. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang. 4. Kehamilan ektopik sebelumnya. 5. Aborsi tuba dan pemakaian IUD. 6. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom. 7. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat. 8. Operasi plastik pada tuba. 9. Abortus buatan.

C. Patofisiologi Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri.Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu:

Page 7: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba. 2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba. 3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda.Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

D. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala dari kehamilan ektopik terganggu antara lain adalah : 1. Amenorhea 2. Nadi cepat dan lemah (110X/menit atau lebih) 3. Kelelahan dan pucat 4. Nyeri perut bagian bawah yang snagat dan berawal dari satu sisi, tengah, seluruh perut bagian bawah akibat robeknya tuba 5. Penderita bisa sampai pingsan dan syok 6. Perdarahan pervaginam biasanya berwarna hitam 7. Pusing, perdarahan, berkeringat, pembesaran payudara, perubahan warna pada vagina dan serviks, perlunakan serviks, pembesaran uterus, frekuensi BAK meningkat.

E. PenatalaksanaanPenanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi.Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan.Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.

Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi.Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.

1.4. Mola Hidatidosa A. Pengertian Mola hidatidosa adalah jonjot karion (charionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandug banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan.Karena itu disebut hamil anggur atau mata ikan.Kelainan ini merupakan neoplasma yang

Page 8: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

jinak. Mola di bagi menjadi dua yaitu :

1. Mola hidatidosa klasik/komplet a. Janin atau bagian tubuh janin tidak ada b. Sering disertai pembentukan kista lutein (25-30%) 2. Mola hidatidosa parsial/inkomplet a. Janin atau bagian tubuh janin ada b. Perkembangan janin terhambat akibat kelainan kromosom dan umumnya mati pada trimester pertama.

B. Etiologi 1. Faktor ovum : ovum sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat di keluarkan. 2. Keadaan sosial ekonomi yang rendah 3. Paritas tinggi 4. Kekurangan protein 5. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

C. Patofisiologi Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast : 1. Teori missed abortion. Janin mati pada kehamilan 3 – 5 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.

2. Teori neoplasma dari Park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.

3. Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan.

D. Tanda dan Gejala Gejala dari penyakit ini di tunjukan sebagaimana orang hamil normal, tanda awal persis kehamilan biasa, misalnya terlambat haid, keluhan mual, muntah.Hanya saja keluhan tersebut lebih hebat.Jika diperiksa tes kehamilan, hasilnya positif juga.

Selain gejala umum di atas, tanda-tanda lain diantaranya: tidak ada tanda-tanda gerakan janin, rahim nampak lebih besar dari umur kehamilan, misalnya terlambat 2 bulan, rahim nampak seperti hamil 4 bulan, keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan.

1. Anamnesa atau keluhan a. Terdapat gejala hamil muda b. Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna merah tua, atau

Page 9: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

kecoklatan seperti bumbu rujak. c. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dari tua kehamilan seharusnya. d. Keluar jaringan seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada) yang merupakan diagnosa pasti.

2. Inspeksi a. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan yang disebut muka mola (mola face). b. Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas. 3. Palpasi a. Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek. b. Tidak teraba bagian-bagian janin dan balotemen juga gerakan janin c. Adanya fenomika harmonika : darah dan gelembung mola keluar dan fundus uteri turun, lalu naik lagi

Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan 4. Uji sonde Sonde dimasukkan secara pelan-pelan dan hati-hati kedalam serviks kanalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan mola 5. Foto rontgen : tidak terlihat tulang-tulang janin pada kehamilan 3-4 bulan. 6. USG: akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin.

E. Penatalaksanaan 1. Terapi a. Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan perbaiki KU dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Tindakan pertama dengan manual digital baru setelah itu evakuasi sisanya dengan kuretase. b. Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil § Pasang beberapa ganggang laminaria untuk memperlebar pembukaan selama 12 jam § Setelah itu pasang infus dektrose 5% yang berisi 50 satuan oksitosin baru setelah itu evakuasi isi kavum § Kalau perdarahan banyak berikan transfusi darah dan lakukan tampon uterovaginal selama 24 jam.

c. Berikan obat-obatan antibiotika, uterotonika dan perbaiki KU d. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaan lab e. Histrektomi total dilakukan untuk resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih.

2. Periksa ulang Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil. Juga dinasehatkan mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun. a. Setiap minggu pada triwulan pertama

Page 10: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

b. Setiap 2 minggu pada triwulan kedua c. Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya d. Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap tiga bulan

Setiap periksa ulang penting diperhatikan :

· Gejala klinis, perdarahan, KU · Lakukan pemeriksaan pemeriksaan dalam pemeriksaan inspekulo : keadaan serviks, uterus terus bertambah kecil atau tidak, kista lutein bertambah kecil atau tidak. · Reaksi biologis atau imunologis air seni. Jika reaksi kemih + maka harus dicurigai adanya keganasan.

3. Sitostatika profilaksis : pemberian methotrexate (MTX) dengan syarat: a. Pengamatan lanjutan sukar dilakukan. b. Apabila 4 minggu setelah evakuasi mola, uji kehamilan biasanya tetap + (positif). c. Pada high risk mola.

Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 3Pada usia kehamilan mencapai 28 minggu, ibu hamil tiba pada trimester tiga. Di masa ini, ibu hamil sudah harus menyiapkan segala keperluan persalinan. Selain itu, tentu saja ibu hamil tetap harus berhati-hati menjaga kehamilannya. Tujuannya agar tidak mengalami komplikasi kehamilan pada trimester 3.

Plasenta PreviaKomplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester ketiga. Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan. Perdarahan tersebut ada yang terjadi secara perlahan-lahan, ada juga yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan lemas.

Sakit Kepala HebatUmumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu terjadi karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya, sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat. Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit ini tidak hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah tanda preeklamsia.

Anggota Tubuh BengkakKomplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak juga biasa terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika pembengkakan tersebut tidak hilang setelah beristirahat. Pembengkakan atau dalam bahasa medisnya disebut edema, adalah penimbunan cairan yang berlebihan di dalam tubuh. Pembengkakan pada wajah dan

Page 11: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

tangan yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan tanda-tanda serius bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau anemia.

Ketuban PecahKetuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang sedang hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan pervaginam. Pecahnya ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta.Ibu hamil yang belum cukup bulan untuk melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat penting dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya, disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina.

Ketika usia kehamilan memasuki trimester ketiga, sebaiknya ibu hamil lebih waspada. Sebab, komplikasi kehamilan pada trimester 3 dapat menghambat proses persalinan.

Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 2Trimester kedua dimulai saat kehamilan memasuki usia 13 minggu. Masa ini dikenal sebagai masa yang paling nyaman bagi ibu hamil. Rasa mual sudah berkurang. Ibu pun dapat melakukan aktivitas dengan baik. Namun, ada komplikasi kehamilan pada trimester 2 yang harus diwaspadai. Contohnya:

Hiperemesis GravidiumYaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala mual dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki trimester 2. Namun, ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil mengalami komplikasi kehamilan.Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

GingivitisKomplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil disebabkan karena kadar hormon progesteron yang mengalami peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai darah yang lebih banyak.

Diabetes GestasionalIbu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu sering lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan cenderung menurun. Bila menemui tanda-tanda itu, segera periksa kadar gula dalam darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga menjadi salah satu tandanya.

Stretch MarkTanda ini berupa garis-garis yang terdapat pada tubuh. Ibu hamil akan mengalami gangguan stretch mark pada kulit, dan biasanya membuatnya risih karena mengurangi kemulusan kulit. Parahnya, stretch mark akan semakin jelas ketika rahim semakin besar. Warna garis-garis pada kulit ini berbeda-beda, tergantung warna kulit masing-

Page 12: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

masing. Namun, biasanya, pasca persalinan, garis-garis tersebut berubah menjadi putih.

Tekanan Darah TinggiIbu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah. Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini wajib diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-larut.

Bagaimama pun, komplikasi kehamilan pada trimester 2 dapat diatasi. Asalkan, ibu hamil dapat melihat tanda-tandanya dan segera memeriksakan diri ke dokter.

Page 13: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

Persalinan

Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu janin yang viabel, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup diluar rahim tapi masih cukup kecil untuk dapat melalui jalan lahir.

Proses persalinan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Kala Satu merupakan stadium dilatasi serviks. Kala satu berlangsung dari onset persalinan hingga dilatasi serviks yang lengkap. Durasi rata-rata kala satu adalah 10-12 jam pada primigravida dan sekitar 4-6 jam pada multipara.

2. Kala dua berlangsung dari dilatasi lengkap serviks hingga kelahiran janin. Kala dua berlangsung selama rata-rata tiga perempat hingga satu jam pada primigravida dan sekitar 15-30 menit pada multipara.

2. Kala tiga merupakan stadium pelepasan dan pelahiran plasenta. Proses pelahiran plasenta ini menghabiskan waktu lima menit hingga setengah jam dengan kontraksi uterus yang terjadi setiap 2-3 menit sekali

Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah : 1. Power

Adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim ditambah kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan.

2. Passage Janin harus berjalan lewat rongga panggul, serviks dan vagina sebelum dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi tekanan atau resistensi yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.

3. Passenger Adalah jalan lahir janin dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin.

C. Komplikasi Persalinan Komplikasi persalinan merupakan keadaan yang mengancam jiwa ibu atau janin karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan. Dari hasil “Assesment Safe Motherhood” di Indonesia pada tahun 1990 /1991 menyebutkan beberapa informasi penting yang berhubungan dengan terjadinya komplikasi persalinan :

1. Derajat kesehatan ibu rendah dan kurangnya kesiapan untuk hamil. 2. Pemeriksaan antenatal yang diperoleh kurang. 3. Pertolongan persalinan dan perawatan pada masa setelah persalinan dini masih

kurang. 4. Kualitas pelayanan antenatal masih rendah dan dukun bayi belum sepenuhnya mampu

melaksanakan deteksi risiko tinggi sedini mungkin. 5. Belum semua Rumah Sakit Kabupaten sebagai tempat rujukan dari puskesmas

mempunyai peralatan yang cukup untuk melaksanakan fungsi obstetrik esensial.

Page 14: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

Komplikasi persalinan terdiri dari persalinan macet, ruptura uteri, infeksi atau sepsis, perdarahan, ketuban pecah dini (KPD), malpresentasi dan malposisi janin, pre-eklampsia dan eklampsia.

1. Persalinan macet. Pada sebagian besar penyebab kasus persalinan macet adalah karena tulang panggul ibu terlalu sempit atau gangguan penyakit sehingga tidak mudah dilintasi kepala bayi pada waktu bersalin. Beberapa faktor yang mempengaruhi kontraktilitas uterus sehingga berpengaruh terhadap lamanya persalinan kala satu adalah :

a. Umur b. Paritas c. Konsistensi serviks uteri d. Berat badan janin e. Faktor psikis f. Gizi dan anemia

2. Ruptura Uteri . Ruptura uteri atau sobekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan kadang-kadang terjadi pada kehamilan terutama pada kehamilan trimester dua dan tiga. Robekan pada uterus dapat ditemukan oleh sebagian besar pada bawah uterus. Pada robekan ini kadang-kadang vagina bagian atas ikut serta pula.

3. Infeksi atau sepsis. Wanita cenderung mengalami infeksi saluran genital setelah persalinan dan abortus. Kuman penyebab infeksi dapat masuk ke dalam saluran genital dengan berbagai cara, misalnya melalui penolong persalinan yang tangannya tidak bersih atau menggunakan instrumen yang kotor. Infeksi juga berasal dari debu atau oleh ibu itu sendiri yang dapat memindahkan organisme penyebab infeksi dari berbagai tempat, khususnya anus. Pemasukan benda asing ke dalam vagina selama persalinan seperti jamur, daun-daunan, kotoran sapi, lumpur atau berbagai minyak, oleh dukun beranak juga merupakan penyebab infeksi. Akibatnya infeksi menjadi salah satu penyebab kematian ibu di negara berkembang dan infeksi ini ternyata tinggi pada abortus ilegal.

4. Malpresentasi dan malposisi. Adalah keadaan dimana janin tidak berada dalam presentasi dan posisi yang normal yang memungkinkan terjadi partus lama atau partus macet. Diduga malpresentasi dan malposisi kehamilan akan mempunyai akibat yang buruk jika tidak memperhatikan cara dalam melahirkan. Pada kelahiran kasus ini harus ditangani di Rumah Sakit atau Pelayanan kesehatan lain yang mempunyai. fasilitas yang lebih lengkap dan sebaiknya anestesia telah disediakan dan kemampuan untuk melakukan sectio caesaria harus sudah ada di tangan.

5. Ketuban pecah dini . Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput secara spontan disertai keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu, 1 jam atau lebih sebelum proses persalinan berlangsung. Penyebab pecahnya selaput ketuban secara pasti belum diketahui, tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi dapat menghancurkan selaput ketuban, dan KPD pada trimester kedua mungkin disebabkan oleh serviks yang tidak lagi mengalami kontraksi.

Page 15: Komplikasi Kehamilan Pada Trimester 1,2,3

6. Pre-eklampsia dan eklampsia . Di Indonesia, eklampsia (disamping perdarahan dan infeksi) masih merupakan sebab utama kematian ibu dan sebab kematian perinatal yang tinggi. oleh karena itu, diagnosisi dini pre-eklampsia, yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindroma pre-eklampsia ringan dengan hipertensi, edema, dan proteinuria sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita hamil, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre-eklampsia berat, bahkan eklampsia.