makalah koloid sma 1 raha

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya. B. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan system koloid? b. Jelaskan macam-macam system koloid? c. Bagaimana sifat-sifat koloid? d Bagaimana proses pembuatan sistem koloid? e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari? C. Tujuan a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid.

Upload: septian-muna-barakati

Post on 23-Jul-2015

21 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah koloid sma 1 raha

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang

bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1

- 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel

terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan

kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga

dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan

merupakan contoh-contoh koloid yang dpat dijumpai sehari-hari. Sitoplasma

dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri

dalam kimia industri karena kepentingannya.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan system koloid?

b. Jelaskan macam-macam system koloid?

c. Bagaimana sifat-sifat koloid?

d Bagaimana proses pembuatan sistem koloid?

e. Apa saja komponen system koloid, bentuk partikel dan kegunaannya dalam

kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

a. Agar pembaca dapat mengetahui system koloid.

b. Agar pembaca mengetahui macam-macam system koloid.

c. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.

d. Agar pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.

e. Agar pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan

kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat

a. Pembaca dapat mengetahui system koloid.

b. Pembaca mengetahui macam-macam system koloid.

c. Pembaca mengetahui sifat-sifat koloid.

Page 2: Makalah koloid sma 1 raha

d. Pembaca mengetahui proses pembuatan sistem koloid.

e. Pembaca mengetahui komponen sistem koloid, bentuk partikel dan

kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Koloid

  Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat

atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase

terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium

pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran

Page 3: Makalah koloid sma 1 raha

yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu

partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari

serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat

banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.  

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan

koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi

dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7

sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan

keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau

molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan

bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih.

Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu

molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul

makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan

mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7.

B.    Jenis-Jenis Koloid

Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam

medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat

padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat

dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

1.      Sol (fase terdispersi padat)

a.   Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi pada

Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitam

b.   Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair

Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat

c.       Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas

Contoh: debu di udara, asap pembakaran

2.   Emulsi (fase terdispersi cair)

a.   Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat

Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi

b.   Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair

Contoh: susu, mayones, krim tangan

c.   Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas

Page 4: Makalah koloid sma 1 raha

Contoh: hairspray dan obat nyamuk

3.   Buih (fase terdispersi gas)

a.       Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat.

Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoam

b.      Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair

Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun

Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama-

sama berupa gas, campurannya tergolong larutan

C.        Sifat-Sifat Koloid

a.      Efek Tyndall

Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh

partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang

cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang

ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada

saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut

tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar

kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid

mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar

tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga

hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

b.   Gerak Brown

Gerak Brown ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa

bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika kita amati

koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel

tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan

gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.

Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya

bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk koloid dengan medium

pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan

tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut

berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka

Page 5: Makalah koloid sma 1 raha

tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu

resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga

terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid,

semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel

koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa

gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat

(suspensi). Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system

koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium

pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya

semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid,

maka gerak Brown semakin lambat.

c.   Absorpsi

Absorpsi  ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain

pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan

partikel. (Catatan : Absorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya

penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3

bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3

bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.

d.   Muatan koloid

Dikenal dua macam koloid, yaitu koloid bermuatan positif dan koloid

bermuatan negatif.

e.   Koagulasi koloid

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.

Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.

Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan

pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid

yang berbeda muatan.

f.    Koloid pelindung

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi

koloid lain dari proses koagulasi.

g.   Dialisis

Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini

disebut proses dialisis.

h.   Elektroforesis

Page 6: Makalah koloid sma 1 raha

Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan

dengan menggunakan arus listrik.

D.   Pembuatan Sistem Koloid

Reaksi dekomposisi rangkap

Misalnya:

Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui

larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;

As2O3 (aq) + 3H2S(g) à As2O3 (koloid) + 3H2O(l)

(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)

Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl

encer;

AgNO3 (ag) + HCl(aq) à AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

Pemanasan nitrat

Jika dipanaskan, kebanyakan nitrat cenderung mengalami dekomposisi

membentuk oksida logam, nitrogen dioksida berupa asap coklat, dan oksigen.

Sebagai contoh, nitrat Golongan 2 yang sederhana seperti magnesium nitrat

mengalami dekomposisi dengan reaksi sebagai berikut :

Pada Golongan 1, ithium nitrat mengalami proses dekomposisi yang sama -

menghasilkan lithium oksida, nitrogen dioksida dan oksigen.Akan tetapi, nitrat

dari unsur selain lithium dalam Golongan 1 tidak terdekomposisi sempurna

(minimal tidak terdekomposisi pada suhu Bunsen) - menghasilkan logam nitrit

dan oksigen, tapi tidak menghasilkan nitrogen oksida.Semua nitrat dari natrium

sampai cesium terdekomposisi menurut reaksi di atas, satu-satunya yang

membedakan adalah panas yang harus dialami agar reaksi bisa terjadi. Semakin ke

bawah golongan, dekomposisi akan semakin sulit, dan dibutuhkan suhu yang

lebih tinggi.

Pemanasan karbonat

Jika dipanaskan, kebanyakan karbonat cenderung mengalami dekomposisi

membentuk oksida logam dan karbon dioksida.Sebagai contoh, karbonat

Golongan 2 sederhana seperti kalsium karbonat terdekomposisi sebagai berikut :

Pada Golongan 1, lithium karbonat mengalami proses dekomposisi yang sama

menghasilkan lithium oksida dan karbon dioksida.

Karbonat dari unsur-unsur selain lithium pada Golongan 1 tidak terdekomposisi

pada suhu Bunsen, walaupun pada suhu yang lebih tinggi mereka akan

Page 7: Makalah koloid sma 1 raha

terdekomposisi. Suhu dekomposisi lagi-lagi meningkat semakin ke bawah

Golongan.

E.    Kegunaan Koloid

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama

dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang

penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling

melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.

Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

 

Jenis industri Contoh aplikasi

Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

   Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :

1.   Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke

dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau

karbon. Partikel koloidakan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel

koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat

berwarna putih.

2.   Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika

terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas

yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar

partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah

dapat lebih mudah dilakukan.

3.   Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid

tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh

karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa

langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan

Page 8: Makalah koloid sma 1 raha

cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut

akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif

melalui reaksi:

Al3+   +   3H2O     à    Al(OH)3   +      3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid

tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian

mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara lengkap.

BAB  III

PENUTUP

 A. Kesimpulan

-  Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang

melalui sistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut

efek Tyndall.

-  Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa

bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown

terjadi karena tumbukan tak simetris antara molekul medium dengan partikel

koloid.

- Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena

luas permukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi

yang besar.

Page 9: Makalah koloid sma 1 raha

-  Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi

bermuatan listrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara

partikel koloid, sehingga menjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi).

-  Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu

pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.

-  Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karena

berbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit  akan

menetralkan muatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang.

-  Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan

koloid liofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya;

sebaliknya, pada koloid liofob interaksinya tersebut tidak ada

- Koloid dapat dibuat dengan cara dispersi atau kondensasi. Pada cara dispersi,

bahan kasar dihaluskan kemudian didispersikan ke dalam medium dispersinya.

Pada cara kondensasi, koloid dibuat dari larutan di mana atom atau molekul

mengalami agregasi (pengelompokan), sehingga menjadi partikel koloid.

-  Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan sistem koloid.

DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA

Parning, dkk. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta : Yudhistira.

Suharsini, Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.