makalah kf 2

12
BAB 1 MAKALAH LAJU REAKSI, ORDE REAKSI DAN KONSTANTA LAJU KELOMPOK : 5 ANGGOTA : 1. RATIH COMALA SARY 2. SUCI MAWARNI 3. MUHAMMAD AL FADLI Dosen : 1.Ananda Putra,M.Si,Ph.d 2. Deski Beri,S.Si,M.Si JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015

Upload: ratih-comala-sary

Post on 13-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KIMI FISIKA 2 JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2015

TRANSCRIPT

  • BAB 1

    MAKALAH

    LAJU REAKSI, ORDE REAKSI DAN KONSTANTA LAJU

    KELOMPOK : 5

    ANGGOTA :

    1. RATIH COMALA SARY

    2. SUCI MAWARNI3. MUHAMMAD AL FADLI

    Dosen : 1.Ananda Putra,M.Si,Ph.d

    2. Deski Beri,S.Si,M.Si

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2015

  • BAB I

    PENDAHULUANA. Latar Belakang

    Terjadinnya reaksi kimia disebabkan karena adannya tumbukan atau tabrakan antarmolekul molekul pereaksi dengan arah yang tepat dan memiliki energy yang cukup untukmengatasi energy aktivasi molekul pereaksi. Molekul pereaksi yang menerima tumbukanakan berubah menjadi molekul teraktivasi (Komplek transisi) dan segera berubah menjadiproduk (hasil reaksi). Senyawa pada keadaan kompleks teraktivasi ini bersifat tidak stabil.Untuk mencapai keadaan kompleks teraktifasi,diperlukan energy yang disebut energyaktivasi. Energy aktivasi adalah energy potensial yang harus dilampaui sebelum terjadireaksi kimia.

    Kompleks teraktivasi merupakan tahap persimpangan ketika kenaikan mulus energy

    potensial pada saat reaksi (reaktan) saling mendekati menjadi penurunan mulus ketikamolekul hasil reaksi (produk) memilsah. Ini berarti,tidak semua pasangan yang bereaksimenghasilkan reaksi. Hanya pasangan yang memiliki energy kinetic cukup dapatmelonggarkan ikatannya dan menata ulang ato-atomnya sewaktu mencapai keadaan transisiyang memisahkan preaksi dari hasil reaksi. Jika halangan ini terlalu tinggi,hampir semuapasangan molekul reaksi yang bertumbukan berpisah satu sama lain tanpa reaksi.

    B. Tujuan

    Tujuan dari makalah yang dibuat adalah :

    1. Mengetahui defenisi dari Kinetika Kimia

    2. Mengetahui defenisi dari laju Reaksi

    3. Mengetahui Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi

    4. Mengetahui Persamaan Laju Reaksi

    5. Mengetahui orde dari suatu Reaksi Kimia

  • C. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan Kinetika Kimia

    2. Apa yang dimaksud dengan Laju Reaksi

    3. Jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi

    4. Jelaskan Persamaan dari Laju Reaksi

    5. Jelaskan pengertian dan pembagian dari Orde Reaksi

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    Kinetika Kimia (Chemical Kinetics) adalah salah satu cabang ilmu kimia yangmengkaji mengenai seberapa cepat suatu reaksi kimia berlangsung. Dari berbagai jenis reaksikimia yang telah dipelajari para ilmuwan, ada yang berlangsung dalam waktu yang sangatsingkat (reaksi berlangsung cepat), seperti reaksi pembakaran gas metana. Di sisi lain, adapula reaksi yang berlangsung dalam waktu yang lama (reaksi berlangsung lambat), sepertireaksi perkaratan (korosi) besi. Cepat lambatnya suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dalambesaran laju reaksi.

    Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk persatuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kitaketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk. Ini berarti, selama reaksikimia berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan pembentukansejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat dikaji dari sisi pengurangankonsentrasi reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.

    Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut :

    A -> B

    Laju reaksi = [A] / t

    atau

    Laju reaksi = + [B] / t

    1. Tanda (negatif) menunjukkan pengurangan konsentrasi reaktan2. Tanda + (positif) menunjukkan peningkatan konsentrasi produk

    Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi kimia dengankoefisien reaksi yang bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksimasing-masing spesi. Sebagai contoh, dalam reaksi 2A -> B, terlihat bahwa dua mol Adikonsumsi untuk menghasilkan satu mol B. Hal ini menandakan bahwa laju konsumsi spesiA adalah dua kali laju pembentukan spesi B. Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakandalam persamaan berikut :

    laju reaksi = 1 [A] / 2. t

    atau

  • laju reaksi = + [B] / t

    Secara umum, untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi di bawah ini,

    aA + bB -> cC + dD

    Laju reaksi masing-masing spesi adalah sebagai berikut :

    Laju reaksi = 1 [A] / a. t = 1 [B] / b. t = + 1 [C] / c. t = + 1 [D] / d. t

    Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan yangdigunakan dalam reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju reaksi akanmeningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai konstanta laju reaksi (k).Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasireaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengankonsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui analisis dataeksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi.

    Hukum laju reaksi (The Rate Law) menunjukkan korelasi antara laju reaksi (v)terhadap konstanta laju reaksi (k) dan konsentrasi reaktan yang dipangkatkan denganbilangan tertentu (orde reaksi). Hukum laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaanberikut :

    aA + bB -> cC + dD

    v = k [A]x [B]y

    x dan y adalah bilangan perpangkatan (orde reaksi) yang hanya dapat ditentukanmelalui eksperimen. Nilai x maupun y tidak sama dengan koefisien reaksi a dan b.

    Bilangan perpangkatan x dan y memperlihatkan pengaruh konsentrasi reaktan A danB terhadap laju reaksi. Orde total (orde keseluruhan) atau tingkat reaksi adalah jumlahorde reaksi reaktan secara keseluruhan. Dalam hal ini, orde total adalah x + y.

    Untuk menentukan orde reaksi masing-masing reaktan, berikut ini diberikan data hasileksperimen reaksi antara F2 dan ClO2.

    F2(g) + 2 ClO2(g) -> 2 FClO2(g)

    No. [F2] (M) [ClO2] (M) laju reaksi (M/s)1 0,10 0,010 1,2 x 10-3

    2 0,10 0,040 4,8 x 10-3

    3 0,20 0,010 2,4 x 10-3

  • Dengan mempelajari data nomor 1 dan 3, terlihat bahwa peningkatan konsentrasi F2sebesar dua kali saat konsentrasi ClO2 tetap menyebabkan peningkatan laju reaksi sebesar duakali. Ini menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi F2 sebanding dengan peningkatan lajureaksi.

    Dengan demikian, orde reaksi F2 adalah satu. Sementara, dari data nomor 1 dan 2,terlihat bahwa peningkatan konsentrasi ClO2 sebesar empat kali saat konsentrasi F2 tetapmenyebabkan peningkatan laju reaksi sebesar empat kali pula. Hal ini menunjukkan bahwapeningkatan konsentrasi ClO2 juga berbanding lurus (sebanding) dengan peningkatan lajureaksi. Oleh karena itu, orde reaksi ClO2 adalah satu. Orde total reaksi tersebut adalah dua.

    Persamaan laju reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk berikut :

    v = k [F2] [ClO2]

    Konstanta laju reaksi (k) dapat diperoleh dengan mensubstitusikan salah satu datapercobaan ke dalam persamaan laju reaksi. Dalam hal ini, saya menggunakan data nomor 1.Persamaan laju reaksi setelah disubstitusikan dengan data eksperimen akan berubah menjadisebagai berikut :

    1,2 x 10-3 = k (0,10) (0,010)

    k = 1,2 / M.s

    Hukum laju reaksi dapat digunakan untuk menghitung laju suatu reaksi melalui datakonstanta laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Hukum laju reaksi juga dapat digunakanuntuk menentukan konsentrasi reaktan setiap saat selama reaksi kimia berlangsung. Kita akanmempelajari laju reaksi dengan orde reaksi satu, dua, dan nol.

    1. Reaksi Orde Satu

    Reaksi dengan orde satu adalah reaksi dimana laju bergantung pada konsentrasireaktan yang dipangkatkan dengan bilangan satu. Secara umum, reaksi dengan orde satudapat diwakili oleh persamaan reaksi berikut :

    A -> Produk

    Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan : v = [A]/ t

    Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam persamaan : v = k [A]

    Satuan k dapat diperoleh dari persamaan : k = v/[A] = M.s-1/M = s-1 atau 1/s

    Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : [A]/ t = k [A]

  • Penyelesaian dengan kalkulus, akan diperoleh persamaan berikut :

    ln { [A]t / [A]0 }= kt atau

    ln [A]t = kt + ln [A]0

    ln = logaritma natural (logaritma dengan bilangan pokok e)

    [A]0 = konsentrasi saat t = 0 (konsentrasi awal sebelum reaksi)

    [A]t = konsentrasi saat t = t (konsentrasi setelah reaksi berlangsung selama t detik)

    2. Reaksi Orde Dua

    Reaksi dengan orde dua adalah reaksi dimana laju bergantung pada konsentrasi satureaktan yang dipangkatkan dengan bilangan dua atau konsentrasi dua reaktan berbeda yangmasing-masing dipangkatkan dengan bilangan satu. Kita hanya akan membahas tipe satureaktan yang dipangkatkan dengan bilangan dua. Persamaan reaksi yang terjadi adalahsebagai berikut :

    A -> Produk

    Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan : v = [A]/ t

    Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam persamaan : v = k [A]2

    Satuan k dapat diperoleh dari persamaan : k = v / [A]2 = M.s-1/M2 = s-1/M atau1/M.s

    Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : [A]/ t = k [A]2

    Penyelesaian dengan kalkulus, akan diperoleh persamaan berikut :

    1 / [A]t = kt + 1 / [A]0

    3. Reaksi Orde Nol

    Reaksi dengan orde nol adalah reaksi dimana laju tidak bergantung pada konsentrasireaktan. Penambahan maupun mengurangan konsentrasi reaktan tidak mengubah laju reaksi.Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

    A -> Produk

    Laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan : v = [A]/ t

    Laju reaksi juga dapat dinyatakan dalam persamaan : v = k [A]0 atau v = k

  • Satuan k dapat diperoleh dari persamaan : k = v / [A]0 = v = M.s-1 atau M / s

    Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : [A]/ t = k [A]0

    Dengan menggabungkan kedua persamaan laju reaksi : [A]/ t = k

    Penyelesaian dengan kalkulus, akan diperoleh persamaan berikut :

    [A]t = -kt + [A]0

    Selama reaksi kimia berlangsung, konsentrasi reaktan berkurang seiring peningkatanwaktu reaksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membedakan reaksi orde nol,orde satu, dan orde dua adalah melalui waktu paruh. Waktu paruh (t1/2) adalah waktu yangdibutuhkan agar konsentrasi reaktan menjadi setengah dari konsentrasi semula. Persamaanwaktu paruh untuk masing-masing orde reaksi adalah sebagai berikut :

    A. Orde Satu : t1/2 = ln 2 / k = 0,693 / k (waktu paruh tidak bergantung padakonsentrasi awal reaktan)

    B. Orde Dua : t1/2 = 1 / k.[A]0 (waktu paruh berbanding terbalik dengankonsentarsi awal reaktan)

    C. Orde Nol : t1/2 = [A]0 / 2k (waktu paruh berbanding lurus dengankonsentrasi awal reaktan)

    Agar reaksi kimia dapat terjadi, reaktan harus bertumbukan. Tumbukan inimemindahkan energi kinetik (energi gerak) dari satu molekul ke molekul lainnya, sehinggamasing-masing molekul teraktifkan. Tumbukan antarmolekul memberikan energi yangdiperlukan untuk memutuskan ikatan sehingga ikatan baru dapat terbentuk.

    Kadang-kadang, walaupun terjadi tumbukan, energi kinetik yang tersedia tidak cukupuntuk dipindahkan sehingga molekul tidak dapat bergerak dengan cukup cepat. Kita dapatmengatasi hal ini dengan memanaskan campuran reaktan. Suhu adalah ukuran energikinetik rata-rata dari molekul tersebut; menaikkan suhu akan meningkatkan energikinetik yang ada untuk memutuskan ikatan-ikatan ketika tumbukan.

    Saat tumbukan antarmolekul terjadi, sejumlah energi kinetik akan digunakan untukmemutuskan ikatan. Jika energi kinetik molekul besar, tumbukan yang terjadi mampumemutuskan sejumlah ikatan. Selanjutnya, akan terjadi pembentukan kembali ikatan baru.Sebaliknya, jika energi kinetik molekul kecil, tidak akan terjadi tumbukan dan pemutusanikatan.

    Dengan kata lain, untuk memulai suatu reaksi kimia, tumbukan antarmolekul harusmemiliki total energi kinetik minimum sama dengan atau lebih dari energi aktivasi (Ea),yaitu jumlah energi minimum yang diperlukan untuk memulai suatu reaksi kimia. Saatmolekul bertumbukan, terbentuk spesi kompleks teraktifkan (keadaan transisi), yaitu spesi

  • yang terbentuk sementara sebagai hasil tumbukan antarmolekul sebelum pembentukanproduk.

    A + B -> AB* -> C + D

    reaktan keadaan transisi produk

    Konstanta laju reaksi (k) bergantung pada temperatur (T) reaksi dan besarnya energi aktivasi(Ea). Hubungan k, T, dan Ea dapat dinyatakan dalam persamaan Arrhenius sebagai berikut :

    k = A e Ea / RT atau ln k = ln A Ea / R.T

    k = konstanta laju reaksi

    Ea = energi aktivasi (kJ/mol)

    T = temperatur mutlak (K)

    R = konstanta gas ideal (8,314 J/mol.K)

    e = bilangan pokok logaritma natural (ln)

    A = konstanta frekuensi tumbukan (faktor frekuensi)

    Dari persamaan Arrhenius terlihat bahwa laju reaksi (dalam hal ini diwakili konstantalaju reaksi) semakin besar saat reaksi terjadi pada temperatur tinggi yang disertai denganenergi aktivasi rendah.

    Kadang-kadang, walaupun telah terjadi tumbukan dengan energi kinetik yang cukup,reaksi tetap tidak menghasilkan produk. Hal ini disebabkan oleh molekul yang tidakmengalami tumbukan pada titik yang tepat. Tumbukan yang efektif untuk menghasilkanproduk berkaitan erat dengan faktor orientasi dan sisi aktif molekul bersangkutan. Dengandemikian, molekul harus bertumbukan pada arah yang tepat atau dipukul pada titik yang tepatagar reaksi dapat terjadi. Sebagai contoh, reaksi antara molekul A-B dengan C membentukmolekul C-A dan B.

    A-B + C -> C-A + B

    Terlihat bahwa untuk menghasilkan produk molekul C-A, zat C harus bertumbukandengan molekul A-B pada ujung A. Jika zat C menumbuk molekul A-B pada ujung B, tidakaka ada produk yang dihasilkan. Ujung A dari molekul A-B dikenal dengan istilah sisi aktif,yaitu tempat pada molekul dimana tumbukan harus terjadi agar reaksi dapat menghasilkanproduk. Saat zat C menumbuk ujung A pada molekul A-B, akan ada kesempatan untukmemindahkan cukup energi untuk memutus ikatan A-B. Setelah ikatan A-B putus, ikatan C-A dapat terbentuk. Persamaan untuk proses tersebut dapat digambarkan dengan cara berikut :

  • CAB -> C-A + B

    Jadi, agar reaksi ini dapat terjadi, harus terdapat tumbukan antara zat C dengan molekulA-B pada sisi aktifnya. Tumbukan antara zat C dengan molekul A-B harus memindahkancukup energi untuk memutuskan ikatan A-B (pemutusan ikatan memerlukan energi) sehinggamemungkinkan ikatan C-A terbentuk (pembentukan ikatan melepaskan energi).

    Laju reaksi berkaitan dengan frekuensi tumbukan efektif yang terjadi antarmolekul.Apabila frekuensi tumbukan efektif semakin besar, tumbukan antarmolekul semakin seringterjadi, mengakibatkan produk terbentuk dalam waktu yang singkat. Dengan meningkatkanfrekuensi tumbukan efektif antarmolekul, produk dalam jumlah besar dapat dihasilkan dalamwaktu yang singkat. Beberapa faktor yang dapat mengubah jumlah frekuensi tumbukanefektif antarmolekul , antara lain :

    1. Sifat reaktan dan ukuran partikel reaktan

    Agar reaksi dapat terjadi, harus terdapat tumbukan antarmolekul pada sisi aktifmolekul. Semakin besar dan kompleks molekul reaktan, semakin kecil pula kesempatanterjadinya tumbukan di sisi aktif. Kadang-kadang, pada molekul yang sangat kompleks, sisiaktifnya seluruhnya tertutup oleh bagian lain dari molekul, sehingga tidak terjadi reaksi.Secara umum, laju reaksi akan lebih lambat bila reaktannya berupa molekul yang besar dankompleks (bongkahan maupun lempengan). Laju reaksi akan lebih cepat bila reaktan berupaserbuk dengan luas permukaan kontak yang besar. Semakin luas permukaan untuk dapatterjadi tumbukan, semakin cepat reaksinya.

    2. Konsentrasi reaktan

    Menaikkan jumlah tumbukan akan mempercepat laju reaksi. Semakin banyak molekulreaktan yang bertumbukan, semakin cepat reaksi tersebut. Sepotong kayu dapat terbakar diudara (yang mengandung gas oksigen 20%), tetapi kayu tersebut akan terbakar dengan jauhlebih cepat di dalam oksigen murni. Dengan mempelajari efek konsentrasi terhadap lajureaksi, kita dapat menentukan reaktan mana yang lebih mempengaruhi laju reaksi (ingattentang orde reaksi).

    3. Tekanan pada reaktan yang berupa gas

    Tekanan pada reaktan yang berupa gas pada dasarnya mempunyai pengaruh yangsama dengan konsentrasi. Semakin tinggi tekanan reaktan, semakin cepat laju reaksinya. Halini disebabkan adanya kenaikan jumlah tumbukan. Peningkatan tekanan dapat memperkecilvolume ruang sehingga molekul semakin mudah bertumbukan satu sama lainnya.

    4. Suhu

    Secara umum, menaikkan suhu menyebabkan laju reaksi meningkat. Pada kimiaorganik, ada aturan umum yang mengatakan bahwa menaikkan suhu 10C akan

  • menyebabkan kelajuan reaksi menjadi dua kali lipat. Kenaikan suhu dapat meningkatkanjumlah tumbukan antarmolekul. Menaikkan suhu menyebabkan molekul bergerak denganlebih cepat, sehingga terdapat peningkatan kesempatan bagi molekul untuk salingbertumbukan dan bereaksi. Menaikkan suhu juga menaikkan energi kinetik rata-rata molekul.Energi kinetik minimum yang dimiliki molekul harus sama atau lebih besar dari energiaktivasi agar reaksi dapat berlangsung. Reaktan juga harus bertumbukan pada sisi aktifnya.Kedua faktor inilah yang menentukan apakah suatu reaksi berlangsung atau tidak.

    5. Katalis (Katalisator)

    Katalis adalah zat yang menaikkan laju reaksi tanpa dirinya sendiri berubah di akhirreaksi. Hal ini berarti katalis terbentuk kembali setelah reaksi berakhir. Katalis dapatmenaikkan laju reaksi dengan memilih mekanisme reaksi lain yang energi aktivasinya lebihrendah dari mekanisme semula.

    A + B -> C + D (tanpa katalis)

    A + B -> C + D (dengan katalis)

    kdengan katalis > ktanpa katalis sehingga vdengan katalis > vtanpa katalis

    Laju reaksi akan lebih cepat jika puncak energi aktivasinya lebih rendah. Hal iniberarti reaksi akan lebih mudah terjadi. Total energi reaktan dan produk tidak dipengaruhioleh katalis. Hal ini berarti entalpi (H) reaksi tidak dipengaruhi oleh katalis.

    Katalis dapat menurunkan energi aktivasi reaksi dengan satu dari dua cara berikut :

    1. Memberikan permukaan dan orientasi

    Terjadi pada katalis heterogen. Katalis ini hanya mengikat satu molekul padapermukaan sambil memberikan orientasi yang sesuai untuk memudahkan jalannya reaksi.Katalis heterogen adalah katalis yang berada pada fasa yang berbeda dengan reaktan.Katalis ini umumnya merupakan logam padat yang terbagi dengan halus atau oksida logam,sedangkan reaktannya adalah gas atau cairan. Katalis heterogen cenderung menarik satubagian dari molekul reaktan karena adanya interaksi yang cukup kompleks yang belumsepenuhnya dipahami. Setelah reaksi terjadi, gaya yang mengikat molekul ke permukaankatalis tidak ada lagi, sehingga produk terlepas dari permukaan katalis. Katalis dapat siapmelakukannya lagi.

    2. Mekanisme alternatif

    Terjadi pada katalis homogen, yaitu katalis yang mempunyai fasa sama denganreaktannya. Katalis ini memberikan mekanisme alternatif atau jalur reaksi yang memilikienergi aktivasi yang lebih rendah dari reaksi aslinya. Dengan demikian, reaksi dapatberlangsung dalam waktu yang lebih singkat.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Atkins, P.W., 1997, Kimia Fisika Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

    Brady, James, 1999, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.