laporan kf tiosulfat

12
Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Percobaan pertama, menyiapkan 3 erlenmeyer. Pada Erlenmeyer pertama domasukkan 10 mL natrium tiosulfat dan 5 mL asam sulfat, sedangkan pada Erlenmeyer kedua dimasukkan 7,5 mL natrium tiosulfat, 2,5 mL aquades dan 5 mL asam sulfat dan pada Erlenmeyer ketiga dimasukkan 5 mL natrium tiosulfat, 5 mL aquades, dan 5 mL asam sulfat, setelah penambahan asam sulfat, dihitung waktunya menggunakkan stopwatch dan perhitungan waktu dihentikan ketika larutan keruh konstan. Berikut data hasil percobaan: V H 2 SO 4 (mL) Volume (mL) t(detik ) Kekeruha n V Na 2 S 2 O 3 Aquades Total 5 10 - 10 344 +++ 5 7,5 2,5 10 561 ++ 5 5 5 10 734 + Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi natrium tiosulfat yang direaksikan dengan asam sulfat maka akan semakin kecil waktu yang diperlukan untuk larutan agar menjadi keruh konstan. Hal ini sesuai teori bahwa jika konsentrasi larutan besar maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk menghasilkan reaksi sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan : Na 2 S 2 O 3(aq) + H 2 SO 4(aq) → Na 2 SO 4(aq) +S (s) +SO 2(g) + H 2 O (l)

Upload: nurina-k-pratiwi

Post on 13-Feb-2015

169 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Percobaan pertama, menyiapkan 3 erlenmeyer. Pada Erlenmeyer pertama domasukkan

10 mL natrium tiosulfat dan 5 mL asam sulfat, sedangkan pada Erlenmeyer kedua

dimasukkan 7,5 mL natrium tiosulfat, 2,5 mL aquades dan 5 mL asam sulfat dan pada

Erlenmeyer ketiga dimasukkan 5 mL natrium tiosulfat, 5 mL aquades, dan 5 mL asam sulfat,

setelah penambahan asam sulfat, dihitung waktunya menggunakkan stopwatch dan

perhitungan waktu dihentikan ketika larutan keruh konstan. Berikut data hasil percobaan:

V H2SO4

(mL)

Volume (mL)t(detik) Kekeruhan

V Na2S2O3 Aquades Total

5 10 - 10 344 +++

5 7,5 2,5 10 561 ++

5 5 5 10 734 +

Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi natrium

tiosulfat yang direaksikan dengan asam sulfat maka akan semakin kecil waktu yang

diperlukan untuk larutan agar menjadi keruh konstan. Hal ini sesuai teori bahwa jika

konsentrasi larutan besar maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk

menghasilkan reaksi sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk

maka laju reaksi juga semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah

dilakukan :

Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) +S(s) +SO2(g) + H2O(l)

Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada

percobaan pertama diperoleh konsentrasi Na2S2O3 pada Erlenmeyer 1,2,dan3 berturut-turut

0,1 M; 0,075M; 0,05M. setelah itu menghitung orde reaksi melalui rumus

Dan = atau =

Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 Sehingga diperoleh nilai orde n berturut-turut 1,25; dan 0,33. Dari metode non-grafik

tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan

teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan

pada orde satu.

Pada percobaan yang kedua, menyiapkan 3 erlenmeyer, pada Erlenmeyer pertama

dimasukkan 10 mL asam sulfat dan 5 mL natrium tiosulfat. Sedangkan pada Erlenmeyer

kedua dimasukkan 7,5 mL asam sulfat, 2,5 mL aquades, 5 mL natrium tiosulfat dan pada

Erlenmeyer ketiga simasukkan 5 mL asam sulfat, 5 mL aquades, dan 5 mL natrium tiosulfat,

setelah penambahan asam sulfat, dihitung waktunya menggunakkan stopwatch dan

perhitungan waktu dihentikan ketika larutan keruh konstan. Berikut data hasil percobaan:

V Na2S2O3

(mL)

Volume (mL)t(detik) Kekeruhan

V H2SO4 Aquades Total

5 10 - 10 343 +++

5 7,5 2,5 10 413 ++

5 5 5 10 501 +

Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi asam sulfat

yang direaksikan dengan natrium tiosulfat maka akan semakin kecil waktu yang diperlukan

untuk larutan agar menjadi keruh konstan. Hal ini sesuai teori bahwa jika konsentrasi larutan

besar maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk menghasilkan reaksi

sehingga menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga

semakin besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan :

Na2S2O3(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) +S(s) +SO2(g) + H2O(l)

Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada

percobaan pertama diperoleh konsentrasi H2SO4 pada Erlenmeyer 1,2,dan3 berturut-turut 0,5

M; 0,375M; 0,25M. setelah itu menghitung orde reaksi melalui rumus

Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010

Dan = atau =

Sehingga diperoleh nilai orde n berturut-turut 0,92; dan 0,3. Dari metode non-grafik

tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan

teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan

pada orde satu.

Pada percobaan terakhir, mereaksikan antara logam Mg dengan 25 mL larutan HCl

yang memiliki konsentrasi beragam, tujuan dari sub praktikum ini adalah agar mengetahui

pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Langkah awal yang dilakukan adalah menggosok

pita Mg dengan kertas amplas, hal ini dilakukan agar lapisan pelindung pita Mg hilang

sehingga pita Mg dapat kontak langsung dengan HCl bereaksi menghasilkan produk. Lapisan

terluar pita Mg berfungsi agar pita Mg tidak mudah teroksidasi, lapisan tersebut merupakan

lapisan yang memilikipotensial electrode lebih negative daripada logam Mg dalam deret

volta. Setelah diamplas pita Mg di potong menjadi 16 bagian dengan panjang kurang lebih

0,5 cm, selanjutnya logam Mg dimasukkan kedalam 25 mL HCl dalam Erlenmeyer dengan

konsentrasi berturur-turut 2 N; 1,8 N; 1,6N; 1,4 N; 1,2 N; 1,0 N; 0,8 N; 0,6 N. saat pita Mg

dimasukkan dihitung waktu yang diperlukan sampai pita Mg habis bereaksi dengan HCl.

Untuk setiap konsentrasi dilakukan pengulangan percobaan sebanyak 2 kali. Berikut data

hasil percobaan :

HCl (N) t1(s) t2(s) Rata-rata (s)

2 00:14:17 00:14:15 14

1,8 00:15:01 00:15:05 15

1,6 00:18:89 00:18:92 18

1,4 00:27:14 00:27:02 27

1,2 00:31:16 00:31:18 31

1,0 00:40:75 00:40:70 40

0,8 00:48:43 00:48:40 48

0,6 01:09:45 01:09:41 69

Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 Dari data hasil percobaan dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi HCl yang

direaksikan dengan logam Mg maka akan semakin kecil waktu yang diperlukan untuklogam

Mg habis bereaksi dengan HCl. Hal ini sesuai teori bahwa jika konsentrasi larutan besar

maka akan semakin banyak partikel yang bertumbukan untuk menghasilkan reaksi sehingga

menghasilkan produk. Jika produk semakin cepat terbentuk maka laju reaksi juga semakin

besar. Berikut persamaan reaksi dari percobaan yang telah dilakukan :

Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) +H2(g)

Untuk dapat memperoleh orde reaksi dapat melalui grafik dan metode non-grafik. Pada

percobaan digunakan rumus berikut untuk memperoleh orde reaksi dari HCl

Dan = atau =

Sehingga diperoleh nilai orde m berturut-turut 1; dan 0,4. Dari metode non-grafik

tersebut terlihat bahwa reaksi tersebut berjalan pada orde satu, hal tersebut sesuai dengan

teori yang menjelaskan bahwa reaksi antara larutan natrium tiosulfat dan asam sulfat berjalan

pada orde satu.

KESIMPULAN

Berdasarkan data percobaan yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai

berikut

1. Laju reaksi akan semakin besar jika konsentrasi reaktan juga besar. Hal ini

disebabkan semakin besar konsentrasi reaktan, maka semakin banyak partikel zat

yang bertumbukan dan menghasilkan produk.

2. Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam sulfat merupakan reaksi berorde Satu

3. Reaksi antara logam Mg dengan HCl merupakan reaksi berorde satu.

Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010

LAMPIRAN

PERHITUNGAN

REAKSI ANTARA NATRIUM TIOSULFAT DAN ASAM SULFAT

Percobaan 1

a)

= ... ?

b)

= ... ?

c)

= ... ?

Perhitungan Orde Reaksi Terhadap

≈ 1

Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010 ≈ 1

Percobaan 2

a)

= ... ?

b)

= ... ?

c)

= ... ?

Perhitungan Orde Reaksi Terhadap

≈ 1

≈ 1

Laporan Percobaan 6_Kelompok 8_PKB 2010

REAKSI ANTARA MAGNESIUM DAN ASAM KLORIDA

r1 ( HCl 2N dengan HCl 1,8 N)

( HCl 1,6 N dengan HCl 1,4 N)

r3 ( HCl 1,2 N dengan HCl 1,0 N)

r4 ( HCl 0,8 N dengan HCl 0,6 N)

Penentuan Orde Reaksi HCl