makalah kelompok bab terakhir

Upload: eureka-himitsu

Post on 07-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IPI

TRANSCRIPT

Ditimpa kehinaan di mana saja kamu berada kecuali yang menyambung tali hubungan dengan Allah dan tali hubungan dengan manusia. (QS. Ali Imran: 112).Di samping manusia terpenuhi kebutuhan jiwa dan raga, sebagai makhluk individu dan sosial, juga kebutuhan manusia hidup di dunia dan kelak akan hidup di alam baka.Allah menuntun agar seering berdoa untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat serta jagalah kami dari siksaan api neraka. (QS. Al-Baqarah: 201)Agar orang dapat mencapai kebahagiaan nidup di dunia, maka ia perlu berusaha memenuhi segala sarana dan prasarana untuk dapat hidup bahagia di dunia. Karena itu ia memerlukan penguasaan sarana dan prasarana seperti aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi lain. Di samping itu juga sarana dan prasarana untuk dapat bahagia di akhirat seperti berbagai cabang ilmu keakhiratan yang sangat diperlukannya guna hidup di alam akhirat itu.Dalam membicarakan segi kurikulum ini tidak dibedakan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum, tetapi mencakup secara menyeluruh. Islam membicarakan seluruh bidsng-bidsng itu. Sebenarnya ilmu-ilmu itu dapat dicari induknya di dalam Islam/Al-Quran. Kesemuanya harus dikuasai apabila orang mau mendapat kehidupan optimal bahagia di dunia dan akhirat.Rasulullah saw. bersabda:

Siapa yang ingin dunia (hidup di dunia dengan baik) hendaklah ia berilmu; siapa yang ingin akhirat (hidup di akhirat dengan senang) hendaklah ia berilmu; dan barangsiapa ingin keduanya, hendaklah berilmu. (HR. Ahmad)5. Pendidikan islam harus dapat menciptakan suasana untuk suka belajar, bekerja, melakukan penelitian dan beragam amal shaleh. Perbuatan ini semua supaya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak mudah putus asa. Hal itu dilakukan dengan hanya mengharapkan ridla Allah. Dengan motivasi seperti itu peserta didik akan selalu bekerja keras membanting tulang agar tujuannya dapat tercapai. Motif ini juga dapat menjadikan ia tidak gampang putus asa apabila pekerjaannya belum berhasil, demikian pula ia tidak cepat merasa puas apabila pekerjaannya membawa hasil. Tapi ia akan berusaha sehingga apa yang dilakukannya itu mencapai hasil yang optimal. Sikap demikian ini pulalah kiranya yang mengantarkan ilmuwan-ilmuwan muslim beberapa abad yang lalu sehingga mereka menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan, banyak pula penemuan-penemuan mereka yang dihasilkan. Karena jasa-jasa demikian itulah, maka mereka menjadi pemimpin dunia selama kurang lebih 7 abad lamanya. Semangat kerja yang tinggi sebagaimana dijelaskan di atas sebenarnya daiajarkan oleh islam.Rasulullah saw. Bersabda:

Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi. Untuk menuju masa depan yang cerah, mampu memainkan peran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masa mendatang yang memiliki ciri semakin kompleks tetapi juga professional maka diperlukan perencanaan dan orientasi pendidikan islam yang memadahi.Selanjutnya orientasi pendidikan islam yang dapat mengarah kepada cita-cita hidup islam untuk seluruh bidang kehidupan umat manusia menurut Prof. H.M. Arifin M.Ed adalah pendekatan sistem pendidikan islam yang dikembangakan kearah model-model sebagai berikut1) Secara sistemik, manusia didik dipandang sebagai makhluk yang integralistik (berkebulatan) yang terbentuk dari unsur rohaniah dan jasmaniah yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing unsur tersebut memiliki organ-organ psikis dan fisikal yang bekerja secara fungsional saling mempengaruhi (interaktif) dan saling mendorong perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam pendidikan islam.2) Secara pedagogis, pendidikan islam diletakkan pada strategi. Pengembangan seluruh kemampuan dasar (fitrah) secara integralistik, menuju ke arah pembentukan pribadi muslim paripurna (serbaguna) dalam dimensi rohaniah dan jasmaniahnya untuk menghayati dan mengamalkan ajaran islam yang berorientasi kepada kesejahteraan hidup duniawi-ukhrawi secara simultan (bersamaan).3) Institusionalisasi (pelembagaan) pendidikan Islam diwujudkan dalam struktur (bentuk) yang hierarkis berjenjang sejalan dengan tingkat perkembangan jiwa manusia didik, menuju ke arah optimalisasi kemampuan belajarnya yang semakin mendalam dan meluas. Institusi kependidikan Islam selain bertugas sebagai wadah (wahana) juga berfungsi mengarahkan proses kependidikan sesuai dengan program-programnya yang telah ditetapkan.4) Secara kurikuler, pendidikan Islam mengarahkan seluruh input instrumental (Guru, metode, kurikulum, dan fasilitas) dan input environmental (tradisi kebudayaan, lingkungan, lingkungan alam) menjadi suatau bentuk program kegiatan kependidikan yang ditujukan kepada merealisasikan cita-cita Islam yang diharapkan proses pelaksanaan kurikuler itu harus berdasarkan atas efisiensi dan efektivitas pengelolaan secara tahap demi tahap, sesuai dengan tingkat kemampuan manusia didik.[footnoteRef:2] [2: Prof. H.M. Arifin, M.Ed. Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta 1991, hal. 123.]

Dengan 5 konsep dan sistem pendekatan sebagaimana tersebut di atas kiranya akan terlahir pribadi muslim yang memiliki sifat Ulul Abshar dan Ulul Albab berwawasan luas, disiplin tetapi cakap melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam hidup dan kehidupannya di masa yang akan datang.