makalah kelompok 3 ganjil (poikilositosis)

16
KELAINAN SEL ERITROSIT “POIKILOSITOSIS” Oleh: Kelompok IIIA (Ganjil) 1. Ni Komang Nesa Wiartini P07134014021 2. IGA Putu Widia Satia Padma P07134014023 3. Ni Wayan Gek Gita Ulandari P07134014025 4. Desak Gede Dian Purnama D P07134014027 5. I Gede Angga Mardika P07134014029

Upload: widia

Post on 09-Jul-2016

273 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hema

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

KELAINAN SEL ERITROSIT

“POIKILOSITOSIS”

Oleh: Kelompok IIIA (Ganjil)

1. Ni Komang Nesa Wiartini P071340140212. IGA Putu Widia Satia Padma P071340140233. Ni Wayan Gek Gita Ulandari P071340140254. Desak Gede Dian Purnama D P071340140275. I Gede Angga Mardika P07134014029

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2016

Page 2: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

I. TUJUAN

a. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui kelainan bentuk eritrosit (poikilositosis).

b. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan pada sediaan hapusan darah.

2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan dan mengamati kelainan bentuk eritrosit

(poikilositosis) pada sediaan hapusan darah.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode indirect preparat

III.PRINSIP

Sediaan apusan darah diamati pada lensa objektif pembesaran 100x dengan penambahan oil

imersi pada counting area.

IV. DASAR TEORI

a. Pengertian Darah

Darah berasal dari bahasa yunani yakni hemo, hemato dan haima yang berarti darah.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat

tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,

mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga berfungsi sebagai pertahanan

tubuh manusia terhadap virus atau bakteri. Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang

berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah

juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan

mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh

dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya.

Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti

hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan

karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki

Page 3: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam

tubuh. Namun darah juga merupakan salah satu vektor dalam penularan penyakit. Salah satu

contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang mengandung

virus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain

melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup

tersebut. Oleh karena penularan penyakit dapat terjadi melalui darah, objek yang

mengandung darah dianggap sebagai biohazard atau ancaman biologis.

Saat kita melihat darah dengan mata kasar maka kita akan melihat darah sebagai cairan

seperti air yang berwarna merah. sebenarnya didalam darah terdapat beberapa komponen dan

darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah,

angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan

yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang

membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

1. Korpuskula darah terdiri dari:

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai

sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel

darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan

eritrosit akan menderita penyakit anemia.

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

Sel darah putih atau leukosit (0,2%).

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk

memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus

atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap.

2. Serum darah atau plasma terdiri atas:

Air: 91,0%

Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)

Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, ,

kalium dan zat besi,nitrogen, dan lain – lain).

Page 4: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

Garam (Alfiah.2014)

b. Eritrosit

Eritrosit adalah sel darah merah yang mengandung hemoglobin, yang berfungsi untuk

mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan membawa karbondioksida dari jaringan

keparu-paru. Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga

dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang.

Kalau dilihat satu per satu warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar kelihatan

merah dan memberi warna pada darah (Erna,2015).

Struktur eritrosit terdiri atas pembungkus luar atau stroma yang berisi masa hemoglobin.

Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam amino dan juga

zat besi untuk eritropoiesis.

Wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan dengan laki-laki karena beberapa

diantaranya dibuang sewaktu menstruasi. Pembentukan sel darah merah di dalam sumsum

tulang dan perkembangannya melalui beberapa tahap : mula-mula besar dan berisi nukleus

tetapi tidak ada hemoglobin, kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan

nukleusnya dan baru diedarkan ke dalam sirkulasi darah. Proses eritropoiesis terjadi selama 7

hari dan jumlah normal eritrosit yang dihasilkan adalah 4,5-6,5 juta/mm3 pada pria,

sedangkan pada wanita 3,9-5,6 juta/mm3.

Rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari, setelah itu sel menjadi usang dan

dihancurkan dalam retikulo-endotelial, terutama dalam limpa dan hati. Globin dari

hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-

jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk digunakan dalam

pembentukan sel darah merah lagi. Sisa haem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin

( pigmen kuning ) dan biliverdin yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada

perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar (Eni,_).

c. Morfologi Eritrosit Normal

Page 5: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

Eritrosit normal berbentuk bulat atau agak oval dengan diameter 7 – 8 mikron (normosit).

Dilihat dari samping, eritrosit nampak seperti cakram atau bikonkaf dengan sentral akromia

kira-kira 1/3 – ½  diameter sel. Pada evaluasi sediaan darah apus maka yang perlu

diperhatiakan adalah 4S yaitu size (ukuran), shape (bentuk), warna (staining) dan struktur

intraselluler. (Kinoshita,Q.2012)

d. Poikilositosis

Poikilositosis adalah keadaan dimana populasi eritrosit tampil dengan bentuk yang

bervariasi. Biasanya poikilositosis bersamaan dengan anisositosis. Meningkatnya

poikilositosis sering menunjukkan adanya kelainan eritropoiesis yang disebabkan oleh defek

sumsum tulang atau kelainan destruksi eritrosit. Dalam situasi normal, suatu poikilosit

merupaan penuaan eritrosit yang sejalan dengan kekuatannya. Sebagian kecul dari

membrannya terkelupas. Dalam situasi yang abnormal, poikilositosis menjadi sedemikian

nyata sehingga eritrosit berbentuk tetesan air mata (“teardrops”). Gambaran ini menjadi ciri

dari eritropoiesis ekstrameduler.

1. Sferosit

Sel-sel tersebut bundar, gelap, tidak berbentuk bikonkaf, dan lebih kecil dari eritrosit.

Bentuk eritrosit sferik dengan tebal 3 mikron dan diameternya kurang dari 5,3 mikron

dan tidak memiliki central pallor. Terdapat pada sferositosis herediter, anemia iso dan

auto-immunohemolitik.

Page 6: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

2. Sistosit

Sistosit adalah eritrosit yang telah mengalami fragmentasi. Sel ini dapat dijumpai

pada banyak keadaan antara lain tasemia, anemia, dan sebagainya. Pada sediaan apus

dapat dilihat banyak macam “fragment”, misalnya “helmet cell”, sputnik cell”,

triangular cell”.

3. Sel Target

Sel target adalah eritrosit hipokromik tampak seperti target karena pengecatan. Agak

gelap dibagian perifer dan sentral. Sel berbentuk agak pipih dengan diameter besar.

Dijumpai pada talasemia, penyakit hati kronik, Hb-pati dan pasca splenektomi.

4. Sel bulan sabit (“sikle”)

Eritrosit berbentuk bulan sabit atau arit . Kadang-kadang bervariasi berupa lanset

huruf  “L”, “V”, atau “S” dan kedua ujungnya lancip. Terjadi oleh karena gangguan

oksigenasi sel. Ditemukan pada penyakit-penyakit Hb-pati seperti Hb S dan lain-lain.

Page 7: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

5. Crenated cell

Eritrosit memperlihatkan tonjolan-tonjolan tumpul di seluruh permukaan sel.

Letaknya tidak beraturan terlihat seperti pecahan eritrosit, ditemukan pada hemolisis

intravaskuler dan kesalahan teknik dalam pembuatan hapusan.

6. Akantosit

Akantosit  (Spurr cell)  adalah eritrosit yang pada dinding   terdapat tonjolan–tonjolan

sitoplasma yang berbentuk duri (runcing), disebut tidak merata dengan jumlah 5 – 10

buah, panjang dan besar tonjolan bervariasi, ditemukan pada abetalipoproteinemia

herediter, pengaruh pengobatan heparin, pyruvate kinase deficiency, penyakit hati dengan

anemia hemolitik, dan pasca splenektomi.

Page 8: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

7. Teardrop cell

Eritrosit memperlihatkan tonjolan plasma yang mirip ekor sehingga seperti  tetes    air

mata atau buah pir. Ditemukan pada anemia megaloblastik, myelofibrosis, hemopoesis

ekstramedullar.

8. Ovalosit

Bentuk sangat bervariasi seperti oval, pensil dan cerutu dengan konsentrasi Hb

umumnya tidak menunjukkan hipokromik. Hb berkumpul pada kedua kutub sel.

Ditemukan pada elliptositosis herediter ( 90 – 95% eritrosit berbentuk ellips) dan anemia

megaloblastik.

9. Burr cell

Echynocyte (Burr cell) merupakan eritrosit dengan tonjolan duri yang lebih banyak

( 10 – 30 buah), berukuran   sama. Tersebar merata  pada pada permukaan sel. Ditemukan

pada penyakit ginjal menahun (uremia), karsinoma lambung, artefak waktu preparasi,

hepatitis, sirosis hepatic dan anemia hemolitik.

Page 9: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

10. Stomatosit

Stomatosit adalah eritrosit yang memiliki central pallor tidak bundar melainkan

berbentuk elips seperti celah bibir dan memanjang, dijumpai pada stomasitosis herediter,

keracunan timah, alkoholisme akut, penyakit hati menahun, talasemia, dan anemia

hemolitik.

e. Penyakit Yang Berkaitan Dengan Poikilositosis

1. Anemia yang berat disertai regenerasi aktif eritrosit atau hemopoesis ekstrameduler

2. Eritropoesis abnormal (anemia megaloblastik, leukemia, mielosklerosis,dan lain-lain)

3. Dekstruksi eritrosit di dalam pembuluh darah (anemia hemolitik)

4. Thalassemia, anemia karena defisiensi vitamin B12 atau asam folat, atau bisa juga

pada coeliac diseases.

V. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Mikroskop Binokuler

Page 10: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

B. Bahan

1. Preparat apusan darah

2. Oil immersi

3. Tissue Lensa

VI. CARA KERJA

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Mikroskop disetting

3. Preparat diletakkan di meja mikroskop

4. Lensa objektif diarahkan ke pembesaran 10x untuk mencari lapang pandang

5. Preparat ditetesi oil imersi, lalu pembesaran lensa objektif diubah ke 100x

6. Diamati kelainan bentuk eritrosit yang ada.

Kesalahan – Kesalahan Dalam Pembacaan

1. Sediaan yang kualitasnya kurang baik akan menyulitkan dalam pembacaan yang

menyebabkan hasil pembacaan kurang akurat.

2. Kesulitan dalam membedakan sel darah normal dan abnormal.

3. Dalam penghitungan jumlah sel darah tidak akurat, sehingga hasil pemeriksaan tidak

tepat

Page 11: Makalah Kelompok 3 Ganjil (Poikilositosis)

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2010. Makalah Analis Kesehatan. [online]. Tersedia:

http://yahooiklan.blogspot.co.id/2010/11/sel-darah-eritrosit-leukosit-trombosit.html.

[diakses: 31 Maret 2016, 23.00 wita]

Dwi, Utami. 2012. Laporan Praktikum Patologi Klinik Kelainan Eritrosit. [Online].

Tersedia: https://risaluvita.wordpress.com/2012/09/29/laporan-praktikum-patologi-klinik-

eritrosit/. [diakses: 31 Maret. 2015. Wita]

Eliana,Erna. 2015. Karya Tulis Ilmiah. [online]. Tersedia :

http://www.academia.edu/9299978/KTI. [diakses : 25 September 2015, 13.15 wita]

Kinoshita, Q. 2012. Morfologi Eritrosit dan Kelainannya. [online]. Tersedia:

http://cocoquiin.blogspot.co.id/2012/03/morfologi-eritrosit-dan-kelainannya.html.

[diakses: 31 Maret 2016: 22.00 wita]

Monda, Hartati. 2014. Kelainan Sel Darah. [Online]. Tersedia :

http://hartatimonda.blogspot.co.id/2014/07/kelainan-sel-darah.html. [Diakses : 01 April

2016, 21.28 Wita]

Rumiyat, Eni .___. Darah. [online]. Tersedia:

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-enirumiyat-5225-2-bab2.pdf.

[diakses: 25 September 2015, 13.00 wita]