makalah kelompok 12

16
MAKALAH FISIOLOGI HEWAN “Gerak pada Hewan Protozoa” Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang dibina oleh Drs. Nurwidodo, M.Kes Disusun Oleh : 1. Pungky Monicasari 201310070311113 2. Ginuv Vira H. 201310070311115 3. Fitria Nadliroti H. A 201310070311128 PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015

Upload: pungky-julliett

Post on 25-Sep-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Fiswan

TRANSCRIPT

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

Gerak pada Hewan ProtozoaDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang dibina oleh Drs. Nurwidodo, M.Kes

Disusun Oleh :

1. Pungky Monicasari2013100703111132. Ginuv Vira H.

2013100703111153. Fitria Nadliroti H. A201310070311128PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2015BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangProtista secara harfiah berarti yang paling pertama. Meskipun secara evolusi kekerabtannya sama sekali tidak jelas, hal ini agaknya pasti bahwa sebagian besar dari filum yang dimasukan kedalam protista (sebelas diantaranya) muncul di muka bumi sebelum adanya tumbuhan dan hewan. Protista yang menyerupai hewan disebut protozoa sedangkan protista yang menyerupai tumbuhan disebut algae (Campbell, N. A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell, 2000)Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa adalah eukariota, organisme ditandai dengan memiliki materi herediter yang tertutup dalam inti yang dibatasi oleh membran. Protozoa merupakan hewan berukuran mikroskopis yang terdiri dari satu sel. Kebanyakan protozoa berukuran mikroskopis, mulai dari ukuran dengan panjang sekitar 0,001-0,01 mm, tetapi beberapa, termasuk amuba tertentu, cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop (Pelczar, Michael J dan Chan, 1986).Istilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Setiap individu protozoa tersusun dari organelaorganela yang merupakan kesatuan lengkap dan sanggup melakukan semua fungsi kehidupan. Sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia. Sesuai dengan klasifikasi Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya dibentuk untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like) (Pelczar, Michael J dan Chan, 1986).Gerak alih atau lokomosi merupakan patokan yang penting dalam diferensiasi kelas pada protozoa. Amoeba bergerak dengan mengeluarkan tonjolan berbentuk jari, atau pseudopodia dari tubuhnya. Siliata beralih tempat dengan bantuan gerak rambut-rambut yang sangat kecil, yaitu silia, yang terletak dseputar selnya. Flagelata bergerak dengan bantuan flagela yang biasanya terdapat diujung sel. Sporozoa bergerak dengan meluncur (melenturkan tubuhnya), karena tidak mempunyai organel luar untuk gerak alih. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas (Honigberg BM, Balamuth W, Bovee EC et al, 1964).1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan protozoa?

2. Bagaimana gerak pada protozoa?

1.3 Tujuan1. Untuk megetahui pengertian protozoa.2. Untuk mengetahui gerak pada protozoa.BAB II

PEMBAHASAN2.1 Pengertian ProtozoaIstilah Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos berarti pertama dan zoon berarti hewan. Setiap individu protozoa tersusun dari organelaorganela yang merupakan kesatuan lengkap dan sanggup melakukan semua fungsi kehidupan. Sebagian besar protozoa hidup bebas di alam, tetapi beberapa jenis hidup sebagai parasit pada binatang dan manusia. Sesuai dengan klasifikasi Protozoa termasuk Protista yang menyerupai hewan. Kelompok ini mulanya dibentuk untuk mengelompokan organisme yang bukan tumbuhan dan bukan hewan. Itulah sebabnya Protozoa disebut organisme seperti hewan (animal like) (Pelczar, Michael J dan Chan, 1986).Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa adalah eukariota, organisme ditandai dengan memiliki materi herediter yang tertutup dalam inti yang dibatasi oleh membran. Protozoa merupakan hewan berukuran mikroskopis yang terdiri dari satu sel. Kebanyakan protozoa berukuran mikroskopis, mulai dari ukuran dengan panjang sekitar 0,001-0,01 mm, tetapi beberapa, termasuk amuba tertentu, cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop (Pelczar, Michael J dan Chan, 1986).Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia (Kimbal, John W, 1983).2.2 Gerak pada Protozoa

Gerak alih atau lokomosi merupakan patokan yang penting dalam diferensiasi kelas pada protozoa. Amoeba bergerak dengan mengeluarkan tonjolan berbentuk jari, atau pseudopodia dari tubuhnya. Siliata beralih tempat dengan bantuan gerak rambut-rambut yang sangat kecil, yaitu silia, yang terletak dseputar selnya. Flagelata bergerak dengan bantuan flagela yang biasanya terdapat diujung sel. Sporozoa bergerak dengan meluncur (melenturkan tubuhnya), karena tidak mempunyai organel luar untuk gerak alih. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas (Honigberg BM, Balamuth W, Bovee EC et al, 1964).2.2.1 Rhizopoda (Sarcodina)

Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Alat geraknya berupa pseudopodia (kaki semu). Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Pada Amoeba, pergerakkan Amoeba dengan menggunakan kaki semu terjadi karena adanya rangsangan makanan. Amoeba membentuk tonjolan dari tubuhnya. Ini tentakel seperti struktur diperpanjang, yang dikenal sebagai pseudopodium tidak hanya membantu dalam gerak tetapi juga membantu dalam menangkap mangsa. Jumlah pseudopodia mereka membentuk berkisar dari satu sampai selusin. Ketika plasmasol mengalir memajukan menuju ujung, pseudopodium juga meluas dan amuba menyeret dirinya. Pseudopodium ini juga dikonotasikan sebagai kaki palsu dan dapat berkembang dari setiap bagian dari tubuh. Tumbuh dalam ukuran dan menelan mangsanya dengan teknik yang dikenal sebagai fagositosis. Mereka menyusut bila fagositosis selesai. Dengan cara ini pembentukan pseudopodium dan sol-gel transisi memungkinkan untuk bergerak (Init, I, 2010).Sitoplasma hadir di dalam sel mampu mengubah menjadi bentuk yang berbeda yaitu dari fluida ke versi padat dan sebaliknya. Ketika sitoplasma dalam keadaan cairan, ini dikenal sebagai plasmasol dan ketika dalam bentuk padat atau keadaan seperti gel disebut plasmagel tersebut. Pertukaran dari dua keadaan, yaitu dari plasmasol ke plasmagel dikenal sebagai Sol-Gel teori, yang bertanggung jawab untuk gerakan amuba (Visvesvara G. S. and Stehr-Green J. K., 1990).

Amoeba mampu mendorong diri hanya ketika sitoplasma dalam keadaan cairan. Pertama amuba menempel pada substrat. Pada akhirnya memajukan tubuhnya, sebuah ektoplasma terbentuk. Segera plasmasol mengalir melalui pusat tubuh maju menuju ujung. Gerakan terjadi ketika arus plasmasol. Plasmasol kemudian akan dikonversi menjadi plasmagel dengan kehilangan air. Penggerak berhenti pada tahap ini karena sitoplasma menjadi padat. Ini pertukaran sol ke gel dikenal sebagai teori sol-gel. Sekarang, ketika amuba perlu untuk mendorong dirinya sendiri sekali lagi, gel mengubah dirinya ke sol dengan mendapatkan air dari ujung uroid nya. Proses pembentukan sol gel dan dikenal sebagai solation dan gelasi, masing-masing. Proses penjuluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Init, I, 2010).Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang). Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma. Amoeba sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu ektoamoeba dan entamoeba. Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus (memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil), Foraminifera, Arcella, Radiolaria. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli (Honigberg BM, Balamuth W, Bovee EC et al, 1964)2.2.2 Flagellata (Mastigophora)

Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk) atau Mastigophora (dari bahasa Yunani,mastig yang berarti cambuk, dan phora yang berarti gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata (Cavalier-Smith T, 1993).Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya, sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada ujung depan sel (anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang sel (posterior). Bila alat geraknya berada di depan sel maka saat bergerak seperti menarik sel itu, sedangkan pada falgellata yang memiliki alat gerak di belakang maka gerakannya seperti mendorong sel. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel. Flagel tidak hanya sebagai alat gerak tetapi juga sebagai alat pencipta gelombang di air sehingga makanannya dapat mendekat ke mulutnya dan dapat dimakan. Alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk) yang berjumlah satu atau lebih (Pelczar, Michael J dan Chan, 1986).

Flagelata dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu:

1. Fitoflagelata (flagelata berbentuk seperti tumbuhan)

Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan karena memiliki kromotafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis (fotosintetik). Fitoflagellata mencernakan makananya dengan berbagai cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencernakan organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah diperairan bersih dan diperairan kotor (Levine, Norman D,1995). Fitoflagellata bergerak menggunakan flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu:a. Euglenoida

Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Contoh dari kelas Euglenoida yaitu Euglena viridis. Euglena viridis memiliki ciri ciri, ukuran tubuhnya antara 3560 mikron, ujung tubuhnya berbentuk meruncing dengan satu bulu cambuk di bagian anterior sel. Euglena viridis memiliki stigma (bintik mata berwarna merah) yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang. Menurut Lupita, Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil, sehingga dapat membuat makanannya sendiri dengan cara melakukan fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara memasukkan makanannnya yang berupa organisme berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan dicerna (Levine ND, Corliss JO, Cox FEG et al, 1980).b. Noctiluca miliarisTubuhnya berukuran besar dan biasanya hidup di habitat air laut. Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut dengan ciri ciri memiliki satu pasang flagella yang berukuran satu panjang dan satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar (bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik (Kimbal, John W, 1983)c. Volvocida

Bentuk tubuh hewan ini pada umumnya berbentuk bulat dan berkoloni. Contoh dari volvocida antara lain adalah Volvox globator. Ciriciri dari Volvox antara lain hidup secara berkoloni, koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel yang masing masing sel memiliki dua flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel memiliki eyespots, lebih maju dekat anterior, yang memungkinkan koloni untuk berenang menuju cahaya. Ciri-ciri Volvox antara lain koloninya terdiri dari ribuan individu bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagela; setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas. Sel-sel dihubungkan dengan benang-benang protoplasma membentuk hubungan fisiologis (Kimbal, John W, 1983)2. Zooflagelata (flagelata berbentuk seperti hewan)

Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak berkloroplas dan bersifat heterotrof. Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit pada organisme lain. Contoh zooflagelata antara lain yaitu Trypanosoma gambiens, dan Leishmania. Makannya berupa zat organik yang diperoleh dari lingkungannya. Beberapa jenis flagellata merupakan hewan holozoik yaitu menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya. Beberapa jenis flagellata memperoleh makanan dari tubuh inangnya. Zooflagelata berhabitat di laut dan air tawar (Pelczar, Michael J dan Chan. 1986).a. Trypanosoma

Hewan ini bercirikan bentuk tubuh yang pipih dan panjang seperti daun, merupakan parasit dalam darah vertebrata , dan tidak membentuk kista. Jenis jenis Trypanosoma antara lain yaitu Trypanosome lewisi yang hidup pada tikus dan perantaranya adalah lalat tse-tse. Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak dengan hospes perantaranya adalah lalat tse tse. Trypanosoma gambiense dan T. rhodesiensis hewan penyebab penyakit tidur pada manusia manusia. Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit cagas (anemia pada anak kecil) (Pelczar, Michael J dan Chan. 1986).b. LeishmaniaLeishmania merupakan penyebab penyakit pada sel-sel endothelium pembuluh darah. Jenis-jenis Leismania yaitu Leishmania donovani, penyebab penyakit kalazar yang ditandai dengan demam dan anemia, hewan ini banyak terdapat di Mesir, sekitar laut tengah, dan india. Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit oriental sore, terdapat di Asia (daerah mediterania) dan sebagian Amerika selatan. Ada dua tipe oriental sore yang disebabkan oleh strain yang berlainan, yaitu : (1) Leishmania kulit tipe kering atau urban yang menyebabkan penyakit menahun. (2) Leishmania kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut. Leishmania brasiliensis, juga penyebab penyakit kulit di Meksiko dan Amerika Tengah serta Selatan (Pelczar, Michael J dan Chan, 1986)2.2.3 Ciliata (Ciliophora)

Ciliata berasal dari kata cillium (rambut getar), sedangkan Ciliophora bergerak menggunakan silia (rambut getar), sehingga ciliata dan ciliophora merupakan hewan yang bergerak dengan menggunakan alat bantu rambut getar (cilia) pada suatu fase hidupnya. Ciliata atau Infusoria merupakan kelas terbesar dari protozoa. Ciliata memiliki Silia yang berfungsi untuk bergerak, menangkap makanan dan untuk menerima rangsangan dari lingkungan (Cavalier-Smith T, 1993).Ukuran silia lebih pendek dari flagel. Ciliata merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler) dengan bentuk tetap atau tidak berubah. Beberapa anggota ciliata seluruh tubuhnya ditutupi oleh barisan silia, sedangkan lainnya memiliki silia yang berkelompok. Susunan silia yang spesifik tersebut menunjukkan tingkat adapatasi terhadap lingkungannya. Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya, yang bergerak melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. Paramecium bergerak maju sambil mengadakan gerak rotasi yang arah perputarannya bila dilihat dari belakang berlawanan dengan arah jarum jam. Pergerakanya tersebut terjadi karena perpaduan antara gerak silia tubuh seperti sistem dayung dan gerak silia pada oral groove yang sangat kuat. Contoh: Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli (Honigberg BM, Balamuth W, Bovee EC et al, 1964).2.2.4 SporozoaSporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembangbiakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Semua sporozoa hidup sebagai parasit dan mengambil makanan dengan menyerap nutrien dari inangnya. Contoh: Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, Gregarin (Sleigh MA, 1989).BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Protozoa merupakan protista mirip hewan. Habitat protozoa pada umunya di perairan dan ada juga yang bersifat parasit pada tubuh inangnya. Gerak alih atau lokomosi merupakan patokan yang penting dalam diferensiasi kelas pada protozoa. Amoeba bergerak dengan mengeluarkan tonjolan berbentuk jari, atau pseudopodia dari tubuhnya. Siliata beralih tempat dengan bantuan gerak rambut-rambut yang sangat kecil, yaitu silia, yang terletak dseputar selnya. Flagelata bergerak dengan bantuan flagela yang biasanya terdapat diujung sel. Sporozoa bergerak dengan meluncur (melenturkan tubuhnya), karena tidak mempunyai organel luar untuk gerak alih.3.2 SaranKami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada salah kata dalam penyampaian makalah ini kami mohon maaf karena keterbatasan pengetahuan penulis.

DAFTAR PUSTAKACampbell, N. A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. Edisi 5. Jilid 3. Alih Bahasa: Wasman Manalu. Erlangga. Jakarta.Cavalier-Smith T (1993)Kingdom Protozoa and its 18 phyla. Microbiological

Reviews 57: 953994.

Honigberg BM, Balamuth W, Bovee EC et al. (1964)A revised classification of the phylum Protozoa. Journal of Protozoology 11: 720.

Init, I. 2010. Detection of Free Living Amoebae, Acanthamoeba, and Naegleria, in swimming pools, Malaysia. 126(4): 35-46.Kimbal, John W. 1983. Biology, Fifth Edition. Jakarta: Erlangga.Levine, Norman D. 1995. Protozoologi Veteriner. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Levine ND, Corliss JO, Cox FEG et al. (1980)A newly revised classification of the Protozoa. Journal of Protozoology 27: 3758.

Pelczar, Michael J dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia(UI)-Press.Sleigh MA (1989) Protozoa and Other Protists, 2nd edn. London: Arnold.

Visvesvara G. S. and Stehr-Green J. K. (1990) Epidemiology of free-living amoeba infections. Journal of Protozoology 37 (suppl.): 25-33