makalah kel 3 bagian k-2

27

Click here to load reader

Upload: guruh-eri-setyawan

Post on 07-Aug-2015

54 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

MAKALAH

SOCIAL POLITICAL ECONOMIC and HEALTH

CARE SYSTEM

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Arios Erich (SA11003) Kristin Natalia (SA11032)

Daliana Komala (SA11007) Maya Marwati (SA11036)

Dimas Wahyu (SA11011) Putri Permata (SA11040)

Febri Y. Zebua (SA11015) Risa Hartanti (SA11044)

Guruh Eri (SA11019) Ruth Theresia (SA11048)

Hesti Anggraeni (SA11023) Tia Setiani (SA11052)

Jachlin Edison (SA11028) Yuri Fajar (SA11056)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2011/2012

BANDUNG

Page 2: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebijakan Pemerintah

terhadap Pelayanan Kesehatan”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata

kuliah Social Political Ecnomic and Health Care System.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi yang membacanya dan khususnya

bagi kami, terimakasih atas perhatiannya.

Bandung, 30 maret 2012

Kelompok 3

i

Page 3: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

1.3 Metode Penulisan ............................................................................ 1

1.4 Sistematika Penulisan ..................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3

2.1 Pengertian JPKM………………………………............................. 3

2.1.1. Tujuan KPKM........................................................................3

2.1.2. Tujuan JPKM ........................................................................3

2.1.3 Sasaran JPKM………….....................................................4

2.1.4 Syarat Menjadi Peserta JPKM …………………………....4

2.1.5 Sistem Pembiayaan JPKM ……………………………….4

2.1.6 Jenis-jenis JPKM …………………………………………5

2.2 Menuju Indonesia Sehat 2010 ........................................................7

2.2.1. Peran Masyarakat..................................................................8

2.2.2. Peran Rumah Sakit Untuk Menuju Indonesia Sehat …………..9

2.2.3.Peran Puskesmas…………………………...................................9

2.2.4. Peran dan Tugas Puskesmas……………………………...........10

Page 4: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

2.2.5. Faktor serta Peran Pendukung…................................................10

BAB IIIPENUTUP …………………………………………………………….

13

3.1. KESIMPULAN ………………………………………………….13

3.2 SARAN …………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan

nasional, dalam pembangunan kesehatan tujuan yang dicapai adalah

meningkatkan derajat kesehatan yang optimis. Kenyataan yang terjadi sampai

saat ini derajat kesehatan masyarakat masi rendah khususnya masyarakat miskin,

hal ini dapat digambarkan bahwa angka kematian ibu dan angka kematian bayi

bagi masyarakat miskin tiga kali lebih tinggi dari masyarakat tidak miskin salah

satu penyebabnya kedalam karena mahalnya biaya kesehatan sehingga akses

pelayanan kesehatan umumnya masih rendah.

Banyak faktor yang menyebabkan ketimpangan di dalam pelayanan

kesehatan terutama yang terkait dengan biaya pelayanan kesehatan, ketimpangan

tersebut diantaranya diakibatkan perubahan pola penyakit, perkembangan

teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis

pembayaran swadaya. Biaya kesehatan yang mahal dengan pembiayaan

kesehatan berbasis pembnayaran out of pocket semakin mempersulit masyarakat

akses pelayanan kesehatan.

Page 5: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

1.2 Tujuan Penulisan

Secara khusus tujuan kami menyusun makalah ini untuk:

1) Untuk mengetahui secara umum tentang JPKM.

2) Mengetahui peran serta masyarakat dan desa siaga.

3) Mengetahui peran serta masyarakat menuju indonesia sehat.

1.3 Metode Penulisan

Dalam mengumpulkan bahan data untuk menyusun makalah ini, agar

lebih akurat dan efektif maka kami menuliskan metode melalui website –

website yang sudah tersedia dan buku – buku yang tersedia.

1

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam menulis makalah ini, kami menguraikan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, tujuan,

metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II berisi pembahasan yang menguraikan Pengertian JPKM, dan menuju

Indonesia Sehat.

Bab III berisi yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

Page 6: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian JPKM

JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya

terjaga dan biayanya terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara

( bapel ) dengan menerapkan jaga mutu dan kendali biaya.

Dalam penyelenggaraannya, JPKM harus bersifat menyeluruh

(comprehensive) yang mencakup upaya promotif (peningkatan kesehatan),

preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif

(pemulihan) untuk meningkatkan derajat kesehatan pesertanya (Depkes RI,

2001)

2.1.1. Manfaat JPKM

Manfaat bagi Masyarakat :

a. Masyarakat memperoleh pelayanan paripurna ( preventive, Promotive,

Kuratif, rehabilitatif ) dan bermutu.

Page 7: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

b. Masyarakat mengeluarkan biaya yang ringan untuk kesehatan, karena

azas usaha bersama dan kekeluargaan. JPKM memungkinkan

terjadinya subsidi silang, dimana yang sehat membantu yang sakit,

yang muda membantu yang tua/balita dan yang kaya membantu yang

miskin.

c. Masyarakat terlindung/terjamin dalam memperoleh pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan utamanya.

d. Terjaminnya pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat.

2.1.2. Tujuan JPKM

JPKM bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui :

1. Jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan utama peserta yang

berkesinambungan.

2. Pelayanan kesehatan paripurna yang lebih bermutu dengan biaya yang

hemat dan terkendali

3

3. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam membiayai pelayanan

kesehatan yang diperlukannya.

4. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat.

2.1.3. Sasaran JPKM

1. Karyawan perusahaan atau dunia usaha.

2. Seluruh anggota keluarga atau masyarakat.

3. Pelajar dan mahasiswa.

4. Organisasi sosial dan kemasyarakatan.

2.1.4. Syarat Menjadi Peserta JPKM

1. Untuk menjadi peserta JPKM, sebaiknya dilakukan secara

berkelompok untuk membangun solidaritas dan memudahkan

administrasi dengan daya tawar yang tinggi.

2. Anggota suatu organisasi (perusahaan, sekolah/perguruan tinggi,

kelompok pedagang, organisasi kemasyarakatan,organisasi

kepemudaan, dll) dapat menjadi peserta secara berkelompok dengan

menghubungi Bapel JPKM terdekat.

3. Calon peserta wajib mengisi formulir isian dengan jujur dan jelas.

Page 8: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

4. Anggota JPKM membayar sejumlah iuran yang besarnya disepakati

bersama atau disepakati antara Bapel dan Calon peserta melalui

kelompoknya.

5. Setiap peserta JPKM akan mendapatkan kartu identitas JPKM yang

akan berlaku selama masa yang disepakati.

6. Dengan menunjukkan kartu identitas JPKM tersebut, peserta dapat

memeriksakan diri dan mendapat perawatan (jika dianggap perlu)

sesuai dengan ketentuan di tempat-tempat Pemberi Pelayanan

Kesehatan (PPK) yang telah dikontrak oleh Bapel JPKM.

7. Setiap anggota JPKM harus dapat mengerti dan memahami hak dan

kewajibannya sebagai peserta JPKM.

2.1.5. Sistem Pembiayaan JPKMMasyarakat miskin dan tidak mampu yang terdapat dalam keputusan

bupati atau wali kota akan dibiayai dari APBN, masyarakat miskin dan

tidak mampu di luar kuorta ditanggung oleh pemerintah daerah dengan

4

sumber biaya dari APBD, kelompok kerja dibiayai dari institusi

masing – masing (PNS, ASABRI, JAMSOSTEK) dan kelompok individu

(kaya

dan sangat kaya) membiayai diri sendiri dengan asuransi kesehatan

komersial atau asuransi kesehatan lainnya.

2.1.6. Jenis – jenis JPKMAda beberapa jenis – jenis JPKM, yaitu:1. Askeskin

Pada dasarnya manfaat yang disediakan untuk masyarakat

miskin bersifat komprehensif sesuai indikasi medis, kecuali beberapa

hal yang dibatasi dan tidak dijamin. Manfaat yang diberikan ke

peserta dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh

(komperhensif) berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar

pelyanan medik yang cost effective dan rasional, bukan berupa uang

tunai.

2. JamkesmasJamkesmas menawarkan paket manfaat komprehensif,

termasuk rawat inap dan rawat jalan, serta perawatan ibu dan

Page 9: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

pencegahan. Dalam hal pengobatan, peserta yang hanya memiliki hak

untuk cakupan untuk obat-obatan dari formularium spesifik dan

harus memilih obat generik ketika mengisi resep. Pengecualian dari

paket manfaat Jamkesmas termasuk operasi kosmetik, tahunan fisik

check-up, pengobatan alternatif, pengobatan prostesis dan kesuburan

gigi. Pengobatan kanker dan pengobatan untuk masalah jantung

terkait juga terbatas.

3. Prospek Askeskin dan Jamkesmas

Program Askeskin dan Jamkesmas serta ”kesehatan gratis” di

sejumlah daerah sesungguhnya sudah merupakan upaya untuk

perluasan pemberian pelayanan kesehatan, khususnya bagi

masyarakat miskin. Namun, universal coverage masih belum dapat

dicapai dengan Askeskin/Jamkesmas. Sebagian besar penduduk yang

tidak tercakup program itu, meskipun tidak termasuk masyarakat.

5

miskin, masih akan menghadapi biaya kesehatan yang tinggi

sehingga bisa berdampak ekonomi keluarga. Sebaliknya, kalau

semua biaya kesehatan dibebankan pada APBN/APBD, bisa menjadi

beban yang berat.

Karena itu, dalam pendekatan SJSN diperkenalkan

mekanisme asuransi sosial dengan membuka peluang kepesertaan

penerimaan bantuan iuran bagi masyarakat miskin dan tidak mampu,

di mana iuran jaminan sosialnya ditanggung oleh negara. Dengan

demikian, SJSN diberlakukan bagi masyarakat yang mampu dan

yang tidak mampu sehingga kegotongroyongan dan keadilan sosial

bisa terwujud. Askeskin/Jamkesmas yang sudah berjalan, dengan

demikian, perlu disesuaikan dengan pendekatan SJSN.

4. SJSNKepanjangan dari SJSN adalah Sistem Jaminan Sosial

Nasional. SJSN menerapkan prinsip- prinsip social-state model

(Bismarck Model) dengan mengakomodasi prinsip-prinsip welfare-

Page 10: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

state model (Beveridge Model), khususnya bagi masyarakat miskin

dan tidak mampu, sesuai Pasal 34 UUD 1945. Dalam SJSN

diperkenalkan peserta penerima bantuan iuran, di mana iuran jaminan

sosialnya dibayar oleh pemerintah. Jaminan kesehatan dalam SJSN

diselenggarakan secara nasional dengan menerapkan prinsip asuransi

kesehatan sosial. Diselenggarakan secara nasional untuk dapat

memenuhi prinsip portabilitas bahwa jaminan kesehatan bisa

dinikmati di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini tidak mengurangi peran pemerintah daerah,

khususnya daerah yang penerimaan daerahnya kecil dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang tidak

mampu. dalam SJSN juga ditetapkan manfaat (benefit- package)

yang jelas, sistem pemberian pelayanan kesehatan dan pembiayaan

(delivery and financing of healthcare), serta standar dan harga obat

sehingga biaya dan kualitas pelayanan kesehatan dapat diprediksi.

6

lebih mudah. Hal ini sangat penting bagi kelangsungan program

jaminan kesehatan.

2.2. Menuju Indonesia Sehat 2010

Sehat adalah sebuah investasi, asset, dan harta yang paling berharga bagi

setiap individu. Health is not everything but, without health everything is nothing,

menjadi sebuah penyempurna jika sehat merupakan starting point untuk

pembangunan. Menurut, WHO, sehat bukan hanya keadaan yang bebas dari

penyakit melainkan juga keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun

social. Sebuah definisi yang sangat merefleksikan betapa kesehatan sebagai

sesuatu yang bersifat kompleks.

Sebagai sebuah investasi, asset, maupun harta, kesehatan sangat strategis

perannya dalam menentukan pembangunan suatu Negara. Kelompok individu

yang dinamakan penduduk sebagai salah satu unsur dari berdirinya Negara,

mempunyai suatu hak akan kesehatan (UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 dan pasal 34

ayat 3) sehingga pembangunan negaranya dapat berjalan dengan baik.

Page 11: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan BAB IV pasal 9,

”Pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat“

adalah sebuah patokan bagi pemerintah dalam menyelenggarakan upaya-upaya

kesehatan seperti yang tertuang pada UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

BAB IV pasal 7 bahwa pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan

yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

Oleh sebab itu, pemerintah mencanangkan banyak program sebagai suatu

langkah menuju masyarakat Indonesia yang sehat yang merupakan starting point

bagi terwujudnya pembangunan negara. Salah satu program yang cukup menarik

perhatian banyak kalangan adalah Indonesia Sehat 2010. Mengapa dikatakan

menarik perhatian? Mari kita cermati visi Indonesia  Sehat 2010.

7

Visi Indonesia Sehat 2010

Menurut rumusan pemerintah, visi Indonesia Sehat 2010 dijabarkan sebagai

berikut : “Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang

kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi,

tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan

pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta

terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan

memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

2.2.1. Peran Masyarakat

Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 adalah yang bersifat

proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko

terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta

berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya

kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang

mampu menjangkau pelayang kesehatan yang bermutu tanpa adanya

hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi. Pelayanan

Page 12: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan

yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai

dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya

lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat

tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat

ditingkatkan secara optimal.” Peran serta masyarakat dalam pembangunan

kesehatan diwujudkan antara lain dengan menjalankan cara “hidup sehat”,

penyelenggara pelbagai upaya/pelayanan kesehatan dan dalam membiayai

pemeliharaan kesehatan.

Peran serta masyarakat (termasuk swasta) dalam pembiayaan

pemeliharaan kesehatan terlaksana antara lain dengan bentuk:

a. Pengeluaran biaya langsung untuk kesehatan

b. Dana sehat yakni pengumpulan dana masyarakat untuk kesehatan

8

berlandaskan semangat gotong royong berazaskan usaha bersama dan

kekeluargaan yang telah dikenal sejak tahun 1970-an di banyak desa

c. Asuransi sosial di bidang kesehatan antara lain program PT. Askes dan

program JPK Jamsostek serta PT.Jasa Raharja yang pendanaannya berasal

dari iuran wajib para peserta berdasarkan Undang-undang

d. Berbagai bentuk pembiayaan kesehatan pra – upaya swasta, sedang

berkembang di Indonesia.

2.2.2. Peran Rumah Sakit untuk menuju Indonesia Sehat

Rumah sakit adalah institusi pelyanan kesehatan masyarakat yang

padat modal, padat tekologi dan padat kaya dan yang dalam pekerjaan

sehari-hari melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai keahlian.

Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan sangat bergantung pada

kapasitas dan kwalitas tenaga diinstitusi pelayanan kesehatan. Dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan diinstitusi pelayanan kesehatan

terutama rumah sakit, penggunaan peralatan dengan teknologi tinggi dan

bahan-bahan serta obat berbahaya bagi kesehatan untuk tindakan

diagnotik, terapi maupun rehabilitasi semakin meniggkat. Terpaparnya

Page 13: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

tenaga kesehatan dan tenaga kerja diinstitusi pelayanan kesehatan oleh

agen penyakit perlu penanganan khusus.

Rumah sakit diharapkan dapat melayani rujukan pasien akibat

kecelakaan kerja dari institusi pelayanan kesehatan diwilayahnya. Rumah

sakit ini diharapkan pula agardapat berperan sebagai gate keeper untuk

menapis pelayanan medik dasar akibat kecelakaan kerja dan menyalurkan

kepada pelayanan medis spesialis yang dilakukan oleh dokter spesialis

sebagai pelayanan medik. Pelayanan medik dsar dirumah sakit akan

melindungi kepentingak masyarakat dari pelayanan spesialistik yang

sebenarnya tidak diperlukan sesuai dengan kondisi penyakitnya.

Pelayanan medik dasar akan melindungi dokter spesialis dalam

melaksanakan profasinya agar tetap dapat mempertahankan dan

meningkatkan profesionalitasnya karena tidak terjebak pada pelayanan

medik dasar.

9

2.2.3. Peran Puskemas untuk meuju indonesia sehatKebijakan akan lebih dirasakan jika kebijakan itu lebih dekat

dengan masyarakat. Memaksimalkan fungsi puskesmas yang merupakan

garda terdepan dibidang kesehatan adalah suatu pilihan yang patut

dilakukan. Peraturan ya g sudah diberlakukan oleh depkes tentang BOK

(Bantuan Operasional Puskesmas) patut untuk diaspresiasi. Program

tersebut dapat membantu untuk memaksimalkan langkah promotif dan

preventif yang merupakan ranah puskesmas untuk melakukan itu.

2.2.4. Peran dan tugas puskesmasPada saat ini ada 17 kegiatan puskesmas yaitu Usaha Pelayanan

Rawat Jalan, Usaha Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Keluarga

Berencana, Usaha Kesehatan Gigi, Usaha Kesehatan Gizi, Usaha

Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Lingkungan, Usaha Kesehatan

Jiwa, Usaha Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha

Kesehatan Olahraga, Usaha Kesehatan Lanjut Usia, Usaha Kesehatan

Mata, Usaha Kesehatan Kerja, Usaha Pencatatan dan Pelaporan serta

Usaha Laboratorium Kesehatan Masyarakat.

Page 14: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

Semua usaha tersebut ditetapkan oleh dinas kesehatan berapa target

pencapaian disesuaikan dengan daerahnya. Setiap puskesmas harus bisa

mencapai target itu dengan cara dan programnya masing-masing.

Sebaiknya, semua usaha tersebut harus didukung dengan sistem informasi

yang baik. Maksudnya, informasi kepada masyarakat tentang peran

puskesmas serta informasi ke Dinas Kesehatan dalam hal pencatatan dan

pelaporan.

Kehadiran peralatan canggih seperti komputer, memberikan harapan

baru. Saat ini, hampir setiap puskesmas telah memiliki komputer.

Minimal satu buah. Namun sayangnya, komputer yang ada kebanyakan

hanya berfungsi sebagai pengganti mesin tik. Memaksimal komputer

untuk otomatisasi laporan belum banyak dilakukan atau bahkan tidak

terpikirkan sama sekali. Ini wajar saja, karena di puskesmas tidak ada ahli

computer. Jangankan ahli computer, dokter saja untuk pengobatan

terkadang sulit dijumpai.

10

Biasanya mereka hanya dokter yang bertugas pagi dan malamnya

tidak bisa lagi dijumpai.

2.2.5. Faktor-faktor serta peran pendukung

Banyak hal yang mempengaruhi mengapa peran puskesmas belum

optimal di masyarakat. Bisa karena pengetahuan masyarakat tentang

puskesmas yang masih kurang, peran puskesmas yang masih kurang,

dokter yang ada tidak tepat waktu, obat yang diberikan tidak optimal,

dan lain-lain.

Oleh sebab itu kita perlu meningkatkan peran puskesmas sebagai

primary care yang seharusnya mendapat antusias dari masyarakat.

Dalam hal ini bukan hanya petugas puskesmas yang berperan tetapi

semua kalangan masyakarat baik itu pemerintah terkait, dokter,

mahasiswa/pelajar, dan masyarakat.

a. Peran Pemerintah

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin, yang dilakukan

Page 15: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

secara menyeluruh, terpadu serta berkesinambungan. Untuk itu salah

satu tugas pemerintah yang paling penting dalam sektor kesehatan

adalah menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata serta

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan derajat

kesehatan merupakan modal awal yang sangat strategis bagi

pengembangan dan pembinaan SDM Indonesia sehingga dapat

dipakai sebagai modal dan asset pembangunan.

b. Peran Dokter

Dokter adalah petugas kesehatan yang berperan dalam bidang kuratif.

Peran ini sangat banyak diharapkan di puskesmas. Akan tetapi,

jumlah dokter di puskesmas sangat minim. Bahkan, ada puskesmas

yang dokternya harus didatangkan dari ibukota kabupaten. Dan

jadwalnya hanya terbatas, ditambah lagi keterlambatannya datang ke

puskesmas.

11

Oleh sebab itu peran dokter di puskesmas sangat dibutuhkan.

Diharapkan dokter-dokter bisa terbagi secara menyeluruh dan merata

di berbagai wilayah di Indonesia, jangan hanya di daerah perkotaan.

c. Peran Petugas kesehatan

Petugas kesehatan dalam hal ini adalah yang bertugas untuk

menjaga dan melaksanakan fungsi operasional puskesmas seperti

pencatatan, pelaporan serta pengadaan program dan usaha-usaha

puskesmas. Seorang petugas disini bisa berupa sarjana keperawatan,

sarjana kesehatan masyarakat, dan yang terkait. Petugas inilah yang

harus memaksimalkan peran puskesmas seperti melakukan

penyuluhan berkala kepada masyarakat, atau pemantauan kesehatan

masyarakat, serta melihat penyebaran suaru penyakit. Seorang

petugas kesehatan harus bisa melihat masalah yang terjadi dan

dengan sigap memberikan alternatif penyelesaiannya. Ia juga

seharusnya bisa mengarahkan masyarakat agar nyaman dan mau

berobat serta melaporkan masalah kesehatannya ke puskesmas.

d. Peran Mahasiswa/pelajar

Page 16: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

Selama ini peran kalangan ini masih minim. Bahkan untuk ikut serta

dalam mengakses puskesmas mereka sangat kesulitan. Misalnya,

mahasiswa yang ingin memberi penyuluhan di masyakarat,

memerlukan informasi dari puskesmas. Mereka kadang terkesan

diberatkan. Padahal, itu merupakan salah satu peran serta mereka

dalam penyebarluasan informasi tentang peran puskesmas.

e. Peran Masyarakat

Peran masyarakat juga sangat diperlukan dalam peran puskesmas

sebagai primary care. jika seandainya tidak ada masyarakat yang

berkunjung ke puskesmas, atau tidak ada yang percaya dengan

kualitas puskesmas. Tentu saja hal ini akan menjadi penyebab

kemunduran bahkan penutupan puskesmas.

12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya

terjaga dan biayanya terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara

(bapel) dengan menerapkan jaga mutu dan kendali biaya. JPKM bertujuan

meningkatkan Jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan utama peserta

yang berkesinambungan. Sasaran JPKM adalah untuk Karyawan, Seluruh anggota

keluarga atau masyarakat, Pelajar dan mahasiswa, Organisasi sosial dan

kemasyarakatan.

Sehat adalah sebuah investasi, asset, dan harta yang paling berharga bagi

setiap individu. Sebuah definisi yang sangat merefleksikan betapa kesehatan sebagai

sesuatu yang bersifat kompleks.

Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan BAB IV pasal 9,

”Pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat“

Page 17: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

adalah sebuah patokan bagi pemerintah dalam menyelenggarakan upaya-upaya

kesehatan seperti yang tertuang pada UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

BAB IV pasal 7 bahwa pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan

yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini bias menjadi bahan pembelajaran

untuk lebih mengetahui tentang JPKM. Dan bisa berguna bagi yang membacanya

dan khususnya bagi kami.

13

DAFTAR PUSTAKA

Sundoyo. 2009. “Jurnal Hukum Kesehatan”. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi,

Sekjen Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2008. “Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas”). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Djojosugito, Ahmad. 2000.”Kumpulan Makalah Seminar K3 RS Persahabatan Tahun

2000 & 2001. UI Press”. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik

Departemen Kesehatan RI.

Asih. 2011.”Peran Puskesmas Menuju Indonesia

Sehat”.http://mutiara.sdm-ipyk.org/memaksimalkan-peran-puskesmas-

untuk-indonesia-sehat.html. (10.00 WIB)

Page 18: MAKALAH Kel 3 Bagian K-2

Hadi, ikhlam.2010.”Makalah Kesehatan Kerja”.http://makalah kesehatan kerja.

Info/peran-rumah-sakit-dalam-kesehatan-dan-keselamatan-kerja/. (11.30

WIB)

Muklidah. 2010. “Peran Puskesmas sebagai Primary mencapai Indonesia

sehat”.http://muklidah.multiply.com/journal/item/63/meningkatkan-peran-

puskesmas-sebagai-primary-care-dalam-mencapai-indonesia-sehat.(12.30

WIB)

14