makalah kebutuhan nutrisi

26
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Nutrisi Nutrisi atau nutrien merupakan elemen yang penting untuk proses fungsi tubuh. Ada enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme kabohidrat, protein dan lemak. Makanan kadang- kadang digambarkan menurut kepadatan nutrien, proporsi nutrien penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrien tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, menyediakan sejumlah besar nutrien yang berhubungan dengan kalori. Makan dengan kepadatan nutrien rendah, seperti gula dan alkohol, tinggi kalorinya tetapi bergizi rendah . (potter dan perry 2004). Katagori-katagori zat makanan diantara lain adalah : 1. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (Gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit gula atau sakarida. Tanaman menyimpan karbohidrat seperti zat tepung. Zat tepung dibuat dari biji yang tertutup oleh dinding sel. (Potter and Perry 2004). Polisakarida memiliki peranan dalam nutrisi manusia karena menambahkan serat untuk diet. Serat mendapat perhatian sebagai faktor diet pada pencegahan dan penyembuhan penyakit dan dalam pencegahan diare selama pemberian makan melalui selang. Serat diklasifikasikan sebagai sesuatu yang tidak dapat Kebutuhan Nutrisi 3

Upload: bara-kuswinata

Post on 10-Aug-2015

801 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Nutrisi atau nutrien merupakan elemen yang penting untuk proses fungsi tubuh. Ada enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme kabohidrat, protein dan lemak. Makanan kadang-kadang digambarkan menurut kepadatan nutrien, proporsi nutrien penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrien tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, menyediakan sejumlah besar nutrien yang berhubungan dengan kalori. Makan dengan kepadatan nutrien rendah, seperti gula dan alkohol, tinggi kalorinya tetapi bergizi rendah . (potter dan perry 2004).

TRANSCRIPT

Page 1: makalah kebutuhan nutrisi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Nutrisi

Nutrisi atau nutrien merupakan elemen yang penting untuk proses fungsi tubuh. Ada enam

kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Kebutuhan energi

dipenuhi dengan metabolisme kabohidrat, protein dan lemak. Makanan kadang-kadang digambarkan

menurut kepadatan nutrien, proporsi nutrien penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan

nutrien tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, menyediakan sejumlah besar nutrien yang

berhubungan dengan kalori. Makan dengan kepadatan nutrien rendah, seperti gula dan alkohol, tinggi

kalorinya tetapi bergizi rendah . (potter dan perry 2004).

Katagori-katagori zat makanan diantara lain adalah :

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram karbohidrat

menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh dari tumbuhan, kecuali

laktosa (Gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit gula atau sakarida. Tanaman

menyimpan karbohidrat seperti zat tepung. Zat tepung dibuat dari biji yang tertutup oleh

dinding sel. (Potter and Perry 2004).

Polisakarida memiliki peranan dalam nutrisi manusia karena menambahkan serat

untuk diet. Serat mendapat perhatian sebagai faktor diet pada pencegahan dan penyembuhan

penyakit dan dalam pencegahan diare selama pemberian makan melalui selang. Serat

diklasifikasikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilarutkan karena tidak dicerna termasuk

selulosa dan lignin. Serat yang larut termasuk hemiselulose, pektingum dan getah.

Rekomendasi American Cancer Society sekarang termasuk peningkatan serat dalam diet

(American Cancer Society, 1993). (Potter and Perry 2004).

Metabolisme karbohidrat terdiri dari 3 proses utama :

a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbondioksida dan air (glikogenolisi)

b. Anabolisme glukosa menjadi glikogen untyk penyimpanan (glikogenesis)

c. Perubahan asam amino dan gliserol menjadi glikogen untuk energi (glukoneogenesis)

Kebutuhan Nutrisi 3

Page 2: makalah kebutuhan nutrisi

2. Protein

Protein memberikan sumber energi (4 kkal/g), juga penting untuk mensintesis

(membangun) jaringan tubuh dalam pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan. Bentuk

protein yang paling sederhana adalah asam amino. Asam amino esensial adalah yang tidak

dapat disintesis oleh tubuh tapi harus diberikan dalam diet. Asam amino dianabolisasi

(dikombinasi dan diubah) menjadi jaringan, hormon, dan enzim. Asam amino juga dapat

diubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan adiposa atau dikatabolisasi (dipecahkan)

menjadi energi melalui glikogenesis. (Potter and Perry 2004).

Protein terdiri dari 16% nitrogen dan merupakan sumber nitrogen satu-satunya. Tubuh

berada dalam keseimbangan nitrogen ketika asupan dan haluaran nitrogen sama keseimbangan

nitrogen negatif terjadi ketika hubungan kehilangan banyak nitrogen dibanding dari yang

diperoleh. Protein dapat digunakan untuk menyediakan energi tetapi karena perananprotein

esensial dalam pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan yang cukup harus disediakan dalam

diet dari sumber nonprotein. (Potter and Perry 2004).

3. Lipid (Lemak)

Lipid (lemak) merupakan nutrien padat yang paling berkalori dan menyediakan 9 kkal

per gram. Lipid termasuk lemak yang padat pada suhu ruangan dan minyak yang larut dalam

suhu ruangan. Lipid tersusun dari karbon, hidrogen dan oksigen, tapi proporsi setiap elemen

berbeda di karbohidrat. (Potter and Perry 2004).

Lipid dasar disusun dari trigliserida dan asam lemak. Asam lemak disusun dari rantai

atom karbon dan atom hidrogen dengan kelompok asam pada satu ujung rantai dan kelompok

metilpada ujung lain. Proses selama asam lemak disintesis disebut lipogenesis. Asam lemak

dapat jenuh dimana tiap karbon dalam rantai memiliki dua atom hidrogen yang melekat atau

tidak jenuh. (Potter and Perry 2004).

Lemak merupakan bentuk hasil energi tubuh yang utama. Monogliserida dan porsi

lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dengan proses glukoneogenesis. Semua sel

tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat mengoksidasi asam lemak dan energi.

4. Air

Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada

lingkungan cair. Air menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan.bayi memiliki

Kebutuhan Nutrisi 4

Page 3: makalah kebutuhan nutrisi

persentasi terbesar dari total berat badan untuk air dan orang tua mempunyai lebih sedikit.

Ketika kehilangan air, seseorang dapat bertahan tidak lebih dari beberapa jam. Pada individu

yang sehat, asupan cairan dari semua sumber sama dengan haluaran cairan melalui eliminasi,

respirasi dan berkeringat.( Potter and Perry 2004)

5. Vitamin

Vitamin merupkan substansi organik dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial

untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis vitamin dalam jumlah yang

dibutuhkan dan bergantung pada asupan diet. Walaupun vitamin terkandung dalam banyak

makanan juga dipengaruhi oleh proses, penyimpanan, persiapan. Kandungan vitamin tertinggi

biasanya terdapat pada makanan segar yang digunakan cepat setelah terpapar panas, udara dan

air yang minimal. Vitamin diklasifikasikan sebagai yang larut air dan lemak.

6. Mineral

Mineral merupakan elemen esensial nonorganik pada tubuh sebagai katalis dalam

reaksi biokimia. Mineral diklasifikasi sebagai makromineral ketika kebutuhan sehari-hari

adalah 100 mgatau lebih dan elemen renik ketika berkurang dari 100 m yang diperlukan setiap

hari. (Potter and Perry 2004).

2.2. Patofisiologi Nutrisi

Skema patofisiologi kekurangan nutrisi

Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stres

Berkurangnya pemasukan makanan kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Kebutuhan Nutrisi 5

Page 4: makalah kebutuhan nutrisi

Asam lambung

Reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi

Skema patofisiologi kelebihan nutrisi

Makanan masuk kedalam tubuh dengan jumlah makanan yang lebih besar daripada yang dipakai oleh

tubuh untuk energi

Makanan berlebihan baik lemak, karbohidrat atau protein, kemudian disimpan sebagai lemak dalam

jaringan adipose yang kemudian akan dipakai sebagai energi

Jumlah energi (dalam bentuk makanan) yang memasuki tubuh lebih besar daripada jumlah energi yang

keluar

Berat badan meningkat.

Sumber : Anwar:2005

2.2.1. Gizi Buruk

Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau

nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni gizi

buruk karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena kekurangan karbohidrat atau

kalori (disebut marasmus), dan kekurangan kedua-duanya. Gizi buruk ini biasanya terjadi

Kebutuhan Nutrisi 6

Page 5: makalah kebutuhan nutrisi

pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh membusungnya perut (busung

lapar). Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan zat gizi,

atau dengan ungkapan lain status gizinya berada di bawah standar rata-rata. Zat gizi yang

dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Gizi buruk (severe malnutrition) adalah

suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi

buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun (Nency, 2005).

Anak balita (bawah lima tahun) sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari

pertambahan berat badannya tiap bulan sampai usia minimal 2 tahun (baduta). Apabila

pertambahan berat badan sesuai dengan pertambahan umur menurut suatu standar organisasi

kesehatan dunia, dia bergizi baik. Kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang yang

bersifat kronis. Apabila jauh dibawah standar dikatakan bergizi buruk. Jadi istilah gizi buruk

adalah salah satu bentuk kekurangan gizi tingkat berat atau akut (Pardede, J, 2006).

2.2.2. Klasifikasi Gizi Buruk

Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-

kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri atau tanda klinis dari masing-

masing tipe yang berbeda-beda.

2.2.2.1. Marasmus

Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul

diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit

(kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit,

gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering

rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut

adalah gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :

a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya, tinggal

tulang terbungkus kulit

b. Wajah seperti orang tua

c. Iga gambang dan perut cekung

d. Otot paha mengendor (baggy pant)

e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

Kebutuhan Nutrisi 7

Page 6: makalah kebutuhan nutrisi

2.2.2.2. Kwashiorkor

Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby), bilamana dietnya

mengandung cukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya

terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua

punggung kaki sampai seluruh tubuh

a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis

b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut, pada penyakit

kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.

c. Wajah membulat dan sembab

d. Pandangan mata anak sayu

e. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa kenyal pada

rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.

f. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi coklat kehitaman

dan terkelupas

2.2.2.3. Marasmik-Kwashiorkor

Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan

marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein dan juga energi untuk

pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian disamping menurunnya berat badan <

60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut,

kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula (Depkes RI, 2000).

2.2.3. Patofisiologi gizi buruk

Patofisiologi gizi buruk pada balita adalah anak sulit makan atau anorexia bisa terjadi

karena penyakit akibat defisiensi gizi, psikologik seperti suasana makan, pengaturan makanan

dan lingkungan. Rambut mudah rontok dikarenakan kekurangan protein, vitamin A, vitamin

C dan vitamin E. Karena keempat elemen ini merupakan nutrisi yang penting bagi rambut.

Pasien juga mengalami rabun senja. Rabun senja terjadi karena defisiensi vitamin A dan

protein. Pada retina ada sel batang dan sel kerucut. Sel batang lebih hanya bisa membedakan

cahaya terang dan gelap.

batang atau rodopsin ini terbentuk dari vitamin A dan suatu protein. Jika cahaya terang

mengenai sel rodopsin, maka sel tersebut akan terurai. Sel tersebut akan mengumpul lagi pada

Kebutuhan Nutrisi 8

Page 7: makalah kebutuhan nutrisi

cahaya yang gelap. Inilah yang disebut adaptasi rodopsin. Adaptasi ini butuh waktu. Jadi, rabun

senja terjadi karena kegagalan atau kemunduran adaptasi rodopsin.

Turgor atau elastisitas kulit jelek karena sel kekurangan air (dehidrasi). Reflek patella

negatif terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendon patella dan degenerasi saraf motorik

akibat dari kekurangn protein, Cu dan Mg seperti gangguan neurotransmitter. Sedangkan,

hepatomegali terjadi karena kekurangan protein. Jika terjadi kekurangan protein, maka terjadi

penurunan pembentukan lipoprotein. Hal ini membuat penurunan HDL dan LDL. Karena

penurunan HDL dan LDL, maka lemak yang ada di hepar sulit ditransport ke jaringan-jaringan,

pada akhirnya penumpukan lemak di hepar.

Tanda khas pada penderita kwashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema adalah edema

yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula. Pitting edema disebabkan oleh kurangnya protein,

sehingga tekanan onkotik intravaskular menurun. Jika hal ini terjadi, maka terjadi ekstravasasi

plasma ke intertisial. Plasma masuk ke intertisial, tidak ke intrasel, karena pada penderita

kwashiorkor tidak ada kompensansi dari ginjal untuk reabsorpsi natrium. Padahal natrium

berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pada penderita kwashiorkor, selain defisiensi

protein juga defisiensi multinutrien. Ketika ditekan, maka plasma pada intertisial lari ke daerah

sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh membran sel dan mengembalikannya membutuhkan waktu

yang lama karena posisi sel yang rapat. Edema biasanya terjadi pada ekstremitas bawah

karena pengaruh gaya gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik (Sadewa, 2008).

Sedangkan menurut Nelson (2007), penyebab utama marasmus adalah kurang kalori

protein yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat

seperti hubungan orang tua dengan anak terganggu, karena kelainan metabolik atau

malformasi kongenital. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan

makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan ada beberapa faktor lain pada diri

anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya marasmus.

Secara garis besar sebab-sebab marasmus adalah sebagai berikut :

a. Masukan makanan yang kurang : marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit,

pemberian makanan yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan

orang tua si anak, misalnya pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.

b. Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral misalnya

infantil gastroenteritis, bronkhopneumonia, pielonephiritis dan sifilis kongenital.

Kebutuhan Nutrisi 9

Page 8: makalah kebutuhan nutrisi

c. Kelainan struktur bawaan misalnya : penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschpurng,

deformitas palatum, palatoschizis, mocrognathia, stenosis pilorus. Hiatus hernia,

hidrosefalus, cystic fibrosis pankreas

d. Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus. Pada keadaan tersebut pemberian ASI

kurang akibat reflek mengisap yang kurang kuat

e. Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup

f. Gangguan metabolik, misalnya renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia,

lactose intolerance

g. Tumor hypothalamus, kejadian ini jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab

maramus yang lain disingkirkan

h. Penyapihan yang terlalu dini desertai dengan pemberian makanan tambahan yang kurang

akan menimbulkan marasmus

i. Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus,

meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan

kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer akibat dari

tidak mampu membeli susu, dan bila disertai infeksi berulang terutama gastroenteritis akan

menyebabkan anak jatuh dalam marasmus

2.2.4. Dampak Gizi Buruk

Gizi Buruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait dengan

dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai konsekuensi

yang diterima anak itu sendiri. Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan

sistem, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan defisiensi (kekurangan)

asupan mikro/makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan

memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan

mekanik sehingga mudah sekali terkena infeksi. Secara garis besar, dalam kondisi akut, gizi

buruk bisa mengancam jiwa karena berberbagai disfungsi yang di alami, ancaman yang

timbul antara lain hipotermi (mudah kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis,

hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal) dan kekurangan elektrolit

dan cairan tubuh. Jika fase akut tertangani dan namun tidak di follow up dengan baik Kebutuhan Nutrisi 10

Page 9: makalah kebutuhan nutrisi

akibatnya anak tidak dapat ”catch up” dan mengejar ketinggalannya maka dalam jangka

panjang kondisi ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya.

Akibat gizi buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan performance anak, akibat

kondisi ”stunting” (postur tubuh kecil pendek) yang diakibatkannya dan perkembangan anak

pun terganggu. Efek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak tergantung dangan

derajat beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. Dampak terhadap

pertumbuhan otak ini menjadi patal karena otak adalah salah satu aset yang vital bagi anak.

Beberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap

perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan

perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes IQ,

penurunan perkembangn kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan

perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi anak

(Nency, 2005).

2.2.5. Faktor Penyebab Gizi Buruk

Ada 2 faktor penyebab dari gizi buruk adalah sebagai berikut :

1. Penyebab Langsung. Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita

penyakit infeksi, cacat bawaan dan menderita penyakit kanker. Anak yang mendapat

makanan cukup baik tetapi sering diserang atau demam akhirnya menderita kurang gizi.

2. Penyebab tidak langsung, ketersediaan Pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan

kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan

masalah utama gizi buruk adalah kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan

kesempatan kerja. Oleh karena itu untuk mengatasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas

sektor Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan

seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik maupun gizinya (Dinkes SU,

2006).

Secara garis besar gizi buruk disebabkan oleh karena asupan makanan yang kurang

atau anak sering sakit, atau terkena infeksi. Asupan makanan yang kurang disebabkan oleh

berbagai faktor, antara lain tidak tersedianya makanan secara adekuat, anak tidak cukup salah

mendapat makanan bergizi seimbang, dan pola makan yang salah. Kaitan infeksi dan kurang

gizi seperti layaknya lingkaran setan yang sukar diputuskan, karena keduanya saling terkait

dan saling memperberat. Kondisi infeksi kronik akan meyebabkan kurang gizi dan kondisi

Kebutuhan Nutrisi 11

Page 10: makalah kebutuhan nutrisi

malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk pada sistem pertahanan sehingga

memudahkan terjadinya infeksi (Nency, 2005).

Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi

ensensial, yang bisa disebabkan oleh: asupan yang kurang karena makanan yang jelek atau

penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi), penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh

tubuh, dan kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau

keringat yang berlebihan. (Nurcahyo, 2008).

2.2.2. Kelebihan Nutrisi

Obesitas merupakan penyakit yang sejak lama sudah dikenal masyarakat dan sampai

sekarang merupakan persoalan yang banyak dibicarakan karena sulitnya pengobatan yang

berhasil dilakukan. Banyak pengertian mengenai obesitas salah satunya yang diungkapkan

sebagai berikut. “ Obesitas adalah kondisi berlebihnya jaringan lemak akibat tidak

seimbangnya masukan energi dengan pemakaian”,(Kusumawardhani:2006). Jadi obesitas

dapat diartikan secara tepat dengan istilah kegemukan atau banyaknya penimbunan lemak

dalam tubuh.

Seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita

kegemukan (overweight) dan obesitas cenderung meningkat. Di Indonesia, masalah kesehatan

yang diakibatkan oleh gizi lebih ini mulai muncul pada awal tahun 1990-an. Peningkatan

pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu, terutama di perkotaan,

menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadinya

peningkatan jumlah penderita kegemukan dan obesitas (Sunita Almatsier, 2004)

2.3. Pengkajian Nutrisi

Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegag penyakit. Meskipun penyakit

akibat kekurangan nutrisi sudah sangat jarang dibanding waktu lampau, namun justru sekarang mulai

digantikan dengan penyakit akibat kelebihan makan atau makanan yang kurang seimbang, yang

menymbang sebagai penyeabab utama kesakitan atau kematian di Amerika sekarang. Contoh masalah

kesehatan yang berhubungan dengan kelebihan, ketidakseimbangan atau ketidakadekuatan konsumsi

nutrien tertentu misalnya, obesitas, penyakit arteri koroner, osteoporosis, sirosis divertikulosis dan

gangguan makan. Bila terjadi penyakit atau cidera, maka makanan merupakan faktor esensial dalam

membantu penyembuhan dan pencegahan infeksi. Pengkajian status nutrisi pasien dapat memberikan

Kebutuhan Nutrisi 12

Page 11: makalah kebutuhan nutrisi

informasi mengenai, difesiensi nutrien tertentu, abnormalitas, undernutrisi penurunan berat badan, mal

nutrisi, difesiensi nutrien tertentu abnormalitas, metabolik, efek pengobatan pada makanan dan

masalah tertentu pada penderita rawat inap dan orang yang dirawat di rumah dan masyarakat ( Potter

dan Perry, 2004).

Akronim ABCD dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi parameter pengkajian nutrisi.

Meskipun urutan pengkajian parameter ini dapat berbeda-beda, namun evaluasi status nutrisi tetap

harus menyertakan salah satu atau lebih metode berikut ( Potter dan Perry, 2004):

1. Pengukuran Antropometri ( Berat/ tinggi dan indeks masa tubuh ketebalan lipatan kulit

triseps lingkar lengan dan otot lengan).

Pengukuran antropometri yang paling sering adalah tinggi, berat, dan lingkar lrngan atas dan

otot lengan. Apabila memungkinkan, klien harus ditimbang pada waktu yang sama setiap hari, pada

skala yang sama, dan dengan pakaian atau linen yang sama. Tinggi dan berat badan klien dapat

dibandingkan dengan standar hubungan tinggi-berat badan seperti tabel Asuransi kehidupan

Metropolitan (lihat Apendiks). Perubahan berat badan yang terakhir harus didokumentasi.

Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan klien berdiri, rentang lengan, atau jarak dari ujung

jari keujung jari dengan lengan diulurkan pe nuh pada tingkat bahu, kurang lebih ketinggian untuk

orang dewasa.

Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus

tubuh. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi

termasuk perbandingan ketinggian untuk lingkar pergelangan tangan, lingkar lrngan bagian tengah

atas (mid-upper arm circumference, MAC), lipatan kulit bagian tengah atas (mid-upper arm muscle

circumference, MAMC).

Pengukuran antrometrik dapat memiliki variasi penting kecuali pengujinya terampil, telah

mempraktikan pengukuran ini, dan memiliki peralatan yang tepat. Selain itu, pengukuran

atropometrik menyediakan data yang pada umumnya, lebih dapat digunakan dilingkungan yang

banyak tersedia cara pengukuran. Pengukuran tunggal selama waktu tinggal di rumah sakit yang

singkat merupakan penggunaan yang dibatasi.

Lingkar pergelangan tangan digunakan untuk memperkirakan kerangka tubuh klien. Ukuran

pita digunakan untuk mengukur porsi terkecil dari distal tangan sampai prosesus stiloid. Perawat

menghitung ukuran kerangka dengan membagi lingkar pergelangan tangan cm. Hasilnya dihitung

nilai r. Nilai kerangka tubuh untuk wanita adalah >11,0 (kecil) 10,1 hingga 11,0 (sedang), dan >

10,1 (besar). Ukuran kerangkah untuk pria adalah /10,4 (kecil),9,6 hingga 10,4 (sedang), >9,6

(besar).

MAC memperkirakan massa otot skelet. Lengan nondominan klien direlaksasikan dan

lingkarnya diukur pada titik tengah, antara ujung dari prosesus akromial skapula dan prosesus

Kebutuhan Nutrisi 13

Page 12: makalah kebutuhan nutrisi

olekranon ulna. Pengukuran lengan nondominal mencegah rekaman kedua yang salah untuk

peningkatan massa otot dari aktifitas hidup atau pekerjaan sehari-hari.

Pengukuran lipatan kulit digunakan untuk memperkirakan isi lemak dari jaringan subkutan.

TSF adalah pengukuran yang paling umum. Dengan ibu jari dan jari tengah, lipatan panjang dari

kulit dan lemak yang dipegang kira-kira 1 cm dari titik tengah MAC. Jepitan daru jangkah

lengkungan lipatan kulit standar ditempatkan pada sisi lain dari lipatan lemak. Pengukuran rata-rata

diambil dari ketiga catatan. Area anatomi lain untuk pengukuran lipatan kulit termasuk bisep,

skapula, dan otot abdominal.

Lingkar otot lengan bagian tengah atas (MAMC) adalah perkiraan dari massa otot skelet. Hal

inim dihitung dari pengukuran antropometrik MAC dan TSF. Rumusnya adalah MAMC = MAC –

(TSF × 3,14).

Nilai untuk MAC, TSF, dan MAMC dibandingkan dengan standar dan hitung sebagai suatu

persentase standar dan dihitung sebagai suatu persentase standaf. Perubahan pada nilai seorang

individu yang melebihi waktu lebih penting dari pada pengukuran yang diisolasi ( Potter dan Perry,

2004)

2. Pengkajian Biokimia ( Tes Laboratorium)

Pengkajian biokimia mencerminkan baik kadar nutrisi dalam jaringan maupun semua kelainan

metebaolisme penggunaan nutrisi ( protein serum, albumin serum, dan globulin, tramsferin

hemoglobin, vitamin A serum, karoten dan vitamin C) dan dari urine ( kreatinin, tiamin, ribovlavin,

niasin dan yodium). Beberapa dati tes tersebut, selain mencerminkan masukkan terakhir elemen yang

terutama bila tidak tampak tanda klinis adanya defisiensi ( Suzanne, 2002).

Kadar albumin dan transferin serum yang rendah sering digunakan untuk mengukur defisiensi protein

pada orang dewasa dan menunjukkan persentase nilai norml. Sintesa labumin bergantung pada fungsi

normal hati dan suplai asam amino yang adekuat. Karena tubuh menyimpan banyak albumin, maka

serum albumin tidak akan menurun sampai malnutrisinya benar-benar buruk, jadi kegunaanya dalam

mendeteksi pemecahan protein yang baru terjadi sangat terbatas.penurunan kadar albumin dapat juga

terjadi pada penyakit hati atau ginjal, gagal jantung kongestif, dan kehilangan protein berlebihan

akibat luka bakar, pembedahan mayor, infeksi dan kanker. Transferin adalah protein yang mengikat

dan membawa besi dari usus melalui serum. Karena waktu paruhnya yang pendek, maka penuirunan

kadar transferin beres pons lebih cepat terhadap pemecahan protein dibanding dengan labumin

( Suzanne, 2002

3. Pemeriksaan Klinis

Status nutrisi sering tercermin dalam penampilan seseorang. Meskipun tanda klinis yang

paling jelas mengenai nutrisi yang baik adalah berat tubuh yang normal sesuai tinggi tubuh, kerangka

Kebutuhan Nutrisi 14

Page 13: makalah kebutuhan nutrisi

tubuh usianya, namun jaringan lainpun juga dapat berperan sebagai indikator status nutrisi umum dan

masukkan nutrisi tertentu yang memadai termasuk rambut, kulit, gigi, gusi, membran mukosa, mulut

dan lidah. Otot skelet, abdomen, ekstremitas bawah, dan kelenjar tiroid. Parameter pemeriksaan klinis

khusus sangatn berguna dalam mengidentifikasi seseorang yang mengalami kekurangan nutrisi

meliputi pemeriksaan mulut, dan pengkajian kulit mengenai turgor, edema, elastisitas, kekeringan,

teganngan subkutan, luka dan ulkus yang sukar sembuh, purapra, dan memar (Suzanne, 2002).

4. Riwayat Diet dan Kesehatan

Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet yang lebih

untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan

makanan dan cairan klien, sebaik informasi tentang pilihan, alergi, masalah, dan area yang

berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh makanan. Selama mengkaji

riwayat keperawatan juga mengabungkan informasi tentang tingkat aktivitas klien untuk menentukan

kebutuhan energi dan membandingkan dengan asupan makanan (perry dan Poter,200 )

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet ( Potter dan Perry, 2004).

1. Status Kesehatan

a. Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat

b. Anoreksian(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

c. Dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan dan setiap penanganan medis.

2. Kultur dan Agama

a. Pola kultural, etnik, agama dan batasan mengenai makanan harus diperhitungkan jumlah.

b. Makanan dan diet tertentu harus diberikan apabila sesuai.

c. Klien lansia lebih cocok dengan kebiasaan makanan etnik. Kecenderungan ini dapat

meningkat selama sakit.

3. Status sosioekonomi

a. Biaya makanan tidak tetap, dan berbelanja bervariasi tergantung dari uang yang tersedia.

b. Apakah ada seseorang yang mempersiapkan makanan menentukan penggunaan jumlah

kenyamanan makanan.

4. Pilihan Pribadi

a. Kesukaan dan ketidaksukaan pribadi myngkin berpengaruh kuat terhadap diet.

b. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi

makanan favorit makanan yang berhubungan dengan kenangan yang tidak menyenangkan

cenderunh dihindari.

c. Makanan yang mewah dapat digunakan sebagai simbol status

Kebutuhan Nutrisi 15

Page 14: makalah kebutuhan nutrisi

d. Pilihan individu harus dipertimbangkan katika merencanakan diet terapeutik.

5. Faktor Psikologis

a. Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang

diet merupakan pengaruh yang kuat.

b. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis, susu

menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan).

6. Alkohol dan Obat

a. Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi nutrisi

karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol dari pada makanan dan alkokhol

mengantikana bagian makanan dan menekan nafsu makan.

b. Alkohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal

c. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial.

d. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorbsi zat gizi

di dalam intestin.

7. Kesalahan Informasi dan Keyakinan terhadap Makanan

a. Mitos makanan akibat dari latar belakang kulture minat popular pada makanan asli,

tekanan sebanyak atau keinginan untuk mengontrol pilihan diet.

b. Keyakinan terhadap makanan sering melibatkan keyakinan yang salah bahwa makanan

tertentu khusus menyehatkan (mis: yogurt lebih bernutrisi dari susu, kerang

nebubgkatakan potensi seksual atau madu lebih menyehatkan dari gula).

c. Perawat harus berhatu-hati untuk tidak menjadi merendahkan diri ketika mengajarkan

klien bahwa makanan mungkin tidak mempunyai kualitas yang mempengaruhi mereka.

2.4. Masalah yang Berhubungan dengan Pemenuhan Nutrisi

1. Pasien yang terganggu kemapuan ingesti, digesti atau absorbsi nutrien yang cukup

2. Kehilangan cairan gastrointestinal yang berlebihan

3. Kongenital anomalis

4. Revisi bedah saluran gastrointestinal yang menganngu fungsi normal saluran pencernaan.

5. Pasien yang puasa dan hanya menerima cairan standar lebih dari 5 hari ( diorder)

6. Pasien dengan kondisi Aids, kanker, gangguan makan, penyakit gastrointestinal, penyakit

kritis, masalah mal absorbsi, penyakit metabolis, obesitas, penyakit renal, penyakit hati,

pangkreas dan kandung empedu

7. Pasien pascaoperatif

8. Pasien immobilisasi ( Potter dan Perry, 2004 )

Kebutuhan Nutrisi 16

Page 15: makalah kebutuhan nutrisi

2.5. Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

1. Perubahan nutrisi / ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan :

a. Peningkatan laju metabolik

b. Asupan nutrien yang tidak adekuat dalam diet

c. Peningkatan kehilangan nutrien melalu cairan gastrointestinal

d. Kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan

e. Ketidakmampuan untuk memasukkan/ mencerna nutrisi oleh faktor bilogis, psikologis

atau ekonomi.

2. Perubahan nutrisi / ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutruhan tubuh yang berhubungan

dengan :

a. Penurunan laju metabolik

b. Asupan nutrien dan kilokalori yang berlebihan dalam diet

c. Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat

d. Intake yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolisme tubuh.

2.6. Rencana Keperawatan menurut NANDA

1. Perubahan nutrisi / ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

a. Tujuan

Nutritional status : adequacy of nutrien

Nutritional status : food and fluid intake

Weight control

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... nutrisi kurang teratasi dengan

indikator

b. Krtiteria hasil

Albumin serum

Pre albumin serum

Hematokrit

Hemoglobhin

Total iron binding capacity

Jumlah limfosit

c. Intervensi

Kaji adanya alergi makanan

Kebutuhan Nutrisi 17

Page 16: makalah kebutuhan nutrisi

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien

Yakinkan diet yang dimakan mengandung tingi serat untuk mencegah konstipasi

Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian

Monitor adanya penurunan BB dan gula darah

Monitor lingkungan selama makan

Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama makan

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, hb dan kadar Ht

Monitor mual dan muntah

Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

Monitor intake nutrisi

Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi

Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/

TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan

Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan

Kelola pemberan anti emetik

Anjurkan banyak minum

Pertahanka terapi IV line

Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval

2. Perubahan nutrisi / ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

a. Tujuan

Fluid balance

Hydration

Nutritional status : food an fluid intake

b. Kriteria hasil

Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

Tidak ada tanda tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa

lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Orientasi terhadap waktu dan tempat baik

Jumlah dan iram pernapasan dalam batas normal

Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal

PH urin dalam batas normal

Intake oral dan intravena adekuat

Kebutuhan Nutrisi 18

Page 17: makalah kebutuhan nutrisi

c. Intervensi

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan

darah ortostatik ), jika diperlukan

Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan ( BUN, Hmt, osmolalitas urin,

albumin, total protein )

Monitor vital sign setiap 15 menit – 1 jam

Monitor status nutrisi

Berikan cairan oral

Berikan penggantian nasogatrik sesuai output ( 50-100 cc/jam)

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebihan muncul memburuk

Atur kemungkinan tranfusi

Persiapan untuk transfusi

Pasang kateter jika perlu

Monitor intake dan urin output setiap 8 jam.

Kebutuhan Nutrisi 19