makalah joe 3 pelaksanaan fungsi aparat pemerintah
TRANSCRIPT
BAB I PERMASALAHAN
Dalam Contract Social J.J Rousseau mengemukakan bahwa negara terjadi
karena adanya perjanjian masyarakat yang hakekatnya terjadi penyerahan
kekuasaan/beberapa kekuasaan, bukan kedaulatan dari masyarakat kepada kesatuan itu.
Pada kenyataannya dalam pelaksanaan pemerintahan diserahkan kepada raja atau
penguasa, masyarakat hanya sebagai pemegang kedaulatan.
Berangkat dari hal tersebut, Pemerintah dalam melaksanakan kewajibannya
harus dapat memahami kehendak masyarakat, artinya kehendak kemauan pemerintah
harus sejalan dengan kemauan masyarakat. Penguasa mempunyai kewajiban untuk
selalu mengusahakan agar kepentingan masyarakat dapat terpenuhi.
Pemerintah adalah suatu badan di dalam Negara yang bersandar kepada rakyat
yang berdaulat. Kemauan yang dimiliki oleh Pemerintah disebut volunte de corps,
karena pemerintah terdiri dari sekelompok manusia tertentu yang dipercaya oleh
rakyat.
Penyelenggaraan kekuasaan yang baik menurut Plato yang menjadi pemimpin
negara haruslah seorang yang dapat menghargai kesusilaan dan berpengetahuan tinggi.
Pada akhirnya Plato berpendapat bahwa penyelenggaraan negara yang baik adalah
yang didasarkan pada pengaturan hukum yang baik.
1
Apabila kita meneliti UUD 1945, kita akan menemukan unsur-unsur negara
hukum yaitu sebagai berikut : pertama, prinsip kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2),
kedua, pemerintahan berdasarkan konstitusi (penjelasan UUD 1945), ketiga, jaminan
terhadap hak-hak asasi manusia (pasal 27, 28, 29, 31), keempat, pembagian kekuasaan
(pasal 2, 4, 16, 19), kelima, pengawasan peradilan (pasal 24), keenam, partisipasi
warga negara (pasal 28), ketujuh, sistem perekonomian (pasal 33). Eksistensi Indonesia
sebagai negara hukum secara tegas disebutkan dalam Penjelasan UUD 1945 :
“Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat)”.
Sebagai negara hukum, setiap tindakan pemerintah harus berdasarkan atas
hukum karena dalam negara hukum terdapat prinsip wetmatigheid van bestuur atau
asas legalitas. Meskipun demikian, dalam kondisi tertentu terutama ketika pemerintah
harus bertindak cepat untuk menyelesaikan persoalan konkret dalam masyarakat dan
peraturan perundang-undangan belum tersedia maka pemerintah diberi kebebasan
bertindak (discresionare power) yaitu melalui freies Ermessen, yang diartikan sebagai
salah satu sarana yang memberikan ruang gerak bagi pejabat atau badan-badan
administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada
undang-undang
Pemerintah sebagai eksekutif mempunyai fungsi memerintah (absolut) dan
fungsi pelayanan (relatif), yang keduanya mempunyai peranan yang berbeda dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Dengan bergulirnya era, kedua fungsi ini mengalami
2
perkembangan. Bangsa Indonesia saat ini belum merasakan kesejahteraan yang
didambakan, fungsi mana yang mampu merealisasikan itu?
Dalam makalah ini dibahas lebih lanjut mengenai fungsi pemerintah tersebut
sebagai penerima kekuasaan/sebagaian kekuasaan dari rakyat yang berdaulat,
pelaksanaannya dalam memutar roda pemerintahan dan upaya peningkatan fungsi yang
terkait dalam mewujudkan tujuan negara.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. FUNGSI DAN WEWENANG
Pemerintah mempunyai dua macam fungsi yang harus dijalankannya, yaitu
fungsi memerintah (absolut) dan fungsi pelayanan (relatif).
1. Fungsi Memerintah (Absolut)
Fungsi memerintah merupakan fungsi pokok, fungsi yang harus dilaksanakan
sendiri, tidak boleh diwakilkan. Disebut juga sebagai fungsi absolut atau mutlak karena
apabila fungsi ini tidak dilaksanakan maka roda pemerintahan akan berhenti.
Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh J.J Rousseau, pelaksanaan fungsi ini
tidak semata-mata memerintah dengan sekehendak pemerintah. Pelaksanaan fungsi ini
tetap pada rel hukum yang telah ditetapkan sehingga sesuai dengan kehendak rakyat
dan berpihak pada kepentingan rakyat .
2. Fungsi Pelayanan (Relatif)
Fungsi pelayanan merupakan fungsi penunjang yang sifatnya adalah pemerian
pelayanan umum/pelayanan publik (public service). Disebut juga sebagai fungsi relatif
karena apabila fungsi ini tidak dilaksanakan maka roda pemerintahan masih dapat
berjalan namun yang terpengaruh adalah perwujudan tujuan negara.
4
Pelaksanaan fungsi pelayanan mempunyai tiga alternatif yang dapat dijalankan
pemerintah, yaitu :
a. Alternatif Pertama
Pemerintah melaksanakan sendiri tanpa melibatkan pihak lain (swasta). Dasar
pelaksanaannya adalah hak monopoli sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 ayat 2
UUD 1945 yaitu Cabang-cabang yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Tujuannya agar terjamin
ketersediaan dan harga dapat dijangkau oleh masyarakat luas, seperti listrik dan
transportasi kereta api. Kelemahannya ialah kualitas pelayan yang rendah.
b. Alternatif Kedua
Pemerintah melaksanakan fungsi pelayanan dengan melibatkan pihak swasta. Hal
ini dilakukan dengan bentuk kerja sama dan subsidi. Sebagai contoh kerja sama
pemerintah dengan swasta dalam penyelengaraan pendidikan, pendirian rumah
sakit umum oleh pemerintah dengan memberikan subsidi kepada rumah sakit
swasta dan lain-lain.
c. Alternatif Ketiga
Fungsi pelayanan dilakukan sepenuhnya oleh swasta. Pihak swasta tampil sendiri
tanpa kehadiran pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
5
dengan dasar hukum adanya ijin dalam arti luas (terdiri dari ijin dalam arti sempit,
dispensasi, lisensi, konsensi) dari pemerintah.
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan lingkungan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam
bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang -undangan.
Pada hakekatnya pembangunan nasional suatu bangsa dilaksanakan oleh
masyarakat bersama pemerintah, masyarakat adalah pelaku utama pembangunan,
sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membina serta menciptakan
suasana kondusif yang menunjang kegiatan rakyatnya. Kegiatan masyarakat dan
pemerintah tersebut harus saling mengisi, saling menunjang, dan saling melengkapi
dalam suatu kesatuan langkah menuju tercapainya suatu tujuan pembangunan nasional
suatu bangsa.
Hakekat pelayanan publik :
Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah di
bidang pelayanan publik.
Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga
pelayanan publik dapat diselenggarakan lebih berdaya guna dan berhasil guna.
6
Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakasa, dan peran serta masyarakat dalam
derap langkah pembangunan serta dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat luas.
Asas Pelayanan Publik
Pelayanan Publik dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat
sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau. Karena itu harus
mengandung unsur-unsur dasar sebagai berikut :
Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan publik harus jelas
dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.
Pengaturan setiap bentuk pelayanan publik harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap berpegang pada
efisiensi dan efektifitas.
Mutu proses dan hasil pelayanan publik harus diupayakan agar dapat memberi
keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hokum yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Apabila pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah terpaksa
harus mahal, maka Instansi Pemerintah yang bersangkutan berkewajiban memberi
7
peluang kepada masyarakat untuk ikut menyelenggarakannya sesuai perundang-
undangan yang berlaku.
Pemberian pelayanan umum oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat
adalah merupakan perwujudan dari fungsi aparat negara, agar terciptanya suatu
keseragaman pola dan langkah pelayanan umum oleh aparatur pemerintah perlu adanya
suatu landasan yang bersifat umum dalam bentuk pedoman tata laksana pelayanan
umum. Pedoman ini merupakan penjabaran dari hal - hal yang perlu mendapatkan
perhatian dalam prosedur operasionalisasi pelayanan umum yang diberikan oleh
instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah secara terbuka dan transparan.
Pemerintah dalam melaksanakan fungsinya tidak dapat dipisahkan dengan
adanya wewenang. Telah diuraikan pad bab terdahulu bahwa sebagai negara hukum,
penggunaan wewenang oleh pemerintah dibatasi/diatur dengan undang-undang.
Adapun kewenangan itu sendiri dibagi menjadi dua , yaitu : kewenangan yang bersifat
orisinal dan kewenangan yan bersifat non orisinal.
1. Kewenangan yang bersifat orisinal
Kewenangan yang bersifat orisinal adalah kewenangan yang diberikan langsung
oleh aturan perundang-undangan dan bersifat permanen.
2. Kewenangan yang bersifat non orisinal
8
Kewenangan non orisina bukan berarti bahwa kewenangan ini palsu atau tidak sah.
Kewenangan ini adalah kewenangan yang diperoleh karena pelimpahan wewenang
dan sifatnya insidentil. Kewenangan ini dibedakan menjadi dua ,yakni Mandat dan
Delegasi.
a. Mandat
Mandat merupakan pelimpahan sebagian wewenang dari Pemberi mandat
(mandaris kepada penerima mandat (mandataris).
b. Delegasi
Delegasi adalah pelimpahan seluruh wewenang dari Pemberi delegasi
(delegans) kepada penerima delegasi (delegataris)
B. PELAKSANAAN FUNGSI PELAYANAN YANG BELUM OPTIMAL
Saat ini posisi, wewenang dan peranan aparatur pemerintah masih sangat kuat,
baik dalam mobilisasi sumber daya pembangunan, perencanaan, maupun pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan yang masih terkesan sentralistik. Disamping itu,
kepekaan aparatur untuk mengantisipasi tuntutan perkembangan masyarakat mengenai
perkembangan ekonomi, sosial dan politik sangat kurang sehingga kedudukan
pemerintah yang seharusnya sebagai pelayan masyarakat cenderung bersifat vertical
top down daripada horizontal partisipatif.
9
Penggunaan wewenang yang tidak sesuai dengan peruntukannya begitu kental
pada aparatur negara, sehingga terjadi pergeseran yang nyata, aparat pemerintah
sebagai pelayan publik berubah fungsi menjadi aparat yang ingin senantiasa dilayani
masyarakat, yang menonjolkan/mengutamakan pemberian perintah dari pelayanan.
Rendahnya mutu pelayanan publik di Indonesia saat ini salah satunya
disebabkan organisasi pemerintah masih belum efisien, yang antara lain ditandai
dengan adanya tumpang tindih kegiatan antar instansi dan tidak optimalnya
administrasi negara dan pemerintah dalam menjalankan fungsinya. Ketidakoptimalan
itu disinyalir akibat ketidakjelasan pembedaan antara negara dan pemerintah, termasuk
instansi mana yang disebut sebagai administrasi negara dan administrasi pemerintahan
dan masih banyak fungsi-fungsi yang sudah seharusnya dapat diserahkan kepada
masyarakat masih ditangani pemerintah.
Masalah lain yang penting adalah bahwa gaji pegawai masih belum memenuhi
kebutuhan hidup layak. Hal tersebut menyebabkan etos kerja rendah serta menjadi
sebab dan akibat terjadinya penyalahgunaan wewenang dan penyelewengan seperti
korupsi, kolusi dan nepotisme yang menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis multi
dimensional yang dihadapi dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhirnya hal ini
menimbulkan citra buruk dan ketidakpercayaan masyarakat baik di dalam dan di luar
tugas terhadap aparatur pemerintah.
10
Tidak dapat dipungkiri bahwa aparatur negara saat ini masih banyak yang
berperilaku negatif. Aparatur kaya akan struktur tapi miskin akan fungsi. Sebagai salah
satu cara penanganan, reformasi birokrasi untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pelayanan dasar dan pelayanan publik oleh karena itu reformasi harus terus
dilaksanakan secara komprehensif, konsisten dan berkelanjutan.
Reformasi politik yang dimulai akhir tahun 1990-an, memang membawa
perubahan. Banyak desakan dan tekanan agar fungsi Pemerintah diubah menjadi
Melayani bukan lagi Memerintah Tidak berarti pemerintah harus meminimalkan
fungsi memerintah sebagai fungsi absolute, akan tetapi peningkatan kualitas dan mutu
fungsi pelayanan menjadi sorotan tajam dari masyarakat yang tidak dapat dibiarkan
begitu saja.
11
BAB III KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Pemerintah mempunyai fungsi memerintah (absolut) dan fungsi pelayanan
(relatif/penunjang) dalam menjalankan roda pemerintahan. Pelaksanaan dua fungsi
tersebut dan penggunaan wewenang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pada
kenyataannya pemerintah belum optimal dalam melaksanakan fungsi pelayanan umum
public service). Hal ini ditandai dengan belum terciptanya kesejahteraan dalam
masyarakat secara merata.
Peningkatan kualitas dan mutu pemberian pelayanan umum dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance) menjadi tuntutan
masyarakat saat ini. Pemerintah perlu mengeluarkan peraturan pelaksanaan dalam
pelaksanaan pelayanan publik yang tegas dan jelas sehingga tercipta kejelasan standar
dan prosedur pelayanan umum.
B. SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini adalah :
12
1. Pelaksanaan fungsi aparat pemerintah dalam memutar roda pemerintahan perlu
memperhatikan tata kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance) seperti
yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999, agara tercipta
pemerintahan yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Melakukan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan.
3. Peningkatan kompetensi aparatur pemerintah dengan cara peningkatan
kesejahteraan aparat birokrasi pemerintah, meningkatkan etika dan moral
birokrasi pemerintah, profesionalisme birokrasi pemerintah.
4. Pengawasan aparatur negara baik melalui aparat pengawasan internal pemerintah
aparat pengawasan ekternal pemerintah.
5. Memberikan pelayanan masyarakat (public services) yang baik dan memadai,
karena dengan semakin meningkatnya dinamika masyarakat dalam
penyelengaraan negara dan pembangunan bangsa, tuntutan terhadap pelayanan
publik yang kondusif, transparan, dan akuntabel juga meningkat;
6. Menciptakan sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam rangka
mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Iskatrinah, S.H., M.Hum., Pelaksanaan Fungsi Hukum Administrasi Negara,
2007
Kansil, C.S.T. Drs. SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta 1989
Kasdin Sihotang, Mengembalikan Moralitas Kebangsaan
Kwiek Kian Gie, Reformasi Birokrasi Dalam Mengefektifkan Kinerja Pegawai
Pemerintahan, http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/archieve_wacana/
birokrasi_reform/ birokrasi_reform_5.htm
Muchsan, S.H., Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah
dan Peradilan Tata Usaha Negara di Indonesia, Liberty, Yogyakarta
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
perubahannya.
14