makalah hipotesis

21
Hipotesis Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester IV Jurusan iIlmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon Disusun Oleh : Dindin Saefuddin 109100026 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: dindin-saefuddin

Post on 03-Jul-2015

4.099 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hipotesis

Hipotesis

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Metodologi Penelitian Sosial Semester IV

Jurusan iIlmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon

Disusun Oleh :

Dindin Saefuddin

109100026

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG DJATI

KOTA CIREBON

2011

Page 2: Makalah Hipotesis

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Serta

karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan

judul “Hipotesis” Dalam penulisan Makalah ini penulis mendapatkan bantuan

baik dari segi moril dan materil dari banyak pihak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat

kekurangan diberbagai segi, baik dalam segi penulisan kalimat maupun segi

penulisan materi makalah.

Penulis sangat mengharapkan bantuan berupa saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak guna perbaikan penulisan dikemudian hari. Atas

kerjasama, sumbangsih serta partisipasinya penulis mengucapkan terima kasih.

Cirebon, April 2011

P e n u l i s

Page 3: Makalah Hipotesis

Daftar Isi

Hal

Kata Pengantar ……………………………………………………. i

Daftar Isi ...……………………………………………………….... ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………………………........ 1

Bab II Pembahasan

2.1 Pengertian ……………………………………..………...… 2

2.2 Perumusan Hipotesis ……………………………………… 3

2.3 Macam-macam Hipotesis ….……………………………… 4

2.4 Karakteristik ………………………………………………. 5

2.5 Tahap-tahap Pembentukan Hipotesis secara Umum ……… 6

2.6 Hubungan Hipotesis dan Teori ……………………………. 8

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ……………………………………………...... 10

Daftar Pustaka

A. Buku ………………………………………………………. 11

Page 4: Makalah Hipotesis

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan

prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga

merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau

metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk

meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis

dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan

jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek

yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai

motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-

masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama,

yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu

berusaha untuk mengetahui sesuatu.  Keinginan untuk memperoleh dan

mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang

umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Seperti halnya yang sudah kita ketahui,bahwa tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui suatu yang pada tingkat tertentu di percaya sebagai suatu yang

benar, yang mana semua itu bertitik tolak pada pertanyaan-pertanyaan yang

disusun dalam bentuk masalah penelitian.adapun yang harus dilakukan untuk

menjawab semua pertanyaan itu maka di susun jawaban sementara yang

kemudian di buktikan melalui penelitian empiris.

Page 5: Makalah Hipotesis

Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian 

Hipotesis berasal dari dua buah suku kata Hypo dan Thesis. Hipo berarti

sebelum sedangkan Thesis berarti pernyataan atau pendapat. Jadi hipotesis adalah

suatu pernyataan yang pada waktu di ungkapkan belum di ketahui kebenarannya.

Tetapi mengungkapkan untuk di uji dalam pernyataan empiris. Hipotesis

memungkinkan kita menghubunhkan teori dengan pengamatan,atau pengamatan

dengan teori. Hipotesis ini mengemukakan sebuah pertanyaan tentang harapan

peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam

persoalan.

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian. Yang sebenaranya masih harus di uji secara empiris. Hipotesis

merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang di proleh dari

penelitian kepusatakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah

penelitian yang secara teoritis di anggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya.

Secara teknis, hipotesis dapat di definisikan sebagai pernyataan mengenai

populasi yang akan di uji kebenarannya berdasarkan dari yang di proleh dari

sample penelitian. Namun secara statistic hipotesis merupakan pernyataan

mengenai keadaan parameter yang akan di uji melalui statistik sample sedangkan

secara implisif hipotesis itu menyatakan prediksi.

Tarap ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada tarap

kebenaran dan tarap ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya. Sehingga

apabila dasar teori yang di terapkan kurang sehat (sound) maka akan melahirkan

sebuah gipotesis yang di prediksinya kurang tepat atau yang terjadi sebaliknya 

Hipotesis itu memiliki sebuah fungsi.

Adapun fungsi hipotesis menurut Ary Donald adalah:

1.Hipotesis memberikan penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan

perluasan pengetahuan dalam satu bidang.

Page 6: Makalah Hipotesis

2. Hipotesis mengemukakan sebuah pernyataan tentang hubunhan dua konsep

yang secara langsung dapat di uji dalam penelitian.

3. Hipotesis memberikan arah kepada seorang yang melakukan penelitian.

4. Hipotesis dapat memberiakan keraguan pada penyusunan kesimpulan dalam

penelitian.

Fungsi-fungsi hipotesis tidak dapat berjalan secara efektif apabila

mengabaikan syarat-syarat atau factor-faktor yang telah di tentukan adapun factor-

faktor atau syarat-staratyang perlu diperhatikan dalam penyusunan hipotesis ialah 

1. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif kalimat itu bersifat positif dan tidak

normatif istilah-istilah ini seharusnya atau sebaliknya tidak terdapat dalam kalimat

hipotesis.

2. Variabel-variabel yang di nyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang

oprasional dalam arti dapat di amati dan di ukur.

3. Hipotesis merupakan hubungan tertentu di antara varibel-variabel.

2.2 Perumusan Hipotesis

Merumuskan hipotesis bukan pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena

itu seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis.

Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:

1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara

banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang

dilaksanakan.

2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan

hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.

3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan

yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.

Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian

sumber-sumber hipotesis dapat berasal dari:

1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan

fenomena.

2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.

3. Materi bacaan dan literatur yang valid.

Page 7: Makalah Hipotesis

4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.

5. Data empiris yang tersedia.

6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar

pada fenomena.

Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak

disebabkan karena hal-hal:

1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori

yang jelas.

2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.

3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan

kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.

2.3 Macam-macam Hipotesis

Ada 3 macam hipotesis :

1. Hipotesis Deskriftif : dirumuskan untuk menentukan titik peluang, atau

dirumuskan untuk menjawab pertanyaan taksiran/estimatif; Tidak

membandingkan; Disiplin kerja pegawai Fak. Teknik Untan sangat

tinggi;   Yang menjadi estimasi adalah : sangat tinggi

2. Hipotesis Komparatif : memberi jawaban terhadap permasalahan yang bersifat

membedakan; Adaperbedaan daya ikat antara Semen Tiga Roda dengan

Semen Padang.

3. Hipotesis Asosiatif   : memberi jawaban pada permasalahan yang bersifat

hubungan;

Menurut sifat hubungannya, ada tiga jenis hipotesis penelitian :

1) Hipotesis hubungan simentris : Hubungan bersifat kebersamaan antara dua

variabel atau lebih, tapi tidak menunjukkan sebab akibat; Ada hubungan

antara banyaknya mengikuti perkuliahan dengan nilai akhir mahasiswa

2) Hipotesis hubungan sebab akibat (kausal) : menyatakan hubungan yang

saling mempengaruhi antara dua variabel atau lebih : Disiplin pegawai

yang tinggi berpengaruh positif terhadap produktifitas kerja.

Page 8: Makalah Hipotesis

3) Hipotesis hubungan interaktif : menyatakan hubungan antara dua variabel

atau lebih bersifat saling mempengaruhi; Terdapat pengaruh timbal balik

antar kenaikan pangkat dengan tersedianya jabatan.

2.4 Karakteristik

Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan

benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil

penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika

hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian,

melainkan juga sukar diuji secara nyata.

Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya

harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:

1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk

menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,

hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang

dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.

2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan

secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secaraempiris adalah

harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan

diketahui secara pasti variabel independendan variabel dependen.

3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan

memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk

hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran,

atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai

yang mempunyai makna.

4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan

preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti

halnya dalam hipotesis.

5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat

dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang

Page 9: Makalah Hipotesis

diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat

digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis

yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak

ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis

bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik

metode pengamatan, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.

6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk

kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan

yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di

antara variabel dalam istilah arah(seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis

menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan

antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas

dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan

hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah

hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut,

teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat

diteliti karena dalamteori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan

dihipotesiskan.

7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu

hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara

variabel dibuat secara eksplisit.

2.5 Tahap-tahap Pembentukan Hipotesis secara umum

Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:

1. Penentuan masalah.

Dasar penalaran ilmiah ialah kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul

karena sesuatu keadaan atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak dapat

diterangkan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah

diketahui. Dasar penalaran pun sebaiknya dikerjakan dengan sadar dengan

perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan

masalah mendapat bentuk perumusan masalah.

Page 10: Makalah Hipotesis

2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).

Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi pangkal bertolak dari semua

kegiatan. Ini digunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesa

preliminer, pengamatan tidak akan terarah.  Fakta yang terkumpul mungkin tidak

akan dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, karena tidak relevan

dengan masalah yang dihadapi. Karena tidak dirumuskan secara eksplisit,

dalam penelitian, hipotesis priliminer dianggap bukan hipotesis

keseluruhan penelitian, namun merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan

untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan.

3. Pengumpulan fakta.

Dalam penalaran ilmiah, di antara jumlah fakta yang besarnya tak terbatas itu

hanya dipilih fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa preliminer yang

perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan memilih fakta.

4. Formulasi hipotesa.

Pembentukan hipotesa dapat melalui ilham atau intuisi, dimana logika tidak dapat

berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesa diciptakan saat terdapat hubungan

tertentu di antara sejumlah fakta. Sebagai contoh sebuah anekdot yang jelas

menggambarkan sifat penemuan dari hipotesa, diceritakan bahwa sebuah apel

jatuh dari pohon ketika Newton tidur di bawahnya dan teringat olehnya bahwa

semua benda pasti jatuh dan seketika itu pula dilihat hipotesanya, yang dikenal

dengan hukum gravitasi.

5. Pengujian hipotesa

Artinya, mencocokkan hipotesa dengan keadaan yang dapat diamati dalam istilah

ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran). Apabila hipotesa terbukti cocok

dengan fakta maka disebut konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) terjadi jika usaha

menemukan fakta dalam pengujian hipotesa tidak sesuai dengan hipotesa.

Bilamana usaha itu tidak berhasil, maka hipotesa tidak terbantah oleh fakta yang

dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesa yang sering mendapat konfirmasi

atau koroborasi dapat disebut teori.

6. Aplikasi/penerapan.

Page 11: Makalah Hipotesis

Apabila hipotesa itu benar dan dapat diadakan menjadi ramalan (dalam istilah

ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti cocok dengan

fakta. Kemudian harus dapat diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.

2.6 Hubungan Hipotesis dan Teori

Hipotesis ini merupakan suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai

jawaban tentatif atas suatu masalah dan kemudian diuji secaraempiris. Sebagai

suatu jenis proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau

lebih variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah

diformulasikan dalam kerangka teoritis. Hipotesis ini, diturunkan, atau bersumber

dari teoridan tinjauan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan

diteliti. Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam

hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah

yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang

digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan

menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara

atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam

penelitian kuantitatifpeneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut,

peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.

Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat

diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan

ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum

digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat

keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk

fenomena empiris atau ke dalam bentukproposisi yang dapat diamati atau dapat

diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang

menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai

hipotesis.

Page 12: Makalah Hipotesis

Jika teori merupakan pernyataan yang menunjukkan hubungan antar-

konsep (pada tingkat abstrak atau teoritis), hipotesis merupakan pernyataan yang

menunjukkan hubungan antar-variabel (dalam tingkat yang konkret atau

empiris). Hipotesis menghubungkan teori dengan realitas sehingga melalui

hipotesis dimungkinkan dilakukan pengujian atas teori dan bahkan membantu

pelaksanaan pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan

penelitian. Oleh sebab itu, hipotesis sering disebut sebagai pernyataan tentang

teori dalam bentuk yang dapat diuji (statement of theory in testable form), atau

kadang-kadanag hipotesis didefinisikan sebagai pernyataan tentatif tentang

realitas (tentative statements about reality).

Oleh karena teori berhubungan dengan hipotesis, merumuskan hipotesis

akan sulit jika tidak memiliki kerangka teori yang menjelaskan fenomena yang

diteliti, tidak mengembangkan proposisi yang tegas tentang masalah penelitian,

atau tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan teori yang ada. Kemudian,

karena dasar penyusunan hipotesis yang reliabel dan dapat diuji adalah teori,

tingkat ketepatan hipotesis dalam menduga, menjelaskan, memprediksi suatu

fenomena atau peristiwa atau hubungan antara fenomena yang ditentukan oleh

tingkat ketepatan atau kebenaran teori yang digunakan dan yang disusun dalam

kerangka teoritis. Jadi, sumber hipotesis adalah teori sebagaimana disusun dalam

kerangka teoritis. Karena itu, baik-buruknya suatu hipotesis bergantung pada

keadaan relatif dari teori penelitian mengenai suatu fenomena sosial disebut

hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Dengan kata lain, meskipun lebih sering

terjadi bahwa penelitian berlangsung dari teori ke hipotesis (penelitian deduktif),

kadang-kadang sebaliknya yang terjadi.

Page 13: Makalah Hipotesis

Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Hipotesis berasal dari dua buah suku kata Hypo dan Thesis. Hipo berarti

sebelum sedangkan Thesis berarti pernyataan atau pendapat. Jadi hipotesis adalah

suatu pernyataan yang pada waktu di ungkapkan belum di ketahui kebenarannya.

Tetapi mengungkapkan untuk di uji dalam pernyataan empiris. Hipotesis

memungkinkan kita menghubunhkan teori dengan pengamatan,atau pengamatan

dengan teori. Hipotesis ini mengemukakan sebuah pertanyaan tentang harapan

peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam

persoalan.

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian. Yang sebenaranya masih harus di uji secara empiris. Hipotesis

merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang di proleh dari

penelitian kepusatakaan. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah

penelitian yang secara teoritis di anggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya.

Page 14: Makalah Hipotesis

Daftar Pustaka

A. Buku

R.G, Soekadijo. 1993.Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif.. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Kerlinger, Fred N.1995.Asas-Asas Penelitian Behavioral.Yogyakarta: Gajah

Mada University.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi.1989.Metode Penelitian Survei.Jakarta:

LP3ES.