hipotesis penelitian

24

Click here to load reader

Upload: fadhila-el-husna

Post on 24-Jul-2015

772 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIPOTESIS Penelitian

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo artinya dibawah dan tesis artinya

kebenaran. Dengam demikian, hipotesis berarti di bawah kebenaran atau

kebenaran yang masih rendah sehingga diperlukan pengujian untuk

membuktikan kebenarannya. Dalam metodologi penelitian hipotesis

didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban sementara dari ruusan masalah yang

diajukan dan harus dijui kbenarannya melalui pengumpulan dan pengolahan

data (analisis data). Menurut Surakhmad (1980:69), menguji hipotesis berarti

meneliti apakah hipotesis itu tepat atau tidak dapat diterima sebagai jawaban

yang tepat, bukan membuktikan bahwa hipotesis itu benar. Sifat yang penting

diketahui mengenai hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap masalah

yang diselidiki dan setiap hipotesis harus dapat diuji kebenarannya untuk

menarik kesimpulan.

Margono (2004: 67) mengungkapkan bahwa hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling

mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik, hipotesis

adalah pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya

melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik, hipotesis

merupakan pernyataan keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik

sampel. Di dalam hipotesis itu terkandung suatu ramalan. Ketepatan ramalan

itu tentu tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketepatan landasan

teoritis dan generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan

ketika melakukan telaah pustaka.

Nazir (2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban

sementara terhadap permasalahn penelitian, yang kebenarannya harus diuji

secara empiris. Menurutnya, hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari

atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara

sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena

dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis

1

Page 2: HIPOTESIS Penelitian

adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang

kompleks.

Trelease (Nazir, 2005: 151) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu

keterangan sementara sebagai suatu fakta yang dapat diamati”. Sedangkan

Good dan Scates (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa hipotesis adalah

sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara

yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi

yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah

penelitian selanjutnya. Kerlinger (Nazir, 2005: 151) menyatakan bahwa

hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua

atau lebih variabel.

Hipotesa sangat berguna dalam penelitian. Tanpa hipotesa, tidak aka

nada progress dalam wawasan atau pengertian ilmiah dalam mengumpulkan

fakta empiris. Tanpa ide yang membimbing, maka sulit dicari fakta-fakta yang

ingin dikumpulkan dan sukar untuk menentukan mana yang relevan dan mana

yang tidak.

Secara garis besar, kegunaan hipotesa adalah:

a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja

penelitian

b. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang

kadangkala hilang begitu saja dari pehatian peneliti

c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai

tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh

d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyeuaian dengan fakta dan antar

fakta

Tinggi rendahnya kegunaan hipotesa tergantung pada:

1. Pengamatan yang tajam peneliti

2. Imajinasi serta pemikiran kreatif peneliti

3. Kerangka analisa yang digunakan oleh peneliti

4. Metode serta desain penelitian yang dipilih peneliti

2

Page 3: HIPOTESIS Penelitian

Hipotesis sebaiknya dibuat sebelum peneliti terjun ke lapangan

mengumpulkan data yang diperlukan, karena dua alasan yaitu:

1. Hipotesis yang baik menunjukkan bahwa peneliti mempunyai ilmu

pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan

2. Hipotesis dapat member arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan

poses interpretasinya

Dalam penelitian, seorang peneliti yang menuliskan hipotesis dengan

baik mempunyai beberapa tujuan diantaranya:

a. Menyediakan keterangan secara sementara terhadap gejala dan

memungkinkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan

b. Menyediakan para peneliti dengan pernyataan hubungan antarvariabel yang

dapat diuji kebenarannya

c. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan

penelitian

d. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan studi

Ciri-ciri hipotesa yang baik:

a. Hipotesa harus menyatakan hubungan

b. Harus sesuai dengan fakta

c. Harus berhubungan dengan ilmu serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu

pengetahuan

d. Harus dapat diuji

e. Harus sederhana

f. Harus bisa menerangkan hubungan

Suatu pedoman yang dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis

adalah:

1. Hipotesis dinyatakan sebagai hubungan antara variabel-variabel

2. Hipotesis dinyatakan dengan kalimat pernyataan, bukan dalam kalimat

tanya. Apabila hipotesis telah diuji dan terbukti kebenarannya, hipotesa

3

Page 4: HIPOTESIS Penelitian

berubah menjadi kesimpulan dan dapat pula merupakan teori yang telah

dilakukan pengujiannya

3. Hipotesis dapat diuji kebenarannya atau peneliti dapat mengumpulkan data

untuk menguji kebenarannya

4. Hipotesis dirumuskan dengan jelas

5. Perlu diuji apakah ada data yang menunjukkan hubungan antara variabel

penyebab dan variabel terikat

6. Adanya data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang

ditimbulkan oleh penyebab, bukan oleh penyebab lain

Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap 2 hal:

1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak

terbukti (pada akhir penelitian)

2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang

terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian

berlangsung)

Apabila peneliti mengambil sikap yang kedua, maka di dlaam laporan

penelitian harus dituliskan proses pergantian ini. Dengan demikian, peneliti

telah bertindak jujur dan tegas, sesuatu yang memang sangat diharapkan

dari seorang peneliti.

Untuk penelitian dua variabel atau lebih, hipotesis merupakan dugaan

tentang kebenaran hubungan dua atau lebih variabel tersebut. Untuk

memperjelas hubungan dua atau lebih variable ini, Arikunto (1990:58-59)

membedakan tiga macam bentuk hubungan yaitu:

a. Hubungan yang sifatnya sejajar dan tidak timbal balik

Contoh: hubungan antara kemampuan matematika dengan IPA yang mana

bila nilai matematikanya tinggi biasanya nilai IPAnya juga tinggi, dan

sebaliknya. Namun, hubungan ini tidak merupakan hubungan sebab akibat.

b. Hubungan yang sifatnya sejajar dan timbal balik

4

Page 5: HIPOTESIS Penelitian

Contoh: hubungan antara kemajuan Ssains dengan teknologi yang mana

kemajuan teknologimendukung kemajuan sains dan sebaliknya kemajuan

sains juga mendukung kemajuan teknologi. Ada hubungan sebab akibat.

c. Hubungan sebab akibat tetapi tidak timbal balik

Contoh: hubungan antara dosis pupuk dengan pertumbuhan dan produksi

tanaman yang mana dosis pupuk mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

sedangkan pertumbuhan dan produksi tidak mempengaruhi dosis pupuk.

Kekeliruan yang Terjadi Dalam Pengujian Hipotesis

Benar atau tidaknya hipotesis tidak ada hubungannya dengan terbukti

dan tidaknya hipotesis tersebut. mungkin seorang peneliti merumuskan

hipotesis yang isi nya benar, tetapi setelah data dikumpulkan dan dianalisa

ternyata hipotesis tersebut ditolak, atau tidak terbukti. Sebaliknya, mungkin

seseorang peneliti merumuskan sebuah hipotesis yang salah, tetapi setelah

setelah dicocokkan dengan datanya, hipotesis tersebut terbukti. keadaan ini

akan berbahaya, untuk hipotesis tentang sesuatu yang berbahaya.

Contoh: belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dari data yang

terkumpul memang ternyata anak-anak yang tidak belajr dapat lulus. maka

ditarik kesimpulan bahwa hipotesis tersebut terbukti.

Tentu saya kesimpulan ini salah menurut norma umum,. pembuktin

hipotesis mungkin benar. Akibatnya bisa berbahaya apabila disimpulkan oleh

siswa tu mahasiswa tidak ada gunanya mereka belajar. yang salah adalah

perumusan hipotesisnya. dalam hal lain terjdi perumusan hipotesisnya benar

tetapi ada kesalahan dalam penarikn kesimpulan. apabila tejadi hal yang

demikian kita tidak boleh menyalahkan hipotesisnya.

Kesalahan penarikan kesimpulan tersebut barangkali disebabkan

karena kesalahan sampel, kesalahan perhitungan ada pada variabel lain yang

mengubah hubungan antara variabel belajar dan variabel prestasi yang pada

saat pengujian hipotesis ikut berperan.

Macam kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang hipotesis:

Kesimpulan dan Keadaan Sebenarnya

5

Page 6: HIPOTESIS Penelitian

Keputusan

Hipotesis Benar Hipotesis Salah

Terima Hipotesis Tidak Membuat

Kekeliruan

Kekeliruan Macam II

Tolak Hipotesis Kekeliruan macam I Tidak membuat

kekeliruan

selanjutnya ditentukan bahwa probabilitas melakukan kekeliruan

macam I dinyatakn dengan α (alpha), sedangkn melakukan kekeliruan macam

II dinyatakan dengan β (beta). Nama-nama ini akhirnya digunakan untuk

menentukan jenis kesalahan.

Misalnya: peneliti menetapakn keseahan α = 10

0 berarti bahwa jika

kita menerapakan kesimpulan penelitian kita, ka nada penyimpngan sebannyak

10

0 . Besar kecilnya resiko kesalahan kesimpulan ini tergantung dari

keberanian peneliti, atau kesediaan peneliti mengalami kesalahan tipe I.

Kesalahn tipe I ini disebut taraf signifikasi pengetesan, artinya

kesediaan yang berwujud besarnya probabilitas jika hasil penelitian terhadap

sampel akan diterapkan pada populasi. besarnya taraf ignifikansi ini pada

umumnya sudah diterapkan terlebih dahulu misalnya 0,15; 0,5; 0,01, dan

sebagainya.

pada umumnya untuk peneitian-penelitian di bidang ilmu pendidikan

digunakan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01 sedangkan untuk penelitian obat-

obatan yng resikonya menyangkut jiwa manusia, diambil 0,005 atau 0,001,

bhakn mungkin 0,0001.

Apabila peneliti menolak hipotesis atas dasar taraf signifikansi 50

0

berarti sama dengan menolak hipotesis atas dasar taraf kepercayaan 950

0 ,

artinya apabila kesimpuln tersebut diterapakan pada populasi yang terdiri dari

100 orang, akan cocok untuk 95 orang dan bagi 5 orang lainnya terjadi

penyimpangan.

6

Page 7: HIPOTESIS Penelitian

B. Pengertian Pertanyaan Penelitian

Tidak selalu setiap penelitian mempunyai hipotesis. Kalau teori tidak ada

yang mendukung untuk mengajukan hipotesis, baik hipotesis kerja maupun

hipotesis nihil, buknlah berarti masalah tersebut tidak bisa diteliti, melainkan

hipotesis dapat diganti dengan pertanyaan penelitian. Tetapi, bukan berarti

kalau mengajukan pertanyaan penelitian tidak perlu lagi kajian teori atau

tinjauan kepustakaan. Walaupun kita mengajukan pertanyaan penelitian, teori

yang relevan dengan masalah penelitian (variabel) juga penting.

Adakalanya bentuk rumusan masalah sama dengan pertanyaan penelitian

dan adakalanya pertanyaan penelitian itu merupakan jabaran dari rumusan

masalah. Bila pertanyaan penelitian itu sama rumusannya dengan rumusan

masalah, ada kecenderungan untuk menggunakan salah satunya saja, rumusan

masalah atau pertanyaan penelitian, dalam rangka efisiensi. Bila pertanyaan

penelitian merupakan jabaran dari rumusan masalah seperti halnya hipotesis

mayor dan minor, seolah-olah rumusan masalah merupakan pertanyaan mayor

dan pertanyaan peneliatian merupakan pertanyaan minor.

Contoh:

Rumusan masalah: Bagaimana profil kompetensi profesional guru SMA Negeri

di Sumatera Barat?

Pertanyaan penelitian:

1) Bagaimana profil kompetensi guru SMA Negeri mengajar siswanya di

Sumatera Barat?

2) Bagaimana profil kompetensi guru SMA Negeri mendidik siswanya di

Sumatera Barat?

3) Bagaimana profil kompetensi guru SMA Negeri melatih siswanya di

Sumatera Barat?

Jenis-jenis penelitian yang biasanya tidak menggunakan hipotesis antara

lain penelitian deskriptif (tanpa variabel bebas dan variabel terikat), penelitian

historis, penelitian filosofis, penelitian penjajakan (eksplorasi), penelitian

7

Page 8: HIPOTESIS Penelitian

evaluasi, dan sebagainya. Penelitian-penelitian ini biasanya menggunakn

pertanyaan penelitian sebagai pengganti hipotesis.

C. Macam-macam Hipotesis

Menurut Nazir (2005: 153-154) Macam-macam hipotesis adalah sebagai

berikut:

1. Hipotesis Hubungan dan Perbedaan

Hipotesis dapat kita bagi dengan melihat apakah pernyataan sementara yang

diberikan adalah hubungan atau perbedaan. Hipotesis tentang hubungan

adalah pernyataan rekaan yang menyatakan tentang saling berhubungan

antara dua variabel atau lebih, yang mendasari teknik korelasi ataupun

regresi. Sebaliknya, hipotesis yang menjelaskan perbedaan menyatakan

adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu disebabkan oleh adanya

pengaruh variabel-variabel yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari

teknik penelitian komparatif. Hipotesis tentang hubungan dan perbedaan

merupakan hipotesis hubungan analitis. Hipotesis ini, secara analitis

menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat yang lain.

2. Hipotesis Kerja dan Hipotesis Nol

Dengan melihat cara pandang seorang peneliti menyusun pernyataan dalam

hipotesisnya, hipotesis dapat dibedakan antara hipotesis kerja dan hipotesis

nol.

Hipotesis nol, yang mula-mula diperkenalkan oleh bapak statistikan Fisher,

diformulasikan untuk ditolak sesudah pengujian. Hipotesis nol sering juga

disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang

bersifat statistik, yang diuji dengan perhitungan statistik.

Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau

tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain

selisih antara variabel pertama dengan kedua adalah nol atau nihil.

Dalam hipotesis nol ini, selalu ada implikasi “tidak ada beda”.

Perumusannya bisa dalam bentuk: “Tidak ada beda antara ….. dengan …..”

Hipotesis nol dapat juga ditulis dalam bentuk: “….tidak mem….”

8

Page 9: HIPOTESIS Penelitian

Hipotesis biasanya diuji dengan menggunakan statistika. Seperti telah

dinyatakan di atas, hipotesis nol biasanya ditolak. Dengan menolak hipotesis

nol, maka kita menerima hipotesis pasangan, yang disebut hipotesis

alternatif.

Hipotesis nol biasanya digunakan dalam penelitian eksperimental. Akhir-

akhir ini hipotesis nul juga digunakan dalam penelitian sosial, seperti

penelitian di bidang sosiologi, pendidikan dan lain-lain.

Rumusan hipotesis nol:

a. Tidak ada perbedaan antara....................dengan...............

Contoh :

Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat

II dalam disiplin kuliah

b. Tidak ada pengaruh.......................terhadap .....................

Contoh :

Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan

mengikuti kuliah.

Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau

adanya perbedaan antara dua kelompok.

Hipotesis kerja, di lain pihak, mempunyai rumusan dengan implikasi

alternatif di dalamnya. Hipotesis kerja biasanya dirumuskan sebagai berikut:

“Andaikata…… maka……”

Hipotesis kerja biasanya diuji untuk diterima dan dirumuskan oleh peneliti-

peneliti ilmu sosial dalam disain yang noneksperimental. Dengan adanya

hipotesis kerja, si peneliti dapat bekerja lebih mudah dan terbimbing dalam

memilih fenomena yang relevan dalam rangka memecahkan masalah

penelitiannya.

Arikunto (1990:61) membagi hipotesis kerja (H1) atas 2 bagian:

1. Hipotesi kerja (H1) terarah

Peneliti sudah berani dengan tegas menyatakan bahwa variabel bebas

memang berpengaruh terhadap variabel terikat

2. Hipotesis kerja (H1) tidak terarah

9

Page 10: HIPOTESIS Penelitian

Peneliti merasakan adanya pengaruh tetapi belum berani menyatakan

dengan tegas pengaruh tersebut, dengan kata lain peneliti hanya berani

menyatakan ada pengaruh

Rumusan hipotesis kerja:

a. Jika ............................maka...................

Contoh :

Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik

b. Ada perbadaan antara ........................dan........................

Contoh:

Ada perbedaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara

berpakaian

c. Ada pengaruh................................terhadap...........................

Contoh :

Ada pengaruh makanan terhadap berat badan.

Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar tidak

mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh

pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir

pengetesan hipotesis.

3. Hipotesis tentang ideal dan common sense

Hipotesis acapkali menyatakan terkaan tentang dalil dan pemikiran

bersahaja dan common sense (akal sehat). Hipotesis ini biasanya

menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan. Contohnya, hipotesis

sederhana tentang produksi dan status pemilikan tanah, hipotesis mengenai

hubungan tenaga kerja dengan luas garapan, hubungan antara dosis

pemupukan dengan daya tahan terhadap insekta, hubungan antara kegiatan-

kegiatan dala industri, dan sebagainya.

Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks

dinamakan hipotesis jenis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji

adanya hubungan logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman

empiris. Hipotesis ideal adalah peningkatan dari hipotesis analitis. Misalnya,

10

Page 11: HIPOTESIS Penelitian

tentang hubungan jenis tanaman A dengan jenis tanah A dan jenis tanaman

B dengan jenis tanah B. Jika kita perinci hubungan ideal di atas, misalnya

mencari hubungan antara varietas-varietas tanaman A saja, maka kita

memformulasikan hipotesis analitis.

Menurut sukardi (2003:42), adapun macam-macam hipotesis adalah

sebagai berikut:

1. Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah atau research question. Walaupun hal ini tidak

mutlak, hipotesis penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah

rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam rencana penelitian. Yang

penting adalah bahwa dengan dirumuskan hipotesis penelitian. Rumusan

masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam penelitian yang hendak

dilakukan. Dilihat dari posisinya, hipotesis penelitian ditempatkan pada bab

kedua yaitu studi kepustakaan setelah landasan teori dan atau setelah

kerangka berpikir tersusun. Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji

dengan tekhnik statistika. Karena memang fungsi utamanya untuk

memberikan jawaban secara sementara, sebagai rambu-rambu tindakkan

selanjutnya dilapangan.

Berikut ini diberikan beberapa contoh hipotesis penelitian:

a. Ada korelasi positif dan significant antara usaha peningkatan belajar

disekolah dengan hasil pencapaian belajar siswa.

b. Ada pengaruh positif dan significant antara motivasi dan gaya

kepemimpinan dalam organisasi terhadap produktivitas lembaga.

c. Ada hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara besarnya gaji

yang diterima para guru dalam keinginan bekerja sambilan di luar

lembaga tempat bekerja.

2. Hipotesis Statistika

Jenis hipotesis yang kedua adalah hipotesis statistika. Hipotesis ini

strukturnya merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi

11

Page 12: HIPOTESIS Penelitian

interes dan hendak di uji oleh sipeneliti. Hipotesis statistika ini

dipergunakan jika peneliti melakukan uji analisis dengan hanya

menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Sedangkan proses

teknik statistika yang menggambarkan pengambilan dari keseluruhan arah

sebagian populasi disebut sebagai proses infersi. Teknik statistika dalam

menganalisis sampel ini sering juga disebut sebagai statistika inferensial.

Jika hasil analisis dari sempel tersebut kemudian dipergunakan untuk

menyimpulkan hasil analisis keseluruhan populasi, maka proses tersebut

disebut sebagai proses generalisasi.

Pertanyaan sering timbul dalam kasus ini. di antara pertanyaan tersebut ialah

bagaimana jika seorang peneliti langsung menggunakan populasi sebagai

dasar analisis? Apakah perlu ada hipotesis? Jawaban yang memungkinkan

adalah bahwa hipotesis penelitian tetap diperlukan untuk memberikan arah

kegiatan dilapangan sedangkan hipotesis statistika menjadi kurang perlu.

Dalam hal ini peneliti dapat langsung menganalisis data yang ada kemudian

akan langsung memperoleh hasilnya yang menggambarkan apa yang diteliti

saat itu.

Mengenai bagaimana keterkaitan antara hipotesis penelitian dan hipotesis

statistika dalam suatu proses penelitian? Jawaban yang perlu diperhatikan

oleh para peneliti adalah hendaknya selalu sinkron dan konsisten. Sebagai

contohnya jika dalam landasan teori, peneliti telah menyatakan bahwa ada

korelasi positif antara variabel satu dengan variabel lain. Hal ini perlu

diperhatikan agar para peneliti tidak menjadi bingung dan akhirnya

menimbulkan kerancuan dalam melakukan tes statistika dan dalam

menginterpretasikan hasil analisis.

12

Cuplikan PopulasiGeneralisasi

Inferensisal

Page 13: HIPOTESIS Penelitian

Dilihat dari posisinya dalam proses penelitian, hipotesis statistika pada

umumnya ditempatkan dalam bab keempat atau bab yang berkaitan dengan

analisis data dengan menggunakan analisis statistika. Hipotesis ini biasanya

dinyatakan secara eksplisit dan jelas dengan menggunakan simbol statistika

yang sesuai.

Menurut Brilian (1982:31/ dalam sukardi 2003:43), macam-macam

hipotesis statistika adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Nihil

Hipotesis nihil tidak lain adalah merupakan hipotesis yang menyatakan

tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang

menjadi interes si peneliti. Hipotesis ini merupakan hipotesis dasar

penelitian kuantatif yang pada intinya adalah merupakan pernyataan

teoritis yang perlu diuji. Hipotesis ini juga dapat dikatakan sebagai

hipotesis deduktif karena diperoleh setelah peneliti mempelajari dari

bermacam-macam sumber yang kemudian disusun dalam bentuk

landasan teori. Karena diturunkan dari sumber pustaka maka

kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan data yang dieksplorasi

atau diambil dari lapangan. Secara simbolis, hipotesis nihil dinyatakan

dengan H o. Penggunaannya dalam tekhnik statistika dapat dilihat sebagai

berikut:

H 0 :U 1=U 2

H r :U 1=U 2

Simbol statistika tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis nihil

menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai rerata grup satu dengan

nilai rerata grup dua. Di samping itu, peneliti juga mengajukan hipotesis

tandingan atau hipotesis riset yang menunjukkan bahwa ada perbedaan

antara grup satu dengan grup yang kedua.

Yang diuji dalam analisis data adalah hipotesis nihil, yaitu jawaban

sementara yang disimpulkan dari hasil kajian pustaka atau setelah

peneliti menyusun landasan teori.

13

Page 14: HIPOTESIS Penelitian

2. Hipotesis Riset

Hipotesis ini sering muncul untuk mendampingi hipotesis nihil.

Hipotesis ini tidak diuji mereka ditampilkan sebagai pendamping atau

tandingan terhadap hipotesis pertama. Peranan hipotesis riset adalah

menakomodasi substansi ide dari kajian teoritis. Hipotesis ini tidak diuji,

mereka ditampilkan sebagai pendamping atau tandingan terhadap

hipotesis pertama. Peranan hipotesis riset adalah mengakomodasi

substansi ide dari kajian teoritis, jika hipotesis pertama atau hipotesis

nihil gagal, maka hipotesis riset akan tidak ditolak. Kemungkinan kedua

adalaah jika hipotesis nihil diterima, maka secara otomatis hipotesis

pendamping atau hipotesis riset ditulak.

3. Hipotesis Alternatif

Hipotesis alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan

setelah diperoleh dari hasil kajian teoritis. Mereka dapat digunakan untuk

menempatkan bentuk pernyataan lain selain hipotesis nihil. Secara

simbolis hipotesis alternatif sering dinyatakan dengan H a.

Contoh penggunaannya dalam perhitungan statistik dan hipotesis

alternatif dapat dilihat sebagai berikut:

H a :U 1<U 2

H r :U 1>U 2

Jika suatu ketika peneliti menggunakan dua atau lebih hipotesis

alternatif, maka digunakan indeks dibelakang sebagai penunjuknya.

Sebagai contoh, H (a)2 ini berarti bahwa peneliti menggunakan hipotesis

alternatif nomor dua.

4. Hipotesis Penyearah

Hipotesis penelitian pada prinsipnya dapat berbentu hipotesis yang

menunjukkan arah yang pasti dan arah yang belum pasti atau masih

dalam dua arah. Dalam statistika, hipotesis dengan arah yang pasti

berarti, peneliti ketika melakukan testing hipotesis akan menggunakan

14

Page 15: HIPOTESIS Penelitian

analisis satu ekor dimana tingkat kesalahan testing hipotesis akan

menggunakan analisis satu ekor dimana tingkat kesalahan yang

besarnya=0,1 atau =0,5 mengumpul pada satu sisi kurva. Sedangkan

untuk hipotesis yang belum menunjukkan arah. Maka peneliti dalam

melakukan testing biasanya akan menggunakan analisis dua ekor.

Berdasarkan lingkupnya, Arikunto (1990:62) membagi hipotesis atas 2

bagian, yaitu:

1. Hipotesis mayor, artinya hipotesis yang menunjukkan sesuatu yang besar

atau hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek

penelitian. Contoh: bakat menjadi guru berpengarh terhadap kualitas

profesional guru

2. Hipotesis minor, artinya hipotesis yang menunjukkan sesuatu yang kecil

atau hipotesis mengenai kaitan dari variabel ataudengan kata lain pecahan

dari hipotesis mayor. Contoh: bakat menjadi guru berpengaruh terhadap

kualitas mengajarnya, kualitas mendidiknya, dan kualitas melatihnya

Disini untuk merumuskan hipotesis minor yang dijabarkan adalah variabel

terikatnya, yaitu kualitas profesioonal guru. Artinya kualitas profesional

guru dapat dilihat dari aspek mengajar, mendidik, dan melatih. Penjabarn

hipotesis minor ini tidak terbatas dari variabel terikat saja, mungkin juga

bisa dari variabel bebas.

15