makalah filsafat dalam pendidikan.docx

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung sepanjang zaman (life long education). Artinya, dari generasi ke generasi, pendidikan berproses tanpa pernah berhenti. Pendidikan berlangsung disetiap kehidupan manusia. Artinya, pendidikan berproses disamping pada bidang pendidikan itu sendiri, juga dibidang ekonomi, politik, hukum, kesehatan, keamanan, teknologi, perindustrian, dan sebagainya. Pendidikan berlangsung disegala tempat dimanapun, dan disegala waktu kapanpun. Artinya, pendidikan berproses disetiap kegiatan kehidupan manusia. Objek utama pendidikan adalah pembudayaan manusia dalam memanusiawikan diri dan kehidupnnya. Anak merupakan pribadi terkecil dari masyarakat yang masih memerlukan bimbingan dalam proses adaptasi dan mempelajari norma, nilai, serta hal lain yang berarti untuk menjalani kehidupannya sebagai makhluk sosial di kemudian hari. Berkaitan dengan hal tersebut, diciptakan suatu pendidikan, baik yang bersifat formal,informal, maupun nonformal. Selain anak mendapatkan pendidikan dari keluarga, anak juga dapat 1

Upload: carin-indhita

Post on 02-Jan-2016

542 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas kuliah mata kuliah filsafat S2 Pendidikan dasar

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

Pendidikan berlangsung sepanjang zaman (life long education). Artinya, dari

generasi ke generasi, pendidikan berproses tanpa pernah berhenti. Pendidikan

berlangsung disetiap kehidupan manusia. Artinya, pendidikan berproses disamping

pada bidang pendidikan itu sendiri, juga dibidang ekonomi, politik, hukum,

kesehatan, keamanan, teknologi, perindustrian, dan sebagainya. Pendidikan

berlangsung disegala tempat dimanapun, dan disegala waktu kapanpun. Artinya,

pendidikan berproses disetiap kegiatan kehidupan manusia. Objek utama pendidikan

adalah pembudayaan manusia dalam memanusiawikan diri dan kehidupnnya.

Anak merupakan pribadi terkecil dari masyarakat yang masih memerlukan

bimbingan dalam proses adaptasi dan mempelajari norma, nilai, serta hal lain yang

berarti untuk menjalani kehidupannya sebagai makhluk sosial di kemudian hari.

Berkaitan dengan hal tersebut, diciptakan suatu pendidikan, baik yang bersifat

formal,informal, maupun nonformal. Selain anak mendapatkan pendidikan dari

keluarga, anak  juga dapat mengikuti pendidikan di PAUD yang kemudian

dilanjutkan ke sekolah dasar. Di sekolah dasar inilah anak dikenalkan arti sebenarnya

tentang sebuah pendidikan.

Untuk mendidik dirinya sendiri, pertama-tama manusia

harus memahami dirinya sendiri, apa hakikat manusia, bagaimana

hakikat hidup dan kehidupannya, apa tujuan hidup dan apa pula

tujuan hidupnya.

Filsafat, sebagai daya upaya manusia dengan akal budinya

untuk memahami, mendalami, dan menyelami secara radikal dan

integral serta sisitematis mengenal ketuhanan, alam semesta dan

manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang

bagaimana hakikatnya yang dapat dicapai oleh akal manusia dan

1

Page 2: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai

pengetahuan itu, hakikat filsafat selalu menggunakan ratio

(pikiran), dalam perjalanan hidupnya manusia di hadapkan kepada

pengalaman-pengalaman peristiwa alamiyah yang ada di

sekitarnya. Pengalaman-pengalaman lahir ini merupakan sejarah

hidupnya yang mengesankan dan kemudian mendorong untuk

melakukan perubahan-perubahan bagi kepentingan hidup dan

hidupnya

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka

dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering

dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu

hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Sesungguhnya isi alam

yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja, diibaratkan mengamati gunung es,

hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut saja. Sementara filsafat mencoba

menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada

melalui pikiran dan renungan yang kritis.

Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang ilmu, sama halnya

dengan ilmu-ilmu lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu filsafat, sejalan dengan

proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas secara perlahan-lahan dari

dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan filsafat, sebab

filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat

diciptakan oleh manusia untuk kepentingan memahami kedudukan manusia,

pengembangan manusia, dan peningkatan hidup manusia.

1.2   Rumusan Masalah

Dalam prakteknya, kelancaran proses pendidikan yang besifat formal tidak mudah

untuk dicapai, dan tidak bisa berjalan dengan sendirinya tanpa dasar

persiapan,pelaksanaan, dan tujuan yang jelas. Selain itu, ada beberapa masalah

pendidikan yang luas, kompleks dan mendalam, serta hanya dapat dijawab juga

2

Page 3: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

diselesaikan oleh ilmu tertentu saja, yaitu filsafat atau dengan kata lain, pendidikan

memerlukan filsafat.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut

1. Bagaimana pendidikan dalam analisis filsafat itu?

2. Apasajakah aliran atau mazhab dari fisafat pendidikan?

3. Bagaimana penerapan filsafat pendidikan di sekolah dasar?

1.3      Tujuan Penulisan

Pada dasarnya Tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi

dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum

dalam penyusunan makalah ini yaitu untuk mengerjakan tugas

mata kuliah filsafat dari Prof.Dr.Wayan Lasmawan,M.Pd

Sedangkan tujun khusus dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan dalam analisis filsafat.

2. Untuk mengetahui apasajakah aliran atau mazhab dari filsafat

pendidikan.

3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan filsafat pendidikan di

sekolah dasar.

3

Page 4: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

BAB II

PEMBAHASAN

PENERAPAN FILSAFAT PENDIDIKAN

DI SEKOLAH DASAR

2.1. Pendidikkan dalam Analisis Filsafat 

Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan

manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan

hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang

satu.

Pengertian yang luas dari pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Lodge,

yaitu bahwa: “life is education, and education is life”, akan berarti bahwa seluruh

proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan segala pengalaman

sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan pengaruh pendidikan baginya.

Dalam artinya yang sepit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu

memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh,

yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam

situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol.

Bagaimanapun luas sempitnya pengertian pendidikan, namun masalah

pendidikan adalah merupakan masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan

kehidupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah

sadar akan kemanusiaanya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan

nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar nantinya

menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugasnya sebagai

manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri kemanusiannya dan pendidikan

formal di sekolah hanya bagian kecil saja dari padanya. Tetapi merupakan inti dan

bisa lepas kaitannya dengan proses pendidikan secara keseluruhannya.

4

Page 5: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

Dengan pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa masalah kependidikan pun

mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang menyangkut seluruh aspek hidup dan

kehidupan manusia. Memang diantara permasalahan kependidikan tersebut terdapat

masalah pendidikan yang sederhana yang menyangkut praktek dan pelaksanaan

sehari-hari, tetapi banyak pula pula diantaranya yang menyangkut masalah yang

bersifat mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain

dalam memecahkannya. Bahkan pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan

yang tidak mungkin terjawabdengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi

memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat. Berikut ini

akan dikemukakan beberapa masalah kependidikan yang memerlukan analisa filsafat

dalam memahami dan memecahkannya, antara lain:

1.    Masalah kependidikan pertama yang mendasar adalah tentang apakah hakikat

pendidikan itu. Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia dan merupakan

hakikat hidup manusia itu. Dan bagaimana hubungan antara pendidikan dengan

hidup dan kehidupan manusia.

Apakah pendidikan itu berguna untuk membawa kepribadian manusia, apakah

potensikereditas yang menentukan kepribadian manusia itu, atau faktor-faktor

yang berasal dari luar/lingkungan dan pendidikan. Mengapa anak yang

mempunyai potensi hereditas yang tidak baik, walaupun mendapatkan

pendidikan dan lingkungan yang baik, tetap tidak berkembang.

2.    Apakah sebenarnya tujuan pendidikan itu. Apakah pendidikan itu untuk individu,

atau untuk kepentingan masayarakat. Apakah pendidikan dipusatkan untuk

membina kepribadian manusia ataukah untuk pembinaan masyarakat. Apakah

pembinaan manusia itu semata-mata unuk dan demi kehidupan riel dan materil di

dunia ini, ataukah untuk kehidupan kelak di akhirat yang kekal

Masalah-masalah tersebut merupakan sebagian dari contoh-contoh

problematika pendidikan, yang dalam pemecahannya memerlukan usaha-usaha

pemikiran yang mendalam dan sistematis, atau analisa filsafat. Dalam

memecahkan masalah-masalah tersebut, analisa filsafat menggunakan berbagai

macam pendekatan yang sesuai dengan permasalahannya.

5

Page 6: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

Diantara pendekatan (approach) yang digunakan antara lain:

1. Pendekatan secara spekulatif, yang disebut juga sebagai cara pendekatan

reflektif, berarti memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan dan

menggambarkan.

2. Pendekatan normatif, artinya nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan

dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia.

3. Pendekatan analisa konsep, artinya pengertian atau tangkapan seseorang

terhadap sesuatu objek. Setiap orang mempunyai pengertian atau tangkapan

yang berbeda-beda mengenai yang sama, tergantung pada perhatian, keahlian

dan kecendrungan masing-masing.

4. Analisa ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang actual (scientific

analysis of current life ) penedekatan ini sasarannya adalah masalah-masalah

kependidikan yang aktual , yang menjadi problem masa kini, dengan

menggunakan metode ilmiah dapat di diskripsikan dan kemudian di pahami

permasalan-permasalahan yang hidup dan berkembang dalam masayrakat dan

dalam proses pendidikan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan

pendidikan.

2.2  Aliran atau Mazhab-Mazhab dari Filsafat Pendidikan

Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, maka filsafat

pendidikan memiliki berbagai aliran atau mazhab, di antaranya :

1. Filsafat pendidikan idealisme.

Idealisme berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang

sifatnyarohani atau intelegensi. Termasuk dalam paham idealisme adalah

spiritualisme,rasionalisme, dan supernaturalisme. Tentang teori pengetahuan,

idealismemengemukakan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui indera

tidak pasti dan tidak lengkap karena dunia hanyalah merupakan tiruan belaka,

sifatnya maya yangmenyimpang dari kenyataan sebenarnya. Selain itu, menurut

pandangan idealisme, nilaiadalah absolut. Apa yang dikatakan baik, benar, salah,

6

Page 7: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

cantik atau jelek secarafundamental tidak berubah, melainkan tetap dan tidak

diciptakan manusia. Idealismememiliki tujuan pendidikan yang pasti dan abadi,

di mana tujuan itu berada di luarkehidupan manusia, yaitu manusia yang mampu

mencapai dunia cita, manusia yangmampu mencapai dan menikmati kehidupan

abadi yang berasal dari Tuhan.

2.Filsafat pendidikan realisme.

Aliran ini berpendapat bahwa dunia rohani dan dunia materi merupakan

hakikatyang asli dan abadi. Kneller membagi realisme menjadi dua :

a. Realisme rasional, memandang bahwa dunia materi adalah nyata dan berada

diluar pikiran yang mengamatinya, terdiri dari realisme klasik dan

realismereligius.

b. Realisme natural ilmiah, memandang bahwa dunia yang kita amati bukan

hasilkreasi akal manusia, melainkan dunia sebagaimana adanya, dan

substansialitas,sebab akibat, serta aturan-aturan alam merupakan suatu

penampakan dari duniaitu sendiri. Selain realisme rasional dan realisme

natural ilmiah, ada pula pandangan lain mengenai realisme, yaitu neo-

realisme dan realisme kritis. Neo-realisme adalah pandangan dariFrederick

Breed mengenai filsafat pendidikan yang hendaknya harmoni dengan prinsip-

prinsip demokrasi, yaitu menghormati hak-hak individu. Sedangkan realisme

kritis didasarkan atas pemikiran Immanuel Kant yang mensintesiskan

pandangan berbedaan antara empirisme dan rasionalisme, skeptimisme dan

absolutisme, serta eudaemonisme dengan prutanisme untuk filsafat yang kuat.

3.Filsafat pendidikan materialisme.

Materialisme berpandangan bahwa realisme adalah materi, bukan rohani,

spiritual, atau supernatural. Cabang materialisme yang banyak dijadikan landasan

berpikir adalah positivisme yang menganggap jika sesuatu itu memang ada, maka

adanya itu adalah jumlah yang dapat diamati dan diukur. Oleh karena itu,

positivisme hanya mempelajari yang berdasarkan fakta atau data yang nyata.

7

Page 8: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

4.Filsafat pendidikan pragmatisme.

Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap

mutlak,tidak doktriner, tetapi relatif atau tergantung pada kemampuan manusia.

Dalampragmatisme, makna segala sesuatu dilihat dari hubungannya dengan apa

yang dapatdilakukan, atau benar tidaknya suatu ucapan, dalil, dan teori, semata-

mata bergantungpada manusia dalam bertindak. Menurut pragmatisme,

pendidikan bukan merupakanproses pembentukan dari luar dan juga bukan

pemerkahan kekuatan laten dengansendirinya, melainkan proses reorganisasi dan

rekonstruksi dari pengalaman individu.

5.Filsafat pendidikan eksistensialisme.

Eksistensialisme adalah aliran yang menekankan pilihan kreatif,

subjektivitaspengalaman manusia, dan tindakan konkret dari keberadaan manusia

atas setiap skemarasional

setiap skemarasional untuk hakekat manusia atau realitas. Menurut

eksistensialisme, pengetahuanmanusia tergantung pada pemahamannya tentang

realitas, interpretasinya terhadaprealitas, dan pengetahuan yang diberikan di

sekolah bukan sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan, tetapi untuk alat

pekembangan dan pemenuhan diri secarapribadi.

6.Filsafat pendidikan progresivisme.

Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan

penyelenggaraanpendidikan di sekolah berpusat pada anak, sebagai reaksi

terhadap pelaksanaanpendidikan yang masih berpusat pada guru atau bahan pelajaran yang

didasari olehfilosofi realisme religius dan humanisme. Progresivisme berpendapat

tidak ada teorirealita yang umum, pengalaman bersifat dinamis dan temporal

sehingga nilai pun terusberkembang.

7.Filsafat pendidikan esensialisme.

Esensialisme dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang

memprotesskeptisisme dan sinisme dari progresivisme terhadap nilai-nilai yang

tertanam dalamwarisan budaya/sosia. Perenialisme l. Esensialisme berpendapat

8

Page 9: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

bahwa pendidikan haruslahberasaskan nilai yang telah teruji keteguhan dan

kekuatannya sepanjang masa. Gerakanini bertumpu pada mazhab idealisme dan

realisme.

8.Filsafat pendidikan perenialisme.

Perenialisme adalah aliran yang berorientasi dari neo-thomisme dan

memandang bahwa nilai universal itu ada, pendidikan hendaknya dijadikan suatu

pencarian dan penanaman kebenaran nilai tersebut. Berikut adalah beberapa

pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan :

a. Plato : “Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham

adanyanafsu, kemauan, dan akal.”

b. Aristoteles : “Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian

pendidikandengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya.

c. Thomas Aquina : “Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan

yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata.”

9.Filsafat pendidikan rekonstruksionisme.

Rekonstruksionisme adalah paham yang memandang pendidikan

sebagaire konstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam

hidup. Rekonstruksionisme dapat dibedakan menjadi rekonstruksionisme

individual dari JohnDewey dan rekonstruksionisme sosial dari George S. Counts

yang keduanya adalahbersumber pada pragmatisme.

2.3  Penerapan Filsafat Pendidikan di Sekolah Dasar

Pendidikan Sekolah Dasar

Sekolah dasar adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menyelenggarakan berbagai

pendidikan dasar untuk meningkatkan atau mengembangkan diri anak serta

mempersiapkan anak untuk melanjutkan ke tingkatan yang lebih tinggi.

Umumnya,pendidikan yang diperoleh anak di sekolah dasar adalah selama 6 tahun.

Adapun fungsi sekolah dasar adalah :

9

Page 10: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

1. Lembaga pendidikan pertama yang meletakkan dasar bagi pembinaan warga

Negara sebagai manusia sosialis.

2. Peletak dasar bagi pembangunan kehidupan bangsa dengan menjadikan

sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan yang lengkap, fungsional, dan

ilmiah.

3. Lembaga pendidikan yang memberi dasar-dasar pengetahuan dan kecakapan, dan

memberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah.

Guru sekolah dasar sebagai operator pendidikan, memiliki tanggung jawab

dan peran yang besar dalam menentukan keberhasilan anak untuk

mendayagunakan semua potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia yang

seutuhnya. Di sinilah anak memperoleh berbagai bimbingan, pengajaran dan

latihan dasar untuk terus dikembangkan setelahnya. Bagaimanapun, mendidik anak

yang masih berada ditingkatan sekolah dasar berbeda dengan mendidik anak yang sudah

mencapai tingkatan di atasnya, sehingga memberikan tantangan tersendiri bagi

guru dalam menghadapi anak-anak didiknya.

Penerapan Filsafat Pendidikan di Sekolah Dasar

Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Usaha di sini berarti

kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan

untuk mencapai suatu maksud. Sadar adalah insyaf, yakin, tahu, dan mengerti.

Sedangkan terencana adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk

kemudian dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-

sungguh ini tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan

dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses

pendidikan, khususnyapendidikan di sekolah dasar. Dan penerapan filsafat

10

Page 11: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

pendidikan di dalamnya merupakanfaktor yang ikut menentukan dan membantu para

pelaku pendidikan tersebut.

Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan kurikulum,

metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak didiknya.

Adanya berbagai mazhab dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan berbeda-

bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam

struktur pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang diterapkan atau

dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut untuk memiliki

kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal, juga disesuaikan dengan

perkembangan jaman dan menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang

normal. Metode pendidikan juga harus mengandung nilai-nilai instrinsik dan

ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional dapat

direalisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak hanya terpaku

padasalah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak yang terlibat dalam

pendidikan.Kedudukan guru dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh keduanya

sehingga dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.

11

Page 12: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1    KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

a. Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat

merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh

tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat dengan

adanya kebenaran dalam memecahkan

permasalahan/kesulitan. Sedangkan pendidikan adalah salah

satu dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai

tujuan, seperti kematangan, integritas atau kesempurnaan

pribadi dan terbentuknya kepribadian seseorang.Jadi filsafat

dan pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi

arah, dasar, dan pedomam suatu kehidupan.

b. Berbagai aliran filsafat pendidikan dengan pandangan dan tujuan yang

berbeda, serta kelemahan dan keunggulanya masing masing, diharapkan dapat

menyelesaikan masalah pendidikan yang ada, karena pada intinya penerapan

mazhab mazhab filsafat pendidikan tersebut berorientasi mengarahkan para

pelaku pendidikan pada realitas diri dan dunianya.

c. Pendidikan itu sendiri harus diberikan kepada anak sejak masih dini, misalnya

dengan memasukkan anak ke sekolah dasar. Sebagai lembaga pendidikan

dasar, hendaknya insan pendidikan yang terlibat didalamnya benar benar

mengetahui landasan filsafat yang digunakan dalam perencanaan pendidikan

serta dapat mengaplikasikannya dalam proses pendidikan yang ideal.

3.2    SARAN

Semoga dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai

modal dalam mempelajari filsafat. Jadikanlah filsafat sebagai penentuan terhadap

12

Page 13: MAKALAH FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN.docx

penentuan hidup dan pegangan fundamental dalam memecahkan masalah politik,

pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat yang setiap

saat berubah dan berkembang dalam konteks akselerasi dan modernisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, hamdani dan Ihsan fuad. 2001. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka

Soetopo, Hendyat. 2004. Pengantar Pendidikan (Teori, Pendekatan, dan Praktik).

Malang: FIP UM.

Suhartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Zuhairini. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Askara.

13