manajemen pendidikan.docx

21

Click here to load reader

Upload: muhammadfachrial-faruq

Post on 06-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

MANAJEMEN PENDIDIKAN

MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN

KELOMPOK :

1.

2.

3.

4.

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

I

Page 2: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... I

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................... III

1. Latar Belakang ......................................................................................................... III

2. Rumusan Masalah .................................................................................................... III

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 1

1. Pengertian Tenaga Kependidikan .............................................................................. 1

2. Perbedaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan......................................................... 2

3.Cara Pendidik yang Berkompeten .............................................................................. 3

4. Pengembangan Tenaga Kependidikan ....................................................................... 4

5. Cara Meningkatkan Kualitas Pendidik ..................................................................... 5

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 6

II

Page 3: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disadari bahwa pembangunan pendidik bukanlah urusan yang sederhana melainkan urusan yang menyangkut berbagai pihak, berbagai aspek dan dimensi dengan sifatnya yang sangat dinamis, kompleks, mendalam dan luas. Pemerintah telah menetapkan sistem pendidikan nasional dalam PP RI No. 19 tahun 2005 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan yang mencakup: (1) isi; (2) proses; (3) kompetensi lulusan; (4) pendidik dan tenaga kependidikan; (5) sarana dan prasarana; (6) pengelolaan; (7) pembiayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan.

Dalam kemajuan zaman yang semakin pesat pendidik dan tenaga kependidikan idealnya tetapa harus belajar, kreatif mengembangkan diri dengan penemuan baru dalam dunia pendidikan. Namun harapan itu kerap kandas dikarenakan pendidik dan tenaga kependidikan kurang semangat memajukan diri dan tidak banyak yang terus belajar lagi. Hal ini ditujukan dengan sumber di kompas, Rabu, 14 Mei 2007 latar guru SD sampai dengan guru SMA yang mencapai tingkat doktor se-Indonesia baru 6 orang. Akibatnya, pendidik di Indonesia terbelakang. Dari keadaan seperti itu muncul tawaran-tawaran model pendidikan alternatif di luar sekolah yang mendapat sambutan hangat dari kalangan orang tua seperti quantum learning, belajar superkilat dan lain-lain. Bila pendidikan sekolah di indonesia ingin maju, salah satunya dibutuhkan pendidik dan tenaga kependidikan yang profesional dan penuh dedikasi. Fungsi dan tanggung jawab secara profesional selaras dengan standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang dipersyartkan.

B. Rumusan Masalah

Dari masalah latarbelakang di atas, dapat rumuskan rumusan masalah sebagai berikut.

a. Apa pengertian tenaga kependidikan ?

b. Apa perbedaan pendidik dengan tenaga kependidikan ?

c. Bagaimana menjadi pendidik yang kompeten ?

d. Bagaimana pengembangan tenaga kependidikan ?

e. Bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan ?

III

Page 4: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian tenaga kependidikan

Tenaga kependidikan dari segi poleksosbud adalah pemerintah berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningakatan mutu pendidikan yang sangat membutuhkan peran pendidik dan tenaga kependidikan sehingga bisa menghasilkan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.

Dengan demikian keadaan pendidik dan tenaga kependidikan yang layak dapat dapat menjamin kelancaran proses pendidik dan pengajaran, menghasilkan peserta didik yang terampil sehingga bisa memenuhi harapan masyarakat serta dapat mendukung program peningkatan mutu pendidikan . Pendidik dan tenaga kependidikan bisa menerapkan budaya akademik, mentransformasi budaya belajar, dan mengarahkan peserta didik untuk dapat melestarikan dan mengkritisi budaya sebagai identitas bangsa.

B. Perbedaan pendidik dengan tenaga kependidikan

Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII, Tahun 2005 Pasal 139, Pasal1 dinyatakan bahwa pendidik mencakup guru, dosen,konselor, pamong belajar, pamong widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,pelatih, dan sebutan lain dari profesi yang berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VI, pasal 28 dinyatakan bahwa Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi, kompetensi: pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Selanjutnya, di dalam Pasal 2 dinyatakan bahwa pendidik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

Guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas.

Dosen bertugas dan bertanggung jawab sebagai agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing,dan melatih peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum, melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu, teknologi, dan/atau seni (IPTEKS), serta melakukan pengabdian kepada masyarakat.

Konselor bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

1

Page 5: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

Pamong belajar, bertugas dan bertanggung jawab menyuluh, mengajar, membimbing, melatih peserta didik, dan mengembangkan: model program pembelajaran, alat pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran pada jalur pendidikan nonformal.

Widyaiswara, bertugas dan bertanggung jawab mendidik, mengajar dan melatih peserta didik pada program pendidikan dan pelatihan prajabatan dan/ atau Pemerintah Daerah.

Tutor, bertugas dan bertanggung jawab memberikan bantuan belajar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran mandiri atau proses pembelajaran dalam kelompok pada satuan pendidikan jalur formal dan nonformal.

Instruktur, bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kursus dan/ atau pelatihan.

Fasilitator, bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan pembelajaran pada lembaga pendidikan dan pelatihan.

Pelatih bertugas, dan bertangggung jawab memberikan pelatihan teknis olah raga kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan, pada satuan pendidikan jalur formal atau nonformal.

Adapun, mengenai tenaga kependidikan dinyatakan di dalam Pasal 140 Ayat 1 (RPP, Bab XII/2005) sebagai berikut. Tenaga kependidikan mencakup pimpinan satuan pendidikan, penilik satuan pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan formal, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan pendidikan, tenaga administrasi, psokolog, pekerja sosial, terapis, tenaga kebersihan sekolah, dan sebutan lain untuk petugas sejenis yang bekerja pada satuan pendidikan.Tugas dan tanggung jawab tenaga kependidikan di dalam ayat 2 (Pasal 140/Bab XII/RPP/2005) sebagai berikut :

Pimpinan satuan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab mengelola satuan pendidikan pada pendidikan formal dan/ atau nonformal.

Penilik bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantauan,penilaian, dan pembinaan pada satuan pendidikan nonformal.

Pengawas bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantauan, penilaian, dan pembinaan pada satuan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini jalur formal.

Tenaga perpustakaan bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan.

Tenaga laboratorium bertugas dan bertanggung jawab membantu pendidik mengelola kegiatan praktikum di laboratorium satuan pendidikan.

Teknisi sumber belajarbertugas dan bertanggung jawab mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran pada satuan pendidikan.

Tenaga lapangan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab melakukan pendataan, pemantauan, pembimbingan, dan pelaporan pelaksanaan pendidikannonformal.

Tenaga administrasi bertugas dan bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan administrasi pada satuan pendidikan.

Psikolog bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan bantuan psikologis pedagogis kepada peserta didik dan pendidik pada satuan pendidikan khusus dan pendidikan anak usia dini.

2

Page 6: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

Pekerja sosial bertugas dan bertanggung jawab meberikan layanan bantuan sosiologis-pedagogis kepada peserta didik dan pendidik pada satuan pendidikan khusus dan pendidikan anak usia dini.

Terapis bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bantuan fisiologis-kinesiologis kepada peserta didik pada satuan pendidikan khusus dan pendidikan anak usia dini.

Tenaga kebersihan sekolah bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan kebersihan lingkungan sekolah.

C. Cara pendidik yang berkompeten

Dalam Kompetensi Standar Guru (Depdiknas, 2006) diungkapkan bahwa guru harus berkepribadian utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral, disiplin, tanggung jawab, berwawasan luas, dan lain-lain. Sekarang, selain dibutuhkan guru yang berkepribadian baik juga dibutuhkan guru yang kreatif dan terbuka terhadap segala perubahan dan kemajuan yang ada untuk kemajuan siswa. Dengan itu diperlukan peningkatan kompetensi agar semakin menguasai bidang mereka. Juga diharapkan semakin banyak guru yang menguasai bidang yang sesuai dengan keahliannya.

3

Page 7: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

D. Pengembangan tenaga kependidikan

Pembicaraan mengenai pengembangan tenaga pendidikan menyangkut dua hal pokok yaitu:

1. Pola rekruitmen tenaga kependidikan 2. Pengembangan kompetensi tenaga kependidikan. Pengamatan lapangan

menunjukan ada tiga pola pendekatan yang menjadi pilihan kebijakan dalam rekruitmen tenaga kependidikan, yaitu :

(a) Pendekatan yang didasarkan pada prinsip-prinsip profesionalisme.(b) Pendekatan politik balas budi dan hubungan baik.(c) Pendekatan geogarafis kedaerahan akibat otonomi daerah.

1. Pendekatan profesionalisme Rekruitmen tenaga kependidikan didasarkan pada keahlian tertentu, dengan tugas dan tanggung jawab yang dilandasi kompetensi. Kriteria profesionalisme jabatan kependidikan menurut peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 1994menetapkan standar profesionalisme jabatan fungsional yang mengacu pada kriteriasebagai berikut :

Mempunyai metodologi, teknik analisis, dan prosedur kerja yang didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan dan pelatihan teknis fungsional.

Memiliki etika profesi yang akan ditetapkan oleh organisasi profesi. Mempunyai jenjang jabatan tertentu. Pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri. Jabatan fungsional tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok

organisasi.

2. Pendekatan politik , Rekruitmen tenaga kependidikan lebih terkait degan jabatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah yang ditetapkan Kepala Daerah bedasarkan kedekatan polotik baik melalui hubungan emosional partai politik ataupun keterlibatan sebagai anggota tim sukses pemenangan pilkada (politik balas budi).

3. Pendekatan geografis kedaerahan yaitu bentuk rekruitmen tenaga kependidikan (khususnya Kepala Sekolah, Pengawas) ditandai oleh adanya ikatan emosional kedaerahan (etnik) akibat gaung otonomi daerah yang salah kaprah. Pelakasanaan otonomi pendidikan sebagai implementasi palaksanaan otonomi daerah di bidang pendidikan telah mempengaruhi pola pikir masyarakat dan aparat di daerah-daerah baik eksekutif, khususnya aparat pendidikan maupun tenaga pelaksana.

4

Page 8: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

E. Peningkatan kualitas guru

Untuk mengatasi banyaknya guru yang tidak berkualitas baik dalam proses pembelajaran maupun penguasaan pengetahuan dengan cara memberikan penataran, lokakarya, berdiskusi guru bidang studi (MGMP), dan memberi kesempatan kepada mereka untuk studi lanjut. Yang tidak kalah penting adalah menyediakan sarana belajar bagi mereka agar mereka terus mau mengembangkan diri. Untuk itu, perpustakaan bagi guru sangat penting.Internet juga perlu agar mereka mau belajar dari negara lain. Selain itu, perlu beberapa model penghargaan seperti jaminan prestasi khusus bagi guru yang sangat baik dan mengahasilkan banyak inovasi pendidikan.

Peningkatan kualitas guru menurut model UNESCO sebagai berikut: Pendidikan prajabatan para guru; Sertifikasi atau ijazah para guru; Pengerahan atau rekruitmen dan penempatan para guru; Kondisi kerja para guru, seperti besarnya kelas, jumlah jam, fasilitas pendukung

diperhatikan; Gaji guru yang tinggi dan menarik minat kaum muda.

Akan tetapi masih banyak guru yang kurang kompeten dalam bidangnya. Beberapa alasan yang mendasarai bahwa guru belum kompeten sebagai berikut.

o Waktu belajar atau kuliah belum sungguh menguasai bahan. Mereka lulus tapi bukan lulus yang terbaik. Mereka bukan mahasiswa yang terbaik yang masuk menjadi calon guru.Kualitas dosen yang membimbing dan mendampingi mahasiswa calon guru juga berpengaruh.

o Beberapa guru mengajarkan yang bukan bidangnya. Memang maksudnya baik, daripada tidak ada guru. Guru apapun diminta mengajar berbagai bidang.Dari keadaan ini tampak jelas diperlukan peningkatan kompetensi agar semakin menguasai bidang mereka. Juga diharapkan semakin banyak guru yang menguasai bidang yang sesuai dengan keahliannya.

5

Page 9: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan. Tenaga kependidikan dari segi poleksosbud adalah pemerintah berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningakatan mutu pendidikan yang sangat membutuhkan peran pendidik dan tenaga kependidikan sehingga bisa menghasilkan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia. Pendidik mencakup guru, dosen, konselor, pamong belajar, pamong widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan lain dari profesi yang berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik. Tenaga kependidikan mencakup pimpinan satuan pendidikan, penilik satuan pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan formal, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan pendidikan, tenaga administrasi, psokolog, pekerja sosial, terapis, tenaga kebersihan sekolah, dan sebutan lain untuk petugas sejenis yang bekerja pada satuan pendidikan.

Untuk menghadapi tantangan persaingan global guru sangat diharapkan mempunyai kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral, disiplin, tanggung jawab, berwawasan luas, dan lain-lain. Pembicaraan mengenai pengembangan tenaga pendidikan menyangkut dua hal pokok yaitu : (1) Pola rekruitmen tenaga kependidikan, (2) Pengembangan kompetensi tenaga kependidikan. Pengamatan lapangan menunjukkan ada tiga pola pendekatan yang menjadi pilihan kebijakan dalam rekruitmen tenaga kependidikan, yaitu : (1) Pendekatan yang didasarkan pada prinsip-prinsip profesionalisme, (2) Pendekatan politik balas budi dan hubungan baik, (3) Pendekatan geogarafis kedaerahan akibat otonomi daerah. Selain itu diperlukan peningkatan kualitas pendidik agar proses pembelajaran dan pengajaran berjalan lancar seperti sertifikasi atau ijazah guru.

Rekomendasi yang bisa diberikan sebagai berikut. Kembali ke pemerintah bahwa bagaimana cara pengembangan tenaga kependidikan yang perlu ditingkatkan untuk mewujudkan seorang pendidik yang berkualitas dan kompeten, sehingga lahir generasi yang bermutu.

6

Page 10: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Driyarkara. (1980). Driyarkara tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Hansen, D. (1995). The Call to Teach. New York: Teachers College, Columbia University.

Nur Hamzah. (2009). Pendidik dan Tenaga Kependidikan . Jurnal MEDTEK,Volume 1, Nomor 2, Oktober 2009.

Jacques Delor, Chairman. (1996). Belajar Harta Karun di Dalamnya. Jakarta:UNESCO. Terjemahan dari Learning: The Treasure Withinoleh W.P. Napitupulu.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional PendidikanRancangan Peraturan Pemerintah Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan

Mujianto. (2006). Rencana Sertifikasi dan Konsorsium Tenaga Kependidikan. Jurnal tenaga Kependidikan. Vol. 1, No 1-April 2006, hal 70-71.

7

Page 11: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx
Page 12: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx
Page 13: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx
Page 14: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx
Page 15: MANAJEMEN PENDIDIKAN.docx