makalah ekonomi kelas x

23
SMA NEGERI 1 JEMBER 1

Upload: rana-hanifah-prims

Post on 02-Jan-2016

915 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah ekonomi

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH EKONOMI kelas X

SMA NEGERI 1 JEMBER 1

Page 2: MAKALAH EKONOMI kelas X

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan ridho-Nya sehingga makalah kami dengan judul “Kredit dan Kebijakan Pemerintah” ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Diharapkan makalah ini bermanfaat untuk menambah informasi dan pengetahuan kita

mengenai kredit dan kebijakan pemerintah Indonesia dalam bidang moneter.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan benar.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan serta manfaat bagi para pembaca.

Terima Kasih.

Jember, 22 Maret 2011

Penulis

2

Page 3: MAKALAH EKONOMI kelas X

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................... 2

Daftar Isi .................................................................................... 3

Bab 1 Pendahuluan

Latar belakang................................................................................................ 4

Rumusan masalah .......................................................................................... 4

Tujuan ............................................................................................................ 4

Manfaat ......................................................................................................... 5

Bab 2 Pembahasan

1. Kredit

Pengertian kredit ................................................................................ 6

Unsur-unsur kredit ..............................................................................6

Tujuan kredit.......................................................................................6

Fungsi kredit........................................................................................7

Syarat kredit ....................................................................................... 8

Jenis Kredit.......................................................................................... 8

Kebaikan serta keburukan kredit........................................................ 10

2. Kebijakan pemerintah

Pengertian kebijakan moneter.............................................................11

Tujuan kebijakan moneter...................................................................11

Macam-macam kebijakan moneter......................................................12

Bab 3 Penutup

Kesimpulan .................................................................................................... 17

Saran ............................................................................................................. 17

3

Page 4: MAKALAH EKONOMI kelas X

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin sering mendengar istilah kredit atau bahkan

berhubungan langsung dengan perkreditan. Contoh yang bisa kita temui adalah dealer sepeda

motor atau mobil. Di sana kita bisa mendapatkan produknya dengan sistem kredit angsuran.

Contoh lain adalah bank yang salah satu produknya berupa pinjaman kepada nasabah. Memang,

dalam perekonomian modern keberadaan kredit sudah lazim digunakan. Dari mana sebenarnya

istilah kredit?

Pentingnya kebijakan moneter sebagai salah satu instrumen kebijakan ekonomi di berbagai

negara adalah akibat gagalnya langkah-langkah dalam kebijakan fiskal untuk mengatasi berbagai

masalah ekonomi seperti pengangguran dan inflasi. Kegagalan kebijakan fiskal antara lain

disebabkan oleh semakin membengkaknya defisit anggaran pemerintah. Defisit tersebut tidak

hanya dibiayai dengan utang, dari sektor perbankan maupun nonperbankan, tetapi juga dari

pencetakan uang baru. Jika jumlah uang beredar di masyarakat melebihi dari jumlah yang

diperlukan untuk membiayai transaksi dalam perekonomian, akan menimbulkan apa yang disebut

dengan inflasi. Kebijakan pemerintah yang sangat berkaitan dengan keberadaan uang adalah

kebijakan moneter. Bagaimana sebenarnya kebijakan moneter itu?

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, kami mengangkat topik yaitu kredit dan

kebijakan moneter pemerintah. Selengkapnya akan kami bahas dalam bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan kredit?

2) Bagaimana pelaksanaan kredit di Indonesia?

3) Apa peranan kredit bagi perekonomian Indonesia?

4) Bagaimana kebijakan moneter di Indonesia?

5) Apa saja kebijakan moneter pemerintah?

1.3 Tujuan

1) Untuk mendeskripsikan pengertian kredit.

2) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kredit di Indonesia.

3) Untuk mendeskripsikan peranan kredit bagi perekonomian Indonesia.

4) Untuk mendeskripsikan kebijakan moneter di Indonesia.

5) Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kebijakan moneter pemerintah.

4

Page 5: MAKALAH EKONOMI kelas X

1.4 Manfaat

1) Memberikan info mengenai kredit.

2) Memberikan info tentang pelaksanaan kredit di Indonesia.

3) Memberikan info mengenai peranan kredit bagi perekonomian Indonesia.

4) Memberikan info mengenai kebijakan moneter Indonesia.

5) Memberikan info tentang bentuk-bentuk kebijakan moneter pemerintah.

5

Page 6: MAKALAH EKONOMI kelas X

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kredit

2.1.1 Pengertian kredit

Kredit berasal dari bahasa Latin, credere, yang berarti kepercayaan. Dalam masyarakat, pengertian kredit sering disamakan dengan pinjaman, artinya bila seseorang mendapat kredit berarti mendapat pinjaman. Misal jika seseorang (A) memberikan sejumlah pinjaman kepada orang lain (B), itu berarti orang tersebut (A) telah memberikan kepercayaan kepada (B). Dalam pinjam meminjam kita akan mengenal istilah kreditur (pihak yang memberi pinjaman) dan istilah debitur (pihak yang menerima pinjaman). Sesuai perkembangan zaman, pengertian kredit juga semakin berkembang. Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, mengartikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

2.1.2 Unsur-unsur kredit

Kredit memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi agar kredit dapat terlakasana, yaitu:

a. KepercayaanKepercayaan artinya adanya keyakinan dari si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang, maupun jasa yang akan diterimanya kembali dalam jangka waktu yang telah disepakati

b. WaktuPemberian kredit membutuhkan jangka waktu tertentu untuk pelunasan kredit.

c. RisikoPemberian kredit mengandung risiko karena nilai uang sekarang berbeda dengan nilai yang akan datang akibat dari adanya jangka waktu pemberian dan pengembalian kredit serta kemungkinan pinjaman tidak dikembalikan.

d. Prestasi (Imbalan)Pemberian kredit umumnya disertai pemberian imbalan tertentu kepada pemberi kredit. Prestasi (imbalan) tersebut biasanya berupa bunga atau bagi hasil keuntungan dan menggunakan uang.

2.1.3 Tujuan kredit

Tujuan pemberian kredit umumnya adalah mencari keuntungan berbentuk imbalan atau bagi hasil. Namun, tujuan utama pemberian kredit di negara kita adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan pemberian kredit dapat dibedakan atas kepentingan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

a. PemerintahPemberian kredit harus sesuai dengan kebijakan moneter, selektif, dan diarahkan pada sektor-sektor yang diprioritaskan dalam pembangunan

6

Page 7: MAKALAH EKONOMI kelas X

b. MasyarakatPemberian kredit bertujuan agar masyarakat lebih mudah memenuhi kebutuhannya yang berupa barang atau jasa.

c. Dunia usahaPemberian kredit dimaksudkan agar kegairahan berusaha meningkat dan sekaligus meningkat pula jumlah produk yang diproduksi yang pada gilirannya akan meningkatkan laba usaha.

2.1.4 Fungsi kreditKredit memiliki fungsi yang penting dalam perekonomian. Fungsi-fungsi kredit dalam perekonomian meliputi:a. Meningkatkan daya guna barang

Pemberian kredit dapat meningkatkan daya guna barang dengan cara:1. para pengusaha memproduksi barang dari bahan baku menjadi barang siap

pakai, dengan meminjam uang dari lembaga keuangan;2. para pengusaha menjual barang dengan cara kredit sehingga barang menjadi

lebih murah sampai ke tangan konsumen.b. Meningkatkan daya guna uang

Daya guna uang dapat ditingkatkan dengan cara pemilik uang atau modal meminjamkan uangnya kepada pengusaha yang kekurangan modal melalui lembaga keuangan.

c. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uangPeredaran dan lalu lintas uang dapat terlaksana jika kredit disalurkan melalui rekening giro bank karena rekening giro dapat menimbulkan uang giral.

d. Menstabilkan moneterStabilitas moneter dapat terlaksana dengan pemberian kredit yang selektif, terarah, dan berdasarkan prioritas sehingga jumlah uang yang beredar dapat diatur melalui politik tingkat bunga dan rasio kas bank

e. Meningkatkan kegairahan berusahaPerusahaan yang memperoleh kredit dari bank dapat meningkatkan usahanya dan meningkatkan produktivitas, dan akhirnya meningkatkan laba.

f. Meratakan pendapatanPeningkatan kesempatan berusaha dengan penambahan proyek-proyek baru yang berasal dari kredit membutuhkan tambahan tenaga kerja. Secara tidak langsung kredit menyebabkan semakin banyak tenaga kerja yang memperoleh pendapatan. Di samping itu, para penabung akan memperoleh bunga atas tabungannya

g. Memperluas hubungan internasionalNegara maju cenderung mempunyai tabungan yang tinggi sehingga dapat memberi pinjaman kepada negara-negara yang sedang berkembang. Selain itu, para pengusaha di negara maju dapat bekerja sama dengan negara yang sedang berkembang dengan memberi kredit, dan hal ini dapat meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi.

h. Meningkatkan Daya BeliDengan mengelola kredit yang diperoleh, seseorang bisa meningkatkan pendapatannya. Itu berarti, kredit mampu meningkatkan daya beli.

7

Page 8: MAKALAH EKONOMI kelas X

2.1.5 Syarat kredit

Agar pemberi kredit terhindar dari risiko-risiko, seperti kredit macet dan peminjam melarikan diri, sebaiknya pemberi kredit harus sungguh-sungguh mempertimbangkan syarat-syarat pemberian kredit.

a. Syarat Kredit 5 C1) Character (karakter)

Karakter merupakan kepribadian seseorang yang meliputi sifat, watak, tingkat kejujuran, dan kebiasaan. Pemberi kredit harus mempertimbangkan karakter penerima kredit, apakah dia bisa dipercaya, dan bersikap jujur, apakah dia biasa hidup boros dan suka berfoya-foya.

2) Capacity (kemampuan)Pemberi kredit harus memperhatikan kemampuan penerima kredit, apakah ia mampu mengembalikan pinjamannya atau tidak.

3) Collateral (jaminan)Jaminan merupakah syarat penting dalam pemberian kredit. Dengan adanya jaminan, pemberi kredit bisa mengambil atau menjualnya jika suatu saat kredit menjadi bermasalah.

4) Capital (modal)Pemberi kredit harus memerhatikan berapa besar modal yang dimiliki penerima kredit, baik modal uang maupun modal barang. Adapun kredit yang diberikan hanya sebagai tambahan pembiayaan yang dibutuhkannasabah.

5) Condition of economy (kondisi ekonomi)Pemberi kredit harus memerhatikan kondisi ekonomi di sekitar penerima kredit, baik secara regional, nasional maupun internasional terutama yang berkaitan dengan sektor usaha yang dikelola nasabah, dengan tujuan memperkecil risiko kredit macet dan sejenisnya.

b. Syarat Kredit 3 R1) Returns

Pemberi kredit harus mempertimbangkan apakah hasil usaha (return) dari penerima kredit dapat digunakan untuk mengembalikan pinjamannya.

2) RepaymentPemberi kredit harus mempertimbangkan sisi kemampuan penerima kredit dalam membayar kembali (repayment) pinjamannya, dengan menetapkan jadwal dan jangka waktu pembayaran.

3) RiskPemberi kredit harus mempertimbangkan kemampuan penerima kredit dalam menanggung risiko (risk) jika terjadi kegagalan usaha.

2.1.6 Jenis Kredit

a. Kredit menurut tujuan pemakaianBerdasarkan tujuan pemakaiannya, kredit dikelompokkan menjadi kredit konsumtif dan produktif.

1. Kredit konsumtifKredit konsumtif adalah kredit yang digunakan oleh konsumen untuk tujuan konsumtif, misalnya kredit pembelian kendaraan bermotor.

8

Page 9: MAKALAH EKONOMI kelas X

2. Kredit produktifKredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha, misalnya pembelian mesin-mesin pabrik

b. Kredit menurut waktu1. Kredit jangka pendek

Kredit jangka pendek adalah kredit yang jangka pengembaliannya kurang dari satu tahun. Contoh: KCK (Kredit Candak Kulak).

2. Kredit jangka menengahKredit jangka menengah adalah kredit yang jangka pengembaliannya antara satu sampai tiga tahun. Contoh: KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) dan obligasi.

3. Kredit jangka panjangKredit jangka panjang adalah kredit yang jangka pengembaliannya lebih dari tiga tahun. Contoh: KIK (Kredit Investasi Kecil). Kredit luar negeri umumnya merupakan kredit jangka panjang yang berjangka waktu 5 - 25 tahun

c. Kredit menurut jaminan1. Kredit tanpa jaminan

Kredit tanpa jaminan adalah kredit yang didasarkan pada kepercayaan , (kredit ini dilarang di Indonesia berdasarkan Undang-Undang bank No. 7 Tahun 1992).

2. Kredit dengan jaminanKredit dengan jaminan adalah kredit yang diberikan dengan jaminan barang tetap atau tidak tetap, misalnya jaminan obligasi atau surat-surat berharga lainnya.

d. Kredit menurut sumber1. Kredit dalam negeri

Kredit dalam negeri adalah kredit yang sumber dan pemakaiannya berasal dari dalam negeri.

2. Kredit luar negeriKredit luar negeri adalah kredit yang berasal dari luar negeri untuk pemakai kredit dalam negeri.

e. Kredit menurut subjek1. Kredit penjual

Kredit penjual adalah kredit yang diberikan penjual kepada pembeli dengan cara menyerahkan barang terlebih dahulu, dan pembayaran diterima kemudian. Misalnya penjual kulkas menjual kulkasnya dengan cara angsuran atau kredit.

2. Kredit pembeliKredit pembeli adalah kredit yang diberikan oleh pembeli kepada penjual dengan cara pembayaran lebih dahulu, barang diserahkan kemudian. Istilah kredit pembeli sekarang ini lebih dikenal dengan sistem prabayar. Misalnya, pembeli lemari membayar terlebih dulu lemari yang ingin dibelinya karena khawatir uangnya habis. Sebulan kemudian, lemari baru diambil, ini berarti pembeli telah memberikan kredit pada penjual.

9

Page 10: MAKALAH EKONOMI kelas X

3. Kredit perbankanKredit perbankan adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau pelanggan.

4. Kredit pemerintahKredit pemerintah adalah kredit yang diberikan pemerintah kepada rakyatnya atau jajaran bawahannya. contohnya antara lain: KCK, KIK dan KMKP.

5. Kredit luar negeriKredit luar negeri adalah kredit yang berasal dari luar negeri (pemerintah atau swasta) dalam rangka kerja sama antarpemerintah atau swasta.

f. Kredit menurut likuiditas Bank Indonesia1. Kredit likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank dalam rangka

menunjang pembiayaan usaha suatu bidang yang sudah ditentukan, di antaranya ialah:

1) Kredit Usaha Tani (KUT),2) kredit kepada Koperasi Unit Desa (KUD),3) kredit kepada Bulog untuk pengadaan pangan dan gula,4) kredit investasi yang diberikan oleh bank-bankpembangunan dan LKBB.

2. Kredit yang tidak ditunjang oleh kredit likuiditas Bank Indonesia, di antaranya:1) Kredit Usaha Kecil (KUK),2) kredit ekspor,3) kredit kepada kontraktor nasional,4) kredit produksi, impor dan penyaluran pupuk, serta obat hama untuk bimas,

5) kredit investasi kecil (kredit modal kerja permanen),6) kredit investasi (kredit modal kerja sampai denganRp75.000.000,00),7) kredit kepada guru,8) kredit mahasiswa Indonesia,9) kredit asrama mahasiswa.

2.1.7 Kebaikan serta keburukan kredit

a. Kebaikan kredit1. Meningkatkan produktivitas modal

Pemilik modal dapat meningkatkan produktivitas modal dengan meminjamkan uangnya kepada pengusaha yang memerlukannya sehingga produksi meningkat.

2. Memperlancar tukar-menukarDengan kredit timbul alat pembayaran baru berupa uang giral dan wesel sehingga pengusaha dapat memenuhi keperluannya menggunakan uang giral tersebut.

3. Meningkatkan peredaran barangBarang yang diperjualbelikan dapat dibayar dengan uang giral atau dibeli secara kredit sehingga jumlah barang yang diperjualbelikan bertambah dan peredaran uang meningkat.

3. Meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.

10

Page 11: MAKALAH EKONOMI kelas X

b. Keburukan kredit 1. Kredit dapat mendorong masyarakat hidup konsumtif. Kredit bisa mendorong

masyarakat membeli barang-barang dengan cara kredit atau dengan meminjam uang di bank yang kadang-kadang melebihi batas kemampuan ekonominya.

2..Kredit dapat mendorong terjadinya inflasi, karena jumlah uang yang beredar lebih banyak dari jumlah barang dan jasa.

3. Kredit dapat mendorong terjadinya spekulasi, dengan cara terus menerus meminjam dengan harapan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi dari usahanya, tanpa memperhitungkan kemampuan mengembalikan pinjaman.

4. Kredit dapat mendorong terjadinya over produksi (produksi yang berlebihan) akibat terlalu banyaknya pengusaha yang bisa berproduksi setelah memperoleh pinjaman. Produksi yang berlebihan bisa menyebabkan turunnya harga yang merugikan pengusaha.

3.1 Kebijakan Moneter Pemerintah

3.1.1 Pengertian Kebijakan moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah melalui Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga. Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Antara lain dilakukan melalui pengendalian jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga.

Perubahan jumlah uang yang beredar itu diharapkan akan berpengaruh pada tingkat harga. Melalui kebijakan moneter, bank sentral dapat menjaga kestabilan moneter dan diharapkan keadaan ekonomi menjadi stabil. Kebijakan moneter yang berhasil, dapat dilihat dari adanya kesempatan kerja dan perbaikan neraca pembayaran. Selain itu, kebijakan moneter ini dilakukan dalam upaya mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi, sekaligus mengendalikan tingkat harga.

Jika bank sentral menambah jumlah uang yang beredar, maka bank sentral dikatakan menempuh kebijakan moneter ekspansif (monetary expansive). Sebaliknya, jika jumlah uang beredar dikurangi, bank sentral menempuh kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive). Istilah lain yang sering digunakan untuk kebijakan moneter kontraktif ini adalah kebijakan uang ketat (tight money policy).

3.1.2 Tujuan Kebijakan moneter

Bank sentral melaksanakan kebijakan moneter dengan tujuan sebagai berikut.a. Menjaga Stabilitas Ekonomi

Stabilitas ekonomi yang mantap merupakan dambaan hampir setiap negara. Mengapa demikian? Karena stabilitas ekonomi merupakan keadaan di mana pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa serta arus perputaran uang berlangsung secara berimbang. Jika bank sentral mampu mengatur jumlah uang yang beredar ini dan sesuai kebutuhan, maka akan tercipta keadaan ekonomi yang stabil.

11

Page 12: MAKALAH EKONOMI kelas X

b. Menjaga Stabilitas HargaKebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang atau jasa. Interaksi jumlah uang beredar dengan jumlah barang atau jasa akan menghasilkan harga dan memberi pengaruh terhadap tingkat harga-harga yang berlaku. Untuk itu diperlukan pengaturan jumlah uang yang beredar oleh bank sentral melalui kebijakan moneter, agar tingkat harga bisa relatif stabil.

c. Meningkatkan Kesempatan KerjaStabilitas ekonomi dapat tercapai dengan pengaturan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Perekonomian yang stabil akan menarik para investor untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan investasi-investasi baru. Apabila produksi meningkat maka kesempatan kerja juga akan semakin bertambah.

d. Perbaikan Neraca PembayaranKebijakan moneter yang dilakukan bank sentral ternyata juga bisa berpengaruh pada perbaikan neraca pembayaran. Misalnya saja dengan melakukan devaluasi perdagangan luar negeri akan menjadi surplus. Devaluasi menyebabkan harga produk dalam negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan mata uang asing. Dengan hal ini diharapkan nilai ekspor akan meningkat. Tetap devaluasi ini hanya bisa diterapkan pada negara yang menganut sistem kurs tetap

3.1.3 Macam-macam kebijakan moneter

Kebijakan moneter dibedakan menjadi kebijakan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif adalah suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk memengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan moneter kualitatif adalah kebijakan yang bersifat melakukan pilihan atas beberapa aspek dari masalah moneter yang dihadapi pemerintah.

a. Kebijakan Moneter Kuantitatif

Kebijakan moneter dalam rangka untuk memengaruhi jumlah uang beredar yang bersifat kuantitatif antara lain sebagai berikut.

Kebijakan Diskonto (Discount Policy)

Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Jika bank sentral menaikkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menyimpan (menabung) uangnya di bank lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan berkurang. Bank sentral akan menaikkan suku bunga jika perekonomian menunjukkan gejala inflasi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dengan menurunkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan mengambil (mengurangi) tabungannya di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah. Bank

12

Page 13: MAKALAH EKONOMI kelas X

sentral akan menurunkan suku bunga jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.

Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)Kebijakan pasar terbuka adalah kebijakan bank sentral untuk

menambahatau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Jika bank sentral menjual surat berharga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang dari masyarakat. Dengan menjual SBI, berarti bank sentral akan menerima uang dari masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan berkurang. Bank sentral menjual SBI apabila perekonomian menunjukkan gejala-gejala inflasi (kelebihan uang sehingga harga-harga terus naik).

Sebaliknya, apabila bank sentral membeli surat-surat berharga dari masyarakat yang berbentuk saham, obligasi, atau surat-surat berharga lainnya, berarti bank sentral ingin menambah uang yang beredar. Dengan membeli surat-surat berharga maka bank sentral harus membayar sejumlah uang kepada masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan bertambah. Bank sentral membeli surat-surat berharga apabila perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi (kekurangan uang sehingga perekonomian menjadi lesu dan tidak bisa bergerak).

13

Page 14: MAKALAH EKONOMI kelas X

Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)

Kebijakan cadangan kas adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum yang dimiliki bank-bank umum. Cadangan kas minimum adalah jumlah cadangan kas yang tidak boleh dipinjamkan bank umum kepada masyarakat.

Jika bank sentral menaikkan cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar. Dengan menaikkan cadangan kas minimum, bank umum harus menahan lebih banyak uang di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Bank sentral menaikkan cadangan kas minimum jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala inflasi.

Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar. Dengan menurunkan kas cadangan minimum, bank umum dapat meminjamkan uang lebih banyak kepada masyarakat. Dengan demikian, akan menambah jumlah uang yang beredar. Bank sentral menurunkan cadangan kas minimum jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi

Kebijakan Devaluasi dan RevaluasiDevaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai mata

uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Dengan devaluasi, harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan mata uang asing, sehingga barang-barang dalam negeri bisa bersaing dengan barang-barang luar negeri, dan bisa meningkatkan jumlah ekspor. Jika ekspor meningkat, posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran dapat diperbaiki. Kebijakan revaluasi adalah kebijakan bank sentral menaikkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Revaluasi dilakukan bank sentral jika

14

Page 15: MAKALAH EKONOMI kelas X

keadaan ekonomi sudah meningkat dalam arti barangbarang dalam negeri sudah mampu bersaing dengan barang-barang luar negeri.

SaneringSanering adalah kebijakan bank sentral untuk memotong nilai mata

uang dalam negeri (rupiah). Kebijakan ini dilakukan jika negara mengalami hiperinflasi (inflasi di atas 100 %). Sanering pernah dilakukan Indonesia pada tahun 1950 dengan memotong uang sebesar 50%. Jadi, uang dengan nominal Rp1000,- nilainya tinggal Rp500,-. Kebijakan tahun 1950 lebih dikenal dengan istilah “Gunting Syafrudin”. Kemudian pada tahun 1965, pemerintah kembali memotong nilai uang Rp1000,- sebanyak 99,9% sehingga nilainya tinggal 0,1%. Dengan demikian, uang Rp1000,- nilainya tinggal Rp1,-.

Mencetak Uang BaruMencetak uang baru dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang beredar

Menarik atau Memusnahkan Uang LamaMenarik atau memusnahkan uang lama dilakukan bank sentral dalam

rangka mengurangi jumlah uang beredar. Dulu kita masih menggunakan uang logam Rp5,- ; Rp10,- dan uang kertas Rp100,- merah. Sekarang, kita sudah tidak menemui (menggunakan) uang-uang tersebut karena bank sentral telah menariknya dari peredaran. Penarikan tersebut selain untuk mengurangi jumlah uang beredar juga untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Uang Rp5,- ditarik karena sudah tidak berfungsi lagi di masyarakat, sudah tidak ada satu pun barang yang bisa dibeli dengan uang sebesar itu.

b. Kebijakan Moneter Kualitatif

Kebijakan Kredit Selektif dan Kredit Longgar

Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Dalam hal ini, bank-bank diperbolehkan memberikan kredit asalkan dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh syarat-syarat 5C (character, capability, collateral, capital, dan condition of economic). Bank sentral menjalankan kebijakan kredit selektif jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala inflasi. Sebaliknya, kebijakan kredit longgar dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Caranya, dengan memperlonggar syarat-syarat pemberian kredit. Kebijakan kredit longgar dilakukan jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.

15

Page 16: MAKALAH EKONOMI kelas X

Dorongan MoralUntuk memengaruhi jumlah uang yang beredar, bank sentral dapat mengeluarkan pidato, pengumuman atau edaran kepada bank umum dan pelaku moneter lain yang berupa larangan atau ajakan. Misalnya, larangan atau ajakan untuk menahan pinjaman atau melepaskan pinjaman pada waktu tertentu.

Kebijakan-kebijakan di atas juga dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu Politik Uang Ketat (Tight Money Policy) dan Politik Uang Longgar (Easy Money Policy).

a. Politik Uang KetatPolitik uang ketat, yaitu politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar, bisa dilakukan dengan cara:

1) menjual surat berharga SBI (politik pasar terbuka);2) meningkatkan suku bunga (politik diskonto);3) menaikkan cadangan kas minimum (politik cadangan kas);4) memperketat syarat pemberian kredit (politik kredit selektif).

b. Politik Uang LonggarPolitik uang longgar, yaitu politik bank sentral untuk menambah jumlah uang beredar, bisa dilakukan dengan cara:

1) membeli surat-surat berharga dari masyarakat (politik pasar terbuka);2) menurunkan suku bunga (politik diskonto);3) menurunkan cadangan kas minimum (politik cadangan kas);4) memperlonggar syarat pemberian kredit (politik kredit longgar

16

Page 17: MAKALAH EKONOMI kelas X

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Kredit adalah penyaluran uang dengan persetujuan tertentu yang mewajibkan

peminjam melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan memberi bunga,

imbalan atau bagi hasil.

2) Kredit harus memenuhi 4 unsur yakni kepercayaan, waktu, risiko, dan prestasi.Dalam

melakukan kredit, harus memenuhi 5 syarat yakni character, capacity, capital,

collateral, dan condition of iconomy. Kredit dapat dibedakan menjadi 6 yakni

berdasarkan tujuan penggunaan, jaminan, waktu, sumber, subjek pemberi kredit, dan

berdasarkan likuiditas dari Bank Indonesia.

3) Kredit memiliki kebaikan bagi perekonomian Indonesia yakni meningkatkan

produktivitas uang dan modal, memperlancar transaksi tukar menukar dan

perdagangan, memperlancar peredaran barang, meningkatkan pendapatan dan daya

beli masyarakat serta memiliki keburukan yakni mendorong masyarakat hidup

konsumtif, mendorong terjadinya inflasi, mendorong spekulasi, dan mendorong

terjadinya over produksi

4) Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah melalui

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan

perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan mengatur jumlah

uang beredar dan tingkat suku bunga.

5) Kebijakan moneter dibedakan menjadi kebijakan yang bersifat kuantitatif dan

kualitatif. Kebijakan moneter kuantitatif adalah suatu kebijakan umum yang bertujuan

untuk memengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian

yakni seperti kebijakan diskonto, kebijakan pasar terbuka, kebijakan kas cadangan,

kebijakan devaluasi dan revaluasi serta sanering. Sedangkan kebijakan moneter

kualitatif adalah kebijakan yang bersifat melakukan pilihan atas beberapa aspek dari

masalah moneter yang dihadapi pemerintah yakni seperti kebijakan kredit selektif dan

longgar, dan dorongan moral.

3.2 Saran

1) Kredit yang dilakukan di Indonesia hendaknya memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Jika terdapat dampak negatifnya, lebih baik ditekan agar perekonomian Indonesia tidak memburuk.

2) Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank sentral agar terus dilaksanakan agar perekonomian Indonesia semakin baik.

17