makalah ekonomi kesehatan
DESCRIPTION
Karakteristik ekonomi kesehatan kelompok 2TRANSCRIPT
Makalah Ekonomi Kesehatan
O L E H
Kelompok II Genap
Riska Amalia (0707101020028)
Cut Rahma Yunita (0707101020064)
Dara Mutia (0707101020068)
Lia Maisara (0607101020040)
Erni Purnama Riska (0607101020026)
Sri Rezeki Amelia (0607101060040)
Azimah (0507101020016)
Tuti Wahyuni J (0507101060036)
Dosen : Bpk. Ibrahim HS Laweung, SKM, MNSc.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH, 2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Karakteristik
Ekonomi Kesehatan ” dengan baik. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis telah banyak memperoleh petunjuk, arahan, dan
motivasi dari berbagai pihak terutama dari pembimbing. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bpk. Ibrahim HS Laweung, SKM, MNSc selaku dosen pembimbing
yang telah bersedia membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga
kepada teman-teman yang telah banyak memberikan kritikan, saran-saran, motivasi, dan doa.
Penulis menyadari bahwa hasil penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan ataupun
kekeliruan dalam makalah ini. Penulis sangat mengharapkan saran-saran dari berbagai pihak
untuk kemajuan di masa yang akan datang, InsyaAllah.
Dan akhirnya, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan budi
baik dari semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat
bagi penulis sendiri, pembaca, serta mahasiswa/i lainnya.
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Banda Aceh, 15 Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakteristik ............................................................................................... 2
2.2 Ekonomi Kesehatan ...................................................................................................... 2
2.3 Karakteristik Ekonomi Kesehatan ................................................................................ 3
2.3.1 Karakteristik Komoditi Kesehatan ...................................................................... 5
2.4 Pelayanan Kesehatan .................................................................................................... 7
2.5 Karakteristik Ekonomi Kesehatan di Indonesia ........................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13
JOB DESCRIPTION .......................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari sudut pandang ilmu ekonomi, pembahasan ilmu ekonomi akan selalu mengarah
kepada demand, supply, dan distribusi komoditi, dimana komoditinya adalh pelayanan
kesehatan bukan kesehatannya sendiri. Kesehatan sendiri tidak dapat diperjualbelikan, dalam
pengertian bahwa kesehatan itu tidak dapat secara langsung dibeli atau dijual di pasar. Oleh
karena itu kesehatan hanya merupakan salah satu ciri komoditi. Kegiatan kesehatan
merupakan salah satu karakteristik dari pelayanan kesehatan, sabuk pengaman, pemadam
kebakaran, makanan yang bergizi dan sebagainya; namun kesehatan tidak dapat
dipertukarkan.
Uraian tersebut juga mengandung penjelasan penting, karena apa yang diuraikan di
atas mempunyai kaitan yang sangat erat dengan persoalan pokok ilmu ekonomi seperti yang
dipertanyakan oleh Mill, yaitu masalah value. Pada umumnya keadaan value tersebut oleh
konsumennya yang dalam hal ini adalah pasien, hanya dapat ditunjukkan oleh suatu tingkat
utility tertentu, misalnya perubahan dari status kesehatannya. Kesehatan sendiri tidak dapat
diperjualbelikan (not tradeable).
Dalam analisis ekonomi mungkin perlu untuk selalu bekerja dengan definisis yang
banyak, dan yang paling penting dari semua itu ialah yang lebih berhubungan dengan fungsi
sosial dan sikap budaya terhadap sakit, daripada pertimbangan biomedis seprti tinggi
rendahnya tekanan darah. Sehingga demikian jelaslah bahwa pengukuran kesehatan juga
merupakan salah satu aspek penting dari ilmu ekonomi kesehatan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :
1. Untuk memahami karakteristik ekonomi kesehatan.
2. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan dan karakteristik ekonomi kesehatan di
Indonesia.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Karakteristik
Jika dilihat dari kamus besar bahasa Indonesia tahun 1971, karakteristik berarti ciri-ciri
khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Karakteristik sering
disebutkan atau dikaitkan dengan karakter atau sifat pada manusia, namun sebenarnya memiliki
makna yang lebih luas dan menyeluruh. Dapat diartikan sebagai suatu ciri atau sifat kusus yang
dimiliki seseorang atau sesuatu sehingga akan membedakannya dari yang lain.
2.2 Ekonomi Kesehatan
Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Teori ekonomi dapat digunakan dalam berbagai bidang selain bidang
moneter, seperti penelitian ilmiah, politik,kematian perilaku criminal, pendidikan, kesehatan,
keluarga, dan lainnya. Hal itu mungkin karena ekonomi adalah ilmu yang mempelajari pilihan
manusia.
Sedangkan kesehatan menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan masyarakat,
memiliki pengertian “ keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan untuk
hidup produktif secara social dan ekonomi”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa kesehatan merupakan kesatuan utuh yang terdiri dari unsure fisik, mental dan social.
Ilmu ekonomi kesehatan merupakan suatu ilmu dengan segala konsep, teori serta tekhnik
nya yang berhubungan atau diterapkan dalam bidang kesehatan. Ilmu ekonomi kesehatan tidak
hanya diterapkan pada semua kegiatan yang mempengaruhi derajat kesehatan namun lebih luas
dari pada itu.
Penerapan ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan terkadang menemui hambatan, hal ini
dikarenakan kesehatan bukanlah suatu barang yang dapat diperjual belikan atau memiliki nilai
harga. Kesehatan lebih diartikan kepada jasa, dalam hal ini meliputi pelayanan kesehatan,.
Adapun hambatan yang sering ditemui itu adalah dalam mengukur hasil operasionalisasi
pelayanan kesehatan, output kesehatan.
Ciri-ciri ekonomi kesehatan :
Ciri pertama : adanya system dimana sebagian besar warga mempunyai pekerjaan, hingga
mampu menerima nafkah. System ini harus memungkinkan semua warga untuk
mendapatkan perlindungan social terutama dalam bidang kesehatan.
Cirri kedua : pembagian pendapatan nasional yang merata, melalui system fiscal yang
handal dan efektif, sehingga proyek-proyek public terutama pendidikan, kesehatan
umum, sarana-sarana public dapat dibiayai.
Cirri ketiga : sebuah system yang memungkinkan partisipasi luas seluruh warga dalam
kehidupan politik dan kemasyarakatan yang menamakan dirinya “pribumi” atau
“nonpribumi”.
2.3 Karakteristik Ekonomi Kesehatan
Karakteristik ekonomi kesehatan dapat dijelaskan dengan cara membatasi ilmu ekonomi,
yaitu ilmu bagaimana individu atau masyarakat melakukan pilihan, dengan atau tanpa uang,
mengerjakan sumber daya produktif yang langka dengan berbagai allternatif penggunaan, untuk
menghasilkan berbagai macam barang dan membagikannya untuk konsumsi, untuk menganalisis
semua biaya dan mamfaat dari perbaikan pola-pola alokasi sumberdaya yang ada.
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik ekonomi kesehatan antara lain :
a) Pelayanan kesehatan sebagai komoditi ekonomi. Dari sudut pandang ekonomi yang
menjadi komoditi dalam dunia kesehatan bukanlah kesehatan itu sendiri, melainkan
pelayanan kesehatannya. Hal ini dikarenakan kesehatan tidak dapat diperjual belikan
secra langsung. kegiatan Kesehatan hanya salah satu cirri/ karakteristik dari pelayanan
kesehatan.
b) Analisis ekonomi kesehatan lebih berhubungan dengan fungsi social dan sikap budaya
terhadap sakit.
Analisis yang digunakan dalam ekonomi kesehatan dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Analisis animasi biaya : analisis yang lebih menekankan pada upay pencapaian
pada target program dengan cara biaya yang terkecil.
2) Analisis efektif biaya : mencari-cari pencapaian output yang maksimal dengan
jumlah biaya yang telah ditentukan., memilih untuk menilai program yang
terbaik diantara program yang tersedia.
3) Analisis biaya mamfaat : analisis lebih memperhatikan seberapa jauh program
yang dilaksanakan akan bermamfaat.
c) Pokok pembahasan ilmu ekonomi selalu mengarah pada supply, demand dan distribusi.
Dalam sudut pandang supply,produksi yang terpenting dari pelayanan kesehatan. Dari
sudut pandang demand, pelayanan kesehatan dibutuhkan oleh masyarakat untuk
memperbaiki dan mencapai status kesehatan yang lebih tinggi. Para medis berkewajiban
mendistribusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Karakteristik khusus ekonomi kesehatan :
1. Uncertainty
Tidak bisa direncanakan seperti komoditas umum lainnya
2. Externality
Transaksi tidak bisa memperhitungkan seluruh akibat aktivitas produksi atau konsumsi
(luberan/ spill over)
Konsumsi pelkes memiliki eksternalitas
Eksternalitas positif (tidak selalu)
3. Informasi Asimetris
Dalam transaksi ada perbedaan pengusaan informasi yang relevan antara para pihak
Salah satu pihak memiliki informasi lebih baik daripada yang lain
Di bidang kesehatan : konsumen tidak/ kurang memiliki informasi tentang pelkes
Sebaliknya, hanya produsen/supplier yang mengetahui pelkes yang harus dikonsumsi
pasien
Dampak : muncul adverse selection dan moral / morale hazard
Adverse selection : orang ingin menjadi peserta askes karena menyadari resiko tinggi
sedangkan asuradur tidak mengetahui hal itu
Moral hazard : PPK merekomendasikan pelkes tanpa indikasi medis (melainkan
indikasi uang)
Morale Hazard : karena terjamin asuransi perilaku peserta asuransi berubah menjadi
kurang hati-hati. Asuransi tidak memiliki alat yang efektif dalam mengontrol
perubahan itu.
4. Consumer Ignorance
Konsekuensi dari ciri ketiga, konsumen pelkes bersifat ignorance
Menyerahkan pada agen yaitu professional kesehatan tentang semua keputusan
konsumsi pelkes
5. Restriksi Kompetisi
Oleh karena sifat khusus diatas maka pelkes harus diatur, berupa :
Lisensi : ijin praktek
Ujian berkala (kognitif, motorik)
Asesmen kebutuhan alat canggih : certificate of need
6. Kesehatan Adalah Hak asasi
Hak untuk hidup menyaratkan hak atas kesehatan
Kekurangan atas konsumsi barang/jasa umum lainnya tidak mengancam
jiwa/kehidupan
7. Motif Non Profit
Oleh karena pelkes menyangkut jiwa manusia maka seyogyanya perhitungan untung
rugi (profit) tidak mendominasi pengambilan keputusan atas konsumsi pelkes
8. Padat : modal – karya – teknologi
Dalam produksi komoditas umum, penambahan modal dan penggunaan teknologi
akan menurunkan kebutuhan tenaga kerja
Dalam pelkes, pemakaian teknologi padat modal membutuhkan jenis tenaga dengan
keahlian khusus untuk mengoperasikan alat kesehatan tersebut
9. Mix Outputs
Pelkes mengahsilkan puluhan, bahkan ratusan jenis output. Misalnya : labkes
menghasilkan kebutuhan jenis pelayanan pemeriksaan labkes.
10. Kesehatan : konsumsi dan investasi
Pemakaian jasa pelkes adalah konsumsi
Namun, dengan konsumsi itu dihasilkan nilai kesehatan yang bisa dijadikan sebagai
modal untuk berproduksi. Jadi konsumsi pelkes tadi pada gilirannya merupakan
investasi.
2.3.1 Karakteristik Komoditi Kesehatan
Karakteristik ekonomi kesehatan adalah ketidaksempurnaan informasi, ketidakpastian
permintaan, monopoli penawaran, komoditi tidak pernah homogen, efek eksternalitas, dan non-
excludability, bahaya moral dan “merit goods”. Pemerintah bertindak mengatur pasar
terutamauntuk menghindarkan konsumen menanggung kerugian yang besar akibat salah dalam
melakukan pemilihan mengkonsumsi komoditi pelayanan kesehatan.
Ketidaksempurnaan informasi mengenai pelayanan kesehatan tidak hanya berkaitan
dengan jenis pelayanan kesehatannya saja. Akan tetapi secara luas berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan mengenai kapan kita memerlukan pelkes, dimana saja pelkes yang sesuai dengan
kebutuhan kita itu tersedia, bagaimana efektivitas pelayanan tersebut, apa pengaruh dari
kegagalan pelayanan yang kita pilih, alternative pelayanan apa yang tersedia sebagai gantinya
serta banyak lagi persoalan yang ada dibalik kekurangan informasi tadi. Lee (1979) mencatat
bahwa akibat kekgagalan pasar ini mendorong keterlibatan Negara untuk melakukan intervensi
pasar. Dan itu yang mendukung argumentasi bahwa komoditi kesehatan merupakan ‘merit
good’.
Utilisasi pelayanan kesehatan paling erat berkaitan dengan kapan kita memerlukan
pelkes dan seberapa jauh efektivitas pelayanan tersebut. Dari kedua kondisi inilah kemudian
lahir masalah yang berkaitan dengan kesulitan informasi, dan hal inilah yang mrndorong
terbentuknya “agency-relationship”. Hubungan tersebut terbentuk sebagai suatu institusi yang
merupakan jawaban atas kegagalan pasar menyediakan informasi. Tetapi tingkat ketergantungan
pasien terhadap agennya akan ditentukan oleh tingkat ketidakpastian (uncertainty) dan kerumitan
yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan tadi.
Ketidakpastian yang dikaitkan dengan waktu dan jenis utilisasi pelayanan kesehatan
itu akan mempengaruhi penawarannya ; yaitu bahwa produksi sektor ini akan lebih diarahkan
kedalam orientasi jangka pendek. Sebagai komoditi jasa, pelayanan kesehatan tidak dapat
disimpan sehingga sulit untuk membuat stok. Sementara itu komoditi ini juga sulit
didistribusikan di antara berbagai konsumen karena komoditi ini merupakan komoditi
intermediate yang berkaitan erat dengan produksi status kesehatan. Karenanya, produksi
komoditi pelayanan kesehatan akan bervariasi menurut katagori diagnose. Dan bahkan dalam
katagori diagnose yang sama pun pelayanan kesehatan ini masih juga bervariasi menurut orang
pasien diperiksa.
2.4 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang utama dilakukan adalah pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. Usaha pemeliharaan kesehatan meliputi kuratif ( pengobatan penyakit ) dan
rehabilitasi ( pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat ). Sedangkan usaha
peningkatan kesehatan meliputi preventif ( pencegahan penyakit ) dan promotif ( peningkatan
kesehatan ).
Pelayanan kesehatan promotif adalah salah satu upaya kesehatan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat kearah yang lebih baik, tentunya hal ini akan dibarengi dengan
peningkatan biaya pelayanan kesehatan yang semakin tak terkendali. Peningkatan biaya ini juga
akan diikuti oleh perkembangan industri rumah sakit yang cenderung mengikuti mekanisme
pasar. Untuk mengantisipasi hal ini, asuransi kesehatan menjadi salah satu pilihan tepat dengan
pendekatan yang lebih efisien, efektif dan berkualitas.
Pelayanan kesehatan dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu :
Pelayanan kesehatan primer (primary health care) atau pelayanan kesehatan masyarakat
adalah pelayanan kesehatan yang paling depan dan paling pertama menyentuh masalah
kesehatan di masyarakat (masalah-masalah penyakit ringan). Contoh sarananya adalah
puskesmas, poliklinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.
Pelayanan kesehatan sekunder (secondary health care) adalh tempat masyarakat yang
memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan) dari penyakit-penyakit pada pelayanan
kesehatan primer. Contohnya : puskesmas rawat-inap, rumah sakit kabupaten, rumah
sakit tipe C dan D, rumah bersalin.
Pelayanan kesehatan tersier (tertiary health care) adalah tempat pelayanan kesehatan
rujukan bagi penyakit-penyakit yang tidak tertangani di pelayanan kesehatan primer dan
sekunder. Contohnya : rumah sakit propinsi, rumah sakit tipe A dan B.
Kebutuhan pelayanan kesehatan memiliki tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik,
yaitu :
1. Uncertainty atau ketidakpastian
Uncertainty menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti,
baik waktu, tempat, maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Ketidakpastian ini membuat
seseorang sulit untuk menggambarkan biaya untuk kebutuhan pelayanan kesehatannya. Tidak
hanya penduduk berpenghasilan rendah yang tidak mampu menyisihkan biaya untuk kebutuhan
pelayanan kesehatan, bahkan penduduk yang relatif berpengahasilan memadai pun sering tak
sanggup memenuhi kebutuhan medis itu.
2. Asymetry of information
Asymetry of information menunjukkan bahwa konsumen pada pelayanan kesehatan
berada pada posisi yang lemah, sedangkan provider (petugas kesehatan) mengetahui lebih
banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan kesehatan yang dijualnya. Konsumen tahu berapa
harga pasar, apa manfaat yang dinikmatinya, bagaimana kualitas berbagai layanan dan seberpa
besar kebutuhannya. Dalam pelayanan kesehatan, pasien hampir tidak mengetahui apakah ia
membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak.
Jika keadaan Asymetry ini terjadi dengan provider atau penjual memaksimalkan laba dan
tidak mempunyai integritas yang kuat terhadap norma agama dan sosial maka akan mudah
terjadi penyalahgunaan atau moral hazard oleh provider. Sifat Asymetry memudahkan terjadinya
supply induce demand creation sehingga keseimbangan pasar tidak tercapai dalam pelayanan
kesehatan.
3. Externality
Externality menunjukkan bahwa konsumen pelayanan kesehatan tidak saja
mempengaruhi pembeli tetapi juga mempengaruhi selain pembeli. Contohnya konsumsi rokok
juga berakibat pada yang bukan perokok. Ciri ini mengakibatkan pelayanan kesehatan
membutuhkan subsidi dari berbagai bentuk.
2.5 Karateristik Ekonomi Kesehatan di Indonesia
Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, memiliki karateristik ekonomi
kesehatan sebagai berikut :
1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi
Pertumbuhan penduduk di negara berkembang umumnya lebih tinggi dua sampai empat
kali lipat dibandingkan dari negara maju. Penyebab hal ini adalah adanya perbedaan tingkat
pendidikan dan budaya di negara berkembang dengan negara maju. Perbedaan ini pulalah yang
menyebabkan timbulnya masalah-masalah di masa depan, yang berkaitan dengan makanan,
rumah, pekerjaan, pendidikan, dan lainnya.
2. Tingkat Pengangguran Tinggi
Tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan juga tinggi. Jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada lapangan kerja yang tersedia
dan tingkat pertumbuhan keduanya juga tidak seimbang dari waktu ke waktu. Banyaknya
pengangguran dari keluarga miskin mengakibatkan kurangnya asupan kebutuhan gizi pada bayi
dan balita dari keluarga miskin.
3. Tingkat Produktifitas Rendah
Jumlah faktor produksi yang terbatas dan tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja
mengakibatkan lemahnya daya beli sehingga sektor usaha mengalami kesulitan dalam
meningkatkan produksinya.
4. Kualitas Hidup Rendah
Tingkat penghasilan yang rendah membuat masyarakat kesulitan untuk memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan pokoknya, pendidikan, kesehatan atau yang lainnya. Hal ini
mengakibatkan banyaknya kita temukan kasus kekurangan gizi, tidak bisa baca tulis, rentan
terkena penyakit, dan lain sebagainya.
5. ketergantungan pada Sektor Pertanian atau Primer
Penduduk Indonesia umumnya bermata pencaharian sebagai petani dengan tingkat
ketergantungan tinggi pada hasil pertaniannya. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia yang luas
dan dapat dimanfaatkan menjadi lahan pertanian.
6. Pasar dan Informasi Tidak Sempurna
Kondisi perekonomian negara berkembang kurang berkompetisi, sehingga masih
dikuasai oleh usaha monopoli, oligopoli, monopsoni, dan oligopsoni. Informasi di pasar hanya
dikuasai oleh sekelompok orang saja.
7. Tingkat Ketergantungan pada Angkatan Kerja Tinggi
Perbandingan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja dengan nonn
angkatan kerja di negara berkembang nilainya berbeda dengan di negara maju. Sehingga
penduduk non angkatan kerja di negara maju lebih banyak bergantung pada yang masuk
angkatan kerja.
8. Ketergantungan Tinggi pada Perekonomian Eksternal yang Rentan
Negara berkembang sangat rentan mengalami ketergantungan tinggi pada perekonomian
luar negeri, dikarenakan hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang tidak menentu.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ilmu ekonomi kesehatan merupakan suatu ilmu dengan segala konsep, teori serta tekniknya yang berhubungan atau diterapkan dalam bidang kesehatan. Ilmu ekonomi kesehatan tidak hanya diterapkan pada semua kegiatan yang mempengaruhi derajat kesehatan namun lebih luas daripada itu.
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik ekonomi kesehatan antara lain:
a. Pelayanan kesehatan sebagai komoditi ekonomi.b. Analisis ekonomi kesehatan lebih berhubungan dengan fungsi social dan sikap
budaya terhadap sakit.
c. Pokok pembahasan ilmu ekonomi selalu mengarah pada supply, demand, dan distribusi.
Karakteristik ekonomi kesehatan:1. Uncertain2. Externality3. Informasi Asimetris4. Consumer Ignorance5. Restriksi Kompetisi6. Kesehatan Adalah Hak Asasi 7. Motif Non Profit8. Padat : modal-karya-tekhnologi9. Mix Outputs10. Kesehatan : konsumsi dan investasi
Pelayanan kesehatan dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:a. Pelayanan kesehatan primerb. Pelayanan kesehatan sekunderc. Pelayanan kesehatan tersier
Kebutuhan pelayanan kesehatan memiliki tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik, yaitu:
a. Uncertainty atau ketidakpastianb. Asymetry of informationc. Externality
Karakteristik ekonomi kesehatan di Indonesia:1. Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi2. Tingkat pengangguran tinggi3. Tingkat produktifitas rendah4. Kualitas hidup rendah5. Ketergantungan pada sector pertanian atau primer6. Pasar dan informasi tidak sempurna7. Tingkat ketergantungan pada angkatan kerja tinggi8. Ketergantungan tinggi pada perekonomian eksternal yang rentan
3.2. Saran
Mahasiswa bisa menerapkan ilmu ekonomi kesehatan Mengetahui karakteristik ekonomi kesehatan lebih mendalam
DAFTAR PUSTAKA
Priyono Tjiptoherijanto, Budhi Soesetyo. 1994. Ekonomi Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
www.pdfthebestlinks.com/tag
astaqauliyah.com/2008/02/13/karakteristik ekonomi kesehatan/html.
digilib.litbang.depkes.go.id/go.phh
www.pdfqueen.com/2007/06/16/tag
JOB DESCRIPTION
Nama Job
Riska Amalia Mengetik
Cut Rahma Yunita Mengetik
Dara Mutia Mencari bahan dari buku
Lia Maisara Membuat power point
Erni Purnama Riska Merangkum
Sri rezeki Amelia Mencari bahan dari internet
Azimah Mencari bahan dari internet
Tuti Wahyuni J. Mencari bahan dari buku