makalah diabetes

Upload: vita-fitria

Post on 06-Jul-2015

838 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH DIABETES MELITUS

PATOFISIOLOGI

Disusun Oleh : Kelompok 2

Ferry Indar Ardiansyah Indah Fadlul Maula M. Muwaffaq Zaky Nur Khoirani Nurul Komariah Nurul Robiatul Adawiyah Vita Fitria

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

DIABETES MELITUS

DEFINISI Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: , diabanein, tembus atau pancuran

air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan gula darah tinggi ( glukosa ) tingkat, yang dihasilkan dari kerusakan sekresi insulin, atau tindakan, atau keduanya di mana tubuh tidak memproduksi atau menggunakan insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi di pankreas, organ di dekat perut. Insulin diperlukan untuk mengubah gula dan makanan lainnya menjadi energi. Bila menderita diabetes, tubuh pastinya tidak membuat cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin sendiri sebagaimana mestinya, atau keduanya. Pada pasien dengan diabetes, tidak adanya atau kurangnya produksi insulin menyebabkan hiperglikemia. Diabetes adalah suatu kondisi medis yang kronis, yang berarti bahwa meskipun dapat dikontrol, itu berlangsung seumur hidup. Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak. Tabel berikut menunjukkan kriteria DM atau bukan : Bukan DM Gangguan Toleransi Glukosa DM Puasa Kapiler > 120 Puasa Puasa Vena < 100 2 jam PP -

Kapiler < 80 Vena 100 - 140 Kapiler 80 - 120 Vena > 140

2 jam PP

Vena 100 - 140 Kapiler 80 120 Vena > 200

2 jam PP Kapiler > 200

Pada diabetes, kemampuan tubuh ubntuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakhibakan komplikasi metabolik akut seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf). Diabetes juga disertai dengan

peningkatan insidens penyakit makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke dan penyakit vaskuler perifer.

PENYEBAB DIABETES Kurangnya produksi insulin (baik mutlak maupun relatif terhadap kebutuhan tubuh), produksi insulin cacat (yang tidak umum), atau ketidakmampuan sel untuk menggunakan insulin dengan benar dan efisien menyebabkan hiperglikemia dan diabetes. Kondisi terakhir mempengaruhi sebagian besar sel-sel lemak dan jaringan otot, dan hasil dalam suatu kondisi yang dikenal sebagai resistansi insulin. Ini adalah masalah utama pada diabetes tipe 2. Kurangnya insulin absolut, biasanya sekunder untuk proses destruktif yang mempengaruhi sel beta penghasil insulin di pankreas, adalah gangguan utama dalam diabetes tipe 1. Dalam diabetes tipe 2, juga ada yang terus menurun sel beta yang menambah proses gula darah. Pada dasarnya, jika seseorang resisten terhadap insulin, tubuh dapat, untuk beberapa derajat, meningkatkan produksi insulin dan mengatasi tingkat resistensi. Setelah beberapa waktu, menurunkan produksi jika dan insulin tidak bisa dilepaskan sebagai keras, hiperglikemia berkembang. Glukosa adalah gula sederhana yang ditemukan dalam makanan. Glukosa adalah nutrisi penting yang memberikan energi untuk berfungsinya sel-sel tubuh. Karbohidrat dipecah dalam usus kecil dan glukosa dalam makanan dicerna kemudian diserap oleh sel-sel usus ke dalam aliran darah, dan dibawa oleh aliran darah untuk semua sel-sel dalam tubuh di mana ia digunakan. Namun, glukosa tidak bisa masuk ke sel sendirian dan kebutuhan insulin untuk membantu transportasi nya ke dalam sel. Tanpa insulin, sel-sel menjadi haus energi glukosa meskipun kehadiran glukosa yang melimpah dalam aliran darah. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel khusus (sel beta) dari pankreas. Pankreas adalah organ yang mendalam dalam perut terletak di belakang perut. Selain membantu glukosa masuk ke dalam sel, insulin juga penting dalam ketat mengatur kadar gula dalam darah. Setelah makan, naik kadar glukosa darah. Sebagai respon terhadap kadar glukosa meningkat, pankreas biasanya melepaskan lebih banyak insulin ke dalam aliran darah untuk membantu glukosa masuk ke dalam sel dan menurunkan kadar glukosa darah setelah makan. Ketika kadar glukosa darah diturunkan, pelepasan insulin dari pankreas adalah ditolak.

TANDA DAN GEJALA Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:y y

Poliuria - sering buang air kecil dalam jumlah banyak. Polidipsia - selalu merasa haus dan ingin minum terus sebagai efek banyaknya cairan yang

dikeluarkan oleh tubuh.y y

Polifagia - selalu merasa lapar dan Meningkatnya nafsu makan. Penurunan berat badan tiba-tiba menurun , seringkali hanya pada diabetes mellitus tipe 1.

Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak segera mendapatkan perawatan.

TIPE DIABETES Ada beberapa tipe diabetes melitus yang berbeda ; penyakit ini dibedakan berdasarkan penyebab, perjalanan klinik dan terapinya. Klasifikasi diabetes yang utama adalah :y y

Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin (insulin dependent mellitus [IDDM]) Tipe II : Diabetes melitus tidak tergantung insulin (non insulin dependent mellitus [NIDDM])

y y

Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes melitus [GDM]) Kurang lebih 5% hingga 10% penderita mengalami diabetes tipe I, yaitu diabetes

yang tergantung insulin. Pada diabetes jenis ini, sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh suatu proses otoimun. Sebagai akibatnya, penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun. Kurang lebih 90% hingga 95% penderita mengalami diabetes tipe II, yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabetes tipe II, yaitu diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabetes tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (yang disebut resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin. Diabetes tipe II pada mulanya diatasi dengan diet dan latihan. Jika kenaikan glukosa darah tetap terjadi, terapi diet dan latihan tersebut dilengkapi dengan obat hipoglikemik oral. Pada sebagian penyandang diabetes tipe II, obat oral tidak mengendalikan keadaan hiperglikemia sehingga diperlukan penyuntikan insulin. Disamping itu, sebagian penyandang diabetes tipe II yang dapat mengendalikan

penyakit diabetesnya dengan diet, latihan dan obat hipoglikemia oral mungkin memerlukan penyuntikan insulin dalam periode stres fisiologi akut (sperti sakit atau pebedahan). Diabetes tipe II paling sering ditemukan pada individu yang berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. Komplikasi diabetes dapat terjadi pada setiap individu dengan diabetes tipe I atau tipe II dan bukan hanya pada pasien yang memerlukan insulin. Sebagian penyandang diabetes tipe II yang mendapat terapi obat oral mempunyai kesan bahwa mereka tidak sungguh-sungguh menderita diabetes atau hanya memiliki diabetes borderline. Penyandang diabetes ini mungkin beranggapan bahwa penyakit diabetes yang mereka derita bukanlah masalah serius jika dibandingkan dengan pasien yang memerlukan suntikan insulin.

Tabel. Klasifikasi Diabetes Mulitus dan Intoleransi Glukosa yang Berhubungan Klasifikasi Sekarang Tipe melitus I : Klasifikasi Sebelumnya Ciri-ciri Klinik Awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia muda ( 30) umunya secara primer diberikan metformin dengan khasiat anoreksans, karena biasanya pada mereka terdapat resistensi insulin yang tinggi. Kira-kira 80% dari semua pasien tipe-2 terlalu gemuk dengan kadar gula tinggi sampai 17-22 mmol/i (=300-400 mg/100 ml). Biguanida berdaya memperbaiki kerentanan sel bagi insulin. Insulin pada umumnya baru disuntikan, bila obat-obat oral tersebut tidak memberikan (lagi) efek yang diinginkan atau menunjukkan resistensi. Insulin yang dibutuhkan dapat berjumlah lebih banyak daripada penderita tipe-1 berhubung lebih sering mengalami resistensi. Dewasa ini dianjurkan agar insulin mulai digunakan pada fasa lebih dini, karena demikian resiko akan komplikasi lambat dapat diperkecil. Pada keadaan khusus seperti kehamilan, keto-acidosis, infeksi, pembedahan atau gangguan hati dan ginjal tidak dapat digunakan antidiabetika oral. Dalam hal demikian tidak perlu diberikan antidiabetika oral terlebih dahulu, tetapi perlu segera disuntik insulin. Cara pengobatan yang alami pun sangat dianjurkan bagi para penderita diabetes, misalnya dengan melakukan diet ketat dan sehat yang sesuai anjuran dokter. Perbanyak makan sayur dan buah yang tinggi serat merupakan hal yang bagus untuk mengobati diabetes. Contoh makanannya adalah sayur brokoli dan juga buah pepino. Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi nonfarmakologi yang sangat direkomendasikan bagi penyandang diabetes. Terapi gizi medis ini pada prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan pada status gizi diabetisi dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan individual. Beberapa manfaat yang telah terbukti dari terapi gizi medis ini diantaranya : - Menurunkan berat badan - Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik

- Menurunkan kadar glukosa darah - Memperbaiki profil lipid - Meningkatkan sensitifitas reseptor insulin - Memperbaiki sistem koagulasi darah Adapun tujuan dari terapi gizi medis ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan : 1. Glukosa darah mendekati normaly Glukosa puasa berkisar 90-130 mg/dl y Glikosa darah 2 jam setelah makan < 180 mg/dl y Kadar A1c < 7%

2. Tekanan darah < 130/80 mmHg 3. Profil lipid :y y y

Kolesterol LDL < 100 mg/dl Kolesterol HDL > 40 mg/dl Trigliserida < 150 mg/dl

4. Berat badan senormal mungkin Pada tingkat individu target pencapaian terapi gizi medis ini lebih difokuskan pada pola makan yang didasarkan pada gaya hidup dan pola kebiasaan makan, status nutri i dan s faktor khusus lain yang perlu diberikan prioritas.pencapaian target perlu dibicarakan bersama dengan diabetisi, sehingga perubahan pola makan yang dianjurkan dapat denhgan mudah dilaksanakan, realistik dan sederhana.

DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo et al; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester et al. Jakarta : EGC. Departemen Farmokologi Dan Terapeutik FKUI. 2007. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: FKUI. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FKUI. Sherwood, Lauralee. 1996. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC Tan Hoan Tjai & Kirana Raharja. 2008. Obat-Obat Penting Edisi Keenam. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.