makalah - blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/dhengineer/files/2013/10/ekologi-perkotaan-surabaya... ·...
TRANSCRIPT
MAKALAH
EKOLOGI PERKOTAAN SIDOARJO – SURABAYA
Oleh
RABIATUL ADAWIYAH 115100900111017
ISTIANAH HIDAYANI 115100901111005
SUNARSIH 115100901111007
PROGRAM STUDI TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin lama perkembangan Kota Surabaya semakin meningkat, hal ini disebabkan
oleh semakin bertambahnya pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1971, jumlah penduduk
Kota Surabaya sebesar 1.549.212 jiwa, pada tahun 1980 berjumlah 2.027.910 jiwa, tahun
1990 dan 2000 meningkat masing-masing menjadi 2.483.871 jiwa dan 2.588.816 jiwa
(Surabaya dalam angka 1971, dan BPS 2001). Jadi, dalam 10 tahun (1980-1990) penduduk
Kota Surabaya berjumlah sebesar 22,5 persen dan selama 10 tahun terakhir (1990-2000)
penduduknya bertambah hanya sebesar 4,2 persen.
Perkembangan fisik Kota Surabaya yang tidak terkendali ini terjadi ke segala arah
atau di sebut juga dengan urban sprawl. Urban sprawl adalah gejala ekspansi kegiatan-
kegiatan perkotaan ke wilayah sekitarnya (Frumkin, 2002). Urban sprawl akan
meningkatkan tingkat urbanisasi suatu wilayah yang dapat berdampak pada peningkatan
produktifitas wilayah tersebut. Akan tetapi di sisi lain, urban sprawl juga menimbulkan
dampak negatif, seperti peningkatan mobilitas penduduk yang akhirnya berdampak pada
peningkatan polusi udara, inefisiensi ekonomi, hingga konflik kebijakan antar wilayah.
Urban sprawl disebabkan karena mahalnya harga lahan di perkotaan serta banyaknya
migran yang masuk. Untuk mendapatkan harga lahan yang murah maka penduduk
bergerak ke arah pinggiran kota. Di samping itu pertambahan penduduk yang terus
meningkat akan menyebabkan peningkatan kebutuhan ruang. Dengan semakin tingginya
pertumbuhan penduduk dan kegiatan usaha di kota besar seperti Kota Surabaya, daerah
penyangga dapat menjadi katup pengaman masalah sosial, ekonomi, dan demografi yang
dialami kota besar. Oleh karena itu, pembangunan daerah penyangga perlu perencanaan
tata ruang yang matang.
Kabupaten Sidoarjo merupakan wilayah penyangga untuk Metropolitan Surabaya,
pengembangan kawasan hunian sangat pesat serta pembangunan industri maupun jasa
yang mendukung keberadaan perumahan terus berkembang walaupun kondisi ini sempat
terganggu oleh semburan lumpur panas lapindo yang berakibat perubahan arah
pengembangan wilayah yang harus disertai dengan pembangunan infrastruktur termasuk
sarana air bersih (RI-SPAM Kabupaten Sidoarjo).
1.2 Tujuan
Menganalisis peran Kabupaten Sidoarjo dalam usaha menstabilkan keadaan
lingkungan Kota Surabaya yang terus membangun.
Dapat memanfaatkan lahan yang terbatas di Surabaya untuk berbagai kepentingan
yang lebih bersifat komersial
Mengidentifikasi pemenuhan air bersih di kawasan perbatasan (Sidoarjo) dampak dari
perkembangan fisik Kota Surabaya.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Lokasi Surabaya
Surabaya merupakan Ibukota Propinsi Jawa Timur. Letaknya di antara 07o 21’–
07o48 LS dan 112
o36’- 112
o54’ BT. Luas wilayah 33.306,30 km2 memiliki perbatasan di
sebelah barat dengan Kabupaten Gresik , Timur dengan Selat Madura, Utara dengan Selat
Madura dan Selat dengan Kabupaten Sidoarjo.
Surabaya ditakdirkan sebagai Kota Pahlawan. Dua peristiwa besar dalam sejarah
Indonesia membuktikan itu, yaitu pengusiran tentara Tar-Tar oleh Raden Wijaya dan
pertempuran 10 Nopember 1945. Kota terbesar kedua di Indonesia ini perkembangannya
begitu pesat yang diarahkan menjadi Kota konvensi, bisnis industri dan pariwisata.
2.2 Kependudukan Kota Surabaya
Pada tahun 1971, jumlah penduduk kota Surabaya sebesar 1.549.212 orang, pada
tahun 1980 berjumlah 2.027.910 orang, tahun 1990 dan 2000 meningkat masing-masing
menjadi 2.483.871 orang dan 2.588.816 orang (Surabaya dalang angka 1971, dan BPS
2001). Jadi, dalam 10 tahun (1980-1990) penduduk Kota Surabaya berjumlah sebesar 22,5
persen dan selama 10 tahun terakhir (1990-2000) penduduknya bertambah hanya sebesar
4,2 persen.Disamping itu kalau dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk
pada tiga periode yaitu 1971-1980, 1980-1990, 1990-2000 terlihat adanya penurunan yaitu
masing-masing sebesar 3,04 persen, 2,05 persen, dan 0,41 persen.
2.3 Pemanfaatan lahan di Surabaya
Pemanfaatan lahan yang terbatas di Surabaya untuk berbagai kepentingan yang lebih
bersifat komersial serta tidak sesuai dengan peruntukannya akan menyebabkan perubahan
kualitas lingkungan menjadi lebih buruk. Ruang terbuka hijau atau hutan kota merupakan
salah satu alternatif yang baik dalam mengatasi masalah tersebut melalui fungsi dan
peranannya yang sangat beragam. Ruang terbuka hijau diharapkan dapat membantu
mengatasi pencemaran udara, meredam, kebisingan, menjaga tata air, dan melestarikan
plasma nutfah. Selain itu ruang terbuka hiaju dapat menghasilkan udara segar serta sebagai
sarana pendidikan dan rekreasi bagi masyarakat kota.
Tabel 1. Aktivits Ekonomi Utama Kota Surabaya
Besarnya pertumbuhan ekonomi Surabaya tahun 2010 sebesar 6,73%, masih lebih
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (6,67%) dan Nasional
(6,1%). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekonomi di Kota Surabaya membaik di tengah
isu gejolak ekonomi global. Selain itu, dampak positif Surabaya sebagai kota perdagangan
terbesar kedua setelah DKI Jakarta, daya beli masyarakat di sini cukup tertolong dengan
adanya persaingan antar usaha, sehingga masyarakatnya dapat mengkonsumsi barang atau
jasa yang lebih murah dibandingkan dengan daerah lainnya.
Di Kota Surabaya, sektor layanan jasa yang meluas, selalu dianggap lebih penting
daripada manufaktur karena menyumbang lebih dari separuh PDRB, jika dibanding Gresik
dan Sidoarjo yang hanya menyumbang sepertiga. Jika Gresik dan Sidoarjo saat ini
merupakan wilayah industri, Surabaya merupakan pusat jasa. Abad ke-19 dan awal abad ke-
20, Surabaya berkembang sebagai pusat jasa untuk ekonomi perkebunan Jawa Timur.
2.4 Lokasi Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Ibukotanya adalah sidoarjo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan
Kabupaten Gresik di Utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta
kabupaten Mojokerto di barat. Sidoarjo dikenal sebagai penyangga utama Kota Surabaya
dan termasuk kawasan Gerbang Kertosusila. Luas 591,59 Km2. Luas wilayah Kabupaten
Sidoarjo sebesar 63.438.543 ha atau 634,39 km2 dibagi dalam empat wilayah pembantu
bupati dengan 18 kecamatan dan 353 desa/kelurahan. Letak Kabupaten Sidoarjo yang
berbatasan dengan Kota Surabaya merupakan pintu gerbang ke Kota Surabaya yang
dihubungkan dengan jalan raya kelas I, merupakan peluang yang sangat strategis dalam
upaya pengembangan ekonomi wilayah
2. 5 Perindustrian di Sidoarjo
Bandara Internasional Juanda dan Terminal Bus Purabaya yang dianggap sebagai
milik Surabaya, berada di wilayah Kabupaten ini. Terminal Purabaya merupakan gerbang
utama Surabaya dari arah selatan dan salah satu terminal bus terbesar di Asia Tenggara.
Kereta Komuter Surabaya Sidoarjo Porong menghubungkan kawasan sidoarjo dengan
Surabaya. Industri dan jasa merupakan sector perekonomian utama Sidoarjo. Dekatnya
wilayah Sidoarjo dengan Selat Madura, membuat daerah ini kaya akan produk lautnya,
seperti ikan, udang dan kepiting. Oleh karena itulah, logo kabupaten ini adalah Udang dan
Bandeng, yang juga merupakan komoditi utama dari kota ini. Hasil dari komoditi utama
tadi, Sidoajo memiliki berbagai produk unggulan yang selalu di cari oleh pengunjung,
seperti Petis, Terasi, aneka macam Kerupuk dan Bandeng Asap.
Sidoarjo termasuk daerah delta, karena diapit oleh dua aliran sungai pecahan sungai
Berantas, yaitu Kali Porong dan Kali Mas, sehingga lahan pertaniannya sangat subur dan
memiliki potensi perikanan yang cukup tinggi. Perkembangan Kota Sidoarjo cukup pesat,
terutama di sector industri kecil. Sentra industri tas dan koper di Tanggulangin menjadi
tujuan utama wisata belanja bagi para wisatawan (sumber : JatimProv).
2.6 Kawasan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan-kawasan yang akan dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi adalah:
1. Kawasan Industri dan Pergudangan
Ditinjau dari aksesbilitas karena letaknya berdekatan dengan pelabuhan Tanjung
Perak dan Jalan Tol Sidoarjo - Surabaya – Gresik, Kawasan industri dan pergudangan
Margomulyo merupakan kawasan strategis untuk dioptimalisasi dan dikembangkan
dengan orientasi pada industry smart and clean dengan didukung oleh infrastruktur
yang memadai.
2. Kawasan Segi Empat Emas Tunjungan dan sekitarnya
Sebagai kawasan pusat perdagangan dan perkantoran, kawasan Segi Empat Emas
Tunjungan memerlukan penanganan dan pengelolaan yang optimal untuk mendukung
percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya.
3. Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu – Pantai Kenjeran
Merupakan kawasan strategis ditinjau dari lokasinya yang berada l di persimpangan
kaki jembatan dan rencana jalan lingkar luar timur.
4. Kawasan Waterfront city yang terintegrasi dengan rencana pengembangan
Pelabuhan Teluk Lamong Kawasan ini akan dikembangkan dengan konsep mixed use
antara hunian dan komersial yang didukung oleh rancang kota yang baik yang
terintegrasi dengan rencana pengembangan Pelabuhan Teluk Lamong. Kedepannya
kawasan pelabuhan dan waterfront city dapat terintegrasi dalam konteks sebuah
kesatuan kawasan strategis
5. Kawasan Terpadu Surabaya Barat.
Kawasan ini akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu yang pusatnya akan
dikembangkan di Stadion Bung Tomo sebagai kawasan pusat olahraga berskala
nasional yang akan terintegrasi dengan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa
di sekitarnya.
2.7 Kebutuhan air
Pemakaian air bagi penduduk Kabupaten Sidoarjo digunakan untuk memenuhi
kebutuhan domestik yaitu kebutuhan air untuk rumah tangga dan kebutuhan non domestik,
yaitu kebutuhan air untuk perindustrian, pengairan (irigasi) dan perikanan. Penyediann air
baku kebutuhan non domestik sebagian besar diambil dari sungai Brantas melalui saluran
utama Porong. Selama ini sistem penyediaan air bersih merupakan pembangunan yang
parsial bukan merupakan suatu perencanaan pembangunan yang terpadu sehingga
pengembangan pelayanan air minum tidak terintegrasi dengan potensi yang ada, tidak
sesuai kebutuhan, tidak tepat sasaran dan berkelanjutan. Sehingga sebagai kawasan yang
terkena dampak dari urban sprawl tidak diimbangi dengan pelayanan air bersih yang dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kawasan perbatasan ini memiliki permasalahan terhadap pelayanan air bersih baik
kuantitas maupun kualitas yang belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan
menggunakan sistem perpipaan PDAM, di Kecamatan Waru 71% dari total jumlah
penduduknya telah terlayani, Kecamatan Sedati 18,7% dari total jumlah penduduknya telah
terlayani, Kecamatan Gedangan 13,5% dari total jumlah penduduknya telah terlayani,
Kecamatan Taman 39% dari total jumlah penduduknya telah terlayani, selain itu masih
tingginya angka kehilangan air yaitu 37% padahal menurut standar penyediaan air bersih
TKA dianjurkan adalah 30%.
BAB III
PEMBAHASAN
Kabupaten Sidoarjo yang dulunya termasuk wilayah perdesaan (rural), dengan adanya
dampak dari pengembangan Kota Surabaya secara perlahan namun pasti berubah menjadi
wilayah perkotaan (urban). Perkembangan wilayah dari rural ke urban ini harus disertai
dengan pengembangan infrastruktur.
Lingkup wilayah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sidoarjo
yang berbatasan langsung secara administratif dengan Kota Surabaya yaitu Kecamatan Waru,
Kecamatan Sedati, Kecamatan Gedangan dan Kecamatan Taman. Sedangkan infrastruktur
yang akan dibahas pada penelitian ini adalah infrastruktur air bersih. Air merupakan salah
satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Selama ini sistem penyediaan air bersih merupakan pembangunan yang parsial bukan
merupakan suatu perencanaan pembangunan yang terpadu sehingga pengembangan
pelayanan air minum tidak terintegrasi dengan potensi yang ada, tidak sesuai kebutuhan,
tidak tepat sasaran dan berkelanjutan. Sehingga sebagai kawasan yang terkena dampak dari
urban sprawl tidak diimbangi dengan pelayanan air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Kedudukan Kabuapten Sidoarjo yang sangat strategis itu akan memberi peluang besar
dalam upaya pengembangan ekonomi terutama di bidang industri, perdagangan dan jasa.
Disamping itu, letak Kabupaten Sidoarjo yang langsung berbatasan dengan Surabaya akan
menerima luberan pengembangan ekonomi langsung dari Surabaya. Dengan meningkatnya
sektor industri, ada pergeseran yang tajam dari angkatan kerja sektor pertanian ke sektor
nonpertanian dan jasa. Hal itu diakibatkan antara lain oleh transformasi struktur ekonomi
terutama sektor pertanian akibat mekanisasi serta menurunnya keunggulan kompetitif sektor
pertanian dibanding sektor pekerjaan yang lain dalam menyerap tenaga kerja yang sudah
meningkat asprisasinya. Untuk memperkuat posisinya sebagai daerah industri, pemerintah
Kabupaten Sidoarjo membangun kawasan industri baru yang dikenal dengan istilah Siborian
(Sidoarjo, Jabon, dan Krian) atau Siborian Growthpole Triangle. Di ketiga kecamatan inilah,
para investor menanamkan modalnya. Berbagai sarana dan prasarana disiapkan seperti
pembangunan akses jalan, air, listrik, dan telepon. Daerah ini dijadikan kawasan industri
sedang dan besar.
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu daerah konsentrasi persebaran PMA dan
PMDN di Provinsi Jawa Timur. Hal itu memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Sidoarjo bertumpu pada sektor industri dan juga mendorong arus mobilitas masuk untuk
mencari pekerjaan pada sektor industri. Seperti telah diuraikan di atas, telah dibangun
kawasan industri besar Siborian dan kawasan industri kecil di Kecamatan Tanggulangin dan
Ngingas Kecamatan Waru. Di sisi lain, peralihan penggunaan lahan dari pertanian ke bukan
pertanian (lahan industri) banyak terjadi di daerah-daerah pinggiran kota seperti Kecamatan
Taman, Kecamatan Gedangan, dan Kecamatan Krian, terutama ke arah utara dan barat Kota
Sidoarjo, dan berlokasi di sepanjang arteri yang ada. Dengan melihat pola penggunaan lahan
yang linier dan belum efektif serta efisien khususnya dalam pemakaian sarana dan prasarana
perkotaan, perlu dipikirkan lebih lanjut upaya penatagunaan lahan.
Selama kurun waktu sepuluh tahun jumlah perusahaan industri di Kabupaten Sidoarjo
mengalami peningkatan. Pada tahun 1990 terdapat 1.334 unit perusahaan dari berbagai jenis
industri, pada tahun 2000 meningkat menjadi 4.079 unit. Jenis industri yang banyak
menampung tenaga kerja adalah jenis Aneka Industri dan Industri Kecil. Sesuai dengan
perubahan fisik/fungsi Kabupaten Sidoarjo, terjadi pula proses reklasifikasi, dari wilayah
pertanian menjadi wilayah pertumbuhan baru yang oleh Norris disebut dengan wilayah
kesempatan antara. Misalnya, Kabupaten Pasuruan merupakan daerah burit, dan Kabupaten
Sidoarjo yang sedang berkembang yang terletak di antara kota Surabaya dan wilayah
Kabupaten Pasuruan merupakan wilayah kesempatan antara (intervening opportunity) yang
oleh McGee disebut dengan koridor, selanjutnya Norris (1972) menyatakan :
There are three factors related to the intervening opportunities concept. There are:
(1) step-wise movers; (2) chronic movers; and (3) the distance-decay regularities in
migration patterns.
Perkembangan pusat-pusat aktivitas baik sektor formal dan informal menarik
mobilitas penduduk ke wilayah ini. Semakin intensif pelaksanaan pembangunan suatu daerah,
laju pertumbuhan penduduk di wilayah itu semakin meningkat. Dapat juga dikatakan
sebaliknya, semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah semakin banyak
tersedia pasaran kerja di wilayah tersebut. Dapat juga dikatakan tingginya arus mobilitas
penduduk ke suatu wilayah merupakan indikator pesatnya pembangunan di wilayah tersebut.
Dari analisis migran risen (recent migrans), atau migran yang ke Kabupaten Sidoarjo
pada lima tahun yang lalu (1995-2000) didapat migran risen sebesar 111.409 orang dan dari
sejumlah ini sebesar 35.859 orang (32,29 persen) berasal dari Kota Surabaya dan yang lain
berasal dari kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Tingginya migran risen yang masuk dari
Kota Surabaya karena beberapa dari mereka mengikuti perusahaan, lembaga, dan kantor-
kantor yang pindah ke Kabupaten Sidoarjo. Di samping itu, ada juga pekerja-pekerja baru
yang berasal dari Kota Surabaya yang ingin bekerja di Kabupaten Sidoarjo. Mereka merasa
bahwa di Kabupaten Sidoarjo belum terdapat persaingan yang ketat dalam mendapatkan
pekerjaan seperti keadaan Surabaya.
Banyak tenaga kerja sektor informal (75,5 persen dari 71 orang responden)
menyatakan bahwa dalam jangka panjang ingin membangun usaha yang mapan dan
permanen pada kota yang lebih besar. Mereka memilih Kabupaten Sidoarjo sebagai tempat
usaha karena di daerah ini persaingannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kota-kota
lain di Jawa. Sidoarjo digunakan sebagai wilayah lompatan pertama untuk berusaha. Di
Sidoarjo, mereka mencari pengalaman sambil mengumpulkan modal, dan kalau sudah mapan
baru akan melompat ke kota yang lebih besar sebagai tempat lompatan kedua dan begitu
seterusnya. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Norris (1972) bahwa wilayah
kesempatan antara (intervening opportunities) sebagai wilayah ”step-wise movers” atau
perpindahan lompat katak (leaping frog) bagi tenaga kerja yang memulai usahanya.
Keberadaan ruang hijau seperti taman kota sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang
rutinitasnya penuh untuk melepas penat. Untuk mengatasi keadaan kota sekarang yang
memiliki segudang rutinitas dan tingkat kejenuhan yang semakin meningkat, maka
diperlukan suatu sarana yang dapat melepaskan rasa jenuh masyarakat. Taman kota
sepertinya dapat membantu mereka untuk sejenak melupakan permasalahan. Sebagai salah
satu implementasi standar taman kota yang baik telah diterapkan di Indonesia dapat
ditampilkan pada Kota Surabaya yaitu taman bungkul dan kebun bibit di Surabaya dan juga
ada taman pelangi. Selain dari segi estetika dan jasa lingkungan, Taman Kota Surabaya juga
menciptakan berbagai fasilitas penunjang kehidupan berstandar tinggi bagi masyarakat
disekitarnya.
Taman Bungkul berlokasi di Jalan Raya Darmo Surabaya, taman ini terletak di area
sekitar 900 meter persegi dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti amfiteater
dengan diameter 33 M, jogging track, taman bermain anak-anak dan lahan untuk papan
luncur. Selain itu, taman ini juga difasilitasi dengan akses internet nirkabel.Taman Bungkul
sudah seperti jantung kota Surabaya.
Gambar 1. Taman Bungkul
Taman ini sekarang menjadi taman wisata bagi mereka yang ingin menikmati
suasana hijau di tengah kota. Beberapa acara juga sering di gelar ini taman ini bagi kegiatan
hiburan atau kebudayaan. Di bagian belakang taman, terdapat beberapa warung yang
menawarkan menu khas Surabaya, seperti Rawon, Soto, Bakso dan banyak lagi. Taman
Bungkul selalu ramai dikunjungi dari pagi hingga malam hari dan menjadi bagian dari kota
Surabaya yang pantas untuk dibanggakan.
Taman Kebun Bibit Bratang - Surabaya, merupakan taman yang menarik dengan
aneka tumbuhan tropis dengan berbagai jenis pohon. Tidak kurang dari seribu pohon
tumbuh di sana hingga dapat memberikan suasana yang sejuk, nyaman dan udara yang
segar. Di samping tersedia pembibitan bunga angrek areal joging track yang baik. Lokasi ini
berekatan dengan Pasar Burung Bratang dan Pasar Bunga Bratang serta mempunyai areal
Parkir yang cukup luas.
Taman pelangi surabaya adalah selain untuk program penghijauan juga bisa di buat
tempat bermain dan duduk-duduk santai, juga bisa mengurangi polusi dari kemacetan di
Jalan A. Yani sebagai jalan utama yang terkenal padat dan macet.
Gambar 2. Taman Pelangi
Standarisasi taman pada taman pelangi dimana taman pelangi di Kota Surabaya
mempunyai fungsi yang banyak (multi fungsi) baik berkaitan dengan:
a. Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan dalam membantu
fungsi hidrologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir. Pepohonan
disekeliling taman kota (taman pelangi) melalui perakarannya yang dalam mampu
meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah (water saving)
semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga berkurang yang akan
mengurangi terjadinya banjir.
b. Taman kota mempunyai fungsi kesehatan. Taman yang penuh dengan pohon sebagai
jantungnya paru-paru kota merupakan produsen oksigen yang belum tergantikan
fungsinya. Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan
dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka
hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500
penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
c. Taman kota mempunyai fungsi ekologis, yaitu sebagai penjaga kualitas lingkungan
kota. Bahkan hijaunya taman serta rindangnya kanopi disekeliling taman pelangi dengan
area sinaran matahari yang cukup merupakan habitat yang baik bagi burung-burung
untuk tinggal. Terkait dengan fungsi ekologis taman kota dapat berfungsi sebagai filter
berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro.
d. Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai
sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh sejuk dan nyaman,
mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai sarana berjalan kaki setiap pagi,
olah raga dan bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar indah, sejuk, dan segar
sehingga dapat menghilangkan rasa capek.
e. Memiliki nilai estetika. Dengan terpeliharanya dan tertatanya taman kota dengan baik
akan meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, sehingga akan memiliki nilai
estetika
Pemakaian air bagi penduduk Kabupaten Sidoarjo digunakan untuk memenuhi
kebutuhan domestik yaitu kebutuhan air untuk rumah tangga dan kebutuhan non domestik,
yaitu kebutuhan air untuk perindustrian, pengairan (irigasi) dan perikanan. Penyediann air
baku kebutuhan non domestik sebagian besar diambil dari sungai Brantas melalui saluran
utama Porong.
Di beberapa lokasi, dasar sungai Kali Brantas mengalami degradasi yang disebabkan
karena sedimen yang dibawa dari hulu lebih kecil dari besarnya kapasitas gerusan yang
dimiliki oleh arus air Kali Porong. Pada Tahun 2007 dilakukan perhitungan ulang dengan
analisis debit banjir yang dihitung berdasarkan data debit banjir maksimum tahunan yang
diperoleh dari pencatatan AWLR Porong yang berada di Jembatan Jalan Raya Malang –
Surabaya mulai tahun 1975 sampai dengan 2007. Perhitungan ulang dilakukan dengan
menggunakan metode Log Pearson Type III. Hasil perhitungan besarnya masing-masing
debit banjir rencana untuk kala ulang 2, 25, 50 dan 100 tahun adalah 1.051, 1.580, 1.703
dan 1.824 m3/det. Besaran ini belum dikonfirmasikan lagi kepada pihak yang terkait.
Kali Porong berfungsi sebagai kanal banjir (floodway) DAS Brantas untuk
melindungi Kota Surabaya dari banjir. Seluruh aliran banjir dari Sungai Kali Brantas
dialirkan ke Kali Porong dengan mengoperasikan pintu yang ada di Bendung Lengkong
Baru (Harnanto, 2011).
Rendahnya pelayanan infrastruktur air bersih ini disebabkan oleh semakin tingginya
pertumbuhan penduduk dan kawasan yang tidak siap dengan adanya urban sprawl. (RI-
SPAM Kabupaten Sidoarjo). Selain itu, indikasi masalah dapat dilihat dari masih banyak
kelurahan/desa yang penduduknya belum terlayani air bersih karena jumlah sambungan
perpipaan yang terbatas, padahal kondisi air tanah pada wilayah penelitian asin dan
berwarna kuning.
Hal di atas mengindikasikan bahwa air bersih di kawasan perbatasan belum mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat baik dalam kuantitas maupun kualitas air, hal ini sangat
mempengaruhi pengembangan wilayah kawasan perbatasan dan membuktikan bahwa
kawasan perbatasan tidak siap dengan dampak dari perkembangan fisik Kota Surabaya.
Oleh karena itu penelitian ini perlu untuk memberikan arahan peningkatan pelayanan air
bersih yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat agar siap dengan dampak
perkembangan fisik Kota Surabaya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa
1. Kedudukan Kabupaten Sidoarjo yang sangat strategis itu akan memberi peluang besar
dalam upaya pengembangan ekonomi terutama di bidang industri, perdagangan dan jasa
sehingga peran Kabupaten Sidoarjo dalam usaha menstabilkan keadaan lingkungan Kota
Surabaya yang terus membangun.
2. Bandara Internasional Juanda dan Terminal Bus Purabaya yang dianggap sebagai milik
Surabaya, berada di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Terminal Purabaya merupakan
gerbang utama Surabaya dari arah selatan dan salah satu terminal bus terbesar di Asia
Tenggara.
3. Kabupaten sidoarjo merupakan wilayah kesempatan antara (koridor) kota Surabaya dan
Kabupaten Pasuruan sehingga perkembangan pusat-pusat aktivitas baik sektor formal
dan informal menarik mobilitas penduduk ke wilayah Kabupaten Sidoarjo
4. Keberadaan ruang hijau di Kota Surabaya seperti taman kota sangat dibutuhkan oleh
masyarakat yang rutinitasnya penuh untuk melepas penat. Implementasi standar taman
kota yang telah diterapkan di Kota Surabaya yaitu taman bungkul, kebun bibit Surabaya,
dan taman pelangi.
5. Pemenuhan air bersih di kawasan perbatasan belum mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat baik dalam kuantitas maupun kualitas air, hal ini sangat mempengaruhi
pengembangan wilayah kawasan perbatasan dan membuktikan bahwa kawasan
perbatasan tidak siap dengan dampak dari perkembangan fisik Kota Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. http://www.jatimprov.go.id/site/objek-wisata/kabupaten-sidoarjo/
_______2 http://www.eastjava.com/tourism/sidoarjo/ina/about.html
_______3. http://www.surabaya.go.id/wisata/
Harnanto,Aris. 2011. Peranan Kali Porong dalam Mengalirkan Lumpur Sidoarjo ke Laut.
Badan Pelaksana Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BAPEL - BPLS).
McGee,. T.G. 1992. Metrofitting the Emerging Mega Urban Regions of Asean : An Overfiew
Pafor to be Prosented atau International Conference on Managing Mega Urban
Regions in Asean Countries : Policy Challenges and Responses. ATT Bangkok.
Nov. 30-Des. 3.
Norris, Robert E. 1972. Migration as Spatial Interaction Journal of Geography. Volume
LXXI. Number 5, May 1972.
RI – SPAM. 2007. Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten
Sidoarjo. Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sidoarjo.
BLOG
http://blog.ub.ac.id/dhengineer/2013/10/25/ekologi-perkotaan-surabaya-sidoarjo/ Rabiatul Adawiyah
http://istianahhidayani.wordpress.com/lingkungan/ekologi-lingkungan/ Istianah Hidayani http://janviernarsi.blogspot.com/2013/11/ekologi-perkotaan-sidoarjo-surabaya_8.html Sunarsih