ekologi tumbuhan
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ekologi tumbuhanTRANSCRIPT

Ekologi Tumbuhan - Faktor Lingkungan
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada prinsipnya ditinjau dari biologi, makhluk hidup dapat dibagi atas dua
bagian besar yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung
kepada faktor-faktor yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun
tidak langsung. Dengan kata lain tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini
yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya.
Semua atau setiap faktor yang mempengaruhi terhadap kehidupan dari
suatu organisme dalam proses perkembangan disebut faktor
lingkungan.Tumbuhan dan juga hewan dalam ekosistem membentuk bagian
hidup atau komponen biotik,komponen ini (jenis-jenisnya) akan bertoleransi
terhadap kondisi lingkungan tertentu.Dalam hal ini tidak ada organisasi hidup
berada dalam keadaan yang berdiri sendiri,terus mempunyai kondisi-kondisi
lingkungan yang menentukan kehidupannya.
Suatu lingkungan bersifat tiga dimensi ruang dan berkembang
berdasarkan waktu.Ini tidak berarti bahwa linhkungan adalah seragam baik
dalam waktu ruang maupun waktu.Pada kenyataannya faktor lingkungan alami
selalu memperlihatkan perubahan baik secara vertikal maupun lateral,dan
dkaitkan dengan waktu,mereka memoerlihatkan variasi baik secara harian
maupun tahunan.Dengan demikian waktu dan ruang lebih tepat dikatakan
sebagai dimensi dari lingkungn ,jadi bukan merupakan faktor atau komponen
lingkungan.
Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut
dengan lingkungan. Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik
dengan masalah- masalah lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak

mengerti perkataan ekologi itu sendiri. Dalam masyarakat primitif setiap individu
untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan terhadap alam
lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar organisma yang
efektif mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk
mempertahankan hidupnya.
Gambar . Interaksi antara tanaman dengan lingkungan

Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat
dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor
tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila
terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas
toleransinya. Sifat toleransi dan penyesuaian diri yang diperlihatkan oleh tumbuh-
tumbuhan atau bagian dari anggota tubuhnya terhadap sesuatu perubahan
kondisi atau keadaan dari faktor-faktor lingkungan tertentu dinamakan adaptasi,
yang dapat diperoleh secara heriditer (dikontrol secara genetis) atau oleh induksi
sesuatu factor lingkungan dan habitatnya.
Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-
tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran
toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi
pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas
unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya
suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan
terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah kami yaitu Konsep Faktor
Lingkungan,sehingga dalam rumusan masah yang dapat kami ambil adalah :
Lingkungan Dan Macam-Macam Faktor Lingkungan Yang Berkaitan Dengan
Tumbuhan
Hubungan Masyarakat Tumbuhan dengan Lingkungan
Hubungan Diantara Faktor-Faktor Lingkungan
Hukum Minimum Dari Liebig
Hukum Toleransi Dari Shelford
Lingkungan Sebagai Faktor Pembatas
Macam & Jenis Adaptasi Makhluk Hidup Untuk Menyesuaikan Diri Dengan
Lingkungan

BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Lingkungan Dan Macam-Macam Faktor Lingkungan Yang Berkaitan
Dengan Tumbuhan
Lingkungan (environment) adalah salah satu faktor penting dalam
interaksi makhluk hidup dalam sistem ekologi. Lingkungan adalah suatu sistem
yang kompleks yang terdiri dari sejumlah faktor lingkungan yang dapat
dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu 1). lingkungan abiotik, seperti
tanah/lahan, cahaya matahari, suhu udara, air, nutrien, hara, dan mineral dan 2).
Lingkungan biotik yaitu makhluk hidup di sekitarnya.
Lingkungan adalah sistem kompleks yang dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan merupakan ruang tiga
dimensi, dimana makhluk hidupnya sendiri merupakan salah satu
bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis berubah setiap saat. Perubahan yang
terjadi dari faktor lingkungan akan mempengaruhi makhluk hidup dan respon
makhluk hidup terhadap faktor tersebut yang akan berbeda-beda menurut skala
ruang dan waktu, serta kondisi makhluk hidup.
Lingkungan merupakan kompleks dari berbagai faktor yang saling
berinteraksi satu sama lainnya.Tidak saja antara antara biotik dan abiotik tetapi
juga antara biotik itu sendiri dan antara abiotik dengan abiotik.Dengan
demikian secara operasional adalah sulit untuk memisahkan satu faktor
terhadap lainnya tanpa mempengaruhi kondisi secara keseluruhan.Meskipun
demikian untuk memahami struktur dan fungsinyafaktor lingkungan ini secara
abstrak kita bagi faktor lingkungan ini kedalam komponen-komponennya.
Faktor-faktor lingkungan mempengaruhi suatu organisme secara sendiri-
sendiri atau kombinasi dari berbagai faktor. Pengaruhnya dapat menentukan
kehadiran atau keberadaan dan proses kehidupan makhluk hidup. Terdapat

berbagai prinsip yang mendasari hubungan makhluk hidup dengan
lingkungannya, seperti makhluk hidup tidak dapat hidup pada lingkungan yang
hampa udara; segala sesuatu yang dapat mempengaruhi makhluk hidup akan
membentuk lingkungan atau faktor lingkungan yang terdiri dari faktor lingkungan
abiotik dan lingkungan biotik. Setiap jenis, individu, kelompok atau umur makhluk
hidup dipengaruhi atau membutuhkan faktor lingkungan yang berbeda-beda.
Komponen-komponen lingkungan terdiri dari faktor-faktor lingkungan
fisiko-kimiawi dan biologi, seperti energi, tanah, gas-gas atmosfir, tumbuhan
hijau, manusia atau dekomposer. Dari analisis faktor-faktor lingkungan
berdasarkan aspek factor lingkungan yang penting, terdapat macam-macam
factor lingkungan, seperti faktor iklim, geografis dan edafis (lingkungan abiotik)
dan faktor tumbuhan, hewan, dekomposer, dan manusia sebagai lingkungan
biotik. Berkaitan dengan sifat-sifat toleransi dan adaptasi makhluk hidup terhadap
lingkungannya, terdapat beragam jenis, sifat, keanekaragaman, kelimpahan, dan
pola sebaran makhluk hidup.
Berbagai cara dilakukan oleh pakar ekologi dalam pembagian komponen
lingkungan ini,salah satunya adalah pembagian seperti di bawah ini :
1. Faktor iklim,meliputi parameter iklim utama seperti cahaya,suhu,ketrsediaan air
dan angin
2. Faktor tanah,merupakan karakteristika dari tanah seperti nutrisi tanah,reaksi
tanah,kadar air tanah dan kondisi fisika tanah
3. Faktor topografi,yaitu meliputi pengaruh dari terrain seperti sudut
kemiringan,aspek kemiringan dan ketinggian tempat dari permukaan laut
4. Faktor biotik,merupakan gambaran semua interaksi dari organisme hidup seperti
kompetisi,peneduhan dan lain-lain
Cara lain untuk menggambarkan pembagian komponen lingkungan ini
seperti yang diungkapkan oleh Billinga (1965),ia membaginya dalam dua
komponen utama yaitu komponen fifik atau abiotik dengan komponen hidup atau

atau biotik,yang masing-masing komponen dijabarkan dalam berbagai faktor-
faktornya.Untuk memahami pembagian dari Billinga ini,seperti di bawah ini :
1. Faktor Fisik
Energi
Radiasi
Suhu dan Aliran
Panas
Air
Atmosfer dan Angin
Api
Gravitasi
Topografi
Geologo
Tanah
2. Faktor Hidup
Tumbuhan hijau
Tumbuhan tidak hijau
Pengurai
Parasit
Symbion
Hewan
Manusia
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan
saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang

menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk
hidup adalah sebagai berikut. Perhatikan Gambar.
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai berikut.
Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakansyarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu.
Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan
oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia,
air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi
bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya
tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga

menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.
Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan
kimia yang berbeda.
Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi
organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis
lintang tertentu saja.
2.2 Hubungan Masyarakat Tumbuhan dengan Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor ekologi sangat beragam, secara
sendiri sendiri atau dalam bentuk kombinasi, saling bercampur dan
mempengaruhi satu sama lain yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan
masyarakat tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Hubungan antara faktor-faktor
lingkungan dengan masyarakat tumbuhan akan menentukan keberadaan,
kesuburan atau kegagalan masyarakat tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang.
Hubungan tersebut di atas, pada umumnya terjadi antara masyarakat
tumbuh-tumbuhan dengan habitat dan lingkungannya (lingkungan abiotik), antara
tumbuhan dengan tumbuhan, antara tumbuhan dengan biota lain, dan antara
tumbuhan dengan manusia (lingkungan biotik). Hubungan masyarakat tumbuhan
dengan lingkungan abiotik terbentuk antara tumbuh-tumbuhan dengan
tanah/lahan sebagai substrat atau habitat, fisiografi dan topografi tanah
(konfigurasi permukaan bumi), dan lingkungan iklim (cahaya matahari, suhu,
curah hujan dan kelembaban, dan udara atmosfir).

Hubungan tumbuhan dengan tanah sebagai substrat atau habitat
berhubungan erat dengan jenis (struktur dan tekstur tanah), sifat fisik, kimia dan
biotik tanah, kandungan air tanah, nutrien dan bahan-bahan organik, serta bahan
anorganik sebagai hasil proses dekomposisi biota tanah. Dikenal berbagai sifat
adaptasi dan toleransi tumbuhan berkaitan dengan struktur dan sifat kimia tanah,
yaitu tipe vegetasi kalsifita, oksilofita, psammofita, halofita, dan lain lain.
Konfigurasi permukaan bumi sangat mempengaruhi ketinggian,
kemiringan, dan deodinamika lahan sebagai habitat, yang akan berpengaruh
terhadap iklim (cahaya/matahari, suhu, curah hujan, dan kelembaban udara);
yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan erat dengan masyarakat
tumbuhan dalam kaitannya dengan kehadiran, distribusi, jenis-jenis tumbuhan,
dan berbagai proses biologi tumbuhan.
Hubungan iklim dengan tumbuhan sangat erat. Iklim berpengaruh
terhadap berbagai proses fisiologi (fotosintesis, respirasi, dan transpirasi),
pertumbuhan dan reproduksi (pembungaan, pembentukan buah, dan biji) dan
sebagainya. Hubungan tumbuhan dengan faktor lingkungan iklim merupakan
hubungan yang tidak terpisahkan dan bersifat menyeluruh (holocoenotik).
Kebutuhan tumbuh-tumbuhan akan cahaya matahari berkaitan pula
dengan energi dan suhu udara yang ditimbulkannya. Terdapat 4 kelompok
vegetasi yang dipengaruhi oleh suhu lingkungan di habitatnya, yaitu kelompok
vegetasi atau tumbuhan megatermal (tumbuhan menyukai habitat bersuhu panas
sepanjang tahun, misalnya tumbuhan daerah tropis), mesotermal (tumbuhan
yang menyukai lingkungan yang tidak bersuhu terlalu panas atau terlalu dingin),
mikrotermal (tumbuhan yang menyukai habitat bersuhu rendah atau dingin,
misalnya tumbuhan dataran tinggi atau habitat subtropis) dan hekistotermal yaitu
tumbuhan yang terdapat di daerah kutub atau alpin. Dalam kaitan dengan
lamanya penyinaran (fotoperiodisitas) terdapat 3 kelompok vegetasi yang
mempunyai respon terhadap proses pembungaan. Yaitu kelompok tumbuhan
berhari pendek (fotoperiodisitas) (fotoperiodisitas kurang dari 12 jam/hari),

misalnya ubi jalar: tumbuhan berhari panjang (periodisitas lebih dari 12 jam/hari),
misalnya kentang; dan tumbuhan netral, yaitu tumbuhan yang pembungaannya
tidak dipengaruhi lamanya penyinaran, tumbuhan berbunga sepanjang tahun,
misalnya ubi kayu atau tembakau.
Air sebagai komponen lingkungan abiotik merupakan faktor ekologi yang
penting selain cahaya, suhu dan kelembaban udara, merupakan hasil proses
presipitasi uap air yang sebagian besar jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk
curah hujan. Ketersediaan air per tahun sangat menentukan keberadaan,
sebaran dan berbagai proses biologi masyarakat tumbuhan dan makhluk hidup
lainnya. Terdapat jenis-jenis tumbuhan yang telah beradaptasi dengan
ketersediaan air dan curah hujan di habitatnya, yaitu tumbuhan hidrofita,
tumbuhan yang hidup pada habitat perairan atau akuatik, misalnya eceng gondok
(Eichhornia crassipes); tumbuhan xerofita, tumbuhan yang hidup di habitat
beriklim kering, misalnya pohon pinus (Pinus merkusii); dan tumbuhan mesofita,
yaitu tumbuhan yang hidup di habitat yang ketersediaan airnya tidak berlebihan
atau kekurangan, misalnya pohon asam (Tamarindus indica).
Hubungan tumbuh-tumbuhan dengan udara atmosfir pada umumnya
berkaitan dengan gas CO2, O2, dan angin. Tumbuh-tumbuhan berperanan
penting dalam siklus karbon yang berhubungan dengan ketersediaan CO2 dan
O2 dalam proses fotosintesis dan respirasi makhluk hidup. Gerakan udara
sebagai angin mempunyai peranan ekologis dapat menguntungkan maupun
merugikan, misalnya terhadap penyebaran serbuk sari, spora atau biji-bijian.
Sebaliknya jika kecepatan angin terlalu besar dapat menyebabkan penurunan
berbagai proses metabolisme, tumbuhan menjadi layu atau mati.
Hubungan masyarakat tumbuhan dengan makhluk hidup lainnya terjadi
dalam bentuk hubungan antara tumbuh-tumbuhan dengan tumbuhan lainnya,
antara tumbuh-tumbuhan dengan hewan, tumbuhan dengan mikrobiota (parasit
dan biota pengurai) dan antara tumbuhan dengan manusia Hubungan tumbuh-
tumbuhan dengan makhluk hidup lain pada dasarnya merupakan hubungan di
mana tumbuh-tumbuhan dimanfaatkan sebagai makanan atau sumber energi

(hubungan herbivori, parasitik, dan saprofitik), sebagai substrat atau habitat dan
hubungan ketergantungan (hubungan epifit, tumbuhan pencekik, atau liana)
Hubungan tumbuhan dengan tumbuhan terdapat dalam bentuk kompetisi
akan berbagai kebutuhannya seperti substrat tempat tumbuh atau ruang, serta
factor kimia dan fisika lingkungan lainnya.
2.3 Hubungan Diantara Faktor-Faktor Lingkungan
Telah dipahami bahwa dalam kajian ekosistem adalah sangat penting
untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor lingkungan beroprasi atau
berfungsi.Dalam kenyataanya dipahami bahwa faktor-faktor lingkungan saling
berinteraksisatu sama lainnya,sehingga sangat sulit untuk memisahkan pengaruh
secara individual dari faktor lingkungan tersebut.Sebagai contoh bahwa kedua
fakror iklim dan topograpi akan mempengaruhi perkembangan suatu
ranah.Demikian juga iklim dalam tanah akan berpengaruh secara kuat dalam
pola kontrolnya terhadap komponen biotik,menentukan jenis-jenis yang akan
mampu menempati suatu tempat atau daerah tertentu.
Meskipun demikian karakteristika mendasar dari ekosistem apapun akan
menentukan atau diatur oleh komponen abiotiknya.Pengaruh dari variabel ini
akan dimodifikasi oleh tumbuhan dan hewan,misalnya terciptanya perlindungan
oleh pohon meskipun sifatnya terbaras.
Faktor-faktor abiotik merupakan penentu secara mendasar terhadap
ekosistem,sedangkan kontrol faktor abiotik setidaknya tetap menjadi penting
dalam mempengaruhi penyebaran dan fungsi individu dari jenis makhluk hidup.
Seperti telah diungkapkan terdahulu,semua faktor lingkungan bervariasi
antara ruang dan waktu.Organisme hidup bereaksi terhadap variasi lingkungan
ini,sehingga hubungan yang nyata antara lingkungan dengan organisme hidup ini
akan membentuk komunitas dan ekosistem tertentu,baik berdasarkan dalam
ruang maupun waktu.

2.4 Hukum Minimum Dari Liebig
Pada tahun 1840,Justus von Liebig,seorang pakar kimia dari
Jerman,memprakarsai suatu kajian dalam pengaruh berbagai faktor terhadap
pertumbuhan tanaman.Dia berpendapat bahwa hasil suatu tanaman sering
dibatasi oleh nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang kecil dan bukannya oleh
nutrisi yang diperlukan dalam jumlah yang banyak seperti karbon dan air.Dia
menemukan bahwa kekurangan posfor seringkali merupakan faktor yang
membatasi pertumbuhan tanaman.Penemuan ini membawanya pada pemikiran
bahwa adanya faktor penentu yang mungkin membatasi produktivitas tanaman.
Pemikirannya,pada saat itu,kemudian dikembangkannya menjadi hukum
yang dikenal dengan ”Hukum Minimum” yang dinyatakan sebagai berikut :
” Pertumbuhan dari tanaman tergantung pada sejumlah bahan makanan yang
berada dalam kuantitas terbatas atau sedikit sekali.”
Hukum Minimum hanya berperan dengan baik untuk mareri kimia yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi.Liebig tidak mempertimbangkan
peranan faktor lainnya,baru kemudaian penelitian lainnya mengembangkan
pernyataannya yang menyangkut faktor suhu dan cahaya.Sebagai hasil
penelitiannya mereka menambahkan dua pernyataan yaitu :
Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi keseimbangan yang dinamis
atau steady-state.Apabila masukan dan keluaran energi dan materi dari
ekosistem tidak berada dalam keseimbangan,jumlah berbagai substansi yang
diperlukan akan berubah terus dan hukum minimum tidak berlaku.
Hukum minimum harus memperhitungkan juga adanya interaksi diantarafaktor-
faktor lingkungan.Konsentrasi yang tinggi atau ketersediaan yang melimpah dari
suatu substansi mungkin akan mempengaruhi laju pemakain dari substansi yang
lain dalam jumlah yang minimum.Sering juga terjadai organisme hidup
memanfaatkan unsur kimia tambahan yang mirip dengan yang diperlukan yang
ternyata tidak ada dihabitatnya.Contoh yang baik adalah tidak adanya kalsium di

suatu habitat tetapi stronsium melimpah,beberapa moluska mampu
memenfaatkan stronsium ini untuk membentuk cangkangnya.
2.5 Hukum Toleransi Dari Shelford
Dalam satu perkembangan yang paling berarti dalam kajian faktor
lingkungan terjadi pada tahun 1913 ketika Victor Shelford mengemukakan
Hukum Toleransi.Hukum ini mengungkapkan pentingnya toleransi dalam
menerangkan distribusi dari jenis.
Hukum Toleransi menyatakan bahwa untuk setiap faktor lingkungan suatu
jenis mempunyai suatu kondisi minimum dan maksimum yang dapat
diperlukannaya,daintara kedua harga ekstrim ini merupakan kisaran toleransi dan
termasuk suatu kondisi optimum.
Kisaran toleransi dapat dinyatakan dalam bentuk kurva lonceng,dan akan
berbeda untuk setiap jenis terhadap faktor lingkungan yang sama atau
mempunyai kurva yang berbeda untuk sutu jenis organisme terhadp faktor-faktor
lingkungan yang berbeda.
Shelford menyatakan bahwa jenis-jenis dengan kisaran toleransi yang
luas untuk berbagai faktor lingkungan akan menyebar secara luas.Ia juga
menambahkan bahwa dalam fase reproduksi dari daur hidupnya faktor-faktor
lingkungan lebih membatasinya.
Hasil dari Shelford telah memberikan dorongan dalam kajian berbagai
ekologi toleransi.Berbagai percobaan dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan atau menentukan kisaran toleransi dari individu suatu jenis
terhadap berbagai faktor lingkungan. Hasilnya sangat berguna untuk aspek-
aspek terapan,seperti menentukan toleransi jenis terhadap pencemar air yang
akan sedikit memberikan gambaran dalam penyebarannya.Shelford sendiri
memberikan penjelasan dalan hukumnya bahwa reaksi suatu organisme

terhadap faktor lingkungan tertentu mempunyai hubungan yang erat dengan
kondisi lingkungan lainnya,misalnya apabila nitrat dalam tanah terbaras
jumlahnya maka resistensi rumput terhadap kekeringan menurun.Dengan
demikian kajian laboratorium (kondisi buatan) dari suatu jenis terhadap satu
faktor lingkungan akan memberikan gambaran yang tidak utuh.
Shelford juga juga melihat kenyataan bahwa sering organisme
hidup,tumbuhan dan hewan,hidup berada pada kondisi tempat yang tidak
optimum.Karena berada dalam kondisi yang tidak optimum ini akibat kompetensi
dengan jenis laonnya,sehingga berada pada keadaan yang lebih efektif dalam
hidupnya.Misalnya berbagai tumbuhan di padang pasir sesungguhnya akan
tumbuh lebih baik di tempat yang lembab,tetapi mereka memilih padang pasir
karena adanya keuntungan ekologi yang baik.Demikian juga dengan anggrek
sebenarnya kondisi optimumnya berada pada keadaan penyinaran
langsung,tetapi mereka hidup di bawah naungan kerena faktor kelembaban yang
sangat menguntungkan.
2.6 Lingkungan Sebagai Faktor Pembatas
Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup termasuk tumbuh-
tumbuhan pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor
lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan
maksimum. Justus von Liebig adalah seorang pionir yang mempelajari faktor-
faktor lingkungan dan menjelaskan bahwa faktor lingkungan yang terdapat dalam
jumlah minimumlah yang dapat berperan sebagai faktor pembatas.
Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat
dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor
tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila
terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas
toleransinya. Sifat toleransi dan penyesuaian diri yang diperlihatkan oleh tumbuh-
tumbuhan atau bagian dari anggota tubuhnya terhadap sesuatu perubahan

kondisi atau keadaan dari faktor-faktor lingkungan tertentu dinamakan adaptasi,
yang dapat diperoleh secara heriditer (dikontrol secara genetis) atau oleh induksi
sesuatu factor lingkungan dan habitatnya.
Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan
sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah
minimum. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka pertumbuhan dan
perkembangannya akan terganggu. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai
faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas.
Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor pembatas ternyata tidak saja
berperan sebagai faktor pembatas minimum, tetapi terdapat pula faktor
pembatas maksimum. Bagi tumbuhan tertentu misalnya factor lingkungan seperti
suhu udara atau kadar garam (salinitas) yang terlalu rendah/sedikit atau terlalu
tinggi/banyak dapat mempengaruhi berbagai proses fisiologinya. Faktor-faktor
lingkungan tersebut dinyatakan penting jika dalam keadaan minimum, maksimum
atau optimum sangat berpengaruh terhadap proses kehidupan tumbuh-tumbuhan
menurut batas-batas toleransi tumbuhannya.
Faktor-faktor lingkungan penting yang berperan sebagai sifat toleransi
faktor pembatas minimum dan faktor pembatas maksimum yang pertama kali
dinyatakan oleh V.E. Shelford, kemudian dikenal sebagai "hukum toleransi
Shelford". Shelford menyebutkan bahwa tumbuhan dapat mempunyai kisaran
toleransi terhadap faktor-faktor lingkungan yang sempit (steno) untuk satu faktor
lingkungan dan luas (eury) untuk faktor lingkungan yang lain. Suatu jenis
tumbuhan yang mempunyai toleransi yang luas sebagai faktor pembatas
cenderung mempunyai sebaran jenis yang luas. Masa reproduksi merupakan
masa yang kritis untuk tumbuhan jika faktor lingkungan dan habitatnya dalam
keadaan minimum.
Meskipun hukum Shelford ini pada dasarnya benar,tetapi sekarang para
pakar ekologi berpendirian bahwa pendapat ini terlalu kaku.Akan lebih

bermanfaat apabila menghubungkan konsep minimum dan konsep toleransi ini
untuk mendapatkan gambaran yang umum tentang konsep faktor pembatas.Hal
ini didasarkan pada kenyataan bahwa kehadiran dan keberhasilan dari suatu
organisme hidup tergantung pada kondisi-kondisi yang tidak sederhana.
Organisme hidup di alam dikontrol tidak hanya suplai materi yang
minimum diperlukannya tetapijuga oleh faktor-faktor lainnya yang keadaanya
kritis.Faktor apapun yang kurang atau melibihi batas toleransi mungkin akan
merupakan pembatas dalam penyebaran jenis.
Memang sulit untuk menentukan di alam faktor-faktor pembatas
ini,karena masalah yang erat kaitannya dengan pemisahan pengaruh setiap
komponen lingkungan secara terpisah di habitatnya.Nilai lebih dari
penggabungan konsep faktor pembatas adalah dalam memberikan pola atau
arahan dalam kajian hubungan-hubungan yang kompleks dari faktor lingkungan
ini.
Para pakar ekologi sekarang menyadari bahwa terlalu banyak perhatian
ditujukan pada kajian-kajian toleransi dan faktor-faktor pembatas itu
sendiri.Kajian hendaknya diarahkan untuk memprlajari bagaimana tumbuhan dan
hewan berkembang untuk menguasai habitat tertentu dan menghasilkan kisaran
toleransi terhadap faktor-faktor lingkungan yang sesuia untuk bisa
mempertahankan diri.
Kajian-kajian ekologi toleransi yang didasarkan pada pemikiran Liebig
dan Shelford pada umumnya tidak menjawab pertanyaan ekologi
mendasar,bagaimana jenis-jenis beradaptasi terhadap beberapa faktor yang
pembatasnya.Pandangan ekologi yang lebih berkembangkan adalah memikirkan
perkembangan jenis untuk mencapai suatu kehidupan dengan memperhatikan
kisaran toleransi dalam pola hidupnya.Pendekatan ini menekankan pentingnya
evolusi yang membawa pengertian yang lebh baik hubungan antara individu
suatu jenis dengan habitatnya.

Dalam ekologi pernyataan taraf relatif terhadap faktor-faktor lingkungan
dinyatakan dengan awalan steno (sempit) atau eury (luas) pada kata yang
menjadi faktor lingkungan tersebut. Misalnya toleransi yang sempit terhadap
suhu udara disebut stenotermal atau toleransi yang luas terhadap kadar pH
tanah, disebut euryionik.
Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-
tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran
toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi
pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas
unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya
suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan
terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut.
Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian
dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman,
yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada
sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada
suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat.
2.7 Macam & Jenis Adaptasi Makhluk Hidup Untuk Menyesuaikan Diri Dengan
Lingkungan
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah,
macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging.
Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain sebagainya
tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong

rumput atau daun dan mengunyah makanan.Sebagai contoh dpat dilihat pada
tumbuhan gurun atau setengah gurun yang mempunyai bentuk perakaran yang
dalam yang memungkinkan pengambilan cadangan air di bawah tanah,dan pada
rumpun rumpun yang terancam rapar di daerah-daerah serengah kering,yang
membantu menahan air bila ada dari sumber-sumber dalam udara (misalnya
embun).Sifat morfologi s lain yang dianggap menyokong kemampuan hidup
tanaman di iklim kering misalnya terdapat rambut pada daun, berputarnya daun,
penyimpanan air dalam bulb, umbi dan akar (Fitter dan Hay,1991)
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk
mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti
pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk
menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu
yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal
untuk bertahan di daerah dingin.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah
laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat
berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya
dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.
Adaptasi Anatomis
Sebagai contoh suatu tanaman rumput yang memiliki anatomi daun yang
spesifik,dapat mengikat CO2.Stomata tanaman CAM menutup di siang hari
untuk mengurangi kehilangan airm
Adaptasi Biokimia
Adaptasi biokimia bertujuan untuk melindungi sel-sel dan jaringan dari
kerusakan dan kematian selama keadaan kering yang berat.Contohnya biji-biji
tanaman dari spesies ephemeral mendukung (mengandung cukup air) untuk
perkecambahannya.


BAB IIIKESIMPULAN
Semua atau setiap faktor yang mempengaruhi terhadap kehidupan dari
suatu organisme dalam proses perkembangan disebut faktor
lingkungan.Tumbuhan dan juga hewan dalam ekosistem membentuk bagian
hidup atau komponen biotik,komponen ini (jenis-jenisnya) akan bertoleransi
terhadap kondisi lingkungan tertentu.Dalam hal ini tidak ada organisasi hidup
berada dalam keadaan yang berdiri sendiri,terus mempunyai kondisi-kondisi
lingkungan yang menentukan kehidupannya.
Lingkungan adalah sistem kompleks yang dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan merupakan ruang tiga
dimensi, dimana makhluk hidupnya sendiri merupakan salah satu
bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis berubah setiap saat. Perubahan yang
terjadi dari faktor lingkungan akan mempengaruhi makhluk hidup dan respon
makhluk hidup terhadap faktor tersebut yang akan berbeda-beda menurut skala
ruang dan waktu, serta kondisi makhluk hidup.
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di
bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan
sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme
berperan sebagai dekomposer.Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan
organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan
saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang
menunjukkan kesatuan.Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor
fisik dan kimia. Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah sebagai
berikut:Suhu,Sinar matahari,Air,Tanah,Ketinggian,Angin,Garis lintang
Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor ekologi sangat beragam, secara
sendiri sendiri atau dalam bentuk kombinasi, saling bercampur dan
mempengaruhi satu sama lain yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan

masyarakat tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Hubungan antara faktor-faktor
lingkungan dengan masyarakat tumbuhan akan menentukan keberadaan,
kesuburan atau kegagalan masyarakat tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang. Hubungan tumbuhan dengan tumbuhan terdapat dalam bentuk
kompetisi akan berbagai kebutuhannya seperti substrat tempat tumbuh atau
ruang, serta factor kimia dan fisika lingkungan lainnya.
Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-
tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran
toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi
pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas
unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya
suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan
terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut.
Kajian-kajian ekologi toleransi yang didasarkan pada pemikiran Liebig
dan Shelford pada umumnya tidak menjawab pertanyaan ekologi
mendasar,bagaimana jenis-jenis beradaptasi terhadap beberapa faktor yang
pembatasnya.Pandangan ekologi yang lebih berkembangkan adalah memikirkan
perkembangan jenis untuk mencapai suatu kehidupan dengan memperhatikan
kisaran toleransi dalam pola hidupnya.Pendekatan ini menekankan pentingnya
evolusi yang membawa pengertian yang lebh baik hubungan antara individu
suatu jenis dengan habitatnya.
Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian
dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman,
yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada
sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada
suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat.

DAFTAR PUSTAKA
A.J.McNaughton-Larry L.Wolf.1990.Ekologi Umum Edisi Kedua.Yogyakarta:Gajah
Mada University Press.
Heddy,Suwasono.Kurniati,Metty.1994.Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi : Suatu Bahasan
Tentang Kaidah Ekologi dan Penerapannya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Purtasih,M.Pd.2010.Diktat Ekologi Tumbuhan.
Soemarwoto,Otto.1991.Ekologi,Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta :
Djambatan.
http://ms.wikipedia.org/wiki/ekologi.Merbabu.com
http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-fisiologi-dan-
tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri