makalah belajar pembelajaran

26
Inquiry Kognitif Teori inquiry kognitif ternyata belajar mengenai problem solving. Peserta didik terlibat baik dalam menciptakan teori-teori baru atau menciptakan teori lama yang dikembangkan selama berabad-abad yang sangat memotivasi mereka. Mungkin hasil terbaik dalam pendekatan inquiri kognitif untuk belajar adalah bahwa peserta didik belajar tentang belajar. Artinya, mereka mampu menerapkan strategi penyelidikan untuk situasi baru Instruksi berdasarkan teori kognitif adalah penyelidikan yang berpusat kepada pelajar dan berbasis dari suatu permasalahan, sebagai kebalikannya berpusat dari instruktur dan berbasis solusi. Modus dari hal tersebut adalah investigasi dan induktif. Instruktur mengatakan, "di sini ada beberapa data. Apa pertanyaan muncul? bukan di sini adalah aturan. Berikut adalah beberapa contoh dari aturan. Dari contoh akan memperkuat pemahaman Anda tentang aturan. Instruktur yang menggunakan teori penyelidikan kognitif memiliki beberapa tujuan dalam pikirannya, termasuk mengajarkan keterampilan kepada peserta didik, yang terpenting adalah: • Belajar aturan umum atau teori (konten) • Mendapatkan aturan umum atau teori (proses) • Mengetahui apa yang ingin ditanyakan di derivasi • Pengujian dan membela teori berasal. • Memprediksi efek af aturan turunan atau teori dalam kasus-kasus baru

Upload: naa-sadjo

Post on 26-May-2015

2.568 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah belajar dan pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah belajar pembelajaran

Inquiry Kognitif

Teori inquiry kognitif ternyata belajar mengenai problem solving. Peserta didik

terlibat baik dalam menciptakan teori-teori baru atau menciptakan teori lama yang

dikembangkan selama berabad-abad yang sangat memotivasi mereka. Mungkin hasil

terbaik dalam pendekatan inquiri kognitif untuk belajar adalah bahwa peserta didik

belajar tentang belajar. Artinya, mereka mampu menerapkan strategi penyelidikan untuk

situasi baru

Instruksi berdasarkan teori kognitif adalah penyelidikan yang berpusat kepada

pelajar dan berbasis dari suatu permasalahan, sebagai kebalikannya berpusat dari

instruktur dan berbasis solusi. Modus dari hal tersebut adalah investigasi dan induktif.

Instruktur mengatakan, "di sini ada beberapa data. Apa pertanyaan muncul? bukan di sini

adalah aturan. Berikut adalah beberapa contoh dari aturan. Dari contoh akan memperkuat

pemahaman Anda tentang aturan. Instruktur yang menggunakan teori penyelidikan

kognitif memiliki beberapa tujuan dalam pikirannya, termasuk mengajarkan

keterampilan kepada peserta didik, yang terpenting adalah:

• Belajar aturan umum atau teori (konten)

• Mendapatkan aturan umum atau teori (proses)

• Mengetahui apa yang ingin ditanyakan di derivasi

• Pengujian dan membela teori berasal.

• Memprediksi efek af aturan turunan atau teori dalam kasus-kasus baru

Teori ini juga mengidentifikasi 10 strategi yangdigunakan dalam mendukung

tujuan. Ini termasuk memilih contoh ynag positif dan negatif,lalu menghasilkan kasus

hipotetis, dan membentuk hipotesis, melakukan "penjebakan" kepada peserta didik

didalam kesalahan mereka dalam bernalar, dan mempertanyakan otoritas.

Inquiry dalam mengajar yang penting adalah untuk keefektifan dalam struktur kontrol

yang digunakan dalam instruktur untuk mengelola pengalaman belajar. Struktur kontrol

terdiri dari empat bagian utama:

1. Kasus pemilihan strategi, termasuk memprioritaskan dan melakukan peruntunan.

2. Satu set harapan prioritas yang membentuk sebuah model dari siswa,yaitu apa

ciri khas siswa yang membawa pengalaman pembelajaran(learning) dalam hal

pengetahuan sebelumnya.

3. Agenda sequencing(peruntunan) kemajuan siswa dalam proses pembelajaran yaitu,

mengoreksi satu kesalahan menggunakan logika pada suatu waktu tertentu.

Page 2: Makalah belajar pembelajaran

4. Seperangkat aturan prioritas yang digunakan dalam menentukan urutan di mana

instruktur hadir untuk membenahi kesalahan dan kelalaian dalam pemikiran siswa.

Collins dan teman-teman telah dibangun di atas teori penyelidikan belajar untuk

mengembangkan aplikasi teoritis yang terkait, termasuk kondisi kognisi dan kognitif (di

mana situasi pembelajaran yang terjadi termasuk dalam konteks dan budaya aktivitas

otentik yang terkait penting untuk prosess belajar).

Latar Belakang

Teori Kognitif inquiry dikembangkan pada akhir 1980-an oleh Allan Collins dan

Albert Stevens, yang ketat menganalisis dialog antara instruktur(pengajar) dan peserta

didik dalam menguasai interaksi mereka. Collins dan Stevens menggunakan

penelitiannya yang berasal dari tujuan, strategi, dan teori penyelidikan kognitif yaitu

teori deskriptif yang erat mereka amati. Pada suatu saat, teori itu bias preskriptif dalam

konteks nonexperts.

Penyelidikan kognitif adalah salah satu teori belajar yang lebih baru muncul, hal

itu didasarkan pada praktek pengajaran klasik yang menelusuri langkah awal mereka

untuk teori Socrates (filsuf Yunani, c.469-399 SM) yang menggunakan dialog atau

dialektika, Socrates menarik pengetahuan yang ada dari dalam peserta didik dengan

melakukan serangkaian pertanyaan dan memeriksa jawaban mereka. Dengan cara

ini,secara efektif membimbing para pendengarnya untuk menemukan wawasan filosofis

dalam berbagai kondisi manusia (Plato, 1924)

Selama abad pertengahan, tercatat filsuf-teolog Peter Abelard (1079-1142) juga

menggunakan teknik dialectric berbasis pengajaran, yang dikembangkan dalam

risalahnya "Sic et Non" (yea and nay). Metode Abelard terdiri dari menempatkan posisi

pelajar dan melawan tesis yang pada prinsipnya menerangkan bahwa kebenaran yang

akan dicapai hanya dapat dengan diskusi dialektika argumen yang itu tampaknya

bertentangan.

Teori penyelidikan kognitif menemukan akar yang saat ini dalam penelitian

pendidikan berdasarkan pada premis bahwa peserta didik belajar dengan

melakukan(learning by doing). (Dewey, 1990; Vygotsky, 1978). Teori Permintaan

kognitif tidak cocok dengan obyektivisme atau konstruktivisme, dua kategori filosofis

Page 3: Makalah belajar pembelajaran

dengan teori belajar yang sebagian besar diberi label (lihat bab 11). Sebenarnya,

penyelidikan kognitif efektif dikenal sebagai "konstruktivis" (di mana pembelajar

memberikan sumber daya lingkungan belajar untuk membangun realitas mereka

sendiri), meskipun memiliki dasar-dasar yang kuat yang berhubungan dengan suatu

sudut pandang"objektivis" (di mana peserta didik diharapkan untuk mempelajari apa

yang dianggap kebenaran objektif)

Sebagian besar instruktur diamati oleh Collins dan Stevens yang beroperasi di

lingkungan pelajar pre-adult. Namun demikian, jelas bahwa tujuan, strategi dan struktur

yang didukung oleh teori penyelidikan kognitif berlaku di seluruh populasi pengetahuan

dan pembelajar (Collins & Stevens, 1989)

Perkembangan Baru Dalam Teori Belajar Kognitif

Collins terus menulis pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembelajaran

yaitu bekerja sama dengan orang lain, (Pikirannya pada letak kognisi dan kognitif yang

dibahas dalam "Letak Kognisi dan Magang Kognitif" halaman 202). Perkembangan baru

dalam beberapa ajaran yang sama dengan teori pengajaran kognitif nya adalah

penyelidikan, dan dengan demikian juga dapat memberikan bimbingan untuk desainer

dan instruktur(pengajar) (Brown, Collins, & Duguid, 1989)

Pikiran Terus Bertanya Untuk Ingin Tahu

Jeritan slogan pemasaran sebuah surat kabar tabloid yang dijual terutama di toko-

toko kelontong. Ini secara tidak sadar telah mengucapkan suatu kebenaran tentang

pelajar yang merupakan inti dari teori Collin pada pengajaran tentang penyelidikan

kognitif. Kita semua, sebagai instruktur(pengajar), dengan sungguh-sungguh bermimpi

memiliki peserta didik yang termotivasi bersemangat untuk belajar sebagaimana kita

ingin mengajar mereka. Kita tahu bahwa peserta didik yang memiliki rasa tertarik dan

penasaran adalah sukacita untuk mengajar. Bagaimana kemudian, jika sebuah Negara

menanykan kepada kita cara menanamkan bertanya tentang pikiran peserta didik ?

Sebuah pertanyaan yang lebih menantang adalah bagaimana mengajar peserta didik agar

sadar untuk mengasumsikan modus penyelidikan yang didorong untuk meningkatkan

efektivitas proses belajar mereka. Teori Inquiry kognitif Collin membantu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang universal dengan menyediakan alat yang kita dapat

menggunakannya tidak hanya untuk merangsang peserta didik kami, tetapi juga untuk

Page 4: Makalah belajar pembelajaran

mengajar mereka bagaimana untuk mengasumsikan pola pikir bertanya untuk

memecahkan masalah.

Singkatnya, teori penyelidikan kognitif pengajaran bergantung pada peserta didik

untuk membawa rasa ingin tahu yang alami, berbasis pengetahuan tambahan dari

pengalaman masa lalu, dan intuisi yang kuat. Pada gilirannya, instruktur(pengajar)

diharapkan tegas dalam merancang dan mengelola lingkungan belajar, sehingga pelajar

dapat menemukan skenario untuk memandu menemuan. Bersama-sama, seorang

instruktur(pengajar) menggunakan metode penyelidikan dan pelajar yang disertai dengan

sedikit rasa ingin tahu, pengalaman, dan intuisi dapat menciptakan sinergi belajar yang

dinamis. Kekuatan ini berasal dari campuran dalam meningkatkan dan mengasah

pendekatan alami pengelola rasa ingin tahu pelajar secara inquiry.

Kognitif Inquiry Dan Dipandu dengan Penemuan

Teknik Inquiry kognitif dapat digunakan secara efektif bersama-sama dengan

pendekatan "penemuan" untuk proses pembelajaran. Kedua metode menggunakan

paradigma penalaran induktif.

Metode Inquiry diawali dengan pertanyaan, berikutnya instruksi, biasanya

terstruktur dengan serangkaian pertanyaan tambahan yang akan membawa pelajar untuk

memahami jawaban atas pertanyaan awal. Dalam modus penemuan, pelajar tidak

disajikan dengan aturan umum setelah itu pelajar telah diharapkan menemukan hal itu

(Collinand stevens, 1989). Perbedaan antara kedua pendekatan adalah tingkat

keterlibatan instruktur(pengajar) dalam proses. Instruktur(pengajar) menggunakan

pendekatan inkuiri murni secara aktif akan membentuk proses dengan techniques

pertanyaan yang kompleks (dibahas dalam "mengajar strategi inqury" pada halaman

199). Instruktur(pengajar) menggunakan metode penemuan biasanya menggunakan

pendekatan yang kurang terstruktur, yang memungkinkan peserta didik kebebasan untuk

menemukan konten baru dengan cara mereka sendiri.

Sementara perbedaan di atas mungkin penting dalam membahas teori belajar

dengan berbagai teknik heuristik yang penyelidikan dan penemuannya berguna baik

bagi instruktur interaktif yang ingin menggerakkan peserta didik dalam pembelajaran

partisipatif dan bukan pasif.

Page 5: Makalah belajar pembelajaran

Tujuan Mengajar Inquiry

Pengajar Inquiry berupaya untuk mencapai tujuan dalam mempersiapkan dan

melaksanakan sesi belajar mereka. Tujuan pertama adalah untuk mengajar peserta didik

tentang aturan umum atau teori-fokus konten. Tujuan kedua adalah untuk mengajar

peserta didik bagaimana memperoleh aturan umum atau teori-fokus proses (Collins dan

stevens, 1989).

Mengajar Aturan Umum Atau Teori

Contoh aturan umum atau teori adalah hubungan jarak dari suhu laut dan udara.

Dalam mengajar aturan umum atau teori, instruktur penyelidikan mempunyai dua sub-

tujuan yang mendukung tujuan utama:

1. Mendeteksi dan memperbaiki hipotesis valid mengenai kasus instan.

2. Membuat prediksi dalam kasus-kasus baru.

Dalam mengajar tentang aturan atau teori, instruktur(pengajar) sering membuat

hipotesis yang valid dan kemudian mencoba untuk mendapatkan peserta didik yang

mampu mengenali dan kemudian memperbaikinya. Ketika pembelajar menghadapi

kesalahan mereka sendiri mengenai logika, mereka mungkin akan jatuh ke dalam

perangkap yang sama di kemudian hari. memberikan peserta didik dengan skenario yang

baru atau kasus memungkinkan mereka untuk menggunakan aturan yang berasal di awal

pelajaran untuk menangani masalah baru dalam meningkatnya kesulitan dan meminta

peserta didik untuk memprediksi jawaban mereka.

Mengajar dengan Cara Menurunkan Aturan Umum Atau Teori.

Subtujuan pengajaran yang mendukung tujuan utama adalah sebagai berikut:

1. Mencari dan mengajukan pertanyaan yang tepat

2. Menjelaskan sifat teori

3. Menguji aturan atau teori

4. Verbalisasi aturan turunan atau teori.

Mengajar peserta didik jenis yang tepat dimulai dari pertanyaan dimana tujuan

bertanya pada dasarnya merupakan suatu fungsi dari domain pengetahuan tertentu yang

akan diajarkan. Misalnya, ketika mengajar moralitas, aturan yang diturunkan dapat

dievaluasi dengan menanyakan seberapa adil perilaku mereka. Pertanyaan tentang efek

yang berbeda dalam hal input atau perubahan keadaan pada hasil yang tepat.

Page 6: Makalah belajar pembelajaran

Untuk mengajarkan tentang menurunkan aturan atau teori, penting juga mendidik

peserta didik tentang berbagai bentuk dalam mengambil aturan. Sekali lagi, bentuk

tertentu tergantung pada domain pengetahuan.

Pengujian teori yang diperoleh adalah subtujuan penting dalam pengajaran tentang

bagaimana untuk mendapatkan teori. Menerapkan teori yang diturunkan ke dunia nyata

adalah salah satu cara ini bisa dilakukan.

Akhirnya, guru dalam melakukan penyelidikan bersusah payah untuk memiliki

aturan pembelajaran tentang tantangan yang berasal dari teori. Di sini, strategi otoritas

interogasi sangat penting.

Strategi Mengajar Inquiry

1. Memilih Contoh Positif dan negatif

Strategi ini digunakan terutama pada inti faktor relevan. Jenis positif adalah bentuk

di mana semua faktor memiliki nilai tertentu yang konsisten dengan variabel yang dicari.

Sebagai contoh, jika variabel yang dicari adalah pemimpin yang mendorong perilaku

yang diinginkan, maka jenis positifnya merupakan pemimpin yang mendorong dan

memberi penghargaan pada perilaku tersebut secara konsisten. Sementara perilaku

pengawasan negatif merupakan sikap yang sama sekali tidak memberikan faktor yang

relevan.

2. Memvariasikan Kasus Secara Sistematis

Strategi ini merupakan strategi yang baik untuk menyoroti faktor yang relevan

yang harus dikecualikan atau dipertimbangkan oleh siswa dalam penyelidikan. Guru

menghadirkan kasus yang bervariasi dari faktor-faktor yang relevan secara sistematik.

Sebagai contoh, ketika mengajar tentang motivasi, guru dapat menghadirkan kasus-kasus

perilaku motivasi yang bervariasi, seperti tipe dan manfaat.

3. Memilih Contoh yang Berlawanan

Strategi lain yang digunakan adalah memilih contoh yang berlawanan. Strategi ini

menuntut siswa untuk memperhatikan perbedaan dari faktor-faktor yang mempengaruhi

variabel di bawah pertimbangan. Contohnya, ketika siswa berdiskusi tentang pekerja

motivasi dan mengusulkan aturan tentang pengawas-pengawas yang dibutuhkan untuk

mengenal dan memberi penghargaan pada aksi yang diinginkan, guru kemudian memberi

contoh yang berlawanan dari pengawas yang terus-menerus memuji meskipun dengan

contoh-contoh yang sedikit dari aksi yang diinginkan. Guru kemudian bertanya kepada

Page 7: Makalah belajar pembelajaran

siswa apakah kebiasaan ini akan menghasilkan pekerja yang termotivasi. Dengan

memberikan contoh yang berlawanan dapat mengilustrasikan ketidakcukupan dari faktor

yang diterima sendiri atau dapat mendemonstrasikan bahwa faktor yang diterima

merupakan faktor yang tidak penting.

4. Menggeneralisasikan Kasus secara Hipotesis

Strategi ini digunakan guru untuk melatih pemikiran siswa. Strategi ini menuntut

siswa untuk mempertimbangkan satu atau lebih faktor yang akan diterima. Sebagai

contoh, ketika pelajar berdiskusi peran dari keberadaan pemeriksaan dengan bawahan

sebagai alat memotivasi, guru dapat mengatur kasus ke kasus untuk membantu siswa

memisahkan faktor kritis pada pengadaan beberapa pemeriksaan. Satu kasus mungkin

pengawas akan mengadakan pemeriksaan di tempat umum, kemungkinan lain adalah di

mana pengawas memeriksa prestasi dari pekerja dan mengakhiri percakapan dengan

ringkas.

5. Membuat Hipotesis

Membuat siswa supaya membangkitkan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan

faktor yang berbeda pada variabel dibawah diskusi merupakan strategi yang sangat

berguna pada pembelajaran inquiry. Hal ini merupakan langkah yang kritis diantara cara-

cara pembelajaran pada lingkungan inquiry. Ketika kasus tertentu diperiksa, siswa dapat

terdorong untuk membuat perluasan yang diaplikasikan pada masing-masing kasus.

6. Menguji Hipotesis

Ketika hipotesis terbentuk, guru memberi dorongan pada siswa untuk mengujinya.

Pegujian ini seharusnya dilakukan secara sistematis supaya dapat mengevaluasi

bermacam-macam faktor yang dapat digunakan untuk merumuskan masalah.

7. Memikirkan Alternatif Prediksi

Guru sering bertanya pada siswa untuk mempertimbangkan tingkat yang berbeda

dari nilai-nilai untuk faktor di bawah pertimbangan. Contohnya, ketika berdiskusi

tentang tujuan pengaturan sebagai alat yang memotivasi, faktor yang dipertimbangkan

mungkin adalah tingkatan yang mana pekerja mendukung tujuan tertentu. Guru dapat

meminta siswa untuk mempertimbangkan kondisi dari dukungan yang tinggi, medium,

dan lambat.

8. Menguji Siswa

Salah satu strategi paling menyenangkan dan efektif adalah mengizinkan

penyelidikan pada proses dengan jalur yang salah sampai kemudian siswa bertanya pada

guru hingga ia dapat menemukan dan dapat mengulangi langkah yang sama tanpa

Page 8: Makalah belajar pembelajaran

terjebak oleh kesalahan sebelumnya. Cara lain untuk melakukan strategi ini adalah

mengambil pengamatan siswa, menjelaskan kaidah atau hipotesis yang benar kemudian

menyarankan contoh yang berlawanan yang dapat mendemonstrasikan kekurangan

kaidah tersebut.

9. Menelusuri Konsekuensi-konsekuensi

Ketika pelajar berdasar pada konsep yang salah, guru menggunakan pertanyaan

dan membolehkan siswa menelusuri akibat dari kesalahan konsep tersebut pada

kesimpulan. ketika siswa menemukan akibat dari adanya kesalahan tersebut, efeknya

mereka telah men”debug” teori itu. Mereka telah belajar dua hal: siswa belajar

mengevaluasi teori dengan menguji akibat-akibatnya, dan siswa akan tercegah dari

membuat kesalahan yang sama pada penyelidikan selanjutnya

10. Mempertanyakan Kekuasaan

Mempertanyakan kekuasaan pada siswa yang dilakukan oleh guru, mendorong

mereka untuk tidak melihat guru ataupun buku sebagai sesuatu yang benar, tetapi lebih

sebagai menerima kaidah-kaidah yang mereka uji sendiri dengan kepuasan mereka

sendiri. Hasil penting dari strategi ini adalah siswa belajar untuk berpikir dengan tepat

dan mempertanyakan faktor-faktor yang muncul kemudian.

Pengontrolan Dialog Inquiry

Proses inquiry menghabiskan waktu yang banyak, jika tidak diatur dengan efektif

oleh guru, tujuan yang diharapkan bisa saja tidak tercapai. Berikut beberapa strategi

yang dapat membantu proses inquiry

a. strategi memilih dan mengurutkan kasus dalam mendukung tujuan yang

ingin dicapai:

1. memilih kasus dari yang sederhana sampai kasus yang rumit

2. memilih kasus dari yang abstrak hingga yang konkrit

3. memilih dari yang lebih penting dan lebih sering ditemukan sampai yang

sedikit penting dan jarang ditemukan

Pada semua kasus, strategi-strategi ini mengubah siswa dari yang memiliki sedikit

pengalaman hingga menemukan kaidah ataupun teori yang belum mereka temukan

sebelumnya, hal ini merupakan salah satu tujuan terpenting dari pengajaran inquiry.

b. membangun siswa dengan model priori

supaya lebih efektif, guru seharusnya tidak hanya mempunyai gambaran lengkap

tentang tingkat pengalaman dan pengetahuan siswa sebelumnya, tetapi juga kemampuan

Page 9: Makalah belajar pembelajaran

mengukur dan mengubah cara siswa belajar berdasarkan respon pada pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan selama proses inkuiri. Guru yang terampil dapat mengarahkan

pelajar ke tepi dasar pengalamannya secara strategis, di mana informasi baru dapat

ditemukan dan dimasukkan.

c. pengaturan dan Pemeliharaan Agenda Pembelajaran

selama proses pembelajaran inquiry, guru dapat menemukan bahwa siswa bekerja

di bawah kesalahan atau kelalaian dalam proses pemikiran. Karena kesalahan ini hanya

dapat dihilangkan satu per satu, guru membutuhkan waktu yang diprioritaskan untuk

mengurus kesalahan pemikiran ini.

Langkah-langkah dalam meluruskan proses inkuiri :

1. mendahulukan untuk membenarkan error sebelum membenarkan kelalaian,

sebab error lebih rumit dibandingkan dengan kelalaian

2. membenarkan langkah sebelumnya, sebelum langkah selanjutnya, untuk

meluruskan urutan yang rasional.

3. menyediakan pembenaran dengan langkah yang lebih pendek, supaya lebih

mudah untuk diselesaikan sehingga hanya membutuhkan waktu yang singkat

4. mendahulukan untuk membenarkan faktor yang lebih penting daripada faktor

yang kurang penting

Peletakkan Kesadaran (Keadaan Kognitif) dan Teori Pembelajaran

Allan Collins, yang berkolaborasi dengan lainnya, telah melanjutkan untuk

meneliti pengaruh bermacam factor eksternal pada teori proses pembelajaran. Tinjauan

dari tulisan terbarunya mengusulkan bahwa ia terutama focus pada penelitian

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendesain lingkungan pembelajaran yang

efektif di sekolah dasar, menengah, dan perkuliahan (Brown et al., 1989). Meski

demikian, penemuannya dapat di terapkan pada lingkungan pembelajaran orang dewasa,

termasuk kelompok kursus pelatihan.

Penelitiannya tentang peletakkan kesadaran dan teori belajar berguna untuk meluaskan

pandangan pendidik pada pembelajaran termasuk factor terhadapnya pada kelas

tradisional. Pada banyak contoh, pelatihan kerja telah menggunakan peletakkan

kesadaran (dengan melatih orang pada keadaan kerja yang sesungguhnya) dan teori

belajar (dengan meletakkan orang baru dengan ahli untuk bekerja berdampingan).

Page 10: Makalah belajar pembelajaran

Peletakkan Kesadaran (Keadaan Kognitif)

Collins menantang pendidik tradisional untuk bergerak terhadap pengajaran ilmu

sederhana untuk mencakup dimana dan bagaimana ilmu itu digunakan. Beserta dengan

yang lain (Peters, 1987), ia mengkritisi sekolah traditional yang memisahkan ilmu dari

konteks dimana ilmu itu akan digunakan, lalu lambatnya kemajuan si belajar. Ia

menyarankan bahwa aktivitas dan kondisi selaras dengan pembelajaran dan kesadaran. Ia

mendasarkan pemikirannya pada penelitian teori tentang cara si belajar memperolah ilmu

paling efektif. Ia memulai dengan membandingkan metode sekolah tradisional yang

biasanya digunakan untuk mengajar perbendaharaan kata dihubungkan dengan cara

bagaimana anak belajar arti kata di luar sekolah dalam situasi yang sebenarnya (Miller &

Gildea, 1987;Lave, 1988b). Ia lalu menyamakan bahasa pada semua pengetahuan.

Akhirnya, dengan mempertimbangkan pengetahuan sebagai alat, ia membuat analogi:

Banyak orang mendapatkan alat, tapi belum tahu bagaimana menggunakannya karena

mereka tidak diterapkan pada konteks dunia nyata dimana meraka digunakan secara

nyata.

Collins menyatakan dengan tegas bahwa praktisi dari kemampuan istimewa

membentuk komunitas pada kondisi social penuh dan rasa kebudayaan.. Lalu proses

mendapatkan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi anggota komunitas ini perlu

juga memasukkan pembudayaan yang mengidentifikasi layaknya anggota komunitas asli,

mampu menunjukkan tugas asli seperti yang dilakukan anggota asli. Pada arti

sebenarnya, kemudian, pembelajaran yang efektif tidak hanya mendapatkan hukum

pengetahuan, tetapi melakukan pula di lingkungan sekitar tertentu yang menunjukkan

aktivitas sesungguhnya (Lave, 1988a).

Teori Pembelajaran

Collins membangun idenya tentang peletakkan kesadaran dan tugas otentik untuk

membuat medel teori kognitif yang lain. Sekali lagi, ia berkolaborasi dengan orang lain,

menuju pada ide masa lampau tentang metode mengajar efektif. Seperti teori inquiry

kognitifnya yang mempunyai dasar dialog klasik Socratic, ia memfokuskan pada

keahlian pembelajaran, suatu cara untuk melatih pemula dari zaman pertengahan dan

baru-baru ini, layaknya dasar sebagaimana membangun model belajar(Collins, Brown, &

Newman, 1989). Akan tetapi, teori pembelajaran Collins sangat berbeda dari bentuk

tradisional dari keahlian pembelajaran yang mengenalkan kebanyakan masyarakat

sekarang membutuhkan kemampuan adalah cukup berbeda dari kemampuan berorientasi

Page 11: Makalah belajar pembelajaran

klasik fisik dimana mereka melibatkan kontibusi besar dari symbol dan aktivitas dasar

computer. Model Collins menjelaskan lingkungan pembelajaran ideal yang terdiri dari

empat fondasi : isi, metode, rangkaian, dan ilmu masyarakat.

Secara tradisional, isi dipelajari terdiri dari konsep, fakta, dan prosedur. Collins

menambah beberapa hal di atas : tips dan trik dari keterampilan, strategi managemen

kognitif, seperti pengaturan tujuan, strategi perencanaan, pemantauan, penilaian, dan

pembenahan. Di samping itu, Collins memasukkan strategi belajar ke dalam syarat

konten. Strategi ini termasuk mengetahui bagaimana cara belajar, terutama pada

lingkungan baru; pencarian lebih banyak pengetahuan pada objek yang sudah dikenali;

dan penataan ulang pengetahuan dengan jalan yang berbeda. Definisi konten ini

memperkenankan si belajar untuk berfungsi efektif tanpa terpengaruh aturan.

Model Collins termasuk bermacam metode mengajar, menekankan pada

pengamatan, penarikan, atau menemukan kebiasaan ahli pada konteks. Semua metode

yang disarankan mendorong kemandiran dan penjelajahan si belajar. Instruktur

menyediakan si belajar dengan “scaffolding”(alat bantu tugas), dan

“fading”(memperkenankan siswa mengontrol belajar mereka secara bertahap).

Perangkaian juga termasuk bagian terpenting dari pembelajaran pada model teori

pembelajaran. Tujuannya adalah performa yang bagus, dan untuk menggerakkan si

belajar pada level perangkaian dari tugas yang sederhana ke kompleks, dan keadaan

tunggal menuju yang lebih bermacam. Instruktur juga mengatur proses belajar untuk

memberikan si belajar perasaan secara keseluruhan sebelum memasuki hal yang lebih

rinci.

Syarat kunci dari aturan Collins adalah lingkungan belajar meniru dunia nyata

dalam hal teknologi, social, waktu, dan aspek motivasi. Itu bukan sekedar pengetahuan,

tapi juga konteks social dunia nyata dimana keberadaan pengetahuan sangatlah penting

(Resnick, 1988). Contohnya, pada kehidupan nyata, tugas harus diselesaikan melalui

pemecahan masalah melalui interaksi dengan orang lain, sehingga aspek ini perlu

siterapkan dalam lingkungan belajar.

Sebuah sekolah di Colorado, AS, dapat dijadikan contoh mengenai penerapan

dunia nyata dalam teori pembelajaran. Sebuah program, empat semester, 11 jam kredit,

mempelajari beberapa kemampuan dasar teknik, tapi dalam konteks kerja proyek. Si

belajar bekerja dalam tim yang terdiri dari empat sampai lima orang umtuk

menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata, dan praktik langsung pada industry dan

pemerintahan. Proyek sesungguhnya juga menyediakan konteks dimana siswa belajar

Page 12: Makalah belajar pembelajaran

dan mempraktekkan secara lisan dan tertulis tentang teknik komunkasi dan kerja sama.

Berdasar pada fakta kualitatif dan kuantitatif, program ini berefek positif pada

kemampuan si belajar untuk belajar dan bekerja pada lingkungan nyata dan pengalaman

langsung dimana mereka harus membuat pengetahuan dan pemahaman sendiri, lebih dari

sekedar menggantungkan diri pada orang lain ataupun ceramah perkuliahan (Pavelich,

Olds, & Miller, 1994).

Penggunaan Terbaik

Salah satu kekuatan teory kognitif inquiry adalah alat mengajar yang berkekuatan

menguraikan suatu pengetahuan. Para ahli yang dipelajari Collins and Stevens

menggunakan metode pengamatan (inquiry) dan penjelajahan (discovery) dalam

mengajar beragam bidang studi dalam cakupan aritmatik dan geografi untuk

pembelajaran moral dan peneyelesaian masalah. Metode inquiry efektif terutama

pengajaran tentang hubungan sebab-akibat. Karakteristk ini bertanggung jawab pada

penggunaan yang lebih luas pada pengajaran bidang ilmiah. Keseluruhan dasar maupun

tambahan ilmu lmiah dan kurikulum pembelajaran social dibangun berdasar metode

pengajaran berbasis teori kognitif inquiry. Tindakan dari inquiry terhadap hubungan

sebab-akibat merupakan pemikiran paling efektif. Pertanyaan keahlian secara hati-hati,

membentuk dialog yang efektif antara instuktur-si belajar, dapat digunakan dalam

pencarian pembelajaran ranah non-ilmiah seperti kepemimpinan, kerjasama kelompok,

kemampuan managerial, pemasaran dan penjualan, keuangan, pemeliharaan dan

keamanan, pengembangan produk, dan pelatihan peningkatan kemampuan.

Faktanya, menggunakan metode inquiry dalam untuk mengajar orang dewasa

bagaimana cara memecahkan masalah sangat efektif dalam pelatihan lngkungan kerja.

Setelah itu, pada dumia kerja dimana pegawai dan manager terus menerus diharapkan

untuk menyelesaikan masalah menggunakan tambahan pengalaman dan keahlian

mereka. Karena pembelajaran metode inquiry cenderung untuk diingat lebih lama

daripada subjek yang dipelajari secara terdidik, metode ini dapat digunakan dengan baik

untuk mengajar pentransferan kemampuan yang sangat penting. Contoh klasik dari

penggunaan ini dalam pengajaran operator nuklir untuk menggunakan variable operasi

mereka dalam memilih metodologi dalam penanganan situasai darurat.

Terdapat sedikitnya empat pemikiran yang harus disadari dalam aplikasi teknik

inquiry. Pertama, semanjur apapun meode inquiry, mereka tidak dapat berdiri sendiri

sebagai alat pengajaran. Metode instruksi lain perlu digunakan sebagai penghubung

Page 13: Makalah belajar pembelajaran

dengan inquiry, seperti pengorganisasian lanjut, demonstrasi, dan perkuliahan. Proses

inquiri membutuhkan konteks isi dan latar belakang pengetahuan dimana dengannya bisa

terjadi. Kedua, proses inquiry dipertimbangkan kurang efektif dalam hubungan dengan

waktu ketimbang metode penjelasan langsung. Proses ini butuh waktu banyak bagi si

belajar untuk mengejar pemikiran yang berhubungan, menemukan dan mencocokkan

kontradiksi logis dalam alasan mereka, dan akhirnya mengambil aturan atau teori yang

dipikirkan. Tentu saja, pemikiran secara hati-hati tentang scenario dari inquiry dan

pengaplikasian rangkaian pertanyaan dapat sedikit mempersingkat proses. Ketiga,

sumber fisik untuk menemani dan mendukung proses inquiry bisa menjadi luas, terutama

ketika dibutuhkan suatu percobaan. Akhirnya pendugaan rangkaian pertanyaan tanpa

putus menjadi melelahkan bahkan pada si belajar dengan rasa ingin tahu tinggi, terutama

pada pembelajaran orang dewasa dimana pendekatan pragmatis lebih berguna.

Metode berdasar teori kognitif inquiry paling baik digunakan ketika:

a. Meningkatkan kemampuan berpikir, di samping pengetahuan materi dibutuhkan.

b. Waktu dan sumber yang cukup, termasuk kemampuan instruktur pada metode

inquiry tersedia.

c. Si belajar mempunyai latar belakang yang diinginkan dan pengetahuan yang lebh

prioritas berdasar ranah yang dipikirkan.

d.

Ketegasan untuk Menggunakan Metode Teori Inquiry

Untuk memutuskan apakah untuk menggunaka kognitif inquiry pada aktivitas

pembelajaran, designer instruksi sebaiknya menjawab pertanyaan pada table di bawah

ketika membutuhkan analisa. Jika jawaban positif, teori kognitif inquiry merupakan

metode efektif dalam desain istruksional.

Pertanyaan Analisis Iya Tidak

Apakah kamu mau si belajar belajar untuk diri mereka

sendiri? Apakah mereka nyaman dengan cara belajar

individual?

Apakah si belajar butuh kemampuan berpikir untuk

mencapai keberhaslan proses inquiry?

Apakah si belajar mengutamakan pengalaman dan

pengetahuan berdasar persiapan mereka pada proses

inquiry dengan memperhatikan teori?

Page 14: Makalah belajar pembelajaran

Apakah instruksi mengijinkan kebutuhan waktu dalam

proses pengajaran waktu?

Apakah ada akses pada sumber yang dbutuhkan untuk

mendukung proses inquiry?

10.1 Tabel Penegasan Teori Inquiry

Desain pembelajaran berdasar teori inquiry sangat menantang karena rangkaian

yang teliti, dan memang, ketepatan pengajaran inquiry bergantung pada fasilitas

instruktur pada metode ini dan kemajuan si belajar terhadap tujuan. Lalu, aturan keras

pada aktivitas belajar tidak bisa dibentuk.

Keberhasilan pengalaman pembelajaran berdasar metode inquiry membutuhkan

pendekatan antara desainer instruksional dan instruktur itu sendiri. Hal ini dapat

dijangkau dengan baik dengan menyediakan konteks yang banyak dari materi bidang

studi:

a. Bimbingan khusus pada aturan dan teori yang dipelajari

b. Variable yang digunakan dalam pembentukan aturan

c. Factor yang dapat mempengaruhi nilai variable

d. Penyampaian kasus yang banyak-hipotesis dan sebaliknya-dan rangkaian yang di

sarankan

e. Bermacam contoh tandingan yang instruktur dapat pada pembmbngan proses

inquiry.

Tantangan pada desainer adalah dalam berpikir melalui proses inquiry untuk melihat

bagian penting aturan dari awal hingga akhir dan untuk menyediakan instruktur dengan

mater yang dibutuhkan untuk mencapa tujuan pembelajaran pada suatu bagian.

Contoh Tindakan

Mari lihat contoh instruktur inquiry menggunakan strategi inquiry untuk

mengajar orang dewasa secara interacktif tentang pembentukan kelompok. Ia

menunjukkan sebuah video yang menggambarkan sebuah tim yang berjuang melawan

kegagalan, kemudian menunjukkan kelompuk yang sama sebagai organisasi yang baik

dan mempunyai fungsi yang maksimal, unit yang sukses. Sebelum menunjukkan video,

ia menyuruh kelas untuk membuat daftar kebiasaan khusus berdasar pada pengamatan

mereka sebagaimana mereka melihat kedua scenario. Ia memulai proses inquiry:

Page 15: Makalah belajar pembelajaran

Inquiry Instructor (II): Kalian semua telah membuat daftar panjang dari kebiasaan

kelompok dari video. Dapatkah kita memulai untuk membuat komentar tentang

kebiasaan yang membentuk kedua situasi kelompok?

Class Member (CM) : Tentu saja. Keberhasilan kelompok ditentukan komunkasi yang

baik satu sama lain. Tidak ada yang berkomunikas dengan tim lain.

II : OK. Ada yang berpendapat mengapa hal itu bisa terjadi?

CM : Mungkin kelompok yang dapat berkomunikasi dengan baik dapat bertahan lama.

Mereka saling memahami.

II : Coba lihat factor waktu terhadap kebersamaan suatu kelompok. Berapa banyak yang

kamu tahu tentang penyajian kelompok yang telah bertahan lama, dan masih mempunyai

masalah komunikasi?

CM : Saya tentu punya. Kebersamaan waktu hanyalah satu factor. Masih banyak factor

lain.

II : Dapatkah kalian mengidentifikasi factor lain yang kelihatannya dapat menyebabkan

komunikas yang baik antar anggota kelompok?

CM : Bagamana tentang ini? Keberhasilan anggota kelompok dilihat dari rasa

mempunyai tujuan yang mereka komitmenkan bersama. Kelompok lan mempunyai

perbedaan pendapat tentang tujuan mereka.

II : Betul, mari ambil perkiraan kasus tentang kelompok yang hanya bertahan dalam

waktu singkat, tetap mereka satupemikiran dalam tujuan. Apakah menurut kamu

kelompok ini mempunya kemungkinan untuk berhasil?

CM : Ya. Itu seperti terlihat bahwa waktu kebersamaan begitu penting, tap komitmen

pada suatu tujuan lebih penting.

II : Bagaimana pemikiran lain tentang aturan ini?

Dan berlangsunglah proses inquiry. Dengan segera si belajar di peroleh dan

diutamakan dengan daftar aturan penting yang berpengaruh pada kebiasaan tim yang

efektif. Selanjutnya, mereka akan menggunaka aturan yang diperoleh untuk

mengembangkan proses pembentukan tim. Saat dialog, instruktur inquiry harus

berpikiran pada tujuannya tentang membelajarkan si belajar aturan khusus tentang

pembentukan tim, dan pada waktu yang bersamaan dia mengajar kemampuan mereka

tentang bagaimana berpikir sistematis pada cara memperoleh aturan berdasar percobaan.

Strategi yang digunakan oleh instruktur inquiry : Pertama, dia menggunakan

video untuk menunjukkan positif dan negative suatu bagian; lalu ia memvariasi masalah

secara sistematis untuk memaksa kelas untuk melihat factor variable. Ia juga

Page 16: Makalah belajar pembelajaran

mengenalkan hipotesis masalah untuk membuat mereka menilai hubungan penting satu

factor dengan factor lain. Jika anggota kelas telah membawa kebiasaan mengamati

dengan cara yang berbeda, instruktur inquiry akan menggunakan kemampuannya dalam

mengontrol dialog inquiry untuk menyesuaikan acara dengan tujuan yang ingn dicapai.

Ia akan memilih masalah dengan factor yang berbeda untuk membantu si belajar menilai

pengaruh yang kuat terhadap factor ini pada proses pembentukan tim.

Pedoman Penerapan

Langkah Desain Instruksi

1 Buat daftar aturan atau teori yang kamu inginkan dalam mengajar

2 Identifikasi masalah realistis dan merangsang si belajar umtuk bekerja

padanya dimana memperkenankan mereka mendapatkan aturan atau teori.

3 Khususkan aktivitas inquiry dimana si belajar dapat mengadakan pencarian

aturan atau teori.

4 Buat daftar factor yang mempengaruhi nilai dari variable yang dipikirkan

5 Kembangkan scenario dan masalah yang cukup bervariasi dan

penggabungan factor untuk mengatur kemajuan si belajar secara efektif

ketika dialog.

6 Kembangkan contoh yang bertentangan yang membantu si belajar

mengidentifikasi factor tepat yang berpengaruh kuat terhadap harga

variable.

7 Kembangkan hipotesis masalah yang merangsang si belajar untuk

memikirkan ranah dari faktor