makalah askeb 1 lengkap.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai seorang bidan harus mengetahui perubahan apa saja yang terjadi selama masa
kehamilan baik anatomi maupun fisiologi pada trimester I, II, III. Perubahan-
perubahan yang terjadi selama masa kehamilan dapat membantu bidan dalam
mengidentifikasi diagnosa kehamilan yang terjadi ibu hamil tersebut. Perubahan-
perubahan tersebut seperti sistem muskuluskeletal, sistem kardiovaskular, sistem
reproduksi, sistem integumen, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem
kekebalan, sistem perkemihan, payudara, sistem endokrin, sistem metabolisme, berat
badan dan indek masa tubuh dan sistem persyarafan.
Tapi dalam makalah ini kami membahas tentang perubahan anatomi dan fisiologi
pada trimester I, II, III pada sistem muskuluskeletal.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan
1. Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil trimester I,II,III.
2. Mengetahui fungsi – fungsi otot.
3. Mengetahui anatomi dan fisiologi otot.
4. Mencari tahu klasifikasi, kontraksi , serta tipe kerja dari masing – masing otot.
5. Mengetahui kelainan – kelainan yang terdapat pada otot manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago,
ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3).
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh, kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang (Reeves,
Charlene, 2001: 248).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000).
Rusaknya kontinuitas tulang ini dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot,
kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis (Anonim, 2011).
Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena salah satu sebab.
Penyebab trauma adalah kecelakaan lalu lintas, industri, olahraga, dan rumah tangga. Trauma
yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung misalnya benturan bawah
yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung,
misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal
patah.
Tulang atau rangka adalah penopang tubuh manusia. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Mengapa kita bisa bergerak? Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia.
Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:
1. Memberi bentuk tubuh: Rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2. Tempat melekatnya otot: Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
3. Pergerakan: Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4. Sistem kekebalan tubuh: Sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.
5. Perlindungan: Rangka tubuh melindungi beberapa organvital, Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam. tulang belakang. tulang dada melindungi paru-paru dan jantung. melindungi bahu. Melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan pinggul. melindungi lutut dan siku. Pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
6. Produksi sel darah. Rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah. Terutama di tulang pipih contoh : tulang dada / pada corpus sterni
7. Penyimpanan. Matriks tulang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium.
Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
Jenis tulang dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi :
tulang pipa / panjang (seperti tulang hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), dan tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan).
Fungsi sistem muskuler/otot:
Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri-ciri sistem muskuler/otot: Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan
pemendekan otot. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot
saat rileks. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
Jenis-jenis otot
a) Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
• Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
• Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus ditepinya.
• Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
• Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya :
- yang kasar terdiri dari protein myosin
- yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
b) Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5
mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lamban.
Struktur Mikroskopis Otot Polos
• Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen.
Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.
Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
c) Otot Jantung
Merupakan otot lurik Disebut juga otot seran lintang involunter Otot ini hanya terdapat pada jantung Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa
istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur Mikroskopis Otot Jantung
• Mirip dengan otot skelet
Kerja Otot
- Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
- Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
- Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
- Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
- Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
- Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
- Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.
- Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
2.2 SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA IBU HAMIL
a. Trimester I
Pada trimester ini tidak banyak perubahan pada
muskuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen
dan progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago,
dan ligament juga meningkat tingkat jumlah cairan synovial.
Bersamaan dua keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan
mobilitas persendian. Keseimbangan kadar kalsium selama
kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya
khususnya produksi susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya
tidak berubah pada kehamilan yang normal.
b. Trimester II
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang
terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan dengan
meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif/jaringan
yang berhubungan sekitarnya.
c. Trimester III
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak.
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan distensi
abdomen yang membuat panggul miring kedepan, penurunan
tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada akhir
kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang(redigment)
kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan.
Kurva lumbo sacrum normal harus semakin melengkung dan di
daerah servikodosral harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior
kepala berlebuhan) untuk mempertahankan keseimbangan.
2.3 Dampak Terjadinya Trauma Sistem Muskuluskeletal
Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan, dan arahnya. Trauma
tajam atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka
sampai ke tulang yang disebut patah tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi dapat
menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.
2.4 Penanggulangan Darurat Penderita Trauma Sistem Muskuluskeletal Di RS
Berikut ini akan diuraikan beberapa tindakan yang dilakukan dalam penanggulangan trauma
sistem muskuloskeletal di rumah sakit.
1. Penyumbatan jalan napas dapat diatasi dengan alat hisap dan pemasangan intubasi
trakeal atau kalau perlu dilakukan trakeostomi.
2. Perdarahan luka : bila penggunaan balut tekan perdarahan masih tetap terjadi,
dilakukan eksplorasi untuk mencari simbernya, kemudian di klem.
3. Syok : tanda – tanda syok dinnilai kembali, meliputi : denyut nadi, pernafasan, tekanan
darah, dan tingkat kesadarannya. Jika ditemukan adanya tanda – tanda tersebut segera
dilakukan pemasangan infus, diambil contoh darah klien untuk menentukan golongan
darahnya. Pada syok yang berat dipasang Central Venous Pressure (CVP). Sementara
menunggu darah, dapat diberikan cairan- cairan berupa glukose dan NACL, plasma atau
plasma expander untuk pertolongan sementara.
4. Fraktur / Dislokasi : perlu dilakukan pemeriksaan lebih teliti, karena kemungkinan
masih ada daerah – daerah lain yang belum di periksa. Sering pada fraktur multipel salah satu
daerah yang patah tidak terdiagnosis, karena pemeriksaan yang kurang teliti. Pada daerah
yang belum dipasang bidai, sebelum dilakukan X-ray dipasang dulu bidai untuk mengurangi
rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak, kecuali
untuk memudahkan pembuatan foto dalam beberapa proyeksi.
Pada fraktur tertutup : ada beberapa metode pengobatan, yaitu sebagai berikut :
a. Hanya bersifat proteksi saja tanpa memerlukan tindakan reposisi atau imobilisasi.
Cara ini digunakan pda fraktur yang stabil atau sedikit displacement. Kompresi fraktur dari
tulang belakang, impacted frakture dari bagian proksimal humerus. Caranya : dengan
mengistirahatkan anggota gerak yang cedera. Contoh pada lengan atas cukup dipasang sling.
Pada anggota gerak bawah dipakai tongkat (kurk/crutch)
b. Imobilisasi dengan external splinting ( tanpa reposisi ).
1) Biasanya digunakan dengan bahan – bahan gips (plaster of paris).
2) External splinting tanpa reposisi digunakan pada frakture yanng undisplaced.
3) Splinting ini penting untuk memberikan imobilisasi yang baik supaya bony union dapat
tercapai.
c. Reposisi tertutup dengan manipulasi dan diikuti imobilisasi.
Ini dilakukan pada frakture displaced. Reposisi tertutup dilakukan dengan anastesi umum,
regional atau lokal. Untuk mempertahankan hasil-hasil reposisi dipakai imobilisasi plaster of
paris.
d. Reposisi tertutup dngan continous traction.
e. Open reduction and fixation (ORIF).
Open reduction dilakukan apabila dengan reposisi tertutup hasilnya tidak memuaskan.
Contoh : fraktur intraartikuler dengan reposisi tertutup, bentuk sendi tidak mungkin dapat
dengan sempurna. Hal ini dapat dilakukan tindakan ORIF.
2.5 ASKEP TEORI
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien trauma sistem muskuluskeletal meliputi nama, umur, pekerjaan dan
jenis kelamin.
2. Keluhan Utama
Pasien atau penderita trauma sistem muskuloskeletal biasa mengeluhkan nyeri, nyeri yang
sering dirasakan adalah nyeri tajam dan keluhan semakin parah jika ada pergerakan.
Meskipun demikian keluhan nyeri pada tulang biasanya tumpul dan dalam yang juga
mengakibatkan gangguan pergerakan.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien atau penderita trauma sistem muskuloskeletal mengidentifikasikan rasa nyeri, kejang
atau kekakuan yang dirasakan pada saat mengalami trauma
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien atau penderita mengidentifikasikan atau menjelaskan awal terjadinya trauma sistem
muskuloskeletal.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien atau penderita menjelaskan ada anggota keluarga yang pernah mengalami kejadian
yang sama seperti dirinya atau tidak.
4. Pemeriksaan Fisik
Seluruh pakaian penderita harus dibuka agar dapat dilakukan pemeriksaan yang baik.
Pemeriksaan penderita cedera ekskremitas mempunyai 3 tujuan : menemukan masalah
mengancam jiwa (primary survey), menemukan masalah yang mengancam ekstremitas
(secondary survey), dan pemerikasaan tulang secara sistematis untuk menghindari luputnya
trauma muskuloskeletal yang lain ( re-evaluasi berlanjut ). Pemeriksaan fisik pada trauma
sistem muskuluskletal merupakan pengumpulan data tentang kondisi system dan kemampuan
fungsional diperoleh melalui inspeksi, palpasi dan pengukuran sebagai berikut :
a. Skeletal
1) Catat penyimpangan dari structur normal menjadi defrmitas tulang, perbedaan
panjang, bentuk, amputasi
2) Identifikasi pergerakan abnormal dan krepitasi
b. Sendi
1) Identifikasi bengkak yang dapat menunjukkan adanya inflamasi atau effuse
2) Catat deformiotas yang berhubungan dengan kontraktur atau dislokasi
3) Evaluasi stabilitas yang mungkin berubah
4) Gambarkan rom baik aktif maupun pasif
c. Otot
1) Inspeksi ukuran dan contour otot
2) Kaji koordinasi gerakan
3) Palpasi tonus otot
4) Kaji kekuatan otot baik dengan evaluasi sepintas dengan jabat tangan atau dengan
mengukur skala criteria yaitu 0 untuk tidak ada kontraksi sampai 5 = normal rom dapat
melawan penuh gaya gravitasi
5) Ukur lingkar untuk mencatat peningkatan pembengkakan atau perdarahan atau
pengecilan karena atropi.
6) identifikasi klonus yang abnormal
d. Neurovaskuler
1) Kaji ststus sirkulasi pada extremitas dengan mencatat warna kulit, suhu, nadi perifer,
capillary refill, nyeri
2) Kaji status neurology
3) Tes reflek
4) Catat penyebaan rambut dan keadaan kuku
e. Kulit
1) inspeksi truma injury (luka, memar)
2) kaji kondisi kronis (dermatitis, stasis ulcer)
5. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan sekunder terhadap
pembedahan.
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi.
Kriteria Hasil : Nyeri hilang atau berkurang
Intervensi Rasional
1. Evaluasi keluhan nyeri, lokasi,
karakteristik dan intensitas nyeri
2. Memberikan posisi senyaman
mungkin pada pasien
3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam.
4. Kolaborasi pemberian analgesik.
1. Untuk mengetahui tingkat nyeri
yang dirasakan pasien
2. Agar membantu pasien untuk
merasakan kenyamanan dan
mempercepat proses penyembuhan
pasien.
3. Untuk membantu pasien
menghilangkan cemas dan takut yang
dirasakan pasien.
4. Membantu pasien menghilangkan
rasa nyeri yang dirasakan.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
Tujuan : Klien dapat melakukan gerak dan ambulasi.
Kriteria Hasil : Meningkatkan / mempertahankan / mamperhatikan morilisasi pada tingkat
paling tinggi.
Intervensi Rasional
1. Observasi tingkat mobilisasi.
2. Membantu/intruksikan klien untuk
latihan gerak aktif pasif pada ekstremitas
yang sakit maupun yang tidak sakit.
3. Mendekatkan alat-alat yang
dibutuhkan klien..
4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
dalam pemberian terapi.
1. Untuk mengetahui rentang gerak
yang dapat dilakukan oleh pasien.
2. Meningkatkan dan
mempertahankan kekuatan otot dan
rentang gerak pasien.
3. Membantu pasien dalam
pemenuhan aktifitasnya.
4. Membantu pasien dalam
melakukan rentang gerak untuk
pemenuhan aktifitas dan imobilisasi.
2.4 Kardiovaskular
Sistem kardiovaskularJantung merupakan suatu organ otot berongga yangterletak di pusat dada. Bagian kanan dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yangmengeluarkan darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup pada jalan masuk dansatu katup pada jalan keluar Fungsi sistem kardiovaskuler ( jantung ) memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dannutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukandalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yangcukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisidengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagaisistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringandapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebihbanyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung danotak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.Komponen Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistemtranspor tertutup yang terdiri atas:
a. Jantung, sebagai organ pemompa.b. Komponen darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.c. Pembulu darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.
Ketiga komponen tersebut harus berfungsi denganbaik agar seluruh jaringan dan organ tubuh menerima suplaioksigen dan nutrisi yang adekuat. Otot jantung, pembuluh darah, sistem konduksi, suplai darah, dan mekanisme saraf jantung harus bekerja secara sempurna agar system kardiovaskular dapat berfungsi dengan baik. Semua komponen tersebut bekerja bersama-sama dan memengaruhi denyutan,tekanan, dan volume pompa darah untuk menyuplai aliran darah
ke seluruh jaringan sesuai kebutuhan yang diperlukan olehtubuh.
Perubahan anatomi dan adaptasi fisologis pada ibu hamilTrimester I,II,III :
Sistem kardiovaskuler :
Seorang ibu hamil memasuki usia minggu ke-5 :
maka salah satu organ yang mengalami perubahan fungsi secara fisiologis adalah jantung. Pada saat itu jantung mengalami perubahan yang komplek yang berefek pada perubahan fisiologi tubuh lainnya.
Pada minggu ke 10-20 : volume jantung mengalami peningkatan.
usia kehamilan 6-8 minggu : Volume Plasma juga mengalami peningkatan sejak sampai dengan usia 32 minggu maximal 4700-5200 ml (sekitar 45 %). Peningkatan produksi sel darah merah (Red Blood Cell) sekitar 20-30 %. Peningkatan volume sirkulasi sekitar 45 % Peningkatan volume darah pada akhir tekanan diastolik (Trimester II, awal Trimester III) : Selain itu juga terjadi perubahan anatomi pada system kardiovaskuler, antara lain :
Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I) : Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada Jantung Karena volume rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke kiri Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan), murmur sistolik dan murmur diastolic Perubahan tekanan darah
Perubahan-perubahan di atas mengakibatkan :
Kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/ hari Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas Bengkak pada tungkai bawah, namun hati-hati bila pembengkakan berlebihan dan terjadi di tangan atau muka karena bisa merupakan gejala pre eklampsi. Terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %) 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan terganggu. Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini memperburuk keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan pada jantung sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan.
2.4 Sistem Integumen
Sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi terhadap lingkungan sekitarnya . Merupakan organ terbesar (16 % dari BB), yang membungkus seluruh permukaan tubuh. membungkus seluruh permukaan tubuh .
CIRI-CIRI KULIT :
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 – 1,75 m.
4. Tebal rata – rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan telapak kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis.
FUNGSI KULIT :
· Perlindungan
· Mencegah dehidrasi
· Rangsangan luar
· Menyimpan lemak
· Sintesis Vitamin D
· Menghasilkan bau
· Pengaturan suhu/ homeostasis
2.5 KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT :
1. Kelenjar Sebasea
berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2. Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit. Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll.
b. kelenjar Apokrin. Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folkel rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila.Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen. Perubahan anatomi dan adaptasi fisologis pada ibu hamil Trimester I,II,III : Sistem integumen : · Payudara: membesar, puting menonjol dan keras, kolostrum, ariola hiperpigmentasi· Abdomen: strie grafidarum, pigmentasi · Wajah: pigmentasi Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma) Linea alba menjadi
linea nigra , garis tengah perut yg putih menjadi garis hitam. Muncul striae gravidarum· Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak: kelenjar keringat/sebasea menjadi lebih aktif.
PENUTUP KESIMPULAN :
Jadi pada ibu hamil banyak mengalami perubahan pada tubuh nya , khususnya pada system muskuloskeletal , sistem kardiovakuler dan system integumen . pada sistem muskuloskletal ini Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat badan wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang(realignment) kurvutura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan. Kurva lumbosakrum normal harus semakin melengkung dan didaerah servikodorsal harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan ) untuk mempertahankan keseimbanagan . lalu pada sistem kardiovaskuler Seorang ibu hamil memasuki usia minggu ke-5 , maka salah satu organ yang mengalami perubahan fungsi secara fisiologis adalah jantung. Pada saat itu jantung mengalami perubahan yang komplek yang berefek pada perubahan fisiologi tubuh lainnya. Perubahan itu antara lain : Pada minggu ke 10-20 volume jantung mengalami peningkatan, Volume Plasma juga mengalami peningkatan sejak usia kehamilan 6-8 minggu sampai dengan usia 32 minggu maximal 4700-5200 ml (sekitar 45 %), peningkatan produksi sel darah merah (Red Blood Cell) sekitar 20-30 %, Peningkatan volume sirkulasi sekitar 45 % , Peningkatan volume darah pada akhir tekanan diastolik (Trimester II, awal Trimester III) . Dan pada sistem integumen ini terjadi perubahan pada Payudara: membesar, putting menonjol dan keras, kolostrum, ariola hiperpigmentasi , Abdomen: strie grafidarum, pigmentasi , Wajah: pigmentasi , Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma), Linea alba menjadi linea nigra, Muncul striae gravidarum, Perspirasi dan sekresi kelenjar lemak: kelenjar keringat/sebasea menjadi lebih aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.H syaifuddin, B.Ac.2001.fungsi sistem tubuh manusia.jakarta:widya medika .
http://hmkuliah.wordpress.com/2010/09/22/sistem- muskuloskeletal/
http://bidanku.blogspot.com/2009/01/ketika-seorang-ibu- hamil-memasuki-usia.html
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/12/perubahan- anatomi-dan-adaptasi-fisiologis-pada-ibu-hamil-2/
Lukman. Ns dan Ningsih Nurna. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal . Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Taylor .M Cynthia. 2010. Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC