(huda) makalah askeb iii

Download (huda) MAKALAH ASKEB III

If you can't read please download the document

Upload: schatzi-dianda

Post on 01-Jul-2015

2.947 views

Category:

Documents


65 download

TRANSCRIPT

MAKALAH ASKEB III ( NIFAS ) PEMBENGKAKAN PADA WAJAH DAN EKSTREMITAS MASA NIFAS

DOSEN PEMBIMBING : NORMA HADIYATI, S.S.T

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK : IV (EMPAT) KELAS : A NAMA/NIM : ELIN FARISKA SYAHFITRI EMMA RIZKI AMALIA GUSTI NOVIA NANDA HESMITA HUDA, HJ NOOR MAYA DARMAYANTI (S.09.409) (S.09.410) (S.09.414) (S.09.415) (S.09.429)

AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN 2011

BAB.I PENDAHULUANA. PENGERTIAN MASA NIFAS

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122). Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281). Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).1. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas, yaitu :a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. b. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk

bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,

cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.d. Memberikan pelayanan keluarga berencana. e. Mendapatkan kesehatan emosi. 2. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.

Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai

dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.b. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. d. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak

dan mampu melakukan kegiatan administrasi.e. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. f. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah

perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.g. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan

diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas. h. Memberikan asuhan secara professional.3. Tahapan Masa Nifas, yaitu :

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu : a. Puerperium dini Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan. b. Puerperium intermedial Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu. c. Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna

terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.4. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan- kemungkinan adanya gangguan

kesehatan ibu nifas dan bayinya.c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu

nifas maupun bayinya. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas : Kunjungan I Waktu 6-8 jam post partum Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri. Pemberian ASI awal. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tandatanda kesulitan menyusui. Asuhan Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

II

6 hari post partum

Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir. 2 minggu III post partum 6 minggu IV post partum Memberikan konseling KB secara dini. Berikut adalah Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas, yaitu : 1. Perdarahan Pervaginam Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini : a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadangkadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan lantai. b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah. c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.2. Infeksi Masa Nifas

Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.

Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan

salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria. 3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi. 4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas. 5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina. 6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit. Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia. 7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali. 8. Rasa sakit,merah,lunak dan pembengkakan di kaki Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi. 9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri. Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

BAB. II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EDEMA Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan ronggarongga badan). Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general). Edema yang bersifat lokal seperti terjadi hanya di dalam rongga perut (hydroperitoneum atau ascites), rongga dada (hydrothorax), di bawah kulit (edema subkutis atau hidops anasarca), pericardium jantung (hydropericardium) atau di dalam paru-paru (edema pulmonum). Sedangkan edema yang ditandai dengan terjadinya pengumpulan cairan edema di banyak tempat dinamakan edema umum (general edema). Cairan edema diberi istilah transudat, memiliki berat jenis dan kadar protein rendah, jernih tidak berwarna atau jernih kekuningan dan merupakan cairan yang encer atau mirip gelatin bila mengandung di dalamnya sejumlah fibrinogen plasma. 70% tubuh manusia terdiri atas air yang sangat penting untuk reaksi metabolisme dalam tubuh. Namun, sayangnya seringkali tubuh kita mengalami kelebihan cairan tubuh dan tubuh tidak bisa mengeluarkannya. Kelebihan cairan atau edema dapat terjadi di berbagai tempat dalam tubuh kita. Edema biasa juga dikenal sebagai pembengkakan yang biasanya terjadi di kaki yang juga disebut sebagai edema periferal, jika terjadi di paru-paru maka akan disebut sebagai edema pulmoner, dan jika terjadi di perut disebut asdtes. Jika kita mengalami edema biasanya kita akan mudah merasa lelah setelah melakukan aktivitas fisik harian atau ketika berjalan dalam jarak yang dekat. Jika edema ini belum parah maka masih dapat diobati dengan diet dan perubahan gaya hidup. B. TANDA-TANDA Adapun tanda-tanda pembengkakan, diantaranya :

1. Meningkatnya ukuran perut (ascites). 2. Napas pendek-pendek atau sulit bernapas (pulmonary edema). 3. Volume air kencing yang dikeluarkan sangat sedikit meskipun minum air dalam takaran normal harian. 4. Baju, celana, rok, atau aksesoris yang digunakan terasa sempit. 5. Pada tahapan yang parah, tanda-tanda edema itu dapat berupa kesulitan bernapas, napas pendek-pendek ketika berbaring, batuk, dan tangan serta kaki jika disentuh atau dipegang terasa dingin. C. ETIOLOGI/PENYEBAB Penyebab (causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitas kapiler yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan air. Mekanisme: 1. Adanya kongesti Pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan rongga badan (terjadi edema). 2. Obstruksi limfatik Apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu, saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki gajah/elephantiasis). 3. Permeabilitas kapiler yang bertambah Endotel kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui

oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas. Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe. Daya permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah. Akibatnya ialah protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah. Hal ini mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi berat dan reaksi anafilaktik. 4. Hipoproteinemia Menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama urin) berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum. 5. Tekanan osmotic koloid Tekanan osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah. Tetapi pada keadaan tertentu jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas kapiler bertambah. Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan edema. Filtrasi cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue tension). Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan. Pada jaringan subcutis yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh karena itu pada tempat tersebut mudah timbul edema. 6. Retensi natrium dan air Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi

hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah. Akibatnya terjadi edema. Retensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal (penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada penderita yang mendapat pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau estrogen). Adapun penyebab lain yang dapat menimbulkan edema, yaitu : 1. edema dapat terjadi jika kita duduk atau berdiri terlalu lama di satu tempat. Salah satu penyebabnya adalah gravitasi yang menarik cairan tubuh kita ke bagian kaki. 2. Kehamilan. 3. Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak natrium atau garam. 4. Bisa juga merupakan tanda dari penyakit ginjal atau liver. D. PENCEGAHAN Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kadar natriumnya. Tidak berdiri atau duduk terlalu lama.

DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September 2009: 20.00 WIB. Ibrahim, Christin S. 1993.) Perawatan Kebidanan (Perawatan Nifas). Jakarta : Bharata Niaga Media. masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB. Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DI BPS...Tanggal pengkajian Jam pengkajian : 19 desember 2010 : 16.30 wita

A. SUBJECTIVE DATA 1. Identitas Istri Nama Umur Agama : Ny. Z : 26 tahun : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Pendidikan Pekerjaan Alamat : SMA : IRT : Jl. Veteran

Suami Nama Umur Agama : Tn. M : 30 tahun : Islam

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Pendidikan : SMA

Pekerjaan Alamat

: Swasta : Jl. Veteran

2.

Keluhan Utama : Ibu mengatakan telah melahirkan 2 hari yang lalu, mengeluh bengkak pada bagian kakinya.

3. Riwayat Perkawinan Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 19 tahun, dengan suami sekarang sudah 7 tahun.4. Riwayat Obstetri : PANoThn Kehamilan Persalinan Cara UK Penyulit UK Penolong 1 2005 aterm HEG Aterm Spontan RMH/Bidan Tidak ada 3050 50 P Tempat/ Penyulit BB PB Seks lahir Hidup Tidak ada bulan ASI s,d 5 Bayi Kead Penyulit Nifas Ket

2

2008

kurang bulan

Tidak ada

Kurang Bulan

Spontan

RMH/DK

Tidak Ada

1500

44

L

Hidup

Tidak Ada

Bayi menin ggal umur 10 hari karena tetanus

3

ini

aterm

Tidak ada

aterm

spontan

RMH/Bidan

Tidak ada

3500

50

L

Hidup

Tidak ada

)

3.

Riwayat Persalinan Sekarang a. Umur kehamilan saat melahirkan aterm b. Tanggal/Jam melahirkan 17 desember 2010 c. Tempat/Penolong rumah/bidan d. Lama Proses Persalinan Mulai merasakan nyeri sampai dengan mulai mengedan : 8 jam Lama mengedan sampai dengan bayi lahir Lama masa pengeluaran plasenta e. Jenis Persalinan f. Penyulit saat bersalin ada g. Tindakan saat persalinan Pelebaran jalan lahir Penjahitan Luka Jalan Lahir h. Keadaan Bayi yang dilahirkan Hidup, Segera menangis, BB 3500 gram, PB 50 cm, Jenis kelamin laki-laki. : tidak : tidak : : 30 menit : 10 menit : spontan : tidak : : :

4. Riwayat Keluarga Berencana a. Jenis b. Lama c. Masalah 5. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan ibu maupun penyakit kronis lainnya. b. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan dari pihak keluarga juga tidak pernah menderita penyakit : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun, penyakit menular, : pil : 3 tahun lebih : tidak ada

menurun, penyakit menular, maupun penyakit kronis lainnya. 6. Pola Kebutuhan Sehari-hari a. Nutrisi Jenis yang dikonsumsi Frekuensi Porsi makan Pantangan b. Eliminasi BAB Frekuensi Konsistensi Warna BAK Frekuensi Warna Bau Frekuensi mandi Frekuensi ganti pakaian d. Tidur dan Istirahat Siang hari Malam hari Masalah e. Pola Seksual f. Pemberian ASI : Kapan Mulai memberikan ASI Frekuensi menyusui Masalah 9. Data Psikososial dan Spiritual : segera setelah bayi lahir : sesuai kebutuhan : tidak ada :1 jam : 7 jam : tidak ada : belum melakukan pola seksual : 5x sehari : kuning jernih : khas urine c. Personal Hygiene : 2x sehari : sesuai kebutuhan Frekuensi gosok gigi : 2x sehari : 1x sehari : lembek : kuning kecoklatan : Nasi, lauk pauk, sayuran hijau, buah dan susu : 3x sehari : 1 piring : tidak ada

a. Tanggapan Ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayinya : senang b. Tanggapan Ibu terhadap perubahan fisiknya baik c. Tanggapan ibu terhadap peristiwa persalinan yang telah dialaminya : baik d. Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi : bidan, keluarga e. Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga : baik f. Pengambil keputusan dalam keluarga suami g. Orang yang membantu ibu merawat bayi : keluarga h. Adat/kebiasaan/kepercayaan ibu yang berkaitan dengan kelahiran dan perawatan bayi : berdoa B. OBJECTIVE DATA 1. Pemeriksaan umum a. K/U b. Kesadaran c. Berat badan d. Tanda Vital TD Suhu Nadi : 37 C : 80 x/menit : 130/80 mmHg : Baik : compos menthis : 53 kg : : tasmiyah i. Kegiatan spiritual yang dilakukan ibu pada masa nifas : :

Respirasi 2. Pemeriksaan khusus -Inspeksi dan palpasi Kepala Muka Mata Telinga Hidung Mulut Leher Dada/mamae Perut Genetalia Ekstremitas

: 24 x/menit

: Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok. : tidak edema, tidak pucat. : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. : simetris, tidak ada serumen dan pengeluaran cairan. : tidak ada polip dan pernapasan cuping hidung. : bibir merah muda, tidak sariawan, tidak ada karies gigi. : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. : tidak ada massa, tidak nyeri tekan, puting susu menonjol, tampak hiperpigmentasi pada areola, kolostrum (+). : tidak ada jaringan parut bekas operasi, TFU 2 jari bawah pusat. : pengeluaran lochea berwarna merah kehitaman, tidak terdapat tanda-tanda infeksi. : tungkai nampak edema, tidak terdapat varises.

3. Pemeriksaan Penunjang -Hb, albumin, reduksi : tidak dilakukan

C. ASSESMENT a. Diagnosa Kebidanan b. Masalah c. Kebutuhan D. PLANNING 1. Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan, yaitu TD. 130/80 mmHg, suhu : 37 C, nadi : 80 x/menit, respirasi : 24 x/menit, kontraksi baik. Edema pada ektremitas bawah. : tidak ada : konseling dan HE : PA Post Partum spontan Hari ke-2 dengan edema pada ekstremitas bawah.

ibu mengetahui hasil pemeriksaannya. 2. Memberitahukan pada ibu mengenai nyeri perut yang ia rasakan. Hal tersebut merupakan hal yang wajar bagi ibu pada masa nifas, hal tersebut disebabkan oleh adanya kontraksi rahim dalam proses involusi uterus/pengembalian bentuk uterus ke bentuk semula. Cara mengatasinya adalah dengan melakukan massase pada bagian perut menggunakan telapak tangan dengan gerakan melingkar. ibu mengetahui cara mengatasi nyeri perut yang ia alami. 3. Memberitahukan pada ibu penyebab terjadinya edema. Edema dapat terjadi jika kita duduk atau berdiri terlalu lama di satu tempat. Salah satu penyebabnya adalah gravitasi yang menarik cairan tubuh kita ke bagian kaki, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak natrium atau garam. Bisa juga merupakan tanda dari penyakit ginjal atau liver. ibu mengetahui penyebab edema yang dialaminya. 4. Menganjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi dan bervariasi, dan menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kadar natriumnya. ibu bersedia untuk mengurangi konsumsi makanan yang tinggi kadar natriumnya dan akan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi. 5. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup, yaitu : Siang hari : 1 jam

Malam hari

: 8 jam

ibu bersedia untuk beristirahat dengan cukup. 6. Menganjurkan ibu untuk tidak berdiri atau duduk terlalu lama untuk mencegah terjadinya edema. ibu bersedia untuk tidak berdiri atau duduk terlalu lama. 7. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya terutama daerah genetalia dengan mengganti pembalut minimal 2x sehari agar tidak terjadi infeksi dan jangan menahan rasa ingin BAB/BAK karena akan mempengaruhi kontraksi uterus. ibu bersedia untuk menjaga dan memelihara personal hygienenya. 8. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun. ibu bersedia untuk memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif.