majalah sasaraina

52

Upload: koni-mentawai

Post on 24-Jul-2016

246 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Edisi April 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Sasaraina
Page 2: Majalah Sasaraina

Pelindung:Bupati Kepulauan Mentawai,

Yudas Sabaggalet,Wakil Bupati Kepulauan Mentawai,

Rijel Samaloisa

Penasehat: Sekretaris Daerah: Ifdil Gusti, Asisten I, Martinus D, Dewan Redaksi: Martinus D, Maifrizal, Dul Sumarno,Pemimpin Redaksi: Joni Anwar, Devisi Redaksi: Nurtiana Sanenek, Jasni Efita, Kartani, Ismar Santi, Ayubkhan Sakokoi,Koordinator Liputan: Rahadio Suroso, Redaktur: Iswanto. JA, Asisten Redaktur: Firnando Deb, Reporter: Eri Suprianto,Heri Pamalis, Arif, Moerdani.

ALAMAT REDAKSI: Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jalan Raya Tuapeijat Km 5, Sipora Utara. Email:[email protected]

Klaim Ombak,Surfer Konflik

PARIWISATAHALAMAN 32

Pasar Ibu Sepi,Pedagang Pilih Dermaga

EKONOMIHALAMAN 28

Kasus Dugaan Human Trafficking MentawaiTerdakwa Divonis Bebas

HUKUMHALAMAN 36

Sarjana Hasil BeasiswaPastikan Pulang Kampung

LAPORAN UTAMAHALAMAN 6

DAFTAR ISI

Teras Berita : .................... 02Redaksi : .................... 03Laporan Utama : .................... 04Laporan Khusus : .................... 14Buka Buku : .................... 16Agenda : .................... 18Lingkungan : .................... 22Ekonomi : .................... 24Pariwisata : .................... 30Peristiwa : .................... 34Kesehatan : .................... 35Hukum : .................... 36Kisah : .................... 42Interview : .................... 44Budaya : .................... 46Editorial : .................... 48Opini : .................... 49Olahraga : .................... 50Pernik : .................... 51Iptek : .................... 52

SASARAINA Edisi: 04/April-201502

TERAS BERITA

Page 3: Majalah Sasaraina

Salam Redaksi

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 03

REDAKSI

Aspirasi PendidikanHAMPIR semua negara besar dan negaramaju, menuju kebangkitannya dengan me-lalui pendidikan. Diyakini banyak parapemimpin, dengan kualitas SDM melaluipendidikan, negara pun akan mampu ber-saing dan disegani banyak negara. Hal inijuga dilakukan oleh Pemerintah KabupatenKepulauan Mentawai, yang akan melakukanperubahan pembangunan melaui pening-katan kualitas SDM. Ada bukti nyata,begitu besar potensi alam Mentawai, namuntidak tergarap dengan maksimal akibat SDMsendiri tidak memadahi.

Pada edisi Arpil ini, Majalah Sasarainamencoba mengupan misi pemerintah daerahdengan mengutamakan skala prioritas pem-bangunan SDM. Tentunya, awak redaksimengupas dengan narasumber yang ber-kompeten dan mampu memberikan duku-ngan terhadap cita-cita Pemda Mentawai.Di samping itu, para narasumber juga meni-tipkan aspirasi dan gagasan terhadap misiPemda Mentawai dalam membangun kua-litas SDM yang berkualitas.

Program beasiswa melalui pendidikan inidipastikan akan membuahkan hasil selama10 atau 20 tahun ke depan. Sampai saat ini,sudah ratusan anak Mentawai yang diku-liahkan ke berbagai perguruan tinggi papanatas yang ada di Indonesia melalui beasiswadari anggaran APBD Mentawai. Sedikitnya,28 persen APBD Mentawai diserap oleh Di-nas Pendidikan demi meningkatkan kualitasSDM dari berbagai sektor.

Kualitas SDM sendiri, menurut PemdaMentawai merupakan aset ke depan dalammenggenjot lajunya pembangunan di BumiSikerei dalam berbagai sektor. Salah satunya,pelayanan kesehatan dan guru masihmenjadi skala prioritas di Bumi Sikerei itu.Meski demikian, Pemda Mentawai sendiritidak hanya fokus untuk menciptakan parasarjana dibidang guru dan kesehatan,melainkan berbagai disiplin ilmu. Sebabpotensi alam Mentawai, seperti laut, hutan,dan pertanian, peternakan, perkebunan, dankebudayaan, sejauh ini masih minim dalampengembangannya. Padahal, jika diolah

dengan maksimal, tidak menutup kemung-kinan Mentawai akan menjadi gerbangwisata Indonesia di bagian Barat.

Sejauh ini, dengan terbukanya beberapaakses jalan dan tranfortasi, sudah dapatmemicu jumlah peningkatan pendudukan.Peningkatan jumlah penduduk ini umumnyabanyaknya para pendatang untuk tinggaldi Mentawai, baik mengelola usaha maupunmenjadi pegawai di Pemerintah Mentawai.

Selain itu, jumlah wisatawan tingkat na-sional dan internasional pun semakin me-ningkat. Ini juga faktor pembangunan infra-struktur jalan serta akses komunikasi yangsudah mulai terbuka. Untuk menyeimbang-kan kemajuan infrastruktur, Pemda Menta-wai pun lebih mengutamakan pembangunanSDM untuk proses pembangunan Menta-wai secara berkelanjutan. Sejauh ini yangmenjadi pertimbangan, lebih sulit memba-ngun SDM dari infrastruktur. Maka pemba-ngunan kualitas SDM menjadi skala priori-tas bagi Pemda Mentawai untuk mengejarketertinggalan dan keterisolirannya. (*)

Page 4: Majalah Sasaraina

BANGGAKANPENDIDIKANPemda Harus SiapkanLapangan Pekerjaan

SASARAINA Edisi: 04/April-201504

UTAMA

Page 5: Majalah Sasaraina

PEMERINTAH Kabupaten KepulauanMentawai menyadari ketertinggalankualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) di daerahnya dibandingkan kabupatenkota lain di Sumbar. Berbagai upaya pening-katan kualitas dilakukan hingga programbeasiswa pada ratusan mahasiswa asalMentawai. Layaknya Pemda Mentawai,DPRD Provinsi Sumbar mengakui, pemba-ngunan SDM upaya tepat mengejar keter-tinggalan.

Namun, menyekolahkan dan membantuperkuliahan ke berbagai Perguruan tinggi (PT)semata tidak cukup. Pemda setempat jugaharus menyediakan lapangan pekerjaan danmenciptakan peluang kerja seluas-luasnya.Jangan sampai setelah pemberian beasiswalantas para sarjana asal Mentawai lebihmemilih beraktivitas di luar Mentawai. Tanpakomitmen jelas, kemungkinan itu akan men-jadi tantangan dari kucuran anggaran untukprogram beasiswa yang telah berlangsungsekitar tiga tahun tersebut.

Persoalan lemahnya kualitas SDM sebe-tulnya tidak hanya terjadi di KepulauanMentawai. Berbicara tataran nasional, kua-litas SDM dan mutu pendidikan Sumbarjuga belum terlalu membanggakan. Tang-gungjawab peningkatan kualitas SDM kedepannya sebetulnya tanggungjawab se-luruh kabupaten kota yang ada di Sumbar.Apalagi persaingan ke depannya tidak hanyasesama warga negara Indonesia, melainkannegara-negara Asean. Pelaksanaan Masya-rakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudahdiambang mata.

”Yang bisa dibanggakan ke depannya,ialah kualitas SDM. Kalau pariwisata danlainnya, tinggal menggali dan mengembang-kan potensi alam yang ada,” kata KetuaDPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim saat di-temui di ruangannya, Senin (25/5). Nah,untuk mengembangkan potensi yang ada,tentu dibutuhkan SDM berkualitas.

Agar program pemberian beasiswa olehPemda Mentawai tidak disebut ”gagal”,semua anak Mentawai yang pendidikannyadibiayai oleh daerah, harus kembali lagi keMentawai. Mereka mesti mengabdi untukdaerahnya. Harus ada kesadaran oleh ma-

hasiswa sendiri untuk kembali tanpa harusada ikatan perjanjian. Namun, bila dibutuh-kan, tidak salah jika pemda membuat ikatankerja dengan para calon sarjana.

Setelah kembali, setiap sarjana diberiruang berkarya sesuai dengan bidang yangditekuni. Kebebasan bergerak dari berbagaisektor, pertanian, perkebunan, pariwisata,kelautan ataupun berwirausaha. Tidak ha-rus masuk dalam sistem pemerintahan. Yangterpenting bagi Pemda, bagaimana meng-akomodir seluruh sektor hingga bermuarapada rancangan prioritas pembangunandaerah. Saling sektor bersinergi dan salingmendukung antar bidang satu denganbidang lainnya.

Dicontohkan pada bidang pertanian. Ji-ka pembangunan daerah ke depan bergerakdi sektor pariwisata, pertanian yang diprog-ramkan oleh para sarjana harus bersinergidan mendukung kemajuan pariwisata. Per-kebunan atau perikanan juga demikian.Berlaku pula sebaliknya. Pemberian modalpada sarjana, tidak terlepas dari rancanganmakro pembangunan jangka panjang Kabu-paten Kepulauan Mentawai.

Sederhananya tanggungjawab PemdaMentawai setelah memberi beasiswa, harusmempersiapkan lapangan pekerjaan. Janganharap pegawai negeri. Sebab pengangkatanmenjadi pegawai negeri melalui jalur yangtelah ditentukan oleh pusat. Pemda dapat

memberikan ruang lebih untuk tenaga hono-rer bagi sarjana asal Mentawai. Lalu, mem-beri ruang lebih untuk membuka lapanganpekerjaan dari sektor swasta. ”Berikan mo-dal usaha,” jelas Hendra.

DPRD Sumbar siap memberikan duku-ngan maksimal demi pembangunan Menta-wai melalui sektor pendidikan. Jika pemdasetempat serius, terakomodir dalam ran-cangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritasdan Plafon Anggaran Sementara (KUAPPAS) sebagai pijakan APBD, selaku ketua,Hendra siap memperjuangkannya di tingkatprovinsi.

Selain sektor pendidikan, untuk mengge-rakkan perekonomian, pembangunan akse-sibilitas harus terus ditingkatkan. Keterse-diaan fasilitas sangat menentukan pemba-ngunan di setiap daerah kepulauan di Indo-nesia. Kendala Mentawai selama ini, banyaksedikitnya, dipicu oleh jalur transportasiyang belum memadai. Baik transportasi diMentawai, maupun Padang-Mentawai.

Pembangunan dan kemajuan Mentawaimerupakan tanggungjawab bersama. Peme-rintah daerah, pemerintah provinsi hinggapemerintah pusat. ”Provinsi harus mendu-kung secara total. Baik peningkatan kapa-sitas SDM, pembangunan aksesibilitas disana (Mentawai-red) hingga penyediaanlapangan pekerjaan. Termasuk mengeksposlagi pariwisatanya,” pungkasnya. (dbf)

UTAMA

Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim, menanam padi bersama.

Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim, diwawancarai oleh seorang siswa.

Page 6: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201506

UTAMA

FOTO: DEBI FIRNANDO/SASARAINA

Page 7: Majalah Sasaraina

SARJANA HASIL BEASISWA

PASTIKAN PULANG KAMPUNGUPAYA membangun Kabupaten

Kepulauan Mentawai menurutpemerintahan daerah (pemda) setem-

pat dengan jalan meningkatkan kualitasSumber Daya Manusia (SDM). Sebab, SumberDaya Alam (SDA) Mentawai yang melimpahtidak terkelola dengan maksimal akibatminimnya kualitas SDM. Pemda pun meng-ambil kebijakan untuk menguliahkan ratusanlulusan sekolah menengah melalui programbeasiswa. Diyakini, Mentawai akan bangkit10 tahun kedepan.

Keseriusan membenahi SDM di NegeriSikerei memang telah terlihat sejak tiga tahunke belakang. Terbukti dengan program bea-siswa yang dikucurkan setiap tahunnya. Geliatpembenahan juga tampak melalui programBantuan Operasional Siswa (BOS) Daerahbagi pelajar SMA sederajat. Pemkab menye-diakan Rp 1.020.000 per anak setiap tahunnya.Bantuan ini tidak jauh berbeda dengan BOSNasional sebesar Rp 1.200.000 per anak pertahun.

Dinas Dinas Pendidikan (Disdik) ProvinsiSumatera Barat (Sumbar) mengapresiasi pro-gram Bosda tersebut. Di mana setiap anakdibantu Rp 85 ribu per bulan. Terutama untuktingkat SMA. Disdik Sumbar menilai, Bosdasalah satu indikasi keseriusan Pemda Menta-wai pada dunia pendidikan.

Pertanyaan selanjutnya, cukupkah de-ngan pemberian beasiswa dan bantuan padapelajar Mentawai mampu bangkit? Bagaimanajika pelajar dan mahasiswa yang dibantu,setelah menamatkan pendidikan, lebih memilihuntuk berkiprah di luar Mentawai? Programpemberian beasiswa kembali mendapat ujian.Menyikapi hal ini, dirasa perlu adanya kesepa-katan yang mengikat antara pemerintah danmahasiswa.

”Harus ada ikatan dinas,” kata KepalaBidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas)Disdik Sumbar, Bustavidia saat ditemui diruangan kerjanya, Senin (1/6). Selain Kabid

Dikdas, Bustavidia juga merupa-kan Ketua Panitia UN

Sumbar yang setiap ta-hun berkecimpung

dengan hasil ujian

pelajar Sumbar.Menurutnya, harus ada Memorandum of

Understanding (MoU) antara pemerintahdengan mahasiswa yang diberi beasiswa. Ke-sepakatan mengikat itu memiliki legalitas se-cara hukum. Pemda mesti memastikan sarjanaasal Mentawai yang dibiayai kuliahnya dapatmengabdi untuk Mentawai. Andaikata targetmengembalikan sarjana selaku cendekia mudake Mentawai tidak terlaksana, keberhasilanprogram yang diusung oleh Bupati Mentawai,Yudas Sabaggalet dapat dipertanyakan.

Poin terpenting mengangkat derajat SDMMentawai, tidak lain ialah kepercayaan dirianak-anak Mentawai sendiri. Jangan sampaipribumi enggan menyebut diri mereka putraatau putri Mentawai. Jangan pula engganuntuk kembali mengabdi pada tanah kelahiran.Anak-anak Mentawai sebetulnya memilikipotensi yang tidak kalah besar dibandingkandaerah lain di Sumbar.

Bustavidia mencontohkan pada tingkatpelajar. Anak-anak Mentawai mampu mewakiliSumbar dalam event bergengsi Festival danLomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di tingkatNasional tahun 2013 lalu. Ditahun yang sama,anak-anak Sikerei membanggakan namaSumbar dalam ajang Olimpiade OlahragaSiswa Nasional (O2SN) di Kalimantan Timur.Suatu bukti, jika pelajar Mentawai mampubersaing di kancah Nasional.

Sayangnya, untuk tahun 2015 ini, Men-tawai tidak mengutus pelajarnya untuk meng-ikuti olimpiade. Dewan Perwakilan RakyatDaerah (DPRD) setempat mencoret anggarankeberangkatan. Bustavidia mengaku sangatmenyayangkan sikap tersebut. Terkesan, tidakada dukungan dari legislatif untuk menyuk-seskan program peningkatan kualitas SDMoleh eksekutif. Disdik Sumbar pun akhirnyamelayangkan surat kepada pemda Mentawai,Disdik Mentawai dan diteruskan pada DPRDMentawai.

”Sinergisitas antar lembaga juga diperlu-kan. Eksekutif tidak dapat bergerak tanpadukungan dari legislatif. Ini penting menjadicatatan bagi stakeholder di Kabupaten

Kepulauan Mentawai,” jelasnyasambil memperlihatkan surat

yang akan dilayangkantersebut.

Selain pemberian program beasiswa danBosda, penting pula penguatan kemampuantenaga pendidik. Tenaga pengajar dapat be-kerjasama dan mengadakan pelatihan untukmeningkatkan kualitas tenaga pendidik. Dis-dik Sumbar mengaku siap memfasilitasinyadengan sekolah unggul di Sumbar dan lem-baga pelatihan lain. Dia menyebut, harus adatraining khusus bagi para guru.

Apalagi baru-baru ini Disdik Sumbar telahmendapat instruksi dari Gubernur Sumbaragar lebih instens melakukan pembinaan padalembaga pendidikan dan anak didik diMentawai. Jika Pemkab Mentawai serius, Dis-dik Sumbar akan memperjuangkan kebutuhanpeningkatan kualitas SDM Mentawai.

Saat ditanya tim redaksi Sasaraina, Bus-tavidia mengakui dan sepakat, jika pemba-ngunan suatu daerah didahului dengan pem-benahan kualitas SDM. Menurutnya, ada duafaktor pendorong kemajuan suatu daerah, ter-utama wilayah kepulauan. Yakni, peningkatankualitas SDM dan pembenahan infrastruktur.Belajar dari daerah kepulauan yang mampubangkit, seperti Tanjung Pinang dan BangkaBelitung (Babel), pemda setempat menggenjotdua pembangunan tersebut. Terbukti, dalamwaktu singkat, bangkit dan mengalamikemajuan.

Dalam hal pembangunan, oknum-oknumyang bermain harus dipangkas. Terutamapembangunan aksesibilitas, listrik dan perse-diaan air termasuk ketersediaan Bahan BakarMinyak. ”Saya melihat, dibutuhkan kebera-nian Pemda setempat melawan permainanoknum dalam pembenahan infrastruktur, ke-percayaan diri anak-anak Mentawai dan ke-pedulian bersama untuk membangun daerah.Para sarjana, berpikir sendiri untuk menggarappotensi daerah,” lanjutnya yang baru bebe-rapa hari pulang dari Menatwai untuk me-mantau pendidikan itu.

Dia mencontohkan, dalam hal pemba-ngunan, di Mentawai biayanya mencapai tigakali lipat dari daerah daratan. Bagaimana tidak,bata harus dikirim dari Padang dan daerahlain. Dijual seharga Rp 1.600. Padahal didaratan, hanya dikisaran Rp 600.

Padahal, pembuatan bata cukup dengantanah liat yang sangat banyak di Mentawai.Bustavidia mempertanyakan, kenapa parasarjana tidak berpikir berbuat untuk daerahdari hal sederhana namun sangat membantumasyarakat. Seperti pembuatan pabrik bata,dijual pula seharga murah. Tentu masyarakatakan sangat tertolong dan biaya pembangu-

nan akan lebih murah.Karena itu, dibutuhkan kesadarancendikia Mentawai dan keperca-

yaan diri tanpa harus berpikiratau menampung tangan

dari program peme-rintah. (dbf)

UTAMA

BUSTAVIDIA

Page 8: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201508

UTAMA

PERJUANGAN membentuk Mentawai sebagai daerahKabupaten Otonom mulai tampak berbenah danberbeda jauh dibanding masih menyatu dengan

Kabupaten Padangpariaman. Sejak tahun 2000 memisahkandiri dari Padangpariaman, Mentawai menjadi daerah yangmemiliki banyak potensi untuk mampu mensejahterakanmasyarakatnya.

Akses jalan yang mulai terbuka, serta transportasi yangmulai lancar antara Kota Padang dan Mentawai, membuatMentawai menjadi daerah tujuan, bagi para wisatawanmancanegara dan nasional, serta kunjungan para pejabatpusat sampai provinsi. Hal ini diakui Bupati KepulauanMentawai, Yudas Sabaggalet saat menerima kunjunganKepala BPKP Perwakilan Sumatera Barat dan Kepala KantorPelayanan Perbendaharaan Negaran (KPPN). Pertemuan itujuga disertai dengan pertemuan Kepala Kejaksaan Negeri(Kajari) Mentawai yang baru, Mustofa.

Dalam pertemuan tersebut, Bupati Kepulauan Mentawai,Yudas Sabaggalet memberikan apresiasi terhaap semuakunjungan para pejabat teras, baik pusat maupun provinsi.Hal itu isampaikan di depan Kajari Mentawai, Kepala BPKPPerwakilan Sumbar Arman. S Harahap, Kakanwil DitjenPerbendaharaan Sumbar R.Wiwin Istanti dan Kepala KPPNPadang Subur Bahariyanto Sumbar, yang telah mengunjungiBumi Sikerei.

”Saya sendiri senang dan bangga, sebab akhir-akhir iniMentawai banyak dikunjungi para pejabat teras, baik pusatmaupun provinsi. Tentunya perjalanan itu tidak hanyasekadar jalan-jalan biasa, melainkan ada rencana besar untukMentawai yang akan kita selesaikan secara bersama dengankoordinasi yang intens. Untuk mengatasi berbagai masalahyang ada di Mentawai, sangat dan harus membutuhkandukungan dari pusat dan provinsi, termasuk dalam beberapapertemuan dari kunjungan ini,” optimis Yudas.

Yudas mengakui, dengan kondisi Mentawai yang masihterisolir, namun kini akses sudah mulai terbuka. BahkanMentawai sendiri sudah mulai terbukan dan lebihtransparan. Tentu ini bisa dilihat secara langsung bagaimanakeadaan pembangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawaisampai detik ini.

Sebagai bahan pertimbangan, kata Yudas, Mentawai adaempat pulau besar yang jumlah penduduk sangat minim.Penduduk Mentawai hanya 13 orang perkilometer denganwilayah yang besar ini. Pemerintah sendiri menanganinyabetul-betul perlu semangat yang full. Sudah pasti dalam halini bersama teman-teman SKPD banyak hal-hal yang belumduduk pada tempatnya, serta hal-hal yang harus disempur-nakan dengan kondisi saat ini. Maka perlu dukungan darisemua pihak, baik pemerintah pusat dan provinsi untukmembimbing Mentawai kabupaten kategori tiga T (terisolir,terbelakang dan tertinggal), di Sumatera Barat.

Dalam kunjungan tersebut, Bupati meninjau sekolahSMA yang baru dan dilaksanakan Ujian Nasional. Disam-paikannya, kepada Kepala Dinas Provinsi Sumbar, ketikaSMA tersebut di bawah bimbingan provinsi, maka pertanya-anya siapa yang akan melakukan manajemennya. Di Men-tawai sendiri ada delapan SMA yang terletak relatif jauh.Jadi ini merupakan tingkat kesulitan dalam memimpinMentawai.

”Harus berani. Kalau tidak berani dalam istilah bahasaMinang, beko baretong (dibangun dulu nanti penyelesaian-nya). Kalau tidak begitu, maka tidak akan berjalan pemba-ngunan di Mentawai.

Dalam prosesnya perlu diperbaiki, kalau tidak begitu,maka tidak akan terjadi perubahan-perubahan. Artinyaproses-proses tersebut menuju kesempurnaan salingmembutuhkan pemahaman bersama-sama.

”Besar harapan, peranan pusat kepada KabupatenKepulauan Mentawai. Karena Mentawai belum disentuhdana dari APBN sampai saat ini, dalam konteks secaralangsung. Sekarang kegiatan kita hanya memakai anggaranAPBD, tapi betul berharap banyak perhatiannya dari pusatuntuk memberikan dana. Dengan keterbatasan sumber dayamanusia yang ada mungkin Mentawai sangat terbantu. (ers)

BanyakDikunjungi,Mentawai

ButuhPerhatian

Bupati Mentawaimenerima

cinderamata.

Page 9: Majalah Sasaraina

120 Koli Buku Untuk20 Perpustakaan Desa

KANTOR Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Kepulauan Mentawai merasa-kan betul minimnya koleksi buku di perpus-takaan desa. Selain kekurangan jumlah buku,kekurangan jumlah perpustakaan turutdialami. Dari 43 desa di kabupaten setempat,baru 28 desa yang memiliki perpustakaan.Padahal, Mentawai tengah menggiatkanprogram pembangunan Sumber Daya Ma-nusia (SDM) sejak tiga tahun kebelakang.

Sulitnya menambah koleksi buku dika-renakan terbatasnya Anggaran PendapatanBelanja Daerah (APBD). Akibatnya, PemkabMentawai tidak dapat melakukan penga-daan buku untuk kantor Perpustakaan.

”Mendapatkan banyak koleksi bukuuntuk perpustakaan memang sangat sulit.Persoalannya, tidak lain karena keterbatasananggaran,” kata kepala Kantor Perpusta-kaan dan Kearsipan Kabupaten KepulauanMentawai, Mutiara Sitorus. Keluhan itu laludisampaikan pada Wakil Bupati Mentawai,Rijel Samaloisa saat berkunjung ke perpus-takaan tahun lalu.

Selaku kepala daerah yang bertang-gungjawab atas segala kebutuhan warga,Rijel Saloisa merespon permintaan kepalakantor perpustakaan. Wabup pun mela-yangkan surat pada pihak Yayasan DanaKemanusiaan Kompas. Yayasan Dana Ke-manusiaan Kompas merespon permintaanmelalui surat tertulis tersebut dan langsungdiantar ke Padang untuk dibawa keMentawai.

Berkat kerja keras, keterbatasan koleksibuku di Kabupaten Kepulauan Mentawaiperlahan mulai teratasi. Baru-baru ini, se-banyak 20 perpustakaan desa menerimabantuan dari Yayasan Dana KemanusiaanKompas.

Yayasan yang merupakan perpanjanganprogram kemanusiaan Harian Kompastersebut, bersama Gramedia Sumatera Baratmemberikan bantuan buku sebanyak 120Koli/kotak. Bantuan disertai dengan 20 DVDplayer tentang ilmu pengetahuan.

Penyerahan bantuan digelar di halamankantor Sekretariat Bupati, Senin (20/04) dan

diterima langsung oleh Bupati KepulauanMentawai. Sejauh ini, proses pendis-tribusian buku oleh pihak Yayasan DanaKemanusiaan Kompas untuk KantorPerpustakaan dan Kearsipan KabupatenKepulauan Mentawai tengah dilakukan ke20 pustaka desa.

Mutiara Sitorus menyebut, buku-bukuyang diserahkan dapat dibaca oleh masya-rakat hingga masyarakat dapat menerap-kannya. ”Buku-buku ini adalah buku tera-pan. Seperti bagaimana cara bertanam ceng-keh, menanam pala, pengelolahan ikan lautdan tentang kesehatan, semua lengkap didalamnya,” jelas Mutiara Sitoras.

Diketahui, dari 43 desa yang ada, baru 28perpustakaan desa yang berdiri di Kabupat-en Kepulauan Mentawai. Dari 28 perpusta-kaan, yang diusulkan sebanyak 20 desa. Pe-ndistribusian buku akan dilakukan ke selu-ruh pustaka yang masuk dalam daftar usulan.”Ke depan kita berharap bisa memenuhi kebu-tuhan buku untuk 43 desa yang tersebar diKepulauan Mentawai,” jelasnya. (ers)

UTAMA

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 9

Bupati Mentawai foto bersamausai menerima bantuan buku untuk

perpustakaan desa.

Page 10: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201510

28 Persen APBDDiserap DiknasKonsentrasi Peningkatan Kualitas SDM

Bupati memukul alat lolokiu,untuk membuka kegiatan bimbingan teknis tenaga pengolaan dan pelayanan perpustakaandesa.

UNTUK meingkatkan kualitas SumberDaya Manusia (SDM) di KabupatenKepulauan Mentawai, sebanyak 28

persen APBD diserap untuk Dinas Pendidi-kan. Anggaran yang besar itu tidak ada ala-san lagi, kesuali untuk konsentrasi padapeningkatan kualitas pendidikan.

Berbicara meningkatkan kualitas pendi-dikan, tidak hanya cukup dengan anggaranyang besar. Semua harus sinergi dan terin-tegrasi, baik manajemen, infrastruktur, guru,manajemen, serta dukungan perpustakaan un-tuk kampanye membaca. Sebab denganmembaca itu, para generasi akan tumbuh cer-das dan mandiri, serta mampu menciptakanhidup damai penuh toleransi.

Untuk mendukung peningkatan kualitaspendidikan di Mentawai, Pemerintah meng-gelar bimbingan tenaga teknis (Bimtek) padatenaga pengelolaan dan pelayanan perpusta-kaan desa, taman bacaan masyarakat dan se-kolah serta pembentukan IPI (Ikatan Perpus-takaan Indonesia) di Aula Kantor Bupati Men-tawai. Dalam kegiatan tersebut, Bupati Ke-pulauan Mentawai membuka secara resmi. Ke-giatan yang diikuti oleh seluruh jajaran SKPDterlibat dalam pembentukan perpustakaan In-donesia.

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sa-baggalet menyampaikan bahwa Mentawai sa-ma seperti dengan Indonesia mini (miniatur)yang mempunyai pulau banyak serta empatpulau besar. Di samping itu, juga memiliki pu-lau kecil lebih kurang 70 pulau. Lebih mem-banggakan lagi, adanya pulau terluar di Kepu-lauan Mentawai di Pantai Barat, PulauSumatera.

Komitmen menjaga NKRI di perbatasan lautserta menjaga dokumen-dokumen negara,tentunya banyaknya informasi negara yang be-lum terungkap di Mentawai. Seperti kondisi pu-lau terluar Mentawai. Masih banyak aparaturpemerintahan pusat belum pernah melihat ataumendengar adanya pulau terluar di Mentawai.

Melalui kegiatan ini tentunya ada informasi,bahwa pulau terluar itu merupakan salah satucatatan sejarah yang harus didokumentasikanagar menjadi pertimbangan negara.

”Ini program visioner untuk masa depanMentawai agar mampu bangkit dan bersaingdengan meningkatkan kualitas SDM danpendidikan itu sendiri. Dengan kualitas SDM

itu, maka percepatan pembangunan pun akanterlaksana dalam berbagai sektor," opsimisYudas.

Menurut Yudas, selama 70 tahun Indone-sia merdeka, namun orang Mentawai yang be-kerja di Kantor Gubernur sangat nihil, terma-suk pada level-level tertentu juga belum ada.Dengan adanya reformasi Mentawai, sangat

Ini program visioner untukmasa depan Mentawai agarmampu bangkit danbersaing denganmeningkatkan kualitasSDM dan pendidikan itusendiri. Dengan kualitasSDM itu, maka percepatanpembangunan pun akanterlaksana dalam berbagaisektor

UTAMA

Page 11: Majalah Sasaraina

bersyukur bisa berdiri satu kabupaten, yaituMentawai. Meski percepatan pembangunanMentawai terkesan lambat, alasan men-dasarnya adalah kualitas SDM. Tentunya iniakan menjadi program kepala daerah untukmengenjot SDM Mentawai.

Selain perpustakaan, Pemerintah Kabupa-ten Kepulauan Mentawai telah menyekolah-kan putra-putrinya sedikitnya 400 orang mela-lui anggaran APBD Mentawai. Jika tidakdiutamakan masa depan pendidikan anakMentawai, maka 70 tahun ke depan, tidak adaperubahan untuk Bumi Sikerei, bahkan akanterualang lagi sejarah 70 tahun ke depan.

"Pemerintah sejauh ini masih konsistendan komitmen pada peningkatan kualitasSDM. Sebab untuk pengembangan dan mana-jemen Mentawai itu tidak sama dengan me-ngelolah daerah lain. Sebab kita membangunharus melalui pendekatan kepulauan, budaya,toritorial, maka perlu orang-orang tangguh,intelektual,dan mental dalam mengembanganmisi pembangunan Mentawai," kata Yudas.

Dijelaskan Yudas, jumlah penduduk Men-tawai saat ini 86 ribu, sedangkan pertumbu-

han penduduk 2,7 persen. Persoalan sekarangadalah hanya pendidikan, maka diputuskanuntuk konsisten tentang pengembanganSDM, dengan satu jalur pada perpustakaanmasuk desa. Walupun anggaran APBDMentawai belum memadai untuk anggaranpustaka secara total untuk pengembanganSDM. Anggaran pendidikan pada tahun 201528 persen dari APBD untuk Dinas pendidikan,baik itu fisik maupun hal lainnya.

"Harus diInformasikan dan dipublikasikankepada yang lain, agar bangsa ini tahu bahwadi Sumatera Barat ada kondisi Indonesia timur,tetapi dia berada pada wilayah bagian barat.Dengan adanya informasi itu, tentunya adaperhatian, sehingga ada komitmen sertakeberpihakan dalam kontek ini," harap Yudas.

Yudas berpesan, pengurus perpustakaanyang baru dilantik agar segera bertindak,bukan hanya membagikan buku kepadamasyarakat, tapi harus di dampingi olehpenyadaran membaca buku. Untuk membuatcerdas, pintar, maka membutuhkan berbagaistartegi. Jadi tugas pengurus untukmenyadarkan masyarakat banyak membaca

buku.Kesempatan sama disampaikan Kepala

Badan Keperpustakaan dan Kearsipan Pro-vinsi Sumbar, sekaligus menjabat sebagai Ke-pala IPI Sumbar, Alwis mengatakan, bahwabetapa pentingnya perpustakaan di daerah.Pengertian perpustakaan sendiri sebuah orga-nisasi yang harus melakukan manajemen se-baik mungkin. Tentunya sangat memerlukanseorang manajer yang di dalamnya akan me-menej SDM, sarana dan prasarananya. Bu-kan hanya itu, tetapi juga mampu memenejanggaran yang akan dialokasikan untuk per-pustakaan. Tentunya dalam mengelolah me-merlukan manager atau pimpinan dalambentuk apapun.

"Sebagi harapan kepada Pemda Menta-wai, dalam kontek ini bukan hanya sekadarmemberikan bimbingan, akan tetapi diterapkandalam kehidupan masyarakat untuk menjadi-kan perpustakaan sebagai tempat taman ba-caan masyarakat. Bukan hanya tempat kun-jungan, namun tepat pada sasaran yang ditujudalam mengelola perpustakaan demi masadepan anak-anak bangsa. (ers)

UTAMA

Bupati Mentawai,Yudas Sabaggalet

memukul kentongansebagai bentuk

dibukanya acarasecara resmi.

Page 12: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201512

KETIKA Jepang hancur denganperitiwa Nagasaki, maka seorangpemimpinnya pun dengan tegas

menyatakan, “cari guru yang masih hidup.Karena dengan pendidikan, kita akanbangkit dan maju.

Hal ini sama dengan Kabupaten Kepu-lauan Mentawai, setelah memisahkan diridari Kabupaten Padangpariaman, dan men-jadi daerah otonomi, namun masih jauh ter-tinggal dengan daerah lain di Sumatera Ba-rat. Sebagai bentuk komitmen mengejar ke-tertinggalan itu, Bupati Kepulauan Men-tawai, Yudas Sabaggalet, pun menyatakansikap, bahwa Bumi Sikerei akan bangkit me-lalui pendidikan.

Menurut Yudas Sabaggalet, keberha-silan pembangunan itu sangat ditentukanoleh faktor sumber daya manusia (SDM),dan manusia menentukan keberhasilanpembangunan itu sendiri. Maka manusiaitu seharusnya mempunyai kemampuanmembangun.

”Kemampuan membangun hanya dapatdicapai melalui pendidikan, melalui kegiatanpendidikan formal dan non formal tersebut,diupayakan untuk menciptakan dan me-ngembangkan seluruh potensi sumber daya

alam yang religius, penuh kesadaran, kepri-badian, cerdas, berprilaku baik serta memilikikreativitas tinggi, sehingga siap untukmengisi pembangunan di Mentawai, optimisYudas saat talkshow di Radio Sasaraina,di dampingi oleh Kepala Dinas PendidikanSermon Sakerebau.

Dalam mengisi pembangunan diberbagaibidang, SDM yang berkualitas merupakanaset dan potensi bagi Mentawai memiliki pe-ranan penting dan mendasar untuk pem-bangunan. ”Kita akan beri kemudahankepada masyarakat dengan slogan ”Masya-rakat Mencari Sekolah” (MMS), SekolahMencari Masyarakat (SMM)”, ujarnya.

Kesempatan sama disampaikan KepalaDinas Pendidikan Kabupaten KepulauanMentawai Sermon Sakerebau, terkait ten-tang budaya di Mentawai, kegiatan untukmelegalisasikan budaya Mentawai sudahcukup lama. Pada tahun 2013 sudah mulaijalan di Siberut Selatan. Kegiatan tersebutsampai ke Siberut Utara dan sampai saat ini.

”Inilah moment yang dimanfaatkan,bahwa ditahun ini siap akan dilegalkan peng-gunaan budaya Mentawai sebagai muatanlokal. Dan ini sudah dipersiapkan cukup lamaselama 13 tahun,” kata Sermon.

Menurut Sermon, sudah ada beberapalangkah yang dilakukan, sekarang denganadanya kerjasama dari pemerintah pusatturut mendorong mutu muatan lokal untukmenjawab keraguan masyarakat dalam me-laksanakan muatan lokal budaya Mentawai.

”Tenaga pengajar yang ada di Mentawaisudah dipersiapkan terlebih dahulu. Mak-sudnya, guru kontrak yang sudah diangkatsebagian diperuntukan sebagai guru mua-tan lokal di SD yang ada di Kabupaten Kepu-lauan Mentawai,” jelasnya.

Sebelumnya guru-guru yang ada di keca-matan sudah melakukan uji coba serta su-dah ada silabusnya dan RPP melalui ke-giatan tersebut dikumpulkan kembali untukdi review ulang. Ini untuk dianalisa terkaitpokok-pokok materi di kelas-kelas untukdievaluasi serta semua kegiatannya supayalebih terintegrasi.

”Kita akan terus mengupayakan memba-ngun sekolah mulai dari SD, SMP, danSMA/SMK. Bahkan rencana akan memba-ngun perguruan tinggi di Mentawai. Tahunini akan menerima siswa baru tingkat SMPdan SMA/SMK tahun ajaran 2015/2016seperti di daerah Simalibbek, Sotboyak, Sali-guma, Taraet dan Makalo,” jelasnya. (ers)

Kualitas SDM AsetMembangun Mentawai

UTAMA

Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet saat talkshow di radio Sasaraina dengan tema peningkatan kualitas SDM.

Page 13: Majalah Sasaraina

UTAMA

Tahun Ini, LimaSekolah DibangunMentawai Akan Persiapkan Tenaga Pengajar

PEMBANGUNAN kualitasSumber Daya Manusia (SDM)melalui pendidikan formal di

Kabupaten Kepulauan Mentawaiterus digenjot. Tahun ini, rencanapembangunan lima gedung sekolahmenengah akan direalisasikan.

Wakil Ketua II DPRD KabupatenKepulauan Mentawai Nikanor Sagu-ruk mengatakan, rencana pembangu-nan sekolah baru itu mendapat duku-ngan penuh dari masyarakat setem-pat. Terbukti dengan kesediaan ma-syarakat menghibakan lahan seluas2,5 hektar. Kepada Sasaraina, kaderPartai Nasdem ini mengaku telah mela-kukan survey lokasi. Tidak sekedar di-hibahkan, tanah ternyata juga telahdibersihkan warga dan siap untukdibangun.

”Ditargetkan tahun ajaran 2015 inisekolah baru ini sudah memulai pro-ses belajar mengajar,” kata NikanorSaguruk. Dijelaskannya, untuk tahappertama, anggaran pembangunan ber-sumber dari Anggaran PendapatanBelanja Negara (APBN). Proses pem-bangunan dimulai pada tanggal 25juni mendatang.

Selanjutnya, Pemkab setempattinggal menunggu survey oleh Ke-mendikbud sebelum membuat ran-cangan bangunan.

Sejauh ini terdapat 45 siswa daridua Sekolah Dasar (SD) di Sligumayang mendaftarkan diri sebagai calonsiswa-siswi SMP N 2 Siberut Tengah.Menurut Nikanor, apabila pembangu-nan SMP tidak tuntas, maka akan me-makai gedung SD untuk sementarawaktu, menjelang bangunan SMPselesai. ”SD masuk pagi dan SMPmasuk siang,” jelasnya.

Luas lokasi yang dihibahkan di-prediksi dapat membangun fasilitaspendukung sekolah lainnya. Sepertilaboratorium, lapangan olahraga, per-pustakaan dan lainnya. Dia menegas-kan, pendidikan merupakan hal yangsangat penting. Penyelenggaraanpendidikan tidak boleh setengah-se-tengah. Bila memungkinkan untukmembangun fasilitas, sebutnya, ke-napa tidak. Persoalan anggaran kedepan akan disesuaikan, apakah itumelalui APBD atau APBN.

Lima sekolah yang akandibangun secara serentak,yakni, di Sikakap Makalok,akan dibangun SMP. LaluSMA di Saumanganyak, diPuro SMK, di Simatalu SMP dandi Sabboyak SMP. Anggarannyasebagian dari APBN dan seba-gian dari APBD. Akan direalisa-sikan tahun ini sesuai dengan ke-siapan daerah masing-masing ter-masuk ketersediaan lahan yangtidak bermasalah.

Dengan banyaknya sekolahyang akan dibangun, Mentawai tentumemerlukan tenaga pendidik untukmemenuhi kebutuhan sekolah terse-but. Pemkab akan mempersiapkan gu-ru secepatnya, kalau perlu tenagakontrak diangkat menjadi pegawainegeri. ”Kalau ini sudah siap, lang-kah ke depan melakukan penerima-an guru. Jika guru PNS kurang, ti-dak ada salahnya mengangkat gu-ru kontrak yang mempunyai kapa-sitas menjadi PNS,” lanjut NikanorSaguruk.

Dia mengakui sebagian besarpegawai di Satuan Kerja Perang-kat Daerah (SKPD), baik bersta-tus Pegawai Negeri Sipil (PNS)maupun Non-PNS, masih banyakyang tidak sesuai dengan gelardan jenjang pendidikan. Hal itudikarenakan Mentawai masihmembutuhkan tenaga kerja. Inisudah menjadi rahasia umum,ada sarjana pendidikan yangmenjadi camat, jurusan hukumjuga begitu. Dan untuk 5 tahunke depan kondisi yang samadiharapkan tidak terulang lagi.

Tenaga pegawai harus be-kerja sesuai dengan tupoksimasing-masing. Jurusan kegu-ruan betul-betul mengajar, bi-dang kesehatan mesti meng-abdi di bidang kesehatan. Diaberharap semua sekolah yangberada di Kabupaten Kepu-lauan Mentawai memiliki fasi-litas sehingga mimpi masyara-kat Mentawai, serta visi danmisi kepala daerah terkaitpembangunan Sumber DayaManusia terjawab.(ers)

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 13

Page 14: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201514

KHUSUS

PETA BAWAH LAUT MENTAWAI TUNTAS

PATAHANAKTIFDITEMUKAN

”Pemetaan ini dilakukan denganmenggunakan kapal riset milik SchmidtOcean Institute (SOI) dari Amerika Serikatselama 32 hari pelayaran,” kata CarlieWiener, Manajer Komunikasi SOI, dalampresentasi, di Jakarta, seperti dikutip darikompas.com.

Ekspedisi itu diikuti 10 peneliti dari EarthObservatory Singapore Nanyang Techno-logical University (EOS-NTU), Institut dePhysique du Globe de Paris (IPGP), danLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI).

Wiener mengatakan, ekspedisi itudinamakan Mentawai Gap-Tsunami Earth-quake Risk Assessment (Mega-Tera). Ada

dua lokasi yang diteliti yakni CekunganWharton di mana pernah terjadi dua gempabesar pada 2012 dan kawasan barat PulauSiberut yang dikenal sebagai MentawaiGap. Dalam riset itu, gelombang suaradipakai untuk memotret topografi dasar laut,dan struktur sedimen laut dipantau.

Hal itu bertujuan mengambil data seis-mik resolusi tinggi dan data paras laut (bati-metri). Tim menemukan banyak patahanaktif di cekungan Wharton dan MentawaiGap dengan arah berbeda-beda, dan itumenunjukkan kawasan tersebut mengalamideformasi dalam berbagai skala.

Semua informasi dan data yang diper-oleh dari ekspedisi itu, termasuk peta dasar

laut beresolusi tinggi, akan dibagikankepada publik. Informasi dan data tersebutterutama akan dibagikan kepada ilmuwandan organisasi penelitian.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indo-nesia Robert Blake menyambut gembira se-lesainya misi riset itu. Ia berharap kerja samadengan Indonesia untuk tujuan riset tentangbencana alam dan kemaritiman bisa diting-katkan. ”Salah satu prioritas baru dan pen-ting bagi kami adalah dukungan PresidenJoko Widodo terkait kemaritiman,” katanya.

Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain jugamengapresiasi kerja sama riset itu.”Penelitian geologi dan geofisika kelautanmenjadi sangat penting dalam pengurangan

Tim peneliti gabungan dari Indonesia, Perancis, danSingapura merampungkan pemetaan dasar laut danpengambilan data seismik di perairan KepulauanMentawai, Sumatera Barat. Itu untuk menambahpengetahuan tentang risiko tsunami akibat gempa di zonaSubduksi Mentawai yang termasuk paling rentan di dunia.

Page 15: Majalah Sasaraina

KHUSUS

risiko bencana,” katanya.Patahan aktif

Dari riset yang dilakukan, menurut Zul-karnain, ditemukan beberapa data menarik.Salah satunya, temuan sungai bawah lautdengan kedalaman 5 meter dan lebar 100 me-ter, di kedalaman 5.000 meter di bawah laut.”Teknologi yang ada di kapal survei inimemungkinkan kita mengetahui topografidasar laut di kedalaman 5.000-6.000 meterdengan akurat,” ujarnya.

Sungai bawah laut itu bisa menjadi indi-kasi keberadaan patahan aktif. Menurut kepa-la ekspedisi, Satish Singh, timnya berhasilmenemukan patahan aktif di CekunganWharton, di kawasan Mentawai Gap dan di

dekat palung.”Hasil temuan ekspedisi itu akan mem-

beri pemahaman lebih baik kepada penelitiuntuk mengetahui penyebab tsunami, se-hingga bisa menentukan langkah tepat da-lam mitigasi bencana,” kata Singh, lewat kon-ferensi video. Hingga kini, tim peneliti masihberlayar dari Mentawai untuk berlabuh diSingapura.

Singh mengatakan, Mentawai Gap adalahdaerah geologi aktif zona subduksi Sumatera-Andaman yang belum pernah mengalamigempa besar dalam 200 tahun terakhir, se-hingga diperkirakan berpotensi merilis gempabesar ke depan. Namun, sejauh ini tak adayang bisa memastikan kapan gempa terjadi.

Nugroho Hananto, peneliti dari LIPI yangturut dalam ekspedisi itu mengatakan,penelitian yang dilakukan timnya merupakanriset dasar. Dengan demikian, masih butuhbeberapa langkah untuk diterapkan. ”Hasilpemetaan nantinya bisa diakses publik sete-lah kami analisis dan publikasikan dalam pa-per ilmiah. Lalu, bisa diformulasikan reko-mendasi ke pemerintah untuk meningkatkanpengurangan risiko bencana,” ujarnya.

Hananto menambahkan, survei di Menta-wai itu dilakukan untuk mengetahui kondisigeologi dasar laut sebelum dan sesudahgempa. Jika kemudian terjadi gempa, surveiserupa kemungkinan akan dilakukan lagi diwilayah tersebut. (AIK/*/isw)

PETA SEJARAH GEMPA

SUMBER: google. Olah Grafis: Iswanto. JA

Page 16: Majalah Sasaraina

BUKA BUKU

EMHA Ainun Nadjib telah menyadarkanbanyak pembaca tentang arti hidup denganlebih arif.

Lewat kumpulan esainya yang terbalut dalam sebuahbuku berjudul Sedang Tuhan Pun Cemburu, Emha sekali lagimenyuarakan kegelisahan sosial dan spiritualnya denganbahasa yang lugas dan penuh kualitas.

Penulis sekaligus seniman yang juga tanggap nilaikeagamaan ini sedang berusaha untuk menyatukan ketiganyamenjadi sebuah karya monumental yang hebat dan saratmakna.

Buku ini adalah kumpulan esai Emha yang beliau tulis padarentang waktu 1980-1994 an. Buku ini pernah terbit pada tahun1994, namun sempat mengendap entah ke mana, dan baru-baruini tumpukan kliping ditemukan, dan dibukukan oleh Totorahardjo sang editor, dengan kemasan yang lebih segar dan lebihnyes.

Tema yang dibicarakan antara lain adalah ; ketidak-adilanpemerintah, menjamurnya seks bebas sebagai buah warisan darigenerasi tua, merebaknya narkotik yang menjangkit kaum muda,kritik kontes aurat indah, kebijakan atasan yang mustahil bisadibantah, nasib kakek-nenek Amerika yang tak dianggap, profesibukanlah nilai kualitas seseorang, kecemasan Emha akan muslimyang enggan menyebarkan rahmat ke alam sekitar, pasang-surutteater rakyat, nasib ludruk, pesona yogya sebagai ibu kota budaya,dan lain-lain.

Buku dengan tebal 444 halaman ini dibagi menjadi 6 bab (Trotoar,Traffic Light, Halte, Parkir, Tikungan, Trayek), dengan setiap babnyaberisi beberapa esai yang dirajut dengan bahasa indah dan renyah.

Dengan latar belakang muslim tanggap, seniman, dan budayawan.Ditambah dengan kepiawaiannya dalam merangkai kata, Emha hadirmembawa angin segar buat pembacanya, pesan-pesan keagamaan yangsarat nilai kehidupan ia usung dengan bingkai kesenimanannya, lalu iapoles dengan kearifan nya soal psikolog sosial dan budaya, maka halitu menjadi keunikan tersendiri, dan mampu dengan tepat menikamsasaran.

Penguasaan penulis terhadap kata-kata ilmiah menjadikan buku inilebih berbobot, juga cocok buat kawula penulis pemula yang inginmembiasakan diri dan belajar menjadikan tulisannya sedikit-sedikittercampur dengan bahasa yang bakal mengundang decak kagummasyarakat pembaca sekalian. Bahasa yang kaya dengan istilah isme,trans, tas, dan sebagainya. Ya, bahasa ilmiah.

Ditambah ciri khas Cak Nun (Sapaan akrab Emha) yakni memperkayatulisan dengan istilah-istilah pribadi yang unik dan terkadang membuatgeleng-geleng kepala (antara takjub dan lucu), tapi tidak ada kesanpemaksaan, semuanya cocok dan ilmiah. Membuat karya-karya nya lebihberaroma sedap, cocok menjadi teman duduk semua lapisan.

Judul : Sedang Tuhan Pun CemburuPenulis : Emha Ainun NadjibPenerbit : Bentang PustakaTempat : YogyakartaTahun : Februari, 2015Tebal : xii + 444Cetakan : PertamaResensiator : Iswanto. JA

TumpukanKlipingMenggugatKeadilan

SASARAINA Edisi: 04/April-201516

Page 17: Majalah Sasaraina

BUKA BUKU

Judul : Gelandangan di Kampung Sendiri: Pengaduan Orang-Orang PinggiranPenulis : Emha Ainun NadjibPenerbit : Penerbit BentangTebal : 292 hal.Tahun : Maret, 2015Resensiator : Iswanto. JA

Dinamika sosial berlangsung dari waktu ke waktu. Sejaknegeri ini mulai berdialektika dengan kemerdekaannyasendiri. Melalui buku ini, agaknya Emha masih melontarkankritik sosialnya pada berbagai persoalan pembangunan.Buku ini menghimpun catatan-catatan Emha yang terbitpada rentang tahun 1991-1994 di berbagai media cetakseperti Suara Pembaruan, Suara Karya, dan Surya sertabeberapa dokumentasi pribadinya.

Dilema pembangunan yang membawa arus modernitastidak bisa tidak berhadapan dengan arus kehidupanmasyarakat yang masih agraristik. Hal itu masih dapatdirasakan pada konteks kekinian, dimana tidak banyakperubahan yang terjadi sejak buku ini terbit pertama kalipada tahun 1995 hingga kini. Kalaupun boleh menambahi,arus modernisasi dan globalisasi saja yang semakinmembawa pengaruh.

Bagian pertama dan kedua buku dinamakan sebagai"Pengaduan I" dan "Pengaduan II". Emha mengumpulkanberbagai pengalaman dan keluh-kesah orang-orang yangmendatanginya. Kemungkinan besar, kalau dilihat daribahasa penyampaiannya, berasal dari rubrik yangdiasuhnya di harian Surya.

Esai-esainya memberi banyak pencerahan sekaligusrefleksi tentang nilai dan hubungan kemanusiaan yangkian pudar. Riuh pembangunan telah mengikis kesadaranmanusiawi menjadi kepatuhan yang berdasar padaketakutan. Personally, buku ini juga membuat saya teringatpada kalimat pembuka lirik lagu "Tombo Ati" gubahanEmha dan Kiai Kanjeng.

Dua bab selanjutnya diberi judul "Ekspresi" dan "Visi".Pada bagian inilah Emha menyatakan ketidaksetujuannyapada tatanan birokratik yang terus menerus mewajibkanrakyat berpartisipasi dalam pembangunan. Benturan-benturan dalam masyarakat yang sengaja diciptakan dandikondisikan dalam menyambut Pemilu 1992 hanyalahcontoh kecil.

Emha juga menyertakan contoh bagaimana mahasiswaKKN yang datang dari kota dengan segala keilmuan danarus modern yang dibawanya berhadapan denganmasyarakat pedesaan yang diwakili Pak Mataki, Bu Limah,dan Pak Dayik. Dialektika antara keduanya menjadi halyang patut direnungkan bersama.

Apakah semua kemajuan pembangunan ini lantasmembuat kita jadi gelandangan di kampung sendiri?

Pembangunan Untuk Gelandangan

Page 18: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201518

infrastruktur. Seperti sarana produksi perikanan. Belum adanyakapal penangkap ikan bobot 10-20 GT, Keramba jaring apung (KJA)yang belum maksimal, modernisasi alat tangkap ikan dan SumberDaya Manusia (SDM).

Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM terletak padaaparatur teknis kelautan dan perikanan. Rijel Samaloisa menyebut,masih relative rendah. Kapital akses permodalan, jiwa entrepre-neur, sementara anggaran pembangunan terbatas.

Pemkab Mentawai telah mengusulkan pengadaan Kerambajaring apung (KJA) sebanyak 400 unit senilai Rp 148,8 milyar.Sedangkan untuk pengembangan pangkalan pendaftaran ikan PPIsebanyak 2 unit, masing-masing senilai Rp 48,2 milyar. Totalanggaran keseluruhan, yakni Rp 197 milyar. Diharapkan usulanitu dapat ditampung dan direalisasikan pada tahap pembahasananggaran nantinya.

Bagaimanapun, dalam menangani pengelolahan potensidaerah, Pemkab masih banyak menemui kendala. Kedatanganrombongan DPRD Sumbar yang terdiri 12 orang itu, diharapkanmemiliki out put bagi pemerintahan Mentawai untuk memberikan

WAKIL Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai RijelSamaloisa menilai, pengelolahan potensi alam di daerahyang dipimpinnya harus terus dikembangkan.

Diantaranya, bidang pariwisata, kelautan, perikanan, pertaniandan perkebunan. Pengelolahan lima potensi itu harus sesuaidengan ketentuan administratif, fisik dan hukum.

”Dan harus disinergikan dengan DPRD (Dewan PerwakilanRakyat Daerah) Provinsi Sumatera Barat,” kata Wakil BupatiKabupaten Kepulauan Mentawai, Rijel Samaloisa saat menyambutrombongan anggota DPRD Sumbar, Senin (25/05). Rombonganterdiri Komisi II bidang Ekonomi dan Kepala Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) terkait. Kegiatan digelar di AulaSekretariat Kantor Bupati Kepulauan Mentawai.

Adapun tujuan kunjungan DPRD Provinsi Komisi II bidangEkonomi ini, untuk memperkuat program dibidang ekonomi, pro-gram bidang pariwisata, bidang perikanan, pertanian, perkebunan,kehutanan, pendidikan dan kesehatan.

Menurut Rijel Samaloisa, kendala dan permasalahan di bidangperikanan dan kelautan yang utama, yakni pada bidang

Pemkab-DPRD SUMBAR

HARUSSINERGI

AGENDA

Page 19: Majalah Sasaraina

masukan agar kemudian diterapkan di Kabupaten KepulauanMentawai. Sekaligus, dapat ditindaklanjuti di tingkat BadanAnggaran (Banggar) di DPRD Sumbar.

Mentawai Fokus Pembahasan Renperda NagariRabu (27/05), sebanyak 12 orang rombongan anggota Komisi I

DPRD Sumbar juga melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) keNegeri Sikerei. Dalam kunjungan yang dipimpin oleh AristoMunandar itu terungkap, Mentawai menjadi salah satu fokuspembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Renperda) Nagari.

Rombongan disambut oleh Sekda Mentawai Ifdil Gusti, AsistenI Nurdin, Asisten II Martinus, serta Kepala Dinas Pendidikansetempat di Aula Kantor Bupati Mentawai di Tua Pejat. AristoMunandar menyampaikan, Kunker Komisi I DPRD Sumbar bertujuanuntuk mensinkronisasikan Ranperda Nagari yang berlaku di seluruhSumbar. Terkhusus untuk Kepulauan Mentawai, sebab, mempunyaisebutan khusus pemerintahan terendah.

Menurut mantan Bupati Agam itu, penting untuk ditampungaspirasi dari seluruh daerah termasuk Kepulauan Mentawai.Penjemputan aspirasi ini menjadi salah satu agenda utama Kunker

menjelang pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda)Nagari/Desa/Laggai yang akan dijadikan Perda pada tahun ini.“Sehingga dalam pelaksanaan Perda nantinya tidak ada yang menjadikendala,” kata Aristo Munandar.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten KepulauanMentawai, Ifdil Gusti menyampaikan apresiasi dan penghargaannyaatas terpilihnya Kabupaten Mentawai sebagai fokus RenperdaNagari tersebut. “Secara historis, Provinsi Sumbar memiliki latarbelakang pemerintahan tertua di Sumatera. Bahkan di kawasan BaratIndonesia yang terdiri dari 19 kabupaten/kota,” ujarnya.

Oleh karenanya, faktor persatuan dan kesatuan serta ideologibangsa melalui peraturan Nagari sangat dibutuhkan. Mestidilaksanakan dengan baik mengingat banyaknya paham-paham ataualiran yang berkembang. DPRD Sumbar berharap, segenap kom-ponen masyarakat dapat menumbuhkan sikap mental dan semangatbela negara yang senantiasa tercermin dalam sikap dan prilakusehari-hari. Berupa kecintaan pada tanah air dan kerelaan berkorbanuntuk masyarakat, bangsa dan negara dalam mempertahankankeutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).(ers)

AGENDA

Page 20: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201520

KEPALA Kejaksaan Tinggi (Kajati)Sumbar Sugiyono mengakui,Kabupaten Kepulauan Mentawai

membutuhkan kantor pengadilan yang dapatmenyelenggarakan acara peradilan sendiri.Karena itu, Sugiyono berharap kebutuhantersebut dapat dipenuhi oleh KementerianHukum dan HAM (Kemenkumham) dalamwaktu dekat.

Selain membangun kantor pengadilan,Kepulauan Mentawai juga membutuhkanrutan sehingga tindakan-tindakan kejahatanyang ada tidak perlu lagi di sidangkan diPengadilan Negeri Padang. Melainkan, dapatdilaksanakan di Mentawai, dan semua acaraperadilan berada di sana. Kondisi sekarang,proses persidangan dilakukan di Padang,biaya pengangkutan pihak terkait untuk satuperkara sangat berat.

”Untuk pulang baliknya itu yang menjadipertimbangan,” kata Sugiyono saat melaku-kan kunjungan ke Kabupaten KepulauanMentawai dalam rangka silahturahmi di aulaSekretariat Kantor Bupati Kabupaten Kepu-lauan Mentawai. Jajaran Kejati datang ber-sama rombongan.

Sugiyono menyebutkan, kejaksaan yangada di Kepulauan Mentawai hanya semacampiket secara bergantian. Karena itu, tidak opti-

mal ditempati. Alasannya karena memang ke-jaksaan setempat belum bisa berjalan secaraefektif mengingat pengadilan negerinyaberada di Kota Padang.

Catatan Kejati Sumbar, untuk pidanaumum saja, hanya satu atau dua perkara sela-ma sebulan. Padahal tolak ukur untuk peng-adilan bisa membangun kantornya itu dilihatdari kuantitas jumlah perkara yang ditangani.Setidak-tidaknya, diatas 10 perkara.

Inilah yang menjadi kendala kenapa hing-ga sekarang pengadilan negeri belum diba-ngun di Mentawai. ”Kita berharap, dalamwaktu dekat Kemenkumham dapat memba-ngunkan pengadilan mengingat besarnyabiaya beracara terhadap kasus-kasus yangterjadi di Mentawai karena harus bolak balikke Padang,” harapnya.

Kehadiran Kajati Sumbar yang bertolakdari Padang menuju pelabuhan Tuapejat, di-sambut oleh Bupati Kepulauan Mentawai di-sertai tarian kreasi dari sanggar Oggo LaggaiMentawai.

Bupati Kepulauan Mentawai YudasSabaggalet menyampaikan, kondisi Mentawaiyang letaknya terpisah-pisah. Terdiri dari tigapulau besar yakni, Siberut, Sipora dan PagaiUtara Selatan. Selain tiga pulau besar, terda-pat 60 pulau-pulau kecil dengan jumlah pen-

duduk 86 ribu jiwa. Walaupun penduduknyasedikit, keragamannya tinggi. Hampir semuasuku, kata Yudas, ada di Mentawai. Kemaje-mukan masyarakat terbangun oleh keber-agaman suku yang ada, serta didukung olehperkawinan silang.

Sebagai pulau terluar di Sumbar, akan ba-nyak persoalan-persoalan yang muncul tan-pa disengaja. Mentawai sering mengalami ke-sulitan dalam mengimplementasikan undang-undang dan aturan yang dibuat pusat. Ba-nyak kesulitan yang ditemui. Akhirnya pene-rapan regulasi menunggu dua pilihan. ”Ter-laksana, atau akan ada persoalan. Inilah kon-disi yang terjadi di Mentawai,” kata Yudasdihadapan rombongan Kejati.

Mentawai juga mempunyai tantanganlain, yakni infrastruktur belum memadai danSumber Daya Manusia (SDM) masih rendah.Meski begitu, Pemda akan tetap membuatterobosan untuk membangun Mentawai kedepan yang lebih baik. Kunjungan Kajati keMentawai diharapkan dapat melihat lang-sung kondisi Mentawai.

”Mentawai membutuhkan jaringan-jaringan di luar untuk menyentuh pembangu-nan sekaligus bisa memberikan arahan kepa-da jajaran Pemda Mentawai terutamapersoalan hukum,” pungkasnya.(ers)

Kemenkumham DimintaMembangun Pengadilan di Mentawai

AGENDA

Bupati dan selurujjajaran SKPD dan

unsur Muspidamenyambut

kedatangan KajatiSumbar.

Page 21: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 21

MEMAKNAI MOMENTUM HARKITNA

PNS Harus TingkatkanSemangat KerjaSEKRETARIS Daerah (Sekda) KabupatenKepulauan Mentawai, Ifdil Gusti memintaPegawai Negeri Sipil di lingkungan PemkabMentawai meningkatkan semangat dan etoskerja. Semangat lebih dalam mewujudkanMentawai lebih maju dan sejahtera kedepanharus menjadi spirit baru dalam memaknaiHari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).

Pernyataan itu disampaikan Sekda saatupacara peringatan Harkitnas yang ke 107oleh Pemda Kabupaten Kepulauan Mentawaidi lapangan sekretariat Km.5 Sipora Utara.Dalam amanatnya, Ifdil mengatakan, momen-tum hari penting yang diperingati setiap 20Mei itu harus dimanfaatkan oleh segenapPNS sebagai momen perjuangan. Kebang-kitan nasional merupakan kebangkitan naio-nalisme. Kebangkitan persatuan, kesatuandan kesadaran sebuah bangsa untuk mema-jukan diri, terutama melalui gerakan organi-sasi modern yang sebelumnya tidak pernahmuncul dimasa penjajahan.

Ifdil Gusti mengajak semua pihak menge-nang kembali semangat perjuangan bangsabesar ini. Diambil sebagai teladan bagi kitasemua. DR.Wiro Husodo dan DR.Sutomo

telah menanamkan konsep perjuangan inte-lektual lewat pembentukan organisasi untukmembangun kebersamaan dan persatuanantar elemen bangsa. Proses panjang yangdilakukan oleh pejuang telah melahirkanbangsa besar dengan Negara Kesatuan Re-publik Indonesia (NKRI).

Banyaknya ruwatan negeri ini sebagaipenyambutan Harkitnas tidak lain bertujuanuntuk mengingatkan betapa alam telah diru-sak. Alhasil, banyak sekali muncul bencana.Selain itu, ruwatan ini juga merupakan suatubentuk rasa syukur dan untuk membersihkanjiwa, memanfaatkan sifat baik dengan energispiritual yang memberikan keseimbanganjiwa dan lingkungannya. Serta, memperta-hankan budaya leluhur yang masih relevanuntuk ditumbuh kembangkan.

”Perjuangan bangsa Indonesia belumberahkir,” sebutnya. Perjuangan yang abadimenuju Indonesia maju dan modern, berke-adilan, sejahtera, berdemokrasi dan ber-martabat.

Jika dihitung dari titik awal kebangkitannasional tahun 1908, berarti bangsa telahberproses lebih dari seratus tahun menjadi

negara yang berdaulat, secara terus menerusbergelut dengan perubahan.

Perubahan-perubahan tersebut, mau ti-dak mau akan menyatu dan menandai pro-ses perjalanan sejarah bangsa Indonesia.Oleh sebab itu, semuanya mesti tetap was-pada dan menjaga konsistensi kesinam-bungan nilai-nilai kebangsaan yang telahdirintis oleh pejuang dahulu.

Pembangunan mental dan karakter bang-sa menjadi salah satu prioritas utama. Pro-gram pembangunan pemerintah Indonesiasaat sekarang ini, pembangunan karakter, ti-dak hanya dijajaran birokrasi pemerintah,tetapi juga seluruh komponen masayarakat.Dengan pembangunan karakter yang dise-but dengan revolusi mental, diharapkan akanmenghasilkan Sumber Daya Manusia (SDm)Indonesia kreatif, inovatif, berdedikasi, di-siplin, kerja keras dan taat aturan. Berhasil-nya pembangunan mental dan karakter yangbaik, akan mewujudkan masyarakat yangtertib dan terbuka sebagai modal sosial yangpositif bagi kemajuan bangsa. Layaknya,pembangunan SDM yang digiatkan PemkabMentawai akhir-akhir ini.(ers)

AGENDA

Sekda Mentawai, Ifdil Gusti, menjadi Inspekturupacara Harkitnas, dan seorang pengibaranbendera merah putih oleh Paskibaraka.

Page 22: Majalah Sasaraina

SAMPAHMENJADIBERKAH

SASARAINA Edisi: 04/April-201522

LINGKUNGAN

Kantor Lingkungan Hidup bersama masyarakatmengelola sampah plastik untuk dijadikan industri

ekonomi kreatif.

Page 23: Majalah Sasaraina

SEJAUH ini, sampah selalu menghiasiberita di media massa, baik sampahdi perkotaan maupun pedesaan.

Bukan hanya itu, dalam keseharian saja,kita sendiri sering mendengar keluhan ma-syarakat terhadap sampah. Sejauh ini,sampah cenderung sebagai limbah rumahtangga yang mengganggu kesehatan,namun jika diolah, justru sampah bisamenjadi berkah dan bernilai eokomis.

Hal ini juga dilakukan oleh masyarakatKabupaten Kepulauan Mentawai untukmenggagas, agar sampah yang berada disekitar mereka bisa dimanfaatkan danmenjadi nilai ekonomis. Tentunya, untukmemanfaatkan sampah dari berbagai jenis,masyarakat sendiri mendapatkan bim-bingan dari Kantor Lingkungan HidupKabupaten Kepulauan Mentawai.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Ka-bupaten Kepulauan Mentawai, Sri Ari-yanto, beserta rombongan menggelar aca-ra bimbingan teknik (Bimtek) daur ulangsampah di Aula Kantor Camat, DusunBetaet Desa Simalegi, Kecamatan SiberutBarat Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Acara bimtek tersebut diikuti 25peserta, terdiri dari 10 peserta PKK Keca-matan, lima peserta staf kecamatan, dan10 peserta anggota PKK desa dan dusun.Dalam kegiatan tersebut, peserta dilatihmulai dari teori sampai praktek membuatbeberapa jenis daur ulang sampah denganmenggunakan bahan-bahan dari plastikbekas yang sudah di siapkan oleh tim/narasumber.

Dari 25 peserta dibagi menjadi lima ke-lompok, masing-masing lima orang (ke-lompok). Masing-masing kelompok diberitugas membuat jenis kreativitas sesuaidengan bahan yang disediakan. Namunkondisi fasilitas yang tidak mendukungseperti kekurangan mesin jahit dan jarumjahit, membuat pekerjaan tak ada satu punyang diselesaikan.

Menurut Pinne (40) salah satu pesertadari PKK kecamatan, dua unit mesin jahitmanual yang digunakan dalam kegiatantersebut mesin jahit yang disewa oleh timdari salah satu warga Betaet, dan satu lagidipinjam dari PKK Desa Simalegi. Meski-pun dengan ketebatasan, peserta tetapantusias mengikuti kegiatan sampai sele-sai. Bahkan Paulina, salah satu pesertadari staf kecamatan mengusulkan, agar timmengundur jadwal keberangkatan sampaikegiatan tuntas.

Wajar jika peserta sangat bersemangatdalam mengikuti bimtek tersebut. Sebabmemang kegiatan tersebut masih pertamakalinya diadakan di Kecamatan SiberutBarat, setelah kurang lebih 10 Tahun Keca-matan Siberut Barat berdiri.

Kepala Kantor Lingkungan HidupKabupaten Kepulauan Mentawai, Sri Ari-yanto, kepada Sasaraina di sela-selakegiatan menjelaskan, bahwa kunjungankerja Dinas Lingkungan Hidup di Keca-matan Siberut Barat, merupakan kunju-ngan perdana selama menjalani kegiatan

program.”Kunjungan kerja Kantor Lingkungan

Hidup di Kecamatan Siberut Barat tahun2015 ini, memang masih merupakan kun-jungan perdana selama kegiatan inimenjadi program kerja,” jelasnya.

Sebenarnya, lanjut Sri—akrab disapa,kunjungan tersebut sudah direncanakansejak tahun 2013. Namun beberapa kenda-la dan keterbatasan yang ditemui, mem-buat rencana tersebut baru bisa terlaksanatahun 2015.

”Target kami ke depan selaku media-tor, agar sepuluh kecamatan di KabupatenKepulauan Mentawai bisa mendapat pe-latihan serupa seperti yang sudah kamilakukan dibeberapa kecamatan. Kami su-dah lakukan sosialisasi dibeberapa keca-matan sesuai dengan agenda kerja. Awal-nya kami mensosialisasikan tentang upa-ya pengurangan limbah sampah, dan apayang mesti diperbuat dalam upaya terse-but. Barulah kami lanjutkan dengan Bimtekmulai dari teori sampai pada praktekpengolahan sampah menjadi hal yangberguna,” harapnya.

Kesempatan sama disampaikan CamatSiberut Barat, Lucianus Taelagat, pihak-nya memberi apresiasi terhadap kegiatanbimtek daur ulang sampah yang dilaksa-nakan oleh Kantor Lingkungan Hidup Ka-bupaten Kepulauan Mentawai yang su-dah menjangkau wilayah KecamatanSiberut Barat.

”Ini luar biasa, walaupun masih meru-pakan permulaan. Setidaknya pesertasudah bisa mengenali dasar-dasar carapengolahan sampah menjadi barang ber-harga. Semoga setelah mendapat penge-tahuan dari kegiatan ini, PKK yang ter-libat sebagai peserta jambore tahun 2015ini, sudah memiliki dasar untuk mencip-takan sebuah karya tersendiri,” ujarnya.

Lucianus berpesan, agar kegiatanyang sudah dimulai tahun 2015, betul-betuldimaksimalkan dengan cara adanya tindaklanjut di tahun berikutnya. ”Kegiatanyang sudah dimulai di tahun 2015 ini, hen-daknya betul-betul dimaksimalkan de-ngan cara adanya tindak lanjut di tahun-tahun berikutnya,” pungkas CamatSiberut Barat.

PKK di Kecamatan Siberut Barat, baiktingkat Kecamatan, Desa maupun Dusun,semuanya masih sangat membutuhkanbimbingan dalam berorganisasi, terutamauntuk lebih memahami fungsi danperanannya, baik dalam rumah tangga,maupun dalam lingkup masyarakat secaraluas.

”Harapan ke depan, yang namanyaPKK hendaklah menjadi teladan yangbaik bagi para kaum perempuan diKecamatan Siberut Barat. Tidak cukup ha-nya sekedar menimba ilmu untuk menjadiahli dalam mengerjakan sebuah bendasaja, namun harus mampu juga berperandalam membangun kesejahteraan keluar-ga maupun golongannya,” harapnya.

(mrd)

LINGKUNGAN

Page 24: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201524

Tinggal di PulauBerebut Ikan di Pantai

HAMPIR setiap pagi selama bertahun-tahun, puluhan kaum ibu rumahtangga selalu berebutan membeli

ikan pada nelayan setempat. Karena takuttida kebagian, bahkan, kaum ibu nekad masukke laut sebelum nelayan tersebut menepikanperahunya ke pantai.

Seringkali para nelayan merasa jengkeldengan kelakuan kaum ibu yang seringberebut mengambil ikan dari dalam perahusecara paksa. Bahkan jika para nelayan tidakteliti, bisa-bisa ikannya tak diketahui lagisiapa yang mengangkat.

Paling parah ketika menjelang siang danpembeli mulai berkumpul di tepi pantai Betaet.Saat itu para nelayan harus berhati-hati danharus sudah membagi ikan dalam ikatan

sebelum menepi. Sebab sudah jelas orang-orang yang berada di pantai semua akanturun merebut ikan-ikan itu.

”Kami sudah biasa seperti ini. Kalau tidakberani turun ke laut, mustahil kami bisa dapatbagian. Itupun tidak semua yang turun jugabisa dapat. Jika hasil tangkapan nelayan ituhanya 10 ikat, sementara kami yang turunberebut mencapai 15 sampai 20 orang sekaliturun. Jelaslah sebagian tidak akan dapat apa-apa,” ungkap Margareta kepada MajalahSasaraina sambil menyaksikan orang-orangyang sedang berebut ikan kepada salah seorangnelayan, di pantai Betaet.

Memang sedikit aneh dan lucu, kalau ditempat lain, nelayan justru harus bekerja kerasmemasarkan hasil tangkapannya kepada

pembeli. Namun ini sebaliknya, nelayanmalah sering marah karena hasil tangkapan-nya direbut secara paksa oleh pembeli.

Terjadinya hal seperti itu diakibatkan olehbanyak faktor. Pertama kurangnya tenaganelayan yang rutin melaut sebagai matapencarian tetap. Sekitar 50 persen nelayanSimalegi hanyalah sekadar bertujuan untukmencukupi kebutuhan keluarga saja.

Jika dihitung-hitung, nelayan Simalegikhususnya di Betaet, yang rutin melaut sebagaimata pencarian tetap, paling banyak hanya20 orang. Tentu saja 20 orang nelayan terse-but tidak akan mungkin bisa mencukupikebutuhan 200 Kepala Keluarga di DusunBetaet. Sebab itu warga Betaet tidak pernahbermimpi untuk mendirikan rumah makan

Tinggal di PulauBerebut Ikan di Pantai

EKONOMI

Page 25: Majalah Sasaraina

karena kendala tersebut.Ke dua, kondisi alam juga menjadi

kendala utama. Sebab laut lepas pantai BaratPulau Siberut, tentu saja di atas pukul.09.00.WIB, angin dari Utara atau Barat sudahberhembus. Dan akibatnya nelayan haruskembali dengan membawa hasil tangkapanbeberapa adanya.

Kondisi sulit seperti itu juga selalumemicu berubahnya pasaran penjualan ikannelayan kepada masyarakat setempat. Sejakawal 2014 lalu, harga ikan di Betaet sudahnaik dua kali lipat dari Rp.10 ribu perikatmenjadi Rp.20 ribu perikat dengan isi rata-rata tiga sampai lima ekor perikat.

Jika sedang musim ikan ambu-ambu,biasanya pasaran tetap sama, tetapi isiditambah dari tiga ekor menjadi empat sampai

lima ekor perikat, dengan ukuran ikan selebartiga jari tangan, atau sekitar lima sampaidengan delapan ons perekor.

Sejauh ini, cara penjualan ikan oleh paranelayan di Simalegi memang masih belumpernah melakukan sistem ditimbang. Sejakdulu penjualan tetap dengan cara perikat.hanya ukuran isi dan harga yang berubah-ubah. Terkecuali memang kebetulan hasiltangkapan cukup untuk di salai dan dijualsetelah kering. Barulah jenis ikan seperti inibisa dijual dengan cara ditimbang. Biasanyaharga ikan salai di Simalegi dapat mencapaiRp.50 - Rp.70 ribu perkoligram.

Pasaran yang seperti itu, jika dibanding-kan dengan pasaran di daerah lain, tentu sajamasih murah. Namun jika di sesuaikandengan tingkat perekonomian masyarakat

setempat, harga tersebut sudah sangatmahal. Nelayan pun menetapkan harga ten-tunya dengan memperhitungkan biaya mo-dal dan tenaga, bahkan risiko untuk melaut.

Bagi nelayan yang menggunakan perahudayung, perhitungannya adalah tenaga danrisiko, sedangkan yang menggunakan mesintempel 5 PK, selain tenaga dan risiko, perhitu-ngan utamanya adalah modal BBM.

Harga bensin murni di Simalegi sejakpertengahan 2014 lalu sampai sekarangmasih bertahan rata-rata Rp.20 ribu perliter.Jika kedaan langka, harga bisa mencapaiRp.25 hingga Rp.30 ribu perliter.

Kondisi inilah yang membuat kaum ibu-ibu selalu berebut saat membeli ikan kepadanelayan. Tidak tau sampai kapan keadaanitu berakhir. (mrd)

EKONOMI

Masyarakat yangterdiri dari kaum ibuberebut ikan di tepi

pantai ketikanelayan baru pulang

melaut.

Page 26: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201526

DIBANGUN DERMAGA,PEDAGANG DATANG

EKONOMI

Para pedagang ramai dikunjungi pembeli.

Dergama di Sao menjadisalah satu sumber

ekonomi baru bagi wargaDesa Bosua.

Page 27: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 27

TANPA disadari tingkat ekonomimasyarakat Mentawai mulaimenggeliat. Terbukti salah satu pasar

yang terbentuk secara mendadak di daerahSao, Kecamatan Sipora Selatan mulai bergai-rah dengan terbukanya akses pembangunandermaga untuk kapal antar pulau. Denganselesainya pembangunan dergama danaktifnya operasional kapal antar pulau, padapedagang dan pembeli di sekitar pantai puntelah terjadi transaksi jual beli terhadapkebutuhan pokok masyarakat.

Untuk sementara, pasar itu hanya di bukadi sekitar tepian pantai dengan menggunakantenda untui menjual beberapa kebutuhan po-kok keseharian. Pedagang rela mem buat ten-da sendiri karena yakin, dengan berdagangbeberapa kebutuhan pokok di saat kapalmenyandar akan meraup untung. Umum-nya, pada pedagang itu dari Kota Padangdengan menjual kebutuhkan pokok seperticabai, sayur-mayur, kentang, tomat, kasur,dan lainya. Ternyata barang dagangan yangdibawa para pedagang itu banyak diminatimasyarakat, khusus masyarakat yang da-tang dari Dusun Gobik, dan Katiet, DesaBosua.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasidan Informatika Mentawai, Edi Sukarni kepa-da Sasaraina mengatakan, ahkir-ahkir inidengan berjalannya kapal antar pulau KM.Simatalu berdampak baik bagi masyarakatSao. Dengan adanya pasar setiap masuk ka-pal KM. Simatalu, menjadi meringankan ope-rasional masyarakat untuk memudahkan ti-dak harus menyewah boat atau menyewakendaraan untuk menuju pasar Sioban yangberapa di pusat Kecamatan Sipora Selatan.

”Pada tahun ini akan diperbaiki dermagayang kondisinya masih rusak, namun masihbisa dimanfaatkan untuk kapal berlabuh.Selayaknya dermaga tersebut harus diper-baikai ulang untuk kenyamanan para penum-pang ketika turun dermaga. Dan bagi parapedagang pun juga merasa nyaman ketikamereka berjualan,” jelas Edi.

Anggaran perbaikan dermaga tersebutdiambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK),

yang akan dikerjakan oleh Dinas Perikanandan Kelautan. Hal ini perlau dilakukan untukmemaksimalkan laju perkembangan ekonomimasayarakat itu sendiri, khususnya pereko-nomian.

Untuk memaksimalkan pasar yang baru-baru ini berjalan secara otomatis, menurutEdi Sukarni, Pemerintah bersama Dinas Pe-rindagkop, akan secepatnya untuk memper-hatikan dan segera dibangun pasar tersebut.Namun tentunya akan dilakukan peninjauanlokasi untuk melakukan verifikasi layak tidakdibangun pasar di sekitar dermaga yang adadi Sao.

”Kalau untuk transportasi kita sudahsiap sedia. Jika memungkinkan dengan lan-carnya aktivitas masyarakat, maka akan di-jadwalkan kapal KM. Simatalu dua kaliseminggu,” kata Edi.

Edi—akrab disapa, menyebutkan, de-ngan adanya peningkatan transportasi lautmenuju Sao, dari penumpang 20 sampai 30orang, ini menunjukan bahwa akses menujuSao ada peningkatan. Awalnya jumlah pe-numpang hanya tujuh, kita sudah sampai 30orang. Maka pihaknya akan melakukan tra-yek kapal lebih lancar lagi sesuai dengankebutuhan masyarakat untuk belanja dariTuapeijat menuju Sao nantinya.

Dari sisi pembangunan dermaga, renca-nanya akan difokuskan pembangunan der-maga di daerah Sagitcik, sebagai penyebe-rangan dari Sagtcik menuju Pasapuat. Jadibagi yang membutuhkan transportasi lautkhususnya Sipora, tidak lagi susah. Sebabsudah difasilitasi dengan kapal yang sudahditentukan jadwalnya sesuai dengan perkem-bangan aktivitas masyarakat nantinya,dengan target lima tahun lagi.

Untuk saat sekarang ini, Dishubkominfo,bersama Bupati Mentawai mendatangi Ke-menterian untuk daerah tertinggal. Tujuan-nya untuk meminta bantuan. Sebab direnca-nakan akan ada Kapal Roro dan direnca-kanan pada tahun 2016 untuk pengadaankapalnya, kemudian tahun 2017 dilounching.Sebab pembuatan Kapal Roro tidak mungkinselesai satu tahun ini.

Kepala Desa Bosua, Jusar Samaloisa, me-nyebutkan, pasar di daerah Sao terbentuksecara otomatis karena Dinas PerhubunganKomunikasi dan Informatika KepulauanMentawai telah membuka trayek antar pulauyang berjalan dari Tuapeijat, Sioban, danSao. Hal tersebut menarik minat para peda-gang untuk membawa hasil dagangannyauntuk melayani kebutuhan masyarakat yangtinggal di daerah Desa Bosua, Dusun Gobik,dan Katiet.

Jika dibandingkan pasar yang terbangunsecara otomatis ini, tidak berbeda dengankondisi pasar yang dibanun secara terenca-na seperti di Tuapeijat sebelum tahun 2010.Di mana pedagang banyak yang berjualandi bawah tenda-tenda darurat. Seiring de-ngan perkembangan penduduk, maka kebu-tuhan dari masyarakat, maka memancing mi-nat pada pedagang yang datang semakinbanyak, sehingga sulit untuk dikendalikanoleh pemerintah untuk mengkoordinir darirelokasi pedangang ke pasar yang telahdisediakan oleh pemerintah daerah.

Jusar Samaloisa mengatakan, bahwa ak-tivitas pedagang sudah berjalan sekitar 4kali, seiring dengan ketersediaan kapal antarpulau yang telah membuka trayek untuk dae-rah Sipora Selatan dan Sipora Utara. Menu-rutnya, bahwa pasar tersebut sangat mem-bantu untuk memenuhi kebutuhan di daerahDesa Bosua, Dusun Gobik, dan Katiet.

”Terbukti masyarakat saya tidak lagiperlu ke Sioban, karena sangat sulit untukmenuju ke Sioban. Apalagi jalan dengan kon-disi jalan rusak parah. Dengan kondisi aksesdari Sao ke Katiet tidak bisa dilalui kendaraanroda 2 lagi, sehingga proses jual beli pasartersebut membantu masyarakat untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.

Kendala yang sering ditemui masyarakatadalah inign mendapatkan kepastian kapalyang datang. Apalagi kapal sering mendapathalangan teknis untuk keberangkatanmenuju Sao, dan informasi yang diterimasesama masyarakat belum pasti, sehinggamasyarakat hanya bertanya dari mulut kemulut jika ada kapal yang berangkat. (ers)

SASARAINA

Page 28: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201528

PASAR Ibu di Km 7 yang ada diKecamatan Sipora Utara sampai saatini belum berfungsi maksimal. Para

pedagang pun enggan masuk meskipunsudah di undang untuk mengambil ruangruko yang telah disediakan oleh pemerintahdengan prosedur dan ketentuan yangberlaku.

Pasar Ibu sendiri berdiri sejak tahun 2007lalu. Sejak berdirinya Pasar Ibu, sudah ba-nyak permohonan yang masuk, dan juga su-dah ditentukan oleh tim yang mengisi per-mohonan ruang ruko tersebut. Berdasarkaninformasi dari Bidang Perindustrian, se-bulan pertama, ruang ruko tersebut dibuka.Namun selama sebulan itu pula, sampaisekarang tidak maksimal. Pasalnya, karena

pemegang kios (ruko) yang pertama, parapedagang belum menyerahkan kuncitersebut. Akibat aktivitas mereka tidak ada,maka bagi yang sudah mendaftar kembaliuntuk pengambilan kios, tentunya belumbisa.

Kepala UPT. Pasar Ibu, Delvino menje-laskan, komitmen awal bagi yang sudahdiberi kios berkewajiban bagi setiap peme-gang kios itu ada distribusinya dan dibayarsekali setahun sebanyak Rp 25 ribu. Akantetapi sampai saat ini belum jalan denganmaksimal. Dengan adanya Peraturan Bupati(Perbup) No. 24 Tahun 2013 tentang Penge-lolahan Distribusi Pasar. Dalam Perbuptersebut, dijelaskan mulai dari kewajiban danjuga hak, itu yang belum jalan sampai saat

ini.Alasannya, Pasar Ibu sepi pembeli.

Selain itu, semua yang dijual di Pasar Ibusudah ada di minimarket. Warga pun lebihmemilih membeli di minimarket.

Rencana awal Pemerintah KabupatenMentawai, para pedagang yang berjualandi Dermaga Tuapeijat, akan dipindahkan kePasar Ibu. Namun itu masih wacana danbelum rampung pembahasannya. Meskipunitu dilaksanakan, pihak pedagang yangberjualan di dermaga tidak sanggup karenakosnya tinggi.

Menurut Delvino, tidak maksimalnyaPasar Ibu, karena memang jauh dari dermaga.Sebagai daerah kepulauan, berjalannya rodaperekonomian pasar kuncinya karena ada

EKONOMI

Pasar Ibu masih sepi dari pembeli akibat pedaganglebih memilih berjualan di sekitar Dermaga Tuapeijat.

Page 29: Majalah Sasaraina

dermaga. Sebab dermaga sendiri pusat publikdengan keramaian, yang sudah pasti akanada banyak pembeli ketika kapal keluar ma-suk. Contoh seperti TPI yang ada di Tua-peijat di Km 2, juga tidak jalan.

”Sementara kios yang aktif di Pasar Ibusebanyak 14 dari 30 kios, itupun buka seharidan tutup. Karena memang hanya sebagairutinitas saja,” jelas Delvino.

Sejak ditempati pasar untuk kantor, yangberjualan hanya lima kios yang buka, sele-bihnya tutup. Itupun kita sudah dilayangkantiga kali surat kepada seluruh kios untuk bukakiosnya.

Sesuai dengan Perbup yang sudah dise-butkan, tiga kali berturut-turut, dan sudahdiberi teguran, maka dilayangkan surat kepa-da KP2T untuk mencabut izin kios pedagang

tersebut. Sementara peminat banyak yangmau mendaftar. Dari 16 kios yang tersisa, ha-nya ada lima kios lagi yang tidak ditempatidan tidak buka sama sekali. Jadi bagi yangpunya kios sebanyak 16 tersebut tidak adaniat baik pedagang untuk datang memberita-hukan. Statusnya belum jelas. Namun jikatidak ada niat lagi untuk buka kios, seharus-nya pedagang melaporkan ke pihak UPT.

Sesuai dengan Perbup tentang ditribusipasar berbunyi, pemegang hak penempatankios, los atau pelataran yang tidak menempatitempatnya selama satu bulan tanpa ketera-ngan, maka hak penempatan dan kartu tandapengenal pedagang akan dicabut oleh KP2T,sehingga dapat diberikan kepada orang atauorang lain yang berminat melalui mekanismepermohonan.

Pedagang yang telah dicabut haknyamaka diwajibkan untuk mengkosongkan tem-patnya dalam waktu selambat-lambatnya sela-ma 12 hari, dan apabila ketentuan tersebuttidak ditaati, maka atas laporan Dinas Perin-dagkop, Bupati dapat memerintahkan SatpolPP untuk melakukan pengosongan tempat.

Sanksi bagi pedagang yang tidak mema-tuhi ketentuan dalam peraturan, maka dibe-rikan sanksi administrasi berupa surat tegu-ran oleh Kepala Dinas Perindagkop. Suratteguran tersebut sebanyak tiga kali dalam ku-run waktu paling lama tiga Minggu. Setelahtiga kali surat teguran diberikan kepada pe-dagang, dan tetap tidak mentaati ketentuan,maka KP2T berdasarkan laporan dari Perin-dagkop dapat melakukan pencabutan tempat.

(ers)

PASAR IBU SEPI,PEDAGANGPILIH DERMAGA

EKONOMI

Page 30: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201530

THE 17TH JAKARTA INTERNATIONAL HANDICRAFT TRADE FAIR (INACRAFT 2015)

Karya Tangan MentawaiDIINCAR PENGUNJUNGKABUPATEN Kepulauan Mentawai merupakan satu-satunya

Kabupaten Kepulauan yang berada di Provinsi SumateraBarat. Daerah yang memiliki julukan ”Bumi Sikerei” ini dikenal

dengan ciri khas keindahan alamnya. Pantai berpasir putih, pulau-pulau cantik, terumbu karang, gulungan ombak laut yang memukau,dan tercatat sebagai ombak terindah kedua di dunia setelah Hawai.Bagi penikmat wisata bahari, laut Mentawai merupakan “surga dunia”.Tepian pantai dengan hamparan pasir putih di daerah ini sangat cocokuntuk berjemur. Lautnya yang bersih, cocok untuk berenang, snor-keling, menyelam, dan gulungan ombaknya sangat diburu oleh parapeselancar dunia.

Keindahan alam Mentawai, sisi budaya etnik masyarakat tradisionalMentawai yang unik juga diimbangi dengan lahirnya Industri kerajinan

tangan (Handcraft) di Mentawai sudah mulai menunjukkan poten-sinya, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perajin-perajinbaru dengan inovasi-inovasi dan kreatifitas produk-produk yang baru,meski tetap berpedoman pada budaya, adat dan ke-khasan yang adadi Kepulauan Mentawai.

Sebut saja hasil kerajinan karya kelompok pengrajin souvenir”Bintang Bosdagob” (Bosua dan Gobi) dari desa Bosua- SiporaSelatan yang dipamerkan di stand Dewan Kerajinan Nasional Daerah(Deranasda) Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai padaJakarta International Handicraft Trade Fair atau Inacraft 2015 ke17 di Jakarta Convention Center.

Hengkius (24), salah seorang pengrajin dari kelompok pengrajinsouvenir khas Mentawai desa Bosua yang diikutkan pada kegiatan

PARIWISATA

Kabag Humasy Mentawai, Joni Anwar foto bersama di depan stand Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam pagelaran pameran.

Page 31: Majalah Sasaraina

pameran itu mengatakan, souvenir alat-alattradisional Mentawai seperti panahMentawai, tombak yang dijual Rp300 ribusampai Rp500 ribu perunit itu selalu men-jadi incaran pengunjung pada setiapMentawai mengikuti pameran.

”Setiap pameran memang souvenir-sou-venir khas Mentawai ini sangat dicari pe-ngunjung. Tadi belum lagi dibuka sudah adalima orang yang pesan panah asli Mentawai.Kami nanti akan kirimkan, kalau stok kamihabis di sini,” ujarnya

Hengki menyebutkan, di desa Bosuatempat tinggalnya, ada sekitar 200 orangpengrajin souvenir namun umumnya merekakesulitan modal dan kurang memahami pe-masaran dari produk-produk karya seninya.

”Masalah pemasaran yang agak sulit,kalau tidak diikutkan pameran, biasanya kamimeletakkan barang-barang ini di speedboatdan kami menjual langsung ke turis yangdatang ke lokasi surfing,” ujar Hengki

Dia mengharapkan ada bantuan dari pe-merintah setempat dalam pelatihan-pela-tihan seni kerajinan tangan ini seperti yangpernah dilakukan Dinas Kelautan dan Per-ikanan (DKP) Mentawai yang mengajak parapengrajin kerang laut mengikuti pelatihandi Surabaya beberapa waktu lalu.

Sementara, Ketua Dekranasda KabupatenMentawai Rosmaida Yudas menyebutkan,keikutsertaan Mentawai pada Inacraft 2015di Jakarta kali ini merupakan bagian dariupaya pemerintah daerah dalam mempro-mosikan produk-produk unggulan, terma-suk di dalamnya produk kerajinan dan pro-duk-produk usaha kecil menengah (UKM)yang saat ini tengah digalakkan di Mentawai.

Ia mengatakan, melalui pameran-pamerantingkat nasional seperti Inacraft itu, diha-rapkan produk unggulan Mentawai itu da-pat dikenal secara nasional, dan dunia. "Inimerupakan salah satu upaya sebenarnyauntuk memperkenalkan produk-produk ung-gulan dari Mentawai. Kita bawa pengrajinsouvenir dan juga beberapa makanan khasMentawai hasil industri kelompok UKMMekar Sari dari desa Sido Makmur," katanya.

Selain memiliki potensi unggulan dibidang pariwisata dan juga peluang investasikelautan dan perikanan yang cukup men-janjikan, kata Rosmaida, Kabupaten Men-tawai juga terus berupaya mendorong lahir-nya kelompok-kelompok usaha kecilmenengah.

”Melalui Dekranasda dan juga tentukerjasama dengan dinas-dinas terkait, kamimengharapkan untuk terus mendorong lahir-nya para pengrajin handcraft ini, salah satu-nya melalui pelatihan-pelatihan,” ujarRosmaida.

Salah satu upaya penataan dan pembinaanserta pemberdayaan bagi para pengrajin diMentawai yang dilakukan oleh Dekranasda,menurut Rosmaida adalah dengan memba-ngun dan mengembangkan gedung pusatkerajinan tangan Dekranasda.

”Kita sudah melakukan kerja samadengan Dinas Perhubungan, untuk menem-pati salah satu gedung di kawasan dermagaTuapejat, dan kita rencanakan dalam waktudekat tempat itu akan kita fungsikan selainsebagai pusat informasi dan promosi, pusatkerajinan tangan Dekranasda Mentawai, ju-

ga dirancang sebagai sentra seluruh ke-giatan para pengrajin di wilayah KabupatenKepulauan Mentawai dalam melakukan ber-bagai aktivitas dalam upaya mengembang-kan usaha kerajinan di Kabupaten Kepu-lauan Mentawai,” ujar istri Bupati MentawaiYudas Sabaggalet itu.

Peran Dekranasda Mentawai dalammenjalankan fungsi lainnya, membantupengrajin dalam memperkenalkan produkkerajinan dan mempromosikannya ke arahpasar yang lebih luas sehingga produk ke-rajinan unggulan yang dihasilkan oleh parapengrajin di Mentawai dapat dikenal baikditingkat lokal, nasional maupuninternasional.

Inacraft 2015 yang digelar di BalaiSidang Jakarta Convention Center (JCC) dari8-12 April 2015 dan dibuka langsung olehPresiden RI Joko Widodo itu merupakankegiatan promosi produk kerajinan ke-17dari Inacraft dan diselenggarakan olehAsosiasi Eksportir dan Produsen HandicraftIndonesia (ASEPHI) bekerjasama denganPT. Mediatama Binakreasi. Penyelengga-raan INACRAFT setiap tahunnya telahmenjadi ikon pameran produk Indonesia danmenjadi agenda tahunan pemerintah yangsecara konsisten terus meningkat dari segikuantitas dan kualitas pameran.

Inacraft tahun ini mengambil tema Bali,sehingga dekorasi yang ditampilkan di selu-ruh ruang pameran bernuansa Bali. Pameranyang setiap harinya selalu dipadati pengun-jung itu juga menggelar pameran produkunggulan, UKM, investasi, perdagangan danpariwisata yang diikuti 1036 stand dariberbagai daerah kabupaten dan kota se In-donesia, juga peserta dari beberapa negaraAsia, seperti India, Thailand, dan Malaysia.

Kabupaten Kepulauan Mentawai yangdiwakili Dekranasda Mentawai menempatistand di Lower Lobby Hall Jakarta Conven-tion Center dengan menampilkan produk-produk usaha kecil menengah binaan DinasPerindagkop Mentawai seperti UKM Ke-lompok Mekar Sari desa Sido Makmur SiporaUtara yang memajang produk-produk ola-han makanan ringan khas Mentawai berupakue dari bahan sagu, kripik dari ubi talas,keladi, singkong, sukun, pisang dan yangpaling diminati pengunjung adalah kripikdari nangka hutan asli Mentawai.

Sementara kerajinan khas Mentawaiyang diwakili kelompok pengrajin BintangBosdagob dari desa Bosua memajang bebe-rapa hasil kerajinan seperti panah Mentawai,tombak, pedang, miniatur papan surfing danbeberapa hiasan meja dan hiasan dindingyang terbuat dari kerang laut. Setiap pengun-jung di stand Mentawai juga bisa mencicipikripik hasil olahan UKM Kelompok MekarSari secara gratis dan mendapat satu setbrosur tentang kawasan wisata Mentawai.

Tim Kabupaten Mentawai yang dipimpinKetua Dekranasda Mentawai, Rosmaida Yu-das pada Inacraft tahun ini juga di dampingibeberapa pengurus inti Dekranasda Men-tawai, antara lain Sekretaris Dekranasda Men-tawai Puji Rahayu, Bendahara Riana YayaSanti Nofriadi, Ketua Bidang Pemasaran danPromosi Wisal Ampriadi, Ketua BidangKehumasan Joni Anwar, dan Seksi bidangpemasaran dan promosi Yeni Damayanti. (dio)

PARIWISATA

Panah (busur) tradisional, salah satu karya senidan kerajinan masyarakat Mentawai sangatdiminati para pengunjung.

Berbagai miniatur papan surfing dengan berbagaiseni ukir menjadi incaran para pengunjung dipameran.

Page 32: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201532

KLAIMOMBAK,SURFERKONFLIK

PARIWISATA

DESTI SEMINORA

Page 33: Majalah Sasaraina

MESKI banyak beberapa titik spotombak surfing di Mentawai,namun semua itu sering dikalim,

baik masyarakat maupun pecinta surfingsebagai milik pribadinya dengan cara dikon-trak selama beberapa bulan ke depan. Aki-batnya, para pecinta surfing yang baru da-tang ke Mentawai merasa tidak bisa menik-mati ombak yang ada di Mentawai akibatsudah diklaim milik seseorang, meskipunbelum ada peraturan yang sah mengaturtentang hal itu.

Hal ini terjadi terhadap sikap dan prilakuwisatawan mancanegara yang di Mentawaidengan mengkalim, bahwa ada beberapatitik ombak sudah menjadi hak miliknya, dantidak boleh dipakai oleh pecinta surfing lain-nya. Akibatnya, sesama surfer pun bersi-tegang dan sempat terjadi konflik. Diduga,akibat bentrok rebutkan ombak tersebut,terjadi penganiayaan terhadap salah se-orang turis asal Prancis yang terjadi bebe-rapa waktu lalu.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabu-paten Kepulauan Mentawai, Desti Semi-nora, tindakan dan prilaku wisatawan meng-klaim lokasi atau spot surfing milik salahsatu pihak, seharusnya tidak boleh terjadi.Wisatawan manapun berhak bermain dilokasi atau spot yang diinginkan di Kepu-lauan Mentawai. Kasus tersebut, tentunyaakan dapat mempengaruhi citra pariwisataKepulauan Mentawai yang selama inikondusif.

”Kita sangat menyayangkan adanyakejadian tersebut. Peselancar semestinyatidak boleh egois dengan ombak. Siapapunberhak bermain surfing disemua ombakyang ada di Kepulauan Mentawai,” tegasDesti.

Menurut Desti—akrab disapa, peselan-car yang telah bermain selancar cukup lama,harus memberikan kesempatan kepadayang lain. Aturan bermain ombak atau ber-selancar, secara alamiah telah disadari olehsesama para peselancar.

”Rata-rata para peselancar sudah mema-hami aturan-aturan tersebut. Kita berharapke depan, kejadian serupa tidak terjadi lagi.Apalagi, maskimal atau panjang ombak ha-nya sekitar 20 meter. Mestinya para pese-lancar bermain surfing saling bergantian,”jelasnya.

Kasus penganiayaan tersebut, berawalsaat ”JH” melihat Alexander Leon, salah se-orang warga Negara Prancis yang bermainsurfing di lokasi yang diklaim kawasan milik-nya di Kandui, Kecamatan Siberut BaratDaya. Awalnya, terjadi perang mulut ketika,”JH” melarang Alexander bermain di lokasitersebut. Puncaknya, ”JH” memukul Leonmenggunakan papan surfing, tepat ke arahmuka Leon.

Tidak terima dengan pemukulan terse-but, Alexander pun berusaha melawan. Na-mun, beberapa rekan mereka, akhirnyamendamaikan kedua belah pihak. Keesokanharinya, korban di dampingi pemilik peng-inapan lokal tempat dia menginap yang ber-sebelahan dengan resort pelaku, melapor-kan dugaan tindak pidana penganiayaan ituke Polsek Muara Siberut dengan surat tan-

da penerimaan laporan nomor : STPL/04/V/2015/Sek-Siberut.

”JH” sendiri salah seorang warga Nega-ra Amerika yang juga pemilik salah satu re-sort di Kandui yang bersebelahan dengantempat Alexander menginap.

Sementara itu, dikatakan Desti, Perdaterkait Pariwisata Kepulauan Mentawai te-lah disahkan oleh DPRD Kepulauan Men-tawai beberapa waktu lalu.

”Sekarang kita tinggal menyusun Per-aturan Bupati (perbup) untuk teknis penge-lolaannya, Sehingga wisatawan dapat me-nikmati parisawata Mentawai dengan nya-man. Tentunya juga akan menambah PADMentawai.

”Untuk retribusi wisatawan yang ber-kunjung dikenakan Rp 1 juta perorang, se-dangkan untuk kapal-kapal yang datang,dipatok Rp 5 juta perkapal. Retribusi tersebutuntuk 15 belas hari kunjungan,” ujarnya.

Selain itu, kata Desti, guna penertibankapal-kapal dari pemasangan jangkar disekitar lokasi terumbu karang juga akandilakukan. Ke depan, pengelolaan kapal-kapal juga akan dilakukan di dermaga ma-rine bay atau dermaga khusus kapal-kapalpesiar. (ers)

PARIWISATA

Page 34: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201534

PERISTIWA

KeluarkanBodi BoatDihantamBadaiSatu Tewas, Tiga Kritis

SEBUAH Speadboat milik warga terbalik di pesisir pantaiBetaet, Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, sekitarpukul 11.00.WIB. Peristiwa tersebt mengakibatkan satu

orang dan tiga lainnya kritis dan dirawat di Puskesmas Betaet,Kecamatan Siberut Barat.

Kejadian berawal pada saat korban dan tiga orang lainnyasedang mengeluarkan sampan baru dari pantai Takkla ke lautuntuk ditarik ke Teluk, persisnya Pelabuhan Betaet dengan meng-gunakan speadboat. Awalnya sampan baru sudah berhasil ditarikkeluar ke tengah laut, lalu bodi yang menarik sampan tersebutkembali ke pantai untuk menjemput golong-golong. Kemudianpada saat bodi mau keluar lagi, tiba-tiba gelombang dahsyat meng-hantam bodi boat tersebut hingga terbalik.

Akibat dari kejadian itu, satu orang tenaga buruh, NahasonTapokapkap (57) hilang ditelan ombak dan tiga orang lainnyaFirman (32), Hendrikus (26), dan Zulfahmi (31) dilarikan ke Pus-kesmas Betaet untuk mendapatkan pertolongan medis. Selainmenimbulkan satu korban jiwa, kerugian materi juga diperkirakanmencapai Rp 35 juta.

Menurut keterangan dari Limin Sirilaulau (31) kepada Sasa-raina menyebutkan, pada saat kejadian sekitar pukul 11.00, tigakorban langsung dilarikan ke Puskesmas Betaet oleh warga setem-pat dan berhasil diselamatkan oleh tenaga medis, sedangkan satukorban lainnya hilang dan baru ditemukan oleh seorang nelayansetempat, Suardi Nyonyouk (43) terapung di tengah laut depanPelabuhan Betaet di hari ke tiga, dalam kondisi tak bernyawa.Jenazah yang sudah dalam kondisi kurang baik segera dievakua-si oleh warga setempat dan dimakamkan di pemakaman umumBetaet.

Menurut informasi yang dihimpun Sasaraina di lapangan,warga Betaet dan warga dusun tetangga lainnya, sebelumnyasudah sempat melakukan penyisiran di sepanjang pantai Simalegi.Bahkan sampai ke perbatasan Simalegi dan Simatalu untukmengupayakan pencarian korban. Namun dalam pencarian selamadua hari dua malam itu, korban tak berhasil ditemukan.

Sementara itu, Camat Siberut Barat, Paulina.T Saruru, menga-takan, bahwa pencarian sudah dilakukan semaksimal mungkindengan inisiatif warga setempat, tetapi untuk pencarian di lautmenggunakan speadboat tidak berjalan maksimal karena keter-batasan Bahan Bakar Minyak (BBM).

”Warga sudah mengupayakan pencarian siang malam disepanjang pesisir pantai Simalegi-Simatalu, hanya saja pencariandi tengah laut menggunakan speadboat sangat tidak memuaskankarena hanya bermodalkan 30 liter bensin,” jelas Paulina.

Musibah yang menimpa keluarga almarhum tentu saja telahmenyebabkan duka tidak hanya pada sanak saudara, tetapi jugakepada seluruh warga Dusun Betaet. (mrd)

Warga berhasil menemukan korbansetelah sempat dinyatakan dilangselama dua hari dua malam akibatdihantam badai.

Warga menguburkan korban yangmeninggal akibat dihantam badai.

Page 35: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 35

DI masa lalu, saat ada orang yang mengalamikaries atau gigi berlubang, sebagian besarakan disarankan untuk dilakukan penca-

butan sebagai solusi. Teknologi terkini justru se-baliknya. Seperti dikutip dari tribunjabar.co.id,Dokter gigi (Drg) Stephanie Hadiyanto dari RSElisabeth Semarang mengatakan, berdasarkan tek-nologi kedokteran paling baru, gigi justru sebaik-nya dipertahankan selama mungkin di dalamrongga mulut. Tujuannya untuk menghindari efeksamping dari mencabut gigi.

”Karena banyak yang setelah gigi dicabut,dibiarkan begitu saja, tidak diganti atau ditambal,”ungkap Drg Stephanie.

Saat lubang bekas gigi dibiarkan terbuka, gigisebelah yang aktif akan bergeser mengisi ruangyang kosong. Selain itu gigi antagonis bagian atasakan bertambah panjang. Ini terjadi karena sifatgigi saat dipakai untuk menguyah makanan akanmencari antagonisnya.

Pergeseran atau pemanjangan gigi, secara este-tika akan mengurangi keindahan gigi. Karenaitulah jika kerusakan mahkota gigi maksimal sam-pai 3/4 persen atau dengan kata lain tinggal seper-empat saja, masih bisa dipertahankan.

Caranya gigi dipasak di dalam saluran akar.Setelahnya dibuatkan mahkota dengan bahan ti-tanium. Gigi baru ini akan bertahan hingga sekitarlima tahun. Fungsi mengunyah tetap maksimal danbagus dari segi estetika. (***/isw)

GIGI Berlubang?Jangan Ditambal atau Dicabut

CaraTradisionalMerontokkanKarang GigiKARANG gigi atau "kalkulus gigi" terbuat dariplak dan zat kapur yang berada di air liur. Plaksendiri terdiri dari lapisan bening di gigi (perikel)dan kuman. Seperti dikutip dari tribunnews.com,Di dalam mulut kita terdapat lebih dari 350 jeniskuman yang dapat menyebabkan karies. Jikadi gigi atau sela-sela gigi terdapat banyak maka-nan yang tidak di bersihkan maka kuman akanmencerna makanan tersebut, lama-kelamaanakan menyebabkan karang gigi.

Berikut cara mudah, cepat dan alami me-rontokkan karang gigi mulut:

1. Perlu diketahui bahwa membersihkan gigiketika selesai makan adalah cara yangtepat untuk menghindari karang gigi.

Setidaknya setiap anda makan pagi, siangdan sore, gigi anda harus dibersihkan dengansikat gigi yang halus, rajin menggosok gigi dapatmenghilangkan kotoran sisa-sisa makanan diselah-selah gigi, gosok gigi secara teratur itupoin pertama yang wajib anda lakukan.

2. Metode yang kedua untuk menghilang-kan karang gigi adalah dengan memakanbuah apel, konon buah apel sangat ber-manfaat untuk menghilangkan karanggigi, yaitu konsumsilah buah apel tanpamengupas kulit luarnya setelah selesaimakan malam sangat dianjurkan.

3. Resep dari nenek moyang kita ini bisaanda coba, yaitu dengan menggunakancengkeh. Cengkeh sangat bagus untukkesehatan gigi, nenek moyang kita seringsekali membersihkan gigi dengan ceng-keh dan campuran daun sirih.

Lihat gigi mereka yang sering ngemutramuan tersebut, gigi mereka masih kuat dansehat. Jika anda ingin mencobanya lakukan de-ngan cara menumbuk hingga halus cengkehyang telah kering lalu gosokan pada gigi andahingga benar-benar bersih lalu kumur-kumurdengan air untuk membersihkannya. Gigi bersihdari karang dan nafaspun segar.

4. Cara ini agak sedikit ekstrim, namun bisaanda coba yaitu dengan bata merah. Yabatu bata merah sangat efektif untukmenghilangkan karang atau kerak gigi.Hanya dengan menghaluskan batu batadan setelah itu gosokan pada gigi yangterdapat kerak atau karang hingga be-nar-benar bersih.

5. Selain beberapa cara diatas, anda jugabisa mencoba menghilangkan karang gigidengan biji asam kawak.

Biji asam kawak yang di sangrai kemudianditumbuk hingga halus dapat digunakan sebagaipenghilang karang gigi. Hanya dengan meng-gosokan hasil tumbukan biji asam kawak ke gigiberkarang, jika ingin mudah membersihkannya,anda bisa menggunakan sikat gigi.

6. Yang terakhir adalah hindarilah rokok.Rokok sangat mudah sekali membuat gigikuning dan berkarang, berhenti merokokbagi anda seorang perokok memangagak susah, akan tetapi anda bisa me-ngurangi porsi rokok anda perhari.

KESEHATAN

Page 36: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201536

KASUS DUGAAN HUMAN TRAFFICKING MENTAWAI

TERDAKWADIVONIS

BEBAS

HUKUM

Page 37: Majalah Sasaraina

KALIMAT takbir membuncah di salahsatu ruang sidang Pengadilan NegeriKlas I A Padang siang itu. Tangisan

dua terdakwa, Farhan Muhammad danMayarni M. Zen pecah. Mereka tak kuasamenahan haru usai dinyatakan bebas darituduhan dugaan perdagangan sembilan anakasal Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Majelis hakim menyatakan terdakwa tidakterbukti bersalah melakukan perbuatan hu-man trafficking. Pernyataan tidak bersalahpada para terdakwa disampaikan dalamsidang pembacaan putusan, Rabu (11/3) lalu.Setelah melalui proses yang panjang danmendebarkan, sekitar pukul 21.00 Wibkeduanya dapat melangkah keluar LembagaPemasyarakat (Lapas) Muaro, Padang.Hampir sembilan bulan keduanya mendekamdibalik jeruji besi usai ditangkap jajaranKepolisian Resor (Polres) Kota Padang.

Ya, masih segar diingatan, peristiwamenghebohkan pengamanan anak-anakSikerei yang diduga menjadi korbanperdagangan manusia. Pada 25 Juni 2014,sekitar pukul 22.00 Wib, mereka diamankandi sebuah hotel di Padang saat hendakmenginap sebelum berangkat ke Jakarta.Selain mengamankan sembilan anak, anggotaKepolisian Resor (Polres) Kota Padang jugamenangkap Farhan Muhammad alias Habibatau Ramses Saogo (25), dan Maryani M Zenalias Maya (39).

Keduanya diduga sebagai pelaku humantrafficking dengan alih-alih untuk

menyekolahkan anak-anak di Jakarta.Kasus inipun akhirnya bermuara di

meja hijau Pengadilan Negeri Padang.Tahapan demi tahapan persidangan

digelar hingga vonis bebas dijatuhkan.“Menyatakan kedua terdakwa tidak

terbukti melakukan kejahatan sebagaimanatuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Pasal86 Undang-undang Republik IndonesiaNomor 23 tahun 2002 tentang PerlindunganAnak,” kata Hakim ketua SiswatmonoRadiantoro, di Padang. Usai membacakanputusannya, hakim juga segera memerin-tahkan kepada jaksa untuk membebaskanterdakwa dari segala perkara.

Menanggapi putusan itu, para terdakwatampak sujud dan menetaskan air mata,kemudian menyalami majelis hakim. Terdakwamengucapkan terimakasih. “Terimakasih pakhakim atas keadilan yang telah diberikan,terimakasih,” kata keduanya secarabergantian.

Catatan Sasaraina, perjalanan panjangproses sidang telah dilewati. Beberapa kaliproses persidangan sempat diwarnai aksiunjuk rasa. Puluhan orang yang tergabungdalam beberapa ormas Islam di Sumbarmelakukan aksi simpati di depan PN Padang.Salah satunya, pada sidang yang dijadwalkanKamis (4/12) lalu. Akibat aksi unjuk rasa ini,sidang lanjutan dengan agenda keteranganlima orang saksi terpaksa ditunda.

“Saya benar-benar tidak menyangka pakhakim. Kalau niat awal untuk membantu anak-anak dan saudara saya di kampung(Mentawai,red), untuk mencarikan sekolah,malah seperti ini,” kata Farhan dalam sidangberagendakan pemeriksaan terdakwa, Kamis(29/1).

Ceritanya, peristiwa itu bermula ketikadirinya diberi usul Kepala Dusun KampungSurat Aban Mentawai Reppen, agar dapatmembantu adik-adik dan anak-anaksaudaranya untuk dapat bersekolah. Sebab,mereka tidak ada biaya. Melalui jejaringsosial facebook Farhan meminta Mayayang berdomisili di Jakarta untukmencarikan solusi, rencananya akandimasukkan ke sekolah agama.

Maya pun memperkenalkannyapada seseorang bernama Febry Eddy.Febry Eddy kemudian memberikan

rekomendasi agar mendatangisebuah pesantren di daerah Bogor.Akhirnya, rekomendasi itupun

diikuti terdakwa dan pesantrenyang ditunjukan bersediamenerima anak-anak tersebut.

Hanya saja, terang Farhan,terdapat masalah barusetelah mendapatkan

calon pesantren yang bersedia menerima.“Masalah dana untuk membawa anak-

anak ini ke Bogor,” jelasnya lanjut. Singkatcerita, dia mengaku berhasil mendapatkanseorang donator yang bersedia untukmembiayai perjalanan mereka. BersamaMaya, dirinya langsung menjemput anak-anak itu ke Mentawai pada 20 Juni 2014.Sampai di kampung Surat Aban pada 21 Juni2014. Kemudian, mereka mendatangi rumahorang tua masing-masing anak untukmemastikan anak yang mau berangkat.

Kesaksian Maya, setelah mendapatkandata anak yang akan dibawa, dirinyamemberitahukan kepada orang tua masing-masing. Itupun disetujui oleh para orang tua.“Setelah diberitahu, orang tua anak-anakmenyetujui. Ada surat persetujuan secaratertulis dan ditandatangani,” kata Maya.

Selesai proses perizinan dan persetujuan,pada 22 Juni 2014 para orang tua mengantaranak-anak mereka untuk berangkat kePadang bersama dengan terdakwa. Adasepuluh anak yang dibawa, ke sepuluh anakitu masih famili dari terdakwa Ramses. Saathendak menginap di salah satu hotel diPadang sebelum menuju ke Jakarta, tepatnya25 Juni 2014, sekitar pukul 22.00 Wib, duaorang anggota polisi menangkap mereka.Alhasil, peristiwa inipun bermuara diketukanpalu hakim.

Usai vonis bebas, penasehat hukumterdakwa yakni Fauzi Novaldi Cs, mengakupuas dengan amar putusan yang diberikantersebut. Dia menilai putusan bebas itumemang layak diberikan hakim. Memang,sebutnya, tidak terdapat satupun saksi yangmemberatkan kedua terdakwa selama prosespersidangan. Fauzi Novaldi Cs percaya hakimpasti akan memberikan keputusan yangseadil-adilnya.

“Akhirnya terbukti, klien kami dibebaskandari segala tuntutan,” katanya.

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU)menuntut terdakwa Farhan selama satu tahunenam bulan, dan terdakwa Maya denganhukuman satu tahun penjara. Pada bagianlain, kedua terdakwa pada dakwaan kesatudiduga telah melanggar pasal 2 ayat (1) joPasal 10 UU R.I No. 21 Tahun 2007 tentangPemberantasan Tindak Pidana PerdaganganOrang. Karena dakwaan kesatu tidak terbukti,jaksa kemudian menuntut para terdakwadengan dakwaan kedua tentang pemindahanagama, yang tercantum dalam Pasal 86Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002tentang Perlindungan Anak.(dbf)

HUKUM

Terdakwah dugaan perdaganganmanusia yang melibatkan beberapa

anak Mentawai di bawah umurmenyimak pembacaan putusan

vonis hakim.

Page 38: Majalah Sasaraina

SULIT DIPANTAUJUDI MERAJALELAWILAYAH Desa Simalegi,

khususnya Dusun Betaetmerupakan pusat Kecamatan Si-

berut Barat, ternyata masih menjadi sarangperjudian . Hal ini terungkap dari beberapatokoh-tokoh masyarakat Desa Simalegisaat berdiskusi dengan Sasaraina.

Faktanya, khusus di Dusun Betaet saja,saat ini ada sekitar 11 titik tempat perjudianyang aktif di padati setiap harinya. Dan dari11 titik tempat perjudian tersebut, delapandi antaranya adalah rumah milik warga dansatu di antaranya adalah rumah milik oknumaparat desa. Jika dalam satu Dusun sajarata-rata terdapat 11 titik tempat perjudian,maka Desa Simalegi yang terdiri dari 9Dusun, mempunyai 99 titik tempat yangaktif untuk melakukan kegiatan yangbertentangan dengan hukum tersebut.

Aksi perjudian di Desa Simalegimemang sudah sangat merajalela. tidakhanya masyarakat awam yang melakukan-nya, namun dari sekian banyak para pemainjudi di Simalegi, sebagian kecil pelakunyaadalah dari oknum pemerintah setempat.

Informasi dari berbagai pihak yangdihimpun Sasaraina, tahun 2011-2014salah seorang kepala dusun menjadikan

rumahnya sebagai posko perjudian rutin.Hingga tahun 2015 ini, aksi perjudian sudahtidak bisa dikontrol lagi. Para generasimuda justru sudah mulai terlibat dalampermainan terlarang itu, termasuk beberapasiswa SMP di Siberut Barat. ”Saya sudahsering memergoki siswa SMP sedangbermain judi. Bahkan, sekali saya sempatmenegur satu siswa kelas Sembilan,” jelasKorsani, Kepala Dusun Saboilogkat.

Lemahnya pengawasan dan controldari pihak pemerintah setempat memangtelah memperlebar celah masuk bagi oknumpelaku perjudian tanpa memandang segiumur dan status. Dari masyarakat awam,lembaga, perangkat desa, guru, pelajar,perawat, staf kecamatan, semuanya sudahterlibat. Seakan Desa Simalegi sudah tidakbermoral seperti dulu karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,termasuk para petinggi-petinggi aparatpemerintah.

Penegakan hukum di Bumi Sikerei inijuga masih terlihat lalai. Dan hal yang pal-ing merusak dan menyesatkan adalah, ketikasebagian dari oknum penegak hukum,justru terlibat dalam aksi kegiatan terlarangitu. Fakta di tahun 2014 lalu, pada saatpemilihan legislatif, warga betaet telah

menjadi saksi dari tindakan sebagianoknum aparat penegak hukum yang terlibatdengan aksi perjudian di salah satu rumahpedagang di Betaet.

Menurut keterangan warga Betaet,kejadian seperti itu sudah sering ditemukan.Bahkan setiap Pemilu digelar, pengawasdari aparat yang diutus untuk mengawasipemilihan di Kecamatan Siberut Barat,kerap melakukan tindakan yang bertenta-ngan dengan fungsinya sebagai penegakhukum. Tentu saja hal tersebut telah men-jadi contoh yang buruk terhadap masyara-kat awam, sehingga aksi perjudian punsemakin merajalela.

Seharusnya, julukan ”Bumi Sikerei”adalah sebuah sebutan untuk bumi, yangmeliputi seluruh pelosok tanah Mentawaidari 10 Kecamatan dan 43 Desa, termasukDesa Simalegi, Simatalu dan Sigapokna.Jika ada oknum penegak hukum yangmelakukan tindakan bertentangan hukumdan budaya di tanah Simalegi, Simatalu,dan Sigapokna, tidakkah termasuk telahmerendahkan nilai-nilai luhur Bumi Sikereiitu sendiri.

Pertanyaannya, apakah penegakhukum hanya berfungsi untuk beberapaKecamatan saja? Atau hanya untuk

SASARAINA Edisi: 04/April-201538

HUKUM

Page 39: Majalah Sasaraina

beberapa Desa saja? Dan atau bahkanhanya di pusat Kabupaten saja? Tentunyapenegak hukum harus bertindak danbertanggung jawab terhadap Bumi Sikereitanpa terkecuali.

Kali ini aksi perjudian yang semakinmarak di Daerah Simalegi tersebut, hanyabisa menjadi tontonan bagi warga setempat,termasuk oknum pemerintah setempat.Seakan-akan mereka tidak perduli bahwasebenarnya menurut hukum, seperti yangpernah di sampaikankan oleh KasubagPeraturan Perundang-Undangan BagianHukum Setda Kabupaten Kepulauan Men-tawai, Serieli Bawamenewi, dalam Sosia-lisasi hukum yang dilaksanakan di Betaet2014 lalu, bahwa seseorang yang berada dilokasi perjudian walau hanya denganmaksud menonton pun, tetap dapat dijeratdengan pasal pembiaran.

Disadari, Desa Simalegi memang ter-letak jauh dari pusat kabupaten. Disatu sisibisa dikatakan wajar jika penegakan hukum

di daerah itu masih sangat lemah. Namundi sisi lain, keadaan yang seperti itu akanditunggu sampai kapan kalau tidak dimulaidari sekarang.

Penertiban atau pemberantasan perjudianoleh pemerintah setempat, memang belumpernah dilakukan. Bahkan aparat penegakhukum pun belum pernah menggelar raziamengenai aksi perjudian yang sudah marakhampir 15 tahun sejak Kecamatan SiberutBarat berdiri. Kesadaran seseorang terha-dap risiko buruk dari perjudian pun mung-kin masih kurang. Buktinya, begitu anehketika di ketahui bahwa sebagian besaryang menjadi penjudi di Desa Simalegi ter-nyata justru yang keadaan ekonominyalemah.

Jangankan berpikir tentang masa depankeluarga, bahkan untuk makan satu kalisehari saja sudah sangat sulit di cari,ditambah lagi sumber pendapatan yangtidak jelas. Bagaimana mungkin seseorangitu bisa mempertanggungjawabkan nasib

anak isteri dan menjamin kesejahteraanmasa depan keluarganya sendiri.

Ini memang merupakan hal sulit. Jikahanya mengharapkan sekadar himbauanatau peringatan dari pemerintah saja,mustahil perjudian di Desa Simalegi dapatdiberantas. Ibarat pemerintah melarangrakyat untuk merokok, namun justru pabrikrokok di negeri ini semakin hari semakinmaju dan bertambah banyak.

Demi menyelamatkan generasi mudasebagai penerus di Bumi Sikerei termasukDesa Simalegi, tidak ada salahnya pener-tiban di mulai dari sekarang. Penanganansecara Hukum mengenai perjudian ini tidakperlu dipikir panjang. Sebab tidak adakendala seperti halnya menyelesaikanperkara lain yang ada sangkut pautnyadengan Adat-istiadat. (mrd)

HUKUM

Page 40: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201540

BERHARAP SEKOLAH,

BocahDianiaya

BibiSendiri

KASUS penganiayaan terhadap Ike (6th), bocah Desa Mara membuat iba.Hampir seluruh tubuhnya memar hing-ga membutuhkan perawatan di rumahsakit daerah Mentawai. Lebih menghe-bohkan lagi, diduga, pelaku Kalabai(bibi) nya sendiri yang sekarang masihdalam pemeriksaan pihak kepolisian.

Kapolres Mentawai AKBP. ReckoIndro Sasongko, saat dikonfirmasi Sasa-raina menyebutkan, kekerasan terhadapanak dibawah umur itu terjadi saat or-ang tua korban JS (30) menitipkan anak-nya kepada salah seorang pihak keluar-ganya. Keluarga korban tercatat sebagaikeluarga tidak mampu. Dan keluarga me-reka sudah berpisah. Berhubung memilikikeluarga di Desa Mara, bibi korban, kor-ban pun dititipkan walaupun pada awal-nya pihak keluarga merasa berat untukmelakukannya.

Orang tua korban berharap anaknyadapat sekolah. Januari lalu, korban diti-tipkan pada pelaku yang masih memilikihubungan famili dengan bapak korban.Tidak lupa, bapak korban berpesan agaranaknya dijaga dengan baik.

Waktu lima bulan berjalan. Bibi kor-ban, yang diduga sebagai pelaku bersa-ma pamannya, menghantarkan korbanke Km.12 di salah satu warung. Rencanaakan dihantarkan pada orang tua kor-

ban. Niat itu tidak kesampaian dan kor-ban dititip pada warga yang bertemu dikebun. Bibi korban kembali secara ter-buru-buru.

Sontak, warga diketahui berinisialAn itu terkejut saat melihat memar di mu-ka korban. An bertanya kepada bibinya.Bibinya menjawab, karena terjatuh. Anlangsung menghampiri orang tua korbandan menceritakan yang diketahuinya.

Kasus kekerasaan ini akhirnya ber-muara ke Polres Mentawai. Pihak ber-wajib langsung turun untuk melakukanolah Tempat Kejadian Peristiwa (TKP)di Desa Mara, desa yang cukup jauh dariperkampungan.

Kapolres Mentawai menegaskan,pihaknya akan mengembangkan kasuspenganiayaan tersebut. Korban akan di-bawa ke rumah sakit untuk dilakukan vi-sum.

”Dari keterangan korban, patut di-duga kedua pelaku telah melakukan ke-kerasan terhadap anak di bawah umur,”kata Recko.

Saat ini korban diamankan oleh pihakkepolisian, dan akan dibawa ke rumahsakit untuk melakukan perawatan secaraintensive oleh petugas rumah sakit. Per-buatan pelaku diduga telah melanggarUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2014tentang Perlindungan Anak. (ers)

HUKUM

ILUSTRASI: Sumber google.

Page 41: Majalah Sasaraina

DUA ORANG DIGEREBEK

PolisiTemukanPaketNarkobaJAJARAN Kepolisian Resor (Polres)Mentawai melakukan penggerebekandi salah satu rumah kos di sekitar Km.7dekat Pasar Ibu, Kecamatan SiporaUtara. Selain menciduk dua orang

tersangka, polisi juga mengamankansatu paket narkoba sebagai barang bukti.

“Peristiwa penangkapan terjadi sekitar

melarikan diri dan terjadi perlawanan sebelumpetugas berhasil melumpuhkannya.

Tersangka sempat ditanya dan dimintaiketerangan sebelum sebelum diamankan. DiTempat Kejadian Peristiwa (TKP) ditemukanperalatan penghisap seperti bong, pipet,mencis yang sudah dirombak. Di sana puladitemui barang bukti narkoba sebanyak satubungkus yang diperkirakan seharga Rp 500ribu.

Saat diinterogasi di lokasi kejadian,keduanya mengakui barang tersebut milikmereka. Tidak puas dengan penangkapan itu,Polres Mentawai berupaya untuk mencarisumber barang haram tersebut. Keduanyamengaku berinisial AS (30) wiraswasta dansatu lagi berinisial RX (19) seorang sopirangkot.

Recko Sasongko menyebutkan, pihak-nya akan terus melakukan pengembanganhingga penyebaran narkoba di negeri Sikereidapat diberangus hingga ke akar-akarnya.Pihaknya juga telah mendapat informasi satunama yang disebut sebagai penyuplaibarang.

Kapolres menambahkan, pemberantasankasus narkoba dapat dilaksanakan jika saranadan prasarana memadai. Namun, sangatdisayangkan, untuk pemeriksaan urin sajadi Mentawai belum dapat dilakukan. Karenatersangka yang diamankan dibawa kePadang.

Sisi lain, kerja sama yang baik darimasyarakat dibutuhkan. Seperti tidakmenerima orang sembarangan yang akanmengakibatkan rusak generasi. KapolresMentawai mengaku telah melakukan ber-bagai upaya membatasi ruang gerak masuk-nya narkoba ke wilayahnya. Di antaranya,pengawalan di pintu masuk kapal dan pintukeluar, terutama kapal yang masuk dari Pa-dang menuju Mentawai. Razia dan patroilterus digalakkan.

“Dalam penegakan hukum yang terbaru,kita tetap melakukan penangkapan-penang-kapan bagi yang melakukan kejahatan. Sean-dainya yang benar-benar A1, sumbernyadipercaya dan benar, maka kita lakukan peng-grebekan,” tegasnya. (ers)

pukul 08.00 Wib. Dari tangan tersangka kamimengamankan barang bukti, satu paketnarkoba. Diperkirakan satu paket kecil ituseharga Rp 500 ribu,” Kapolres mentawaiAKBP,Recko Sasongko saat ditemui di ruangkerjanya.

Recko Sasongko mengatakan, aktivitasyang mencurigakan terjadi di wilayahTuapejat, tepatnya Km.7. Tim Polres Men-tawai akhirnya melakukan peninjauan lokasi.Ternyata, tempat yang dicurigai merupakanrumah kos tertutup rapat. Setelah mendapatinformasi pasti, satuan Narkoba langsungmelakukan penggerebekan. Dua orangdiamankan. Tersangka sempat berusaha

HUKUM

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 03

ILUST

RASI

: Sum

ber g

oogle

.

Page 42: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201542

PersiapanJemput

BLSM,Nyawa

Dijemput

KISAH

Page 43: Majalah Sasaraina

KONDISI ekonomi masyarakatMentawai bisa digolongkanmayoritas lemah, dan sangat mem-

butuhkan bantuan pemerintah dari beberapaprogram pengentasan kemiskinan dan peng-angguran. Perjuangan keras untuk hidup diMentawai memang membutuhkan waktupanjang serta lika-liku yang banyak diha-dapkan dengan tantangan. Kondisi kepu-lauan, yang dikepung dengan ombak ganas,membuat masyarakat harus teliti membacaalam. Malangnya, perubahan iklim globalsering mengelabui warga Mentawai untukmembaca tanda-tanda alam, seperti pasangsurut laut, atau badai.

Hal ini seperti yang dialami Berja (43) se-orang ibu rumah tangga asal Dusun Betaet,Desa Simalegi Kecamatan Siberut Barat.Berja harus mengikhlaskan kepergian almar-hum suaminya, Nahason Tapokapkap (51),yang meninggal karena tenggelam ditelanombak di perairan laut Simalegi 18 April lalu.

Kehilangan sosok seorang suami yangmenjadi tulang punggung keluarga, sepertiyang menimpa Berja ini, tentu saja merupakancobaan yang amat berat dan menyedihkan.Diakuinya, bukan hal mudah untuk melepas-kan kepergian orang-orang yang di sayangidan dicintai, baik sebagai kerabat maupunsebagai keluarga sendiri. Sekuat apapun dia,dan semengerti apapun tentang kehendakTuhan, namun tetap saja manusia hanyalahmakhluk lemah yang mempunyai rasa sedih,kecewa, dan putus asa.

Semua yang dirasakan Berja adalah halyang wajar. Sebagai manusia lemah, Berjasebagai istri yang ditinggal suami tentu sajaakan meratapi nasib malang yang menimpakeluarganya tanpa batas. Terlebih kisah ke-matian suaminya sangat mengenaskan.Meskipun sebulan telah berlalu, namun pera-saan sedih dan pilu yang menyelimuti hatiBerja dan anak-anaknya, seolah-olah makinhari makin bertambah.

Diakui Berja, meskipun sadar bahwa se-muanya telah menjadi kehendak Tuhan, na-mun tetap saja Berja terlalu sulit untuk me-nerima kenyataan itu. ”Saya sadar bahwasemua ini sudah kehendak Tuhan, namunsaya terlalu sulit untuk menerima kenyataanini,” lirih Berja.

Berja mencoba mencurahkan semua ke-galauan hatinya dengan bercerita tentang

semua kesedihan yang makin menggejolakdihatinya. Berja mengakui, kenyataan yangtelah menimpa keluarganya sungguh memi-lukan. Di tengah mengalirnya cerita Berja, iamencoba mengisahkan seputar aktifitas ke-luarganya sehari sebelum suaminya hilangdan tewas mengenaskan ditelan ombak.

Diceritakan Berja, pagi sehari sebelumkejadian, suaminya sempat memberitahu ren-cana keberangkatannya untuk mengambiluang Bantuan Langsung Sementara Masya-rakat (BLSM) yang kabarnya sudah ada diKantor Pos Sikabaluan, Siberut Utara.

”Sehari sebelumnya, suami saya sempatmemberitahu rencananya untuk berangkatmengambil uang BLSM ke Kantor Pos Sika-baluan. Sebab menurutnya (Almarhum-red)jika uang itu sampai diambil oleh Kepala De-sa dan di bawa ke Betaet, maka jelas akanterjadi pemotongan. Bahkan, suami sudahmenyuruh saya mempersiapkan tas dan plas-tik untuk tempat barang bawaannya,” tuturBerja, seraya menarik nafas panjang dan me-nundukkan muka seakan berusaha menahanair mata.

Karena rencana keberangkatan itu, kataBerja, suaminya mencari pekerjaan harianuntuk dapat menghasilkan uang sekadarongkos dan bekal diperjalanan. Suaminyamemutuskan untuk ikut dalam sekelompokburuh menarik ”Sampan baru” dari suatutempat dan dibawa ke pelabuhan Betaet, me-lewati laut di pesisir pantai Simalegi. Namunmalang tak dapat ditolak, karena kehendakTuhan, justru dalam pekerjaan itu Nahasonterlebih dahulu dipanggil sebelum berang-kat ke Sikabaluan untuk menjemput uangBLSM seperti yang telah direncanakannya.

Tangis Berja pecah, sampai pada kisahdetik-detik ia mendapat kabar buruk dari duaorang warga yang datang dari tempat ke-jadian. ”Tubuh saya langsung terkapar ditanah seakan tak bisa bergerak ketika mene-rima kabar dari dua orang yang datang darilokasi kejadian. Kabar itu mengatakan, bah-wa suami saya telah hilang ditelan ombakdan belum bisa ditemukan,” ungkap Berja,yang makin larut dalam sedihnya.

Pengakuannya, ia sangat terpukul, apa-lagi ketika pencarian jenazah suaminya sela-ma dua hari dua malam tak mendapat hasil.”Saya sangat terpukul, apalagi selama duahari dua malam itu, warga telah berusaha

keras melakukan pencarian jenazah suamisaya, namun tak mendapat hasil,” katanya.

Masuk hari ke tiga, sambung Berja, baru-lah jenazah suaminya ditemukan terapungdi tengah laut oleh Swardi Nyonyouk, dandua orang temannya, saat pulang melaut.Tentu saja cerita Berja yang ditemani sangIbu, T. Kuimak (71) tersebut, makin memecahtangis yang tak tertahankan. Bukan sajameratapi kejadian yang telah menimpa ke-luarganya. Terlebih almarhum suaminya su-dah puluhan tahun terakhir, berprofesi se-bagai nelayan tetap. Almarhum termasuksalah satu nelayan yang mendapat bantuanmesin tempel dari Pemerintah Mentawai me-lalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)beberapa tahun lalu.

Mustahil bagi Berja dan keluarganya un-tuk bisa meneruskan pekerjaan almarhumtersebut. Dari satu sisi, lautan pantai Baratbukanlah tempat melaut bagi perempuanseperti di daerah-daerah lain. Di sisi lainpasangan keluarga ini tidak mempunyaiketurunan anak laki-laki sebagai pewaris.

Bahkan mesin tempel peninggalan almar-hum yang berasal dari bantuan pemerintahtersebut, seperti diterangkan Berja, bahwasesuai kesepakatan keluarga, mesin itu su-dah di ambil oleh Darusman Dhoang, salahsatu saudara laki-laki dari almarhum.

Harapan satu-satunya bagi Berja seka-rang, untuk menafkahi keluarganya ia harusbertahan dan bahkan harus bekerja kerasuntuk menjajakan kue dagangannya kelilingkampung Betaet, seperti yang sekali-kalipernah dilakukan sebelumnya.

Kondisi keluarga Berja saat ini, sudahsemestinya mendapat perhatian dan ulurantangan dari berbagai pihak. Tidak ada salahnyaselain warga setempat, pemerintah juga maumelirik dan meringankan tangan untukmembantu keluarga malang itu.

Membantu modal usaha misalnya, mes-kipun berupa pinjaman, tetapi tentu sajaBerja akan mendapat peluang mengembang-kan usahanya demi mencukupi kebutuhankeluarganya, dan jika Tuhan berkenan tidaktertutup kemungkinan Berja dapat menjaminbiaya pendidikan anaknya. Saat ini, Berjaharus memenuhi kebutuhan anggota keluar-ganya. Terutama Vina (8) satu dari dua or-ang anak perempuannya yang masih dudukdi bangku kelas dua SD. (mrd)

”Ada kabar, bahwa uang Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) darikompensasi kenaikan BBM sudah cair dengan besaran Rp 150 ribu setiap

bulannya. Mendengar itu, suami pun mencari kerja harian untuk ongkos dan bekaldi jalan menuju kantor pos dengan menarik bodi boat warga. Di tengah perjalanan

menarik bodi boat itu, badai menghadang, suami pun tenggelam ”

KISAH

Page 44: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201544

SEBAGAI daerah kepulauan dan satu-satunya kabupaten yang terpisah secarageografis, Kepulauan Mentawai jauh

tertinggal dibanding kabupaten dan kota laindi Sumatera Barat (Sumbar). Padahal, potensisumberdaya alam yang dimiliki KepulauanMentawai cukup besar. Khususnya lagi potensisumberdaya alam untuk pariwisata dankelautan.

Ketertinggalan Mentawai sebagai daerahpemekaran dari Padang Pariaman di tahun 1999ini, tidak terlepas masih minimnya sumberdayamanusia dan infrastruktur yang dimiliki.Lantaran ini, Yudas Sabbagalet sebagai Bupati

Mentawai, dalam program kerjanya memprio-ritaskan pembangunan SDM dan infrastruktur.Sayangnya, untuk percepatan pembangunanSDM dan infrastruktur tersebut, Mentawai ma-sih harus terkendala dengan persoalan ang-garan. Yudas mengatakan perlu perhatian dandukungan dari pemerintah pusat maupun pro-vinsi. Anggaran untuk daerah kepulauan sepertiMentawai tidak bisa disamakan variabelnyadengan kabupaten lainnya. Tingkat kesulitanlaut dan udara jauh berbeda.

Menurutnya, bila saja tingkat kesulitan uda-ra dan laut dimasukkan dalam item pembagian,maka sepantasnya

Mentawai mendapatkan anggaran lebihbesar. Karena itu, Yudas berharap anggota DPRdan DPD di Senayan bisa mengerti soal pem-bagian anggaran ini..

Nah, menjawab persoalan dan harapanMentawai tersebut, akan diulas oleh anggotaDPD-RI asal Sumatera Barat, H Nofi CandraSE. Pria kelahiran Solok 23 November 1973yang ditemui di rumahnya di bilangan JakartaBarat, mengakui Kepulauan Mentawai belummenjadi perhatian DPD. ”Jujur, saya terpikirbaru ini setelah Anda memberikan informasitentang Mentawai,” ujarnya.

Ia menambahkan, selama ini tidak ada

Mentawai Harus MasukProgram Nasional

NOFI CANDRA

Mentawai Harus MasukProgram Nasional

INTERVIEW

Page 45: Majalah Sasaraina

pembicaraan tentang potensi Mentawai.Lantaran ini pula ia akan mendorong Menta-wai masuk dalam program nasional. Berikutpetikan wawancaranya:

Bagaimana Anda melihat persoalanyang dihadapi daerah kepulauan seperti

Mentawai?Menurut saya kita harus melihat letak

geografisnya Kepulauan Mentawai itu sendiri.SDM-nya susah, berarti butuh waktu lama.Kalau infrastruktur bagus, bisa dipaksakan.Tapi ini pun butuh biaya tidak sedikit.

Saran Anda untuk mengatasipersoalan Mentawai?

Mentawai belum ada di prioritas propinsi,jadi pusat mana tahu. Pusat itu kadang-kadangbergerak cepat kalau ada muncul potensi,muncul gejolak atau muncul apa saja, pokok-nya sesuatu yang tidak lepas dari promosi.Ambil contoh Raja Ampat. Pulau tersebutbagus semenjak Papua Barat jadi pro-pinsi sendiri. Raja Ampat langsungdiekspos habis-habisan dan saatini menjadi pusat perhatian.Bahkan, mereka akan membuatpelabuhan terbesar di Sorong.Sebenarnya, apa saja yang adadi Raja Ampat tersebut sih bia-sa-biasa saja kalau dibanding-kan dengan Mentawai.

Jadi, Mentawai harusmasuk dalam program

nasional?Ya, Mentawai itu harus ma-

suk sebagai program nasionaldalam pengembangan pariwisata

Indonesia. Kita kerjakan sama-sama di sini.Masuki program nasional saja Mentawaitersebut. Contoh dalam hal selancar, lakukanevent rutin seperti halnya Tour de Singkarak.Maaf, kita bicara soal itu tidak memberikankontribusi yang banyak terhadap masyarakat,tetapi dengan adanya Tour de Singkarak, jalan-jalan diperbaiki setiap tahunnya. Ya, sepertiitulah Mentawai. Adakan event nasional dandunia, pasti akan menjadi pusat perhatian.Nantinya, asosiasi selancar pasti akan ikutseperti halnya Tour de Singkarak, dan pastiinfrastruktur prasarana diperbaiki.

Pandangan Anda tentangpembangunan Trans Mentawai?

Trans Mentawai itu penting. Tetapi, apa-kah masyarakatnya sendiri sudah menunjangatau belum untuk program tersebut? Jangan-

jangan gagalnya nanti di daerahnyatidak siap, karena masyara-

katnya tidak siap untukitu. Saya beri contoh

Bali. Seberapa punkuatnya budayaasing masuk ke Ba-li, tetapi budayamereka sudah ter-tanam dengankuat. SDM-nya su-dah kuat. Malah

mereka mengajakbudaya asing itu

ikut budaya Bali.Nah, kalau Trans

Mentawai itu dipak-sakan sementara ma-

syarakatnya tidak siap, pasti akan ikutbudaya asing. Budaya Mentawai sendiri bisaakan hilang. Ini kekhawatiran saya.

Terkait persoalan anggaran untukMentawai, bagaimana menurut Anda?Bicara soal anggaran itu standar saja.

Kurang lebih kalau saya prediksikan biasanyaSumbar itu alokasinya Rp6,4 triliun, sekarangpemotongan hampir Rp3 triliun, tetapi sayatidak tahu ya, kemarin saya mengikuti APBN-P sudah dapat berapa. Dinaikkan tidak untukanggaran kepulauan, kita belum cek propinsi.Tapi jelasnya, kalau kita bicara soal anggaran,Mentawai itu tidak pernah ada wakilnya diDPRD propinsi. Jadi, secara politik Mentawaiitu lemah.

Apakah Anda akan mengunjungiMentawai?

Akan saya kunjungi Mentawai. Dengardari cerita Anda, saya akan mempelajari Men-tawai secara detil. Terima kasih saya ucapkankepada Anda yang membuka wacana. Sayaakan minta Mentawai jadi program nasional.Besok kalau saya ketemu dengan kepala dae-rahnya saya akan bertanya program Mentawai.Mari kita sama-sama lakukan Mentawai jadiisu nasional agar dapat diperhatikan pemerin-tah pusat dan pemerintah propinsi. Kalau inisudah dilirik jadi program nasional ya kitafokus. Kalau programnya berjalan, pasti ma-syarakatnya akan ikut berkembang. Kita bisabelajar isu daerah dari Raja Ampat.

Ada pesan untuk Mentawai?Pesan saya, coba hilangkan dan jangan

dibesar-besarkan sumber bencana yang lalu-lalu. ***

INTERVIEW

Page 46: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201546

JAMUR TANAHMUNCUL SETELAH

GEMPADUA jenis jamur tanah yaitu Koromuntuk dan Silaklasi adalah tumbuhan

yang masih dikonsumsi masyarakat Simalegi sejak dahulu hinggasekarang. Koromuntuk dan Silaklasi tumbuh di tempat-tempat tertentudan bersifat musiman. Kedua tumbuhan ini mempunyai ciri yang sama

dalam pertumbuhan tetapi mempunyai latar belakang berbeda.

BUDAYA

ILUSTRASI: Sumber google.

Page 47: Majalah Sasaraina

DI Simalegi Koromuntuk tidak sekedardikenal sebagai tumbuhan yangdapat dikonsumsi, tetapi juga dikenal

sebagai tumbuhan mengandung racun yangmematikan. Sejak dulu masyarakat Simalegimeyakini bahwa koromuntuk akan tumbuh dipermukaan bumi (bagian-bagian tertentu)setelah tiga hari kejadian gempa dengan skalakekuatan yang cukup kuat. Satu jenisKoromuntuk akan tumbuh dua kali periodedalam satu kali kejadian gempa.

Pada musim awal, Koromuntuk akan tum-buh dengan ciri kelopak yang sama tetapimempunyai ukuran batang yang agak panjangberkisar 10 sampai 15 cm. Masyarakat menju-luki Koromuntuk berbatang panjang ini de-ngan nama Koromuntuk Roryat, tetapi setelahbeberapa hari kemudian Koromuntuk Roryatini akan habis dan disusul dengan tumbuhnyaKoromuntuk yang mempunyai ukuran batanglebih pendek berkisar 5 sampai 7 cm. Masya-rakat sendiri menjuluki Koromuntuk berba-tang pendek ini dengan nama KoromuntukKatogtungan.

Yang menarik dari Koromuntuk Roryatdan Koromuntuk Katogtungan ini adanyasedikit keanehan dalam pasca pemanenan.Menurut kepercayaan warga, Koromuntukyang baru dipanen tidak boleh diletakkankembali pada tempat tumbuhnya. Selain itu,benda yang dibawa seperti parang juga tidakboleh diletakkan ditempat tersebut.Sebab sudah diyakini dan ter-bukti bahwa jika Koromun-tuk yang sudah dipanendan benda yang dibawadiletakkan di tempat ter-sebut, maka pada musimberikutnya Koromuntuktidak akan tumbuh lagi ditempat itu awal mengambilnya.

Jika hal itu tidak dilanggar, makatempat tersebut akan selalu menjadi lang-ganan warga setiap musim Koromuntuk .Karena tempat tersebut akan tetap ditumbuhi,bahkan dengan jumlah yang lebih banyak.

Untuk satu jenisjamur tanah yanglain yaitu Silak-lasi juga mem-punyai perbe-daan tersendiri.Silaklasi juga ter-diri dari dua macam ciri, satuciri Silaklasi adalah jamur tanahyang dapat dikonsumsi warga denganaman, sedangkan satu ciri lainnya sangatberbahaya jika dikonsumsi karena didugamengandung racun.

Biasanya jenis Silaklasi yang dapat di-konsumsi juga terkadang dapat mengakibat-kan keracunan jika cara pengelolaannyatidak benar. Silaklasi yang dapat dikon-sumsi itu mestinya dimasukkan dalambambu dan dibakar denga cara ber-ulang-ulang dalam waktu dua sam-pai tiga hari. Jika Silaklasi dalambambu sudah mengeluarkan cairanberwarna putih susu, berarti Silaklasitersebut sudah aman untuk dikonsumsi.

Sekitar lima tahun yang lalu di DusunTengah Barat, Desa Simalegi, KecamatanSiberut Barat, diketahui pernah terjadi be-

berapa kasus keracunan Silaklasi, namun sa-yangnya tidak ada sedikitpun warga yang je-ra dalam mengkonsumsi jamur tanah yang sa-tu ini. Pada musim Silaklasi berikutnya, war-ga tetap saja mengkonsumsi jamur tanah ter-sebut tanpa merasa khawatir akan keracunan.

Menurut keterangan dari warga setempat,akhir-akhir ini Silaklasi tidak pernah tumbuh.Biasanya Silaklasi tumbuh di daratan bagianpedalaman, sehingga setiap musim Silaklasitiba hanya warga Dusun Tengah yang mema-nen dan baru disebarkan ke dusun-dusunbagian pesisir pantai.

Silaklasi juga tidak mempunyai tanda-tanda sebelum tumbuh, seperti halnya Koro-

muntuk yang tumbuh setelah tiga hari terjadigempa besar, walaupun hanya tumbuh ditempat-tempat tertentu. Namun tetap tumbuhdi daratan, baik dibagian pedalaman maupundibagian pesisir pantai.

Itulah seputar tumbuhan jamur tanahyang masih menjadi santapan istimewa wargaSimalegi, Kecamatan SIberut Barat. Diharap-kan suatu saat pemerintah dapat mengutuspara pakar untuk melakukan penelitian terkaitjenis jamur yang mengakibatkan keracunantersebut, sehingga warga pun dapat mengeta-hui lebih pasti efek bahaya dalam mengeloladan mengkonsumsi jamur tanah Silaklasitersebut. (mrd)

BUDAYA

Page 48: Majalah Sasaraina

PAKLEK

REDAKSI Majalah Sasaraina menerima karya jurnalistik daripembaca, baik berupa artikel, opini, esay, berita, dan photo. Semuakarya jurnalistik harus dilengkapi identitas (KTP), photo, dan dikirimke email: [email protected]. Karya jurnalistik yangdimuat akan diberi imbalan dari Majalah Sasaraina. Redaksi tidakbertanggungjawab secara hukum terhadap karya jurnalistik pembacayang dimuat.

MAKLUMAT REDAKSIPantai Barat

+ Sarjana Beasiswa Pastikan Pulang Kampung- Enggak disuruh juga pasti pulang Pak............?

+ Banggakan Pendidikan, Pemda Harus Siapkan Lapangan Pekerjaan- Lapangan banyak Pak, pembangunannya minim............?

c a t a t a n

+ Klaim Ombak, Surfer Konflik!- Yang jelas itu ombak Tuhan, Malaikat pun bebas surfing............?

SASARAINA Edisi: 04/April-201548

EDITORIAL

Sarjana Beasiswa,di Mana Mereka Bekerja?

MEMBANGUN Sumber Daya Manusia tidak semudahmembangun infrastruktur fisik dalammensejahterakan rakyat. Sumber Daya Manusia me-

rupakan salah satu faktor penentu untuk menentukan arahpembangunan itu sendiri. Akibat tingkat kualitas Sumber DayaManusia itu tidak mampu bersaing, sudah pasti daerah itujuga tidak akan berkembang, dan justru selalu tertinggal.

Hal inilah yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai,sejak usianya memasuki yang 15 tahun. Mimpi mendapatkansekolah yang dekat, jalan mulus, air bersih, serta lampu yangterang benderang, selalu terkubur di usia Kabupaten Kepu-lauan Mentawai yang masih remaja itu. Memasuki usia dewasapada periode mendatang (20 tahun), Mentawai harus lebihjauh berbenah sebagaimana misi otonomi daerah itu sendiri.

Kini, Mentawai mendeklarasikan dirinya akan bangkit danbersaing dengan cara untuk fokus pada peningkatan kualitasSumber Daya Manusia. Ratusan miliar rupiah APBD diper-siapkan untuk menciptakan manusia yang berkualitas untukbersaing, khususnya di Sumatera Barat. Sebab setiap tahun-nya, Mentawai masih memegang juara bertahan kategori ter-tinggal dan kemiskinan serta pengangguran yang meningkat.

Namun perlu diingat, tidak menutup kemungkinan, jugaakan lahir pengangguran intelektualitas yang dilahirkan dariperguruan tinggi di Bumi Sikerei itu. Sebab sampai saat inikita belum menemukan strategi Pemerintah Kabupaten Kepu-lauan Mentawai untuk menyambut para calon sarjana di ber-bagai perguruan tinggi papan atas yang ada di Indonesiauntuk menempatkan mereka di kampung halamannya. Ketikapara sarjana itu nantinya pulang kampung dan dihadapkandengan peluang kerja yang sangat minim, maka kesenjangansosial dan intelektualitas akan menjadi masalah baru di BumiSikerei.

Memang kita akui, ada banyak potensi di Bumi Sikerei ituyang harus dikelola dengan maksimal melalui Sumber DayaManusia yang mumpuni. Namun, sejauh ini, paradihma paracalon sarjana yang dikuliahkan masih sebatas mendapatkanpekerjaan di lingkungan pemerintah Kabupaten KepulauanMentawai. Bisa kita lihat dari berbagai jurusan beasiswa yangdigelontorkan, umumnya jurusan keguruan dan kesehatan(dokter, bidan, akper, farmasi) masih mendominasi. Tentunya,pekerjaan ini pasti mengharapkan peluang kursi dan meja yangada di lingkungan pemerintah Kabupaten Kepulauan Men-tawai. Meskipun memang kita akui, bahwa Mentawai sendirimasih membutuhkan ratusan tenaga guru dan medis, namunjuga harus dipikirkan sumber daya manusia dalam mengelolapotensi alam Mentawai.

Meskipun mereka dipersiapkan menjadi guru dan tenagamedis untuk peningkatan pelayanan Pemerintahan di Men-tawai, namun calon sarjana dari dua jurusan itu juga harusdibekali kemandirian dan kreativitas dalam mengelola sumberdaya alam yang ada di Mentawai. Sebab umumnya kita sudahmelihat ada banya orang-orang di Indonesia yang menjadiinspirasi melalui televisi, bahwa ternyata ada banyak sarjanadari jurusan guru dan kesehatan, ternyata justru lebih memilihprofesi yang bertolak belakang dengan disiplin ilmunya, na-mun sukses tetap diraihnya. Lalu bagaimana dengan Men-tawai, apakah calon sarjana guru dan kesehatan itu hanyadipersiapkan menjadi pegawai negeri saja? (*)

Skripsi BeasiswaMUJUR benar ratusan anak Mentawai yang dikuliahkanoleh pemerintah. Tidak perlu memikirkan mencari dana,atau tertekan dengan kondisi orang tua yang susah tidursetiap malamnya karena memikirkan uang kuliah anak-anaknya. Kemujuran itu sampai sayatamat pendidikan Strata Satu (S-1)belum pernah terjadi. Meskipunpernah mendapatkan beasiswa dariberbagai lembaga, namun tidak semu-jur anak Mentawai ayng setiap semes-ternya pasti ditanggung uang kuliah-nya. Mungkin juga dengan biayaakomodasinya, mulai kos-kosan, uangmakan, dan biaya membeli buku.

Akibat tidak tersentuh oleh per-hatian pemerintah daerah di kampung,akhirnya pun saya harus pontang-panting mencari uang diKota Padang untuk memenuhi hidup dan biaya kuliah. Takterbantahkan, ada dua pilihan, bisa kerja cari uang, tapi kuliahbisa terganggung, bahkan gagal. Atau sebaliknya, rajin masukruang kuliah, tapi tidak dapat uang kuliah. Sama juga, keduaancaman itu menuntut saya untuk gagal menamatkan kuliah.

Nyaris, perjuangan panjang itu harus saya selesaikanmeski dengan melewati tiga perguruan tinggi untuk sampaimenggenggam selembar kertas yang bisa untuk merubahnasib di masa mendatang (ijazah S1). Saya tidak inginmengulas proses panjang kuliah saya, namun hal yangterpenting, dana miliaran rupiah yang digelontorkan peme-rintah untuk generasinya itu harus menjadi garansi untukpembangunan Mentawai.

Sampai saat ini saja, bisa kita lihat di ruang kantor per-pustakaan dan arsip mentawai, masih sangat minim danjauh dari harapan adanya kumpulan hasil penelitian ilmiahdari Bumi Sikerei sendiri. Para sarjana dari Mentawai sendirisepertinya juga lebih memilih menulis skripsi dan menelitidi Kota Padang, atau di lingkungan kita dia kuliah.

Kita ingin Mentawai menjadi sumber ilmu dari berbagaidisiplin ilmu. Bumi Sikerei yang masih polos itu hanyadiceritakan banyak orang sebagai Bumi yang mengerikan,tertinggal, dan tidak modern. Namun jika dibingkai dalamkarya ilmiah, justru Bumi Sikerei merupakan "Bumi Emas"para akademisi dengan berbagai cerita spektakuler daricatatan penelitiannya.

Pandangan saya, belum sempurna rasanya jika danamiliaran rupiah itu hanya untuk mengakomodir biaya se-mester dan akomodasi calon sarjana. Lebih sempurna, jikacalon sarjana dari beasiswa itu diberi beban untuk menu-liskan skripsi dari kampung halamannya sendiri. Bayang-kan saya, kalau dalam satu periode ada 100 anak Men-tawai yang jadi sarjana, itu berarti ada seratus hasil peneli-tian dari Bumi Sikerei dengan berbagai disiplin ilmu. Jikalima tahun, berarti ada 500 sarjana dengan melahirkan 500hasil penelitian. Betapa kayanya Bumi Sikerei dengan ilmu-nya. Namun ini belum menjadi buah pikiran kita bersama.Semoga ini terwujud. (*)

Page 49: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 49

Oleh: JIILAAN ARNISTA

OPINI

Sebab Pendidikan di DaerahTerpencil Tertinggal

PENDIDIKAN merupakan salah satumodal yang sangat penting untukmenjalani kehidupan bermasyarakat,

dengan adanya pendidikan Kita bisamengetahui berbagai macam informasi. Kitabisa mendapatkan pendidikan moral,kedisiplinan, agama, sosial dan masih banyaklagi yang bisa Kita dapatkan.

Di Indonesia banyak sekali masalah-ma-salah dalam dunia pendidikan, mulai dari ko-rupsi anggaran, pungutan liar, ketidak me-rataan fasilitas pendidikan, kurikulum pen-didikan yang ruwet, kasus-kasus asusila pela-jar dan pendidik sampai ujian nasional yangjawabannya selalu bocor setiap tahunnya.

Berbicara mengenai pendidikan di Indone-sia memang tidak ada habisnya. Namun disinisaya ingin membahas masalah rendahnya kua-litas pendidikan di daerah terpencil. Berbagaimasalah yang menghambat proses pendidikandi suatu daerah masih sering muncul.

Masih kurangnya sarana dan prasarana.Sarana dan prasarana ini meliputi gedung se-kolah beserta isinya, peralatan-peralatan se-kolah yang menunjang proses belajar meng-ajar di suatu sekolah, atau lembaga tempatbelajar, dan kualitas tenaga didik.

Sering kita lihat pembangunan gedung-gedung sekolah megah diperkotaan denganfasilitas yang memadai untuk kegiatan belajarmengajar dan tenaga didik yang profesional.Namun hal itu akan berbanding terbalik ketikakita melihat keadaan yang sebenarnya di dae-rah terpencil. Tidak ada fasilitas yang cukupmemadai untuk menunjang kemajuan prosesbelajar mengajar yang mereka lakukan, danjuga tenaga didik yang mengajar dengan ilmuyang seadanya.

Hal ini banyak sekali terjadi di Indonesia,khususnya pada daerah perbatasan di wila-yah Indonesia, dan salah satunya di daerahsaya tinggal saat ini, walaupun bukan daerahperbatasan Indonesia, tingkat kualits pen-didikan di Bangka Belitung masih sangat ter-tinggal, jika di bandingkan dengan kota-kotadipulau Jawa.

Mengapa daerah-daerah terpencil seringkali tidak menjadi perhatian pemerintah?, se-dangkan kota-kota besar selalu tercukupi fa-silitasnya, ini adalah hal yang tidak sebandingdan menyebabkan pendidikan di daerah ter-pencil menjadi tertinggal. Gubug-gubug reyotyang mereka sebut sebagai gedung sekolahtidak mampu memberikan fasilitas yang me-madai sebagaimana sekolah-sekolah normalpada umumnya. Pada kenyataannya, pem-banguan fisik sekolah-sekolah di wilayah per-kotaan terus menjamur seiring dengan dike-luarkannya dana BOS (Bantuan OperasionalSekolah) oleh pemerintah.

Sayangnya perhatian pemerintah tentang

pendidikan yang disalurkan lewat dana BOStersebut tidak begitu nyata dirasakan dam-paknya oleh masyarakat atau sekolah-sekolahdi daerah pedalaman atau daerah terpencil.Serta kualitas pengajarnya yang pas-pasanmenjadi salah satu faktor penyebab pendi-dikan di daerah terpencil terkesan tertinggal.Sehingga kemajuan pendidikan di Indonesiahanya terpusat di daerah perkotaan sedang-kan di daerah terpencil kurang diperhatikan.

Masalah pendidikan seharusnya dilaku-kan dengan cara yang terpisah-pisah. Pembe-nahan dalam fasilitas, staf pengajar, daerahterpencil, dan lain-lain harus ditempuh denganlangkah yang menyeluruh. Tidak hanya mem-perhatikan dari kenaikan anggaran saja, tapisemuanya harus diperhatikan. Sebab akanpercuma saja jika anggaran yang diberikantinggi tapi pencapaian pembenahan terhadapfasilitas tidak terlaksana, maka akan menim-bulkan masalah. Sangat di sayangkan sumberdaya manusia dan mutu pendidikan menjadirendah.

Sekolah haruslah menyediakan fasilitasbelajar yang memadai dan baik agar siswa me-rasa nyaman dalam melaksanakan proses bela-jar mengajar serta agar kedepannya mampumenghasilkan pribadi yang berkualitas baik

mutu, mental, dan kepribadian.Selain itu kelengkapan fasilitas belajar bagi

siswa juga berguna untuk melatih kemandiriansiswa dalam memperoleh bahan ajar tambahanselain dari guru pengajar ataupun bukupanduan yang mereka punya. Siswa juga bisamengembangkan daya kreativitas dan ino-vatifnya melalui fasilitas–fasilitas belajar yangterdapat di sekolah sehingga siswa mampumenjadi pribadi yang kreatif dan inofatif.

Maka dari itu tentu sangat di harapkanagar seluruh sekolah di Indonesia memilikifasilitas yang memadai. Tentunya harus adacampur tangan dari dinas atau pemerintahyang terkait agar pemerataan fasilitas belajardan pemerataan pendidikan yang memadai diIndonesia dapat terlaksana dengan baik. Danniscaya kreativitas anak bangsa bisa semakinberkembang untuk menghasilkan sesuatuyang lebih inofatif lagi bagi bangsa Indone-sia. Serta dengan adanya sarana dan prasaranayang memadai bagi pengeksploran kreativitassiswa, maka siswa akan mampu menghasilkanprestasi bukan hanya di Nasional tapi jugabisa sampai di dunia Internasional bahkanmereka bisa menjadi calon–calon pemimpinbangsa yang hebat di masa depan. (*)

(Sumber: kompasiana.com)

ILUSTRASI: Sumber google.

Page 50: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 04/April-201550

Seni Bela Diri SimalegiMULAI SIRNASIMALEGI salah satu daerah yang terletakdi Kecamatan Sibaerut Barat, KabupatenKepulauan Mentawai. Dahulunya memilikiseni bela diri tradisional yang disebut”Patudduk” (menyerupai seni bela dirigulat). Seni bela diri ini sangat diandalkanmasyarakat di masa lalu. Dari anak-anaksampai dewasa, bela diri ini sudah dikuasaikarena memang sudah jadi tradisi dan selaludiajarkan kepada generasi sejak menginjakusia 10 tahun.

Meskipun dulunya bela diri ini tidakmempunyai perguruan khusus, namun tek-nik yang diajarkan oleh beberapa ahli pa-tudduk kepada anak-anak atau kelompokmereka tidak berbeda. Mulai dari teknik ku-da-kuda, teknik menyerang, teknik me-ngunci, dan teknik membanting lawan,semua sama diajarkan.

Menurut cerita beberapa para tetuayang masih paham tentang seni bela diritradisional ini, dulu patudduk tidak hanyadigunakan untuk membela diri atau melum-puhkan lawan disaat terjadi kericuhan danserang-menyerang antar kelompok maupunantar suku. Namun seni bela diri patuddukini kerap dipertontonkan dalam perkum-pulan maupun dalam acara-acara adat didaerah setempat. Bahkan terkadang patud-duk sering digunakan sebagai olahragaterutama bagi kaum muda dan anak-anak.

Hanya saja, dimasa sekarang tidak adalagi generasi muda Simalegi yang menge-nalnya, apalagi menguasai seni bela diri tra-disional ini. Sejak dikenalnya seni bela diridari luar seperti karate, contohnya, generasimenjadi lebih cenderung ingin menguasaiseni bela diri daerah asing dari pada senibela diri tradisional asal daerahnya sendiri.

Meningkatnya teknologi canggih jugamempengaruhi pola pikir para generasi,tentunya karena seringnya menonton filmdi layar televisi seperti mandarin—yangmayoritas dalam film tersebut memperaga-kan seni bela diri kungfu. Selain itu juga difilm lainnya seperti kisah para pendekarmaupun sejarah-sejarah kerajaan, yangumumnya memperagakan seni bela diri silatdan beragam ilmu-ilmu kanuragan lainnya.

Indikasi lain yang menyebabkan menu-runnya minat dan antusias para generasimuda terhadap seni bela diri tradisionalyang menjadi andalan para nenek moyangtersebut, juga disebebkan karena kelalaianpara orang tua, khususnya para ahli patud-duk di dalam mewariskan dan memberipemahaman terhadap para generasi mudatentang pentingnya seni bela diri tersebut.

Padahal tanpa disadari, patudduk meru-pakan satu-satunya ilmu bela diri masyarakatSimalegi yang sangat ampuh untuk me-lumpuhkan lawan hanya dengan beberapateknik dasar, sehingga tidak heran jika dulumasyarakat selalu mengandalkan ilmu bela

diri tersebut. Mulai dari anak-anak sampaiorang dewasa semua sudah menguasainya.

Menariknya, yang bisa menjadi jago(ahli) dalam seni bela diri patudduk tersebut,ternyata tidaklah berpedoman pada kekua-tan fisik semata, serta bukan mengandalkanbesar atau tinggi badan seseorang. Kekua-tan fisik memang penting, namun yang uta-ma dalam seni bela diri patudduk pengua-saan teknik mailokoi (mengunci) danmembanting lawan.

Meskipun badannya kecil atau rendah,namun jika sudah menguasai teknik patud-duk dengan benar dan tepat, maka tidakmustahil jika dengan mudah akan mampumembanting lawannya yang mempunyaiukuran badan lebih besar dan tinggi.

Hal ini diungkapkankan oleh salah satuAhli bela diri patudduk, Mare’at Taporuk(50), saat dikunjungi Sasaraina di rumah-nya. Sampai saat ini dia dikenal warga masihsangat paham dengan teknik-teknik senibela diri patudduk.

Menurutnya, dalam seni bela diri patud-duk, beberapa teknik dasar yang diajarkanbersifat melumpuhkan dan bukan menewas-kan. ”Teknik yang diajarkan dalam patuddukhanyalah bersifat melumpuhkan, bukanmenewaskan”, jelas Mare’at.

Selain itu, dalam seni bela diri patudduk,menyerang dan meng- a n i a y alawan yang sudah tidakberdaya sangatd i p a n -t a n g k a n .Dan itus u d a hm e r u -p a k a ns e p e r t is u m p a hbela diripatudduk.” L a w a ny a n gs u d a hm e n g a k ukalah atausudah tidakberberdaya, tidakboleh diserang lagi”,ujar Mare’at.

Menurut Mare’-at, dalam seni bela diripatudduk juga tidakada istilah perta-rungan satu lawandua, atau da-lam istilah lainpengeroyo-kan. Tetapi da-lam sejarahseni bela diripatudduk yang

ada hanyalah satu lawan satu. Jika pun harusmelawan dua orang atau lebih, tetap hanyadilakukan secara palaggat (bergiliran).

Hal itu disebabkan oleh teknik khususyang dilakukan dalam seni bela diri patud-duk tersebut. Seperti halnya gulat. Dalamolahraga, gulat juga memiliki teknik yangmirip dengan seni bela diri patudduk. Padadasarnya, pertarungan diawali dengan ge-rakan saling merangkul. Ketika dalam posisitersebut, barulah keduanya berusaha salingmengunci kuda-kuda satu sama lain. Ketikasalah satunya mendapat peluang, maka diaakan membanting lawannya ke tanah.

Di sini ada satu hal yang cukup unikdan menarik. Bahwa ternyata ketika perta-rungan terjadi, baik dengan maksud hanyasekedar olahraga atau untuk dipertonton-kan, maupun dengan maksud berkelahi, tar-get keduanya hanya sampai pada mem-banting lawan ke tanah dan yang terbantingdinyatakan kalah.

”Hanya sedikit perbedaan ketika perta-rungan terjadi karena maksud berkelahi. Ma-ka teknik membanting yang dilakukan ada-lah teknik yang dapat melumpuhkan, se-hingga lawannya tidak akan dapat me-lakukan serangan balik,” tuturnya.

Dalam pertarungan patudduk ini, jika ke-dua orang yang bertarung atau bertandingterjadi sama-sama jatuh menyentuh tanah,maka hal itu disebut dengan istilah moreppa(seri dan seimbang).

Menurut T. Nem-nem (55), salah satutokoh tetua yang masih paham dengan senibela diri patudduk, sebenarnya ilmu beladiri patudduk belum bisa dikatakan sudahlenyap. ”Ilmu bela diri tradisional ini se-benarnya belum lenyap. Masih banyak to-koh-tokoh tua yang masih ahli dalam bidangseni bela diri patudduk”, katanya.

Jika saja ada generasi yang berminat danberniat untuk meneruskan ilmu

bela diri tradisionalSimalegi ini, hanyatinggal membentuksebuah perguruan danmengumpulkan semuaahli patudduk untuk

menyalurkan semuakemampuan yangdimilikinya.

Beberapa tokoh ju-ga berpendapat bahwa,

sebenarnya tidak sulituntuk membangkitkan

kembali seni bela diri tra-disional tersebut. Sebab dike-

tahui meskipun ada sedikitperbedaan teori,namun Desa Si-matalu juga memi-

liki seni bela diri yang sama.Maka hanya perlu melakukan

sosialisasi terhadap generasimuda untuk memberi pema-haman tentang pentingnya

menjunjung dan mempertahan-kan nilai-nilai budaya yang dimilikisejak nenek moyang. Dan selamatidak bertentangan dengan aturanyang berlaku, tidak ada salahnya

pemerintah juga turut serta mendu-kung dan memfasilitasinya. (mrd)

OLAHRAGA

Page 51: Majalah Sasaraina

PERNIK

Awas! Batu AkikBISA MEMATIKAN

Batu akik masih menjadi idola, namunbagaimana bila batu yang Anda temukan,meski sangat menawan, namun justrumemicu kematian. Kenalilah! Seperti dikutipdari tribunnews.com, ada tujuh bebatuanyang sering salah dimengerti. Banyak yangmengira batu akik yang membahayakan itucocok sebagai perhiasan dan diubah men-jadi mata cincin batu akik, padahal kalauterhirup, nyawa melayang.

Ada tujuh jenis batu akik yang berba-haya berdasarkan akun dialyog khen dalamsebuah video yang diunggah pada youtube.Akun tersebut menjelaskan tujuh batu akikberbahaya ini dikutip dari djurnal.com.Berikut tujuh batu akik yang berbahaya:

ArsenopyriteWujudnya mirip dengan emas, kilauan-

nya, warnanya. Namun emas dan arsenopy-rite sangat berbeda. Sebaiknya hati-hatibila menemukan batu seperti emas ini.Ingat debunya mengeluarkan bau yangmenyengat mirip bawang putih. Itubukanlah emas melainkan arse-nopyrite.

Bebatuan yang mengandungracun arsenik sulfida, bila disen-tuh dan masuk ke tubuh, bisamenyebabkan kematian. Demi-kian pula bila bebatuan ini di-panaskan. Akan muncul uapdari batu arsenopyrite ini bau-nya seperti bawang putihyang sangat kuat dan bisa me-matikan. Beracun bahkan pe-micu kanker. Untuk membe-dakan harus memukulnya de-ngan batu. Apabila batu berbaubawang putih dan arsenik, se-gera jauhi. Pastikan Anda tidakmenghirup baunya.

GalenaBatu ini berwarna cantik dan menggoda.

Galena bebatuan dengan bentuk kubusperak serta berkilau. Dalam batu ini mengan-dung sulfur sangat reaktif dan berbahayabagi penggunanya. Fakta menunjukkanbanyak peneliti keracunan ketika melakukanpenelitian terhadap kristal ini. Lagi-lagi debutimbal pada galena yang secara tak sengajaterhisap, langsung meracuni tubuh hinggamemicu kematian. Mineral ini mencemarilingkungan dan membahayakan kesehatanbagi orang yang berada di sekitar mineral.

CinnabarBatu kali ini, Anda harus hati-hati. War-

na merahnya menggoda. Kristal ini terlihatcantik dan indah. Namanya batu Cinnabar,artinya ”darah naga”. Kristal ini nama lain-nya mercury sulfide. Terbentuk di dekat gu-nung berapi dengan komposisi merkuri yangtinggi. Warnanya sangat merah serta mena-wan justru menunjukkan betapa sangat ber-bahayanya batuan ini. Kristal ini mengeluar-kan merkuri yang bisa menyebabkan tremor,tubuh bergetar, mati rasa hingga kematian

jika tidak ditangani dengan benar.Chalcanthite

Batu kristal berwarna biru terdiri atastembaga, belerang, air, juga unsur lainnya.Walaupun unsur tembaga tidak berbahaya,tapi jika mengandung tembaga dengan jum-lah sangat banyak, kristal ini bisa beracununtuk tubuh.

Tembaga yang terkandung dalamchalcanthite bisa larut dalam air dan apabilatembaga yang larut dalam air sangat banyaklalu dipakai untuk minum atau menyiramtanaman, maka ini adalah kematian yangperlahan, baik pada tumbuhan dan manusia.

StibniteWujudnya seperti perak dan bersinar

seperti kristal logam.Batu ini

mengandungs e n y a w a

yang takstabil

dan

bisa meracunipenggunanya. Pada masa lalu

Stibnite pernah digunakan sebagai bahanpembuat peralatan makan dan pedang yangberakhir pada kematian penggunanya. Haltersebut diketahui setelah banyak yang kera-cunan makanan setelah menggunakan kris-tal ini sebagai bahan pembuat peralatan ma-kan. Ingatlah untuk mencuci tangan denganbersih setelah memegang batu ini agar tidakkeracunan.

ToberniteJulukannya saja mengerikan, Torbernite

disebut sebagai kristal dari neraka. Batuanini bentuknya prisma yang berwarna hijauindah. Tobernite terbentuk dari uranium,rinciannya terbentuk dari reaksi kompleksantara fosfor, tembaga, air dan uranium.Kolektor kristal tergoda untuk mengoleksimeski sangat berbahaya lantaran warnanyayang sangatlah indah. Apabila terjadi pem-busukan uranium di dalam, kristal ini me-ngeluarkan gas yang mengakibatkan kankerparu-paru secara perlahan-lahan. Sebaiknyajangan tergoda untuk menjadikannyakoleksi. (*/isw)

Batu Cinnabar

Batu Galena

Batu Stibnite

Batu Chalcanthite

Batu Orpiment

Batu Tobernite

SASARAINAEdisi: 04/April-2015 51

Page 52: Majalah Sasaraina

AHLI BUMI

GEMPA NEPALMenurunkan KetinggianGUNUNG EVEREST

GEMPA bumi yang terjadi di NepalSabtu (25/04/2015) lalu terjadi akibatpergerakan kerak bumi. Seperti

dikutip dari tribunnews.com , pergerakantersebut dikatakan juga berpengaruh padakerak-kerak di sekitarnya.

Beberapa ilmuwan dan ahli bumi yangmengawasi kegiatan dan data GunungEverest, ternyata gempa Nepal itu pun ber-imbas pada pergerakan di daerah Pegunung-an Himalaya, terutama pada tinggi gunungtertinggi di dunia itu.

Sementara data pastinya dikumpulkan,ilmuwan menganalisis lewat satelit dan dataseismologi, untuk mengetahui apa yang telahdiakibatkan gempa dan kemungkinan gempadi masa depan.

Hasilnya, ahli geofisika dari US Geologi-cal Survey Gunung Kenneth Hudnut menga-takan bahwa Gunung Everest ternyatabergerak beberapa sentimeter secara vertikaldan horizontal.

”Everest diperkirakan bergerak kurangdari 10 sentimeter secara vertikal dan hori-

zontal," James Jackson, ahli geologi dariCambridge University, Inggris, punmenambahkan prediksinya.

Selain itu, Kathmandu yang dekat de-ngan titik pusat gempa ternyata dikatakanmengalami pergerakan sebanyak hampir 1meter. Bahkan bebatuan sekitar kota itukemungkinan bergerak sejauh 3 meter.

Dalam misi pengumpulan data pasti yangbaru, para ahli mencari cara untuk melakukanperjalanan ke Everest paska gempa itu. Opsiyang ada antara mencari dana untuk sewahelikopter atau mengikut tim bantuan yangke Everest.

Pengambilan data harus dilakukan disana karena gempa mengguncang stasiunGPS Everest, sehingga stasiun tidak lagimengirimkan data. Jadi ilmuwan harus naikdan mengunduh datanya secara langsungdi stasiun itu.

Pergerakan dan perubahan ukurangeografis kerak bumi membuat ahli bumi JuanValdes menyarankan untuk tetap mengawasikeadaan bumi, karena perubahan yang

ditimbulkan berdampak pada rekam data diberbagai peta geografis yang ada.

Seperti yang terjadi pada data untuk petakeluaran National Geographic, sebelumnyapernah diperbarui akbat gempa bumi ataumunculnya pulau baru yang dibentuk olehgunung berapi yang sudah meletus.

"Untuk pergerakan Kathmandu mungkintidak akan terlihat pada resolusi peta, namununtuk tinggi Gunung Everest akan ada(perubahan)."

Laman weather.com menulis gempa Nepalmembuat Gunung Everest surut dan menam-bah ketinggian tanah sekitar Kota Kath-mandu sekitar 1 meter.

Hasil penelitian UNAVCO (konsorsiumpeneliti), mengonfirmasi penurunan ketinggianGunung Everest 0,02 meter kepada Live Sci-ence. Penelitian menjelaskan ketinggianEverest susut terjadi saat perubahan kerakbumi di sisi utara pusat gempa. Di sisi lainketinggian Puncak Himalaya setiap tahun me-ningkat 0,01 meter, jadi penurunan ketinggianGunung Everest tak berpengaruh lama. (*/isw)

IPTEK

SASARAINA Edisi: 04/April-201552