majalah identitas

86
Edisi XXV April-Mei Tahun VIII 2014 HASANUDDIN UNIVERSITAS

Upload: tian-kids

Post on 23-Mar-2016

255 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Majalah Identitas Universitas Hasanuddin - Edisi Dwia Siap Nahkodai Unhas.

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Identitas

Edisi XXV April-Mei Tahun VIII 2014

HASANUDDINUNIVERSITAS

Page 2: Majalah Identitas
Page 3: Majalah Identitas

Susunan Redaksi

Universitas Hasanuddin

Majalah

Alamat Redaksi: Hubungan Masyarakat Universitas Hasanuddin Gedung Rektorat Lantai 4 Kampus Tamalanrea Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10. Makassar 90245

Telepon :0411-584002Fax:0411-585188

Email:

[email protected]

Diterbitkan oleh: Universitas Hasanuddin | Penanggung

Jawab: Idrus. A. Paturusi | Penasihat: Dadang Suriamiharja,

Nasaruddin Salam, Dwia Aries Tina | Pemimpin Umum: Andi

Wardihan Sinrang | Pemimpin Redaksi: M. Iqbal Sultan |

Redaktur Pelaksana: Abdul Gafar | Redaktur: Kahar, Janisa

Pascawati L., Rizky Maulidiana H | Reporter: Fheny Anggriyani,

Atika Saidin, Indah Elza Putri, Ayu Adriyani, Muh Fadhly Ali,

Asyrafunnisa, Jayanti Simanjuntak | Desain Sampul: Janisa

Pascawati L. | Desain Isi: Yohanis D. Kiding | Distribusi: M.

Rusli, Syarifuddin, Abd. Bahar

niversitas Hasanuddin baru saja menyelenggarakan sebuah peristiwa ‘besar’ yakni pemilihan Rektor periode 2014-2018.

UHasil pemilihan telah menetapkan Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, Guru Besar Sosiologi Fisip sebagai rektor terpilih periode 2014-2018 menggantikan Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi. Inilah sejarah pertama kali tertulis seorang

perempuan memimpin Universitas Hasanuddin sejak kelahirannya. Kita berharap dibawah kerektoran Prof. Dwia, membawa pencerahan dan keunggulan menuju kampus yang bermartabat dengan reputasi Internasional. Petinggi republik ini, Presiden SBY sempat meninjau tambak Unhas yang terletak di Kab. Barru. Tambak ini membudidayakan kepiting soka, rajungan, udang, bandeng, dan ikan nila. Selain itu pula, kunjungan kerja dari BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan) DPR RI untuk memperoleh masukan dalam penyempurnaan RUU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Sementara Ketua DPD RI Irman Gusman dalam kuliah umumnya yang bertema “Menuju Negara Adidaya : Membangun Daerah, Membangun Republik”. Dikatakan bahwa Makassar merupakan pusat pembangunan Indonesia Timur seharusnya mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Begitu pula BSBI (Badan Supervisi Bank Indonesia) kerja sama Fakultas Ekonomi Unhas menyelenggarakan seminar :”Peranan Bank Indonesia dalam Pengembangan Ekonomi Daerah”. BSBI merupakan fungsi pengawasan di bidang tertentu terhadap Bank Indonesia yang berkaitan dengan upaya meningkatkan akuntabilitas, independensi, transparansi, dan kredibilitas Bank Indonesia. Turut berperan pula Fakultas Kedokteran menyelenggarakan workshop penyegaran Hukum Kedokteran. Sebagai kampus besar di kawasan Timur Indonesia, kerja sama dengan kampus lain tetap dijalin. Misalnya kerja sama Unhas dengan UHTM (Universiti Tun Hussein Onn Malaysia) dalam bidang akademik dan penelitian. Demikian pula dengan UCB (Universiti College Bestari ) Malaysia dalam bidang pengembangan Lebah Trigona. American Corner yang terletak di Perpustakaan Pusat Unhas melaksanakan screening film dokumenter atas kerja sama Urusan Pendidikan dan Kebudayaan Deplu Amerika Serikat. Tiga tema besar yang diusung tentang Youth, Diversity, dan Civil Society. Tidak ingin ketinggalan, France Corner atau Pojok Prancis, kadang disebut juga Warung Prancis menyediakan hal-hal yang menjadi kebutuhan mahasiswa untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kebudayaan Prancis. Sejumlah karya ilmiah dari staf pengajar Unhas misalnya Tasrifin Tahara menjelaskan tentang suku Bajo dengan segala aspek kesejarahannya. Begitu pula Djoni Prawira Rahardja menuangkan karyanya Menggagas Program “Parental Development” pada sapi Bali sebagai Pedaging Andalan dalam mewujudkan swasembada daging. Sementara Rahmawati A.Nadja menguraikan “Ketersediaan Pangal Lokal berbasis Produk Laut dalam Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat Kepulauan”. Acara seremonial lainnya pelaksanaan wisuda sarjana dan pascasarjana serta pelantikan pejabat struktural dan penerimaan kembali dosen tugas belajar yang memperoleh gelar Doktor (S3). Kuliah kerja nyata mahasiswa yang tergabung dalam SUIJI-SLP di daerah Sulawesi Selatan diikuti oleh 14 orang mahasiwa Jepang dan 10 orang mahasiswa Indonesia. Sementara Pangdam VII WRB memberikan ceramah dihadapan mahasiswa KKN Tematik dengan tajuk “Pemilu dan Posisi TNI”. Cukup menarik pula bahwa Majalah ini kembali memperoleh Gold Trophy di Inhouse Magazine Award tahun 2014. Tahun lalu, 2013 juga mendapatkan penghargaan yang bergengsi. Selamat membaca !

Harapan Baru, Tantangan Baru !

Page 4: Majalah Identitas

2815AGENDA

MITRA

7FOKUSProf. Dwia Aries Tina: Angin Segar Kampus Merah

Akhir Jabatan, Idrus Wisuda 1276 Sarjana S1 dan 890 Pascasarjana dan Profesi ... 16

SBY Tinjau Tambak Unhas ... 17

Irman Gusman Kunjungi Unhas ... 19

Pangdam VII WRB: TNI-Mahasiswa Penjaga Moral Politik ... 20 Screening Film Dokumenter Amerika di American Corner ... 21 Unhas Angkat 56 PNS jadi Pejabat Struktural ... 22

Workshop Penyegaran Hukum Kedokteran ... 23

Kunjungan Kerja BAKN DPR RI di Unhas ... 24

Dies Natalis ke-53 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ... 25

Kembangkan Lebah Trigona, Unhas Rencanakan Kerja Sama dengan Universitas di Malaysia ... 27

Orientasi SUIJI-SLP bagi Mahasiswa Jepang ... 29

UNHAS-UHTM Kerja Sama Akademik dan Penelitian ... 30

Page 5: Majalah Identitas

68

63

60

54

32D

AF

TA

R IS

IRISET

FASILITAS

KOMUNITAS

PENDIDIKAN

WISATA FAKULTAS

Ketersediaan Pangan Lokal Berbasis Produk Laut dalam Mendukung Ketahanan Pangan Masyarakat Kepulauan ... 33

Menggagas Program “Prenatal Development” pada Sapi Bali sebagai Pedaging Andalan dalam Mewujudkan Swasembada Daging ... 39

Kebangkitan Identitas Suku Bajo di Dunia ... 43

Warung Prancis: Miniatur Perancis di Kampus Merah

PENDIDIKAN - FE - BSBI Bicarakan Peran BI untuk Kembangan Ekonomi Daerah

KIFO: Wadah Bakat Kine dan Fotografi

FAKULTAS PERTANIAN ... 69Sempat Dilarang Ortu Geluti Dunia Tarik Suara ... 74

Page 6: Majalah Identitas
Page 7: Majalah Identitas

Majalah Internal Unhas Raih

Gold Trophy di Inhouse Magazine Award

Reporter : Janisa PascawatiFoto : Humas/JP

ajalah Internal Universitas Hasanuddin

Mberhasil meraih Trophy Gold Winner dalam The 3rd Indonesia Inhouse

Magazine Award (InMA) 2014 di Hotel Santika Bengkulu, Sabtu, (8/2). Majalah internal dengan nama Identitas ini meraih Gold dalam kategori The Best of University Inhouse Magazine (InMA) 2014. InMA sendiri merupakan penghargaan yang diadakan dan diberikan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) kepada Majalah perusahaan-perusahaan pers di Indonesia dengan 5 kategori Lomba yakni Kategori Pemerintah dan Pemerintah Daerah, Kategori Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kategori Perusahaan Swasta Nasional, kategori Perusahaan Multinasional serta Kategori Perguruan Tinggi. Kegiatan ini diadakan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2014 di kota Bengkulu. InMA 2014 diadakan dengan menilai setiap cover majalah yang dilombakan. Penilaian InMA didasarkan pada keunikan dalam menyajikan berita serta keselarasannya dengan headline dan juga unsur-unsur desain grafis dan komposisi warna, bentuk dan tata letak pada halaman muka. Tahun ini Juri InMa mendapatkan total cover majalah yang dilombakan sebanyak 201 entri. Dalam lomba tersebut Humas Unhas, Dr. M. Iqbal Sultan yang mengikut sertakan beberapa Cover Majalah Identitas berhasil membawa majalah Edisi XIX tahun VII 2013 mendapatkan Gold Winner. Tahun ini adalah tahun kedua Unhas berpartisipasi dalam ajang ini. Pada tahun yang lalu Majalah Identitas Unhas juga sempat meraih

dua piala Silver Throphy InMa 2013 di Manado. Adapun juri dalam ajang InMA 2014 yakni Ndang Sutisna Executive Creative Director, Desy Natalia senior brand designer, Dr. M. Gunawan Alif kepala Program Studi Sampoerna School of Business, Sam August Himawan konsultan komunikasi dan CSR, serta Iwan Kurniawan fotografer. Dahlan Iskan selaku ketua umum Serikat Perusahaan Pers Pusat (SPS) yang melaksanakan ajang ini dalam sambutannya mengucapkan selamat dan sukses kepada para pemenang. Selain InMA, SPS juga mengadakan beberapa ajang lain untuk beberapa kategori seperti the 5th Indonesia Print Media Award (IPMA), The 3rd Indonesia Student Print Media (ISPRIMA), The 1st Indonesia Young Readers Award (IYRA) serta the 1st Indonesia Tourism Awards and Summit (ITAS). Selain Majalah Identitas, Tabloid Identitas yang dikelola oleh Penerbitan Kampus Identitas Unhas juga meraih penghargaan. Tabloid Identitas meraih The Best Of Sulawesi Non Magazine pada ajang ISPRIMA 2014.

Page 8: Majalah Identitas

7

Page 9: Majalah Identitas

Prof. Dwia Aries Tina: Angin Segar Kampus Merah

Karena seorang rektor

bukan apa-apa bilamana

tidak disupport bersama.

Baik senat, dekanat, ketua

prodi, dosen, dan tentu saja

mahasiswa.

8

FOKUSDWIA SIAP

NAHKODAI UNHAS

Page 10: Majalah Identitas

Dari Teman, Untuk Unhas Langit sore itu, agak mendung. Awan hitam berkerumun di atas langit kampus merah. Prof. Dwia Aries Tina yang ditemui di sela-sela kesibukannya menyambut tamu-tamu yang sedari tadi antri di lantai dua Gedung Rektorat Unhas, menyambut dengan ramah. Unhas kini memasuki masa baru. Perempuan asal Lampung hadir sebagai nahkoda bagi Perguruan Tinggi ini untuk beberapa tahun kedepan. Hal ini tentunya memberi angin segar bagi lingkungan akademik kampus merah. Bagi sebagian pihak, proses pemilihan rektor tidak bisa dipungkiri menguras banyak tenaga untuk berpikir dan berbuat. Sebagai Rektor terpilih, diakui Prof. Dwia bahwa butuh porsi tenaga yang lebih dari biasanya selama menuju dan saat proses pemilihan ini telah berlangsung. Hal ini terutama pada saat proses pemutusan, hingga pada akhirnya perumusan-perumusan program yang akan dilakukan nantinya. “Saya tidak langsung memutuskan untuk mengambil bagian dalam proses pemilihan ini. Teman-teman datang silih berganti. Namun dialog dengan Tuhan masih

jadi satu hal yang harus saya lakukan sebelum memutuskan unuk maju atau tidak,” ungkapnya. Kebersamaan menjadi kunci utama dalam seluruh proses pemilihan yang dilalui oleh Prof. Dwia. Kebersamaan akan cita-cita yang sama dalam menjadikan Unhas jauh lebih unggul nantinya. Kebersamaan dengan keluarga dan tentu juga teman-teman. Teman menjadi orang yang memiliki andil besar untuk segala pencapaian Prof. Dwia hingga hari ini. Program-program yang diusung dan dibacakan di hadapan senator diakuinya sebagai hasil perumusan yang dilakukannya bersama dengan teman-teman. “Menyusun program itu kan bukan secara pribadi ya. Ini tentunya dibantu oleh teman-teman untuk menggodok mana program-program saya nantinya kalau terpilih,” jelasnya. Program-program itulah yang disusun dengan berkiblat pada rencana pengembangan Unhas hingga tahun 2030. Tak banyak yang berubah dari seorang professor sosiologi ini. Segala aktivitas rutin yang selama ini dilakukan, tetap dijalankan meskipun sedang berada dalam lingkaran

9

Page 11: Majalah Identitas

kompetisi. Berolahraga di pagi hari menjadi aktivitas rutin yang dilakukannya. Diakuinya bahwa untuk membangun rumah yang sehat, harus diawali dengan fisik penghuninya yang sehat. Hanya saja, tak bisa dipungkiri akan selalu ada kegiatan tambahan di sela-sela proses pemilihan. “Ya namanya pemilihan ya jadi pendekatan-pendekatan lah. Melihat dan membaca peta apa yang sebenarnya didambakan oleh Unhas,” ungkapnya. Masih segar dalam ingatan pada Januari betapa pemaparan visi misi di Gedung Baruga A.P Pettarani disesaki teriakan dan tepuk tangan dari para sanak saudara dan kerabat masing-masing kandidat. Visi misi menjadi cita-cita unggul dari seluruh calon rektor Unhas. “Sebagai seorang sosiolog, saya mencoba membuat sosiogram terlebih dahulu. Yang pertama adalah peta interaksi, lalu baru kemudian masuk ke peta ekspektasi para senator. Setelah itu, baru memulai mendesign pola pendekatannya. Ya, namanya juga pemilihan, tentu harus ada strategi. Nda langsung main blusukan-blusukan, main hantam aja, enggak,” tegas Prof. Dwia.

Selain porsi kegiatan yang bertambah, mental pun membutuhkan porsi khusus untuk tetap tenang. Sebagai seorang perempuan yang mengambil andil dalam proses kompetisi yang tidak biasa di kampus merah ini, Prof. Dwia membutuhkan waktu untuk menata mental. “Yang pertama adalah Allah. Selanjutnya keluarga dan sahabat tentunya punya peran penting untuk menguatkan mental saya menghadapi persaingan ini. Saya sadari bahwa untuk jadi pemimpin memang suatu tantangan yang tidak mudah. Dari awal memang, saya sudah istikharah untuk menjawab kedatangan teman-teman kesini untuk membahas majunya saya sebagai calon rektor, saya tidak langsung mengiyakan. Saya meminta waktu untuk memutuskan. Paling tidak seminggu, dua minggu. Dan, jeda waktu untuk memutuskan itu benar-benar saya manfaatkan untuk sendiri. Dialog dengan yang maha kuasa, saya minta petunjuk, baru setelahnya dialog dengan keluarga. Setelah keluarga mendukung barulah saya okekan ke teman-teman. Saya bilang, oke saya siap, asal saya dibantu,” tuturnya.

10

Page 12: Majalah Identitas

Dialog Hangat di Meja Makan Hingga Baruga A.P Pettarani Cinta kasih keluarga adalah rumah. Setiap pintunya, menjadi pintu yang harus dilalui sebelum berpikir lebih jauh mengenai cita-cita di luar rumah. “Keputusan ini saya bicara dulu sama suami. Terus dia menyarankan, coba berdoa dulu, puasa. Dan memang, saya tuh, membiasakan diri kalau mau mengambil keputusan itu puasa dulu,” ungkap Prof. Dwia. “Jangan liat diri sendiri saja, liat Unhasnya. Kalau dirasa itu bagus buat kamu dan Unhas, keluarga ya pasti mendukung,” lanjut Prof. Dwia dengan nada yang penuh dengan semangat sore itu, menirukan perkataan suaminya. Menjadi seorang ibu yang tidak hanya ibu bagi tiga orang anak, namun juga ibu bagi seluruh mahasiswanya, menjadi teman untuk seluruh sivitas akademika, dan menjadi orang yang punya nama yang cukup dikenal khalayak memberi penegasan bahwa tanggung jawab yang diemban di masing-masing peran tersebut berbeda-beda. Akan selalu ada konsekuensi bahkan tidak jarang harus ada yang dikorbankan. “Anak-anak di rumah, cuma bilang iya boleh. Tapi asal mama jangan lupa ada anaknya di rumah,” ungkapnya, sembari mengingat perkataan anaknya saat menyampaikan maksudnya untuk mengambil andil dalam proses pemilihan tertinggi di lingkungan akademik. Sadar akan perannya, perbincangan-perbincangan hangat terus dibangun dengan keluarga, di meja makan dan tentu saja di sela-sela waktu luang saat seluruh keluarga berkumpul. Memantapkan hati di dalam lingkaran keluarga menjadi hal yang sangat penting untuk memutuskan “Iya” agar menjadi manusia yang tidak hanya memberi manfaat bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain, dalam lingkup yang jauh lebih besar. “Dengan niatan baik, segala langkah pasti dilancarkan,” ungkap Prof. Dwia.

Detik-detik Pemilihan Optimis adalah modal dasar untuk membangun rumah. Keyakinan untuk maju dan menjadikan Unhas

rumah yang ramah bagi setiap penghuningnya adalah penting. “Bagaimana Allah mau meridhoi kita, bagaimana orang mau percaya, kalau kita tidak optimis terhadap apa yang kita lakukan. Soal jadi ataupun tidak, kan serahkan sama Allah. Niat saya baik. Saya tidak yakin menang, tapi saya yakin saya bisa melewati proses kompetisi ini. Dan saya bisa memberikan dan melakukan yang terbaik,” ungkapnya sembari tersenyum manis dan ramah. Tanggal pemilihan Baruga AP. Pettarani memberi atmosfer yang tidak biasanya. Atmosfer yang hanya dirasakan 5 tahun sekali. Penjelasan baju yang dikenakan para kandidat. Mulut komat-kamit sembari memperhatikan deretan angka yang terus melonjak naik. Sepintas bagi sebagian orang, mantra-mantra dukun telah keluar dari bibir salah satu kandidat. Tak banyak yang tahu, untaian ishtigfar telah memberi energi tersendiri untuk Prof. Dwia kala itu. “Saya ishtigfar. Saya tidak gembira pada saat itu, Saya komat-kamit. Saya bilang, Ya Allah apa ini?,” tanyanya dalam hati. Isthtigfar dijadikan tanda bahwa Prof. Dwia telah ikhlas. Diyakininya bahwa, apapun hasilnya adalah yang terbaik untuk Unhas. Sebelum keluar rumah pun, diakui Prof. Dwia menyempatkan diri meminta maaf kepada suami. “Saya cium tangan suami saya, saya bilang Pak maaf ya. Selama ini habis waktu untuk kampanye. Habis juga duit bapak kadang-kadang hanya untuk meributkan beli bakso, beli pisang goreng. Apapun hasilnya ya pak ya, ikhlas,” ungkapnya. Keihlasannya pun memberi energi tersendiri saat melihat perolehan suara yang sempat berada di posisi kedua. Namun hingga proses akhir, tidak ia pungkiri bahwa, apa yang didapatkannya hari ini jauh dari ekspektasinya. “Ini luar biasa, ekspektasi saya hanya unggul. Unggul dalam artian hanya beda tipis dengan calon rektor yang lain. Saya bilang, kalau 160 saja saya sudah Alhamdulillah, paling tidak saya sudah bisa mengungguli yang lain. Tapi begitu angka melambung tinggi, melewati angka 170 saya sudah ishtigfar terus. Sungguh ini amanah yang Allah kasih,”

“Tanggal pemilihan

Baruga AP. Pettarani memberi atmosfer

yang tidak biasa.

Atmosfer yang hanya dirasakan 5

tahun sekali.

11

Page 13: Majalah Identitas

amanah yang Allah kasih,” ungkapnya dengan penuh semangat. Diakuinya, amanah ini adalah amanah yang berat. “Jadi rektor itu, bukan karena pangkat berkuasa. Tapi berarti ada amanah yang tinggi dari senator, dari pak menteri. Saya sempat berdoa selama proses penghitungan itu untuk diberikan kesanggupan. Dan saya percaya bahwa kalau Allah sudah mengamanahkan, tidak mungkin amanah itu diberikan kepada umat yang diluar kesanggupannya,” tuturnya. Surat suara terus dikeluarkan, angka di layar terus melambung, dan perkiraan pun mulai semakin jelas. Masih lekat dalam ingatan Prof. Dwia akan perbincangan hangatnya dengan Prof. Saleh Palu yang terus mewarnai proses perhitungan suara. Jabat tangan dan ucapan selamat pun mengalir sebelum angka di layar memasuki angka final.

Saya Perempuan Tidak bisa dipungkiri, anggapan sinis dari sebagian pihak yang masih terkungkung dengan konsep-konsep peran, perilaku ataupun kegiatan yang memberikan penekanan yang jelas antara laki-laki dan perempuan masih tetap hidup di tengah-tengah masyarakat kita hari ini. ”Tapi yang saya lihat selama ini kalau kita melakukan sesuatu dan tidak bawa saya laki atau perempuan saya tidak melihat itu,” pikirnya. “Walaupun memang, ada yang bilang kenapa harus dipimpin perempuan? Saya menganggap, itu bukan nilai kolektif, dia aja yang ketinggalan peradaban. Intinya, hal-hal seperti itu tidak pernah jadi hal yang mengkhawatirkan saya. Karena, mereka itu hidup di zaman lampau, secara fisik aja dia hidup di zaman sekarang, tapi mindsetnya di zaman lampau, gak pernah saya memperhitungkan hal-hal semacam itu,” ungkapnya.

Prof. Dwia: Nahkoda Baru Kampus Merah Unhas adalah kapal. Bagaimanapun sebuah kapal, ia tetap butuh nahkoda untuk menjalankan dan mengarahkan agar bisa sampai ke tujuan. Rektor adalah Nahkoda. “Rektor itu memang satu ya. Tapi kepemimpinan itu bersama. Karena seorang rektor bukan apa-apa kalau tidak disupport bersama. Baik itu senat, dekanat, ketua prodi, dosen, dan tentu saja mahasiswa,” ungkapnya. “Pemimpin di dunia pendidikan itu kan beda dengan pimpinan di sebuah perusahaan. Konsep atasan, bawahan sangat kental. Kalau di perguruan tinggi, model kepemimpinan gak seperti itu, lebih cair, lebih kolegial. Jadi harapan saya adalah, tentu kita bersama-sama untuk Unhas, jangan lihat untuk rektor. Sama seperti keluarga. Kita tidak berpikir tentang apa yang kita lakukan ini untuk membuat adik senang, ayah senang, tapi melainkan karena semata-mata ini adalah rumah,”tuturnya. Ya, rumah yang memiliki energi untuk menjadi nyawa dan memberi penghidupan bagi seluruh makhluk bernyawa didalamnya. Sebagai orang yang telah menjadi perpanjangan tangan rektor selama delapan tahun. Telah membuat Prof. Dwia banyak belajar mengenai apa dan bagaimana pekerjaan rektor. Prof Idrus selaku rektor periode sebelumnya selama proses setelah pemilihan telah memberikan wewenang yang lebih besar kepada Prof. Dwia. Melanjutkan yang masih tertinggal pun menjadi prioritas utama yang akan segera dilakukan. “Kita kan punya program prioritas tahunan yang sudah diberikan oleh senat. Itu kan sudah ada target-targetnya. Harus ngejar itu dulu tentunya. Selain itu, saya punya visi sendiri. Namun tentunya sebagai pemimpin, saya akan memilih yang mana yang prioritas. Misalnya yang paling dekat ini, kita akan menghadapi SBMPTN, dan juga

Saya akan bekerja keras agar infrastuktur kita memadai. Pada dasarnya, bagaimana

mungkin kita punya mimpi besar, tapi infrastruktur kita

tidak memadai.

12

Page 14: Majalah Identitas

yang prioritas saya mengacu pada peningkatan reputasi internasional. Reputasi internasional ini kan sistem ya. Tapi kan tidak mungkin mencapai itu, kalau lingkungan kita gak mensupport secara fisik. Kebersihan WC misalnya. Itu tentunya bukan permasalahan sepele,” ungkapnya. Prof. Dwia mengungkapkan bahwa salah satu hal yang akan menjadi prioritas yang akan segera dilaksanakannya adalah mengirim beberapa dosen untuk mengikuti pelatihan auditor. “Kita ini kan sudah ISO, audit secara internal sangat diperlukan tentunya. Dosen-dosen inilah yang akan menilai mutu pelayanan akademik dari manajemen organisasi di fakultas, di Unhas. Beberapa dekan baru juga akan saya kirim untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan. Ya, karena kalau hanya sekedar perintah-perintah ya jangan di perguruan tinggi, silahkan cari perusahaan,” tegasnya. Sepanjang perjalanannya, mulai dari proses pemutusan maju atau tidak hingga melalui rentetan proses yang tidak singkat hingga pelantikan, Tuhan menjadi satu-satunya tempat bersandar yang paling kuat untuk memohon petunjuk bagi Prof. Dwia, “Yang paling penting juga saat ini adalah, saya masih terus istikharah untuk mencari orang-orang terbaik. Jadi rektorat itu sebenarnya teamwork, itu yang dilakukan oleh pak rektor. Dan itu yang akan saya pertahankan. Jadi mencari orang terbaik yang professional sebenarnya sudah banyak, tapi yang memiliki niat baik, ikhlas itu yang susah,” tuturnya.

Tentang Kampus Merah Salah satu isu yang terus bergerak di kampus merah adalah adanya upaya pihak kampus untuk melemahkan lembaga kemahasiswaan. Prof. Dwia pun angkat bicara mengenai ini “Lembaga kemahasiswaan itu

penting. Tidak ada niatan untuk melemahkan. Memang, semua harus ada regulasi jadi semua organisasi yang bergerak di bawah pergurun tinggi ini harus sejalan dengan rohnya Unhas. Kita kan tidak hidup di hutan, jadi tidak ada kata melemahkan-melamahkan. Saya pun dengar isunya. Saya sudah pernah berbicara dengan Pak Nas, dan setelah saya pelajari, tidak ada yang seperti itu,” tegasnya. Prof Dwia menganggap bahwa mahasiswa yang terlibat di dalam keorganisasian itu adalah mahasiswa yang menemukan wadah yang tepat untuk pengkaderan mereka. Hal ini yang kemudian akan membentuk mereka untuk menjadi generasi-generasi yang tangguh.

Harapan “Untuk mahasiswa, tempatkan saya tidak hanya sebagai seorang rektor, tempatkan saya ada plusnya sebagai rektor. Saya seorang ibu, kalian bisa tempatkan saya sebagai ibu kalian, kalau ada apa-apa kenapa kita gak ngomong dulu? Jadi saya berharap, hubungan ibu dan anak juga bisa dibangun. Jadi dalam menyelesaikan suatu masalah kita bisa memilih dua jalur dalam dialog. Kalian mau pilih jalur mana, jalur mahasiswa dengan rektornya, dan jalur ibu dengan anaknya. Harapan untuk Unhas, kalau lihat amanah rencana pengembangan unhas 2030, Unhas harus punya reputasi internasional. Oleh karenanya, seluruh sivitas akademika mengedapankan identitas keunikan kita. Yaitu, Indonesia sebagai negara maritim. Nah, tugas rektor adalah menyediakan fasilitas yang memadai untuk itu. Saya akan bekerja keras agar infrastuktur kita memadai. Pada dasarnya, bagaimana mungkin kita punya mimpi besar, tapi infrastruktur kita tidak memadai. (Humas-AA)

13

Page 15: Majalah Identitas

AGENDAR U B R I K

Page 16: Majalah Identitas

Akhir Jabatan, Idrus Wisuda 1276 Sarjana S1 dan

890 Pascasarjana dan ProfesiReporter :Janisa Pascawati & Atika saidin

Foto : Humas/JP/AS

Page 17: Majalah Identitas

Wisuda 1276 Sarjana S1 Mengakhiri masa jabatannya, Rektor Unhas Prof. Dr. dr Idrus A. Paturusi mengukuhkan 1276 wisudawan S1 Periode III 2013-2014 pada Rabu (19/3) dan mengukuhkan sebanyak 890 wisudawan program Pascasarjana dan Profesi pada Kamis (20/3). Dalam Rapat Senat terbuka luar biasa yang dilaksanakan di Gedung Baruga A.P Pettarani Unhas tersebut, Idrus Paturusi mengaku sangat bangga atas prestasi para wisudawan. Pasalnya dari tahun ke tahun peningkatan nilai IPK semakin signifikan. Hal ini terbukti dari persentasi kelulusan dengan IPK di atas 3 sebanyak 83,4 persen dan hanya 3,8 persen yang lulus dengan IPK di bawah 2,75. Selain itu, ditinjau dari masa studi, sebanyak 38,1 persen lulus kurang dari 4 tahun, 27,5 persen lulus antara 4 sampai 5 tahun, dan masih terdapat kurang lebih 34,6 persen lulus lebih dari 5 tahun. Idrus mengatakan, selama 4 tahun terakhir persentase kelulusan wisudawan juga sangat meningkat, yakni sebanyak 67 % untuk tahun 2010 sampai 2013 dan untuk tahun ini sebanyak 70 %. “Dari tahun 2006 sampai sekarang, saya melihat kemajuan dan perkembangan dalam proses belajar mengajar, bagaimana dari hasil proses yang baik itu dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang handal, sehingga mereka tidak perlu menunggu lama untuk mendapat pekerjaan,” Ujar Idrus

Paturusi. Pada wisuda sarjana periode III tahun ajaran 2013-2014, Ryan Febriansyah dari jurusan Matematika Fakultas MIPA berhasil keluar sebagai lulusan terbaik untuk kelompok Ilmu Eksakta dengan IPK 3,94 sedangkan lulusan terbaik dari kelompok Ilmu Sosial berhasil diraih oleh Arini Nur Annisa dari jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum dengan IPK 3.95. Terhitung sejak awal menjabat sebagai rektor tahun 2006 sampai tahun 2104 Idrus Paturusi telah meluluskan 37.632 wisudawan. (AS-Humas)

Kukuhkan 890 Lulusan Program Pascasarjana dan Profesi Selain mengukuhkan wisudawan program S1, Idrus juga mengukuhkan wisudawan Unhas program Pascasarjana dan Profesi Periode III tahun ini sebanyak 890 orang. Diantaranya 45 wisudawan Program Doktor (S3), 327 wisudawan Program Magister (S2), 60 Wisudawan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), 2 Wisudawan Program Dokter Gigi Spesialis (PPDS), dan 445 Wisudawan Program Profesi. Adapun lulusan terbaik program Pascasarjana dan Profesi Unhas pada periode ini adalah Ari Yuniastuti Program Doktor (S3) Ilmu Kedokteran IPK 3.97 dengan masa studi 2 tahun 4 bulan, Muhammad Taiyeb Program Magister (S2) Ilmu dan Teknologi Peternakan IPK 4,00 dengan masa studi 2 tahun 5 bulan, Raehana Samad Program PPDS Ilmu Patologi Klinik IPK 3,84 dengan masa studi 4

tahun 1 bulan, Adi Surya Program Profesi Dokter IPK 3,92 dengan masa studi 2 tahun 3 bulan, Fatimah Program Profesi Ners IPK 3,89 dengan masa studi 1 tahun 5 bulan, Irianto Program Profesi Physio IPK 3,95 dengan masa studi 11 bulan, Tommy Paulus Dharmaji Program Profesi Dokter Gigi IPK 3,92 dengan masa studi 2 tahun 5 bulan dan Nurul Ihsaniati Program Profesi Apoteker IPK 3,95 dengan Masa Studi 1 tahun. Wisuda kali ini merupakan wisuda terakhir di akhir jabatan Idrus Paturusi sebagai rektor Unhas. Dalam pidatonya Idrus menegaskan kepada para wisudawan agar bangga menjadi alumni Universitas Hasanuddin. “Hari ini adalah hari terakhir saya sebagai kepala sekolah, kepada alumni saya mengatakan agar bangga menyebut dirinya sebagai alumni Universitas Hasanuddin. Mimpi saya di tahun 2006 lalu mengangkat citra Unhas yang pernah jelek karena tawuran dan sebagainya. Alhamdullillah sekarang Unhas bisa masuk dalam 5 Universitas terbaik di Indonesia yang berakreditasi A,”tuturnya. Di akhir pidatonya Idrus berharap agar para wisudawan bisa menjadi pemuda harapan bangsa. “Masa depan bangsa ada di tangan pemuda dan di hadapan saya adalah pemuda-pemuda harapan bangsa. Keluar dari tempat ini, kiranya para wisudawan bisa menjadi pemuda yang punya komitmen dan tetap konsisten,” harapnya.

16

AGENDA

Page 18: Majalah Identitas

17

Page 19: Majalah Identitas

residen RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta

PIstri dan Rombongan Menteri berkesempatan mengunjungi dan meninjau tambak Unhas di

Kabupaten Barru, 22 Februari lalu. Tambak Unhas sendiri membudidayakan kepiting soka, rajungan, udang, bandeng, dan ikan nilai air laut. Dalam kunjungannya tersebut SBY beserta rombongan memberi apresiasi kepada Unhas atas pencapaiannya meningkatkan perekonomian melalui pengembangan di bidang perikanan dan kelautan. Selain itu, SBY juga mendengarkan penjelasan dari Prof. Yushinta penemu kepiting soka mengenai budidaya kepiting soka menggunakan ekstrak bayam. Dalam kesempatan tersebut SBY juga mencicipi kelezatan kepiting soka hasil olahan Unhas. “Dalam bayam mengandung substansi yang merangsang pertumbuhan sehingga kepiting melepaskan cangkangnya yang keras. Ketika dia menjadi gemuk cangkang tidak cocok lagi, dia otomatis melepas cangkangnya itu,” jelas Yushinta. Rektor Unhas, Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi yang menjelaskan mengenai perkembangan Unhas kepada SBY dan rombongan menambahkan bahwa Kepiting Rajungan yang berasal dari laut dikembangkan, dibibitkan dan kemudian dibudidayakan ditambak Unhas. Kepiting Rajungan tersebut sudah dapat dipanen setelah tiga bulan. “Limbah cangkang kepiting ini. Sekitar sekian puluh ribu yang kita panen. Limbahnya bisa jadi pupuk pakan ternak. Dalam proses ini tidak ada yang dibuang semua dimanfaatkan,” kata Idrus. (JP-FA)

SBY Tinjau Tambak Unhas

18

Page 20: Majalah Identitas

rman Gusman, Ketua DPD RI

Imelakukan kunjungan ke Universitas Hasanuddin.

Kunjungan ini dirangkaikan dengan kuliah umum bersama dosen dan mahasiswa Unhas. Dihadapan ratusan peserta kuliah umum, Irman menyampaikan kuliah umum yang diberi tema “Menuju Negara Adidaya: Membangun Daerah, Membangun Republik”. Kuliah umum ini bertempat di Ruang Senat, Gedung Rektorat lantai 2, Universitas Hasanuddin, Selasa (4/3).

Irman memulai kiprah politiknya sebagai anggota MPR utusan daerah Sumatera Barat dan terpilih menjadi Ketua DPD RI dalam usia 47 tahun. Irman Gusman adalah politisi non-partisipan yang merintis karier dari daerah dan dalam waktu cepat menjadi tokoh yang menonjol di tingkat nasional. Sejak masih menjadi pengusaha muda hingga menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia. Dalam kuliah umum ini, Irman mengungkapkan kebanggaannya

dengan Indonesia bagian Timur. “Makassar menjadi pusat pembangunan Indonesia bagian Timur. Hal-hal seperti ini yang seharusnya diperhatikan pemerintah pusat. Dan salah satu pihak yang berperan penting di dalamnya adalah ya Anda ini, mahasiswa,” tutupnya.

Irman Gusman Kunjungi UnhasReporter : Ayu AdriyaniFoto : Humas/Ayu

19

AGENDA

Page 21: Majalah Identitas

angdam VII Wirabuana Mayjen

PTNI Bachtiar mengatakan, Tentara Nasional Indonesia

(TNI) dengan mahasiswa adalah dua elemen yang tidak bisa dipisahkan sebagai satu kesatuan. Kedua elemen ini memiliki misi yang sama sebagai gerbang penjaga keutusan bangsa dan Negara. ''TNI dan mahasiswa harus menjadi penjaga moral politik bangsa ini,'' kata Pangdam VII ketika berbicara di depan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Unhas Gelombang ke-86 di Gedung Ipteks Unhas Kampus Tamalanrea, Kamis (6/3). Dalam ceramahnya bertajuk

''Pemilu dan Posisi TNI'', Mayjen TNI Bachtiar menegaskan, kehadiran TNI sangat diperlukan dalam proses pelaksanaan demokrasi yang dilaksanakan. ''Sebagai penjaga demokrasi, TNI tetap menempatkan diri dalam posisi netral,'' ujar jenderal dua bintang tersebut dalam acara yang dihadiri Wakil Rektor I Unhas Prof.Dr.Dadang Achmad Suriamiharja, M.Eng dan Kepala UPT KKN Unhas Dr.Hasrullah , MA. Kegiatan KKN Tematik ini dilaksanakan atas kerja sama KPU-Bawaslu, Unhas, dan Kodam VII Wirabuana. Sebanyak 212 mahasiswa

akan diterjunkan ke Kota Makassar dan Kabupaten Pangkep mulai 13 Maret 2014. ''Pembekalan mereka sudah mulai dilaksanakn sejak Senin (3/3) dan diikuti utusan 12 fakultas di lingkungan Unhas,'' kata Kepala UPT KKN Unhas Hasrullah. Para mahasiswa itu berada di lokasi selama 2 bulan, termasuk ikut memperlancar pelaksanaan kegiatan pemilihan umum calon legislatif (caleg) 9 April 2014.

Pangdam VII WRB: TNI-Mahasiswa Penjaga Moral PolitikReporter : M. Dahlan AbubakarFoto : Humas/MDA

20

AGENDA

Page 22: Majalah Identitas

creening Film Dokumenter

SAmerika digelar di American Corner (Amcor) Unhas, Senin

(10/2). Kegiatan yang dikemas dalam American Film Showcase (AFS) digelar selama tiga minggu berturut-turut, setiap Senin dan Kamis. “Amerika adalah negara adikuasa. Tapi tetap saja, tidak ada negara lain yang saya cintai selain Indonesia,” ungkap Dr. Muhammad Nadjieb M. Lib. Selaku Kepala UPT Perpustakaan Unhas saat membuka AFS. “Saya berharap, kalian yang hadir di tempat ini bisa belajar banyak dari setiap film-film yang nantinya akan diputar. Dan tentunya, ini akan menambah referensi pengetahuan kalian tentang Amerika,” tambahnya. AFS di gelar di Lantai dua, Gedung Perpustakaan Pusat Unhas. AFS terlaksana atas dukungan dari Biro Urusan Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (ECA), yang

memberikan hibah kepada Sekolah Seni dan Sinema Universitas Southern California untuk menyelenggarakan program pemutaran film-film dokumenter bertemakan kehidupan kontemporer di Amerika Serikat, nilai-nilai masyarakat demokrasi dan mempromosikan film sebagai sarana untuk dialog dan perubahan. AFS sebagai bentuk American-Indonesian Film Connect Indonesia Tour 2014 serentak digelar di Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Malang. Selain itu dapat pula disaksikan di Surabaya, Pontianak, Makassar, dan Ambon melalui American Space atau American Corner yang tersebar di 11 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Tema besar yang diangkat adalah Youth, Diversity dan Civil Society. “Kita bisa belajar dari mana saja,” ungkap Megawati Irawan saat memberi pengantar sebelum Film mulai diputar. Sebagai salah satu alumni

pertukaran pelajaran Indonesia-Amerika, Mega banyak bercerita mengenai pengalamannya selama di Amerika, mengenai kehidupan kelompok-kelompok Amerika, dan berbicara mengenai film “G-Dog”. G-Dog merupakan film dokumenter pertama yang diputar di American Corner. Seluruh film yang akan diputar nantinya merupakan film-film yang telah meraih penghargaan. Pada AFS ini akan ada total 6 film yang akan diputar secara keseluruhan dengan menghimpun ketiga tema besar yang diusung program ini. “Oleh karenanya, untuk pemutaran film selanjutnya, kami berharap akan ada lebih banyak lagi yang akan datang untuk belajar bersama lewat film-film dokumenter Amerika. Ini terbuka untuk umum. Dan ini Free,” tutup Mustaqim selaku Volunteer American Corner.

Screening Film Dokumenter Amerika di American Corner Reporter : Ayu AdriyaniFoto/Ilustrasi : Int.

21

AGENDA

Page 23: Majalah Identitas

pacara Pelantikan dan

UPengambilan Sumpah Pejabat Struktural, Penyerahan SK

Guru Besar, dan Penerimaan Kembali Dosen Lulusan S3 (Doktor) Universitas Hasanuddin digelar pada 17 Maret lalu. Kegiatan ini dilaksanakan di Lantai I Gedung Rektorat Unhas. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin Nomor 18753/ UN4/ KP.04/ 2014, sebanyak 25 Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatannya. Surat Keputusan ini berisi tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dekan, Pembantu

Dekan, Ketua, Sekretaris Jurusan/ Bagian Direktur Pusat Bahasa, Kepala Pusat, Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, dan Bendahara di Lingkungan Universitas Hasanuddin. Selain itu ditetapkan pula 56 Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi pejabat struktural yang baru untuk satu periode kedepan. Beberapa diantaranya adalah dekan dari tiga Fakultas, yaitu: Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Sc (Dekan Fakultas Pertanian), Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS. (Dekan Fakultas Kedokteran), dan Dr. Ing. Wahyu Haryadi Piarah, MS ME

(Dekan Fakultas Teknik Periode II). Acara pelantikan ini dihadiri oleh pejabat lama maupun pejabat baru, Guru Besar, rohaniawan, Dharma Wanita, tenaga akademik dan lulusan S3. Dalam sambutannya, rektor Unhas, Prof. Dr. dr. Idrus. A.Paturusi, Sp. BO mengajak para pejabat yang baru untuk bekerja lebih maksimal demi kelangsungan proses belajar dan mengajar di kampus. “Amanah itu sangat penting, apa yang telah kita capai marilah kita jaga,” tutup Idrus.

Unhas Angkat 56 PNS jadi Pejabat StrukturalReporter : Atika SaidinFoto : Humas/AS

22

AGENDA

Page 24: Majalah Identitas

akultas Kedokteran Unhas

Fmenggelar Pertemuan Ilmiah Berkala (PIB) XVIII Januari lalu.

Pertemuan tersebut merupakan rangkaian HUT FK Unhas ke-57. Pertemuan ini membahas tentang penyegaran hukum kedokteran/kesehatan yang menghadirkan Komisioner Mabes Polri sebagai salah satu pemateri, di RS Unhas. Dekan FK Unhas, Prof dr Irawan Yusuf P.hD dalam sambutannya berharap workshop ini dapat diikuti dengan sebaik-baiknya. Apalagi hal ini, sangat penting diketahui baik Penyidik Polri maupun Health Professional. "Kasus dr Ayu kemarin, memberi pelajaran buat kita. Untuk

menyadari ada aturan yang harus kita tata. Memang masih ada cela yang bisa muncul, bagaimana aspek-aspek hukum tentang permasalahan kedokteran dan hukum yang mampu dipelajari dan dicarikan solusi," terangnya. Usai pembukaan di bagi menjadi dua kelas, kelas pertama bertempat di Aula Lantai 2 RS Unhas yakni mereka para Penyidik Polri, dan kelas satunya yakni Helath Professional ditempatkan di samping aula atau ruang pertemuan. Di kelas Penyidik Polri Dr. M Nasser, SpKK. D.Law membawa materi mengenai dasar-dasar hukum pidana kesehatan. Menurutnya malpraktik merupakan terminologi awan yang

dibuat oleh media. "Malpraktik tidak ada dalam pasal di undang-undang kita. Namun mengapa hal ini selalu dipermasalahkan? Maklum negeri kita masih dalam pencarian bentuk. Namun bila bercermin dari kasus dr Ayu, perkara ini tidak diarahkan ke MA tapi ke Majelis Kode Etik Kedokteran," serunya. Di kelas Health Professional materi tentang Tanggung jawab dan Perlindungan Hukum Profesi Dokter dibawakan oleh Dr dr Gatot S. Lawrence MSc SpPA DFM.

Workshop Penyegaran Hukum KedokteranReporter : Muhammad Fadlhy AliFoto : Humas/MFA

23

AGENDA

Page 25: Majalah Identitas

adan Akuntabilitas Keuangan

B(BAKN) DPR-RI melakukan kunjungan kerja di Universitas

Hasanuddin, 26 Februari lalu bertempat di Ruang Senat Rektorat Unhas. Kunjungan kerja ini dalam rangka meminta pertimbangan dan masukan dalam penyempurnaan RUU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Dalam kunjungan kerja ini dihadiri Wakil Rektor I Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. A. Dadang Sumihardja M.Eng, Dekan Fakultas, Staf Pengajar, dan Akademisi serta mahasiswa Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Bertindak sebagai narasumber pada kegiatan ini adalah Drs. Siswo Sujanto, DEA yang

membawakan materi “Conceptual Framework”. Selama kunjungan kerja ini BAKN DPR-RI dipimpin langsung oleh Ketua BAKN yaitu DR. Sumarjati Arjoso, SKM, didampingi oleh Mayjen TNI (Purn) Yahya Sacawiria, S.IP.MM selaku Wakil Ketua BAKN. Disamping itu juga turut hadir Prof. DR. Muh. Djafar Saidi, SH.,MH., Prof. Dr. Achmad Ruslan, SH.,MH., Dr. Syarifuddin, SE., M.Soc.Sc., Ak sebagai penanggap. Ketua BAKN DPR-RI, Dr. Sumarjati Arjoso, SKM mengungkapkan pentingnya pembentukan Badan Akuntabilitas Keuangan Daerah (BAKD) sebagai Alat

Kelengkapan DPRD guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan keuangan negara. Dalam hal ini tugas BAKN sebagai pengawas bukan pemeriksa. “Kalau melihat tugas yang ada di UU, BAKN hanya menindaklanjuti hasil temuan BPK dan mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait. Harus digarisbawahi kami tidak melakukan pemeriksaan sehingga dengan kewenangan yang terbatas ini kami bermaksud mengajukan amandemen MD3 (MPR, DPR, DPD, DPRD) agar BAKN diberikan kewenangan lebih,” jelas Sumarjati.

Kunjungan Kerja BAKN DPR RI di UnhasReporter : Fhenny AnggriyaniFoto : Humas/FA

24

AGENDA

Page 26: Majalah Identitas

erak jalan santai yang

Gmerupakan salah satu rangkaian acara dari Dies

Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas yang ke-53 diselenggarakan pada hari Minggu, (09/02). Gerak jalan santai dimulai dan berakhir di halaman FISIP dengan rute mengelilingi kampus Unhas sambil diiringi oleh penampilan dari UKM Marching Band. Dalam pidato pembukaannya, Wakil Rektor III, Ir. Nasaruddin Salam, M.T., menyampaikan bahwa gerak jalan santai tersebut dilakukan untuk mengingat kembali masa-masa awal berdirinya FISIP di Unhas. Gerak jalan

santai pun dimulai dengan diangkatnya bendera Kuning yang merupakan bendera FISIP oleh Wakil Rektor III. Acara dihadiri oleh dosen-dosen dan staf dari seluruh jurusan di Fakultas FISIP, yakni Jurusan Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Sosiologi, Administrasi Negara, Ilmu Pemerintahan, dan Ilmu Politik. Hadir pula dekan dari Fakultas FKM, Prof. Dr. dr. M. Alimin Maidin, MPH., dan Rektor Unhas yang baru terpilih, Prof. Dr. Dwia Aries Tina, M.A., yang juga merupakan dosen Sosiologi. “Ada banyak prestasi yang telah ditorehkan oleh Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik salah satunya adalah dengan terpilihnya Prof. Dwia sebagai Rektor Unhas yang baru,” tutur Dekan FISIP, Prof. Dr. Hamka Naping, M.A., Dengan diadakannya acara gerak jalan santai ini, Hamka berharap agar silaturahmi antar sivitas akademik FISIP tetap terjaga. Dia juga menambahkan bahwa acara tersebut bukan satu-saunya rangkaian acara Dies Natalis 53 FISIP, dalam waktu dekat akan diadakan Seminar Nasional yang menyangkut pemilu 2014.

Dies Natalis ke-53 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Reporter : Jayanti SimanjuntakFoto : Humas/AS

25

AGENDA

Page 27: Majalah Identitas

MITRAR U B R I K

Page 28: Majalah Identitas

Kembangkan Lebah Trigona, Unhas Rencanakan Kerja Sama dengan

Universitas di MalaysiaReporter : Janisa Pascawati

Foto : Humas/JP

MITRA

Page 29: Majalah Identitas

nhas rencanakan kerja sama

Udalam bidang Pengambangan Lebah Trigona dengan

University College Bestari (UCB) Malaysia. Sebanyak 28 orang Rombongan dari UCB Malaysia yang dipimpin oleh Prof. Dato Dr. Teungku Mahmud Mansor, berbincang dengan Pihak Unhas, Senin (17/2) di Ruang Rapat A Lt. 4 Rektorat Unhas. Prof Dr Ir Andi Mappatoba Sila PhD, Professor Lebah, Universitas Hasanuddin, Indonesia yang juga Ketua Penelitian Lebah Madu di Universitas Hasanuddin (Fakultas Kehutanan) menjelaskan bahwa Lebah Trigona sendiri merupakan Jenis Lebah yang dikenal memiliki banyak keistimewaan dibandingkan Lebah Lainnya. Jenis Lebah tersebut di Sulsel berada di ketinggian ±200 Km di atas permukaan laut. “Madu lebah trigona gulanya berbeda dengan lebah lain. Madu lebah trigona didominasi oleh gula yang bukan glukosa dan fruktosa tetapi tetap monosakarida. Antioksidan pada madu trigona lebih 100 jenis, melebihi madu biasa,” jelas Prof. Mappatoba dari Fakultas Kehutanan yang memiliki Fokus Penelitian mengenai Lebah Trigona. WR IV, Bidang kerja sama, Prof. Dr. Dwia Aries Tina yang hadir mewakili Rektor Unhas dalam acara tersebut menyambut baik rencana kerja

sama Unhas dan UCB Malaysia tersebut. “Kami menyambut baik ketika rombongan datang ke Universitas kami. Apalagi ketika saya mendengar ada rencana kerja sama yang consernnya tentang lebah Trigona,” tutur Dwia. UCB yang menjadi partner kerja sama Unhas merupakan salah sebuah Institusi Pengajian Tinggi Swasta (IPTS). UCB berdiri sebagai Universitas milik salah satu pesantren di Malaysia. Merupakan Kolej Universiti pertama yang berusaha memartabatkan anak-anak melayu miskin, gologan PPRT(Program Pembangunan Rakyat Miskin) dan anak yatim seluruh Malaysia yang berkemampuan dalam bidang akademik untuk mendapat peluang melanjutkan pelajaran ke peringkat yang lebih tinggi. Dwia menambahkan Unhas sendiri bukan hanya mengembangkan produk lebah Trigona di Hutan pendidikan, tetapi telah memiliki produk lainnya yang sudah dihasilkan seperti Cokelat Unhas dan Herbal Drink Teh dari daun Paliasa, serta hatchery Marine Station, tambak pendidikan dan masih banyak lagi. Prof. Dato Dr. Teungku Mahmud Mansor yang memimpin rombongan tersebut mengatakan bahwa pihak UCB sangat tertarik bekerjasama dengan Unhas. Dirinya

mengunjungi Unhas karena mendengar banyak cerita mengenai pengembangan Lebah Trigona dari Prof. Mappatoba. “Sesungguhnya kedatangan kami tadinya untuk membicarakan Lebah Trigona. Tetapi ketika sampai disini keterujarannya semakin bertambah sebab rupa-rupanya produk seperti coklat dan minuman membuat kita terasa semakin mau kemari lagi untuk berbincang mengenai kerjasama lebih lanjut,” ucapnya. Melalui perbincangan tersebut, Unhas dan UCB pun berusaha untuk merencanakan pendistribusian Cokelat Unhas yaitu Cokelat Celebes yang menjadi salah satu produk terbesar Unhas untuk dipasarkan di tingkat Internasional. “Tadi bincang-bincang, UCB katanya mau menjadi distributor cokelat Celebes di Malaysia supaya bisa dipasarkan diseluruh dunia, maka pihak UCB akan mengusahakan memberikan sertifikat halal produk tersebut,” kata Dwia. Dari perbincangan tersebut, Dwia berharap kerja sama Unhas dan UCB yang disusun nantinya bukan hanya dalam pengembangan lebah Trigona, tetapi dalam beberapa hal lain baik di bidang Farmasi hingga kerja sama dalam bidang pengembangan prodi Ekonomi dan Bisnis Islam.

28

MITRA

Page 30: Majalah Identitas

niversitas Hasanuddin

Umenggelar Orientasi Program SUIJI-SLP bagi mahasiswa

Jepang. Bertempat di Ruang Rapat A Rektorat Universitas Hasanuddin, Kamis (27/2). Orientasi ini dibuka oleh Wakil Rektor I Universitas Hasanuddin, Prof.Dr.Eng. Dadang Ahmad Suriamiharja, M.Eng, M. Eng didampingi Ketua UPT KKN Unhas, Dr.Hasrullah, M.A., dan Dr. rer.nat. Zainal, STP. M. FoodTech serta supervisor mahasiswa Jepang. Orientasi program yang dilakukan meliputi pemaparan lengkap jadwal kegiatan selama program berlangsung, peraturan-peraturan yang diterapkan oleh UPT KKN Unhas dan technical implementation of KKN at Toraja and Spermonde Island. SUIJI-SLP sendiri merupakan singkatan dari Six University Initiative Japan Indonesia - Service Learning

Program, suatu konsorsium antara enam universitas yang berasal dari Jepang dan Indonesia yang berkomitmen untuk mewujudkan Sustainable Agriculture Development di masing-masing Negara. Keenam universitas itu terdiri dari Ehime University, Kagawa University, Kochi University, yang merupakan universitas asal Jepang, sedangkan universitas asal Indonesia yaitu Universitas Hasanuddin, Universitas Gadjah Mada dan Institut Pertanian Bogor. Konsep dari program ini adalah konsep Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menjadi mata kuliah wajib bagi mahasiswa undergraduate di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia. Universitas Hasanuddin sendiri memulai program SUIJI-SLP pada tahun 2011 dengan memberangkatkan mahasiswanya ke

Jepang. Ke 14 mahasiswa Jepang dan 10 orang mahasiswa Unhas akan melakukan berbagai kegiatan selama berada di Sulawesi Selatan. Dengan fokus kunjungan di Tana Toraja serta Pulau Barrang Lompo. Di Toraja, mahasiswa Jepang akan mempelajari kehidupan masyarakat lokal dengan berinteraksi secara langsung melalui program homestay, mempelajari alam pegunungan, berkunjung ke pabrik kopi serta mempelajari kebudayaan khas yang ada di Toraja sedangkan di Pulau Barrang Lompo, mahasiswa akan meneliti prototype pemurnian air. Program SUIJI-SLP akan berlangsung selama 14 hari dan akan ditutup dengan final presentation pada 12 Maret 2014 dengan agenda mempresentasikan hasil temuan yang mereka dapatkan selama program berlangsung sebelum akhirnya kembali.

Orientasi SUIJI-SLP Bagi Mahasiswa JepangReporter : Rizky Maulidiana HFOTO : Humas/RM

29

MITRA

Page 31: Majalah Identitas

nhas adakan kerja sama bidang

Uakademik bersama Universiti Tun Hussein Onn Malaysia

(UTHM), Kamis, (13/2). Kerja sama yang disepakati melalui Penandatanganan kesepahaman tersebut dilakukan di ruang Rapat A lantai 4 Rektorat Unhas. Hadir dalam acara tersebut, WR I Unhas, Prof. Dr. Dadang A. Suriamiharja, M. Eng, WR IV Prof Dr. Dwia Aries Tina, MA, Dekan fakultas Universitas Hasanuddin, serta Kepala UPT KKN Unhas. Adapun kedatangan pihak UTHM diwakili oleh Deputy of Vice Chancellor, Prof. Dr. Hashim Bin Saim, Registrar of UHTM, Mr. Sulam Bin Hamid.

Dalam nota kesepahaman, atas dasar musyawarah yang dilakukan sampai sekarang, Unhas dan UHTM menyatakan niat bersama mereka untuk menyimpulkan kerja sama akademik dan penelitian. Dalam nota kesepahaman tersebut Unhas dan UHTM berusaha untuk melaksanakan program-program untuk saling menguntungkan pada kerja sama akademik dan penelitian, melalui pertukaran staf pengajar, pelatihan bersama staf dan peneliti dan serta bidang kerja sama lainnya yang akan disepakati bersama. Adapun UHTM sendiri merupakan universitas di Malaysia yang bercita-cita untuk memimpin

dalam program akademik yang berorientasi pasar, yang melalui pengalaman belajar yang berfokus pada siswa. Kampus terletak di batu pahat, sebuah distrik di wilayah Selatan Semenanjung Malaysia. Pihak UHTM menyambut baik kerja sama tersebut. “Saya berterima kasih kepada rektor Unhas karena telah mempersilahkan kami untuk dapat melakukan berbagai program ini di Unhas,” ungkap Prof. Dr. Hashim Bin Saim.

UNHAS-UHTM Kerja Sama Akademik dan PenelitianReporter :Janisa PascawatiFoto : Humas/JP

30

MITRA

Page 32: Majalah Identitas

Setiap orang semua sama, memiliki 24 jam da lam sat u har i . k e s u k s e s a n d i te n t u ka n o le h seberapa ba i k nya anda memanfaatkan w a k t u a n d a .

#unknown

Page 33: Majalah Identitas

R I S E T&

ARTIKEL

R U B R I K

Page 34: Majalah Identitas

Ketersediaan Pangan Lokal Berbasis Produk Laut dalam Mendukung

Ketahanan Pangan masyarakat Kepulauan

Page 35: Majalah Identitas

angang Hijau Caulerpa Lentillifera adalah salah satu

Gjenis tumbuhan algae yang hidup di laut. Masyarakat luas lebih mengenalnya dengan istilah

Rumput laut. Caulerpa Lentillifera adalah salah satu sumber pangan lokal yang berbasis produksi laut. Ketersediaannya sebagai pangan berbasis produk laut dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat kepulauan.

Page 36: Majalah Identitas

Caulerpa Lentillifera dapat menjadi salah satu konsumsi pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi masyarakat kepulauan. Jenis rumput laut ganggang hijau ini dikenal dengan nama lokal ‘Lawi-lawi’. Konsumsi ganggang ini cukup digemari masyarakat pesisir dan digunakan sebagai lalap laut pengganti sayur darat yang cukup kaya vitamin dan mineral. Lalap laut jenis algae yang disebut juga ‘sayur laut’ ini sudah dikonsumsi oleh masyarakat yang mendiami wilayah pesisir dan kepulauan dan merupakan suatu kebiasaan turun-temurun bagi masyarakat suku Bugis-Makassar. Caulerpa Lentillifera mengandung vitamin dan mineral yang cukup dan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat pesisir yang cenderung kekurangan sumber vitamin. Di Sulawesi Selatan daerah penyebaran jenis Caulerpa Lentillifera banyak ditemukan di pesisis barat (Selat Makassar) dan di pesisir timur (Teluk Bone). Pemasaran algae ini dipasarkan di beberapa pasar tradisional meliputi daerah Kab. Takalar, Kab. Gowa, Kab. Bone dan Kota Makassar serta Kab. Pangkajene dan Kepulauan. Lawi-lawi mempunyai konsumen terbatas karena belum masuk pasar modern dan karena memiliki daya awet yang pendek serta memiliki kandungan air hingga 70% sehingga mudah rusak pada kondisi ekstrem. Namun algae ini diyakini masyarakat kepulauan memberikan khasiat bagi kesehatan utamanya pada mata dan kulit. Zat gizi yang dikandungnya adalah vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat bagi tubuh yang diperlukan setiap hari. Setiap 100 gr mengandung; 1,25 mg kalsium, 5,25 mg Natrium, 48,26 mg Fe, 28,30 mg Zinc, 0,30 mg Vitamin B, 20,70 mg Cu dan 29,1 Mn. Sayur laut Caulerpa lentillifera sudah merupakan komoditas yang berfungsi selain sebagai sumber bahan makan penduduk kepuluan, juga sebagai sumber pendapatan. Sayur laut ini banyak ditemukan pada wilayah pesisir utamanya pulau-pulau kecil yang tersebar di kepulauan Spermonde,

Masyarakat di Okinawa menyebutnya 'umi-budo' yang berarti 'anggur laut' yang biasanya dimakan mentah dengan cuka, sebagai cemilan atau salad.

35

RISET

Page 37: Majalah Identitas

Selat Makassar. Merupakan wilayah produsen rumput laut yang dapat dipetik untuk bahan konsumsi oleh masyarakat baik yang bermukim wilayah pesisir dan di pulau itu sendiri maupun dipasarkan di kota-kota yang ada di sekitar daerah produsen. Sayur laut adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat pulau sebagai menu yang selalu tersedia dan siap dikonsumsi tanpa pengolahan atau perlakuan khusus. Sebelum disajikan untuk dikonsumsi cukup dibilas dengan air tawar bersih kemudian disajikan sebagai lalapan. Adakalanya lalap ini dicampur dengan berbagai macam racikan sebagaimana suku Bugis-Makassar banyak mengolahnya. Sayur laut Caulerpa lentillifera mempunyai warna hijau muda kekuning-kuningan hingga wama hijau tua. Berbentuk bulatan-bulatan kecil sebesar menir hingga berdiameter sekitar 2mm. Spesifikasi tumbuhan ini merupakan asimilator tumbuh tegak dari stolon, warna hijau, tinggi bisa mencapai 12 cm. Sumbu assimilator silindris, bagian pangkal sumbu tampak telanjang dan menyerupai tangkai, sedang sebagian besar tangkai lainnya dikelilingi oleh ramelli yang tersusun teratur. Caulerpa lentillifera adalah salah satu spesies yang dikenal dan disukai oleh masyarakat pesisir Asia Tenggara. Caulerpa dikonsumsi karena tekstur yang lembut dan lezat rasanya. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai anggur laut atau 'kaviar hijau' yang telah dibudidayakan petambak di Filipina dan di Okinawa. Masyarakat di Okinawa menyebutnya 'umi-budo' yang berarti 'anggur laut' yang biasanya dimakan mentah dengan cuka, sebagai cemilan atau salad. Ketersediaan pangan lokal lalap laut Caulerpa lentillifera serta kerawanan pangan pada suatu wilayah tidak lepas dari letak geografis yang biasanya dicirikan dengan sistem zona ekologi di suatu wilayah. Sistem zona ekologi yang dapat dijumpai di Sulawesi Selatan, adalah ekologi pulau (kepulauan), pantai dan pegunungan. Dengan perbedaan zona ekologi

tersebut dapat mempengaruhi aspek sosial-budaya pada pengambilan keputusan oleh masyarakat atau konsumen terhadap produk-produk pangan lokal yang tersedia. Oleh karena itu dalam memperbaiki status gizi masyarakat diperlukan upaya perbaikan konsumsi pangan rumah tangga setiap wilayah berdasarkan letak geografis, budaya serta daya dukung sumber daya alam yang dimilikinya. Ketersedian bahan pangan dari sumberdaya alam laut telah lama menjadi penyedia beraneka ragam bahan makanan bagi manusia, baik yang dapat dikomsumsi secara langsung maupun secara tidak langsung. Hal ini tidak hanya sekedar untuk keperluan konsumsi makanan dalam memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan, tetapi juga dapat berperan sebagai obat. Dengan demikian, perlu menjadi perhatian bagi kita yang memiliki sumberdaya biota alam laut yang melimpah dalam berbagai bentuk pemanfaatan sebagai bahan pangan menjadi tantangan untuk menciptakan berbagai bentuk diversifikasi produksi pangan sesuai tingkat kebutuhan konsumen. Keberadaan rumput laut jenis Caulerpa lentillifera yang meluas ini merupakan sumberdaya laut yang sangat produktif untuk kelangsungan hidup binatang laut lainnya, bagian dari mata rantai kehidupan yang sangat penting di laut. Caulerpa lentillifera banyak tumbuh subur di sepanjang lekukan garis pantai, ditemukan di zona pasang surut, tumbuh di dasar berpasir yang berlumpur, tetapi juga sering tumbuh epifitik pada sela-sela padang lamun Halimeda opuntia. Kadang algae ini ditemukan juga di zona subtidal dan tumbuh menempel pada sela-sela karang. Hal ini tentunya dapat menjadi sumber penghasil tanaman sayur laut yang potensial bagi masyarakat setempat. Sayangnya sampai saat ini belum terdata jumlah konsumsi rumah tangga dan kebutuhan masyarakat luas akan sayur laut Caulerpa lentilifera. Secara bijak diversifikasi pangan dimaksudkan untuk mengubah pola konsumsi pangan masyarakat

36

RISET

Page 38: Majalah Identitas

DATA DIRI Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir Rahmawaty A. Nadja.,M.Si.NIP : 19550820 198303 2 002Pangkat/ Gol. : Lektor Kepala Madya/IV CJabatan : Guru BesarPekerjaan : Dosen Fakultas Pertanian, UNHASTempat/Tgl.l Lahir : Makassar, 20 Agustus 1955Alamat : Komp. Perdos Unhas Blok.0/11TamalanreaSuami : Ir. H. Marzuki Ukkas, DEAAnak : 1. Ahmad Amiruddin, S.IP 2. Sri Wahyuni, ST.,MT 3. Muhammad Ilham, ST 4. Hikmawaty Marzuki, S.Pt

sehingga mengkonsumsi lebih banyak jenis pangan dengan gizi yang lebih baik. Dimana kelompok masyarakat diharapkan tidak hanya tergantung pada bahan pokok tertentu saja, yang dapat menyebabkan kerawanan pangan bila terjadi kekurangan bahan pangan. Maka kelompok masyarakat tersebut dapat memanfaatkan produk pangan lainnya diantaranya bahan pangan laut jenis algae Caulerpa lentillifera yang banyak terdapat di daerah perairan Indonesia. Kandungan vitamin dan mineral yang terkandung dalam algae tidak kalah dengan kandungan vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur darat. Dimana masyarakat pesisir mempercayai algae sebagai lalapan yang berkhasiat untuk kesehatan dan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sebagaimana uraian yang telah dikemukakan bahwa salah satu keunggulan yang dimiliki sayur laut Caulerpa lentillifera adalah mempunyai kandungan zat gizi dengan berbagai jenis mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh manusia serta antibiotika yang bermanfaat bagi kesehatan. Dengan demikian, dalam upaya meningkatkan pemanfaatan ketersediaan sayur laut ini sebagai bahan pangan maka diperlukan upaya bagaimana masyarakat dapat mengenal dan memilih sebagai bahan konsumsi melalui berbagai bentuk penyajian yang menarik.

Ketersediaan sayur laut sebagai sumberdaya laut yang banyak ditemukan di wilayah perairan pantai dengan mudah dan murah menjadi penting untuk dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang dapat menggantikan sayur darat dimana kontribusi konsumsi sayur darat sangat kurang karena keterbatasan akses di daerah kepulauan. Sayur laut ini memiliki peran penting selain bahan pangan yang dapat dipanen dari upaya pengembangan budidaya atau dipetik iangsung di alam yang memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menjadi sumber pendapatan alternatif masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir dan kepulauan. Untuk mendukung ketersediaan bahan pangan sayur laut maka sangat dibutuhkan sentuhan teknologi pada bahan, misalnya bagaimana memperpanjang daya awet maupun mengembangkan produk dari algae ini menjadi bentuk lain. Hal ini perlu mendapat perhatian serius karena di lautan sangat menjanjikan suatu kehidupan yang kurang lebih sama dengan yang di darat. Peluang ini memerlukan keseriusan untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai suatu kebutuhan yang mendesak diantaranya pengembangan bioteknologi yang berperan mampu meningkatkan nilai ekonomi dan produktivitas sehingga

dapat menanggulangi kebutuhan bahan pangan penduduk yang semakin meningkat. Olehnya itu pemanfaatan sumberdaya laut ini diharapkan dapat berkelanjutan dan tidak mengganggu potensi sumber pendapatan dan kemudian dipergunakan menjadi barang yang dikonsumsi pada masa kini dan generasi akan datang.

37

RISET

Page 39: Majalah Identitas

RUMAH SAKITPENDIDIKANU N H A Smenjadi pelopor terpercaya dalam memadukan pendidikan, penelitian dan pemeliharaan kesehatan yang

bertaraf internasional

Page 40: Majalah Identitas

Menggagas Program

“Prenatal Development”

pada Sapi Bali sebagai

Pedaging Andalan

dalam Mewujudkan

Swasembada Daging

wasembada daging (sapi) telah lama menjadi keinginan kita bersama. Upaya

Spencapaiannya telah memasuki periode ke 3 sejak dicanangkan pada tahun 2000 dan sampai dengan terungkapnya skandal sapi impor baru-baru ini,

kita belum dapat melepaskan diri dari impor sapi bakalan maupun daging dan jeroannya.

RISET

Page 41: Majalah Identitas
Page 42: Majalah Identitas

Hasil sensus ternak Biro Pusat statistik tahun 2011 mengungkapkan bahwa populasi sapi potong adalah sebesar 14.8 juta ekor. Sementara populasi sapi potong tahun 2010 hasil estimasi adalah sebesar 12.6 juta ekor, dan untuk tercapainya swasembada daging sapi pada tahun 2014 populasi ternak sapi potong diharapkan mencapai 14.2 juta ekor. Optimisme yang muncul adalah swasembada daging sapi dapat dicapai lebih cepat. Di samping itu, Indonesia yang semula dikenal sebagai importer ternak, ternyata berpotensi berubah menjadi eksporter ternak. Sebagai target dari swasembada daging sapi adalah kemampuan menyediakan 90 % kebutuhan total daging sapi dari produksi dalam negeri dan 10% sisanya dari pasokan impor. Terdapat 5 kegiatan pokok dalam program pencapaian swasembada daging sapi 2014, yaitu : 1. Penyediaan sapi bakalan / daging sapi lokal; 2. Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal; 3. Pencegahan pemotongan sapi betina produktif; 4. Penyediaan bibit sapi lokal: 5. Pengaturan stok daging sapi dalam negeri. Dibandingkan bangsa sapi asli atau lokal Indonesia lainnya (Sapi Ongole dan Peranakannya dan sapi Madura), sapi Bali memiliki posisi uang strategis dalam memenuhi kebutuhan daging nasional. Sampai tahun 2010 program swasembada daging ditempuh dengan impor bangsa-bangsa sapi eksotik yang bertubuh besar, dan tanpa terasa telah mengabaikan berbagai keunggulan yang dimiliki sapi Bali, dan Cenderung menjadikan sapi Bali hanya sebagai penonton di tengah maraknya bangsa sapi impor. Ukuran tubuh sapi Bali yang relatif kecil sebenarnya merupakan konformasi yang ideal untuk kehidupan, tumbuh - berproduksi dan berkembang biak di daerah beriklim panas, tropis - seperti Indonesia. Di samping berbagai keunggulan tersebut, populasi sapi Bali pada tahun 2010 tercatat sebanyak 3.271.000 ekor atau lebih 27% dari total populasi sapi pedaging di Indonesia dan konsentrasi terbanyak terdapat di kawasan timur Indonesia terutama di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara

Pada 3 - 4 dekade yang lalu, Sulawesi Selatan pernah menjadi ‘pemasok sapi’ ekspor sampai ke

negeri China; Akan tetapi, tingginya permintaan pasar dengan harga

yang menggiurkan telah menyebabkan pengurasan populasi

tanpa dapat diimbangi dengan produktivitas - reproduktivitasnya.

41

RISET

Page 43: Majalah Identitas

BiodataNama : Djoni Prawira Rahardja NIP : 19540505 19810 31010 Pangkat/Golongan/jabatan : Pembina Utama Madya /IVc/Guru besar Tempat/tanggal lahir : Serang I 5 Mei 1954 Agama : Katolik Status perkawinan : Kawin Istri : Ir. Veronica Srilestari. M.Ec. Anak : 1. Yohanes Andica Indrawan : 2. Ester Anantha Gracella Alamat : Perum Dosen Unhas Tarnalanrea, EC 3, Tamalanrea, Makassar - Sulawesi Selatan

Timur, di samping tentunya Pulau Bali sendiri. Bagian terbesar (80%) sapi Bali dimiliki oleh petani-peternak dengan tingkat kepemilikan tidak lebih dari 5 ekor saja; di samping pengetahuan teknologi yang belum memadai, manajemen usaha hanya berorientasi sebagai usaha sampingan/tabungan dan belum berjiwa industri. Pada 3 - 4 dekade yang lalu, Sulawesi Selatan pernah menjadi ‘pemasok sapi’ bibit dan sapi bakalan di Indonesia, bahkan di ekspor sampai ke negeri China. Akan tetapi, tingginya permintaan pasar dengan harga yang menggiurkan telah menyebabkan pengurasan populasi tanpa dapat diimbangi dengan produktivitas - reproduktivitasnya. Sejauh ini belum diperoleh bukti hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa sapi Bali telah mengalami degradasi potensi genetik, akan tetapi nyata bahwa sapi Bali dengan berat potong mencapai 400 kg atau ukuran tubuh standar untuk bibit sudah semakin langka. Secara singkat, muncul dugaan telah terjadi penekanan expresi potensi genetik produktivitas sapi Bali. Upaya mempertahankan kemurnian bangsa asli sapi Bali sering kali dianggap sebagai usaha memuseumkan atau memarga-satwakannya, akan tetapi dari segi pemuliaan (fungsi pool gena) maupun dari aspek sosial ekonomi dan ekologi, sapi Bali diperlukan sebagai foundation stock atau sumber daya genetik murni yang sangat potensil, baik untuk keperluan komersial dipersilangan dengan bangsa sapi pedaging eksotik, sehingga dihasilkan keturunan yang unggul beradaptasi, berproduksi, ber-reproduksi dan serasi dengan lingkungan sosialnya, di samping tetap mempertahankan kemurniannya. Di samping upaya-upaya pemuliaan, telah banyak pula alternatif pendekatan dilakukan terhadap aspek nutritional, aplikasi teknologi reproduksi dan manajemen sebagai faktor- faktor yang sering dianggap pembatas produktivitas reproduktivitas sapi Bali. Akan tetapi, berbagai upaya pendekatan tersebut belum dapat mengimbangi kebutuhan daging

nasional yang terus meningkat. Sebagai suatu gagasan, program Prenatal Development pada sapi Bali merupakan satu alternatif pendekatan untuk remedial ekspresi potensi genetik sapi Bali dan sekaligus kemungkinan memanipulasi proses-proses yang melatarbelakangi pembentukan perototan untuk menjadikannya andalan pencapaian swasembada daging di samping untuk dikembangkan lebih jauh menjadi sapi pedaging khas Unhas, atau seperti yang pernah digaungkan sebelumnya - MAIWA BEEF. Saya bersama beberapa kolega peneliti dari Universitas Hasanuddin, Universitas 45 dan Universitas Sulawesi Barat telah dan sementara masih melakukan penelitian untuk mewujudkannya; sebagai hasil sementara yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini adalah bahwa performa pertumbuhan anak-anak ternak hasil program Prenatal Development sampai dengan umur 6 bulan menunjukkan 15 - 30 % lebih superior dibandingkan ternak kontrol (baik pada sapi Bali maupun kambing Etawa). Kisaran respon yang luas ini menunjukkan keterlibatan sejumlah faktor yang mempengaruhinya. Oleh karenanya, penelitian ini masih akan berlanjut untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan muncul terkait lifelong concequency pada aspek-aspek di tingkat molekuler dari perototan, sistem reproduksi, pencernaan dan berbagai aspek fisiologik lain, di samping pengaruh berbagai faktor ekstemal, seperti ketersediaan pakan (kuantitas, kualitas dan kontinuitas), klimatik dan manajerial berbagai aspek fisiologik lain, di samping pengaruh berbagai faktor ekstemal, seperti ketersediaan pakan (kuantitas, kualitas dan kontinuitas), klimatik dan manajerial. Besar harapan bahwa aplikasi program Prenatal Development dapat meningkatkan jumlah, ukuran dan tekstur perototan sapi Bali karena pertambahan jumlah serabut otot; sehingga, dengan berbagai keunggulan sapi Bali yang telah lama dikenal (sistem peneemaan, reproduksi dan adaptabilitas), sapi Bali akan menjadi

lebih unggul, tidak lagi menjadi sekedar penonton di tengah maraknya sapi impor. Di samping membangkitkan jiwa industri pada petani-peternak, program prenatal development ini akan dengan mudah dipahami, diadopsi dan diterapkan karena tidak memerlukan pendidikan khusus dan dapat menggunakan bahan-bahan lokal yang banyak tersedia dengan mempertimbangkan kandungan zat-zat gizi dan enerjinya.

42

RISET

Page 44: Majalah Identitas

S Bajo Di Dunia

a

Page 45: Majalah Identitas

rtikel ini merupakan hasil penelitian kami tentang kehidupan Orang Bajo di Kabupaten Wakatobi

AProvinsi Sulawesi Tenggara sebagai komunitas yang memiliki sejarah dan kebudayaan dengan laut sebagai bagian dari kehidupannya.

Dalam proses interaksi dengan kelompok masyarakat di sekitar pemukimannya di Wakatobi, orang Bajo sering disematkan stereotipe sebagai kelompok perampok, orang bodoh, dan memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda dengan komunitas lain. Pada kenyataannya selama ini mereka terabaikan dari proses pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebagai kelompok yang termarginalkan, orang Bajo membangun kesadaran kelompok dengan melakukan gerakan-gerakan dengan membangun negosiasi pada berbagai event politik dalam tingkat lokal (pilkada) dan membentuk KEKAR BAJO dan mengangkat Ir Abdul Manan, MSc sebagai presiden dengan mengidentifikasi Suku Bajo sebagai anggota tanpa melihat batas-batas wilayah negara.

44

Kehidupan orang Bajo yang tidak bisa dipisahkan dengan laut dan perahu yang kadang mereka hidup berpindah-pindah dari satu kumpulan karang ke karang lain di berbagai kepulauan di Asia

Tenggara.

ARTIKEL

Page 46: Majalah Identitas

i Nursim putra Bajo baru saja

Smenginjakkan kaki di Kelurahan Mola sebuah desa terbesar

komunitas Suku Bajo di Pulau Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. Lelah karena perjalanan jauh dari Kendari melewati Kota Baubau dengan menggunakan kapal seakan tiada terasa dikarenakan rasa girangnya saat membayangkan dirinya akan kembali bersua dengan sanak saudara. Ia ingin membagi kebahagiaan kepada keluarganya karena sudah menjadi mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Haluoleo Kendari. Ia adalah pemuda Bajo yang tengah berjuang menunjukkan identitas kelompoknya bukan lagi sebagai komunitas yang hanya bisa menangkap ikan atau penyelam teripang, tapi jauh lebih maju lagi bahwa pengetahuan tentang kelautan yang menjadi “miliki” komunitasnya kini lebih digeluti dalam dunia pendidikan tinggi layaknya kelompok lain karena selama ini Orang Bajo sangat minim yang bisa menempuh pendidikan formal apalagi bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Selain sebagai sebuah kebahagiaan tersendiri, tetapi apa yang dilakukan oleh Bahar merupakan pergulatan identitas Suku Bajo yang selalu disematkan stereotipe sebagai kelompok yang bodoh yang tidak memiliki pendidikan. Lain lagi dengan kisah kesuksesan Abdul Manan yang saat ini sebagai Presiden Bajo, pada tahun 1976 dia merantau ke Baubau melanjutkan

SMP hingga SMA. Kemudian mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Kendari ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara. Setelah menamatkan studi S1 dan diterima sebagai staf dosen pada Universitas Haluoleo Kendari. Kemudian ia mendapat beasiswa Program Magister di Thailand Jurusan Manajemen Tropika. Abdul Manan merupakan putra Bajo yang satu-satunya memiliki pendidikan magister dan kini dipercayakan sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara dan Presiden Bajo Indonesia. Saya memulai makalah ini dengan dengan tuturan tentang Si Nursim dan Abdul Manan sebagai pintu awal untuk memasuki detak jantung kehidupan orang Bajo. Pengalaman mereka adalah titik awal untuk mengetahui bahwa selama ini orang Bajo diperlakukan dengan cara yang direndahkan dan perlakukan tersebut, tersimpan rapi dalam benak mereka. Sebagaimana lazimnya dalam etnografi, kisah kedua orang tersebut menjadi jendela awal untuk melihat kebudayaan Suku Bajo, bagaimana interaksi mereka dengan etnis di sekitar komunitasnya, serta bagaimana mereka membangun strategi serta negosiasi makna, di tengah situasi hubungan yang direndahkan dan hanya dikenal sebagai suku penangkap ikan, penyelam teripang, melawan perampok-perampok yang berbahaya, bahkan konon sebagai perompak di laut.

Penganta

rPenganta

r

45

ARTIKEL

Page 47: Majalah Identitas

ari manakah asal kata Bajo?

DBajo, Bajau atau Sama Bajo juga merupakan salah satu suku di

Indonesia yang menyebar ke berbagai penjuru negeri. Konon nenek moyang mereka berasal dari Johor, Malaysia. Mereka adalah keturunan orang-orang Johor yang dititahkan raja untuk mencari putrinya yang melarikan diri. Orang-orang tersebut diperintahkan mencari ke segala penjuru negeri hingga Pulau Sulawesi. Menurut cerita, sang puteri memilih menetap di Sulawesi, sedangkan orang-orang yang mencarinya lambat laun memilih tinggal dan tidak lagi kembali ke Johor. Dan konon menurut satu versi, sang puteri yang menikah dengan pangeran Bugis kemudian menempatkan rakyatnya di daerah yang sekarang bernama Bajoe. Sedangkan versi lainnya menyebutkan karena tidak dapat menemukan sang puteri, akhirnya orang-orang asal Johor ini memilih menetap di kawasan Teluk Tomini, baik di Gorontalo maupun Kepulauan Togian. Kehidupan orang Bajo yang tidak bisa dipisahkan dengan laut dan perahu yang kadang mereka hidup berpindah-pindah dari satu kumpulan karang ke karang lain di berbagai kepulauan di Asia Tenggara. Dalam catatan Magellan ditujukkan bahwa Suku Bajo telah hidup sebagai orang laut sejak awal abad ke-16. Sejak penulis Eropa pertama kali menyebut Bugis sebagai pelaut, hingga kini, mereka masih sering tidak dapat membedakan orang Bugis dengan orang Bajo. Sejak 1511, Tome Pires, seorang Portugis, menyamakan pedagang Bugis yang berlayar ke Malaka dari tempat yang dia sebut Pulau “Macacar”, dengan orang Bajo yang dianggap sebagai perampok. Dari sejarah diketahui bahwa suku Bajo bukan sekedar suku pengembara laut yang hanya tahu menangkap ikan. Mereka pun merupakan pemasok berbagai komoditi pasar internasional. Mereka sangat aktif mencari komoditi laut seperti kerang mutiara, teripang, sisik penyu, mutiara, kerang, karang, dan rumput laut. Orang Bajo juga menyediakan berbagai komoditi pantai terutama dari hutan bakau seperti akar-akaran, kulit, dan kayu bakau yang digunakan sebagai bahan celup, serta

kayu garu, damar, madu, lilin tawon lebah, dan sarang burung, baik yang terdapat di sekitar tempat mereka tinggal atau pun dari tempat-tempat yang mereka. Aktivitas ini melibatkan mereka dalam hubungan perdagangan dan barter dengan Kerajaan Bugis dan Makassar. Suku Bajo dikenal sebagai pelaut-pelaut yang tangguh. Namun, sejarah lebih mengenal Suku Makassar, Suku Bugis, atau Suku Mandar, sebagai raja di lautan. Padahal, Suku Bajo pernah disebut-sebut pernah menjadi bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya. Sehingga, ketangguhan dan keterampilannya mengarungi samudera jelas tidak terbantahkan. Sejumlah antropolog mencatat, suku Bajo lari ke laut karena mereka menghindari perang dan kericuhan di darat. Sejak itu, bermunculan manusia-manusia perahu yang sepenuhnya hidup di atas air. Nama Suku Bajo diberikan oleh warga suku lain di Pulau Sulawesi sendiri atau di luar Pulau Sulawesi. Sedangkan warga Suku Bajo menyebutnya dirinya sebagai Suku Same dan menyebut orang di luar sukunya dengan Suku Bagai. Bahasa Suku Bajo (baong sama), memperlihatkan sesuatu yang khas dalam masyarakat ini. Apabila mereka berada di antara sesama mereka, mereka menggunakan kata “sama” sebagai istilah rujukan dan untuk menunjukkan kelompok mereka. Istilah “sama” ini beroposisi dengan bagai yang artinya semua masyarakat lain, di luar orang Bajo. Sama adalah orang Bajo yang keberadaannya berhubungan dengan sama-sama lainnya. Istilah ini mendukung gagasan untuk membuat orang-orang Bajo menjadi sebuah masyarakat, sebab istilah itu mengingatkan setiap orang bahwa ia merupakan warga dan termasuk di dalam kelompoknya. Arti istilah tersebut sangat jauh melampaui arti yang diberikan dalam Bahasa Indonesia, seperti “serupa”, “sama”, “setara”.

Bajo

: Se

jara

h y

ang T

era

baikan

Bajo

: Se

jara

h y

ang T

era

baikan

46

ARTIKEL

Page 48: Majalah Identitas

Sejak kapan orang Bajo meninggalkan kampung halamannya, sampai sekarang tidak ada yang mengetahui pasti. Namun satu hal yang pasti, berkat keterpencilan mereka selama sejarah, orang Bajo membawa jejak-jejak perpindahan penduduk yang menghuni Asia Tenggara sekitar dua ribu tahun yang lalu. Selama ini dalam memahami budaya masyarakat bahari, penafsiran sejarah Bajo kerap dilihat hanya berdasarkan cara pandang kelompok maritim di Nusantara seperti Bugis, Makassar, Mandar, dan Buton. Semua tempat memiliki sejarahnya masing-masing sebab sejarah tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan. Jika penafsiran tersebut digunakan untuk melihat konteks ini, sejarah Bajo masih dilihat sebagai sejarah pulau-pulau yang terabaikan (history of neglected islands) yang dianggap tidak penting dalam peta sejarah maritim di Nusantara. Akibatnya, orang Bajo tidak banyak bersuara atau didengarkan suaranya sebab selalu dilihat dengan cara pandang kebudayaan dominan.

Peta Segitiga Karang Pemukiman Orang Bajo

47

ARTIKEL

Page 49: Majalah Identitas

ejak dahulu, Suku Bajo dikenal

Ssebagai pelaut ulung yang hidup matinya berada diatas lautan.

Bahkan perkampungan merekapun dibangun jauh menjorok kearah lautan bebas, tempat mereka mencari penghidupan. Laut bagi mereka adalah satu-satunya tempat yang dapat diandalkan. Julukan bagi mereka sudah barang tentu sea nomads, karena pada mulanya mereka memang hidup terapung-apung diatas rumah perahu. Orang Bajo ini pun menyebar ke segala penjuru wilayah semenjak abad ke-16 hingga sekitar 40-50 tahun silam (perpindahan terakhir terjadi di berbagai wilayah di Nusa Tenggara Timur). Di mana ada laut, maka Suku Same itu mencari nafkah untuk mempertahankan hidup dengan bekerja memanfaatkan potensi sumberdaya laut. Orang Bajo sejak lahir sudah dikenalkan dengan kehidupan di atas permukaan air. Hal inilah yang menyebabkan kerap kali mereka menolak untuk hidup di daratan meskipun secara diam-diam saling menjalin hubungan dengannya. Dalam konsepsi masyarakat Bajo, meninggalkan cara hidup di laut berarti meninggalkan adat istiadat hidup mereka. Bagi Suku Bajo, lautan merupakan tempat satu-satunya untuk menetap dan bertemu. Oleh karena itu, orang Bajo memahami dunia menurut cara hidup dan prinsip, “Orang Bajo adalah orang-orang laut”. Kondisi psikologis berkenaan dengan kelautan, menyebabkan Orang Bajo tidak tertandingi pengetahuannya tentang laut. Kedekatan mereka dengan laut menyebabkan mereka bisa adaptif dalam kondisi apapun di atas laut dan menjadikan kebanggaan bagi mereka sebagai kelompok suku pemilik budaya maritim. Hal inilah yang menyebabkan mereka merasa superior dengan identitas Bajo. Sebagai komunitas yang tidak dapat terpisahkan dari laut, orang Bajo kerap kali melakukan penolakan untuk menetap hidup di darat dan mematuhi suatu pemerintahan karena tidak akan mempermudah perkembangan kehidupan sosial ekonomi mereka. Sejak dulu, mereka dikenal sebagai pelaut ulung dan gemar mengarungi lautan Nusantara. Mereka bisa menangkap

ikan dan penyu di mana pun tanpa larangan. Untuk menangkap ikan, mereka berlayar ke perairan Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, bahkan sampai ke wilayah Australia. Nelayan Bajo di Desa Mola Selatan "terkenal" sering terjaring pihak berwajib Australia. Salah seorang warga Bajo mengatakan bahwa pada 1980-an hingga 1990-an, warga Bajo Wakatobi mengalami "masa kejayaan" berdagang penyu sisik. Penyu yang ditangkap sebagian dijual, sebagian dikembangbiakkan. Dulu mereka bisa menjual penyu sisik ukuran 60 sentimeter seharga Rp 100-200 ribu per ekor. Saat ini penyu itu sudah berharga jutaan rupiah. Penjualan penyu memang bergantung pada besar kapal yang digunakan. Menurut orang Bajo, penghasilan dari berdagang penyu, tiga bulan sekali bisa mendapat puluhan juta rupiah. Setelah penangkapan penyu dilarang pada wilayah perairan seluruh Indonesia, kegiatan perdagangan hewan itu merosot drastis. Pendapatan orang Bajo sejak beberapa tahun lalu pun jauh berkurang. Saat ini juga kesulitan ditambah dengan kekhawatiran soal penetapan zonasi. Meski para nelayan Bajo bisa saja mencari ikan di luar kawasan konservasi, larangan itu tak urung membuat daerah tangkapan orang Bajo semakin sempit dan menyebabkan berkurangnya pendapatan. Saat ini, jumlah Suku Bajo yang menggantungkan hidupnya di atas perahu diperkirakan semakin sedikit karena hidup menepi di pesisir pantai dan mendirikan rumah panggung yang menggunakan bahan ramah lingkungan. Dindingnya terbuat kombinasi kayu dan anyaman bambu, bagian atap dari daun rumbia. Isi sebuah rumah terdiri beberapa anggota keluarga inti, dan pada umumnya menjadi sebuah keluarga luas yang terdiri dari ipar-ipar, sepupu, dan lain-lain. Untuk membedakan berbagai hubungan ini, orang Bajo membagi dalam beberapa kategori. Pertama, Beres merupakan keluarga dalam arti umum, dan menunjuk pada hubungan keluarga. Ada Beres Teo (keluarga jauh) dan Beres Tutuku (keluarga dekat). Kedua, Dapparanakan adalah sebuah keluarga dalam arti “orang yang tinggal dalam

Bajo

: Negeri d

i Ata

s Kara

ng

Bajo

: Negeri d

i Ata

s Kara

ng

48

ARTIKEL

Page 50: Majalah Identitas
Page 51: Majalah Identitas

satu rumah”, lingkungan keluarga, kelompok orang-orang yang hidup di bawah satu atap, apa pun tingkatan hubungan keluarga mereka. Dapparakan menunjuk pada ruang geografis. Sedangkan kategori ketiga, Dambarisan menyangkut desa sebagai sebuah keluarga besar dan yang menonjolkan perasaan kekompakkan. Saat membangun sebuah komunitas baru, biasanya masyarakat Bajo berlabuh di satu pantai lebih dahulu. Lama kelamaan mereka menimbun pantai dengan batu dan mulai mendirikan pancang-pancang rumah panggung. Hal yang menarik pola pemukiman kampung Suku Bajo adalah mutlak menyediakan jalur-jalur perahu sebagai alat transportasi utama. Oleh karena itu, ketika berkunjung ke lokasi pemukiman Suku Bajo akan terlihat hilir mudik perahu di sekitar perkampungan tersebut. Selain itu juga, pemandangan anak-anak kecil bermain di laut sambil mencari ikan. Selain menetap di darat, orang Bajo telah banyak yang kawin dengan komunitas sekitar mereka menetap seperti orang Bugis, dan sebagian dari mereka seperti di Teluk Bone dapat berbicara dalam empat Bahasa: Sama, Bugis, Makassar, dan Indonesia. Di berbagai tempat, orang Bajo banyak yang akhirnya menetap, baik dengan inisiatif sendiri atau di’paksa’ pemerintah, dan tempat tinggalnya pun tidak pernah jauh dari laut. Banyak

orang Bajo yang akhirnya menetap, sedang lainnya masih berkelana di lautan. Mereka membangun pemukiman-pemukiman baru di berbagai penjuru Indonesia dan Asia Tenggara. Di Kepulauan Wakatobi, Suku Bajo menetap mulai terjadi sekitar tahun 1950-an yang berpindah dari komunitas awal di Pulau Kaledupa karena gangguan DI/TII. Suku Bajo memang memiliki karakter yang unik. Mereka bisa berpindah-pindah lokasi, jika lingkungan di sekitarnya mengganggu mereka. Dalam mempertahankan hidupnya, Suku Bajo berusaha mengembangkan hubungan-hubungan dagang atau kebudayaan dengan menggunakan perahu untuk berdagang pada wilayah-wilayah kampung tetangga tempat mereka menetap. Mereka tak dapat memperoleh prinsip-prinsip ekonomi lainnya karena mereka berpindah-pindah tempat dan hal itu penting bagi mereka. Mereka berpindah-pindah tempat dalam kelompok-kelompok kecil, tidak menguasai bahasa penduduk-penduduk lainnya, namun mereka berusaha mengadopsi beberapa bahasa-bahasa yang menjadi mitra dalam hubungan-hubungan ekonomi. Suku Bajo dikenal mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, kendati tradisinya sendiri tetap berjalan dan termarginalkan dari proses pembangunan di Indonesia.

Nama Lengkap : Tasrifin TaharaTempat/Tanggal Lahir : Melai/23 Agustus 1975 NIP : 19750823 200212 1 002Pangkat/Golongan : Penata Tk I/III dJabatan Fungsional : Lektor KepalaJenis Kelamin : Laki-LakiAgama : IslamSuku Bangsa : ButonBidang Keahlian : Antropologi Jabatan : - Peneliti Ahli Puslitbang Wilayah, Tata Ruang, dan Informasi Spasial Universitas Hasanuddin (2011 – Sekarang) - Tim Penjaminan Mutu Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (2011- Sekarang) - Sekretaris Pusat Kajian Kepemudaan (PKK) Universitas Hasanuddin (2011- Sekarang) - Ketua Region Sulawesi-Maluku Forum Perguruan Tinggi Untuk Pengurangan Risiko Bencana FPT PRB (2012 – Sekarang) - Ketua Program Studi Antropologi Program Magister (S2) Pascasarjana Universitas Hasanuddin (2013 - Sekarang)

50

ARTIKEL

Page 52: Majalah Identitas

BARUGA A. P. PETTARANI

UNHASs a k s i s e j a r a h c i v i t a s a c a d e m i c a

Page 53: Majalah Identitas

FASILITASR U B R I K

Page 54: Majalah Identitas
Page 55: Majalah Identitas

niversitas Hasanuddin yang sedang menuju World Class University senantiasa berbenah dengan memberikan

Ufasilitas terbaik untuk mahasiswanya. Salah satunya adalah dengan menghadirkan miniatur beberapa negara besar di Kampus Merah. Dalam edisi kali ini, Majalah Identitas akan membahas fasilitas yang tersedia di

kampus yang berkaitan dengan negara asal dari pesepak bola kelas dunia sekelas Zinadine Zidane, Warung Perancis. Ruangan ini dinamakan Warung Prancis karena dari pihak Perancis sendiri suka dengan nama yang identik dengan Indonesia. Ada yang menyebutnya dengan sebutan France Corner, ada juga yang menamakan Pojok Prancis. Hal ini dikarenakan banyaknya corner-corner yang ada di Perpustakaan Unhas. Tidak seperti warung-warung biasa yang menjual kebutuhan sehari-hari, Warung Prancis justru menyediakan hal-hal yang menjadi kebutuhan mahasiswa untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kebudayaan Perancis.

Warung Prancis: Miniatur Perancis di Kampus Merah

54

Page 56: Majalah Identitas

Ruang belajar yang terletak di Lantai II Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin tersebut diresmikan pada tanggal 6 Juni 2013 oleh Rektor Universitas Hasnuddin, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, Sp. BO dan Matthiev Dumesnil selaku Direktur Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya. Institut Francais Indonesia (IFI) merupakan salah satu wadah yang dibentuk oleh Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia yang juga merupakan salah satu Pusat Kebudayaan Prancis terbesar di dunia. Membantu akses untuk memperoleh semua informasi budaya mengenai Prancis merupakan fungsi dari IFI itu sendiri. Ada banyak hal yang disediakan oleh Warung Perancis. Buku-buku mengenai pengetahuan umum dan pemikiran orang Perancis, novel, literatur, film, dan lain

sebagainya tersedia untuk menunjang proses belajar. Namun sayang, belum semua fasilitas yang disediakan bisa dinikmati oleh pengunjungnya. Seperti yang diungkapkan oleh Wahyuddin, S.S. M. Hum. selaku penanggung jawab Warung Perancis, hal tersebut terjadi karena lemari yang akan menampung buku-buku tersebut masih dalam proses pengadaan. Bagi pembaca yang mungkin ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Perancis, tidak ada salahnya untuk datang ke Warung Perancis ini. Selain menyediakan buku-buku, tempat ini pun menyediakan informasi yang berkaitan dengan beasiswa untuk studi di Perancis. Pengunjung pun bisa melihat-lihat brosur dan leaflet mengenai beberapa perguruan tinggi di Prancis yang bisa dijadikan referensi dalam menentukan perguruan tinggi.

55

FASILITAS

Page 57: Majalah Identitas

Hadirnya Warung Prancis di Unhas cukup menarik minta mahasiswa dari berbagai fakultas. “Ruangan ini dapat digunakan oleh umum. Tidak hanya mahasiswa Sastra Perancis saja, bahkan siswa SMA yang ingin kuliah di Prancis pun boleh datang ke sini untuk mencari informasi ataupun beasiswa, Untuk beasiswa, itu pun ada syaratnya,” ujar Wahyuddin. Ada banyak beasiswa yang disediakan oleh pihak IFI. Jika pembaca memiliki sertifikat B2 (Standar bahasa Prancis yang telah ditentukan oleh pihak IFI, adapun tingkatannya dari yang terendah ke yang tertinggi adalah A1, A2, B1, B2, C1, dan C2), maka kemungkinan untuk bisa belajar di Prancis cukup pun terbuka. “Pada bulan ini akan ada mahasiswa sastra Prancis yang akan berangkat ke Perancis. Dia berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di sana selama satu tahun,” tambah Wahyuddin.

Mengadakan kelas-kelas diskusi dan pemutaran film merupakan beberapa kegiatan yang sering diadakan oleh Warung Prancis. Selain itu, Warung Prancis pun kerap kali mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan budaya dengan menghadirkan band-band asal Prancis untuk show off di Unhas. “Harapan saya, akan ada lebih banyak mahasiswa yang datang ke sini. Mahasiswa kalau mau terbuka wawasannya datang kesini dan manfaatkan fasilitas yang ada,” ujar Wahyuddin menutup wawancara.

56

Wahyuddin, S.S. M. Hum. selaku penanggung jawab Warung Perancis.

FASILITAS

Page 58: Majalah Identitas

Kita selalu butuh seorang sahabat

yang pemimpi dan pengkhayal. Agar

kita tahu dunia tak sesempit tempat

kita tinggal.#unknown#

Page 59: Majalah Identitas

PENDIDIKANR U B R I K

Page 60: Majalah Identitas

PENDID

IKAN -

FE - B

SBI B

icaraka

n Pera

n BI U

ntuk K

embang

kan E

kono

mi Daera

h

Page 61: Majalah Identitas

PENDID

IKAN -

FE - B

SBI B

icaraka

n Pera

n BI U

ntuk K

embang

kan E

kono

mi Daera

h

adan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi

BUnhas menggelar seminar nasional yang bertajuk “Peranan Bank Indonesia dalam Pengembangan Ekonomi Daerah”. Acara tersebut dilaksanakan di

Gedung Ipteks Unhas beberapa waktu lalu. BSBI sendiri merupakan badan supervisi yang dibentuk untuk membantu DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan di bidang tertentu terhadap Bank Indonesia. Hal ini berkaitan dalam upaya meningkatkan akuntabilitas, independensi, transparansi, dan kredibilitas Bank.

60

Page 62: Majalah Identitas

Seminar nasional tersebut menghadirkan beberapa narasumber yakni Anggota DPR-RI Komisi XI, A. Timo Pangerang, Dosen Fakultas Unhas Hamid Paddu, Ahmad Erani Yustika (BSBI) dan Ketua Perwakilan BI Wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua) Suhaedi. Dekan Fakultas Ekonomi Prof Dr Gagaring Pagalung, MSi menjelaskan saat ini BI sedang mereposisi perannya karena adanya organisasi baru yaitu Otoritas Jasa Keungan (OJK) sehingga perspektif peranan BI saat ini perlu ditingkatkan dalam konteks pengembangan ekonomi. Berkaitan dengan itu maka seminar tersebut dilaksanakan. “Kami dari Fakultas Ekonomi menyambut baik kerja sama ini bahkan bukan saja kerja sama dalam pelaksanaan seminar-seminar namun secara lebih luas lagi dalam bentuk bantuan penelitan berupa beasiswa bagi mahasiswa yang terkait dengan penulisan skripsi tesis dan disertasi. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan,” Ujar Gagaring Pagalung. Hal yang senada diungkapkan oleh Ketua BSBI Umar Juoro. Ia menuturkan, sejak tanggal 31 Desember 2013 lalu, pengawasan perbankan yang bisa dikatakan salah tugas utama BI selain menetapkan dan melakasanakan kebijakan moneter dan mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran, kini telah beralih ke OJK. Pertanyaannya kemudian adalah apakah BI hanya akan tetap dalam hal kebijakan moneter dan sistem pembayaran saja. Untuk itulah menurutnya BSBI melihat bahwa peran BI bisa lebih jauh pada sektor riil khususnya untuk di daerah. “Kegiatan ini adalah kegiatan yang akan kami kembangkan tentu saja berkaitan dengan studi tentang peranan Bank Indonesia pascapengawasan perbankan dialihkan ke OJK,” tuturnya. Seminar tentang peranan Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi daerah tersebut membahas tentang bagaimana peran BI pascaberalihnya perizinan, pengaturan, dan pengawasan mikroprudensial bank ke OJK. langkah yang diambil oleh BI adalah menambah fungsi yang baru yaitu dengan memfokuskan perbankan pada kebijakan, pengaturan, dan pengawasan makroprudensial. Pengawasan secara makroprudensial dilakukan untuk mewujudkan sistem keuangan yang stabil dan berkualitas. Agar semakin optimal, upaya mencapai kestabilan sistem keuangan tersebut dikoordinasikan oleh Forum Koordinasi Sistem Keuangan yang beranggotakan Departemen Keuangan RI, Lembaga Penjamin Simpanan, BI, dan OJK. Sejalan dengan adanya fungsi baru tersebut, BI akan memperkuat fungsinya yang lain untuk mendukung pencapaian tujuan BI yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Penguatan fungsi tersebut antara lain, dalam bidang penetepan dan pelaksanaan kebijakan moneter, BI akan mengoptimalkan peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui koordinasi dengan segenap elemen daerah. Selain itu pada bidang sistem pembayaran sendiri, BI akan berupaya untuk mewujudkan kemandirian Indonesia dalam memfasilitasi transaksi keuangan di masyarakat hingga sampai ke pelosok negeri. (AS/Humas)

61

PENDIDIKAN

Agar semakin optimal, sistem

keuangan tersebut dikoordinasikan oleh Forum Koordinasi Sistem Keuangan

yang beranggotakan Departemen Keuangan RI,

Lembaga Penjamin Simpanan, BI, dan

Page 63: Majalah Identitas

KOMUNITASR U B R I K

Page 64: Majalah Identitas

Reporter: Fhenny AnggriyaniFoto: Dok. Pribadi

KIFO Wadah Bakat Kine dan Fotografi

Page 65: Majalah Identitas
Page 66: Majalah Identitas

unia kampus merupakan dunia

Dyang memiliki segudang ilmu dan tempat bagi mahasiswa

untuk mengembangkan kreativitas dan bakat yang mereka miliki. Universitas Hasanuddin sebagai salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengasah kemampuan baik dalam bidang seni maupun olahraga. Banyaknya komunitas ataupun klub yang dibentuk oleh Universitas Hasanuddin sangat dimanfaatkan oleh mahasiswa. Komunitas ataupun klub tersebut menjadi wadah untuk mengembangkan

minat dan bakat mereka. Salah satu klub yang rutin menghasilkan karya dan menoreh banyak prestasi adalah KIFO (Kine dan Fotografi). Kine dan Fotografi atau yang lebih dikenal dengan klub KIFO adalah klub yang berada dibawah naungan Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KOSMIK) didirikan pada 9 November 1988. Klub Kine dan Fotografi (KIFO) menjadi wadah kreasi pengembangan pengetahuan di bidang perfilman dan fotografi bagi mahasiswa yang tergabung dalam Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Pengetahuan yang diperoleh setelah bergabung dalam klub tidak hanya dari segi teori namun juga praktek seperti memproduksi sebuah film, screaning film, hunting foto dan mengadakan pameran fotografi. Selain itu, tiap minggunya KIFO rutin mengadakan diskusi tentang perkembangan film dan fotografi. Hingga saat ini KIFO telah banyak mencetak sineas muda dan fotografer handal baik dari tingkat lokal maupun nasional. Untuk sekarang ini jumlah anggota KIFO yang aktif kurang lebih 50 orang yang merupakan mahasiswa ilmu komunikasi dari angkatan 2010-2013.

65

KOMUNITAS

Page 67: Majalah Identitas

66

KOMUNITAS

Page 68: Majalah Identitas

Dalam perekrutan anggotanya, klub ini mengadakan sebuah pelatihan Basic Course of Photography (BCOP) bagi yang berminat dengan fotografi. Pelatihan ini dilaksanakan dua hari untuk penerimaan materi dasar fotografi dan di hari ketiganya praktek hunting foto. Disamping itu, KIFO juga mengadakan pelatihan film Indie Movie Class (IMC) bagi mahasiswa yang berminat dengan film. Di usia yang terbilang dewasa, KIFO menunjukkan eksistensi mereka melalui pameran foto dan screaning film dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-24. Puluhan foto yang dipamerkan dengan tema “Ijinkan Aku Bercerita” dan suguhan empat film pendek (“Titip Di Mana?” “Rerintik” “Jatuh Cinta” “Ada Dosen?”) menjadi sebuah karya yang menakjubkan.

67

KOMUNITAS

Page 69: Majalah Identitas

W I S ATAFAKULTAS

R U B R I K

Page 70: Majalah Identitas
Page 71: Majalah Identitas

Masih teringat dalam benak, ketika julukan

negara agraris tersemat dalam diri Bangsa ini.

Revolusi hijau membawa angin segar dalam bidang pertanian

Indonesia di zaman Orde Baru. Kini, semua

berubah. Julukan itu hilang bagai daun yang

hanyut akan derasnya arus sungai.

Page 72: Majalah Identitas

akultas pertanian Universitas

FHasanuddin lahir untuk menjawab tantangan itu. Julukan

yang kini hilang siap direnggut kembali. Tentu tidak mudah, tapi tidak ada yang tak bisa, bila kita berusaha terus, tanpa patah semangat. Didirikan 17 agustus 1962 silam. Fakultas ini di awal kemunculannya, bernama fakultas pertanian dan kehutanan. Seiring berjalannya waktu penggantian nama terus begulir. Perubahan struktur organisasi menjadi biang keladi. Pada tahun 1977 struktur organisasi universitas hasanuddin mengalami perubahan dari bentuk struktur piramida menjadi struktur organisasi matriks, sehingga fakultas pertanian dan fakultas peternakan digabung menjadi satu dengan nama fakultas ilmu-ilmu pertanian. Barulah di tahun 2007, Jurusan Kehutanan berpisah dari Fakultas Pertanian, maka saat itu pula Fakultas Pertanian resmi berdiri sendiri dengan lima jurusan yaitu jurusan Sosek Pertanian/Agribisnis, Jurusan Budidaya Pertanian; Ilmu Tanah; dan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Serta Jurusan Teknologi Pertanian yang memiliki dua program studi yaitu Teknologi Hasil Pertanian dan Teknik Pertanian. Perubahan itu memang pasti akan terjadi, kini Fakultas Pertanian mempunyai 4 program studi yaitu, Agroteknologi, Agribisnis, Ilmu dan Teknologi Pangan, dan Teknologi Pertanian. Kepala bagian akademik Fakultas Pertanian, Kamaruddin, SM STP saat ditemui tim majalah Identitas, 10 Februari lalu mengungkapkan. Keempat prodi tersebut, baru-baru ini telah mendapatkan sertifikat akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). "Untuk prodi Agroteknologi meraih akreditasi A, prodi Agribisnis juga A, prodi Ilmu dan Teknologi Pangan, serta prodi Teknologi Pertanian masing-masing B. Alhamdulillah ada peningkatan dan tentunya ada yang dipertahankan. Semoga yang terakreditasi B bisa terakreditasi A di periode mendatang," seru Kamaruddin yang telah 6 tahun

menjabat. Jumlah mahasiswa aktif lanjut dia, untuk tahun 2014 ini mencapai 1326 mahasiswa. Masalah prestasi akademik, lelaki berkumis ini mengaku, untuk dua tahun terakhir, mahasiswa Fakultas Pertanian masuk menjadi salah satu mahasiswa dengan IPK tertinggi dan menjadi wisudawan terbaik. "Wisuda Desember lalu, IPK tertinggi untuk mahasiswa S1 yakni 3,72. Dan rata-rata IPK mencapai 3,36," pungkasnya. Untuk meraih itu, petinggi Fakultas acap kali berfokus pada, penerapan materi dan subtansi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan masyarakat (relevancy), menciptakan suasana yang interaktif dalam proses belajar mengajar (academic atmosphere), retyping sistem manajemen (internal management), proses pendidikan yang berkelanjutan (sustaiability), penyelenggaraan proses belajar yang efisien (efficiency and productivity) serta arah pengembangan ini perlu disesuaikan dengan paradigma baru. Fakultas Pertanian dituntut terus untuk membenahi diri agar semua potensi internalnya dapat termanfaatkan, selain itu juga diharapkan dapat mengatasi kelemahan internalnya agar tidak menurunkan kualitas layanannya. Fakultas harus mengenal kondisi lingkungan eksternalnya khususnya stakeholders dan memanfaatkan semaksimal mungkin peluang-peluang yang ada serta berusaha meminimalkan ancaman dari luar. Kepala bagian kemahasiswaan Fakultas Pertanian Unhas, Hasmiati, SE sudah berpikir dan berbuat banyak akan peningkatan minat dan bakat mahasiswanya. Tidak hanya dijalur non-akademik, akademik pun terus lakukan untuk menciptakan SDM yang pas bagi lapangan kerja nantinya. "Kesibukan mahasiswa kebanyakan lari ke arah akademik. Mereka sibuk mengurus mata kuliah yang mereka ambil. Tugas labolatorium, tugas penelitian, yang sebelumnya diberikan penjelasan dan teori di dalam kelas adalah rutinitasnya," terangnya kepada tim majalah Identitas. prestasi hingga luar negeri

pernah diraih oleh mahasiswanya. "Ada yang lolos ke Jerman karena penelitiannya, ada yang pergi ke China karena kemampuan bernyayinya. Hal ini memperlihatkan nuansa akademika pun dibarengi dengan nuansa non-akademik," tambahnya. Pengembangan kemahasiswaan di atas telah diarahkan pada pengembangkan bakat dan minat mahasiswa melalui peningkatan partisipasi aktif pada program kreatif mahasiswa (PKM) yang meliputi, penelitian, penerapan iptek, pengabdian kepada masyarakat, karya inovatif produktif dan karya tulis ilmiah, serta kewirausahaan. Untuk itu perlu lagi diadakan pusat kegiatan kemahasiswaan di tingkat fakultas sebagai upaya untuk mengarahkan kegiatan kemahasiswaan yang bernuansa akademik. (mfa)

71

WISATAFAKULTAS

Page 73: Majalah Identitas

elain laboratorium tersebut, juga

Sterdapat 4 rumah kaca, 2 kebun percobaaan masing-masing di

Tamalanrea seluas 6 ha dan di Bulukumba seluas 96 ha. Selain fasilitas laboratorium tersebut, kegiatan praktek lapang atau Praktek Kerja Lapang (PKL) atau magang/praktek umum juga dilakukan di perusahaan-perusahaan swasta baik perusahaan industri, perusahaan perkebunan, perusahaan pertanian, perusahaaan agroindustri. Adanya kepercayaan masyarakat dan dengan pengembangan staf yang berkelanjutan dapat dilihat dari berlangsungnya kerja sama dengan masyarakat sekitar seperti partisipasi Fakultas Pertanian dalam merancang

pola perencanaan, penelitian dan pengabdian, membina Perguruan Tinggi lainnya dalam pembinaan staf, serta berpartisipasi dalam kegiatan penelitian dan pengabdian dengan departemen Pertanian, Pendidikan seperti kegiatan pengembangan program studi TPSDP dan Sp4. Saat ini hampir semua pengadaan sarana dan peralatan labortaorium berskala besar dilakukan dengan sistem kompetisi di bawah kontrol DIKTI, seperti QUE (Quality for Undergraduate Education), DUE (Development for Undergraduate Education), DUE-Like, dan TPSDP (Technological and Professional Skills Development Project).

FASILITAS

Ekologi/ Agrometeteorologi Pemuliaan Tanaman, benih & gulma

Fisiologi TanamanKultur Jaringan

Rhizobium dan Mikoriza

Budidaya Pertanian

Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Sosial Ekonomi Pertanian

Fisika dan Konservasi TanahKimia Kesuburan Tanah

Mikrobiologi TanahSistem Informasi Geografi &

Kartografi

Ilmu Tanah

Hama Tanaman Penyakit Tanaman

Hama dan Penyakit

Mikrobiologi & Bioteknologi PanganKimia Analisis dan Pengawasan Mutu

Pengelolaan PanganPengembangan Produk

Hidrologi TeknikEnergi Pertanian

Processing/ Pasca PanenBahasa Inggeris (minilab)Mesin dan Alat Budidaya

KomputerElektronika

Bengkel

Teknologi Pertanian

L A B O R ATO R I U M T I A P J U R U S A N

72

WISATAFAKULTAS

Page 74: Majalah Identitas

Ruang perkuliahan merupakan sarana penunjang yang sangat penting, dan harus tersedia. Sarana penunjang lainnya berupa perpustakaan dan bahan publikasi, teknologi informasi untuk pencarian informasi dan database, serta pelayanan administrasi selalu dikembangkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan akademik. Di Fakultas Pertanian ada 15 ruangan kuliah dan 1 LT yang dapat digunakan 5 shift per hari untuk mengakomodir perkuliahan yang dapat mencapai 300 kelas per semester. Kondisi ruang perkuliahan sebagian telah dilengkap AC dan ditingkatkan secara bertahap. Dengan sistem pembelajaran SCL maka pelaksanaan pendidikan dibantu oleh perangkat OHP, dan bantuan audio-visual yang diikuti secara kelompok atau pada kelompok diskusi.

Penerapan teknik yang telah diberikan selama diskusi di ruang kuliah, selanjutnya diperkuat dengan uji laboratorium dan evaluasi di kebun percobaan serta merupakan penopang dalam kegiatan tugas pelayanan seperti KKN profesi dan laporan akhir. Selain kegiatan akademik, maka kegiatan intra dan ekstra kurikuler juga dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu agar tidak mengganggu proses perkuliahan. Pengembangan laboratorium berupa perbaikan peralatan dan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pengelola terus dilaksanakan. Terdapat 5 laboratorium di Jurusan Agronomi, 3 laboratorium di jurusan Ilmu Tanah, 1 Laboratorium Gizi di jurusan Sosial Ekonomi, 5 laboratorium di urusan Hama dan Penyakit Tanaman; serta 12 laboratorium di jurusan Teknologi Pertanian.

Kegiatan di laboratorium tidak hanya melayani kepentingan pendidikan mahasiswa, tetapi juga untuk pelayanan jasa dan masyarakat serta untuk kerja sama dengan lembaga pendidikan dan non-kependidikan, misalnya pengadaan bibit, pencitraan dan database, pendidikan karantina, pengujian kualitas serta perancangan peralatan keteknikan pertanian. (mfa)

73

WISATAFAKULTAS

Page 75: Majalah Identitas

ahir di kota lumbung Sagu, Palopo, Sulawesi

LSelatan, 25 Oktober 1992 silam, Hidayat, Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Hasanuddin punya asa besar. Tidak hanya membanggakan kedua orang tua, almamaternya pun terniat untuk dibanggakan. Sempat ditentang oleh keluarganya, dalam menggeluti dunia tarik suara. Tak membuat nyali dan semangatnya kendor. Dalam dirinya, hanya satu hal, membuktikan kepada orangtuanya bahwa, dirinya bisa berhasil di dunia yang menjadi hobinya sejak kecil. "Dari kecil, saya suka sekali menyanyi, namun kala itu pernah ditentang oleh orang tua karena saya lebih memilih bernyanyi ketimbang sekolah. Namun Alhamdulillah setelah berprestasi barulah didukung," ungkapnya kepada majalah Identitas. Mengenyam pendidikan 12 tahun di Kota Palopo, dari SD hingga SMA, dirinya hidup penuh kesederhanaan. Membentuk watak dan mulai membuka diri, telah ia lakukan sejak duduk dibangku SMA. "Saya dulu menjadi anggota OSIS di SMA Negeri 1 Palopo, itu saja yang saya masuki," aku Yayat sapaan akrabnya. Namun, bakat menyanyinya baru terasa ketika menginjakkan kaki di kampus merah Universitas Hasanuddin. "Masuk di PSM tiga tahun lalu. Masih jadi mahasiswa baru, saya sudah tertarik. Selain preatasinya yang mendunia solidaritas anggotanya sangatlah tinggi," jelasnya. Latihan seminggu tiga kali, dan latihan setiap hari bila menjelang perlombaan telah ia rasakan manfaatnya. Mengeluh itu ada, namun

semangat untuk membanggakan orang tua dan almamater dalam dirinya, mengalahkan keluh kesahnya selama ini. Alhasil, Grand Champion Bandung International Choir Competition ( PSM UNHAS) tahun 2011, Platinum and Gold Medal Guangzhou International Choir Competition, China 2011 (PSM UNHAS), dan Champion Folklore Kategori and Gold Medal Mix Choir category in Rimini International Choir Competition, Itali 2013 (PSM UNHAS) berhasil ia raih bersama teman-temannya. Dalam menjalani roda kehidupan, permasalahan pasti datang menghampiri. Begitupun dengan Hidayat. Selama menjalani rutinitas saat berbaju Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unhas. Satu hal yang paling ia tidak bisa lupa, yakni lupa diri. "Kalau suka dukanya selama ini paling tidak bisa dilupakan itu saat lagi naik daun. Pujian terus datang, namun kita berbeda visi misi. Alhasil ada yang keluar. Kita hampir pecah, karena kita berpikir ke depan semua itu bisa diatasi. Hal ini membuat kita semakin dewasa. Dan semoga bertahan terus," harapnya. (MFA)

Hidayat Mahasiswa Berprestasi Fakultas Petanian yang Bikin Bangga

Nama lengkap : HidayatTTL : Palopo, 25 Oktober 1992Alamat Lengkap : Jalan Tinumbu No. Telepon : 089975523382Email : [email protected] : IslamSuku : BugisHobi : MenyanyiPendidikan :1. SD/ Sederajat: SDN 370 Lagaligo Palopo2. SMP/ Sederajat: MtsN Model Palopo3. SMA/ Sederajat: SMAN 1 Palopo4. Perguruan Tinggi/setingkat: Universitas Hasanuddin

Pengalaman Organisasi:1. Pengurus OSIS SMAN 1 Palopo2. Paduan Suara Mahasiswa UNHAS

Prestasi:1. Grand Champion Indomie Jingle Dare 2 tahun 2010 (Vokalis Nol Derajat)2. Grand champion bandung international choir competition ( PSM UNHAS)3. Meraih Platinum and Gold Medal Guangzhou International Choir competition, China 2011 ( PSM UNHAS)4. Meraih Champion folklore kategori and Gold Medal mix choir category in Rimini International choir competition, Itali 2013 (PSM UNHAS)

Pengalaman Kerja: 1. Marketing Mindset English Centre.

Sempat Dilarang OrtuGeluti Dunia Tarik Suara

Rimini International choir competition, Itali 2013

WISATAFAKULTAS

Page 76: Majalah Identitas

GALERIR U B R I K

Page 77: Majalah Identitas

Prof. V. Anantharaman dari Singhealth Singapura, saat memberikan penjelasan dalam acara Training Of Trainer Management Bencana yang bertujuan membangun manusia untuk menjadi master trainer untuk sistem kesehatan di Makassar dan mempersiapkan diri menghadapi bencana, (24/2) Ruang Senat Rektorat Unhas.

Humas Unhas, Dr. M. Iqbal Sultan, M.Si saat menerima piagam dari pimpinan Proton Makassar

dalam acara Proton Experience Goes to Campus yang bekerjasama dengan Jawa Pos (11/3)

Prof. Dr. Dwia Aries Tina membuka acara Kompas Goes to Campus yang diadakan (27/2) di Gedung Ipteks Unhas dan menghadirkan CEO Kompas Gramedia,

Agung Adiprasetyo.

76

Page 78: Majalah Identitas
Page 79: Majalah Identitas

SBY bersama Istri dan rombongan Menteri mengunjungi Tambak Unhas di Kabupaten Barru, (22/2)

Page 80: Majalah Identitas

WR I Prof. Dr. Dadang A. Suriamiharja, berdialog bersama penyandang disabilitas mengenai peraturan

SNMPTN (13/3) di Pelataran Rektorat Unhas.

79

Page 81: Majalah Identitas

Sosialisasi SNMPTN yang dilakukan oleh Panitia Lokal

SNMPTN Unhas, Yusafir Hala Ketua Sosialisasi Panlok dan M.

Iqbal Sultan Humas Panlok. Dilaksanakan di beberapa

kabupaten yang terbagi dalam beberapa tempat sosialisasi yakni

SMAN 02 Rantepao, SMAN 03 Palopo, SMAN 3 Sengkang,

SMAN 1 Tellusiattinge, Bone, SMAN 01 Sungguminasa, Gowa,

SMA Khusus Jeneponto, dan Gedung Kwarca Pramuka Kab.

Bulukumba. Dengan ini maka pihak Unhas telah melakukan

delapan kali sosialisasi SNMPTN 2014 yang dilaksanakan dari

bulan Februari-Maret 2014.

80

Page 82: Majalah Identitas
Page 83: Majalah Identitas
Page 84: Majalah Identitas

uara terbanyak hasil pilihan anggota senat fakultas

Stidak menjadi penentu bagi calon Dekan untuk terpilih sebagai Dekan fakultas di Unhas. Pernyataan tersebut

diungkapkan oleh Humas Unhas, Dr. M. Iqbal Sultan, M. Si. Iqbal mengungkapkan bahwa hal tersebut terjadi karena masih ada beberapa tahapan yang harus ditempuh calon Dekan untuk menjadi Dekan. “Ada proses lanjutan, yakni asesmen dari Lembaga Psikologi Terapan yang di tunjuk oleh Unhas. Lembaga tersebut adalah lembaga dari luar Unhas yang independen. Jadi 3 calon yang dari senat fakultas, diajukan ke Rektor dan nantinya proses dilanjutkan dengan asesmen dari lembaga tersebut,” katanya. Adapun lembaga yang di tunjuk oleh Unhas nantinya hanya akan memberikan rekomendasi kepada Rektor Unhas berupa hasil cocok dan tidaknya seseorang menjadi Dekan. Berdasarkan Peraturan Universitas Hasanuddin Nomor : 20054/UN4/KP.04/2012 tahapan penyaringan untuk menjadi Dekan fakultas yakni Tiga orang Calon Dekan yang sudah ditetapkan melaui keputusan senat fakultas disampaikan kepada Rektor. Calon Dekan diusulkan kepada Rektor tanpa peringkat dan diurut secara alfabetis disertai lampiran berita acara hasil rapat senat fakultas. Dalam peraturan tersebut juga menerangkan tahapan pemberian pertimbangan untuk menjadi Dekan yakni Rektor menyerahkan dokumen kelengkapan calon

Dekan kepada senat universitas. Senat universitas kemudian melakukan penilaian kelengkapan dan kelayakan administrasi, kompetensi dan kepemimpinan dengan dibantu oleh lembaga independen yang ditunjuk oleh universitas, setelah itu, senat universitas menyerahkan hasil penilaian calon Dekan kepada Rektor untuk menjadi pertimbangan penetapan Dekan. Iqbal melanjutkan, dalam mempertimbangkan penetapan Dekan, Rektor Unhas, Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi membentuk Tim 7 yang bertugas mendiskusikan Dekan yang akan terpilih melalui proses fit and proper test. “Tim 7 bekerja setelah ada hasil asesmen dari lembaga yang ditunjuk oleh universitas. Tim 7 kemudian melakukan proses fit and proper test. Akumulasi hasil lembaga dan fit and proper test kemudian diserahkan kepada Rektor untuk menetapkan Dekan terpilih,”tambahnya. Tujuan dibentuknya Tim 7 oleh Unhas yakni agar pemilihan Dekan tersebut tidak sepenuhnya menjadi kewenangan Rektor Unhas. Adapun Tim 7 tersebut terdiri dari Rektor, Para wakil Rektor, Ketua Senat Guru Besar serta satu orang panitia pemilihan Dekan “tim 7 ini dibuat agar pemilihan Dekan tidak menjadi kewenangan penuh Rektor Unhas, selain itu, tentunya agar proses pemilihan Dekan ini menjadi transparan,”jelasnya. (Humas)

Suara Terbanyak Fakultas Bukan Penentu Jadi Dekan Di Unhas

LINTAS

Page 85: Majalah Identitas

Peraturan Universitas Hasanuddin Nomor : 20054/UN4/KP.04/2012

Tentang Tata Cara Pengangkatan Dan Pemberhentian Pimpinan Fakultas Di Lingkungan Universitas Hasanuddin

Pasal 5:(1) Pengangkatan pimpinan fakultas dilakukan melalui tahap sebagai berikut :

a. Tahap penjaringan calonb. Tahap penyaringan calon

c. Tahap pemberian pertimbangan calond. Tahap pengangkatan

(2) ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penahapan sebagaimana ayat (1) huruf a dan huruf b ditetapkan oleh senat fakultas

Pasal 6:Tahap penjaringan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara :

a. Senat fakultas meminta kepada jurusan/bagian untuk melaksanakan penjaringan bakal calon dekanb. Jurusan/bagian melakukan rapat khusus untuk memilih 2 (dua) nama bakal calon yang berasal dari

jurusan/bagian itu maupun dari luar jurusan/bagian tersebut dalam lingkungan fakultasc. Rapat jurusan/bagian dianggap sah jika dihadiri sekurang-kurangnya ½ (seperdua) dari jumlah dosen

jurusan/bagian bersangkutand. Bakal calon yang terpilih, diusulkan kepada senat fakultas disertai lampiran berita acara hasil rapat

jurusan/bagian

Pasal 7Tahap penyaringan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara :

a. Senat fakultas menyelenggarakan rapat khusus untuk menetapkan calon dekan dari bakal calon yang memenuhi syarat administrative

b. Senat fakultas melakukan seleksi administrative terhadap bakal calon yang diusulkan jurusan/bagian sesuai persyaratan sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (2)

c. Rapat senat fakultas dianggap sah jika dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota senat fakultas

d. Masing-masing anggota senat fakultas memilih 1 (satu) nama bakal calon yang ada sebagaimana dimaksud pada pasal 7 huruf b

e. Senat fakultas menetapkan 3 (tiga) calon dekanf. Calon dekan yang sudah ditetapkan melalui keputusan senat fakultas disampaikan kepada rektor paling lambat

3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan dekan yang sedang menjabatg. Calon dekan diusulkan kepada rektor tanpa peringkat dan diurut secara alfabetis disertai lampiran berita acara

hasil rapat senat fakultas dan kelengkapan administrasi masing-masing calon sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2)

Pasal 8 :Tahap pemberian pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1)huruf c dilakukan dengan cara:

a. Rektor menyerahkan dokumen kelengkapan calon dekan kepada senat universitasb. Senat universitas melakukan penilaian kelengkapan dan kelayakan administrasi, kompetensi dan

kepemimpinan dengan dibantu oleh lembaga independen yang memeiliki reputasi nasionalc. Senat universitas mnenyerahkan hasil penilaian calon dekan kepada rektor untuk menjadi pertimbangan

penetapan dekan.

Pasal 9 ;(1) rektor menetapkan dan mengengkat dekan dari calon yang diusulkan berdasarkan pertimbangan :

a. Akseptabilitas calin berdasarkan aspirasi senat fakultas dan jurusan/bagianb. Hasil penilaian lembaga independen terhadap motivasi, komitmen dan kompetensi manajerial

c. Kepatuhan terhadap peraturan dan kode etikd. Memiliki prestasi sangat memuaskan bagi dekan yang akan menjabat kembali

(2) ketentuan lebih lanjut mengenai kritersia pemberian pertimbangan oleh rektor sebagiamana ayat (1) huruf c dan d ditetapkan oleh senat universitas.

Page 86: Majalah Identitas

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Majalah

Jl. Perintis Kemerdekaan, KM. 10 Tamalanrea MakassarTelp. (0411) 584002, 586200 Fax. (0411) 585188Email Humas : [email protected] Website : www.unhas.ac.id