buletin sasaraina edisi maret 2013

16
Alamat Redaksi: Jalan Raya Tuapeijat Km2 Radio Sasaraina Sipora Utara-Mentawai Sumatera Barat Telp/Fax. (0759) 320099 Website: http//www.sasarainafm.com Email: [email protected] Edisi : 03/Tahun IV/Maret-2013 Empat Tewas Keracunan Penyu Gubernur : Ditambah Kapal, PNS Jangan Sering Kabur ke Padang Baca Selengkapnya...Hal 12 HUKUM & PERISTIWA Dalam kesempatan meresmikan KMP Gambolo di Pelabuhan Bungus, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyatakan, semua tarif bongkar muatan kapal harus sesuai dengan aturan. Apalagi nantinya ketika KMP Gambolo dioperasionalkan, jangan ada terjadi praktik pemalakan harga bongkar muatan. Hal ini bisa berdampak pada tingginya harga jual dagangan di Mentawai. Selain itu, para pedagang juga merasa mendapat guncangan harga akibat adanya praktik pemalakan bongkar muatan. Baca Selengkapnya...Hal 5

Upload: rahadio-dio

Post on 09-Dec-2014

142 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Buletin Sasaraina III/Maret 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

Alamat Redaksi:Jalan Raya Tuapeijat Km2

Radio SasarainaSipora Utara-Mentawai

Sumatera BaratTelp/Fax. (0759) 320099

Website: http//www.sasarainafm.com Email: [email protected] : 03/Tahun IV/Maret-2013

Empat Tewas Keracunan Penyu

Gubernur : Ditambah Kapal, PNSJangan Sering Kabur ke Padang

Baca Selengkapnya...Hal 12

HUKUM & PERISTIWA

Dalam kesempatan meresmikan KMP Gambolo di Pelabuhan Bungus, Gubernur SumateraBarat Irwan Prayitno menyatakan, semua tarif bongkar muatan kapal harus sesuai dengan

aturan. Apalagi nantinya ketika KMP Gambolo dioperasionalkan, jangan ada terjadipraktik pemalakan harga bongkar muatan. Hal ini bisa berdampak pada tingginya harga

jual dagangan di Mentawai. Selain itu, para pedagang juga merasa mendapat guncanganharga akibat adanya praktik pemalakan bongkar muatan.

Baca Selengkapnya...Hal 5

Page 2: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

e d i t o r i a l

edisi : 03/tahun IV/maret-20132

dapur redaksi

redaksi

KMP Gambolo Diresmikan................................!Bilo lai barangkeknyo pak....................................!

Gubernur Sentil Podal.......................................!Indak baa do pak, bia kompak..............................!

4 orang Tewas Makan Penyu.............................!Lamak lai makan ikan grapu ...............................!

Mentawai Kejar Ketertinggalan.........................!Kok mangaja sambil balari pak............................!

p a n t a i b a r a t

Tidak Ada Penyimpangan Dana RR..................!Iyolah, samoga Mentawai Barasiah......................!

REDAKSI BULETIN SASARAINAPelindung: Yudas Sabaggalet, Rijel Samaloisa, Penanggung Jawab: dr. Ifdil Gusti, MPPM,Pemimpin Redaksi: Drs. Joni Anwar, Redaktur: Ayub Khan Sakoikoi, S.Sos, Redaktur Pelaksana:Ismar Santi, SH, Marcolinus Salamanang, S.IP, Koordinator Liputan: Rahadio Suroso, StafRedaksi: Nurtiana Sanenek, Jasni Efita, Erpitanus, Kartani, Koresponden Kecamatan PagaiSelatan: Suerman, Kecamatan Sikakap: Wahyu Rahmadani, Kecamatan Pagai Utara: SarmanParningotan, SH, Kecamatan Sipora Selatan: Sergius, Kecamatan Sipora Utara: TP. SiagianS,TP, Kecamatan Siberut Barat Daya: Nikolas Raingot, S.IP, Kecamatan Siberut Selatan: Yohana,Kecamatan Siberut Tengah: Ananias, Kecamatan Siberut Utara: Immanuel, Kecamatan SiberutBarat: Juanda, Design/Lay Out : Iswanto, S.Pd.I & B. Nainggolan, Percetakan: Singgalang. AlamatRedaksi: Jl. Raya Tuapejat KM 2 Sipora Utara—Kabupaten Kepulauan Mentawai. Telpon: 0759320099, SMS Redaksi: 081266088666, Website: www.buletinsasaraina.com, Email:[email protected]

SANTAI RIA : Setelah menempuh perjalanan kaki sepanjang hampir empat kilometer sambil mendaki dan menurun menuju jalan Simatalu,Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet, Wakil Bupati, Rijel Samaloisa, dan Dandim 0319 Letkol. Kav. Josafat, serta wartawanIndosiar, Rahadio dan wartawan Sasaraina Iwan, bersanatai ria di pantai Simatalu beberapa bulan lalu.

GAMBOLOGAMBOLO di Mentawai merupakan jenis

ikan yang murah-meria dan tak kalah enaknyadengan ikan sekelas grapu dan ikan karanglainnya. Mungkin inilah yang menjadi inspirasinama KMP Gambolo, pembantu pelayaranKMP Ambu-Ambu, yang juga akan melayanipelayaran masyarakat Mentawai dengan biayayang murah. Padahal, perjalanan Mentawaisangat jauh dibanding dengan pelayaran daerahkepulauan lainnya.

KMP Gambolo diresmikan oleh GubernurSumbar, Irwan Prayitno, (19/3), sebagai trans-portasi primadona warga Bumi Sikerei. Melaluidua kapal, yaitu, Ambu-Ambu dan Gambolo,diharapkan ada perubahan kemajuan bagi Ka-bupaten Kepulauan Mentawai. Harapan itu se-benarnya sudah dinanti-nantikan puluhan tahunlalu oleh masyarakat Mentawai sendiri.

Pascadiresmikannya Gambolo, diharapkanpula oleh warga keesokan harinya sudah ber-layar membawa rtusan penumpang warga Men-tawai menuju kebeberapa pulau. Namun, sam-pai saat ini, toh juga Gambolo masih mangkirdi Pelabuhan Bungus Padang. Belum ada alasanjelas terkait masik menganggurnya kapal Gam-bolo itu. Sebagian informasi menyatakan masihmembicarakan masalah BBM nya, yang lainnyamasih menunggu surat izin berlayar. Tapi yangjelas kapal baru itu masih menyandar di pelabu-han Bungus dan memang untuk orangMentawai.

Ingin rasanya ribuan masyarakat Mentawaimenikmati pelayaran kapal Gambolo itu. Sebabjika dilihat, semuanya serba istimewa. Kursinyakelas ekonomi yang dilapisi dengan gabus itu,tidak membuat pinggang penumpang serasamau patah ketika sampai di dermaga yang adadi Mentawai. Bagian belakangnya juga beratap-kan seng. Sehingga kalau hujan penumpangtidak kocar-kacir menyelipkan badannya ditengah-tengah kesempitan sesak padat.

Sejak KMP Gambolo diresmikan, semuawarga Mentawai mengharapkan kapal baru itubisa singgah disemua dermaga yang ada di Men-tawai, seperti Siberut Selatan, Siberut Utara,Sikakap, Sioban, dan Tuapeijat sendiri. Namunsejauh ini, belum ada rute pelayaran yang jelasdari Kapal Gambolo itu sendiri. Pihak DinasPerhubungan, baik Kepulauan Mentawai, Mau-pun Provinsi, serta ASDP sendiri belum mem-berikan jawaban yang pasti ke mana rute pelaya-ran kapal primadona itu. Semua hanya bisamenjawab tidak tahu atau masih disusun. Entahberapa lama lagikita harus menunggunya?

Sementara, di Bumi Sikerei, semua warga su-dah mulai merencanakan membuka usaha de-ngan hadirnya kapal Gambolo. Di yakininya,dua kapal milik ASDP itu bakal mampumenampung barang belanjaan lebih banyak.Jika ini terjadi, maka perekonomian warga BumiSik erei dalam tahun ini akan naik melejit.Semoga!

Siapkan TV DaruratKABUPATEN Kepulauan Men-

tawai, sampai saat ini belum terjang-kau oleh komunikasi yang efektif. Pa-dahal, Bumi Sikerei sudah ditetapkansebagai zona merah yang rawan de-ngan bencana gempa dan tsunami.Sebagai bentuk penyaluran informasiterkini, Pemkab Mentawai melalui ba-gian Humas Sekretariat Daerah sudahmelakukan terobosan. Di antaranya,dengan hadirnya Radio Sasaraina,Buletin Sasaraina, media online sasa-raina, serta kini akan merancang tele-visi (TV) Mentawai.

Namun TV Mentawai ini untuk se-mentara belum memberikan siara se-cara menyeluruh layaknya TV nasio-nal yang sering kita tonton, melainkanpersiapan memberikan informasi ter-kini terhadap bencana yang terjadi,sebagaimana diprediksikan banyakpakar. TV tersebut, merupakan ban-tuan dari luar negeri untuk memberi-kan peringatan dini terhadap wargaMentawai untuk meurasi risikokorban jiwa saat bencana terjadi.

Kepala Bagian Humas Joni Anwarmenjelaskan, Televisi bantuan luarnegeri itu, kini sudah berada di Stu-dio Radio Sasaraina. Saat ini sudahdilakukan persiapan perangkatnya se-cara teknis. Diprediksikan, awal Meisudah rampung semuanya dan siapmemberikan informasi terkini.

”Televisi itu bukan memberikansiaran film, lagu atau berita layaknyatelevisi nasional yang sering kita ton-ton. Tapi televisi ini akan memberikaninformasi terkini jika terjadi gempadahsyat dan berpotensi tsunami. Jikabencana itu terjadi, maka semua taya-ngan stasiun televisi yang ada di Indo-nesia akan mati total diganti dengantayangan informasi dari televisi Men-tawai,” jelasnya.

Dengan bantuan televisi yangakan memberikan informasi darurat,diharapkan masyarakat Mentawailebih siaga dan mampu mengurangirisiko korban jiwa dengan waktu yangrelatif singkat

(redaksi)

Page 3: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-20133 opini

P a k l e k

c a r i b a d a i

DIDUGA

Kolom “cari badai” ini disediakanuntuk pembaca yang memilikipandangan kritis secara objektifterhadap masalah dan kendala yangdihadapi pemkab Mentawai, tanpamengandung unsur sara. Kirimkantulisan anda beserta foto di email:

[email protected].

Kolom ini disediakan untuk pembacayang memiliki karya tulis baikberbentuk opini, artikel, esay. Panjangtulisan maksimal 2 halaman kuarto.Kirimkan tulisan anda besertaidentitas jelas di email:

[email protected].

KUA, Kantong Uang Atasan (?)

Oleh : Fachrul Rasyid HFWartawan Senior

PENJELASAN M Jasin, Inspek-tur Jenderal Ke­menterian Agama 26Desember 2012 membuat ba­nyakorang terperangah. Katanya, pungu-tan liar di Kantor Urusan Agama(KUA) di seluruh Indonesia menca-pai Rp 1,2 triliun setahun. Jumlah itudihitung berdasarkan 2,5 juta perni-kahan setahun. Tiap pernikahan di-pungut minimal Rp 500 ribu. Padahaltarif resmi diatur PP No. 47 Ta­hun2004 tentang Tarif Penerimaan Ne-gara Bukan Pajak di DepertemenAgama, hanya Rp 30 ribu/per-nikahan.

Sebenarnya saat masih men­jabatwakil ketua KPK, 1 Desember 2011lalu, Jasin sudah memberi aba-aba.

Kala itu ia mengungkapkan hasilsurvei integritas tentang pelayananKUA yang dinilainya sangat rentanpungli. Tapi Dirjen Bimas IslamKemenag Abdul Djamil mengaku takpernah membenarkan tindakanpungli bia­ya pencatatan nikah di luarPP No 47/2004 itu.

”Saya tegaskan kalau ada pegawaiKUA yang menarik biaya di luar itubisa dikenai sanksi. Masyarakat di-minta melaporkan pungli tersebut,”kata Djamil kepada wartawan.

Kantong Uang AtasanKalau saja Djamil turun ke berba-

gai daerah, misalnya ke Sumatera Ba-rat, mungkin bisa mendengar ber-bagai keluhan para KUA tersebut.Dan itu, setidaknya bisa jadi bukti be-nar tidaknya hasil temuan Irjen MJasin.

Di antara KUA itu ada yang secaraspontan menyebut diri anjungan tunaimandiri (ATM). ”Atasan memper-lakukan kami sebagai ATM, pak,”kata mereka. Menurut mereka, tarifresmi biaya pernikahan memang ha-nya Rp 30 ribu sesuai PP No 47 Ta-hun 2004 itu. Dari Rp 30 ribu itu nantidikembalikan ke KUA Rp 19.200sebagai biaya operasional. Tapi, bu-kan uang operasional itu yang dikem-balikan malah kami yang sering di-mintai uang. Karena itu, atas perintahata­san kami memungut uang nikah

minimal Rp 300 ribu dan Rp 500 ribu.”Berpandai-pandai sajalah,” katamereka menyebut saran atasannya.

Sebagian uang itu digunakanmembayar honor pegawai, rata-rata3 orang tiap KUA. Yang banyak, Rp180 ribu/bulan/pernikahan dikirimke pejabat kepala kantor Kemenagkabupaten/kota atau pejabat di Kan-wil Kemenag. KUA juga harus me-bayar uang jalan tim pemeriksa yangturun tiga bulan sekali. Kadang, mes-ki tak turun memeriksa, uangjalannya harus disetorkan juga.

Setiap KUA juga harus beriuranRp 200 ribu tiap kali pejabat KakanKemenag melakukan perjalanan di-nas atau perjalanan pribadi ke luardaerah. Misalnya, menyambut keda-tangan menteri atau dirjen di Padang.Biaya akomodasi dan kosumsi pe-jabat kasi-kasi dan Kakan Kemenagditanggung para KUA. Begitu jugakalau ada pejabat menunaikan ibadahhaji atau cuma berlibur ke Jakartaatau Batam. Bila pejabat Kakan Ke-menag atau Kanwil Kemenag”baralek”, seperti baru-baru ini adapejabat Kan­wil Kemenag ”baralek”,pe­ja­bat Kakan Kemenag mema­tokuang kado Rp 200 ribu/KUA.

Tiap bulan gaji KUA termasukpegawai di jajaran Kemenag dipotongRp 5.000. Uang makan KUA juga

dipotong tiap bulan 2 hari (Rp 50ribu), katanya, untuk biaya peringatanHari Amal Bakti (HAB) Kemenag.Lucunya, jumlah uang terkumpulsudah berlebih dari kebutuhan tapiselalu dilaporkan tekor. Dana sertifi-kasi guru juga dipotong 3 persen tiapbulan. Hebatnya, kepada para gurusertifikasi disodorkan surat pernya-taan bermeterai bahwa tidak ada pe-motongan dana sertifikasi.

Di sebuah kabupaten, ada pem-bangunan kantor KUA. Untuk mem-beli tanahnya, Rp 120 juta, dipinjamuang koperasi. Lalu, sesuai edaran Ka-kan Kemenag pinjaman itu dicicil olehseluruh KUA Rp 35.000/pernikahan,terhitung sejak tahun 2010 sampai2013. ”Kami kira dana pembangunanitu sudah ada dari pusat, kok dimintalagi kepada kami,” kata mereka.

Yang lucu, iuran perbaikan mobildinas. Belum lama ini mobil dinaspejabat di Kanwil Kemenang dipakaidi hari libur dan mengalami kecela-kaan. Lalu datang perintah dari KakanKemenag kepada para pejabat KUAbahwa biaya perbaikannya sekitar Rp20 juta. Tiap KUA diminta beriuran.Jum­lah uang terkumpul mencapai Rp40 juta. Kami tak tahu ke mana uangyang Rp 20 juta lagi.

Mereka mengaku tak sampai hatimelanggar sumpah jabatan dan per-

aturan yang berlaku. Ka­lau misalnya,pernikahan itu jauh dari kantor masihwajar kalau mendapat uang jalan darikeluarga pengantin. Anehnya perni-kahan di kantor pun diminta minimalRp 300 ribu. Kawan-kawan terpaksamelakukannya karena, katanya, KUAitu sudah berubah arti jadi KantongUang Atasan.

Begitu pun ada di antara KakanKemenag yang menganjurkan supayatiap pejabat KUA membeli mobil.”Kalau pakai mobil, para pejabatKUA akan kelihatan lebih berwiba-wa,” begitu si pejabat beralasan. Tapidi antara KUA malah memilih me-ngundurkan diri dari PNS Kemenag,karena takut terjerumus lebih dalam.

Jalan BuntuCerita para KUA itu tentu perlu

dikonfirmasi lagi. Sebab, mereka takberani melapor kepada pihak ber-wajib karena takut dimutasi atau di-pecat. Di samping itu pegawai di Ke-menag, juga para KUA, kebanya-kannya alumni IAIN. Lapangan kerjamereka sangat terbatas. Bekerja diKemenag atau KUA, seolah beradadi jalan buntu. ”Inilah kenapa merekapasrah saja dan menjadi lahan suburpraktik penyelewengan,” ujar seorangKUA.

Selain tak ada kepastian perlindu-ngan hukum bagi para pelapor, me-

reka menilai aparat hukum kurangserius mem­bongkar penyimpangantersebut. ”Kalau saja ada kepastianperlindungan hukum, kami akanramai-ramai melaporkan penyimpa-ngan itu ke KPK,” katanya.

Kita tentu cuma bisa berharap mu-dah-mudahan intelijen KPK men-dengar keluhan para KUA. Kemudiandengan adanya kesepakatan antaraKemenag dan Pusat Pelaporan Anali-sis Tran­saksi Keuangan (PPATK)untuk memantau lalu lintas uang pe-jabat Kemenag yang di­anggap me-miliki rekening tak wajar, akan ter-bongkarlah berbagai penyimpangandi jajaran Kemenag termasuk diperguruan tinggi Islam.

Semua pihak terutama kalanganIslam, punya harapan serupa. Sebab,berita tentang pungli di KUA itu sajasudah membuat tulang belulang kitajadi ngilu. Maklum pejabat Kemenag,termasuk KUA, umumnya adalah dai,khatib dan bahkan ada yang diper-lakukan sebagai ustad atau ulama.Dilihat dari latar belakang pendidikanmaupun dari fungsi dan perannyadapat dipastikan mereka orang-orangyang mengerti dan tahu perbutandosa.

Apa yang diungkapkan M Jasinmenunjukkan kepada kita bahwa or-ang yang mengerti dosa yang seha-rusnya jadi panutan, seolah-olah, me-rasa tak berdosa berbuat dosa. Ke-nyataan itu sungguh merisaukan. Se-lain merusak citra agama, kejadian itudan berbagai tindak pidana korupsidi Kemenang sebelumnya, akan me-nambah alasan pihak-pihak tertentuyang selama ini menuntut agar Ke-menag dibubarkan. (*)

Cerita para KUA itu tentu perlu dikonfirmasi lagi.Sebab, mereka tak berani melapor kepada pihakberwajib karena takut dimutasi atau dipecat. Di

samping itu pegawai di Kemenag, juga para KUA,kebanyakannya alumni IAIN. Lapangan kerja mereka

sangat terbatas. Bekerja di Kemenag atau KUA,seolah berada di jalan buntu.

S AAT bangsa Indonesia,tepatnya di bawahkepemimpinan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono, melakukanaksi bersih-bersih dari tindakanKorupsi, Kolusi, Nepotisme, kata”diduga” sering kali menjadi asumsibagi seseorang bakal tersandungkasus KKN tersebut. Padahal, dalambahasa media dan hukum, kata”diduga” merupakan kata perlindu-ngan terhadap seseorang yang belumpasti salah atau praduga tak bersalah.

Maaf, penulis bukan pengacaraatau sarjana hukum, namun dalamperkembangannya saat ini, kata ”di-duga” merupakan hasutan atau untukmenghimpun opini publik serta men-dapatkan dukungan dari semua pihak,bahwa seseorang yang menyandangstatus kata ”diduga” merupakan mo-dal utama untuk memastikan bersa-lah. Tidak jarang orang menyandanggelar ”diduga” statusnya akan cepat

naik menjadi ”saksi”, dan kemudianterus mengerucut seiring denganhasil investigasi menjadi ”tersangka”.Tentunya status tersangka itu didasaridengan bukti-bukti yang menguatkansecara hukum.

Secara psikologis, orang yang be-lum pernah berhubungan dengan hu-kum atau meja hijau, mentalnya ak-an goyang dan pikirannya berkeca-muk tidak menentu atau galau. Bagiseorang pejabat teras di daerah, me-nyandang gelar status ”diduga”, akanmenjadi beban mental pribadinyayang diakibatnya menjadi bulan-bulanan pemberitaan media massa.Kemudian langkah selanjutnya, apa-rat penegak hukum pun semakin be-kerja keras mencari bukti dengandesakan atau teriakkan media massa.

Terlepas dari semua itu, sungguhtidak menyenangkan bagi seseorangyang menyandang gelar ”diduga”,apalagi menjadi saksi dalam kursi pe-

sakitan. Media massa sendiri juga padaprinsipnya tidak pernah menghakimiseseorang yang ”diduga” atau ”saksi”,melainkan hanya keingintahuannya apasebenarnya yang terjadi. Di samping itu,publik tentunya juga ingin mendapat-kan informasi lanjutan terkini dari me-

dia massa terkait seseorang yang me-nyandang gelar ”diduga”, atau ”saksi”.

Aksi bersih-bersih SBY dari KKNselama 10 tahun terakhir ini, menjaditopik dan judul yang empuk bagi me-dia massa. Selain itu, tentunya mediamassa juga mendukung program ataukebijakan nasional bangsa ini untukmembersihkan tindakan korupsi danlainnya yang melawan hukum. Se-mentara, sebagian besar publik, mes-kipun penulis belum melakukan pe-nelitian atau survey, sudah jenuh de-ngan informasi korupsi yang tiadahenti dan habisnya.

Dari berbagai lembaga, baik legis-latif, eksekutif, dan yudikatif, semua un-tuk saat ini sudah terlibat korupsi. Ma-ka masyarakat sendiri mulai dibingung-kan untuk mencari kepercayaan hukumdi bangsa yang berpayung hukum.

Cuek, egois, dan saling benci, saatini sudah menjadi watak rakyat bang-sa Indonesia. Dari sikap itulah, lahir

kemurkaan di antara satu bangsa sen-diri saling membunuh dengan berba-gai cara. Jika memang kita peduli de-ngan hukum, maka di mana hukumitu akan kita arahkan.

Namun malangnya, rakyat kecilyang tidak bisa membayar pengacarasampai miliaran rupiah itu harus de-ngan cepat masuk ke dalam kamar ke-cil yang dilapisi dngan jerusi besi. Pa-dahal, jika dianalisa secara hukum, me-reka terkadang juga tentu belum ber-salah. Semoga kita mendapatkan ke-adilan meskipun untuk saat ini sudahdidapatkan.

Page 4: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-20134utama

GubernurSentilPoldaMembangun DaerahBanyak Gangguan

Padang, Sasaraina—Gencarnya pembangunandaerah di seluruh kabupaten dan kota yang ada diSumatera Barat sering mendapatkan berbagaigangguan. Akibatnya, pembangunan yang harusdinikmati dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatluas harus terhambat, bahkan tak jarang bataldilaksanakan. Hal ini disampaikan GubernurSumatera Barat Irwan Prayitno, ketika memberikansambutan pada peresmian Kapal Motor Penumpang(KMP) Gambolo beberapa minggu lalu.

Menurut Irwan Prayitno, saat ini ProvinsiSumatera Barat bersama daerah lain, khususnya KotaPadang dan Mentawai sedang gencar melakukanpembangunan. Di antaranya jalan tol dan pengem-bangan transportasi kereta api, serta untuk Mentawaisendiri pembangunan Trans Mentawai dan huniantetap. Namun dari perencanaan tersebut, sampai saatini pemerintah masih banyak mengalami kendala disosial dan hukum.

"Tahun ini kita sudah rencanakan akan memba-ngun jalan tol dari by pass sampai teluk bayur. Na-mun masyarakat sendiri justru tidak mendukungterkait masalah tanahnya yang bakal sedikit terpakai.Aksi penolakan tersebut merupakan salah satu gang-guan untuk suksesnya pembangunan daerah dan tu-juannya juga untuk kesejahteraan mayarakat sendiri,"jelasnya.

Menurut Irwan, dalam melaksanakan programpembangunan, pemerintah tidak serta-merta bisasukses tanpa ada dukungan berbagai pihak, khusus-nya masyarakat sendiri. Maka partisipasi dan peranmasyarakat sendiri sangat menentukan suksesnyapembangunan pemerintah yang sudah direncanakan.

Di sisi lain, dalam melakukan pembangunan, pe-merintah juga sering mendapatkan gangguan secarahukum. Sikap ini ditunjukkan gubernur atas ke-prihatinannya terhadap perencanaan hunian tetap(huntap) Mentawai yang harus dihadapkan denganhukum. Padahal baru beberapa minggu lalu, pihakprovinsi sendiri baru menerima surat dari kemenhutuntuk pembebasan hutan yang bakal dijadikanhuntap.

"Coba kita bayangkan, surat kemenhut saja barukita terima beberapa minggu lalu, dan uang pem-bangunannya juga masih di kas daera dan belum di-cairkan, tapi kok sudah dituding adanya dugaan me-lakukan korupsi. Hal ini juga merupakan gangguanbagi pemerintah daerah untuk melakukan pemba-ngunan yang seharusnya selesai dalam satu tahun,tapi akhirnya harus mundur pada tahun berikitnya,"sindir Irwan untuk Polda terkait pemeriksaan BupatiKepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet terkaitanggaran hunian tetap.

"Kita Provinsi akan fokus membantu pembangu-nan Mentawai agar secepatnya tidak terlalu lambatdalam melakukan pembangunan secara menyeluruh.Saat ini, provinsi sangat mendukung terhadap pro-gram pembangunan Trans Mentawai. Ini penting agarsebagaian desa di Mentawai Mentawai tidak terlalulama terisolir, sehingga perekonomian secepatnyamaju dan berkembang," janjinya.

Irwan mengharapkan, dalam mensukseskanpembangunan pemerintah, semua pihak turutmendukungnya. Namun jika memang ada bukti kuatadanya penyimpangan anggaran terhadap semuakegiatan, juga tidak mengintervensi penegak hukum.

Harga Bongkar Muatan Jangan DipalakPadang, Sasaraina—Tingginya lonjakan

berbagai harga dagangan di KabupatenKepulauan Mentawai menjadi perhatian bagiGubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno.Seperti sudah menjadi rahasia umumnya,adanya dugaan praktik pemalakan hargabongkar muatan dalam Kapal Ambu-Ambu.

Dalam kesempatan meresmikan KMPGambolo di Pelabuhan Bungus, GubernurSumatera Barat Irwan Prayitno menyatakan,semua tarif bongkar muatan kapal harus se-suai dengan aturan. Apalagi nantinya ketikaKMP Gambolo dioperasionalkan, jangan adaterjadi praktik pemalakan harga bongkarmuatan. Hal ini bisa berdampak pada tinggi-nya harga jual dagangan di Mentawai. Selainitu, para pedagang juga merasa mendapatguncangan harga akibat adanya praktikpemalakan bongkar muatan.

”KMP Gambolo ini kita resmikan untuk

meningkatkan perekonomian masyarakatMentawai yang selama ini terkendala denganakses transportasi. Maka semua harus meme-nuhi aturan, termasuk tarif bongkar muatan.Jangan ada seperti main pamalak terhadaptarif bongkar muatan, kasih para pedagang,”tegas Irwan.

Selain itu, Irwan Prayitno juga menegurkeras pada setiap penumpang agar selalumembeli tiket. Hal ini penting, karena denganmemiliki tiket akan menjadi penumpang yangresmi. Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidakdinginkan, perusahaan asuransi bisa mem-berikan bantuan.

”Saya ingatkan lagi, semua penumpangharus membeli tiket, tidak ada yang grati naikkapal. Sebab dengan membeli tiket, kita akanmenjadi penumpang yang resmi danmendapatkan hak-hak nantinya jika terjadisesuatu yang tidak diinginkan,” tegus Irwan.Irwan Prayitno

FOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

GAMBOLO: Kapal Very milik BUMN kini menambah armada penyeberangannya untuk jalur Padang-Mentawai dengan menambah kapal Gambolo.

Page 5: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-20135 utama

GAMBOLO DIRESMIKANGubernur :Ditambah Kapal,PNS Jangan SeringKabur ke PadangPadang, Sasaraina—Minimnyasarana transportasi ke Kabupaten Ke-pulauan Mentawai menjadi perhatianPemprov Sumbar. Kemarin, DinasPerhubungan Sumbar menambah sa-tu unit kapal perintis untuk memu-dahkan mobilitas warga Bumi Sikerei.

Kapal perintis itu diserahkan ke-pada PT Angkutan Sungai Danau danPerairan (ASDP) Padang, selaku ope-rator kapal perintis. Kapal perintisbernama KMP Gambolo berkapa-sitas 300 penumpang dan 150 tempattidur itu, diserahkan Gubernur IrwanPrayitno secara simbolis di pelabuhanpenumpang Bungus Teluk Kabung.

Hadir dalam pengoperasian kapalperintis KM Gambolo itu, Wali KotaPadang Fauzi Bahar, Bupati Kepu-

lauan Mentawai, Yudas Sabaggalet,Komandan Lantamal II Padang, Brig-jen TNI (Mar) Soedarmien Soedar,utusan PT Bayu Sentosa, selaku kon-traktor penyedia kapal dan undanganlainnya.

“Sebelumnya, penyeberangan Pa-dang-Mentawai hanya dilayani KMPAmbu-Ambu. Dengan mulai berope-rasinya KMP Gambolo, maka jalurtransportasi antar kedua daerah bisalebih lancar,” ungkap Irwan Prayitnokepada wartawan seusai peresmianpengoperasian KMP Gambolo.

Kapal baru berbobot 500 grozzton (GT) yang dibeli sekitar Rp 260miliar itu, merupakan seri terbaruuntuk kelas roro perintis. Kapal itudipesan sejak tahun 2011 dan sudahdua bulan bersandar di PelabuhanBungus karena harus menunggu izindan uji coba penggunaannya.

Dengan tambahan satu unit kapal,maka transportasi Padang-Mentawaibisa dilakukan setiap hari, kecualiMinggu. Sebelumnya, penyeberanganke Mentawai dengan Kapal Ambu-Ambu hanya 2 kali seminggu.

Dongkrak Komoditas Pertanian MentawaiAKIBAT minimnya mobilisasi ke

Kabupaten Kepulauan Mentawaimembuat beberapa komoditas perta-nian tidak mengalami kendala dalampemasaran. Selama ini, diakui hanyaKapal Ambu-Ambu saja yang bisamembawa hasil pertanian Mentawai,itu pun semuanya tidak bisa tertam-pung akibat kapasitas kapal yangterbatas.

Walikota Padang Fauzi Bahar me-nyatakan, melalui tambahan KapalGambolo, diyakini hasil komoditaspertanian Mentawai akan semakinmembaik. Sebab selama ini hasil per- Fauzi Bahar

PERESMIAN: Gubernur SUmbar, Ir. Prayitno, bersama Wali Kota Padang Fauzi Bahar, Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet, Komandan Lantamal II Padang, Brigjen TNI (Mar) Soedarmien Soedar,utusan PT Bayu Sentosa, selaku kontraktor penyedia kapal dan undangan lainnya pada peresmian Kapal Gambolo pelayaran tujuan Padang—Mentawai.

tanian tidak bisa tertampung olehperut Kapal Ambu-Ambu untuk di-pasarkan ke Kota Padang, umumnyaSumatera Barat. Akibatnya, pereko-nomian para petani di Mentawailemah.

"Saya yakin, dengan tambahan Ka-pal Gambolo ini, hasil pertanian Men-tawai, seperti pisang, kakao, keladi,kopra, cengkeh, dan lainnya bisa ter-tampung dan dipasarkan untuk me-menuhi kebutuhan Sumatera Barat.Semua ini belum tertampung akibatakses transportasi yang masih minimuntuk tujuan Mentawai," yakin Fauzi

Bahar saat memberikan sambutan pa-da acara peresmian Kapal Gambolodi Pelabuhan Bungus.

Di samping memberikan dukung-an, Fauzi Bahar juga akan menambahpembangunan pelabuhan Bungus. Iniperlu dilakukan untuk menyambutkebangkitan perekonomian Bumi Si-kerei. "Untuk itu, kita Pemko Pada-ng juga sudah merencanakan tamba-han pembangunan beberapa dermagadi Bungus. Anggarannya sudah terse-dia kurang lebih Rp5 M, dan akandicairkan dalam dua tahap,” ujarnya.

Ke depannya, tambah Fauzi Ba-

har, Mentawai akan secepatnya men-jadi daerah yang maju dan berkem-bang pesat. Sebab hal ini didasari de-ngan potensi pariwisatanya yang su-dah standar internasional. Surfing,hutan, dan keaslian budayanya men-jadi keunikan tersendiri yang belumdimiliki oleh daerah yang ada di Su-matera Barat.

“Saya yakin Mentawai akan segeramaju dan berkembang dengan adanyadukungan pembangunan pemerintahyang sudah direncanakan, baik TransMentawai maupun transportasi yangakan terus dimaksimalkan. (**)

Pengadaan kapal perintis itu untukmemacu perekonomian Mentawaimelalui peningkatan aksesibilitas. Se-lain penambahan kapal, pemprov ju-ga mengalokasikan dana Rp 1,2 tri-liun untuk percepatan pembangunandi daerah tersebut.

“Dana itu di antaranya membuatjalur transpotasi darat antarpulau diMentawai atau Trans Mentawai. Se-lain itu, membangun jembatan, der-maga, dan infrastruktur fisik lainnya,”papar Irwan.

Dengan ditambahnya KMP Gam-bolo, Irwan Prayitno mengharapkanagar tidak dijadikan sarana bagi PNSuntuk sering kabur ke Padang. Sikapdan kebiasaan tersebut harus diubah,sehingga pelayanan masyarakat di Bu-mi Sikerei bisa maksimal.

“Jadi sudah ditambah kapal, ja-ngan pula dijadikan oleh para PNSMentawai untuk sering kabur kePadang,” sindir Irwan.

Kepala Dinas Perhubungan Sum-bar, Mudrika mengatakan, KMPGambolo lebih canggih dari KMPAmbu-Ambu.

Bupati Mentawai, Yudas Sabagga-let mengatakan, sudah lama pihaknyamengharapkan kehadiran kapal itu.

”Dengan adanya dua kapal pe-numpang, jelas akan meningkatkan

arus transportasi ke daerah kami.Dampak tidak langsung dari lancar-nya transportasi, harga barang-barangbisa lebih murah,” kata Yudas.

(***)

FOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

Page 6: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

Masyarakat Dukung Pembangunan Bandara RokotMentawai, Sasaraina—Wakil Bu-pati Kepulauan Mentawai Rijel Sama-loisa mengatakan masyarakat daerahtersebut mendukung pelaksanaanpembangunan bandar udara di Si-pora. Pembangunan bandara tersebutdirencanakan di kawasan Sipora Dua(SP2) Kecamatan Sipora Utara danterletak di tempat ketinggian sehing-ga dapat dijadikan sebagai alternatifuntuk menghadapi berbagai kemung-kinan termasuk bencana.

”Untuk melakukan pembangunantersebut sudah dilakukan survei ke-layakan lokasi pembangunan oleh Ke-menterian Perhubungan dan semuapersiapan untuk itu sudah selesaisekarang tinggal pelaksanaan,” katadia. Dia menyebutan, di Sipora Duatelah tersedia lahan seluas 100 hektar,lebar areal 500 meter dan panjang 2kilometer.

”Pembangunan fisik bandaratersebut akan didanai oleh APBNsebesar Rp118 miliar dan diren-canakan akan dibangun tahun 2013

ini,” katanya.Untuk mendukung itu, imbuh dia,

Pemkab Mentawai pada 2011 dengandana APBD sebesar Rp900 juta telahmemulai pembuatan masterplan, ke-mudian dilanjutkan masalah Amdal,dan ”detail engeneering design” (DED)yang dikerjakan pada tahun 2012 jugasudah selesai. Pembangunan bandaratersebut nantinya memiliki landasanpacu sepanjang 1,5 Km dan akandapat didarati pesawat jenis ACR 72berpenumpang 50 orang.

”Apabila pembangunan bandaratersebut telah terlaksana akan ber-dampak positif terhadap percepatanpeningkatan kesejahteraan masya-rakat,” kata dia.

Dia menyebutkan, dengan pem-bangunan bandara tersebut akanmeningkatkan angka kunjunganwisatawan ke Mentawai karena waktutempuhnya relatif pendek sehinggakedatangan pengunjung tidak harusmenunggu jadwal kapal yang masihberjala seminggu sekali. (***)

edisi : 03/tahun IV/maret-20136khusus

Tidak Ada Penyinpangan Dana RRPadang, Mentawai—Pemkab

Kepulauan Mentawai akhirnya angkatbicara mengenai pemeriksaan BupatiYudas Sabaggalet oleh Polda Sumbarpada 26 Februari 2013, terkait danapembangunan hunia tetap korbantsunami.

Dalam jumpa pers kemarin, Ke-pala Bagian Humas Setkab Kepulau-an Mentawai, Joni Anwar menyata-kan tidak ada penyimpangan danapembangunan huntap. Dia menjelas-kan tidak ada transfer dana pemba-ngunan huntap sebesar Rp 1,3 miliardari provinsi.

”Kami ingin sampaikan bahwa Ba-pak Bupati dimintai keterangan me-ngenai proses pembentukan pokmas(kelompok masyarakat) untuk prosesrehab rekon. Ketika diperiksa Ditres-

krimsus Polda Sumbar beberapawaktu lalu, Beliau tidak ada ditanyamengenai keuangan,” ujar Joni Anwardidampingi inspektur InspektoratMiko Siregar di Kantor PenghubungPemkab Mentawai di Andalas.

Selain tentang Pokmas, tambah Mi-ko Siregar, bupati juga ditanyai daftarnomor rekening pokmas. Namunbupati tidak bisa menjawab dengan ala-san tidak mengurus rekening pokmas.

“Tidak ada dana yang ditransferPemprov ke Pemkab Mentawai, mung-kin yang dimaksud adalah ditransfer kefasilitator atau ke pokmas,” ujar Miko.

Menurutnya, bupati menjelaskantentang proses pembentukan pokmasyang disesuaikan dari hasil rapat pada9 Mei 2012 di Jakarta. Hasil rapat itumerekomendasikan tentang pem-

bangunan hunian tetap (huntap) di-rancang konstruksinya berupa rumahpanggung semi permanen tipe 36.

Karena itu, perlu SK bupati ten-tang di mana lokasi dan siapa pene-rima hibah (korban bencana). Rapatitu dihadiri BNPB, BPBD, DPRDMentawai dan masyarakat Mentawai.Mereka menyetujui hasil rapat denganpola pembangunannya menggunakanpokmas 100 persen.

Lalu pada 1 Juni 2012, munculpemberitaan tentang sekelompok or-ang yang mengatasnamakan masya-rakat Mentawai yang menyampaikanaspirasi tentang penolakan sistempembangunan huntap dengan polapokmas, tapi meminta pembangunanmelalui pihak ketiga.

Akibat protes tersebut, Ketua

BPBD Mentawai dipanggil BNPBterkait perbedaan pendapat tentangpola pembangunan huntap. Kemu-dian rapat kembali dilanjutkan pada12 Juni 2012 di Hotel Daima yang di-hadiri banyak pihak, seperti DeputiBidang RR BNPB, PJOK, mahasiswa,pemuda pengusaha, kepala desa dandusun, DPRD Mentawai dan lainnya.

Kemudian dibentuk pokmas seba-gai penerima alokasi bantuan sosialberpola hibah dengan SK BupatiMentawai No 188-45-215 Tahun2012 tentang Penetapan RR Pasca-bencana Gempa dan Tsunami Men-tawai, dengan jumlah 163 pokmas,dengan rincian 49 pokmas di SiporaSelatan, 72 Pagai Selatan, 7 di Sikakapdan 35 pokmas lainnya di Pagai Utara.

Berdasarkan data BNPB Sumbar,

dana rehab rekon Mentawai dikucur-kan melalui DIPA 2012 sebesar Rp486 miliar. Dari jumlah itu, Rp 280miliar dikelola Pemprov untuk kons-truksi hunian tetap, supervisi penga-wasan, administrasi umum dan per-cepatan pembangunan Mentawai.

Sedangkan Rp 206 miliar dikelolaPemkab Mentawai untuk mendorongpemulihan ekonomi atau mata pen-carian masyarakat. Di antaranya, sek-tor perkebunan, pertanian, perikanan,perindustrian, perdagangan, sosial,pendidikan, kesehatan, lingkungan hi-dup dan pengurangan resiko bencana.Pada tahun 2012 dikucurkan lagi danaoleh BNPB sebesar Rp 179 miliar un-tuk hunian tetap sebanyak 2.070 unit.Dana tersebut masuk ke rekeningPemkab Mentawai. (*)

Perangkat Komunikasi RadioAntarpulau Segera Tersambung

Padang, Sasaraina—KabupatenKepulauan Mentawai membutuhkanperangkat komunikasi radio yangtersambung antarpulau sehinggaakses informasi pembangunan cepatsampai ke masyarakat.

”Kita secara bertahap berupayacari solusinya. Dukungan dari peme-rintah provinsi dan Kementerian Ko-munikasi dan Informasi RI tentu sa-ngat dibutuhkan,” kata Bupati Ke-pulauan Mentawai Yudas Sabaggalet.

Menurutnya, penyediaan perang-kat komunikasi seperti pemancar ra-dio pada empat pulau di Mentawai sa-ngat penting sebagai sarana penyam-paian informasi antar masyarakatdengan pemerintah daerah.

Sebab Kepulauan Mentawai me-nyandang status daerah tertinggal ka-rena akses transportasi dan akses ko-munikasi yang masih jauh dari me-madai hingga saat ini. Kondisi geo-grafis wilayah Mentawai yang terdiri

atas empat pulau besar dan sebagianpulau-pulau kecil, sekarang trans-portasi jalur laut terutama antarpulau.

Sebanyak 43 desa dari sepuluh ke-camatan yang ada di sana, semuanyatersebar di pulau-pulau dengan jaraktempuh jalur laut ada yang mencapaidelapan sampai 10 jam.

Menurut bupati membawa Men-tawai ke luar dari keterisolasian, makasarana komunikasi dan informasiharus dibuka, begitu juga halnya de-ngan akses transportasi darat.

Khusus transportasi darat sudahada program dari pemerintah untukpercepatan pembangunan infrastruk-tur yang disebut trans Mentawai, ten-tu ini suatu harapan yang dinantikanmasyarakat. Sedang untuk akses ko-munikasi, tambah dia, Pemkab telahmenjalin kerja sama dengan pihak te-lekomunikasi untuk pembangunantower.

Kini tower yang sudah berfungsi

ada tiga unit, masih dalam tahap pem-bangunan sekitar tujuh unit diharap-kan segera selesai dalam waktu cepat.

Sedangkan yang berkaiatan saranapemancar radio dalam tahap penja-jakan dengan pihak RRI Padang, jikaada dukungan dari Kemenkominfotentu bagus sekali.

Menurut Yudas dua persoalan ini(akses komunikasi dan transportasidarat, red) jadi kunci percepatan pem-bangunan Mentawai dapat sejajardengan daerah lainnya.

Jika penyediaan perlengkapan ko-munikasi dan akses transportasi lan-car, baru dapat berbica soal kualitaspendidikan dan kesehatan serta per-gerakan ekonomi masyarakat.

”Kini pola yang sedang dirancanguntuk sosialisasi masyarakat mem-bentuk kelompok-kelompok kelom-pang capir pada komunitas nelayan,pertanian dan lainnya di tingkat ma-syarakat,” ujarnya. (*)

Perlu Sekolah UnggulMentawai, Sasaraina—Bupati

Kepulauan Mentawai Yudas Sabag-galet mengatakan daerah itu memer-lukan sekolah unggul baik menyang-kut sistem pendidikan, guru, maupunanak didik agar lahir generasi mudayang andal untuk membangun wila-yah setempat pada masa mendatang.

”Mentawai yang saat ini bisa dika-takan masih tertinggal dari daerah laindi Provinsi Sumatera Barat, membu-tuhkan sekolah yang dapat melahir-kan generasi muda yang unggul untukmasa yang akan datang, sebab itusekarang pemerintah daerah tengahmenggagas agar sekolah semacam itudapat ada di kabupaten kepulauanini," kata Yudas.

Yudas mencontohkan tentangketertinggalan daerah itu, antara lainbelum adanya seorang kapten kapalberasal dari daerah tersebut, sement-ara sebagian besar kawasan itu berupalautan.

Secara geografis, daerah tersebutseluas 6.011,35 kilometer persegi,hampir sebagian besar wilayah terse-but merupakan daerah laut. Namun,sumber daya alamnya banyak yang ti-dak dapat dimanfaatkan masyarakatdaerah tersebut, karena kurangnya il-mu pengetahuan untuk pengemba-ngan keterampilan tangkap olehmasyarakat.

Akibatnya, hasil laut banyak diam-bil oleh nelayan dari luar pulau itu.Perlunya sekolah unggul di Mentawaijuga berdasarkan jumlah pendudukyang mencapai 86.491 jiwa, namunbaru sekitar enam persen yang lulussekolah dasar dan 34 persen masihbuta ilmu pengetahuan.

”Dengan adanya sekolang unggulyang diajar oleh guru unggul, sertapelajar yang juga unggul tentu dalam10 hingga 20 tahun yang akan datang,Mentawai tidak akan kesulitan lagimencari guru, pejabat dinas, dokter,tentara, dan lainnya dari putra asliMentawai," katanya.

Yudas menjelaskan perlunya da-lam waktu dekat dirintis sekolah ung-gul di daerah itu agar melahirkansumber daya manusia yang andal padamasa mendatang. Keinginan tersebut,katanya, tidak lepas dari kondisi keter-tinggalan daerah itu, tingginya potensisumber daya alam yang belumdimanfaatkan secara baik dan dikelolasecara baik oleh putra daerah.

”Jika ada guru, dokter, dan lainnyayang merupakan putra daerah sendiri,tentu otomatis akan dapat mening-katkan taraf hidup, pendidikan, ke-sehatan, dan perekonomian masyara-kat sediri dalam jangka panjang, dimana Mentawai akan menjadi daerahyang maju di Sumbar,” katanya. (*)

FOTO: TANGGANG UNTUK SASARAINA

TINJAU : Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet, di dampingi Kepala DKP Edi Sukarni, dan MantanKabag Humas, Dahruzal, saat diwawancarai wartawan Sasaraina di lokasi Bandara Rokot yang akan dikembangkanpembangunannya.

Page 7: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-20137 khusus

Aparatur DilatihMelek Teknologi

Padang, Sasaraina—PemerintahKabupaten Kepulauan Mentawai me-ngadakan pelatihan sosial media selamadua hari untuk meningkatkan kecakapanaparaturnya dalam mempergunakan tek-nologi dalam menunjang kinerja.

Ketua panitia Nasilndo di Padang, Se-nin mengatakan, pelatihan yang diikuti50 orang peserta dari perwakilan SKPDdan UPTD se-Kepulauan Mentawai ter-sebut dilaksanakan 25-26 Maret 2012 dihotel Axana Padang.

Dia mengatakan, materi yang diberi-kan kepada peserta adalah pengenalandan pendalaman media, pengenalan danpendalaman Youtube, pengenalan danpendalaman twitter serta pengenalan danpendalaman Facebook.

”Dengan pembekalan dan pendalamantentang teknologi media oleh pegawaidiharapkan akan mendorong percepatanpembangunan karena semua mem-butuhkan komunikasi baik dengan mediadan teknologi komunikasi,” jelasnya.

Dia mengatakan, tujuan dari pelatihantersebut adalah untuk menciptakan apa-ratur yang memiliki kecakapan dan pe-ngetahuan mengenai media sosial untukkepentingan Pemerintah.

”Selain itu pelatihan ini juga berman-faat untuk berbagai kegiatan yang ada dilingkungan pemkab tersebut bisa disebar-luaskan ke tengah masyarakat,” katanya.

Dia berharap, dengan meningkatnyakemampuan pegawai dalam menyampai-kan informasi diharapkan semua pro-gram pemerintah dapat tersosialisasi de-ngan baik ketengah masyarakat. (*)

Mentawai Kejar Ketertinggalan

Padang, Sasaraina—PemerintahKabupaten Kepulauan Mentawaimenyiapkan enam program prioritaspembangunan untuk membawa dae-rah itu keluar dari ketertinggalan se-hingga kondisi kehidupan masyarakatsetempat dapat menjadi lebih baik.

Bupati Kepulauan MentawaiYudas Sabaggalet menjelaskan, enamprogram tersebut yaitu pembangunanTrans-Mentawai, sekolah unggul,puskesmas plus, pengembanganekonomi sektor riil dan infrastruktur,dan Mentawai terang.

Menurut Yudas, program trans-Mentawai merupakan upaya membu-ka jalan di empat pulau besar yaitu Si-berut Sipora, Pagai Utara dan Pagai Se-latan sehingga di sepanjang pulau da-pat ditempuh kendaraan roda empat.

Jika pada pulau tersebut telah ter-sedia akses jalan yang memadai, dilan-jutkan dengan membangun pela-buhan maka akan dapat dioperasikankapal feri yang berfungsi sebagai

transportasi antarpulau itu, kata dia.Dijelaskannya, selama ini jika war-

ga pada masing-masing pulau hendakberkunjung ke pulai lain harus melaluiPadang dan jika trans-Mentawai telahrampung akan lebih efisien tanpa

harus ke Padang.Kemudian, Pemkab Mentawai

akan membangun sekolah unggul se-bagai upaya menyiapkan generasimuda Mentawai untuk dapat melan-jutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Berdasarkan data statistik pendu-duk Mentawai yang tamat SLTA ha-nya enam persen dan melalui sekolahunggul tadi lulusannya diharapkan da-pat melanjutkan pendidikan pada per-guruan tinggi terkemuka di Tanah Air.

Selanjutnya, pembangunan pus-kesmas plus yang bertujuan mening-katkan taraf kesehatan masyarakatyang disiapkan di Sikakap, Sioban, Si-berut Selatan dan Siberut Utara.

”Kehadiran puskesmas plus dapatmembantu warga yang sakit dengankonsep rawat inap dan peralatan pen-dukung sehingga tidak harus ke ru-mah sakit yang berada di ibu kota ka-bupaten atau ke Padang,” katanya.

Berikutnya, program pengemba-ngan ekonomi sektor riil denganmemberdayakan usaha kecil dan me-nengah agar dapat lebih berkembang.

Dalam hal ini juga akan dibanguntitik pertumbuhan ekonomi berbasislaut mengingat hampir 90 persen dae-rah Mentawai berada di pinggir pantaidengan mengoptimalkan hasil lautberupa ikan dan lainnya.

Selain itu pengembangan infra-struktur juga akan dilakukan denganmembuka akses jalan darat antara satudesa dengan desa lainnya sehinggadapat membuka keterisolasian .

Terakhir akan digagas programMentawai terang dengan target semuadesa yang ada dapat dialiri listrik baikmelalui generator, pembangkit listriksederhana, dan lainnya sehingga se-mua desa menjadi terang. (*)

Siapkan EnamProgram PercepatanPembangunan

Trans Mentawai Upaya Kembangkan Ekonomi

Bupati Optimis Mentawai TerangPadang, Sasaraina—Bupati Kepulauan

Mentawai, Sumatera Barat, Yudas Sabaggaletmeyatakan optimis program ”Mentawai Te-rang” dapat tercapai dalam tahun 2013 dansemua kawasan pemukiman di wilayah itu bisadialiri listrik.

”Kita berharap Mentawai Terang terwujud,adanya listrik diseluruh daerah di kawasan ini,tentu perkembangan daerah dapat dilaksana-kan mulai dari ekonomi, pendidikan, keseha-tan dan lainnya,” kata Yudas.

Dia menambahkan, agar mewujudkanMentawai terang tersebut, pada 2013 ini kitajuga telah menganggarkan dalam APBD Rp3miliar, untuk percepatan kepemilikan listrik diseluruh wilayah.

Kebutuhan listrik bagi masyarakat denganpopulasi 86.491 jiwa didaerah kepulauan seluas6.011,35 kilometer persegi, tersebut menurut

pemerintah daerah setempat dibutuhkan se-bab, saat ini masih termasuk daerah palingteringgal di Provinsi Sumbar.

Berdasarkan data pemerintah daerah itu,saat ini dari 43 desa yang ada, baru dua sam-pai tiga desa yang teraliri listrik bagi kebutuhanmasyarakat, sehingga kebutuhan akan pene-rangan di kepuluan itu merupakan hal yangpaling utama untuk menunjang pengemba-ngan dalam bidang lainnya agar segera terlepasdari ketertinggalan.

”Dengan adanya program mentawai terangini diharapkan pada akhir masa jabatan sayananti setidaknya hal tersebut dapat segera ter-atasi, minimal semakin banyak desa yang me-miliki listrik, baik itu melalui tenaga diesel, so-lar sel, dan lainnya,” ujarnya.

Yudas menambahkan, bagaimana Menta-wai akan berbicara pendidikan, kesehatan, dan

lainnya, jika penunjangnya saja belum bisadilengkapi, sebab kebutuhan akan peneranganatau listrik tersebut merupakan salah satu yangutama untuk mendukung Mentawai bangkitdari ketertinggalan dari bidang-bidang lainnya.

Selain membutuhkan ketersediaan tenagapenerang atau listrik, daerah tersebut juga te-ngah giat untuk membangun sarana komuni-kasi, sebab baru beberapa daerah yang dapatdijangkau oleh pengembangan teknologi, se-perti tower telekomunikasi dan lainnya.

”Saat ini ada kita juga menunggu lima to-wer yang rencananya akan dibangun didaerahini dalam waktu dekat, untuk membantu aksestelekomunikasi didaerah terpencil KepulauanMentawai, sehingga setiap masyarakat dapatmemanfaatkan teknologi informasi yang lebihbaik dan percepatan pengetahuan bagimasyarakat dapat ditingkatkan,” tegasnya. (*)

Padang, Sasaraina—BupatiKepulauan Mentawai Yudas Sabag-galet mengemukakan pembangunanjalur trans Mentawai merupakan sa-lah satu upaya mengembangkan per-ekonomian di daerah itu denganmemperlancar akses jalan di empatpulau besar.

”Jika akses transportasi antarwila-yah serta antarpulau telah terbuka,hal itu akan meningkatkan mobilitasmasyarakat yang berdampak positifpada meningkatnya aktivitas ekono-mi,” katanya.

Ia menjelaskan program transMentawai merupakan upaya mem-buka jalan di empat pulau besar yaituSiberut Sipora, Pagai Utara dan Pa-gai Selatan sehingga di sepanjangpulau dapat ditempuh kendaraanroda empat.

Logikanya, kata dia, bagaimanamau bicara pembangunan ekonomi,pendidikan dan aspek lainnya jikatidak ada jalur transportasi yangmemadai.

Menurut dia, jika di pulau terse-

but telah tersedia akses jalan yangmemadai, dilanjutkan dengan mem-bangun pelabuhan, akan dapat di-operasikan kapal yang berfungsi se-bagai transportasi antar pulau.

”Dengan demikian, tingkat mo-bilitas warga yang hendak keluar danmasuk ke daerah ini menjadi lebihtinggi terutama pada sektor eko-nomi,” kata dia.

Dikatakannya, selama ini jika war-ga Siberut hendak ke Sipora harusmelalui Padang dan jika trans Men-tawai telah rampung akan lebih efisientanpa harus ke Padang dulu.

Kemudian, jika trans Mentawairampung, program pengembanganekonomi sektor riil dengan member-dayakan usaha kecil dan menengahdapat lebih berkembang.

Hal ini diwujudkan dengan mem-bangun titik pertumbuhan ekonomiberbasis laut, mengingat hampir 90persen daerah Mentawai berada dipinggir pantai dengan mengopti-malkan hasil laut berupa ikan dankomoditas lainnya. (*)

FOTO

: IST

IMEW

A

LICIN : Jalan menuju pengungsian Pagai Selatan licin dan sulit dilewati oleh kenderaan ketika hujan mengguyur.

NASLINDO

FOTO

: IW

AN/S

ASAR

AINA

FOTO: ISTIMEWA

DISORONG : Semua kenderaan yang mlintasi pengungsian PagaiSelatan harus disorong karena licin setelah hujan.

Page 8: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-20138demokrasi

Mentawai, Sasaraina—Ketua Komisi PemilihanUmum (KPU) Kabupaten Kepulauan MentawaiBastian Sirirui mengatakan telah mengusulkan agarpada pelaksanaan pemilihan umum 2014 daerahini dibagi menjadi empat Daerah Pemilihan(Dapil). Dia mengatakan, sebelumnya daerahtersebut hanya terdiri dari tiga Dapil di antaranyaSiberut 9 kursi, Sipora 5 kursi dan Sikakap 6 kursidengan total kursi di DPRD Mentawai sebanyak20 kursi.

”Untuk pengusulan tersebut KPU sudahmelakukan rapat koordinasi dan konsultasi publiktentang penyusunan dan alokasi kursi untukpemilihan umum (Pemilu) 2014 mendatang,”katanya.

Menurutnya, usulan tersebut sudah sesuaidengan aturan KPU No 5 2013 dan UU No 8 2013tentang pemilihan umum, jadi kami yakin usulantersebut akan dapat dikabulkan oleh KPU Pusatkarena pembagian alokasi kursi dan Dapil tersebutakan ditetapkan melalui keputusan KPU.

Disebutkannya, pembagian Dapil yangdiusulkan yakni Dapil I Siberut Barat dan SiberutUtara dengan jumlah penduduk 16.107 dengankuota 4 kursi. Dapil II Siberut Selatan, SiberutBarat Daya dan Siberut Tengah dengan jumlahpenduduk 22.130 dengan kuota 5 kursi, Dapil IIIadalah Sipora Utara dan Sipora Selatan denganjumlah penduduk 18.976 dengan kuota 5 kursi,Dapil IV adalah Sikakap, Pagai Utara dan PagaiSelatan dengan jumlah penduduk 25.142 dengankuota 6 kursi.

”Usulan tersebut telah kami sampaikan ke KPUPusat untuk dapat ditetapkan, sementara itu segalabentuk proses baik rapat dan sosialisasi yangdilakukan sebelumnya adalah bagian dari prosespenetapan Dapil tersebut,” katanya.

Diharapkan, semua tahapan Pemilu khususnyadi daerah Mentawai akan dapat berjalan lancar se-suai dengan tahapan yang sudah direncanakansehingga pesta demokrasi akan benar-benarmenunjukan keterwakilan masyarakat sebagaipemegang kedaulatan tertinggi. (***)

2014, Mentawai Diusulkan IV DapilFOTO: ISTIMEWA

WAWANCARA : Ketua KPU Kabupaten Kepulauan Mentawai, Bastian Sirirui memberikan penjelasan persiapan KPU jelang Pilkada beberapa tahunlalu kepada seorang wartawan.

Page 9: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-20139 akses

Mimpi itu KenyataanBANYAK mimpi-mimpi bercampur

cita-cita dari warga Bumi Sikerei untukmendapatkan kenyamanan dala berlayar.Setiap naik Kapal Ambu-Ambu, suasanayang sesak padat menyeberangi luaslautan dengan menerjang badai itumenjadi beban tersendiri. Namun semuaitu kini sudah terjawab dengan hadirnyaKMP Gambolo untuk menjaminkenyamanan warga Bumi Sikerei dalammenikmati perjalanan.

Kehadiran KMP Gambolo sudahpasti akan mengurangi rasa sesak padat,sehingga setiap barang belanjaan dankendaraan bermotor pun bisa masukdengan leluasa hingga sampai pada jamkeberangkatan. Tidak seperti biasanya,menjelang pukul 12.00, pintu kapalsudah tertutup, sehingga barang

belanjaan dan kenderaan tidak bisadibawa pulang ke pulau terluar bagianSumatera itu.

Selain itu, lonjakan harga barangdagangan juga akan bisa stabil dengandaerah lainnya. Mahalnya kebutuhansehari-hari di Mentawai salah satufaktornya akibat terbebani dengan biayabongkar muatan di dalam kapal. Darisemua kendala yang dihadapi itu, wargasangat mengharapkan semuanya akanberubah yang lebih baik.

Rangkaian acara peresmian KMPGambolo dengan komitmen semua pej-abat akan terus membantu Mentawaiagar lebih cepat maju dan berkembang.Ucapan inilah yang selalu ditunggu-tunggu warga Bumi Sikerei dalam me-natap masa depan yang lebih baik. (*)

SIAP BERLAYAR : KMP Gambolo kini siap berlayar menuju Bumi Sikerei setelah hampir tiga bulan menyandar di Pelabuhan Bungus Padang. Hal ini ditandai dengan peresmian operasi KMP Gambolo olehGubernus Sumatera Barat, Irwan Prayitno.

PRASASTI : Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, di damping Bupati Kepulauan Mentawai YudasSabaggalet, Walikota Padang Fauzi Bahar, Danlantamal II Teluk Bayur saat menandatangani prasastisebagai simbol pelayaran KMP Gambolo di Pelabuhan Bungus Padang.

SAMBUTAN : Anak Buah Kapal beserta pimpinan KMP. Gambolo berbaris di depan pintu kapal untukmenyambut Gubernur Sumbar beserta rombongan untuk menggunting pita sebagai bentuk peresmianoperasi KMP Gambolo untuk pelayaran Padang—Mentawai.

PENGHIJAUAN : Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet bersama unsur pimpinan lainnyamenanam pohon di kawasan tepi Pelabuhan Bungus Padang untuk mewujudkan program nasionaldalam menghijaukan Bumi Indonesia.

BERCENGKRAMA : Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet bersama unsur Pimpinan ASDPdan Dinas Perhubungan bercengkrama usai makan siang untuk membahas singkat programpembangunan Mentawai.

FOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINAFOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

FOTO: IWAN/SASARAINA

Page 10: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-201310infrastruktur

ANDA INGIN MEMILIKI USAHAYANG MAJU DAN MENGUNTUNGKAN.

IKLAN SAJA DI HALAMAN BULETIN SASARAINA

PELUANG USAHA

Jembatan Pokai-Sikabaluan RusakMentawai, Sasaraina—Jemba-

tan Gogoinan yang menghubungkanDesa Sikabaluan- Dusun Pokai, Ke-camatan Siberut Utara kondisinyamakin rusak, papan lantai jembatanmulai lapuk, bahkan sudah ada yanghilang. Masyarakat khususnya pe-ngendara sepeda motor dan mobilmelalui jalan tersebut mesti harushati-hati.

Selain lantai jembatan yang sudahlapuk, kontruksi jembatan yangterbuat dari besi juga mulai keroposdan rusak dimakan usia. Jembatan inidibuat saat Mentawai masih berga-

bung dengan Kabupaten Padangpa-riaman.

”Kondisi jembatan juga sudah mu-lai rusak. Kita berharap ada pemba-ngunannya tahun ini sehingga mem-buat pengguna jembatan merasaaman,” kata Sandra Oktavia, CamatSiberut Utara, seperti dikutippuailiggoubat.com.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum,Sumadi, yang dikonfirmasi sebelum-nya mengatakan untuk tahun 2013 iniada pembangunan jembatan dan ja-lan. Baik pembangunan jembatanyang baru, rehab, pembangunan jalan

baru dan juga melanjutkan pemba-ngunan jalan yang belum rampungtahun 2012.

Lain halnya dengan jembatan yangmenghubungkan Desa Monganpoulamenuju Desa Sotboyak yang diang-garkan dalam kegiatan PNPM-MP2012 belum juga rampung hinggaFebruari 2013.

Berdasarkan pantauan Puailiggou-bat di lapangan, hasil kerja yang barudilakukan yaitu pembuatan pondasijembatan dari arah Monganpoula danSotboyak. Di lokasi juga terlihat pulu-han zak semen yang sudah mengeras,

beberapa besi baja untuk tulang-tulang jembatan.

Dari Surat Penetapan CamatTahun anggaran 2012 dengan Nomor900/249/SPC-CSU/IV-2012 ter-tanggal 24 April 2012, anggaran fisikpembangunan jembatan sepanjang 24meter dan lebar 2 meter tersebutRp238.450.000.

Fasilitator teknik PNPM-MPKecamatan Siberut Utara, HermanDodi yang dihubungi Puailiggoubat,Selasa 26 Februari lalu, mengatakan,keterlambatan pembangunan jemba-tan disebabkan karena keterlambatan

pencairan dana dari APBD Mentawai.”Pencairan anggaran dari APBD

terlambat jadi anggarannya baru kitakasih pada TPK kemaren ini,”katanya.

Selain keterlambatan pencairankata Dodi, tenaga teknik lapanganuntuk pembuatan jembatan tersebutdidatangkan dari Solok.

”Masyarakat lokal tidak ada yangbisa, sehingga kita datangkan dariSolok, daripada program gagal nanti-nya dalam pelaksanaan. Demikianjuga material yang didatangkan dariPadang,” jelasnya. (***)

Jalan MenujuMonganpoulaBelum Diperbaiki

Mentawai, Sasaraina—Jalanantara Desa Sikabaluan-Mongan-poula, Kecamatan Siberut Utara, Ka-bupaten Kepulauan Mentawai hancurdan becek, akibat selokan yang adadi kiri-kanan badan jalan tidakmengalir, sehingga saat hujan lebathujan air merendam jalan tersebut.

Mariani, warga Desa Monganpou-la yang menjual sayur, keladi, pisangke Sikabaluan mengeluhkan kondisijalan hal tersebut, sebab barang jua-lannya sering jatuh.

”Kadang jualan kita jatuh karenagerobaknya masuk lobang. Kita tidaktahu kalau ada lobang karena jalansudah tergenang air dan becek,”katanya.

Roimen, salah seorang pelajarSMAN 1 Siberut Utara yang setiaphari melalui jalan itu ke sekolah jugamerasakan hal sama.

”Kalau lagi kering masih mendingbisa lihat mana bagian yang bagus.Tapi kalau hujan semua sudah ter-genang tidak lihat lagi mana jalan yangbagus dan mana yang tidak,” katanyaseperti dilansir puailiggoubat.com.

Camat Siberut Utara, SandraOktavia, kepada Puailiggoubat,Kamis, 21 Februari lalu mengatakanbelum ada kepastian terkait denganperencanaan pembangunan jalanSikabaluan-Monganpoula tahun ini.

“Kita belum bisa pastikan apakahada pembangunan jalan Sikabaluan-Monganpoula atau tidak. Dan berapabesarnya anggaran P2D Mandiritahun 2013 di Kecamatan SiberutUtara,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan Sandra,terkait dengan anggaran P2D MandiriKecamatan Siberut Utara belum be-rani disampaikan dan dimana lokasipelaksanaan kegiatannya hinggaDaftar Isian Pelaksana Anggaran(DIPA) diterima kecamatan darikabupaten.

“Kita berpengalaman dari tahunsebelumnya dimana anggaran P2DMandiri yang dijanjikan ketua dewanternyata tidak masuk dalam anggaranketika dicek di bagian keuangan,sementara kita terlanjur membentukOMS dan lokasi pelaksanaan.Makanya kita pastikan dulu DIPA-nya baru kita akan sampaikan padamasyarakat,” katanya. (***)

Mentawai, Sasaraina—Pembangu-nan jalan dari Sikabaluan-Pokai DesaSikabaluan, Kecamatan Siberut Utara,untuk kedua kalinya tidak selesai olehpihak kontraktor. Sementara jalantersebut merupakan jalan utama Ke-camatan Siberut Utara yang meng-hubungkan pusat kecamatan denganpelabuhan Pokai.

Pembangunan jalan Sikabaluan-Po-kai sepanjang 7 kilometer dimulai padatahun 2011 lalu, pelaksanaan pem-bangunannya dipegang PT. Macaroni

Dua Kali Pembangunan Jalan Pokai Belum SelesaiLaggei Simeru, dengan nilai kontrakRp5.849.090.000. Pada tahun 2012lalu, kembali dilanjutkan pemba-ngunan yang pelaksanaan kegiatan di-pegang PT. Nabil Surya Persana de-ngan kontrak No.600.20/SP-03/PPK-15.09/DPU-KKM/VI-2012, dengannilai kontrak Rp4.949.947.000.

Namun pembangunan lanjutankontraktor kedua ini tidak jugakurang memuaskan masyarakatkarena pelaksanaannya tidak selesaidi tengah jalan. “Rupanya bukan

jembatan saja sekarang yang tidakselesai, jalan juga ikut menggantung,”kata Sandra Oktavia Camat SiberutUtara pada Puailiggoubat, diruangkerjannya. Kamis, 21 Februari lalu.

Kata Sandra, untuk tahun ini pe-laksanaan pembangunannya kembalidilaksanakan dengan kontraktor yanglebih bertanggungjawab untuk me-nyelesaikan pembangunan denganwaktu yang diberikan.

“Jangan tiap tahunlah kita selalusurati bupati untuk menyelesaikan

pembangunan satu jalan. Kitaberharap tahun ini bisa selesai,”harapnya seperti dilansirpuailiggoubat.com.

Kepala Dinas Pekerjaan UmumMentawai, Sumadi, mengatakan,kalau pembangunan jalan Sikabaluan-Pokai kembali dilanjutkan tahun2013. “Kita berharap pembangunan-nya selesai tahun ini. Dan akan usaha-kan proses tender cepat dan seleksikontraktor yang akan melaksanakanpembangunannya,” katanya. (***)

FOTO: DOK PNPM MPD

MERAKYAT : Camat Siberut Barat Daya, Pir Paulus turun tangan angkat cangkol ikut serta dalam proses pembangunan jalan yang dilaksanakan oleh PNPMMandiri Perdesaan.

Page 11: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-201311 kesehatan

Tenaga Medis Puskemas Saibi Samuko Ditambah

PERESMIAN Gedung POLINDES Desa Meileppet diresmikan oleh Camat Siberut Selatan yang dibangun oleh PNPMMadiri Perdesaan.

Mentawa, Sasaraina—Kekurangantenaga medis di setiap pustu maupunpolindes yang ada di wilayah Puskes-mas Saibisamukop, Kecamatan Sibe-rut Tengah, rencananya akan ditam-bah tahun ini oleh Dinas KesehatanKabupaten Mentawai. Hal itu disam-paikan Kepala Puskesmas Saibisamu-kop, Marinus kepada Puailiggoubat,22 Februari lalu.

“Setiap pustu-pustu yang tidak adatenaga medisnya, sudah kita minta kedinas dan tahun ini akan dipenuhi,disamping juga ada mutasi dan hara-pan kita bulan enam sudah ada tenagamedis yang sudah ditempatkan ditempat tugasnya,” ujarnya.

Menurutnya, paling minimalmasing-masing pustu itu ada dua or-ang, itu sudah memenuhi pelayanankesehatan kepada warga setempat.Petugas dua orang itu bisa bergantianbila ditugaskan ke luar daerah.

”Artinya pustu tidak pernah ko-song, ketika masyarakat membutuh-kan tenaga kesehatan mereka sudahada,” katanya.

Selain pustu yang dibutuhkan saatini tenaga medis untuk puskemas, em-pat perawat dan enam bidan, dan inijuga sudah disampaikan ke DinkesMentawai dan sudah disetujui.

”Serta dua orang tenaga medis kitayang ditugaskan di Sikabaluan, nantiakan ditarik kembali. Harapan kita se-mua ini dapat terealisasi nantinya,” ka-tanya seperti dilansir puailiggoubat.com.

Dari pengalaman sebelumnya,akibat kurangnya tenaga medis disetiap pustu-pustu yang ada di dusunsangat dirasakan warga. Mei Jasman(30), warga Dusun Sua mengatakanPustu di tempatnya sudah di banguntahun 2011 namun sampai kini takada tenaga medisnya.

’’Akibat tak ada tenaga medisnya,pustu tak terawat. Kalau berobat kitaharus ke Saibi dengan mengeluarkanbiaya banyak,yang jadi pertanyaanbagaimana jika terjadi penyakit me-wabah seperti muntaber? Tentunyapertolongan pertama di Pustu ini dankita berharap adanya tenaga medis diSua ini,’’ harapnya. (***)

FOTO: DOK PNPM MPD

Mentawai SiapkanPuskesmas Plus

Mentawai, Sasaraina—Pemerin-tah Kabupaten Kepulauan Mentawaikembangkan empat unit PuskesmasPlus untuk meningkatkan pelayanankesehatan di daerah tersebut.WakilBupati Kepulauan Mentawai RijelSamaloisa mengatakan, pengem-bangan pelayanan kesehatan tersebutperlu dilakukan karena merupakankebutuhan dasar masyarakat untukmendapat pelayanan secara mak-

simal.Menurut dia, jauhnya jarak tem-

puh antar daerah dengan pusat peme-rintahan di Mentawai yang membu-tuhkan waktu dan biaya besar meru-pakan faktor utama yang menyebab-kan harus meningkatkan pelayanankesehatan sehingga diperlukan tero-bosan, seperti membentuk Puskes-mas Plus.

Puskesmas Plus bentuk di empatdaearh, yakni Sikakap, Sipora Selatan,Siberut Utara dan Siberut Selatandimana daerah-daerah tersebut cukupjauh dari pusat pemerintahan Men-tawai. ”Empat daerah tersebut dipilih

sebagai tempat Puskesmas Plus ka-rena merupakan daerah strategis yangjuga merupakan kecamatan indukbagi masing-masing daerah,” ujarnyaseperti dilansir antarasumbar.com.

Dia mengatakan, Puskesmas Plustersebut akan dilengkapi dengan pe-layanan rawat inap dan ditunjang de-ngan seorang dokter umum. Pemben-tukan Puskesmas Plus tersebut, sebutdia, mengingat kebutuhan masyarakatterhadap pelayanan kesehatan meru-pakan salah satu standar minimalpelayanan yang harus diberikankarena merupakan hak dasar ma-syarakat. (***)

Rijel: ”TingkatkanLayanan Kesehatan”

Paud Bintang Mulia Rindu Fasilitas SekolahMentawai, Sasaraina—Tawa ceria30 bocah menyeruak di pagi yang ce-rah di Gereja Protestan Dusun SeayLama, Sikakap. Sesekali mereka me-nyanyi sambil melompat mengikutipetunjuk seorang perempuan dengansemangat mengacung-acungkantangan di udara.

”Melompat,” sahut Nelpi Tari, pe-rempuan muda yang menjadi tenagapengajar di Pendidikan Anak UsiaDini (PAUD) Bintang Mulia, sejaksekolah itu beroperasi Juni 2012.

Seperti dilansir puailiggoubat.com,Nelfi mengatakan awalnya di Seay La-ma tak ada PAUD, ini menjadi kege-lisahan orang tua karena kebanyakananak-anak mereka tidak bisa me-nikmati PAUD seperti di tempat lain.

Saat mereka bekerja, kebanyakananak-anak ditinggal sendiri di rumah,bermain sendiri tanpa pengawasanpadahal menurut mereka, jika PAUDada anak-anak bisa belajar mengasahpsikomotorik sekaligus bermain.

Nelfi menyebutkan, PAUD hanyaada di ibu kota kecamatan di Sikakap,dari segi jarak memang dekat, kurang

lebih 3 kilometer, namun persoalan-nya mereka mesti menyeberangi SelatSikakap. “Risikonya tinggi apalagiuntuk ukuran seorang bocah 3 ta-hun,” katanya.

Dari sana muncul ide dari masya-rakat untuk membangun PAUD ditempat mereka, Liston Sitinjak, salahseorang warga memprakarsai rembukwarga dan hasilnya memakai gerejauntuk sekolah sambil berharappemerintah mau membantu.

Nelfi mengaku sejak pertama me-ngajar sampai Februari 2013, bersamarekannya belum mendapat gaji daripemerintah baik kabupaten maupunprovinsi. ”Selama ini kami mengajarsecara sukarela,” ujarnya tersenyum.

Meski belum digaji, Nelfi menga-ku tetap semangat dan senang me-ngajar anak-anak di tempat itu. Ka-tanya, hal itu sudah menjadi visi misiseorang guru yakni mendidik, “Siapatahu ke depan mereka jadi bupati ka-rena merekalah generasi penerusMentawai,” ujarnya.

Masriani Manurung menyebutkan,mesti jarak PAUD mereka dekat

dengan Kecamatan Sikakap tapi takserta merta mereka mendapat perha-tian. Bantuan yang mereka dapat dariDinas Pendidikan Kabupaten Men-tawai hanya mainan.

”Kami dan masyarakat berharappemerintah mau membantu lebih ter-utama fasilitas belajar agar merekatambah semangat,” katanya.

Menurut Rince, salah seorang war-ga, mereka sangat terbantu denganadanya PAUD. Anak-anak yang biasa-nya berkeliaran , sekarang setiap harike sekolah. ”Anak-anak kami jadipintar bernyanyi dan berhitung tapisayang sekali belum ada bangunansekolahnya dari pemerintah,” katanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Ca-bang Dinas Pendidikan Sikakap,Fransiskus Sakeletuk, mengatakanoperasional PAUD di Mentawaiditanggung provinsi. Meski begitu,tak semua PAUD bisa dibiayai.

“Sejauh yang saya lihat pemberianterbatas, hanya beberapa paket sajauntuk beberapa PAUD yang menga-jukan proposal ke povinsi,” katanya.

(***)

Page 12: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-201312hukum & peristiwa

4 orang Tewas, Ratusan Kritis

Mentawai, Sasaraina—Kasuskeracunan penyu di Dusun Sao, DesaBosua, Kecamatan Sipora Selatan,Mentawai, kini terulang lagi. Dalamkasus kali ini, sedikitnya 148 orangkritis dan empat tewas. Data yangdihimpun dari Dinas Kesehatan Men-tawai, sampai saat ini korban tewassemuanya anak-anak. Sementara yangbaru mendapatkan rawatan intensifbaru 22 orang, selebihnya masih diPuskesmas Desa Bosua, KecamatanSipora Selatan. Hingga berita ini ditu-runkan, ratusan korban kritis itubelum bisa dievakuasi ke RSUD Men-tawai karena belum ada kapal yangmenjemput ke lokasi dusun tersebut.Dikhawatirkan, akibat keterlambatanpihak pemkab menjemput, korbantewas akan bertambah lagi.

Mendengar hal ini, Bupati Kepu-lauan Mentawai, Yudas Sabaggalet,sangat kecewa dengan perbuatan war-ganya yang tidak pernah kapok de-ngan kasus kematian yang diakibat-kan dari mengkonsumsi daging pe-nyu. Padahal, tiga hari yang lalu pulu-han warga dari dusun tetangga mere-ka keracunan, kini terulang lagisampai menewaskan.

”Aduh kasus penyu lagi, saya bi-ngung kok warga saya tidak ada ka-poknya. Saya heran, padahal ikan ka-rang, udang lopster, kepiting yang le-bih bergizi di laut Mentawai masihmelimpah ruah, tapi kenapa juga pe-nyu yang dipilihnya. Untuk saat ini,memancing ikan karang di Mentawaihanya satu jam saja dapat tiga kilo,”

bingung Yudas ketika dikonformasiSasaraina.

Dalam hal ini, Yudas akan mela-yangkan surat edara sampai ke tingkatkepala dusun untuk berhenti mela-rang makan penyu. Sebab dalam ku-run waktu tujuh bulan terakhir ini, su-dah tujuh orang warga Desa Siobantewas akibat keracunan penyu.

”Surat edaran itu tak lebih himbau-an tegas untuk masayarakat luas Men-tawai agar berhenti mengkonsumsidaging penyu. Sebab penyu meru-pakan salah satu jenis hewan laut yangdilindungi pemerintah,” tegas Yudas.

Sampai saat ini, Yudas sudah me-lakukan komunikasi intensif terhadapwakil bupati dan dinas kesehatan un-tuk segera menjemput ratusan korbankritis yang masih dirawat di puskes-mas Desa Bosua. Sebab fasilitas pus-kesmas dengan fasilitas terbatas dan

penanganan darurat tidak bisa men-jamin keselamatan korban yang masihkritis.

”Kita sudah koordinasi denganwakil bupati dan dinas kesehatan agarsecepatnya menjemput para korbanyang masih kritis di puskesmas DesaBosua. Sampai saat ini, sudah adakapal dinas DPRD, Speedboat DinasKesehatan, serta kapal bantuan dariTV One,” jelasnya.

Kapolres Kabupaten KepulauanMentawai, AKBP Cucuk Trihono,turut prihatin dengan kasus penyuyang terus terjadi berulangkali. Pada-hal, Pemkab Mentawai cukup gencarmelakukan sosialisasi dan kampanyesecara maksimal untuk melarang war-ga Mentawai mengkonsumsi dagingpenyu.

”Begini ya, pada dasarnya masya-rakat Mentawai sudah tahu kalau pe-

nyu itu beracun dan bisa menim-bulkan kematian. Tapi kalau juga ti-dak berubah, sama halnya bunuh dirisecara massal. Kami pihak polresakan bertindak secara hukum tapi be-lum ada hukum yang mengatur, danjuga perda belum ada. Saat ini, darijajaran Polres hanya turut berpar-tisipasi mengkampanyekan terhadapmasyarakat luas Mentawai akanberhenti mengkonsumsi dagingpenyu,”ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Per-ikanan Kabupaten Kepulauan Men-tawai, Edi Sukarni sangat kecewadengan berulangnya kasus keracunanpenyu. Sebab pelakunya dari bebe-rapa dusun di satu desa aja. Artinya,dengan terjadinya kasus kematian ka-rena makan penyu, warga seharusnyasadar.

”Kalau hari ini masih terulang, ituartinya warga Mentawai belum sadar.Jangan disalahkan pemerintah danpihak lainnya. Sebab kita semua seca-ra bersama sudah turun ke lapanganmembawa poster, spanduk, baliho de-ngan isi larangan akan bahaya makanpenyu,” tegas Edi.

Menurut Edi, untuk kejadian kaliini, warga Kecamatan Sipora Selatandiyakini akan berubah total untuk ber-henti mengkonsumsi penyu. Sebabsecara teori, penyu sangat suka makanumbur-umbur yang mengandungracun mematikan. Jika penyu tersebutterlalu banyak makan umbur-umbur,kemudian ditangkap warga dandimakan, maka akibatnya kematian.

”Kalau warga makan penyu tidakkeracunan, berarti itu nasibnya masihmujur karena penyu tersebut belummakan umbur-umbur terlalu banyak.Tapi kalau penyu sudah makan ratu-san umbur-umbur, pasti tewas lagi,”katanya.

Uji LaborMenindak lanjuti kasus kematian

terhadap empat warga Mentawaisetelah mengkonsumsi penyu, pihakDinas Kesehatan Kabupaten Kepu-lauan Mentawai dalam pekan ini akanmenguji daging peyu di labor. Hal inipenting dilakukan untuk mengetahuizat racun yang terkandung di dalampenyu itu sendiri.

Kepala Dinas Kesehatan Menta-wai, Warta Siritoitet menyatakan, pi-haknya sudah turun ke lokasi kejadian

untuk mengidentifikasi kasus kera-cunan penyu tersebut. Dari lapangan,pihaknya sudah membawa sisa dagingpenyu yang dimakan warga untuk dibawa ke Padang dan dilakukan ujilanoratorium.

”Kita sudah bawa beberapa po-tongan daging penyu dari siswa ma-kanan warga Dusun Sao, Desa Bosua,Kecamatan Sipora Selatan. Untuk saaini kita belum bisa menjelaskan zatracun yang terkandung dalam dagingpenyu. Jadi hasil uji laboratoium nantiyang akan menjawab,” kata Wartakepada Sasaraina.

Berdasarkan hasil data terakhiryang dihimpun Dinas KesehatanMentawai, jumlah korban yang meng-konsumsi penyu sebanyak 148 orangdan korban meninggal semuanyaanak-anak empat orang.

”Jumlah korban kritis yang dirawatdi RSUD Mentawai sebanyak 25 or-ang. Namun 3 orang dan meninggaldi RSUD karena dak tertolong lagi,sdangkan satu korban lagi meninggaldi Pueskesmas Kecamatan SiporaSelatan. Korban meninggal itu diantaranya, Joas (7), Erwin (11 bulan),Maikel (3), Atmojo (11). Jadi sekarangyang masih kritis di RSUD Mentawai22 orang, sedangkan 123 korban lain-nya di rawat di Pueksemas Kecama-tan Sipora Selatan karena tidak kritis,”ujarnya.

Menurut Warta, awalnya penyu ituditangkap oleh warga Dusun Sao saatmenyelam dengan menggunakankompresor, Sabtu (24/3). Penyelamtersebut melihat penyu besar danlangsung menangkapnya. Ternyatahasil tangkapan penyu itu dagingnyadibagi-bagikan oleh semua wargaDusun Sao. Kemudian, Minggunyadaging penyu itu mulai dicincanguntuk dibagi-bagikan. Pada Seninnya,warga mulai merasakan demam danmuntah-muntah. Saat itulah wargamulai mendatangi Puskesmas.

”Itu tradisinya di Mentawai, kalaudapat penyu dagingnya langsung di-bagi-bagikan sekampung. Daging pe-nyu itukan dionggok-onggokan, ke-mudian warga mengambilnya berda-sarkan yang mau mengambil. Bia-sanya daging penyu yang sudah dio-nggokan itu kalau tidak dijual, ya di-bagikan begitu saja. Sudah pasti kalaumereka semua makan, tentu satukampung keracunan,” jelasnya.

Terkait kasus ini, Warta bersamajajaran dinasnya beberapa tahun lalusudah cukup gencar melakukan pe-nyuluhan, sosialisasi sampai ke pedu-sunan untuk memberikan himbauankepada warga Mentawai agar berhentimengkonsumsi daging penyu. Sebabpenyu di Mentawai umumnya sudahberacun dan bisa berakibat fatal ter-hadap kesehatan sampai kematian.

”Kalau penyuluhan, sosialisasi,kampanye kita sudah cukup maksimalmelakukannya. Tapi begini, kadang pe-nyu itu di makan tidak ada racunnya,di sisin lain ada racunnya. Jadsi ketikawarga mendapatkan oenyu, merekahanya berdoa dan mengharap, semohapenyu yang mereka tangkap tidak adaracunnya. Kalau begini pandanganmereka, memang cukup susah untukdilarang. Tapi semoga kejadian ini bisamembuat sadar bagi masyarakat luasMentawai,” harap Warta. (*)

148 OrangKeracunan Penyudi Sao

Diduga Ada Calo TiketMentawai, Sasaraina—CamatSiberut Utara, Sandra Oktavia dibuatkesal dengan banyaknya pengaduanmasyarakat Siberut Utara terkait per-caloan tiket KM Simasin khususnyadi Muara Padang. Munculnya calotiket KM Simasin ini sejak dilakukan-nya penggratisan tiket kapal milikPemkab Mentawai.

”Calo tiket jelas bermain karenabaru beberapa orang yang mengantriambil tiket di loket PT. Asimi Padang,tiket sudah langsung habis. Ini tidakmasuk akal,” katanya seperti dilansirpuailiggoubat.com.

Lanjutnya, permainan calo ini jugapernah dialaminya saat dari Padangmenuju Sikabaluan. Waktu itu, pagisaat akan mengambil tiket, antreancalon penumpang sudah banyakberkerumun di depan pintu loket PT.Asimi. Saat pintu dibuka, diperkira-kan masih enam hingga tujuh orangyang masuk untuk membeli tiket, na-mun tiba-tiba petugas penjualan tiketlangsung mengatakan kalau tiket su-dah habis. “Sementara kita harus ber-angkat karena tugas, namun tiket be-lum ada karena katanya sudah habis,”katanya.

Yang anehnya, pada sore hari adacalo-calo yang menawarkan tiket KM.

Pulau Simasin dengan harga Rp100-150 ribu per lembarnya.

”Inikan semakin memperjelaskalau calo itu bermain. Kalau kitatidak masalah, tapi bagaimana denganmasyarakat dan mahasiswa yangterpaksa harus membayar Rp100-150ribu pada calo,” katanya.

Dikatakan Padil, sejak gratisnyaongkos kapal banyak petugas yangbermain untuk minta jatah. “Kitasudah tidak dapat apa-apa dan cari

uang rokok, mereka malah minta lagi.Pusing kita dibuatnya,” keluhnya.

Kapasitas penumpang KM. PulauSimasin sebanyak 110 orang. Bila tiketyang dijual agen 93 lembar berartitiket yang dipermainkan untuk dijualmelalui calo tiket dengan hargaRp100-150 ribu berjumlah 17 lembartiket. Dari penjualan inilah yangdijadikan uang rokok pihak kapal,keamanan, calo dan juga pihakpenjual tiket. (bs/r)

FOTO: ISTIMEWA

FOTO: ISTIMEWA

LUKA : Seseorang warga pesisir melihat penyu di pasisir pantai dengan kondisi luka dan berdarah.

MENYANDAR: Dua kapal milik Pemkab Kepulauan Mentawai sedang menyandardi dermaga Muaro Padang.

Page 13: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-201313 ekonomi & bisnis

Rakit Rusak, Jalur Ekonomi Taikako-Sikakap TergangguMentawai, Sasaraina—Sejak rakitpenyeberangan rusak padaDesember tahun lalu, jalurpenghubung dari Desa Taikako keSikakap nyaris lumpuh. Aktivitasperlintasan komoditi yang ingindijual di pusat kecamatan macet,kegiatan lain seperti jasatransportasi ojek ikut lumpuh.

Rencananya pada tahun lalujembatan akan dibangun olehkontraktor dari PT. Rama UtamaMandiri namun karena takmematuhi tenggat waktu yangditentukan, kontrak kerjanyalangsung diputus pemerintah.

Rakit sebagai alat utamapenyeberangan mengalami

kerusakan mulai dari badan, talipengait, drum pelampung sertatambatan perahu sudah acak-acakan. Beberapa warga yang nekatmenyeberang dengan rakit yangrusak dengan tujuan menjual hasilbumi yakni sayur, kelapa, keladi danlain sebagainya ke Sikakap sudahbanyak yang tercebur ke sungaibersama dengan sepeda motornya.

Karena rawan kecelakaan,beberapa warga terpaksa naiksampan untuk mengangkut jualannyadari Taikako ke Sikakap atausebaliknya yang menghabiskan waktukurang lebih setengah jam menyusuriSelat Sikakap ditambah dengan penatkarena mesti mendayung.

Di sisi lain, kegiatan belajarmengajar siswa jadi terganggukarena guru yang akan mengajar diDesa Sikakap kerap balik karenatidak berani menyeberang saatsungai banjir karena arusnya deras.

Menurut Pejabat Kepala DesaTaikako Marlusther Sapalakkai,pihaknya sudah pusing mengatasipersoalan tersebut karena sudahbanyak bantuan yang diberikanuntuk memperbaiki sarana itunamun tak kunjung diselesaikan.”Saya sudah kewalahan karenakepala dusun setempat memeliharafasilitas tersebut,” ujarnya.

Menanggapi persoalan tersebut,Camat Sikakap Happy Nurdiana

mengatakan, kepala desa dan dusuntidak boleh lepas tangan denganpersoalan itu.

”Permasalahannya mesti disele-saikan bersama dan melibatkantokoh masyarakat agar menemukansolusi yang baru,” katanya, sepertidilansir puailiggoubat.com.

Menurut Happy, kerusakan rakittersebut mestinya sudah bisaditangani karena dana perawatan ituada yang berasal dari pungutan kewarga sebagai bayar jasa penyebera-ngan. ”Dikemanakan dana ituselama ini, karena saya persis tahuongkos menyeberangkan satu unitmotor saja diminta bayaran Rp20ribu-Rp50 ribu,” katanya.

Ia meminta pemerintah setempatsecepatnya mengatasi persoalan itukarena rakit penyeberanganmerupakan sarana vitalpenghubung tiga desa yakni Silabu,Betumonga, Taikako termasukKecamatan.

Menyikapi perintah camat, KetuaBadan Permusyawaratan DesaTaikako, Bilmar Sapalakkaiberencana menghubungi ketigadesa tersebut untuk membicarakanalternatif rakit.

”Sarana alternatif mesti ada agarjalur trasportasi kembali normalsembari menunggu pemerintahmembangun jembatan,” ujarnya.

(***)

M EMBUKA lahanperkebunan sudahmenjadi target warga

Kabupaten Kepulauan Mentawai un-tuk mendongkrak ekonomi. Sebab ta-nah Mentawai sendiri sangat berpo-tensi untuk dijadikan lahan pertaniandari berbagai jenis tanaman. Saat iniwarga Mentawai sendiri sudah mulaikonsentrasi membuka lahan puluhanhektar untuk ditanami kakao. MeskiKabupaten Kepulauan Mentawaisudah ditetapkan daerah zona merahyang rawan dengan bencana gempadan tsunami, namun warga tetap op-timis untuk berkebun.

Untuk mendapatkan hasil panenkakao yang maksimal, beberapa fasi-litator PNPM Mandiri Perdesaan Ka-bupaten Kepulauan Mentawai meng-gelar pelatihan menanam kakao. Da-lam pelatihan itu, sengaja dihadirkandua orang petani kakao sukses dariPayakumbuh untuk berbagai penga-laman dalam mengembangkan tana-man kakao. Terungkap dalam pela-tihan itu, ternyata menanam kakao ti-dak sesulit yang dipikirkan. Cara kerjayang cukup sederhana, namun dibu-tuhkan kecermatan dan keyakinanuntuk menjadi petani kakao yangsukses.

Seorang pemateri menyatakan,menjelaskan, tanaman kakao di Men-tawai memiliki potensi yang cukup be-sar. Hal ini karena adanya dukungantanah yang subur, bahkan diyakinkan-nya, untuk tanaman kakao di Mentawaitidak lagi memutuhkan pupuk.

“Tanah di Mentawai memang su-dah subur, jadi saya menilai wargaMentawai tidak lagi perlu pupuk un-tuk tanaman kakaonya. Ini merupa-

kan keuntungan besar bagi petani ka-kao di Mentawai, sehingga bisa lebihhemat dan mendapatkan keuntunganyang lebih besar. Apalagi harga pupukjuga mahal, dan lebih mahal lagi diMentawai

karena harus terbebani denganbiaya transfortasi,” jelasnya ketikamemberikan pelatihan budidaya tana-man kakao kepada fasilitator PNPMMandiri Perdesaan di Gedung Talenta

Padang.Secara teknis disebutkannya, un-

tuk mendapatkan hasil tanaman ka-kao yang maksimal, maka sangat di-perlukan bibit unggul. Saat ini,umumnya petani kakao mengguna-kan dua jenis bibit unggul kakao. Per-tama menggunakan bibit biji unggulyang bisa diperoleh di perusahaan ka-kao yang resmi, kedua bibit kakaosistem stek.

“Memang kalau bibit unggul har-ganya sedikit mahal. Namun kita akanmendapatkan hasil panen yang mak-simal dengan perawatan yang jugamaksimal,” ujarnya.

Namun yang menjadikeluhan dimasyarakat melalui fasilitator adalahadanya beberapa serangan penyakitatau hama pada tanaman kakao.Lebih parahnya lagi, hama jeniskepala hitam (orang mencuri kakao

Tanah Subur di Zona Merahdi pohon).

“Kalau hama ulat dan sebagainyaitu semuanya ada obatnya dan bisadibeli di toko-toko yang menjual obattanaman pertanian. Namun kalauhama kepala hitam memang tidak adaobatnya. Artinya, kita sebagai petanikakao harus sering melakukankontrol ke ladang untuk memandatukedatangan hama kepala hitam,”jelasnya. (*)

PELATIHAN : Dua orang petani kakao sukses memberikan materi terhadap fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan untuk mendampingi masyarakat Mentawai yangberprofesi sebagai petani kakao pada pelatihan budidaya kakao di gedung Talenta Padang.

Mentawai, Sasaraina—SentralPasar di Km 7 Desa Sipora Jaya, Ke-camatan Sipora Utara sampai saat inibelum bisa dimanfaatkan oleh parapedagang. Meski secara fisik pemba-ngunannya sudah selesai, namun ma-sih dalam tahap pemeliharaan.

Seorang pegawai Disperindagkopmenjelaskan, masalah yang dihadapiuntuk mengoperasional pasar terse-but masih terkendala dengan mema-

Pasar Induk Masih PemeliharaanListrik dan Air MasihDikoordinasikan

sukkan arus listrik dan air dari PDAM.Sebab kedua unsur tersebut sangatmenjadi kebutuhan dalam memenuhisarana dan prasarana pasar.

”Kita sudah koordinasikan denganpihak PDAM, tapi pipanya sendiriberada dijalur jalan sebelah kanan. Ji-ka harus memasukkan air ke pasar,maka perlu membongkar atau menge-bor jalan raya Tuapeijat,” jelasnyayang tidak ingin disebutkan namanya.

Menurutnya, masalah mengeborjalan itu hal teknis dan tidak sulit un-tuk dilakukan. Namun alasan yang ti-dak bisa tersebut menjadi beban bagiperindagkop.

”Tapi saya yakin, masalah air bisa

di atasi jika pasar tersebut akandimanfaatkan nantinya. Masalah nge-bor itu tidak sulitlah dan tidak mene-lan biaya terlalu banyak.” optimisnya.

Selain itu, listrik juga menjadi ken-dala utama dalam memenuhi saranadan prasarana pasar. Sebab para pe-dagang tentunya akan menjualberbagai jenis dagangan yang keter-gantungan dengan listrik. Setelahdilakukan koordinasi, pihak PLNTuapeijat sendiri belum memberikanalasan yang jelas terkait enggannyamemasukan arus listrik ke pasar.

”Kita sudah koordinasi, tapi ja-wabnya belum bisa dan alasannya ju-ga belum jelas. Sebab listrik menjadifaktor penting sebagai sarana dan pra-sarana pasar. Tentunya akan ada pe-dagang yang menjual minuman segar,tukang pangkas, salon, dan sebagai-

nya,” ujarnya.Rencananya, secara teknis pasar ter-

sebut akan dibagi beberapa bagian se-suai dengan karakter dagangan. Per-tama lokasi dagang basah dan kering,serta daging ternak. Sebab dengan pe-ngelolaan dan pengelompokkan lokasitersebut, tidak akan mengganggukeharmonisan antar pedagang.

”Kalau ada orang jual nasi ataupercetakan tentu tidak bisa berdam-pingan dengan penjual ayam potongdan ikan. Sebab lalat pasti akan datangdan mengerumuni limbah ikan danayam. Kalu ini terjadi, pedagang jualayamnya pasti kurang bersahabt wa-jahnya,” katanya mencontohkan. (*)

Tapi saya yakin, masalah airbisa di atasi jika pasar

tersebut akan dimanfaatkannantinya. Masalah ngebor itu

tidak sulitlah dan tidakmenelan biaya terlalu banyak”

FOTO: IWAN/SASARAINA

Page 14: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-201314nasional

Mantan Terpidana Bisa Nyaleg

Agustus, Formasi CPNS DitetapkanJakarta, Sasaraina—Penetapan

formasi calon pegawai negeri sipil(CPNS) 2013 diprediksi tidak akanbeda jauh dengan tahun lalu. Demi-kian juga jadwal seleksinya, yang di-sebut-sebut tidak bergeser dari bulanSeptember.

”Ya, kemungkinan besar peneta-pan dan seleksi CPNS 2013 untuk pe-lamar umum sama seperti tahun lalulah. Juli-Agustus penetapan formasi,September pelaksanaan tes,” kataKasubag Humas dan Protokol BadanKepegawaian Ne­gara (BKN), PetrusSujendro, seperti dilansir PadangEkspres.

Adapun mekanisme penetapanformasi CPNS 2013 dari pelamarumum, setelah usulan instansi pusatdan daerah masuk, diverifikasi sertavalidasi, hasilnya kemu­dian dibahasbersama antara Kementerian Penda-yagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), BKN, dan Kementerian Ke-uangan. Setelah mendapatkan hitung-hitungannya, kemudian dilaporkankepada Wapres Boediono.

“Nanti Wapres akan tentu­kan be-rapa kuota untuk pela­mar umum dan

honorer K-2 yang akan diangkat ta-hun ini sesuai kemampuan keuangannegara. Setelah itu baru dibahas de-ngan DPR untuk penganggarannya.Sedangkan penetapan formasi men-jadi kewenangan MenPAN-RB,”bebernya.

Sebelumnya, Sekretaris KemenPANRB, Tasdik Kinanto mengata-kan, kuota CPNS dari pelamar umumsebanyak 60 ribu, terdiri dari pu­sat20 ribu dan daerah 40 ribu. Adapunsalah satu formasi yang diprioritaskanuntuk rekrutmen CPNS tahun iniadalah penyuluh pertanian, perikanandan kehutanan.

Meski secara nasional kebijakan-nya zero growth, namun secara ins-tansional akan ditempuh dengan tigapola, yakni minus growth, zero growth,dan growth. Minus growth diterapkanbagi instansi yang berdasarkan hasilanalisa beban kerja (ABK) jumlah pe-gawainya sudah kelebihan, anggaranbelanja pegawai lebih dari 50 persenAPBD (kabupaten/kota), dan bagiprovinsi yang rasio belanja pega-wainya lebih dari 30 persen APBD.

Sedangkan zero growth diterapkanuntuk instansi yang jumlah pega-

wainya cukup, rasio anggaran belanjapegawai antara 40–50 persen dariAPBD (kabupaten/kota), dan 25–30persen (provinsi). Sementara yangalokasi formasinya lebih besar darijumlah PNS yang pensiun, diperun-tukkan bagi instansi/pemda yangjumlah pegawainya sangat kurang,rasio anggaran belanja pegawainyakurang dari 40 persen dari APBD(kabupaten/kota), dan untuk provinsiyang rasio anggaran belanja pegawai-nya kurang dari 40 persen.

Tasdik menambahkan, ins­tansiyang tidak memiliki tenaga honorer K-1 maupun K-2 juga menjadi pertim-bangan. Selain itu, dipertimbangkanjuga rasio jumlah pegawai dengan jum-lah penduduk, luas wilayah, keku-rangan pegawai serta prioritas jabatan.

Terkait rekrutmen penyuluh per-tanian, penyuluh kehutanan, dan pe-nyuluh perikanan, Tasdik menekan-kan perlunya peng­hitungan kebutu-han yang konkret. Lebih dari itu, ha-rus dilakukan redistribusi pegawai bilaterdapat kelebihan/kekurangan. “Bilaperlu, menarik kembali tenaga penyu-luh pada unit organisasi lain di luarunit penyuluhan,” tambahnya.

Jakarta, Sasaraina—Status man­tanterpidana bukan halangan menjadicalon anggota legislatif (caleg) padaPemilu 2014. Komisi PemilihanUmum (KPU) membuat persyaratankhusus kepada seseorang yang pernahdipidana untuk maju sebagai caleg.

”Salah satu isu strategis pencalonanadalah syarat kepada caleg terpidana,”kata komisioner KPU Ferry KurniaRizkiyansyah dalam sosialisasi dapildan kursi di gedung KPU. Dalam sosia-lisasi itu, KPU juga menyampaikansejumlah poin terkait Peraturan KPU(PKPU) No 7/2013 soal pencalonan

anggota DPR dan DPRD.Ferry menyatakan, caleg berlatar

terpidana wajib menyertakan surat ke-terangan dari kepala lembaga perma-syarakatan (LP) tempat menjalani hu-kuman. ”Bila (terpidana) tidak men-jalani pemidanaan (di LP), caleg terse-but cukup menyertakan surat ketera-ngan dari diri sendiri dengan ber-meterai,” ujarnya seperti dilansirPadang Ekspres.

Caleg terpidana, kata Ferry, jugawajib menyertakan kliping media ce-tak bahwa dia sudah mengumumkansecara terbuka statusnya kepada pub-

lik. Kliping yang dimaksud itu peng-umuman caleg melalui media cetak.Menurut Ferry, aturan tersebut bukanpoin di peraturan KPU. ”Itu syaratkumulatif berdasar putusan MK yangberlaku kepada pejabat publik yangdipilih de­ngan ancaman pidana limata­hun,” ujarnya.

Sebelumnya, MK dalam putusan-nya No 4/PUU-VII/2009 terkait per-mohonan yang diajukan Robertusmembatalkan persyaratan untuk men-jadi calon anggota DPR, DPD,DPRD, dan kepala daerah sebagaima-na diatur dalam pasal 12 huruf g dan

pasal 50 ayat (1) huruf g UU No 10/2008 tentang Pemilu. MK juga mem-batalkan pasal 58 huruf f UU No 12/2008 tentang Peru­bahan Kedua atasUU No 32/2004 tentang Pemdaterkait syarat calon kepala daerah.

Pasal-pasal yang dibatalkan itu di-nyatakan tidak berlaku untuk jabatanpublik yang dipilih atau elected officialsseperti anggota DPR, DPRD, DPD,dan kepala/wakil kepala daerah.

Seseorang terpidana tetap tidakdapat dipilih karena faktor usia yangbelum sesuai dengan persyaratan, sa-kit jiwa, atau dicabut hak pilihnya ber-

dasar putusan pengadilan. Meski be-gitu, caleg terpidana dengan ancamanpidana penjara lima tahun harus jujurdan berterus terang menjelaskandirinya atas tindak pidananya kepadapublik.

Sejumlah isu disampaikan dalamperaturan KPU terkait dengan pen-calegan itu. Namun, yang paling ba-nyak ditanyakan oleh perwakilan se-puluh parpol peserta pemilu adalahsanksi kepada partai jika tidak mampumemenuhi kuota 30 persen perem-puan di setiap dapil dan nomor uruttiga besar. (***)

Pungli di KUA Capai Rp 1,2 TriliunJakarta, Sasaraina—Pungutan liar(pungli) di Indonesia benar-benartelah menggurita. Bahkan pungli adadi lembaga negara yang bergerak dibidang keagamaan seperti KantorUrusan Agama (KUA). Jumlahnya takmain-main, bisa mencapai Rp 1,2triliun per tahun!

Inspektur Jenderal KementerianAgama (Irjen Kemenag) M Jasin me-ngatakan pungli paling besar yangterjadi di KUA terkait dengan peng-hulu pernikahan. Banyak pungutanliar yang dilakukan oleh penghulu ke-pada pihak yang meminta dinikahkan.Ironisnya, pungutan liar itu ditarget-kan oleh KUA asal si penghulu.

”Kalau di rumah, yang ditugasipenghulu itu dimintai jatah, kamu se-kian, kamu segini. Masih relatif ting-gi di Jakarta, dan di daerah sudah mu-lai tinggi. Sudah sampai jutaanlah,”kata M Jasin di Kantor Pusat Pelapo-ran dan Analisis Transaksi Keuangan(PPATK), Jalan Juanda No 37, JakartaPusat, seperti dikutip detiknews.com.

Jasin berada di PPATK untuk me-nandatangani MoU kerjasama de-ngan Kemenag untuk memantau lalulintas uang pejabat Kemenag yangdianggap memiliki rekening tidak

wajar.Jasin mengatakan pungutan liar

kebanyakan terjadi ketika penghulumeminta 'ongkos' menikahkan daripasangan yang telah mendaftar keKUA. Tak tanggung-tanggung, me-reka minta Rp 500 ribu untuk tiappernikahan. Padahal, ongkos se-benarnya hanya Rp 30 ribu.

”Setahun itu 2,5 juta peristiwa ni-kah, itu belum termasuk yang cerai,jumlahnya sama. Misalnya rata-rata2,5 juta dikalikan Rp 500 ribu, itu bisasampai Rp 1,2 triliun,” papar pria yangpernah menjadi Wakil Ketua KPKini.

Untuk menghilangkan praktik se-macam ini ke depannya, Jasin dan ja-jarannya sedang menyusun aturanbaru di KUA, khususnya untuk parapenghulu dalam menjalankantugasnya.

”Untuk masalah KUA ini, sedangmenyusun formulasi kebijakannyadengan Dirjen Bimas Islam. Ini maudiapain, dikasih uang transportasi, mi-salnya masing-masing KUA memilikitugas berbeda-beda, ada yang dari pu-lau ke pulau, ada yang naik turun gu-nung, padahal itu tidak dibiayai ne-gara, biaya sendiri,” pungkasnya. (*)

Mengenai kuota per daerah, Tas-dik mengatakan tunggu usulan ma-sing-masing daerah. Kemen PAN-RBbaru menetapkan kuota nasional.

”Sekitar Juni-Juli baru ketahuanberapa kuota perdaerah. Karena sete-lah usulan masuk, masih harus diba-has dengan DPR RI, Menkeu, danWapres,” pungkasnya.

Eselon III dan IV DipangkasDi sisi lain, rencana pemang­kasan

jabatan eselon III dan IV semakinmendekati kenyataan. Kemen PAN-RB sudah menyiapkan 11 jabatanfungsional (jabfung) utama untuk me-mindahkan PNS yang menduduki ja-batan eselon III dan IV. Me­nurutWakil Menteri PAN-RB, Eko Prasojo,hal ini dilakukan agar pegawai tidakdirugikan dan tetap memiliki orientasikinerja. ”Kita mulai memindahkanorientasi struktural menjadi fungsio-nal dengan memangkas eselon III danIV,” kata Eko Prasojo.

Dalam pemangkasan terse­but,ada beberapa hal yang harus siap danmenjadi tolok ukur, di antaranya ang-ka kredit, pola karir dan lain-lain. EkoPrasojo mengakui saat ini tunjanganfungsional masih lebih rendah diban-

ding jabatan struktural. Akibatnya, ja-batan struktural menjadi rebutan, ka-rena tunjangannya banyak. Karenaitu, tunjangan fungsional harus di-tingkatkan.

”Nanti akan kita buat tunjanganfungsional setara struktural, sehinggaPNS tidak terpaku pada jabatanstruktural saja,” ujarnya.

Untuk jabatan struktural, lanjutguru besar Universitas Indonesia ini,sejalan dengan muatan dalam RUUAparatur Sipil Negara (ASN). Dimana untuk jabatan struktural hanyasampai pada jabatan eselon II, sebagaipolicy maker (pembuat keputusan).Sedangkan jabatan lainnya berbasisfungsi.

”Untuk jabatan seperti kepa­lakantor, camat tidak dihapuskan. Se-dangkan jabatan seperti perencana,auditor, dan analis kebijakan masukke dalam jabatan fungsional,”tambahnya.

Agar PNS tidak kaget de­n­ganpemangkasan jabatan ini, akan dilaku-kan secara selektif dan bertahap. Pe-mangkasan jabatan eselon III dan IVdilakukan sampai 2014. Ini terus ber-lanjut pada 2015 sampai 2017. (***)

FOTO: ISTIMEWA

NIKAH : Kedua mempelai sedang melangsungkan prosesi pernikahan.

Page 15: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-201315 lintas sumbar

Hutan Sumbar Tinggal 2,4 Juta HektarePadang, Sasaraina—Dinas

Kehutanan Provinsi Sumatera Baratmencatat luas kawasan hutan daerahitu, setelah disahkan sebagai bagiandari Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) tinggal seluas 2,4 jutahektare.

”Setelah disahkan berdasarkan Su-rat Keputusan (SK) Menhut Nomor35/2013 tentang RTRW Sumbar, se-hingga luas kawasan hutan 2.400.806ha,” kata Kepala Dinas KehutananSumbar Hendri Oktavia di Padang.

Menurutnya, luas kawasan hutanitu yang harus kelola, lindungi danmanfaatkan serta dijaga kelestarian-

Padang, Sasaraina—Sebanyak11 negara mematangkan konsepskenario dan materi latihan bersama-sama Pengurangan Risiko Bencanatsunami yang diselenggarakan BadanNasional Penanggulangan Bencanaberlangsung 14-15 Maret 2013 diPadang.

Konferensi internasional yang me-libatkan delegasi dari 11 negara itu,dibuka Sekretaris Utama (Sestama)BNPB Fatchul Hadi didampingi Ke-pala Pusat Pendidikan dan LatihanBNPB Wisnu Widjaya SetdaprovSumbar Ali Asmar di Hotel PangeranBeach Padang, Kamis. Negara-negarayang hadir pada konferensi finalisasiperencanaan latihan meliputi Austra-lia, Amerika, Brunei Darussalam,China, India, Indonesia, Jepang, Laos,Malaysia, Myanmar, Singapura, Viet-nam serta sejumlah organisasi inter-nasional seperti IFRC, OCHA,UNDP, UNICEF, JICA dan AIFDR.

Ia mengatakan rangkaian kegiatanlatihan meliputi latihan di atas mejaatau dalam ruangan, latihan sistemkomando serta latihan lapangan yangnantinya diikuti masyarakat dan mi-liter. Jadi, kegiatan Table Top Execise(TTX) rencana diselenggarakan padaApril 2013, karena persiapan sudahdimulai pada Februari lalu, melaluipenyelenggaraan forum pengemba-ngan konsep dan forum tahap awaluntuk TTX. Oleh karena itu, forumkonferensi kali ini guna mematangkanskenario dan materi latihan yangdiselenggarakan bersama pada bulandepan.

”Kegiatan ini juga bagian dari me-matangkan rencana induk atau mas-ter plan PRB Tsunami Indonesia yangdibuat BNPB sebagai tindaklanjutatas instruksi Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono,” katanya.

Ia menjelaskan, terdapat empatprogram utama yang tercakup dalamMaster Plan PRB Tsunami yang di-persiapkan. Pertama berkaitan de-ngan penguatan rantai peringatan dinitsunami, kedua, pembangunan danpeningkatan tempat evakuasi semen-tara atau ”shelter” di daerah rawan ben-cana alam, ketiga, penguatan kapa-sitas kesiapsiagaan dan pengurangan

nya sesuai dengan fungsinya. Sedang-kan tutupan kawasan hutan Sumbarmasih cukup baik dibandingkan de-ngan provinsi tetangga, meski lajukerusakan mencapai 10 ribu hektarepertahun berdasarkan perhitunganKementerian Kehutanan (Kemenhut)RI.

Terkait selama ini, daerah belumpernah melakukan pendataan kawa-san hutan tersebur, karena keterba-tasan peralatan seperti foto udara dankelengkapan lainnya. Laju kerusakankawasan hutan tersebut berefekterhadap lahan kritis di Sumbar, dataBalai Pengelolaan Daerah Aliran Su-

ngai (BPDAS) Agam-Kuantan men-catat saat ini sekitar 400 ribu hektare.

Jumlah lahan kritis itu, terdiri atas325 ribu hektare berada diluar kawa-san hutan, artinya keberadaan yangbanyak terdapat pada lahan masya-rakat, salah satu contoh di kawasanpinggir danau Singkarak, begitu pulatersebar pada kabupaten dan kota diprovinsi itu.

Menyinggung potensi yang dapatdimanfaatkan dari kawasan hutanSumbar, Hendri mengatakan tak da-pat terlalu berharap pada hasil hutankayu dengan kondisi lahan yang ada.Namun potensial ke depan lebih pada

hasil non kayu seperti rotan, gaharu,manau, getah dan lebah madu sertatermasuk jasa alam dan lingkungan.

”Ke depan bagaimana melihatkawasan hutan dapat bermanfaat bagimasyarakat disekitarnya, artinyaDishut Sumbar di masa mendatangbukan mengandalkan pada hasileksploitasi hutan dalam bentuk kayu,”ujarnya seperti dikutip Padang Ekspres.

Terkait kawasan hutan belum be-gitu bagus dan hutan produksi belumterjadi suksesi alami yang baik, makadikembangkan hasil hutan non kayu,termasuk jasa air. Hendri mengatakandalam manajemen kehutanan maka

sekarang mengedepankan yang dise-but perhutanan sosial, artinya masya-rakat diikutsertakan dalam pengelo-laan dan pengamanan. Terkait selamaini, masyarakat di kawasan hutan ma-sih terlupakan makanya dalam pe-ngembangan ke depan seperti hutantanaman rakyat, hutan nagari dan hu-tan kemasyarakatan.

”Pengembangan perhutanan sosialmenjadi fokus untuk digerakkan kedepan, karena sudah masuk pada ren-cana strategis (Renstra) pencapaiankinerja Dishut Sumbar tahun ketahun,” katanya.

(***)

11 Negara MatangkanKonsep PelatihanPRB Tsunami

risiko bencana dan keempat, pem-bangunan kemandirian kebencanaan.Kepala Pusat Pendidikan dan LatihanBNPB Wisnu Widjaya menambahkansebagai langkah nyata kapasitas ke-siapsiagaan dan pengurangan risikobencana, pemerintah Indonesia me-nyelenggarakan rangkaian kegiatanlatihan yang melibatkan multi pihak.

Seperti dilansir Padang Ekspres,upaya itu, guna memperkuat sistemperingatan dini tsunami dan sistemkomando tanggap darurat bencanayang direncanakan di wilayah Sum-bar, karena berdasarkan analisis risiko.

Ia mengatakan megathrust Men-tawai salah satu dari empat kawasanutama yang memiliki risiko dan pro-babilitas tsunami tinggi, karena bagiandari zona penunjaman Sumatra me-rupakan pertemuan antara LempengIndo-Australia dan Lempeng Eurasia.

Jadi, kawasan itu merupakan dae-rah yang menjadi sumber dari bebe-rapa gempa bumi besar dengan ma-gnitudo sekitar 8 Skala Richter (SR),bahkan hingga bisa mencapai 9,3 SRdengan periode ulang ratusan tahun.Wisnu mengatakan, dalam rencanainduk dipusatkan pada empat kawa-san rawan bencana untuk dilakukanassement sistem peringatan dini ben-cana tsunami, di wilayah Sumatra,Sulawesi, Papua dan Bagian SelatanJawa. (***)

Kegiatan ini juga bagiandari mematangkanrencana induk atau

master plan PRBTsunami Indonesia yang

dibuat BNPB sebagaitindaklanjut atas instruksiPresiden Susilo Bambang

Yudhoyono”

Alihkan Subsidi BBM untuk Rumah Rakyat

Daerah Pemekaran Kembali Digabung

Padang, Sasaraina—KetuaDewan Perwakilan Daerah (DPD)RI Irman Gusman berpendapatsubsidi bahan bakar minyak (BBM)pada APBN 2013 sebesar Rp300triliun sebaiknya dialihkan untukpembangunan rumah layak hunibagi warga kurang mampu.

”Kebijakan subisidi BBM tidaktepat sasaran karena berpotensimensubsidi masyarakat yang mam-pu, akan lebih baik jika dialokasikanuntuk pembangunan rumah rakyatyang saat ini baru Rp7 triliun,” kata-nya seperti dlansir Padang Ekspres.

Dikatakannya, kepemilikan ru-mah merupakan salah satu kebu-tuhan mendasar setiap warga negaraselain sandang dan pangan. Bahkandalam UUD 1945 pasal 28H terterasetiap orang berhak memiliki tem-pat tinggal dan lingkungan yangbaik dimana hal ini merupakan ama-nat konstitusi. Namun, amanat kon-stitusi tersebut belum dapat diwu-judkan seutuhnya karena masih ba-nyak warga negara yang belummemiliki rumah.

Menurutnya, bagi sebagian war-ga negara, rumah masih merupakansesuatu yang mewah dan harganyatidak terjangkau. Jika dibandingkanantara upah minimum dengan harga

rumah layak huni yang paling murahmasih terdapat jarak yang cukupjauh.

Disebutkan, saat ini sekitar 13,6juta kepala keluarga di Indonesia be-lum memiliki rumah sendiri dimanajumlah tersebut mencapai 20 persendari total 61 juta kepala keluarga diTanah Air. Untuk itu ia mengharap-kan pemerintah harus membuatkebijakan pembangunan

perumahan yang berpihak secarapenuh kepada rakyat terutama yangkemampuan ekonomi masih lemahagar dapat memiliki hunian yanglayak.

Ditambahkannya, jika subisidiBBM dialihkan salah satunya untukmembangun rumah rakyat, makadana tersebut jauh lebih bermanfaatsehingga rakyat dapat menikmatipemukiman yang layak. (***)

Padang, Sasaraina—Dari 205daerah otonomi baru (DOB) yanglahir sejak tahun 1999 hingga 2009,hanya 20 persen yang mandiri ataubisa mengurus rumah tangganyasendiri. Sedangkan 80 persen lainnya,gagal sebagai daerah pemekaran baru.

“Di tengah banyaknya daerah yanggagal menjadi daerah otonomi baru,permintaan daerah pemekaran terusmeningkat. Sedikitnya ada 183 daerahyang minta dimekarkan dan menjadidaerah otonomi baru (DOB). Seba-nyak 33 daerah di antaranya peme-karan provinsi,” kata Dirjen OtonomiDaerah Kemendagri, Djoherman-syah Djohan seperti dikutip PadangEkspres.

Mengantisipasi tak terkendalinyapengusulan DOB, Kemendagrimelakukan moratorium pemekaransampai revisi UU No 32 Tahun 2004tentang Pemerintah Daerah disahkanDPR. “Saat ini kita telah mengajukanrevisi UU No 32 Tahun 2004 tentangPemerintah Daerah. Jika revisi UU itudisetujui jadi UU, maka daerah oto-

nomi baru, tak bisa seenaknya untukdimekarkan. Kalau dulu, pembentu-kan daerah otonomi baru, lebih padafaktor politisnya. Sekarang, kita takbisa mengakomodir usulan pemeka-ran daerah yang terus membengkak,”ujar Djohermansyah Djohan.

Ia menyebutkan, suatu daerah oto-nomi baru harus memenuhi persya-ratan seperti demografis, geografis,keuangan, potensi ekonomi danSDM. Pada tahun 1945 hingga 1999,hanya ada 300 daerah otonomi, na-mun sejak 1999 hingga 2009, muncul205 daerah otonomi baru. Angka itubelum termasuk penambahan daerahotonomi pada rentang 2010-2012sebanyak 12 daerah otonomi baru.

Dia memaparkan, jika revisi UUNo 32 Tahun 2004 tentang Pemerin-tah Daerah disetujui, maka Kemen-dagri akan mengabungkan daerahyang tidak efektif tersebut.

Indikator daerah otonomi yangakan digabungkan dilihat dari kinerjapelayanan publik yang dihasilkan, ke-berhasilan dalam meningkatkan kese-

jahteraan masyarakat, kemampuankeuangan daerah dalam mengurusurusan rumah tangga dan pengelola-an aset daerah. “Sepanjang hal itu takmemenuhi persyaratan, maka akankita hapuskan dan digabung dengandaerah lain,” tegasnya.

“Jadi, jangan sedikit-sedikit mem-bentuk daerah pemekaran. Pariamansaja untuk menjadi daerah pemekaranbaru butuh proses dengan menjadikota administratif selama 7 tahun. Pe-sisir Selatan ingin memekarkan kabu-paten baru juga tak gampang. Daerahpemekaran baru, seperti Solok Sela-tan dan Pasaman Barat belum me-nunjukan hasil yang signifikan. KalauDharmasraya bolehlah,” imbuhnya.

Menurutnya, implementasi kebi-jakan desentralisasi dan otonomi dae-rah masih belum berjalan optimal.Terlihat dari belum optimalnya pe-mekaran daerah yang telah dilakukan.Yakni, belum memberikan pengaruhterhadap derajat kesejahteraanmasyarakat di daerah induk maupundaerah otonom baru. (***)

GRAFIS: ORTA PADEK

Page 16: Buletin Sasaraina Edisi Maret 2013

edisi : 03/tahun IV/maret-201316wisata & budaya