majalah sasaraina

52

Upload: koni-mentawai

Post on 24-Jul-2016

268 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Edisi Maret 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Sasaraina
Page 2: Majalah Sasaraina

Pelindung:Bupati Kepulauan Mentawai,

Yudas Sabaggalet,Wakil Bupati Kepulauan Mentawai,

Rijel Samaloisa

Penasehat: Sekretaris Daerah: Ifdil Gusti, Asisten I, Martinus D, Dewan Redaksi: Martinus D, Maifrizal, Dul Sumarno,Pemimpin Redaksi: Joni Anwar, Divisi Redaksi: Nurtiana Sanenek, Kartani, Ismar Santi, Ayubkhan Sakokoi, KoordinatorLiputan: Rahadio Suroso, Redaktur: Iswanto. JA, Asisten Redaktur: Firnando Deb, Reporter: Eri Suprianto, HeriPamalis, Arif, Moerdani.

ALAMAT REDAKSI: Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jalan Raya Tuapeijat Km 5, Sipora Utara. Email:[email protected]

Mentawai Bukan”Pulau Buangan”

HUKUMHALAMAN 22

Awas, Si BilouDiperdagangkan

LINGKUNGANHALAMAN 34

MEI, HUNTAP TUNTASLAPORAN UTAMAHALAMAN 4

Mentawai RaihGoverment Award

PENGHARGAANHALAMAN 24

DAFTAR ISI

Teras Berita : .................... 02Salam Redaksi : .................... 03Laporan Utama : .................... 04Laporan Khusus : .................... 12Agenda : .................... 16Hukum : .................... 22Penghargaan : .................... 24Pariwisata : .................... 26Interview : .................... 32Lingkungan : .................... 34Demokrasi : .................... 36Budaya : .................... 38Investasi : .................... 40Pendidikan : .................... 42Ekonomi : .................... 45Editorial : .................... 48Opini : .................... 49Birokrasi : .................... 50Pernik : .................... 51Iklan : .................... 52

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201502

Teras Berita

Page 3: Majalah Sasaraina

Salam Redaksi

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 03

Redaksi

Telat SebulanMAJALAH Sasaraina kali ini kembali hadir menyapa pembaca padaedisi Maret. Namun eidisi ini kami yakini terlalu lama sampai ke tanganpembaca Majalah Sasaraina. Hal ini tentu harus kami akui, bahwamemang awak redaksi telat sebulan dalam menyajikan MajalahSasaraina ini dengan berbagai kendala yang dihadapi di dapur redaksi.

Sejak pertengahan Maret, Koordinator Liputan Majalah Sasaraina,Rahadio Suroso sudah berfirasat buruk, bahwa edisi Maret akan melorot,namun tidak mengurangi kualitas dan profesional dalam berkarya.Apalagi, tema yang disuguhkan pada edisi Maret ini terkait persiapanhunian tetap (huntap). Awak redaksi pun sebagian harus turun kelapangan untuk memantau lebih dekat terkait kendala yang dihadapipara korban.

Tim Majalah Sasaraina sebagian yang ada di Kota Padang juga turunlangsung ke lapangan untuk melihat kondisi terkini hunian tetap. Timdiawali menuju Desa Bosua, Kecamatan Sipora Utara. Selama hampirtiga hari, tim lebih dekat dengan masyarakat untuk menggali lebih dalamterkait kendala yang dihadapi serta persiapan-persiapan yang dihadapi.Ada banyak cerita, dan itu terlah disajikan pada edisi kali ini.

Kemudian tim berangkat menuju Kecamatan Pagai Selatan, jugauntuk memantau langsung lebih dekat aktivitas para korban tsunamidalam percepatan pembangunan huntap. Cerita warga pun tidak jauhberbeda dengan di Kecamatan Sipora Selatan.

Selain itu, tim Majalah Sasaraina di Mentawai juga ikut andil turunke lapangan melihat langsung percepatan pembangunan huntap bersamarombongan Bupati Kepulauan Mentawai. Warga pun seperti mendapatkanenergi baru ketika orang nomor satu itu menyambangi warga yang sedangmembuat huntap. Menurut warga, kehadiran bupati itu simbol akan segeradiresmikannya huntap. Sebab memang sudah memasuki tahun kelimapembangunan huntap, dan harus segera diselesaikan. (*)

BUPATI Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet di dampingi Kepala Pelaksana BPBDMentawai, Elisa Siriparang menunjukkan keramik lantai milik warga yang akandipasang pada pembangunan huntap. (FOTO RAHADIO SUROSO/SASARAINA)

Page 4: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201504

Laporan Utama

Fasilitator

MINIMPendampingan

Fasilitator

MINIMPendampingan

Page 5: Majalah Sasaraina

BADAN Nasional PenanggulanganBencana (BNPB) rencana akanmeresmikan hunian tetap (huntap) di

Kabupaten Kepulauan Mentawai. Meskibelum ada kejelasan dan konfirmasi olehpihak BNPB dan BPBD Provinsi SumateraBarat, namun warga yang mengalami korbanterus mempercepat pembangunan huntap.Dikhawatirkan, pada akhir April mendatang,pembangunan bisa terbengkalai. Halmendasar yang menjadi hambatan sebagianbesar warga di hunian sementara (huntara)dalam membangunan huntap karenakesulitan memasang klosed WC. Hal inidiakui sebagian besar korban tsunami,sehingga klosed WC belum terpasang,meskipun tampar penampungan airnyasudah dibuat (bak mandi).

Menurut Ketua Kelompok Masyarakat(Pokmas) Huntap di Dusun Maonai, DesaBulasa, Kecamatan Pagai Selatan, TarsenSamongilailai, warganya memang belumberpengalaman memasang klosed WC.Akibatnya, hingga berita ini diturunkan,semua huntap yang ada di Dusun Maonaibelum terpasang klosed WC.

"Di sini memang tidak ada yang bisamemasang klosed WC. Jadi memang untukklosed WC memang belum ada yangterpasang," jelas Tarsen kepada Sasaraina.

Dijelaskan Tarsen-akrab disapa, lamanyaterkendala pemasangan klosed WC akibatfasilitator sendiri jarang hadir mendampingiwarga saat membuat huntap. Bahkan, sejakpencairan dana tahap II sampai memasukitahap III, hanya satu kali datang. Padahal,

untuk saat ini, fasilitator teknik sangatdibutuhkan warga untuk belajar caramemasang kolsed WC.

"Kalau klosednya tidak terpasang, tentudana tahap III tidak cair. Sebab syarat untukmencairkan dana tahap III itukan WC danbak mandinya harus selesai. Sementara kamidi sini tidak bisa memasang klosed WC.Mungkin hal ini juga terjadi bagi warga dilokasi huntap yang lain dengan adanya ke-sulitan memasang klosed WC," ujarnya.

Tarsen menyatakan, kedatangan fasilita-tor hampir bisa dipastikan ketika akan men-cairkan dana secara bertahap. Biasanya,kalau seminggu lagi mau cair, fasilitator itubaru datang untuk evaluasi dan foto-foto.Nah nanti baru disampaikan letak kekura-ngan pembangunan terkait syarat men-cairkan dana tahap selanjutnya. Biasanyabegitu," tuturnya.

Meski fasilitator minim mendampingiwarga dalam membuat huntap, namun wargatetap antusias dalam melakukan pembangu-nan. Warga yakin, tanpa di dampingi fasi-litator, mereka mampu membuat rumah sen-diri. Sebab warga Mentawai sendiri sudahterbiasa bahkan memiliki keahlian dalammembuat rumah sesuai dengan pengetahuanwarga.

"Memang membuat huntap ini adaaturannya. Sebab gambarnya juga sudahdisediakan. Namun sebagian kami tidakmemahami model desain rumah yang dibuatoleh BNPB. Berdasarkan model gambarrumahnya hanya semi permanen. Kemudian,semua tiang rumah berada di atas bata yang

semi permanen tersebut. Nah cara se[erti itukami tidak tahu, selain memang fasilitator-nya tidak mengajari. Jadi kami membuat ru-mahnya semi permanen dengan model se-mua tiang rumahnya sampai di pondasi cor-coran. Sebab memang begitulah pengalamanwarga Mentawai umumnya dalam membuatrumah," katanya.

Selama proses pembangunan huntap,warga sendiri sangat mengharapkan pen-dampingan dari fasilitator. Karena minimnyapendampingan dari fasilitator, akhirnyawarga membuat rumah sesuai dengan peng-alamannya. Meski demikian, warga meya-kini, model yang mereka buat dianggap ra-mah dengan guncangan gempa. Kalau punroboh, kemungkinan hanya dinding semipermanennya, sedangkan tiang yang terbuatdari kayu sebagai konstruksi utamanya tidakakan ambruk," optimis Tarsen.

Menariknya, untuk membelanjakan ma-terial, warga Dusun Maonai memilikikomitmen untuk mengantisipsi kerugian.Warga Dusun Maonai sendiri dalam menen-tukan seorang suplayer material harus mela-lui verifikasi. Selain itu, warga juga memintakepada suplayer agar menyediakan bahanterlebih dahulu sampai ke lokasi, kemudianwarga akan membayarnya dengan tunai.

”Kami survey dulu suplayernya. Punyaaset tidak. Misalnya, kalau suplayernya pu-nya kapal, kan bisa disita kalau memberikanmaterialnya murahan. Selain itu, suplayerharus antar dulu barangnya sampai kehuntap, baru kita bayar. Cara ini kami pakaiagar tidak berisiko. Mana tahu dikasih uangdulu terus lari, kan kita rugi,” tuturnya. (isw)

GERSANG: Lokasi huntap di Kecamatan SiporaUtara masih terlihat gersang. Selain itu, tanah kemerah-merahan juga rawan kecelakaan ketika hujanmengguyur akibat licin. (FOTO: RAHADIO SUROSO)

Page 6: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201506

Laporan Utama

SEGERA RESMI: Pembangunan fisik huntap sebagian besarsudah 80 persen. DIpastikan, Mei mendatang huntap akandiresmikan BNPB. (FOTO : RAHADIO SUROSO)

Page 7: Majalah Sasaraina

MEI,HUNTAPTUNTASBADAN Penanggulangan Bencana

Daerah (BPBD) Provinsi SumateraBarat terus mengupayakan percepa-

tan pembangunan hunian tetap (huntap)Mentawai. Walau terkendala cuaca, prosesrehab rekon 2.072 unit huntap korban gem-pa itu akan dituntaskan Mei mendatang.

Proses pembangunan huntap Mentawaimemang tak semulus perencanaan awal.Harapan ribuan korban memiliki rumahlayak huni terkendala beberapa kali. Bah-kan, sampai hari ini, harapan masyarakatMentawai belum tertunai. Pihak BPBDSumbar mengaku, kendala ditemui karenafaktor cuaca yang tidak menentu. ”Kondisicuaca saat ini tidak bersahabat untuk meng-angkat material bahan bangunan,” kata PltKepala BPBD Sumbar, Zulfiatno.

Selain faktor cuaca, terlambatnya pro-ses pembangunan juga disebabkan oleh be-berapa persoalan yang ada di tengah ma-syarakat. Dampaknya, target pembangunanhuntap tuntas dalam bulan April, molorhingga akhir Mei mendatang. Tidak tinggaldiam, BPBD Sumbar masih terus berupayaagar percepatan rehab rekon Mentawaidapat dikebut.

”Untuk membawa badan saja ke sanasulit. Jangankan untuk mengangkat bahanmaterial,” ujarnya. Dari pelabuhan kelokasi huntap butuh waktu tiga jam pakaimotor dengan medan yang sulit. Apalagi,perjalanan tersebut ditambah membawabeban material. Karena itu, rencana awalpembangunan huntap untuk 2.072 korbangempa tuntas April, mengalami penundaan.

BPDB Sumbar berkomitmen pemba-ngunannya akan tuntas dilaksanakan padabulan Mei. Zulfiatno menyebutkan, totalhuntap yang dibangun di Mentawai men-capai 2.072 unit dengan anggaran sekitarRp 140 miliar. Dana tersebut bersumberdari APBN melalui BNPB Pusat.

Biaya pembangunan 1 unit huntap di-alokasikan Rp 68 juta dengan rumah semipermanen tipe 36. Pola pembangunan hun-tap disesuaikan dengan kearifan lokal se-

tempat. Untuk sementara, BPBD akan me-musatkan perhatian pada penuntasanpembangunan huntap.

Seperti yang dikatakan Zulfiatno, selaincuaca, dalam percepatan pembangunanhuntap Mentawai juga terkendala oleh be-berapa persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Seperti kesepakatanpokmas, pendamping fasilitator serta per-soalan lainnya. Meskipun begitu, pihaknyaterus berupaya menuntaskan persoalan inisecepatnya.

”Pokoknya kita akan upayakan ini se-cepatnya, sehingga korban gempa bisapindah dari hunian sementara (huntara) kehunian tetap (huntap),” harapnya.

Selain mengajukan permohonan danabantuan untuk pembangunan huntap, pi-haknya juga mengajukan usulan untuk sa-nitasi, drainase dan jalan. Menurutnya,BPBD sedang menunggu informasi terkaitdengan usulan yang telah diajukan. Dia ju-ga berharap usulan yang telah diajukandapat diakomodir.

Pembangunan huntap dilakukan di tigatempat, yakni Pagai Utara, Pagai Selatandan Sipora Selatan.”Mudah- mudahan cua-ca bersahabat. Sehingga, penuntasan pem-bangunannya dapat disegerakan. Kalautidak dapat terealisasi Mei, kita akan dudukbersama lagi,” lanjut Zulfiatno.

(dbf)

Untuk membawa badan sajake sana sulit. Jangankanuntuk mengangkat bahan

material”

Page 8: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201508

”DigoyangHanyaKeluar”

Laporan Utama

”DigoyangHanyaKeluar”

SEJAK direlokasi setelah guncangangempa dan tsunami tahun 2010, wargakini mulai nyaman ketika digoyang

gempa. Alasan mendasar, umumnya huniansementara (huntara) para korban yang kinisudah memasuki proses final hunian tetap(huntap), sudah berada di ketinggian yang amandari jangkauan tsunami. Setelah 2010 sampaisekarang, goyangan gempa masih terus dira-sakan warga Bumi Sikerei. namun wargasendiri tidak terlalu panik, melainkan hanyakeluar rumah.

”Sekarang kalau digoyang hanya keluar. Ka-lau dulu kita harus lari-lari sampai dua kilome-ter menuju perbukitan karena takut tsunami. Ta-pi sekarang lebih nyaman kalau digoyang,” ujar

Rudol, warga Dusun Maonai, Desa Bulasat,Kecamatan Pagai Selatan.

Menurut Rudol, gempa bagi orang Menta-wai awalnya hal biasa. Sebab orang Mentawaimemaknai gempa sebagai pertanda adanyamusim buah. Namun pemaknaan tersebut se-suai dengan waktu kejadian gempanya. Jikagempa terjadi pagi, warga Mentawai secaraturun-menurun memaknainya jatuhnya buah-buahan dari pohon. Jika gempanya siang, per-tanda akan muncul krumucu (jamur) dari ta-nah. Kemudian jika gempanya terjadi padamalam, menandakan akan musim penyakit. Pe-maknaan ini seiring waktu mulai terkikis de-ngan adanya peningkatan pemahaman wargaterhadap pengurangan risiko bencana. Sejak ta-

hun 2010, puluhan lembaga kemanusiaanberdatangan ke lokasi terdampak tsunami untukmemberikan bantuan serta pemahaman terha-dap pentingnya kesiapsiagaan.

”Orang-orang dari lembaga kemanusiaanitu selalu memberikan pemahaman terhadap ke-bencanaan. Katanya, kedatangan tsunami tidakhanya ditimbulkan oleh goyangan gempa yangkuat, pelan pun juga bisa terjadi, seperti padatahun 2010 lalu. Bukan hanya gempa, kedata-ngan tsunami juga bisa dipicu oleh letusan gu-nung yang dahsyat, longsor bawah laut, sertajauhnya benda langit,” jelasnya.

Menurut Rodol, meski masyarakat sekarangsudah berada di lokasi aman dari jangkauan tsu-nami, namun selalu siap siaga dalam mengha-

TINJAU: Bupati KepulauanMentawai Yudas Sabaggalet

meninjau pembangunan huntapyang akan segera diresmikan

Mei mendatang. (FOTO:RAHADIO SUROSO/

SASARAINA)

Page 9: Majalah Sasaraina

dapi berbagai ancaman bencana. Tinggal ditempat ketinggian memang dianggap aman dariancaman tsunami, namun belum tentu amandari ancaman longsor dan kemarau panjang.

”Kalau tsunami kemungkinan di huntap inisudah aman, tapi kan belum tentu aman darilongsor sama kemarau panjang. Sebab di sam-ping kanan kiri huntap ini juga ada jurang yangberpotensi longsor. Makanya warga mulai me-nanam pohon di samping dan belakang hun-tapnya,” ujarnya.

Sampai saat ini, rasa trauma warga ber-angsur mulai terobati. Sebagian warga sudahmulai ke laut untuk mencari ikan dan lobster.Sebab warga menyadari, terlalu berkepanjangantrauma akan merugikan diri sendiri serta mem-

buat perubahan mental dan sikap. Warga sendirimenyadari, bahwa laut merupakan bagian besarsumber kehidupan untuk menopang ekonomikeluarga.

”Sekarang sudah kelaut mencari ikan samalobster. Tapi memang sebagian belum ada yangberani. Warga yang masih takut itu memang daribagian keluarganya ada yang menjadi korbanjiwa saat bencana tsunami 2010 lalu. Tapi sayayakin, semua itu berangsur akan hilang danmentalnya pun semakin kuat ketika melihatlaut,” jelasnya.

Saat ini, warga selalu siaga ketika mema-suki musim badai. Sebab ketika musim badai,angin bertip kencang dari laut menuju huntap.Setiap badai datang, semua seng rumah bergetar

dan berbunyi. Warga pun mulai keluar rumahsambil mendengar ombak laut.

Kalau badai seng rumah bergoyang, lalu ka-mi keluar menuju halaman. Terus kami ber-sama-sama mendengarkan suara ombak. Kalausuara ombaknya keras menyerupai suara pesa-wat, berarti tsunami. Sebab kedatangan tsunamitahun 2010 lalu sama dengan suara pesawat,keras dan sangat berisik di dengar,” jelasnya.

”Begitu juga kalau terasa ada goyangangempa, kami hanya ke lyar rumah sambil men-dengarkan suara ombak laut. Tidak ada lagiyang pergi ke pantai untuk memantau, kita takutkalau tsunami datang. Cukup dari atas bukit inisaja,” tuturnya.

(isw)

Page 10: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201510

Laporan Utama

Page 11: Majalah Sasaraina

RENCANA peresmian pembangunanhunian tetap (huntap) yang sempatdigadang-gadangkan bakal selesai April,

kini dipastikan molor hingga Mei mendatang. Halini mengingat beberapa pembangunan huntap diempat kecamatan yang terdampak tsunami tahun2010 belum selesai. Namun pihak Badan Nasio-nal Penanggulangan Bencana memastikan, akhirMei mendatang, semua pembangunan fisikhuntap harus tuntas 100 persen.

Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BadanNasional Penanggulangan Bencana (BNPB),Hermansyah mengatakan, pihaknya masih mem-berikan kesempatan pembangunan huntap bagikorban gempa di Mentawai dapat dituntaskan pa-da akhir Mei. Menurut Hermansyah untuk alokasidananya sudah diserahkan seluruhnya padadaerah.

Saat ini tinggal bagaimana daerah meman-tapkan managemen risiko bencana, sehingga pe-nanganan bencananya lebih cepat lagi. ”Mei ini,pembangunan fisiknya100 persen sudah harustuntas,” ujarnya.

Menurut Herman-syah, untuk membangunfasilitas pendukung hun-tap, jalan dan air bersihmenjadi tanggung jawabpemerintah daerah. Diamenilai daerah mampuuntuk melakukan itu me-lihat silpa anggaran tahunlalu. ”Saya rasa daerahmampu untuk memba-ngun infrastruktur pendu-kungnya. Toh silpanya sa-ja kemarin hampir Rp200 miliar,” ungkapnya.

Kepala Badan Nasional PenanggulanganBencana (BNPB) Syamsul Ma’arif menambah-kan, tahun ini pihaknya mengalokasikan anggaransebesar Rp 1,3 triliun untuk kesiapsiagaan, tang-gap darurat dan rehab rekon Mentawai. BNPBmasih fokus untuk tiga hal tersebut. KepadaSasaraina, Syamsul Ma’arif juga menyebutkan,tahun ini pihaknya berencana membangun duashelter lagi di Sumbar. Gunanya untuk kesiap-siagaan menghadapi bencana.

Alokasi dana yang dikucurkan untuk itu se-besar Rp 22 miliar. Belum diketahui apakah Men-tawai akan menjadi kabupaten pilihan untuk pem-bangunan shelter tersebut. ”Kita terus meng-inggatkan masyarakat agar untuk waspada terha-dap ancaman bencana," kata Syamsul Maarifin.

Sekedar mengingat, kejadian bencana gempabumi berkekuatan 7,2 SR yang terjadi di Kepu-lauan Mentawai mendekati usia lima tahun. Gem-pa pemicu gelombang tsunami, mengakibatkan509 korban jiwa dan 11.425 orang mengungsi initerjadi 25 Oktober 2010 lalu. Kerugian di berbagaisektor pembangunan yang melanda empat keca-matan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Ke-camatan Sipora Selatan, Kecamatan Pagai Sela-tan, Kecamatan Pagai Utara dan Kecamatan Sika-kap tak terbilang. Untuk menghapus ”air mata”korban, diharapkan pembangunan huntap lagimengalami penundaan. (dbf)

Hermansyah: FasilitasPendukung HuntapTanggung Jawab Daerah

HERMANSYAH

SILPAMENTAWAI

TINGGI

SILPAMENTAWAI

TINGGI

MASIH PONDASI: Meski huntap ditargetkan akandiresmikan Mei mendatang, namun sebagaianpembangunan fisiknya masih sebatas pondasi. (FOTO:RAHADIO SUROSO/SASARAINA)

Page 12: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201512

EKSPEDISINUSANTARA JAYABAKAL SAMBANGI MENTAWAI

Laporan Khusus

Page 13: Majalah Sasaraina

KABUPATEN Kepulauan Mentawaibakal disambangi oleh MenteriKoordinator Bidang Kemaritiman

dalam kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya, Junimendatang. Sebab Kepulauan Mentawaimerupakan satu-satunya daerah perbatasan danterluar di Sumatera Barat. Demikian disam-paikan Kepala Bagian Humas Pemkab Kepu-lauan Mentawai, Joni Anwar, usai mengikutirapat koordinasi antara pemkab Mentawaidengan Pemprov Sumatera Barat. Rapat Koor-dinasi tersebut dihadiri oleh Asisten I ProvinsiSumbar, Sudirman Gani, Bupati KepulauanMentawai Yudas Sabaggalet, Danlantamal,Danrem, Kadishubkominfo, Kadis PariwisataEkonomi Kreatif dan sejumlah pejabat teraslainnya.

”Sebagai satu-satunya daerah kepulauan diSumbar, ekspedisi ini akan difokuskan kepadawilayah Kepulauan Mentawai. Jadi setiapSKPD, nantinya menyampaikan program-prog-ramnya dan kendala-kendala yang dihadapi diwilayah Mentawai,” ungkap Joni kepadaSasaraina.

Untuk pembentukan panitia kegiatanekspedisi tersebut, kata Joni, akan dilaksana-kan dalam minggu mendatang. Sementara,untuk di tingkat Provinsi Sumbar sendiri akandilaksanakan hari ini, (kemarin, red). BeberapaSKPD terkait di lingkungan Pemkab Menta-wai, seperti Dinas Kelautan dan Perikanan,Dinas Pendidikan, Kesehatan, Pariwisata dandinas-dinas lainnya, akan memaparkan pro-gram yang akan dan sedang dilaksanakan.

”Tentunya ini juga peluang bagi PemkabMentawai untuk mensosialisasilkan dan me-nyampaikan kendala atau kesulitan yang kitahadapi. Apalagi, Mentawai juga merupakansatu-satunya daerah kepulauan yang belumbanyak tersentuh pembangunan,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Joni, selain KepulauanMentawai, ekspedisi yang dilaksanakan selamasatu bulan tersebut, juga akan dilakukan didaerah-daerah lainnya di Pulau Sumatera,seperti Nias dan Bengkulu. Ekspedisi yangjuga melibatkan TNI angkatan laut tersebut,akan memberikan bantuan, baik secara fisik,seperti bahan ajar, alat kesehatan, maupun pe-

ngembangan sumber daya manusia dari sek-tor kemaritiman. Nantinya juga semua rom-bongan, menurut informasi yang didapat Joni,akan melaksanakan survey dan penyelesaianbatas-batas kemaritimanNKRI.

”Nah, EkspedisiNusantara Jaya tersebut,terkait pengembangansektor kemaritiman diSumatera Barat tersebut.Direncanakan akan difo-kuskan ke KabupatenKepulauan Mentawai.Dan rencananya jugaakan dihadiri oleh Men-teri Koordinator BidangKemaritiman, IndroyonoSoesilo,” jelasnya.

Untuk ekspedisi keMentawai itu sendiri, tutur Joni, dimulai daripelabuhan Teluk Bayur, Penasahan, Mentawai,dan dilanjutkan ke Bengkulu serta beberapadaerah kepulauan lainnya. (arf)

JONI ANWAR

FOTO: ISTIMEWA

Page 14: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201514

RENCANA pelebaran bandara Rokotyang berada di kecamatan SiporaSelatan, Kepulauan Mentawai dan

ditargetkan rampung pada tahun 2016 menda-tang, ternyata masih dalam tahap proses me-nunggu pembebasan lahan milik masyarakat.Sebagian masyarakat meminta ganti rugi tanahyang cukup besar dibanding alokasi danaAPBD yang telah dianggarkan. Demikiandiungkapkan Kepala Seksi Hubungan UdaraDishubkominfo, Andika Lesmana saatmenunggu kedatangan rombongan TNIAngkatan Laksamana Pertama Coki Hutabaratdan Letkol Laut Horas Sinaga di Bandara Ro-kot, Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selainmelakukan pengecekan kondisi bandara, rom-bongan juga direncanakan akan melakukan RunWay atau pengambilan titik koordinat bandara.

”Pada prinsipnya masyarakat sudah mulaipaham fungsi dan manfaat pelebaran bandara.Sebelumnya kita sudah melakukan pertemuandengan sejumlah masyarakat pemilik lahan,namun belum ada titik temu,” ujar Andika.

Besaran ganti rugi lahan masyarakat yangterkena pembangunan bandara, dikatakanAndika, masih belum menemukan titik temu.Sejumlah masyarakat terutama pemilik lahanwarga Desa Matobek, meminta ganti rugi lahanbelum cukup proporsional dibanding denganAPBD Kepulauan Mentawai yang tersedia.

”Beluma ada pemahaman terkait dampakdari pelebaran bandara akan meningkatkanpertumbuhan ekonomi masyarakat. Nah,memberikan pemahaman inilah yang masihsulit diterima masyarakat,” ungkap Andika.

Berdasarkan master plan perluasan kawa-san Bandara Rokot tersebut, direncanakan ba-kal mengenai sejumlah kurang lebih 50 pemiliklahan di daerah tersebut. Sebab panjang landa-san yang kini 850 meter menjadi 1400 meter.Selain juga dilengkapi berbagai fasilitas pen-dukung bandara, juga ditargetkan pesawatuntuk ukuran jenis pesawat boing bisa landas.

”Selama ini, karena kondisi landasan pacupesawat yang masih cukup pendek, kita barubisa mengoperasikan pesawat ukuran mini,yakni Susi Air. Dengan adanya penambahanpanjang landasan, ultimate 2000 meter, dan tar-get pesawat jenis boing, tentunya pelayanan dibandara terhadap penumpang akan lebih mak-simal,” ujar Koyo. S, selaku Kepala BandaraRokot Kepulauan Mentawai kepada Sasaraina.

Apalagi, tambah Koyo, dengan percepatanpembangunan Bandara Rokot, tentunya hargaatau tiket pesawat juga akan lebih murah. Dimana, selama ini penumpang pesawat tidakhanya dikenakan biaya transportasi udara, tetapijuga biaya transpotasi laut untuk sampai kebandara karena kondisi akses jalan darat yangbelum cukup optimal.

”Sekarang biaya ongkos pesawat untuksekali pergi mencapai Rp 360 ribu dengandurasi waktu kurang lebih 30 menit. Semua itu,sudah termasuk dengan biaya penumpanguntuk sampai ke bandara dengan menggunakanspeed boat. Kalau akses darat sudah optimaltentu penumpang tidak perlu lagi membayarbiaya transpotasi laut,” ujarnya.

Asisten I Bidang Pemerintahan KabupatenKepulauan Mentawai, Martinus, yang turut ha-dir menunggu kedatangan rombongan menga-takan, percepatan pembangunan bandara akandapat memacu pertumbuhan ekonomi. Selainitu juga, percepatan pembangunan sarana jalanTuapeijat-Rokot, nantinya juga akan dapat me-ringankan biaya transportasi udara menggu-nakan pesawat. ”Kita harapkan secepatnyapelebaran bandara dan akses transportasi daratTuapeijat-Rokot terlaksana. Dengan begitu,tentunya juga dapat menghemat waktu paratamu atau wisatawan ke Mentawai,” ujar priayang akrab disapa Ucok ini.

Sekitar pukul 16.00 wib, rombongan datangdengan menggunakan Helikopter. Namun,tidak diketahui siapa awak yang berada di atasHeli tersebut, karena penumpang Heli tidaksempat turun ke Bandara Rokot. Setelah sempatberputar-putar beberapa kali di atas lapanganbandara, dan turun landing sekitar kurang lebih3 menit, heli kembali take off. (arf)

Laporan Khusus

BELUM PROPORSIONALGANTI RUGI

BELUM PROPORSIONAL

FOTO: RAHADIO SUROSO/SASARAINA

Page 15: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 15

ATASI KELANGKAAN BBMPT. ASDP TUNGGU KOMITMEN PEMDAGUNA menjawab kebutuhan dan

perkembangan transportasi laut, PT.Angkutan Sungai dan Penyebrangan

(ASDP) berkomitmen kuat untuk terus mening-katkan pelayanan. Dengan semboyan, ”be thebiggest and be the best,” PT. ASDP pun jugasiap untuk mendorong pembangunan di daerahatau jalur pelayaran. Demikian diungkapkanManajer Usaha dan Teknik, Adolf Enoch, didampingi Kepala Suvervisi PT. ASDP CabangPadang, D. Anang Wahyudi, di sela-sela pe-ringatan hari jadi ASDP ke-42, siang di JalanPerintis Kemerdekaan, Padang.

Kegiatan perayaan yang digelar secara se-derhana tersebut, juga dihadiri sejumlah pe-tinggi di lingkungan PT. ASDP Cabang Padang,seperti, Manejer Keuangan, Asep Nuryadin,General Manejer, Masagus Hamdani, KaptenJoko Prihatin, dan Pengendali Dokumen (DPA),Zulfardi Kadir.

”Keberadaan ASDP tidak hanya sebagai

pemberi pelayanan, tetapi lebih dari itu, ASDPmesti turut mendorong percepatan pembangu-nan disuatu daerah atau rute transportasinya.Di manapun ASDP beroperasi, kita selaludilibatkan untuk mempercepat pembangunandi suatu daerah,” ungkap Adolf Enoch.

Menurut Adolf, pembangunan di Kepu-lauan Mentawai yang menjadi jalur pelayaranASDP, masih terlihat stagnand. Dia mengata-kan, pihaknya berjanji akan siap untuk mening-katkan pelayanan kepada seluruh penumpangkapal ASDP. Selain itu, pihaknya juga akanmembantu kesulitan dan tingginya harga BBMdi Kepulauan Mentawai. ”Sebetulnya, armadakita memiliki izin untuk membantu mendistri-busikan BBM di suatu daerah. Katakanlah satukali dalam sebulan dengan kapasitas BBMmencapai 10 ribu liter. Hal ini juga telah kitalaksanakan di daerah-daerah lainnya di Indo-nesia. Hanya tinggal, komitmen dari PemdaMentawai saja,” ungkapnya.

Selain itu, dengan keberadaan ASDP untukberoperasi di wilayah perairan Mentawai sejakMei tahun 1994, diharapkan menjadikan ma-syarakat Mentawai sudah seharusnya dapatlebih mandiri.

Di sisi lain, pihaknya juga mengakui, masihbanyak perbaikan yang akan dilakukan pada ta-hun mendatang, baik dari segi pelayanan, mau-pun armada. Kemudian, bagaimana memba-ngun kemitraan yang baik dengan seluruh la-pisan masyarakat dengan melakukan kegiatansosialisasi dan menyerahkan bantuan, sepertiyang pernah dilakukan pada tahun-tahunsebelumnya. Dia juga mengatakan, diperkira-kan pada tahun 2016 mendatang, ASDP akanmelakukan penambahan armada kapal. Namun,untuk jalur pelayaran belum bisa disampaikan.”Ke depan, kita akan melakukan penambahanarmada kapal. Tapi, kita belum bisa memas-tikan kapal tersebut untuk beroperasi di wilayahmana atau daerahnya,” tutupnya. (arf)

Laporan Khusus

KAPAL gambolo menyandar dipelabuhan Bungus yang selalu setiamelayani warga Mentawai.(FOTO: ISWANTO.JA/SASARAINA)

Page 16: Majalah Sasaraina

Agenda

PimpinanHarus JadiPanutanBUPATI Kepulauan MentawaiYudas Sabaggalet mengukuhkanCamat Siberut Utara AgustinusSabebegen, sekaligus pelantikanKetua TP PKK Kecamatan SiberutUtara dan Pelantikan PejabatFungsional sebanyak tujuh KepalaSekolah dan satu 1 Kepala TataUsaha, .

Bupati Kepulauan MentawaiYudas Sabaggalet mengatakan,semua pejabat yang dilantik padaprinsipnya bukan sebagai menager,tetapi sebagi seorang pemimpinuntuk sebagai contoh. Sebab menjadicontoh memang sangat sulit, baikdari tingkah laku, tutur kata, disiplindan etos kerja. Maka saatnyasekarang untuk merubah kearahyang lebih baik demi menyongsongmasa depan Mentawai.

”Kepada semua insanpendidikan harus saling membantudan menghargai, jangan salingmenjatuhkan. Kalau hal ini terjadimaka Mentawai akan hancur. Jadimari kita melihat ke depan untukmembangun Mentawai secarabersama-sama,” harapnya.

Yudas juga menekankan kepadaCamat yang baru dikukuhkan, agarsemua masyarakat di Siberut Utaratidak ada lagi mengatakan bahasayang hanya menghabiskan. Sekarangsaatnya mendukung Camat untuksaling memberikan masukan dalamkonteks untuk membangunMentawai. (ers)

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201516

SMPN 2 DiresmikanBUPATI Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet meresmikan

Gedung sekolah SMP Negeri 2 Siberut Utara, Desa Sirilogui,di dampingi Ketua TP PKK Kabupaten Kepulauan Mentawai

Rosmaida Yudas. Peremian itu secara simbolik ditandai denganpemotongan pita.

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet menyatakan,pembangunan sekolah yang terus dilakukan oleh pemerintah merupakansalah satu komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan diMentawai. Sebab untuk mewujudkan generasi yang berkualitas, sangatdibutuhkan dengan dukungan sarana dan prasarana, sehingga menjadikanproses belajar mengajar semakin nyaman. ”Sesuai dengan kebutuhan akanruangan pembelajaran untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanandalam proses pendidikan serta pengajaran, maka diharapkan proses belajarmengajar semakin lebih baik lagi”, tegas Yudas dalam sambutannya.

Menurut Yudas, dengan komitmen dalam keteguhan hati untukmembangun Mentawai, Sirilogui mempunyai potensi, baik sumber dayaalam maupun sumber daya manusia. Maka harus disinergikan untukmembangun Sirilogui dengan memberikan pembangunan Gedung Sekolah

SMP. Kita memandang memang sudah selayaknya diberikanpembangunan sekolah baru di Sirilogui yang telah melahirkan generasiMentawai.

Yudas bertekad untuk terus melakukan pembangunan serta penyebaranSMP di seluruh Mentawai. Sebab banyak anak-anak setelah tamat SDtidak bisa melanjutkan kejenjang SMP. Ini akibat untuk melanjutkankejenjang SMP terlalu jauh untuk mejangkaunya ke daerah lain, sehinggamembutuhkan biaya besar untuk menyekolahkan tingkat SMP.

Yudas menekankan, terutama anak SD dan SMP, bahwa harus selalubangga menjadi orang Mentawai menjaga identitas dan peradaban diMentawai. Kalau Sumatera Utara, Nias Minangkabau ada identitasnya,maka pertanyaannya apakah Mentawai ada identitasnya.

”Ketika peradaban kita berbaur dengan orang luar, kita lebih cendrungtenggelam dari pada harus bangkit berdiri kokoh sebagai orang Mentawai.Melalui pendidikan kita bisa maju. Bukan karena kita tinggal di pulau,tapi hanya pendidikan yang bisa membaut kita berubah lebih baik. Meskitingggal di kota, tapi kalau tidak berpendidikan juga tetap tertinggal,”ujarnya. (ers)

Butuh Dukungan Penambahan PolsekKAPOLRES Kabupaten Kepulauan Mentawai AKBPReko Indro Sasongko mengingatkan agar pembangu-nan tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, namunpembangunan sumber daya manusianya juga menjadihal terpenting. Sebab saat ini arah pembangunan diMentawai masih fokus pada pembangunan fisik.

”Kita masih sangat minim sumber daya manusiayang berkualitas, baik dari mutu maupun jumlah. Salahsatunya, dapat dilihat dari personil anggota Polres Ke-pulauan Mentawai sendiri. Dari segi jumlah personilbaru hanya terpenuhi sekitar 52 persen,” ungkap Reko.

Dijelaskan Reko, kendala minimnya personil Ke-polisian tersebut, tidak hanya untuk wilayah PolresKepulauan Mentawai, tetapi kekurangan personil sec-ara keseluruhan juga dirasakan di Polres dan MapoldaSumbar. Namun personil untuk Kepulauan Mentawaijauh lebih minim dibanding Polres di daerah lain yangada di Sumatera Barat. Pada peneriman calon Tantama,Bintara, dan Akpol tahun ini diharapkan putra-putriMentawai dapat lebih banyak diterima menjadianggota Polisi. Di sisi lain, kekurangan personil diwilayah Polres Kepulauan Mentawai sendiri jugaberdampak terhadap belum terpenuhinya standarpersonil untuk di Mapolsek yang ada di Kepulauan

Mentawai.”Sekarang, masih ada Kapolsek yang membawahi

tiga kecamatan di Kepulauan Mentawai. Salah satu-nya, di Pulau Siberut. Polsek Siberut Selatan, mem-bawahi juga Siberut Tengah, dan Siberut Barat Daya.Nah, rata-rata ditiap Mapolsek hanya memiliki per-sonil sekitar 17 orang,” ujar Reko.

Padahal, kata Reko, untuk standar personil diMapolsek minimal 20 orang. Dari sepuluh kecamatanyang ada di Kepulauan Mentawai baru ada empatMapolsek. Sementara itu, personil yang tersedia jugabelum terpenuhi dengan optimal. berdasarkan kebutu-hannya seharusnya ada penambahan Mapolsek diwilayah Kepulauan Mentawai. Sebagai tahap awal,minimal dengan mendirikan Pos Polisi. Namun halitu kembali lagi kepada kesiapan Pemkab Mentawaidalam memfasilitasi lokasi Pos Polisi itu sendiri.

”Pada prinsipnya pengembangan Polsek tergan-tung kepada Pemkab dan masyarakat untuk memfa-silitasi lahan guna lokasi pembangunan Pos Polisi danselanjut konversi menjadi Mapolsek. Dari tiap-tiap PosPolisi dibutuhkan minimal 10 personil. Sebagian lo-kasi sudah ada yang oke, tinggal menunggu pemba-ngunannya saja,” jelasnya . (arf)

BUPATI Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet foto bersama usai melantik camat dan kepala sekolah.

FOTO: ERI SUPRIYANTO/SASARAINA

Page 17: Majalah Sasaraina

Agenda

KAPAL BERILOGA DILOUNCHING

Layani Penumpang Antar Pulau

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 17

KAPAL Beriloga milik Pemkab Mentawai dilaunching secara perdanauntuk beroperasi melayani rute Betaet. Operasi pelayaran untuk antarpulau itu diresmikan Bupati Kepulauan Mentawai di Pelabuhan Pokai,Kecamatan Siberut Utara.

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet memberikanapresiasi kepada Dinas Perhubungan dalam melakasanakan tugasdengan semangat serta bekerja tanpa pamrih meskipun banyak tantanganyang dihadapi mengarungi laut Mentawai. ”Kapal antar pulau sudahlama kita rindukan untuk beroperasi ke Pantai Bbarat. Sebab masyarakatyang tinggal di sana warga Mentawai juga. Soal ombak besar di pantaiBarat memang sudah terkenal. Namun bukan persoalan ombak besarmenjadi tidak jalannya kapal, bagaimana kita melayani masyarakat yangtidak pernah dilayani kapal antar pulau,” jelasnya.

Soal ombak besar yudas menyebutkan, tidak harus memaksakanuntuk berlayar, sebab risikonya juga tinggi. Tapi ketika cuaca bagusmaka tidak ada alasan untuk tidak melayani masyarakat,” tegasnya.

Yudas menambahkan, sudah diketahui bersama, bahwa Simataludaerah pantai Barat dengan banyak potensi ekonomi. Namun di Simatalu

sering dilakukan barter karena jalur transportasi tidak ada. Makasekarang segera dibuka akses transportasi kapal Beriloga untuk melayanirute pantai Barat.

”Baru beberapa hari ini kita melantik Camat Ssiberut Barat, merekasangat semangat sekali ketika mendengar kapal antar pulau beroperasike Betaet. Jadi mari kita bangun komitmen bersama untuk membangundaerah ini. Mudah-mudahan kapal beroperasi lancar dan juga kita akanberusaha untuk pikirkan kapal yang lebih bagus untuk rute antar pulau,”optimisnya.

Selain itu, Yudas mengharapkan pada Kapolsek Sikabaluan danDanramil untuk keamanan. Dengan ada jalur pelayaran sudah pasti akanada kegaiatan-kegiatan transit dan sebagainya. Maka keamanan harusdijaga terutama narkoba, perdagangan manusia yang sekarang sudahbanyak terjadi di mentawai. Ini sangat perlu diawasi dengan ketat

Kabid Laut Perhubungan Dinas Perhubungan Mentawai, Amrial me-ngatakan, rute yang akan dilalui Kapal Beriloga yakni, Tuapeijat, Mai-lepet, Pokai, Labuan Bajau, Tiniti dan Betaet. Pihaknya sangat banggakepada masyarakat bisa memberikan support dan pelayanan. (ers)

PERESMIAN KANTOR DESA

Tingkatkan Pelayanan MasyarakatPERESMIAN Kantor Desa Simalegi Kecamatan Siberut Barat ditandaidengan pemotongan pita oleh Bupati Kepulauan Mentawai bersamaKetua TP PKK Rosamaida Yudas. Pada kesempatan itu, sedikitnya 100siswa SD dan SMP memberikan sambutan pada Bupati Mentawai.

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet memberikanapresiasi kepada kepala Desa yang telah menyelesaikan kantor desa.Diharapkannya kantor desa terus meningkatkan pelayanan masyarakatserta bisa memperhatikan di lingkungan desa. Sebab ada juga kantordesa yang sering tutup bagaikan kantor mati..

Menyambut pemilihan kepala desa 31 Maret, Yudas memberikanpesan kepada Kepala Desa yang terpilih nantinya, aga lebihmengutamakan kesatuan dan kesatuan. Sebab persoalan jabatan adalah

persoalan proses, jangan sampai ada perpecahan. "Dalam memberikanpelayanan harus diberikan pelayan umum yang memuaskan dan stafdesa harus dapat menunjukkan rasa empatik dengan penuh senyumramah. Berikanlah pelayanan terbaik kepada setiap warga sejak merekaberada memasuki pekarangan halaman kantor desa,” papar Yudas pesanYudas.

”Kantor Desa salah satu tempat masyarakat untuk mengurus suratmenyurat yang merupakan milik pemerintah. Untuk itu dengan adanyaKantor desa yang telah berdiri hendaknya masyarakat tidak perlu lagimengkhawatirkan akan pelayanan di kantor desa. Semuanya sudahlengkap dan siapapun yang datang asalkan warga Simalegi akan tetapdilayani. (ers)

FOTO: ERI SUPRIYANTO/SASARAINA

BUPATI Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggaletmeresmikan pelayaran perdana KM. Beriloga untukpelayaran antar pulau di Mentawai.

Page 18: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 02/Februari-201518

Koordinasi KunciMembangun MentawaiBUPATI Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet melantik CamatSiberut Tengah Akas Sikatcila sekaligus pelantikan Ketua TP PKKoleh Ketua TP PKK Kabupaten Kepulauan Mentawai Rosmaida Yudas.

Dalam sambutannya, Yudas meminta agar Camat yang sudahdikukuhkan lebih banyak kreatif, mengkordinir desa, mengkordinirkegiatan P2D mandiri dan lebih banyak kordinasi dalam bentukpembangunan. Sebab kesehatan, pendidikan sudah menjadi tugasCamat dalam wilayahnya untuk saling berkordinasi kepada yang lain.

Masalah jalan P2D mandiri dan dana ADD, perlu dikordinasikandengan baik dan perlu dicarikan sistem pengelolahannya. Tahun inidengan persetujuan DPRD Mentawai, ADD dari Rp 33 Milyar dinaikanmenjadi Rp 66 Milyar untuk seluruh Mentawai. Jika tidak dikeloladengan baik maka mubajir. Camat yang baru harus bisa mendobrakdan merangsang pembangunan jalan serta pembangunan lainnya.

”Terkait P2D Mandiri, kalau pengerjaannya oleh masyarakat danhasilnya tidak bagus, suruh bongkar lagi. Sebab pembangunan ituhanya kita yang membangun dan menikmatinya. Ketika dana untukmembangun sudah ada, maka tinggal mekanisme dan sisitem kerjanyaserta pengawasan. Semua itu perlu kordinasi dengan Kepala Kapusdan bekerjasama dengan Camat,” tegasnya.

Terkait dana ADD, jika tidak bisa terealisasi melalui program P2Dmandiri, bagaimana bisa menambahnya lagi. Maka akan diberlakukansanksi jika dana ADD tidak habis. Untuk masyarakat diharapkanCamat bisa saling kerja sama. Tidak ada lagi yang dijadikan persoalandan sekarang melihat ke depan. Jangan menjadi bumerang bagi Camattidak pernah habis persoalannya. Jika memang ada yang keliru perludiluruskan. Sebab yang harus dibangun itu kekompakan sebagai modalutama. (ers)

Agenda

12 GedungPrasarana Diresmikan

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet meresmikan 12gedung prasarana Kecamatan Siberut Tengah secara simbolis di dampingiWakil Ketua DPRD Mentawai Nikanor Saguruk, sekaligus pemotonganpita. Alasanan memilih Akas Sikatcila sebagai camat untuk memimpinSiberut Tengah, karena sudah berpengalaman. Yang bersangkutan pernahmenjadi camat khusus membangun daerah kita terutama di bidangpendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Dalam hal ini DPRD Mentawaisiap mendukung anggaran. ”Sekarang tergantung kita lagi, maudikemanakan anggaran tersebut. Di samping itu gedung yang sudahdibangun bukan tujuan akhir kita. Tujuan kita adalah manusia. Sehebatapapun gedung, kalau manusia tidak terlayani dengan baik, apa gunanyagedung dibangun,” ujarnya.

Yudas menegaskan, kesehatan masyarakat hal yang tidak bisaditawar-tawar. Jika kesehatan masyarakat sudah terjaga, itu merupakansuatu modal awal untuk bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat,mengutamakan pelayanan tidak ada pandang bulu dan harusdiselamatkan nyawa manusia.

"Semoga puskesmas yang dibangun ini mampu menjawab kebutuhanmasyarakat di Kecamatan Siberut Tengah. Terkait kebutuhan pelayanankesehatan yang prima, diharapkan kepada seluruh tenaga medis untukmeningkatkan serta memaksimalkan dalam memberikan pelayanankepada masyarakat. Kepentingan pelayanan kepada masyarakat harusmenjadi perhatian dari semua tenaga medis, semaksimal mungkinmasyarakat harus mendapatkan pelayanan yang baik. Maka bekerjalahdengan hati,” tegasnya.

Sementara Camat Siberut Tengah Akas Sikatcila mengatakan,anggaran pembangunan berasal dari dana APBD dan DAK pada tahun2013-2014. Maka semua pembangunan yang ada di Siberut Tengah itubisa digunakan secara resmi hingga pemanfaatannya semakin baik. Selainitu, bangunan sebanyak 12 gedung tersebut pusatnnya di puskesmasSiberut Tengah, seperti puskesmas rawat inap Saibi Samukop yangdibangun tahun 2014, gedung Pustu di Saliguma, Poskesdes di Kaleak,Desa Saibi Samukop, Poskesdes di Sibuddak Oinan, Desa SaibiSamukop, Poskesdes di Sua, Desa Saibi Samukop, Poskesdes di Gulu-guluk, Desa Saibi Samukop, Poskesdes di Simoilaklak, Sesa SaibiSamukop, Poskesdes di Subelen, Desa Cimpungan. Untuk pembangunangedung pendidikan serta asrama siswa, gedung laboratorium IPA,Perpustakaan SMPN 1 Siberut Tengah yang sudah siap dipergunakandan Badan Pemberdayaan Masyarakat dari dana DAK ada Balai KB, inilah fasilitas pemerintah yang dibangun di Siberut Tengah. (ers)

FOTO: ERI SUPRIYANTO/SASARAINA

BUPATI Kepulauan Mentawai melantik Camat Siberut Tengah, Akas Sikatcila.

FOTO: ERI SUPRIYANTO/SASARAINA

BUPATI Kepulauan Mentawai menggunting pita sebagai simbol peresmian gedungsekolah.

Page 19: Majalah Sasaraina

Pj. Kepala DesaTolak Forum DesaFORUM Desa yang diselenggarakan olehKecamatan Siberut Barat di Aula Kantor CamatSiberut Barat menimbulkan kejanggalan. Forum Desayang hanya diikuti oleh peserta dari Desa Simataluberjumlah sekitar 30 orang itu, ternyata menyimpansebab terhadap peserta dari Desa Simalegi yang tidakmenghadirinya.

Pergantian Camat Siberut Barat oleh LucianusTaelagat, ternyata menjadi dasar penyebab pesertadari Desa Simalegi tidak menyetujui pelaksanaanFofum Desa. Hal ini dinyatakan oleh PJ Kepala DesaSimalegi, Fransiskus Elon (42) kepada Sasaraina dirumahnya.

Menurut Fransiskus Elon, sangat tidak etis ketikaacara forum desa dilangsungkan, sementara camatbelum hadir di tempat. ”Saya pikir sangat tidak etisjika acara forum desa ini dilangsungkan juga,sementara camat sendiri belum hadir dan belum adajuga instruksi darinya tentang pelaksanaan kegiatanini,” ujar Fransiskus Elon.

Di tengah suasana yang cukup meresahkanpeserta itu, Fransiskus Elon menginstruksikan kepadaseluruh peserta dari Desa Simalegi untuk menghadirirapat pembentukan P2KD di Kantor Desa Simalegiyang kebetulan sedang digelar oleh Badan Permu-syawaratan Desa (BPD) Simalegi di hari yang sama.

Dengan instruksi Pj Kepala Desa itu, semuapeserta dari Desa Simalegi langsung menuju kantordesa untuk mengikuti rapat pembentukan P2KD.Ketua BPD Simalegi Josuar Taelagat, menjadipimpinan rapat pembentukan P2KD itu jugamenyatakan sikap setuju dengan keputusan Pj. KepalaDesa dengan alasan Desa Sigapokna juga belumhadir.

Selang waktu setengah jam, keadaan itu ternyatasampai di telinga Mantan Camat Siberut Barat Pau-lina, T. Saruru, yang menjadi coordinator pelaksanaanforum desa. Pada saat perencanaan kegiatan itupihaknya masih sebagai pimpinan di KecamatanSiberut Barat.

Akhirnya Paulina. T Saruru, langsung mandatangikantor desa tempat peserta dari Desa Simalegi sedangberkumpul mengikuti rapat pembentukan P2KD.Kedatangan Paulina di tempat itu sempatmenimbulkan ketegangan yang disebabkan terjadinyaperdebatan antara Paulina dengan Pj. Kades.

Menurut Paulina, tindakan Pj. Kades yang mela-rang warganya mengikuti forum desa itu sudah sa-ngat tidak pantas karena sudah berkesan tidak meng-hargai pemerintah di tingkat kecamatan, sehinggaterkesan mengkotak-kotakkan orang Simalegi denganorang Simatalu, ”Silahkan langsungkan forumSimalegi di kantor ini dan kami langsungkan jugaforum Simatalu di sana,” kata Paulina.

Paulina menyesalkan tindakan Pj. Kades yangtidak propesional itu. Kata Paulina, seharusnya Pj.Kades bersikap profesional jika memang ada masa-lah atau kendala lain. Tidak ada salahnya dikordi-nasikan terlebih dahulu sebelum mengambil kepu-tusan, apalagi surat pemberitahuan dari kecamatansudah dilayangkan jauh hari sebelumnya. Meskipunkeadaan seperti itu, nyatanya forum desa tetapberlangsung hanya dengan 30 peserta khusus dariDesa Simatalu, dan rapat pembentukan P2KD tetapdilanjutkan sampai selesai. (mrd)

2016, Mentawai GelarKegiatan MKESEBAGAI daerah terluar dan terdepan,Kepulauan Mentawai untuk pertama kali-nya mendapat kesempatan menjadi tempatpenyelenggaraan kegiatan MultilateralKomodo Exercisepada 2015-2016 menda-tang. Kegiatan yang digelar oleh TNI Ang-katan Laut tersebut, nantinya akan melibat-kan sebanyak sembilan negara. Hal terse-but terungkap saat kunjungan Asisten Ope-rasi Gugus Tempur Laut Wilayah Barat(Guspurlabar) Kolonel M. Nursid dalam ra-pat bersama dengan jajaran PemerintahanKabupaten Kepulauan Mentawai, di AulaKantor Bupati Kepulauan Mentawai.

Selain menggelar rapat bersama, rom-bongan yang datang menggunakan KapalRepublik Indonesia (KRI) Oswald Siahaan(OWA) 354 tersebut, juga melakukan sur-vey di sepanjang jalan rokot dan perairanKepulauan Mentawai. Kegiatan rapat yangmelibatkan stake holder di lingkunganPemkab Mentawai.

Kolonel M. Nursid melalui DanlanalMayor E. Baratiku menyebutkan, sebagaidaerah terluar dan terdepan KepulauanMentawai perlu mendapat perhatian khu-sus oleh pemerintah. Kepulauan Mentawaijuga merupakan daerah terluar bagianBarat Pulau Sumatera yang rentan menim-bulkan persoalan batas wilayah teriotorialIndoensia.

”Ini merupakan kegiatan penting TNIAL dalam menjaga keutuhan NKRI. Untukitu, kita perlu dukungan dari seluruh lapi-san dan pemangku kepentingan,” ujarnyakepada Sasaraina.

Apalagi, kata Baratiku, KepulauanMentawai salah satu kawasan strategis da-lam membangun daerah pertahanan. Se-

jauh ini wilayah Kepulauan Mentawai ma-sih dalam kondisi kondusif. Walaupun be-gitu, tidak menutup kemungkinan terja-dinya persoalan-persoalan yang berkaitandengan daerah teritorial atau batas wilayah.Menghadapi kegiatan yang berskala inter-nasional tersebut, pihaknya akan meninjaukesiapan rencana pembangunan BandaraRokot, sekaligus mengenai kosentrasi pen-duduk yang ada di wilayah Sipora dan Si-berut. Kemudian, dilanjutkan dengan pe-ngecekkan sejumlah dermaga yang ada diMentawai. Lalu melakukan kegiatan pe-ngobatan gratis terkait penyakit endemikyang dihadapi masyarakat.

Baratiku menyebutkan, kegiatan Mul-tilateral Komodo Exercise tersebut, mem-punyai dimensi kepentingan nasional seka-ligus regional dan internasional dalam me-ningkatkan hubungan antarnegara ASEANpada khususnya, dan negara non-ASEANpada umumnya. Kegiatan tersebut juga ber-tujuan untuk meningkatkan stabilitas ke-amanan maritim kawasan, meningkatkankemampuan (capacity building) tim pe-nanggulangan bencana Indonesia, teruta-ma TNI Angkatan Laut, dalam konteksoperasi secara multilateral. Namun, terkaitnegara mana saja yang akan diikutsertakandalam kegiatan, pihaknya belum berani un-tuk menyebutkan.

”Sifatnya menunggu instruksi dari pre-siden RI dan Komandan TNI AL. Setelahmelaporkan hasil survey dari daerah Ke-pulauan Mentawai. Tentunya tidak terlepasdari pemangku kepentingan di republik ini.Namun pada prinsipnya, kita sudah me-nyiapkan strategi untuk mensukseskan ke-giatan tersebut,” ujarnya. (arf)

SASARAINAEdisi: 02/Februari-2015 19

AGENDAFOTO: ISTIMEWA

Page 20: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201520

KUNJUNGAN Ketua TP-PKKProvinsi Sumatera Barat keMentawai Nelvi Irwan Prayitno

mendapatkan apresiasi dari Ketua TP-PKKKabupaten Kepulauan Mentawai. Kunjung-an tersebut ditunggu-tunggu kader PKKMentawai dalam perpaduan program kerja.Kegiatan pertemuan istri kepala daerah inidi gelar di Pendopo Bupati KepulauanMentawai.

Hadir dalam kesempatan acara tersebutKetua TP-PKK Provinsi Sumatera Barat,Ketua TP-PKK Kabupaten Kepulauan Men-tawai, Ketua GOW Mentawai, Kepala BPMProvinsi Sumatera Barat, Asisten II Men-tawai, Kapolres Mentawai, Dandim 0319,Danlanal Mentawai, serta rombonganpengurus TP-PKK dari 19 kota/kabupaten.

Nelvi Irwan Prayitno mengatakan, per-temuan yang dilaksanakan di Mentawaimerupakan pertemuan bulanan istri kepaladaerah yang melibatkan seluruh pengurusdan organisasi. Pertemuan tersebut tujuan-nya bagaimana mencerdaskan kaum perem-puan dari berbagai organisasi yang ada me-liputi Tim Penggerak PKK, GOW, dari De-kranasda, Dharma Wanita dan sebagainya.

Pertemuan bulanan tersebut dilakukansecara keliling dari 19 kota/kabupaten ter-masuk Mentawai. Kegiatan untuk mencer-daskan kaum perempuan. Sebab perempuanharus menjadi pelaku pembangunan, bukanobjek pembangunan tetapi menjadi subjekpembangunan, sehingga dengan programyang mencerdaskan perempuan melaluiinstitusi terkecil dalam masyarakat menjadikeluarga kecil yang berkualitas. Ini sesuaidengan harapan presiden kita.

”Perhatian kita terhadap KabupatenMentawai sangat besar, terutama Ketua TP-PKK Mentawai sangat aktif mengikutikegiatan-kegiatan di provinsi. Empat tahunterkahir ini banyak prestasi tingkat provinsidan nasional yang diraih oleh Mentawai,”ujar Nelvi.

Menurut Nelvi, pemberdayaan perem-puan di Mentawai sangat penting karenamasih banyak pernikahan dini. Ini akibatbelum tercapainya pendidikan sampaiSMA. Diharapkan melalui pendidikan yangbaik di Mentawai, mudahan-mudahan de-ngan belajar sampai kejenjang SMA tidakada lagi pernikahan dini terjadi di Men-tawai. Sebab ini akan merusak pada gene-rasi dan dampaknya banyak yang cerai.

Soal perkembangan pemberdayaan pe-rempuan, diupayakan program KB berjalandengan mengatasi pernikahan dini. Selainitu menurunkan angka kematian ibu danbayi saat melahirkan, mencegah gizi buruk,peduli dengan prilaku hidup lingkunganbersih dan sehat. ”Jadi difokuskan padapemberdayaan keluarga. Jadi merumuskanbagaimana keluarga di Mentawai ini keluar-ga kecil tapi berkualitas dan sejahtera,”harapnya.

Dengan dilaksanakan pertemuan istrikepala daerah ini, menjadi kegiatan yangberkelanjutan nantinya. Melihat Mentawaimulai memasuki taraf hidup yang lebih baikpascatsunami 2010, maka perlu adanya mo-tivasi dan pemebelajaran tiap wilayah danTP-PKK Mentawai. Selain itu juga harusbisa menciptakan syair lagu daerah tentangtsunami dengan bahasa Mentawai. (ers)

Prioritaskan Layanan KesehatanWAKIL Ketua DPRD Mentawai Nikanor Sa-guruk menegaskan, peningkatan layanan ke-sehatan bagi masyarakat menjadi prioritasutama Pemerintah Kabupaten KepulauanMentawai. Bukti keseriusan pemerintahterlihat dari sejumlah pembangunan infra-struktur yang dibangun seperti puskesmas ra-wat inap, menjadi prestasi kepala daerah. Ten-tunya sudah merespon apa yang telah diusul-kan masyarakat disampaikan melalui DPRDMentawai.

”Peresmian ini tidak berhenti di sini saja,tentu masih ada lagi pembangunan-pem-bangunan yang lebih besar diresmikan yangsudah diskusikan bersama melalui musrebang.Ada tiga jembatan besar, lalu program-pro-gram ke depan berkaitan dengan pembangu-nan sumber air dan sebagainya. Dan semuaitu masih berkaitan dengan kepentinganfasilitas umum,” ujarnya.

Menurut Nikanor, bersama Bupati dananggota DPRD Mentawai sepakat, bahwa

begitu banyak pembangunanuntuk yang harus dikawal ber-sama-sama. Untuk melakukanpembangunan perlu duduk ber-sama untuk menjawab apa su-dah tertuang dalam misi dan visiRPJMD yang sudah berkaitandengan Musrembang.

”Targetnya akan dilaksnakansesuai dengan tata ruang. Kamimemberikan apresiasi kepadamasyarakat dan ini menjadi sua-tu kebanggaan kita semua. Ang-garan Rp 20 Miliyar akan dike-jar pembangunannya, tepatnyadi Desa Madobag dan akan di-bangun SMA serta SMK. Pem-bangunan sekolah itu harus diSarereket, termasuk lokasiwisata di Madobag, sehinggaarah pembangunan juga berja-lan di sana,” jelasnya. (ers)

Agenda

MINIMALISIRPernikahan DiniMINIMALISIRPernikahan Dini

FOTO: ERI SUPRIYANTO/SASARAINA

KETUA TP-PKK ProvinsiSUmatera Barat, Nelvi

Irwan Prayitnomemberikan sambutan

pada pertemuan istrikepala daerah se-Sumatera Barat di

Mentawai.

NIKANOR

Page 21: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 21

Kawal Nasionalismedi Batas NegaraUNTUK peningkatan wawasan kebangsaan,

pada tokoh agama, adat, masyarakat sertaunsur elemen lainnya, dalam rangka fasilitasi

akur dan FKMD, secara resmi dibuka oleh BupatiMentawai Yudas Sabaggalet. Peningkatan wawasankebangsaan bertujuan untuk mengoptimalkan pe-ngembangan dan pelaksanaan serta nilai nasionalis-me bangsa guna pemberdayaan serta penguatan ke-sadaran berbangsa dan bernegara yang berlandaskanpada nilai pancasila.

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggaletmengatakan, untuk meningkatkan pengetahuan ma-syarakat tentang wawasan kebagsaan perlu di ting-katkan. Sebab banyak yang tidak paham akan nilai-nilai yang terkandung baik dalam pancasila, Undang-Undang Dasar 45, Bhineka Tunggal Ika, demipenguatan NKRI.

”Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan luas6000 km2, luas laut lebih kurang 10.000 km2 danjumlah penduduk Mentawai lebih kurang 86.000, se-dangkan 14 persen luas Sumatera Barat ada di Ka-bupaten Kepulauan Mentawai. Ini satu-satunya ka-bupaten yang memiliki laut langsung karena ke-pulauan.

Sepanjang Pantai Barat Sumatera, Mentawaidikarunia dua pulau terluas. Wlaupun dengan kondisigeografis, tetapi sangat menjanjikan sumber dayaalam yang memadai. Salah satunya Mentawai me-miliki ombak terbaik di dunia setelah Hawai dan tidakada ditempat lain,” ujarnya.

Kabupaten Kepulauan Mentawai bagian Suma-tera Barat dan Sumatera Barat bagian dari Mentawai.Secara administratif itu sudah pasti dan diharapkanjuga secara geopolitik serta ekonomi. Maka semua

itu menjadi tanggung jawab bersasama. Pada rapatdi Provinsi Sumatera Barat terungkap, ada delapandaerah tergolong tertinggal di Sumatera Barat, seka-rang hanya tinggal tiga Kabupaten yaitu Dhamasraya,Solok Selatan dan Mentawai. Di antara tiga kabu-paten yang paling tertinggal itu Kabupaten KepulauanMentawai.

Berbicara soal pendidikan di Mentawai, kataYudas, memang masih banyak yang harus diperbaikidalam kontek sumber daya manusia. Akan tetapi or-ang yang punya pendidikan dan punya sumber dayamanusia handal yang bisa merangkul pembangunandengan baik. Karena sudah dibuktikan sumber dayaalam yang melimpah, tapi Mentawai belum meman-faatkan dengan baik.

”Persoalan lain akan berentetan ke bawah terha-dap kualitas pelayanan birokrasi. Ini karena kondisijuga yang berada di kepulauan, maka sangat perlupelayanan birokrasi yang efektif dan efisien di Men-tawai. Memang manajemen pemerintah dibuat samaseluruh Indonesia. Begitu diterapkan di KepulauanMentawai yang memiliki empat pulau besar, jadimenjadi tidak efisien dan efektif. Maka ada kecen-drungan terjadi dalam pelayanan birokrasi yangbelum maksimal,” jelasnya.

Yudas berharap, suatu ketika Gubernur SumateraBarat dan Rektor Unand berasal orang Mentawai,tetapi jangan hnaya sekadar dinomisasi saja. Hal ter-penting mempersiapkan sumber daya manusia. Ka-lau sumber daya manusia sudah mantap, maka da-lam kontek wawasan nusantara perlu dibangun. Kare-na wawasan nusantara yang baik secara geopolitikdan geostrategi ke depan sebetulnya adalah ekonomiitulah kuncinya. (hrs)

untukmeningkatkan

pengetahuanmasyarakat tentang

wawasan kebagsaanperlu di

tingkatkan,karenabanyak yang tidakpaham akan nilai-

nilai yangterkandung baik

dalampancasila,Undang-

Undang Dasar45,Bhineka tunggalika,demi penguatan

NKRI

AgendaAgenda

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet bersama unsur Muspida hadir pada acara Peningkatan wawasan Kebangsaandi Tuapeijat, Mentawai. (FOTO: RAHADIO SUROSO)

Page 22: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201522

AKBP. REKO INDRO SASONGKO

Mentawai Bukan”PULAU BUANGAN”MENGAWALI karir sebagai pimpinan

polisi di wilayah Resort KepulauanMentawai, bagi AKBP Reko Indro

Sasongko, menyadari masih banyak tugas beratyang mesti diselesaikannya. Apalagi, sejakterjadinya beberapa kasus penyalahgunaannarkoba yang melibatkan oknum anggotanyaitu sendiri.

Maraknya oknum anggota Polres Mentawaidalam penyalahgunaan narkoba, dianggapbukan hal baru di daerah tersebut. Imej anggotaPolisi yang dimutasi ke wilayah Mentawai, olehsebagian masyarakat juga disebut-sebut rata-rata sebagai anggota yang bermasalah, terutamadalam hal penyalahgunaan narkoba. Sehingga,penyalahgunaan narkoba oleh oknum anggotaPolisi di Kepulauan Mentawai sudah bukan lagimenjadi hal asing lagi bagi masyarakat.

Erianto, salah seorang tokoh masyarakat diKepulauan Mentawai menyebutkan, daerah Ke-pulauan Mentawai oleh sebagian orang dija-dikan sebagai tempat pelarian. Dulunya, kataErianto, kondisi geografis daerah Mentawaimenguntungkan bagi orang untuk kabur, karenajauh dari pusat kota.

”Nah, kalau sekarang imej tersebut, mulaiberubah di tengah-tengah masyarakat. Seka-rang orang beranggapan bahwa, anggota yangdimutasi ke Mentawai merupakan anggotayang bermasalah. Ini sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat,” ujarnya.

Belakangan kenyataan tersebut juga mulaiberubah secara drastis. Oknum anggota yangbermasalah malah senang dimutasi ke Men-tawai dibanding ke daerah lain, seperti Papua.Oleh sebagian masyarakat menganggap,oknum anggota yang dimutasi ke Mentawaimalah menjadikan mereka leluasa dan berpri-laku arogan.

Walaupun begitu, imej sebagian masyara-kat juga beranggapan bahwa, anggota yangdimutasi ke Mentawai merupakan anggotayang dibuang atau dicampakkan. Sehingga, halitu juga dianggap anggota yang bertugas diMentawai, seolah dianggap sudah tidak lagimemiliki karir yang cemerlang.

Menanggapi hal tersebut, Kapolres Kepu-lauan Mentawai AKBP Reko Indro Sasongkomengaku, tidak menampik bahwa, memangada oknum anggota yang bermasalah lalu dimu-tasi ke Mentawai. Namun, hal itu merupakankebijakan pimpinannya di Polda untuk memu-tasi anggota polisi. Walaupun begitu, Rekomenegaskan, akan menindak tegas oknum-oknum anggotanya yang berlaku nakal, ter-masuk penyalahgunaan narkoba. Apalagi, kon-disi penyalahgunaan narkoba di Kepulauan

Mentawai yang melibatkan oknumanggota sudah sangat mempri-hatinkan.

”Sudah saatnya kitabertindak tegas terhadappenyalahgunaan narkoba.Tidak terkecuali kepadaanggota saya sendiri. Sayajuga sudah sering me-nyampaikan kepada ang-gota saat apel, untuk tidakmain-main dengan nar-koba,” ungkap pria kela-hiran Surabaya 14 Feb-ruari 1970 silam itu.

Di sisi lain, Reko jugamemamparkan, seharusnyaanggota yang bertugas di wilayahMentawai menyadari tugasnya denganbaik. Bertugas di Kepulauan Mentawaimembutuhkan loyalitas yang tinggi.Untuk itu, kata pria yang mengikutisekolah perwira (Sepa) prajurit karir(PK) tahun 1995 dan aktif di kepramu-kaan itu mengatakan, anggota yangbertugas di wilayah Mentawai sebetul-nya mendapatkan kesempatan pem-binaan karir.

”Anggota yang bertugas di daerahterluar dan terdepan memiliki peluangmendapatkan pembinaan karir danpangkat yang lebih baik. Tentunyaanggota juga harus menunjukkankinerja dan prestasi yang baik pula,”ungkap Reko.

Kejadian penyalahgunaan narkobayang melibatkan oknum anggotanya,beberapa waktu belakangan di wilayahtugasnya itu, seakan sudah menamparmuka Korps Kepolisian Wilayah Men-tawai. Dia juga menyampaikan, akanterus meningkatkan pengawasan, baikdi dalam wilayah Mentawai sendiri,maupun saat masuknya orang-orangdan pengiriman barang ke Mentawai.

”Peningkatan keamanan di pela-buhan akan terus kita maksimalkan.Terutama di pelabuhan-pelabuhan ka-pal, termasuk anggota-anggota yangpergi dan datang ke Mentawai. Sehing-ga nantinya imej dan anggapan bahwaanggota yang bermasalah dan dimutasike Mentawai tidak terjadi lagi. Lalu,bagaimana anggota yang bertugas diMentawai dapat melakukan kegiatanyang positif,” tutupnya.(arf)

Hukum

Page 23: Majalah Sasaraina

Hukum

KESADARAN masyarakat diKepulauan Mentawai dalam tertibberlalu lintas terbilang masih rendah.

Hal itu terlihat dari partisipasi masyarakatnyadalam kelengkapan dokumen kendaraan,seperti surat izin mengemudi (SIM).

”Rata-rata setiap bulannya, pemohon SIMhanya mencapai 40 orang. Padahal, kalau kitaamati, volume kendaraan di Mentawai setiaptahunnya terus mengalami peningkatan,”ungkap Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ke-pulauan Mentawai AKP Joni Darmawan.

Selain tidak memiliki SIM, Joni jugamengungkapkan, masih banyak pengendarayang tidak memiliki kelengkapan dokumen-tasi kendaraan. Hal itu terbukti dari OperasiZebra, serta Operasi Lilin yang dilaksanakanmenjelang akhir dan awal tahun, hingga peng-amanan rutin di jalan raya.

”Tidak bisa kita pungkiri volume kenda-raan di Kepulauan Mentawai terus mengalamipeningkatan. Hal ini disebabkan selain kon-disi jalan yang belum cukup kondusif, pe-mahaman masyarakat terhadap tertib berlalulintas juga sangat minim. Untuk penumpangpengendara roda dua saja, belum bisa kitawajibkan untuk menggunakan helm. Namun,pengamanan rutin di jalan raya tetap terus kitaupayakan,” ujar Joni.

Walaupun begitu, Joni tetap menghim-bau, kepada para pengendara untuk penting-nya menjaga ketertiban berlalu lintas, sepertipenggunaan kaca spion, helm, lampu, sertaSIM. Sehingga masyarakat pengendara danaparat kepolisian dapat saling bekerja-sama dalam menjaga kenyamanan

berlalu lintas.Di sisi lain, daerah Kepulauan Mentawai

sendiri sudah memiliki seri khusus untuk dae-rah tersebut, yakni, menggunakan seri ”U”.Namun, masih banyak kendaraan keluar ma-suk Mentawai yang tidak memilikikejelasan atau kelengkapan doku-mentasi kendaraan.

Mengenai sistem peng-urusan SIM di KepulauanMentawai, pihaknya tidakpernah mempersulit masya-rakat. Bahkan dengan kondisiyang masih manual, tidakbergantung kepada jaringaninternet lebih memudahkanmasyarakat sekitar dalamproses pengimputan data.

”Masyarakat tidak perlu

harus lama-lama menunggu pengurusan SIM,karena sistem pengurusan SIM, kita tidakbergantung kepada jaringan internet. Jadi,data yang sudah masuk nantinya kita imputmenggunakan jaringan internet di Kota Pa-

dang. Sehingga masyarakat atau pe-mohon SIM tidak harus terlalu la-

ma menunggu. Ini juga demi ke-selamatan kita bersama untukmenghindari hal-hal yang ti-dak diinginkan,” jelasnya.(arf)

PEMOHON SIMMASIH MINIM

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 23

Satuan Lalulintas menggelar razia penertibankenderaan roda dua dan empat. (FOTO: ISTIMEWA)

AKP JONI DARMAWAN

FOTO: ARIF/SASARAINA

Page 24: Majalah Sasaraina

MentawaiRAIHGovermentAWARDKERJA keras penuh dedikasi, dengan program terukur yang

dicanangkan Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggaletuntuk membangun daerahnya mulai menuai hasil yang

membanggakan. Setidaknya sudah tiga penghargaan tingkat nasionalyang diraih sebagai pengakuan untuk prestasi kerjanya dalammelakukan pengelolaan daerah melalui program-program kreatif daninovatif untuk memajukan daerah yang lebih dikenal dengan sebutan”Bumi Sikerei” ini di level nasional.

Penghargaan tersebut tak hanya diberikan oleh Pemerintah mela-lui Kementerian terkait, tetapi juga lembaga peneliti swasta maupunmedia nasional yang mengapresiasi kinerjanya dalam membangundaerah. Sebut saja dalam Program Nasional Pemberdayaan Masya-rakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Juni 2013, Yudas didaulatmenerima penghargaan ”Sikompak Award” pada kategori Pemdam-ping Lokal (PL) daerah ekstrim terbaik oleh Kementrian Dalam Nege-ri RI. Pada Desember 2014, Pemerintah melalui Kementrian SosialRI juga menganugrahkan ”Karta Adhi Dharma” kepada Yudas Sa-baggalet dalam kiprahnya sebagai pembina terbaik Karang Taruna,dengan dukungan pendanaan melalui Alokasi Dana Desa (ADD)untuk kegiatan kepemudaan melalui wadah Karang Taruna di setiapdesa yang dikembangkan di daerah yang dipimpinnya. Bulan ke tigatahun 2015 ini, Bupati yang dikenal dekat dan bersahabat denganawak media ini kembali meraih penghargaan. Kali ini apresiasi hasilkinerja Bupati itu datang dari MNC Group melalui Majalah SindoWeekly bekerja sama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang ke-tuai oleh Sekjen DPD RI, Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto, meno-batkan Yudas Sabaggalet sebagai Kepala Daerah terbaik nasionalkategori pariwisata.

Majalah SINDO Weekly memberikan penghargaan, terhadapdaerah-daerah yang berhasil mendapatkan prestasi dalam berbagaisektor dalam SINDO Weekly Goverment Award 2015 yang digelardi Grand Ballroom Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan,Kamis (19/3) malam,—yang juga dihadiri Menteri PerencanaanPembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, KetuaDewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman dan tamuundangan penting lainnya.

CEO MNC Group, Hary Tanoesodibjo pada sambutanya menga-takan, penghargaan yang diberikan kepada Kepala Daerah merupakanperwujudan dari apresiasi pembangunan daerah sebagai ujungtombak pembangunan nasional. ”Saya rasa penghargaan ini bisadiambil hikmahnya, semoga daerah akan menjadi besar. Indonesiadapat lebih maju, dan tentu kita akan banggakan bersama,” ujarnya.

Penilaian penghargaan pada Goverment Award 2015 yang digelarsekali setahun itu, kata HT—akrab disapa, dilakukan oleh tim redaksiSindo Weekly yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal DewanPerwakilan Daerah (DPD), Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto diseluruh Indonesia dari tingkat Pemerintahan Kota, Kabupaten danProvinsi. Penilaian diawali riset dari berbagai referensi, kemudiantim redaksi menentukan tiga nominator pemenang untuk masing-masing kategori, dan terpilih 38 daerah di Indonesia terdiri 15 daerahtingkat Pemerintah Kabupaten, 17 Pemerintah Kota, dan 6 PemerintahProvinsi yang masing-masing meraih penghargaan dari 17 kategori,seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi kreatif, peduli

PENGHARGAAN

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201524

Page 25: Majalah Sasaraina

Sekjen Kemendagri RI Yuswandi A. Temenggung memberikan plakat penghargaan Goverment Award dari Majalah Sindo Weekly kepada Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet

lingkungan, investasi, layanan publik, pariwi-sata, perempuan dan anak, tata kelola pemerin-tahan, keagamaan dan toleransi, kreatifitas pe-ningkatan PAD, pemuda dan olahraga, ketaha-nan pangan, pertumbuhan ekonomi, UMKMdan koperasi dan heritage.

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabag-galet usai menerima penghargaan itu kepadawartawan menyatakan rasa bangga dan terimakasih kepada pihak swasta terutama kepadaMajalah SINDO Weekly MNC Group yangtelah menunjukan kepeduliannya dalam mem-berikan apresiasi terhadap pembangunan didaerah. Pengembangan pembangunan pariwi-sata di daerah yang dipimpinnya berdasarkankonsep yang jelas dan terarah yakni menyiap-kan SDM yang akan mengelola pariwisata.

”Penghargaan ini membawa hikmah seka-ligus dorongan semangat, dan saya memangberkeinginan, pariwisata terutama pariwisatabahari di Mentawai sudah dikenal di dunia initerus dikembangkan. Ya harapan saya sepertipariwisata di Maladewa. Negara ini terkenal

tawai. Pasalnya dari total penduduk sebanyak78.511 jiwa, angka kemiskinannya mencapai16,20 persen atau sekitar 12.718 jiwa. Kemis-kinan terjadi lebih disebabkan oleh kualitasSDM yang masih sangat rendah. Pendudukyang mengenyam pendidikan hanya sekitar6.76 persen atau sekitar 5.307 jiwa.

Dalam program pengembangan SDM ter-sebut, sedikitnya 400 warga Mentawai sudahdisekolahkan ke perguruan tinggi terbaik dipulau Jawa oleh Pemkab Mentawai. Khusus un-tuk pariwisata Mentawai telah menyekolahkansatu orang sarjana Strata Dua (S2) ke Univer-sitas Gajah Mada (UGM). Dalam waktu dekatPemkab akan menambah jumlah mahasiswa didibidang pariwisata ke UGM.

”Kenapa ini harus saya lakukan. Supayapariwisata di Mentawai dikelola dengan konsepyang baik, jelas dan terarah. Bukan denganFeeling atau trial and error,” ujarnya.

Saat ini juga mulai dijajaki kerjasama pen-didikan D3 pariwisata dengan Perguruan Ting-gi di Bandung. ”SDM kunci pengembangan

Landasan di Bandara Rokot pun diperpanjangdari 850 meter menjadi 1.500 meter.

”Kami sudah mengadakan pertemuan de-ngan Pemerintah Pusat dan Maskapai pener-bangan Garuda. Garuda sepakat datang keMentawai begitu landasan sudah diperluas dandiperpanjang. Mereka hanya menunggu gerakcepat kita, dan tahun ini sudah dianggarkan Rp2 Miliar untuk pembebasan lahan,” jelasnya

Infrastruktur lain yang dibangun PemkabMentawai untuk mendukung pengembanganpotensi pariwisata adalah telekomunikasi. Pem-kab Mentawai sudah menandatangani kontrakdengan Telkomsel untuk membangun jaringaninternet. Pemkab juga sudah menawarkankepada calon investor untuk membangun danmengelola kawasan wisata yang ada. Meski de-mikian, Pemerintah Daerah Mentawai ingin pa-riwisata di wilayahnya dikembangkan denganmemperhatikan lingkungan sosial, maupunmental masyarakat.

”Alam Bali kalah dengan Mentawai. Tapiorang Bali sangat menarik, tidak pernah meng-

pariwisatanya, tapi juga dikenal dengan SDMyang baik untuk mengelolanya,” kata Yudas

Yudas menyadari adanya potensi sumberdaya alam (SDA) yang ada di Kepulauan Men-tawai untuk dijadikan titik lokasi pariwisata.Namun di sisi lain sebagai putra kelahiranMadobag, Siberut Selatan Mentawai, Februari1964, mengakui persis bahwa sumber dayamanusia (SDM) yang dimiliki Bumi Sikereiini minim. Begitu juga infrastruktur dasarseperti akses jalan, transportasi dan listrik.

Sejak memegang tampuk kepemimpinan,Yudas lebih memfokuskan diri pada programpembangunan SDM dan ketersediaan infra-struktur. Targetnya potensi wisata yang ada diwilayah seluas 6.000 kilometer, terdiri empatpulau besar yaitu Pulau Siberut, Sipora, PagaiUtara dan Pagai Selatan akan dikembangkandengan pengelola memiliki SDM yang baik.

Sejak menjadi Bupati, Yudas konsen me-ngembangkan potensi SDM penduduk Men-

pariwisata di Mentawai,” tegasnya.Seiring pengembangan potensi SD, pemkab

Mentawai terus membenahi dan membangunketersediaan infrastruktur dan fasilitas yang di-butuhkan untuk sektor pariwisata. Di antaranyamulai menggenjot untuk tuntas diselesaikanadalah pembangunan infrastruktur Trans Men-tawai dan perluasan Bandar Udara Rokot. Tan-pa akses jalan seperti Trans Mentawai, para wi-satawan yang berkunjung akan sulit menikmatiberbagai potensi wisata yang ada di satu pulau.Ongkos wisata menjadi mahal karena harusmenggunakan speed boat. ”Kalau ada TransMentawai semua akses akan terbuka. DariTuapeijat orang dengan mudah bisa menikmatisurfing di ujung Pulau Katiet,” jelasnya.

Yudas menegaskan, pihaknya sudahmengirim surat ke Pemerintah Pusat agar TransMentawai menjadi jalan nasional. Hal ini agarpembangunan di Mentawai berlari lebih cepatmengejar ketertinggalannya dari daerah lain.

ganggu orang lain hingga wisatawan menjadinyaman. Nah, soal kenyamanan ini urusan Pem-da,” ujar Yudas seraya mengakui bahwa saatini orang Mentawai masih relatif tertutup danagak kurang percaya diri saat berhadapandengan orang luar.

Pola pembangunan pariwisata di Mentawaiakan terus dikembangkan dengan konsepselaras kehidupan masyarakat Mentawai.”Mentawai sudah dikenal para wisatawaninternasional yang gemar surfing, namun kitatetap selektif. Selain itu pariwisata Mentawaijuga harus berbasis masyarakat, dan masyarakatyang akan melayani para pelancong,” katanya.

Yudas mengakui, ada pula investor danstakeholder yang menginginkan pengemba-ngan wisata Mentawai dilakukan mirip Bali.Artinya ada pembangunan hotel berbintangdengan kamar yang banyak. ”Ini yang masihharus kami pelajari. Apakah kami akan menujumass tourism atau tidak,” pungkasnya. (rhd)

Page 26: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201526

KEPULAUAN Mentawai memang surgabagi wisatawan, baik wisatawannusantara maupun mancanegara. Betapa

tidak, Kepulauan Mentawai yang berada di gu-gusan Pulau Sumatera Barat dengan luaswilayah mencapai 6.000 Km2 dan garis pantaisepanjang 1.400 Km2, dianugerahi keindahanalam yang tiada bandingnya. Keindahan itusersebar di empat pulau besar yakni Pulau Si-berut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan PulauPagai Selatan, serta puluhan pulau kecil.

Namun, sebelum menikmati keindahan alamdan menjelajah keragaman wisata di BumiSikerei ini, ada baiknya kita mengenal sosial bu-daya kehidupan masyarakat setempat. Berda-sarkan riwayat turun-temurun yang berkembangdi Mentawai, nenek moyang orang Mentawai

diperkirakan datang ke Pulau Siberut sekiatr3.000 tahun yang lalu. Meski begitu, asal merekabelum diketahui secara jelas. Banyak pendapatmengenainya, tetapi kemungkinan berasal daribatak, Sumatera Utara.

Menurut kepercayaan masyarakat Siberut,keseluruhan suku yang ada di sana awalnya ber-asal dari satu suku (uma) dari daerah Simataluyang terletak di Pantai Barat Pulau Siberut yangkemudian menyebar ke seluruh pulau dan ter-pecah menjadi uma. Ti[e kebudayaan Mentawaidiperkirakan menyebar di seluruh Indonesia padamasa lampau, tetapi dipengaruhi oleh kebuda-yaan lain yang datang dari daerah luar sepertiHindu, Budha, Kristen dan Islam. Sampai saatini kebudayaan Mentawai relatif masih asli ka-rena keterisoliran dan belum banyak dipengaruhi

oleh kebudayaan lain.Struktur sosial masyarakat Mentawai bersifat

patrinial. Mereka tinggal di rumah besar yangdisebut juga uma yang berada di tanah-tanahsuku. Seluruh makanan, hasil hutan dan peker-jaan dibagi dalam satu uma. Kelompok-kelom-pok patrilinial ini terdiri dari keluarga-keluargayang hidup di tempat-tempat yang sempit disepanjang sungai-sungai besar. Walaupun telahterjadi hubungan perkawinan antara kelompok-kelompok uma yang tinggal di lembah sungaiyang sama, akan tetapi kesatuan-kesatuan politiktidak pernah terbentuk kerena peristiwa ini.

Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian,yaotu setiap anggorra dewasa dalam uma mem-punyai kedudukan yang sama kesuali ”Sikerei”atau dukuk yang mempungai hak lebih tinggi

Pariwisata

Page 27: Majalah Sasaraina

karena dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan. Secaratradisional uma mempunyai wewenang tertinggi di Siberut. Selam rezim orde baruberfungsi organisasi sosial uma kurang bergitu berfungsi tetapi sejak era reformasiUma mulai digalakkan kembali di beberapa desa dengan dibentuknya dewan adat.Sejak otonomi daerah bergulir direncanakan satuan pemerintah terendah yaitu”Laggai”.

Masyarakat Mentawai menganut agama tradisional yang disebut Arat Sabulu-ngan. Berdasar agama tradisional ini, masyarakat Mentawai percaya bahwa seluruhbenda hidup dan segala yang ada di alam mempunyai roh atau jiwa (Simagre). Rohdapat memisahkan dari tubuh dan bergentayangan dengan bebas. Jika keharmonisanantara roh akan pergi dan dapat menyebabkan penyakit. Konsep kepercayaan iniberlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kegiatan keseharian yang tidaksesuai dengan adat dan kepercayaan, diyakini dapat mengganggu keseimbangandan keharmonisan roh di alam.

Upacara agama dikenal dengan sebagai Punen, Puliaijat atau Lia. Upacara di-pimpin oleh ”Sikerei” yang dapat berkomunikasi dengan roh dan jiwa yang tidakdapat dilihat orang biasa. Roh makhluk yang masih hidup maupun yang telah matiakan diberikan sajian yang banyak disediakan oleh anggota suku. Rumah adat (Uma)dihiasi, daging babi disajikan dan diadakan tarian (Turuk) untuk menyenangkanroh, sehingga mereka akan mengembalikan keharmonisan. Selama diadakan acara,maka sistem tabu atau pantangan (Kekei) harus dijalankan dan terjadi pula berbagaipantangan terhadap berbagai aktivitas keseharian.

Kepercayaan tradisional dan khususnya tabu inilah yang menjadi kontrol sosialpenduduk dan mengatur pemanfaatan hutan secara arif dan bijaksana dalam ribuantahun. Bagaimana pun juga, sekarang kebudayaan tersebut berangsur hilang. Po-pulasi penduduk tumbuh dengan cepat dan sumber daya alam dieksploitasi tanpamengindahkan peraturan tradisional sehingga berdampak menurunnya daya dukunglingungan yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Mentawai.

Dalam melakukan kegiatan berburu, pembuatan sampan, merambah/membukalahan untuk ladang atau membangun sebuah uma maka biasanya dilakukan secarabersama-sama oleh seluruh anggota uma dan pembagian kerja dibagi atas jeniskelamin. Setiap keluarga dalam satu uma membawa makanan (ayam, sagu, dll)yang kemudian dikumpulkan dan dimakan bersama-sama oleh seluruh anggota umasetelah selesai melaksanakan kegiatan/upaxara.

Adapun makanan pokok masyarakat Mentawai adalah sagu, pisang dan keladi.Makanan lainnya adalah buah-buahan, madu dan jamur yang diramu di ladang.Selain itu, mereka juga kerap mendapati makanan seperti rusa, monyet dan burungyang dipperoleh dengan berburu menggunakan panah dan ikan dipancing dari kolamatau sungai.

Cagar budaya Mentawai yang terkenal adalah Uma (rumah besar). Uma beradadi tengah-tengah hutan dan dekat dengan ladang dan ternak. Uma dipimpin olehseorang Kepala Uma yang disebut Rimata Uma atau Sikautet Uma. Setiap Umabiasanya dinamakan dengan nama keluarga besar pemiliknya. Uma yang telah di-jadikan cagar budaya terdapat di Dusun Tepuk-Sakudei, Sagulubbeg, Buttui, danUgai Desa Madobag.

Uma bagi suku Mentawai mempunyai fungsi sosial budaya, tidak hanya untuktempat tinggal. Ditinjau daru sosial budaya, arsitektur Uma dirancang agar memilikibeberapa ruang tanpa batas sekat, sehingga bisa ditempati lebih dari 10 keluarga.Karena semua anggota keluarga dari suku yang sama tinggal di Uma, maka secaratidak langsung Uma berfungsi menjaga erat kekerabatan antar suku Mentawai. Selainitu, Uma juga menjadi tempat bagi segala upacara dan musyawarah.

Uma Mentawai dibangun dari lema jenis kayu, yaitu meranti putih, rotan, bambu,gaharu, dan pohon enau. Atapnya dari rumbia dan sagu. Kosntruksi tanpa menggu-nakan paku, melainkan pasak kayu, teknik ikat, tusuk, dan sambungan. Sedangkan

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 27

Page 28: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201528

interior Uma dihiasi oleh tulang belulang hewan buruan seperti monyet, babihutan, rusa, dan penyu. Semakin banyak tengkorak hewan, semakin menaikkanderajat sosial pemimpin Uma karena dianggap sebagai orang yang pandaiberburu.

Mengunjungi kawasan budaya adalah paket petualangan eksotis tersendiribagi para wisatawan. Wisata ini menawarkan berbagai kombinasi dari beragamkegiatan aktivitas, yaitu berperahu, mendayung, berjalan kaki di jalur berlumpur,menikmati keindahan hutan tropis, pengamatan tumbuhan dan satwa, serta yangterpenting menikmati sensasi kehidupan asli suku Mentawai. Salah satu kawasanwisata budaya yang masih sangat alami dapat ditemui di Dusun Buttui.

Di Dusun Buttui, wisatawan akan menyaksikan penduduk asli Mentawaimenggunakan ”kabit” yang terbuat dari kulit kayu untuk melilit dan menutupaurat kelamin. Sementara kaum wanitanya hanya memakai semacam rok yangterbuat dari daun kelapa atau pisang. Selain pakaian ini, mereka juga mengenakan”pakaian abadi” yaitu tatto Mentawai yang dirajah di sekujur tubuh.

Wisatawan di siang hari bisa ikut serta dalam kehidupan suku Mentawai.bagi wanita, dapat pergi mencari ikan di sungai atau mencari sagu di hutan.Sedangkan kaum pria biasanya ikut berburu babi dan monyet di hutan. Malamharinya, wisatawan bisa makan malam bersama dalam sebuah nampan besardengan lauk pauk sagu dan daging hasil buruan. Setelah makan malam, segenapanggota keluarga Uma akan berkumpul bersama di ruang tengah, membicarakansegala hal yang terjadi.

TattoTinggal beberapa hari di pedalam Mentawai, pastinya merupakan pengalaman

luas biasa bagi wisatawan yang sulit diperoleh di daerah wisata lain di manapun.Lihat saja, misalnya, dalam tradisi pembuatan tato. Tato dibuat oleh seorangSipatiti (pembuat tato). Proses persiapan pembuatan tato memakan waktu yanglama, bisa berbulan-bulan. Berbagai upacara dan pentangan harus dilewati olehorang yang akan ditato. tak semua orang sanggup melelwati tahapan ini.

Jarus yang digunakan untuk membuat tati terbuat dari tulang hewan ataukayu karai yang diruncingkan ujungnya. Jarum itu kemudian diguratkan di kulitdan terciptalah garis-garis yang merupakan motif utama tato suku Mentawai.Adapun pewarna yang digunakan berasal dari arang yang menempel dikuali.Biasanya tato dimulai dari telapak tangan, kaki, lalu tubuh. Selama beberapahari, kulit yang ditato akan bengkak dan mengeluarkan darah.

Tato bagi suku Mentawai merupakan simbol. Karena itu, setiap gurat dangaris tato memiliki makna filosofi. Selain menggambarkan keseimbangan dalamkehidupan alam semesta juga mengandung nilai-nilai kearifan lokal yangdiwariskan turun-temurun. Tato juga menunjukkan jati diri dan status sosialatau profesi. Tato Sikerei berbeda dengan tato pemburu. Pemburu dikenal lewatgambar binatang tangkapannya. Sikerei diketahui dari tato bintang sebalu-baludi badannya. Singkat kata, tato bagi masyarakat asli Mentawai adalah sebuahtahap penyempurnaan jiwa dan raga demi mencapai sempurnanya harmonidengan jiwa alam.

Hal lain yang bisa dinikmati oleh wisatawan kala di Mentawai adalah me-nikmati kesenian Mentawai. Sedikitntya ada 14 jenis tari yang bisa dinikmati,yakni bertepuk, tari sampan, tari burung elang, tari ayam, tari monyet, tari burungpipit, tari burung hantu, tari merebut kekasih, tari anak yang hilang, dan tariburung camar. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati ritual masyarakatMentawai yang sakral dan magis. Ritual ini dilakukan pada waktu tertentu,tergantung tujuannya. Misalnya, ritual pengobatan orang sakit dan ritual mengusirroh jahat.

Upacara menarik yang jika beruntung bisa dijumpai wisatawan di Mentawaiadalah upacara panunggu. Ini adalah upacara untuk mengakhiri masa berkabungyang menganut filosofi perpisahan selama-lamanya antara roh orang-orang yangsudah meninggal dengan keluarga yang ditinggalkan. Upacara ini biasanyadilaksanakan beberapa bulan setelah penguburan jenazah. hal lain tak kalahmenarik tatkala masyarakat pedalaman Mentawai memainkan alat musiktradisional yang dinamakan Taddukat. Alat ini digunakan ketika ada anggotasuku yang maninggal. (rhd/isw)

Pariwisata

Page 29: Majalah Sasaraina

”MENARI”Di Atas Ombak

SEBAGAI gugusan di Sumatera Barat,Kepulauan Mentawai memang terkenal denganalunan ombak laut yang ada di Hawai.

Gulungan ombaknya mencapai ketinggian 4mpatmeter dengan pecahan gelombang berulang-ulang,sehingga banyak diminati peselancar dunia, mulaiAustralia, Amerika, Jepang, Selandia baru, Brazil,maupun lainnya.

Bahkan, dari para peselamcar dunia tersebutseringkali terlontar bahwa ombak laut Mentawaisebagai ombak yang sangat sempurna. Sempurnadalam arti tidak pernah putus. Berbeda denganombak yang ada di Hawai maupun tempat lainnya.kekayaan ombak di Mentawai memang hartaterpendam milik Kabupaten Kepulauan Mentawaiyang beribukota di Tuapeijat, Kecamatan SiporaUtara. Sedikitnya lbih dari 80 spot untuk padawisatawan menikmati surfing yang tersebar di empatpulau besar dan puluhan pulau kecil.

Menurut peselancar asal Sipora bernama Wawan,Mentawai dikenal menjadi lokasi surfing oleh duniasejak 1980-an. Awalnya, seorang perempuanberkebangsaan Australia bernama Monica, saatmelakukan perjalanan keliling dunia menggunakankapal pesiar, ”terdampar” di Mentawai secara tidaksengaja. Penggila selancar ini pun singgah keMentawai dan menemukan alunan ombak yangsempurna untuk berselancar. Ia kemudianmenceritakan pengalamannya di Mentawai kepadateman-temannya. Sejak itu pula satu persatupeselancar dari mancanegara berdatangan.

Pariwisata

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 29

Page 30: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201530

Pada era itu pula, peselancar asing ”mengua-sai” ombak-ombak besar dan menikmati bar-rel (kolong ombak). Dari petualangan merekaombak satu persatu peselancar asing punmemberikan nama atas ”kawanan ombak” yangmereka temukan. Bagi para peselancar ombakdan karakter pantai sangat komplet. Ada ombakjenis mellow, hollow hingga barrel.

Berbeda dengan lokasi selancar lain di In-donesia atau bahkan Hawai sekalipun, berselan-car di Mentawai amat ideal. Ideal dalam penger-tian bahwa terdapat jarak aman antar peselancardalam satu spot. Bandungkan dengan lokasi lainyang tidak mempunyai jarak aman, karena pa-datnya spot yang bisa diisi oleh puluhan sam-pai seratus peselancar. Kondisi ini sangat tidak

pun mulai menggodok peraturan daerah ynagmengatur ombak untuk surfing pada peselancar.Pengaturan tentang ombak bagi para peselancardihadapkan dapat meningkatkan kenyamanandan keamanan mereka bermain surfing di Men-tawai. ”Konsep kita, pariwisata bukan mass tou-rism,” kata Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet.

Hal senada dilontarkan oleh Kepala DinasPariwisata, Pemuda dan Olahraga, Desti Semi-nora, bahwa saat ini pihaknya tengah mencaripilihan kata yang tepat untuk konsep pariwisataMentawai. Seperti, misalnya, pariwisata eks-klusif. Pengertian eksklusif di sini pariwisatayang terkelola dan termenej dengan rapi danbaik. ”Mirip dengan konsep pariwisata di Mala-dewa,” ujarnya.

Karamajat, Pula Awera, Gosong Siasiat, danPulau Masilok. Karamajat merupakan lokasiwisata snorkling dan diving yang tak bolehdilewatkan. Perairan Karamajat memiliki pre-sentase karang hidup yang paling bagus di Men-tawai. Di Karamajat, wisatawan dapat me-nemukan berbagai jenis Angelfish, yaitu AngelNapoleon (Pomacanthus Xanthometopon), An-gel Betmen (Pomacanthus Imperator), AngelRoti (Pomancanthus Semircirculatus), dan An-gel Doreng (Pygoplites Diacanthus).

Akses dan FasilitasAda dua moda transportasi menuju Menta-

wai, yakni melalui udara dan laut. Apapun pili-hannya, perjalanan menuju Mentawai akan me-nimbulkan kenangan berkesan bagi wisatawan.

Pariwisata

aman, karena rawan terjadi benturan antarpeselancar sebab berebut ombak.

Kelebihan lain ombak Mentawai dibanging-kan lokasi selancar di dunia adalah jawak antargelombang yang sangat bersahabat. Ombak satudengan ombak berikutnya memiliki intervalyang memadahi. Tidak terlalu singkat, tidakpula terlalu lama. Kondisi ombak dengan inter-val yang cukup, mencegah peselancar terdorongoleh dua atau lebih gelombang besar berturut-turut. Situasi ini sering disebut triple hold-down.

Nah, interval ombak, jenis ombak, ketinggianombak, kebersihan ombak, dan banyaknya spotombak, panjang pendek ombak, dan jumlah pe-selancar dalam satu spot, adalah faktor yang ha-rus diperhitungkan untuk menilai apakah sebuahspot surfing itu baik, kurang baik, atau buruk.

Kini, seiring perkembangan jaman dan me-nyadari pentingnya kualitas ombak untuk parapeselancar, Pemerintah Kabupaten Mentawai

Secara umum berdasarkan catatan yang di-miliki Pemerintah Daerah Kabupaten Kepu-lauan Mentawai, ada 65 objek wisata denganberbagai jenis yang tersebar di sepuluh keca-matan. Dari 65 wisata tersebut, terdapat 21 ob-jek wisata berupa panorama alam, 29 berupaobjek wisata bahari, 5 objek wisata sumber air,dan 10 objek wisata berjenis budaya. Kecamatandengan jumlah wisata terbanyak adalah SiberutBarat Daya.

Di Siberut Barat Daya, wisatawan bisa me-nikmati spot selancar yang menantang. Selainitu juga bisa menikmati spot diving dan snor-kling. Di titik tertentu, wisatawan bahkan bisamenikmati keindahan taman bawah laut danterumbu karang. Bagi yang hobi memancing,Siberut Barat Daya mempunyai jumlah spotmemancing sangat menarik.

Beberapa spot diving dan snorkling yangsangat menarik, antara lain dapat ditemui di

Jika moda transportasi laut yang dipilih, wisata-wan bisa melalui pelabuhan Bungus, SemateraBarat. Di tempat ini, kepal ASDP siap meng-antar wisatawan ke Kepulauan Mentawai. Adadua kapal yang memiliki jadwal tetap, yakniKM Ambu-Ambu dan KM Gambolo. Lama per-jalanan sekitar 8 jam. Berangkat sekitar pukul20.00 dan sampai di tujuan saat langit semburatmerah di ufuk timur.

Selain kapal ASDP, juga terdapat kapal ce-pat dengan kapasitas terbatas serta kapal ber-ukuran lebih kecil yang bisa dicarter. Kapal iniberangkat melalui Pelabuhan Muara Padang,Saat ini, sudah tersedia pula kapal Cepat Men-tawai Fast yang melayani pelayaran penyebe-rangan dari Padang ke Mentawai dalam hitung-an jam. Wisawatan jug abisa mengakses Menta-wai lewat udara. Dari Bandara InternasionalMinangkabau (BIM) di Padang, terdapat pener-bangan langsung ke Bandara Rokot di Pulau

Page 31: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 31

DESTI SEMINORA

Sipora. Hanya saja, jalur penerbangan perintisyang dilayani Susi Air hanya tiga penerbangandalam seminggu.

Sesampai di Kepulauan Mentawai, baik di Pa-gai Utara, Pagai Selatan, Sipora, maupun Siberut,terdapat banyak perahu carteran yang bisa diguna-kan untuk mengynjungi pulau-pulau di luar em-pat pulau utama. Wisatawan juga tak perlu risauakan penginapan. Di tempat pulau utama mau-pun di pulau-pulau kecil di sekitarnya, terdapatbanyak resort, hotel, guest hosuse dan fasilitasakomodasi lain juga tersebar di seluruh pulau. Ta-rifnya bervariasi. Dari biaya murah sampai mahal.Bahkan yang akan mengunjungi pedalaman Si-berut ada banyak rumah penduduk bisa digunakansebagai tempat menginap. Akses paling mudahmenuju Mentawai memang dari Padang. BandaraInternational Minangkabau setiap harinyadisinggahi pesawat Garuda Indonesia, Lion Air,Sriwijaya Air, dan Cililink dari Jakarta. (isw/rhd)

Page 32: Majalah Sasaraina

INTERVIEW

BELUM ADA KEADILANANGGARAN UNTUK KEPULAUAN

DI era otonomi daerah (Otda),kepemimpinan seorang kepala daerahmemang memegang peranan penting

dan menjadi kunci bagi kemajuanpembangunan daerah. Salah satu contoh saja,misalnya, kepemimpinan yang ditunjukkanBupati Kepulauan Mentawai, YudasSabaggalet. Bupati kelahiran MadabogMentawai Sumatera Barat 1964 inimenunjukkan kepada masyarakatnya untuk

tidak menutup diri.Menurut Yudas, masyarakat Mentawai

selama ini relatif kurang terbuka terhadaporang lain, seperti juga kepada media massa.”Kalau kita tidak terbuka, lama-lama kitaakan terjepit,” ujarnya kepada Sasaraina diJakarta, baru-baru ini.

Tak hanya itu, Yudas pun kerap mengajar-kan masyarakatnya untuk memiliki keyakinandan kepercayaan diri agar dapat bersaing

dengan masyarakat daerah lain. Dalamberbagai kesempatan blusukan ke masyarakatMentawai yang tersebar di empat pulau besardan puluhan pulau kecil, ia menekankanuntuk tidak berpikiran bahwa tinggal dikampung pemikiran menjadi kampungan.”Kita memang orang kampung, tapi kitamemiliki daya saing seperti orang yangtinggal di kota,” tuturnya.

Lebih jauh, politisi asal Partai Demokrasi

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201532

Page 33: Majalah Sasaraina

Indonesia Perjuangan ini menegaskan, bahwaprogram utama Pemerintah KabupatenMentawai untuk membangun Mentawai danmasyarakatnya adalah dengan peningkatansumber daya manusia melalui pendidikan.Berikut petikan wawancaranya:

Apa saja yang sudah Anda lakukanuntuk membangun Mentawai danmasyarakatnya?

Sebagai daerah kepulauan, Mentawaimemiliki kendala geografis. Tapi ini tidakmematah-arang kita membangun Mentawaiyang lebih baik dan maju dalam sektorapapun. Pemkab Mentawai membukaketerbelakangan daerah lewat rencana TransMentawai. Ini solusi untuk kemajuankabupaten. Tapi, dari mana saya memulaidalam membangun Mentawai untukmewujudkan keadaan yang lebih baik secarabersama-sama dan berkesinambungan, sayamemutuskan untuk memulai dalam pem-bangunan SDM.

Kenapa pembangunan SDM?Saya lihat indeks pembangunan manusia

Mentawai sangat rendah. PembangunanSDM saya lakukan agar dapat mewujudkanpembangunan ekonomi. Selain jugaditujukan untuk memacu pemerataanpembangunan dan hasil-hasilnya dalamrangka meningkatkan kesejahteraan rakyatsecara adil dan merata. Kita dapat mendefi-nisikan bahwa pembangunan ekonomi daerahadalah suatu proses di mana pemerintahdaerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu polakemitraan. Juga antara pemerintah daerahdengan sektor swasta untuk menciptakansuatu lapangan kerja baru dan merangsangperkembangan kegiatan ekonomi ataupertumbuhan ekonomi dalam wilayahMentawai.

Bagaimana pembangunan SDM diMentawai?

Mentawai melaksanakan pendidikangratis 12 tahun dengan anggaran mencapai20 persen dari APBD. Pemkab punmenyekolahkan masyarakat Mentawai keberbagai perguruan tinggi negeri sepertiUniversitas Gajah Mada (UGM), InstitutPertanian Bogor (IPB), Universitas NegeriJakarta (UNJ), dan universitas lainnya. Takhanya itu, tahun 2014 lalu, kami bekerjasamadengan pihak Kepolisian dan TNI. Saat inisudah 10 orang yang ikut Kepolisian dan 8orang menjadi tentara. Anak-anak usia SMPdan SMA, saat ini tidak perlu lagi sekolahjauh-jauh ke ibukota kecamatan lain kerenaPemkab Mentawai telah membangun SMPdan SMA serta SMK di setiap kecamatan.Jadi, program Pemkab Mentawaimeningkatkan pendidikan sampai ke daerahterpencil agar keesokan harinya anak-anakkami dapat mengelola Mentawai dengantangannya sendiri, dengan kreatifitas dankemandirian yang sudah didapatkannya dibangku sekolah.

Bagaimana dengan pembangunaninfrastruktur?

Pemkab Mentawai akan membukaketerbelakangan daerah lewat rencana sayadengan membuat jalan Trans Mentawai. Adatiga pulau besar yang akan diprioritaskan

sebagai Trans Mentawai, yakni Sikakap,Pagai, dan Sipora. Tiga dermaga kapal ferrysegera dibangun untuk menjadikaninterkoneksi dari tiga pulau besar tersebut.Adanya Trans Mentawai akan mempercepatmobilitas warga dan hasil pertanian,kerajinan maupun pariwisata. TransMentawai yang disambung dengan rute kapalantarpulau memicu kemajuan yang dahsyatuntuk Mentawai. Buat saya, meretasketerbukaan menuju majunya KabupatenMentawai seperti jalan panjang, terjaldan berliku. Tapi saya optimis step bystep pasti ada cahaya di depan langkahkita untuk satutekat memajukan danmensejajarkan Mentawai dengankota dan kabupaten lain di Sumbar.

Apa lagi infrastruktur yangdibangun?

2015 ini saya antusiasmendorong mewujudkanMentawai Terang. Saat inielectrifikasi Mentawai hanya 32persen. Karena itu saya membuatprogram ”Terang” ini agarmasyarakat Mentawai dapatmenerima penerangan yang cukup didesa-desa. Program ini pernah sayaajukan kepada Pertamina, namun tidakdigubris. Jadi saya mencari alternatif. Sayakerjasama dengan pihak swasta danKementerian DKP yang bergerak dalambidang pengembangan bioenergi. Kini,sudah hidup 24 jam dengan status diesel.Saya menargetkan program tersebut akanterlaksana hingga akhir Desember 2016mendatang. Meski tidak mudah, apalagimewujudkan di kawasan pedalaman,namun kami akan tetap mengoptimal-kannya.

Bagaimana anggaranpembangunan Mentawai?

Dalam membangun Mentawai inibisa dikatakan anggaran pas-pasan, tapidengan anggaran yang pas-pasan itu sayatidak mau menyerah dan putus asa untukmelakukan yang terbaik buat Mentawai.Dengan anggaran yang minim, salah satuyang saya buat adalah menolak raskin.Kenapa.

Karena setiap tahunnya dana yangdikeluarkan untuk distribusi raskin Rp 2,5miliar. Saya berpikir dana distribusi raskinlebih baik diberikan kepada masyarakatuntuk cetak sawah atau pertanian. Bicara soalanggaran saya perlu dukungan dari peme-rintah pusat, dan kalau boleh kritik sedikit,anggaran untuk Mentawai tidak bisadisamakan dengan seluruh kabupaten.Jangan sama variabelnya. Kami di Mentawaitingkat kesulitan laut, udara tidak dimasuk-kan di dalam item untuk membagikannya.Yang dihitung jumlah penduduk, ya pastikecil. Seharusnya yang dihitung itu adalahjumlah wilayah. Itu menurut saya yang belumada keadilan dalam pembagian anggaran.Kepulauan Mentawai membutuhkananggaran cukup besar untuk membanguninfrastruktur yang lebih baik. Mudah-mudahan para anggota DPR dan DPD diSenayan bisa mengerti soal anggaran ini.(isw/rhd)

Page 34: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201534

AWAS!SI BILOUDiperdagangkanBILOU merupakan satu dari empat species yang telah menjadi

primata kebanggaan Pulau Siberut dan sudah diakui dunia,bahwa jenis primata ini hanya terdapat di Kepulauan Mentawai

tepatnya di Siberut.Dalam bahasa Simalegi namanya Bilou, merupakan jenis primata

yang terbukti dapat membawa pengaruh pada kehidupan manusia disekitarnya. Diperadabannya, bilou juga mampu memberi isyarat padakawanannya ketika mengetahui ada tanda-tanda bahaya yangmendekat seperti kedatangan makhluk asing dan manusia yangberburu di tengah-tengah hutan.

Ketika mengetahui keadaan sedang bahaya, bilou langsungmemberi isyarat dengan mogagak (meneriakkkan suara khas sebagaiisyarat). Maka seketika itu juga spesies yang lain seperti Bokkoik,Satektek, dan Sagalai, langsung bergegas mengamankan diri dengancara bersembunyi dengan menaiki pohon yang tinggi.

Oleh karena itu para pemburu selalu menghindari kawanan bilousaat sedang berburu di hutan mencari kawanan Satektek yang kerapmenjadi santapan lezat. Bahkan baru-baru ini sudah mulai diperjualbelikan di kalangan masyarakat dengan harga Rp 70 sampai Rp 100ribu perekor.

Di masa sekarang, hutan Desa Simalegi masih termasuk kayadengan satu jenis primata bilou. Sebab sejak dahulu bilou memangtidak terlalu diburu oleh warga karena selain kurang lezat dikonsumsi,warga juga masih tetap meyakini bahwa keberadaan bilou di hutanmasih sangat dibutuhkan dalam peradaban manusia khususnya di DesaSimalegi.

Menurut warga setempat, dalam kesehari-hariannya, ternyata biloudapat membawa pengaruh positif. Salah satu contohnya denganmemberi tanda-tanda akan terjadi musim kemarau, memberi tanda-tanda musibah akan menimpa suku tertentu.

Menurut cerita para tetua di Siberut, Mentawai, tanda-tandatersebut yang dilakukan kawanan bilou adalah teriakan biasadilakukan oleh beberapa kawanannya di pagi hari. Sedangkan tanda-tanda lainnya dilakukan sepasang bilou dengan memperdengarkansuara menyeramkan bercampur sedih diibaratkan seperti orang sedangmeratapi jenazah. Biasanya hal itu hanya terjadi di tengah malam dantengah hari.

Konon katanya, saat-saat seperti itu salah satu bilou sedangberperan sebagai taimagagalai (pasien sekarat) seakan-akan biloutersebut dalam keadaan itakkeu (koma), sedangkan yang satunya lagiberperan sebagai sipailaggeg (tabib). Sipailaggeg memperagakanseolah-olah sedang mengobati anggota keluarganya sendiri denganramuan daun-daunan, sehingga hal itu dilakukan sambil momun(memperdengarkan suara menyeramkan).

Pertanyaannya, siapakah yang ditimpa balapetaka akibat Seisedhet(pantangan) tersebut? Ternyata yang ditimpa adalah anggota keluargaatau suku pemilik tanah ulayat di mana peristiwa momun itu terjadi.

Itulah beberapa fakta tentang pengaruh keberadaan bilou denganwarga di Desa Simalegi Kecamatan Siberut Barat, dan hal itu masihdiyakini sampai saat ini.

Kesadaran masyarakat Desa Simalegi tentang pelestarian alambeserta isinya diakui memang masih sangat lemah. Namun hal itubukan merupakan perilaku yang bersifat merusak ataupun merugikanlingkungan dengan kesengajaan. Warga kerap memburu beberapa jenisspecies hanya karena tuntutan keadaan ekonomi. Jika memburusatektek adalah tuntutan untuk kebutuhan menghidupi keluargakenapa tidak. Mungkin hal itu akan terus terjadi menjelang perubahanekonomi masyarakat setempat menjadi lebih baik. (mrd)

Lingkungan

Page 35: Majalah Sasaraina

Seorang warga bermaindengan Bilou yang kini

terancam punah. (FOTO:MOERDANI)

Page 36: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201536

Mentawai Pastikan TidakIkut Pilkada Serentak

Mentawai Gelar Pilkades Serentak

SEKRETARIS Daerah Kepulauan MentawaiIfdil Gusti menyebutkan bahwa, PemkabKepulauan Mentawai belum akan mengang-

garkan di APBD untuk pelaksanaan pemilihan ke-pala daerah serentak. Walaupun begitu, dia menga-takan, pemkab Mentawai akan menganggarkanbiaya operasional di APBD perubahan untuk pelak-sanaan pemilihan gubernur (Pilgub) sumbar, akhir2015 mendatang.

”Untuk Pilkada Guberbur kita belum mema-sukkannya dianggaran APBD 2015. Karena kitatidak mendapat instruksi dari pusat untuk menye-lenggarakan pelaksanaan pilkada serentak. Karenapilkada Mentawai dilaksanakan pada 2017 men-datang,” ungkap Ifdil.

Walaupun begitu, kata Ifdil, untuk operasionalpelaksanaan Pilkada Gubernur mendatang di Ke-pulauan Mentawai akan menganggarkan melaluiAPBD perubahan. ”Sekarang kan peraturan ber-ubah-ubah. Makanya, sewaktu pembahasan APBD2015 lalu, kita menganggarkannya. Apalagi, pelak-saan Pilgub akan dilaksanakan pada akhir 2015mendatang,” ungkap Ifdil.

Di sisi lain, Pilkada serentak yang juga dilak-sanakan dalam waktu yang berdekatan, sekitar awal2016 mendatang, Sampai saat ini belum ada ins-truksi dari pemerintah. Alasan tersebut disebabkankarena masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Ke-pulauan Mentawai berakhir 2016 mendatang.

”Nah, secara aturan tentunya Pilkada Mentawaiakan dilaksanakan pada 2017 mendatang. Tapikalau memang ada instruksi untuk Mentawai ikutPilkada serentak, tentunya ini juga perlu disiapkanjuga,” ungkapnya.

Terkait, besaran biaya operasional Pilgub men-datang, pihaknya, belum bisa menjelaskan. Sebabkbelum dilakukan pembahasan bersama anggotaDPRD di APBD perubahan. (arf)

SEBANYAK 27 desa dari 43 desa dan 9 keca-matan dari 10 kecamatan yang ada di ling-kungan Pemkab Mentawai melakukan pemi-lihan kepala desa (Pilkades) secara serentak, ke-marin, (31/3). Informasi yang dihimpun Sasa-raina di sejumlah tempat pemungutan suara(TPS), pelaksanaan Pilkades tersebut berlang-sung dengan tertib dan lancar.

Salah satu desa yang menggelar kegiatanpemilihan kepala desa secara serentak yakni,Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai. An-tusias calon kepala desa di ibukota kabupaten,terlihat cukup tinggi dibanding dengan desalainnya. Pasalnya, calon kepala desa yang ber-tarung memperebutkan kursi kepala desa ber-jumlah sebanyak 15 orang, yakni terdiri dari 14laki-laki dan 1 perempuan.

Untuk 7 TPS dari 9 TPS yang ada di desaTuapeijat, perolehan suara dimenangkan calonnomor urut 13, Pusubiat, warga Dusun Mapa-degat, dengan total suara mencapai 300 lebih.

Kemudian, disusul Amril yang juga merupakanPjs. kepala desa, dengan total perolehan suaramencapai 217. Disusul Yoserizal, mendulangsebanyak 119 suara. Sementara informasiperolehan suara dua TPS yang berada di DusunBerimanua, masih belum bisa didapat, karenakondisi daerah yang jauh dari pusat ibukotakabupaten, sedangkan jumlah daftar pemilihtetap (DPT) 2.972 orang.

Ketua TPS II Desa Tuapeijat, Jala, menye-butkan, rekapitulasi suara untuk Kecamatan Si-pora Utara sendiri akan dilangsungkan di kan-tor camat. Hal itu sesuai dengan intruksi yangtelah diperintah oleh camat. ”Kita hanya melak-sanakan pemilihan saja. Untuk perhitungan to-tal atau secara keseluruhan akan dilakukan diKantor Camat Sipora Utara. Kotak suara nanti-nya akan dibawa ke kantor camat, jadi hanyaakan dihitung di kantor camat,” ujarnya.

Kepala Bagian Pemerintahan Desa Sukir-man menyebutkan, pemilihan kepala desa se-

cara serentak sesuai dengan surat edaran BupatiKepulauan Mentawai dan Peraturan Daerah No-mor 13 Tahun 2010 dengan Undang-UndangNomor 43 Tahun 2014 terkait Pelaksanaan Pe-milihan Kepala Desa serentak tahun 2015.

”Ini merupakan pemilihan Kepala Desa se-cara serentak untuk pertama kalinya di Kepu-lauan Mentawai. Kita harapkan pelaksanaanPilkdes ini dapat berjalan dengan aman dantertib,” ujarnya.

Terpisah, Bupati Kepulauan Mentawai Yu-das Sabaggalet menyampaikan, pemilihan ke-pala desa secara serentak diharapkan dapat men-jadi penggerak kemajuan pembangunan di Ke-pulauan Mentawai. Di mana ide-ide pemba-ngunan di daerah, sebetulnya muncul dari desa-desa. ”Kita harapkan yang terpilih nantinya, da-pat bekerja dengan maksimal penuh dedikasi.Apalagi, besarnya anggaran dana desa dapatmemicu semangat kepala desa untuk memba-ngun daerahnya sendiri,” harapnya. (arf)

Demokrasi

SEKRETARIS Daerah Kepulauan Mentawai Ifdil Gusti. (FOTO: RAHADIO SUROSO)

Page 37: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 37

Tiga Kandidat KeberatanHasil PilkadesPEMILIHAN Kepala Desa Simalegi yang

dilaksanakan di 9 TPS se Desa Simalegiberlangsung tertib dan aman. Dari 4

Calon kepala desa yang ditetapkan panitiapemilihan kepala desa Simalegi yang munculjadi pemenang adalah Piator (55 th) denganperolehan suara 374 dari 1.024 pemilih yangmenggunakan hak pilih.

Anggota Panitia Pemilihan Kepala DesaSimalegi, Rahmad Hidayat, saat dikonfirmasiSasaraina menjelaskan, proses di tingkat P2KDsudah selesai. Semua documen termasuk rekapperolehan suara sudah diserahkan ke tingkatBadan Permusyawaratan Desa (BPD) Simalegi,untuk dilanjutkan ke Bupati melalui Camatsesuai dengan tahapan yang mengacu pada suratedaran Bupati tentang pemilihan kepala desaserentak.

”Pada tahap pelaporan hasil pemilihanKepala Desa ke tingkat BPD, P2KD sempatmenerima surat keberatan atas kemenangan

Piator yang ditandatangani oleh 3 kandidat yangkalah dalam pemilihan, dengan melampirkantanda tangan masyarakat yang mendukungkeberatan tersebut,” jelasnya.

Ketiga kandidat menyampaikan keberatanatas kemenangan Piator dengan alasan adatemuan-temuan dikubu Panitia PemilihanKepala Desa—yang di duga telah curang dalammeloloskan Piator sebagai Calon Kepala DesaSimalegi, dengan tuntutan kemenangan Piatorharus dibatalkan.

Sementara itu, terkait surat keberatantersebut, P2KD menyampaikan sikap bahwatidak ada yang bisa membatalkan prosespengajuan berkas pemenang ditingkat P2KD.Jika memang ada temuan-temuan seperti yangdisampaikan dalam surat keberatan tersebutakan diproses ditingkat yang lebih tinggi sesuaidengan peraturan dan mekanisme yang berlaku.

Sementara itu Piator, selaku pemenangpemilihan Kepala Desa Periode 2015-2021

kepada Sasaraina mengatakan, siap untukdiproses lebih lanjut. ”Saya siap diproses terkaitkeberatan calon yang kalah dalam pemilihan,karena saya yakin tidak ada masalah dalamadministrasi yang saya ajukan ke P2KD. Yangpenting pemilihan sudah berjalan lancar tanpaada kecurangan di tempat pemungutan suara di9 TPS. Saya dapat suara 374 dari 1.024 pemilihyang hadir di TPS dan suara masyarakat ituperlu saya perjuangkan,” tegas Piator.

Lucianus Taelagat, Camat Siberut Baratmengatakan, jangan terpengaruh dengan aksi-aksi di luar. Semua harus dijalani sesuai denganproses. Soal permasalahan akan diselesaikansecara aturan dan hukum yang berlaku. ”Janganterpengaruh dengan kata-kata dan aksi-aksi or-ang di luar sana. Kita tetap jalankan sesuaidengan proses yang sudah ditetapkan. Soalsanggahan itu akan diselesaikan secara aturandan hukum yang berlaku,” ungkap LucianusTaelagat. (mrd)

Demokrasi

PANITIA Pemilihan Kepala Desa menggelar rapat terkait adanya keberatan kandidat lain terhadap hasil Pilkades. (FOTO: MOERDANI:

Page 38: Majalah Sasaraina

Budaya

PROKONTRA

Dua remaja asal Siberutdinikahkan. FOTO:ISTIMEWA

Page 39: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 39

KEKENTALAN budaya dan tradisimasyarakat adat Desa Simalegi,Kecamatan Siberut Barat, teryata

sampai saat ini masih melekat erat padamasyarakatnya. Salah satu fakta tradisi yangmasih dijalankan sampai saat ini mengenaiPatutuili (denda-mendenda) atau dalambahasa Mentawai lainnya Tulou.

Denda mendenda (Patutuili) adalah per-kara yang paling sering menjadi sorotan dariberbagai pihak. Pengamatan masyarakat de-wasa ini, penyelesaian perkara denda men-denda seringkali disimpulkan hanya sematapenyelesaian bersifat sementara dan tidakmenimbulkan efek jera.

Di Desa Simalegi, denda pencurian se-cara umum disebut ”Matana - Uruna”(jenisnya- dendanya). Matana artinya si pen-curi harus mengembalikan atau menggantibarang serupa dengan yang dicurinya, laluditambah Uruna (dendanya). Artinya si pen-curi harus menambah satu barang lagi atauberupa uang kurang lebih seharga barangyang telah dicuri.

Baru-baru ini banyak kasus pencurianyang terjadi dan masih tetap diproses dan di-selesaikan secara adat. Tidak hanya itu, ter-nyata kasus-kasus lainnya seperti kasus pen-cabulan (pelecehan seksual) juga masih tetapdiproses dan diselesaikan secara adat denganberagam versi.

Seperti dikatakan Anggota Lembaga AdatDesa Simalegi Rojuk Tateuteu (50), beberapakasus pencabulan yang terjadi di Desa Si-malegi baru-baru ini pada dasarnya kasus-tersebut lebih dominan diselesaikan secaraadat. ”Biasanya kasus seperti ini terjadi bera-gam motif. Ada kasus pencabulan sesamamuda-mudi. Kasus pencabulan antara priadewasa dengan gadis, dan sebaliknya. Sesuaitradisi di Desa Simalegi, untuk kasus penca-bulan antara sesama muda mudi penyelesaiansecara adatnya adalah pemuda tersebut harusmenikahi si gadis, dan ketentuan ini berlakubila kejadian tersebut didasari dengan ada-nya kemauan kedua belah pihak,” jelasnya.

Perkara seperti itu akan selesai ketika sipria dan si gadis menyatakan bersedia danlangsung dinikahkan pada hari yang sama,sedangkan proses tuntut-menuntut akan me-nyusul dengan melihat latar belakang statussi gadis. Jika si gadis yang dinikahi sudahcukup dewasa atau sudah tamat sekolah(SMA), maka si pria hanya akan membayarAlak (mas kawin), tak ubahnya dengan be-

sarnya mas kawin dalam pernikahan yang se-cara baik-baik. Sedangkan untuk gadis yangmasih dalam proses pendidikan ketika men-jadi korban, maka selain keduanya wajib di-nikahkan, kepada si pria juga akan dikenakandenda ganti rugi biaya sekolah oleh orang tuasi gadis. Tentunya sesuai dengan jumlah keru-gian yang di alami.

Tradisi yang masih diberlakukan di Si-malegi itu, baik dalam hal penyelesaian kasuspencurian maupun pencabulan, sudah sempatmenjadi bahan perbincangan di tengah forumLembaga Adat Desa (LAD) beberapa tahunlalu, namun belum ada titik terang yang di-temukan.

Manurut Rojuk Tateuteu, dilemanya ma-sih adanya ketidakcocokan kinerja lembagadengan pihak pemerintahan desa dalammerancang dan membuat Peraturan Desa(Perdes). ”Tradisi kita sudah seharusnya dise-imbangkan dengan perkembangan zaman de-mi mendukung penertiban hukum di daerahkita,” harap Rojuk.

Memelihara tradisi di suatu daerah sangatpenting, tetapi tidak terlepas dari penertiban.Karena terkadang ada beberapa tradisi yangtanpa disadari hanya merugikan masyarakatadat itu sendiri. Menurut pengamatan paratokoh tokoh masyarakat Simalegi, beberapahukum adat yang sudah menjadi tradisi dini-lai tidak menghasilkan efek jera. Pertim-bangannya mungkin karena masyarakat lebihmementingkan materi dari pada harga diriatau hanya karena masyarakat yang belumsadar Hukum.

Buktinya seperti terjadi dibeberapa tahunlalu, satu kasus seorang pemuda mencabulianak di bawah umur, tetapi pelakunya tidakdiseret ke jalan hukum, hanya diberi sanksidan sebagai syarat penyelesaiannya cukupdisuruh membersihkan saluran bandar saja.

”Pertanyaannya, dengan penyelesaianseperti itu belum tentu ada efek jera terhadappelaku. Dan belum tentu menjadi pembe-lajaran bagi orang lain. Jawabannya tentu sa-ja tidak. Maka sangat tepat untuk melakukanpenertiban hukum dengan adat istiadat mulaidari sekarang,” jelasnya.

Satu hal yang paling penting ditanamkandi tengah-tengah masyarakat adalah bagai-mana masyarakat itu bisa menjadi pahamadat dan sadar hukum. Untuk mencapai se-mua itu tentu perlu dilakukan perumusan se-cara bersama, baik tokoh adat, masyarakat,agama, dan pemerintah. (mrd)

T U L O U

Page 40: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201540

INVESTASITERBENTURREGULASI

Sejauh ini Mentawai masih jauh dariinvestasi, padahal Pemerintah Mentawaisangat terbuka dan memberikan peluangbesar bagi para investor untuk menanamkanmodalnya. Ada isu, Mentawai masih rawandengan bencana, sehingga para investormasih ragu menanamkan modal di Mentawai.Di sisi lain, Mentawai selalu mendapatkankesempatan untuk menjadi tuan rumahdalam berbagai event tingkat nasional.Sayangnya, fasilitas di Mentawai belum ada,termasuk hotel, listrik, dan air.

Investasi

Page 41: Majalah Sasaraina

Ketua Komisi B Jakop Saguruk mengata-kan, sangat besar peluang investasi di Menta-wai di bidang perikanan yang sangat luar biasadalam pengelolaan BPIP, TPI yang sekarang su-dah ada tempatnya. Namun tidak bisa serta mertapemerintah mengelolanya harus dipihak swas-takan. Jika ini terjadi, baru bisa dibicarakankewajiban dan hak pemerintah. Sejauh ini, halitu yang belum jelas. Setiap tahun selalu inves,artinya pemerintah setiap tahun menganggarkanseluruh biaya operasional, baik dalam bentukpembibitan ikan, termasuk sarana, namun selalutidak ada yang diperoleh dari semua itu.

Ada beberapa daerah di Mentawai yang sa-ngat banyak ikannya, namun tidak terkelola de-ngan baik. Contoh yang sudah dikelola peme-rintah, pihak investor sendiri tidak tergiuruntuk pembuatan pabrik ikan. Ini akibat belumada kepastian hukum karena tata ruang diMentawai belum ada. Maka dalam bulan iniakan diselesaikan tata ruang dan direncanakandalam waktu dekat sudah pengesahan tataruang di DPRD.

Selain itu, kata Jakob, di bidang pariwisatajuga belum dapat apa-apa. Percuma banyak pe-nanaman modal dalam negri (PMDN) dan jugaada penanaman Modal Asing (PMA), namunpariwisata tidak dapat apa-apa dengan nilai nolpersen. Jadi kendalanya adalah regulasi tentangpariwisata Mentawai tidak ada kepastian hu-kum. Akibatnya, masyarakat tidak merasa me-miliki bahwa Mentawai punya pariwisata,karena masyarakat tidak pernah dilibatkan.”Mana hak masyarakat Mentawai dan manamenjadi hak pemerintah. Ini tidak jelas, olehkarena itu kita belum siap untuk mempersiap-kan fasilitas,” tegasnya.

Menurut Jakob, destinasi bisa dibangun diMentawai dan tidak mesti harus inves belitanah. Maka perlu dibuat prasarananya dandiserahkan kepada masyarakat untuk menge-lolanya, termasuk juga dengan nama slancar.Selama ini terkesan pemerintah hanya meng-habiskan uang. Aneh, pemerintah yang punyamodal dalam bentuk ombak, namun pemerin-tah juga yang menghabiskan uangnya. Ingat,semua itu uang rakyat yang dihabiskan. Sam-pai sekarang pemerintah dan masyarakat be-lum dapat apa-apa soal pariwisata. ”Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini clear per-soalan perda tentang pariwisata, rekreasi,slancar dan retribusi pariwisata,” optimisPolitisi Golkar ini.

Selain di bidang perikanan dan pa-riwisata, menurut Jakop Saguruk, yangpaling bagus untuk investasi di Men-tawai tentang pengelolaan kopra. Bisadihitung dengan 6,11 ribu kilo pantaiMentawai tertanam pohon kelapa.Jika dihitung-hitung berapa ton se-bulan akan keluar kopra dan initidak membuat pusing. Tapi ka-lau pemerintah melihat ke sana,maka harus bawa investor keMentawai untuk membangunpabrik dengan menjadikankopra barang setengah jaditersebut dan menghasilkanuntuk Mentawai,

”Kita hanya mengurusekspedisi pengiriman da-

lam bentuk oil, sabun, pakan ikan dan maka-nan ternak. Itulah nanti hasilnya. Selain itukulirnya juga bisa diolah menjadi berbagaikreativitas yang bernilai ekonomi. Jadi ini yangcocok di Mentawai dan tidak perlu kita terlalubermimpi membangun pabrik hal-hal yanglain. Cukup tiga potensi ini dikembangkan danhasilnya sangat luar biasa dan tidak menggang-gu aktivitas masyarakat Mentawai. Justru kitamengajak masyarakat menanam kelapa, karenasudah ada pabrik,” ujarnya.

Sampai saat ini peluang investor masuk keMentawai belum ada yang minat. Karena inves-tor akan menanyakan kepastian hukum,kenyamanan, lalu status tanah harus jelas,apakah dalam bentuk kontrak dan jual beli. Iniyang belum duduk masalahnya. Berikutnyaharus jelas berapa tenaga kerja yang dibutuhkan.Kalau status perusahaanya PMA ada aturanmainnya. Berapa orang Mentawai terakomodiruntuk bekerja, ini belum jelas,” jelasnya.

Soal keraguan investor untuk menanamkanmodal ke Mentawai, kata Jakop, ini bukanpersoalan gempanya, akan tetapi investor akantanya berapa bulan harus mengurus izin, dansiapa menjamin kenyamanan ketika investormasuk ke Mentawai, dan ini jugabelum jelas.

Tidak berminatnyainvestor masuk keMentawai, sebenar-nya soal investoritu relatif ketikam e n g a t a k a nuntuk datang keMentawai. Karenakita kurang sosia-lisai dan pemerin-tah juga belummembuka diri ke-pada orang luar de-ngan dalih pengaruhSumber daya Ma-nusia (SDM), sehing-ga kita di Mentawaisemuanya sangatt e r t u t u p .

Tetapi kalau sudah membuka diri ke daerahlain, pemerintah sudah bisa bekerjasamadengan daerah lain. Maka pemerintah yangmencari investor dan kordinasi dengan provinsipada daerah-daerah lain yang daerahnya sudahmaju. Sebab investasi oleh pihak swasta danini pemerintah tidak melakukannya.

Menyikapi keengganan pengusaha-pe-gusaha yang ada di Sumatera Barat untuk ber-investasi ke Mentawai dengan peluang yangterbuka lebar, menurut Yakop karena belumada komitmen dalam bentuk pengurusan izinprinsip perusahan. Apapun bentuknya, harusada jaminan bahwa investor berinvestasi dalambentuk apa, jadi bagi yang dekat denganpengusaha dia yang kenyang.

Dari kacamata bisnis soal untung-ruginyaberinvestasi ke Mentawai tidak ada ruginya,dan bahkan beruntung. Tidak ada investasiyang rugi, kalau investasi dalam bentuk in-dustri pariwisata. Karena pariwisata itu mesin-nya uang di Mentawai. Sebagian ada yang me-mahami bahwa itu adalah menguntungkandaerah Mentawai dan pemerintah mengelolapariwisata hanya setengah-setengah. Ini jugaakibat belum konsisten apa hak pemerintah daninvestor tidak jelas. Persoalannya sepele, hanya

ketidak jelasan saja.”Memberikan izin tapi belum

duduk hak dan kewajiban, inibanyak ditemukan ketika kun-jungan kerja ke Siberut BaratDaya. Sebanyak 16 perusahaanyang memiliki izin hanyaempat. Jadi 12 perusahaan lagitidak punya izin. Apa yang maudiharapkan di sana, sedangkan4 perusahaan saja belum jelas,”tanya Jakop kritis. (hrs)

Page 42: Majalah Sasaraina

BUDAYA MENTAWAI DIRENCANAKAN

JADI PROGRAM MULOK

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201542

PEMERINTAH Kabupaten Kepulauan Menta-wai, melalui Dinas Pendidikan akan mencanang-kan program muatan lokal (Mulok), dimulai dariSD sampai jenjang SMA secara bertahap. Tujuan-nya untuk mengangkat kembali nilai-nilai budayaMentawai yang disebut dengan mata pelajaranbudaya Mentawai (Bumen). Rencana ini meng-apung baru-baru ini dalam lokakarya di Sikakapdibantu oleh lembaga YCM dan beberapa CabangDinas Pendidikan.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Siberut Sela-tan Hijon Tasirilotik, kepada Sasaraina menga-takan, hasil lokakarya yang dilaksanakan di Sika-kap, menghasilkan respon yang baik dalam perte-muan tiga tim Cabang Pendidikan. Dengan meng-ulas kembali yang sudah ada bukunya, silabusnyaserta buku ajarnya dan merevisi buku-buku yangsudah ada, lalu guru-guru juga diundang dalampertemuan tersebut, khususnya guru yang mem-berikan materi bumen agar bisa memahaminya.

”Program yang sudah diterapkan di SiberutSelatan akan dicanangkan, bahkan buku yangsudah dicetak dan juga kurikulumnya akan

diberikan ke Dinas Pendidikan untuk ditinjau lagi.Namun pihak dari Dinas Pendidikan ada yangbelum paham soal budaya Mentawai, termasukorang Mentawai yang bekerja di Dinas Pendidikan.Jadi ini yang membuat lama proses pembukuanulang.” jelas Hijon.

Lokakarya yang belum terlaksana kata Hijon,hanya tinggal dua Cabang Dinas Pendidikan lagiyang belum ikut, yaitu Cabang Dinas PendidikanSipora dan Cabang Dinas Tuapeijat. Namun buku-buku lama yang sudah direvisi sudah ada dan sudahdianjurkan oleh Kepala Dinas pendidikan. Hanyasaja belum terpisah dengan kelas 4, 5 dan 6. Bagiguru yang mengajar muatan lokal yang tidak tahubudaya Mentawai, tidak bisa memisahkan meng-ajarnya, jadi ini kesulitan.

Selain itu Cabang Dinas Pendidikan Siberut Se-latan ditunjuk sebagai tim pelaksana untuk mem-bukukan kurikulum mata pelajaran muatan lokalbudaya Mentawai agar secepatnya bisa di sebarkanke setiap sekolah yang ada di Mentawai. Sambilmenunggu keluar Peraturan Bupati, dan juga Bu-pati Kepulauan Mentawai sudah memberikan

respon tentang muatan lokal yang dibuat. ”Harapansaya anggarannya bisa terealisasi dengan cepat dariDinas Pendidikan untuk memperbanyak bukubumen yang sudah disusun. (hrs)

Pendidikan

HIJON TASIRILOTIK

Tengkorak monyet hasilburuan warga dikumpulkanuntuk aksesoris Uma.(FOTO: ISTEMEWA)

Page 43: Majalah Sasaraina

BKD Gelar PelatihanCalon Asesor

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 43

BADAN Kepegawaian Daerah KkabupatenKepulauan Mentawai menggelar pendidikan dan pelatihan calon asesor untuk

penilaian kinerja guru yang ada di Bumi Sikerei.Kegiatan tersebut bekerja sama dengan LembagaPenjamin Mutu Pendidikan Provinsi SumateraBarat.

Pad akesempatan itu, Bupati KepulauanMentawai Yudas Sabaggalet mengatakan, saatini Mentawai sedang gencar untuk memanaje-men pendidikan dengan menyekolahkan anak-anak Mentawai ke perguruan tinggi papan atasyang ada di Indonesia. Hal ini perlu diketahuiagar narasumber dari Provinsi Sumatera Baratbisa mengerti kondisi apa yang kita pikirkanuntuk Mentawai.

”Ketika saya diberi mandat oleh rakyat men-jadi Bupati bersama Wakil Bupati, kami menen-tukan membangun Mentawai dimulai dari sum-ber daya manusia dari berbagai aspek, baik for-mal maupun nonformal. Karena kita yakin hanyasumber daya manusia yang baik dan handaldengan memiliki integritas, moralitas yang bisamembangun daerah ini,” optimis Yudas.

Menurut Yudas, saat ini Pemerintah Menta-wai mulai mengadakan perombakan-peromba-kan strategis pembangunan terutama pendidikan.Pertama perbaikan sisitem pendidikan dasar,mulai dari SD sampai SMA dan penambahansekolah-sekolah yang berada di daerah terisolir.

Djelaskannya, untuk tingkat SMP dulu belumbanyak dan sekarang sudah mencapai 21 SMPdi seluruh Mentawai. Bahkan tahun ini akan di-bangun lagi SMP yang berada di Sotboyak, dae-rah Simatalu dan Pagai Selatan untuk membukaSMP. Meski dengan kondisi masih kekuranganguru-guru dan sebagainya, pemerintah dan ma-

syarakat tetap semangat. Memang sulit dan pahit,tapi kalau tidak dari sekarang memulainya, makaMentawai akan tertinggal dalam waktu yanglebih lama.

”Pemda Mentawai juga menyekolahkan or-ang-orang Mentawai punya alasan kuat. Sebabsampai saat ini masih terdapat para pegawai yangbaru satu tahun mengabdi di Bumi Sikerei lang-sung minta pindah ke tanah kelahirannya. Makadengan cara strategis, Pemerintah Daerah Men-tawai mengambil guru kontrak untuk mem-berikan pendidikan bagi generasi Bumi Sikerei,”tegas Yudas.

Disisi lain, kata Yudas, Pemda Mentawai te-rus memperkuat dalam manajemen pendidikan.Salah adalah memperkuat pengawasan personaldan pengawasan proses. Jadi dalam tim penilaiharus memperbaiki diri dulu sebelum memberi-kan penilaian kepada orang. ”Saya berharap bagicalon peserta pelatihan asesor penilaian kinerjaguru, agar perlu intropeksi diri sebelum menilaiorang. Karena ada dua hal yang harus dipahamiyaitu, prosedur dan personality,” pesan Yudas.(ers)

SMA GelarPentas SeniUNTUK menggali kreatifitas, siswa SMAN2 Sipora Utara, Kabupaten KepulauanMentawai menggelar pentas seni. Acaragagasan dari guru kesenian SMA 2 NegeriSipora Utara bersama siswa untuk menampil-kan berbagai kreatifitas dan seni. Seperti ta-rian kreasi, vokal group, solo song, dance,drama yang bertempat di ruangan sekolahtersebut.

Pergelaran yang dilaksanakan memangbutuh waktu untuk mempersiapkannya. Sis-wa SMAN 2 Sipora Utara menampilan de-ngan khidmat dan profesioanl. Semua kegia-tan ditampilkan dan diperankan oleh para sis-wa dengan baik. Artinya para siswa sudahmenguasai dan mampu menciptakan gerakanyang ditampilkan. Keahlian dalam berbagaipenampilan seni oleh siswa SMAN 2 SipiraUtara tersebut membuktikan keseriusan un-tuk melaksanakan pergelaran dalam ajangmenunjukan talenta masing-masing sekali-gus diberikan penilaian oleh guru kesenian.

Menurut Kepala Sekolah SMAN 2 SiporaUtara Bisronel, kegiatan pergelaran tersebutsebenarnya untuk meningkatkan krativitassiswa dalam mengembangkan bakat seni dikalangan masyarakat, baik sekolah maupundi luar sekolah. Sebenarnya dari kegiatan ter-sebut memang sudah agenda tahunan SMAN2 Sipora Utara, namun para guru belum se-luruhnya yang mendukung kegiatan tersebut.Maka harus ada kesepahaman dulu dalammelaksanakan kegiatan.

”Pergelaran ini dilaksanakan untuk pe-ngambilan nilai praktek siswa kelas XII. Pe-nampilan yang terbaik akan ditampilkan pa-da saat acara perpisahan nantinya. Kemung-kinan kalau memang para siswa kita seriusmenggali bakat, tidak tertutup kemungkinanakan dibawa keajang provinsi, bahkan nasio-nal. katanya kepada sasaraina (hrs)

Pendidikan

”Saya berharap bagi calon peserta pelatihanasesor penilaian kinerja guru, agar perlu

intropeksi diri sebelum menilai orang.Karena ada dua hal yang harus dipahami

yaitu, prosedur dan personality”

BUPATI Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet memberikan arahan pada kegiatan pendidikan dan pelatihancalon asesor penilaian kinerja guru di Tuapeijat, Mentawai. (FOTO: ERI SUPARIYANTO)

Page 44: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201544

”TUNAS KELAPA”Masa Depan Pemimpin

Pendidikan

BUPATI Kepulauan Mentawai YudasSabaggalet—juga sebagai KetuaMajelis Pembina Cabang Gerakan

Pramuka Kabupaten Kepulauan Mentawai,membuka resmi Perkemahan Besar I GerakanPramuka Kwartir Ranting Sipora Utara.Kegiatan tersebut digelar di pelataran pasarraya km.7 Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara.

Menurut Yudas, kegiatan perkemahan ter-sebut diadakan di Kabupaten KepulauanMentawai pertama kalinya untuk tingkat Ke-camatan Kwartir Ranting Sipora Utara. Jum-lah kemah dalam kegiatan tersebut sebanyak30 unit dengan peserta sebanyak 320 orangditambah pembina dan pendamping sebanyak80 orang. Peserta yang mengikuti perkemahanitu dari tingkat SD, SMP, Tsnawiyah, SMA,sedangkan pelaksanaan kegiatan perkemahanberlangsung selama empat hari.

Yudas Sabaggalet mengharapkan, agarsemua peserta mengikuti kegiatan perkema-han dengan serius, sehingga dapat berkom-petisi dalam menghadapi tantangan globali-sasi dari berbagai persoalan generasi muda.Saat ini Mentawai tidak hanya butuh generasicerdas dan menguasai ilmu pengetahuan tek-nologi, tetapi juga mesti memiliki kepribadianyang tangguh dan budi pekerti yang luhur.

”Hanya pemuda dan pemudi yang akanmampu untuk bersaing menatap masa depanlebih baik apapun tantangannya demi untukjadi pemimpin-pemimpin ke depan. Soal sa-lah, dan keliru, itu biasa dalam proses belajar.Tapi kesalahan itu jangan dibiarkan, melain-kan diperbaiki, tentunya pembina mempunyaiperan penting dalam hal ini,” harap Yudas.

Yudas memberikan apresiasi kepada se-mua jajaran, termasuk Kapolres yang telahmembantu kegiatan perekemahan denganmendatangkan sumbilan Polwan untuk mem-bantu pelaksanaan kegiatan. Dalam kontekmembimbing dan membina, ini sejarah bagiMentawai baru pertama kali Polwan ditugas-kan di Mentawai, termasuk anak Mentawaisebanyak empat orang menjadi Polwan danlima lagi dari daerah lain.

”Bahwa kalau mau jadi pemimpin kedepannya harus disiplin, harus digemblengmentalnya, wawasannya. Semua itu ada disini dalam perekemahan pramuka. Di sinilahtempatnya untuk mempersiapkan diri. Dannanti kelak akan menjadi seorang pemimpin.Maka ikutilah disiplin yang baik. Meski sulitmenghadapi disiplin, baik panas, hujan,dingin, dengan berdiri berjam-jam. Inilah pro-ses penggemlbengan mentalitas untuk mem-persiapkan diri kelak menjadi seorang pemim-pin,” katanya memberi motivasi.

Menurut Yudas, gerakan pramuka sangatrelevan dengan perkembangan zaman walaudi era globalisasi dipenuih dengan kemajuanilmu pengetahuan teknologi. namun manusiatetap merupakan faktor penentu yang palingutama dalam pembangunan manusia ber-karakter dan mental kuat. Sebab bukan hanyamanusia atau pemuda cerdas yang menguasaiilmu pengetahuan, tetapi pemuda yang tang-guh berkepribadian luhur budi pekerti sertarukun dan kompak.

Dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka pasal11 menyebutkan, pendidikan kepramukaantermasuk jalur pendidikan informal sebagai

salah satu pilar dalam sistim pendidikannasional yang dipercaya dengan nilai-nilaipembentukan kepribadian berahklak mulia.

Untuk itu pentingya penghayatan danpengalaman setia pramuka dan dharmapramuka bagi segenap pramuka. Sangat tepatperkemahan besar dapat menjadikan dasarprestasi dalam penggalang dan penegaktingkat Kwartir Ranting Sipora Utara yangdiiukuti oleh Gugus Depan Kecamatan SiporaUtara dan Sipora Selatan.

Kegiatan perkemahan yang mengambiltema ”Pramuka hebat yang berani, terampil,cerdas, ceria, bersaudara dan berkarakter”diharapakan dapat membuktikan keman-dirian, serta membuktikan kepedulian dantanggung jawab terhadap nusa dan bangsa.”Berlombalah dengan semangat sportivitasyang tinggi serta bekerja sama dengan regutanpa mengurangi tata tertib lomba,” harapYudas. (ers)

BUPATI Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet di dampingi Kabag Humasy memukul kentongan simboldibukanya secara resmi perkemahan besar, di Tuapeijat, Mentawai. (FOTO: ERI SUPRIYANTO)

Page 45: Majalah Sasaraina

WARGA Dusun Betaet dan Saboilogkat, DesaSimalegi, Kecamatan Siberut Barat, KabupatenKepulauan Mentawai mulai membuat

terobosan baru dalam pengembangan pertanian.Kegagalan para petani dalam pengembangan tanamannilam tahun 2005-2007 dan kakao (cokelat) tahun 2012lalu, nyaris menyurutkan semangat untuk meneruskanusaha dibidang pertanian lainnya. Kini warga mulaiberminat menanam karet karena dianggap sangat mudahdalam melakukan perawatan serta mampumendongkrak perekonomian dalam jangka panjang.

Tahun 2015 ini, berkat adanya dukunganinformasi berbasis online yang sudah tersedia dikantor Camat Siberut Barat, sedikitnya telah mampumembuka mata dan wawasan serta pengetahuansebagian kecil masyarakat tentang perkembanganpasar ekonomi di tempat-tempat maju. Denganmodal pengetahuan itu, beberapa warga mencobamenciptakan terobosan baru dengan membentukkelompok tani karet ”Sabuje” di Dusun Betaet dankelompok tani karet ”Kerek Baga” di DusunSaboilogkat. Saat ini jumlah anggotaan kelompkmtani karet masing-masing 25 orang perkelompok.

Saat musrenbang tingkat Kecamatan, sepertidisampaikan Ketua Kelompok Tani Karet Kerek BagaArdinus Buang (45), bahwa usulan pertanian karettersebut telah disampaikan langsung kepada JakobSagurug sebagai Ketua Komisi B DPRD KabupatenKepulauan Mentawai yang hadir pada saat itu.

Beberapa anggota kelompok tani karet tersebut jugamenyampaikan sikap optimis untuk menjalankanterobosan itu dengan keyakinan lima tahun ke depan petanikaret pasti akan menerima hasil yang memuaskan. Karenasesuai dengan berita pasar internasional yang di akses dariinternet bahwa diprediksi pada 2020 mendatang hargakaret alam akan melonjak naik.

Dikatakan Epi Erisman, salah satu pengurus kelompoktani karet Sabuje, terobosan pertanian terbaru ini optimisakan sukses dan sangat berdampak baik pada penduduklainnya. Karena bisa diprediksi satu orang petani denganluas lahan 1 hektar per 600 batang, sedikitnya akanmenampung tenaga kerja sebanyak 15 orang dan bisadipekerjakan selama kurang lebih 20 tahun.

Jika dalam dua kelompok tani karet tersebutmempunyai anggota 50 orang dengan luas lahan rata-rata1 hektar perorang, maka jumlah tenaga kerja yang bisaditampung adalah 750 orang. ”Saat ini sebagian anggotasudah mulai menyiapkan lahan dengan swadaya masing-masing 1 hektar perorang,” jelasnya.

Pantauan Sasaraina, kedua kelompok tani karettersebut juga telah menyampaikan permohonan bantuanbibit karet yang dibuat dalam bentuk proposal danditujukan kepada Bupati melalui Dinas PertanianPeternakan dan Perkebunan Kabupaten KepulauanMentawai.

Para petani berharap, Bupati melalui dinas terkait akanmerealisasi permohonan mereka setidaknya padaperubahan APBD 2015 ini. (mrd)

BERKEBUN KARETMULAI DIMINATI

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 45

Ekonomi

Seorang petani karetsedang menyadap

(menderes) pohon karet.(FOTO: ISTIMEWA)

Page 46: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201546

Pemkab Dinilai LambanAtasi Kelangkaan BBMPEMERINTAH Daerah Kabupaten

Kepulauan Mentawai dinilai lambandalam membuat kebijakan terhadap

persoalan kelangkaan dan tingginya hargaBahan Bakar Minyak (BBM). Dalam rapatkerja perangkat daerah (RKPD) awal Januari2015 lalu, Pemkab Mentawai telah menjanji-kan kepada anggota DPRD Kepulauan Men-tawai akan membuat kebijakan terkait hargaeceran tertinggi (HET) dalam waktu tiga bulan.

”Bupati menjanjikan akan membuatkebijakan dalam waktu tiga bulan. Nah, seka-rang sudah April, kita belum juga melihat kebi-jakan yang dilahirkan oleh Pemda. Artinya, inimenunjukkan ketidakseriusan Pemda dalammenuntaskan persoalan BBM di KepulauanMentawai,” ungkap Ketua Komisi B DPRDKepulauan Mentawai Jakob Saguruk kepadaSasaraina.

Menurut Jakob, seharusnya pemda men-dudukkan persoalan yang sudah sejak lama di-hadapi oleh masyarakat. Di mana, dengan ting-ginya harga BBM di Kepulauan Mentawaimenjadikan seluruh harga kebutuhan pokokmasyarakat menjadi tinggi, seperti bahan ba-

ngunan, dan kebutuhan dasar lainnya. Jakobmemaparkan, terkait pengelolaan BBM diKepulauan Mentawai bisa diselesaikandengan bekerjasama dengan berbagai pihak,seperti pihak swasta.

”Memang kendala terbesar yang dihadapipengusaha atau pihak swasta yakni, besarnyabiaya mobilisasi BBM ke Kepulauan Menta-wai. Pemda bisa saja memberikan subsidi ke-pada pihak swasta sesuai dengan Perda nomor18 tentang pengelolaan badan usaha milikdaerah,” ujar Jakob.

Hingga sekarang belum juga terealisasi de-ngan baik, karena belum betul-betul mengako-modir kepentingan masyarakat banyak. Pem-da dapat menganggarkan subsidi sebesar Rp75 miliar untuk biaya pendistribusian BBMke Kepulauan Mentawai.

”Namun hal itu kembali lagi kepada kese-riusan Pemda dalam menuntaskan persoalanBBM di Kepulauan Mentawai, terutama ting-

ginya harga BBM. Sudah seharusnya Menta-wai memiliki depo-depo untuk BBM. Karenakebutuhan BBM di Kepulauan Mentawaisudah wajin diakomodir dengan baik.

Pantauan Sasaraina di lapangan, sepekansetelah presiden mengumumkan kenaikanharga BBM sebesar Rp 500, dampak tersebutmengakibatkan harga BBM jenis presmium diKepulauan Mentawai kembali naik menjadiRp 15 ribu perliter. Sementara untuk BBM je-nis solar mencapai Rp 13 ribu perliter.

Salah seorang pengecer di Tuapeijat yangenggan disebutkan namanya mengatakan, bah-wa sebelum kenaikan harga BBM terjadi, un-tuk mendapatkan satu drum bensin di pang-kalan dipatok dengan harga Rp 1,2 juta per-drum. Namun sejak naiknya harga BBM, satudrum presmium di patok dengan harga Rp 2juta.

”Jadi kita juga terpaksa menaikkan hargaperliter bensin, karena kita mendapatkan BBMdari pangkalan cukup mahal mencapai Rp 2juta. Jadi mau tidak mau kita harus menaikkanharga perliternya. Bensin sekarang palingrendah Rp 15 ribu perliter,” ujarnya. (arf)

Ekonomi

Seorang warga sedang menyusun tong BBM miliksalah satu pangkalan minya di Tuapeijat,

Mentawai. (FOTO: ARIF/SASARAINA)

Page 47: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 47

KM. Beriloga Dongkrak Ekonomi

Ekonomi

KETERPURUKAN ekonomimasyarakat Simalegi ternyata memangberakar dari keterbatasan akses

transportasi dan komunikasi, sehingga selama40 tahun warga Simalegi sangat sulit untukmengetahui perkembangan pasar ekonomi dantidak bisa berkunjung ke daerah-daerah maju.

Akses komunikasi (jaringan Telkomsel)sudah masuk di Desa Simalegi sejak tahun 2013lalu meskipun hanya bisa digunakan oleh wargadi Dusun Betaet di bagian pusat Kecamatan.

pasrah pada patokan harga (pasaran) pedagang-pedagang setempat yang kian melejit naik setiaptahunnya.

Namun sekarang dengan kehadiran KM.Beriloga yang masuk setiap hari Jumat di pela-buhan Betaet, warga sudah bisa membeli ke-butuhan rumah tangga terutama kebutuhan da-pur dengan harga relatif murah. Bahkan se-bagian kecil masyarakat juga sudah bisa me-nargetkan jadwal untuk belanja ke Sikabaluan,Kecamatan Siberut Utara untuk kebutuhan

sarkan hasil panennya ke pusat perbelanjaanSiberut Utara.

Masyarakat berharap, ke depannya KM.Beriloga bisa meningkatkan pelayanan yanglebih maksimal dengan menambah waktuberlabuh. Misalnya, selama ini hanya satu jam,bahkan kadang tidak buang jangkar. Mungkinke depannya bisa mencapai 2 jam atau lebih.

Seperti disampaikan Rahmad Hidayat (31)salah satu anggota BPD Simalegi, bahwa wargaSute’uleu sangat berharap suatu saat KM.

Namun delapan dusun lainnya tidak bisamengakses jaringan karena jarak yang terlaluberjauhan.

Pada awal Maret 2015 KM Beriloga hadiruntuk melayani masyarakat Desa Simelagi, Ke-camatan Siberut Barat. Kehadiran KM Berilogatersebut sedikitnya telah mengobati kekecewaanwarga Siberut Barat atas keterlambatan bahkankegagalan pengoperasian KM. Simatalu keperairan Siberut Barat.

Kehadiran KM. Beriloga juga telahmenjawab keterpurukan ekonomi masyarakatSimalegi yang selama ini selalu bergantung dan

mingguan atau bulanan.Yang paling dirasakan oleh para orang tua,

mereka sudah bisa rutin mengirim bekal berupamakanan, uang dan kebutuhan lainnya untukanak-anak mereka yang sedang sekolah baik diSikabaluan maupun Tuapejat.

Pantauan Sasaraina, sejauh ini pelayananKM. Beriloga telah memberi dampak positif ter-hadap perekonomian masyarakat Simalegi. Bisadibuktikan, pada jadwal ke 6 saja sudah adayang membuka usaha kecil-kecilan, dan sudahbanyak warga yang fokus dalam pengembanganpertanian dengan tujuan akan dapat mema-

Beriloga bisa memberi pelayanan di DusunSute’uleu, karena warga terlalu jauh mengejarkapal ke Pelabuhan Betaet.

”Warga Sute’uleu sangat berharap suatu saatKM. Beriloga bisa memberi pelayanan di DusunSute’uleu, karena warga terlalu jauh untuk me-ngejar kapal ke Pelabuhan Betaet. Jika dihitung,untuk jalan kaki paling cepat dua jam perja-lanan,” kata Rahmad Hidayat.

Meskipun demikian, rasa bangga wargaSiberut Barat terhadap pelayanan warga yangkini mulai mengembangkan berbagai bentukekonomi. (mrd)

SEJAK berlayatnya Kapal KM. Beriloga ke Siberut Barat, warga membuka pasar kaget sebagaisimbol kebangkitan ekonomi warga Siberut Barat. FOTO: MOERDANI/SASARAINA)

Page 48: Majalah Sasaraina

PAKLEK

REDAKSI Majalah Sasaraina menerima karya jurnalistik dari pembaca,baik berupa artikel, opini, esay, berita, dan photo. Semua karya jurnalistikharus dilengkapi identitas (KTP), photo, dan dikirim ke email:[email protected]. Karya jurnalistik yang dimuat akan diberiimbalan dari Majalah Sasaraina. Redaksi tidak bertanggungjawab secarahukum terhadap karya jurnalistik pembaca yang dimuat.

MAKLUMAT REDAKSIPantai Barat

+ Mentawai Bukan ”Pulau Buangan”..!- Mentawai juga bukan Nusakambangan ke II Pak............?

+ Mei, Huntap Tuntas!- Jangan Terburu Pak, masih ada Bulan Juni............?

c a t a t a n

+ Investasi Terbentur Regulasi!- Usahakan ada koalisi membuat regulasi Pak Dewan............?

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201548

Editorial

Janji Terakhir

PERJALANAN pembangunan hunian tetap (huntap) dalamprosesnya sangat melelahkan dan menyita waktu panjang.Setelah warga Mentawai melepaskan tanahnya untuk dijadikan

kawasan pembangunan huntap, muncul persoalan baru, bahwakawasan hutan tersebut tidak boleh ditumbang. Pihak KementerianKehutanan harus mengeluarkan izin pembebasan hutan dengan waktuyang hampir setahun. Setelah keluar "surat sakti" dari KementerianKehutanan, munculkembali masalah baru.Bahwa sebagian pihakmengharapkan hutandilakukan secarakontraktual (pihakketiga), sedangkanwarga yang menjadikorban mengharapkandikerjakan secaraswadaya.

Prokontra teknispembuatan huntap punakhirnya berlarut pan-jang, hingga munculaksi demo beberapakali. Kesepakatan danaturan pun dicapai,bahwa huntap diker-jakan oleh para korbantsunami melalui kelompok masyarakat (pokmasy). Warga sendirimengharapkan pengerjaan guntap dengan cara pokmasy tersebutkarena ada kekhawatiran menjadi lahan proyek empuk. Jika hal ituterjadi, rumah yang bakal mereka tempati selamanya itu tidak sesuaidengan kualitasnya.

Hal ini selalu terjadi di Mentawai, bahwa sebagian besar proyekpembangunan di Mentawai yang dikerjakan oleh pihak ketiga kurangberkualitas. Ironisnya, bukan hanya soal kualitas yang diragukan, jugaselalu mengalami putus kontrak. Akibatnya warga sendiri merasakurang percaya terhadap beberapa pembangunan fisik yang dikerjakanoleh pihak ketiga.

Kini huntap sudah memasuki babak final. Warga pun terusmengebut percepatan pembangunan huntap. Meski belum adainformasi yang akurat, kabar burung sudah diterima, bahwa huntapakan diselesaikan pada akhir April 2015. Informasi yang belum jelassumbernya ini disambut gembira oleh warga yang kini masih me-ngerjakan huntap. Terpantau, sebagian besar memang huntap sudahmulai memasuki baak final secara fisik, namun masih ada beberapadusun yang baru menyelesaikan pondasinya.

Kabar terakhir, ternyata huntap molor satu bulan. Hampir bisadipastikan, bahwa huntap secara fisik harus selesai pada Mei men-datang. Artinya, pemerintah pusat melalui BNPB akan meresmikanhuntap pada akhir Mei. Ini kemungkinan merupakan janji terkahirbagi pemerintah pusat dan provinsi dalam menuntaskan masalah hun-tap. Para korban sendiri sudah merasa jenuh dan bosan terhadap se-gala bentuk janji mulai awal tahun 2011.

Proses pendataan yang tak pernah berhenti, tapi berujung padabelum kepastian terhadap pembangunan huntap menjadi catatan daningatan para korban. Tahun demi tahun, janji terus mengalir dan dite-rima warga apa adanya. Hingga kini, peresmian huntap yang se-harusnya bulan April, kembali harus diundur hingga akhir Mei. Ini-lah janji terkahir pemerintah untuk membuktikan komitmen dalambekerja. Semoga!

Kabar terakhir, ternyatahuntap molor satu bulan.

Hampir bisa dipastikan,bahwa huntap secara fisik

harus selesai pada Meimendatang. Artinya, pemerintah pusat

melalui BNPB akan meresmikan huntappada akhir Mei. Ini kemungkinan

merupakan janji terkahir bagi pemerintahpusat dan provinsi dalam menuntaskan

masalah huntap. Para korban sendirisudah merasa jenuh dan bosan terhadap

segala bentuk janji mulai awal tahun2011”

Bagi-Bagi Minyak (BBM)SEJAK tsunami Oktober 2010 lalu, cerita Bahan Bakar Minyakterus mengalir mengisi ruang publik seiring kelangkaan dankemahalannya. Di setiap lapau yang adadi Sikakap banyak cerita, bahwa sudahada mafia minyak di Mentawai. Merekapara yang mafia minyak beranggapan,bahwa para lembaga (NGO) kemanusiaanbanyak uang. Berapa pun harganya pastiakan dibeli.

Pemerintah sendiri juga punya angga-pan saat itu dalam beberapa rapat evaluasidengan NGO, bahwa sulit dan mahalnyaminyak pascatsunami akibat banyaknyamobilisasi dalam bantuan untuk korban.Semua lembaga NGO aktif bergerak men-distribusikan bantuan, tentunya semua itudengan minyak. Lalu para NGO sendir berteriak, bahwa peker-jaannya nyaris terbengkalai karena tidak mendapatkan minyak.

Sampai sekarang, bahkan tekad bupati terpilih, Yudas Sa-baggalet juga akan mengentaskan masalah BBM dengan ber-bagai cara. Pada keempat tahun kepemimpinan Yudas-Rejel,BBM juga masih menjadi masalah bagi kesejahteraan ma-syarakat. Dinas Perindagkop sendiri seolah juga memberikannilai tawar terhadap masalah minyak di Bumi Sikerei.

Warga kini semakin marah dan geram, akhirnya Camat SiporaUtara saat itu langsung turun tangan untuk mengatasi minyak didermaga Tuapeijat. Spontan, semua tidak ada yang bernyaliketika ”Srikandi” Sipora Utara ini turun tangan. Hampir seming-gu pantauan saya, peredaran minyak pun kembali norman. Tidakseperti biasanya, begitu turun dari dermaga, tempo tiga harikembali langka.

Kini cerita itu kembali menyeruak disetiap kantin yang adadi kantor SKPD, bahwa sudah ada Bagi-Bagi Minyak (BBM) diMentawai. Transparansi kuota Bagi-Bagi Minyak antara pe-merintah dan masyarakat sendiri tidak terbuka. Yang jelas tigahari minya akan datang, masyarakat harus mendapatkan kuponuntuk mendapatkan kuotanya, sedangkan pemerintah sendiritidak jelas berapa kuotanya.

Aneh, kalau Bagi-Bagi Minyak tidak ada keadilan bagi ma-syarakat. Cerita berkembang dan tidak bertanggungjawab punterdengar, semua yang memiliki ”pakaian kedinasan” juga ikutBagi-Bagi Minyak. Bahkan sebagian masyarakat yang punya ja-ringan tersendiri, membeli minyak kepada warga yang memiliki”pakaian kedinasan”. Kalau hanya mencari minyak dari eceranjangan harap dapat diperoleh setelah tiga hari minyak turun darikapal.

Jika tidak ada keadilan dalam Bgi-Bagi Minyak, jangan per-nah bermimpi Mentawai bercita-cita sebagai gerbang ikan dibagian Indonesia Barat. Nelayan Mentawai kini hanya menda-patkan ikan teri, paling bagus Ambu-Ambu dan Gambolo. Ituakibat nelayan sendiri kesulitan mendapatkan minyak. Meskipunada, nelayan juga tidak sanggup membelinya karena sangat tinggi.

Kini bagi masyarakat Mentawai, harga minyak Rp 15 ribuperliter masih dianggap murah dan standar. Berbeda denganwarga yang memiliki ”pakaian kedinasan”, mereka tetap men-dapatkan harga beda Rp.1.000 dari Kota Padang. Sangat mirisuntuk membahas minyak, pemerintah seperti tidak ada lagi atauabsen. Meski pemerintah sudah melakukan rapat koordinasi, tohhasilnya juga sebatas catatan notulen saja tanpa direalisasikan.Untuk mengatasi minya, saya mengusulkan, agar kepala daerahMentawai bergaya seperti Gubernur Jakarta, Ahok. Keras dantegas untuk membela masyarakatnya. Tidak takut diturunkan,tidak takut angket, tidak takut dengan tim suksesnya. Ahokmenyadari, bahwa mandat yang diterimanya adalah darimasyarakat, bukan dari parpol, tim sukses dan entah apa lagi.Semoga, bupati kita dalam menyelesaikan minyak bergaya sepertiAhok.

Page 49: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 49

Opini

Harapan Baru Setelah Rezim UN

REZIM ujian standar pendidikan secaranasional, secara singkat kita sebut UN,sudah berkuasa dalam beberapa dekade

di Indonesia. Menteri datang dan pergi silihberganti, kurikulum berubah dari bandul satuke bandul yang lain, tetapi semua takluk padarezim ini.

Rezim UN sangat berpengaruh dalammengatur mobilitas sosial dan ekonomi parasiswa dari berbagai jenjang. Tak mengherankan,kesakrakalannya harus dijaga sebagai “RahasiaNegara”, diinapkan di kantor polisi sebelumdiberikan kepada siswa, bahkan Densus AntiTeror pun ikut terlibat mengawalnya.

Namun, sebuah rezim yang begitu berkuasatiba-tiba runtuh terkulai di tangan pemerintahanbaru yang menyatakan UN bukan satu-satunyaalat menentukan kelulusan siswa, melainkansarana pemetaan untuk membantu menyusunkebijakan. Reaksi beragam pun mulai muncul.

Seorang kepala sekolah mengeluhkan anakdidiknya yang tidak lagi bersemangat belajaruntuk mempersiapkan diri menghadapi UN(Kompas, 26 Januari 2015). Para kepala daerahkehilangan “mainan” untuk membuktikan ke-pada publik keberhasilan program pendidikanmereka. Para guru kebingungan bagaimanamembuat siswa mereka disiplin sampai ada ok-num yang bertindak ekstrem dengan menghu-kum siswanya hingga meninggal hanya karenatak mengerjakan pekerjaan rumah. Saat tawuranpelajar kembali merebak dan melibatkan siswa-siswa senior, ketiadaan UN pun dijadikan se-bagai kambing hitam.

Jati Diri SekolahInilah situasi masyarakat yang disebut sosio-

log terkemuka, Emile Dukheim (1897), sebagaisituasi ‘anomie’, di mana tatanan baru belumterbentuk dengan sempurna dan banyak pihakyang menginginkan kembali pada tatanan lamadengan iming-iming “Enak jamanku tho, le?”(Lebih enak di zaman saya kan, Nak?) Dalamsituasi yang masih galau inilah, perlu keteguhanhati dari segenap jajaran Kementerian Pendi-dikan dan Kebudayaan untuk mengantar sege-nap pemangku kepentingan dunia pendidikandalam visi yang sama.

Filsuf Driyarkara (1950) dengan lugasmenyatakan bahwa tujuan pendidikan adalahmemanusiakan manusia muda. Sekolah sebagaisalah satu lembaga pendidikan memiliki peranyang sama dengan institusi sosial lain sepertikeluarga, kelompok agama, dan kelompok ma-syarakat, dalam membentuk para manusia mudaini sehingga menjadi manusia yang utuh.

Untuk jadi manusia yang utuh, para siswaini terlibat dalam proses pembelajaran bersamadengan para guru mereka, baik sebagai mentorataupun fasilitator. Namun, rezim UN sudahmereduksi sekolah jadi tempat persiapan ujian,yang secara substansif tidak berbeda dengansejumlah lembaga bimbingan belajar yang se-lalu tumbuh bak jamur di musim hujan menje-lang UN atau ujian standar lain.

Rezim UN sudah membuat para manusiamuda ini hanya dihargai sebatas nilai-nilaikuantatif semata. Sungguh sebuah degradasi ek-sistensi yang begitu rendah atas diri manusia-manusia muda ini. Padahal, dalam dunia nyata,

seorang Rudi Hartono yang juara badminton;Rudy Hadisuwarno yang penata rambut atauRudi Salam yang aktor tidak lebih rendah ke-manusiwiannya bahkan kecerdasannya diban-dingkan dengan Rudi Habibie yang bisa meran-cang pesawat.

Membandingkan para “Rudi” muda inidalam sebuah penggaris yang sama jelas bukanmerupakan tujuan membangun sekolah. Apa-lagi, rezim UN sudah mengabaikan keanekara-gaman situasi sosial ekonomi di Indonesia de-ngan memakai Jawa perkotaan sebagai standaryang harus diikuti semua wilayah di Indonesia.Karena itu, penghilangan kekuasaan UN seba-gai penentu kelulusan siswa jelas mengem-balikan sekolah pada jati diri sesungguhnya.

Seiring pudarnya kekuasaan rezim UN, pe-ran guru jadi sangat penting dalam memanu-siakan para manusia muda ini. Pada APBN ta-hun ini saja, pemerintah dan DPR sudah meng-gelontorkan dana lebih dari Rp 60 triliun hanyauntuk menambah tebal dompet para guru lewatdana sertifikasi guru sehingga bisa fokus untukmembimbing anak didik mereka. Kebijakan iniharus dibalas oleh para guru dengan menunjuk-kan kinerja yang semakin profesional.

Guru dan Multi-KecerdasanRuntuhnya rezim UN harus disambut gem-

bira para guru bidang studi yang selama ini dise-pelekan siswa karena tidak masuk dalam materiUN, seperti Pendidikan Seni dan PendidikanJasmani. Pada masa rezim UN masih berkuasa,pemerintah begitu giat “membuktikan” keber-hasilan pendidikan kita dengan mengirimkanpara siswa pilihan untuk mengikuti berbagaiolimpiade Matematika dan Sains tingkat inter-nasional. Akan tetapi, usaha ini tidak lengkapdan cenderung mengistimewakan guru danmata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengeta-huan Alam. Padahal, pandangan sempit inisudah ditentang oleh pemikiran Howard Gar-dner (1983) tentang multiple intelligences yangmenguraikan bahwa kecerdasan manusia tidakhanya ditentukan IQ yang mendasarkan dari lo-gika matematika dan bahasa, tetapi juga meli-puti segenap aspek kemanusiaan yang lain, se-perti kecerdasan kinestetik tubuh, musik, ruang-visual, alam, interpersonal, dan intrapersonal.

Dengan pemahaman multiple intelligenceini, para siswa, guru, dan orangtua akan me-nyambut datangnya hari konser atau invitasi

olahraga sekolah seperti mereka mempersiap-kan UN. Untuk itu, para siswa akan bergairahmengasah kecerdasan musik mereka dalam pa-duan suara, band maupun orkes simfoni. De-mikian juga dalam bidang olahraga, para siswamelatih diri mengembangkan kecerdasan kinek-tetik tubuh saat mengocek bola atau meng-ayunkan raket badminton.

Saat hari konser atau pertandingan tiba, me-reka semua memang merasakan kekhawatiran,apakah para siswa itu akan tampil dengan primaseperti yang selama ini dilatihkan, tetapi adakegembiraan saat melihat para tunas-tunas mu-da ini tampil memainkan alat musik dengan per-caya diri atau bersalaman dengan satria saat tim-nya belum meraih kemenangan. Inilah perwu-judan revolusi mental yang tidak harus disam-paikan dengan kata-kata sampai berbusa-busa.

Runtuhnya rezim UN juga memberi kesem-patan para guru-guru bahasa dan ilmu sosialdalam mempertinggi daya intelektualitas anakdalam hierarki pemikiran yang tinggi, sepertimelakukan analisis, sintesis, dan berpikir kritis.Rezim UN jelas tak mampu mengolah inimengingat hanya ada satu jawaban benar darisoal pilihan ganda, padahal dalam hidup tiadajawaban tunggal atas persoalan kemanusiaan.

Hilangnya pengaruh UN juga bukan musi-bah untuk para guru matematika dan ilmu alam,tapi justru memperkaya pengajaran merekaselama ini. Dalam pengamatan penulis terhadappara siswa Indonesia jenjang pendidikan mene-ngah dan dasar yang mendapat kesempatan pen-didikan di Amerika, mereka tampak sangat hafaldengan rumus dan bisa menyelesaikan soal hitu-ngan dengan lebih cepat dibanding rekan seja-watnya. Akan tetapi saat mereka harus meng-aplikasikan rumus tersebut dalam soal sepertidalam kehidupan sehari-hari, mereka gagap.

Dengan kesadaran akan multiple intelli-gence ini, para pemangku kepentingan pendidi-kan di Indonesia hendaknya mulai melihat bah-wa patahnya sayap UN bukanlah malapetaka.Justru runtuhnya kemahakuasaan UN ini akanmembawa perspektif baru yang semakin luasbagi siswa, guru, orangtua dan segenap masya-rakat bahwa kemajuan bangsa di masa depanakan kian cerah.(Y Nugroho Widiyanto: Kandidat Doktor OhioState University, Dosen FKIP Unika WidyaMandala Surabaya, sumber widiyanto.com)

Oleh: Y Nugroho Widiyanto

Page 50: Majalah Sasaraina

Birokrasi

PERCEPATPENDIRIANSAMSAT

Joni Darmawan kepada Sasaraina.Berdasarkan data volume kendaraan baru tersebut, Joni menyebutkan

bahwa sudah semestinya pendirian Samsat di Kepulauan Mentawai. Apa-lagi volume tersebut, kata Joni, ditambah dengan volume kendaraan yanglama atau sebelumnya, tentu sudah sangat memadai untuk pendirianSamsat. Minimal, kata Joni, untuk tahap awal pendirian Samsat di Kepu-lauan Mentawai dengan menerapkan Samkel (Samsat keliling), tiga kaliseminggu.

”Sekarang kan juga sudah ada kapal cepat. Nah, untuk tahap awal,Dispenda Provinsi dan Jasaraharja bisa diberdayakan untuk datang tigakali seminggu menggunakan kapal cepat. Sementara, untuk Kepolisianbisa kita berdayakan dari sini,” ujar Jon yang akrab disapa.

Meski demikian, hal itu kembali lagi kepada kesiapan dan keseriusanPemkab Mentawai dalam upaya pendirian Samsat di daeranya. Padaprinsipnya, Pemkab Mentawai mesti menyegerakan pembuatan suratpermohonan kepada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Sumbar untukizin pendirian Samsat di Mentawai.

Menurut Joni, sebagai yang membidangi Lalulintas di Mentawai,Bupati Kepulauan Mentawai sendiri sudah menargetkan untuk pendirianSamsat di daerahnya dalam tahun ini. Namun hal itu kembali lagi kepa-da Pemkab Mentawai sendiri dan SKPD terkait untuk mempersiapkanlokasi atau tempat pengurusan pembayaran pajak kendaraan.

Kepala Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah, Mentawai,Mayfrizal, mengaku sudah pernah menyurati Pemprov Sumbar terkaitizin pendirian Samsat di Mentawai pada 2013 lalu. ”Pada tahun 2013lalu kita sudah meminta izin Provinsi untuk izin pendirian Samsat diMentawai. Kita akan coba tinjau kembali dengan permohonan surat kedua,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet,melalui telepon genggamnya mengatakan, Samsat merupakan suatu sis-tem administrasi yang dibentuk untuk memperlancar dan mempercepatpelayanan kepentingan masyarakat dalam pengurusan dokumenkendaraan bermotor.

Dikatakannya, upaya pendirian Samsat di Kepulauan Mentawaisudah sejak lama direncanakan Pemkab Mentawai. Sebab sudahsemestinya ada kantor Samsat di Kepulauan Mentawai. ”Kita berharap,tahun ini Samsat sudah ada di Mentawai,” harapnya. (arf)

KONDISI geografis daerah Kepulauan Mentawai tidak sajamembutuhkan ongkos yang besar bagi masyarakat dalam pengurusankendaraan bermotor, tetapi juga belum tersedianya sistem administrasimanunggal satu atap (Samsat) di daerah tersebut, sehingga menjadikanMentawai, belum mendapatkan Pendapatan Asli Daerah yang cukupoptimal.

Sementara volume kendaraan baru sejak tahun 2011-2014 terusmengalami peningkatan yang signifikan. Volume kendaraan roda empatdari tahun 2011-2014 rata-rata mengalami peningkatan dua kali lipatdari sebelumnya. Begitu juga halnya, dengan kendaraan baru roda duadi Kepulauan Mentawai sejak 2011-2014 mencapai 1.000 unit.

”Berdasarkan data dari Dirlantas, kendaraan baru roda empat tahun2011 mencapai 10 unit. Kemudian tahun 2012 sebanyak 20 unit danterus mengalami peningkatan dua kali lipat hingga tahun 2014.Sedangkan untuk kendaraan baru roda dua, rata-rata tiap tahunmengalami peningkatan 200 unit," ungkap Kasat Lantas Polres Mentawai

SASARAINA Edisi: 03/Maret-201550

NYAMAN: Ruangan yang bersih dan sejuk membuat warganyaman terlayani meskipun selalu antrean dalam mengurus

pajak dan surat kenderaan bermotor. (FOTO: ISTIMEWA)

Page 51: Majalah Sasaraina

Pernik

AppleUmumkanHarga JamPintar

PERUSAHAAN Apple mengumumkan bakal menjual produk jampintar dalam kisaran harga US$349 (Rp4,5 juta) sampai US$17.000(Rp222 juta), tergantung logam dan tali jam yang diinginkan pembeli.

Seperti dilansir dari bbc.co.uk, selain logam dan tali jam, besaranjam turut menentukan harga. Jam sebesar 42 milimeter, misalnya,dihargai US$50 lebih mahal ketimbang jam sebesar 38 milimeter.

Dalam laman resmi Apple, sebanyak 38 model jam tersedia danbisa dibeli pada 24 April mendatang di Inggris, Amerika Serikat,Prancis, Jerman, Jepang, Australia, dan Kanada.

Menurut analis pasar, penjualan produk-produk tersebut bakalmenimbulkan tantangan mengingat tiada spesifikasi yang menonjolpada masing-masing model jam.

”Manakala sebuah jam berbahan stainless steel diperkirakanbernilai US$700 atau US$800, saya mengharapkan lebih dari sekadarperbedaan bahan baku. Kenyataan bahwa Apple tidak menjelaskannyamerupakan alasan mengapa tiada pembenaran mengapa harga satumodel jam lebih tinggi dari model lain,” kata James Moar dari lembagaJuniper Research.

Direktur Eksekutif Apple, Tim Cook, mengatakan baterai jam pintarbisa bertahan 18 jam tergantung pemakaian. Adapun masa pengecasandari 0 persen sampai 100 persen memakan 2,5 jam.

Apple mengklaim ribuan app baru tengah dikembangkan untukjam itu. Sebut saja jejaring sosial Facebook, Instagram, dan WeChatmengaku bakal membuat app yang padan dengan Apple Watch.

Lepas dari kemampuan menerima panggilan telepon, mengirimpesan, dan menampilkan GPS, Apple watch punya kelemahan. Orangyang ingin membelinya harus memiliki iPhone 5 atau iPhone 6 terlebihdahulu.

Meski demikian, pakar teknologi memperkirakan hal itu bukanmasalah bagi konsumen setia perusahaan bergambar Apel tersebut.

”Tidak perlu dipertanyakan. Apple akan akan menjual jutaan jamini karena ada permintaan luar biasa dari konsumen setia yang akanmembeli produk Apple apapun. Namun, tantangannya ialah bagaimanameyakinkan pemilik iPhone awam untuk membeli jam pintar itu,”kata Ben Wood dari lembaga CCS Insight.

CCS Insight memperkirakan Apple Watch akan terjual 20 juta unitpada akhir tahun ini. Jumlah itu mewakili 7 persen pengguna iPhonedi seluruh dunia. Analis lainnya memprediksi jam itu paling tidakterjual delapan juta unit sampai 60 juta unit pada 2015.

Sekedar gambaran, iPad terjual 14,8 juta unit setelah sembilanbulan sejak pertama diluncurkan. Jumlah itu dua kali lipat dariperkiraan analis Wall Street yang paling optimistis. (*/isw)

SASARAINAEdisi: 03/Maret-2015 51

Page 52: Majalah Sasaraina