majalah sasaraina

26
IPTEK DIANCAM KIAMAT MUNGKIN masih segar dalam ingatan kita saat ilmuwan Profesor Brian Cox pernah mengatakan bahwa kita tengah menghadapi risiko berhadapan dengan asteroid, tapi kita tidak menganggapnya secara serius. ”Ada asteroid dengan nama kita terpancang di sana yang akan meng- hantam kita,” kata Cox, 46 tahun, kepada MailOnline, seperti dikutip dari tempo.co. Kenyataannya, bumi yang nyaris kiamat itu hampir terjadi beberapa bulan lalu. “Kita tidak melihatnya,” ujar Cox. ”Kita melihat jalan keluar- nya, tapi jika kita meleset sedikit saja, asteroid itu akan melenyapkan kita. Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi.” Baru-baru ini, pada Maret lalu, diketahui ada sebuah asteroid yang dinamakan 2014 EC berjarak sekitar 61.637 kilometer dari bumi, atau sekitar seperenam jarak antara bulan dan bumi. Dan itu bukan satu-satunya asteroid yang mengancam bumi. The National Aeronautics and Space Ad- ministration (NASA) baru-baru ini tengah melacak keberadaan 1.400 as- teroid yang berpotensi membahayakan bumi dan diperkirakan ke depan akan mencapai bumi serta memberikan dampak terhadap planet ini. Ancaman serius asteroid ini juga digambarkan mantan astronot Ed Lu. Dia menggambarkan asteroid itu sebagai cosmic roulette, dan yang membuat manusia bisa selamat dari dampak serius hanyalah satu “kedipan kemujuran”. Para ahli mempercayai ada sekitar 1 juta asteroid yang berada di dekat bumi, yang bisa saja mengancam planet bumi. Namun, sejauh ini, hanya sebagian kecil yang sudah berhasil dideteksi. Bukti dramatik yang bisa dise- butkan di sini adalah saat obyek tak dikenal meledak di atas Chelyabinsk, Rusia, dengan kekuatan 20-30 kali dari bom atom Hiroshima. Ini merupakan kejadian yang mengejutkan setelah se- belumnya terjadi peristiwa Tunguska pada 1908. Tunguska adalah kerusakan hutan yang luas di Siberia setelah obyek tak dikenal memasuki atmosfer bumi. Selama sekitar dua dekade, The Na- tional Aeronautics and Space Admin- istration (NASA) terus-menerus melakukan pencarian asteroid berba- haya yang bisa mengancam bumi dengan ukuran lebih dari 1 kilometer. NASA mengklaim telah berhasil 98 persen di antaranya. Namun perusahaan yang bermitra dengan NASA, Planetary Resources, menyebutkan alat pendeteksi asteroid itu baru bisa mendeteksi 1 persen obyek-obyek yang mengitari matahari. (*/isw) NASA Lacak Asteroid SASARAINA Edisi: 05/Mei-2015 52 Mentawai memiliki ratusan pulau kecil. Sampai saat ini, ratusan pulau itu sulit dipantau akibat keterbatasan fasilitas yang dimiliki Bumi Sikerei. Cepat atau lambat, beberapa pulau kecil yang ada di Mentawai berpotensi dicaplok oleh negara lain, atau daerah tetangga sendiri. Kasus penjualan pulau yang pernah terjadi di Mentawai seharusnya menjadi pelajaran penting bagi pemerintah untuk mampu mengelola sumber daya alam. Kini, Pulau Mego menjadi polemik antara Mentawai dan Bengkulu.

Upload: koni-mentawai

Post on 24-Jul-2016

233 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Edisi Mei 2015

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Sasaraina

IPTEK

DIANCAM

KIAMATMUNGKIN masih segar dalamingatan kita saat ilmuwan ProfesorBrian Cox pernah mengatakan bahwakita tengah menghadapi risikoberhadapan dengan asteroid, tapi kitatidak menganggapnya secara serius.

”Ada asteroid dengan nama kitaterpancang di sana yang akan meng-hantam kita,” kata Cox, 46 tahun,kepada MailOnline, seperti dikutipdari tempo.co.

Kenyataannya, bumi yang nyariskiamat itu hampir terjadi beberapabulan lalu. “Kita tidak melihatnya,”ujar Cox. ”Kita melihat jalan keluar-nya, tapi jika kita meleset sedikit saja,asteroid itu akan melenyapkan kita.Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi.”

Baru-baru ini, pada Maret lalu,diketahui ada sebuah asteroid yangdinamakan 2014 EC berjarak sekitar61.637 kilometer dari bumi, atausekitar seperenam jarak antara bulandan bumi. Dan itu bukan satu-satunyaasteroid yang mengancam bumi. TheNational Aeronautics and Space Ad-ministration (NASA) baru-baru initengah melacak keberadaan 1.400 as-teroid yang berpotensi membahayakanbumi dan diperkirakan ke depan akanmencapai bumi serta memberikandampak terhadap planet ini.

Ancaman serius asteroid ini jugadigambarkan mantan astronot Ed Lu.Dia menggambarkan asteroid itu

sebagai cosmic roulette, dan yangmembuat manusia bisa selamat daridampak serius hanyalah satu “kedipankemujuran”.

Para ahli mempercayai ada sekitar1 juta asteroid yang berada di dekatbumi, yang bisa saja mengancamplanet bumi. Namun, sejauh ini, hanyasebagian kecil yang sudah berhasildideteksi.

Bukti dramatik yang bisa dise-butkan di sini adalah saat obyek takdikenal meledak di atas Chelyabinsk,Rusia, dengan kekuatan 20-30 kali daribom atom Hiroshima. Ini merupakankejadian yang mengejutkan setelah se-belumnya terjadi peristiwa Tunguskapada 1908. Tunguska adalah kerusakanhutan yang luas di Siberia setelah obyektak dikenal memasuki atmosfer bumi.

Selama sekitar dua dekade, The Na-tional Aeronautics and Space Admin-istration (NASA) terus-menerusmelakukan pencarian asteroid berba-haya yang bisa mengancam bumidengan ukuran lebih dari 1 kilometer.NASA mengklaim telah berhasil 98persen di antaranya.

Namun perusahaan yang bermitradengan NASA, Planetary Resources,menyebutkan alat pendeteksi asteroiditu baru bisa mendeteksi 1 persenobyek-obyek yang mengitari matahari.(*/isw)

NASA Lacak Asteroid

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201552

Mentawai memiliki ratusanpulau kecil. Sampai saatini, ratusan pulau itu sulitdipantau akibatketerbatasan fasilitas yangdimiliki Bumi Sikerei.Cepat atau lambat,beberapa pulau kecil yangada di Mentawai berpotensidicaplok oleh negara lain,atau daerah tetanggasendiri. Kasus penjualanpulau yang pernah terjadidi Mentawai seharusnyamenjadi pelajaran pentingbagi pemerintah untukmampu mengelola sumberdaya alam.Kini, Pulau Mego menjadipolemik antara Mentawaidan Bengkulu.

Page 2: Majalah Sasaraina

Pelindung:Bupati Kepulauan Mentawai,

Yudas Sabaggalet,Wakil Bupati Kepulauan Mentawai,

Rijel Samaloisa

Penasehat: Sekretaris Daerah: Ifdil Gusti, Asisten I, Martinus D, Dewan Redaksi: Martinus D, Maifrizal, Dul Sumarno,Pemimpin Redaksi: Joni Anwar, Devisi Redaksi: Nurtiana Sanenek, Jasni Efita, Kartani, Ismar Santi, Ayubkhan Sakokoi,Koordinator Liputan: Rahadio Suroso, Redaktur: Iswanto. JA, Reporter: Eri Suprianto, Heri Pamalis, Arif, Moerdani.

ALAMAT REDAKSI: Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Jalan Raya Tuapeijat Km 5, Sipora Utara. Email:[email protected]

ASN Jangan TerlibatPolitik Praktis

PILKADAHALAMAN 11

Rumah KATSegera Dibangun

BUDAYAHALAMAN 46

Tak TerpantauTapi Berkilau

LAPORAN UTAMAHALAMAN 6

DAFTAR ISI

Teras Berita : .................... 02Redaksi : .................... 03Laporan Utama : .................... 04Pilkada : .................... 10Buka Buku : .................... 12Khusus : .................... 14Agenda : .................... 18Ekonomi : .................... 22Investasi : .................... 24Pariwisata : .................... 26Kesehatan : .................... 32Hukum : .................... 36Sumbar : .................... 38Nasional : .................... 40Pendidikan : .................... 42Budaya : .................... 46Editorial : .................... 48Opini : .................... 49Inspirasi : .................... 50Style : .................... 51Iptek : .................... 52

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201502

TERAS BERITA

Terkendala BBM,Kapal Beriloga Mangkir

KHUSUSHALAMAN 16

Salam Redaksi

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 03

REDAKSI

Jejak KopraSEPANJANG pesisir pantai di Kabupaten Ke-pulauan Mentawai secara umum ditumbuhioleh mangrove dan kelapa. Kedua tanaman ter-sebut merupakan salah satu bentuk kearifanlokal dan mitigasi terhadap ancaman abrasipantai, sekaligus mengurangi energi ombaktsunami.

Umumnya, kopra selalu dijadikan komo-ditas ekonomi unggulan bagi warga Menta-wai yang tinggal di kawasan pesisir pantai.Pengelolaan kopra merupakan jejak bagi akti-vitas warga Mentawai yang tinggal di kawa-san pesisir pantai. Ratusan Ton setiap minggukopra keluar dari Bumi Sikerei. Tanaman kel-apa, selain mudah mananam dan perawatan-nya, juga dalam pengelolaannya untuk dija-dikan kopra tidak menyulitkan. Di beberapakecamatan yang ada di Mentawai, biasanyawarga memanen kelapa setiap haris Sabtu.Artinya, kopra selalu dijadikan penghasilanharian atau mingguan bagi warga Mentawaiyang berada di kawasan peisir pantai.

Maka tidak bisa dipungkiri, bahwa PulauMego yang menjadi polemik antara ProvinsiSumatera Barat dan Bengkulu, khususnya

Mentawai, memiliki landasan dasar yang jelasterkait hak kepemilikan yang sah. Beberapawarga yang ada di Kecamatan Pagai Selatan,Pagai Utara, dan Sikakap, menyatakan pernahtinggal di Pulau Mego selama beberapa ming-gu untuk mengambil kelapa dan diolah men-jadi kopra. Aktivitas mengelola kopra di PulauMego sudah dilakukan warga Mentawaipuluhan tahun lalu.

Meski warga Mentawai tidak pernah me-netap, namun keberadaan warga Mentawai diPulau Mego sebagai bentuk kejelasan hak ke-pemilikan Pulau Mego. Biasanya, seminggutinggal di Pulau Mego sampai penjualan ko-pra, warga Mentawai yang tinggal di pulau ter-sebut baru pulang ke rumahnya dengan mem-bawa uang hasil penjualan kopra. Sebab kapaldagang selalu berlabuh di mana tempat wargaMentawai mengelola kopra.

Seperti yang terjadi di Pulau Miau, pulauterluar di Mentawai, juga melakukan aktivitasyang sama. Sekitar 17 Kepala Keluarga, wargaasal Siberut Barat itu tinggal di Pulau Miauuntuk mengelola kopra. Selama seminggumereka mengelola kopra sampai menjualnya,

kemudian mereka pun kembali lagi ke Betaet,Kecamatan Siberut Barat.

Aktivitas mengelola kopra di Pulau Miaupun sampai saat ini masih dilakukan olehsebagian warga Betaet, Kecamatan SiberutBarat. Setiap minggu kapal dagang itu datangke Pulau Miau untuk membeli kopra hasilolahan warga Mentawai.

Pulau yang luasnya kurang lebih 40 hek-tare itu ternyata sudah dihuni oleh wargaMentawai sejak puluhan tahun lalu. Artinya,kemungkinan besar, semua pulau-pulau kecilyang ada di perairan laut Mentawai, sudahpernah ada jejak warga Mentawai dalammemenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Tak terbantahkan, jika di Pulau Mego masihada beberapa pondok-pondok yang hampirroboh. Sudah pasti, beberapa pondok yangberdiri di Pulau Mego itu hasil bangunan orangMentawai untuk menginap selama seminggusaat mengelola kopra. Meski secara historis,budaya, dan etnis, bahwa Pulau Mego milikMentawai, tetapi secara administrasi, justruPulau Mego masuk dalam wilayah Provinsibengkulu, yaitu Kabupaten Mukomuko. (*)

Page 3: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201504

Kapal MegoBakalMeramaikanRIBUT soal hak kepemilikan PulauMego yang diklaim miliki ProvinsiBengkulu, Pemerintah Daerah Kabu-paten Kepulauan Mentawai pun tak ting-gal diam. Upaya untuk kembali meng-ambil Pulau Mego terus dilakukandengan berbagai langkah strategis.

Kepala Dinas Perhubungan, Komu-nikasi dan Informasi Kabupaten Kepu-lauan Mentawai Edi SUkarni menyata-kan, bahwa pihaknya mendapat bantuankapal dari Kementerian Daerah Ter-tinggal. Kapal yang terbuat dari bahanviber itu rencananya akan selesai pem-buatannya September mendatang.

”Kapal itu saat ini masih dikerjakan,mungkin bisa kita ambil awal atau akhirSeptember mendatang,” kata EdiSukarni.

Menurut Edi, yang akrab disapa, ka-pal itu rencananya untuk angkutan pe-numpang dengan kapasitas sekiatr 20orang. Kapal tersebut akan berlayar me-layani warga desa yang terisolir dibe-berapa titik yang ada di Mentawai.

”Kapal itu rencananya untuk muatanpenumpang warga desa yang terisolir,tapi sekitar 20 orang,” katanya.

Menariknya, kata Edi, sambil me-nunggu finalisasi pembuatan kapal ter-sebut, pihak Kementerian Daera Ter-tinggal itu meminta rekomendasi namakapal dari Pemerintah Daerah KapulauanMentawai. Untuk membuat nama kapaltersebut, maka diperlukan nilai-nilaihistoris kedaerahan.

Berdasarkan hasil konsultasi denganBupati Kepulauan Mentawai, YudasSabaggalet, menyarankan, agar kapaltersebut di berimana Pulau Mego.Mendengar hal itu, Edi Sukarni pun ter-gelitik karena pulau tersebut memangmasih dalam polemik.

”Saya konsultasi samaBupati, katanya,buat saja nama-nya Kapal PulauMego, biar ra-mai sekalian,”ujar Edi meni-rukan ucapanBupati Yu-das Sabag-g a l e t .(isw)

KABAR KANTOR BUPATI

WARGAENGGANODAN MEGO

SADARGejolak demontrasi warga Mentawai untuk menuntut

pemekaran terus bergulir sampai tahun 2009.Ketidakadilan pemerataan pembangunan menjadi salah

satu agenda warga Mentawai untuk mampu berdiri sendirisebagai Kabupaten Otonomi Daerah. Akhirnya, padatahun 2009 itu pula, Kabupaten Kepulauan Mentawairesmi menjadi daerah otonomi. Padangpariaman pun

pecah dengan merelakan Mentawai menjadi KabupatenKepulauan di Sumatera Barat.

SEJAK pecahnya Mentawai dariKabupaten Padangpariaman,pihak Pemerintah Povinsi Sumatera

Barat dan Pemerintah Pusat pun menyu-sun tapal batas, baik darat maupun per-airan laut. Namun pada saat itu, caramengukur tapal batas pun hanya lurus-lurus saja.

Asisten II Sekretariat Daerah Kabupa-ten Kepulauan Mentawai, Nurdin menje-laskan, untuk tapal batas perairan memangkurang jelas. Makanya membuat tapalbatas perairan pun lurus-lurus saja. SepertiPulau Siberut berbatasan dengan PulauNias, Pulau Pagai Selatan batasnya PulauBeriloga.

”Pada saat melakukan tapal batas lautmemang awalnya tidak dipersoalkan, danPemerintah Kabupaten Kepulauan Men-tawai menerima saja. Sebab itu memangPemerintah Mentawai kemungkinan tidak

dilibatkan,” katanya.Menurut Nurdin, dalam UUD 1945,

juga sudah jelas, bahwa hak kepemilikandaerah itu berdasarkan nilai-nilai historis,adat dan budaya, serta etnis. Sebab semuawilayah yang hak kepemilikan itu me-rupakan aset untuk kesejahteraan anakcucu.

”Pada tahun 2001, saya menjadi Ca-mat Pagai Selatan dan Pagai Utara. Padasaat itu, saya sudah sampaikan pada Bu-pati Edison Saleleubaja, bahwa kita sudahkehilangan satu pulau, yaitu Mego. Namunoleh bupati memang kurang direspons,”katanya.

Karena kedua daerah, antara Kabu-paten Kepulauan Mentawai dan Kabu-paten Mukomuko, diam-diam saja, makaseolah-olah tidak ada masahlah soal Pu-lau Mego. Pada tahun 2005, dilakukan sur-vei cadangan minyak nasional oleh

EDI SUKARNI

UTAMA

Pemerintah Pusat, bahwa ada potensiMigas di Blok Mentawai-Bengkulu, per-sisnya di sekitar Pulau Mego. Survei iniawalnya juga belum menjadi pertimbanganantara dua daerah, yaitu Mentawai-Mukomuko.

”Pada tahun 2013, Pemerintah Kabu-paten Mukomuko, langsung merubahRTRW-nya, dengan memasukkan PulauMego tersebut. Nah dari sini mulai adagejolak, yaitu orang Mentawai sendiri.Bahwa orang Mentawai yang berladang diPulau Mego mengelola kopra merasaladangnya di ambil Pemerintah ProvinsiBengkulu,” katanya.

Sejauh ini, kata Nurdin, ia sendiri sudahmelakukan koordinasi ke KementerianDalam Negeri terkait keberadaan Pulau Me-go yang masih wilayah Mentawai. Namunmasih sebatas respons. Memang tidaksemudah itu untuk mengambil kembaliPulau Mego, meskipun administrasi bisadirubah dan diperbaiki.

Jika dikaji secara historis, kata Nurdin,Pulau Mego itu memang milik Mentawai.Pertama, ”Mego” itu sendiri bahasaMentawai. Asal kata ”Mego” itu se-benarnya ”Mugo”, yang artinya teng-gelam, terendam, atau terbenam. Ke-dua, puluhan tahun lalu orang Men-tawai sendiri sudah berladang diPulau Mego mengambil kelapauntuk dikelola menjadi kopra.Ketiga, orang yang berada diPulau Enggano, juga menye-butkan, bahwa Pulau Megoitu milik orang Mentawai.

”Orang Engganoyang dekat dengan PulauMego sendiri sudahmenyatakan, bahwaPulau Mego itu punyaorang Mentawai. Inifakta sejarah danbudaya, jika maumelihat Pulau Megoitu sebenarnya miliksiapa. Cobatanyakan saja samaorang Bengkulu, tahutidak mereka artinya”Mego” itu. Pasti tidaktahu, karena itu memangbahasa Mentawai,” ujarnya.

Perubahan kata antara”Mugo” menjadi ”Mego”, itu sudahpasti akibat orang yang menyusun tapalbatas tidak menguasai bahasa. Sebab adabahasa lokal, namun dalam membuatpeta sering sekali dipaksakan denganmembahasakan Indonesia. Setiap namadaerah itu tidak bisa dibahasa Indone-siakan, termasuk nama pulau. Sebabpenamaan pulau itu sendiri punyanilai-nilai sejarah dan budaya.

”Tapi soal nama berubahnya

nama pulau ”Mugo” menjadi ”Mego” jugatidak dipersoalkan. Yang jelas semua orangMentawai itu tahu apa arti Mego,” tuturnya.

Letak Pulau Mego memang sangat jauh.Jika diprediksikan, dari Pulau Siporamenuju Pulau Mego, sama halnya tiga kalilipat perjalanan dari Pulau Sipora ke KotaPadang. Namun jauhnya Pulau Megosebenarnya tidak menjadi masalah. Namunhak kepemilikan yang sah tersebut yang jadimasalah.

”Masalahnya sekarang kan bukan Pu-lau Mego-nya yang jauh dari Mentawai, ta-pi kepemilikan hak itu sendiri. Mau jauh-nya ratusan mil, kalau memang itu punyakita, yang jangan diambil,” tegasnya. (isw)

NURDIN

Page 4: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201506

TAK TERPANTAUTAPI BERKILAUPULAU Mego itu tampak kecil jika dilihatdari peta google earth. Dalam sorotan, petaitu pun luput terpantau, tapi berkilaubagaikan emas murni. Hal ini di dasari, pulaukecil itu menyimpan kandungan migasbernilai triliunan rupiah. Semua pihak pastitergiur untuk memilikinya. Kini, Pulau Megomenjadi polemik kedua Provinsi antaraSumatera Barat dan Bengkulu, khususnyaMentawai. Sebab Pulau Mego itu sendirisecara historis masuk wilayah Mentawai.

Asisten II Sekretariat Daerah KabupatenKepulauan Mentawai, Nurdin menyatakan,bahwa memang benar Pulau Mego itumenyimpan kandungan Migas yang bernilaitriliunan rupiah. Berdasarkan hasil surveicadangan minyak nasional pada tahun 2005,ditemukan potensi migas yang cukup besardi Blok Mentawai-Bengkulu.

”Memang ada migasnya. Itu uangnyabanyak sekali. Sudah jelas kok, survei

cadangan minyak nasional tahun 2005menyatakan ada kandungan Migas di sana,”jelasnya.

Menurut Nurdin, untuk mengelola Mi-gas di Blok Mentawai-Bengkulu, persisnyadi Pulau Mego, sudah ada pemenang ten-dernya, yaitu PT. Total Enti Mentawai, dariNegara Prancis. Saat ini, PT. Total Enti Men-tawai sudah melakukan persiapan eksploi-tasi dengan melakukan berbagai pembangu-nan infrastruktur.

”Makanya di Pulau Mego itu sekarangsudah ada aktivitas pembenahan dan pem-bangunan. Itu semua saya yakini aktivitas PT.Total Enti Mentawai, untuk melakukan per-siapan eksploitasi migas di Pulau Mego,”ujarnya.

Informasi yang dihimpun Nurdin, bahwaPT. Total Enti tersebut merupakanperusahaan yang mengeksploitasi minyak diBlok Mahatkam. Namun eksploitasi di Blok

Mahatkam itu tidak selesai karena adamasalah. Sekarang, PT. Total Enti itupemenang tender untuk mengeruk migas diPulau Mego.

”Kalau izin eksploitasi itu dari peme-rintah pusat, daerah tidak punya wewenang.Namun pulau itu kan aset daerah, apalagi adakandungan migas yang bisa untukmensejahterakan sampai ke anak cucu,”katanya.

Nurdin menyatakan, Pemerintah DaerahKabupaten Kepulauan Mentawai dalam halini bukan ribut, tapi memang mau meri-butkan terkait hak kepemilikan Pulau Mego.Sudah jelas fakta dan sejarahnya, bahwaPulau Mego itu milik Mentawai.

”Mentawai nggak ribut, tapi rencananyamemang mau meributkan. Lah kan PulauMego itu masih tanah nenek moyang orangMentawai, terus diambil orang lain. Tentunyapasti akan ribut,” tegasnya. (isw)

Memang ada migasnya.Itu uangnya banyak

sekali. Sudah jelas kok,survei cadangan minyak

nasional tahun 2005menyatakan ada

kandungan Migas di sana,

GRAFIS: ISWANTO. JA

UTAMA

PEMERINTAH Kabupaten KepulauanMentawai terus melakukan langkah-langkah untuk tetap mempertahankan

Pulau Mego, yang kini dikalim milik Pemerin-tah Provinsi Bengkulu. Sampai saat ini, dengantegas, Pemerintah Kabupaten KepulauanMentawai menyatakan, bahwa Pulau Megomasih bagi Bumi Siekrei.

Kepala Bappeda, Naslindo menyatakan,sampai saat ini Pulau Mego masih milik wargaMentawai. Secara administrasi juga milik Men-tawai, bahkan sudah masuk dalam RTRW Ka-bupaten Kepulauan Mentawai. Soal adminis-trasi, itu bisa dirubah, diperbaiki dengan taha-pan-tahapan proses. Tapi memang Pulau Mego

itu milik Mentawai,” tegasnya.Terkait adanya klaim Pulau Mego milik Pro-

vinsi Bengkulu, kemungkinan besar saat me-nentukan batas wilayah antar provinsi tidak me-libatkan Pemerintah Daerah Kabupaten Ke-pulauan Mentawai. Maka perlu ada koordinasiantara Pemerintah Daerah kabupaten Ke-pulauan Mentawai dengan Provinsi SumateraBarat untuk menjelaskan keberadaan PulauMego.

"Kita akan melakukan koordinasi terhadapPemerintah Provinsi Sumatera Barat, terkaitkepemilikan Pulau Mego," jelas Naslindo.

Menurut Naslindo, faktanya sudah jelas, di

Pulau mego itu sejak lama ada orang Mentawaiyang berladang. Kelapa yang tumbuh di PulauMego itu adalah ladang Orang Mentawai yangdiambil hasilnya untuk diolah menjadi kopra.

”Sampai saat ini kan tidak ada satu punwarga Bengkulu yang mengklaim Pulau Megoitu milik mereka. Kan hanya Pemerintah Beng-kulu yang mengklaimnya saja," katanya.

Untuk melihat kebenaran hak kepemilikanPulau Mego itu bisa dianalisa dari sejarah.Maka masalah Pulau Mego ini akan ada dudukbersama antara Provinsi Sumatera Barat denganProvinsi Bengkulu. "Tidak boleh mengklaim,tapi harus duduk bersama. Orang sudah jelaskok, penduduk yang ada di Pulau Mego itu or-

ang Mentawai,” tandasnya.Terkait pemicu klaim Pulau Mego karena

adanya kekayaan sumber daya alamnya, sepertiuranium dan minyak yang bernilai triliunan ru-piah, Naslindo justru menyangkalnya. Menurut-nya, persoalan kepemilikan itu bukan karenamelihat potensi di dalam atau di atas PulauMego itu. Namun harus dilihat dari sejarah danfakta yang ada. ”Kalau Bengkulu boleh sajamengklaim Pulau Mego itu sebagai miliknyakarena ada potensi. Namun kalau PemerintahMentawai mempertahankan Pulau Mego bukankarena potensinya, tapi berdasarkan fakta dansejarah itu sendiri,” ujarnya. (isw)

Pulau Mego

Masuk RTRW Mentawai

Sampai saat ini kan tidakada satu pun warga

Bengkulu yang mengklaimPulau Mego itu milik

mereka. Kan hanyaPemerintah Bengkulu yang

mengklaimnya saja

Page 5: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201508

UTAMA

POLEMIK PULAU MEGO

KLAIMBUMI SIKEREI

VSBUMI RAFLESIA

DPRD Sumatera Barat mendukung peme-rintah provinsi setempat untuk memper-tahankan dan mengambil kembali PulauMego yang dicaplok Provinsi Bengkulu un-tuk dimasukkan dalam aset daerah mereka.

”Provinsi Bengkulu sudah mengakuibahwa Pulau Mego masuk aset daerah me-reka, dan kabarnya mereka mulai melaku-kan berbagai pembenahan di sana,” kata Ke-tua Komisi II Bidang Ekonomi DPRD Sum-bar Sabar A.S, ketika melakukan kunjungankerja ke Kabupaten Kepulauan Mentawai,seperti dikutip dari antarasumbar.com.

Sabar menyayangkan lemahnya upayaPemerintah Provinsi Sumbar dalam memper-tahankan batas wilayahnya, sehingga PulauMego yang secara teritorial masih wilayahSumbar, sekarang dicaplok Provinsi Beng-kulu sebagai aset mereka.

Kecolongan itu sebagai akibat PemprovSumbar kurang tanggap dengan masalahpulau tersebut. Padahal batas wilayah ProvinsiSumbar dengan Bengkulu terletak di PulauMego. Namun secara batas teritorial, wilayahPulau Mego adalah milik Sumbar yangmenjadi satu kesatuan dengan wilayahKabupaten Kepulauan Mentawai.

Pulau Mego terletak di 148 km ke arahBarat Kota Bengkulu, dan dilihat dariSumbar, pulau itu terletak di sebelah UtaraSikakap, Pagai Utara. Sejak dulu, pulau itumerupakan aset Sumbar. Namun tanpadisadari pulau tersebut sekarang diakuimenjadi aset Provinsi Bengkulu dan menjadisengketa antara dua provinsi itu.

Sengketa muncul karena Pulau Mego di-ketahui mempunyai kekayaan alam, berupaminyak bumi dan uranium yang bernilaitriliunan rupiah yang dapat diolah.

Ia mengatakan secara prinsip dan kelem-bagaan, DPRD akan terus mendorong danmendukung Pemprov Sumbar untuk meng-ambil kembali aset daerah tersebut.

Gubernur Sumbar diminta segera mela-kukan tindakan tegas, sehingga aset terse-but dapat kembali menjadi milik Sumbar.

”Ini harus disegerakan. Sudah jelas du-lunya itu kepunyaan kita. Kenapa ada pem-biaran, jangan menghitung kekayaan alam-nya, namun kita harus lihat dari satu kesa-tuan kepulauan dan batas teritorialnya,”katanya.

Anggota Komisi III DPRD Sumbar Su-darmi Saogo yang juga putra asli Mentawai,

mengatakan Pemkab Mentawai danPemprov Sumbar perlu segera membulatkantekad, dan satu visi untuk mencari solusiterhadap persoalan itu.

Pemprov Sumbar perlu mencari duku-ngan politik dari pusat, sehingga Pulau Me-go yang sudah jelas adalah aset Sumbar kem-bali menjadi aset daerah. ”Saya berharapDPRD khususnya Komisi I membidangipemerintahan agar mengagendakan persoa-lan ini untuk masuk dalam pembahasanparipurna dewan. Sehingga persoalan inidapat ditindaklanjuti,” ujarnya.

Wakil Bupati Kepulauan Mentawai RijelSamailosa mengatakan secara umum Sum-bar khususnya Mentawai sudah kecolongan.Provinsi Bengkulu mengakui pulau ituadalah kepunyaan mereka. Namun secarabatas wilayah, pulau itu adalah kepunyaanSumbar sehingga perlu dilakukaanpengambilan kembali.

”Pulau Mego adalah aset Sumbar, danmasuk dalam wilayah Kabupaten KepulauanMentawai. Pulau ini harus diambil kembali.Apalagi aset dan kekayaan alam yang akandihasilkan dari pulau tersebut bernilaitriliunan rupiah,” katanya. (*)

FOTO: ISTIMEWA

Seorang warga berenang ditepian pantai Sikakap.

Page 6: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201510

PILKADA

Anggaran Pilkada

BELUM CAIRMulai Mengganggu Tahapan Kerja

ANGGARAN pemilu kepala daerah (pilka-da) serentak di Sumatera Barat (Sumbar) yangbelum bisa dicairkan, sudah mulaimengganggu tahapan pilkada di daerah itu,terutama untuk pembentukan Panitia Pemi-lihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemu-ngutan Suara (PPS).

"Sekarang, tahapan pembentukan PPK danPPS di salah satu daerah, yaitu Mentawai, ter-gantung karena tidak memiliki anggaran. Inibisa mengganggu pelaksanaan Pemilu,” kataKetua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sum-bar, Amnasmen saat penandatanganan kesepa-haman penyelenggaraan dan anggaran pilkadadi aula gubernuran Sumbar, seperti dikutip dariantarasumbar.com.

Menurutnya, KPU Mentawai telah mela-porkan kebutuhan anggaran sebesar Rp120juta. Tetapi karena anggaran memang belum

bisa dicairkan, maka proses pembentukanPPK dan PPS itu harus dihentikan sementarasampai ada anggaran.

”Mentawai adalah satu dari enam daerahyang tidak ikut melaksanakan pemilu kepaladaerah serentak di Sumbar, karena itu ang-garan pelaksanaan pemilu di sana sepenuhnyatergantung pada anggaran dari APBD Sum-bar,” kata Amnasmen.

Ia mengatakan, persoalan yang sama di-hadapi pula oleh lima kabupaten dan kota lainyang tidak ikut menggelar pemilu kepaladaerah serentak pada 2015. Meski demikian,pihaknya optimis dengan penandatanganankesepahaman pelaksanaan dan anggaran pe-milu kepala daerah dengan Pemprov Sumbar,pemerintah kabupaten dan kota, persoalananggaran itu akan segera dapat ditanggulangi.

Sementara itu Gubernur Sumbar Irwan

Prayitno mengatakan, Pemprov telah berko-mitmen untuk melaksanakan pilkada seren-tak pada 9 Desember 2015, termasuk dengankonsekuensi anggaran yang dibutuhkan untukpelaksanaannya.

”Permendagri Nomor 44 tahun 2015 su-dah jelas mengatakan, bahwa Pemilu Guber-nur dibiayai APBD Provinsi, Pemilu Bupatidan Wali kota dibiayai APBD daerah. Dasarhukumnya sudah jelas, karena itu kami akanmenganggarkan,” katanya.

Meski demikian, dia meminta KPU ra-sional dalam mengusulkan anggaran yang di-perlukan. ”Jangan sampai nanti banyak ber-lebih kemudian kembali ke kas daerah, karenaanggaran yang berlebih itu sebenarnya bisauntuk melaksanakan kegiatan pembangunanlain yang juga sangat penting,” katanya.

Ia mengatakan, untuk besaran anggaranpilkada serentak di Sumbar, belum disepa-kati jumlah pasti antara Pemprov Sumbar danKPU. ”Mudah-mudahan secepatnya bisaselesai dan anggaran benar-benar sesuaidengan kebutuhan,” katanya.

Sebelumnya, KPU Sumbar mengusulkananggaran sebesar Rp168 miliar untuk pelak-sanaan pilkada serentak di provinsi itu De-sember 2015. Anggaran yang telah disetujuidalam APBD Sumbar 2015 sebesar Rp45miliar. Acara penandatanganan kesepahamanitu juga ikut dihadiri oleh Ketua BawasluSumbar dan anggota Panwaslu kabupaten dankota di Sumbar. (*)

FOTO: ISTIMEWA

BenderapartaidikibarkanpertandadimulainyaPilkadaserentakpada 9DesemberMendatang.

PILKADA

ASN JANGANTERLIBAT

POLITIKPRAKTISA ROMA politik menyambut pilkada

serentan 9 Desember mendatang mulaimenyengat. Hal ini harus menjadi moment

untuk mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN)agar menghindari ikut terlibat dalam politik praktiskarena akan berdampak terhadap posisi dankeberlangsungan karir, terutama yang baru sajadilantik. Hal ini disampaikan Bupati KepulauanMentawai Yudas Sabaggalet saat pelantikan ASNdi Gedung Beppeda Mentawai. ”Diharapkan supa-ya para pegawai yang diterima sebagai aparatursipil negara terbebas dari politik praktis,” harapnya.

Yudas menyarankan, agar ASN yang barudilantik mampu menyiapkan diri untuk merangkulsemua elemen masyarakat dari berbagai kelompokdan golongan, untuk berkerja sama dalam tugassebagai aparatur dalam menjalankan misipembangunan. Orang nomor satu di KepulauanMentawai itu mengakui, sudah mendengar adanyasejumlah ASN yang kurang baik prilakunya dalambekerja, maka tindakan yang demikian janganditiru pula oleh ASN yang baru.

”Memang betul, walaupun balum bertugasdi instansi masing-masing, tapi kita sudahmelihat. Selaku Kepala Daerah hanyamengingatkan bagi ASN agar tidak terlibatpolitik praktis, dan juga amoral,” kataYudas.

Ia menambahkan, apalagi kalau adayang ikut masuk dalam suatu tim sukseskandidat. Hal yang demikian sudah jelasmenyalahi kententuan sebagai seorangapartur negara yang diikat dengan peraturanperundang-undangan. ”Dalam UU Nomor 5 Tahun2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), bahwapegawai ASN berkedudukan sebagai unsuraparatur negara, yang melaksanakan kebijakanyang ditetapkan oleh pimpinan InstansiPemerintah, harus bebas dari pengaruh danintervensi semua golongan dan partai politiksebagaimana bunyi Pasal 8 dan Pasal 9 Ayat (1,2)Undang-Undang ini,” tegasnya.

Dalam Undang-Undang ASN dan PP 53 sudahjelas dan diatur semua PNS tidak boleh berpolitik.Jadi perlu dihimbau jangan ada yang ikut berpolitikpraktis. ”Namun apabila ada di antar PNS yangkedapatan ikut berpolitik, dan amoral, Pemkabakan mengambil tindakan tegas mengacu padaperaturan perundang-undangan yang berlaku,terutama mengatur tentang kode etik seorang ASNtersebut,” jelasnya. (rhd)

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 11

FOTO

: RAH

ADIO

SUR

OSO

Page 7: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201512

BUKA BUKU

Sudut PandangYESUS

Yesus, sebuah nama yang lekat dalam sejarah umat manusia. Namanya akan selaluada dalam sejarah ingatan bangsa di dunia. Mengingat masyhurnya nama Yesus, makatidak aneh jika banyak peneliti dan pengkaji menuliskannya dalam sejumlah karya daripelbagai perspektif. Baik dari sejarah hidupnya, sosio kepridiannya, maupun risalahnya.

Salah satu karya itu adalah buku The Mystery of Historical Jesus ini. Buku iniberusaha dengan baik menyatakan dengan jelas asumsi-asumsi dan untuk membedakanantara ayat-ayat dari kitab suci dan fakta-fakta independen yang dikutip serta interpretasiatas fakta-fakta itu. Louay Fatoohi mendiskusikan secara terperinci bukan hanyaargumen-argumennya, melainkan juga bantahan atas argumen-argumen itu. Dengancara demikian memudahkan pembaca untuk menilai kekuatan argumen-argumen bukuini dan mengambil alur interpretasi yang berbeda atas ayat-ayat dan fakta-fakta yangdiuraikan.

Buku ini merupakan kajian yang lengkap atas Yesus menurut al-Qur’an dalampengertian bahwa setiap ayat yang membicarakan tentang dia secara langsung maupuntidak telah dianalisis. Hal yang sama berlaku bagi ayat-ayat yang berbicara tentangibunya dan dua figur relevan lainnya, termasuk Zakaria dan putranya Yahya (YohanesPembaptis). Seperti dalam QS al-Maidah 5:75, al-Hadid, 57:27, dan Ali-Imran, 3:52.

Dengan asumsi dasar bahwa al-Qur’an merupakan Firman Allah, buku iniberupaya memperhatikan konsistensi kisah al-Qur’an tentang Yesus dankeselarasannya dengan fakta-fakta sejarah. Buku ini juga membandingkan kisahal-Qur’an yang konsisten tentang kehidupan Yesus dengan masalah-masalah yangdimiliki oleh kisah yang sama di dalam sumber-sumber Kristiani.

Yesus SejarahBuku ini pun mengisi kekosongan literatur tentang Yesus sejarah dengan

mempertimbangkan secara bersamaa kisah al-Qur’an, Injil, dan sumber-sumberhistoris tentang kehidupan Yesus. Buku ini bertujuan untuk memperlihatkanbahwa, berbeda dari kisah Perjanjian Baru, pernyataan al-Qur’an tentang Yesusbersifat konsisten dan bisa dibenturkan dengan apa yang kita ketahui dari sejarah.Dengan kata lain, buku ini berupaya untuk mengetahui Yesus historis denganmempelajari al-Qur’an sekaligus sejarah.

Yesus tidak pernah mengklaim bersifat ketuhanan. Dia adalah Nabi yangMuslim—meskipun yang terhormat secara khusus—sebagaimana Adam,Ibrahim, Musa, dan banyak utusan Allah lainnya. Dia adalah hamba Allahyang taat, yang menekankan kehambaannya pada Tuhan. Ungkapan perifrastik”Anak Allah” yang sering digunakannya dimaksudkan untuk menepis upaya-upaya menuhankannya di masa depan. Tindakan berjaga-jaga ini ternyatatidak menghentikan orang-orang dari menuhankannya.

Kemunculan Yesus bukanlah sebuah peristiwa unik dalam sejarahutusan-utusan Allah kepada manusia ataupun semacam titik klimaks.Kehadiran Yesus adalah sebuah peristiwa monumental, tapi demikian pulakedatangan setiap nabi lain.

Tuhan mewahyukan Yesus sebuah kitab bernama “Injil”, sebagaimanaDia mewahyukan Taurat kepada Musa. Nama kitab itu, yang berarti kabarbaik, diturunkan dari kenyataan bahwa kitab itu memuat kabar baik tentangkedatangan Nabi terakhir, Muhammad. Sosok parakletos (paraclete)misterius yang disebutkan Yesus di dalam naskah-naskah Yohanesmenunjuk kepada Muhammad. Istilah ini merupakan penyimpangan kecildari kata periklytos dalam bahasa Yunani. Yang terakhir ini berarti“sangat terpuji”, yang merupakan makna yang sama dengan“Muhammad” (halaman 781-782).

Judul : The Mystery of Historical JesusPenulis : Louay FathoohiPenerbit : Mizan, BandungEdisi Kedua : Cetakan I: Mei 2013Tebal : 851 HalamanResensiator : Iswanto. JA

Pendidikan HarusMembebaskanHUMANISME dalam pemikiran Romo YB Mangunwijaya selalu disertaireligiositas. Tanpa religiositas tak mungkin humanisme bisa terefleksi dalamsikap dan tindakan manusia. Religiositas ini pula yang mendasari sikapnyadalam membuat karya sastra, karya arsitektur, dan pemikiran politiknya.

Humanisme Mangunwijaya, yang akrab dipanggil Romo Mangun, diwarnaioleh sikap religiositas. Hal itu tak lepas dari status Romo Mangun sebagaiimam Katolik. Namun, religiositas Romo Mangun tak bisa dikotakkan ke agamatertentu, tetapi lebih berupa kesadaran tentang hubungan manusia dengan Tuhan.

Selain itu, humanisme Romo Mangun juga diwarnai sikap nasionalismeterbuka. Sudiarja mengatakan, humanisme Mangunwijaya bukanlah konsepyang mengawang-awang, melainkan berakar pada kecintaan terhadap Indone-sia. Kecintaan itu tak menghasilkan nasionalisme sempit yang menolakpengaruh budaya luar.

Pendidikan multidimensiRomo Mangun mencita-citakan pendidikan yang komprehensif dan

multidimensi. Dalam versi Mangunwijaya, pendidikan haruslah membebaskanpeserta didik dan menolak nilai-nilai lama yang tak lagi relevan. Hubunganguru-murid juga mesti diubah menjadi lebih cair dan penuh rasa kekeluargaan.

Dalam hal gerakan sosial, sejumlah sikap Romo Mangun juga masih relevanuntuk dijadikan landasan perjuangan. Saat membela masyarakat terpinggirkandi tepi Kali Code, Yogyakarta, misalnya, perjuangan Romo Mangun sangatterstruktur. Romo Mangun juga menekankan pentingnya analisis strukturaldalam membela masyarakat kecil.

Novel-novel Romo Mangun menggambarkan manusia sebagai sosok yangtak hitam-putih. Para tokoh dalam karya-karya itu dihadirkan sebagai sosokyang punya keberanian, tetapi terkadang ragu dalam mengambil sikap.Pandangan yang tak hitam-putih itu bisa memengaruhi pembaca agar terbebasdari stereotip tertentu tentang suku atau kelompok tertentu.

Humanisme Romo Mangun juga tecermin dalam karya-karya arsitekturnya.Sebagai orang yang pernah belajar ilmu arsitektur secara formal, Romo Mangunmemilih menggunakan arsitektur untuk kepentingan kemanusiaan.

Page 8: Majalah Sasaraina

FOTO: MOERDANI

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 15

KHUSUS

SIBERUT BARATBAKAL TERANGPLN Mulai Di BangunPEMBANGUNAN Perusahaan Listrik Nasional (PLN) di Betaet, DesaSimalegi, Kecamatan Siberut Barat, sejak awal Juni sudah mulai berjalan. Lokasipembangunan PLN dengan ukuran 50 x 100 meter, kurang lebih 2 kilometerarah selatan Dusun Betaet, telah diserahkan oleh pemilik tanah suku Siripaparidengan status dihibahkan sudah dipadati puluhan kubik material pasir.

Pertengahan bulan ini, material yang didatangkan dari padang juga telahmasuk dan berada dilokasi pembangunan PLN tersebut. Para pekerja pun sudahmulai membangun pondasi untuk mendirikan dua unit bangunan yang berukuran6x6 meter dan 7x9 meter, yakni satu unit untuk rumah penjaga dan satu unituntuk gudang mesin. Sebab semua bahan material wajib didatangkan dariPadang.

Menurut seorang Kepala Tukang pembangunan PLN, Kernoli, jika prosespembangunan tidak mengalami kendala, diperkirakan semua pekerjaan akantuntas pada Agustus mendatang. Jika bagian teknik mesin tidak lamban dancuaca mendukung, dapat dipastikan pada September mendatang Betaet sudahterang.

Terkait masuknya PLN tersebut, masyarakat merasa legah dan bahkansebagian kecil dari masyarakat itu sendiri sudah ada yang mulai mempersiapkanatau mengumpulkan dana untuk persiapan biaya uang masuk dan ada jugayang belanja elektronik untuk siap digunakan saat lampu sudah diaktifkan.

Ada juga sebagian masyarakat yang sebaliknya kurang respon terkait adanyapembanguna PLN.

Pantauan Sasaraina, ternyata hal itu disebabkan oleh isu yang beredar ditengah masyarakat tentang besaran biaya uang masuk lampu dan iuran bulananyang akan dibayar rutin setiap bulan oleh semua pelanggan. Informasinya, untukmemasukkan atau memasang lampu setiap rumah warga, biayanya sebesarRp3,5 juta.

Menurut keterangan dari Kernoli, informasi yang beredar di masyarakattentang besaran biaya pemasangan lampu itu diketahui dari pemerintah Desasetempat. ”Informasi yang beredar di masyarakat tentang besaran biayapemasangan lampu itu diketahui dari Pemerintah Desa yang sumber informasidari pemda,” ungkap Kernoli.

Ternyata informasi itu cukup memukul mental sebagian besar calonpengguna listrik yang pada umumnya adalah para petani dan nelayan. Meskipunbegitu, proses pembangunan PLN yang menyerap tenaga kerja dari penduduksetempat tetap berjalan lancar tanpa ada gangguan dari oknum-oknum tertentu.

Keberatan masyarakat mengenai pembiayaan lampu tersebut memang sudahmenjadi hal yang wajar. Hal itu tentunya merupakan buntut dari persoalanekonomi yang sudah puluhan tahun melanda masyarakat Simalegi danmasyarakat Siberut Barat. Pihak PLN mesti perlu mempertimbangkan kondisiekonomi masyarakat itu sebelum menetapkan tarif biaya uang masuk maupunbulanan.

Jika memungkinkan bagi Pemda untuk memberikan subsidi. Sebab kesulitanmasyarakat dalam hal pembiayaan itu juga dapat menyebabkan berkurangnyapengguna. Bahkan jika pengguna itu hanya sedikit dan akhirnya merasaterbebani dalam pembiayaan, maka tidak heran ketika PLN yang baru dibangunitu tiba-tiba kehabisan pelanggan. Akibatnya pembangunan PLN di KecamatanSiberut Barat yang menelan anggaran sangat besar tifak maksimal. (mrd)

Lokasi PLNdi SiberutBarat mulaidilakukanpengecoranpondasi.

Page 9: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201516

KHUSUS

TERKENDALA BBM,KAPAL BERILOGA MANGKIRMASYARAKAT Simalegi kembali mengeluh dan resah,

karena sejak awal sampai akhir bulan Juni, Kapal KMBeriloga tidak masuk lagi di pelabuhan Betaet, Desa

Simalegi, Kecamatan Siberut Barat. KM Beriloga terakhir masukdi pelabuhan Betaet pada (29/5), dan setelah itu tidak masuk lagi.Sementara masyarakat terus berharap kedatangan KM Beriloga.

Awalnya KM Beriloga dijadwalkan berlayar ke pelabuhan Betaetsetiap Jumat. Namun hanya berjalan beberapa kali, tepat pertengahanApril, KM Beriloga berubah jadwal menjadi satu kali dalam duaminggu. Pada bulan Mei, operasi KM Beriloga mulai macet hinggamemasuki akhir Juni tidak pernah masuk lagi.

Tentu saja masyarakat kecewa dengan situsi itu. Tak adainformasi yang diketahui masyarakat tentang kendala yang dialamiKM Beriloga, sehingga tidak bisa melakukan pelayaran ke Simalegi.Awalnya ada isu beredar di tengah masyarakat, bahwa KM Berilogakesulitan BBM, sehingga tak bisa berlayar ke Simalegi. Hanya isutersebut menurut masyarakat sangat tidak masuk akal. sebab KMBeriloga tetap melakukan pelayaran dari dermaga Pokai ke Tuapejat

dan sebaliknya.Masyarakat Simalegi betul-betul resah dan khawatir jika KM

Beriloga tidak dapat melanjutkan kembali pelayanan untuk wargaSiberut Barat. Sebab warga Siberut Barat sangat terbantu danmerasakan manfaat pelayanan KM Beriloga yang sudah beroperasisejak Maret hingga April 2015.

Kemacetan pelayaran KM Beriloga ke Simalegi tentu saja sangatberpengaruh terhadap roda perekonomian masyarakat setempat.Masyarakat tentunya akan bergantung kembali dengan pasaran hargakebutuhan sehari-hari pada pedagang setempat.

Warga juga terpaksa harus mengeluarkan ongkos speadboatRp200 ribu perorang jika akan pergi ke Pokai atau ke Sikabaluansebagai pusat perbelanjaan—yang seharusnya jika menumpangdengan KM Beriloga cukup hanya dengan ongkos sebesar Rp50ribu perorang. Harapan masyarakat Simalegi, Pemerintah Mentawaisegera membuka kembali rute KM Beriloga, sehingga bisa pelayananpelayaran kembali dari dermaga Pokai ke Betaet minimal satu kalidalam dua minggu. (mrd)

FOTO: ISWANTO. JA

Ratusan wargaTuapeijat duduk didermaga Tuapeijatmenanti kepastian

keberangkatan KapalBeriloga.

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 17

JARINGANTELKOMSELMATI TOTALJaringan Telkomsel di Dusun Betaet Desa SimalegiKecamatan Siberut Barat, mati total selama dua bulan, dansampai sekarang belum ada respon maupun penanganandari pihak Telkomsel/yang bersangkutan.

Akibat matinya jaringan Telkomsel di KecamatanSiberut Barat tersebut, warga Desa Simalegi khususnya diBetaet Utara dan Selatan resah takbisa berkomunikasidengan anak-anak maupun kerabat mereka yang berada didaerah jauh.

Masyarakat Siberut Barat secara umum, dan wargaSimalegi secara khusus juga akhirnya kembali mengalamikesulitan untuk mengakses informasi-informasi terkini dariluar daerah dan atau sebaliknya.

Di duga, tower mini tersebut mengalami kerusakan padamesin. Sebab menurut keterangan dari beberapa wargasetempat, biasanya kalau pun jaringan terkadang hilangdalam beberapa hari, namun bunyi mesinnya tetap terdengardari kejauhan.

Hal ini makin dirasakan berat ketika seiring denganterputusnya akses transportasi laut KM BERILOGA yangsudah hampir dua bulan tidak melakukan pelayaran Pokai-Betaet.

Masyarakat berharap pihak Pemerintah tidak hanya bisatinggal diam dalam hal ini. Pemerintah mesti melakukantindakan sesegera mungkin agar pihak Telkomsel/yangbersangkutan (Kemkominfo) segera turun ke lokasi untukmelakukan peninjauan lebih lanjut.

Ketika masalah ini dibiarkan berlarut-larut, makaakibatnya juga akan dapat berdampak pada psikologismasyarakat setempat. Sebab Daerah Siberut baratmerupakan kawasan yang sudah di klaim oleh para ilmuansebagai kawasan rawan bencana Tsunami. Tentunyamasyarakat sangat membutuhkan akses komunikasi untukbisa mendapat informasi lebih dini tentang ancamanbencana. (mrd)

KHUSUS

Page 10: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201518

AGENDA

SIBERUT BARATBANGUN GAPURA

SEIRING melajunya roda pemerintahandi Kecamatan Siberut Barat, awal Juni,Camat Siberut Barat membangun

Gapura yang berpusat di depan pelabuhan Be-taet sebagai pusat Kecamatan Siberut Barat.Gapura didirikan di depan pintu masuk pela-buhan Betaet, 30 meter dari bibir pantai. Pem-bangunan gapura yang terkesan dekat denganbibir pantai itu, diperkirakan akan rampungpada September mendatang.

Meski sempat mendapat sorotan dari se-jumlah masyarakat karena lokasi gapura de-kat dengan pantai, namun proses pembangu-nannya tidak mengalami hambatan.

Keterangan dari Jaret, di rumahnya me-nyebutkan, awalnya lokasi pembangunangapura sudah diupayakan untuk lebih jauhdari bibir pantai. Namun sedikit sulit, karena

Camat sendiri tidak ikut serta untuk mene-tapkan dengan pasti di mana gapura harusdidirikan.

Selain itu, Kernoli, selaku kepala tukang/pekerja mengatakan, sebagai pekerja pihak-nya hanya melaksanakan instruksi dari pe-megang proyek. ”Sebagai pekerja, kami ha-nya melaksanakan instruksi dari pemegangproyek. Di mana lokasi yang direkomenda-sikan, maka di situlah kami dirikan bangu-nannya,” katanya.

Apapun kondisinya, yang terpenting pem-bangunannya sudah jalan, dan hal itu pantasdiapresiasi oleh masyarakat setempat.Memang pembangunan di Kecamatan SiberutBarat sudah saatnya dipacu secepat mungkin.Meskipun belum semua desa dan dusun yangbisa terjangkau, setidaknya untuk permulaan

sudah berjalan di pusat kecamatan.Harapan seluruh masyarakat, pembangu-

nan di Kecamatan Siberut Barat akan tetapberjalan lancar tanpa hambatan. 10 tahunumur Kecamatan Siberut Barat tentunyabukanlah waktu yang singkat. Jika diban-dingkan dengan kemajuan di Kecamatan lain,ketertinggalan Siberut Barat masih sangatjauh.

”Maka sudah seharusnya ketertinggalanitu dikejar dari sekarang. Tidak hanya dalampembangunan infrastrukturnya saja, tetapijuga dalam segi pembangunan perekonomiandan ketahanan pangan masyarakatnya,”jelasnya.

Pemerintah berperan penting dalammengejar ketertinggalan, baik tingkat Desasampai Pemerintah Kabupaten. (mrd)

FOTO: MOERDANI

Beberapatukangsedang

melakukanpembangunan

gapura diKecamatan

Siberut Barat.

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 19

AGENDA

ASB Latih Kesiapsiagaan WargaYEL-YEL Mentawai Tangguh Bencana

selalu diteriakan oleh tim seorangTrainer (Pelatih) pada pelaksanaan

peningkatan kapasitas masyarakat dalammenghadapi ancaman bencana gempa dan tsu-nami di Desa Simalegi, yang dilaksanakan olehArbeiter Samariter Bund (ASB). Pelatihantersebut dianggap penting demi melatih men-tal dan kesiapan warga Simalegi, KecamatanSiberut Barat terhadap ancaman bencanagempa dan tsunami.

Kejadian bencana tsunami di Sikakaptahun 2010 lalu, menjadi pelajaran bagi masya-rakat Mentawai secara keseluruhan,meningkatkan pengehauan dan kesiapan ma-syarakat Simalegi, khusus masyarakat di ka-wasan pesisir pantai Mentawai. Tanpa men-dapatkan pendidikan pengurangan risiko ben-cana, maka kerentanan terhadap ancaman ben-cana akan semakin meningkat. Warga Simalegisendiri sudah sepatutnya merasa perlumepersiapkan diri dan meningkatkan kewas-padaan terhadap segala kemungkinan yangdapat terjadi, baik ancaman gempa maupuntsunami.

ASB merupakan lembaga kemanuasiaanyang sedang menjalankan misi kemanusiaandi Mentawai. Sejak 2013, ASB sudah mulaimelakukan kegiatan di Desa Simalegi, untukmeningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaanmasyarakat. ASB telah malakukan berbagaipelatihan dan simulasi di sembilan dusun diDesa Simalegi. Tujuannya untuk menum-

buhkan kesadaran masyarakat terhadap ba-hayanya ancaman gempa dan tsunami danmembawa penduduk manjadi masyarakattangguh terhadap ancaman bancana yang bisaterjadi kapan saja dan di mana saja.

Di pertengahan 2014, ASB bersama timTrainer telah mengadakan beberapa pelatihanlangsung, tidak hanya kepada tim penanggu-langan bencana (PB) dan Forum penguranganrisiko bencana, tetapi langsung dilakukanterhadap seluruh perwakilan kepala keluarga.

ASB melalui seorang Trainernya membe-rikan materi penyelamatan dari gempa, yangmeliputi prosedur 3B, yaitu bersimpuh, ber-lindung dan bertahan saat terjadi gempa. Se-lanjutnya mengenai tata ruang dan teknik upa-ya penyelamatan terhadap kelompok rentandisabilitas (orang memiliki hambatan gerakmaupun ibu hamil).

Kegiatan tersebut berjalan secara berkesi-nambungan dan seperti disampaikan oleh Mar-garetha Tapokapkap, salah satu trainer DusunBetaet, bahwa prosedur 3B yang menjadimateri utama telah rampung pada Januari2015. Masyarakat pun antusias terhadapkegiatan yang dilakuakan ASB.

Di tahun 2015, ASB telah menyalurkan lo-gistik bantuan, seperti perlengkapan dapurumum, obat-obatan, dan berbagai jenis baranglainnya yang dapat digunakan ketika terjadibencana. Pada 2014, ASB telah memberikanradio rig di lima dusun yaitu, Dusun BetaetSelatan, Sute’uleu, Sakaladhat, Muara dan

Muara Tengah Barat. Sedangkan alatkomunikasi handytalk, menurut agenda kerjatim ASB, akan didistribusikan kepada masing-masing ketua regu tim penanggulanganbencana di setiap dusun.

Sekarang ASB telah merancang satu pro-gram pembangunan fisik yang tidak lepas dariupaya penyelamatan, yaitu membangun jalanbeton untuk jalur evakuasi. Rencananya akandibangun di Dusun Betaet dengan biaya kuranglebih Rp300 ratus juta.

Menurut keterangan dari ASB, programtersebut sudah disosialisasikan kepada masya-rakat, bahkan sudah membentuk tim pengeloladari masyarakat setempat. Namun waktu danteknis pelaksanaannya masih dalam proses.

Masyarakat Simalegi berharap semua prog-ram yang direncanakan ASB dapat terlaksanadengan baik, dan ASB sangat membutuhkandukungan kerjasama dari masyarakat Simalegisecara umum. Sebab seperti disampaikan timASB dalam beberapa pertemuan, bahwa tanpadukungan dan kerjasama yang baik darimasyarakat setempat, mustahil programtersebut dapat terlaksana dengan sukses.

ASB pernah menyampaikan inti dari padatujuan kerjanya berupa iming-iming yangberkesan positif, yaitu dengan pengalamanbencana yang telah melanda Sikakap, makakali ini jangan sampai ada air mata di DesaSimalegi. Upaya tim ASB yang patut diberijempol oleh Pemda Mentawai sekarang danseterusnya. (mrd)

FOTO: ISWANTO. JA

Seorang Trainer dari NGO ASB memberikan pelatihan evakuasi gempa diMentawai.

Page 11: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/mei-201520

AGENDA

Enam Daerahdi SumbarREKRUT CPNSMentawai Masuk Daftar

Enam kota/kabupaten di Sumatera Baratditetapkan Kementerian PendayagunaanAparatur Negara dan Reformasi Birokrasi(PAN dan RB) untuk merekrut calon pegawainegeri sipil (CPNS) 2013.

"Selain enam daerah tersebut, PemprovSumbar juga mendapatkan jatah untukmerekrut CPNS 2013," kata Kepala Badan Ke-pegawaian Daerah (BKD) Sumbar Jayadisman,seperti dilansir dari antarasumbar.com.

Enam kota/kabupaten yang mendapat jatahformasi CPNS 2013 itu yakni Kabupaten SolokSelatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, KotaPadang Panjang, Kabupaten Pasaman, KotaSawahlunto, dan Kabupaten Dharmasraya.

Pada penerimaan CPNS ini, kata

Jayadisman, Pemprov Sumbar akanmenerima pelamar umum sebanyak 193formasi. Untuk formasi kabupaten/kota,belum bisa diinformasikan, karena formasitersebut langsung dikirim kementeriankepada daerah masing-masing.

"Namun untuk mengetahui secara pasti,kami akan memanggil masing-masing BKDkabupaten/kota," kata dia.

Dia mengatakan, Pemprov Sumbar for-masi yang akan dibuka untuk tenaga peng-ajar atau guru sebanyak 74 orang, tenaga ke-sehatan 80 orang, yakni 36 untuk dokterumum, dan apoteker 4 orang,

”Selanjutnya, perawat D3 dan S1 seba-nyak 19 orang, perawat anestasi 4 orang,bidan 9 orang. Sementara untuk tenaga

Teknis sebanyak 39 orang, yakni dokter he-wan 4 orang, S1 peternakan, D3 dan S1 per-tanian, teknik sipil, S1 teknik pertambangan,D3 elektro dan S1 Perikanan. Terakhir untukpelatih renang,” kata dia.

Menurut dia, khusus untuk pelatih renangyang akan mengikuti seleksi CPNS minimalharus memiliki medali emas yang diraihdalam PON. ”Kalau tidak, calon tersebutotomatis tidak bisa ikut dalam ujian CPNStahun ini,” ujarnya.

Pendaftaran calon CPNS mulai 1September sampai 20 September 2013. Bagipelamar yang ingin mengikuti tes CPNStersebut sudah bisa mendaftarkan diri secaraonline ke website BKN, dan mema­sukkandata pendaftaran ke admin wilayah tujuan,

mulai tanggal 1 sampai 30 September.”Data pelamar harus sesuai dengan NIK

yang ada di E-KTP,” kata Jayadisman.Dia menambahkan, khusus untuk Pem-

prov Sumbar, pelaksanaan perekrutanmelalui sistem "computer assisted test"(CAT). Saat ini Pemprov Sumbar sudah me-lakukan kerja sama dengan UNP untuk pe-laksanaan CAT tersebut. Hal itu untuk meng-hindari adanya perjokian.

"Jadi, untuk kabupaten/kota yang inginmelakukan sistem CAT, harus mendaftarkandiri dulu ke UNP. Namun, untuk kabupaten/kota yang tidak melakukan sistem CAT, tidakperlu mendaftar, karena sistem tersebutmelalui keputusan daerah masing-masing,”kata dia. (*/zon)

FOTO: ISTIMEWA

Ratusan CPNSmengikuti ujianpada penerimaantahun 2013

Page 12: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201522

EKONOMI

Potensi LautMELIMPAHSDM NelayanMELEMAH

Beberapapemuda

menyalurkanhobi

memancingnya.

ANGGOTA Komisi III DPRD SumateraBarat (Sumbar), Sudarmi Saogo memintaPemerintah Provinsi (Pemprov) setempatuntuk membantu meningkatkan Sumber DayaManusia (SDM) nelayan di Kabupaten Ke-pulauan Mentawai, agar mereka dapat me-ningkatkan hasil tangkapannya.

”Mentawai memiliki potensi kelautanyang melimpah, namun selama ini belum ter-garap secara maksimal disebabkan lemahnyaSDM nelayan," jelasnya, seperti dikutipantarasubar.com, dalam kunjungan kerjanyamelihat kondisi nelayan di Mewantai.

Ia menyarankan perlunya berbagai pe-latihan untuk meningkatkan kemampuan dankeahlian nelayan dalam menangkap ikan.Kebanyakan nelayan Mentawai masih melautsecara tradisional, hasilnya sedikit sehinggatidak mampu mengangkat ekonomi mereka.Kalau pun ada bantuan sejauh ini tidaksemuanya terorganisasi dengan baik,sehingga tidak terjadi keseimbangan antaraangka nelayan tradisional dan modern.Meskipun memiliki potensi besar, namunhasil tangkapan ikan di Mentawai belum

mampu menghidupkan Pangkalan Pendara-tan Ikan (PPI) Mentawai yang dibangun pada2007. Masalah lainnya adalah para nelayantradisional di Mentawai masih kesulitandalam menjual hasil tangkapannya.

"Seharusnya PPI Mentawai bisa berfungsisebagai tempat bagi nelayan untukbertransaksi, sehingga tempat tersebut dapatberfungsi dengan baik," katanya.

Selain itu, perairan Keramba JaringApung (KJA) yang dimiliki Mentawai seluas13.889 hektare yang dimanfaatkan sebagaitempat pembesaran ikan hingga saat ini hanyasembilan hektare yang termanfaatkan. ”BalaiBenih Ikan (BBI)yang rencananya untukmendukung KJA, dibangun 10 tahun lalujuga tidak beroperasi,” katanya

Akibatnya petani KJA mengandalkan bi-bit ikan dari luar yang membutuhkan biayalebih besar. Seharusnya BBI dapat memenuhikebutuhan KJA tersebut. ”Tanpa ada bibit dariBBI, maka KJA tidak akan berkembang.Untuk itu Pemkab Mentawai dan PemprovSumbar diharapkan dapat besinergi,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautandan Perikanan (DKP) Sumbar, Yosmerimengatakan saat ini telah banyak programyang dikembangkan di Mentawai, dan seha-rusnya dapat mendorong kesejahteraan ma-syarakat nelayan daerah itu. Salah satu pro-gram yang digalang saat iniadalah GerakanPeningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir(GPEMP). Direcankan tahun ini nelayan akandiberikan 150 unit mesin tempel. Namunkarena adanya evaluasi dari Kemendagri pro-gram itu belum dapat direalisasikan.Meskipun demikian, Pemprov Sumbar terusberupaya melalui program-program yang ada,baik dari dana APBD dan APBN untukdapatmenunjang kemajuan ekonomi masyarakatpesisir.

”APBD kita terbatas, sehingga tidakdapat memberikan bantuan secara kese-luruhan, untuk itu kita meminta solusi dariPemkab dalam menyikapi persoalan ini. Mi-salnya di bidang pembudidayaan, seharusnyaPemkab sudah dapat melakukan pembibitan,sehingga tak lagi membeli bibit dari luar,”ujarnya. (ant/isw)

FOTO: ISTIMEWA

Page 13: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201524

INVESTASI

Bupati Mentawai Dinilai AktifUpayakan Investasi AsingKONSELOR Pertama, Kepala Divisi Promosi Perdagangan danInvestasi Kedutaaan Besar Polandia di Jakarta, RomualdMorawski menilai Bupati Kepulauan Mentawai YudasSabaggalet aktif dalam upaya meningkatkan perdaganganmaupun investasi asing ke daerah yang dipimpinnya.

”Ini langkah positif dan suatu hal yang sangat penting bagikemajuan perekonomian masyarakat Mentawai,” kata RomualdMorawski melalui siaran persnya di Jakarta, jelang lawatan resmike Mentawai, seperti dilansir antarasumbar.com.

Menurut Romuald Morawski, tujuan kunjungan kerjanya keMentawai untuk mendorong kerjasama antara Polandia danKepulauan Mentawai, khususnya di bidang kelautan danperikanan, galangan kapal, infrastruktur jalan, pelabuhan,bandara, pertambangan, kelistrikan, energi terbarukan,pengelolaan air dan limbah, mesin pertanian dan pemrosesanserta pengemasan makanan, peralatan kesehatan, potensikebudayaan dan pariwisata.

”Bupati Mentawai telah melakukan kunjungan ke sini, danlawatan saya nanti juga merupakan balasan atas kunjunganBupati Oktober lalu. Kami nanti akan bertemu langsung kepadaBupati dan juga perwakilan dari BPMD, Kadin, IWAPI, sertadinas-dinas terkait. Selain itu juga berkunjung ke Dusun Buttui,Desa Madobag, dan Desa Matotonan, Siberut Selatan, serta DesaPeipei, Siberut Darat Daya, untuk bertemu dengan pemerintahlokal dan mencermati potensi pariwisata serta kehidupanmasyarakat di sana,” kata Morwaski.

Menurut Romuald Morawski, tahun ini Divisi PromosiPerdagangan dan Investasi Kedutaaan Besar Polandia di Jakartatelah berpartisipasi dalam berbagai pameran perdagangan yangdiadakan di Indonesia. Salah satu di antaranya Indo Water 2015Expo Camp; Forum pada 27-29 Mei di Jakarta Convention Cen-ter. Hadir dalam acara tersebut beberapa perwakilan perusahaanPolandia yang bergerak di bidang teknologi hijau. Selain itu,dilakukan pula kunjungan kerja ke TPU Bantar Gebang,pertemuan dengan Kementerian Pekerjaan Umum RI sertadengan PD PAL Jaya. (ant/isw)

CALONINVESTORKUNJUNGIMENTAWAI

FOTO: HUMAS PEMKAB MENTAWAI

Kunungan Bupati KepulauanMentawai, Yudas Sabaggalet

di dampingi Kepala BKD,Orester saat di kantor

Kedubes Polandia.

Page 14: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201526

PARIWISATA

TIGA PERDA TERBITFokus Kembangkan Pariwisata Bahari

PEMERINTAH Kabupaten KepulauanMentawai makin fokus dalam pengembangan sektor pariwisata bahari karena

potensi yang dimiliki cukup luas biasa di dae-rah kepulauan itu.

Seperti dilansir antarasumbar.com, Kepa-la Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda danOlahraga Kepulauan Mentawai Destimenyampaikan, sebagai bukti fokus Pemkabdengan sudah diterbitkan tiga regulasi yangberkaitan dengan sektor pariwisata bahari dankemaritiman.

”Produk yang dilahirkan eksekutif ber-sama legislatif itu adalah Perda tentang Kepa-riwisataan, Perda tentang Pengelolaan Wisa-ta Bari dan Perda tentang Retribusi TempatRekreasi dan Olahraga. Kini ketiga Perda itudalam tahap evaluasi Pemerintah Provinsi Su-matera Barat. Setelah ada hasilnya nanti baruditerbitkan peraturan bupati (Perbup),”jelasnya.

Menurutnya, aturan itu dibuat agar dalampengembangan sektor kemaritiman punyapanduan dan rambu-rambu hukum yang jelas,

sehingga tidak menjadi hambatan dalam pe-laksanaannya. Sebab, pengembangan sektorpariwisata ke depan tidak tertutup kemung-kinan adanya keinginan pihak ketiga, sehinggaharus diatur sebaik mungkin.

Selain itu, tujuan untuk pengembanganpariwisata punya kontribusi terhadap peneri-maan daerah, dan dapat menjadi sumber Pen-dapatan Asli Daerah (PAD). ”Justru itu, pen-ting ada regulasi yang menjadi acuan, sehing-ga pengelolaan berjalan sesuai harapan danpenerimaan dari sektor pariwisata legal,”katanya.

Menurut Desti, di Mentawai setidaknyaada tiga potensi obyek wisata yang dapat di-tonjolkan dan tak luput dari kunjungan wisa-tawan lokal, nusantara maupun mancanegara.Ketiga potensi itu meliputi ombak terbaik no-mor dua di dunia untuk berselancar, wisatamenyelam dan memancing. ”Ke depan wisa-tawan tidak hanya fokus pada satu titik desti-nasi saja, tapi sudah bisa wisata menyelamdan memancing,” ujarnya.

(ant/isw)

Justru itu, penting adaregulasi yang menjadi

acuan, sehingga pengelolaanberjalan sesuai harapan dan

penerimaan dari sektorpariwisata legal”

RENCANA PEMKAB MENTAWAI

PROMOSIKAN PARIWISATA MELALUI KBRIPEMERINTAH Kepulauan Men-tawai, terus melakukan berbagaiterobosan dalam upaya memper-kenalkan sumber daya alamdan potensi maritim yang dimilikinya sebagai pulau terluatdi pantai barat Sumatera Barat.

Seperti dikutip dariantarasumber.com. MenurutKepala Dinas Pariwisata, Pe-muda dan Olahraga KabupatenKepulauan Mentawai, Desti, salahsatu upaya yang direncanakan untukmempromosikan potensi obyek wisata bahari

Mentawai melalui Kedutaan Besar Re-publik Indonesia (KBRI) yang ber-

ada di luar negeri, sehingga dapatmembantu menyampaikan kemasyarakat internasional. Sam-pai saat ini, pihaknya sudah me-nyiapkan brosur-brosur yangakan disebarkan ke KBRI disejumlah negara. Diharapkan

dapat berjalan sesuai rencana.Selain promosi melalui KBRI,

sejauh ini juga sudah dilakukanpromosi wisata Mentawai denganmenempatkan brosur-brosur di berbagai

bandara serta perhotelan, baik di tingkal lokalmaupun nasional.

”Pola yang demikian salah satu peluangyang dapat dimanfaatkan karena anggaran ter-batas untuk promosi pariwisata besar-be-saran. Selain itu, pola promosi yang dilaku-kan dengan mengikuti pameran tingkat na-sional minimal dua kali dalam setahun yangbergabung dengan Kementerian Pariwisatadan Ekonomi Kreatif. Kita juga sedang me-ngembangkan website khusus untuk promosipariwisata Mentawai dengan merekrut tigaorang tenaga yang ahli dan fokus untukpengembangannya,” ujarnya. (ant/isw)

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 27

FOTO: ISWANTO. JA

Page 15: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201528

43 LOKASI MEMANCING ANDALAN

BAKAL DIGELAREVEN INTERNASIONALKABUPATEN Kepulauan Mentawai,Sumatera Barat, memiliki sedikitnya 43lokasi memancing andalan yang dapat men-jadi pelengkap wisata bahari di daerahterluar itu. ”Potensi memancing itu, kini se-dang menjadi titik yang dikembangkan Pe-merintah Kabupaten Kepulauan Mentawai.Karena selama ini belum tergarap maksi-mal,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemudadan Olahraga Kepulauan Mentawai Desti,seperti dilansir antarasumbar.com.

Desti menjelaskan, titik-titik memancingyang ada cukup potensial untuk dikembang-kan dalam mendukung pengembanganwisata menyelam dan selancar di BumiSikerei. Untuk memperkenalkan puluhanlokasi memancing itu, akan diselenggarakan

event skala internasional, sehingga semakindikenal bagi para penghobi memancing.”Kita akan komunikasikan dengankabupaten dan kota yang berada di kawasanpesisir pantai Sumbar, seperti PesisirSelatan, Padang dan Pariaman untukpelaksanaannya event itu,” jelasnya.

Ia menyebutkan, melalui sinergitas lin-tas daerah di kawasan pesisir barat Sumbar,sehingga pengembangan obyek wisatamemancing menjadi ikon tersendiri nantinya,sejalan dengan pengembangan lokasipenyelaman dan berselancar yang sudahdiketahui masyarakat luas.

”Keragaman obyek-obyek wisata bahariyang dikembangkan sangat sejalan denganprogram yang dikembangkan pemerintah

pusat, dan diharapkan mendapatkandukungan penuh dari pemerintah provinsidan lembaga/kementerian terkait nantinya,”ujarnya.

Akses transportasi untuk tujuan dariPadang-Mentawai sudah ada kapal cepat, se-hingga masyarakat yang ingin berwisata ba-hari ke Mentawai cukup butuh waktu tigajam. Sementara untuk melayani pengunjungdi empat pulau besar sudah ada penginapandan di pulau-pulau kecil sebagian sudah adaresort yang dibangun.

”Kita berupaya bagaimana masyarakatlama menginap di Mentawai, sehingga ter-jadi perputaran uang, maka keragamanobyek wisata bahari menjadi prioritas pe-ngembangan ke depan,” ujarnya. (ant/isw)

PARIWISATA

FOTO: ISTIMEWA

Page 16: Majalah Sasaraina

Kembangkan Konsep Pariwisata

BERBASISMASYARAKAT

FOTO: ISTIMEWASASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 31

PARIWISATA

PEMERINTAH Kabupaten KepulauanMentawai mengembangkan konsep pariwi-sata berbasis masyarakat dan ramah lingku-ngan, sehingga memberi manfaat dan bisaberkesinambungan. ”Kita libatkan langsungmasyarakat dalam pengembangan sektor pa-riwisata, sehingga semuanya merasa me-miliki. Pariwisata maju, masyarakat merasa-kan dan lingkungan tetap lestari,” kata Ke-pala Dinas Pariwisata, Pemuda dan OlahragaKepulauan Mentawai Desti, serpti dilansirantarasumbar.com.

Menurut Desti, logistik yang dibutuhkandalam pengembangan pariwisata harusmemanfaatkan bahan lokal, meskipun pihakketiga ada yang terlibat dalam pembangu-nannya. Sebab keunikan dan kekhasan yangdimiliki Mentawai harus ditonjolkan, se-hingga lebih ramah lingkungan dan tidakberdampak merusak lingkungan yang ada.

Menurut Desti, saat ini ada tiga pantai de-ngan pasir yang putih sudah dipersiapkan dantahap perencanaan untuk dikembangkanmenjadi obyek wisata bahari. Lokasinya diMapadegat yang tidak jauh dari Tuapejat(ibukota kabupaten, red), saat ini dalam tahapproses pembebasan lahan dan secara prinsipmasyarakat sudah setuju. Hanya tinggalbertemu dengan Bupati. Kemudian di PantaiKaturai di Kecamtan Siberut Barat Daya yangsudah masuk dalam perencanaan pengemba-ngan ke depannya. Setidaknya pada tahun de-pan sudah mulai program pengembangannya.

”Pengembangan kawasan pantai untukobyek wisata bahari ini, tentu kita butuh du-kungan dari Pemprov Sumbar dan pemerintahpusat. Satu kawasan dikembangkan bisa

menelan biaya sampai Rp63 miliar,” katanya.Desti menjelaskan, tahun anggaran 2015,

ada informasi Pemerintah Provinsi Sumbarmengalokasikan untuk dukungan sektor pari-wisata Mentawai. Namun terkendala aturandana hibah, sehingga belum dapat direali-sasikan sempai sekarang. Selain itu, peme-rintah pusat juga pernah mengalokasikan ang-garan untuk pengembangan sektor pariwisataMentawai, tapi saat itu tanah pada lokasi yangdirencanakan belum bebas.

”Pemerintah pusat maunya tanah sudahbebas, sehingga dalam pelaksanaan diharap-kan tidak ada hambatan. Makanya difokuskanpembebasan lahan terlebih dahulu,” ujarnya.

Hal ini juga seiring dengan dukunganmasyarakat di Kepulauan Mentawai semakinmeningkat dalam pengembangan sektorpariwisata, bahkan sudah melihat potensiyang ada sebagai sumber pergerakanekonomi.

”Kami juga sudah melakukan pembina-an generasi muda Mentawai secara berkelom-pok, ada yang menyelam, selancar, serta pe-mandu di sektor wisata bahari. Ke depan de-ngan adanya skill yang dimiliki para pemudabisa menentukan pilihannya masing-masing,termasuk menjadi entrepreneur di sektorpariwisata,” katanya.

Pemberdayaan masyarakat, khususnyakalangan generasi muda sudah berlangsungsejak 2010, sehingga sikap sadar wisata ma-kin meningkat dan respon cukup positif. ”Ma-syarakat Mentawai senang dengan didatang-kan orang lain, artinya pengembangan sektorpariwisata sangat di dukung,” ujarnya. (ant/isw)

Mentawai Fast Angkut150 Penumpang Setiap HariSEJAK beroperasinya kapal cepat MV Men-tawai Fast rute Padang—Mentawai, minatmasyarakat menggunakan transportasi lautcukup tinggi dengan jumlah penumpangsetiap hari mencapai 100 sampai 150 orang.

”Minat masyarakat cukup tinggi karenajarak tempuh yang biasanya 12 jam meng-gunakan kapal ASDP, kini dapat dicapaihanya tiga jam menggunakan kapal ini,” katapetugas administrasi MV Mentawai Fast, Lia,seperti dilansir antarasumbar.com,

Menurut Lia, kapal MV Mentawai Fastdapat mengangkut 200 penumpang dileng-kapi dengan ruangan berpendingin udara, danberangkat dari pelabuhan Muara Padang.Setiap penumpang dikenakan tarif Rp250 ribuperorang dan khusus wisatawan asing Rp290ribu perorang.

”Sebagian besar pengguna jasa MV Men-tawai Fast pegawai negeri sipil yang bekerjadi Pemerintah Kabupaten Mentawai. Namun

pada waktu tertentu ada musim kunjunganwisatawan asing ke Mentawai untukberselancar, sehingga pada saat itu cukupbanyak turis yang juga menggunakan kapalini. Biasanya pada Mei sampai November,turis yang berkunjung cukup banyak untukselancar,” jelasnya.

Dijelaskannya, Mentawai Fast berangkatdari pelabuhan Muara Padang menujupelabuhan Tuapejat Mentawai setiap Seninpukul 06.00, Rabu 07.00, dan Jum'at 07.00.Untuk tujuan pelabuhan Siberut danSikabaluan, berangkat setiap Selasa dan Sab-tu, masing-masing pukul 07.00 Wib.

Sementara, salah seorang penumpang,Agung mengatakan, sejak beroperasinya ka-pal cepat, akses menuju Mentawai menjadilebih cepat. ”Biasanya menghabiskan waktu12 jam, sekarang cukup tiga jam sudahsampai. Ini sangat membantu, apalagi bagiyang sering ke Mentawai,” tuturnya. (ant/isw)

Page 17: Majalah Sasaraina

FOTO: ISTIMEWA

Seekor anjing di tepi pantai membawa koranyang dijadikan bungkus nasi.

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201532

KESEHATAN

MENTAWAIBEBAS RABIESS EKRETARIS Daerah Ifdil Gusti,

Mentawai telah dinyatakan bebas daripenyakit rabies sejak tiga tahun lalu. hal

ini berdasarkan hasil surveilans aktif dan pasifyang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Daerahdan Balai Veteriner Bukittinggi dalam jangkawaktu tiga tahun terakhir, yaitu tahun 2012, 2013dan 2014, seperti dikutip dariantarasumbar.com.

”Mentawai sudah bebas penyakit rabies, ka-rena sejak tahun 2012 lalu memang telah dila-kukan berbagai survei,” katanya.

Namun, secara resmi pemerintah pusat me-lalui Kementerian Pertanian baru mengeluarkandan menetapkan Keputusan Menteri Pertaniantentang Pernyataan Kabupaten Kepulauan Men-tawai dari penyakit anjing gila (rabies) 7 April2015.

Pengakuan pemerintah pusat yang dituang-kan dalam Surat Keputusan (SK) MenteriPertanian RI bernomor surat 238/Kpts/PD.650/4/2015 dan ditandatangani Menteri PertanianAmran Sulaiman. SK tersebut diserahkan olehGubernur Sumbar Irwan Prayitno kepada Sekre-taris Daerah Mentawai Ifdil Gusti, mewakiliBupati Mentawai dan disaksikan oleh DirekturBudidaya Ternak Fauzi Luthan, mewakili Direk-tur Jenderal Peternakan dan Kesehatan HewanKementerian Pertanian. Penyerahan itu dilak-sanakan pada acara Pencanangan Kegiatan Ge-rakan Serentak/Sinkronisasi Birahi dan Op-timalisasi Inseminasi Buatan (GBIB), Penang-gulangan Penyakit Gangguan Reproduksi danTransfer Embrio di lapangan Bolakaki JorongPadang Bintung, Blok D, Sitiung, KabupatenDharmasraya.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Kepu-lauan Mentawai melalui instansi terkait sepertiDinas Kesehatan dan Dinas Pertanian, Peter-nakan dan Perkebunan, dibantu instansi lain se-lalu melakukan sinergi untuk melakukan pem-berantasan terhadap penyakit anjing gila. Sebabpenyakit tersebut sangat berbahaya dan dapatmenular dari hewan ke manusia serta berisikotinggi terhadap tingkat kematian, juga berdam-pak psikologis dan ekonomi.

”Kami sampai sekarang tetap melakukanupaya pemberantasan, terutama dalam me-ningkatkan kewaspadaan untuk mempertahan-kan status bebas dari penyakit rabies ini. Lang-kahnyata itu antara lain melakukan pengawasanpada setiap kapal dari daerah luar yang datangke Mentawai dan dimungkinkan membawahewan yang berisiko rabies,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Peterna-kan dan Perkebunan Mentawai Novriadi men-jelaskan, populasi hewan yang rentan penyakitrabies seperti anjing, kucing dan monyet diMentawai tidaklah banyak. Sebab tidak ada

tradisi atau kebiasaan warga Mentawai me-melihara anjing untuk keperluan berburu, atau-pun memelihara monyet untuk kepentinganmembantu memetik buah kelapa sepertikebiasaan di daerah lain di Sumbar.

”Sangat jarang ya, bagi warga Mentawaiyang memelihara anjing. Apalagi di sini tidakada kebiasaan berburu babi dengan menggu-nakan anjing, begitu pula dengan memeliharamonyet, di sini sangat jarang ditemui,” katanya.

Meski populasi hewan yang rentan terhadappenyakit rabies sedikit, namun sebagai satu-satunya daerah di Sumbar yang mendapatkanpengakuan resmi dari pemerintah pusat sebagaidaerah bebas rabies.

Pemkab Mentawai perlu melakukan upayalanjutan. Upaya lanjutan itu, yang utama men-jaga dan mempertahankan status bebas penya-kit anjing gila. Kemudian meningkatkan ke-waspadaan terhadap kemungkinan penularanbaru rabies melalui pengamatan yang teratur danberkesinambungan, pelaksanaan tindakanpengamanan dan pencegahan yang ketat.

Pengawasan lalulintas hewan penular rabies,serta adanya pengendalian lain terhadap penyakithewan menular anjing gila secara bertahap diseluruh daerah Kepulauan Mentawai dengandikeluarkannya Peraturan Daerah.

”Ini tentu diperlukan kerja keras oleh seluruhpihak untuk menjaga Mentawai bebas rabies. Kedepan tentu harus ada Peraturan Daerah yangisinya mungkin larangan keras setiap hewanseperti anjing, kucing dan monyet yang masukke Mentawai,” jelas Novriadi.

Ia menerangkan, perlunya pengawasan ke-tat yang diatur melalui peraturan daerah terha-dap masuknya hewan yang rentan rabies, sepertianjing, kucing dan monyet ini, mengingat jikaMentawai terjangkit rabies, maka dampaknyauntuk melaksanakan pemberantasan akan sangatsulit, mengingat topografi Mentawai sebagaidaerah kepulauan yang cukup sulit.

Salah satu model pegawasan karantina dila-kukan dengan melibatkan seluruh instansi ter-kait, di mana sejak dari daerah pengeluaran,pihak karantina sudah menjaga. Untuk pengawa-san, di samping mengandalkan petugas karan-tina yang di tempat pengeluaran, juga di tempatpemasukan. Selain itu juga berkoordinasi denganaparat yang ada di pelabuhan. Termasuk ditempat yang belum terjaga.

”Ke depan akan ada nota kesepahaman ber-sama Kepolisian. Di tempat tertentu kami beker-jasama dengan Kejaksaan untuk memproses danmemastikan, bahwa proses pelanggaran itu tetapdiproses hukum. Hal ini agar dapat memberikanefek jera kepada orang yang berusahamemasukkan hewan pembawa rabies keMentawai ini,” katanya. (ant/isw)

Page 18: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201534

PIJAT BAYI LEBIH BAIK DILAKUKAN IBU

MEMBANTUPERKEMBANGAN

SI KECIL

KESEHATAN

BANYAKNYA manfaat pijat bayi bagitumbuh kembang bayi, menginspirasiMy Baby sebagai merek pelopor

perawatan bayi di Indonesia dari Tempo Scanmenggelar program My Baby Lovely Spa untukmengedukasi dan memberi informasi yangmemadai bagi ibu Indonesia agar melakukanpijat bayi sendiri di rumah. Seperti dilansirtribunews.com, Program ini diluncurkansejak awal Juni di Jakarta dan akan segeramengadakan roadshow ke posyandu-posyandu dan toko-toko modern di 7 kotabesar (Jakarta, Bandung, Surabaya,Malang, Kediri, Medan, Palembang) diIndonesia hingga Desember 2015.

Pijat bayi merupakan pelengkap pera-watan bayi yang memanfaatkan terapipemijatan. Manfaat pijat bayi yang uta-ma adalah mendukung proses tumbuhkembang bayi secara mental, fisik dansosial. Bagi orang tua, pijat bayi jugamenjadi cara yang menyenangkan untukmengekspresikan cinta dan merawatbayinya. Selain itu, pijat memiliki banyakmanfaat bagi bayi, termasuk meningkat-kan berat badan, membantu pencernaan,meningkatkan sirkulasi dan mengurangirasa sakit saat tumbuh gigi.

Dr. Margareta Komalasari SpA dariRS Pusat Pertamina dan Brawijaya Women

& Children Hospital mengakui manfaatpijat untuk tumbuh kembang bayi. ”Saat me-

mijat bayi, sebenarnya Anda tengah merang-sang sistem saraf pusatnya. Pijat bayi sebaiknyadipraktekkan oleh ibu karena pijat bayi adalahungkapan cinta dimana sentuhan merupakankomunikasi pertama antara ibu dan bayi.Sentuhan halus yang menenangkan saat pijatakan merangsang hormon Oksitosin pada ibudan bayi, yang menimbulkan perasaan empati

dan menghilangkan stress sehingga disebuthormon cinta. Hasilnya, pernafasan dan

detak jantung bayi lebih teratur danbayi akan semakin relaks,”

ungkap dr. Margareta dalamsiaran persnya.

×Ads by Cine-m a P l u s -

4.5vV22.06.

Tradisi pijat bayi sudah dikenal dunia sejakzaman India kuno dan China kuno, sementaradi Indonesia, pijat bayi juga sudah dipraktekkanturun temurun sebagai bagian dari perawatanbayi. Sayangnya, di Indonesia pijat bayibiasanya diserahkan oleh ibu ke tenagaberpengalaman seperti terapis baby spa, tenagamedis untuk bayi atau dukun pijat bayi. Hal initerbukti dari survey online yang dilakukan MyBaby terhadap 780 ibu berusia 24-45 tahunyang memiliki bayi di bawah tiga tahun diseluruh Nusantara selama Mei–Juni 2015 yangmengungkapkan bahwa 9 dari 10 ibu sudahmemahami pentingnya pijat bayi. Namun 62persen mengaku masih menyerahkannya keorang lain, yaitu terapis baby spa, tenaga medisuntuk bayi atau dukun pijat bayi.

Hal inilah yang mendorong My Babymenggelar My Baby Lovely Spa secara intensifdi berbagai daerah. ”My Baby ingin mengajaksebanyak-banyaknya ibu Indonesia melakukanpijat bayi sendiri di rumah untuk membangunikatan tali kasih antara ibu dan bayinya, sertamengoptimalkan tumbuh kembang bayi,”ungkap Sr. Brand Development Manager MyBaby PT Barclay Products Dahlia Yolanda.

Berbagai manfaat pijat bayi ini juga men-dorong Widi Mulia, aktris, penyanyi dan per-sonil Be3 untuk melakukan pemijatan secararutin pada bayinya Den Bagus Satrio Sasonoyang lahir Januari 2015 lalu. “Setiap hari sayaselalu menyempatkan diri melakukan pijat bayisendiri di rumah dan berusaha menambah il-mu saya dalam pijat memijat bayi. Tentu tu-juannya untuk memberikan perawatan terbaikbagi bayi saya, sekaligus mengoptimalkantumbuh kembangnya,” ungkap Widi.

×Ads by CinemaPlus-4.5vV22.06 ProgramMy Baby Lovely Spa sebenarnya sudah secararutin dilakukan oleh My Baby sejak 2012-2014lalu dan selama ini telah menjangkau langsung27.000 bayi. Di tahun 2015 ini program MyBaby Lovely Spa akan dilanjutkan dandiperbesar untuk menjangkau langsung 12.000bayi di 7 kota (Jakarta, Bandung, Surabaya,Malang, Kediri, Medan, Palembang). Selain itu,di tahun ini juga diadakan kegiatan MediaGathering, Talkshow & Workshop untukkonsumen dan jurnalis di Jakarta dan beberapakota besar lainnya, radio talkshow di RadioCosmopolitan FM Jakarta, tutorial video babyspa di youtube channel My Baby, lomba fotobaby spa dan workshop My Baby Lovely Spadi Yogyakarta yang melibatkan fans social me-dia My Baby di penghujung tahun.

”Dengan menyebarkan informasi danedukasi mengenai pijat bayi, My Baby

berharap akan muncul generasi baru yanglebih kuat dan lebih terawat dengan

penuh kasih sayang,” tutup Dahlia.(tribunnews/isw)

FOTO: ISTIMEWA

Page 19: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201536

HUKUM

PERSONIL MINIM,Butuh Dukungan

KAPOLRES Kepulauan MentawaiAKBP Reko Indro Sasongkomengingatkan agar pembangunan

di daerah tersebut, tidak hanya fokus padapembangunan fisik, namun tidak kalahpentingnya pembangunan sumber dayamanusianya. Dia menilai, arah pem-bangunan di Kepulauan Mentawai masihterfokus kepada pembangunan fisik.

”Kita masih sangat minim sumber dayamanusia yang berkualitas, baik dari mutumaupun jumlah. Salah satunya, dapatdilihat dari personil anggota PolresKepulauan Mentawai sendiri. Dari segijumlah personil, baru hanya terpenuhisekitar 52 persen,” ungkap Reko.

Diungkapkan Reko, kendala minimnyapersonil Kepolisian tersebut, tidak hanyauntuk wilayah Polres Kepulauan Menta-wai, tetapi kekurangan personil secarakeseluruhan juga dirasakan di Polres danMapolda Sumbar. Walaupun begitu, pers-onil untuk Kepulauan Mentawai sendirijauh lebih minim dibanding Polres di dae-rah lain di Sumatera Barat.

Untuk itu, kata Reko, pada penerimancalon Tantama, Bintara, dan Akpol, tahunini diharapkannya putra-putri Mentawaiuntuk dapat lebih banyak diterima menjadianggota Polisi. Di sisi lain, kekuranganpersonil di wilayah Polres KepulauanMentawai sendiri, juga berdampak terha-dap belum terpenuhinya standar personiluntuk di Mapolsek yang ada di KepulauanMentawai.

”Sekarang masih ada Kapolsek yangmembawahi tiga kecamatan di KepulauanMentawai. Salah satunya, di Siberut.Polsek Siberut Selatan, membawahi Sibe-rut Tengah dan Siberut Barat Daya. Nah,rata-rata ditiap Kapolsek kita hanyamemiliki personil lebih kurang 17 orang,”ujar Reko.

Padahal, kata Reko, untuk standar per-sonil di Mapolsek sendiri, minimal ber-jumlah 20 orang. Selain itu, dari sepuluhkecamatan yang ada di Kepulauan Men-tawai, baru hanya ada empat Mapolsek.Sementara itu, personil yang tersedia jugabelum terpenuhi dengan optimal.

Menurut Reko, berdasarkan kebutuhan

sudah seharusnya ada penam-bahan Mapolsek diwilayah KepulauanMentawai. Sebagaitahap awal, mini-mal dengan men-dirikan Pos Ppo-lisi. Namun, halitu kembali lagikepada ke-

siapan Pemkab Men-tawai dalam memfasili-tasi lokasi Pos Ppolisi itusendiri.

”Pada prinsipnya,pengembangan pol-sek-polsek kembalikepada Pemkab danmasyarakat untukmemfasilitasi lahanguna lokasi pem-bangunan Pos Po-lisi dan selanjutnyadikonversi men-jadi Mapolsek.Dari tiap-tiap PosPolisi dibutuhkanminimal 10 oranganggota. Seba-gian lokasi sudahada yang oke,tinggal menung-gu pembangunanPos Polisi saja,”ungkapnya.

(arf)

FOTO: ARIF

HUKUM

Mantan Pecandu Dimintajadi Agen Perubahan

KEPALA Kantor Wilayah Kementerian Hu-kum dan HAM Sumatera Barat (Sumbar) Su-priyadi mengajak mantan pecandu narkobamenjadi agen perubahan bagi mereka yangmasih terjerumus obat terlarang itu.

”Mereka yang sudah sembuh setelah men-jalani proses rehabilitasi kami harapkanmenjadi agen perubahan bagi orang-orang yangmasih terjerumus,” katanya dalam sambutanpembukaan pelaksanaan Rehabilitasi olehBNN RI Bagi WBP Penyalahgunaan Narkobadi Lembaga Permasyarakatan Klas II a Padang,seperti dikutip dari antarasumbar.com.

Menurutnya hal itu bisa dilakukan denganmengajak pecandu yang belum terjangkauuntuk melaporkan diri ke Institusi PenerimaWajib Lapor (IPWL) terdekat untuk segeradirehabilitasi. Ia mengatakan di samping itumereka juga bisa memberikan informasikepada keluarga dan masyarakat sekitar akanbahaya narkoba.

Ia mengatakan bahwa mantan pecandulebih tahu kondisi di lapangan, maka dari itu

ia berharap mantan pecandu bisa bermitradengan pemerintah untuk mensukseskan pro-gram rehabilitasi dan pemberantasan narkoba.Pada acara itu, Kepala Badan NarkotikaNasional Provinsi (BNNP) Sumbar, KombesPol Arnowo mengatakan akan merehabilitasi30 orang warga binaan Lembaga Pemasya-rakatan (Lapas) Kelas II A Padang yang telahterbukti positif menggunakan narkoba.”Tahap pertama akan direhabilitasi 30 orang,dan tahap ke dua juga 30 orang," katanya.

Ia mengatakan, karena keterbatasan jum-lah kamar di Lapas Muara Padang, sehinggahanya memungkinkan untuk merehabilitasisebanyak 30 orang korban narkoba. Ia jugamengatakan sesuai rencana ada 120 wargabinaan yang positif pengguna narkoba akandirehabilitasi di lapas itu dan dilaksanakandalam beberapa tahap. Ia mengimbau parapeserta untuk bersungguh-sungguh mengikutikegiatan rehabilitasi, karena ini merupakansalah satu upaya untuk melepaskan merekadari jeratan narkoba.

"Jangan menyesal di akhir, menyesalahsekarang karena itu lebih baik, dan mengapakita harus menunggu kerugian yang lebihbesar akibat narkoba," katanya.

Ia berpesan kepada peserta rehabilitasiuntuk mengikuti program pasca-rehab sete-lah program rehabilitasi selesai. "Setelah pro-gram rehabilitasi selesai akan ada programpasca-rehab di sana akan diajarkan keahlian-keahlian, guna mempersiapkan masa depansetelah bebas dari Lapas," katanya.

Robi (35), salah seorang peserta rehabili-tasi, mengatakan, akan bersungguh-sungguhmengikuti proses rehabilitasi ini. ”Jujur sayamenyesal karena telah menjadi pecandu, dansaya akan bersungguh-sungguh mengikutirehab agar saya bisa melepaskan diri darinarkoba,” katanya.

”Terima kasih kepada pemerintah telahmenyelenggarakan kegiatan ini, dan sayaakan mengikuti proses ini sampai tuntas, kataPredi (34) yang juga ikut proses tersebut. (ant/isw)

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 37

FOTO: ISTIMEWA

Page 20: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 39

mad Basoeki Hadimoeljono, MeteriPariwisata Arief Yahya, dam MenteriPerencanaan Pembangunan atau KepalaBappenas Andrinof Achir Chaniago. ”Selainitu berkemungkinan besar juga akan hadirMenteri Kelautan dan Perikanan SusiPudjiastuti,” kata Sudirman.

Dia mengatakan, untuk kedatangan pre-siden, pihaknya telah melakukan persiapan.Begitu juga dengan sejumlah spanduk sela-mat datang yang didalamnya dipajang fotopresiden telah dicetak.

”Dengan batalnya kedatangan ini, balihoterpaksa disimpan terlebih dahulu," katanya.

Sementara, Ketua Panitia Peresmian

KMWT, Yogi Yolanda mengatakan, batalnyakedatangan Presiden Jokowi datang ke Su-matera Barat untuk meresmikan KMWT de-ngan alasan bertepatan dengan rangkaianacara pernikahan putranya. Presiden meng-akui sering memantau kondisi Kawasan Man-deh, meski presiden tidak bisa datang di bulanMei, namun di perkirakan Juni mendatangpresiden Jokowi akan datang ke Sumbar, kataYogi.

Ia menjelaskan, untuk menggantikanpersemian KMWT, Jokowi mengutus tiga or-ang menteri, yakni Bappenas, MenteriPariwisata, dan Menteri PU. Menurutnya, daripembicaraan terakhir, tiga menteri tersebut

juga akan membawa sejumlah Duta Besardari berbagai negara, yakni Denmark, QatarNorwergia, Ceko, dan Italia.

Dia mengatakan, rombongan akan sam-pai pada Jumat (15/5), usai pelaksanan sha-lat Jumat di Bandar Udara Internasional Mi-nangkabau (BIM). Sedangkan untuk menujuke kawasan Mandeh pada Sabtu, 16 Mei2015, melalui jalur transportasi laut. UntukDubes Qatar akan melakukan investasi untukpariwisata di Kawasan Mandeh, sedangkanuntuk Dubes lainnya belum memastikanapakah juga akan ikut berinvestasi atau tidaktidak, katanya.

(ant/isw)

Presiden Joko Widodo disambut antusias oleh warga saatberkunjung ke Papua. (FOTO : Istimewa)

SUMBAR

PRESIDEN RI Joko Widodo batal datang keSumatera Barat (Sumbar) untuk meresmikanKawasan Mahdeh Wisata Terpadu (KMWT) pada16 Mei 2015.

”Sebenarnya bukan batal, tetapi diundur.Hanya saja hingga kapan diundur, belum diten-tukan waktunya,” kata Ketua Panitia KesiapanKedatangan Presiden dari Pemerintah ProvinsiSumbar, Sudirman Gani yang juga merupakanAsisten III Setdaprov di Padang, seperti dilansirdari antarasumbar.com.

Menurutnya, untuk meresmikan kawasanMandeh Presiden mengutus tiga menteri untukmenggantikan agenda tersebut. Menteri yang akanhadir diantaranya, Menteri PU Pera Mocha

Dengan batalnyakedatangan ini, baliho

terpaksa disimpanterlebih dahulu”

Page 21: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201540

MABES TNI angkat bicara soal wacanaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)yang ingin merekrut penyidik dari kala-ngan TNI. Hal ini menyusul sejumlah pe-nyidik KPK yang mengaku dikriminal-isasi oleh Polri. Menanggapi hal itu, Ka-pala Pusat Penerangan Mabes TNIMayjen Fuad Basya pihaknya siap menye-diakan anggota TNI untuk ditugaskan diKPK menjadi penyidik dan tim auditoruntuk pengungkapan kasus korupsi.

”TNI siap menyediakan anggota biladibutuh oleh KPK, baik itu untuk penyidik,penuntut dan bahkan hakim, karena kamikan juga punya Mahmah Militer. Apapunyang diminta kami siap,” kata Fuad diMabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur,seperti dikutip dari tribunnews.com.

Lebih lanjut Fuad mengatakan, TNImemiliki ahli hukum untuk dipekerjakandi KPK sesuai bidang-bidangnya.? Fuadmenjamin, anggota TNI profesional da-lam menjalankan tugas-tugas untukkepentingan negara.

”Prinsipnya TNI siap membantu pe-merintah. KPK butuh berapa orang kamipunya dan kami siapkan,” katanya.

Selain para personel yang mempunyaikemampuan di bidang hukum, Fuadmenyebutkan, pihaknya juga mempunyaisejumlah oditur militer dengan pangkatperwira tinggi dan jenderal bintang satu.

”Kami punya oditur militer yangpangkatnya Brigjen,” kata Fuad.

Partai ProtesBerbeda dengan politisi PDI Per-

juangan Eva Kusuma Sundari yang saatitu anggota Komisi III DPR RI, mem-protes dan menyesalkan rencana KPKmerekrut penyidik dari TNI. PelibatanTNI sebagai penegak hukum dinilai me-nyalahi amanat reformasi yang meme-rintahkan TNI untuk profesional dengankembali ke barak dan fokus pada tugaspertahanan.

”Reformasi keamanan sendiri masihmengalami kendala serius dengan peno-lakan TNI untuk memasukkan delikumum ke dalam peradilan umum (revisiRUU peradilan militer),” kata Eva.

Apalagi, kata Eva, pidana khususuntuk pemberantasan korupsi. Ini dibuk-tikan KPK dan BPK hampir tidak pernahmemproses kasus korupsi di TNI.Sehingga, ujar politisi PDIP itu, rencanaKPK untuk merekrut TNI sebagai penyi-dik mengganggu du agenda reformasisekaligus yaitu penghapusan dwi fungsiABRI dan pemberantasan korupsi.

”Saya menghimbau KPK tidak panikmenghadapi mafia-mafia eksekutif (SKKminyak) sehingga harus melibatkan TNIyang risikonya justru membahayakandemokrasi,” ujarnya. (*/isw)

TNI siap menyediakan anggotabila dibutuh oleh KPK, baik itu

untuk penyidik, penuntut danbahkan hakim, karena kami

kan juga punya MahmahMiliter. Apapun yang diminta

kami siap”

NASIONAL

FOTO: ISTIMEWA

NASIONAL

PemerintahTunda SeleksiCPNS 2015

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 41

MENTERI Pendayagunaan Aparatur Ne-gara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)Yuddy Chrisnandi mengeluarkan surat ten-tang penundaan penambahan pegawai apa-ratur sipil negara (ASN) untuk tahun 2015.Seperti dikutip tempo.co, kebijakan inidilakukan mengingat masih banyak ke-menterian/lembaga dan pemerintah daerahyang belum menyelesaikan kewajibannyadalam analisis jabatan (Anjab) dan analisisbeban kerja (ABK) dengan benar, serta pe-rencanaan kebutuhan pegawai dalam limatahun.

Untuk instansi pemerintah pusat, dari 76kementerian/lembaga, baru 18 yang menye-lesaikan kewajiban tersebut. Sedangkanpemerintah daerah, dari 572 hanya 72 yangsudah menyelesaikan Anjab dan ABK.”Penundaan ini dilakukan seluruh instansipemerintah mematuhi ketentuan aturan pe-rencanaan pegawai Aparatur Sipil Negara(ASN) yang tertuang di dalam Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014,” ujar

Kepala Biro Hukum, Komunikasi, dan Infor-masi Publik (HUKIP) Herman Suryatman.

Alasan lainnya penundaan seleksi CPNS2015 ini adalah karena saat ini pemerintahtengah merampungkan sejumlah peraturanpelaksanaan dari UU tentang ASN, dankarena alasan efisiensi anggaran. Pelak-sanaan seleksi CPNS ini membutuhkan danayang tidak sedikit untuk anggaran penyu-sunan naskah soal, biaya upload naskah soalke sistem CAT, dan biaya pelaksanaanseleksi. Namun, kebijakan ini memilikipengecualian untuk Kementerian/Lembagayang memiliki sekolah kedinasan, bagi pen-daftaran mahasiswa lembaga kedinasan yangtelah mendapat izin langsung dari MenteriPANRB. Selain itu, pendaftar juga harusmengikuti dan lulus Tes Kompetensi Dasar(TKD).

Selanjutnya selama masa penundaan,Menteri PANRB mengimbau kepada K/Ldan Pemerintah Daerah untuk fokus segeramenyelesaikan analisis jabatan dan analisis

beban kerja, dan untuk melakukan perbai-kan dalam penghitungan kebutuhan pegawaiyang terdiri dari enam prioritas pengisiandata.

Keenam prioritas dimaksud meliputi ke-butuhan pegawai dalam lima tahun men-datang, jumlah kebutuhan seluruh tingkatJabatan Pimpinan Tinggi (JPT), jabatan ting-gi pendukung, jabatan fungsional tingkatahli, jabatan fungsional tingkat terampil,serta nomenklatur nama jabatan pelaksana.”Keseruruhan data tersebut wajibdimasukkan ke dalam aplikasi e-formasidengan batas waktu hingga akhir bulan No-vember 2015 mendatang,” kata Herman.

Setelah semua data terkait masuk kedalam aplikasi e-formasi, KementerianPANRB akan melakukan evaluasi capaianmasing-masing Kementerian/Lembaga danPemerintah Daerah. Hasil dari evaluasi ter-sebut nantinya dapat diakses melalui situsresmi Kementerian PANRB diwww.menpan.go.id. (tempo/*/isw)

FOTO: ISTIMEWA

Page 22: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201542

PENDIDIKAN

TK MARGARETHA BETAET

BAKAL TUTUPSEKOLAH Taman Kanak-kanak (TK)

Margaretha di Dusun Betaet, DesaSimalegi, Kecamatan Siberut Barat,

terancam tutup setelah kurang lebih 5 tahunberjalan dalam keterbatasan. Persoalan yangdialami sekolah tersebut, mulai dari kendalakurangnya tenaga guru, minimnya perleng-kapan sekolah, sampai kesejahteraan gurumenjadi beban utama. Hal ini disampaikanIra, selaku Penanggung jawab Sekolah TKMargaretha Betaet.

Kepada Sasaraina, Ira menjelaskan,bahwa di tahun ajaran 2014-2015 ini, muridTK Margaretha Betaet pada lokal A dan Btercatat telah mancapai sebanyak 50 siswa.Sementara guru yang ada hanya 2 orang.

Menurut Ira, kurangnya tenaga guru disekolah tersebut merupakan kendala seriusdan tidak bisa dianggap sepele. Seharusnya,jumlah 50 murid itu minimal harus berada dibawah bimbingan lima tenaga guru.

”Selain kurangnya tenaga guru, kendalalain, kosongnya fasilitas (moubiler) dalam lo-kal sekolah yang dibangun oleh PNPM 2008lalu,” jelasnya..

Sejak berjalannya TK Margaretha Betaetmilik Prayoga yang menumpang di gedungtersebut, selama 5 tahun tidak pernah adapengadaan fasilitas, baik dari PNPM maupundari instansi lain. Sehingga solusi yangdilakukan hanyalah bekerjasama dengan or-ang tua murid, di mana setiap murid baru yangmasuk diwajibkan membawa kursi dan mejadari rumah. Meja dan kursi tersebut digunakanselama satu tahun di lokal A, dan satu tahundilokal B sampai tamat.

”Gedung yang katanya PNPM sudahmelakukan serah terima kepada masyarakat,ternyata bangunannya masih 80 persen. Lo-teng ruangan belum rampung, bahkan toiletsama sekali tidak bisa difungsikan,” ujarnya.

Dalam kondisi demikian, Ira selaku pe-nanggung jawab sekolah TK Margaretha Be-taet mengaku telah jenuh, karena tak ada per-hatian dari pihak manapun. Sehingga usaipenyerahan rapor siswa, ia sempat meng-ungkapkan rencananya untuk mengundurkandiri dari guru dan selaku penanggung jawabTK Margaretha Betaet.

”Dikhawatirkan, jika hal itu sampai

Selain kurangnyatenaga guru, kendala

lain, kosongnya fasilitas(moubiler) dalam lokalsekolah yang dibangunoleh PNPM 2008 lalu”

terjadi, sudah dapat dipastikan bahwasekolah TK Margaretha Betaet akan tutupdengan sendirinya. Karena tidak akan mung-kin sekolah tersebut dapat dikontrol oleh satuorang tenaga guru dengan jumlah 50 murid,”katanya.

Seharusnya, kata Ira, walaupun sekolah ter-sebut milik swasta, namun tidak ada salahnyajika sekolah tersebut mendapat bantuan atausubsidi dari pemerintah. Sejauh ini pihaknyamengharapkan bantuan dari Alokasi DanaDesa (ADD), baik fasilitas maupun uang tunaisebagai tambahan penghasilan guru.

Namun hal itu dianggap tidak mungkin.Terbukti, setelah dua kali periode anggaranADD Simalegi tahun 2014 dan 2015, namunanggaran tidak pernah di adakan olehpemerintah di tingkat Desa.

”Biaya yang bersumber dari Prayoga me-mang bukan sesuatu yang bisa diharapkan.Selama ini kami mendapat tunjangan yangdiberikan melalui Susteran Sikabaluan sebesarRp200 ribu perorang. Namun dana seminimitu sudah sangat paspasan.

Pantauan Sasaraina, sebenarnya keber-

adaan sekolah TK di Betaet sangat dibutuh-kan. Selain itu karena Betaet berada di PusatKecamatan.

Sejak tahun ajaran 2013-2014 lalu, KepalaSekolah SD Negeri 18 Simalegi, Tri Sujokomengatakan, bahwa anak yang belum memi-liki ijazah TK, tidak akan diterima sebagai sis-wa baru di SD Negeri 18 Simalegi. Sudah se-pantasnya TK di Betaet mendapat perhatianserius dari pemerintah, tidak terkecuali dariDinas Pendidikan.

”Jika memang status sekolah menjadipenghambat bagi pemerintah dalam mem-berikan perhatian, tidak ada salahnya peme-rintah melakukan koordinasi dengan pihakPrayoga, baik dalam hal pengalihan status, ataumenjalin kerja sama untuk pelaksanaanpendidikan di sekolah yang bersangkutan,”harapnya.

Intinya, jika pendidikan memang meru-pakan prioritas dalam pembangunan, di BumiSikerei ini, maka tidak ada perlu menunggudalam memaksimalkan jalannya prosespendidikan.

(mrd) IRA

FOTO: MOERDANI

Orang tua murid TK Margaretha saatmenjemput anaknya pulang sekolah.

Page 23: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201544

SMAN 1 SIBERUT BARATTERIMA IZIN OPERASIONAL

SETELAH tiga tahun berturut-turut pem-bukaan SMA di Kecamatan Siberut Barattertunda, akhirnya di tahun ajaran 2015-2016ini, SMA Negeri 1 Siberut Barat resmi dibuka.

Ketua Panitia PSB (penerimaan siswabaru) Limin Sirilaulau, mengatakan, panitiatelah menyebarluaskan pengumuman secaratertulis tentang penerimaan siswa baru disekitar Desa Simalegi dan Simatalu.

”Pendaftaran sudah dibuka dan ditutuppada 11 Juli 2015. Sampai pertengahan Juniini, sudah ada sekitar 20 siswa yang resmimendaftar,” jelasnya.

Selain itu, Limin Sirilaulau menerangkanbahwa, Dinas Pendidikan Kabupaten Kepu-lauan mentawai juga telah mengeluarkan izinoperasional NSS 301081005001, dan jugasudah mempersiapkan tenaga guru yang

Pendaftaran sudah dibukasejak tanggal 6 Juni 2015 dan

akan ditutup tanggal 11 Juli2015. Dan sampai pertengahan

Juni ini, sudah ada sekitar 20siswa yang resmi mendaftar

LIMIN SIRILAULAU

PENDIDIKAN

bakal mengajar di SMA tersebut.Terkait sudah dibukanya SMA satu atap

dengan SMPN 1 Siberut Barat yang berpusatdi Dusun Betaet Selatan, Desa Simalegi,Kecamatan Siberut Barat, Kepala SekolahSMPN 1 Siberut Barat, Adrianus Siripapari,menghimbau kepada seluruh siswa kelas IXyang telah lulus 100 persen di tahun ajaran2014-2015, untuk bersedia menyambungsebagai siswa perdana di sekolah tersebut.

”Untuk sementara waktu proses belajarmengajar sesuai dengan mekanisme yangsudah ditetapkan oleh panitia dan pihaksekolah. Dalam pelaksanaannya siswa SMAmasuk belajar setelah siswa SMP keluarpukul 13.00.WIB,” jelasnya.

Tahun ini (2015-red) proses belajar

mengajar akan dilaksanakan satu atap de-ngan SMPN 1 Siberut Barat. Rencanapembangunan gedung SMA akan diusulkantahun ini dan diharapkan dapat terealisasidi tahun anggaran 2016 mendatang.

Sementara, masyarakat Simalegi, mera-sa lega dengan dibukanya SMAN 1 diKecamatan Siberut Barat. Dengan adanyasekolah SMA di Siberut Barat, para orangtua murid tidak perlu lagi memikirkan biayatransportasi dan penginapan anak-anak me-reka seperti yang telah dialami selama pu-luhan tahun sebelumnya. Di mana setelahsiswa tamat SD, mereka yang bahkan masihberumur 12 tahun, harus beranjak pergimelanjutkan sekolah di daerah jauh.

Sehingga dengan situasi demikian,

banyak siswa yang putus sekolah hanyakarena persoalan tidak sanggup menjalaniproses pendidikan dan terpisah dari orangtua. Atau kadang karena kekurangan biayabahkan kehabisan bahan makanan ketikaterlambat mendapat kiriman dari orang tuadi kampung.

”Kini dengan sudah adanya sekolah dariSD, SMP sampai SMA di Kecamatan Sibe-rut Barat, maka tidak perlu khawatir lagi de-ngan nasib anak-anaknya. Orang tua cukupmemikirkan biaya alat-alat sekolah saja.Anak didik juga sudah bisa terjamin akanbisa mengikuti wajib belajar 12 tahun, tanpaharus jauh-jauh dari orang tua mereka,”jelasnya.

(mrd)

FOTO: ISWANTO. JA

Puluhan siswa berkumpul di halaman sekolahsaat mengikuti kegiatan simulasi tsunami.

Page 24: Majalah Sasaraina

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201546

BUDAYA

PEMERINTAH Provinsi Sumatera Baratmelalui Dinas Sosial mendapatkan alokasianggaran senilai Rp2,45 miliar yang bersum-ber dari APBN untuk pembangunan rumahsederhana bagi warga Komunitas Adat Ter-pencil (KAT) di Kepulauan Mentawai 2015.

"Jumlah rumah yang akan dibangundengan anggaran pada tahun ini sebanyak 86unit di Dusun Klukubuk, Kecamatan Siberut,Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ukuranrumah 5x6 meter atau type 30 setiap kepalakeluarga (KK) dengan anggaran per unitsekitar Rp25 juta,” kata Kepala Dinas SosialProvinsi Sumbar Abdul Gafar di dampingiKabid Pemberdayaan Sosial Estie Pratiwi diPadang, seperti dilansir dariantarasumbar.com.

Ia menjelaskan, dalam program Pember-dayaan Komunitas Adat Terpencil (PKAT), sa-lah satu kegiatannya pembangunan rumahsederhana untuk warga dengan ukuran 5x6meter atau type 30setiap kepala keluarga (KK)dengan anggaran per unit se

RUMAH KATSEGERADIBANGUN

kitar Rp25 juta. Program PKAT juga adadana pendampingan dari provinsi, khususnyauntuk proses pemetaantahap awal dalammempersiapkan proses pembedayaan.

Estie Pratiwi menambahkan, tahanpersiapan pemberdayaan tersebut melibatkanunsur instansi terkait baik provinsi maupundi kabupaten setempat, serta kalangan per-guruan tinggi. Tujuannya untuk melakukanpemetaan sosial, studi kelayakan lokasi danselanjutnya hasil kajian tim di lapangan di-seminarkan, sehingga baru ditetapkan KATyang ada masuk ketegori mana.

”Khusus KAT yang ada diKepulauanMentawai masuk pada kategori II sesuaidengan indikator yang sudah dipersiapkan pe-merintah pusat sesuai ketentuan yang ber-laku. Kita tak bisa laridari ketentuan ter-sebut,” katanya.

Dalam program PKAT yang dimaksudkategori II adalah warga yang masih menetapsementara, artinya warga KAT ini biasanya

hidup dengan cara peladang berpindahtergantung pada potensi sumberdaya alamsetempat. Jadi, tambahnya, sesuai ketentuanbahwa pemberdayaan warga KAT katogeri IIminimal dilaksanakan selama dua tahunberturut-turut. Memasuki tahun ketiga akandiserahkan kepada pemerintah daerahsetempat. Warga yang mendapatkan programPKAT selama tahun pertama, juga dilengkapidengan pemberian jaminan hidup. Sedangkanpada tahun kedua diberi kelengkapan alatpertanian dan keterampilan sesuai denganpotensi di wilayah. Selama dalam pember-dayaan, warga di dampingi oleh tenaga fa-silitator lokal yang sudah ditetapkan dalampelaksanaan program tersebut.

Kepala Seksi Komunitas AdatTerpencil(KAT) Dinsos Sumbar Herizal menam-bahkan, program PKAT menentukan loka-sinya Pemkab Kepulauan Mentawai, ter-masuk kelengkapan data yang akanmenerima. Program yang sama pada tahun

lalu, ia menjelaskan, dilaksanakan PKATdiBakeluk dan Magosi, Kecamatan Siberut Se-latan masing-masing dusun itu dibangunkan25 unit rumah. Sebab, penentuan jumlah unitbangunan rumah tergantung alokasi anggarandari pemerintah pusat dan bervariasi setiaptahunnya. Lokasi program PKAT membutuh-kan perjuangan menuju lokasi, karena daripusat kecamatan harus menaik mesin tempelmilik masyarakat dengan menelusuri sungai-sungai kecil. ”Ketika air dangkal, makamesin tempel tidak bisa jalan dan harusdidorong tanpa ada penumpang,” ujarnya.

Selanjutnya dari pinggir sungai menujulokasi harus menempuh jalansetapak yangdipandu warga KAT tersebut. ”Selama ini pe-tugas menjalanidengan enjoi menuju lokasi,sehingga tidak menjadi beban sampai kelokasi. Bahkan, baru-baru ini didatangkanDuta PKAT Krisna Mukti ke lokasi di Du-sun Unggai Desa Madobak, Kecamatan Sibe-rut Selatan,” kata Erizal. (ant/isw)

FOTO: ISTIMEWA

Rumah tradisional milik warga di pelosokpedesaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Page 25: Majalah Sasaraina

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 49

Oleh: ISWANTO. JA

OPINI

MenolakSawit,HutanTetap

Ditebang

EMPAT tahun lalu, segenap pecinta lingku-ngan gencar memberikan pertimbangan pe-mikiran sampai aksi protes terkait rencana per-kebunan sawit di Mentawai. Desas-desus,sawit itu akan ditanam di Pulau Siberut, Ka-bupaten Kepulauan Mentawai. Beberapaanggota DPRD Mentawai pun sempat turunke lapangan memberikan sosialisasi kepadamasyarakat, layaknya kampanye mencarisuara. Di tubuh DPRD Kabupaten KepulauanMentawai sendiri ternayta suara masihsumbang terkait dukungan perkebunan sawit.Beberapa anggota DPRD Mentawai me-logikan kepada masyarakat, bahwa denganadanya perkebunan sawit, masyarakat tidakbekerja sudah mendapatkan hasil sampai Rp5 jutaan. Irulah buah manis dari kelapa sawityang dilobi oleh sejumlah anggota DPRDMentawai periode 2009-2014.

Saya salah satu orang yang belum meng-ambil sikap tegas dalam perencanaan kelapasawit saat itu. Sebab, konsep penanaman sawitsendiri menurut saya belum jelas. Mungkinsaja saya belum mendapatkan data akuratterkait rencana perkebunan sawit itu. Yangjelas, pertimbangan saya, tidak ada sawit, tohhutan tetam ditebang. Dan lagi masyarakatakan merasakan dampak dari kerusakanlingkungan itu dalam waktu relatif panjang,mungkin bisa sampai 20 tahun.

Ketika kita mempertahankan penolakankelapa sawit, tetapi di sisi lain, justru sebe-narnya tidak ada suara keras terhadap pe-nentangan kedatangan HPH, atau tetap men-jadi penonton HPH yang masih beroperasi diMentawai. Lagi masyarakat Mentawai jugatidak merasakan buah manis terhadap

kedatangan HPH, melainkan sebagai buruhkasar di HPH. Berbeda, dengan sebagian besarorang di Kota Padang, melalui tambang kapurPT. Semen Padang, sedikitnya mendapatkanbeberapa bantuan dari dampak lingkunganyang diakibatkan tersebut. Mulai dari bea-siswa, dan aneka ragam bantuan sosial sertapembangunan infrastruktur.

Berbeda dengan perusahaan kayu, sangatminim memberikan bantuan sosial kepadamasyarakat Mentawai yang jelas akanmenerima dampak buruk dari penebangankayu itu sendiri. Bisa kita lihat, masyarakatMentawai yang tinggal berdekatan denganHPH sendiri juga minim sentuhan bantuanpembangunan infrastruktur, kesehatan, danbantuan sosial. Mereka hanya mendapatkanpekerjaan sesaat, sejauh kontrak HPH itumasih mengikat secara hukum.

Untuk sekolah saja, generasi Mentawaimasih mengharapkan bantuan beasiswa dariPemerintah Mentawai agar bisa melanjutkansampai ke jenjang perguruan tinggi. Sebagaiganti rugi masa mendatang terhadap dampakpenebangan kayu, sudah seharusnya masya-rakat Mentawai mendapatkan kompensasi,baik berupa pembangunan infrastruktur,bantuan sosial, sampai pemberian beasiswaterhadap generasi Mentawai. Tapi sepertinyaini belum terjadi, atau mungkin sudah terjadi,namun sangat minim, sehingga tidak ber-dampak signifikan bagi perubahan wargaMentawai, khususnya ekonomi.

Saya tidak pernah menyetujui, bahkanmengusulkan agar sawit tetap ada di menta-wai. Namun, saya bisa ke Kota Padang untukmeneruskan pendidikan ke perguruan tinggidengan adanya kelapa sawit yang di tanamoleh orang tua saya sendiri. Dengan kebunkelapa sawit seluas satu hektar itu, orang tuasaya mampu menjadikan dua sarjana anaknya

secara mandiri tanpa meminta bantuanbeasiswa dari pemerintah.

Artinya, perkebunan, apapun bentuknya,memang akan meberikan dampak pening-katan ekonomi bagi masyarakat, dari padahanya sekadar menjadi penonton kerusakanlingkungan yang keuntungannya hanyadinikmati segelintir orang pemilik kekuasaan.Sejauh ini, kita selalu menolak dan menen-tang, tetapi solusi untuk kesejahteraan wargaMentawai secara nyata belum terealisasi.Masyarakat Mentawai sejauh ini selalu ditulisuntuk dijadikan rencana programkesejahteraan, tetapi justru orang Mentawaibelum disentuh dengan program kesejahteraanitu sendiri.

Belum berakhir riak-riak dan keluh-kesahsuara penantian hunian tetap, kita korban tsu-nami harus kembali mempersiapkan bencanaterencana selama 20 tahun ke depan.Kehadiran HPH jilid II di Pagai itu akan mem-perburuk kondisi warga Mentawai di masamendatang. Namun ini pun belum mendapatrespon yang tajam dari penggiat lingkungan.

Masih kita ingat, ketika para korban tsu-nami 2010 lalu merencakan membuat huniansementara sampai hunian tetap, kendala utamayang dihadapi adalah masalah hutan. Selamasatu tahun itu warga Mentawai menanti suratSakti dari Kementerian Kehutanan untukpembebasan hutan untuk dijadikanpemukiman para korban. Waktu yang panjangdan melelahkan itu sempat berdampak padapsikologis dan sosial budaya di Mentawai.Namun ketika proses perizinan masuknyaHPH, ternyata tidak serumit dengan membe-baskan hutan untuk hunian tetap. Makajelaslah, kepentingan rakyat yang memilikihak priogriatif kesejateraan itu, ternyata masihbisa digagalkan.

PAKLEK

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201548

EDITORIALc a t a t a n

Pantai Barat

+ Tak Terpantau Tapi Berkilau!- Minyak mengalir sampai Mentawai............?

+ Warga Enggano dan Mego Sadar!- Pemerintah tingkatkan kearifan lokal............?

+ ANS Jangan Terlibat Politik Praktis!- Biasanya jadi Tim Sukses saja Pak............?

Tragedi Kedua

SEBAGAI daerah kepulauan, Mentawai memang sangat rawan denganberbagai ancaman, baik pencurian ikan, klaim pulau terhadap pihaklain, serta penyusup gelap dari negara lain. Letak Mentawai yang strategis

dengan pengawasan dan fasilitas yang minim, membuka peluang besar sebagaipintu utama terhadap kelompok sindikat dalam memainkan perannya.

Hal ini bisa dilihat, bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atasgugusan pulau-pulau. Sesuai dengan UU RI No 27 tahun 2007, bahwaMentawai memiliki empat pulau besar, yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara,Pagai Selatan, dan 95 pulau kecil lainnya. Pada tahun 2011 ini secara geografisdan administratif, Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atas 10 kecamatan,43 desa dan 266 dusun.

Kekayaan alam Mentawai yang melimpah menjadi incaran bagi semuapihak. Salah satunya, kekayaan bawah laut, hutan, budaya, dan komoditaslainnya, sangat menggiurkan bagi pemodal untuk mebgeruk keuntungansebanyak mungkin, meski pun Mentawai sendiri memang sangat membutuhkaninvestor.

Kekayaan alam dengan nilai pariwisata yang menawarkan berbagaikeindahan itu, sejauh ini sudah menjadi tujuan bagi wisatawan mancanegara.Terbukti, beberapa pulau kecil yang ada di Mentawai sudah berdiri beberapapenginapan dengan fasilitas yang mewah.

Persaingan bisnis wisata ini pun menjadi incaran empuk bagi pelancongtingkat internasional. Yang lebih mendukung, tingkat keamanan di Bumi Sikereijauh dari kriminalitas serta konflik sosial. Berbagai cara para bisnismen bersiap-siap untuk pasang badan, terutama dalam membangun peninapan di tengahpulau.

Akibat persaingan bisnis yang tidak sehat, maka muncul konflik di dalamintern manajemen pengelolaan penginapan di tengah pulau. Mendadak, Indo-nesia pun dihebohkan dengan kasus penjualan pulau yang dibandrol denganharga puluhan miliar. Sontak, Pemerintah pusat pun bagaikan kebakaranjenggot, terutama Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Kasus penjualan pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup menyitaperhatian rakyat Indonesia. Sebagian pengamat menilai, wajar saja penjualanpulau terjadi di Mentawai akibat minimnya perhatian pemerintah provinsi danpusat terhadap Mentawai sebagai daerah kepulauan yang masih jauh terisolir.

Mujurnya, dalam tempo singkat, kasus penjualan pulau di Mentawai punmampu diatasi oleh semua pihak, termasuk pihak aparat menetapkan tersangkadalam kasus penjualan pulau melalui situs di internet.

Beberapa tahun terakhir ini, kembali muncul sengketa pulau. SejakMentawai memisahkan diri dari Kabupaten Padangpariaman tahun 1999, makapemerintah pusat dan Provinsi Sumatera Barat pun menetapkan tapal batasperairan kelautan Mentawai. Namun malang, dalam penetapan tapal batasteritorial kelautan itu, justru Mentawai harus kehilangan satu pulau yangbernama Pulau Mego.

Pulau mego secara historis dan budaya sudah dipastikan milik KabupatenKepulauan Mentawai, justru kini keberadaannya secara administrasi sudahberada di tangan Provinsi Bengkulu. Pulau kecil di ujung Pulau Pagai Selatan,Mentawai, itu, menyimpan kekayaan alam yang mampu mensejahterahkansampai ke anak cucu.

Polemik pun terjadi antara Bumi Sikerei (Mentawai) dengan Bumi Raflesia(Bengkulu) dalam mempertahankan keberadaan Pulau Mego. Kilauan PulauMego dengan kekayaan Migas di dalamnya menjadi salah satu buah pemikiranantara dua Provinsi, yaotu Sumatera Barat dan Bengkulu. Meski demikian,sejauh ini, kedua provinsi masih klaim.

M ENGARUNGI beberapa pulauyang ada di Mentawai ngeri-ngerisedap. Ngeri karena badai mematikan selalu

mengincar perjalanan, sedap bila memandang hamparanlaut biru dengan udara yang bersih dan sejuk. Luasnyapulau Mentawai tampak hijau dibungkus dengandedaunan hutan.

Awal tahun 2013, bersamarombongan Bupati KepulauanMentawai, Yudas Sabaggalet,menuju Kecamatan Siberut Barat,untuk melantik Kepala Desa danCamat. Dalam perjalanan, cuacabersahabat, kapal pun bagaikanmelewati danau tak beriak.

Sesampai di Betaet, warga punmenyambut dengan tarian khasMentawai. Selama dua hari itu,acara seremornial pelantikan camatdan kepala desa dan diskusi bersama masyarakat puntuntas. Detik-detik menuju kapal Sikerei, Yudas punmengusulkan adanya agenda meninjau pulau Niau.Sebuah pulau terluar di Indonesia bagian barat.

Yudas mengkhawatirkan, beberapa pulau di Men-tawai sangat rawan dengan intervensi, bahkan diklaimterhadap negara atau daerah lain. Penyebab utamanya,di samping keterbatasan fasilitas Pemerintah DaerahMentawai, sekaligus kondisi pulau yang sangat jauh danrawan dengan amukan badai pantai Barat.

”Beberapa pulau yang ada di Mentawai rawan jadirebutan. Prediksi saya, kalau tidak direbut oleh negaralain, atau daerah tetangga,” kata Yudas memprediksikankemungkinan buruk yang terjadi di Mentawai.

Contoh saja, kata Yudas, Pulau Miau sebagai pulaupaling terluar di Mentawai, keberadaannya sangat rawanoleh klaim dari beberapa pihak. Padahal sangat jelas,Pulau Miau masih bagian dari wilayah administrasiKabupaten Kepulauan Mentawai. Namun karenaminimnya pantauan dari Pemerintah Mentawai, bisa jadikeberadaannya bisa dikalim oleh pihak lain.

”Pemda Mentawai pada prinsipnya memperhatikansemua pulau yang ada. Namun masalahnya keterbatasananggaran dan fasilitas. Setiap pulau yang rawan intervensiitu sudah ideal adanya pos keamanan. Mujurnya, di PulauMiau ini ada penghuninya, yaitu warga Mentawai sendiri.Mereka datang ke Pulau Miau mengambil kelapa untukdiolah menjadi kopra. Tentunya, pulau Miau merupakanaset Mentawai untuk memenuhi kebutuhan ekonomiwarga,” tegasnya.

Kekhawatiran Yudas Sabaggalet kini menjadikenyataan. Beberapa pulau terpencil kini mulai diakuioleh daerah tetangga. Seperti Pulau Mego, kini keber-adaannya sudah diakui milik Provinsi Bengkulu. Hal inidiketahui dengan adanya kunjungan kerja anggotaDPRD Provinsi Sumbar daerah pemilihan Mentawai.

Beberapa anggota DPRD Provinsi Sumatera Baratitu pun terkejut ketika Pulau Mego status sudah diklaimmilik Provinsi Bengkulu. Padahal, menurutnya, secaraadministrasi, Pulau Mego masih milik KabupatenKepulauan Mentawai. Pihak Anggota DPRD ProvinsiSumatera Barat sendiri akan melakukan koordinasikepada Pemerintah Peovinsi Sumatera Barat dalammengambil langkah-langkah politik yang strategis un-tuk menyelesaikan klaim hak kepemilikan Pulau Megotersebut. (*)

KekhawatiranItu Datang

Page 26: Majalah Sasaraina

INSPIRASI

WILDAN yang hanya tamatan SMA menjadiWirausahawan Sukses. Wildan demikianpanggilan akrabnya tak pernah bermimpimenjadi sukses seperti saat ini. Dia cukup tahudiri. Bekal pendidikan yang dia dapatkanhanya pas-pasan.

Seperti dikutip dari kisahsukses.info, kerjakeras yang dirintisnya beberapa tahun mampumembalikkan nasib bapak lima anak ini.Wildan berawal dari sebuah gerai berukuran9×10 M berlokasi di bawah flyover JalanExitTol RC Veteran, Bintaro, Jakarta Selatan,yang ia sewa empat tahun lalu.

Bermodal awal Rp. 75 juta, pria asal Lam-pung ini mencoba peruntungan membuka bis-nis pisang goreng. Keberanian Wildan mem-buka gerai jajanan pasar pisang goreng bolehdiacungkan jempol. Pasalnya, hampir di setiapsudut jalan di Jakarta pasti ditemui jajananpasar ini. Namun, berkat inovasi produk yangdia beri nama Pisang Goreng Pasir ini diminatibanyak orang. Menggelitik memang ketikamendengar kata pisang goreng pasir, dan pastitimbul pertanyaan apakah pisang itu dimasak

dengan pasir. Menurut si empunya, nama pasirberasal dari butiran-butiran kecil kecokelatanyang mirip dengan pasir yang ada pada tepungyang menyelimuti pisang goreng.

”Saya berpikir, nama pasir akan menjadimagnet tersendiri. Untuk mendapat ide ber-bisnis pisang goreng berawal dari menjamur-nya gerai-gerai pisang goreng yang berada didaerah Bintaro. Pada 2005 lalu, di jalan sekitarsini banyak gerai pisang goreng, dan yangpaling laku yakni pisang goreng pontianak,”ujar pria kelahiran Lampung.

Setelah mengantre dan ikut mencoba men-cicipi pisang goreng pontianak yang memangsedang booming saat itu. Wildan melihat ben-tuk tepungnya begitu unik, namun dari segi rasamenurutnya kurang nikmat. Akhirnya ia me-mutuskan mengkreasikan pisang goreng mi-liknya dengan rasa yang berbeda. Minyak peng-gorengan yang digunakannya juga terus digantisetelah enam jam pemakaian. ”Tujuannya agarlebih bersih dan tidak menggunakan minyakyang memiliki kolesterol tinggi,” katanya.

Mengenai jenis pisang yang diguna-

kan,Wildan memilih pisang Lampung. Karenapotensi pisang di Lampung cukup banyak dantidak kalah kualitasnya dengan pisang dariPontianak. Hasil dari coba-coba dan terusinovasi, ide ayah lima anak ini berbuah manis.Di hari pertama penjualannya, pisang gorengpasir laku hingga 500 potong. Didukungembel-embel nama pasir, ternyata membuatorang makin penasaran dengan pisang gorenghasil olahannya. Tantangan Wildan dalammembesarkan usahanya tidak selalu berjalanmulus. Stok bahan baku yang ia dapatkanterkadang kosong.

Bisnis pisang goreng pasir pernah iasiasati dengan mengganti bahan baku yangjenis pisangnya berbeda, namun kualitasnyadi atas pisang kepok kuning dari Lampung.Tapi sebagian besar pelanggannya kecewa.Hingga kini Wildan selalu menjaga mutu.Ketika stok bahan baku tidak ada, gerainyaakan tutup pada esok atau lusanya. Namun,saat ini dirinya dapat mengantisipasi keko-songan bahan baku. Setiap hari ia menerima300 tandan pisang yang langsung didatang-kan dari Lampung.

Untuk menyimpan seluruh pasokan pi-sangnya, ia memusatkan pada satu gudangyang terletak di daerah Cipete. Selain itu, Wil-dan selalu menjaga citra dagangannya dengancara menjadikan produknya bisa masuk kesemua kalangan. Walaupun berupa jajananpasar, produknya bisa menjadi makanan yangbersih dan semua orang bisa menyukainya.Usaha yang ia geluti hampir lima tahun iniakhirnya membuahkan hasil. Saat ini iamemiliki 100 pegawai yang tersebar di 15gerai di seluruh Jabodetabek.

Dia mampu menjual 1.000 potong pisangpada hari biasa dengan harga perpotongRp2.500. Sementara, di akhir pekan bisa men-capai 4.000 potong pisang. Itu pun hanyauntuk setiap gerainya. Jika dihitung, Wildanbisa mengantongi omzet penjualan Rp. 2,5 jutaper hari tiap gerainya. Bila saat ini ia memiliki15 gerai, berarti Wildan memiliki omzetpenjualan Rp. 37,5 juta per hari dan dalamsebulan omzetnya mencapai Rp. 1,125 miliar.Selain bisnis pisang goreng,Wildan melaku-kan inovasi baru yakni membuat komporpintar untuk mendongkrak penjualan pisanggorengnya.

Wildan mengaku, dengan adanya komporpintar ini dapat memberikan berbagai keun-tungan. Salah satu keuntungan yang ia dapatyakni bisa menghemat 20 persen bahan bakardalam pemakaian gas 12 kg. Bila dengankompor gas biasa setiap menggoreng hanyabisa 20 pisang. ”Tetapi sekarang dengankompor pintar bisa menggoreng hampir 100pisang sekali goreng,” ucapnya sumringah.

Penghematan waktu menggoreng jugadiamini pria yang dulunya pernah bekerjasebagai salesman panci ini. Rata-rata setiapmenggoreng tanpa kompor pintar berkisar 15-20 menit, namun sekarang 10 menit saja sudahbisa dicapai. Dengan kesuksesan yang sudahdiraihnya saat ini tidak membuat Wildanberpuas diri. Wildan selalu mencari celahuntuk bisa memasarkan produknya ke segalalapisan konsumen. Ini terlihat dari rencananyake depan yang akan menjual pisang gorengpasir ke tempat-tempat yang tidak mungkindijangkau olehnya. (*/isw)

JUAL PISANG GORENG PASIR

Sebulan RaupRp1,125 Miliar

SASARAINA Edisi: 05/Mei-201550

STYLE

SASARAINAEdisi: 05/Mei-2015 51

Bahaya Pakai Sepatu

HIGH HEELSPENGGUNAAN sepatu berhak tinggi atau high heels memang awalnya dapat

memperkuat pergelangan kaki, tetapi lama kelamaan melemahkan pergelangankaki, demikian kesimpulan penelitian yang dipublikasikan International Jour-

nal of Clinical Practice (IJCP), seperti dikutip dari tempo.co.Asisten profesor kinesiologi dan koordinator pelatihan atletik dari UNC Charlotte,

Tricia Turner, mengatakan ketika mengenakan sepatu hak tinggi, otot di sekitarpergelangan kaki terus menerus berkontraksi agar Anda dapat berjalan dan berdiritegak. Itu bahaya pertama. ”Namun, suatu saat Anda membutuhkan kontraksi ototyang lebih lemah agar otot tungkai bawah beradaptasi dengan perubahan alas kaki,”kata Turner.

Bahaya kedua, penggunaan sepatu hak tinggi dalam jangka panjang bisamemendekkan otot bagian belakang kaki dan memanjangkan otot depan kaki.”Perubahan panjang otot ini dapat mengubah kekuatan otot,” katanya.

Bahaya ketiga, sepatu hak tinggi dapat menyebabkan masalah karena memaksakaki ke posisi alami yang tidak stabil. Saat mengenakan sneakers atau sepatudatar, kaki diposisikan netral di mana tulang-tulang pergelangan kaki beradadi bawah tulang kaki bagian bawah, sehingga menciptakan kondisi lebihstabil dan kemungkinan mengalami cedera bisa lebih rendah.

Bahaya keempat, sepatu hak tinggi juga dapat mengubah caraberjalan seseorang, selain akan merusak ligamen dan saraf yangberujung pada masalah pada kaki dan punggung. Perubahan dipergelangan kaki menyebabkan otot-otot di kaki bagian atas kehi-langan efisiensi dan kekuatan. Hal ini juga dapat mengubah bebantulang di dalam dan sekitar lutut sehingga dapat menyebabkancedera.

Kendati begitu, ada beberapa cara untuk meminimalkanrisiko cedera dan Turner merekomendasikan kombinasi pe-regangan dan kekuatan serta pelatihan keseimbangan,demikian laman Universitas North Carolina (UNC), Char-lotte. (tempo/*isw)