majalah kedokteran tropis indonesia volume 18 nomor 3...

19
Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007 1

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    1

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    2

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    3

    DISTRIBUSI HIDROKARBON DAN PENGARUH UMUR LALAT DALAM

    DETEKSI FEROMON SEKS Musca domestica (HYDROCARBONS DISRIBUTION AND EFFECT OF FLIES AGE IN SEX

    PHEROMONE OF Musca domestica DETECTION)

    Poedji Hastutiek* Loeki E. Fitri **

    * Departemen Parasitologi FKH Unair, Surabaya

    ** Departemen Parasitologi FK Unibraw, Malang

    ABSTRACT

    Epicuticular and internal hydrocarbons in the adult housefly, Musca domestica

    increased dramatically in relation to sexual maturation. Internal hydrocarbons found in

    hemolymph, ovaries, digestive tract, fat body and carcas. The female housefly

    pheromone (Z)-9-tricosene that almost contain hydrocarbon, presence in larger amount

    in hemolymph and carcas than other tissue. The amount of (Z)-9-tricosene in female

    housefly increase from day-2 until day-6 and compensated by a concomitant decrease in

    amount of (Z)-9-heptacosene. The C23 epoxide and ketone only appear in female after

    inducing of (Z)-9-tricosene production, and are only abundant in epicuticular. In female

    M. domestica’s fractination with SDS-PAGE 12 %, it has been found six protein

    bands, each of them was 70,3 kDa; 63 kDa; 52,6 kDa; 30 kDa; 25,2 kDa and 22,7

    kDa. Protein band 70,3 kDa might be a pheromone sex of female M. domestica.

    Keywords : Musca domestica, epicuticular hydrocarbons, internal hydrocarbons,

    (Z)-9-tricosene, (Z)-9-heptacosene.

    PENDAHULUAN

    Pematangan insekta dewasa ditandai dengan tanda visual dan kimia (Adams et al.,

    1995). Hampir semua insekta mempunyai sejumlah hidrokarbon pada permukaan

    tubuhnya yang lebih dikenal sebagai hidrokarbon epikutikula. Hidrokarbon lain yang

    juga ada pada insekta adalah hidrokarbon internal, keduanya memiliki struktur yang

    mirip pada seluruh insekta (Blomquist et al., 1998).

    Hidrokarbon diproduksi oleh sel khusus yang disebut sel oenocytes yang

    berhubungan dengan sel epidermis (Diel., 1975). Hidrokarbon ditransportasikan melalui

    hemolimpa oleh lemak tubuh (lipophorin) dentitas tinggi dari sel epidermis untuk

    didistribusikan pada beberapa jaringan dan permukaan tubuh (Chino, 1985). Lipophorin

    memiliki fungsi membawa bermacam komponen lipofilik termasuk feromon seks (Pho

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    4

    et al., 1996). Hidrokarbon rantai panjang juga diidentifikasi dari hemolimpa dan

    permukaan kulit (Subchev dan Jurenka, 2001).

    Musca domestica dewasa memanfaatkan hidrokarbon atau derivatnya untuk

    fungsi khusus sebagai komponen komunikasi kimia dan perlindungan terhadap

    kekeringan (Schal et al., 1998).

    Pada lalat rumah betina, ecdysteroid dalam ovarium memproduksi hidrokarbon

    seperti (Z)-9-tricosene (muscalure, Z9-C23:1), sedangkan lalat rumah jantan mengandung

    banyak (Z)-9-heptacosene (Z9-C27:1) (Uebel et al., 1976), keduanya sebagai komponen

    utama feromon seks (Carlson et al., 1971 ; Adams et al., 1984). Feromon seks pada lalat

    rumah betina selain terdiri atas (Z)-9- tricosene (Carlson et al., 1971), juga cis-9,10-

    epoxitricosene, (Z)-14-tricosene-10-one (Uebel et al., 1978) dan komplek campuran

    metilalkana (Uebel et al., 1976 ; Nelson et al., 1981) dengan panjang rantai antara 28-30

    yang berfungsi untuk memfasilitasi respon seksual lalat rumah jantan (Uebel et al., 1976,

    1978 ; Adams dan Holt, 1987 ; Adams et al., 1995). (Z)-9-tricosene membuat daya tarik

    lalat rumah betina pada jantan dan merupakan faktor kunci pada proses reproduksi

    beberapa spesies diptera (Uebel et al., 1976, 1978).

    Pada M. domestica, feromon seks (Z)-9-tricosene diproduksi oleh betina

    vittelogenik, sekitar 2 hari setelah ekslosi (Dillwith et al., 1983), setelah itu jumlah (Z)-

    9-tricosene meningkat tajam serta diikuti penimbunan pada epikutikula (Adams et al.,

    1995). Pemanfaatan hidrokarbon atau derivatnya pada epikutikula dan internal oleh

    M. domestica untuk komunikasi dengam lawanjenisnya, menarik dilakukan diidentifikasi

    dengan tujuan jangka panjang melakukan isolasi dan eliminasi bahan tersebut untuk

    menurunkan populasi lalat.

    PERMASALAHAN

    Dari latar belakang tersebut di atas, ingin diketahui tentang :

    1.Hidrokarbon apa saja yang diproduksi serta distribusinya dalam tubuh M. domestica

    jantan dan betina ?.

    2.Bagaimanakah hubungan antara produksi hidrokarbon pada M. domestica dengan

    umur ?.

    3. Bagaimana profil feromon seks pada M. domestica betina ?

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    5

    PEMBAHASAN

    Mulai tahun 1971 telah banyak penelitian dilakukan untuk mengungkapkan efek

    spesifik dari bermacam-macam bahan kimia yang terdapat pada epikutikula lalat betina

    (Carlson et al., 1971). Pada epikutikula lalat M. domestica terdapat hidrokarbon yang

    berperan penting dalam pemilihan pasangan dengan cara komunikasi kimia. Pada lalat

    betina, zat kimia yang dapat mempengaruhi tingkah laku lalat jantan, diidentifikasi

    sebagai (Z)-9-tricosene (Noorman dan Otter 2001).

    Feromon seks lalat betina tersusun atas dua unsur utama yaitu, hidrokarbon dan

    non hidrokarbon. Hidrokarbon terdiri dari (Z)-9-tricosene, (E)-9-tricosene, n-alkana dan

    metil alkana serta substansi lainnya dalam jumlah kecil. Non hidrokarbon mengandung

    zat pengenal antar individu dalam satu spesies dan bahan penyusunnya belum diketahui

    dengan jelas. (Z)-9 tricosene dipercaya sebagai bahan utama yang dapat menarik lalat

    jantan untuk melakukan perkawinan. Metil alkana banyak terdapat pada lalat betina,

    berperan memperpanjang lama kontak antara lalat jantan dan betina sehingga ikut

    menunjang keberhasilan perkawinan (Noorman dan Otter 2001).

    Lalat jantan juga memproduksi feromon seks pada epikutikulanya dengan bahan

    penyusun yang berbeda dari lalat betina, yaitu (Z)-9-heptacosene. (Z)-9-heptacosene

    juga diproduksi oleh lalat betina tapi jumlahnya kecil, sedangkan pada lalat jantan (Z)-9-

    heptacosene merupakan komponen utama dalam hidrokarbonnya dan berperan dalam

    menarik betina dalam proses perkawinan. Zat ini tidak diproduksi dalam jumlah yang

    terlalu besar seperti (Z)-9-tricosene pada lalat betina sehingga daya tariknya terhadap

    lalat betina tidak sekuat daya tarik (Z)-9-tricosene terhadap lalat jantan (Noorman dan

    Otter, 2001).

    Distribusi Hidrokarbon pada Musca domestica

    Menurut distribusiya, hidrokarbon pada M. domestica ada di dua lokasi yaitu :

    hidrokarbon pada epikutikula (eksternal) dan hidrokarbon pada jaringan internal.

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    6

    1. Hidrokarbon Epikutikula

    Oenocyte Epidermal cel Receptor cel Dermal gland

    Gambar 1. Struktur Sel Epidermal Insekta

    Hidrokarbon epikutikula yaitu hidrokarbon yang ada pada lapisan tipis dari

    kutikula M. domestica. Struktur sel epidermal insekta pada Gambar 1. Hidrokarbon

    epikutikula bertambah secara signifikan bila lalat rumah betina matang seksual. Pada

    M. domestica betina yang baru ekslosi hanya mengandung 2.3 ± 0.2 µg (n=5) (Z)-9-

    tricosene pada epikutikulanya. Jumlah tersebut akan terus bertambah bila lalat rumah

    betina berganti kulit hingga mencapai angka tertinggi pada hari ke 6 yaitu sebesar 16.2 ±

    2.0 % dari total hidrokarbon (Ahmad et al., 1989 ; Mpuru et al., 2001). Sebaliknya (Z)-9-

    heptacosene sebesar yaitu 23.2 ± 2.0 % dari total hidrokarbon epikutikula pada hari

    kedua dan berkurang menjadi 5.4 ± 2.5 % pada hari keenam (Gambar 2) (Schal et al.,

    2001).

    Epicuticle

    Endocuticle

    Mesocuticle

    Endocuticle

    Epidermis

    Basemant

    membrane

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    7

    Gambar 2. Total Ion Gas Chromatogram Hidrokarbon yang Diekstraksi dari Epikutikula

    M. domestica Betina Berumur 0-6 Hari (Schal et al., 2001).

    Pada M. domestica jantan umur enam hari, (Z)-9-heptacosene hanya sedikit

    dideteksi pada epikutikulanya (< 5 µg, 0.03 % dari total hidrokarbon). Lalat rumah jantan

    yang baru ekslosi mengandung 5.9 ± 0.1 µg (n=5) (Z)-heptacosene, jumlah tersebut

    akan bertambah secara signifikan setelah lalat berganti kulit hingga mencapai angka

    tertinggi pada hari ke 6 yaitu sebesar 44.8 ± 0.3 % dari total hidrokarbon epikutikula

    (Schal et al., 2001).

    Pada lalat rumah, feromon seks diproduksi pada saat berumur 2 hari (Dillwith et

    al., 1983), keadaan ini menyebabkan perubahan dinamis pada pola akumulasi

    hidrokarbon pada lalat rumah dewasa. Nelson et al., (1981) memperoleh 1,2 µg (Z)-

    heptacosene dari hasil ekstraksi hidrokarbon epikutikula lalat rumah betina berumur 4

    hari, Dillwith dan Blomquist (1982) menemukan 4 µg (Z)-9-tricosene pada lalat betina

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    8

    berumur 5 hari, Dillwith et al., (1983) menemukan sebesar 1,5 µg pada lalat betina

    berumur 2 hari, Ahmad et al., (1989) menemukan > 1 µg (Z)-9-tricosene pada lalat

    betina berumur 6 hari, sedangkan Mpuru et al., (2001) memperoleh 3.46 µg (Z)-9-

    tricosene lalat betina berumur 6 hari.

    Pada hidrokarbon epikutikula lalat rumah betina menunjukkan peningkatan (Z)-

    9-heptacosene sampai hari ke-2, kemudian menurun tajam seiring bertambahnya (Z)-9-

    tricosene. Pada hari ke-6, (Z)-9-tricosene berjumlah 16,2 % dari total hidrokarbon

    epikutikula (Schal et al., 2001). Pada lalat rumah jantan berumur 6 hari ditemukan

    sejumlah kecil (Z)-9-tricosene, hanya 13,2 µg pada hidrokarbon epikutikulanya (Nelson

    et al., 1981).

    2. Hidrokarbon Internal dan Distribusinya dalam Jaringan

    Pada lalat rumah betina sintesis (Z)-9-tricosene terjadi dalam sel oenocytes

    (epidermis) yang terjadi 2 hari setelah lalat dewasa, hasil sintesis hidrokarbon akan

    disekresi terlebih dahulu dalam hemolimpa, pada hari keenam (Z)-9-tricosene akan

    menjadi komponen utama di hemolimpa kemudian akan didistribusikan menuju lokasi

    penimbunan pada permukaan kutikula (Schal et al., 2001).

    Hidrokarbon ditemukan pada bermacam-macam jaringan internal. Proporsi dari

    hidrokarbon yang muncul pada jaringan tampak berbeda, hal ini disebabkan adanya

    mekanisme aktif yang secara selektif mengantarkan hidrokarbon dari tempat diproduksi

    menuju jaringan tersebut (Schal et al., 2001).

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    9

    Tabel 1. Distribusi Hidrokarbon pada Beberapa Jaringan Tubuh M. domestica Betina

    dan Jantan berumur 6 Hari

    Female Male

    Tissue

    (Z)-9-tricosene (Z)-9-heptacosene Total (Z)-9-tricosene (Z)-9-heptacosene Total

    Hydrocarbon Hydrocarbon

    Epicuticle 3.46 ± 0.57 1.17 ± 0.57 21.24 ± 2.91 0.005 ± 0.001 5.91 ± 0.12 13.18 ± 0.24

    Total Internal 5.56 ± 0.34 0.85 ± 0.21 24.41 ± 0.59 0.013 ± 0.003 2.99 ± 0.32 8.01 ± 1.19

    Hemolymh 1.24 ± 0.40 0.21 ± 0.11 4.74 ± 0.98 0.002 ± 0.000 0.74 ± 0.16 1.07 ± 0.28

    Ovaries 0.15 ± 0.02 0.04 ± 0.01 3.66 ± 0.20 N/A N/A N/A Digestive Trac 0.25 ± 0.02 0.14 ± 0.04 2.63 ± 0.13 N/D N/D N/D

    Fat Body 0.60 ± 0.18 0.04 ± 0.01 3.16 ± 0.33 N/D N/D N/D

    Rest of Body 3.32 ± 0.49 0.42 ± 0.21 10.18 ± 0.65 0.010 ± 0.003 2.24 ± 0.31 6.94 ± 1.28

    Keterangan : n = 5 (lalat betina dan jantan) ; Hidrokarbon (µg)

    N/A = not aplicable ; N/D = not done. (Schal et al., 2001).

    Pada saat lalat rumah dewasa, jumlah hidrokarbon internal baik pada jantan

    maupun betina meningkat pesat. Ahmad et al., (1989), menunjukkan bahwa jumlah (Z)-

    9-tricosene pada hidrokarbon internal selalu lebih besar daripada hidrokarbon

    epikutikula. Pada lalat betina berumur enam hari ditemukan 10 µg pada internal dan

    hanya 1-2 µg pada epikutikula, sedangkan Schal et al., (2001) ) menemukan (Z)-9-

    tricosene lalat rumah betina pada hari keenam memiliki hidrokarbon internal dan

    epikutikula yaitu sebesar 5.56 dan 3.46 µg (Tabel 1 ; Gambar 2 dan 4) (Schal et al.,

    2001).

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    10

    Gambar 3. Total Ion Gas Chromatogram Hidrokarbon Internal yang Diekstraksi dari

    M. domestica Betina Berumur 0-6 Hari (Schal et al., 2001).

    Lalat rumah betina umur enam hari mengandung 1.24 µg (Z)-9-tricosene atau 24

    % dari 4.78 µg total hidrokarbon pada hemolimpa. Hidrokarbon juga diperoleh dari

    ovarium, tetapi yang menarik (Z)-9-tricosene hanya didapatkan sebesar 4.1 ± 0.4 %

    angka presentase ini lebih rendah dibandingkan pada jaringan lain yaitu sebesar 9.6;

    16.7;dan 32.0 % pada saluran pencernaan, lemak tubuh dan karkas (Gambar 4 dan Tabel

    1). (Z)-9-tricosene dalam karkas dan hemolimpa jumlahnya besar dan sedikit pada

    jaringan lainnya (Gambar 2 dan 4) (Schal et al., 2001).

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    11

    Gambar 4. Gas Chromatogram (FID) Hidrokarbon yang Diekstraksi dari Epikutikula dan

    Beberapa Jaringan M. domestica Betina Berumur 6 Hari (Schal et al., 2001).

    Hidrokarbon internal yang ada di hemolimpa sebesar 19.6 %, diduga hidrokarbon

    tersebut memiliki peranan fisiologis yang cukup penting pada jaringan internal, dalam

    fungsi sebagai penjaga keseimbangan air dan sebagai semiotika pada permukaan

    kutikula. (Schal et al ., 2001).

    Pada lalat rumah betina umur enam hari, ovarium mengandung hidrokarbon

    sebanyak 3.66 µg yang digunakan sebagai cadangan makanan pada masa telur dan

    embrio. Jumlah (Z)-9-tricosene dari hidrokarbon pada ovarium lebih rendah (4.1 % dari

    total hidrokarbon ovarium) apabila dibandingkan dengan di epikutikula (16.9 %) dan

    hemolimpa (24.0 %), sedang dalam karkas mengandung proporsi paling besar (32,0 %)

    (Tabel 1) (Schal et al., 2001).

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    12

    Pada lalat rumah betina, 24 % dari hidrokarbon internal mengandung (Z)-9-

    tricosene sedang pada hidrokarbon epikutikula, (Z)-9-tricosene sebesar 16.9 %

    (P

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    13

    dengan meningkatnya jumlah (Z)-9-tricosene pada hidrokarbon epikutikula. (Z)-14-

    tricosene-10-one tidak ada pada hidrokarbon internal, tetapi muncul pada hidrokarbon

    epikutikula dalam jumlah sedikit saat lalat umur 72 jam dan meningkat hingga berumur

    144 jam (Mpuru et al., 2001).

    Peningkatan tajam (Z)-9-tricosene (Gambar 5) lalat rumah betina setelah berumur

    48 jam diimbangi adanya penurunan tajam dari (Z)-9-heptacosene, baik pada hidrokarbon

    internal maupun hidrokarbon epikutikula. Berbeda dengan lalat rumah betina, pada lalat

    jantan, (Z)-9-heptacosene meningkat dari level terendah pada awal ekslosi, kemudian

    menjadi komponen utama pada saat lalat jantan berumur 36 jam, baik pada hidrokarbon

    internal maupun epikutikula (Gambar 6) (Mpuru et al., 2001).

    Gambar 5. Proporsi (Z)-9 tricosene dan (Z)-14-tricosene 10-one dalam Hidrokarbon Internal dan Epikutikula M. domestica Betina pada Umur yang Berbeda

    (Mpuru et al., 2001).

    (Z)-9-heptacosene pada hidrokarbon internal dan epikutikula lebih dominan pada

    lalat rumah jantan dan betina sebelum vitellogenesis (Gambar 6), sedangkan (Z)-9-

    tricosene lebih dominan pada betina vitellogenik (Gambar 5 ) (Mpuru et al., 2001).

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    14

    Gambar 6. Proporsi n-heptacosene dan (Z)-9-heptacosene Hidrokarbon Internal (A) dan Epikutikula (B) M. domestica Jantan dan Betina pada Umur yang

    Berbeda (Mpuru et al., 2001).

    Perbedaan lalat rumah jantan dan betina dalam memproduksi hidrokarbon terjadi

    pada tahap awal ekslosi. Pada saat lalat berumur kurang dari 1 hari tampak perbedaan

    komposisi hidrokarbon internal dan epikutikula, hal tersebut menandakan bahwa kontrol

    produksi hidrokarbon dimulai pada tahap previtellogenesis. Hal tersebut mengindikasikan

    bahwa corpora allata dan hormon juvenil memainkan peran tidak langsung pada

    pematangan ovarium dan penerimaan rangsangan seksual pada diptera (Trabalon et al.,

    1987), sedangkan ecdysteroid memainkan peranan penting pada regulasi produksi

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    15

    feromon dari hari ke-2 hingga hari ke-4 pada M. domestica betina (Blomquist et al., 1992

    ; Adams et al., 1995).

    Profil Feromon Seks Musca domestica Betina

    Upaya untuk mendapatkan feromon seks telah dilakukan oleh Hastutiek et al.,

    (2007), dengan melakukan fraksinasi whole Body M. domestica betina umur empat hari

    dengan Sodium Dodecyl Sulfate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) 12 %,

    didapatkan enam pita ’protein’ dengan berat molekul (BM) masing-masing sebesar 70,3

    kDa; 63 kDa; 52,6 kDa; 30 kDa; 25,2 kDa dan 22,7 kDa (Gambar 7).

    M WPMD

    Gambar 1. Hasil fraksinasi whole protein M. domestica betina dewasa

    dengan SDS Page (M= protein marker,

    WPMD= whole protein M. domestica betina dewasa)

    66

    31

    21,5

    kDa

    70,3

    kDa

    70,3

    63

    52,6

    3025,2

    22,7

    Keenam pita ’protein’ tersebut kemudian dilakukan pemurnian menggunakan

    kolum kromatografi dengan sephadex dan diperoleh lima kelompok ’protein’ (Gambar

    8).

    Gambar 7. Hasil fraksinasi Whole Body M. domestica Betina dengan SDS-PAGE

    12 % Menggunakan Silver Stain (Hastutiek et al., 2007)

    M=protein marker, WPM= Whole Body M. domestica betina)

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    16

    M PI PII PIII PIV PV

    66

    31

    21,5

    kDa

    70,3

    63

    52,6

    30

    25,222,7

    kDa

    Gambar 2. Hasil Fraksinasi Kelompok protein M. domestica betina dewasa hasil

    Kromatografi Kolum (M= protein marker, PI= kelompok protein 1,

    PII= kelompok protein2, PIII= kelompok protein 3, PIV= kelompok

    protein 4 dan PV= kelompok protein 5)

    Pada uji laboratorium, kelompok ‘protein’ 5 (PV) yang hanya mengandung

    ‘protein’ tunggal (70,3 kDa) mampu menarik lalat jantan, hal ini tidak berbeda dengan

    kelompok ‘protein’ PI, PII, PIII dan PIV yang mengandung ’protein’ dengan BM

    sama (70,3 kDa). Lalat M. domestica jantan digunakan untuk pengujian sampel kelompok

    ‘protein’ ini dengan harapan lalat hanya tertarik pada ‘protein’ feromon seks (Z)-9-

    tricosene dan bukan ‘protein’ lain. Pada uji laboratorium, di dalam kurungan uji coba

    juga dilepaskan lalat genus lain yaitu Chrysomia megacephala. Hasilnya lalat tersebut

    tidak hinggap pada sampel kelompok ‘protein’ perlakuan. Menunjukkan bahwa ‘protein’

    Gambar 8. Hasil Fraksinasi Kelompok ‘Protein’ M. domestica Betina dengan Kolum

    Kromatografi (Hastutiek et al., 2007).

    Keterangan : M = protein marker,

    PI= mengandung ‘protein’ dengan BM 70,3 kDa; 63 kDa; 52,6 kDa; 30 kDa; 25,2 kDa, 22,7 kDa,

    PII= mengandung ‘protein’ dengan BM 70,3 kDa; 63 kDa; 52,6 kDa; 30 kDa,

    PIII = mengandung ‘protein’ dengan BM 70,3 kDa; 63 kDa; 52,6 kDa,

    PIV = mengandung ‘protein’ dengan BM 70,3 kDa; 63 kDa.

    PV = mengandung ‘protein’ dengan BM 70,3 kDa.

    PIV = kelompok ‘protein’ 4 dan PV = kelompok protein’ 5.

    (Sumber : Hastutiek et al, 2007).

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    17

    paparan yang diberikan dalam kurungan coba tidak menarik lalat dari genus lain sehingga

    dapat dipastikan bahwa sampel ‘protein’ tersebut adalah feromon seks (Z)-9-

    tricosene M. domestica betina (Hastutiek et al., 2007).

    Uji lapangan dilakukan pada kandang ayam peternakan rakyat untuk memperkuat

    hasil uji laboratorium. Hasil analisis terhadap lalat rumah yang hinggap pada masing-

    masing kelompok ‘protein’ diperoleh semua lalat berjenis kelamin jantan. Hasil tersebut

    menguatkan bahwa kelompok ‘protein’ perlakuan dengan berat molekul 70,3 kDa

    adalah feromon seks (Z)-9-tricosene M. domestica betina (Hastutiek et al., 2007).

    Berat molekul feromon seks M. domestica betina (Muscalure ® = Z-9-tricosene)

    sebesar 322,6 kDa, sedang penelitian yang telah dilakukan Hastutiek et al., (2007) pita

    ‘protein’ yang diperoleh sebesar 70,3 kDa, kemungkinan pita ‘protein’ tersebut

    merupakan fragmentasi dari pita ‘protein’ dengan berat 322,6 kDa karena telah

    mampu menarik datangnya lalat M. domestica jantan (Hastutiek et al., 2007).

    KESIMPULAN

    1. Hidrokarbon pada M. domestica terdiri atas (Z)-9-tricosene dan (Z)-9-heptacosene

    sebagai komponen utama feromon seks.

    2. (Z)-9-tricosene pada hidrokarbon epikutikula M. Domestica betina mulai

    terdeteksi umur dua hari dan meningkat sampai umur enam hari, (Z)-9-tricosene

    dalam karkas dan hemolimpa jumlahnya lebih besar dibanding dalam ovarium,

    saluran pencernaan dan lemak tubuh .

    3. (Z)-9-heptacosene pada hidrokarbon epikutikula M. domestica jantan terdeteksi

    pada lalat setelah mengalami ekslosi dan mencapai jumlah tertinggi pada umur

    enam hari, distribusi (Z)-9-heptacosene terbanyak adalah pada hemolimpa sebesar

    74,3 %.

    4. Hasil fraksinasi whole protein M. domestica betina dengan SDS PAGE,

    didapatkan enam pita protein dengan berat molekul masing-masing sebesar 70,3

    kDa; 63 kDa; 52,6 kDa; 30 kDa; 25,2 kDa dan 22,7 kDa. Pita protein dengan berat

    molekul 70,3 kDa kemungkinan adalah fragmentasi feromon seks (Z)-9-tricosene.

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Adams T.S., J.W. Dillwith and G.J. Blomquist. 1984. The role of 20-hydroxyecdysone in

    housefly sex pheromone biosynthesis. J. of Insect Physiol. 30 : 287-294.

    Adams T.S., D.R. Nelson and G.J. Blomquist. 1995. Effect of endocrine organs and

    hormones on (Z)-9-tricosene levels in the internal and external lipids of female

    housefly, Musca domestica. J. of Insect Physiol. 35 : 775-780.

    Ahmad, S., M.E. Mackay and G.J. Blomquist. 1989. Accumulation of the female sex

    pheromone and its transfer and metabolism in male housefly, Musca domestica

    L., during courtship and mating. J. of Insect Physiol. 35 : 775-780.

    Blomquist, G.J., T.S. Adams, P.P. Halanrkar, P.Gu, M.E. Mackay, L. Brown. 1992.

    Ecdysteroids induction of sex pheromone biosynthesis in the housefly, Musca

    domestica-Are other factors involved ? Insect Physiol. 38 : 309-318.

    Carlson, D.A., M.S. Mayer, D.L. Silhacek, J.D. James, M. Beroza and B.A. Bierl. 1971.

    Sex attractans pheromone of the housefly : Isolation, identification and synthesis.

    Scinces 174 : 76-78. [PubMed].

    Chino, H. 1985. Lipid transport : biochemistry of hemolymph lipophorin. In ; Kerkut,

    G.A., L.I., Gilbert, editors Comprehensive Insect Physiology, Biochemistry and

    Pharmacology. Oxford : Pergamons Press. Vol. 10 : 115-135.

    Diel, P.A.1975. Synthesis and release of hydrocarbons by the oenocytes of the desert

    locust, Schistocerca gregaria. J. Insect Physiol 21 : 1237-1246.

    Dillwith, J.W., and G.J. Blomquist. 1982. Site of sex pheromone biosynthesis in the

    female housefly, Musca domestica. Experientia. 38 : 471-473.

    Dillwith. J.W., T.S. Adams and G.J. Blomquist. 1983. Correlation of housefly sex

    pheromone production with ovarian development. J. of Insect Physiol. 29 : 377-

    386.

    Hastutiek, P., Mufasirin dan N.D.R. Lastuti. 2007. Identifikasi Protein Feromon Seks (Z)-

    9-tricosene pada Lalat Musca domestica Betina sebagai Bahan Attractans untuk

    Pengendalian Lalat Rumah. Simposium Nasional Parasitologi dan Penyakit

    Tropis di Denpasar-Bali, 24-25 Agustus 2007.

    Mpuru, S., G.J. Blomquist, C. Schal, M. Kuenzli, G. Dusticier, M. Roux and A.G.

    Bagneres. 2001. Effect of age and sex on the production of internal and External

    hydrocarbons and pheromones in the housefly, Musca domestica. Insect

    Biochemistry and Moleculer Biol. 31 : 139-155.

    Nelson, D.R., J.W. Dillwith and G.J. Blomquist. 1981. Cuticular hidrocarbons of

  • Majalah Kedokteran Tropis Indonesia Volume 18 Nomor 3 Nopember 2007

    19

    housefly, Musca domestica. Insect Biochemistry. 11 : 187-197.

    Noorman, N and C.J. Otter. 2001. The Effect of Laboratory Culturing on (Z)-9-

    tricosene (muscalure) Quantities on Female Housefly. Entomol. Experimentalis

    et applicata 101:69-80.

    Pho, D.B., M. Pennenec’h and M. Jallon. 1996. Purification of adult Drosophila

    melanogaster lipophorin and its role in hydrocarbon tranport. Arch. Insect

    Biochem. Physiol. 31 : 289-303.

    Schal, C., V.L. Sevala and R.T. Carde. 1998. Novel and highly specific transport of a

    volatile sex pheromone by hemolymph lipophorin in moths. Naturwissenchaften

    85 : 339-342.

    Schal, C., V. L. Sevala, M.de.L. Capurro, T.E. Snyder. G.J. Blomquist and A.G.

    Bagneres. 2001. Tissue distribution and lipophorin transport hydrocarbons

    and sex pheromones in the housefly, Musca domestica. J. of Insect Science. 1 :

    12-22.

    Subchev, M and R.A. Jurenka, 2001. Sex pheromone level in pheromone gland and

    identification of the pheromone and hydrocarbons in the hemolymph of the Moth

    Scoliopteryx libatrix L. (Lepidoptera : Noctuidae). Arch. of Insect Biochem and

    Physiol. 47 : 35-43.

    Trabalon, M., M. Chapman., J.C. Baehr and B. Mauchamp. 1987. In vitro bisynthesis of

    juvenile hormone III by the corpora allata of Calliphora vomitoria and the role in

    ovarian maturation and sexual receptivity. Experientia 43 : 1113-1115.

    Uebel, E.C., P.E. Sonnet and R.W. Miller. 1976. Housefly sex pheromone : Enhancement

    of mating strike activity by combination of (Z)-9-tricosene with branched

    saturated hydrocarbons. Environmental Entomol. 5 : 905-908.

    Uebel, E.C., M. Schwars, W.R., Lusby, R.W. Miller and P.E. Sonnet. 1978. Cuticular

    non hydrocarbons of female housefly and their evaluation as mating stimulant.

    Lloydia-The J. of Natural Products. 41 : 63-67.