majalah bali post edisi 50

52
Buat 12 Pulau, Keruk Pasir di Nusa Dua 50 | 11 - 17 Agustus 2014 RP 20.000

Upload: e-paper-kmb

Post on 02-Apr-2016

270 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah bali post edisi 50

Buat 12 Pulau, Keruk Pasir di Nusa Dua

50 | 11 - 17 Agustus 2014

RP 20.000

Page 2: Majalah bali post edisi 50
Page 3: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 3

D A F T A R I S I

KILAS BERITAl Longsor di India 150 Warga Dikhawatirkan Terperangkap 7LAPORAN UTAMAlBuat 12 Pulau, Keruk Pasir di Nusa Dua 8

lLombok Barat pun Menolak 10lSoal Reklamasi Denpasar Tegas Menolak, Badung Turut Aturan 11POLITIKlMenentang Kabinet Transaksional 12ADVERTORIALlFestival Budaya Pertanian Badung 14OPINIlMemelihara Identitas Destinasi Bali 16JAJAK PENDAPATlEvaluasi Program Pengentasan Kemiskinan 17PENDIDIKANlDongkrak Kualitas Pendidikan Jangan Lagi Ada Penyiasatan Anggaran 18MANCANEGARAlAsal Mula Konflik Israel Palestina 20

DAERAHlBantuan Warga Miskin Jadi Lahan Baru Korupsi 22KESEHATANlSakit Kuning, Problematik yang Mengintai 24LENSAlLibur Lebaran 26

OLAHRAGAl Penghancur Mimpi Juara Mercedes 28

KRIMINALlBos Toko Dirampok Mantan Sopir 32LINGKUNGANl10 Tahun ke Depan Ribuan Hektar Lahan Bopeng 36PARIWISATAlPertumbuhan Kamar Hotel di Bali Penuh Sesak 38

EVENTlMudik Bareng 40BUDAYAlAdu Gangsing Khas Buleleng 42TRADISIl”Usaba Sumbu” Menghadirkan Ida Batara Melalui Ritual ”Ngundangin” 44PROPERTIl Serap Arsitektur Luar Negeri 46GAYA HIDUPl Atasi Stres dengan Toleransi 48PROFILl Tantiarini Hidayati Inspiratif dan Penuh Semangat 50

Page 4: Majalah bali post edisi 50

4

11 - 17 Agustus 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara, Manik

Astajaya, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bali Menanti Jokowi

Wisata Pasar Senggol di Gianyar

Ironis sekali rasanya sedari dulu Kota Gianyar yang menjadi ibu kota kabupaten yang sangat ramai kiprahnya di bidang

pariwisata seperti di belahan barat daerah Gianyar (dari Ubud sampai Tampaksiring) namun Kota Gianyar sendiri sama sekali tidak berwajah kiprah wisata. Ada satu catatan yang barangkali menggugah para turis datang ke Gianyar. Setiap malam ada saja rombongan turis berkunjung ke pasar senggol Gianyar berbe-lanja kuliner/busana. Atau tidak bisakah Puri Gianyar dibuka untuk wisata karena Puri Gianyar masih merupakan puri yang asli sebagai peninggalan sejarah raja di Bali (seperti keraton Yogya) sehingga Balai Budaya Gianyar bisa ikut menunjang pariwisata. Tidak seperti sekarang kegiatan Balai Budaya tidak seperti namanya karena lebih banyak kegiatan seremoni-alnya ketimbang budayanya. Apakah memang tidak mungkin Kota Gianyar bisa menjadi kota tujuan wisata? Ke depannya barangkali menjadi kota dagang dan bukan kota budaya. Atau mungkin wisata pasar senggol Gianyar sebuah awal harapan yang kecil. Semoga Pemda Gianyar berkenan mencatat dan mengembangkannya.

Nyoman MandaBr. Teges Gianyar.

KPU secara resmi mengumumkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang pada pilpres kali ini. Ini pertama kali

pilpres yang begitu seru dan menguras banyak emosi dan energi. Tidak hanya di kedua kubu, tetapi masyarakat umum khususnya di sosial media. Tiap hari ada berbagai postingan yang membela maupun menyerang. Mari kita sudahi perbedaan itu dan kembali ke sila ke-3 Persatuan Indonesia. Bagi Bali kemenangan telak sampai 71 persen untuk pasangan nomor 2 di Bali menunjukkan mayoritas masyarakat Bali menaruh hara-pan besar pada mereka, khususnya Jokowi. Rekam jejak yang relatif bersih dan konsep kerja dan kerja dirasa sangat relevan untuk kebutuhan bangsa saat ini. Saya pribadi tentu berharap apa yang selama ini diperjuangkan di pusat misalnya masalah otsus (otonomi khusus) akan sedikit terbantu. Dan satu lagi yang sangat mendesak, masalah reklamasi Teluk Benoa. Saya pantau di sosial media, sebagian besar yang memilih nomor 2 memiliki harapan agar reklamasi tidak terjadi, dan mereka, termasuk saya, melihat pasangan inilah yang tepat untuk itu. Tentu kita berharap PDI-P sebagai pengusung utama menyam-paikan aspirasi ini ke beliau.

Made RimantaBr. Pande Abiansemal, Badung.

Page 5: Majalah bali post edisi 50

5

Page 6: Majalah bali post edisi 50

6

ANTREAN kendaraan arus mudik sebelum Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk cukup padat. Sejak Kamis (24/7), kendaraan yang masuk ke Gilimanuk tak pernah putus. Khususnya mobil pribadi dan sepeda motor. Kondisi tersebut masih berlangsung hingga Jumat pagi. Sejumlah pemudik meng-gunakan mobil harus ikut antrean rata-rata 10-12 jam. Mobil yang masuk Gilimanuk pukul 20.00 wita, baru masuk kapal pada Jumat (25/7) pukul 09.00 wita. Seperti yang dialami pemudik tujuan Banyuwangi, Ratih Susanti. Ia bersama satu keluarganya mengaku antre dari pukul 20.00 wita dan baru masuk areal pelabuhan Jumat pagi. “Syukur sudah mau masuk kapal ini, mau ke Banyuwangi saja susah,” terangnya saat ditemui saat antre di dermaga.

Dari pengamatan, antrean masih terjadi yang didominasi mobil pribadi, kendati mobil pribadi dipecah di tiga jalan di permukiman penduduk. Namun seluruh jalan itu dipenuhi mobil hingga masuk ke pelabuhan. Sedangkan di jalan nasional, yang digunakan untuk jalur truk juga dipadati truk dan bus. Antrean mobil pribadi dan truk berbaur mencapai Cekik,

Gilimanuk. Untuk memperlancar arus, sejumlah truk dan kendaraan barang dita-mpung di Jembatan Timbang Gilimanuk untuk sementara. Hal itu dilakukan guna mempermudah mobil pribadi dan sepeda motor masuk ke Gilimanuk.

Manajer Operasional Pelabuhan Gilimanuk, Wahyudi Susianto, men-gatakan kendaraan yang masuk cukup padat. ASDP mengoptimalkan kapal dan mempercepat bongkar muat. Pada H-3, kendaraan yang ke luar Bali mencapai 15 ribu. Dengan rincian 13.212 sepeda motor dan 5.181 roda empat.

l Surya Dharma

K I L A S B E R I T A

11 - 17 Agustus 20146

WARGA Desa Temukus, Kecamatan Banjar mendatangi kantor perbekel set-empat, Jumat (25/7). Kedatangan warga ke kantor perbekel, untuk mempertanya-kan status tanah pelaba pura di desa itu. Pasalnya, tanah tersebut konon, sudah menjadi hak milik pribadi. Warga datang ke kantor perbekel dengan mengendarai sepeda motor.

Mereka diterima oleh Perbekel Temu-kus, Made Karna didampingi Kapol-sek Banjar Kompol. Hendrik PB dan Danramil Banjar Kapten. Inf. Adwan. Dalam pertemuan tersebut terungkap, tanah yang dipertanyakan oleh warga luasnya diperkirakan tujuh are berlokasi di sebelah sebuah rumah makan. Tanah itu sebelumnya diketahui sebagai tanah negara bebas yang kemudian akan dijadi-kan tanah pelaba Pura Segera.

Untuk memperjelas status tanah terse-but, pihak desa pun memohon tanah itu sebagai aset desa. Namun, belakangan diketahui tanah tersebut justru sudah menjadi hak milik perorangan. Warga semakin tercengang setelah mengetahui tanah tersebut telah bersertifikat hak milik perorangan. Sertifikat itu terbit tanggal 4 November 2010 lalu.

Koordinator warga, Gede Artana mengatakan, kedatangannya ke kantor perbekel untuk meminta agar aparat desa dinas memfasilitasi pertemuan dengan pihak adat, sehingga mereka bisa menda-pat penjelasan yang rinci terkait dengan status tanah itu.

l Mudiartha

Warga Temukus PertanyakanStatus Tanah ’’Pelaba’’ Pura

MBP/mud

Mudik Lebaran, Antrean di Gilimanuk Capai 12 Jam

Page 7: Majalah bali post edisi 50

7

SEBANYAK tujuh pelajar di Karangasem, Kamis (24/7), berwisata dengan naik perahu ke tengah laut Tulamben. Mereka meminjam jukung tanpa mesin kepada nelayan setempat. Namun nahas, jukung yang ditumpangi pelajar tersebut terbalik, sekitar 50 meter dari bibir pantai.

Kejadian itu dibenarkan Kapolsek Kubu AKP Nengah Mulyadi seizin Kapolres Karangasem. Tiga korban tewas adalah I Gede Wawan (17) asal Beluhu Kangin dan I Wayan Junaka (17) serta Kadek Golo (17) keduanya dari banjar Tegal Panti Tulamben, Kubu, Karangasem. Sementara em-pat pemuda yang selamat adalah I Nengah Sudarma (18), Paing (14), Kadek Adi (15) dan I Gede Botak (14). Keempat-nya menyelamatkan diri ke pesisir dengan berenang. Saksi korban selamat Nengah Sudarma kepada polisi mengatakan, mereka berwisata laut di Tulamben dengan naik perahu nelayan. Mereka berangkat dari Pantai Batubelah Rubaya, Tulamben sekitar pukul 18.00.

Begitu berlayar sekitar 50 meter tiba-tiba perahu tanpa mesin itu diterjang ombak besar. Akibatnya perahu tak seimbang dan terbalik. Ketujuh pemuda itu pun terjebur ke tengah laut.

l Budana

Hujan lebat memicu terjadinya tanah longsor hebat yang men-gubur sebuah desa pedalaman di India Barat. Insiden yang

terjadi Rabu (30/7). Longsoran menerjang banyak rumah dan menjebak lebih dari 150 orang.

Sekitar 100 petugas penyelamat telah tiba di areal, namun hujan yang terus mengguyur dan akses jalan sangat rusak, menghambat upaya penyelamatan dan menghalangi mereka mencapai Ambegaon, sebuah desa di distrik Pune, negara bagian Maharashtra. Pejabat setempat mengatakan

bahwa para penduduk sudah berupaya sendiri untuk membersihkan tumpukan tanah longsor untuk mencari korban.

Alat-alat berat juga tengah dikerahkan ke tempat bencana dan jumlah pasti kor-ban masih belum diketahui karena baru sebagian kecil tumpukan lumpur yang dibersihkan. “Jumlah korban masih belum diketahui dan kami bekerja perlahan-lahan untuk menjamin mereka yang terperangkap bisa diselamatkan,” tutur seorang pejabat setempat, Saurav Rao kepada kantor berita Press Trust of India.

l Agustoni/ap

TOPAN Super Rammansun melanda kawasan Tiongkok. Aki-bat kejadian ini, sedikitnya 62 orang tewas. Puluhan lainnya dikabarkan hilang. Kementerian Urusan Masyarakat setempat me-nyebutkan, topan ini diperkirakan paling keras menerjang Tiongkok dalam empat dasa warsa. Topan ini menyebabkan angin puting beli-ung, hujan lebat dan juga banjir.

Topan ini juga membuat leb-ih dari 11 juta orang terkena

dampak kejadian ini, khususnya di Guangdong, Hainam, Yunnan dan Guangx. Kementerian setem-pat juga mengatakan, bencana ini mengakibatkan kerugian ekonomi secara langsung senilai 38,48 mil-iar yuan atau setara dengan 6,25 miliar dolar AS. Berbagai fasilitas publik juga mengalami kerusakan. Tercatat 862.000 orang telah men-gungsi dan 261.000 dinyatakan sangat membutuhkan bantuan.

l Agustoni/ant

Longsor di India

150 Warga Dikhawatirkan Terperangkap

MBP/afp

Perahu Terbalik di Tulamben, Tiga Tewas

Topan Super Rammansun Tewaskan 62 Orang

MBP/rtr

Page 8: Majalah bali post edisi 50

8

8 4 - 10 Agustus 2014

L A P O R A N U T A M A

Rencana reklamasi Teluk Benoa semakin menimbulkan kekha-watiran terjadi kerusakan. Tak hanya di Teluk Benoa dan seki-

tarnya, juga di kawasan lainnya. Sebab untuk mereklmasi Teluk Benoa seluas 810 hektar, memerlukan material seperti pasir puluhan juta ton. Pasir material itu akan didatangkan dari Pantai Sawangan Nusa Dua, Karangasem dan Sekotong di Lombok Barat.

Praktis pengerukan itu akan menim-bulkan kerusakan lingkungan di tempat lainnya. Geomorfologist Universitas Udayana, Drs. R. Suyarto, mengatakan, pengerukan pasir di tengah laut berpotensi timbulkan abrasi. Pasalnya, pengerukan menyebabkan tenaga hidro oceanografi menjadi lebih dinamis menghantam

pantai. Meski, tenaga hidro oceanografi juga bisa membawa material dari laut ke pantai.

Suyarto menambahkan, pengerukan pasir menyebabkan abrasi lantaran dina-mika gelombang dan arus bergerak lebih leluasa di tengah laut. Utamanya saat pasir dikeruk cukup dalam pada laut yang masih berhubungan dengan pantai. “Ka-takan ada arus ya arus lebih kenceng, ada gelombang ya juga lebih kenceng lagi, itu dampak langsung kalau mengeruk pasir. Sehingga dinamika oceanografi jadi lebih dinamis. Ditakutkan apabila tenaga laut itu sampai ke pantai biasanya menyebab-kan abrasi lebih kuat lagi,” lanjutnya.

Apa yang disampaikan Suyarto me-nanggapi rencana PT TWBI mengeruk pa-sir di Pantai Sangan, Nusa Dua. Dalam-

Buat 12 Pulau, Keruk Pasir di Nusa Dua

Page 9: Majalah bali post edisi 50

9

BEM se-Bal i menggelar demo menolak rekla-masi di Teluk

Benoa.

MBP/eka

proposal reklamasi Teluk Benoa yang te-lah dikirim ke Kementrian Perikanan dan Kelautan RI serta Pemprov Bali itu, dis-ebutkan luasan perairan Teluk Benoa yang akan direklamasi atau diuruk mencapai 810 hektar dari total luas perairan tersebut yakni 1.400 hektar. Proses reklamasi ini ditargetkan memakan waktu 34 bulan.

Dalam proposal setebal 58 halaman itu, secara terinci disebutkan, di atas lahan 810 hektar itu akan tersedia 40 penghijauan dan sisanya akan dilakukan pengembangan yang berfokus pada desti-nasi wisata dan kegiatan pendukung bisnis lainnya. Total investasi dari reklamasi dan pembangunan kegiatan bisnis di atas lahan hasil reklamasi tersebut disebutkan mencapai Rp 30 triliun.

Sementara menyangkut material rekla-masi berupa pasir, disebutkan akan diam-bil dari hasil pengerukan area pelabuhan yang mengalami pendangkalan dan dari pulau-pulau di sekitar lokasi reklamasi. Material pasir juga akan diambil dari pantai Sawangan Nusa Dua, Sekotong Lombok, sejumlah lokasi di Karangasem serta bekas material dredging pendalaman alur dan seabed di lokasi proyek Teluk Benoa.

Reklamasi Teluk Benoa oleh PT TWBI seluas 810 hektar, rupanya bu-kan dalam bentuk satu pulau. Dalam proposal reklamasi PT TWBI, lahan reklamasi itu dikapling menjadi 12 pulau dengan luasan bervariasi. Di atas pulau-pulau ini nantinya akan dibangun untuk pengembangan komersial seperti retail dan MICE, residensial dan komersial atau pengembangan gabungan, kegiatan rekreasi seperti taman rekreasi dan resort, residensial standard apartemen, vila dan vila di atas air, perkantoran, fasilitas umum dan lainnya.

Rencana investor membuat 12 pulau ini terungkap dalam Bab V proposal tersebut yang menyangkut gambaran umum pelak-sanaan reklamasi. Disebutkan, rencana pengerjaan reklamasi Teluk Benoa terdiri atas tiga bagian yaitu struktur pelindung pantai (shore protection), pengerukan (dreging) dan penimbunan reklamasi. Hasil penimbunan reklamasi ini nanti berbentuk pulau-pulau kecil yang mana pulau ini di beberapa posisi memerlukan pelindung pantai (shore protection). Se-mentara pelaksanaan penimbunan rekla-masi menggunakan sistem tanggul baik bersifat permanen maupun non-permanen

seperti sand bag.Disebutkan dalam proposal tersebut

tahap awal yang harus dilakukan adalah menghampar dan menyusun tanggul dulu hingga evaluasi tertentu mengelilingi lahan yang akan ditimbun. Baru dilanjut-kan dengan pengurugan material timbu-nan. Untuk mencegah berhamburannya butiran-butiran yang lebih halus (silt dan clay) maka diperlukan silt barricade yang mengelilingi pulau reklamasi sehingga butiran halus tersebut tidak mencemari lingkungan sekitarnya.

Sementara itu, proses pengambilan atau penghisapan material timbunan dari sea-bed menggunakan kapal keruk misalnya Trailing Suction Hooper Dredger. Lalu material yang sudah dihisap bercampur air diletakkan di palka kapal dan airnya akan dikeluarkan kembali menggunakan drainase palka kapal. Sementara itu pen-gurugan dilakukan dengan menggunakan barge atau disemprotkan langsung ke area reklamasi. Ini dilakukan terus menerus hingga elevasi timbunan di atas muka air lalu dilanjutkan dengan perataan dan pendataan area reklamasi.

l Pusat Data

Page 10: Majalah bali post edisi 50

10

11 - 17 Agustus 201410

L A P O R A N U T A M A

Dibandingkan Provinsi Bali dan Kabupaten Badung, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Lombok Barat tentu jauh lebih kecil. Namun ka-

bupaten yang ada di Pulau Lombok itu, tidak mau mengorbankan lingkungan demi men-ingkatkan PAD-nya. Buktinya, permintaan sebuah perusahan untuk membeli pasir laut di wilayah Lombok Barat langsung ditolak.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Lobar Budi Dharmajaya, Kamis kemarin, mengatakan, Pemkab Lombok Barat (Lo-bar) telah menolak permintaan perusahaan yang ingin membeli material berupa pasir di sekitar daerah Lobar untuk keperluan reklamasi Teluk Benoa, Bali. Penolakan ini dikarenakan melanggar Kepres nomor 2 tahun 2002 dan Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Lombok Barat.

Kepada wartawan Suara NTB (Kel-ompok Media Bali Post), Budi Dharma-jaya mengakui, pada awal tahun lalu ada permintaan salah satu perusahaan yang ia lupa namanya untuk membeli mate-rial pasir dalam jumlah besar. Material ini menurut rencana dipergunakan untuk rekalamasi Teluk Benoa, Bali.

“Memang ada salah satu perusahaan meminta membeli material pasir untuk reklamasi di Teluk Benoa Bali. Tetapi atas pertimbangan aturan (Kepres nomor 2 tahun 2002) dan RTRW, terutama sekali menyangkut lingkungan maka permintaan itu kita tolak,” tegas Budi.

Mantan Sekretaris Distamben ini men-erangkan, sebelum diputuskan permintaan

perusahaan tersebut ditolak, pihak Pemda dalam hal ini Distamben, BLH, Bapeda dan Dinas Kelautan Perikanan melakukan pertemuan untuk mengkaji masalah ini. Tim mengkaji dari berbagai sisi, termasuk aturan Kepres nomor 2 tahun 2002 tentang masalah tambang. Dalam aturan ini, gubernur, Bupati dan Wali Kota tidak diperbolehkan memberi izin mengambil pasir dari laut karena men-gancam kelestarian laut sendiri. Selanjutnya, dari segi RTRW juga tidak memungkinkan karena melanggar aturan. “Pemda tidak setuju karena masalah RTRW,” tukasnya.

Ia mengaku, pengajuan perusahaan itu saekitar bulan Februari – Maret. Perusahaan ini tidak hanya menawarkan ke Distemben, namun juga ke sejumlah dinas seperti BLH, DKP dan Bappeda.

Kepala BLH Lobar Mulyadin, S.H., M.H. menegaskan, Pemda telah menolak permintaan material pasir untuk reklamasi Teluk Benoa. Selain pertimbangan aturan dan RTRW juga karena kapasitas yang diperlukan tinggi mencapai 20 juta ton. “Kita mana mampu, sementara di lobar saja hanya galian C kapasitas kecil-kecil,” terangnya.

Sementara itu, Anggota Komisi III Adi Suharrmin menentang keras jika Pemda menjual material pasir ke Bali. Karena, jika dipaksakan memenuhi permintaan itu maka akan habis tenggelam Lobar. Apalagi kawasan Lobar kebanyakan wisata tirta. Jika pasirnya dikeruk, maka pesisir pantainya akan mengancam kawasan itu sendiri.

l Pusat Data

LombokBarat punMenolak

MBPt/eka

Pengerukan pasir laut untuk kepentingan reklamasi di Teluk Benoa dipredikasi akan membuat ancaman abrasi makin ganas. Tampak pesisir

patai di Bali tergerus abrasi.

Page 11: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 11

Penolakan reklamasi Teluk Benoa semakin masif. Tak hanya LSM yang tergabung dalam ForBali, juga desa adat, BEM se-Bali dan Forum Rektor. Mereka sepakat bahwa reklamasi Teluk Benoa akan merusak ekosistem, tatanan sosial masyarakat dan membuat Bali Sela-tan semakin krodit. Mereka juga sepakat, pembangunan kepariwisataan diarahkan ke Bali Utara atau Bali Timur untuk memeratakan ekonomi masyarakat. Lalu bagaimana tanggapan Pemerintah Kota Denpasar dan Badung yang mewilayahi Teluk Benoa. Bagaimana pula tanggapan Pemprov Bali soal itu?

Masifnya penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa ternyata disikapi tegas Wali Kota Denpasar. Dalam su-ratnya ke Kementerian Kelautan dan Perikanan, disebutkan bahwa reklamasi Teluk Benoa akan berdampak buruk pada masyarakat sekitar. Ketegasan sikap ini mendapat apresiasi dari Fraksi PDI Per-juangan DPRD Kota Denpasar.

Dalam surat pertimbangan Wali Kota Denpasar No. 500/2478/Ek tertanggal 4 Juli 2014 tersebut berisikan lima aspek, seperti legalitas, teknis, lingkungan, sosial budaya dan sosial ekonomi. Wali Kota menyampaikan pertimbangan kepada Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil atas permintaan pertimbangan izin lokasi reklamasi Teluk Benoa dengan su-rat nomor 600/KP3K/VI/2014 tertanggal 19 Juni 2014.

Dari segi aspek legalitas, Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra melihat kawasan Teluk Benoa berdampin-gan dengan Tahura Ngurah Rai. Berdasar-kan fungsinya, yang diizinkan oleh UU, Perda RTRWP, RTRW kabupaten/kota, dan peraturan pemerintah, hanya untuk pusat penelitian, pendidikan mangrove dan area pelabuhan Benoa. Rencana re-klamasi tersebut juga dinilai bertentangan dengan Perda RTRW, bila kawasan itu akan dijadikan destinasi wisata.

Aspek teknisnya juga demikian. Teluk Benoa memiliki fungsi strategis, karena menjadi muara sejumlah sungai besar di Denpasar. Selain itu, bila reklamasi ini

direalisasikan, maka akan terjadi peruba-han arus air laut secara signifikan dan berdampak abrasi di wilayah lainnya, termasuk pesisir Denpasar. Selain abrasi, ancaman rob juga semakin besar.

Sementara bila ditinjau dari aspek lingkungan, reklamasi ini akan mengubah bentang alam secara signifikan, seh-ingga mengganggu ekosistem dan biota di kawasan itu. Demikian pula dilihat dari kajian aspek sosial budaya, Teluk Benoa memiliki nilai yang suci. Karena Teluk Benoa menjadi muara bagi lima sungai (pandawa lima), sehingga sangat disucikan dan menjadi lokasi upacara segara kertih untuk menjaga keseimban-gan alam.

Sementara kajian aspek sosial ekono-mi, juga berdampak buruk terhadap masyarakat sekitarnya. Reklamasi se-cara otomatis juga menambah jumlah pendududuk, sehingga dikhawatirkan Denpasar akan menjadi overload atau daya dukung yang semakin berkurang. Terlebih, reklamsi ini bertentangan den-gan ekonomi kerakyatan.

Lalu bagiamana dengan sikap Pemprov Bali terkait reklamasi Teluk Benoa. Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Dewa Gede Mahendra Putra menegaskan pihaknya sudah memberikan pertimbangan ke pusat terkait rencana reklamasi di Teluk Benoa. Ada empat poin pertimbangan yang telah dilayangkan. Beberapa poin di antaranya mengenai aspek penghidupan dan kehidupan masyarakat dan aspek Tri Hita Karana. “Kami sudah memberikan pertimbangan, namun hingga sekarang belum ada jawaban dari pusat,’’ katanya, Kamis (31/7) kemarin.

Ia menjelaskan, pihak Kementerian Perikanan dan Kelautan RI mengirim surat ke Pemprov Bali meminta per-timbangan mengenai rencana reklamasi tersebut. Atas surat tersebut, Pemprov Bali memberikan pertimbangan. “Ya, kami masih menunggu jawaban dari pusat mengenai pertimbangan itu. Kami belum memberikan jawaban apa-apa (setuju atau tidak-red). Semua kewenangannya di pusat,’’ ucapnya.

Lalu bagaimana pula dengan sikap Pemkab Badung? Kabag Humas dan Protokol Setda Badung A.A. Gede Raka Yuda, mengungkapkan, pada prinsipnya Pemkab Badung khususnya Bupati Ba-dung menyikapi rencana reklamasi Teluk Benoa secara normatif. Dalam artian, prinsip-prinsip pengelolaan tata ruang di Badung disesuaikan dengan ketentuan tata ruang yang telah ada. Sebagai acuan, pemkab menggunakan dokumen tata ruang yang telah dimiliki, atau dalam hal ini Perda RTRW Badung.

“Sesuai prinsip-prinsip pemerintahan, kami akan taati produk hukum yang ada untuk melaksanakan pembangunan di Ba-dung. Pertimbangan Pak Bupati, kalau di Perda RTRW tidak diatur peruntukannya untuk itu (reklamasi, red), berarti Teluk Benoa tidak bisa rekomendasikan,” ujar Raka Yuda.

Dijelaskannya, Pemkab Badung hanya mengambil sikap dan tindakan sesuai ba-tas kewenangan yang ada. Jika memang di Perda RTRW Badung dinyatakan ka-wasan Teluk Benoa tidak sebagai kawasan konservasi, Pemkab Badung tidak bisa melawan aturan tersebut. “Perda RTRW dijadikan acuan atau payung hukum untuk mengawal pembangunan. Kalau tidak ada pemanfaatan itu dalam RTRW, kami tidak bisa rekomendasikan,” katanya.

Penjelasan dari Raka Yuda tersebut terkesan masih ngambang. Terlebih lagi dia tidak menjelaskan apakah di Perda RTRW Badung diatur bahwa Te-luk Benoa masuk kawasan konservasi sehingga tak boleh direklamasi. “Saya belum tahu pasti. Nanti akan saya tan-yakan,” ujarnya.

Sementara itu, jika merujuk pernyataan salah satu Ketua Pansus RDTR Badung I Wayan Suyasa, Teluk Benoa dalam Perda RTRW Badung masuk kawasan konser-vasi. Suyasa belum lama ini bahkan juga telah menegaskan, pihaknya tidak ingin ada lagi pihak-pihak maupun aturan yang berupaya mengutak-atik Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi.

l Pusat Data

Soal Reklamasi

Denpasar Tegas Menolak,Badung Turut Aturan

Page 12: Majalah bali post edisi 50

12

11 - 17 Agustus 201412

P O L I T I K

Gugatan terhadap hasil Pilpres 2014 masih bergulir di Mahkamah Konstiutusi (MK). Prabowo-Hatta men-gajukan sejumlah bukti dan dalil untuk ‘’menunda’’ kemenangan Jokowi-JK. Namun, gaung gugatan

Prabowo-Hatta di MK nyaris kalah dengan hembusan pem-bentukan kabinet Jokowi-JK. Bahkan, sejumlah nama telah diusulkan menduduki pos strategis dalam kabinet Presiden ke-7 RI ini.

Jika dicermati susunan kabinet telah menjadi perbincangan hangat di media. Beberapa nama bermunculan, tapi disanggah para petinggi partai koalisi pendukung presiden-wakil presi-den terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Bahkan, Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo menepis berita yang menyatakan bahwa nama-nama kandidat yang akan duduk di kabinet telah disusun Jokowi-JK. “Belum ada pembahasan soal kabinet,” ujarnya, singkat. Ia berdalih bahwa urusan pembentukan kabinet belum mendesak karena masih menunggu pelantikan. “Pelantikan saja belum,” tutur Tjahjo. Namun, ia tak menyanggah sedang ada perburuan untuk menggodok orang-orang yang tepat untuk masuk dalam kabinet pemerintahan yang baru.

Terkait dengan formasi kabinet, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso mengingatkan

pembagian pos menteri oleh Jokowi-JK nantinya bukan sebuah tradisi politik transaksional atau pembagian jatah. Pemilihan menteri berdasarkan kualitas dan secara profesional. Orientasi pembentukan kabinet harus menempatkan orang-orang yang kuat, kredibel, dan profesional.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan koalisi tanpa syarat adalah hal terbaik untuk pemerintahan ke depan. Ia mengaku tak ada masalah dengan partai yang masih di luar pengusung Jokowi-JK- yang akhir-akhir ini dikabarkan mulai merapat selama sesuai dengan visi dan misi koalisi pengusung.

Orang PartaiSementara itu, pakar psikologi politik dari Universitas

Indonesia Hamdi Moeloek berharap kabinet harus diisi orang-orang profesional yang memiliki kemampuan politik yang tinggi. Kalangan profesional yang layak dijadikan menteri tidak selalu harus berasal dari ketua umum partai.

Menurutnya profesional bisa dari parpol yang memiliki jabatan partai penting. Tapi tidak mesti orang yang punya sense of politic untuk jadi menteri berasal dari orang partai.

Ia mengatakan jika ada calon independen yang profesional di-

Menentang Kabinet Transaksional

Page 13: Majalah bali post edisi 50

Gubernur DKI yang juga presiden terpilih 2014-2019 Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Iriana (kanan) foto bersama dengan wapres terpilih Jusuf Kalla (kedua kiri) bersama Ibu Mufida Kalla

(kiri) di rumah dinas Gubernur DKI, Jakarta.

bidangnya dan memiliki kemampuan berpolitik yang baik, maka akan menjadi penyegaran dalam kabinet di Indonesia. ‘’Para menteri sebaiknya berasal dari kalangan partai politik karena dianggap memiliki kemampuan politik yang teruji. Kemampuan berpolitik dinilai penting karena para menteri nantinya akan berinteraksi dengan para anggota Dewan,’’ ujarnya.

Di lain pihak, Rektor Undiksha Singaraja Prof. Dr. Nyo-man Sudiana mengatakan presiden terpilih tentu sudah punya kreteria terkait calon pembantunya. Ia meyakini, kabinet dalam koalisi tanpa syarat kali ini bebas dari kepentingan transaksional jabatan. ‘’Untuk menjabarkan visi-misi, figur menteri harus memiliki komitmen sama dengan presiden dan wakilnya. Dalam konteks seperti ini, jabatan menteri tentunya tidak diputuskan berdasarkan kepentingan transaksional,’’ ujarnya.

Ia meyakini penunjukkan figur menteri tetap mengedepank-an kredibilitas dan loyalitas semasa perjuangan dalam Pilpres. Prof. Sudiana meyakini dari sekian banyak figur yang men-dukung Jokowi-JK saat pilpres, ada banyak orang profesional yang memiliki loyalitas sehingga layak dipilih menduduki jabatan menteri.

l Dira Arsana/Hardianto

13

Page 14: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201414

A D V E R T O R I A L

Penyelenggaraan Festival Budaya Pertanian (FBP) Kabupaten Badung selalu mendapat respons positif masyarakat. Oleh karenanya, tahun ini Pemkab Badung melakukan penyempur-naan program dan kegiatan FBP Badung ke-3 yang akan digelar di Jembatan Tu-kad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang pada 7 hingga 10 Agustus 2014 mendatang.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan I G.A.K. Sudaratmaja mengungkapkan, sebagai agenda tetap tahunan untuk kawasan Badung Utara, FBP digelar dalam rangka membangun citra Badung Utara dengan memanfaat-kan potensi pertanian dan keindahan alam kawasan Jembatan Tukad Bang-kung yang mulai diminati masyarakat. Di samping itu, kegiatan festival juga kental dengan spirit budaya pertanian, penciptaan market dan ekonomi kreatif berbasis sektor pertanian, sinergitas pertanian dengan pariwisata dan sebagai media dialog publik, pendidikan dan hiburan. Singkatnya, FBP merupakan media penguatan sinergitas pembangunan pertanian, budaya dan sektor pariwisata.

“FBP tahun ini juga diharapkan menjadi event agar masyarakat bisa cooling down berkaitan event nasional yakni pilpres yang sampai sekarang masih ada sejumlah permasalahan. Momennya tepat, ini kita jadikan momentum untuk menyejukkan situasi di masyarakat,” ujar Sudaratmaja didampingi Kabag Humas dan Protokol Setda Badung A.A. Gede Raka Yuda, dalam jumpa pers FBP di Bagus Agro Plaga, belum lama ini.

Dijelaskan Sudaratmaja, Pemkab Ba-dung melakukan penyempurnaan pada kegiatan FBP Badung 2014 berdasarkan aspirasi dan hasil evaluasi penyeleng-garaan sebelumnya. Penyempurnaan juga dilakukan mengingat adanya se-jumlah potensi pada penyelenggaraan FBP sebelumnya yang belum mampu dimaksimalkan. Penyempurnaan kegiatan diantaranya optimalisasi peran desa lokus (Pelaga dan Belok Sidan), penambahan nuansa pameran pertanian, optimalisasi peran sanggar kesenian lokal, opti-malisasi promosi ke perbatasan Bangli dan Tabanan, pengaturan waktu pawai pembukaan diperketat, pengaturan penga-manan pengunjung terutama saat pawai

pembukaan, pengaturan penempatan tenaga medis yang lebih menyebar dan penandatanganan MoU mendahului acara pembukaan. Lebih lanjut dijelaskannya, dari 2 kali penyelenggaraan sebelum-nya, FBP telah menuai respons positif masyarakat. Indikatornya antara lain banyaknya kerja sama dan transaksi bi-dang pertanian selama festival. Pada FBP 2013, total nominal transaksi mencapai Rp 6,4 miliar. Sementara di FBP 2014, hingga kemarin saja transaksi dibukukan mencapai Rp 2,5 miliar. “Itu belum saat penyelenggaraan festival nanti. Transaksi paling banyak terjadi saat festival. Namun terus terang tahun ini kami tidak ada target khusus, karena beberapa komoditas sudah laku duluan,” katanya.

Di sisi lain, jumlah peserta FBP 2014 juga meningkat. Selain dari kabupaten tetangga yakni Bangli, Tabanan dan Gianyar, di tahun 2014, provinsi atau kabupaten tetangga juga turut berparti-sipasi dalam FBP Badung seperti dari Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Pati, Kabupaten Sragen, Ka-bupaten Lombok Barat, Kota Malang dan Kota Batu. (adv)

Festival Budaya Pertanian BadungIGAK Sudaratmaja (paling kiri) saat jumpa pers Festival Budaya Pertanian Badung, belum lama ini.

Page 15: Majalah bali post edisi 50

E K O N O M I

11 - 17 Agustus 2014 15

ANGGUR hitam sempat menjadi pri-moda pertanian Buleleng. Anggur hitam ini bahkan merajai pasaran. Di wilayah Buleleng, tanaman ini dibudidayakan di Kecamatan Gerokgak, Seririt, dan Kecamatan Banjar. Namun, cerita ten-tang anggur hitam Buleleng kini tinggal kenangan. Petani bahkan telah membabat tanaman anggur mereka. Lahannya ada yang ditanami padi bahkan dijual untuk pembangunan ruko.

Petani mengaku, budi daya tanaman anggur hitam belakangan ini menga-lami hambatan serius. Petani terpaksa membabat kebun anggur mereka. Kon-disi ini terpaksa dilakukan, karena petani kesulitan modal untuk membeli pupuk dan obat-obatan yang harganya semakin mahal. Sementara, menyusul pembabatan kebun anggur tersebut, areal budi daya tanaman lokal Bali ini pun kian semakin berkurang.

Sisa-sisa budidaya anggur hitam bisa di temukan di Kecamatan Gerokgak, Seririt, dan Kecamatan Banjar. Hamparan kebun anggur di tiga daerah tersebut kini tidak lagi hijau, tetapi lahannya tampak mulai menyempit karena petani terpaksa mem-babat tanamannya.

Sebagai gantinya, lahan tersebut diolah untuk ditanami padi. Jika tidak ditanami padi, lahan kebun anggur dibabat karena

sudah dijual untuk disulap menjadi ban-gunan perumahan maupun rumah toko (ruko), dan sengaja dikaveling untuk dibanguni.

Petani terpaksa membabat tanaman anggur karena beberapa faktor. Salah satunya adalah petani kesulitan modal untuk pemeliharaan tanaman. Terutama harga pupuk dan obat-obatan yang terus melambung. Sementara, karakter tana-man anggur membutuhkan asupan pu-puk dan obat-obatan cukup tinggi. Atas kondisi ini, petani tidak mampu membeli karena modal yang tidak memadai, se-hingga petani mengambil jalan pintas dengan menjual kebun atau membabat tanaman dan menggantinya dengan tanaman lain.

Kepala Dinas Pertanian dan Peterna-kan (Kadistanak) Buleleng Nyoman Swa-tantra didampingi Kepala Bidang (Kabid) Produksi Hortikultura Gede Sebudi ketika dimintai konfirmasi tidak menampik jika pengembangan budi daya anggur hitam di daerahnya sedang mengalami hambatan serius.

Kata dia, budi daya yang membutuhkan modal tinggi menjadi salah satu pemicu sehingga petani terpaksa membabat tanamannya. Atas kondisi ini, Distanak telah memberikan pemahaman dan men-yarankan petani untuk mengembangkan

budi daya anggur dengan cara pertanian organik. Petani dituntut mengurangi pe-makaian pupuk dan obat-obatan kimia. Namun sayang, petani sangat sulit beralih menggunakan pupuk dan obat-obatan organik. “Petani kekurangan modal untuk membeli pupuk dan obat-obatan kimia. Kita menyarankan gunakan pupuk dan obat-obatan organik, tetapi belum bisa diikuti, karena mereka sudah tergantung dengan pupuk dan obat-obatan kimia,” katanya.

Selain karena modal, lanjut Swatantra, harga anggur setiap musimnya sifatnya berfluktuasi tinggi. Jika memasuki musim hari raya, harganya cukup mahal yakni mencapai Rp 15.000 tiap kilogram. Na-mun ketika harga mahal, namun produk-sinya terbatas karena usia buahnya belum cukup untuk dipanen. Sebaliknya, jika produksi membludak, permintaan minim, sehingga harganya pun anjlok. “Harga anggur berfluktuasi tinggi dan lebih ser-ing anjlok, sehingga petani menghentikan usaha taninya dan mengganti dengan komuditi yang lebih menguntungkan. Seperti padi dipilih karena dianggap har-ganya bagus dan modal yang dibutuhkan tidak sebesar untuk menanam anggur,” imbuhnya.

l Mudiarta

Kesulitan ModalPetani Babat Kebun Anggur

Areal budi daya anggur hitam

di Buleleng belakangan ini

kian berkurang. Satu pemicunya

adalah petani kesulitan modal

untuk memeli-hara tanaman. Petani memilih

membabat tana-man anggur.

MBP/Mudiarta

Page 16: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201416

O P I N I

Memelihara Identitas Destinasi BaliHingga saat ini, sebagian be-

sar wisatawan beranggapan bahwa berwisata ke Bali men-guntungkan. Hal ini sangat

dimungkinkan karena Pulau Bali tidak terlalu luas dan tempat-tempat wisata di Bali cukup banyak dan beraneka ragam. Pulau Bali juga masih dianggap memiliki daya tarik budaya yang membuat mereka untuk berlibur ke Bali. Alam Bali juga masih menjadi daya tarik yang hampir sama kuatnya dengan budaya Bali. Be-gitu juga dengan kuliner, sejarah Bali, dan harga-harga masih menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun daya tarik tersebut, belum sepenuhnya didukung oleh kualitas pelayanan yang baik. Tampaknya, pelayanan imigrasi menjadi permasalahan yang mestinya segera dapat diatasi. Buruknya kualitas pelayanan imi-grasi bisa saja disebabkan oleh lambatnya pembangunan bandara sehingga beberapa pelayanan belum dapat dilakukan dengan maksimal.

Hingga saat ini, Bali dianggap masih memiliki kekuatan sebagai destinasi bu-daya dengan semua manifestasinya. Bali juga masih memiliki kekuatan pencitraan sebagai destinasi yang nyaman untuk berlibur, dan juga masih dianggap memi-liki lingkungan sosial yang baik untuk berwisata. Namun sayangnya, destinasi Bali sudah tidak memiliki citra yang baik tentang lingkungan alamiah dan telah mengalami penurunan kualitas. Kondisi politik dan ekonomi di Bali juga dianggap kurang baik sebagai destinasi pariwisata internasional.

Berbagai permasalahan dapat meng-ganggu citra destinasi pariwisata Bali. Salah satunya adalah kondisi jalan raya yang krodit, kemacetan dapat merusak reputasi Pulau Bali. Terlalu banyak pun-gutan dibebankan kepada para wisatawan, namun pelayanan kepada wisatawan masih dianggap belum maksimal khususnya pe-layanan di kedatangan dan keberangkatan di Bandara Ngurah Rai Bali.

Beberapa wisatawan juga mengkha-watirkan bahwa pembangunan pariwisata Bali telah berada pada kondisi yang

terlalu kebarat-baratan. Para wisatawan melihat semakin banyak bangunan hotel dibangun namun tidak dengan menggu-nakan gaya budaya Bali sehingga tidak menarik lagi, padahal artsitektur Balilah yang justru menjadi daya tarik para wisatawan asing. Begitu halnya dengan fasilitas penunjang, dibangun tanpa mem-pertimbangkan kelayakan pengembangan wilayah. Misalnya pusat perbelanjaan, mall, dan pasar modern lainnya, sudah dianggap merusak keunikan pariwisata Bali. Sementara pusat-pusat informasi pariwisata amat langka, sehingga sulit untuk mendapatkan informasi. Banyak oknum petugas melakukan pungutan liar khususnya kepada para wisatawan. Menurut beberapa wisatawan, semakin banyak sampah di tempat-tempat wisata sehingga dapat mengganggu aktivitas para wisatawan.

Sesungguhnya, kita memerlukan sebuah langkah dan kebijakan baru ber-hubungan dengan pengelolaan kepari-wisataan. Segmentasi pasar wisata dengan wisatawan yang loyal terhadap Bali dapat ditingkatkan kualitasnya dengan berbagai

program jalinan kerjasama, kreasi, dan inovasi dari seluruh komponen pengelola pariwisata.

Strateginya adalah tetap memelihara keajegan identitas destinasi Bali yakni alam dan budaya, dan mengeluarkan ke-bijakan yang mampu mendorong kreasi destinasi berupa peningkatan kualitas pengelolaan destinasi yang berstandar internasional, beretika, dan berlandaskan tata kelola yang transparan dan jujur. Mestinya segera ada solusi untuk menga-tasi masalah sampah, baik sampah lokal maupun kiriman karena masalah sampah telah mengindikasikan bahwa wisatawan Australia sangat peduli dengan hal-hal yang berhubungan dengan (1) masalah sampah yang tidak dikelola dengan baik, (2) kemacetan lalu lintas, (3) pelayanan imigrasi yang kurang maksimal, (4) ban-yaknya pungutan liar oleh beberapa polisi, (5) pembangunan fasilitas pariwisata yang tidak bercirikan budaya Bali, dan (6) maraknya penggunakan bahan-bahan yang berasal dari plastik.

Jika ingin meningkatkan citra destinasi Bali, maka hal-hal yang dapat dikelola adalah yang berhubungan dengan kreasi destinasi yakni pelayanan biro perjalanan yang lebih transparan dan jujur dalam mempromosikan Bali, dan peningkatan kualitas pramuwisata (bukan hanya dari aspek bahasa saja) khususnya ber-hubungan dengan pengetahuan tentang lingkungan, sosial, dan politik. Sementara hal-hal lainnya yang dapat dikelola adalah memelihara keajegan identitas destinasi yang sebenarnya merupakan branding destinasi Bali. Branding destinasi pari-wisata Bali terindikasi dari faktor budaya, dan faktor alam Bali bukan pada tulisan atau slogan semata. Kedua faktor tersebut masih dianggap relevan dengan identitas Bali saat ini sehingga kelestarian dan pengembangannya mestinya dilakukan secara seimbang dan berkelanjutan.

Penulis, dosen Fakultas Ekonomika dan Humaniora Universitas Dhyana Pura, dan Kandidat Doktor Pariwisata pada Universitas Udayana Bali.

Oleh I Gusti Bagus Rai Utama, S.E., M.M.A., M.A.

Page 17: Majalah bali post edisi 50

Program pengentasan kemiskinan yang digulirkan pemerintah perlu dievaluasi. Sampai saat ini, se-jumlah program yang digulirkan

belum efektif mengatasi kemiskinan. Bahkan, ada kecenderungan jumlah KK miskin meningkat. Sejumlah program pe-merintah ternyata tak menyentuh kehidu-pan masyarakat miskin. Kucuran dana dalam pengentasan kemiskinan justru ada yang disunat. Selain itu, peningkatan pendapatan per kapita yang dirancang naik, tak serta merta membuat masyarakat Bali terangkat dari garis kemiskinan. Menyikapi begitu banyaknya krama Bali yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, Pusat Data Bali Post meng-gelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan untuk mengetahui persepsi publik terhadap kepedulian pemerintah dalam mengatasi kemiskinan. Jajak pendapat dilakukan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara via telepon. Berikut rangkumannya.

Ketika responden disodori pertanyaan; menurut Anda, apakah pemerintah daerah di Bali sudah maksimal menangani warga miskin? Merespons pertanyaan ini domi-nan responden menyatakan belum. Terda-pat 64 persen responden menilai program pengentasan kemiskinan belum meny-entuh sasaran. Program-program yang digulirkan bersifat bantuan fisik, sehingga tak membekali krama Bali dengan keter-ampilan. Pemerintah didesak melakukan evaluasi terhadap program-program pengentasan kemiskinan. Pemprov Bali juga diminta melibatkan pemerintah ka-bupaten/kota dalam melakukan pemetaan kemiskinan di Bali.

Selebihnya terdapat 28 persen respon-den yang menyatakan program mengatasi kemiskinan sudah berjalan. Buktinya, ada banyak program yang digulirkan ke masyarakat. Namun, dampak dari pro-gram ini belum teruji, mengingat masih banyak krama Bali yang hidup prihatin bahkan sampai transmigrasi. Sedangkan 8 persen responden lainnya tak memberikan

komentar.Selebihnya, ketika merespons per-

tanyaan. Apakah kemiskinan di Bali dampak dari belum adanya pemerataan pembangunan sektor pariwisata di daer-ah ini? Terkaiat dengan hal ini, 47 persen responden menyatakan ya. Responden menilai kemajuan sektor pariwisata tak dinikmati langsung krama Bali. Investasi besar dan keuntungan besar yang diraih dari sektor ini banyak dinikmati pemodal dari luar Bali. Sedangkan krama Bali hanya bisa sebagai pelayan pemilik modal. Kalaupun ada krama Bali yang sukses mencapai jabatan puncak di sektor ini, jumlahnya sangat terbatas. Pemerintah mestinya mendorong dan memfasilitasi pengusaha-pengusaha

lokal untuk ikut memiliki saham pada investasi berskala besar.

Sementara 44 persen responden me-nyatakan bahwa pembangunan sektor pariwisata sudah dinikmati krama Bali. Asumsinya, kini pembangunan fasilitas pariwisata mulai menyebar. Tak hanya terpusat di Bali Selatan. Namun, kata responden, pemerataan pembangunan fisik ini mestinya diimbangi dengan pem-erataan dari sisi pendapatan. Pemerintah harus mendesak pemodal ikut peduli terhadap pelestarian budaya, lingkungan dan alam Bali. Sedangkan responden yang tidak memberikan respons atas pertan-yaan ini hanya 9 persen.

l Dira Arsana

11 - 17 Agustus 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Apakah kemiskinan di Bali dampak dari belum adanya pemerataan pembangunan sektor pariwisata di daerah ini?

grafis/tomik cahya

9%Tidak Tahu

44%Tidak

47%ya

Evaluasi ProgramPengentasan Kemiskinan

Page 18: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201418

P E N D I D I K A N

Peningkatan kualitas pendidikan tidak akan pernah tercapai jika pe-merintah tetap tidak konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan

komitmen yang telah dicanangkan. Dalam memenuhi ketentuan anggaran pendidikan minimal 20 persen dari total APBN dan APBD, misalnya, pemerintah harus memi-liki political will untuk menaati ketentuan itu tersebut karena itu sudah merupakan amanat undang-undang. Jangan sampai regulasi yang dibuat oleh pemerintah jus-tru dilanggar oleh pemerintah itu sendiri. Pengamat pendidikan Prof. Dr. Wayan Maba menegaskan hal itu kepada Bali Post, Jumat (1/8).

Menurut Maba, ketaatan pemerintah di semua tingkatan untuk mengalokasi angga-ran pendidikan minimal 20 persen dari total APBN/APBD merupakan hal yang mutlak jika ingin kualitas pendidikan itu terdong-krak naik. Jangan lagi ada penyiasatan dari pemerintah yang mendengung-dengungkan anggaran pendidikan itu sudah mencapai 20 persen bahkan lebih namun di dalamnya masih tercantum gaji guru dan sebagainya atau tidak murni untuk pembiayaan pen-didikan. “Tentunya, kita tidak ingin lagi ada penyiasatan-penyiasatan seperti itu. Dalam konteks mengejar peningkatan kualitas pendidikan itu, pemerintah harus punya political will untuk menaati amanat undang-undang tersebut,” tegasnya.

Mengacu pada Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2000, kata dia, maka pada goals yang kedua adalah mencapai pendidikan dasar bagi semua. Sementara target pendidikan Indonesia pada 2015, semua anak baik laki-laki maupun perem-puan, kaya maupun miskin dan pintar maupun bodoh mesti mengikuti pendidikan dasar. Sayangnya hingga menjelang tahun

2014, masih dijumpai adanya siswa yang putus sekolah di jenjang pendidikan dasar (SD/SMP) sehingga harus ada upaya yang lebih serius dari pemerintah jika benar-benar ingin menyukseskan MDGs 2000 karena In-donesia telah nyata-nyata mengikuti MDGs tersebut. “Jika di jenjang pendidikan dasar saja masih menyisakan siswa yang putus sekolah, maka bisa dipastikan di jenjang pendidikan di atasnya kondisinya juga serupa,” katanya.

Dalam konteks peningkatan akses layan-an pendidikan, Maba mengaku sudah meli-hat upaya dari pemerintah daerah di Bali. Misalnya, dengan jalan membuka SD-SMP satu atap di daerah-daerah yang berkategori terpencil sehingga generasi muda di daerah tersebut yang mayoritas berasal dari keluarga kurang mampu tetap memiliki kesempatan untuk menamatkan pendidikan SMP-nya yang dilanjutkan dengan pembangunan SMA kecil. Sayangnya, dalam tataran praktek program itu belum berjalan efektif karena tidak didukung oleh tenaga pengajar yang representatif. “Sebagai contoh di SD-SMP satu atap, seorang guru SD karena di sana tidak ada guru SMP dipaksakan mengajar siswa SMP. Jika ini tetap dipaksakan, tentu bisa dibayangkan bagaimana nanti kualitas lulusannya. Saya berharap, pemerintah sece-patnya memikirkan solusi dari permasalahan ini,” katanya menyarankan.

Lebih lanjut, Mabajuga mengaku sangat mendukung kebijakan pemerintah yang mengucurkan beasiswa untuk menjamin keberlanjutan pendidikan siswa-siswa dari keluarga miskin. Namun, dia mengingatkan agar pengucuran beasiswa itu diikuti dengan pendataan yang cermat dan akurat sehingga tidak ada lagi siswa miskin yang tercecer atau pendistribusian beasiswa miskin itu tidak tepat sasaran. Selain itu, pemerintah

juga harus mengalokasikan anggaran untuk mengembalikan siswa yang sudah terlanjur putus sekolah kembali ke bangku sekolah ter-masuk memikirkan anak-anak usia sekolah yang lock out atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena alasan ketiadaan biaya pendidikan. “Sebe-narnya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan akses pelayanan pendidikan sehingga semua anak usia sekolah bisa me-nikmati pendidikan yang layak,” ujarnya.

l Sumatika

Dongkrak Kualitas Pendidikan

Jangan Lagi Ada Penyiasatan Anggaran

Prof. Dr. Wayan Maba

Page 19: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 19

PROGRAM Wajib Belajar Sembi-lan Tahun yang digulirkan pemerintah ternyata belum sepenuhnya membuat beban biaya pendidikan yang ditang-gung para orangtua siswa menjadi lebih ringan. Pendidikan gratis untuk jen-jang pendidikan SD dan SMP yang didengung-dengungkan selama ini juga masih berkutat di tataran wacana semata. Buktinya, berbagai keluhan dari orangtua siswa tentang tingginya biaya pendidikan seolah jadi lagu wajib terutama di awal tahun pelajaran. Di Badung, misalnya, para orangtua siswa yang putra-putrinya menuntut ilmu di sejumlah SD di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara menge-luh lantaran pihak sekolah mewajibkan siswanya membeli paket buku sekolah. Untuk paket berisikan buku pelajaran, buku tulis dan buku gambar, siswa dike-nakan biaya sekitar Rp 207 ribu. Hal ini pun mengundang reaksi dari orangtua siswa yang merasa keberatan dengan kebijakan tersebut.

Sejumlah orangtua siswa mempertan-yakan kebijakan Pemkab Badung terkait

program pendidikan gratis yang selama ini didengung-dengungkan. Menurut mer-eka, dengan mewajibkan siswa membeli buku paket pelajaran itu, berarti program pendidikan gratis tidak dijalankan dengan maksimal. Salah satu orangtua siswa menyebutkan, selain mendapat bantuan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Pemkab Badung juga memberikan tamba-han bantuan berupa dana pendamping BOS yang bersumber dari APBD. Itu berarti anggaran di bidang pendidikan di Kabu-paten Badung sebenarnya sudah cukup banyak. ”Ada dana BOS, ada pendamping dana BOS, kok siswa masih dibebankan membeli buku-buku pelajaran,” ujarnya.

Pihaknya pun curiga, kebijakan mewa-jibkan membeli paket buku tersebut men-gandung unsur bisnis. Meski demikian, kebanyakan orangtua siswa hanya bisa pasrah mengikuti kebijakan ini. Mereka tidak bisa menolak karena khawatir akan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah. Menurut informasi, hampir selu-ruh SD di Dalung mewajibkan membeli paket buku pelajaran tersebut. Siswa di-

wajibkan membeli paket buku yang terdiri dari buku pelajaran matematika, bahasa Inggris, bahasa Bali, agama, 20 buah buku tulis dan buku gambar. Para orangtua siswa diharuskan membayar tunai untuk pembelian paket buku tersebut.

Dikonfirmasi permasalahan ini, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Badung I Ketut Widia Astika belum bisa memastikan kebenaran informasi terse-but. Namun dia mengaku sudah mengin-truksikan tim dari UPT untuk melakukan pengecekan ke sekolah-sekolah. “Kami telusuri dahulu informasi tersebut,” katanya.

Menurut Widia Astika, pihak sekolah sebenarnya tidak diperkenankan menjual buku pelajaran kepada para siswa. Apal-agi jika para siswa sampai diwajibkan membeli buku oleh pihak sekolah. “Hal itu sesuai aturan tidak diperbolehkan. Apalagi sampai mewajibkan siswa untuk membeli. Kami akan cek ke lapangan per-masalahan ini,” tegas Widia Astika.

l Dedy Sumartana

Siswa Diwajibkan Beli Buku Paket, Pendidikan Gratis Hanya Wacana

I Ketut Widia AstikaBP/dok

Page 20: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201420

M A N C A N E G A R A

Konflik antara Israel dan Pal-estina kembali merebak. Pu-luhan korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Namun dari

manakah sebenarnya konflik ini bermula? Apakah memang ini merupakan perang berlatar belakang agama seperti yang berkembang belakangan ini? Israel meru-pakan sebuah negara yang merdeka Pada 14 Mei 1948. Negara ini didirikan oleh kaum Yahudi yang berada di Palestina. Eksodus besar-besaran kaum Yahudi ke Palestina disebabkan oleh genosida atau pembunuhan massal yang dilakukan oleh Adolf Hitler.

Kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri. Melihat kondisi ini, lima negara Arab – Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon dan Irak –menyerang Israel, menimbulkan Perang Arab-Israel.

Setelah satu tahun pertempuran, gen-catan senjata dideklarasikan dan batas wilayah sementara yang dikenal sebagai Garis Hijau ditentukan. Yordania kemu-

dian menguasai wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan Mesir mengontrol Jalur Gaza. Konflik antara Isreal dan negara-negara tetangganya terus berlangsung. Selama tahun 1950-an, Israel terus menerus diserang oleh militan Palestina yang kebanyakan berasal dari Jalur Gaza yang diduduki oleh Mesir.

Ini membuat Israel berang dan kemudi-an menyerang Jalur Gaza. Israel merebut dan menduduki Jalur Gaza dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. Berdasarkan Persetujuan Damai Oslo yang disahkan pada tahun 1993, Otoritas Palestina ditetapkan sebagai badan administratif yang mengelola pusat kependudukan Pal-estina. Sementara Israel mempertahankan kontrolnya terhadap Jalur Gaza di wilayah udara, wilayah perairan, dan lintas per-batasan darat dengan Mesir. Israel secara sepihak menarik diri dari Jalur Gaza pada tahun 2005.

Jalur Gaza merupakan bagian dari teritori Palestina. Sejak Juli 2007, setelah pemilihan umum legislatif Palestina 2006 dan setelah Pertempuran Gaza, Hamas menjadi penguasa de facto di Jalur Gaza,

yang kemudian membentuk Pemerintahan Hamas di Gaza. Wilayah seluas 365 kilo-meter persegi ini seolah menjadi penjara besar bagi sekitar 1,7 juta bangsa Pales-tina yang tinggal di wilayah tersebut.

Pada awal 2014 ini, pemerintah Pal-estina yang dikuasai faksi Fatah di Tepi Barat mencapai kesepakatan rekonsili-asi dengan Hamas yang menguasai Jalur Gaza. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Israel akan kekuatan 2 faksi Palestina tersebut.

Sejak awal Juli, Israel kembali menggempur Jalur Gaza dengan alasan 3 warga mereka telah diculik Hamas. Israel melakukan serangan udara besar-besaran. Ironisnya, sebagian besar korban serangan ini justru merupakan warga sipil, wanita, dan anak-anak. Kini ribuan pasu-kan Israel tengah menyiapkan serangan darat dan siap menginvasi kembali Jalur Gaza. Belum ada tindakan nyata apapun dari pihak-pihak yang mempunyai kuasa untuk menghentikan perang ini hingga jumlah korban pun sangat mungkin akan bertambah.

l Gugiek Savindra

Asal Mula Konflik Israel Palestina

Page 21: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 21

ArgentinA saat ini menanti vonis default atau gagal bayar utang. Situasi genting ini terjadi setelah negara ekonomi terbesar ketiga di Benua Amerika terse-but diprediksi tak akan mampu melunasi utang kepada investor sekitar US$ 13 miliar atau sekitar Rp 174 triliun yang akan segera jatuh tempo.

Bila tidak, Argentina akan mengalami status default keduanya dalam rentang 13 tahun terakhir. Kondisi ini sama artinya dengan menyambut perlambatan ekonomi nasional. Sebab, negara kehilangan akses untuk meraup modal segar. Default tersebut menurut analisis Bloomberg dapat memunculkan potensi klaim US$ 28 miliar.

Beberapa analis dan ahli ekonomi menganggap pemerintah Argentina terlalu meremehkan dampak dari default dengan terus mengulur waktu pelunasan utang terdahulu. “Pemerintah Argentina sep-ertinya menganggap enteng guncangan yang akan terjadi,” ujar Hans Humes, pendiri Greylock Capital Management, bank investasi yang juga salah satu kred-itur swasta bagi negara Amerika Selatan tersebut.

Sebelumnya, Pengadilan Amerika Serikat telah memerintahkan Argentina

melunasi utang beserta bunganya yang sudah berjalan lebih dari satu dekade. Kendati demikian, pemerintah Buenos Aires seolah tak peduli.

Pada Juni silam, pemerintah Argentina mencoba mencicil bunga utang sebesar US$ 539 juta. Tapi, upaya ini ditolak hakim Pengadilan Tinggi Negeri AS Thomas Griesa. Sang hakim beralasan upaya itu tidak sesuai tuntutan investor yang menginginkan pembayaran penuh obligasi sejak 2001. Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner seakan lebih memilih untuk default ketimbang harus menuruti permintaan bank-bank investasi yang ingin menarik kembali modalnya.

Argentina menolak membayar utang secara penuh lantaran takut jika investor lain akan meminta hal serupa. Padahal beberapa investor non-swasta sebelumnya telah menerima haircut atau potongan atas investasinya pada surat utang Argentina beberapa tahun silam. Lantaran itulah, pemerintah Argentina meminta pelunasan dengan cara mencicil. Hanya saja hal tersebut ditampik investor swasta yang mayoritas bank-bank asal AS.

Pada Kamis pekan silam, mediator pengadilan antara Argentina dan pihak

kreditur, Daniel Pollack menyebut pe-merintah menolak bertemu dengan grup investor swasta dengan alasan yang tidak jelas. Sementara dari pihak swasta, bank investasi NML Capital mengklaim Argen-tina tidak punya iktikad baik menuntaskan masalahnya.

“Jelas sekali kalau pemerintah Ar-gentina memilih untuk default,” ujar utusan dari NML kepada media. Bank investasi tersebut menilai pula Presi-den Cristina Fernandez sendiri yang seakan membuat solusi mustahil terca-pai. 13 Tahun silam, Argentina pernah mencatat beban utang besar karena perekonomian domestiknya mengalami gejala resesi dan sektor perbankannya hancur lebur. Krisis itu memuncak pada 2001 hingga akhirnya pemerintah mengumumkan default atau gagal ba-yar dengan total tanggungan mencapai US$ 132 miliar.

Angka tersebut adalah default terbe-sar yang pernah tercatat dalam sejarah ekonomi dunia. Bahkan, saat itu, mata uang peso tergerus tajam terhadap dolar sehingga nyaris tidak memiliki nilai tukar layak.

l gugiek Savindra

Argentina Terancam Bangkrut

Page 22: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201422

D A E R A H

Fenomena korupsi di Kabupaten Klungkung kian menggurita. Tidak cukup dengan mengeruk keun-tungan pada proyek-proyek besar,

bantuan untuk warga miskin pun ikut masuk daftar untuk dikorupsi. Parahnya lagi, orang yang tega melakukannya diduga adalah orang yang dipercaya masyarakat memimpin mereka. Salah satunya, fenomena menggu-ritanya sifat korupsi di Klungkung terjadi pada realisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun 2013 dari Kemente-rian Perumahan Rakyat (Kemenpera) RI di Desa Besan, Kecamatan Dawan.

BSPS adalah bantuan khusus yang diberikan kepada warga miskin di seluruh Indonesia untuk rehab rumah. Nilainya ditetapkan sebesar Rp 7,5 juta per warga miskin. Tahun lalu, Kabupaten Klungkung menerima BSPS untuk 700 warga mis-kin. Seluruh penerimanya dipusatkan di Kecamatan Dawan. Dari total itu, 100 di antaranya dialokasikan untuk warga miskin di Desa Besan. Masalah mulai muncul, setelah warga miskin di Desa Besan men-geluhkan realisasi bantuan ini.

Salah satunya, Ni Luh Tantri (70) alias Men Soka. Saat ditemui di gubuknya, ia menuturkan, bantuan rehab untuknya belum sepenuhnya diterima. Dari total bantuan Rp 7,5 juta, Soka mengaku hanya menerima Rp 1 juta dan dalam bentuk material pasir seharga Rp 1,2 juta. Sementara sisanya Rp 5,3 juta belum diterima. Uang bantuannya itu ditarik oleh salah satu kerabatnya, beri-nisial Ketut Ar alias Jantuk Gula, salah satu oknum polisi asal Desa Dawan Kaler. Dia hanya disuruh tanda tangan tiga kali. Tapi sisa uangnya tidak pernah diberikan lagi.

Soka mengaku sempat menanyakan langsung perihal bantuan itu kepada Per-bekel Besan. “Pak Mekel ngorahaang mbok de liu ngeraos. Pak Mekel nyelemputihang bantuan niki di Besan. Kije kaden abane pis pemerintahe nike. (Perbekel bilang, saya jangan banyak bicara. Kata perbekel, dia yang menguasai bantuan itu di Besan. Entah ke mana dibawa uang pemerintah itu),” kata Soka yang sehari-hari bekerja sebagai buruh iris jajan ini. Warga miskin lainnya, Ketut Soma (60) saat ditemui di rumahnya, mengatakan bantuan Kemenpera Rp 7,5 juta tersebut dipotong oleh oknum

polisi Ketut Ar. Hal serupa juga terjadi pada warga mis-

kin lainnya penerima bantuan rehab ini. Rata-rata dari 100 penerima, bantuan itu dipotong Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Soma mengaku sempat beberapa kali mempertan-yakan sisa bantuan yang belum diserahkan. Namun, protesnya tidak dihiraukan. Malah, selain total bantuan disunat, bantuan yang sampai ke warga miskin juga dikenakan pajak Rp 400 ribu setiap warga miskin.

Hal serupa juga dialami keluarga Putu Ayu Trisnayani (26). Bantuan yang diterima tidak secara penuh. Warga lainnya, Ketut Tangep juga mengalami kondisi serupa. Selain indikasi disunat, informasi lain di desa setempat realisasi bantuan itu juga sarat berbau kolusi. Sebab, salah satu pen-erimanya adalah kakak perbekel setempat, atas nama Made Sukrata dan anak Made Sukrata, bernama Made Agus Erawan. In-formasi dari warga setempat, Sukrata salah satu orang kaya dan punya banyak lahan. Bahkan, dia kabarnya baru saja menjual lahan seharga Rp 1 miliar.

Kondisi itu, jelas kontrakdiktif dengan kondisi warga lainnya, seperti Wayan Santa yang masuk di dalam warga miskin, namun tidak masuk ke dalam daftar seratus pen-erima bantuan rehab Kemenpera. Selain itu, warga yang sudah mendapat suplai bahan bangunan dari Jantuk Gula, mensinyalir ada mark-up harga setiap item bahan bangunan. “Kayu itu per batang harganya mestinya Rp 100 ribu, tapi jadi Rp 125 ribu. Semennya juga, tiba-tiba naik Rp 10 ribu per saknya,” kata seorang warga.

Perbekel Besan Made Suryata G. Puri ditemui di kantornya, membenarkan di desanya mendapat bantuan rehab rumah dari Kemenpera. Total pihaknya mengusulkan 200 bantuan rehab rumah tahun 2013. Namun, di Desa Besan hanya mendapat 100 bantuan untuk warga mis-kin setempat. Sehingga, total menerima bantuan Rp 750 juta. Realisasinya, dibagi ke dalam sepuluh kelompok, dimana se-tiap kelompok terdiri dari sepuluh warga miskin. “Setiap kelompok ada koordina-tornya,” kata Suryata.

Mengenai teknis pencairannya, Kaur Pembangunan Desa Tusan Nengah Su-tarna menambahkan, ada surat keputusan

(SK) dari pihak Kementerian, dimana perbekel sebagai penanggung jawab, dan juga ada unsur Babinsa dan Tim Pendamp-ing Masyarakat (TPM). Nengah Sutarna mengakui ada persoalan pada bantuan re-hab rumah Soka. Bahkan, dia mengaku sudah memperingatkan agar bantuan itu direalisasikan sepenuhnya oleh Ketut Ar. Ketut Ar ini, berperan sebagai penyuplai bahan bangunan bantuan dari Kemenpera. “Namun, Ketut Ar bilang sengaja tidak memberikan sepenuhnya bantuan itu. Dia ingin membangun satu unit rumah baru untuk Soka. Sisa bantuan itu, rencananya digunakan untuk membantu membiayai dari uang Ketut Ar sendiri,” kilahnya.

Perbekel Suryata membantah ada pe-nyunatan bantuan. Sebab, yang terjadi menurutnya hanya penundaan penyaluran-nya kepada masyarakat. Hal itu karena adanya masalah pada proses suplai bahan bangunan. Masalah mulai muncul setelah cairnya bantuan, kemudian diganti dengan bahan material bangunan untuk rehab ru-mah. Seperti pasir, genteng, seng, asbes, kayu dan lainnya.

Bantuan Warga Miskin Jadi

Page 23: Majalah bali post edisi 50

Wakil Bupati Made Kasta menyayangkan masalah realisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Masalah ini terjadi karena lemahnya monitoring, sehingga menimbulkan rawan peny-impangan. Akhirnya, dia meminta Inspektorat Klungkung turun mengecek langsung realisasinya di Desa Besan, juga di desa-desa lain penerima bantuan serupa di Kabupaten Klungkung.

Hal itu disampaikan Made Kasta saat mengecek langsung salah satu penerima bantuan rehab rumah yang disunat oknum polisi di Desa Besan. Kasta menyoroti kinerja perbekel dan aparat desa se-tempat, hingga realisasi bantuan ini bermasalah. Ia menyampaikan kepada Perbekel Besan Made Suryata G. Puri, agar menuntaskan realisasinya. “Apapun bentuk bantuan itu ke desa, perbekel harus bertanggung jawab, agar bantuan itu sampai ke tangan masyarakat-nya,” katanya.

Kepala Dinas PU Klungkung yang membawahi bantuan rehab ini, A.A Ngurah Agung, mengatakan tahun 2013, Kabupaten Klungkung menerima bantuan rehab BSPS untuk 700 warga mis-kin. Seluruh bantuan itu dialihkan ke Kecamatan Dawan. Untuk sisa bantuan yang belum direalisasikan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing ketua kelompok dan perbekel setempat. Bantuan serupa tahun 2012, diterima untuk sekitar 1.000 warga tersebar di seluruh kecamatan.

Sementara tahun i n i , P e m k a b K l u n g k u n g kembali akan m e n e r i m a bantuan seru-pa untuk 600 warga miskin se-suai surat yang dia terima dari pihak Kemenpera. “Tahun ini, kami alihkan ke Kecamatan Banjarang-kan. Tapi dananya belum turun,” katanya.

l Bagiarta

Lahan Baru KorupsiMonitoring Lemah,

Rawan Penyimpangan

Terlebih, dia mengaku tidak ada petunjuk teknis yang mengatur spesifikasi material yang harus disalurkan. “Ketika barangnya da-tang, banyak warga menolak menerima, karena menurut mereka, ada bahan yang lebih bagus,” katanya. Selain itu, ada juga warga lainnya justru meminta bantuan bedah rumah, bukan rehab rumah.

Oknum polisi yang berperan sebagai suplai barang, sempat kebin-gungan, dengan warga yang berkeinginan menukar kembali bahan ban-gunan dengan kualitas lebih bagus. Ketut Ar juga mengakui masalah itu. Karena kewalahan menghadapinya, dia mengaku berinsiatif meminta warga miskin membeli sendiri bahan-bahan bangunannya. Kuitansinya baru diserahkan kepada dirinya. Kuitansi itulah nantinya diganti dengan uang. Namun, karena sudah telanjur menjadi persoalan, Jantuk Gula mengaku sisa uang bantuan yang belum menjadi barang, akhirnya dikembalikan kepada masing-masing penerima bantuan.

“Gara-gara masalah ini saya merugi,” keluhnya. Oknum polisi asal Dawan Kaler itu juga membantah terlibat kongkalikong dengan perbekel untuk memotong bantuan ini maupun mengenakan pajak. Sayangnya, meski Perbekel Suryata sudah mengklaim bantuan sudah disalurkan seratus persen, namun dia sendiri tidak sanggup memperli-hatkan bentuk pertanggungjawabannya. Sebagai penanggung jawab, dia hanya mengaku bertugas memantau realisasinya di lapangan. Mengenai pertanggungjawaban, katanya itu akan diselesaikan oleh Tim Pendampingan Masyarakat (TPM) yang masuk di dalam panitia pany-aluran sesuai Surat Keputusan yang turun dari pihak Kemenpera.

l Bagiarta

Made Suryata G. Puri

Page 24: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201424

K E S E H ATA N

Mendengar kata sakit kuning terlintas makna “penyakit” yang berwarna kuning, pada-hal sesungguhnya penyakit itu

tidak ditentukan hanya dari sebuah warna. Kuning bukanlah nama penyakit, walaupun secara konotasi sebagai ungkapan penyakit hepatitis; radang organ hati atau liver.

Hati merupakan organ tubuh terbesar kedua dari manusia setelah kulit, beratnya mencapai 1.250 gram. Hati berperan pent-ing dalam berbagai metabolisme tubuh, dan memiliki lebih dari 500 fungsi. Bila hati mengalami gangguan akan bermani-festasi buruk bagi tubuh. Berbagai keluhan, gambaran klinis “kuning”, dan dukungan pemeriksaan penunjang menjadi salah satu parameter presisi gangguan hati.

Data mengungkap hepatitis terjadi lebih sering dibandingkan HIV/AIDS. Bahkan menurut WHO 50-100 kali lebih mudah menular dibandingkan HIV. Penyakit HIV dapat disembuhkan dengan obat antiretro-virus tanpa terputus dan teratur setiap hari, berbeda dengan hepatitis tergantung akurasi penanganan awal. Hepatitis masih terkesan disepelekan, dan tidak dianggap sebagai penyakit berdampak fatal, dimana angka kematian lebih dari 85%, pembawa penya-kit/carrier 10%, dan 90 % menjadi kronis, apalagi terpapar pada masa bayi dan anak. Hepatitis tidak selalu memberi keluhan dan gambaran khas, padahal penularannya begitu mudah, cepat, dan berdampak masif. Ada 7 tipe hepatitis virus (HV), yaitu A, B, C, D, E, F, G, yang popular dengan nama HV tipe A, B, dan C.

Data di seluruh dunia menunjukkan HV telah menyerang sekitar 2 miliar jiwa. WHO memperkirakan setiap tahun ada sekitar 1,4 juta penderita hepatitis A (HA). Amerika (2009) 1 per 100.000. Eropa (2008) 3,9 per 100.000 penduduk. Indonesia sering muncul sebagai kejadian luar biasa (KLB), tahun 2010-12 penderita mencapai 204-279 orang. Menurut penelitian Kemenkes penderita hepatitis B (HB) dan C (HC) 50% akan berkembang menjadi gangguan hati

kronis (hepatitis yang berlangsung > 6 bu-lan), sedangkan 10%, sekitar 1,5 juta jiwa berpotensi kanker hati. Data Kemenkes 2007-1012 mendapati penderita HV menca-pai lebih dari 31%. Ada lebih dari 400 juta orang terinfeksi HB, 170 juta HC, Amerika Serikat 1,2 juta, dan endemisitas di Indonesia tinggi sebanyak 9 dari 100 orang atau 25 juta penduduk, sehingga menjadikan Indo-nesia sebagai negara pengidap HB nomor 2 terbesar setelah Myanmar, di antara anggota WHO SEAR (South East Asian Region). Menurut Riskesdes (2007) prevalensi HB-sAg positif 9,4%, dalam 10 penduduk ada 1 penderita hepatitis B virus (HBV). Pasien kanker hati 70% akibat HB, meski HC juga bisa berkembang menjadi kanker.

Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh berbagai sebab, sep-erti bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan, perlemakan, alkohol dan zat berbahaya lainnya. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang, termasuk Indonesia. Problema perilaku turut andil, rendahnya kesadaran hidup sehat, kebiasaan buang air besar sembarangan, kebersihan alat masak, dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril menjadi penyebab hepatitis. Belum meratanya pemberian imunisasi/vaksinasi hepatitis pada bayi baru lahir, terkontaminasi cairan tubuh penderita, baik secara langsung, maupun secara ver-tikal dari ibu hamil via tali pusat ke janin, dan berdampak buruk bagi kelangsungan hidupnya.

Begitu besar dampak penyakit ini, seh-ingga pada resolusi World Health Assembly (WHA) ke-63 di Geneva, WHO menyeru-kan seluruh negara untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan HV secara komprehensif, dan penetapan tanggal 28 Juli menjadi hari hepatitis sedunia atau World Hepatitis Day. Peringatan ini dimak-sudkan untuk meningkatkan kepedulian pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terhadap pengendalian penyakit hepatitis.

Risiko penularan relatif tinggi terjang-

kit HA pada orang yang mengunjungi/tinggal di daerah endemis, sanitasi buruk, pembuangan limbah yang tidak memenuhi syarat, kebersihan individu yang rendah.

Risiko tinggi HB pada anak yang di-lahirkan dari ibu penderita HB, pasangan penderita HB, orang yang sering berganti pasangan seks, MSM (Man Sex Man), IDUs (Injection Drug User), kontak serumah dengan penderita, hemodialisis, pekerja kesehatan, petugas laboratorium, daerah endemis.

HB tidak menular melalui alat makan, berjabat tangan, berciuman, atau berpelukan dengan penderita, kecuali pemakaian pisau cukur, sikat gigi, gunting kuku bersama. Karenanya jangan terlalu mendiskriminasi penderita HB.

Risiko HC: pengguna jarum suntik, tatto, tindik, pengguna obat injeksi, pekerja ber-hubungan dengan darah dan produknya, pen-derita HIV, bayi yang lahir dari ibu penderita HC. Pola penularan HA melalui fecal-oral, virus masuk saluran cerna melalui kon-taminasi makanan dan minuman oleh tinja penderita hepatitis A virus/HAV, tergantung kualitas sanitasi lingkungan setempat.

Tidak semua paparan HV memberikan keluhan/gejala. Walaupun HV ini ada ban-yak tipe, namun keluhannya serupa dengan penyakit virus umumnya, flu like syndrome, sangat bervariasi dan tidak spesifik, seperti: demam, kelelahan, gangguan pencernaan (mual, muntah, kembung), tidak nafsu makan ditemukan di awal penyakit. Dalam beberapa minggu dapat mengalami gejala kuning dan gatal. Pada HB akut (hepatitis yang berlangsung < 6 bulan) 70% tidak kuning, air seni berwarna teh, tinja berwarna pucat. Pemeriksaan fisik tampak kuning, pembesaran hati, limpa. Pada 2/3 kasus ibu hamil dijumpai tanda jaring laba-laba (spi-der nevi), kemerahan pada telapak tangan yang bukan oleh gangguan hati, melainkan adanya peningkatan hormon estrogen.

l dr. I Gusti Ngurah Made Bayuningrat, SpOG., M.M., CHt.

Sakit Kuning, Problematik yang Mengintai

Page 25: Majalah bali post edisi 50

PENYAKIT kuning atau Hepatitis biasanya jarang terjadi pada ibu hamil, namun apabila timbul kuning pada ke-hamilan, maka penyebab paling sering adalah HV. Kuning terjadi pada 1 dari 1.500 kehamilan, dan dapat dijumpai pada kasus: perlemakan hati, keracunan hamil, batu empedu, kanker hati. Bahaya dapat timbul pada ibu hamil. Pengaruh hepatitis pada kehamilan adalah meningkatkan angka kejadian abortus, persalinan pre-matur, kematian janin dalam rahim, perd-arahan, dan penularan hepatitis. Transmisi vertikal HV ke janin melalui tali pusat, kontak darah atau tinja waktu bersalin, hubungan intim, atau melalui ASI. Seki-tar 90% anak yang tertular dari ibu dengan HBsAg positif akan mengalami HV kronis, maka pencegahan penularan adalah penting, dengan mengenali status HBsAg saat ibu kontrol hamil di trimester pertama. Apabila statusnya HBsAg, dan HBeAg positif saat persalinan, maka ibu yang positif segera diterapi, dan bayinya disarankan segera suntik immunoglobulin HB (HBIG) 0,5 ml, dan vaksin HB. Kedua suntikan ini diberikan segera setelah bayi lahir kurang dari 12 jam. Pemberian lanjutan bulan ke-2, 3, dan 4, selanjutnya dilakukan tes HBsAg dan Anti-HBs saat bayi berusia 9-12 bulan, namun disara-nkan tetap menyusui bayinya. Suami atau pasangan yang terpajan atau orang yang tidak memiliki kekebalan terhadap HB atau tidak diketahui imunitasnya harus mendapatkan profilaksis secepatnya den-gan HBIG single dose 0,06 ml/kgBB yang diberikan sesegera mungkin (maksimal 48 jam setelah pajanan) dan menerima imunisasi HB minggu pertama, dan status HBsAg dan Anti-HBs diperiksa 1 bulan setelah pajanan. Profilaksis pascapajanan tidak perlu diberikan bila hasilnya negatif dan kadar anti-HBs > 10 IU/L.

Idealnya, sejak trimester pertama ibu hamil ditapis untuk HB. Makin lanjut usia kehamilan makin rentan terhadap paparan hepatitis. Mortalitas kasus ini sangat tinggi dibandingkan yang tidak hamil, adanya defisiensi faktor lipotropik disertai kebutuhan janin yang meningkat mengakibatkan penderita mudah menga-lami kematian hati akut. Dalam keadaan infeksi, faktor gizi wajib terpenuhi.

Pemeriksaan penunjang. Penapisan meliputi: Hepatitis A tes IgM anti HAV, VHA, Hepatitis B HBsAg untuk menentu-

kan terinfeksi virus HB, Anti-HBs untuk menentukan telah memiliki kekebalan terhadap virus HB, Anti-HBc IgM, Anti-HBc untuk mengetahui adanya replikasi inti sel terhadap HB virus. Bila HBsAg positif pemeriksaan lanjutan diperlukan, yaitu tes HBeAg untuk menentukan telah terjadi replikasi virus, Anti-HBe untuk melihat antibodi virus, HBV-DNA untuk mengetahui jumlah HB virus, dan SGOT/PT, gamma GT, fosfatase alkali, bilirubin total dan direk, protein elektroforesis untuk mengetahui fungsi hati. Hepatitis C dengan tes anti-HCV, HCV-RNA, HCV Genotipe untuk mengetahui seberapa ce-pat virus berkembang dalam hati.

Mencegah lebih baik daripada men-gobati masih menjadi pilihan. Apapun perubahan besar berawal dari mem-bangun paradigma berpikir, pe-rubahan perilaku dimulai dari kesadaran diri berperilaku hidup sehat, menghindari kontak cairan tubuh melalui hubungan seksual, penggu-naan jarum suntik, alat-alat yang menimbulkan luka secara bergantian, menjaga kebersihan diri dan lingkun-gan, mencuci tangan, meng-gunakan pelindung badan, seperti: pengenaan sarung tangan, kacamata, masker, apron/celemek. Pemberian imunisasi/vaksinasi HB 3 kali (0, 1, dan 6 bulan).

Edukasi yang diberikan mencakup menghindari al-kohol, mewaspadai jamu, suplemen, atau obat-obat bebas lainnya, memberi-tahu status HB-nya bila ke dokter, penderita yang > 40 tahun perlu USG dan tes AFP tiap 6 bu-lan untuk deteksi dini kanker hati, imunisasi pasangan seksual, penggunaan kondom saat kontak seksual p a d a p a s a n - gan yang belum diimunisasi, tidak ber-tukar sikat gigi, pisau cukur, do-

nor darah-organ dan sperma.Pada kondisi terjangkit, maka pilihan-

nya adalah mengobati. Obat khusus untuk HA tidak ada, dapat sembuh sendiri, self limiting dissease. Pada HB dan HC terda-pat obat untuk HV kronis yang disetujui FDA, antivirus termasuk dalam nucleo-side Analog (NA), dan komponen pertah-anan tubuh obat non NA yang diberikan secara parenteral. Pada bayi baru lahir dengan ibu hepatitis perlu diberikan im-munoglobulin HB selambat-lambatnya 24 jam pasca persalinan, kemudian vaksinasi HB selambat-lambatnya 7 hari. Hepatitis pada kehamilan, bukan indikasi terminasi kehamilan dengan caesar. Bila dicurigai akan terjadi perdarahan pascapersalinan karena defisiensi faktor pembekuan,

perlu diberi vitamin K, transfusi plasma, dan menjaga keseim-

bangan cairan tubuh.

l dr. Bayuningrat

Hepatitis pada Ibu Hamil

Page 26: Majalah bali post edisi 50

L E N S A

Libur panjang Lebaran dipakai wisatawan menikmati keindahan alam Bali. Salah satu lokasi wisata yang dituju para wisatawan

domestik dan mancanegara ini adalah Nusa Penida, Nusa Lembon-gan, dan Nusa Ceningan. Nampak wisatawan sedang antre di Pantai

Sanur untuk naik ke kapal yang akan membawa mereka ke Nusa Penida.

Libur Lebaran

Page 27: Majalah bali post edisi 50

MBP/Wawan

Page 28: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201428

O L A H R A G A

Mercedes tampil gemilang di setengah awal musim balapan Formula 1 2014. Dalam 11 seri yang telah diperlombakan, tim berjuluk the Silver Arrows me-menangi 9 di antaranya dengan Lewis Hamilton juara

5 kali dan rekannya Nico Rosberg 4 kali. Tetapi itu belum cukup bagi tim Jerman itu untuk menatap gelar juara dunia musim ini.

Grand Prix Hungaria menjadi awal kepanikan Mercedes. Di sirkuit Hungaroring itu, Rosberg memulai lomba di posisi terdepan sedangkan Hamilton dari pit. Namun hasil akhir sungguh di luar dugaan setelah Rosberg hanya mampu menempati posisi ke-4 dan Hamilton lebih baik, di tempat ketiga.

Sempat muncul team order yang intinya Hamilton diminta untuk memberi kesempatan Rosberg untuk menyalipnya karena pembalap Jerman itu lebih diunggulkan dan memimpin klasemen sementara. Ironinya, Hamilton hanya mau disalip jika Rosberg mampu mendekat dan mobil lebih cepat.

Inilah yang menjadi pangkal ketegangan di tim McLaren saat

mereka memasuki jeda musim panas meski salah satu petingginya Niki Lauda mendukung strategi Hamilton. Karena faktanya Ros-berg hanya tertinggal kurang dari sedetik di belakang Hamilton namun pembalap Inggris itu juga menginginkan gelar juara dunia. Artinya satu poin pun besar artinya bila diperhitungkan.

Terlepas dari dominasi Mercedes dan persaingan antara Hamil-ton dan Rosberg, mereka terganggu dengan kebangkitan tim Red Bull. Juara bertahan konstruktor itu tiba-tiba menghadirkan Daniel Ricciardo yang sejauh ini telah mengemas 2 gelar juara yakni di Kanada dan Hungaria lalu. Pembalap Australia yang sebenarnya hanyalah “pendamping” dari sang juara dunia Sebastian Vettel kini menjelma menjadi ancaman sejati Mercedes.

“Dia pesaing sejati, itu tidak bisa diragukan lagi. Dia memang bukan pesaing hebat musim ini karena Mercedes lebih baik dibandingkan yang lain,” kata Alan Jones, pembalap terakhir Australia yang berhasil menjadi juara dunia saat membela tim Williams pada 1980.

MBP/rtr

Pembalap Red Bull Daniel Ricciardo saat menjuarai Grand Prix Formula 1 Hungaria di sirkuit Hungaroring 27 Juli lalu.

Penghancur Mimpi Juara Mercedes

Page 29: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 29

“Beri dia mobil yang bagus musim depan. Jika anda menaruh (mesin Mercedes) di mobil Red Bull, dia akan menjadi calon juara dunia,” ujar pria berusia 67 tahun itu kepada Reuters.

Setelah dua musim membela “saudara” Red Bull, Toro Rosso, Ricciardo membuktikan kemampuannya musim ini dengan lima kali naik podium. Ia juga me-nempati papan atas saat kualifikasi.

Dengan sisa 8 seri musim ini, Ricciardo terpaut 71 poin dari pimpinan klasemen Rsberg dan 60 poin atas Hamilton yang berada di posisi kedua.

Namun banyak pula yang masih meragukan ke-mampuan pembalap kelahiran Perth, 1 Juli 1989 itu. Pasalnya dalam kemenangan di Kanada atau pun Hun-garia, Ricciardo diuntungkan oleh intervensi safety car di trek. Apalagi pada balapan di Hungaroring lalu, jarak antara empat pembalap teratas kurang dari 6 detik secara keseluruhan. Ini yang membuat Ricciado masih belum disebut pantas menduduki kelompok pembalap top F1.

Di sisi lain Ricciardo cukup berbangga karena bersaing dengan Rosberg, Hamilton, Ferando Alonso (Ferrari) dengan mesin Renault yang kalah cepat dengan Mercedes, menurut team principal Christian Horner.

Tetapi Ricciardo juga memiliki skill membalap yang hebat di sirkuit. Ia mampu memelihara ban, memper-lihatkan kedewasaannya dalam mengendalikan mobil dan menjaga hubungan dengan tim. “Lihat saja caranya membuat manuver dengan menyalip Alonso,” tegas Jones merujuk pembalap Spanyol yang menempati posisi kedua di Hungaria lalu.

Ricciardo direkrut Red Bull untuk menggantikan pendahulunya Mark Webber yang juga asal Australia. Webber nyaris menjadi juara dunia pada 2010 namun peluangnya seketika buyar setelah mengalami kecela-kaan di seri Korea Selatan.

Berbeda dengan Webber yang bisa tampil dengan wajah penuh amarah saat konferensi pers, Ricciardo jarang tampil tanpa senyum yang lebar. Ia berhasil menutupi bagaimana kompetisi balapan Formula itu berlangsung dengan kejam, sengit dan keras. “Jangan dikelabui oleh penampilan luar yang cerah,” kata Ric-ciardo di blog-nya yang menjelaskan tentang gambar binatang honey badger di helmnya. “Saya bisa menjadi sosok yang sangat gelap. Sangat marah.”

Tapi Ricciardo mampu keluar dari bayang-bayang Vettel yang di awal lomba lebih difavoritkan diband-ingkan dirinya. Ricciardo juga mempunyai emosi, menghadapi tekanan dari kritik publik Australia pasca era Webber.

“Saya lebih suka menyebutnya baby-faced assassin. Dia tidak mungkin memasang gambar honey badger di belakang helmnya tanpa maksud apa pun,” tambah Jones yang melihat sisi lain dari sosok Ricciardo yang ramah namun kini bisa menjadi penghancur mimpi juara tim Mercedes musim ini.

l Yudi Winanto

Klasemen Sementara Formula 1

Pembalap Poin1. Nico Rosberg (Mercedes) 202 2. Lewis Hamilton (Mercedes) 191 3. Daniel Ricciardo (Red Bull) 131 4. Fernando Alonso (Ferrari) 115 5. Valtteri Bottas (Williams) 95 6. Sebastian Vettel (Red Bull) 88 7. Nico Huelkenberg (Force India) 69 8. Jenson Button (McLaren) 60 9. Felipe Massa (Williams) 40 10. Kevin Magnussen (McLaren) 37

Konstruktor Poin1. Mercedes 393 2. RedBull - Renault 219 3. Ferrari 142 4. Williams-Mercedes 135 5. Force India - Mercedes 98

Hasil Grand Prix Formula 1 2014GP Australia (16 Maret)1. Nico Rosberg, 2. Kevin Magnussen 3. Jenson Button

GP Malaysia (30 Maret)1. Lewis Hamilton, 2.Nico Rosberg, 3. Sebastian Vettel

GP Bahrain (6 April)1. Lewis Hamilton, 2. Nico Rosberg, 3. Sergio Perez

GP Tiongkok (20 April)1. Lewis Hamilton, 2. Nico Rosberg, 3. Fernando Alonso

GP Spanyol (11 Mei)1. Lewis Hamilton, 2. Nico Rosberg, 3. Daniel Ricciardo

GP Monaco (25 Mei)1. Nico Rosberg, 2 Lewis Hamilton 3. Daniel Ricciardo

GP Kanada (8 Juni)1. Daniel Ricciardo, 2. Nico Rosberg, 3. Sebastian Vettel

GP Austria (22 Juni)1. Nico Rosberg, 2 Lewis Hamilton 3. Valteri Bottas

GP Inggris (6 Juli)1. Lewis Hamilton, 2. Valtteri Bottas, 3. Daniel Ricciardo

GP Jerman (20 Juli)1. Nico Rosberg, 2 Valtteri Bottas, 3. Lewis Hamilton

GP Hungaria (27 Juli)1. Daniel Ricciardo, Fernando Alonso, 3 Lewis Hamilton

GP Belgia (24 Agustus)GP Italia (7 September)GP Singapura (21 September)GP Jepang (5 Oktober)GP Rusia (12 Oktober)GP AS (2 November)GP Brazil (9 November)GP Abu Dhabi (23 November)

Page 30: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201430

O L A H R A G A

Perseden Denpasar sukses menun-taskan putaran kedua kompetisi Di-visi I Liga Indonesia sebagai juara Grup Q setelah menyingkirkan dua

lawan asal Kalimantan, Persikutim Kutai Timur dan Penajam Paser Utara. Perseden lolos ke babak 12 besar didampingi PS Badung. Kedua wakil Bali ini selanjutnya ditantang dua tim tangguh asal Papua pada putaran ketiga yang bakal diputar perten-gahan Agustus mendatang.

Melajunya Perseden tidak bisa dilepas-kan dari peran I Made Pandu Wirata. Pe-main bertubuh tinggi besar yang menempati posisi stoper ini, senantiasa berjibaku men-ghalau setiap gempuran yang dilancarkan tim lawan dalam setiap pertandingan sejak putaran pertama. Kepemimpinannya di lini belakang membuat rasa aman rekan-rekannya di lapangan hijau.

Pandu Wirata belum puas dengan hasil yang telah diraih Tim Laskar Catur Muka. Pasalnya, perjuangan yang harus dijalani masih panjang dan penuh dengan rintan-gan. Perseden masih harus melewati babak 12 besar sebelum bisa promosi ke Divisi Utama musim depan dan sampai ke tujuan akhir, yakni berlaga di kompetisi Indonesia Super League (ISL).

Sebelum terjun pada pertandingan babak 12 besar, Perseden mendapat kesempatan menjajal kekuatan tim ISL asal Papua, Persiram Raja Empat, di Stadion Samudra, Kuta, Badung. Laga ini digunakan Pandu Wirata dan kawan-kawan untuk menambah pengalaman bertanding serta mengintip dan mempelajari karakter pemain Papua yang memiliki permainan keras. ”Melawan Per-siram memberikan saya pengalaman yang luar bisa. Dari sana saya bisa mendapat bayangan tentang kekuatan lawan nanti,” ujarnya di Denpasar pekan lalu.

I Made Pandu Wirata

Perjuangan Perseden Masih Panjang

MBP/nan

Page 31: Majalah bali post edisi 50

Pemuda kelahiran Denpasar, 6 Maret 1993, ini yakin dengan bermain kompak dan semangat juang tinggi di lapangan, Perseden akan bisa mengatasi perla-wanan dua wakil Papua pada babak 12 besar. Apalagi, trio pelatih Nyoman Ambara, AAK Bramastra, dan I.B. Mahayasa sudah mengeluarkan seluruh kemampuannya kepada pemain dalam latihan selama ini. Dukungan juga datang dari pengurus Perseden dan masyarakat Denpasar. ”Dari segi mental dan fisik, saya sudah sepenuhnya siap melakoni babak 12 besar,’’ tegas Pandu Wirata.

Mengawali karier sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), sudah banyak prestasi yang diukir oleh Pandu Wirata. Ia pertama kali mem-bela sekolahnya di Porsenijar, dan setelah SMP mengikuti Liga Bogasari U-15. Bakatnya semakin terlihat saat membela kesebelasan SMA Dwijendra Denpasar dalam Liga Pelajar Bali Post (LPBP). Selanjutnya membawa tim sepak bola Bali mendulang juara tiga pada Piala Suratin (U-18). Prestasinya kian meroket kala mengantarkan Den-pasar meraih medali emas dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2013 di kandang sendiri.

Pernah bergabung dengan Kund-alini FC dan klub Pespa Padang Sam-bian, Pandu Wirata juga memperkuat Perseden U-21 melakoni Kompetisi Divisi II sekaligus dipercaya pelatih mengenakan ban kapten di lengannya. Perseden U-21 di antarnya menjadi juara tiga nasional sekaligus promosi ke Divisi I sampai sekarang.

l Eka Parananda

Page 32: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201432

K R I M I N A L

Liong Medjing pasti tak menduga bakal kena musibah. Saat asyik memasak di rumahnya di Jl. Nangka Selatan Gang Turi No.6,

Denpasar, pada Rabu (18/6) lalu sekitar pukul 09.00, bos toko elektronik dan bahan bangunan ini kedatangan tamu tak diun-dang. Medjing mendengar langkah orang masuk ke rumahnya. Sedangkan putranya, Andra Mamangdean, berada di kamar.

Wanita berusia 42 tahun ini lalu ke luar dari dapur melalui pintu samping untuk mengecek apa gerangan yang terjadi. Tiba-tiba dia melihat seorang pria mengenakan helm hitam berada di dalam rumahya. Ketika ditegur, pria itu segera mengham-piri Medjing, lalu memukul wajah Med-jing dengan kaleng susu serta membekap mulutnya. Kaleng susu yang digunakan memukul wajah korban tersebut diambil di atas meja. Saking kerasnya hantaman, kaleng tersebut penyok hingga mengakibat-kan Medjing pingsan dengan luka robek di pelipis kanan.

Begitu korban tumbang, pria yang ternyata perampok sadis itu memanggil teman-temannya yang masih berada di luar agar masuk ke rumah korban. Dengan mem-bawa parang, tiga perampok masuk rumah, sedangkan satunya lagi berjaga-jaga di luar rumah. Dua perampok mengikat Medjing, dan satunya lagi masuk ke kamar Andra, lalu mengikat tangan anak Medjing terse-but dengan kabel data komputer, termasuk membekap mulutnya dengan lakban.

Saat itu juga seorang pria tak dikenal itu masuk ke kamar korban untuk menggasak uang serta barang-barang berharga. Setelah mengambil uang tunai Rp 45 juta serta ba-rang berharga berupa laptop, empat HP, dan dompet, kelima perampok tersebut bergegas pergi meninggalkan korban.

Bos Toko Dirampok Mantan Sopir

Tersangka perampok, Herman Su-manto dan Mohammad Fendik Santoso, kini diamankan di Polresta Denpasar. Keduanya tak bisa berkutik setelah kaki mereka “dilubangi” polisi.

Page 33: Majalah bali post edisi 50

Sedangkan Medjing, beberapa saat kemudian berhasil melepaskan ikatan tali di tangannya. Kasus perampokan tersebut segera dilaporkan ke Polresta Denpasar. Berbekal laporan itu, aparat Sat. Reskrim Polresta Denpasar yang dipimpin Kasat Reskrim AKP I Negah Sudiarta melakukan menyelidikan. Mer-eka akhirnya mendapat informasi bahwa salah seorang perampok itu bersembunyi di Malang, Jatim. Saat itu juga aparat Polresta Denpasar melakukan pencar-ian di Jatim. Setelah melakukan perbu-ruan tiga hari, pada Jumat (25/7) lalu, tersangka Herman Sumanto berhasil dibekuk di rumahnya di Desa Tanjun-grejo, Sukun, Malang.

Berdasarkan keterangan Herman, keesokan harinya yakni Sabtu (26/7) lalu giliran tersangka Fedik Santoso ditangkap di wilayah Kencong, Jember. Tetapi saat ditangkap, Herman dan Fedik melakukan perlawanan dan berusaha melarikan diri. Tak mau kehilangan buruannya, aparat Polresta Denpasar terpaksa melubangi kedua kaki peram-pok sadis tersebut.

Sedangkan tiga teman kedua tersang-ka yang berinisial S, ES, dan W, berhasil kabur dari sergapan polisi. Selanjutnya Herman dan Fendik digiring dari Jatim menuju Denpasar. Selain mengamankan keduanya, polisi mengamankan barang bukti hasil kejahatan berupa laptop merek Azus, dua HP merek Samsung

Galaxy, HP Nokia putih, dan motor yang dipakai tersangka Fendik beraksi yakni Honda Vario Techno warna putih bernopol DK 7707 BX.

Di hadapan polisi, tersangka Herman Sumanto (42) yang asal Jl. Simpang Putra Yuda II, Tanjung Rejo, Sukun, Malang, dan Mohammad Fendik San-toso (32) yang asal Dusun Pondok Waluh, Kencong, Jember ini, mengakui perbuatannya merampok rumah Medjing di Denpasar.

Tersangka Herman mengungkapkan bahwa aksi perampokan itu memang telah mereka rencanakan. Sedangkan otaknya adalah ES yang ternyata mantan sopir korban. Informasi tentang kondisi rumah Medjing di Jalan Nangka Selatan, Denpasar itu, memang dibocorkan ES. “ES berhenti bekerja dari rumah korban sekitar 1,5 tahun lalu. Saya dan ES serta teman lainnya, bertemu di Jawa,” ucap Herman, sambil menahan sakit di kak-inya yang dilubangi polisi.

Perampokan di rumah Medjing itu direncanakan dengan cara melakukan pertemuan di rumah R di Jember. Set-elah sepakat, mereka berlima berangkat ke Bali, sebagian naik motor dan se-bagian lagi numpang bus.

Set ibanya di Denpasar, mereka menginap di salah satu tempat kos di Jl. Bedahulu. Mereka lalu berbagi tugas dan menyusun rencana untuk beraksi.

Sehari sebelum merampok, Herman

dan teman-temannya mensurvei rumah korban. Setelah itu mereka kembali ke tempat kos. Tak lama kemudian Fendik dan W ke luar kos membeli peralatan berupa parang di Jl. Setiabudi, dan dua lakban di Jalan Imam Bonjol. “Keesokan harinya, Rabu (18 Juni) sekitar pukul 08.30 kami berlima menuju lokasi den-gan naik tiga motor,” tambah Herman.

Begitu menggasak barang-barang dan uang tunai Rp 45 juta, mereka kembali ke tempat kos dan membagi hasil keja-hatannya. Setiap orang mendapat bagian yang sama yakni masing-masing Rp 9 juta dan satu HP. “Saat itu juga kami berangkat ke Jember dengan mengen-darai tiga motor. Setibanya di Jawa, kami berpisah menuju rumah masing-masing,” tandas Herman.

Wakapolresta Denpasar AKBP I Nyo-man Artana didampingi Kasat Reskrim AKP I Negah Sudiarta, Rabu (30/7) lalu menyebutkan bahwa memang benar ked-ua perampok itu ditangkap. Sedangkan tiga rekan mereka, masih buron. Akibat perbuatannya, tersangka bakal dijerat Pasal 365 ayat 2 KUHP dengan ancaman pidana paling lama 12 tahun.

l Wiadnyana

Page 34: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201434

K R I M I N A L

KASUS persetubuhan terhadap anak di bawah umur rupanya tak pernah surut di Jembrana. Walau pemerintah setempat berjuang keras menekan kasus ini melalui ceramah dan sosialisasi, kasus seks masih saja terjadi. Buktinya, jajaran buser Polres Jembrana pada Selasa (29/7) sore lalu mengamankan pelaku persetubuhan terhadap anak baru gede (ABG) yakni tersangka Muliadi alias Dika (18) asal Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB. Buruh tambak di Pengamben-gan, Negara terpaksa diamankan polisi berkat laporan orangtua korban AR, dari Desa Tuwed, Melaya pada 3 Juni 2014 lalu. Ketika itu anak mereka yang bernisial AD (15) ditiduri Dika di rumah sang gadis.

Menurut informasi, pada Selasa (3/6) lalu pukul 18.30 rumah AD sedang sepi karena orangtuanya bepergian. Situasi rumah yang sepi tersebut rupanya di-manfaatkan tersangka Dika untuk meni-duri sang pacar yang masih di bawah umur. Tersangka pasti tak menyangka kalau perbuatannya bakal berujung di kantor polisi. Tersangka lalu membujuk rayu pacarnya dengan kata-kata manis. Rupanya AD bertekuk lutut sehingga bersedia menyerahkan kegadisannya kepada sang buruh tambak asal Lom-bok Barat tersebut. Kedua insan yang dimabuk asmara ini akhirnya melaku-kan perbuatan layaknya suami-istri di kamar AD. Tanpa disangka-sangka, paman AD tiba-tiba datang ketika keduanya asyik berhubungan badan. Akhirnya perbuatan mereka dipergoki sang paman. Kamar mereka tempat ber-buat mesum digedor-gedor paman AD, sehingga keduanya terkejut. Tersangka Dika dan AD terpaksa melarikan diri dari rumahnya.

Tak hanya sampai di sana, korban yang ketakutan, akhirnya melarikan diri ke Jawa. Kasus persetubuhan ter-hadap anak di bawah umur ini kemu-dian dilaporkan ke polisi. Tetapi untuk membekuk tersangka Dika, polisi mesti melakukan penyelidikan selama sebu-lan. Momen Lebaran rupanya dipakai

oleh polisi untuk menangkap tersangka di kampung halamannya, Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB. Polisi mesti menyanggong tersangka di kampung halamannya. Tetapi untuk menangkap tersangka, bukanlah perkara mudah. Polisi mesti memancing Dika supaya mau keluar kampungnya. Tak lama kemudian Dika berhasil diamankan ketika berada di pantai dekat dengan rumahnya. Dia kemudian diboyong ke Bali untuk menjalani pemeriksaan. Menurut Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra seizin Kapolres, mengungkapkan bahwa tersangka Dika dijerat Pasal 81 UU 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Sebelum-nya, tersangka I Komang Sutanta alias Mang Agus (18) asal Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana pada 24 Juli lalu dilaporkan ke polisi juga gara-gara melarikan dan menyetubuhi gadis di bawah umur yakni Ni Komang Yst (14), asal yang sama.

Menurut informasi, persetubuhan

antara tersangka Mang Agus dengan Ni Komang Yst dilakukan atas dasar suka sama suka karena mereka pacaran.

Pertemuan mereka berawal dari request lagu di sebuah radio yang ber-lanjut saling tukar nomor HP. Komu-nikasi mereka berlanjut hingga mereka janjian ketemuan di Bendungan Benel Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kamis (10/7). Hubungan mereka ber-lanjut hingga terjadilah persetubuhan di sebuah kebun di sekitar Bendungan Benel. Kejadian tersebut terulang kem-bali pada 22 Juli dan 23 Juli. Saat itu tersangka Mang Agus menjemput kor-ban yang hanya lulusan SD ini di perti-gaan desa sekitar pukul 19.00. Korban kemudian diajak pulang ke rumahnya sendiri. Malam itu juga, duda satu anak itu mengajak korban menikah lantaran cinta. Lamaran tersangka rupanya di-terima korban. Namun ketika pejatian (utusan keluarga) dari tersangka Mang Agus mendatangi rumah korban malam itu juga, pihak keluarga korban meno-laknya. Keesokan harinya yakni 24 Juli, keluarga korban menjemput korban di rumah tersangka. Selanjutnya keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jembrana. Tersangka Mang Agus lalu diamankan di Polres Jembrana. Dia dijerat Pasal 81 UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun dan maksimal 15 tahun.

Sementara itu, dari yang diperolah di Polres Jembrana, hingga Mei 2014 lalu terjadi 13 kasus yang melibatkan anak-anak, dan kasusnya dilaporkan ke Polres Jembrana. Yang paling mencolok adalah persetubuhan terhadap anak di bawah umur yakni delapan kasus, dua kasus terjadi Januari, empat kasus ter-jadi Maret dan dua kasus selama April. Berikutnya, pada Mei polisi menerima satu kasus pencabulan.

l Witari

Manfaatkan Rumah Sepi,Buruh Tambak Tiduri ABG

MBP/witari

Tersangka Muliadi alias Dika (18) asal Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong,

Lombok Barat, NTB, diamankan di Polres Jembrana gara-gara meniduri anak di

bawah umur.

Page 35: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 35

KASUS penipuan yang mengatasna-makan RSUP Sanglah semakin menjadi-jadi saja, walau masyarakat telah diin-gatkan agar hati-hati dengan kejahatan ini. Modusnya pun sama yakni penipuan lewat telepon yang berkedok kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Tetapi pihak ru-mah sakit (RS) tidak dapat melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. “Kami tidak bisa melaporkan kasusnya ke polisi, karena yang berhak melaporkan adalah korban yang mendapat telepon dari dokter gadungan (pelaku),” kata Kasubag Humas RSUP Sanglah dr. Kadek Nariyantha.

Menurut dia, kasus penipuan yang berdalih lakalantas pada dasarnya mer-ugikan pihak RS karena namanya terce-mar. Dalam hal ini, pihaknya hanya bisa mengimbau dan menginformasikan ke-pada masyarakat agar jeli dan berhati-hati dalam menanggapi hal-hal yang sifatnya belum tentu benar. “Kami hanya meng-informasikan bahwa RSUP Sanglah tak pernah minta uang sebelum melakukan tindakan medis kepada pasien. Apalagi uang yang diminta lewat transfer. Itu sama sekali tidak benar,” tegas Nariyantha.

Dia mengungkapkan, pada Kamis (31/7) lalu empat keluarga nyaris menjadi korban penipuan. Ketika itu, orang yang mengaku petugas paramedis minta kepada korban supaya mentransfer Rp 12 juta ke rekening yang telah disebutkan si pe-nelpon gelap. “Ada telepon yang masuk, katanya ada dokter RSUP Sanglah yang minta ditransferkan uang guna keperluan pembelian alat medis, karena anggota ke-luarga korban dirawat dan dalam keadaan kritis,” tambah Nariyantha.

Begitu mendapat informasi tersebut, pihaknya langsung mengecek nama pasien yang dimaksud ke ruang yang dimaksud. Hasilnya pasien tersebut tidak ada dirawat di RSUP Sanglah. Dua jam setelah itu, keluarga korban menginfor-masikan bahwa anaknya berada di rumah dalam keadaan baik-baik saja. “Mana ada dokter RSUP Sanglah yang menelepon keluarga pasien untuk minta uang. Yang ada, pasien ditangani dulu, apalagi dalam kondisi kritis,” tambahnya.

Sebelumnya pada Kamis (24/7) lalu, sekitar 17 keluarga mendatangi RSUP

Sanglah dengan penuh kepanikan. Mer-eka mendapat informasi bahwa salah seorang anggota keluarganya mengalami lakalantas.

Salah seorang yang nyaris menjadi korban, Ketut Muliarta (41), warga Jalan Gunung Agung, Denpasar, menuturkan bahwa keluarganya mendapat telepon dari petugas yang mengaku pihak kedokteran RSUP Sanglah. Dalam percakapan di telepon, si petugas menyebutkan bahwa anak Ketut Muliarta yakni Putu Sinta (16), yang duduk di salah satu SMA di Denpasar, terlibat lakalantas, sehingga mengalami masalah pada otak kecilnya.

Dari situ, si penelepon minta kepada keluarga Ketut Muliarta agar segera men-transfer uang Rp 9.400.000 untuk pengo-batan Putu Sinta. Bila terlambat mengirim uang, maka gadis tersebut tidak bisa ditan-gani dan kemungkinan besar nyawanya melayang. “Untung saya cek ke rumah sakit dulu untuk memastikan kondisi Putu Sinta. Ternyata dia tidak dirawat,” ujar Ketut Muliarta via telepon.

Saat dihubungi sekitar pukul 13.52, anak Muliarta baru saja pulang dari seko-

lahnya. Tiba-tiba dia diminta mengirim uang ke nomor rekening 11300099393 atas nama Hariadi Umarin. Muliarta me-maparkan bahwa si penelepon mengaku sebagai dokter di RSUP Sanglah dengan nomor HP 085210021180.

Menanggapi kasus penipuan seperti ini, Kasubag Kasubag Humas RSUP Sanglah, dr. Kadek Nariyantha mengatakan, usaha-kan menghubungi si anak (korban) atau menghubungi pihak sekolah. Jika tidak membuahkan hasil, maka dapat men-ghubungi pihak RS untuk memastikan apakah benar ada anggota keluarga kita yang mengalami lakalantas dan dirawat di RS dengan tindakan cepat. ‘’Waspadai penipuan dan jangan buru-buru mengirim uang,” tegasnya.

l Desi

Hati-hati Penipuan Berkedok Lakalantas

Sering Mengatasnamakan RS

MBP/desi

Kasubag Humas RSUP Sanglah dr. Kadek Nariyantha

Page 36: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201436

L I N G K U N G A N

Daerah resapan air dan hutan lindung di Karangasem teran-cam. Pengerukan galian C me-nyasar daerah hulu di Beban-

dem, Selat dan Rendang. Warga pemilik lahan galian C tak banyak mengetahui ada UU lingkungan hidup atau peraturan daerah yang tak mengizinkan penggalian di atas 500 meter di atas permukaan laut (Dpl). Jika aturan ini konsekuen diterap-kan, mestinya tak ada pengerukan galian C di daerah hulu di tiga kecamatan itu karena potensi galian C ada di atas 500 meter Dpl. Desakan dewan dan warga tak lagi mampu membendung pengerukan galian C ilegal. Pemkab melalui Satpol PP Karangasem tampaknya ragu-ragu menertibkan galian C ilegal itu. Pasalnya Kadispenda Karangasem justru melegal-kan pungutan pajak. Bahwa setiap ada transaksi di galian C mesti dikenakan pajak.

Melihat realitas makin rusaknya lahan dikeruk galian C-nya, seorang warga dari Butus, Kecamatan Bebandem, Karan-gasem mengirim sms yang berisi aspirasi atau unek-uneknya ke Bali Post. Warga itu prihatin soal galian C di wilayah ban-jar dan desanya di Butus. Soalnya, hutan pinus seperti di wilayah banjar Bukit Pawon yang masuk hutan lindung, justru terus dikeruk investor galian C. Warga itu minta pejabat Bupati Karangasem dan Gubernur Bali agar memberikan perha-tian, dan mau mengawasi dan pengen-dalikan usaha galian C di Karangasem, khususnya di Butus.

Soalnya, kata warga itu, galian C bahkan banyak yang tanpa izin tetap bisa beroperasi mengeruk bumi pertiwi dengan bebas. Warga itu melihat wilayah

desanya alamnya sudah diambang ke-hancuran. Dia khawatir bakal terjadi bencana alam, di masa depan. Soalnya, selama ini wilayah desanya sudah kek-eringan, krisis air. Meski di Butus kaya akan galian C, warganya krisis air bersih. Mata air sudah tak ada. Mata air sudah mengering.

Tak sekali dua kali ini warga di Butus yang peduli akan kelestarian lingkungan desanya, menyampaikan unek-uneknya. Ada juga pemuda setempat yang peduli akan lingkungannya. Mereka minta pa-sokan air bersih. Selama ini warga yang mampu tetap membeli air bersih dengan mobil yang mengangkut bak fiber atau yang tak mampu hanya mengandalkan air hujan yang ditampung di cubang atau bak penampung air hujan.

Kekhawatiran banyak warga yang peduli akan lingkungan pun, gayung bersambut dengan Ketua DPRD Karan-gasem I Gede Dana, Wakil Ketua DPRD Nyoman Karya Kartika dan sejumlah anggota dewan. Pada sidang beberapa waktu lalu di depan rombongan eksekutif dipimpin Sekda Karangasem Gede Ad-nya Mulyadi, Dewan minta galian C tak berizin ditutup atau distop sampai mer-eka memiliki izin. Adnya sendiri pada ra-pat itu mengakui di Karangasem terdata ada 70 usaha galian C. Dari jumlah itu di seluruh Karangasem, hanya 13 usaha yang berizin. Selebihnya, sebanyak 57 usaha skala besar mengeruk bumi dengan alat berat, justru tanpa izin.

Semula saat itu, Adnya di depan rapat langsung minta Kepala Pol PP mem-bantunya menertibkan usaha galian C tanpa izin itu. Namun belakangan saat diwawancarai, soal kapan bakal mulai

menertibkan galian C tak berizin itu, Adnya tampak mulai ragu-ragu. Dia mengatakan, bakal merapatkan stafnya yang terkait dengan penertiban itu usai Lebaran ini. Baginya, sulit menertibkan galian C itu, karena berbagai aspek harus dipikirkannya.

Sementara saat soal pemungutan galian C tanpa izin itu tetap dipungut pa-jaknya, Kadispenda Nengah Toya men-gatakan, pihaknya bakal tetap memungut pajak galian C itu. Soalnya ketentuannya memang demikian. Pajak harus dipungut jika ada transaksi.

10 Tahun ke DepanRibuan Hektar Lahan Bopeng

Page 37: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 37

MBP/bud

Ribuan hektar lahan bakal bopeng. Tampak dalam gambar, lahan berubah menjadi kolam berisi air setelah galian C dikeruk.

Jadi tiap ada transaksi termasuk tran-saksi jual beli galian mineral bukan logam atau istilah lamanya galian C, maka pa-jaknya harus dipungut. ‘’Kalau kami tak memungut pajaknya, maka akan diperiksa dan menjadi temuan BPK,’’ katanya.

Sementara pihak DPRD Karangasem minta usaha galian C tanpa izin sementara distop sampai ada izinnya. Peraturannya ada, ada UU tentang lingkungan hidup ada perda pemprov Bali yang mengatur di mana di atas 500 meter di atas permukaan laut tidak boleh ada eksploitasi galian C. Itu demi melindungi wilayah resapan air

hujan dan sebagai wilayah lindung.Ketua Komisi B DPRD Karangasem

Nyoman Oka Antara mengatakan, diper-kirakan dalam 10 tahun ke depan jika tanpa pengendalian dan pengetatan izin, ribuan hektar lahan di Karangasem dari dataran rendah sampai pegunungan bakal bopeng dikeruk galian C. Perhitungannya dari 57 galian C tanpa izin, tiap tahun per usaha mengeruk satu hektar saja, maka dalam 10 tahun bakal bopeng dan ting-gal lubang kerusakan alam 570 hektar. Belum lagi, kerusakan sebelum ini yang sudah mencapai beberapa ratus hektar.

Sementara, kata Wakil Ketua DPRD Karangasem Karya Kartika, retribusi Rp 60 miliar tiap tahun dari galian C memang cukup besar bagi Karangasem. Namun dampak jangka pendek berupa polusi, kerusakan badan jalan yang san-gat cepat, serta dalam jangka panjang kerusakan lingkungan, serta ancaman bencana alam kekeringan pada musim kemarau serta banjir dan tanah long-sor pada musim penghujan jauh lebih menakutkan.

l Budana

Page 38: Majalah bali post edisi 50

P A R I W I S A T A

11 - 17 Agustus 201438

Pariwisata Bali telah tumbuh dengan pesat. Bahkan, jumlah kamar hotel dan vila penuh sesak hingga me-lebihi kapasitas. Bahkan, jumlah

kini diprediksi melebihi dari jumlah kun-jungan wisatawan. Kondisi ini berdampak negatif terhadap penurunan tingkat hunian kamar. Okupansi hotel berbintang Mei 2014 mencapai rata-rata 61,01 persen atau turun 0,27 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan, okupansi hotel nonbintang pada periode yang sama rata-rata mencapai 29,64 persen.

Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Gusti Kade Sutawa juga mengakui, pertumbuhan hotel terutama di Bali Selatan melebihi dari per-tumbuhan kunjungan wisatawan. Kondisi ini tecemin dari merosotnya tingkat hunian hotel setiap tahunnya.

“Kalau mau pasti bisa (menekan per-

tumbuhan kamar-red). Hitung dulu carry-ing capacity Bali terutama Badung, kalau hasilnya cukup maka harus di stop dulu, seperti di Inggris kalau orang mau bangun hotel di suatu area, maka pemerintah bisa langsung jawab tidak bisa di kawasan itu, karena sudah penuh,” ungkapnya.

Menurutnya, Bali tidak membutuhkan banyak hotel yang dibangun lagi, karena membuat pariwisata murah dan akan me-nambah beban Bali semakin berat. Saat ini Pulau Dewata membutuhkan infrastruktur jalan agar pembangunan tidak numplek di Selatan, karena wisman tidak akan mau berkunjung ke daerah-daerah jika harus menempuh perjalanan lama. “Kalau terus dibuka izin maka akibatnya tidak baik bagi pengusaha maupun pekerja income akan menurun dan kesejahteraan semakin jauh,” sebutnya.

Kendati demikian, merosotnya pari-

wisata Bali dinilai Kade Sutawa juga dipengaruhi pergeseran pasar pariwisata Bali. Pulau yang dulunya banyak didatangi wisatawan Eropa ini, kini lebih dominan didatangi wisatawan Asia. Bahkan, pasar Asia kini menempati peringkat ke-2 set-elah Australia. Hal ini dikarenakan krisis finansial yang dialami sejumlah negara di Eropa, sehingga mereka memilih destinasi yang dekat dengan negaranya.

“Pasar pariwisata Bali juga berubah, dari Eropa ke Asia, sehingga daya beli dan length of stay atau lama tinggalnya rendah diband-ingkan wisatawan Eropa. Belum lagi kita bersaing dengan Thailand dan Singapura yang menjual pariwisata dengan murah,” ucapnya. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Panusunan Siregar juga mengakui, rata-rata lama menginap tamu asing dan Indo-nesia pada hotel berbintang di Bali pada Mei 2014 mencapai 3,36 hari.

Pertumbuhan Kamar Hotel di Bali

Pembangunan akomodasi pariwisata di Bali kian tidak ter-kendali. Bahkan, pertumbuhannya melebihi pertumbuhan kunjungan wisatawan.

Page 39: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 39

Pesatnya pertumbuhan pariwisata Bali berdampak negatif terhadap sektor pertanian. Sebab, pertumbuhan sektor tersebut berdampak pada peningkatan kebu-tuhan lahan, sehingga sektor pertanian makin terdesak, bahkan terpinggirkan.

Ketua Pusat Analisis Data Ekonomi Bisnis FEB Unud Dr. Sudjana Budhi mengatakan, pertumbuhan pariwisata di satu pihak mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah Bali, tetapi bersamaan dengan arah perkembangan bisnis pariwisata itu telah berdampak pada peningkatan kebutuhan lahan. “Kondisi ini secara otomatis membuat basis ekonomi rakyat yang sebagian besar bermukim di sektor pertanian menjadi terdesak dan bahkan terpinggirkan,” ungkapnya.

Untuk itu, kata dia, Bali perlu mengembangkan bisnis parwisata berbasis komu-nitas lokal (communty-based tourism). Pendekatan strategi dengan melibatkan rakyat sebagai owner atas industri pariwisata, tentu dengan maksud dapat diselesaikannya konflik kepentingan antara masyaraat lokal di sektor pertanian dengan perkembangan bisnis pariwisata itu sendiri. Strategi pengembangan destinasi pariwisata berbasis local people as ownership telah berjalan di banyak negara, antara lain Thailand, Aus-tralia, dan di sejumlah negara Afrika. “Dengan begitu penyelesaian konflik sektoral menjadi lebih mudah dikendalikan karena masyarakat lokal ikut serta berpartisipasi pada kelembagaan bisnis pariwisata itu sendiri,” katanya.

Diterangkan, menurunnya peran komunitas masyarakat lokal pada sektor perta-nian dilakukan melalui proses demokratis, di mana komunitas lokal ada di dalamnya sebagai pengelola industri pariwisata itu sendiri. Jika proses negosiasi damai antara pertumbuhan pariwisata dengan perluasan kebutuhan lahan untuk pariwisata da-pat menghasilkan tingkat keseimbangan kesejahteraan dalam bentuk kepemilikan usaha pada sektor industri pariwisata. “Industri pariwisata modern dan masyarakat tradisional petani di masa depan sudah dapat kita petakan menyerupai pola hubunga majikan dan buruh,” jelasnya.

Dia menilai, era kapitalisme saat ini sudah merusak tatanan kekuasaan pe-merintahan dibanyak negara berkembang. Kekuasaan cenderung lebih memilih mendatangkan investor ketimbang upaya untuk memberdayakan potensi yang ada pada masyarakat sebagai human capital yang pasti berguna sebagai aset penentu pertumbuhan ekonomi. “Pemerataan pariwisata melalui proses local people as ownership adalah jawaban saat ini sebagai wahana untuk menegosiasikan antara pertumbuhan sektor pariwisata yang memerlukan perluasan lahan pertanian, dengan sektor pertanian yang akan semakin terdesak,” pungkasnya.

Sementara, Ketua HKTI Prof. Dr. I Nyoman Suparta berpendapat, pelaku bisnis yang bergerak di sektor pariwisata terutama perhotelan wajib menyerap 100 persen produk pertanian lokal. Hal ini sebagai upaya mewujudkan sinergi pariwisata dengan pertanian yang selama ini sulit diwujudkan. “Mereka (kalangan hotel –red) jangan sedikit-sedikit impor dari luar, karena kita di Bali memiliki sektor pertanian yang juga harus dijaga, salah satunya dengan menyerap apa yang mereka hasilkan,” ujarnya.

Menurutnya, sektor pariwisata Bali selama ini berlindung di balik kelemahan petani yang selama ini dinilai tidak mampu menghasilkan produk yang berkualitas, berkesinambungan dan kuantitas, sehingga memilih impor. “Saya tidak mengatakan anti impor, tetapi kita harus lebih memikirkan bagaimana pertaniannya bisa subur dan peternakannya bisa produktif,” tandasnya.

Pesatnya alih fungsi lahan di Bali berdampak negatif terhadap keberlangsungan sektor pertanian. Potret suram itu terlihat dalam sensus pertanian 2013. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bali tahun lalu tercatat 408.233 rumah tangga, menyusut 17,09 persen atau rata-rata penurunan 1,70 persen per tahun dari tahun 2003 yang tercatat 492.394 rumah tangga. Dari sebanyak 404.507 rumah tangga pertanian pengguna lahan di Provinsi Bali, 63,58 persen atau 257.181 rumah tangga merupakan rumah tangga petani gurem. Secara absolut, penurunan rumah tangga usaha pertanian di Bali tertinggi terjadi pada subsektor peternakan, yaitu 78.193 rumah tangga.

l Parwata

Pertanian Makin TerdesakAngka ini turun dibandingkan dengan rata-

rata lama menginap tamu pada bulan April 2014 yang mencapai 3,53 hari. “Secara keseluruhan, rata-rata lama menginap tamu Indonesia pada Mei 2014 selama 3,08 hari, lebih singkat dibandingkan rata-rata lama menginap tamu Asing yang selama 3,5 hari,” pungkasnya.

Seperti diketahui jumlah akomodasi di Bali 2010 mencapai 2.190 unit dengan 45.408 kamar. Angka tersebut terdiri dari hotel berbintang 158 unit dengan total kamar 20.558, hotel melati 1036 unit dengan total kamar 20.410 serta pondok wisata 996 unit total kamar 4.440. Hingga 2011 jumlah kamar hotel di Bali telah mencapai angka 55.000 kamar, sedangkan jumlah total Restoran atau rumah makan di Bali 1.658 dengan 81 seat (tempat duduk). Okomodasi tersebut dominan be-rada di Bali Selatan, yakni di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar.

l Parwata

MBP/dok

Penuh Sesak

Page 40: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201440

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial perusa-haan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan men-

ghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua min-ggu sebelum penerbitan.

MBP/Edi

KESIAPAN JARINGAN - GM ICT Operation Regional Bali-Nusra,

Danny A. Triawan (kanan) bersama GM Sales Telkomsel Bali-Nusra,

Gatot P. Utomo saat menjelaskan kesiapan jaringan Telkomsel untuk

mengantisipasi lonjakan selama Lebaran dan libur Lebaran, Kamis (24/7) di Renon.

MBP/ist

BALE SANTAI - Untuk memberikan pelayanan yang sangat bermanfaat

bagi para pemudik yang ingin pulang kampung, Astra Motor Main Dealer

Bali menyediakan fasilitas Posko Siaga Honda selama mudik melalui Bale

Santai Honda 2014 (BSH). Posko istirahat bagi pemudik ini berlangsung

pada 24–31 Juli 2014 lalu di Desa Penyaringan, Negara.

MBP/ist

HOLIDAY CAMPAIGN - PT Astra International Tbk. memulai program Astra Holiday Campaign (AHC) dengan dilepasnya ratusan

armada mudik dan mekanik di sepanjang jalur mudik Lebaran dari Jawa hingga Bali. Seluruh armada dan tim mekanik yang bertugas

selama AHC mulai 25 Juli hingga 3 Agustus itu dilepas Presiden Direktur PT AI Tbk Prijono Sugiarto didampingi sejumlah petinggi manajemen Astra lainnya di Kantor Astra International di Jakarta,

Rabu (23/7).

MBP/ist

MUDIK BARENG - Manager Channel Operation Telkomsel Regional Bali-Nusra Sandy Adyat mengang-

kat bendera tanda diberangkatkannya tiga bus yang membawa para peserta Mudik Bareng Outlet dari Gra-

PARI Jalan Diponegoro, Denpasar menuju Surabaya pada Jumat (25/7).

Page 41: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 41

MBP/Wawan

TIRTAYATRA - Libur Lebaran pada Senin (28/7) lalu dimanfaatkan krama Bali untuk melaksanakan tirtayatra. Tampak pemedek memadati

Pura Goa Lawah, Pura Silayukti, Pura Lempuyang, dan Pura Pasar Agung.

Page 42: Majalah bali post edisi 50

B U D A Y A

Adu Gangsing Khas Buleleng

Peserta lomba sedang adu gangsing.

Page 43: Majalah bali post edisi 50

Danau Buyan sebagai pusat penyelengaraan Lake Buyan Festival (LBF) 2014 menjadi ajang kompetisi gangsing.

Permainan tradisional yang biasa di-mainkan oleh para petani kopi di Bali itu mewarnai kemeriahan pelaksanaan LBF. Pengunjung penuh sesak memberi semangat kepada para peserta yang mengadu kekuatan gangsingnya.

Arena adu gangsing diberikan pemba-tas tali tambang berwarna biru. Ukuran-nya mencapai 10x10 meter. Di dalam area itu masih dibatasi lagi dengan empat buah kotak persegi dengan ukuran 4x4 meter, yang ditandai dengan kapur.

Sejumlah pria yang mengenakan pakaian adat madya, langsung meny-iapkan gangsing (alat main terbuat dari kayu yang bentuknya bundar seperti bulan) dengan ukuran besar. Setiap gangsing rata-rata memiliki diameter hingga 15 sentimeter dan beratnya mencapai 1,5 kilogram.

Pertandingan diawali dari tim dari Desa Munduk melawan tim dari Desa

Gobleg. Peserta dari Desa Gobleg, maju memutar gangsingnya. Kemudian, pria dari Desa Munduk maju dan berusaha menghantam gangsing yang diputar warga Desa Gobleg tadi. Begitu hanta-man tepat, wasit langsung meniup pe-luit, tanda pria dari Desa Gobleg kalah. Jika tidak tepat, maka aduan ditentukan berdasar lamanya putaran gangsing.

Seni bermain gangsing ini sudah muncul sejak lama. Namun, tidak ada yang mengetahui kapan kesenian dari kawasan agraris itu muncul. Permainan ini tetap dimainkan di beberapa desa seperti di Desa Munduk, Umejero, Ges-ing, Gobleg, Kayuputih, dan Bengkel.

Permainan gangsing selalu berkem-bang dari waktu ke waktu. Jika dulunya warga hanya memanfaatkan kayu dari pohon jeruk dan pohon limau, kini warga memanfaatkan dari pohon apa saja. Yang penting kuat. Gangsing ukuran kecil bisa memanfaatkan lem kayu untuk menempelnya.

Jro Putu Ardana, salah satu peserta mengatakan, satu gangsing diperkirakan

menelan dana pembuatan hingga Rp 250.000 dan memakan waktu hingga tiga hari. Walau demikian, kini sudah ada stan-darisasi tersendiri. “Satu gangsing itu mak-simal beratnya 1,6 kilogram dan diameter maksimal 1,6 kilogram,” katanya.

Uniknya, permainan gangsing dari satu desa dengan desa lain tidak sama. Permainan gangsing di Catur Desa Adat Dalem Tamblingan berbeda dengan gangsing di Kecamatan Pupuan. “Di Pupuan, biasanya warga menggunakan gangsing dengan diameter kecil, hanya sekitar lima sentimeter. Namun di Catur Desa, minimal diameter yang digunakan 10 sentimeter,” jelas Jro Ardana.

Untuk adu gangsing ini, pihaknya sampai melayani tantangan hingga ke Batam, Tanjung Pinang dan daerah lainnya di indonesia.

l Budarsana

www.bali-travelnews.com

Page 44: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201444

T R A D I S I

Aci Usaba Sumbu dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat Desa Pakraman Timbrah, Keca-matan/Kabupaten Karangasem.

Setiap pelaksanaannya selalu menyedot perhatian masyarakat, karena menghadirkan ribuan babi guling sebagai persembahan masyarakat ke hadapan Ida Batara. Namun, dalam seminggu penuh aci ini, ada satu ritual yang sangat sakral dilaksanakan saat aci Usaba Sumbu Kelod. Bagian dari tradisi Usaba Sumbu Kelod itu dikenal dengan ritual Ngundangin. Tujuannya, sesuai namanya untuk mengundang Ida Batara, hadir ke tengah-tengah masyarakat sebelum aci Usaba Sumbu Kelod digelar.

Desa Pakraman Timbrah merupakan salah satu desa tua di Bali. Menurut sejarahnya, desa ini sudah ada sejak tahun Çaka 1118. Tradisi ini sudah dilaksanakan secara turun-temurun. Sesuai dengan awig-awig Desa Adat Timbrah, rangkaiannya dimulai dengan melasti pada Soma Wage Wuku Tambir. Tiga hari berikutnya barulah dilaksanakan Usaba Sumbu Kaja pada Wraspati Paing Wuku Tambir di Panti Kaler. Esok harinya disebut dengan pangajengan. Biasanya pada hari ini dilaksanakan tabuh rah untuk nyomia buta kala. Setelah pangajengan disebut panyela-gan. Hari ini dipakai untuk mempersiapkan segala perlengkapan upacara Usaba Sumbu Kelod, yang dilaksanakan pada Redite Kli-

won Medangkungan. Malam hari saat Usaba Sumbu Kelod inilah dilaksanakan ritual Ngundangin. Ritual Ngundangin dimulai dari Pura Peninjauan atau biasa juga disebut Pura Segara yang terletak sekitar 200 meter di sebelah tenggara Pura Bale Agung.

Pura ini dianggap suci dan memiliki fungsi sesuai dengan pelaksanaan upacara Ngundangin. Karena letaknya lurus dengan laut atau segara yang nantinya akan memper-mudah untuk mengadakan hubungan antara masyarakat dengan Ida Sang Hyang Widhi dan segala Ista Dewatanya di segara.

Tokoh masyarakat setempat Nengah Supartha mengatakan, pura ini difungsikan sebagai tempat pemujaan Ida Batara Baruna. Sehingga, di dalam prosesi ngundangin, Ida Batara Sri Rambut Sedana yang katur pioda-lan saat Usaba Sumbu Kelod melaksanakan ritual Ngundangin ke Pura Peninjauan. Di pura ini Ida Batara Sri Rambut Sedana men-gundang seluruh Ida Batara yang berstana di laut, sekaligus ngelungsur tirta amerta yang diberi nama tirta kamandalu yang diambil dari tengah samudera. Tirta inilah selanjutnya akan dituntun menuju ke lokasi upacara Usaba Sumbu Kelod di depan Pura Bale Agung dan palinggih Ida Batara Sri Rambut Sedana atau di panggungan.

Prosesi Ngundangin diawali dari per-jalanan Klian Daha (empat pemimpin penari rejang) diikuti para penari rejang. Dari sisi

kiri dan kanan rejang didampingi oleh pr-awayah (warga yang sudah medwijati dan mendapat pamelisan dari desa) dan diikuti oleh barisan truna adat, prajuru dan sekaa gong. Dalam perjalanannya menuju Pura Segara, prawayah mengalunkan gentanya, diikuti suara gong baleganjur. Sampai di Pura Segara, ritual upacara pertama kali dilakukan prawayah untuk memohon tirta amerta kepada Ida Batara Sri Rambut Se-dana yang sebelumnya telah ngelungsur di tengah samudra. Tirta itu disimbolkan dengan air suci yang ditampung di dalam sangku. Ritual di Pura Peninjauan diakhiri dengan sembahyang bersama. Setelah itu, rombongan tadi kembali menuju Pura Bale Agung. Sekaa gong dan prawayah kembali melaksanakan tugasnya semula. Sementara Klian Daha dan penari rejang mengucapkan kidung suci yang diikuti sorakan dari truna adat agar kidung itu tidak didengar oleh orang lain, karena dinilai sangat sakral.

Apabila kidung itu sampai didengar orang lain, maka Klian Daha atau rejang akan seke-tika kerauhan. Saat kerauhan, biasanya Klian Daha berteriak lebih keras dari truna adat sambil menangis histeris. Sehingga, truna adat memegang peran penting di dalam ritual ini untuk mencegah hal itu terjadi. Sampai di Pura Bale Agung, prawayah ngelinggihang sangku (tempat air suci) di panggungan linggih Ida Batara Sri Rambut Sedana dan Ida Batara lainnya. Sementara ritual masih berlangsung di mana Klian Daha dan rejang melewati panggungan dan segera berbaris di sebelah utara panggungan menghadap ke timur untuk melanjutkan kidung suci yang tidak boleh sama sekali didengar oleh siapa pun. Tidak jarang, mereka yang mengucap-kan kidung itu kerauhan, karena ada warga yang berupaya mendengar. Bahkan, ada yang berupaya merekam. Namun berkat upaya pe-calang setempat dan truna adat, segala upaya untuk mendengar atau merekam sementara dapat diatasi.

l Bagiarta

“Usaba Sumbu”

Menghadirkan Ida Batara Melalui Ritual ”Ngundangin”

MBP/bagiarta

Suasana ritual Ngundangin, saat berada di sebelah utara panggungan linggih Ida Batara.

Page 45: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 45

Tanggung Jawab Besar di Pundak Truna AdatSETIAP pelaksanaan aci di Desa Pakraman Timbrah, truna

adat memegang peran penting dalam mensukseskan setiap aci adat. Begitu juga dengan ritual Ngundangin ini, tanggung jawab besar ada di pundak truna adat untuk mensukseskan ritual tersebut agar tidak ada sedikit pun persoalan dalam implementasinya.

Keanggotaan truna adat berisikan anak laki-laki dari sebuah keluarga setempat, yang sudah berusia 15 tahun atau telah lulus SMP. Hal itu tertuang di dalam awig-awig Desa Adat Timbrah yang menyebutkan bagi krama desa yang mempunyai anak laki-laki, tidak cacat wajib menjadi truna adat. Jika tidak memenuhi aturan itu, orangtuanya akan mendapat sanksi berupa ditariknya pecatu (hak yang diperoleh dari desa) orangtuanya oleh masing-masing pauman. Aturan itu kemudian kembali dipertegas bagi keluarga yang mempunyai anak laki-laki lebih dari satu, maka yang menjadi truna adat cukup anak laki-laki pertama. Truna adat selesai melaksanakan tugasnya, apabila sudah menikah atau sudah berumur 35 tahun.

Karena perannya yang begitu sentral, ada sejumlah persyaratan lain yang mesti dipenuhi untuk menjadi truna adat. Antara lain, tidak

cedangga (cacat dari sejak lahir), cedala (cacat karena kecelakaan) dan tidak ongoh alias ompong. Kalau sudah ompong mesti belum menikah, maka keanggotaannya sebagai truna adat akan berakhir. Selain itu, apabila salah satu orangtua truna adat itu meninggal, juga tidak akan diikutsertakan lagi sebagai truna adat. Selain itu, setelah masuk ke dalam truna adat, setiap anggotanya harus mematuhi aturan yang ada saat bertugas. Antara lain, kalau sudah mengenakan paka-ian truna adat, sejak keluar rumah tidak boleh mampir lagi ke mana pun. Melainkan harus langsung ke tempat dilaksanakannya upacara. Tidak boleh memakai sandal, tidak boleh ngobrol di jalan, tidak boleh menggulung saput, meletakkan keris sembarangan dan tidak boleh bertengkar ataupun melerai orang bertengkar.

Di dalam ritual Ngundangin, truna adat berperan menutupi kidung sakral yang dilantunkan Klian Daha. Sebab, kidung itu tidak boleh didengar oleh siapa pun. Secara umum, setiap aci-aci di desa, truna adat berperan penting dalam menyelesaikannya dari generasi ke generasi hingga saat ini.

l Bagiarta

MBP/bagiarta

Truna adat saat melaksanakan ”mabarang” di balai pertemuan Desa Pakraman Timbrah.

Page 46: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 201446

T R A D I S I p R o p e R T I

Pemakaian ornamen Bali dalam setiap bangunan di Bali, terus diwacanakan. Namun sayang, sampai saat ini hal itu masih

tetap dilanggar. Banyak bangunan terutama perumahan baru yang meng-abaikan sentuhan ornamen Bali karena sanksi tegas bagi pelanggar memang belum jelas. Bahkan belakangan kar-ena tuntutan pasar penyediaan rumah murah meriah, yang berkembang justru rumah-rumah minimalis tanpa sentuhan ornamen Bali sama sekali. Rumah-rumah minimalis ini justru lebih banyak menyerap gaya arsi-tektur luar negeri seperti Eropa dan sejenisnya.

Akibatnya, penggunaan ornamen Bali makin berkurang bahkan tidak ada sama sekali. Walaupun ada, biasanya menggunakan bahan sintetis supaya lebih hemat. “Kalau pemerintah tidak ketat, bangunan di Bali 90 persen akan mengakomodir arsitektur luar Bali, termasuk Eropa. Ini karena penduduk Bali sangat heterogen dari berba-

gai suku bangsa, termasuk ekspatriat dari berbagai negara dan mereka semua perlu rumah,” kata pengurus DPD REI Bali I Wayan Sukarja.

Sukarja mengakui bahan sintetis lebih murah. Meskipun demikian, kalangan menengah ke atas atau pecinta arsitektur tradisional masih menggunakan bahan lokal dan sampai saat ini masih eksis. Agar arsitektur Bali tidak hilang atau tergusur, perlu ketegasan pemerintah daerah sebagai pembuat aturan. Terutama di UPT Per-izinan Bangunan, harus memperketat mengenai komposisi bahan lokal dan ornamen tradisional Bali. “Bila tidak ketat, sebagian besar bangunan di Bali akan menggunakan arsitektur luar Bali termasuk luar neg-eri. Lama-lama budaya dan arsitektur Bali akan punah ,” katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, ke-tika masyarakat memohoh IMB maka aturan main ini bisa diterapkan. Jika melanggar, aparat harus berani tegas membongkarnya.

Sementara itu, pengusaha properti Gede Semadi Putra menilai, sampai saat bangunan yang ada di Bali masih ada kesan Bali-nya. Yang membuat tidak bagus, ketika dibuat ornamen Bali tetapi memakai bahan sintetis. Karena itu, dia juga berharap pemer-intah dalam hal ini Dinas Perizinan serius mengawasi bangunan di Bali. Bila menemukan pelanggaran, harus ditindak tegas, apalagi jika mengguna-kan arsitektur luar negeri. “Saya tidak setuju bangunan di Bali mengguna-kan arsitektur luar negeri. Harus ada

ketegasan dari pemerintah daerah supaya dominan menggunakan

arsitektur dan ornamen Bali,” tegasnya.

l Ngurah Kerta Negara

Page 47: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 47

BERBAGAI upaya dilakukan untuk bisa memproduksi rumah murah me-riah. Meskipun mengabaikan kearifan lokal Bali, seperti arsitektur Bali. Banyak rumah minimalis dibangun supaya harganya terjangkau, bahkan dibuatkan atap yang tidak lazim alias langsung dicor.

Menurut Ir. Made Suardana yang lama berkecimpung di dunia arsitek ini, di Bali dikenal bangunan itu ada 3 (tri) angga, yaitu kaki atau fondasi, badan atau dinding, dan kepala yakni atap berupa limas. Sedangkan hotel, pertokoan atau rumah sekarang banyak tidak menggunakan konsep tri angga ini yang notabene adalah bagian dari stil Bali.

“Ada beberapa hal yang menjadi penyebab investor atau kontraktor eng-gan memberikan ornamen Bali di hasil produknya, yaitu tidak ada aturan yang

tegas termasuk sanksi bila melanggar. Selain itu, arsiteknya tidak kreatif, pa-dahal stil Bali bisa dipadukan dengan unsur modern. Penyebab lain yakni terlalu terpaku sama bahan baku,” tegasnya.

Apalagi rumah atau perumahan, lan-jut dia, bagian kakinya saja sudah tidak ada. Dindingnya langsung nyelonong dari tanah tanpa undakan atau tangga. Menurutnya, sekarang banyak hotel baru yang di luarnya atau dindingnya hanya kaca. Sama sekali tanpa sentuhan pasangan batu alam dan ukiran Bali. Padahal stil Bali, kata Suardana, tidak hanya pada tempelan di dindingnya, tetapi juga pada bentuk building-nya. “Konsep itu harus tetap diserap untuk menjaga kelestarian bangunan Bali. Bangunan itu dasarnya tinggi, badan-nya tinggi, dan atapnya limas,” tegas Operation Director PT Grha Giri

Kencana ini.Dia berharap pemerintah kabupaten

dan kota memperketat lagi pengeluaran izin IMB-nya. Dan, harus ditentukan stil Bali ini baik dari sisi luar dan tri angga-nya. “Harus ada dinas khusus yang memantaunya. Kalau dulu nama-nya Dinas Pembangunan,” ucapnya.

Sementara Sekretaris II DPD REI Bali Ida Bagus Dedy Darmawan, S.E., Ak. mengungkapkan, minimnya prop-erti Bali ada sentuhan ornamen Bali karena biayanya mahal. Selain itu, pengerjaan lama dan bahannya semakin sulit. “Kalau soal aturan sebenarnya sudah baik. Alangkah baiknya bila pakai sistem online sehingga tidak ada tawar-menawar. Seperti di Surabaya kan bagus,” tambahnya.

l Ngurah Kerta Negara

Properti Abaikan Konsep ”Tri Angga”

Page 48: Majalah bali post edisi 50

G A Y A H I D U P

11 - 17 Agustus 201448

Stres sudah lama menjadi kelu-han hidup. Bahkan, penelitian menunjukkan 1 dari 3 orang pekerja mengatakan bahwa

mereka mengalami stres di tempat kerja. Stres di tempat kerja adalah masalah kedua selain sakit punggung. Bahkan, hasil survai terakhir menye-butkan lebih dari seperempat pekerja absen selama 2 minggu (akumulasi) da-lam setahun karena masalah kesehatan yang diakibatkan oleh stres.

Kondisi ini tampaknya perlu disadari dengan mencari solusi mengatasi stres. Pemicu stres di tempat kerja umumnya diakibatkan kondisi kerja yang selalu berada di bawah tekanan, ketidakjela-san tugas yang diberikan, permintaan barang yang sangat tinggi, kurangnya perencanaan kerja serta adanya anca-man di kalangan karyawan. Peneliti juga menyebutkan bahwa ketidakpua-san konsumen juga sering memicu stres. Hal-hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik dan mental seperti, depresi, gelisah, gugup, tidak

dapat fokus untuk waktu yang lama dan keletihan yang berkepanjangan.

Jika ada hal-hal di atas yang anda rasakan, maka solusi yang perlu di-lakukan adalah segera rencanakan dengan baik aktivitas Anda, apa, mengapa, bagaimana, kapan dan siapa yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas. Penting sekali untuk membuat perencanaan bukan hanya jangka panjang tetapi juga jangka pendek (rencana bulanan, rencana ha-rian). Hal lainnya, adalah coba ingat-ingat kembali adakah cara-cara yang dapat anda gunakan untuk mengatasi masalah yang anda hadapi saat ini. Ikutlah membangun iklim kerja yang menyenangkan, yaitu dengan bersikap terbuka dan berkomunikasi dengan sesama rekan kerja.

Cara lainnya terhindar dari stres di tempat kerja adalah pastikan anda mengerti terhadap tugas dan tanggung jawab anda, serta jangan ragu untuk bertanya. Lakukan beberapa kali break untuk beberapa menit selama anda bek-

erja. Santai dan jangan melakukan apa pun. Ambil napas dalam-dalam.

Strategi lainnya untuk menekan stres adalah bangun sikap toleransi kepada sesama rekan kerja. Ingatlah bahwa masing-masing orang adalah pribadi yang unik, sebagai contoh, beberapa orang justru berprestasi lebih baik di bawah tekanan sementara se-bagian yang lain membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikan pekerjaannya. Delegasikan sebagian tanggung jawab anda kepada anak buah anda. Pertahankan semangat tim anda, misalnya dengan melakukan perayaan-perayaan kecil, berolahraga atau berekreasi bersama. Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah Sediakan lingkungan kerja yang baik. Minimal-kan gangguan-gangguan seperti suara, ventilasi, cahaya dan suhu. Di samping stres di tempat kerja, di kehidupan se-cara umum pun kita sering dapat men-galami stres dengan beberapa alasan.

l Pusdat BP

Atasi Stres dengan Toleransi

MBP/ist

Page 49: Majalah bali post edisi 50

11 - 17 Agustus 2014 49

H I B U R A N

Krisis Mahasiswa PedalanganPEMENTASAN wayang kulit tidak

terlepas dari peranan penting orang di balik layar yang disebut dalang. Seorang dalang harus mampu menguasai sebagian besar seni budaya yang terkandung dalam seni pewayangan. Untuk melestarikan seni budaya ini, ISI Denpasar berupaya mencari bibit-bibit dalang. Pasalnya gen-erasi muda yang berminat pedalangan ini sangat minim.

“Jumlah mahasiswa Seni Pedalangan segitu-segitu saja, rata-rata 8 orang dan paling banyak 15 orang. Kami berusaha mencari bibit-bibit dalang untuk dididik di ISI Denpasar. Karena pedalangan tidak boleh hilang,” kata Rektor ISI Denpasar Dr. Rektor ISI Denpasar Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum., I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum.

Menurut Arya, pihaknya sudah berusaha semaksimal untuk mencari generasi muda yang ingin jadi dalang. Bahkan, dosen di-tugaskan tiap tahun mencari dan mendata keturunan dalang di seluruh Bali. “Kalau ada, saya suruh merayu anak dalang itu

sekolah di ISI dan gratis,” ujarnya.Apalagi di ISI Denpasar ada program

bidik misi gratis selama kuliah dan diberikan biaya hidup tiap bulan Rp 1 juta. Pasalnya Rektor ISi ini tidak ingin seni pedalangan di Bali punah karena merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan. “Apa pun itu, pedalangan tetap dilestarikan. Kami terus berusaha mencari mahasiswa Seni Pedalangan. Apalagi pemerintah sangat komit terkait pelestarian ini,” tegas Arya.

Meskipun, kata Arya, kalau dilihat dari segi bisnis, rugi. Namun upaya tersebut dilakukan untuk membawa dan menjaga nilai keluhuran nenek moyang. “Ini kan warisan nenek moyang kita, jadi harus dikembangkan. Makanya mesti terus dihidupkan dan segala upaya akan kita lakukan,” ucapnya, sembari menambahkan tahun ajaran 2013/2014, diwisuda 11 lulusan pro-gram studi Seni Pedalangan.

l Ngurah

KISAH perjalanan ‘’The Beatles’’ akan difilm-kan. Sayangnya hingga kini, judul film ini belum ditentukan. Namun, yang menangani film ini dipas-tikan sutradara peraih Oscar, Ron Howard. Ia akan memproduseri dan menyutradarai film dokumenter ‘’The Beatles’’ yang mencakup tur The Fab Four dari 1960 sampai dengan 1966. Film yang belum ditentukan judulnya ini akan bekerja sama dengan Paul McCartney, Ringo Starr, Yoko Ono Lennon dan Olivia Harrison. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop akhir tahun depan. Howard mengaku senang dan bangga bisa menggarap film mengenai ‘’The Beatles’’ yang bekerja sama dengan Apple Corps, White Horse Pictures dan asisten produser Brian Grazer. “Pengaruh mereka pada musik pop dan penggemar mereka tidak dapat dianggap remeh,” kata Howard yang merupakan mantan artis cilik dan sutradara peraih Oscar 2002 untuk filmnya “A Beautiful Mind”.

Film ini bercerita tentang grup band asal Inggris itu yang memulai karirnya di Liverpool pada 1960, kemudian di Hamburg Jerman, sebelum mengguncang Amerika pada 1964 dan menjadi bintang tamu dalam The Ed Sullivan Show. Berita film yang akan datang ini bertepatan dengan 50 tahun penampilan ‘’The Beatles’’ pada acara tersebut. Film ini akan meliputi konser panjang hingga lusinan lagu ‘’The Beatles’’, kata Howard seperti dikutip Reuters.

l Pusdat BP

Tayang Tahun Depan

Dokumenter ’’The Beatles’’

Page 50: Majalah bali post edisi 50

P R O F I L

50 11 - 17 Agustus 2014

www.bali-travelnews.com

Pemimpin tidak selamanya harus laki-laki, perem-puan juga bisa. Tantiarini Hidayati buktinya. Perempuan kelahiran 17 Juni 1968 tersebut men-jadi salah satu dari sekian wanita karier di industri

perhotelan. Lulusan Master of Science (MSc) di Scottish

Hotel School, Strathclyde University, United Kingdom itu tidak hanya hadir sebagai sosok yang inspiratif di kalangan perempuan tetapi juga motivator yang penuh semangat.

Sebelumnya Tantiarini mengawali kariernya di Hotel Santika Yogyakarta. Kemudian dia lama menjajaki beberapa hotel di kawasan Yogjakarta dan Jakarta seperti Le Meridien Hotel Jakarta sebagai Director of Sales, Director of Sales and Marketing di Mercure Convention Center, Jakarta, Executive Assistant Manager di Novotel Yogyakarta, Ex-ecutive Assistant Manager di Mercure Jakarta dan sekarang dipercaya sebagai General Manager (GM) di Ibis Styles Bali Kuta Dewi Sri sejak Maret 2013.

Selain memiliki tugas memanage Ibis Styles yang tergabung dalam Accor Group, Tantiarini juga dipercaya sebagai Committee Leader untuk program Woman at Accor Generation untuk daerah Bali-Lombok. “Saya masuk Accor Group tahun 2003 karena career development-nya bagus. Di sini saya juga dipercaya sebagai Committee Leader sales and marketing untuk mempromosikan Accor Hotel di Bali,” ungkapnya.

Menurutnya, program Accor sangat menarik, khususnya program Woman at Accor Generation. “Program ini ditu-jukan bagi para perempuan di seluruh dunia untuk dididik menjadi pemimpin misalnya menjadi General Manager Hotel. Untuk daerah Bali-Lombok sekarang sudah ada 90 peserta yang berasal dari manager-manager department head hotel masing-masing,” ujarnya.

Menurutnya, yang menjadi fokus program ini adalah bagaimana caranya mengembangkan jiwa kepemimpinan calon-calon GM itu untuk berkompetisi. “Sekarang adalah zaman globalisasi. Laki-laki dan perempuan memiliki de-rajat yang sama bahkan sama-sama memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Sayang-nya, presentase perempuan yang menjadi GM masih kalah jauh dengan laki-laki,” terangnya.

Oleh sebab itu, Tantiarini dibantu para teamnya terus mendorong perempuan-perempuan tersebut untuk senan-tiasa mengekpos diri, mengasah kemampuan leadership, meningkatkan self confidence dan kemampuan public speaking mulai dari proses mentoring, sharing session hingga review. “Ini adalah tantangan bagi saya. Ketika berhasil memotivasi dan menjadikan calon-calon GM tersebut mencapai tujuannya, di sanalah letak kepuasan saya,” imbuhnya.

l Ocha

Tantiarini Hidayati

Inspiratif dan Penuh Semangat

Page 51: Majalah bali post edisi 50
Page 52: Majalah bali post edisi 50

Buat 12 Pulau, Keruk Pasir di Nusa Dua

50 | 11 - 17 Agustus 2014

RP 20.000