majalah bali post edisi 45

52
45 | 7 - 13 Juli 2014 RP 20.000 Bali Krisis Air

Upload: e-paper-kmb

Post on 01-Apr-2016

279 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah bali post edisi 45

45 | 7 - 13 Juli 2014

RP 20.000

Bali Krisis Air

Page 2: Majalah bali post edisi 45
Page 3: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 3

D A F T A R I S I

KILAS BERITAl Sepuluh Kamar Kos Ludes Terbakar 7LAPORAN UTAMAlBali Krisis Air 8

lSemua Harus Berhemat 9lSektor Pariwisata di Bali Menyedot dan Mencemari 10POLITIKDebat Capres Minim Korelasi 12ADVERTORIALl“Karya Mamungkah Lan Padudusan Agung Utama Ring” Puri Ageng Mengwi 14OPINIlGeopolitik dan Komitmen Capres 16JAJAK PENDAPATlBersatu Menggugat Perpres Reklamasi 17PENDIDIKANl2015, Pendanaan Sekolah Eks RSBI Dikembalikan ke Kabupaten/Kota 18MANCANEGARAlChernobyl, Bencana Nuklir Mengerikan 20DAERAHlKaji Ulang, Status Pantai Klotok sebagai Objek Wisata 22

KESEHATANlDeteksi Dini Asma pada Anak 24LENSAl Pasar Kaget 26OLAHRAGAl 12-0-3-9 28

KRIMINALlBisnis ’’Trading’’, Kerugian Rp 11,8 Miliar 34

LINGKUNGANlWarga Terusik 36PARIWISATAlMenyasar Turis Kantong Tebal Asal Inggris 38EVENTlPERKENALKAN DILAGO 40BUDAYAlGender, Seni Klasik dari Seniman Cilik 42TRADISIlDrama Gong Puspa Anom Bertahan di Tengah Derasnya Hiburan Modern 44PROPERTIl Rupiah Melemah, Sektor Properti Terancam 46GAYA HIDUPl Pengguna ’’Smartphone’’ Dibayangi Kerusakan Retina 48PROFILl Ni Wayan Yumeri Cinta Budaya Bali 50

Page 4: Majalah bali post edisi 45

4

7 - 13 Juli 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana, Ngurah Kertanegara, Manik

Astajaya, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Banyak Jalan Hancur, Tak Ada Respons

Model Pilbup yang Efektif dan Efisien

Saya seringkali miris membawa keluhan-keluhan masyarakat mengenai jalan yang rusak, hancur, benyah latig, tidak bisa dilalui. Padahal tidak

jarang jalan tersebut merupakan jalur utama atau urat nadi bagi masyarakat untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya, atau memperlancar pereko-nomian warga.

Kondisi jalan yang rusak selain sering menimbulkan kecelakaan lalu lintas juga sangat memengaruhi kondisi kendaraan. Padahal infrastruktur jalan yang baik akan sangat mendukung kelancaran jalannya roda pereko-nomian di masyarakat terutama masyarakat di pedesaan. Namun belum mendapat perhatian pihak pemerintah maupun dinas yang bertanggung jawab menangani. Padahal, penghasilan penduduk sebagian besar petani, sangat tergantung dari jalan ini. Mereka mengharapkan jalan ini diperbaiki dalam upaya meningkatkan perekonomian para petani.

Keluhan-keluhan mengenai jalan rusak semacam ini bukan yang pertama. Tetapi sudah sangat sering disampaikan masyarakat di berbagai wilayah di Bali. Pemerintah atau Dinas yang menanganinya agar lebih tanggap dalam merespons keluhan masyarakat ini, karena jalan merupakan kebutuhan urgan guna kelancaran aktivitas keseharian dan perekonomian masyarakat.

Putu Agus RudrakarsikaDenpasar

Membaca harian Bali Post, 23 Juni 2014 tentang anggaran Pilbup Bangli dirancang Rp 14 miliar, wah demikian besar dana tersedot

di saat Bangli masih banyak berbenah. Kalau saja semua pihak ada iktikad baik dan positif, akan ada jalan yang lebih irit, aman, nyaman dan damai dalam penyelenggaraan pilbup. Salah satu contoh bahwa pemasangan gambar kontestan diadakan oleh KPU setempat yang hanya dipasang pada kantor desa/kelurahan, kantor camat dan kantor bupati. Diatur dan dilarang pemasangan gambar di luar kantor-kantor pemerintah tersebut. Hal ini akan menjaga kebersihan desa dan kota dari pemasangan yang tidak bertanggung jawab dan merusak keindahan. Apalagi Bali sebagai destinasi pariwisata mancanegara. Di samping itu, juga sebagai alat ukur tingkat ketokohan para calon di hati masyarakat. Upaya ini juga meringankan pembiayaan pada kontestan sehingga tidak ada alasan lagi untuk mencari pengembalian di saat terpilih dan tidak menjadi beban berat bagi yang tidak berhasil terpilih.

Kampanye/pengerahan massa agar ditinggalkan saja, karena lebih banyak rusuhnya daripada terwujudnya rasa damai di masyarakat. Jadi-kan Bangli model pilbup yang efisien, efektif dan konstruktif. Jangan takut tidak dapat ceperan dari proyek pilbup, utamakan terlebih dulu pembangunan dari, oleh dan untuk kesejahteraan masyarakat Bangli. Semoga menjadi pertimbangan semua pihak.

Drs. I Ketut Suharthana, M.Pd.Jl. Dewata IA/8 Sidakarya Denpasar

Page 5: Majalah bali post edisi 45

5

Page 6: Majalah bali post edisi 45

6

K I L A S B E R I T A

7 - 13 Juli 20146

KASUS pelanggaran tata ruang dan bangunan di Denpasar terbilang masih cukup tinggi. Buktinya, selama lima bu-lan pertama tahun ini, puluhan pelanggar ditertibkan Dinas Tata Ruang dan Peru-mahan (DTRP) Kota Denpasar. Terutama, bangunan tanpa IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Selama lima bulan (Januari-Mei2014), tercatat 46 buah bangunan tanpa IMB yang ditertibkan pihak DTRP Kota Denpasar.

Kabid Pengendalian dan Penataan Kota Dinas Tata Ruang dan Perumahan (DTRP) Kota Denpasar Dewa Made Wesnawa Wedagama, S.T., Jumat (20/6), menga-takan pelanggaran yang ditertibkan dari awal hingga akhir Mei lalu, tercatat yang paling menonjol adalah bangunan tanpa IMB dan melanggar jalur hijau, sempadan garis bangunan (SGB). Pelanggaran yang ditangani paling banyak di Kecamatan Denpasar Selatan 18 pelanggaran, yakni 14 bangunan tanpa IMB, dua pelanggaran garis sempadan, dan jalur hijau. Disusul Denpasar Utara (Denut) 11 pelanggar, 7 bangunan tanpa IMB, melanggar garis sempadan, dan melanggar ruang terbuka hijau kota (RTHK). Denpasar Barat 10 buah, seluruhnya tanpa IMB. Denpasar Timur hanya 7 pelanggar, yakni 4 tanpa IMB, 2 melanggar jalur hijau dan satu melanggar garis sempadan.

l Asmara

LANTARAN diprotes warga, sebuah penginapan di Dusun Rening Desa Cupel akhirnya ditutup. Bah-kan informasi yang meluas, warga hendak demo apabila penginapan Kubu Alit masih beroperasi. Sejumlah aparat dari Polsek Kota Negara, Jumat (20/6), ikut berjaga di sekitar lokasi. Namun lantaran penginapan ditutup, akhirnya protes ke penginapan urung dilakukan.

Dari informasi, warga memprotes penginapan lantaran memicu keributan. Orang yang keluar dari penginapan mabuk hingga terjatuh. Selain itu infor-masi penginapan untuk tempat mesum pasangan selingkuh. Selain itu disinya-lir, penginapan ini belum memiliki izin namun sudah beroperasi.

Penginapan yang lokasinya jauh dari jalan raya dan sepi itu juga sudah beberapa kali didatangi Satpol PP dan aparat desa setempat. Akhirnya pengi-napan yang lebih mirip home stay itu ditutup oleh pihak desa, Kamis (19/6). Pengelola penginapan Ketut Sukadana

Pastika mengatakan, telah menutup penginapan setelah ada imbauan dari aparat desa. Pihaknya mengakui bahwa izin masih dalam proses. Penginapan yang memiliki enam kamar itu menu-rutnya baru promosi dan ia membantah sering memicu keributan.

l Surya Darma

Diprotes Warga, Penginapan di Cupel Ditutup

MBP/olo

Tertibkan 46 Bangunan Tanpa IMB

MBP/dok

Page 7: Majalah bali post edisi 45

7

7 - 13 Juli 2014 7

TURIS di Karangasem sedih melihat keru-sakan lingkungan akibat galian C tanpa kendali. Turis itu minta menutup galian C penghancur lingkungan, kalau Karangasem tetap ingin memiliki daya tarik wisata. Hal itu disampaikan anggota DPRD Karangasem I Nyoman Sadra dan sejumlah praktisi pariwisata peduli lingkungan dari wilayah Kecamatan Abang, Senin (23/6). Sadra mengatakan, beberapa hari lalu pihaknya mengajak temannya empat turis asal Australia makan di sebuah restoran di Lingkungan Ge-lumpang, Amlapura. Kebetulan dari restoran itu, bopeng lereng tenggara Gunung Agung di Butus yang merupakan lokasi galian C paling merusak lingkungan, dilihat turis. Turis Australia itu lang-sung mencak-mencak dan meminta pemerintah menutup galian C perusak lingkungan itu.

“Saya tak bisa berkutik, terkesan dimarahi turis itu. Katanya kenapa saya tak bisa menutup galian C perusak lingkungan itu, padahal saya anggota dewan. Saya katakan sudah sering ngomong, agar galian C liar tanpa izin dan merusak lingkungan ditertibkan, tetapi pejabat di Karangasem tak menggubris,” katanya.

Selain empat turis Australia itu, kata Sadra, sudah banyak orang asing yang peduli lingkunan mendatanginya, dan menyayangkan peman-dangan alam di Karangasem yang indah justru dihancurkan. Sementara itu, sejumlah praktisi pariwisata dari Abang, juga menyampaikan ban-yak turis protes. Soalnya, keindahan alam yang tak ternilai harganya seperti di lereng gunung di Butus, di Nangka dan Bukit Pawon dan sekitarnya termasuk sampai ke dekat Pura Pasar Agung di Sebudi, hancur. Padahal, turis suka melihat keindahan alam Karangasem baik dengan berjalan kaki maupun dengan bersepeda.

l Budana

Peristiwa kebakaran menggeger-kan warga Jalan Bedahulu XVII, Denpasar Barat (Den-bar), Jumat (20/6). Si jago

merah melalap 10 kamar kos milik I Made Redana (50). Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Ahmad Saunidin yang menempati ka-mar kos nomor 7 mengatakan, kejadian berawal saat ia sedang menyortir ban be-kas. Tiba-tiba dari kamar nomor 6 yang sedang ditinggal pemiliknya, keluar asap dari ventilasi dan bawah pintu. ‘’Dari kamar sebelah keluar kepulan asap, saya terkejut lalu minta tolong dan langsung

mengambil air,’’ katanya.Penghuni lain yang mendengar teri-

akan Ahmad, juga bergegas mengam-bil air. Namun saat kembali, api sudah melahap tembok kos-kosan tersebut. Bahkan, api melalap deretan 10 kamar kos dengan cepat.

Tiga truk pemadam kebakaran (Damkar) Badan Penanggulangan Ben-cana Daerah (BPBD) Kota Denpasar yang tiba di lokasi, langsung mem-adamkan api. Akhirnya sekitar pukul 09.30 wita, api berhasil dipadamkan. Namun, deretan kamar kos yang terbuat dari gedek itu sudah rata tanpa sisa.

l Manik

MESKI Bupati Bule-leng Putu Agus Suradnyana melarang usaha penyulin-gan daun cengkeh, pelaku usaha tetap melakukan penyulingan sejak beber-apa bulan terakhir. Polisi Pamong Praja (Pol. PP) Jumat (20/6), melakukan pengawasan dan menemu-kan usaha penyulingan tetap beroperasi. Petugas menyita sejumlah perala-tan penyulingan sebagai barang bukti.

Pantauan di lapangan, usaha penyulingan daun cengkeh tetap beroperasi di Desa Padangbulia Kecamatan Sukasada. Satu usaha penyulingan milik Gede Tandur di Dusun Widarba Sari dan satu usaha yang sama juga ditemukan beroperasi milik I Made Weda, warga Dusun Pa-dangbulia.

Petugas memberikan penjelasan bahwa usaha penyulingan daun ceng-

keh dilarang. Pemilik usaha penyulin-gan di desa ini tidak terima kalau usaha mereka ditutup. Bahkan, pemilik usaha mengklaim penyulingan ini belum ada dampaknya terhadap lingkungan maupun terhadap tanaman cengkeh yang diambil daunnya. Mereka mem-inta agar petugas menjelaskan alasan mengapa pemerintah melarang usaha penyulingan.

l Mudiarta

Sepuluh Kamar Kos Ludes Terbakar

Peralatan Penyulingan Daun Cengkeh Disita

MBP/mud

Lingkungan Rusak Akibat Galian C

MBP/dok

Page 8: Majalah bali post edisi 45

8

8 7 - 13 Juli 2014

L A P O R A N U T A M A

Maraknya pembangunan ako-modasi pariwisata seperti ho-tel dan vila di Bali tidak saja mengeksploitasi penggunaan

air permukaan tetapi juga air bawah tanah. Koordinator Wahana Lingkungan Hidup In-donesia (Walhi) Bali Wayan Gendo Suardana mengatakan, bahwa penggunaan air di Bali kini telah melebihi kapasitas siklus hidrologi, sehingga secara kuantitas volume dan kuali-tas air, Bali telah mengalami krisis.

Bukti lapangan yang dapat menjadi pe-tunjuk awal adalah mengeringnya beberapa sungai di Bali dan tingkat intrusi air laut yang semakin parah. “Data Badan Lingkun-gan Hidup (BLH) menunjukkan bahwa 200 lebih atau 60 persen daerah aliran sungai mengering dan itu potensi air permukaan. Data BLH juga yang menyatakan bahwa daerah Kuta dan daerah Suwung itu sudah mengalami intrusi, satu kilometer di daerah Sanur sampai ke Suwung dan 8 meter di daerah Kuta intrusi itu terjadi, artinya ada penggunaan air bawah tanah yang sifatnya eksploitatif,” kata Gendo.

Ia pun mengusulkan kepada pemerintah Provinsi Bali untuk memberlakukan kuota pembatasan penggunaan air bagi akomodasi pariwisata.

Penelitian yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup pada 1997 silam me-nyebutkan jika Bali akan mengalami krisis air pada 2013 sebanyak 27 miliar liter. Ahli hidrologi lingkungan Universitas Udayana Wayan Sunartha, memperkirakan Bali akan mengalami defisit air 26,7 miliar meter kubik pada 2015.

Sebenarnya, Bali terancam krisis air telah diwacanakan sejak lama dan oleh banyak pihak pula. Namun, tak banyak yang melaku-kan upaya-upaya untuk menjaga sumber air agar tetap memberi manfaat kepada bumi dan umat manusia. Mereka juga tak melakukan langkah-langkah untuk mengefisienkan pe-manfaatan air, utamanya di hotel-hotel dan fasilitas pariwisata lainnya.

Di hampir seluruh hotel di Bali, rupa-nya juga tak melakukan hal tersebut. Dari pengamatan Bali Post di beberapa hotel

di Kuta, Nusa Dua dan Sanur, belum ada terpasang imbauan kepada tamu hotel untuk melakukan efisiensi air. Sangat berbeda dengan hotel-hotel di luar negeri yang me-masang imbauan di kamar mandi atau tempat lainnya agar tamu-tamu hotel menggunakan air secara efisien.

Di kawasan BTDC, air sepenuhnya dipa-sok oleh PDAM yang didatangkan dari Ba-dung Utara dan Tabanan. Dengan kebijakan ini, air yang dulu digunakan untuk sektor pertanian pun telah dibagi. Akibatnya pa-sokan air untuk sektor pertanian berkurang. Akhirnya, petani mengeluhkan kesulitan air, dan itu telah berlangsung bertahun-tahun.

Di kawasan ini terdapat sekitar 15 hotel yang terdiri atas 12 hotel bintang lima dan si-sanya boutique hotels, apartemen dan lapan-gan golf. Saat ini sekitar 5.000 kamar (rooms) yang tersedia. Kawasan ini membutuhkan air cukup besar. Dengan rumus tiga m3/room/day dikalikan tingkat hunian (occupancy), maka total pemakaian air per hari mencapai 10.500 meter kubik dengan rata-rata tingkat hunian 70 persen. Dalam setahun kebutuhan air di kawasan ini sekitar 3,8 juta m3. Kebu-tuhan air sebesar itu sepenuhnya dipasok dari hulu melalui pipa-pipa PDAM.

Sudah sekitar sepuluh tahun lalu para pakar pertanian dan pakar lingkungan, baik di Unud maupun Walhi Bali, sudah menyuarakan agar segera dilakukan antisipasi terhadap krisis air. Ada beberapa langkah yang mesti dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Pertama pihak hotel harus mengimbau kepada tamu-tamu yang menginap agar efisien menggunakan air. Kedua, pihak hotel harus melakukan tang-gung jawab sosialnya untuk mengingatkan masyarakat secara bersama-sama menjaga sumber mata air, baik melalui kegiatan sosial maupun iklan layanan masyarakat. Ketiga, sebagai tanggung jawab sosial pula, kalangan pariwisata harus ikut memelihara hutan dan lingkungannya sehingga tetap lestari. Keem-pat, harus pula memberi perhatian kepada masyarakat kecil yang selama ini berperan dalam menjaga taksu Bali.

l Pusat Data

Bali Krisis Air

Salah satu sungai di Bali yang mengering.

Page 9: Majalah bali post edisi 45

9

7 - 13 Juli 2014 9

AIR Bali mesti diselamatkan. Hal ini menyusul makin menyusutnya mata air di Bali sehingga membuat sejumlah sungai mengering. Selain itu, air bawah tanah (ABT) khususnya di Denpasar telah mengalami penurunan lima meter.

Hal ini terjadi di wilayah di Sesetan dan Sidakarya. Solusi mengatasi kekuranga air itu, sejumlah masyarakat harus mengeruk lagi sumur bor-nya sedalam lima meter. ‘’Kalau tidak diperdalam, air tidak bisa naik,’’ jelas seorang warga yang sumurnya kini sedalam 40 meter.

Kondisi ini semestinya telah men-jadi perhatian semua pihak. Pemerintah daerah semestinya mengambil langkah tepat dan cepat. Penghijauan di kawasan

hulu, merupakan langkah jangka panjang yang juga harus dilakukan mulai saat ini. Namun yang lebih cepat dari itu adalah penghematan pemanfaatan air baik oleh masyarakat maupun pengusaha. Ked-uanya harus berhemat.

Selain itu langkah yang juga dinilai jitu untuk memelihara air adalah mengurangi pembuatan sumur yang memanfaatkan air bawah tanah. Demikian pula pengadaan sumur resapan, juga hal yang urgen untuk segera dilakukan.

Pembangun sumur-sumur resapan di seluruh kabupaten/kota akan mampu me-nangkal terjadinya krisis air bersih di Bali. Program ini sangat mendesak direalisasikan mengingat luasan hutan di Bali terus meny-

usut sehingga limpahan air yang bisa ditang-kap saat musim hujan sangat terbatas.

Selain itu pemanfaatan air permukaan yang terbuang percuma ke laut, semestinya juga menjadi alternatif untuk diolah menjadi air minum. Salah satunya air Tukad Unda di Klungkung. Air Tukad Unda merupakan po-tensi yang sangat besar untuk memasok air di wilayah Gianyar, Denpasar, dan Badung. Kalau mengharapkan Pemda Klungkung untuk berinvestasi sendiri mengolah air di tukad itu, tentu sangat lama. Jadi harus dijadikan program pemerintah daerah Bali bersama kabupaten/kota menuju Bali yang bebas krisis air.

l Pusat Data

Semua Harus BerhematMBP/dok

Page 10: Majalah bali post edisi 45

L A P O R A N U T A M A

Sektor Pariwisata di Bali

Menyedot danMencemari

10

Page 11: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 11

Menyedot air tanah dan mem-buang limbah cair ke sungai dan laut, mejadi ‘’kebiasaan’’ apara investor di Bali. Tak terkecuali

para pengusaha yang bergerak di sektor pari-wisata.

Seperti di kawasan wisata Amed sampai ke Jemeluk dan Bunutan Kabupaten Karan-gasem. Sebagian besar pengusaha di kawasan itu menyedot air tanah. Alasannya, tidak ada sambungan air bersih yang melayani wilayah mereka. Akibatnya, mereka menyedot air ta-nah baik untuk mengisi kolam renang maupun untuk keperluan tamu hotel restoran.

Sejumlah pengusaha di kawasan itu menya-takan, sebenarnya pengusaha menginginkan menggunakan layanan air bersih dari PDAM atau aliran pipa. Namun, pelayanan PDAM belum menjangkau. Akibatnya, pengusaha terpaksa mengebor untuk mencari air tanah.

Pengusaha yang peduli lingkungan tentu merasa bersalah. Namun disatu sisi dia harus menyediakan air untuk tamu hotel, walaupun harus mengeluarkan biaya mahal. Bahkan da-lam jangka panjang dikhawatirkan kualitas air dari sumur bor itu akan terus menurun sebagai akibat masuknya air laut.

Ratusan investor di Amed sampai ke Bu-nutan ngebor untuk mendapatkan air, karena jaringan pipanisasi baik dari proyek empat ke-camatan senilai Rp 29 miliar belum sampai ke wilayah mereka. Sementara, proyek pipanisasi air Telaga Waja juga belum mengalir, meski proyek itu sudah dikerjakan lima tahun lalu.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg minta masyarakat dan pengusaha menghindari pem-buatan sumur bor di daerah yang tak diizinkan yakni di wilayah yang sudah terjangkau pe-layanan air bersih dari pipa baik pipa PDAM maupun pipa yang dikelola desa. Soalnya, penggunaan sumur bor sudah diperketat. Pemprov Bali bahkan sudah menaikkan tarif penggunaan sumur bor sampai 600 persen, tiga tahun lalu.

Geredeg mengatakan, PDAM Karangasem bahkan sudah menghentikan penggunaan sumber airnya dari sumur bor dan sudah menghentikan 32 mesin pompa air. Kini, air bersih dilayani dengan pipanisasi dari sumber mata air permukaan seperti sumber mata air Telaga Waja untuk memasok kebutuhan air masyarakat di Manggis, Kubu. Sementara mata air yang disadap yakni dari Yeha dan Embukan di Desa Ababi.

Tak hanya menyedot air tanah yang akan merusak lingkungan, tidak jarang pengusaha hotel juga membuang limbah sembarangan. Seperti terjadi kawasan Kuta. Puluhan ho-

tel dan restoran di kawasan itu terindikasi melakukan pencemaran lingkungan. Dari hasil pengawasan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Badung, puluhan usaha tersebut diindikasikan tidak mengikuti aturan dan kaidah pengelolaan limbah sehingga limbah yang dibuang membahayakan kondisi lingkungan sekitar.

Kepala BLH Kabupaten Badung I Ketut Su-darsana, pekan lalu, mengungkapkan, saat ini tengah melakukan pemeriksaan terhadap 40-an usaha hotel dan restoran di Kuta. “Puluhan usaha di bidang pariwisata tersebut terindikasi tidak mengikuti kaidah dalam pengolahan limbah,” terangnya.

Jika dalam pemeriksaan tersebut ada usaha pariwisata yang terbukti tidak mengikuti aturan pengelolaan limbah, maka pihak pen-gusaha terancam sanksi. Sanksi dapat berupa sanksi administratif hingga sanksi pidana apabila sanksi administratif tidak diindahkan. “Kalau mereka tidak mengikuti arahan, baru akan kami lanjutkan ke sanksi pidana,” kata Sudarsana.

Pemkab Badung, kata dia, telah berupaya maksimal dalam menangani masalah limbah. Akan tetapi, permasalahan tidak sesederhana yang dibayangkan. Meskipun pemberian sank-si administratif bagi usaha yang melanggar sudah diterapkan, namun hal itu masih belum maksimal. Tidak sedikit pengusaha memban-del tak mengikuti aturan, bahkan tidak memi-liki sistem pengolahan limbah. BLH Badung pun menilai perlu adanya tindakan lebih tegas lagi yakni penindakan secara hukum, di mana saat ini upaya untuk itu tengah dipersiapkan.

Ia juga mengungkapkan, BLH Badung sudah intens melakukan pengawasan. Tetapi mengingat keterbatasan tenaga pengawas di lapangan yang hanya berjumlah enam orang, membuat tidak semua pelanggaran dapat dipantau. Pihaknya pun berharap para pengu-saha khususnya yang belum memiliki sistem pengolahan limbah untuk mengikuti program DSDP. Hal tersebut sebuah upaya efektif untuk membebaskan Badung dari limbah khususnya yang berasal dari industri pariwisata.

Menurut rencana, minggu depan BLH Badung akan menggelar rapat dengan pihak DSDP untuk melakukan pemetaan lebih rinci baik mengenai jalur DSDP maupun pelanggan dari usaha pariwisata. “Karena beberapa pen-gusaha sudah memiliki instalasi pengolahan limbah, sehingga ada kemungkinan tidak ikut DSDP. Tetapi, kami upayakan mereka sedapat mungkin ikut program DSDP,” katanya.

l Budana/Dedy

MBP/dok

Tak hanya menyedot air tanah yang akan merusak lingkun-gan, tidak jarang pengusaha hotel juga membuang limbah sembarangan. Seperti terjadi di kawasan Kuta.

Page 12: Majalah bali post edisi 45

12

7 - 13 Juli 201412

P O L I T I K

Tayangan debat calon presiden (capres) di layar kaca kini men-jadi perhatian publik. Adu pa-paran visi dan misi diharapkan

memberikan pemahaman kepada publik terkait dengan agenda pemerintahan ke depan. Sayangnya, debat capres yang kini dipolakan KPU untuk menakar komitmen kandidat tak sepenuhnya efektif untuk mempengaruhi pemilih. Yang menguat justru perang analisis dan komentar dari pengamat politik. Perang analisis ini cenderung memiliki keberpihakan tergantung stasiun televisi yang menyajikan analisis.

Namun, pengamat independen me-nilai debat capres tak signifikan mem-pengaruhi elektabilitas. Debat capres

minim korelasi dengan peningkatkan elektabilitas kandidat. Minimnya ko-relasi diakibatkan pertama, jumlah penonton televisi di Indonesia tak ter-lalu besar, apalagi jumlah orang yang menonton acara debat kandidat juga tak terlalu tinggi. Acara debat calon presi-den dan wakil presiden tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas calon. Oleh karena itu, pengaruh terhadap elektabilitas calon tidak signifikan.

Pandangan ini dilontarkan Peneliti Pusat Data Bersatu (PDB) Agus Herta. Ia menilai bahwa naik turunnya elekta-bilitas kandidat tidak dipengaruhi oleh satu atau dua momen saja.

Di lain pihak, peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin-

Calon presiden pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan calon presiden pasan-gan nomor urut dua Joko Widodo (tengah) disaksikan moderator Hik-mahanto Juwana (kanan) pada acara Debat Capres 2014 putaran ketiga.

Debat Capres Minim Korelasi

MBP/ant

Page 13: Majalah bali post edisi 45

13

Muhtadi mengatakan isu yang diangkat dalam debat capres diyakini tidak akan terlalu banyak memengaruhi pemilih. Apalagi bagi mereka yang sudah man-tap menentukan pilihan. “Pengaruhnya tidak akan besar,” katanya. Ia men-gatakan dua isu yang paling menarik perhatian masyarakat adalah ekonomi dan korupsi. Itupun, kata dia, terbukti tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap pemilih.

Mantan Komisioner KPU Bali yang juga dosen Fisip Universitas Ngurah Rai Dr. Luh Riniti Rahayu mengatakan debat capres bermanfaat sebagai ajang pendidikan politik bagi masyarakat. Melalui debat ini diketahui visi misi dan program-program konkret yang akan dijalankan nanti bila terpilih. Se-hingga debat ini menjadi penting untuk menentukan pilihan 9 Juli nanti. “Hanya

kemasan debat harusnya memberi ruang adu program secara riil. Adu argumen secara langsung tentang implementasi program bila mereka terpilih kelak. Bukan hanya retorika yang bersifat normatif,” tandas Riniti yang juga Ketua LSM Bali Sruti itu.

Sementara itu akademisi Dr. Ida Bagus Radendra Suastama S.H., M.H., berpendapat sesungguhnya filosofi dari debat capres dan cawapres ini adalah mengkomunikasikan visi-misi dan rencana aksi dari kandidat. Debat juga memang bisa memberi lebih banyak informasi tentang para calon. “Tapi ada beberapa topik yang tidak perlu jadi topik debat karena memang perlu dirahasiakan, terutama kepada negara-negara lain,” kata dosen politik Hindu Unhi Denpasar itu.

Debat, imbuh Ketua Yayasan STIMI

Handayani Denpasar itu, cocok untuk masyarakat yang sudah dewasa dalam politik. Kalau masyarakat masih suka hanya pada gaya retorika dan bukan substansi visi misi atau rekam jejak capres dan cawapres, maka debat bisa hanya menjadi sarana pencitraan dan beretorika. “Debat memang baik jika esensi dan filosofi debat terwujud. Yaitu mencari perbedaan cara pandang perspektif para kandidat atas suatu masalah. Tapi harus dilihat konsistensi dan track record kandidat di dalamnya. Bukan cuma retorika untuk menutupi kelemahan atau mencari suara pemirsa. Namun yang lebih penting adalah im-plementasinya,” pungkas Dosen Fikom Universitas Dwijendra ini.

l Dira Arsana/Widana/Hardianto

Page 14: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201414

A D V E R T O R I A L

Bupati Badung A.A. Gde Agung mendem padagingan di Pemerajan Puri Ageng Mengwi Kabupaten Badung, Minggu (22/6) Dalam upacara yang di-puput Ida Pedanda Putra Pemaron Griya Sidemen ini dihadiri para Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, semeton Puri seluruh Bali, pe-mangku adat Kabupaten Badung dan Belambangan Banyuwangi, Jawa Timur, masyarakat yang merupakan angga Puri Mengwi.

Upacara Mendem Padagingan ini merupakan rangkaian dari upacara Dewa Yadnya yaitu korban suci yang tulus ikhlas ke hadapan Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa dengan menjaga keharmonisan ciptaan-Nya, lingkungan dan manusianya diawali dengan melak-

sanakan mendem padagingan di beberapa palinggih yang ada di Pemerajan Puri Ageng Mengwi oleh para semeton puri se-Bali yang didampingi sulinggih.

Bupati Badung Anak Agung Gde Agung yang juga merupakan pangling-sir Puri Ageng Mengwi melaksanakan mendem padagingan di palinggih pad-masana dan meru tumpang telu (tiga) yang didampingi Ny. Ratna Gde Agung beserta anak, cucu dan semeton puri. Setelah melaksanakan mendem padag-ingan acara dilanjutkan dengan persem-bahyangan bersama di pemerajan Puri Ageng Mengwi memohon keselamatan ke hadapan Hyang Maha Kuasa agar pelaksanaan upacara yang berlangsung hikmah ini diberikan kelancaran seperti apa yang diharapkan bersama. Dalam kes-

empatan itu, Gde Agung menyampaikan rasa syukur yang sedalam-dalamnya ke hadapan Hyang Prama Kawi/Tuhan Yang Maha Esa serta kepada seluruh semeton, Angga Puri dan masyarakat Mengwi yang telah ikut memberikan doa dan tenaganya untuk kelancaran upacara ini Dewa Yad-nya tersebut.

Lebih Lanjut Gde Agung menyampai-kan, tujuan dari upacara tersebut merupa-kan rasa bakti ke hadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang diberikan selama ini. “Semoga dengan berjalannya prosesi upacara Dewa Yadnya karya mamungkah dan padudusan agung untuk menjaga keharmonisan ciptaan-nya, lingkungan dan manusianya dapat memberikan berkah kepada masyarakat Mengwi dan Badung,” tegasnya. adv

Bupati Badung yang juga panglingsir Puri Ageng Mengwi A.A. Gde Agung mendem padagingan di Pamerajan Puri Ageng Mengwi Kabupaten Badung.

“Karya Mamungkah Lan Padudusan Agung Utama Ring” Puri Ageng Mengwi

Page 15: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 15

Serangkaian Piodalan, Tawur, Memungkah, Padudusan Agung di Puri Ageng Mengwi yang puncaknya dilak-sanakan Buda Kliwon Pahang, 25 Juni 2014, dilaksanakan berbagai rangkaian yadnya. Salah satunya prosesi leladan. Prosesi ini merupakan tradisi turun temurun yang telah dilaksanakan sejak abad ke-17 sejak berdirinya kerajaan Mengwi pada Tahun 1734.

Maleladan yang merupakan tra-disi unik di Puri Mengwi, dimana masyarakat di wilayah Kecamatan Mengwi akan datang ke puri dengan

membawa haturan berupa bahan-bahan upacara yadnya yang akan dipersem-bahkan oleh keluarga puri kepada pencipta alam semesta ini sehingga keseimbangan dan harmoni dapat ter-wujud.

Menurut Anak Agung Mayun Eman, selaku panitia sekaligus juga merupa-kan kerabat Puri Ageng Mengwi lela-dan merupakan ungkapan rasa bhakti masyarakat sekaligus sebagai simbolik menyatunya pemimpin dengan rakyat-nya akan dilaksanakan sejak 13 Juni.

Masyarakat sangat meyakini, yad-

nya yang dilakukan tersebut bertujuan menciptakan keseimbangan serta keselamatan bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Badung bahkan alam semesta. Oleh karenanya Yadnya yang dilaksanakan di Puri Ageng Mengwi ini sepenuhnya mendapat dukungan serta dilaksanakan oleh masyarakat.

Prosesi leladan merupakan dresta yang telah dilaksanakan sejak dahulu. Setiap ada kegiatan puri, krama desa adat selalu dilibatkan baik dalam prosesi leladan maupun pembuatan upakara. adv

Iring-iringan masyarakat Desa Gulingan menuju Puri Ageng Mengwi sebagai bagian prosesi Leladan.

“Leladan”, Tradisi Unik Masyarakat Mengwi

Page 16: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201416

O P I N I

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang 81.900 kilometer, memiliki wilayah perbatasan dengan banyak negara

baik darat (kontinen) maupun laut (mar-itim). Wilayah Republik Indonesia ber-batasan darat dengan Malaysia, Papua New Guinea, dan Timor Leste. Sedan-gkan wilayah laut Indonesia berbatasan dengan 10 negara, yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, Timor Leste, dan Papua Nugini.

Kondisi geografis di atas merupakan potensi sekaligus tantangan dan anca-man bagi kedaulatan negara. Tantangan dan ancaman dapat berbentuk sengketa perbatasan wilayah, hubungan bilateral, serta hubungan multilateral. Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mesti dioptimal-kan untuk melahirkan kepemimpinan kuat demi jaminan kedaulatan negara dan kejayaan bangsa.

Salah satu kebutuhan pemimpin men-datang dalam menguatkan kedaulatan negara adalah kemampuan manajerial politik berbasis pendekatan geografis atau dikenal sebagai geopolitik. Arah kebijakan geopolitik lima tahun ke de-pan tercermin dalam nalar capres kita sekarang. Teropong nalar tersebut dapat dilakukan dengan menelaah secara kritis visi-misi, dan agenda kebijakan kedua kontestan Pilpres 2014.

Manifestasi Geopolitik Indonesia adalah wawasan nusantara. Wawasan nusantara dimaknai sebagai cara pan-dang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai ke-hidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya (Kaelan, 2003). Pemimpin ke depan bertanggung jawab penuh atas terealisasikannya wawasan nusantara yang mengarah kepada kuat-nya eksistensi bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Eksistensi bangsa akan terwujud dengan perpaduan kemampuan survive dan power. Survive dan power terwujud dengan pemahaman utuh dan integral tentang geopolitik, baik positioning

maupun ruang. Positioning merupakan kesadaran tentang lokasi Indonesia yang berada pada posisi sangat strategis, berada di antara dua benua dan dua samudra. Indonesia harus memaknai positioning maupun ruang dengan memandang dunia internasional dan mengondisikan relasi-relasinya dalam dunia internasional itu. Pemimpin wajib menampilkan diplomasi internasional yang memiliki posisi tawar kuat dan menempatkan Indonesia sebagai salah satu penentu kebijakan interna-sional. Pemimpin juga wajib melindungi rakyatnya dari efek ekspansi ekonomi negara asing.

Kepemimpinan bangsa Indonesia akhir-akhir ini terlihat lemah dalam tero-pong geopolitik. Pemerintahan terkesan berjalan datar dan miskin geostrategi. Kewibawaan Indonesia di mata dunia internasional semakin sirna. Indone-sia seakan tidak berdaya menghadapi manuver negara adidaya, bahkan negeri tetangga. Dinamika seputar klaim budaya nusantara, lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan, kasus TKW, kasus Corby, ekstra-disi koruptor kelas kakap, dan lainnya.

Gelaran fakta tersebut menunjukkan rapuhnya geopolitik dan mandulnya politik internasional Indonesia selama ini.

Politik internasional tanpa daya dan wibawa akan semakin mengantarkan Indonesia pada derajat rendah dalam percaturan global. Kepemimpinan ke depan keras guna membalikkan keadaan menjadi kekuatan. Visi dan misi geo-strategi mesti dikeluarkan para capres dalam rangka meyakinkan publik terkait revitalisasi geopolitik Indonesia.

Pertama, memasukkan secara ek-splisit aspek geopolitik dan geostrategi internasional dalam visi dan misi. Janji untuk tegas dalam diplomasi dengan negara asing penting ditambahkan. Misi geostrategi yang dibutuhkan antara lain terkait kualitas perjanjian internasional, langkah tegas jika berpolemik hingga bersengketa dengan negara lain, dan lainnya.

Kedua, memberikan prioritas penan-ganan masalah internasional. Prioritas yang mesti dijanjikan penuntasannya misalnya terkait sengketa wilayah dan

TKW dengan Malaysia, ekstradisi ko-ruptor dengan Singapura, imigran gelap dan penyadapan dengan Australia, dan seterusnya. Perjanjian bilateral dan mul-tilateral penting diagendakan kembali dan dituntaskan selama kepemimpinan lima tahun mendatang.

Ketiga, menyajikan geostrategi meng-hadapi arus globalisasi mendatang. Lang-kah konkrit penting dijabarkan terkait pemberlakuan pasar bebas ASEAN 2015, keterbukaan tenaga kerja asing, global-isasi, dan lainnya.

Geopolitik Indonesia yang strategis hendaknya memberikan posisi tawar kuat. Kemampuan capres menuangkan visi dan misi geostrategi menjadi investasi berharga bagi revitalisasi geopolitik ke depan. Komitmen geopolitik juga dapat menjadi bahan penilaian publik sebelum menjatuhkan pilihan pada pilres men-datang.

Penulis, peneliti di UII-Yogyakarta; Deputi Direktur C-PubliCA (Center for Public Capacity Acceleration)

Geopolitik dan Komitmen Capres

Oleh Ribut Lupiyanto

Page 17: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Kekecewaan terhadap langkah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerbitkan Perpres 51/2014 menguat di Bali. Semua elemen bersatu untuk melakukan pelawanan hukum terhadap rencana

reklamasi Teluk Benoa. Perlawanan kini tertuju pada desakan ke-pada Presiden SBY untuk mencabut Perpres No. 51/2014. SBY, selaku Presiden RI pada 31 Mei 2014, mengeluarkan perpres baru yang mengakomodasi perubahan wilayah konservasi men-jadi kawasan penyangga. Sejumlah kegiatan diperbolehkan di kawasan itu termasuk mereklamasi 700 hektar Teluk Benoa.

Menyikapi perpres ini aspirasi penentangan pun menguat di Bali. Komitmen untuk melakukan gugatan hukum menyeruak dan mempersatukan berbagai elemen di Bali untuk melakukan penyikapan. Krama Bali menuding langkah pemerintah meng-abaikan komitmen menjaga alam dan budaya Bali.

Menyikapi perpres ini, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara kepada responden. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, ternyata 69 persen krama Bali setuju dan mendukung agar dilakukan langkah hukum terhadap produk pemerintahan SBY ini.

Responden berpandangan, reklamasi hanya akan mengun-tungkan segelintir orang dan investor yang mengendalikan kebijakan pemerintah. Ada beberapa alasan krama Bali meno-lak reklamasi ini. Antara lain, karena Teluk Benoa kawasan konservasi dan terhambat hutan mangrove seluas 1.373 hektar. Kawasan ini juga rumah habitat perairan seperti ikan, padang lamun, rumput laut, terumbu karang, dan lain-lain. Selain itu, Teluk Benoa juga muara bagi lima daerah aliran sungai (DAS) di Bali Selatan yaitu DAS Badung, DAS Mati, DAS Sama, DAS Bualu, dan DAS Tuban. Teluk Benoa berfungsi sebagai penampung bagi air-air dari kelima DAS ini.

Sementara itu 28 persen responden memandang tidak perlu melakukan gugatan hukum terhadap keputusan Presiden SBY ini. Perpres yang diteken SBY ini tentunya sudah berdasarkan pertimbangan hukum dan kajian. Namun, sebelum perpres ini diterapkan, presiden harus memberikan penjelasan secara terbuka kepada krama Bali terkait motivasi di balik penerbitan perpres ini. Selebihnya, 3 persen responden tak memberikan respons atas langkah hukum terhadap Perpres No. 51/2014.

Sedangkan, terkait dengan apakah terbitnya perpres ini mencerminkan ketidakberpihakan pemerintah terhadap ling-kungan? Merespons pertanyaan ini 82 persen menyatakan ya. Responden menilai perpres ini mengabaikan berbagai isu lingkungan dan aspirasi krama Bali terkait dengan penyelama-tan Teluk Benoa. Perpres ini pun dituding sebagai bukti nyata pengingkaran terhadap isu-isu lingkungan yang mengancam kehidupan manusia. Presiden, kata responden, mestinya segera

melakukan kajian ulang terkait perpres ini dan mengedepankan keberpihakan pada menjaga kawasan konservasi.

Selebihnya, 17 persen responden mengatakan perpres ini tidak serta-merta bisa dikonotasikan bahwa pemerintah meng-abaikan keberpihakan terhadap lingkungan. Justru dengan langkah ini ada langkah nyata yang bisa digulirkan untuk menjaga tata ruang di kawasan Teluk Benoa. Sedangkan 1 persen responden lainnya tidak memberikan respons. Respon-den hanya berharap pemerintah mendengar aspirasi rakyatnya, bukan mengedepankan kepentingan pemilik modal dan pejabat pragmatis yang kebijakannya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tanpa menghitung beban lingkungan yang terjadi.

l Dira Arsana

Bersatu Menggugat Perpres Reklamasi

N= 601Grafis/Tomik Cahya

Menurut Anda, apakah terbitnya PP 51/ 2014 mencerminkan

ketidakberpihakan pemerintah terhadap lingkungan?

Tidak Ya Tidak Tahu

1%

17%

82%

Page 18: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201418

P E N D I D I K A N

Pemerintah kabupaten/kota yang memiliki sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) mulai

tahun anggaran 2015 ini harus menda-nai penuh sekolah eks RSBI tersebut. Untuk itu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bali mem-inta khususnya pemerintah Kabupaten Klungkung dan Bangli dari sekarang untuk memikirkan bagaimana penda-naan sekolah eks RSBI di wilayahnya yang mana sebelumnya dan tahun ini masih dibiayai dari APBD Pemprov Bali.

”Tahun 2014 ini, sekolah-sekolah eks RSBI masih dibiayai APBD Pem-prov Bali. Tapi mulai tahun 2015 sudah harus dibiayai masing-masing pemer-intah kabupaten/kota,” kata Kepala Disdikpora Bali TIA Kusuma Ward-hani, S.H., M.H., belum lama ini.

Di Klungkung ada dua sekolah eks RSBI yakni SMPN 2 Semarapura dan SMAN 2 Semarapura. Sementara di Bangli ada SMPN 1 Bangli, SMAN 1 Bangli dan SMKN 1 Bangli. Kusuma Wardhani menjelaskan pengembalian pendanaan sekolah eks RSBI itu ke pemerintah kabupaten/kota bersang-kutan sebagai tindak lanjut atas amar putusan MK (Mahkamah Konsti-tusi) yang menyatakan bahwa status sekolah SBI dan RSBI dihapus dan sekolah tersebut kembali berstatus sekolah regular yaitu Sekolah Stan-dar Nasional (SSN). Dasar hukum lainnya adalah sesuai PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, urusan pemerintah

bidang pendidikan khususnya sub bidang kebijakan penyelenggaran pendidikan dasar dan pendidikan me-nengah, kewenangannya berada pada pemerintah kabupaten/kota. ”Terkait pengembalian kewenangan eks RSBI ini ke pemerintah kabupaten/kota kami sudah sampaikan surat edaran ke pemerintah Kabupaten Klung-kung dan Bangli. Sambil menunggu proses administrasi penyerahan pen-gelolaan yang menyangkut personel, pembiayaan dan aset secara resmi, pemerintah kabupaten ini kami mohon menyiapkan anggaran untuk sekolah-sekolah eks RSBI ini dalam KUA dan PPAS Tahun Anggaran2015,” kata Kusuma Wardhani.

Saat disodok soal bisa saja Pemkab Bangli dan Klungkung tidak mampu sepenuhnya membiayai sekolah eks RSBI ini karena APBD dua daerah ini tergolong kecil dan bisa saja hal itu berpengaruh pada menurun-nya kualitas sekolah bersangkutan, Kusuma Wardhani mengaku pihaknya sudah memikirkan hal tersebut. Ken-dati pembiayaan sekolah eks RSBI ini menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, Pemprov Bali tidak serta merta lepas tangan.

Pemprov masih bisa membantu lewat dana hibah atau BKK (Bantuan Keuangan Khusus) misalnya untuk perbaikan atau peningkatan kapasitas gedung sekolah dan lainnya. Namun, tentu hal itu mesti didahului dengan pengajuan proposal. “Jadi kami tidak serta merta lepas tangan. Tapi tetap ikut konsen nantinya membantu sesuai porsi anggaran yang ada,” tandasnya.

l Widana

2015, Pendanaan Sekolah Eks RSBI Dikembalikan ke Kabupaten/Kota

TIA Kusuma Wardhani, S.H., M.H. MBP/dok

Page 19: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 19

SETIAP tahun pelajaran baru, keluhan para orangtua siswa terkait biaya pendidi-kan yang ”mencekik leher”, khususnya di sekolah-sekolah negeri, seolah men-jadi lagu wajib. Meminimalisasi hal itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, S.P. dan pengamat pen-didikan Drs. Putu Sarjana, M.Si. meminta para kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) kabupaten/kota se-Bali memeriksa Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang disampaikan pihak sekolah secara cermat dan ketat. Jangan sampai Kadis-dikpora memerankan diri sebagai tukang stempel atau asal main teken saja sehingga banyak program-program kegiatan sekolah yang pembiayaannya sangat memberatkan orangtua siswa namun kontribusinya terh-adap peningkatan kualitas pendidikan tidak jelas bisa lolos.

”Apabila ada program kegiatan sekolah yang terlalu rakus anggaran, apalagi jika urgensi kegiatan itu dinilai tidak mem-berikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan, Kadis-dikpora harus punya keberanian untuk memangkas bahkan mencoret program

kegiatan tersebut. Jangan asal main teken saja,” kata Kariyasa Adnyana dan Sarjana kepada Bali Post, Jumat (20/6) lalu.

Keduanya mengingatkan, pemeriksaan RAPBS secara ketat dan cermat bersifat wajib guna mengontrol dan membatasi pembebanan biaya pendidikan di sekolah-sekolah negeri. Apalagi, Pemprov Bali su-dah mencabut pemberlakuan Surat Edaran Gubernur Bali No: 421/1037/Dispendik yang mengatur tentang standar biaya dan penyelenggaraan pendidikan. Mengingat patokan biaya maksimal sudah tidak ada lagi, jangan sampai ketiadaan aturan terse-but dimanfaatkan oleh pihak sekolah untuk mematok pungutan iuran komite bulanan yang sangat memberatkan para orangtua siswa. “Jangan sampai pungutan iuran komite bulanan itu dijadikan kompensasi oleh pihak sekolah untuk menggantikan sumber pendapatan yang hilang akibat kebijakan penghapusan segala jenis biaya pendidikan awal tahun tersebut. Di sini, Kadisdikpora kabupaten/kota harus ekstra cermat dan teliti dalam memeriksa RAPBS masing-masing sekolah,” kata Sarjana mengingatkan.

Kariyasa Adnyana dan Sarjana men-

yarankan Pemprov Bali maupun pemkab/pemkot di Bali kembali membuat Standa-risasi Biaya Pendidikan yang wajib ditaati secara ketat oleh sekolah-sekolah negeri seperti halnya yang pernah diberlakukan beberapa tahun lalu. Dengan begitu, ada batasan pembiayaan pendidikan yang tegas dan wajib ditaati oleh pihak sekolah. Ke-beradaan regulasi atau peraturan yang tegas ini diharapkan mampu menekan terjadinya praktek-praktek pembebanan pembiayaan pendidikan yang memberatkan masyarakat lantaran pemerintah daerah sudah men-etapkan standar yang pasti sehingga tidak ada celah lagi bagi pihak sekolah untuk bertindak sewenang-wenang. “Standarisasi biaya pendidikan itu saya nilai jauh lebih efektif ketimbang harus membatasi parti-sipasi masyarakat dalam pembiayaan pem-bangunan kependidikan. Jika ada sekolah yang berani melanggar standarisasi biaya pendidikan itu, pejabat terkait di masing-masing kabupaten/kota wajib harus berani bertindak tegas mencopot kepala sekolah dari jabatannya,” tegas Kariyasa Adnyana yang dibenarkan oleh Sarjana.

l Sumatika

Jangan Asal Teken RAPBSMBP/dok

Page 20: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201420

M A N C A N E G A R A

Bencana Chernobyl merupakan salah satu bencana yang paling mengerikan di dunia. Ledakan nuklir di Chernobyl, Ukraina,

terjadi pada 26 April 1986, di mana reaktor keempat meledak pada pukul 01.23 dini hari. Ledakan itu diikuti kebakaran hebat yang menyebarkan gelombang radiasi ke wilayah Eropa. Tak ada penjelasan menge-nai penyebab ledakan, selain klaim adanya sebuah eksperimen yang juga tak dijelaskan terperinci.

Tragedi ini menyebabkan kontaminasi radiasi meluas di Ukraina, hingga sampai ke Belarus dan Rusia. Ledakan Reaktor tersebut juga menciptakan awan radioaktif yang sangat besar yang terdeteksi di seluruh Eropa dan bahkan sampai ke Irlandia dalam bentuk cahaya. Meskipun peristiwa tersebut telah terjadi lebih dari dua dekade yang lalu, dampak dari bencana Chernobyl masih terasa di Kepulauan Inggris hingga sekarang.

Menurut sebuah studi baru yang dilaku-

kan oleh Departemen Kesehatan Inggris, 369 peternakan dan 190.000 domba di Inggris masih mengandung jejak samar radioaktif dari bencana Chernobyl. Berun-tungnya, jumlah domba yang terkena kontaminasi turun hampir 95 persen dari tahun 1986.

Butuh dua hari bagi Uni Soviet untuk membeberkan informasi mengenai ledakan ini kepada publik. Tragedi ini juga membu-ka mata dunia, melalui Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bahwa dunia perlu menjalin kerja sama dan berbagai informasi dalam penggunaan energi nuklir.

Hingga saat ini, rehabilitasi untuk kor-ban-korban Chernobyl masih terus berlan-jut. Rusia, Ukraina dan Belarus masih terus dibebani dengan biaya dekontaminasi dan perawatan kesehatan bagi korban. Korban tewas tragedi ini 50 orang, terdiri dari para staf reaktor dan tim penyelamat.

Namun dampak dari paparan radiasi Chernobyl sangat luas. Badan Kesehatan

Dunia (WHO) menyatakan sembilan ribu orang terkena radiasi. Sedangkan aktivis lingkungan hidup Greenpeace menyatakan jumlah yang terpapar mencapai 93 ribu orang. Mereka mengalami berbagai penya-kit seperti kanker dan bayi-bayi dilahirkan cacat karena mutasi gen.

Salah satu dari korban bencana ini adalah Kapten Timnas Bulgaria Stiliyan Petrov. Petrov divonis mengidap kanker darah (leukemia) akut, dan harus men-gakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola. Ia kini menjalani perawatan di Sofia, ibu kota Bulgaria. Dr. Iliev memeriksa ri-wayat kesehatan keluarga Petrov, dan tidak menemukan salah satu di antara mereka pernah menderita leukemia. “Kami berkes-impulan Stiliyan adalah korban Bencana Chernobyl,” ujar Dr Iliev. “Ia juga korban rejim komunis, yang menutup informasi ketika reaktor nuklir Chernobyl meledak dan menyebarkan awan radiokatif ke Bul-garia,” lanjutnya.

Chernobyl, Bencana Nuklir Mengerikan

Page 21: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 21

Biasanya, menjadi suatu ke-banggaan tersendiri bila melihat foto maupun banner menampakkan wajah diri sendiri. Kebiasaan narsis ini bisa kita lihat di negara kita khususnya menjelang pemilihan wakil legisla-tive. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Presiden Kosta Rika, Luis Guillermo Solis. Orang nomor satu di negara yang terletak di Amerika Tengah tersebut malah melarang hal ini. Tentu hal ini cukup aneh sebab di beberapa negara, memasang foto presiden dan wakilnya merupakan suatu keharusan.

Solis mengambil langkah ini mela-lui pengesahan undang-undang yang melarang namanya dicantumkan dalam plakat negara. Bahkan menampilkan foto dirinya di seluruh kantor pemer-intahan. “Pemujaan atas gambar dari presiden telah berakhir, setidaknya berakhir di masa pemerintahan saya. Apresiasi atas setiap pekerjaan sehar-usnya di berikan kepada negara, bukan pemerintahan,” katanya.

Solis merupakan sosok yang dik-agumi oleh warga Kosta Rika. Hal ini terlihat dari banyaknya dukungan yang mengalir padanya ketika pemilu

berlangsung. Saking dicintai oleh warga Kosta Rika, saingan dari Solis dalam pemilu memilih menghenti-kan kampanye dan pasrah terhadap hasilnya. Benar saja, ketika pemilu digelar, hasil mengejutkan didapat Solis.

Pria dari Partai beraliran Kiri-Tengah, Citizen Action Party (PAC), merengkuh kemenangan 78 persen. Pria 56 tahun itu telah bersumpah akan mereformasi secara luas sosial dan politik saat dia mengambil alih negara dengan masalah infrastruktur yang parah, utang 60 persen dari PDB, meningkatnya kesenjangan sosial dan ketegangan perbatasan dengan tet-angga Nikaragua.

Solis lulus dari Universitas Kosta Rika dan memiliki gelar Master di bidang politik. Selama 30 tahun, So-lis malang melintang sebagai tenaga pendidik di seluruh dunia termasuk di University of Michigan dan Uni-versity of Florida. Mudah-mudahan sang presidan mampu mewujudkan perubahan yang diucapkanya.

l Gugiek savindra

Solis, Presiden yang Ogah Narsis

Petrov masih berusia enam tahun ketika Bencana Chernobyl terjadi. Saat itu rejim komunis di Eropa Timur masih terlalu kuat. Ukraina masih menjadi bagian Uni Soviet, dan Bulgaria adalah salah satu negara satelit Uni Soviet yang tergabung dalam Pakta Warsawa.

Sofia, tempat Petrov dilahirkan, berjarak 650 mil dari Chernobyl. Saat reaktor nuklir meledak, pemerintah Uni Soviet mengevakua-si seluruh warga yang bermukim dalam radius 200 kilometer dari pusat reaktor. Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menge-vakuasi ratusan ribu orang, meski dinyatakan sekitar tujuh juta jiwa masih hidup di wilayah berbahaya karena tingkat radiasinya di atas batas aman. Reaktor terakhir ditutup pada 2000 lalu, 14 tahun setelah tragedi. Bencana ini mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati untuk menggunakan energi besar yang sangat berbahaya tersebut.

l Gugiek savindra

MBP/rtr

MBP/rtr

Page 22: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201422

D A E R A H

Pesisir pantai Kabupaten Klungkung memiliki potensi luar biasa. Potensi itu sangat berpeluang dikembang-kan menjadi objek dan daya tarik

wisata. Belakangan kawasan pesisir Klung-kung kian menjadi incaran investor. Setelah Pantai Lepang, Pantai Klotok belakangan ini juga menjadi bidikan investasi. Meski sudah diketahui, wilayah ini adalah pantai terpilih oleh leluhur sebagai kawasan suci.

Pantai Klotok membentang dari timur ke barat sepanjang 1.500 meter. Sebagai kawasan suci, pantai ini sudah nampak jelas dari berdirinya Pura Watu Klotok. Pura ini salah satu pura kahyangan jagat di Bali. Pantainya sejak lama telah menjadi lokasi

masucian terbesar di Bali. Ribuan umat Hindu memanfaatkannya untuk kepentingan berbagai ritual keagamaan. Dengan fungsi itu, kabar adanya investasi berkedok kepent-ingan pariwisata telah mengusik kepentingan umat. Kekhawatiran itu, tidak terlepas dari pengalaman buruk masyarakat Bali, terh-adap perkembangan pariwisata yang telah mengorbankan segala hal.

Tidak terkecuali kawasan suci. Pelaksana harian (Plh.) Bupati Klungkung Made Kasta saat ditanya pekan lalu, mengakui wilayah itu mendapat perhatian serius dari sejumlah investor asing. Para investor kata dia ingin

mengembangkan potensi pariwisata Pantai Klotok. Sebab, pantai ini belum tersentuh pengembangan pariwisata. Padahal status-nya telah menjadi salah satu objek dan daya tarik wisata. Status itu tertuang dalam Kepu-tusan Bupati No. 335 tahun 1993 tentang penetapan objek-objek pariwisata. Total, ada 17 objek wisata dan daya tarik wisata.

Selain Pantai Klotok, ada Kertha Gosa, Museum Semarajaya, Monumen Puputan Klungkung, Lingkungan Taman Sari dan Penataran Agung, Desa Kamasan, Ling-kungan Desa Gelgel, Kawasan Tukad Unda, Kawasan Tukad Melangit, Panti Timbrah, Pantai Kusamba, Lingkungan Goa Lawah, Goa Peninggalan Jepang, Pantai Lepang,

Lingkungan Pura Kentel Gumi, Desa Tihin-gan dan Kawasan Pariwisata Nusa Penida.

Kasta mengatakan, sudah ada beberapa investor lokal dan asing mendatanginya di Pemkab Klungkung. Rencananya ingin berinvestasi membangun akomodasi pari-wisata. Selain itu, juga ingin mengembang-kan paket pariwisata selancar, yang kini mulai ramai di sekitar garis pantai Klung-kung, khususnya di wilayah Pantai Klotok. Sayangnya, identitas investor itu masih dirahasiakan. “Kami tidak mau grasa-grusu. Kami harus matangkan RDTR dulu, dan melakukan kajian-kajian,” katanya.

Kasta khawatir jangan sampai, pihaknya menerima dan mengizinkan, sementara aturannya belum ada. Pemkab sedang mem-perjelas dan memperkuat aturan, sebelum menerima berbagai tawaran dari investor. Dengan kondisi demikian, pihaknya belum berani memastikan, apakah menerima atau tidak berbagai tawaran tersebut. Kabar Pan-tai Klotok telah diintai investor, membuat sejumlah tokoh agama angkat bicara. Salah satunya, Dewa Soma, pekan lalu meminta pemerintah daerah menolak kehadiran investor di kawasan suci. Bahkan, dia me-minta status Pantai Klotok sebagai salah satu objek wisata dihapus.

Menurutnya, kawasan suci jangan dijual untuk kepentingan investor dan pariwisata. Sebab, hal itu akan berdampak buruk ter-hadap eksistensi kawasan suci. Pantai ini disucikan umat Hindu. Bahkan, Ida Batara di Pura Agung Besakih pada setiap ritual keagamaan melaksanakan melasti ke pan-tai ini, seperti saat Panca Wali Krama dan Eka Dasa Rudra. “Sulit dibayangkan, jika umat Hindu saat melakukan ritual suci, sementara di tempat itu justru nantinya banyak turis dan akomodasi pariwisata. Jangan semua dijual untuk kepentingan pariwisata,” katanya.

Disinggung Pantai Klotok adalah salah satu objek wisata di Klungkung, Dewa Soma justru mempertanyakan lahirnya status itu. Dia meminta status tersebut dikaji ulang. Radius kesucian Pura Kahyangan Jagat ape-neleng mesti dijaga bersama. Saat ini, Pantai Klotok lebih membutuhkan penataan alam dan lingkungannya. Perbaiki segera tanggul-tanggul yang jebol akibat abrasi ganas dan pikirkan cara untuk melindungi keberadaan Pura Watu Klotok dari ancaman abrasi. Persoalan ini juga mendapat perhatian serius Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta.

Sepulang lemhanas, dia menegaskan akan mengkaji ulang status objek wisata Pantai Klotok. Di sisi lain, Bupati masih menunggu final rencana detail tata ruang (RDTR) wilayah Klungkung. Tahun ini RDTR itu sudah masuk dalam perencanaan. Jelasnya, pihaknya akan tetap berupaya menjaga ka-wasan suci di Kabupaten Klungkung.

l Bagiarta

Tanggul di Pantai Klotok saat ini sedang diperbaiki melalui anggaran dari Kementerian PU.

Kaji Ulang, Status Pantai

Page 23: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 23

Pantai Klotok dulu dikenal memi-liki panorama alam yang menawan. Garis pantainya indah dengan lingkungan alam yang masih asri. Pasirnya hitam dan berdiri megah pura kahyangan Watu Klotok menambah daya tarik tempat ini. Selain itu, aktivitas umat Hindu saat masucian, semakin membuat disebut-sebut sebagai pantai terpilih sebagai kawasan suci. Se-bab, selain memesona juga memunculkan aura positif terhadap warga yang datang.

Namun, dalam beberapa tahun tera-khir, kelestarian garis pantai di Desa Tojan Klungkung tersebut mengalami tantangan berat. Tantangan itu, berawal dari aktivitas pencarian batu sikat. Awalnya, hanya di-lakoni segelintir orang akibat imbas dari ditutupnya eks galian C Klungkung. Na-mun, proses pembiaran di lapangan telah membuat warga lain ramai-ramai mengek-sploitasi batu sikat di garis pantai ini.

Semakin lama, eksploitasi itu kian

berkembang menjadi sebuah industri. Kemudian makin liar menjadi aktivitas pertambangan. Akibatnya, eksploitasi be-sar-besaran itu mengakibatkan pemerintah daerah kian sulit mengendalikannya. Aki-batnya, bencana abrasi kian tak terhindar-kan. Namun para pencari batu sikat merasa aktivitas mereka tak merusak lingkungan. Bahkan, sejumlah warga sering menantang pemerintah daerah, apa korelasinya antara pencarian batu sikat dengan terjadi abrasi. Hingga, sekarang alasan itu dipakai sejum-lah warga untuk tetap bertahan melakoni profesi sebagai pencari batu sikat.

Memasuki era baru kepemimpinan kepala daerah di Klungkung, aktivitas pen-carian batu sikat sempat kembali menjadi sorotan. Bahkan, Bupati Suwirta sempat datang langsung dan berbincang-bincang dengan seluruh warga pencari batu sikat. Bupati meminta kesadaran warga, bahwa aktivitas mereka telah menjadi salah satu

faktor kerusakan lingkungan yang terjadi di Pantai Klotok. Bahkan, Bupati menyarank-an warga untuk segera mencari pekerjaan lain, sebelum aktivitas ilegal itu benar-benar ditutup paksa pemerintah daerah. Namun, faktanya hingga saat ini pencarian batu sikat masih tetap jalan. Kini, abrasi sudah semakin parah. Sepanjang tanggul di garis pantai sudah nyaris hancur. Set-elah beberapa tahun hancur, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) RI akhirnya turun tangan. Kementerian PU tahun anggaran 2014 menggelontor Rp 18,8 miliar untuk pembangunan prasarana pengamanan pan-tai di Pantai Jumpai dan Pantai Klotok.

Situasi di lapangan, tiga alat berat eska-vator nampak beraktivitas memindahkan material batu-batu besar. Sementara pence-gahan abrasi nampaknya masih buntu. Sehingga, kondisi Pantai Klotok saat ini masih compang-camping.

l Bagiarta

Klotok sebagai Objek Wisata

Sekarang Compang-camping

Alat berat yang meng-angkut batu-batu besar

sebelum disusun di garis Pantai Klotok.

Page 24: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201424

K E S E H ATA N

Asma merupakan penyakit saluran pernapasan menahun dan berulang yang paling sering dijumpai pada anak.

Berdasarkan data pengamatan penyakit didapatkan angka kejadian asma pada anak yang terus meningkat dari waktu ke waktu baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Peningkatan tersebut diduga berkaitan dengan perubahan pola hidup disertai perubahan faktor lingkun-gan saat ini terutama berbagai polusi yang menurunkan kualitas kebersihan udara. Angka kejadian asma pada anak di Indonesia sekitar 10% pada usia sekolah dasar dan sekitar 6,5% pada usia sekolah menengah pertama.

Para orang tua sering menganggap bahwa tatalaksana asma semata mata hanya dengan pengobatan secara me-dis, tanpa pernah menyadari bahwa asma merupakan penyakit mulifaktorial yang dipengaruhi banyak faktor. Alergi merupakan faktor utama yang mendasari terjadinya asma yang menyebabkan sen-sitivitas berlebihan (hipersentivitas) yang selanjutnya terjadi reaktivitas berlebihan (hipereaktivitas) dari saluran pernapasan. Alergi merupakan suatu kondisi yang bisa diturunkan secara genetik pada seorang anak dari garis keturunannya (orang tua ataupun kakek nenek). Penurunan bakat alergi ini secara medis dikenal dengan is-tilah atopi. Dalam penanganan asma pada

anak sangat penting adanya pemahaman yang baik dan terpadu tentang berbagai faktor tersebut yaitu, adanya bakat alergi (atopi), identifikasi penyebab alergi (al-ergen), sensitisasi dini oleh alergen dan faktor pencetus gejala (polusi, infeksi virus, lingkungan dan psikologis)

Identifikasi adanya faktor keturunan dalam keluarga yang atopi sangat penting untuk penanganan lebih awal penyakit alergi seperti asma. Salah satu metode deteksi dini risiko alergi pada anak yang sangat mudah dilakukan di rumah oleh para orang tua adalah dengan skor kelu-arga (Family Score Assesment) dengan menggunakan kartu skor khusus. Secara garis besar implementasi metode ini san-gat sederhana. Bila ayah atau ibu atau sau-dara kandung si anak ada yang menderita penyakit alergi yang sudah terkonfirmasi secara medis maka poinnya 2 (dua). Bila ayah atau ibu atau saudara kandung si anak menunjukkan gejala gejala al-ergi tapi tidak terkonfirmasi secara medis maka poinnya 1 (satu). Bila ayah atau ibu atau saudara kandung tidak menunjukkan gejala alergi maka poinnya 0 (nol). Kemu-dian poin yang didapat dari setiap anggota keluarga ini diakumulasikan dalam nilai skor. Jika skor 4 atau lebih maka risiko alergi pada anak tersebut sangat kuat, jika skor 1 – 3 maka kemungkinan besar akan menderita penyakit alergi, dan jika skor 0 maka kemungkinannya minimal sekali.

Gejala klinis utama asma anak pada umumnya adalah suara napas berbu-nyi “ngik” (mengi/suara napas seperti siulan) yang terjadi berulang disertai sesak napas. Akan tetapi ada satu hal yang perlu mendapat perhatian dari orang tua yaitu tidak jarang batuk lama dan berulang dapat merupakan satu-satunya gejala klinis yang ditemukan pada asma yang sering tanpa disertai keluhan mengi dan sesak napas. Hal ini yang sering diabaikan oleh orang tua dan menganggap hal ini hanya ber-hubungan dengan infeksi saluran napas atas semata. Selain itu harus dipikirkan pula kemungkinan asma pada anak bila terdapat penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik atau gejala batuk yang sering kumat di malam hari.

Pertanyaan umum yang sangat sering dihadapi oleh para orang tua terkait den-gan keluhan batuk pada anak di antaranya “Anak sudah minum obat tapi masih batuk” atau “Anak sembuh hanya bila minum obat tapi jika obat habis maka dia batuk lagi”. Dalam hal ini sangat penting dilakukan pengkajian ulang tentang kelu-han batuk tersebut untuk diketahui apakah penyebabnya suatu infeksi saluran napas yang umum ataukah merupakan suatu kelainan alergi dalam hal ini gejala awal dari asma. Ada tiga kelompok penyebab alergi (alergen) yang perlu dikaji ulang pada saat keluhan yaitu jenis makanan yang dikonsumsi sebelumnya (food aler-gen), adanya paparan bulu binatang (pet alergen) dan paparan tungau debu rumah (house dust mite). Di samping itu juga perlu diidentifikasi dua kelompok faktor pencetus munculnya gejala yaitu pencetus fisik (seperti kelelahan, kepanasan kedin-ginan aktivitas berlebihan) dan pencetus psikis (emosi, tertawa / menangis berlebi-han, marah atau ketakutan).

Deteksi sejak dini faktor risiko asma pada anak nantinya sangat membantu upaya pencegahan. Kontrol perilaku sehat dan lingkungan merupakan upaya pencegahan untuk menghindari paparan faktor alergen dan faktor pencetus.

l Dr. I Gusti Ngurah Twi Adnyana, Sp.A.

Deteksi Dini Asma pada Anak

Page 25: Majalah bali post edisi 45
Page 26: Majalah bali post edisi 45

L E N S A

Page 27: Majalah bali post edisi 45

Selama bulan puasa, pasar kaget yang menjajakan berba-gai panganan berbuka puasa

digelar di Kampung Jawa Dusun Wanasari, Denpasar. Pasar kaget ini hanya buka

sekitar pukul 14.30 Wita atau setiap menjelang buka puasa,

dan mulai tutup saat me-masuki waktu isya’, namun biasanya waktu maghrib,

semua jajanan dan makanan sudah habis terjual.

MBP/Eka

PASAR KAGET

Page 28: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201428

O L A H R A G A

Asia terhenyak saat satu per satu wakilnya rontok di putaran pertama Piala Dunia 2014. Puncaknya adalah saat Korea

Selatan tak berkutik menghadapi tim fa-vorit Belgia dan menyerah 0-1 di pertand-ingan akhir penyisihan Grup H. Kekalahan tersebut melengkapi kegagalan perjuangan 3 tim lainnya yang wakil benua ini yakni Jepang, Australia dan Iran.

Korsel dianggap sebagai tim terbaik Asia meski menjalani kualifikasi tidak mengesankan. Jepang, juara Asia dan tim pertama yang lolos dari konfederasi Asia. Australia juga tak bisa dipungkiri kekuatannya meski menjalani masa transisi setelah satu per satu pemain dari generasi emasnya mundur. Sedangkan Iran, memi-liki semangat bertarung yang gigih namun tetap kesulitan mengimbangi permainan lawan dari benua lain.

Korsel menjadi harapan Asia karena

keberhasilannya mencapai babak semifinal pada Piala Dunia 2002 yang kebetulan digelar di negara sendiri dengan Jepang. Bersama Jepang pula, Laskar Taeguk dipandang sebagai kekuatan utama sepak bola Asia khususnya di Timur Jauh.

Jepang memiliki sederet pemain yang tersebar di kompetisi di benua Eropa. Tim Samurai Biru mampu mencapai putaran kedua di Piala Dunia 2002. Kendati empat tahun lalu di Afrika Selatan, mereka dan tetangganya, Korsel, terhenti di putaran pertama.

Prestasi serupa juga dibukukan Soc-ceroos yang mencapai fase serupa pada 2006 meski mengawali kualifikasi dari zona Oseania kemudian pindah ke Asia (AFC). Sedangkan si Chetah Asia, Iran, dalam tiga kali penampilannya di putaran final Piala Dunia pada 1978, 1998 dan 2006, selalu terhenti di putaran pertama.

Pelatih Korsel Hong Myung-bo yang menjadi kapten tim pada 2002, menjelas-

kan bahwa sepak bola Asia bera-da pada periode transisi dimana secara individu kemampuan pemain menanjak dengan dras-tis. Namun di kontribusi mereka di timnas belum memberikan dampak yang siginifikan.”Setiap tim tampil dengan gaya berbeda namun secara keseluruhan ban-yak sekali kekurangannya pada tim-tim Asia. Kami tak mampu mencapai standar,” katanya mengakui penampilan timnya belum bagus.

Terlepas dari prestasi menge-sankan Korsel dua belas tahun lalu, tim-tim Asia juga belum memiliki banyak pengalaman mencapai kesuksesan di level dunia.Pemain-pemain Asia yang berlaga di kompetisi top Eropa juga kalah banyak dibandingkan mitranya dari benua Afrika atau dari Amerika khususnya dari Selatan.

Kompetisi internasional di wilayah Asia minim padahal itu memberi kontribusi pada pemer-ingkatan yang dilakukan FIFA. Tahun lalu peringkat tim-tim terus menerus Asia menurun. Di Brazil, Iran menjadi negara

Asia yang paling tinggi peringkatnya yakni 43 sedangkan Australia terendah dengan ranking 62.

Korsel dan Jepang difavoritksn lolos ke putaran kedua, menjalani turnamen ini dengan buruk dan melanjutkan kegagalan mereka empat tahun lalu di Afrika Selatan. Kedua negara Asia Timur itu tak sekali pun meraih kemenangan dalam 3 pertandingan yang mereka mainkan, Tak berbeda dengan Iran, mereka masing-masing meraih 1 poin hasil dari skor imbang sekali. Australia masih mampu mengimbangi permainan finalis 2010, Belanda meski akhirnya tim asuhan Ange Postecoglou menyerah 2-3. Namun setidaknya pertandingan yang berjalan menegangkan itu, penonton masih terhibur dengan gol spektakuler pemain veteran Tim Cahill.

Saat Asia gagal mengantarkan satu pun wakilnya, Afrika masih mampu me-nempatkan dua timnya di babak 16 besar sedangkan Meksiko Kosta Rika dan AS mewakili wilayah Amerika Utara Tengah dan Karibia. Padahal Meksiko menjalani kualifikasi dengan buruk dan harus men-jalani playoff antar benua untuk bisa maju ke Brazil ini.

Presiden Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa mengakui tim-tim dari wilayahnya rata-rata masih muda dan berpacu dengan waktu dalam proses menuju ke level yang lebih baik.

“Asia harus menyadari keterbatasan-nya. Tapi pada saat bersamaan kami harus percaya pada kemampuan kami sendiri. Kami harus mampu menuju level yang lebih baik,” katanya dalam pernyataan tertulisnya kepada Associated Press.

“Sepak bola tidak berjalan dengan lam-ban demikian pula yang terjadi di belahan dunia yang lain,” tambahnya.

Setidaknya itu mengakui bahwa sepak bola Asia tengah mengejar saudara-saudaranya di benua lain yang bergerak lebih cepat. Di Brazil keempat wakil Asia menghasilkan 3 kali seri dan 9 kali menalan kekalahan . Artinya dalam 12 pertandingan penyisihan Grup itu tak satu pun tim Asia meraih kemenangan. Secara keseluruhan rekor Asia di Brazil ini adalah 12-0-3-9 dengan menghasil 3 poin plus gol 9-25.

l Yudi Winanto

12-0-3-9

Piala Dunia 2014

Grup B 1. Belanda 3 3 0 0 10 - 3 92. Chile 3 2 0 1 5 - 3 6----------------------------------------------------------3. Spanyol 3 1 0 2 4 - 7 34. Australia 3 0 0 3 3 - 9 0----------------------------------------------------------Grup C1. Kolumbia 3 3 0 0 9 - 2 92. Yunani 3 1 1 1 2 - 4 4----------------------------------------------------------3. Pantai Gading 3 1 0 2 4 - 5 34. Jepang 3 0 1 2 2 - 6 1---------------------------------------------------------- Grup F1. Argentina 3 3 0 0 6 - 3 92. Nigeria 3 1 1 1 3 - 3 4----------------------------------------------------------3. Bosnia 3 1 0 2 4 - 4 34. Iran 3 0 1 2 1 - 4 1---------------------------------------------------------- Grup H1. Belgia 3 3 0 0 4 - 1 92. Aljazair 3 1 1 1 6 - 5 4----------------------------------------------------------3. Rusia 3 0 2 1 2 - 3 24. Korea Selatan 3 0 1 2 3 - 6 1----------------------------------------------------------

Page 29: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 29

MBP/rtr

Penyerang Korsel Son Heung-min (kiri) menangis setelah timnya tersingkir di

putaran pertama.

MBP/rtr

Kapten tim Australia Mile Jedinak (ten-gah) merayakan gol bersama rekan-

rekannya pada pertandingan melawan Belanda.

MBP/rtr

Penyerang Iran Ashkan Dejagah (kanan) berebut bola dengan rivalnya dari Nigeria

Ramon Azeez.

MBP/rtr

Gelandang Jepang Keisuke Honda berjalan dengan lesu keluar lapangan setelah tim-nya menelan kekalahan melawan Kolum-

bia.

Page 30: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201430

O L A H R A G A

MBP/nan

Page 31: Majalah bali post edisi 45

Atlet tidak hanya berkecimpung di dunia olahraga. Ada yang kemudian beralih profesi menjadi PNS, tentara, polisi, pen-gusaha dan masih banyak lagi pekerjaan lainnya. Seperti mantan lifter andalan Bali Joko Honggono yang memilih mundur dari dunia olahraga untuk melanjutkan bisnis kue milik sang ayah Sidji Honggono bersama keluarganya.

Kini perjalanan serupa ditempuh Ida Bagus Sutasoma. Atlet biliar pa-pan atas Bali ini memutuskan berhenti sodok menyodok bola demi men-jalankan bisnis obat natural. Kepu-tusan yang diambilnya tidak salah, karena bisnis yang telah dijalankan selama tiga tahun mampu mengubah kehidupan diri dan keluarganya menjadi lebih baik dari sebelumnya. ‘’Itu saya lakukan karena saya tahu penghasilan menjadi atlet tidak begitu besar. Sejak saya terjun di bisnis ini barulah saya bisa menikmati hidup. Tubuh saya menjadi lebih segar serta keuangan saya menjadi lebih baik dan terjamin,’’ katanya di Denpasar, pekan lalu.

Sutasoma menggeluti bisnis obat natural sejak 2010 lalu. Setelah men-jalani usaha tersebut, apa yang tidak pernah dibayangkannya atau hanya sebatas angan-angan belaka, sekarang seakan menjadi anugerah terbesar. ‘’Gara-gara bisnis ini, hidup saya berubah dan semakin bermakna. Saya mendapat penghasilan cukup besar se-tiap bulannya sehingga bisa jalan-jalan ke luar negeri keliling tiga benua,’’ ujarnya.

Sutasoma menggeluti biliar sejak duduk di bangsu SMA. Ia menekuni olahraga ini karena mengutamakan kefokusan yang membuatnya senang berlama-lama memainkannya. Tidak hanya itu, dari biliar dia juga mendapat pelajaran kesabaran dalam menjalankan hidup ini.

Beberapa prestasi pernah diraihnya antara pada Kejurnas Biliar 2006 di Jakarta saat turun di nomor snoker tung-gal putra meraih medali perak. Setelah itu Sutasoma dipanggil KONI Pusat mengikuti Kejuaran Asia di Yordania,

namun tidak mendapatkan medali bagi Indonesia karena hanya mampu masuk 16 besar.

Membela Kabupaten Gianyar pada Por-prov Bali 2007, Sutasoma sukses menyabet medali emas. Prestasi itu diulanginya pada

Porprov Bali 2009 di Badung. Akan tetapi pada Porprov Bali 2011 di Jembrana dan 2013 di Denpasar, ia hanya memperoleh perak.

l eka Parananda

Ida Bagus Sutasoma

Geluti Bisnis Obat Natural

Page 32: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201432

K R I M I N A L

Hati-hati mengikuti setiap bisnis yang menjanjikan keuntungan berlipat, seperti halnya bisnis trading (jual beli valas lewat

media internet) di Karangasem ini. Sang pelaku bisnis, Gede Armandika, dilaporkan ke Polres Karangasem dengan tuduhan penipuan.

Setelah Kelapa Kantor Perpustakaan Daerah Karangasem Made Laba Erawan

dan seorang kabidnya, Made Mintaka, me-lapor ke polisi, giliran seorang pengawas sekolah di Disdikpora Karangasem Drs. I Wayan Darma M.Si. (53), melapor ke Mapolres Karangasem, Selasa (24/6) lalu. Pria ini mendatangi ruang Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) lantaran mengaku tertipu Rp 200 juta setelah ikut bisnis trad-ing yang dijalankan Gede Armandika.

Padahal bisnis ini menjadi berita heboh

di Karangasem. Heboh bukan karena kemajuannya, tetapi karena bisnis yang mengarah money games itu mendadak ko-laps. Ratusan miliar rupiah uang nasabah tak jelas juntrungannya setelah Armandika mengaku lose (kalah trading).

Ceritanya menjadi makin seru karena sejak sekitar setahun lalu Armandika yang notabene berstatus guru di SMPN 5 Am-lapura ini tak jelas rimbanya.

Bisnis ’’Trading’’, Kerugian Rp 11,8 Miliar

MBP/Suastrawan

Wayan Darma (kanan) melapor ke Polres Karangasem akibat tertipu bisnis trading Rp 200 juta. Belasan korban lainnya juga mengalami hal yang sama.

Page 33: Majalah bali post edisi 45

Sebelum kolaps, bisnis trading yang dijalankan pria asal Tabanan ini berjalan sekitar dua tahun. Sedangkan I Wayan Wayan Darma mengaku baru bergabung 13 Mei 2013 lalu. PNS asal Banjar/Desa Muncan, Selat, Karangsem ini, rela men-guasakan uangnya karena kepincut bunga besar yang dijanjikan Armandika. ‘’Saya dijanjikan profit (keuntungan/bunga) de-lapan persen per bulan. Sesuai saran dari Pak Armandika, saya transfer uang melalui Bank Mandiri ke rekening istrinya Rp 200 juta,’’ jelas I Wayan Darma, sambil menun-jukkan bukti transfer yang dimaksud.

Dia mengaku tertarik dengan usaha trading ini bukan hanya karena menjan-jikan keuntungan yang luar biasa, tetapi secara lisan, Armandika pernah memberi-kan jaminan bahwa sewaktu-waktu uang setorannya bisa ditarik kembali. Namun baru satu kali menikmati profit, usaha trad-ing itu mendadak kolaps. Darma mengaku terpaksa melapor polisi karena Armandika tak bisa dihubungi, baik lewat HP, apalagi bertemu langsung.

Kasat Reskrim Polres Karangasem AKP Dewa Anom seizin Kapolre AKBP Gede Adhi Mulyawarman mengatakan, laporan atas usaha trading Armandika tak hanya

berupa laporan pidana, tetapi juga ada laporan perdata. Semua laporan termasuk yang baru masuk masih didalami polisi. Penyidik juga masih menggali informasi di lapangan dan untuk tindak lanjutnya memerlukan penjelasan dari ahli di bidang trading. ‘’Perlu proses, mungkin cukup panjang. Semuanya masih kami dalami, baik perdata mapun pidananya,’’ jelas AKP Dewa Anom.

Soal keberadaan Armandika, Kasat Reskrim mengatakan, masih dalam penye-lidikan. PNS yang sejak lama tidak ngantor ini baru dilakukan setelah bukti-bukti dari kasus yang dituduhkan sudah lengkap. Sebelumnya, Armandika yang yang ber-kantor di Jalan Untung Surapati, Amlapura ini, juga diadukan ke Polres Karangasem, Selasa (13/5) lalu, oleh partner bisnisnya yakni Gede Mintaka, Wayan Wiranata, dan Wayan Putu Laba Erawan. Ketiganya mengaku sebagai wakil dari 18 nasabah dengan kerugian total Rp 11,8 miliar.

Mintaka mengatakan bahwa tahun 2010 lalu Armandika mempromosikan perjalan-an usaha trading-nya dengan melibatkan dana masyarakat.

Dengan iming-iming bunga besar, ban-yak warga akhirnya tertarik untuk meng-

investasikan dananya di sana, termasuk Mintaka dan beberapa temannya. ‘’Itu ada perjanjiannya. Jika usaha trading berjalan normal, masyarakat dijanjikan keuntungan 8 sampai 10 persen. Tetapi jika terjadi lose (kalah), dana akan dikembalikan utuh tanpa profit,’’ jelasnya.

Mintaka diamini Laba Erawan. Dia mengaku tertarik bergabung selain karena ada perjanjian resmi, juga karena fasilitas gedung trading-nya representatif. Tetapi pada Juni 2013 Armandika mendadak mengaku bangkrut karena mengalami lose yang san-gat besar. Nasabah terpaksa melapor polisi karena sejauh ini tak pernah ada penjelasan terkait perkembangan kondisi bisnis trading tersebut. “Dia hanya menyampaikan dirinya kalah, tetapi tidak menjelaskan kronologi kekalahan yang dialaminya. Kasus ini ter-paksa kami bawa ke polisi karena dia tidak memenuhi perjanjian terkait pengembalian uang pokok dana masyarakat yang dikelo-lanya,’’ tandas Mintaka.

l Suastrawan

Page 34: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201434

K R I M I N A L

POLISI yang menjalankan patroli wilayah di Sunset Road, Kuta, Rabu (18/6) dini hari lalu, tiba-tiba melihat dua pria menuntun sepeda motor dengan gelagat mencurigakan. Saat itu juga polisi menghentikan mereka. Begitu ditanya, keduanya mengaku bernama Mulyadi dan Ningsur. Tetapi ketika ditanya peri-hal sepeda motor yang dituntut tersebut, keduanya seketika panik.

Mungkin takut ketahuan belangnya, Mulyadi dan Ningsur melakukan perlawa-nan dengan cara mendorong polisi yang menanyainya. Setelah itu keduanya kabur. Polisi yang tak ingin kehilangan jejak, terpaksa menembak kaki kedua tersangka. Mereka selanjutnya digiring ke Polsek Kuta. “Saat diinterogasi, kedua tersangka mengaku bahwa motor yang dituntun itu dicuri di areal parkir biliar di Kedon-

ganan, Kuta Selatan,” ujar Wakapolresta Denpasar AKBP I Nyoman Artana.

Dari pengakuan tersangka Mulyadi dan Ningsur, polisi akhirnya berhasil mengantongi identitas lima tersangka pencuri motor lainnya yakni Dewa, Sugi, Budi, dan Udin. Mereka kos di Jl. Imam Bonjol Gang Trisakti No.12, Denpasar. Polisi segera menggerebek tempat kos tersebut dan kembali menembak kaki tersangka Dayak.

Sedangkan di tempat kos tersebut, polisi mengamankan 14 sepeda motor cu-rian. “Semua tersangka dan barang bukti ke-14 motor itu diamankan ke Polsek Kuta,” tambah AKBP Ardana.

Tersangka Mulyadi di hadapan polisi mengaku bahwa dalam sebulan, dia dan rekan-rekannya berhasil menggasak 14 motor dari 16 tempat. TKP itu di antaran-

ya Denpasar 8 sepeda motor, Badung 3 motor, Gianyar 3 motor, dan Tabanan 2 motor. “Kami selalu beroperasi pada malam hari,” kata Mulyadi.

Motor-motor hasil curian itu ren-cananya dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta atau tergantung merek motor. Biasanya motor-motor itu dijual di Bali atau di luar Bali yakni di Sumenep, Madura, Jawa Timur. “Uangnya saya pakai hidup sehari-hari dan hura-hura,” tandas Mulyadi.

l Wiadnyana

Lawan Polisi, Tiga Pencuri Ditembak

MBP/wiadnyana

Wakapolresta Denpasar AKBP I Nyoman Artana (kanan) didampingi Kapolsek Kuta Kompol I Nyoman Sebudi (kiri) saat mengintero-gasi tersangka pencuri motor.

Page 35: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 35

PENGEDAR narkoba tak pernah ke-habisan akal berbisnis barang haram ini. Untuk melancarkan bisnisnya, pengedar tak segan-segannya memasok narkoba ke rumah tahanan. Pada Rabu (18/6) lalu, tiga paket sabu-sabu (SS) dilempar orang tak dikenal ke Rumah Tahanan (Rutan) Bangli. Untuk mengelabui petu-gas, paket barang haram itu dimasukkan ke dalam buah pepaya muda, kemudian dilemparkan dari luar tembok tahanan rutan. Modus melempar SS dalam pepaya ini kemudian terus dikembangkan aparat Sat. Resnarkoba Polres Bangli, Kamis (19/6) lalu.

Menurut polisi, pepaya muda yang di dalamnya berisi tiga paket SS terbung-kus beberapa plastik itu dilemparkan orang dari luar tembok tahanan. Tetapi gerak-gerik mencurigakan orang tersebut berhasil dipantau petugas rutan sehingga barang haram itu akhirnya diamankan. Setelah diserahkan ke Satuan Narkoba Polres Bangli, diketahuilah bahwa SS berwarna putih dan kekuningan (madu)

memiliki berat masing-masing 0,88 gram, 0,63 gram dan 0,009 gram (kotor). Ketiga klip paket itu berat totalnya 1,60 gram.

Kasat Narkoba Polres Bangli AKP Agung Buwono seizin Kapolres AKBP Suswanto saat dimintai konfirmasi membenarkan adanya laporan kejadian itu. Menurut dia, gagalnya barang haram itu jatuh ke pemesan di Rutan Bangli berawal dari kecurigaan petugas rutan yang berjaga di tower utara-timur. Ketika itu, petugas yang enggan disebut identi-tasnya melihat seseorang mengendarai sepeda motor Honda Supra menuju Rutan Bangli.

Orang tersebut tidak menuju pintu masuk, tetapi berbalik arah, lalu me-lemparkan sesuatu ke dalam rutan. Selanjutnya petugas yang melihat orang mencurigakan itu menghubungi teman-temannya untuk mencari barang tersebut. Tak lama kemudian, ditemukanlah benda berupa buah papaya muda yang di dalam-nya berisi tiga paket SS, jatuh tepat di bawah tower air antara blok B dan blok C.

Blok tersebut, menurut informasi, banyak dihuni terpidana kasus narkoba. Menurut AKP Agung Buwono, modus melempar sesuatu ke dalam rutan merupakan modus lama yang kembali diterapkan di Bangli. ‘’Dulu biasanya bola tenis dilempar ke dalam rutan. Di dalamnya berisi narko-ba,’’ kata mantan Kasat Reskrim Polres Jembrana itu.

Setelah benda yang diduga SS tersebut ditemukan, pihak Rutan Bangli segera me-nyampaikannya ke Polres Bangli. Barang tersebut sudah diamankan. Sedangkan dari sweeping yang dilakukan petugas, berhasil disita beberapa handphone (HP) merek Blackberry (BB) dan Nokia, yang diduga menjadi sarana berkomunikasi. ‘’Kasus ini masih kami kembangkan,’’ tandas AKP Agung Buwono.

l Puspajingga

MBP/puspajingga

Kasat Narkoba menunjukkan buah pepaya muda yang berisi tiga paket SS yang dilempar orang tak dikenal ke Rutan Bangli.

Pepaya Isi NarkobaDilempar ke Rutan Bangli

Page 36: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 201436

L I N G K U N G A N

Aksi pelemparan bus dan truk kembali terjadi akhir-akhir ini di Jembrana dan Tabanan. Persoalan ini tak bisa dianggap enteng. Bukan sekadar

ulah orang ugal-ugalan. Ibarat fenomena gu-nung es, persoalan di balik itu sangat kompleks. Ketua Komisi III DPRD Bali IGM Suryantha Putra melihat ada tiga persoalan. Pertama dari sisi kriminal, terus berulangnya pelem-paran kendaraan karena tidak ada tindakan tegas aparat. Kedua, dari sisi ketentraman dan ketenangan, warga merasa terusik gangguan suara bising terutama di malam hari dan ulah sopir ugal-ugalan. Khususnya di wilayah yang tak ada green belt (sabuk hijau-red), gangguan suara bising sangat terasa. Di wilayah yang kurang ditanami penghijauan, raungan suara bus atau truk sangat mengganggu karena tak ada yang meredam.

Belum lagi emisi gas buang yang men-gandung karbon monoksida membuat udara di sekitarnya tercemar. Paling tidak di wilayah-wilayah sasaran hendaknya diperbanyak tana-man penghijauan untuk menangkap gas buang atau meredam kebisingan suara terutama pada malam hari saat warga tidur nyenyak. Ketiga, karena banyaknya rumah dan toko mepet jalan yang melanggar aturan roi jalan. Merujuk perda RTRWP atau RDTR kabupaten/kota, paling tidak 20 meter dari pinggir jalan tak boleh dibangun rumah atau toko. Namun di sejumlah kawasan banyak rumah atau toko berjejer di tepi jalan. Akibat lebih jauh, bangunan, rumah atau toko kerap menjadi korban bus atau truk nyelonong entah karena sopirnya ngantuk atau menghindari kendaraan lain.

Dari catatan, paling tidak ada sejumlah kasus pelemparan batu oleh ulah orang ugal-ugalan di kawasan Jembrana dan Tabanan. Sejumlah bus Gunung Harta dilempari di wilayah Selabih Selemadeg Barat. Bus Gunung Harta DK 9176 GH yang membawa rombongan SD 2 Pulukan, Kecamatan Pekutatan, dilempari Sabtu (21/6). Awalnya bus yang dikemudikan Suharto asal Banyuwangi ini membawa rombongan siswa hendak melakukan perjalanan menuju arah barat. Namun tiba di Pengeragoan bagian depan bus dilempar orang tak dikenal. Berun-tung, lemparan tersebut tidak menyebabkan kerusakan. Namun sekitar pukul 22.00 wita ketika bus yang hendak balik dari Pulukan ini, kembali menjadi sasaran pelemparan saat tiba di Banjar Selabih, Wanasari. Lemparan kedua

ini, mengakibatkan kaca depan pecah. Geram akan aksi oknum yang tak bertanggung jawab, sopir bus melaporkan pelemparan ini ke Polsek Selbar. Selain itu sebuah truk dari Surabaya menjadi sasaran pelemparan di Selabih, Min-ggu (22/6) dini hari.

Menurut pengakuan seorang penumpang, truk tersebut membawa 30 orang penumpang yang akan mengikuti sebuah kejuaraan di Bali. Namun, ketika melintas di wilayah Selabih, sekitar pukul 02.00 wita, truk dilempari batu. Akibatnya, kaca depan truk rusak. Di sekitar hutan Cekik Gilimanuk, sejumlah bus pariwisa-ta dilempar batu oleh orang tak dikenal. Akibat-nya kaca bus pecah. Namun kasus pelemparan ini tidak dilaporkan ke Polsek Kawasan Laut Gilimanuk dan PJR Gilimanuk. Petugas di sana mengaku tidak menerima laporan tersebut.

Sebelumnya Jumat (20/6) malam bus malam Gunung Harta juga dilempari batu. Kaca belakang bus pecah. Beberapa menit set-elah kejadian di Cekik, aksi pelemparan truk dengan batu terjadi dekat Rest Area Rambut Siwi tepatnya Banjar Tembles, Penyaringan. Sedikitnya tiga truk paket kiriman dilempari batu. Dua truk kaca depan pecah dan satu mengenai bodi depan truk. Seorang kernet dilempari batu. Sopir truk Tasmun (58) men-gendarai truknya dari arah Gilimanuk. Saat itu tiga truk beriring-iringan melintas di TKP termasuk truknya.

Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sepeda motor dengan pengendara berbon-cengan dan melempar batu ke truk. Dua di antaranya terkena di bagian kaca depan, dan satu batu mengena di bodi hingga penyok. Tasmun mengaku melihat pelaku yang dibon-ceng dengan ciri tubuh tinggi, dan mengenakan jaket merah. Sopir asal Banyuwangi ini yakin pelaku sengaja mempersiapkan aksinya. Selain mengakibatkan kaca bus pecah, kernetnya juga mengalami luka gores di bagian muka terkena serpihan kaca. Para sopir lantas melaporkan kejadian itu ke Polsek Mendoyo.

Kapolsek Mendoyo Kompol I Wayan Si-naryasa membenarkan telah menerima laporan pelemparan batu pada kendaraan di wilayah hukumnya. Polisi, menurutnya, masih melaku-kan penyelidikan. Kasus ini diduga lantaran anak muda kesal aksi trek-trekan dibubarkan petugas.

l Suana/Surya Dharma

Warga Terusik

Page 37: Majalah bali post edisi 45

7 - 13 Juli 2014 37

Kondisi kaca depan truk bolong setelah menjadi sasaran pelemparan di Rambut Siwi, Jembrana.

Truk dan bus yang juga sempat menjadi korban pelemparan orang tak dikenal, beruntung tidak sampai menimbulkan kerusakan parah.

Page 38: Majalah bali post edisi 45

P A R I W I S A T A

7- 13 Juli 201438

Wisatawan Eropa terutama Inggris termasuk dalam kat-egori wisatawan berkantong tebal, Bahkan, pengeluaran

mereka selama melakukan perjalanan wisata melebihi wisatawan Australia. Kendati, turis asal Negeri Kanguru ini me-nempati posisi pertama dari sepuluh pasar potensial pariwisata Pulau Dewata.

Ketua Asosiasi Biro Perjalanan (Asita) Bali Ketut Ardana mengatakan, wisatawan Inggris memiliki pengeluaran dan peng-gunaan hotel yang lebih baik dibanding-kan dengan wisatawan Australia. “Sebab, wisatawan asal Australia kebanyakan su-dah berkali-kali datang ke Indonesia. Jadi sudah tahu di mana saja harus mencari yang murah. Kemudian harus ke mana. Mereka sudah tahu itu,” ujarnya.

Menurutnya, potensi wisatawan Inggris ke Indonesia terutama Bali cukup tinggi. Hanya saja, akibat minimnya penerbangan langsung, sedikit warga Inggris yang mau berlibur ke Indonesia. Padahal, tahun 80-an kedatangan wisatawan Eropa, seperti Inggris sempat melejit karena banyaknya penerbangan asing ke Indonesia.

“Indonesia, khususnya Bali di Inggris sudah cukup populer. Sekarang wisatawan dari Inggris saya rasa belum termasuk dalam 10 besar wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Saya bersyukur, Garuda Indonesia mau terbang kembali ke Inggris,” katanya.

General Manager Garuda Indonesia for UK and Ireland, Jubi Prasetyo mengakui, setelah sempat ditutup sepuluh tahun yang lalu, Garuda Indonesia mulai membuka kembali rute Jakarta-London, London Jakarta. Dibukanya kembali rute langsung ke Inggris tersebut, kata Jubi karena neg-ara tersebut dinilai merupakan pasar yang potensial bagi Indonesia. “Kami sedang melakukan promosi gencar-gencaran un-tuk mulai penjualan. Bagaimana mengisi pesawat dengan penumpang dan meme-

nangkan kompetisi di Eropa,” ujarnya.Dikatakan, negara-negara di Asia Teng-

gara, seperti Thailand dan Vietnam telah melakukan promosi ke negara tersebut, bahkan bisa eksis dan gencar berpromosi dengan negaranya. “Indonesia juga jangan mau kalah. Maka, jemput bola merupakan salah satu strategi Garuda Indonesia da-lam merambah pasar,” sebutnya.

Seperti diketahui, United Kingdom (UK) adalah persatuan negara-negara Britania Raya yang terdiri dari Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia. Sejak bergabungnya Irlandia Utara, maka nama perserikatan ini menjadi United Kingdom of Great Britain and Nothern Ireland, den-gan Inggris merupakan salah satu negara yang tergabung di dalamnya. “Jadi kami tidak hanya menyasar Inggris saja. Tapi juga seluruh negara yang tergabung dalam UK ini,” tegasnya. Dijelaskan, market UK merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia. Karena ada sekitar 350 ribu penumpang per tahun dari Eropa ke Indonesia. “Minat wisatawan di UK ke Indonesia dan Australia sangat besar,” katanya.

Hanya saja, kata dia yang menjadi kendala adalah kalau mau ke Indonesia mereka harus singgah dulu ke negara lain, baru terbang ke Jakarta. “Sekarang dengan adanya rute langsung dari London menuju Jakarta, begitu juga sebaliknya, kami yakin bisa mendongkrak kembali jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia,” pungkasnya.

l Parwata

Menyasar Turis Kantong Tebal

Asal Inggris

Inggris adalah sebuah negara yang meru-pakan bagian dari Britania Raya. Warga

negara ini merupakan pasar potensial pariwisata Indonesia, khususnya Bali.

Page 39: Majalah bali post edisi 45

7- 13 Juli 2014 39

Secara umum pariwisata Bali masih sebatas pariwisata massal yang unggul di kuantitas belum pada pariwisata berkualitas. Pelaku pariwisata harus melakukan perubahan paradigma dari massive tourism (wisata massal) menjadi special interest tourism (wisata minat khusus). “Tidak perlu lagi yang dikejar kuantitas, tetapi yang kita kejar kualitas. Walau cuma sedikit, tetapi kualitasnya yang dihitung,” ungkap Nyoman Kandia, Anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI).

Dia menyatakan, untuk menjaring wisatawan berkualitas, para pelaku pariwisata jangan menjual pariwisata Bali terlalu murah. Bali sebagai destinasi dunia harus meninggalkan promosi dengan cara memberikan potongan yang cenderung membawa dampak negatif. “Pariwisata Bali memiliki banyak keunikan yang membedakan dengan dengan kawasan pariwisata lain di dunia. Untuk itu, pelaku pariwisata tidak boleh menjual murah paket-paket wisata di Bali,” ujarnya.

Dikatakan, biro perjalanan di Bali dengan pasar domestik sudah memasarkan paket wisata sesuai dengan harga yang wajar. Ini tentu-nya pelaku pariwisata di pasar domestik seperti pramuwisata, termasuk partner biro perjalanan wisata (BPW) domestik di Bali mendapatkan fee yang wajar. “Hanya saja ada BPW pasar lain, seperti pasar Korea yang diantara belum menjual paket wisata secara wajar. Ini tentunya memun-culkan pemberian fee yang tidak wajar kepada guide termasuk partner BPW Korea yang lain di Bali,” katanya.

Menurutnya, pengaturan harga paket tour merupakan ranah bisnis. Dalam ranah bisnis ditentukan sepenuhnya oleh pengusaha/pelaku pari-wisata. Kendati tidak ada campur tangan pemerintah dalam penentuan harga paket tour, BPW di Bali wajib menjalankan usaha berdasarkan etika bisnis. “Tata krama berbisnis mesti ditegakan, pemerintah juga tidak setuju, Bali di jual murah,” ucapnya.

Dikatakan, Asita Bali wajib memanggil anggota yang menjual paket tour dengan tidak mengindahkan tata krama Asita yang menyangkut kode etik BPW. Asita juga memiliki kewenangan menegur BPW anggota Asita yang menjual paket tour secara murah di luar kewajaran.

Sementara President of World Marketing Hermawan Kertajaya sebe-lumnya menyatakan, promosi pariwisata harus tetap dijalankan dengan mengacu pada human spirit, bukan dengan cara diskon-diskon. Kalau dengan diskon-diskon yang datang juga orang-orang yang kepingin dis-kon saja bukan yang berkualitas,” ucapnya.

Dikatakan, Bali yang bertumpu pada pilar pariwisata masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Hanya saja pembangunan pariwisata Bali tidak boleh hanya terfokus di Bali Selatan. “Pemerintah maupun stakeholder pariwisata Bali harus menata agar pembangunan pariwisata bisa merata,” sebutnya.

Ia juga berpendapat, pemerataan pariwisata bisa dicapai dengan meninggalkan promosi cara lama. Seperti menggunakan cara horizontal yang hanya menggandalkan melalui promosi periklanan menghabiskan banyak anggaran. “Ini termasuk meninggalkan cara negatif saat penghan-delan wisatawan selama di Bali seperti menjual penghandelan wisatawan dengan praktik jual beli kepala,” tandasnya.

l Parwata

Mencari Wisatawan Berkualitas Bukan Kuantitas

MBP/doc

Page 40: Majalah bali post edisi 45

7- 13 Juli 201440

Gadget FLASHtival: (kiri-kanan) GM BTC Mobile Phone Tony Wijaya, Manager Telkomsel Branch

Denpasar Kusnandar, dan Manager Resources Per-formance Assurance Telkomsel Regional Bali-Nusra

Yulius Hery meluncurkan promo Gadget FLASHtival di BTC Teuku Umar, Denpasar (20/6).

PERKENALKAN DILAGO - Manajemen SIS dan UIB

menghadirkan Karimun Wagon R Dilago dalam acara “Jalan-

jalan Karimun Wagon R” yang berlangsung di Kebun Raya

Bedugul, Tabanan pada Minggu (22/6). Nama Dilago berasal dari

bahasa daerah Maluku, yang berarti “menjadi yang terbaik”.

MBP/aya

SERAH TERIMA - Serah terima jabatan dari Kepala Cabang United Indobali (UIB) Ariadi (kanan) kepada Fie An (kiri) dilakukan pada Kamis (19/6) malam di UIB Imam Bonjol.

MBP/iah

FUTURE LEADERS - Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi (tengah) saat memaparkan tentang pelaksanaan XL Future Leaders

3 pada Kamis (19/6) lalu.

MBP/Wawan

BERKUNJUNG - Siswa jurusan multimedia SMKN 1 Sragen mengadakan kunjungan ke Bali Post, Rabu (25/6). Siswa yang ber-

jumlah 90 orang dan didampingi 4 orang guru itu bermaksud untuk lebih mengenal dunia jurnalistik. Rombongan diterima Redaktur

Pelaksana Bali Post I Gusti Alit Purnata beserta jajarannya.

MBP/Wawan

BERKUNJUNG - National Sales Manager PT Roche Indonesia Diabetes Care, Bena Sokhun bersama Bussines Unit Head PT

Roche Indonesia Diabetes Care Jopie Leksmana berkunjung ke Bali Post, Rabu (25/6). Turut hadir mendampinginya, Area Sales

Manager Indonesia Timur PT Roche Indonesia Diabetes Care Eri Susanto, Sarma Dahita, PR Consultan untuk Accu-Check Active

Eka Sophiani dan distributor PT Roche Indonesia Diabetes Care. Mereka diterima jajaran Redaksi Bali Post.

MBP/Ist

MBP/Ist

Page 41: Majalah bali post edisi 45

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

7- 13 Juli 2014 41

NONTON BARENG - Perhelatan Piala Dun-ia yang berlangsung 4 tahun sekali disambut

antusias para penggemar bola. Kelompok Me-dia Bali Post menggelar acara nonton bareng di 3 lokasi, yakni di Bali Cafe Warung Tenda

Tuban, Bali Pizza Shankara Resto Sanur, dan Bali Coffee Warung 63 Denpasar.

Page 42: Majalah bali post edisi 45

7- 13 Juli 201442

B U D A Y A

Menyaksikan permainan gender tanpa dibaren-gi dengan pertunjukan wayang kulit, sudah tak

membosankan lagi. Bahkan, penampi-lan gamelan tergolong klasik itu kini menjadi tontonan segar dan bagus un-tuk terapi jiwa. Apalagi, dikemas apik serta pemainnya dilakukan penabuh

anak-anak setingkat SD, sungguh men-jadi tontonan yang atraktif.

Gak percaya? Lihat saja penampilan mereka dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB), Sabtu (21/6). Lewat program lomba gender wayang anak-anak, para seniman cilik merupakan perwakilan dari empat kabupaten yaitu Klungkung, Tabanan, Bangli dan Kota Denpasar

saling beraksi adu kepiawaian menabuh. Kalangan Ratna Kanda, tempat mereka tampil sontak menjadi lautan manusia.

Penampilan pertama adalah anak-anak dari Sanggar Seni Kembang Bali yang merupakan duta dari Kabupetan Tabanan berdampingan dengan Sang-gar Guna Widya Kumara duta Kabu-petan Klungkung.

Gender, Seni Klasik dari Seniman Cilik

Seniman cilik beraksi dalam me-mainkan gamelan gender wayang

di PKB Ke-36.

Page 43: Majalah bali post edisi 45

7- 13 Juli 2014 43

LAPORAN www.bali-travelnews.com

Duta Tabanan menampilkan penab-uh masih belia. Mereka tak hanya me-mainkan gending-gending kuno dengan teknik pukulan yang benar, tetapi juga menampilkan ekspresi gerak tari.

Panggul yang biasanya sebagai pe-mukul bilah gangse, sering berfungsi menjadi properti mendukung gerak tar-ian mereka. Penampilan mereka sering mendapat tepuk tangan pengunjung, ketika menampilkan gerak tari sesuai irama lagu yang ngembang ngisep. Se-nyum mereka menjadi bumbu lantunan gending-gending klasik yang berjiwa.

Mengawali aksinya, panabuh ci-lik ini menampilkan Gending Sekar Sungsang yang menggambarkan kein-dahan Bunga Kecubung. Kemudian menampilkan Gending Jejogedan

dengan judul Padaringan sesui dengan tema PKB yakni “Kertha Masa” dan diakhiri dengan menampilkan Gending Seririt yang menggambarkan keceriaan dunia anak.

Kemudian, penampilan duta Kota Denpasar yang mempercayakan Sang-gar Sekar Mas Banjar Kayu Mas Kaja berdampingan dengan Sanggar Pulo Cendani Banjar Selat Peken duta Kabupaten Bangli. Kedua duta anak-anak ini juga menyajikan karya seni yang menarik. “Sajian penabuh cilik ini sangat menarik, sehingga mampu memberi imbas pada anak-anak lain untuk melakoninya,” kata I Wayan Suendra, salah seorang penggemar musik klasik.

Hal senada juga dikatakan I Wayan

Sutarta. Guru Seni dari sekolah seni Kokar Bali itu mengatakan, ajang ini dapat memberikan imbas kepada anak-anak lain, di samping sebagai upaya pelestarian seni budaya Bali. Panitia PKB seharusnya lebih sering memberi-kan kesempatan bagi anak-anak untuk unjuk kebolehan sehingga mereka merasa tertantang untuk melakoninya. “Program lomba gender anak-anak ini sangat bagus yang dapat membangkit-kan semangat generasi untuk belajar kesenian klasik,” pungkasnya. image

l Budarsana

Page 44: Majalah bali post edisi 45

7- 13 Juli 201444

T R A D I S I

”Sampek Ing Tay” merupakan lakon cerita drama gong yang sudah sangat identik dengan Drama Gong Puspa Anom, Banyuning, Singaraja. Drama

gong ini berjaya dari tahun 1965 hingga 1982. Generasi tahun 1965 hingga awal 1980-an di Bali hampir dipastikan mengenal Drama Gong Puspa Anom, Banyuning. Kel-ompok kesenian satu ini memang terkenal sampai ke pelosok desa di Bali dan bahkan hingga ke Lombok. Apalagi kalau teringat cerita ‘’Sampek Ing Tay’’, pasti langsung terkenang dengan salah satu tokoh pemain-nya Wayan “Jedur” Sujana (alm).

Drama Gong Puspa Anom dibentuk ta-hun 1965 silam. Terbentuknya sekaa drama gong ini diawali dengan kecintaan beberapa pemain yang ketika itu masih berusia remaja, terhadap pementasan drama gong yang dib-awakan oleh sekaa drama gong dari desa lain. Melihat pementasan itu, mereka terin-spirasi untuk membentuk drama gong.

Seperti diungkapkan I Nengah Wijana, salah satu pemain Drama Gong Puspa Anom Banyuning. Kata dia, tahun 1965 dia dan teman-temannya seperti Wayan “Jedur” Sujana (alm), Gede Mangku, Nyoman Sueca (alm), Nengah Pandra (alm), Nyoman Dastra (alm) dan Made Sariani mencoba memben-tuk sekaa drama gong. Karena kesukaan den-gan seni drama tradisional, akhirnya Drama Gong Puspa Anom Banyuning terbentuk. “Waktu itu saya bersama teman-teman non-ton Drama Gong Desa Tamblang. Ternyata pementasannya sangat bagus dan banyak penontonnya. Dari situ kami terinspirasi untuk membuat Drama Gong Puspa Anom. Kata puspa berarti bunga dan anom artinya remaja,” katanya.

Sejak saat itu Wijana dan teman-teman-nya mulai mementaskan drama gong dengan beberapa judul seperti ‘’Uwug Payangan’’, ‘’Wiraguna Wiranata’’, ‘’Dukuh Suladri’’, ‘’Teruna Jaya’’, ‘’Panji Semirang’’ dan

‘’Sampek Ing Tay’’. Pertama kali pentas sekaligus upacara pamelaspasan di Pura Gede Pemayun, Banyuning, drama gong ini menampilkan lakon ‘’Uwug Payangan’’.

Tidak disangka, pementasan itu disaksi-kan penonton dalam jumlah yang banyak. Penontonnya sampai membludak. Sejak saat itu Drama Gong Puspa Anom Banyuning mulai dikenal. Tak saja pentas di Buleleng, Drama Gong Puspa Anom juga sempat merambah sejumlah daerah di Bali dan luar Bali. Tak hanya itu, di era kejayaannya, pe-mentasan Drama Gong Puspa Anom mulai direkam dalam bentuk kaset yang kemudian banyak diburu warga pada masa itu. “Saya tidak menyangka ternyata taksu pada waktu pentas di Pura Gede Pemayun itu mengan-tarkan drama gong ini memasuki masa tenar dan bahkan permintaan pentas tidak pernah sepi. Pemain tidak pernah bisa pulang ke ru-mah karena harus pentas ke beberapa daerah di Bali dan di Lombok,” jelasnya.

Drama Gong Puspa Anom

Bertahan di Tengah Derasnya

Salah satu adegan dalam pementasan drama gong, serangkaian HUT ke-63 Bali Post.

BPM/dok

Page 45: Majalah bali post edisi 45

Setelah berjalan beberapa tahun, Drama Gong Puspa Anom Banyuning mulai men-galami fase buruk. Pementasannya mulai berkurang, hingga munculnya perpecahan di intern pemainnya. Fase buruk ini juga terjadi karena munculnya drama gong dari daerah lain, sehingga memunculkan banyak saingan. Meski kelompok pemainnya silang pendapat, namun Drama Gong Puspa Anom Banyuning hingga kini masih tetap ada. Han-ya saja, pemantasannya tidak seramai seperti pada masa jayanya. Kini, pementasannya ketika ada warga yang akan membayar kaul ataupun dipentaskan pada waktu pergelaran Pesta Kesenian Bali (PKB). “Saya memper-cayai selain karena persaingan yang ketat dengan drama gong dari daerah lain, secara niskala saya yakini taksu-nya mulai pudar. Sekarang drama gong kami masih ada dan tidak ada istilah punah,” imbuhnya.

Kondisi drama gong yang kian membu-ruk ini, bukan hanya dialami oleh Drama Gong Puspa Anom, Banyuning saja. Menu-rut Wijana, drama gong dari daerah lain pun mengalami hal serupa. Ini terjadi karena tren hiburan modern seperti siaran TV dan hiburan lain digandrungi oleh masyarakat. Selain itu, pihak yang mau menjadi sponsor atau mementaskan drama gong sangat ja-rang dan bahkan tidak ada sama sekali. Jika drama gong tetap pentas, Wijaya meyakini tidak akan ada penonton karena kesenian ini dianggap tidak menarik untuk ditonton. “Sekarang kalau mau pentas siapa yang akan nonton, karena siaran TV atau hiburan lain lebih menarik ditonton oleh warga. Apalagi dipungut karcis, saya yakin tidak akan ada yang nonton.,” imbuhnya.

l Mudiarta

MBP/mud

Nengah Wijana, salah satu tokoh pemain Drama Gong Puspa Anom, Banyuning.

Hiburan Modern

Page 46: Majalah bali post edisi 45

7- 13 Juli 201446

T R A D I S I p R o p e R T I

Nilai tukar rupiah yang ditransak-sikan antarbank di Jakarta pada Kamis (25/6), melemah tiga basis poin menjadi 12.085 per dolar AS

dibandingkan sebelumnya di posisi 12.082 per dolar AS. Pelemahan rupiah ini dipicu meningkatnya harga minyak dunia. Jika rupiah terus melemah, menurut beberapa pengamat, maka akan dapat membahayakan sektor properti.

Atas kondisi ini, para pengembang di bidang properti berharap melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar hanya berlang-sung sementara sehingga tidak sampai memengaruhi harga properti. Mengingat, masih banyak bahkan sebagian besar bahan material pembangunan properti menggu-nakan barang dari impor. Misalnya, besi, rangka baja, kusen dan komponen yang mengandung unsur metal. Kalau rupiah terus melemah maka kenaikan harga untuk komponen-komponen impor ini tidak bisa dihindari. Akibatnya, bisa dipastikan akan terjadi peningkatan harga properti.

Jika harga properti mengalami kenaikan maka kondisi tersebut akan memberatkan konsumen. Bahkan yang dikhawatirkan, bisa mengganggu pertumbuhan sektor properti. Meski diakui sebetulnya nilai tukar mata uang tidak berpengaruh banyak terhadap perumahan. Namun, fluktuasi nilai mata uang akan sangat terasa untuk pembangunan gedung-gedung bertingkat, salah satunya apartemen yang saat ini sedang banyak di-minati masyarakat perkotaan. Harga rumah tetap terpengaruh, tetapi tidak banyak. Sebab, untuk rumah, pemakaian besi beton tidak dalam jumlah banyak.

Di sisi lain, sektor properti Indonesia harus siap bersaing ketika diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Pertanyaannya, sejauh mana kesiapan sektor properti kita utamanya para pengembang di tengah persaingan MEA tersebut sementara nilai rupiah terus merosot. Jelas, pengembang dari luar negeri akan lebih diuntungkan dengan kondisi ini mengingat mereka hitung-hitungannya menggunakan dolar. Belum lagi soal permodalan, mereka lebih kuat.

“Pertanyaannya, sejauh mana kesiapan kita. Indonesia harus siap bersaing termasuk di sektor properti,” kata Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Eddy Hussy dalam seminar nasional “Peningkatan Peran In-donesia Menghadapi MEA 2015 dan Daya Saing Properti” di Jakarta, Rabu (25/6).

Eddy mengingatkan bahwa Indonesia te-lah menjadi pasar yang menarik bagi negara-negara Asia Tenggara lainnya, antara lain karena pertumbuhan ekonomi yang nisbi sta-

bil yang ditunjang dengan peningkatan kelas menengah. Kekuatan sektor properti dalam negeri juga akan diuji dengan masuknya pesaing dari negara tetangga. “Setelah pasar bebas ASEAN berlaku, Indonesia tidak bisa menutup diri lagi,” ucapnya.

l Sugiarta/dari Berbagai Sumber

Rupiah Melemah, Sektor Properti Terancam

Page 47: Majalah bali post edisi 45

7- 13 Juli 2014 47

LEDAKAN pertumbuhan properti di Indonesia terjadi karena pertumbu-han kelas menengah seiring dengan kemajuan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Ledakan kelas menengah yang mengakibatkan semakin ting-ginya biaya hidup itu juga diakibatkan ledakan jumlah penduduk di Indonesia. Sementara, jumlah lahan terlebih di kota besar, sangat terbatas dan kondisi infrastruktur tidak memadai. Kondisi ini berdampak pada kenaikan harga lahan yang mencapai 100 persen lebih

setiap tahunnya.Kondisi ini juga terjadi di Bali.

Karenanya, Bali sendiri dalam perkem-bangan bisnis properti nasional ter-masuk salah satu wilayah yang cukup diperhitungkan. Bahkan, sebagai salah satu destinasi pariwisata internasional terkenal di jagat raya ini, Bali kini malah menjadi incaran investor. Tak hanya itu, bisnis properti di Bali kini menjadi ajang spekulasi para investor. Ini terlihat dari pengembangan peru-mahan terutama untuk kelas menengah

atas serta ekspatriat di Pulau Dewata ini tak sedikit dilakukan investor luar.

Walaupun harga lahan di Bali makin melambung, para pemain properti kelas kakap dari luar tak mengurungkan niatnya untuk membeli. Hal ini ditun-jang kemampuan manajemen bisnis serta marketing mereka yang andal dan mumpuni. Ini tentu saja menjadi tantangan bagi pengembang di Bali. Mereka tak hanya dituntut mening-katkan kemampuan permodalannya, tetapi juga marketing sehingga pasar yang dituju makin luas. Kenyataan ini diakui salah satu pengembang di Bali, Dewa Putu Selawa yang menjadi Direktur PT Sepa Karya Buana. “Itulah fenomena Bali kini. Bali dengan harga propertinya yang makin menggila, tetap saja dicari investor,” katanya baru-baru ini.

Diakuinya, Bali yang kini telah men-jadi ajang spekulasi dan investasi para pemodal besar. Menyikapi persaingan bisnis properti yang begitu dahsyat-nya di Bali ini, pengembang lokal Bali perlu banyak belajar dari pemain kakap. Sebab, dalam persaingan bebas sekarang ini tidak berlaku lagi yang na-manya proteksi. Dengan cara patungan permodalan, pengembang lokal akan lebih kuat dan proyek-proyek besar pun akan bisa digarap. Pemain properti Bali juga diharapkan tak hanya berkiblat di daerah sendiri, tetapi lebih berdaya sa-ing dengan merambah daerah luar Bali seperti Surabaya, Yogyakarta, NTB, NTT dan daerah lain di Tanah Air.

l Sugiarta/kmb

Properti BaliJadi Ajang Spekulasi

Page 48: Majalah bali post edisi 45

G A Y A H I D U P

7- 13 Juli 201448

Orang Indonesia adalah pengguna ponsel pintar nomor satu di dunia dengan waktu pemakaian rata-rata 181 menit per hari. Survei menyasar lebih dari 12.000 pengguna pon-sel yang berusia antara 16 dan 44 tahun di 30 negara untuk mengetahui tingkat konsumsi berdasarkan iklan di televisi, laptop, ponsel pintar dan komputer tablet. Survei juga me-nyimpulkan bahwa untuk pertama kalinya masyarakat di AS menghabiskan waktu lebih banyak dengan ponsel mereka dibandingkan menonton televisi. Survei ini menunjukkan ponsel pintar telah muncul sebagai ‘layar’ utama di seluruh dunia, tetapi riset juga menemukan bahwa pengguna ponsel kerap menonton layar ganda (ponsel dan televisi) secara bersamaan. Di Asia, konsumen ternyata lebih cenderung melakukan apa yang disebut dengan meshing, yaitu melihat dua layar sekaligus (televisi dan ponsel) sambil mencari konten yang terkait misalnya mencari informasi di internet

tentang tokoh yang muncul di acara favorit mereka di TV.

l Pusdat BP

Pengguna ’’Smartphone’’

Dibayangi Kerusakan RetinaMenggunakan telepon gengam

tanpa batas dan dengan konsentrasi yang penuh bias mengundang masalah.

Selain kelelahan pikiran, kerusakan paling fatal yang akan terjadi adalah rusaknya retina mata. Kerusakan retina bisa terasakan segera setelah kelelahan dan jika tidak ditangani bias memicu cacat permanen.

Retina adalah bagian mata yang sen-sitif terhadap cahaya dan mengirimkan pesan ke otak melalui saraf optik. Keru-sakan retina terjadi karena lapisan tipis di bagian belakang mata seseorang mulai menarik diri dari pembulu darah yang memasok oksigen dan nutrisi.

Kondisi tersebut biasanya menyerang orang berusia antara 50-70 tahun. Namun, para ilmuwan mengatakan ada peningka-tan jumlah penderita pada orang-orang yang masih muda,

dan penggunaan smartphone terus-menerus sebagai salah satu penyebab-nya.

Seorang ahli mata bernama Yu Bin mengatakan pada Want China Times bahwa kondisi tersebut adalah kasus yang ekstrem. Akan tetapi, Yu Bin juga mengatakan seseorang bisa saja men-galami ablasi retina akibat penggunaan ponsel yang berlebihan. Para ahli mata

mengatakan menatap layar perangkat elektronik, seperti ponsel dan komputer tablet, dapat menyebabkan ketegangan pada mata seseorang.

“Mata kita telah dirancang untuk me-lihat secara tiga dimensi,” Kata Andrea Thau, seorang dokter mata di New York City kepada NBC News.

“Jadi, sekarang ini mata kita cend-erung dipaksa lebih fokus karena kita harus mencoba menemukan bentuk tiga dimensi (3D) pada layar dua dimensi

secara dekat,” ungkapnya. Tahun lalu seorang ahli bedah mata

memperingatkan bahwa terjadi lonjakan kasus rabun dekat di kalangan anak muda akibat penggunaan smartphone. Pendiri Focus Clinics, David Allamby mengatakan, telah terjadi peningkatan 35 persen pada jumlah orang yang menderita rabun dekat sejak peluncuran smartphone pada 1997.

l Pusat Data BP

Rata-rata 181 Menit per Hari

Page 49: Majalah bali post edisi 45

H I B U R A N

Musisi nasional sedang hangat-hangatnya mendu-kung salah satu capres dan cawapres. Bahkan mereka pun berlomba-lomba membuat lagu untuk jagoannya masing-masing. Bagaimana dengan musisi Bali? Vokalis band Bari and Friends, Bari Hamdani mengungkapkan, dirinya tidak terlalu terpengaruh dengan situasi pilpres yang semakin menghangat. “Bagi saya, sah-sah saja kalau teman-teman musisi mendukung salah satu capres dan cawapres. Tetapi bagi saya pribadi tidak mau bohongi hati nurani. Kalau tidak suka kandidatnya, walau ditawari manggung nggak saya ambil,” kata Bari, sebelum tampil di acara Samatra Artis Bali BaliTV di Balai Banjar Internasional Shankara Resto, Sanur, Sabtu (21/6) lalu.

Band yang awalnya digawangi Bari (vokal), Patra Sasangka (bass), dan Agus Sedana (gitar), kini semakin mematangkan diri dalam balantika musik Bali setelah ber-gabungnya Sinyo (drum). “Mudah-mudahan band kami bisa berkiprah ke nasional,” ujarnya.

Pertengahan tahun ini, kata Bari, lumayan dapat tawaran job manggung. Band yang baru berusia 3 tahun ini sudah menandatangani kontrak dengan salah satu perusahaan selama setahun. Selain itu, tahun ini terlibat penggalian dana pembangunan pura di Bandung. “Tetapi manggung di Bandung itu sifatnya ngayah. Di sana kan ada komunitas Hindu dan kami ditawari ngayah manggung di sana,” kata Bari, sembari menambahkan saat tampil di Shankara Resto,

ia membawakan 8 lagu.Bagaimana dengan pembajakan semakin menggila? “Saya

salah satu musisi Bali yang capek ngomongin pembajakan. Pu-nya wakil di DPD juga tidak bisa ngapa-ngapain. Kalau dibajak, ya… pasrah saja. Kalau bisa, nanti pemeritah stop pembajakan. Padahal harganya yang asli nggak mahal, cuma Rp 25 ribu,” ucap pentolan band beraliran blues dan rock n’ roll ini.

l Ngurah

Stop Pembajakan

MBP/Wawan

Page 50: Majalah bali post edisi 45

P R O F I L

50 7- 13 Juli 2014

www.bali-travelnews.com

Sebagai perempuan Bali yang berkarier di bidang pari-wisata, perempuan kelahiran Singaraja, 26 Agustus ini kerap kali menjumpai hal glamor yang identik dengan budaya barat. Namun, dia tidak ingin terlalu

tergiur lantas melupakan budaya lokal. Dia justru mem-perkenalkan budaya Bali kepada wisatawan asing dengan selalu menjaga adat-istiadat, tradisi dan ciri khas sebagai perempuan Bali.

Itulah sosok Ni Wayan Yumeri yang kini menjadi Di-rector of Sales & Marketing di Santrian Resorts and Villa. Mengawali perbincangan, pecinta rafting yang akrab disapa Mery ini mengungkapkan, sebagai perempuan Bali yang bersentuhan langsung dengan pariwisata, ada baiknya kalau perempuan-perempuan tersebut tidak hanya mengerti tentang pariwisata. Tetapi juga budaya dan adat-isitiadat lokal.

Perempuan Bali yang berkecimpung di dunia pariwisata, katanya, ada baiknya membekali diri dengan pengetahuan budaya dan adapt-istiadat lokal. Sebab, dengan mengerti hal tersebut seseorang bisa menjadi penyambung lidah dan berbagi cerita tentang Bali kepada wisatawan asing. “Kebu-dayaan itu adalah landasan dan kepribadian suatu daerah. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Bali bukan karena objek pantainya tetapi juga budaya dan adat-istiadat,” jelasnya ramah.

Karenanya, lanjut Mery, di sinilah perempuan Bali yang bekerja di pariwisata turut serta menyampaikan budaya lokal kepada kepada wisatawan asing. Caranya mudah, cukup dengan memberikan contoh. “Perempuan Bali terkenal sopan santun, murah senyum dan pekerja keras. Jadi, hal itulah yang harus dipertahankan dan kita harus bangga. Cobalah juga ceritakan hal-hal menarik dan sisi unik Bali di sela-sela percakapan dengan wisatawan,” ungkap sosok yang gemar menari Bali dan membuat Gebogan ini.

Sebagai perempuan Bali, Mery menyampaikan, dia tidak serta-merta menolak perkembangan zaman yang modern. Namun, menurutnya, semua ada tempat dan waktunya. “Saya senang hal modern tetapi saya tidak akan meninggalkan ciri khas dan adat-istiadat lokal. Bahkan beberapa wisatawan asing yang sudah akrab dan menjadi teman saya, senantiasa saya ajari menari Bali,” tuturnya.

Nah, penting sekali bukan kalau perempuan Bali atau perempuan luar yang bekerja di Bali mengerti Budaya? “Kita lahir di Bali, jadi mari aliri darah dengan mengenal dan mem-pelajari budaya sendiri. Apalagi kita bekerja di pariwisata, jadi mari kita bersama-sama menempatkan dan mempertahankan budaya sebagai hal penting dan istimewa untuk mendukung pariwisata,” imbuhnya.

l Ocha

Ni Wayan Yumeri

Cinta Budaya Bali

Page 51: Majalah bali post edisi 45
Page 52: Majalah bali post edisi 45

45 | 7 - 13 Juli 2014

RP 20.000

Bali Krisis Air