majalah bali post edisi 23

52
REKLAMASI 23 | 3 - 9 Februari 2014 RP 20.000 R RP R RP RP 2 2 2 20 0 00 000 0 RP RP 0 Ke Jakarta Selamatkan Bali

Upload: e-paper-kmb

Post on 28-Mar-2016

261 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Headline : Ke Jakarta Selamatkan Bali

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah Bali Post Edisi 23

REKLAM

ASI

23 | 3 - 9 Februari 2014

RP 20.000RRPRRPRP 222200 000000PRPRP 00

Ke JakartaSelamatkan Bali

Page 2: Majalah Bali Post Edisi 23
Page 3: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 3

D A F T A R I S I

KILAS BERITA�Dugaan Suap Pilkada Bali FOR Bali Lapor ke KPK 6LAPORAN UTAMA�Ke Jakarta Selamatkan Bali 8

�Satukan Langkah Selamatkan Bali 10�Jangan Ada Lagi Upaya Intimidasi 11POLITIK�Menggugat Hibah, Membidik Kursi 12 LINGKUNGAN�Angin Barat, ’’Banjir’’ Sampah Kiriman 14�Sampah Jadi Bubur 15

OPINI�Transaksi Demokrasi Lokal 16JAJAK PENDAPAT�Jajak Pendapat Netralitas Hanya Jargon Politik 17PENDIDIKAN�Perencanaan Pembelajaran Tak Matang Transfer Ilmu Tak Terarah 18MANCANEGARA�Aksi Mafia Berkedok Pizza 20DAERAH�Rakus Lahan dan Air Pro-Kontra Rencana Lapangan Golf di Kintamani 22KESEHATAN�Cara Duduk Salah Tulang Belakang Dapat

Berubah Jadi ’’Letter S’’ 24�Penanganan Skoliosis Lebih dari 40 Derajat, Wajib Dioperasi 25LENSA�Destinasi Baru 26OLAHRAGA�Genie, ”Sharapova” dari Kanada 28

�Julio BriaPengalaman Diskualifikasi 30KRIMINAL�Teganya Membuang Bayi di Jalan 32EKONOMI�Bisnis Kendaraan di Bali Menarik, bak Wanita Cantik 36PARIWISATA�Profesi ”Guide” Dilirik Warga Asing 38�Pramuwisata Ujung Tombak Pariwisata 39EVENT�Bersih Sampah 41BUDAYA�Disarankan, Jangan Ajak Pacar ke Pura Tanah Lot 42

TRADISI�Gambang, Karawitan Tua yang Langka 44PROPERTI�Pintu Kamar Berhadap-hadapan Bikin Penghuni Sering Bertengkar 46�Ruang Bermain Anak Utamakan Faktor Keselamatan 47WISATA�DTW Alas Kedaton Jalan Setapak Menuju ke ’’Kerajaan Kera’’ 50

Page 4: Majalah Bali Post Edisi 23

4

Bermasalah dengan Rakyat

Pulau Bali Bisa Habis

Waspadai Musim Hujan

3 - 9 Februari 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Sri Hartini, Suana, Sueca, Yudi WinantoAnggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Diah

Dewi, Yudi Karnaedi, Wira Sanjiwani, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata,

Widana. Bangli: Ida Ayu Swasrina, Buleleng: Adnyana, Gianyar: Agung Dharmada,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Budi Wiryanto

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino, Syamsudin Karim,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Saya mengutip pembicaraan tokoh veteran Bapak I Wayan Rugeg berapa waktu lalu. Katanya, untuk saat ini memang seperti apa

yang dikatakan presiden pertama RI, pemerintahan di Bali bermasalah dengan rakyat kalau sampai reklamasi terjadi. Bermasalah dengan rakyat berarti bermasalah dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Karena kita orang Bali punya budaya, adat-istiadat menyucikan laut, tempat kita melakukan upacara melasti pada waktu sebelum hari raya brata panyepian pada hari raya Nyepi.

Pan KobarTabanan

Jika Teluk Benoa jadi direklamasi maka ke depannya malah Pulau Bali bisa habis. Dasar analisisnya sebagai berikut: Teluk Benoa adalah kan-

tong yang bisa melemahkan derasnya arus air laut selatan. Kalau teluk ini ditutup maka arus air laut selatan akan menghantam pesisir selatan Bali baik ke timur maupun ke barat. Ini sudah terbukti dengan direklamasinya Pulau Serangan, maka abrasi besar terjadi di pantai Sanur ke timur. Bisa dicek, lahan masyarakat yang kena abrasi sudah mundur di atas 10 meter, itu hanya beberapa tahun saja.Pertanyaan saya: 1. Apakah kita rela mendapatkan dara-tan di Tanjung Benoa yang tidak seberapa, dengan mengorbankan daratan Bali lainnya yang akan terus menerus tergerus arus? 2. Siapakah yang akan diberikan daratan Tanjung Benoa tersebut, sedangkan daratan orang Bali terus menerus berkurang? 3. Apakah begini karakter orang Bali sekarang? Merusak diri sendiri dan hanya mementingkan diri sendiri serta tidak ber-pikir panjang jauh ke depan. Semoga Bali masih bisa diselamatkan.

Jero Mangku PrajapatiBuduk, Mengwi, Badung

Dalam musim hujan yang berkepanjangan ini tentu kewaspadaan kita bersama dituntut lebih, terutama terhadap kemungkinan terjadinya

banjir. Kita di Bali masih bersyukur banjir tidak terjadi sebagaimana ter-jadi di daerah lain di Indonesia. Namun, kewaspadaan semua pihak harus terus ditingkatkan, karena musim hujan bisa membawa musibah. Seperti tumbangnya pohon besar yang sudah hidup puluhan tahun hendaknya diper-hatikan oleh para petugas, apakah mesti ditebang atau dipotong ranting dan dahannya. Jika tidak, dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan. Yang juga penting ditertibkan dan dibersihkan, tempelan reklame yang masih banyak menghiasi tempat-tempat strategis di Denpasar. Mesti ditugaskan petugas khusus untuk melakukan gebrakan kebersihan kota dari reklame-reklame liar ini, demi kenyamanan kota dan warga kota.

I Made Jara AtmajaJl. Nusa Indah, Gang II/3 Denpasar

Page 5: Majalah Bali Post Edisi 23

5

Page 6: Majalah Bali Post Edisi 23

6

HALAMAN sebelah barat SDN 1 Bak-tiseraga, Kecamatan Buleleng, sejak musim hujan ini setiap hari mengalami banjir. Banjir ini terjadi lantaran saluran irigasi milik Subak Lobong, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, dan Subak Uma Panji, Kecamatan Suaksada tertutup sampah, hingga airnya meluap dan menggenangi halaman sekolah. Akibatnya, siswa kesulitan tempat bermain dan halaman sekolah terkesan kumuh karena luberan air subak itu juga menghanyutkan sampah plastik dari kawasan permukiman di sekitarnya. Pantauan di lapangan, Selasa (21/1), saluran irigasi itu tepat berada di sebelah SDN 1 Baktiseraga, Kecamatan Buleleng. Tepat pada batas sekolah yang belum dilengkapi dengan pagar, saluran irigasi itu tampak sempit. Bahkan sudah tertutup oleh sampah dan batang pohon yang ikut dihanyutkan oleh air ketika hujan turun. Volume air yang cukup besar kemudian me-luber dan menggenangi halaman belakang SDN 1 Baktiseraga.

Kepala SDN 1 Baktiseraga, Kecamatan Buleleng Putu Ada, membenarkan jika sekolah yang dipimpinnya itu sejak musim hujan selalu kebanjiran. Masalah tersebut sebenarnya sudah terjadi sejak lama, namun belum mendapat perhatian untuk perbaikan dari kelompok subak yang memakai air irigasi tersebut.

� Mudiarta

K I L A S B E R I T A

3 - 9 Februari 20146

Forum Masyarakat Peduli dan Cinta Bali (FOR Bali) untuk kedua kalinya menyambangi Kantor Komisi Pem-berantasan Korupsi (KPK). Keda-

tangan mereka ke gedung lembaga antirasuah tersebut dilakukan untuk melaporkan adanya

dugaan suap senilai Rp 200 miliar yang men-galir ke Akil Mochtar, mantan Ketua MK yang menjadi ketua hakim panel Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) sengketa Pilkada Bali. ‘’Hari ini kita sudah melakukan pelaporan pengaduan atas dugaan kasus suap sengketa Pilkada Provinsi Bali. Kemudian bukti-bukti sudah kita sampaikan semua (ke KPK), kita tunggu tindak lanjut pemeriksaan dari KPK,’’ kata kuasa hukum FOR Bali Risa Mariska, Senin (20/1). Risa meyakini bahwa dalam memutus perkara Pilkada Bali, Akil telah berbuat curang dengan menerima suap seperti halnya pada kasus sengketa Pilkada Gunung Mas dan Kabupaten Lebak. Oleh karena itu, pihaknya merasa yakin untuk melaporkan dugaan suap tersebut kepada KPK, meski tak menyebut secara pasti siapa pihak yang menggelontorkan duit Rp 200 miliar ke Akil.

� Wandi

PROYEK pembangunan Sta-dion Amlapura, penyelesaiannya molor. Ketua Komisi B DPRD Karangasem Nyoman Oka Antara dan anggota Nyoman Suardana, Selasa (21/1), saat meninjau pem-bangunan stadion itu di Padangk-erta, Karangasem, menyampaikan proyek itu ditargetkan selesai akhir Desember lalu. Namun, dari laporan pihak Dinas PU baru se-lesai dikerjakan sekitar 75 persen.Sementara dari pengamatan, pekerjaan masih sekitar 10 persen. Saluran air atau drainase belum selesai dikerjakan. Kontraktor baru tampak membuka papan-papan pengecor tembok keliling. Padahal, kata Oka Antara, peker-jaan proyek senilai Rp 3,390 mil-iar itu dianggarkan melalui APBN melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga itu. Selain pembangu-nan stadion berupa pembuatan lintasan, perataan dan penanaman rumput, pembangunan saluran air atau draninase, serta tembok kelil-ing belum tuntas. Tembok keliling ada dari batu bata, sebagian lagi juga dengan pagar besi.

� Budana

Dugaan Suap Pilkada Bali

FOR Bali Lapor ke KPK

MBP/ade

Air Subak Genangi SDN 1 Baktiseraga

MBP/mud

Molor, Penyelesaian Proyek Stadion Amlapura

MBP/bud

Page 7: Majalah Bali Post Edisi 23

7

Page 8: Majalah Bali Post Edisi 23

8

L A P O R A N U T A M A

3 - 9 Februari 20148

Puluhan komponen yang peduli lingkungan, Rabu (22/1) lalu, menyatakan sikap bersama meno-lak reklamasi kawasan pesisir di

Indonesia. Komponen yang menyatakan sikap tersebut; Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Serikat Petani Indonesia (SPI), Komite Mahasiswa Pe-muda Anti-Kekerasan (Kompak), Youth Food Movement (YFM), Lembaga Studi Aksi untuk Demokrasi (LS-ADI), Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Indonesian Human Right for Social Justice (IHCS), PBHI Jakarta, Walhi Jakarta, Jaringan Riset Kolektif (Jerk), Gerakan Mahasiswa Indo-nesia (GMI), Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) dan Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBALI).

Dalam pernyataan sikap yang dikirim ke redaksi Bali Post itu disebutkan, sebagai negeri bahari dengan panjang pantai men-capai 81.000 km, mestinya wilayah pesisir merupakan potensi besar yang dimiliki oleh bangsa ini dengan seluruh kekayaan alam di dalamnya dan memiliki fungsi ekologis yang tidak terhingga untuk hari ini dan generasi yang akan datang. Sayangnya, kawasan pesisir yang memiliki fungsi ekologis yang tinggi terancam dengan berbagai kebijakan pembangunan. Salah satunya adalah proyek reklamasi di berba-gai wilayah, antara lain Teluk Benoa, Teluk Palu, Teluk Kendari dan Teluk Jakarta. Sementara Perubahan Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pesisir dan Pulau Pulau Kecil tidak memproteksi kawasan pesisir Indonesia dari proyek reklamasi.

Secara khusus, mereka mendesak agar pemerintah pusat menghentikan segala upaya yang memuluskan proyek rekla-masi Teluk Benoa, termasuk dengan alasan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan menyia-sati melalui tata ruang wilayah. Tata ruang, baik di nasional maupun wilayah, mestinya

menjadi instrumen penting untuk mem-proteksi kawasan-kawasan yang memiliki fungsi ekologis tinggi.

Selain menyatakan sikap bersama, mereka juga mengirim surat kepada Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Mereka meminta agar segera mencabut dan atau mengeluarkan dan atau membatal-kan penetapan KPI Benoa dengan fokus investasi rencana reklamasi Teluk Benoa karena penetapan KPI Benoa dengan fokus investasinya reklamasi Teluk Benoa dari program MP3EI karena bertentangan dengan tata ruang (vide: Perpres 45 Tahun 2011, Pasal 55 ayat 5 jo Perpres 122 Ta-hun 2012, Pasal 2 ayat (3). Selain kepada UKP4, mereka juga bersurat kepada Presi-den Yudhoyono. Jakarta, 23 Januari 2014. Kerusakan lingkungan hidup Indonesia semakin masif yang berujung pada ber-bagai bencana lingkungan yang terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia dalam beberapa hari ini dengan korban jiwa yang begitu besar dan kerugian lain yang ditim-bulkan akibat bencana.

Teluk Benoa di Bali adalah salah satu dari sekian banyak wilayah yang memi-liki fungsi ekologis yang begitu tinggi yang harus diselamatkan untuk hari ini dan generasi yang akan datang. Proyek Teluk Benoa yang dilakukan oleh PT TWBI yang akan menghabiskan kawasan mencapai 838 hektar. Karenanya, bencana banjir dan abrasi pantai akan setiap saat mengancam warga jika reklamasi pantai tetap dilakukan.

Koordinator Pendidikan dan Penguatan Jaringan Kiara Selamet Daroyni, menya-takan bahwa proyek reklamasi yang ada di berbagai Indonesia merupakan bentuk kemudahan bagi pengusaha untuk mengua-sai lahan-lahan di pesisir dan memberikan dampak bagi penghidupan nelayan dan semakin memperparah kota-kota pesisir karena hilangnya daya dukung lingkungan yang berakibat pada bencana banjir.

I Wayan “Gendo” Suardana menga-

takan, bahwa selama ini penyelamatan Teluk Benoa bukan hanya disuarakan oleh aktivis lingkungan hidup, namun seluruh elemen masyarakat Bali di antaranya para seniman dan musisi yang peduli dengan kondisi lingkungan hidup di Bali dan Indonesia. Jerinx SID (Superman is Dead), Gembul Navicula, Coki Netral, Sarasdewi di antaranya yang mendukung penyelamatan lingkungan hidup di Bali. Lagu ‘’Tolak Reklamasi’’ diciptakan dan disuarakan oleh para musisi dan aktivis. Panggung-panggung solidaritas dari para musisi adalah salah satu bukti kepedulian terhadap lingkungan yang begitu besar.

Jerinx SID, Gembul Navicula dan Coki Netral sebagai musisi yang menyuarakan penyelamatan Teluk Benoa menyatakan bahwa, “penyelamatan Teluk Benoa me-

Ke JakartaSelamatkan Bali

Page 9: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 9

MBP/dok

Penolakan reklamasi Teluk Benoa akhirnya sampai juga ke Jakarta. Kali ini, forum yang terdiri dari sejumlah LSM di Bali mendatangi Istana Merdeka, Jakarta. Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan rencana reklamasi Teluk Benoa. Langkah Perjuangan ForBALI yang ‘’mengadu’’ kepada Presiden SBY, Komnas HAM dan Ombudsman dinilai sangat tepat, sebab segala upaya dan saluran di Bali sudah tertutup .

mang harus disuarakan oleh lebih banyak lagi, karena proyek reklamasi Teluk Benoa bukan hanya mengancam lingkungan hidup, kawasan konservasi dan biota laut yang ada di dalamnya, namun juga penghancuran nilai sosial dan kultural masyarakat di Bali.

Jerinx SID menambahkan bahwa sampai kapanpun dengan sekuat tenaga kami akan terus berupaya menyelamat-kan Teluk Benoa dan LH di Indonesia, dan perjuangan inilah yang akan kami sampaikan kepada anak cucu kami.

Nur Hidayati, Kepala Departemen

Advokasi dan Kampanye Walhi men-gatakan keterlibatan musisi dan para seniman dalam setiap advokasi dan kam-panye penyelamatan lingkungan hidup bersama Walhi, menandakan bahwa memang isu lingkungan hidup adalah isu semua orang karena ini menyangkut soal keberlanjutan kehidupan, bukan hanya untuk hari ini, juga generasi yang akan datang.

Proyek reklamasi pantai bukan hanya terjadi di Teluk Benoa, namun daerah lain seperti Jakarta, Manado, Kendari, dan Palu. Banjir di Jakarta dan Manado

harusnya bisa menjadi pelajaran penting bagi pemerintah daerah untuk tidak terus melanjutkan proyek reklamasi.

Situasi bencana ekologis di berbagai daerah di Indonesia yang semakin masif dan meluas juga sekaligus dapat menjadi momentum bagi masyarakat untuk terus menyuarakan penyelamatan lingkungan hidup Kami percaya bahwa dukungan dari masyarakat yang kuat akan menjadi warning agar pemerintah dan pemilik modal besar tidak seenaknya berin-vestasi dan merusak lingkungan hidup dan sumber kehidupan rakyat. (*)

9

Page 10: Majalah Bali Post Edisi 23

10

3 - 9 Februari 201410

L A P O R A N U T A M A

Perjuangan ForBALI yang tak ke-nal lelah mendapat apresiasi ba-nyak kalangan yang peduli Bali. Langkah mereka ‘’mengadu’’

kepada Presiden SBY, Komnas HAM dan Ombudsman dinilai sangat tepat. Laporan ke instansi di pusat itu diyakini sebagai langkah tepat, sebab segala upaya dan saluran di Bali sudah tertutup dan mem-buktikan lembaga legislatif dan eksekutif di Bali tak bisa diandalkan.

Misalnya saja, tidak pernah ada re-spons dari DPRD Bali kendati berkali-kali ForBALI demo menuntut Dewan mend-esak atau merekomendasikan Gubernur agar mencabut SK 1727 yang memberi izin PT TWBI melakukan kajian ren-cana reklamasi selama dua tahun. “Kami mendukung upaya perjuangan ForBALI ke pusat. Sebab perjuangan ke legislatif dan eksekutif di Bali sudah mentok, tak ada respons,” kata pengamat tata ruang Universitas Udayana (Unud) Dr. Putu Rumawan Salain, pekan lalu.

Rumawan menilai semua saluran di Bali sudah ditempuh dalam upaya meno-lak reklamasi Teluk Benoa, mulai dari perjuangan ke wakil rakyat di DPRD Bali hingga ke Gubernur Bali. Tetapi memang sejauh ini penolakan itu tak digubris. “Ke eksekutif dan legislatif tak ditang-gapi. Lalu ke mana kita harus mengadu? Memang salah satu alternatifnya adalah ke pusat lewat Komnas HAM dan Om-budsman RI. Bagi orang yang mencintai Bali dan memahami kebohongan yang sekarang sedang berlangsung di Bali, per-juangan ke pusat itu adalah langkah tepat. Itu upaya yang diharapkan masyarakat Bali,” kata Rumawan.

Menurutnya, mestinya wakil rakyat di DPRD malu, sebab tak mampu menyerap aspirasi dan bersama-sama rakyat ber-juang menolak upaya eksploitasi alam dan lingkungan Bali. “Kita di Bali dicurangi

pusat dengan cara-cara yang tidak elegan. Misalnya, ada upaya mengubah aturan untuk melegalkan reklamasi. Tetapi ke mana wakil rakyat kita? Lalu siapa yang membela kepentingan masyarakat Bali? Di sisi lain kekuatan masyarakat Bali juga dipecah belah oleh pihak tertentu, katanya.

Ia berharap Komnas HAM dan Om-budsman RI segera menindaklanjuti lapo-ran. “Publik juga harus terus mendorong dua lembaga itu agar segera menyikapi laporan itu. Masyarakat Bali juga mesti terus kenceng menolak reklamasi. Jan-gan sampai kita mau dipecah belah,” tandasnya.

Akademisi Universitas Warmadewa Prof. Wayan Runa juga menilai Perjuan-gan ForBALI (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi) ke pusat untuk menolak reklamasi Teluk Benoa patut mendapat dukungan. “Semasih bisa berjuang mari kita berjuang seoptimal mungkin. Ketika perjuangan sudah maksimal tetapi belum berhasil, berarti ada kekuatan lain yang lebih kuat dari penolakan masyarakat Bali,” katanya.

Ketika aspirasi masyarakat Bali, ka-tanya, diabaikan bisa saja pola kekuasaan lebih banyak bermain. Namun, perjuan-gan tak boleh berhenti. “Kita harus tetap berjuang sekala niskala dan masyarakat Bali harus kompak,” tegasnya.

Pihaknya mengapreasi penuh per-juangan ForBALI dan berharap nurani masyarakat Bali tergerak untuk berjuang bersama-sama. “Kami berharap pemer-intah lebih bijak menyikapi masalah ini. Kalau reklamasi ditolak, lebih baik rencana itu ditunda, jangan dipaksakan,” ujarnya.

Membisunya pihak legislatif dan akse-kutif terkait asiparasi penolakan rencana reklamasi Teluk Benoa, juga disayangkan Ketua DPD Partai Nasdem Badung Putu

Suyantha. Oleh karena itu, azas trans-paransi dan akuntabilitas pemerintah serta DPRD Bali patut dipertanyakan. “Makanya kita harus mempertanyakan komitmen para wakil rakyat yang tidak pernah bersuara keras untuk kepentingan masyarakat. Kita sebagai masyarakat Bali harus menjaga alam dan lingkugan di sini (Bali-red). Jangan mau mereklamasi den-gan alasan untuk menjaga lingkungan,” tegasnya secara terpisah.

Suyantha mendukung upaya ForBALI melapor ke Komnas HAM dan Komisi Ombudsman RI serta aksi demo di depan Istana Merdeka. Daripada bersuara keras di Bali tetapi tidak didengar dan ditang-gapi, lebih baik disampaikan langsung ke pusat. Supaya masyarakat di luar Bali juga tahu dengan situasi penolakan yang dilakukan kalangan masyarakat Bali.

Dikatakannya, masyarakat Bali mesti-nya bersatu merapatkan barisan mendu-kung perjuangan itu jika tidak ingin ling-kungan Bali hancur dan diobrak-abrik. “Dewan itu kan wakil dari pada masyarakat sehingga wajib hukumnya mendengarkan aspirasi rakyat. Selain itu, mereka duduk di sana digaji oleh rakyat,” ujarnya. Dia berharap pemerintah pusat, Komnas HAM, dan Komisi Ombudsman RI menindaklanjuti perjuangan ForBALI itu. Alam dan ling-kungan Bali harus dijaga oleh semua pihak, bahkan rakyat Indonesia.

Praktisi hukum, Rizal Akbar Maya Poetra juga menilai perjuangan ForBALI ke pusat itu langkah tepat. Namun apa-bila pengaduan ke Komnas HAM tidak mendapat respons positif, Rizal Akbar menyarankan lebih baik ajukan class ac-tion (gugatan yang mewakili kepentingan masyarakat). Karena jika reklamasi dilak-sanakan akan menimbulkan kerugian bagi kepentingan umum.

� Widana/Ngurah

Satukan LangkahSelamatkan Bali

Page 11: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 11

GAUNG penolakan reklamasi Teluk Benoa akhirnya sampai juga ke Jakarta. Kali ini, forum yang terdiri dari sejumlah LSM di Bali itu mendatangi Istana Merdeka, Jakarta, pekan lalu. Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan rencana reklamasi Teluk Benoa. “Ke-datangan kami di sini untuk meminta Presiden SBY menghentikan segala upaya politik untuk mereklamasi Teluk Benoa. Kami juga meminta Presiden SBY memerintahkan Gubernur Bali untuk mencabut seluruh rencana terkait reklamasi Teluk Benoa,” kata Ketua Dewan Daerah Walhi Bali Wayan Gendo Suardana saat orasi di depan Istana Merdeka.

Gendo mengaku akan terus ber-juang menghentikan berbagai pihak, termasuk dari salah satu Dirjen di Kementerian Perikanan dan Kelautan yang hendak mengubah Teluk Benoa menjadi lahan bisnis baru pihak-pihak berkepentingan. Dia memahami per-juangan menghentikan program rekla-masi ini tidak mudah. Oleh karena itu, pihaknya bergabung bersama sejumlah LSM maupun ormas di seluruh Indone-sia yang memiliki misi dan visi sama yaitu mencegah meluasnya kerusakan lingkungan dan menghentikan proyek reklamasi di seluruh Indonesia. Dengan merapatkan barisan, Gendo mengaku penolakan memiliki kekuatan besar.

“Kami di sini tergabung dalam jar-ingan nasional yang tidak hanya bicara Teluk Benoa saja, tetapi juga bicara seluruh proyek-proyek reklamasi di Indonesia yang telah merusak lingkun-gan. Oleh karena itu, segala tindakan kami tentu akan menjadi tindakan kolektif,” katanya.

Dalam pernyataan sikapnya For-BALI mendesak Pemerintah Pusat menghentikan segala upaya yang memuluskan proyek reklamasi Teluk Benoa, termasuk dengan alasan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekono-mi Indonesia (MP3EI) dan menyiasati melalui tata ruang wilayah. ForBALI-

juga mengajak rakyat Bali untuk kritis dan mengoreksi model pembangunan yang eksploitasi dan mengabaikan daya dukung lingkungan yang terbatas. “Fungsi ekologis hutan Mangrove tidak tergantikan dengan teknologi secanggih apa pun. Selain bencana ekologis yang mengancam, proyek reklamasi di Teluk Benoa juga menghancurkan tatanan sosial budaya masyarakat, khususnya preservasi kultural. Bagi masyarakat Bali, alam memiliki ikatan yang be-gitu kuat dengan kehidupan religius masyarakat Bali”.

Sebelum aksi demo, tiga hari sebel-umnya, ForBALI bersama Coki (gitaris band Netral) dan Ketua Prodi Filsafat UI DR. Sarasdewi, melakukan audiensi dan melaporkan kasus reklamasi Teluk Benoa ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan Komisi Ombudsman. Laporan itu terkait dengan dugaan maladministrasi.

“Gendo” Suardana membuka pelapo-ran kasus ini dengan mengungkap fakta-fakta penting terkait dengan proyek reklamasi. Bahwa rencana poyek rekla-masi Teluk Benoa itu akan menimbun perairan Teluk Benoa seluas 838 Hektar. Hal ini dapat berakibat pada rusaknya lingkungan hidup dan hancurnya fungsi ekologis dari Teluk Benoa.

Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif Nasional Walhi menambahkan bahwa proyek reklamasi terus digenjot di beber-apa kota di Indonesia. Di mana Pemerin-tah Daerah berlomba-lomba melakukan reklamasi seperti Jakarta, Bali, Palu, Manado, dan Kendari. Ini tentu menjadi ancaman besar bagi lingkungan hidup dan rakyat, mengingat bencana ekologis, khususnya banjir yang terus meningkat intensitasnya dari tahun ke tahun dengan jumlah korban yang besar.

Dr. Sarasdewi, Ketua Prodi Filsafat UI yang turut hadir dalam pengaduan ini memperkuat apa yang dipaparkan oleh ForBALI, bahwa “selain pelanggaran hukum, proyek reklamasi ini juga me-langgar hak sosial budaya masyarakat, khususnya preservasi kultural. Bagi

masyarakat Bali, alam memiliki ikatan yang begitu kuat dengan kehidupan religius masyarakat Bali.

Komisioner Komnas HAM Nurk-holis, yang menemui ForBALI menya-takan bahwa ada dugaan pelanggaran HAM di dalam proyek reklamasi Teluk Benoa ini. Yakni terkait dengan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana yang terdapat dalam Konstitusi dan juga UU HAM. Selain hak atas lingkungan hidup yang dil-anggar, juga ada dugaan pelanggaran terhadap hak berekspresi dan menyam-paikan pendapat terhadap masyarakat yang menolak reklamasi ini. Komnas HAM berjanji akan memberikan fokus penuh pada kasus ini dan dalam waktu dekat akan mengirimkan surat kepada Gubernur Bali dan Kapolda Bali, agar tidak ada lagi upaya-upaya yang bersifat intimidatif dan mengancam kebebasan berekspresi dan menyam-paikan pendapat bagi warga negara yang ingin memperjuangkan hak atas lingkungannya.

Sementara Komisioner Ombudsman RI yang menerima pengaduan ForBA-LI menyatakan, segera menindaklanjuti laporan dari ForBALI ini, selain akan mengkoordinasikan dengan Ombuds-man Bali, juga akan melakukan penda-laman terhadap fakta-fakta pelanggaran hukum yang dilakukan dalam proyek reklamasi Teluk Benoa ini.

Karo Humas Pemprov Bali Ketut Teneng tak mau menanggapi atas dilaporkannya Gubernur Bali ke Kom-nas HAM dan Ombudsman RI oleh ForBALI. Ia menegaskan, baru akan bersikap jika sudah ada pemberitahuan atau panggilan resmi dari Komnas HAM atau Ombudsman RI terkait hal itu. “Nanti kami akan tanggapi secara bijaksana. Pada saatnya kalau sudah ada panggilan, kami akan siapkan tim hukum. Tetapi kami tegaskan tidak ada maladministrasi oleh Gubernur seba-gaimana laporan itu,” tandasnya.

� Hardianto/Widana

Jangan Ada LagiUpaya Intimidasi

Page 12: Majalah Bali Post Edisi 23

12

3 - 9 Februari 201412

P O L I T I K

Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 tinggal hitungan hari. Bahkan, Februari ini para calon wakil rakyat akan memasuki tahapan

kampanye. Tahapan Pileg tinggal bergulir, semuanya sudah tersusun rapi. Namun, dalam perjalanannya, Yusril Izha Me-hendra melayangkan gugatan uji materiil Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presi-den ke Mahkamah Konstitusi (MK). Calon Presiden Partai Bulan Bintang ini meng-gungat agar Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden serta Wakil Presiden (Pilpres) bisa digelar serentak. Gugatan ini, hingga m i n g g u ketiga Januari 2 0 1 4

masih tahap persidangan di MK. Langkah Yusril ini ini tak pelak men-

imbulkan perdebatan di masyarakat. Politisi pusat dan daerah berada dalam posisi menolak dan menerima. Mereka perang argumen. Bahkan, KPU selaku penyelenggara perintah UU terkait pesta demokrasi juga belum bisa menentukan sikap. KPU berharap MK mengambil keputusan tak sebatas merujuk regulasi, melainkan mencermati potensi konflik dan tantangan jika Pileg dan Pilres digelar serentak tahun ini. ‘’Semua komponen harus berada pada kondisi siap menye-lenggarakan demokrasi. Partai politik, KPU dan masyarakat haruslah berada dalam kesepahaman untuk mengelola demokrasi. Tidak bisa hanya mengan-dalkan regulasi,’’ ujar Ketua KPUD Bali Raka Sandi.

Ia mengatakan, hingga saat ini belum melakukan antisipasi khusus terhadap langkah Yusril Izha Mahendra ini. Ia mengatakan akan tunduk pada perintah UU dan keputusan KPU Pusat dalam menyikapi putusan MK. ‘’Sampai saat ini kami masih fokus pada pelaksanaan pileg. Belum ada agenda khusus untuk mengantisipasi gugatan tersebut,’’ tegas-nya lagi.

Ia berharap MK harus memerhatikan berbagai aspek dalam mengambil kepu-

tusan. ‘’Pesta demokrasi tak hanya tergantung pada regulasi. Jika partai

politik menentang dan rakyat belum siap, maka pesta politik tak akan optimal. Hasilnya juga tak akan mengakomodasi kepentingan

negara secara utuh,’’ ujarnya.Ia mengatakan, plus-minus pemilu

serentak memang ada. Setidaknya dari sisi anggaran. Kalaupun ada penyatuan pemilu, tentu ada anggaran yang bisa dihemat. Bahkan, partisipasi pemilih juga akan lebih optimal. Namun, ketika keputusan ini terlalu mendadak, maka se-muanya harus dievaluasi kembali. Potensi munculnya masalah baru terhadap pesta demokrasi sangat terbuka.

Selain itu, kata dia, secara geografis wilayah Indonesia sangat luas. ‘’Apa mungkin melakukan persiapan Pilpres dalam hitungan hari. Piplres itu me-nyangkut banyak hal. Mulai dari tahapan sosialisasi, pencalonan, verifikasi hingga persiapan surat suara. Tahapan ini mema-kan waktu, sehingga MK perlu melakukan pertimbangan dari berbagai sisi dalam mengambil keputusan,’’ ujarnya.

Komisoner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia Rizkiyansyah juga mengaku belum menghitung kemungki-nan-kemungkinan bila pemilihan umum (Pemilu) Legislatif dan Pemilu Presiden - Wakil Presiden dilaksanakan secara serentak. Ferry mengatakan, pihaknya masih fokus untuk melaksanakan Pemilu Legislatif pada 9 Maret nanti dan Pemilu Presiden - Wakil Presiden pada 9 Juli.

“Kita belum menentukan apa pun,” kata Ferry.

Jika permohonan ini dikabulkan, syarat pengajuan calon presiden dan wakil presiden tidak memerlukan syarat am-bang batas perolehan suara di parlemen. Pelaksanaan dua pemilu itu juga akan

Demokrasi Tak Sebatas Regulasi

Ketua KPUD Bali Raka Sandi

Semua komponen harus berada pada kondisi siap menye-lenggarakan demokrasi. Partai politik, KPU dan masyarakat haruslah berada dalam kesepahaman untuk mengelola

demokrasi. Tidak bisa hanya mengandalkan regulasi

g g g gPresiden serta Wakil Presiden (Pilpres) bisa digelar serentak. Gugatan ini, hingga m i n g g u ketiga Januari2 0 1 4

haruslenggKPU dalamdemodalkaRaka

Ia melaklangkmengUU dmenyini kapilegmengnya la

Ia berba

tusate

Page 13: Majalah Bali Post Edisi 23

13

3 - 9 Februari 2014 13

dilaksanakan serentak.Ferry mengatakan, pihaknya akan

melakukan apa pun perintah undang-undang, sekalipun jika MK memutuskan untuk mengabulkan uji materi Yusril.

Sementara itu, anggota DPR-RI dari Fraksi PDI-P Hendrawan Supratikno, menegaskan pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) belum bisa dilangsungkan serempak pada Pemilu 2014, tahun ini. “Karena perlu pertimbangan kesiapan KPU, ke-butuhan dipertimbangkan, artinya jika itu dilakukan 2019, artinya para caleg ini tidak dirongrong lagi. Menurut dia, lebih bijaksana jika Pileg dan Pilpres serentak diselenggarakan pada Pemilu 2019 mendatang.

Ketua Komisi II DPR-RI Agun Gu-nandjar Sudarsa, yang juga mantan ang-gota pansus UU paket politik (UU Pileg, Pilpres dan MPR,DPD,DPR,DPRD) menjelaskan bahwa bisa saja MK meng-abulkan gugatan tersebut, namun tidak bisa serta-merta langsung dilaksanakan pada 2014 ini.

Menurut Agun, andaikata keputusan MK mengabulkan, tetapi selama belum ada aturannya maka putusan belum bisa dijalankan. Dengan demikian yang akan berlaku adalah hukum yang

sudah ada. “Jika putusan MK justru menimbulkan kekacauan, maka sebai-knya diabaikan saja. Sebab, harus ada hal yang lebih diutamakan yaitu kepentingan bangsa dan negara. Logikanya, hukum itu untuk ketertiban, kalau putusan MK itu berpotensi bikin keributan maka tidak usah dijalankan karena belum tentu ber-manfaat untuk bangsa dan negara ini,” tegas Agun.

Agun juga menjelaskan sebenarnya wacana Pilpres dan Pileg serentak meru-pakan gagasan semua pihak dan telah dibicarakan lama. Sama halnya dengan pelaksanaan pilkada serentak. Karena itu, tambahnya, jika memang diinginkan adanya pemilu serentak maka sangat mungkin dilaksanakan pada 2019 men-datang.

� Dira Arsana/Wandy

Page 14: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201414

L I N G K U N G A N

Hujan deras disertai angin barat tak hanya menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Indone-sia. Kawasan pantai di Badung

yang terkenal dengan pasir putihnya juga menerima sampah kiriman. Sampah kiriman yang membanjiri pantai berasal dari sampah yang dihanyutkan air laut di sebelah berat wilayah perairan Kuta, Seminyak dan Legian. Sungai-sungai yang membawa kiriman sampah ke laut

tersebut, kembali dimuntahkan oleh air laut ke pantai lewat tiupan angin barat yang terkenal kencang. Gelondongan kayu, ranting pohon, plastik, dedaunan dan sebagainya terhempas ke Pantai Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta).

Sampah kiriman inilah yang memus-ingkan aparat terkait di Badung serta pihak-pihak yang terkait dengan kebersi-han pantai di wilayah Samigita. Fenom-ena sampah kiriman menjadi momok di kawasan pantai wisata di Badung sejak akhir Desember 2013. Lonjakan serbuan sampah kiriman yang dihembuskan angin

barat memang sangat sulit ditangani. Begitu habis ditangani kebersihannya, datang lagi sampah kiriman baru yang dihempaskan air laut.

Inilah fenomena alam hujan disertai an-gin barat yang membawa sampah kiriman. Di musim angin barat ini jangan harap wisatawan menemukan surga di Pantai Samigita. Siap-siaplah berada di pantai neraka saat hujan dan angin barat sekarang ini. Pantai yang biasanya berpasir putih

berubah kelam dikotori sampah. Sampah berserakan di mana-mana. Air laut yang biasanya bening kebiruan, warnanya berubah kemerahan. Sementara di permu-kaan air laut tampak gelondongan kayu serta ranting-ranting yang siap berlabuh ke Pantai Kuta, Legian dan Seminyak. Kesan kumuh jelas tak bisa dihindarkan. Banyaknya sampah di pantai akan memba-hayakan wisatawan yang ingin beraktivi-tas di air laut Pantai Kuta dengan deburan ombak yang memukau itu.

Pemandangan yang kurang me-ngenakkan ini akan terus terjadi sampai

pertengahan Maret 2014. Sampah kiri-man ini dikhawatirkan berimbas pada citra pariwisata di Badung.Dari data yang dipaparkan Kepala Unit Reaksi Cepat DKP Badung Made Gede Dwi-payana, selama periode 22 Desember 2013 atau awal kemunculan fenomena sampah kiriman hingga 15 Januari 2014, total sampah yang terkumpul di kawasan Pantai Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta) telah mencapai lebih dari 1.000 ton. Dengan adanya sampah kiriman di Pantai Samigita, volume sampah yang diangkut per harinya meningkat rata-rata 2 kali lipat sejak awal Januari 2014 atau mencapai 30 ton.

Sampah tak hanya berserakan di tepi pantai. Sampah juga banyak berserakan hingga trotoar dan badan jalan. Biasanya sampah yang berserakan di badan jalan jenisnya dedaunan atau plastik yang ter-bawa oleh angin barat. Ironisnya, pasir yang ditiupkan angin barat juga turut meluber ke jalanan sehingga memba-hayakan bagi pengendara motor. Begitu angin barat datang, pengendara mesti se-gara melindungi matanya dari pasir yang beterbangan. Pengendara mobil otomatis menutup kacanya agar terlindungi dari pasir. Saat kondisi seperti ini memang tak nyaman berkunjung ke Pantai Kuta, Legian atau Seminyak. ‘’Sangat tidak nyaman berkunjung ke Pantai Kuta dis-aat kondisi seperti ini. Banyak sampah, jadinya sulit menikmati liburan dengan menyenangkan,’’ ujar Anto, pengunjung Pantai Kuta asal Banyuwangi.

Kepala DKP Badung Putu Eka Mer-thawan juga tidak membantah jika me-lubernya sampah dapat membuat citra kawasan pantai terpuruk. Untuk menan-gani sampah kiriman kali ini, pihaknya mengaku cukup kewalahan. Selain volume sampah yang melonjak drastis, DKP Badung juga sempat mengalami kendala teknis khususnya peralatan dan minimnya tenaga. ‘’Makanya kami selalu mengimbau masyarakat dan pengusaha sekitar pantai untuk berperan aktif men-jaga kebersihan,’’ katanya.

� Dedy

Hujan disertai angin barat membuat wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kuta tak nya-man. Dalam kondisi seperti ini sangat sulit menikmati liburan menyenangkan.

Angin Barat, ’’Banjir’’ Sampah Kiriman

MBP/dok

Page 15: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 15

TAK hanya di Samigita (Seminyak, Legian dan Kuta), sampah kiriman me-nyerbu pantai lainnya di Badung. Bahkan di kawasan Pantai Kedonganan, sampah kiriman yang tidak ditangani segera oleh pemerintah, sempat membuat masyarakat resah.

Di beberapa titik kawasan Pantai Kedonganan, sampah kiriman tertum-puk dan sempat sekitar seminggu tidak ditangani.

Jenis sampah mulai dari ranting dan batang pohon hingga sampah plastik. Saking banyaknya, sampah plastik yang tertimbun seperti sudah menjadi bubur. Tebal sampah plastik mencapai 30 cm. Bau yang ditimbulkan juga menusuk hidung. Kondisi ini sangat merisaukan

masyarakat. Apalagi mengingat Pantai Kedonganan merupakan pusat pereko-nomian masyarakat nelayan sekaligus kawasan pariwisata.

Beberapa kali tokoh masyarakat meminta pemerintah segera turun tan-gan mengatasi permasalahan tersebut. Sayangnya, respons pemerintah lamban. Sebab setelah sekitar seminggu dikeluh-kan, DKP Badung baru turun ke lapangan. Hasilnya, pada 19 Januari lalu, petugas DKP Badung mengumpulkan sekitar 30 ton sampah di Pantai Kedonganan. ‘’Masyarakat sebenarnya sangat berharap pemerintah melalui instansi terkait bisa segera turun dan melakukan penanganan. Masyarakat saja tidak bisa karena min-imnya tenaga dan peralatan,’’ kata tokoh

masyarakat Kuta I Made Sugita.Soal penanganan sampah kiriman di

Pantai Kedonganan, Kepala DKP Badung Putu Eka Merthawan memiliki alasan tersendiri. Pihaknya baru bisa turun mengingat sebelumnya fokus menangani kawasan Samigita, terutama Pantai Kuta. Dalam menangani sampah, dia beralasan, DKP menggunakan skala prioritas. ‘’Bu-kan saja karena Pantai Kuta itu kawasan pariwisata yang paling populer, tetapi me-mang karena di Kuta-lah volume sampah kiriman paling tinggi,’’ kata Eka, sembari mengingatkan masyarakat dan pengusaha setempat untuk lebih aktif berperan serta menjaga kebersihan pantai.

� Dedy

MBP/edi

Sampah kiriman yang tak ditangani membuat resah masyarakat. Gelondongan kayu, cabang pohon plastik berserakan di Pantai Kedo-nganan menjadikan pemandangan kurang sedap di mata wisatawan.

Sampah Jadi Bubur

Page 16: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201416

O P I N I

Lokalitas selalu memberi warna terhadap dinamika demokrasi. Itulah fungsi budaya. Kehadiran metode

sebaru apa pun, tetap harus ber-dialog dengan kenyataan lokalitas yang sudah ada sejak dulu. Suksesi kepemimpinan selalu berakar pada, ‘’Apa yang telah Anda perbuat untuk kami?’’ Artinya tingkat keterpilihan seorang calon tidak cukup dengan integritas dan kapabilitas yang dimi-liki. Tetapi juga melihat bukti konk-ret yang telah diberikan oleh calon bersangkutan.

Dalam transaksi apa pun, selalu ada motif mengapa orang membeli sebuah barang. Dalam Pemilu pun demikian, seorang warga memilih calon tertentu juga karena ada motif yang mendorongnya. Motifnya itu bemacam-macam, selama ini yang sering terjadi, motif keluarga, saha-bat, bos kerja, money politic, hasil kerjanya, serta melihat integrias dan kapabilitas yang dimiliki calon.

Tetapi belakangan ini yang terus menarik perhatian, demokrasi Indo-nesia terus mengarah pada jalan yang semakin baik. Idealisme telah menjadi bagian dari politik. Motif keluarga, sa-habat, bos kerja, serta transaksi money politic semakin menyusut. Popularitas calon pun mulai diabaikan. Hasil kerja, integritas, dan kapabilitas sang calon selalu mendapat perhatian utama.

Pada konteks ini, kita bisa memahami bahwa demokrasi telah meneguhkan kon-sep ‘memberi dan menerima’. Ada bahasa bijaksana begini, ‘’Mari saling memberi, karena ketika kita saling memberi pada saat itu kita sebenarnya juga saling menerima’’. Orang-orang selama ini bi-asanya suka diberi (menerima) ketimbang memberi. Penyakit itu berkembang dalam realitas sosial. Betapa sangat banyak fakta ketika ada pembagian sembako gratis warga berbondong-bondong berebut. Tetapi ketika ada imbauan untuk menge-luarkan sumbangan bagi pemberdayaan desa, tidak sedikit yang mengelak dan berpura-pura tidak punya uang.

Proses transaksi dalam Pemilu itu tidak jauh berbeda dengan konsep mem-beri dan menerima. Semakin sering sang calon memberi atau menorehkan karya nyata dalam kepemimpinannya, semakin besar kemungkinan diberi (dipilih) saat Pemilu. Di dunia ini sulit sesuatu tanpa ada pamrihnya. Perhitungan untung dan rugi selalu menjadi acuan mendasar setiap aktivitas ekonomi, sosial, dan politik. Karena itulah, tidak heran bila kandidat yang telah menorehkan karya besar selalu mendapat dukungan luar biasa.

Calon yang mendapat dukungan besar, mayoritas berangkat dari bawah. Mereka telah menjadi bagian dari masyarakat dan memuaskan masyarakat dengan kinerjanya. Tindakannya telah memberi perubahan warna kehidupan masyarakat khususnya masyarakat bawah, baik yang benar-benar peduli atau hanya berpura-pura peduli pada nasib masyarakat bawah.

Tetapi masyarakat kini sudah semakin

cerdas. Setiap kebijakan dan gaya kepemimpinan seseorang selalu bisa dianalisis. Sehingga tidak mudah mengelabui masyarakat. Belum lagi para pengamat politik selalu bersuara bila ada realitas politik mutakhir. Sehingga mudah bagi masyarakat menilai baik-buruknya politisi atau calon pemimpin.

Menjelang pemilihan legislatif pada 9 April dan pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang, gegap-gem-pita politik terus menjadi perhatian publik. Lembaga survei terus melaku-kan pengukuran elektabilitas parpol dan calon pemimpin. Optimisme pun terus bermunculan, mengin-gat calon-calon pemimpin yang memiliki integritas dan kapabilitas tinggi terus mendapat dukungan dari masyarakat.

Tokoh-tokoh dengan elektabilitas tinggi perlu terus melakukan gera-kan besar guna mendapat dukungan yang lebih banyak. Waktu menjelang Pemilu masih lumayan lama, bisa saja realitasnya nanti berbalik se-ratus delapan puluh derajat. Karena

permainan politik uang masih mungkin mewarnai Pemilu mendatang.

Logika transaksi demokrasi lokal sela-ma ini terus menjadi bagian dari dinamika Pemilu. Tetapi logika transaksi demokrasi lokal, ‘’Apa yang telah Anda perbuat untuk kami?’’ sering disalahgunakan menjadi money politic. Uang selalu saja mampu mengubah permainan peta politik Indonesia. Sebab itu, optimisme terhadap kepemimpinan Indonesia mendatang harus selalu diiringi kewaspadaan meng-hadapi serangan money politic. Dalam sekejap pada pagi hari sebelum berangkat ke tempat pemungutan suara, peta politik bisa berubah karena ‘serangan fajar’ alias money politc. Selama ini serangan fajar terbukti ampuh melumpuhkan idealisme demokrasi.

Penulis, pengelola Laskar Ambisius (LA) UIN Sunan Ampel Surabaya dan Koordinator Peneliti Wilayah Jawa Timur Pol-Tracking Institute

Transaksi Demokrasi Lokal

MasduriMasduri

Page 17: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Politik sarat kepentingan. Pandangan ini sudah men-jadi pemahaman umum bahkan sangat mengakar di masyarakat. Paham ini juga telah mengaburkan fungsi lembaga politik sebagai penyangga demokrasi untuk

melahirkan generasi pemimpin yang berkarakter dan mema-hami rakyatnya. Menguatnya ambisi untuk berkausa, membuat kepentingan pribadi, kelompok dan partai politik berkolaborasi menjadikan lembaga politik sebagai lembaga industri. Lem-baga politik menjadi wadah menyatukan ambisi kekuasaan dan kerakusan terhadap uang, tanah dan hak-hak protokoler ‘’kadernya’’.

Untuk mewujudkan ambisi ini berbagai jargon poli-tik pun ditebar. Tujuan hanya satu, menjebak pemilih agar ikut dalam gerbong politiknya. Namun, pemilih dipastikan tidak akan ikut menjadi bagian penikmat ‘’hasil’’ politik. Konstituen hanyalah massa penggem-bira yang perannya akan putus ketika keuasaan yang dibidik telah dicapai.

Praktik meperdaya ini juga terselip dalam jargon netralitas dalam berpolitik. Ketika tak ada kepentingan pribadi, pejabat politik dengan gampangnya meminta para guru, PNS dan TNI/Polri untuk menjaga netralitas. Namun, saat kepentingan partai dan pribadinya men-guat, pejabat politik akan segera berubah wajah. Ia pun akan melakukan mobilisasi PNS dan mendekati para guru untuk mendukungnya. Bahkan, TNI/polri yang petinggi selalu getol meminta anggotanya netral, juga sering ‘’memainkan’’ peran.

Fakta ini tidak saja terungkap dalam perbincangan tetapi dalam hasil Jajak Pendapat Pusat Data Bali post, terkait dengan netralitas PNS, TNI/Polri dalam pilkada muapun pemilu lainnya.

Buktinya, ketika responden disodori pertanyaan, menurut anda apakah netralitas PNS, TNI/Polri sudah dijabarkan dalam pemilu? Merespons pertanyaan ini ada 55 persen responden mengakui secara kelembagaan PNS, TNI/Polri sudah menjabarkan hal ini. Namun, secara personal PNS dan anggota TNI/Polri diragukan melakukan hal ini. Pesan terselubung pimpinan instansi sering kali menggiring anggotanya untuk mendukung kandidat tertentu. Netralitas sering disiasati dengan pesan-pesan terselubung. Dan, anggota TNI/Polri sudah sangat paham isyarat pimpinannya. Ketika hak-hak politik melekat pada oknum PNS maka netralitas sulit diwujudkan.

Bahkan, 21 persen responden yang menilai netralitas PNS, TNI/Polri hanyalah jargon politik. Meskipun secara kelem-bagaan PNS dan TNI/Polri diwajibkan netral, namun secara personal mereka masih terjebak kepentingan politik. Kaburnya netralitas terlihat jelas saat ada pilkada. Secara terang-terangan banyak birokrat yang memihak salah satu kandidat. Cara-cara ini dilakukan untuk mempertahankan jabatan, jika calon yang

didukungnya menang. Sering kali, birokrat juga melakukan mo-bilisasi terselubung terhadap stafnya. Demosi dan penggusuran birokrat pascapilkada merupakan bukti adanya blok-blok politik di tengah PNS. Selebihnya 24 persen responden mengaku tidak tahu-menahu soal netralitas. Saat ini, kata responden, sangat sulit membedakan perilaku politik para PNS dan TNI/Polri.

Dalam konteks lain, terkait dengan pilihan politik terdapat 52 persen responden mengaku tidak akan terjebak lagi pada fanatisme partai. Mereka akan mencermati kualitas figur, bukan lagi dari partai mana mereka dicalonkan. Sedangkan, 29 persen

lagi mengaku tidak terpengaruh oleh popularitas partai politik atau figur. Pemilih kelompok ini mengaku akan melakukan pendekatan pragmatis mengelola Pileg 2014. Jika caleg mau mendapatkan hak suaranya, maka imbal balik atau transaksi dukungan akan dipolakan. Sedangkan, 19 persen responden mengaku mengedepankan pendekatan berdasarkan soroh atau klan akan tetap menjadi pilihan sikap politik. Responden kel-ompok ini menilai, soroh atau kelompok tidak hanya terjebak pada dadia atau kawitan.

� Dira Arsana

Jajak Pendapat

Netralitas Hanya Jargon Politik

Page 18: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201418

P E N D I D I K A N

Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) selaku Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang dipercaya sebagai penyelenggara program sertifikasi guru untuk wilayah Bali

sudah mengumumkan nama guru-guru yang tidak lulus Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) kuota 2013 lalu. Penyebab utama ketidaklulusan mereka lantaran memiliki nilai yang rendah pada skor ujian prak-tek (SUP). Ini berarti, para guru itu memiliki kelemahan mendasar pada kemampuan mengajar yang selanjutnya berpengaruh signifikan ter-hadap rendahnya kualitas transfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.

Menurut Koordinator Pe-nyelenggara Program Serti-fikasi Guru Rayon 121 Prof. Dr. Nyoman Sudiana, M.Pd. kemam-p u a n

mengajar yang rendah itu juga merupakan dampak langsung dari rendahnya kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Lantaran tidak memiliki perencanaan pembelaja-ran yang matang, proses pembelajaran di kelas pun cenderung tidak terstruktur dan tersistematisasi alias tidak terarah. Ber-

dasarkan pengamatannya selama proses sertifikasi guru ber-langsung, titik kelemahan guru itu selalu dari itu, ke itu saja.

“Apabila mereka tetap tidak membiasakan diri membuat perencanaan pembelajaran yang matang, jangan pernah berharap kualitas pembelajaran di kelas akan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Dia menambahkan, perencanaan pembelajaran yang lemah itu jelas akan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mengajar guru yang akhirnya mempengar-uhi kualitas proses transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada anak didiknya. Tanpa didukung perencanaan pembelajaran yang terstruktur dan tersistematisasi, maka daya serap anak didik terhadap materi pelajaran dipas-tikan tidak tercapai sesuai target. “Kami sejatinya sudah berupaya memecahkan problem kelemahan mendasar

para guru di bidang perencanaan pembelajaran tersebut. Yakni, dengan memberikan materi Peer Teaching kepada

guru-guru peserta PLPG,” ujarnya.Aplikasi dari materi itu, kata dia, para guru tidak hanya

digembleng dengan penguasaan teori bidang studi yang mereka ajarkan. Namun, juga dibekali

dengan “jurus-jurus” dalam menyusun perencanaan pembelajaran di kelas.

Tak kalah pentingnya, guru peserta PLPG juga diberikan pelatihan

mengajar yang dilanjutkan den-gan praktik mengajar dalam

bentuk simulasi. “Dengan pola ini, mudah-mudahan kemampuan mengajar da-pat ditingkatkan,” katanya penuh harap.

� Sumatika

Perencanaan Pembelajaran Tak Matang

Transfer Ilmu Tak Terarahniversitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) selaku Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang dipercaya sebagai penyelenggara program sertifikasi guru untuk wilayah Bali

sudah mengumumkan nama guru-guruyang tidak lulus Pendidikan danLatihan Profesi Guru (PLPG) kuota 2013 lalu. Penyebab utama ketidaklulusan merekalantaran memiliki nilai yangrendah pada skor ujian prak-tek (SUP). Ini berarti, paraguru itu memiliki kelemahan mendasar pada kemampuanmengajar yang selanjutnyaberpengaruh signifikan ter-hadap rendahnya kualitastransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.

Menurut Koordinator Pe-nyelenggara Program Serti-fikasi Guru Rayon 121 Prof.Dr. Nyoman Sudiana, M.Pd. kemam-p u a n

mengajar yang rendah itu juga dari rendahnya kemampuan gurupembelajaran. Lantaran tidak meran yang matang, proses pembeltidak terstruktur dan tersistemat

dasarkan pengamatannya selamlangsung, titik kelemahan guru

“Apabila mereka tetap tidaperencanaan pembelajaraberharap kualitas pembelebih baik,” ujarnya.

Dia menambahkan, plemah itu jelas akan berkemampuan mengajar guuhi kualitas proses transfkepada anak didiknya. Tpembelajaran yang terstrudaya serap anak didik tertikan tidak tercapai sesuaiberupaya memecahkan p

para guru di bidang perencYakni, dengan memberikan m

guru-guru peserta PLPG,” ujarnAplikasi dari materi itu, k

digembleng dengan yang mereka aj

dengan “juperencan

Tak kaPLP

m

Nyoman Sudiana

Page 19: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 19

DI TAHUN 1970-1980-an, SMAN 3 Denpasar memiliki ikon khusus di Kota Denpasar sebagai sekolah yang konsisten me-wajibkan siswanya naik sepeda ke sekolah sekaligus melarang memakai kendaraan. Sekolah di Sumerta ini juga memiliki program wajib yakni mendaki ke sejumlah gunung di Bali.

Sekolah ini juga mencatatkan diri sebagai sekolah yang per-tama memiliki baju seragam ber-trademark SMAN 3 sejenis batik berlengan panjang. Makanya sekolah ini dikenal mencetak SDM yang bersahaja melalui disiplin tinggi.

Semua itu berkat tangan halus mantan Kasek Putu Sedana. Dia yang mengarsiteki pendidikan karakter siswa lewat naik sepeda dan mendaki gunung dan pakaian seragam. Salah satu pesaingnya dulu adalah SPGN Denpasar di bawah asuhan alm. Djiwa Duarsa.

Di SMAN 3 Denpasar siswa baru wajib diajak dan diberi pengalaman mendaki gunung agar tahu bahwa untuk mencapai sebuah cita-cita sama beratnya mendaki gunung. Berbagai tan-tangan termasuk menahan haus dan lapar serta melewati medan yang licin, berliku harus dilalui hingga mencapai puncak.

Seiring perkembangan zaman dan aktivitas siswa kian padat dengan les tambahan, ekstra hingga mengelola dan mengikuti berbagai event tentu tak masuk akal lagi siswa harus naik sepeda ke mana-mana. Program wajib itupun telah dimetamorfosis-kan oleh Kasek Drs. I Ketut Suyastra, M.Pd. Siswa SMAN 3 Denpasar hanya diperbolehkan naik sepeda motor ke sekolah, dilarang membawa mobil. Ketentuan yang terakhir inilah yang membedakan siswa SMA lainnya di Denpasar. Siswa dari orangtua yang kaya harus menahan diri memamerkan kekayaaan orangtuanya di sekolah. Dengan demikian siswa SMAN 3 Den-pasar tak tampil jor-joran soal mobil ke sekolah.

Di usianya yang ke-37, visi sekolah ini kian berkembang. Tak cukup menjadi barometer pendidikan di Denpasar, prestasinya juga digenjot hingga tingkat nasional dan internasional.

Kepala SMAN 3 Denpasar Drs. I Ketut Suyastra, M.Pd., mengajak semua warga SMAN 3 (Trisma) untuk melakukan introsfeksi diri dan jangan merasa cepat berpuas diri dengan prestasi yang diraih selama ini. Kasek asal Desa Sampalan, Klungkung ini ingin menggenjot diri dan membuktikan bahwa Trisma menjadi pusat riset di Bali tanpa meninggalkan budaya lokal.

Trisma dikatakannya sudah menyiapkan gedung pusat riset beserta semua fasilitasnya bagi anak SMP dan masyarakat umum. Hal ini untuk mengimbangi kemajuan Singapura yang memiliki rumah sains beserta alat peraganya, Trisma memiliki rumah riset. Hal ini untuk memotivasi makin banyaknya lahir peneliti-peneliti muda di Bali.

� Sueca

SMAN 3 Denpasar

Dulu Wajib Naik Sepeda, Kini Jadi Pusat Riset

Untuk menghindari siswa berkendaraan ke sekolah, budaya naik sepeda ke sekolah perlu

ditanamkan sejak dini.

Page 20: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201420

M A N C A N E G A R A

Kepolisian Italia mengeluarkan surat perintah penangkapan atas 90 terduga anggota mafia. Selain penangkapan, kepoli-

sian akan menyita puluhan restoran pizza terkenal yang tersangkut jaringan hitam tersebut. Aset yang akan disita Ke-polisian Italia ditaksir bernilai triliunan rupiah. Para mafia yang masuk daftar pencarian adalah kelompok mafia dari Naples. “Para ‘mafioso’ dituduh terlibat dalam perdagangan narkoba, pemerasan, dan praktik pinjaman uang dengan bunga tinggi,” tulis pernyataan resmi Kepoli-sian Italia.

“Mereka melakukan aksi pencucian uang dengan mendirikan 27 kedai kopi

dan restoran pizza di Roma,” tambah pernyataan tersebut. Lebih mengejutkan-nya lagi, restoran pizza yang akan disita adalah Pizza Ciro. Restoran ini meru-pakan salah satu restoran pizza terkenal di Roma. Sejumlah aset lain yang disita adalah 30 tempat pengisian bahan bakar di Naples, toko grosir makanan, klub sepak bola semi profesional, sejumlah toko perhiasan dan puluhan properti, reken-ing bank, dan mobil. Secara keseluruhan, nilai total aset yang disita mencapai 250 juta euro.

Menurut perhitungan Kantor PBB untuk Narkotika dan Perbuatan Kriminal, kelompok-kelompok mafia besar di Italia - Costa Nostra di Sisilia, Ndrangheta di

Calabria, dan Camorra di Naples - secara tahunan berhasil meraup keuntungan sebesar 116 miliar euro. Angka tersebut lebih besar dari jumlah penjualan tahu-nan perusahaan terbesar di Italia, yaitu produsen minyak Eni.

Italia memiliki tiga kelompok mafia utama, Sisilia Cosa Norta, Ndrangheta, dan Camorra. Sejak kemunculannya di tahun 1800-an, organisasi kriminal ini telah menguasai segi sosial dan ekonomi di Italia dan menyebar ke penjuru dunia. Mereka adalah organisasi paling berba-haya dibandingkan organisasi kriminal lainnya dan tersebar luas jaringannya.

� Gugiek Savindra

Aksi Mafia Berkedok Pizza

Page 21: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 21

SENGKETA antara Jepang dan Cina semakin meruncing. Kedua negara menggunakan semua hal yang ada untuk memenangkan pertikaian tersebut ter-masuk pamer kekuatan milited. Hal ini yang membuat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengecam fenomena militeri-sasi di kawasan Asia. Sikap Abe tersebut merespons peningkatan kekuatan militer yang dilakukan Cina. “Jepang bersumpah tidak akan lagi melancarkan perang. Kami terus berharap dunia berada dalam keadaan damai,” ujar Abe, dalam Forum Ekonomi Dunia yang digelar di Kota Davos, Swiss.

“Pertumbuhan ekonomi di Asia jan-gan sampai menjadi sia-sia karena mi-literisasi,” tambahnya. Jepang sedang bersengketa dengan Cina atas Kepulauan Senkaku di Laut Cina Timur. Abe menya-takan, klaim Jepang terhadap Senkaku didasari oleh hukum internasional. “Kita

harus menjalankan aksi sesuai dengan hukum laut internasional,” katanya.

Bulan lalu, Abe membuat geram Cina dengan melakukan kunjungan ke Kuil Yasukuni. Cina merasa tindakan Abe sebagai bentuk provokasi. Kuil Yasu-kuni adalah kuil yang dibangun untuk menghormati arwah tentara Jepang. Kuil Yasukuni menjadi momok bagi Cina dan Korea yang menganggapnya sebagai simbol militerisasi Jepang.

Bagi Cina, masa lalu itu amat me-nyakitkan. Ratusan ribu orang di Cina dibantai habis-habisan oleh tentara militer Jepang. Kekejaman militer Jepang kala itu memang sangat menyakitkan orang Cina. Sejarah kelam inilah yang rupanya masih tersimpan di memori kolektik pemerin-tahan komunis Cina sekarang.

Cina seolah masih menyimpan dendam sejarah pada Jepang. Buktinya, setiap ada seorang Perdana Menteri Jepang yang

hendak berkunjung ke kuil Yasukuni, tempat abu prajurit Jepang yang gugur dalam Perang Dunia II, Cina baik pemer-intah maupun orang-orang Cina sendiri mengecam tindakan tersebut. Fenomena anti-jepang rupanya masih sangat men-gakar di Cina. “Saya sama sekali tidak berniat memprovokasi Cina dan Korea,” ujar Abe.

Sang perdana menteri juga menyeru-kan pertemuan dengan Cina dan Korea Selatan untuk membantu memecahkan sengketa sejarah dan wilayah yang telah memburuk hubungan antarnegara-negara itu. “Kita harus mengadakan pertemuan puncak dan memiliki diskusi yang jujur,” kata Abe dalam sebuah wawancara di NHK. Seruan ini dilayangkan Abe setelah Menteri Luar Negeri Jepang menyerukan digelarnya pembicaraan serupa.

� Gugiek Savindra

Jepang Ingin Perdamaian di Asia

Page 22: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201422

D A E R A H

Gaung rencana pembangunan lapangan golf di kawasan Kintamani, Bangli tak ubahnya seperti angin. Setelah sempat mencuat, kemudian kembali meredup. Namun, ternyata dukungan maupun penolakan terhadap ren-

cana proyek prestisius tersebut diam-diam masih tetap berhem-bus. Sampai saat ini banyak kalangan yang mendukung rencana investor yang sudah mendapat dukungan Bupati secara prinsip itu, namun tak sedikit juga yang justru menolaknya dengan berbagai pertimbangan.

Salah satu alasan adanya penolakan terhadap rencana pemban-gunan lapangan golf itu karena keberadaannya dinilai tak senapas dengan geopark. Banyak yang menilai keberadaan lapangan golf di Kintamani akan memicu permasalahan baru, salah satunya alih fungsi lahan yang semakin tak terkendali. Apalagi lapangan golf itu menggunakan lahan yang tidak sedikit alias rakus lahan. Pasal-nya, sesuai rencana awal lapangan golf yang dibangun dengan dana yang tak sedikit oleh investor PT Anyar Asri Pratama akan memanfaatkan lahan hutan yang berada kawasan hutan Taman Wisata Penelokan.

Keberadaan lapangan golf yang akan mencaplok 120 hektar lahan hutan itulah yang banyak disayangkan berbagai kalangan jika sampai beralih fungsi. Seperti yang sempat diungkapkan ang-gota DPRD Bangli Ida Bagus Made Santosa. Politisi asal PKPI ini sangat getol menolak adanya rencana alih fungsi lahan hutan yang akan dijadikan lapangan golf itu. Menurutnya, keberadaan lapan-gan golf yang selama ini diyakini Bupati Bangli Made Gianyar akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat, justru berbanding terbalik dengan semangat konservasi geopark dalam hal pelestarian hutan di Kintamani.

Sebagaimana diketahui, salah satu poin penting yang di-

wacanakan geopark selama ini adalah untuk mengonservasi kawasan kaldera Batur termasuk lahan hutan agar dapat tetap lestari. Sehingga, hal itu tentu akan berdampak pada berubahnya kawasan hutan termasuk kaldera Batur yang selama ini dibangga-banggakan.

Sebagaimana yang diungkapkan anggota DPRD Nyoman Adnyana. Menurut Adnyana, rencana pembangunan lapangan golf di kawasan Kintamani merupakan salah satu jalan keluar yang dinilai paling potensial untuk dilakukan sebagai pengganti sektor galian C yang selama ini dinilai lebih meresahkan. Ditemui pada Kamis (16/1) lalu, Adnyana menilai dengan adanya lapan-gan golf di kawasan itu akan dapat membantu pemerintah untuk menyelamatkan kawasan galian C.

Kendati tidak didasari hasil kajian ilmiah, namun Adnyana berpendapat bahwa keberadaan lapangan golf yang rencananya akan dibangun di areal kawasan hutan sangat ramah lingkungan. Lapangan golf yang rencananya akan dibangun di salah satu kawasan hutan di Kintamani akan lebih dapat bermanfaat diband-ingkan jika kawasan hutan itu dibiarkan begitu saja.

“Misal jika ada keinginan investor untuk membangun lapangan golf di sana. Itu kan dapat memanfaatkan lahan yang selama ini kering dan dipenuhi bebatuan untuk menjadi hijau. Selain potensial untuk dijadikan pengganti lapangan pekerjaan, ancaman kerusakan juga dapat dikendalikan,” ujarnya. Pernyataan Adnyana memang sangat kontraproduktif dengan Santosa. Menurut Caleg PDI-P ini, keberadaan lapangan golf sangat ramah lingkungan sehingga sejalan dengan geopark yang rohnya memelihara lingkungan.

Dibandingkan dengan pembangunan hotel dan bungalo, ke-beradaan lapangan golf jauh lebih bagus karena tidak menciptakan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan.

Rakus Lahan dan Air

Pro-Kontra Rencana Lapangan

Page 23: Majalah Bali Post Edisi 23

ANGGOTA DPRD Bangli Ida Bagus Made Santosa menilai sejauh ini kepent-ingan investor masih selalu berada di atas kepentingan rakyat. Bahkan, kesejahteraan rakyat selama ini kesannya hanya dijadikan kedok untuk mencaplok tanah negara yang strategis. Tak hanya soal alih fungsi lahan, beberapa kalangan juga mengkhawatirkan adanya pemanfaatan air Danau Batur secara tidak terkendali. “Lapangan golf itu sangat banyak membutuhkan air,” ujar Santosa.

Pasalnya, sebagaimana diketahui, lokasi lapangan golf yang berada di dataran tinggi akan sangat riskan bila sampai terjadi peng-gunaan air secara besar-besaran. Dapat dipastikan dalam pengoperasionalannya lapangan golf itu akan memerlukan air yang banyak setiap harinya guna menjaga pertumbuhan rumput dan pepohonan yang ada.

Kendati jarak antara kawasan bukit Payang dengan danau cukup jauh, namun bukan tidak mungkin segala cara akan dimanfaatkan investor demi memenuhi kepentingan tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan mesin penyedot air. Seh-ingga kekhawatiran terhadap pemanfaatan air danau selama ini dinilai banyak pihak sangat cukup beralasan. Namun demikian, di samping adanya reaksi penolakan, tak sedikit juga kalangan yang justru men-dukung rencana itu. Bahkan banyak yang mengharapkan rencana tersebut dapat dapat terealisasi secepatnya.

� Dayu Swasrina

Bangunan penunjangnya nanti memang harus dibuatkan bungalo tetapi dalam jumlah yang tidak banyak. “Kalau konstruksi hotel cenderung merusak lingkun-gan. Sementara lapangan golf mengubah bebatuan menjadi taman rumput. Inves-tor golf memang sudah ada yang sempat presentasi ke DPRD,” imbuhnya.

Tak hanya Adnyana, pembangunan lapangan golf di Kintamani juga sangat didukung oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bangli. Badan yang selama ini concern di bidang lingkungan ini menilai, terobosan dengan menda-tangkan investor golf untuk mencegah kerusakan alam akibat galian C dinilai sangat tepat. Dengan adanya lapangan golf, aktivitas galian C diyakini Kepala BLH Bangli Wayan Sukartana dapat diminimalisir sekalipun itu menyangkut sumber kehidupan masyarakat. Karena jika terus-terusan dilakukan penggalian akan menciptakan kerusakan lingkungan, bahkan tidak menutup kemungkinan Gunung Batur hanya tinggal sejarah.

Sementara itu, disinggung soal kebutuhan air yang akan digunakan jika dibangun lapangan golf, menurut Sukarnata semua rencana itu ada SOP tertentu termasuk akan dibuatkan sumur dan penyimpanan air. Jika rencana itu terwu-jud, tentunya akan ada kajian Amdal terkait layak tidaknya dibuat lapangan golf. “Kami rasa kalau lapangan golf benar-benar dibangun akan sangat bagus. Jika dilihat dari atas akan nampak seperti permadani hijau karena rerumputan. Dibandingkan saat sekarang tidak memberikan dampak apapun,’’ imbuhnya.

Dirinya tidak terlalu mengkhawatirkan adanya pemanfaatan air Danau Batur secara berlebihan, termasuk adanya alih fungsi lahan untuk kepentingan pari-wisata. Bahkan, untuk menyelamatkan geopark Kaldera Batur dari eksploitasi galian C, dia berharap lapangan golf benar-benar bisa diwujudkan secepatnya. Namun demikian, di balik pro kontra tersebut, hingga saat ini rencana yang sempat menggaung di kabupaten berhawa sejuk ini tampak masih adem ayem. Belum ada kelanjutan dari rencana awal yang sudah memasuki tahap presentasi investor ke meja Dewan itu.

� Dayu Swasrina

Kesejahteraan Hanya Kedok

IB Santosa

Golf di Kintamani

Page 24: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201424

K E S E H ATA N

Duduk meski harus ekstra hati-hati. Jika cara duduk salah maka bukan tidak mungkin menyebabkan ter-

jadinya kerusakan pada tulang bela-kang. Bah-kan, keru-sakan i tu bisa mem-buat tulang b e l a k a n g berubah ben-tuk sangat signifikan, seperti let-ter S. Ba-rangkali tidak asing dan aneh menyaksikan se- s e o r a n g s a a t

berdiri posturnya agak miring ke kiri atau sebaliknya miring ke kanan. Kemiringan tubuh itu sesungguhnya dapat disebabkan kelainan bentuk tulang belakang. Ke-

lainan ini dalam dunia kedokteran biasa disebut Skoliosis. Penyebab skoliosis

pada masyarakat awam sebetulnya macam-macam dan dapat dipicu beberapa faktor. Salah satunya adalah cara duduk salah telah menjadi ‘’tradisi’’ sejak kecil. Akibatnya membuat tulang be-lakang tampak miring, bahkan membentuk hurup S. .

Namun, ternyata salah posisi duduk hanya sebagian kecil, se-bagai pemicu terjadinya skolio-

sis tersebut. Kelainan skoliosis 75-85 persen merupakan kasus

idiofatik atau kelainan yang tidak diketahui sumber penyebabnya.

Sedangkan 15-25 persen dikar-enakan efek samping aki-

bat menderita kelainan tertentu, seperti

distrofi otot, s i n d r o m

mar fan , s i n -

d r o m

down, dan penyakit lainnya. Dokter spesialis bedah tulang dr. I

Ketut Suyasa, Sp., B., Sp.OT (K). men-jelaskan, klasifikasi idiofatik skoliosis ada empat kategori dilihat berdasarkan usia penderita saat kelengkungan tulang-nya terlihat pertama kalinya. Keempat kategori itu adalah skoliosis idiofatik yang terjadi pada anak-anak, remaja, pada remaja yang berada di sekitar masa pubertas, dan dewasa.

Berdasarkan kebengkokannya, skolio-sis dibedakan atas tiga yaitu kasus ringan dengan pembengkokan kurva tulang be-lakang tidak lebih dari 20 derajat. Kasus skoliosis ringan ini biasanya si penderita tidak mengeluhkan gejala sakit. Sedan-gkan, pembengkokan sedang yaitu pada kategori 20-40 derajat dan pembengkokan berat jika lebih dari 40 derajat.

Kata Suyasa, jika skoliosis tidak tertan-gani secara memadai, maka penderita bisa mengalami sesak. Pembengkokan tulang bisa menekan paru-paru, lantaran terjadi bengkokan pada tulang belakang itu. Ke-mungkinan untuk bisa diluruskan menjadi sangat kecil. Dalam kondisi ini, tentunya penderita perlu mendapat penanganan ekstra, agar si pasien terhindari dari cacat fisik. Penelitian juga menyebutkan, sko-liosis lebih banyak ditemukan pada kaum wanita dari pada pada kaum pria. Hal ini disebabkan tulang belakang wanita lebih lentur dibandingkan laki-laki. Sebaliknya, pria memiliki tulang punggung yang lebih tebal dan kuat.

� Wira Sanjiwani

Cara Duduk Salah

Tulang Belakang Dapat Berubah Jadi ’’Letter S’’

gmenyebabkan ter-

jadinya kerusakan pada tulang bela-kang. Bah-kan, keru-sakan i tubisa mem-buat tulangb e l a k a n g berubah ben-tuk sangat signifikan, seperti let-ter S. Ba-rangkali tidak asing dan aneh menyaksikan se-s e o r a n g s a a t

gg y pkelainan bentuk tulang belakang. Ke-

lainan ini dalam dunia kedokteran biasa disebut Skoliosis. Penyebab skoliosis

pada masyarakat awam sebetulnya macam-macam dan dapat dipicu beberapa faktor. Salah satunya adalah cara duduk salah telah menjadi ‘’tradisi’’ sejak kecil. Akibatnya membuat tulang be-lakang tampak miring, bahkan membentuk hurup S. .

Namun, ternyata salah posisiduduk hanya sebagian kecil, se-bagai pemicu terjadinya skolio-

sis tersebut. Kelainan skoliosis 75-85 persen merupakan kasus

idiofatik atau kelainan yang tidak diketahui sumber penyebabnya.

Sedangkan 15-25 persen dikar-enakan efek samping aki-

bat menderita kelainan tertentu, seperti

distrofi otot, s i n d r o m

mar fan ,s i n -

d r o m

yjelaskan, kada empat usia pendernya terlihakategori ituyang terjadpada remajapubertas, da

Berdasarsis dibedakadengan pemlakang tidakskoliosis rintidak menggkan, pembkategori 20-berat jika le

Kata Suygani secara mengalami bisa menekbengkokan mungkinan sangat kecipenderita pekstra, agarfisik. Penelliosis lebih bwanita dari disebabkanlentur dibanpria memilitebal dan k

dr. I Ketut Suyasa

Page 25: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 25

KASUS Skoliosis tidak banyak mun-cul di permukaan. Salah satu penyebab-kan, kelainan pada tulang punggung ini pada awalnya tidak menimbulkan gejala-gejala yang menonjol. Karena itu, banyak masyarakat mengabaikan begitu saja tanda-tanda penyakit ini. Aksi membiarkan justru kontra produktif. Se-bab, akan membuat penyakit ini tambah parah saja. Penyakit ini baru terlihat, biasanya saat kebengkokan pada tulang belakang itu pada tahap berat. Tindakan untuk memperbaiki kebengkokan tulang belakang sudah ada. Penanganannya bisa dengan tindakan operasi maupun nonop-erasi. Hasilnya akan menjadi lebih baik jika ditangani sejak dini dan masih dalam stadium ringan.

Ahli bedah tulang dr. I Ketut Suy-asa, Sp. B, Sp. OT., (K). menyatakan, penyandang skoliosis di bawah usia 19 tahun dengan pembengkokan di bawah 20 derajat dapat di atasi dengan terapi nonoper-atif. Pengobatannya dengan melakukan program rehabili-tasi spine (tulang belakang) yang berupa latihan-latihan fisik yang didesain secara khusus. Tujuan dari program latihan ini adalah agar pro-gres skoliosis dapat dihen-tikan dan tulang belakang secara bertahap dikondisikan menjadi lebih seimbang. Dengan perbaikan ini, tidak saja tampilan menjadi lebih kokoh juga kualitas hidup lebih baik.

Ada berbagai macam rehabilitasi spine untuk penanganan skoliosis ini. Pelatihan yang dimaksud adalah latihan peregangan, penguatan otot serta perbai-kan postur tubuh. Pelatihan ini harus dijalankan den-gan teratur, kontinyu dan berkesinambungan di bawah supervisi terapis yang ahli. Program ini menjadi home

programme, yang harus dilakukan terus-menerus secara rutin. Pelatihan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari.

Selain mengikuti program rehabilitasi spine. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah melakukan pendekatan kognitif. Perilaku (behavior) dengan memberikan edukasi antara lain tentang pemahaman skoliosis. Rancangan berbagai aktivitas dan pengertian bagaimana postur tu-buh ideal, membuat penderita skoliosis memiliki visi yang baik untuk mengatasi penyakit ini. Program latihan wajib di-lakukan secara rutin dan teratur sehingga derajat pembengkokan penyakit ini tidak kian bertambah. ‘’Misalnya cara duduk di meja dan kursi yang baik saat belajar. Kursi maupun meja harus didesain sesuai kaidah-kaidan fisiologis alias dirancang ergonomis,’’ ujar Suyasa

Untuk skoliosis dengan kurva pem-bengkokan mencapai 20 derajat hingga 40 derajat, maka penanganan rehabilitasi spine-nya meliputi terapi latihan aktif serta pemakaian brace (baju penyangga). Tujuan pemakaian brace adalah untuk koreksi dan atau menahan laju perburukan skoliosis. Sedangkah pada penbengkokan kurva lebih dari 40 derajat , perbaikan-nya tidak mungkin dilakukan hanya dengan terapi latihan saja. Solusi yang terbaik dengan cara operasi. ‘’Untuk di Indonesia khususnya Bali kebanyakan kasus skoliosis ini diketahui setelah kasus pembengkokannya berat, sehingga tidak mungkin mendapatkan tindakan pelatihan fisik. Alternatifnya hanya satu, dia wajib menjalankan tindakan dioperasi,’’ terang Suyasa.

� Wira Sanjiwani

Penanganan SkoliosisLebih dari 40 Derajat, Wajib Dioperasi

Page 26: Majalah Bali Post Edisi 23

L E N S A

Tebing bekas galian kapur yang kini ditata dengan ditambahi patung berukuran raksasa berupa tokoh Pandawa,

yakni Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa, menjadi destinasi wisata baru yang berada di Desa Kutuh, Kuta Selatan. Tak hanya patung berukuran raksasa yang

bisa dilihat, terdapat pula pantai dengan hamparan luas pasir putih seperti di Kuta dan Nusa Dua. Sesuai dengan

adanya para Pandawa yang “menjaga” pantai itu, masyarakat menyebut destinasi baru ini Pantai Pandawa.

DESTINASI BARU

Page 27: Majalah Bali Post Edisi 23

MBP/Edi

Page 28: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201328

O L A H R A G A

Memiliki penampilan menarik, rambut pirang dan panjang serta kepribadian yang ter-buka, belum cukup untuk

menjadi selebriti di lapangan tenis. Prestasi adalah adalah faktor utama bila ingin men-jadi bintang di olahraga yang kompetisinya berjalan ketat dan keras ini.

Grand Slam Australia Terbuka memun-culkan bintang baru : Eugenie Bouchard. Gadis berusia 19 tahun itu lebih dikenal dengan panggilan Genie. Tubuhnya yang jangkung (178 cm) dan gaya servisnya, membuat banyak pengamat mempredik-si dia akan menjadi Maria Sharapova baru. Penggemarnya yang menyebut diri “Ginie’s Army” juga semakin banyak tidak hanya karena ketertarikan pada penampilan fisiknya, namun lebih pada kegigihannya memburu kemenangan di lapangan.

Kehadiran petenis Kanada masuk dalam jajaran petenis papan atas mulai diperhitungkan setelah sukses yang diraih di Grand Slam Australia pembuka musim ini. Bouchard di luar perkiraan mampu menembus babak semifinal sebelum di-hentikan juara Prancis Terbuka Li Na dari Cina. “Saya bangga dengan kemampuan saya memperbaiki diri sebagai petenis pro-fesional melalui turnamen ini. Tetapi saya tidak pernah senang dengan kekalahan ini,” ujar petenis yang diprediksi masuk 20 besar ranking WTA usai Australia Terbuka.

Kekalahan dua set langsung 2-6, 4-6 dalam waktu 90 menit dari Li Na itu dirasa menyakitkan dan mengecewakan. Am-bisinya adalah meraih kemenangan demi kemenangan dan bermain lebih baik lagi setelah berhasil melewati sejumlah petenis unggulan di pertandingan sebelumya.

Pemegang trofi WTA Newcomer of the Year 2013, itu menjalani pertandingan semifinal melawan Li Na dengan buruk. Tiga kali servisnya tidak menghasilkan kemenangan dan malah direbut lawannya yang lebih unggul pengalaman. Kegugu-pan itu baru bisa diatasi setelah tertinggal 0-5 dan perlawanannya terlambat untuk menghentikan Li Na merebut set pertama. “Memang itu bukan gayaku. Saya seperti membiarkan dia meraih kemenangan demi kemenangan dengan mudah,” ujar gadis kelahiran Westmount, Quebec, 25 Februari

1994.“Saya mencoba untuk sedikit bermain

reli, mendekati net dan lebih menekan dia karena dia memberikan banyak tekanan pada saya,” jelasnya mencoba keluar dari ritme permainan petenis nomor satu Cina itu. Pengalaman memang nampak jelas pengaruhnya dalam pertandingan itu. Bouchard baru empat kali tampil di level grand slam setelah merebut trofi Wimble-don untuk kategori junior pada 2012. Tahun lalu di Wimbledon ia mampu melangkah hingga putaran ketiga. Sedangkan di AS Terbuka dan Prancis Terbuka terhenti di putaran kedua.

Tetapi permainannya yang agresif dan penguasaan diri yang bagus bertolak be-lakang dengan usianya yang masih belia. Wajahnya yang fotogenik membuat se-jumlah sponsor mulai antre di depannya. Sam Duval yang tujuh tahun bekerja pa-danya sebagai agen, yakin kliennya bisa melewati pencapaian Sharapova. Tahun lalu petenis Rusia itu menjadi atlet putri dengan pemasukan terbanyak di dunia : 29 juta dolar AS. “Saya kira dia (Genie) bisa menjadi paling terkenal di dunia,” kata Duvall kepada Fairfax Media.

Bouchard memiliki sisi marketing yang menonjol yakni kepribadian dan

prestasi. “Bahkan dia menguasai dua bahasa (Prancis dan Inggris). Penonton dari Australia menyukai dia, sama den-gan Prancis. Saya kira langka petenis memiliki kemampuan seperti itu,” tegas Duvall yang kliennya telah dikontrak perusahaan olahraga AS, Nike.

Bagi Bouchard, keberhasilan di Mel-bourne itu sebenarnya tidak mengejut-kan. Ia telah terbiasa menghadapi latihan keras sejak kecil dan sepertinya gelar grand slam tinggal menunggu waktu mendarat di tangannya. “Ya, saya kira hal terbesar dalam kehidupan saya adalah saat menjuarai grand slam,” katanya.

Keberhasilannya mencapai semifi-nal Australia Terbuka dirasa sebagai kemajuan luar biasa dalam karier pro yang baru dijalani pada 2009. Langkah besar itu masih memerlukan kerja keras lagi untuk mencapai tujuan utama yakni juara grand slam.

Dalam empat tahun terakhir, selalu ada kejutan dalam empat grand slam. Francesca Schiavone dari Italia untuk pertama kali meraih trofi grand slam dengan menjuarai Prancis Terbuka pada 2010 meski usianya telah 29 tahun.

Sukses Schiavone disusul petenis lain. Setahun kemudian giliran Li Na menca-pai puncak kejayaan di Roland Garros. Disusul Petra Kvitova (Rep. Ceko) men-juarai Wimbledon dan Samanta Stosur (Australia) menyabet AS Terbuka.

Saat Serena Williams mendomi-nasi kompetisi 2011 dan Sharapova memenangi Prancis Terbuka, Victoria Azarenka untuk pertama kalinya juara grand slam di Australia Terbuka. Meski Williams kembali memperlihatkan kehebatannya dengan menyabet AS Terbuka dan Prancis Terbuka 2012 serta Azarenka berhasil mempertahankan Australia Terbuka, turnamen Roland Garros menghasilkan juara baru : Marion Bartoli.

Memang, tunggal putri tenis lebih dinamis dibandingkan putra yang selama ini dikuasai Big Four Rafael Nadal, No-vak Djokovic, Andy Murray dan Roger Federer sejak 2010. Dan itulah yang menjadi keinginan utama Bouchard : juara grand slam.

Genie, ”Sharapova” dari Kanada

Page 29: Majalah Bali Post Edisi 23

MBP/ap

Petenis Remaja Kanada Eugenie “Genie” Bouchard

Bouchard memulai Australia Terbuka tahun lalu dengan menempati peringkat 147 dan tak mampu melewati babak kuali-fikasi. Peringkatnya meroket setelah tampil di tiga grand slam dan mencapai semifinal di Quebec City September lalu.

Kekalahannya atas Stosur di Osaka Oktober lalu pantas disesali. Namun, dia masih mendapat keuntungan karena den-

gan mencapai final peringkatnya terkoreksi menjadi 32 yang merupakan batas akhir bisa tampil di Australia Terbuka.

Keberhasilannya menggulung unggulan ke-14 Ana Ivanovic di perempatfinal dan mencapai semifinal Australia Terbuka, jelas menjadi bonus tersendiri dari perbaikan rankingnya. Selain itu tabungannya pun membengkak dengan hadiah 540 ribu dolar

AS dari kerja kerasnya di Melbourne itu.Disisi lain, sebelum menghadapi Li

Na, ia mendapat dukungan sepesial dari penyanyi pujaannya dan juga remaja lainnya : Justin Beiber. “Saya gembira,” katanya setelah mendapat tweet Beiber, Good Luck.

� Yudi Winanto

Page 30: Majalah Bali Post Edisi 23

O L A H R A G A

Nama : Julio BriaTempat/Tgl. Lahir : NTT, 12 Juli 1988Status : Atlet Cabang Olahraga : Tinju Istri : Rini MulyaniAnak : Michelle Roberta Bria

Kekalahan pahit dirasakan Julio Bria pada PON 2012 di Riau. Petinju andalan Bali dan Indo-nesia ini diskualifikasi dari ajang

multievent empat tahunan tersebut, sehingga gagal memenuhi target membawa pulang medali emas. Petaka itu terjadi saat Julio berlaga meladeni petinju Riau.

Wasit menilai ia memukul bagian daerah terlarang atlet tuan rumah. ‘’Saya tidak pernah memukul bagian tersebut, tetapi wasit bilang saya memukulnya. Mungkin itu hanya akal-akalan karena di mana-mana atlet tuan rumah pasti dibela oleh wasit agar bisa menang,” ungkap Julio di Denpasar pekan lalu.

Meski kecewa atas keputusan tidak men-genakkan tersebut, dirinya dan tim pelatih Bali tidak bisa berbuat banyak. Oleh karena di atas ring dan arena pertandingan mana pun, wasit yang menentukan segalanya. ”Saya pasrah karena itu keputusan wasit. Meskipun diprotes, namun kalau wasit sudah memutuskan seperti itu, saya tidak bisa apa-apa, jadi diterima saja,” terangnya.

Julio hanya bisa berharap ke depannya wasit tinju dan cabang olahraga lainnya di Tanah Air makin berkualitas memimpin pertandingan. Para pengadil lapangan harus mengedepankan sportivitas, tanpa ada niat membedakan antara atlet tuan rumah dan tamu. Hanya dengan cara itu mereka akan dipercaya oleh olahragawan dan penonton.

Ironisnya, walau gagal meraih medali di PON, namanya tetap dipanggil mem-perkuat timnas di SEA Games Myanmar pada Desember 2013 lalu. Namun, nasib sial kembali datang dalam hajatan multievent Asia Tenggara dua tahunan tersebut. Julio mengalami cedera serius pada kepala bagian depannya saat berlaga melawan petinju tuan rumah, sehingga harus mendapat perawatan khusus yang membuat dirinya tidak bisa melanjutkan laga. Buntutnya, ia gagal mem-pertahankan medali emas yang direbutnya pada SEA Games 2011 di Tanah Air.

Julio Bria mengenal olahraga adu jotos saat berumur 18 tahun. Awalnya ia hanya iseng-iseng berlatih tinju bersama sahabat-nya. Namun, setelah menjalani dengan seri-us, ia akhirnya menjadi atlet seperti sekarang ini. ”Saya tidak menyangka bakal menjadi atlet berprestasi yang mampu mengharum-

kan nama Bali dan Indonesia di kejuaraan nasional dan internasional,’’ terangnya.

Kejuaraan pertama yang diikutinya ada-lah Piala Bupati di NTT pada 2005. Turun di kelas 48 kg, Julio meraih medali perak. Pada tahun yang sama ia berlaga di Porda Bali dengan hasil medali emas. Namun, dalam kejurnas di Sukabumi, Jabar, hanya mampu masuk delapan besar. Pada kejuaraan di Banten 2006, Julio yang tampil di kelas 51 kg sukses mendulang emas bagi Pulau Dewata.

Prestasi Julio semakin mentereng ketika mengikuti seleksi Pra-PON 2007. Berlaga di kelas 51 kg, ia kembali menyumbangkan emas bagi Bali. Di tahun yang sama dalam kejuaraan Piala Udayana yang berlangsung di Bali, Julio hanya memeroleh perunggu. Saat mengikuti Piala Gubernur Banten, ia sekali lagi membuktikan talentanya dengan merebut emas, dan pada PON 2008 Kaltim hanya kebagian perak. Pada kejuaraan 2009 di Manado, pria kelahiran NTT ini kembali mempersembahkan emas bagi kontingen Bali.

Ajang berikutnya yang akan menjadi arena penambahan koleksi medali Julio ada-lah Asian Games 2014 di Korea Selatan yang berlangsung November mendatang. Akan tetapi sampai saat ini ia belum tahu apakah akan dipanggil mengikuti pelatnas untuk kemudian dikirim mengikuti multievent tingkat Asia tersebut. Hanya, sebagai seorang atlet, ia selalu siap jika Pengurus Besar (PB Pertina) dan KONI Pusat memerlukan tena-ganya. ”Saya dan pelatih masih menunggu panggilan. Kalau dipanggil, saya siap tampil membela Merah Putih,” ungkapnya.

Melihat perkembangan tinju di Bali, Julio Bria mengaku khawatir mengingat minimnya pemuda dan pemudi yang mau menggeluti olahraga ini. Mereka melihat tinju sebagai cabor keras, padahal semua olahraga dapat menimbulkan cedera. Akibatnya, belum apa-apa mereka sudah takut duluan. Menurut dia, apabila dilakukan den-gan baik, takaran yang benar, serta latihan rutin dan teratur, tinju sama saja dengan cabor lain-nya. Muaranya tidak

berbeda, yaitu untuk kesehatan badan dan mengejar prestasi. Oleh karenanya, Julio ber-harap putra–putri Bali yang suka berolahraga agar mau menekuni tinju. Untuk itu, KONI dan pemerintah kabupaten/kota se-Bali harus menyiapkan sarana dan prasarana berlatih yang memadai.

� Putu Eka Parananda

MBP/eka

Julio Bria

Julio Bria

Pengalaman Diskualifikasi

3 - 9 Februari 201330

Page 31: Majalah Bali Post Edisi 23
Page 32: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201332

K R I M I N A L

Belum sirna ingatan kita mengenai ditemukannya jasad orok berjenis kelamin perempuan di tempat pembuangan sampah, tepatnya

di hutan Nyerebeh, Desa Sukawana, Kinta-mani, Bangli, pada 3 April 2013, dan tulang-belulang manusia cerai-berai di kawasan hutan lindung, Penulisan, Kintamani, pada 3 September 2013 lalu, warga Kintamani kembali digegerkan dengan kasus pembuan-gan orok (bayi).

Ketika itu seorang warga Bayunggede, Kintamani, Minggu (19/1) lalu, tiba-tiba dikejutkan dengan penemuan orok yang masih bernapas di pinggir jalan tak jauh dari Pura Dukuh setempat. Warga tersebut segera mengambil bayi berjenis kelamin perempuan yang ari-arinya masih tersambung itu. Untuk menyelamatkan nyawanya, warga segera membawa si bayi ke puskesmas setempat, termasuk melapor ke Polsek Kintamani.

Polisi sempat sibuk mencari siapa geran-gan wanita yang tega membuang bayinya yang tak berdosa di pinggir jalan. Tak kurang, Kapolsek Kintamani Kompol Ketut Widia mesti mengerahkan semua anggota Babi-nkamtibmas setempat untuk mencari tahu orang hamil, tetapi kini kehamilannya hilang tanpa anak. Sedangkan menurut informasi, bayi malang ini diduga sengaja dibuang oleh seorang perempuan yang mengenda-rai sepeda motor Honda Beat warna putih dengan strip merah. ‘’Pemilik bayi sampai sekarang masih diselidiki. Belum ada titik terang,’’ tegas Kompol Widia.

Kuat dugaan bayi orok tersebut sengaja dibuang oleh orangtuanya karena kelahi-rannya memang tak diinginkan alias hasil dari hubungan gelap. Menurut Kapolsek Kintamani, orok ini diperkirakan dilahirkan sekitar dua jam sebelum ditemukan warga. “Ketika itu ari-arinya masih menempel, namun kondisi bayi sehat dan dalam kondisi normal,” tegasnya.

Seorang warga Bayunggede Tut Yuli, menduga ibu bayi tersebut memang sengaja membuang bayinya lantaran hasil hubun-gan gelap. “Mungkin saja bayi itu hasil hubungan gelap, sehingga kelahirannya tak diinginkan,” tegasnya.

Kenapa ada orangtua yang begitu tega

membuang bayinya begitu saja di jalan? Orangtua semacam ini jelas berdosa besar karena tak mau bertanggung jawab atas per-buatannya. Selain mendapat hukuman dun-iawi, orangtua tersebut pasti bakal mendapat ganjaran setimpal di alam baka. Jika masih memiliki hati nurani dan prikemanusiaan, orangtua semacam ini mestinya tidak sampai membuang bayinya di jalan. Kalau merasa janin yang dikandungnya bukan dari hasil hubungan suami-istri, paling tidak setelah lahir, sang bayi bisa dititipkan di panti asu-han atau diserahkan kepada orang yang mau bertanggung jawab.

Dengan demikian, dosa yang ditanggung lebih ringan. Paling tidak bayi yang dilahir-kan tanpa ikatan suami-istri itu nanti bisa menjadi besar dan menjadi orang berguna. Ketimbang membuangnya di jalan, sehingga dapat mengancam nyawa si bayi. Kalau sampai tak ada yang menemukannya, tentu si bayi bisa dimangsa binatang atau meninggal dunia karena ditelantarkan.

Jika orangtua si bayi yang tega menelan-tarkan darah dagingnya, beda halnya dengan sejumlah pasangan suami-istri (pasutri) yang ingin mengadopsinya. Salah satunya, keponakan orang yang pertama kali men-emukan bayi perempuan tersebut. Selain itu seorang polisi dari Gianyar, juga tertarik untuk memelihara sang bayi. Tetapi untuk urusan adopsi, polisi tidak bisa memutuskan-nya. Jika orangtua si bayi ini tidak terungkap, maka polisi menyerahan bayi tersebut kepa-da Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bangli. ‘’Nanti urusan adopsi dengan Pemkab Bangli melalui Dinsos,’’ imbuh Kapolsek Kintamani Kompol Ketut Widia.

Tim yang mengurusi adopsi nanti terdiri dari Pemkab Bangli maupun kejaksaan. Mer-eka akan memeriksa siapa-siapa saja yang mengajukan permohonan untuk melakukan adopsi. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi yakni kesanggupan memelihara dan kemampuan untuk menghidupi si bayi secara layak. Tujuannya agar si anak tidak sengsara di kemudian hari. ‘’Yang jelas kami hanya bertugas memburu pemiliknya. Kalau urusan adopsi itu nanti dengan pemkab,’’ tambah Kompol Widia.

Sedangkan Kepala Dinas Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bangli Nengah Sukarta mengatakan, baru beberapa hari ditemukan, ada tujuh pasangan pasutri yang mengajukan adopsi si bayi secara resmi. Mereka ada yang wiraswasta dan anggota Polri.

Tanggung jawab bayi masih tetap berada di tangan pemerintah. Tetapi Dinsos telah berkoordinasi dengan provinsi untuk men-gurus klaim pembiayaan perawatan si bayi di RSUD Bangli. Menurut Nengah Sukarta, bila enam bulan dilakukan penyelidikan dan tidak diketahui pemiliknya, maka bayi itu bisa dikatakan telantar. Sedangkan ari-ari yang dibawa si bayi rencananya diawetkan. Selain permohonan adopsi secara resmi, pihaknya juga banyak menerima pesan SMS dari warga yang ingin memelihara bayi malang tersebut.

Untuk dapat mengadopsi anak, sedikitnya harus ada 11 persyaratan yang dipenuhi. Persyaratan tersebut yakni KTP suami-istri, foto pasangan suami-istri, surat permohonan adopsi, surat pernyataan hak perwalian, surat pernyataan hibah perwalian, surat pernyataan mengangkat anak, surat pernyataan pasutri belum punya anak, dan surat pengantar dari perbekel.

Teganya Membuang Bayi di Jalan

MBP/puspajingga

Perawat saat menyelamatkan bayi yang dibuang orang tak bertanggung jawab di pinggir jalan di Desa Bayunggede,

Kintamani, Minggu (19/1) lalu. Bayi ber-jenis kelamin perempuan itu kini dalam

kondisi sehat.

Page 33: Majalah Bali Post Edisi 23

Kelakuan Komang AA alias Kokok ini memang keterla-luan. Baru berusia 16 tahun alias masih anak baru gede

(ABG), Kokok yang asal Br.Switrayasa, Pesinggahan, Dawan, Klungkung ini, sudah menyandang status residivis. Dia sebelumnya terlibat berbagai kasus pen-curian di Dawan.

Kendati pernah dijebloskan ke sel, rupanya tersangka Kokok tidak insyaf juga atau kembali ke jalan yang benar. Dia rupanya keranjingan mencuri. Pada Senin (20/1) lalu Kokok mencongkel sadel mo-tor milik I Nengah Nuranta (68) asal Br. Sukahati, Pesinggahan, yang diparkir di sebelah timur tembok Pura Segara Goa Lawah, Dawan.

Sebelum kejadian, Nuranta memakir-kan sepeda motor Supra nopol DK 4733 EH, miliknya, di sebelah timur pany-engker Pura Segara Goa Lawah sekitar pukul 09.00. Dia kemudian menyimpan dompetnya yang berisi uang Rp 400 ribu dan beberapa surat penting di dalam sadel motornya, dengan dibungkus kain warna hitam.

Rupanya tersangka Kokok sudah mengamati gerak-gerik Nuranta yang meninggalkan motornya begitu saja karena lokasi itu dianggapnya aman. Be-gitu si pemilik motor berlalu, tersangka Kokok beraksi. Caranya, dia pura-pura duduk dulu di atas motor Nuranta. Be-gitu mendapat kesempatan emas, Kokok mencongkel sadel motor tersebut, lalu menggasak barang-barang yang ada di dalamnya. Dalam hitungan menit dia kabur membawa hasil curian.

Sedangkan Nuranta, yang baru saja habis sembahyang di pura sekitar pukul 11.00 kembali ke motornya. Dia kaget bukan main menyaksikan kain pembung-kus dompetnya sebagian menyem-bul dari sadel. Curiga terjadi sesuatu, Nuranta segera membuka sadel motornya. Ternyata dompet dan surat-surat penting miliknya raib digondol maling. Dia sem-pat mencari tahu siapa gerangan pencuri yang mencongkel sepeda motornya

kepada Sumardi alias Kacir (35) asal Br. Kanginan, Pesinggahan. Dari keterangan Sumardi-lah akhirnya ketahuan kalau tersangka Kokok sempat duduk di atas sadel sepeda motor korban. Mendapat informasi seperti itu, Nuranta bergegas melapor ke Polsek Dawan. Polisi yang mendapat informasi kasus pencongkelan sadel motor segera bergerak ke lapangan. Petugas Polsek Dawan tak terlalu mem-butuhkan waktu lama untuk menciduk si pencuri karena sebelumnya telah mengan-tongi diri-cirinya.

Tetapi saat dibekuk, tersangka Kokok sempat mengelak dikatakan mencong-kel motor milik Nuranta. Tetapi setelah terus didesak, ABG berusia 16 tahun ini akhirnya mau mengakui perbuatan-nya. Di hadapan polisi, Kokok mengaku bahwa setelah mencongkel sadel motor korban, dia kemudian membuang dompet korban di sekitar TKP. Aksinya juga ke-

tahuan warga sehingga Kokok tidak bisa mengelak ketika ditunjukkan barang bukti kejahatan oleh polisi.

Kasubag Humas Polres Klungkung AKP Made Sudanta ketika dimintai konfirmasi menyebutkan, memang benar tersangka Kokok diciduk gara-gara men-congkel sadel motor di sebelah timur Pura Goa Lawah.

Mirisnya, saat diperiksa di kantor polisi, tersangka Kokok mesti didampingi orangtua dan adiknya yang masih kecil. Di hadapan polisi, tersangka berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Tetapi polisi agaknya tidak mau percaya begitu saja dengan ucapan Kokok. Apalagi ter-sangka pernah ditangkap polisi karena melakukan perbuatan yang sama di tem-pat kelahirannya.

3 - 9 Februari 2013 33

Masih ABG, Sandang Predikat Residivis

MBP/sriwiadnyana

Tersangka Komang AA alias Kokok (paling kanan), asal Pesinggahan, Dawan, Klung-kung, didampingi orangtuanya saat menjalani pemeriksaan di Polres Klungkung gara-

gara mencongkel sadel motor.

Page 34: Majalah Bali Post Edisi 23

Polisi saat mengadakan olah TKP di areal ATM BRI di di Jalan Cokroaminoto, Ubung Kaja, Denpasar Utara, yang dibobol maling pada Senin (20/1) lalu.

3 - 9 Februari 201334

K R I M I N A L

Anjungan tunai mandiri (ATM) bertebaran di mana mana, ter-utama di wilayah Denpasar dan Badung. Penempatannya

kadang-kadang di daerah rawan aksi krimi-nal, misalnya di areal parkir dan pusat-pusat perbelanjaan. ATM saat ini memang dilengkapi CCTV dan dipasangi berbagai pengaman. Tetapi yang namanya garong, pasti akan melakukan berbagai upaya untuk memuluskan aksinya, karena satu mesin ATM berisi uang ratusan juta rupiah. Sedangkan di Bali belum ada ATM yang dilengkapi alarm yang langsung berbunyi jika dijamah pencuri.

Kendati empat pembobol berhasil di-ciduk polisi, seperti tersangka Susilo dan

temannya, Eko Wibowo, serta I Nengah Naya dan I Made Juniarta, kasus pem-bobolan ATM masih saja terjadi di Bali. Untuk diketahui, tersangka Susilo dan Eko Wibowo dibekuk di Pelabuhan Gilimanuk, pada 30 Juni 2013. Sedangkan tersangka Nengah Naya dan I Made Juniarta ditang-kap anggota Dit. Reskrimum Polda Bali pada 20 Desember 2013.

Kasus teranyar dan pertama kali di awal 2014 yakni pembobolan ATM BRI di areal Apotek Kimia Farma di Jalan Cok-roaminoto, Ubung Kaja, Denpasar Utara, Senin (20/1) lalu. Ketika itu maling gagal membuka pintu brankas. Dia hanya mampu membongkar perangkat mesin ATM hingga rusak parah. “Dugaan sementara kasus ini

percobaan pencurian karena maling tidak mampu membuka tempat penyimpanan uang. Kasusnya masih kami selidiki,” kata Kapolsek Denbar, Kompol Erwin Pratomo.

Selain memeriksa saksi-saksi, polisi juga mengecek rekaman CCTV yang ter-pasang di sudut timur ruangan ATM. Kasus ini diketahui berawal ketika karyawan BRI bagian cleaning service (kebersihan) Arif Rendi, sekitar pukul 08.00 tiba di areal parkir Apotek Kimia Farma – tempat ATM itu bercokol. Begitu membuka pintu ATM, Arif kaget bukan kepalang karena mesin ATM rusak. “Saya sendirian ke sini (TKP). Sebelumnya, saya membersihkan ruang ATM di tempat lain,” tambahnya.

Empat Dibekuk, Pembobol ATM Lainnya Beraksi

Page 35: Majalah Bali Post Edisi 23

Saat tahu mesin rusak, Arif segera me-lapor ke kantornya dan batal membersihkan ruang ATM. Kejadiannya juga dilaporkan ke polisi. Beberapa menit kemudian, petu-gas Polsek Denbar dan Polresta Denpasar tiba di lokasi kejadian. Selain itu, beberapa karyawan BRI dan jasa pengiriman uang, PT Kejar, datang ke sana. “Kami menerima laporan kasus ini sekitar pukul 08.00,” kata Wakapolresta Denpasar AKBP I Gusti Kade Budi Harryarsana, saat ditemui di TKP.

Mengenai kasus percobaan pencurian tersebut, anggota Bankamdes Ubung Kaja Made Sudana (34) yang beralamat di Jalan Made Bina, Denpasar, mengatakan sempat patroli melintasi lokasi kejadian sampai pukul 03.00. “Tidak ada apa-apa. Beberapa kali kami lewati tempat ini, aman-aman saja,” tegasnya.

Selain itu, menurut Sudana, lampu di ru-ang ATM terang-benderang, termasuk sinar LPJ. Karena itu, dari jauh pun bisa dipantau jika ada hal-hal mencurigakan. “Sampai pukul 03.00 ATM ini sepi. Kalau setelah itu, saya tidak tahu karena tugas saya sudah selesai,” tandas Sudana. Sedangkan Apotek Kimia Farma, menurutnya, hanya dijaga

petugas waker. Apotek itu tutup sekitar pukul 22.00. “Mungkin ATM itu dibobol setelah pukul 03.00,” tegasnya.

Dari hasil olah TKP polisi, sebelum beraksi, maling terlebih dahulu mematikan kilometeran listrik yang posisinya di bela-kang bangunan ATM. Tujuannya, supaya CCTV di dalam ATM tidak berfungsi. Dari hasil rekaman CCTV pada Minggu (19/1) lalu, sekitar pukul 23.18 ada mobil yang datang dan parkir di sebelah barat ATM. “Dari rekaman CCTV tidak ada transaksi,” tegas Kompol Erwin.

Sekitar pukul 00.30, CCTV kembali merekam ada gerakan di ruangan mesin. Beberapa menit kemudian, mesin ATM dan CCTV-nya mati. Pascakejadian, polisi memeriksa karyawan Apotek Kimia Farma Komang

Budi (34) sebagai saksi. Kepada polisi, pria yang beralamat di Jalan Seroja, Dentim ini, mengaku bahwa saat menyapu di depan apotek, ada seseorang yang masuk ATM. Beberapa menit kemudian orang itu keluar sambil mengatakan bahwa ATM dibobol. Sedangkan pihak BRI hanya melaporkan kerusakan mesin akibat ulah pencuri. Se-dangkan kerugian akibat rusaknya mesin

mencapai Rp 30 juta. “Mereka (BRI) tidak melaporkan kehilangan uang, tetapi hanya kerusakan perangkat mesin ATM,” tandas Kompol Erwin.

Dengan demikian, polisi sama sekali belum tahu apakah ada uang yang hilang atau masih utuh. Untuk memastikannya, Polsek Dentim harus memanggil BRI, tetapi belum ada persetujuan dari bank bersangkutan. Selain itu, polisi belum be-rani menyimpulkan apakah pembobol Atm BRI ini pemain lama atau baru. Di samping itu, jumlah pencurinya juga belum bisa dipastikan karena minim saksi. Sedangkan menurut karyawan PT Kejar (pengisi uang ATM) mengatakan, pada 18 Januari 2014 ATM itu diisi uang Rp 400 juta. Hingga dibobol maling, pihaknya belum mengisi uang lagi.

Setelah olah TKP selesai, satu tim dari PT Kejar dikawal polisi bersenjata laras panjang mengambil uang di brankas ATM untuk dibawa ke kantor PT Kejar.

Page 36: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201336

E K O N O M I

Pernah memperhatikan lalu lalang kendaraan bermotor (ranmor) pada jalanan utama di Bali? Bila ya, apa yang Anda lihat dalam

satu jam memelototkan mata? Yang jelas, pasti ada banyak kendaraan

dilihat sampai bikin pusing kepala. Tapi yang juga membuat tercengang selalu saja berseliweran mobil-mobil baru berbagai merek terkenal yang harganya miliaran rupiah. Bali seolah tak pernah menga-lami krisis bila dilihat dari masuknya kendaraan-kendaraan baru, baik mobil penumpang, mobil barang, bus sampai sepeda motor.

Bisnis kendaraan di Bali sepertinya selalu menarik bak gadis cantik. Dealer-dealer sepeda motor misalnya sudah merambah masuk desa. Bahkan lem-baga keuangan yang menyalurkan kredit kendaraan juga seperti berlari mengejar “mangsa” untuk mendapatkan keuntun-gan. Bahkan dampak ikutannya adalah menjamurnya usaha-usaha lain yang merupakan dampak ikutan dari bisnis kendaraan bermotor. Ada bisnis khusus alat-alat kendaraan, bisnis khusus ban, bengkel, usaha permandian kendaraan dll.

Dengan kondisi ini, menjadikan Bali

sumpek. Paling terasa tentu saja di pusat Kota Denpasar yang kecil dengan penduduk sekitar 3,5 juta jiwa lebih dan jumlah kunjungan wisatawan semakin padat, membuat krodit lalu lintas.

Sebagai gambaran begitu pesatnya perkembangan jumlah kendaraan di Bali (data Dishub Bali), pada 2006 jumlah kendaraan bermotor hanya 1,58 juta unit. Tapi data awal 2011 telah mencapai 2,35 juta unit. Jumlah kendaraan bermotor tersebut separuh lebih, yakni 1,9 juta unit beroperasi di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Menariknya, data sepeda motor pada 2006 hanya tercatat 1,36 juta unit men-ingkat menjadi 1,48 juta unit pada tahun berikutnya. Terus bertambah lagi menjadi 1,64 juta unit pada 2008. Pada 2009 1,83 juta unit dan 2011 mencapai 2,04 juta unit.

Saat ini penduduk Bali sepertinya tak bisa lepas dari “jajahan” kendaraan bermotor. Bahkan anak-anak muda di Bali tak pernah lepas dengan kendaraan pribadi dalam setiap kegiatan. Dari be-berapa pengamat menyebutkan, dampak tingginya pemanfaatan kendaraan pribadi menjadikan kendaraan umum makin terjepit dan tersisih. Walau pemerintah

sudah menata transportasi umum pada empat kabupaten/kota yang meliputi Kota Denpasar, Badung, Gianyar dan Kabupaten Tabanan (Serbagita), ternyata belum memberi imbas nyata.

Bus sarbagita masih relatif belum ber-hasil mengubah perilaku warga khususnya Denpasar untuk naik bus. Warga masih tetap naik kendaraan pribadi, termasuk sepeda motor karena mampu memper-lancar kegiatan tanpa terbelenggu waktu dan terjebak kemacetan.

Kondisi ini khususnya Denpasar yang makin “macet” karena mengalirnya mobil-mobil baru masuk Bali atas ting-ginya permintaan, semakin menyuburkan bisnis sektor ini. Bahkan bisnis mobil bekas sudah merambah ke mana-mana. Sudah menjadi pemandangan biasa bila pada sudut jalan strategis berjejer kend-araan pribadi dengan lebel “For Sale” atau “Dijual”, memberi gambaran bisnis ini menjanjikan. Dan itu juga tergambarkan dari maraknya iklan-iklan di media yang menawarkan kendaraan dengan berbagai merek dengan harga terjangkau dan ba-nyak pilihan.

Bisnis Kendaraan di Bali

Menarik, bak Wanita Cantik

LAPORAN Bisnis BaliInfo Bisnis di Bali

MBP/ist

Page 37: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2013 37

MASYARAKAT kini dimanjakan dengan masuknya kendaraan-kendaraan murah yang ramah lingkungan. Hampir seluruh merek kendaraan menawarkan kendaraan kecil (city car) dengan model menarik. Kehadiran kendaraan kecil dan relatif murah tersebut nampaknya mampu memberi harapan bagi mereka yang sebelumnya tidak mampu, tentu kini mampu membawanya ke rumah masing-masing.

Sampai bula awal 2014 ini, ternyata harga produk ini tidak mengalami ke-naikan seperti varian lainnya yang naik antara Rp 3 juta hingga Rp 7 juta per unit. Kondisi ini relatif memberi angin segar bagi masyarakat. Adalah Head Denpasar Brach PT Astra International Tbk. Daihatsu Cabang Denpasar Tulus Pambudi memberi gambaran bagaimana animo masyarakat atas kehadiran mobil kecil ini.

Dikatakannya, dari sisi harga mobil ramah lingkungan ini belum ada pe-rubahan. Jenis Ayla tipe DM/T harganya masih tetap Rp 84.850.000 per unit.

Kata dia, untuk menaikkan harga produk bersubsidi ini, pihaknya harus mengajukan proposal kenaikan harga ke pemerintah. “Kami harus mengaju-kan proposal dulu ke pemerintah untuk menaikkan harga,” ungkapnya belum lama ini.

Hingga kini, peminat mobil murah ini cenderung yang sudah memiliki mobil. Mobil ini menjadi mobil kedua atau ketiga. “Kalangan ekspatriat juga banyak meminatinya,” ujarnya.

Selain itu, kata Tulus, pembelian mobil murah ini kebanyakan tunai dan jarang yang kredit. Ini berarti konsumen yang sudah mapanlah yang cenderung memilikinya.

Produk yang telah terdistribusi ke konsumen saat ini telah mencapai 600 unit, sedangkan yang inden masih seki-tar 350 unit. Dikatakannya, harga murah bukan berarti murahan. Daihatsu Ayla bahkan mengandung teknologi terbaru. Salah satunya di bagian mesin. Mesin Daihatsu Ayla sudah menggunakan ba-han baku terbaik, namun dengan fungsi dan performa yang sama.

Salah satu syarat dari unit kendaraan ya ng punya label LCGC adalah memiliki efisiensi bahan bakar super irit, yakni tingkat kehematannya harus men-capai 20-21 kilometer per liter BBM. “Ayla bisa mencapai tingkat keiritan, karena menggunakan mesin baru yang lebih ringan. Beberapa komponen su-dah menggunakan material terbaru dan menghasilkan performa yang sama,” imbuhnya.

Mobil Murah Bukan Murahan

LAPORAN Bisnis BaliInfo Bisnis di Bali

MBP/ist

Page 38: Majalah Bali Post Edisi 23

P A R I W I S A T A

3 - 9 Februari 201438

Secara finansial tak dapat dipungkiri profesi pramuwisata cukup men-janjikan untuk sebuah penghidupan yang layak. Kalau si pramuwisata

bekerja di biro perjalanan wisata, ia akan mendapatkan honor dari kantor yang menugasinya. Terkadang pelayanan yang baik kepada wisatawan akan memberikan masukan berupa tips atau uang terima kasih kepada si pramuwisata. Keuntungan lainnya menjadi pramuwisata adalah kesempatan un-tuk bisa mengunjugi objek wisata di seluruh dunia tanpa perlu merogoh kocek. Peluang ini umumnya diperoleh karena panggilan untuk melakukan tugas pemanduan dan juga undangan dari beberapa mantan wisatawan yang pernah dipandu sebelumnya. Tak ayal profesi ini dilirik warga asing.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, Sang Putu Subaya mengatakan, pihaknya mendapatkan banyak laporan dan temuan di lapangan soal maraknya warga negara asing yang menjadi pramuwisata liar. Setelah Cina, kini mulai bermunculan warga asing yang meng-handle wisatawan mancanegara asal Rusia.

Sang Putu Subaya tidak memungkiri lemahnya penguasaan kemampuan SDM

lokal, menjadi penyebab menjamurnya warga asing yang berprofesi sebagai pramu-wisata liar. Dikatakannya, dari 6.500 anggota HPI, baru 65 saja yang mampu melayani tamu asal Rusia.

“Kondisi ini sudah meresahkan anggota HPI, karena pelanggaran terkait pramuwisata makin hari jumlahnya makin besar, seperti pramuwisata ilegal dari dalam maupun luar negeri,” ungkapnya.

Pihaknya menginginkan supaya diberi kewenangan oleh pemerintah setempat untuk turut mengawasi pelanggaran terkait pramuwisata di Bali. Sebab, permasalahan pelanggaran pramuwisata yang makin marak terjadi ini.

“Dengan memberikan kewenangan pada HPI untuk ikut mengawasi, maka hasilnya nanti akan disampaikan kepada pemerintah juga, sehingga mempunyai gambaran lebih detail tentang persentase pelanggaran yang terjadi di lapangan,” katanya.

Mantan Ketua HPI Bali Made Sukadana menegaskan, sesuai ketentuan, tugas me-mandu wisatawan hanya boleh ditangani oleh WNI yang telah teregistrasi dan ber-sertifikat atau memiliki kecakapan untuk pekerjaan tersebut. Berdasarkan Peraturan

Gubernur Bali No. 25 Tahun 2006, yang mengacu Keputusan Menteri Pariwisata ta-hun 1988, otoritas kepariwisataan di Bali se-cara bertahap memberikan pelatihan kepada para pemandu pariwisata agar memeroleh sertifikat dan memiliki kecakapan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Sejak tahun 1988 hingga kini, di Bali terdata 7.039 pemandu pariwisata, namun yang kini masih aktif di lapangan sekitar 5.000 orang saja.

Pakar Pariwisata Unud Drs. I Putu Anom, M.Par. menilai lemahnya penegakan Perda 5 Tahun 2008 tentang pramuwisata bagi pelaku pelanggaran membuat aturan ini makin tidak berdaya. Maraknya keberadaan guide ilegal menjadi penyebabkan rusaknya citra pariwisata Bali, karena cenderung mem-berikan pelayanan yang buruk. “Lemahnya penegakan hukum membuat banyak pramu-wisata yang tidak berizin,” ucapnya.

Dikatakannya, keberadaan pramuwisata yang tidak berlisensi di Bali sudah jelas menyalahi aturan. Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten/Kota mesti menurunkan tim untuk menertiban pramuwisata illegal yang beroperasi di Bali.

“Tim dari Diparda Bali tegas dalam menindak guide ilegal. Sanksi bagi mereka ini tidak hanya denda tapi bila mungkin sanksi hukum kurungan. Sanksi hukum ini wajar diberikan sehingga memberikan efek jera,” tegasnya.

Disebutkan, pramuwisata harus menge-tahui dengan benar potensi pariwisata Bali baik alam, budaya, agama, dan mengetahui karakter masyarakat Bali. Pemahaman bu-daya ini menjadi modal bagi pramuwisata untuk menjelaskan dengan benar budaya Bali kepada wisatawan.

� Parwata

Profesi ”Guide” Dilirik Warga Asing

Menjadi pramuwisata adalah pekerjaan yang menggiurkan. Bayangkan saja, selain mendapat kesempatan mengunjungi objek wisata, mereka juga mendapat penghasilan lebih yang diperoleh dari “fee” yang diberi-kan wisatawan.

MBP/edi

Page 39: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 39

PRAMUWISATA memegang peran penting dan termasuk ujung tombak seka-ligus sebagai jembatan antara kepentingan wisatawan dengan industri pariwisata. Karena itu, secara umum, seseorang yang hendak menjadi pramuwisata di Indonesia disyaratkan untuk memiliki lisensi yang diterbitkan oleh HPI. Ketentuan ini terutama bagi pramuwisata yang melayani wisatawan asing agar kualitas pribadi pramuwisata selalu mencerminkan menjaga validitas berbagai informasi yang disampaikan kepada wisatawan.

“Pramuwisata adalah orang pertama yang ditemui wisatawan, selanjutnya akan menjadi teman dalam perjalanan, yang da-pat memberikan informasi, penjelasan dan petunjuk tentang segala sesuatu, terutama yang menyangkut objek dan atraksi wisata sesuai dengan rencana perjalanan wisata yang sedang diselenggarakan. Sehingga pra-muwisata adalah ujung tombak parawisata daerah,” ungkap Dewan Penasihat DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pusat, Jro Mangku Nyoman Kandia.

Menurutnya, pramuwisata adalah profesi yang luar biasa. Pramuwisata harus menge-tahui secara terperinci dan keseluruhan objek yang akan diperkenalkan. Dan harus memahami benar objek wisata yang akan diperkenalkan baik secara histori, sosial, dan budaya. Pramuwisata dianggap sebagai guru besar, karena pramuwisata akan selalu menjadi wadah untuk sejuta pertanyaan dari para turis tentang objek wisata, layaknya seorang guru besar di perguruan tinggi yang menjadi tempat bertanya para mahasiswa. “Memang tampak sepele, tapi dari semua itu pramuwisata (tour guide) memiliki peranan penting (important role) dalam dunia kepari-wisataan,” katanya.

Dikatakan, pramuwisata dianggap sebagai duta besar, karena perwakilan bangsa atau negara untuk memberikan informasi kepada bangsa lain. Dengan kata lain, bagaimana dan siapa bangsa itu di mata dunia, akan dipengaruhi oleh pramuwisata. “Pramu-wisata memainkan peranan besar dalam memajukan roda pariwisata, dengan kata lain pramuwisata adalah ujung tombaknya

parawisata daerah,” sebutnya.Berbicara tentang tantangan menjadi

pramuwisata sebenarnya tidaklah sedikit. Secara umum tantangan yang paling banyak dihadapi oleh pramuwisata adalah pandangan negatif dari masyarakat, tantangan bahasa, wawasan yang kurang tentang objek wisata

Banyak pandangan negatif dilabelkan pada profesi pramuwisata. Pelabelan itu terjadi oleh adanya beberapa oknum pra-muwisata yang tidak mengindahkan kode etik kepramuwisataan. Pelabelan ini lebih condong terlihat melalui cara interaksi si pramuwisata dengan wisatawan khususnya luar negeri yang cenderung permisif.

“Lebih sulit lagi ketika yang menjadi pra-muwisatanya adalah perempuan. Masyarakat awam beranggapan bahwa profesi pramu-wisata tidak jauh-jauh dari praktik plus-plus atau prostitusi. Artinya memberikan jasa panduan wisata sekaligus jasa pelayanan ke arah yang lebih intim,” tandasnya.

� Parwata

Pramuwisata Ujung Tombak Pariwisata

MBP/edi

Pramuwisata harus mampu menerangkan objek wisata yang dikunjungi wisatawan. Bahkan harus tahu banyak hal terkait, karena mer-eka merupakan ujung tombak pariwisata.

Page 40: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201440

E V E N T

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab so-sial perusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyam-

paian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

BERSIH SAMPAH - Gabungan pasukan TNI Kodim 1611/Badung, Polsek Kuta Selatan, masyarakat Pecatu, PNS dan LSM melakukan aksi bersih sampah plastik di sekitar Pura Uluwatu, belum lama ini.

Page 41: Majalah Bali Post Edisi 23

MPB/Eka

Page 42: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201442

B U D A Y A

Rasanya kurang pas jika me-nyaksikan keindahan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot tanpa ditemani pasangan. Jalan

bergandengan menapak setiap bongkah karang kokoh penuh aura sungguh terasa senang. Namun sayang, ada mitos dan pantangan diyakini masyarakat Bali tidak boleh mengajak kekasih (pacar) ke tempat peribadahan tersebut.

Meski asal-muasal mitos itu tidak jelas, namun bagi masyarakat di sana

pantangan ini sangat diyakini. Jika pantangan itu dilanggar, maka hubun-gan dengan sang pacar diyakini tak akan bertahan lama. Suasana menjadi merenggang hingga akhirnya putus. “Mitos tersebut tidak berlaku bagi orang yang sudah berkeluarga,” kata pengurus pura I Ketut Toya Adnyana.

Toya mengaku, mitos ini masih di-percaya masyarakat Bali. Namun, bela-kangan ini jarang diketahui wisatawan yang berkunjung bersama pacar atau

teman. Dan apakah mitos itu juga ber-laku bagi mereka. “Kalau wisatawan jarang yang peduli. Apakah mereka bersama pacar atau tidak. Yang jelas tidak ada yang tahu apakah mereka putus atau tidak,” papar Toya.

Bagi wanita yang sedang hamil atau wanita sedang haid juga dilarang naik dan masuk ke areal pura yang berada di tengah laut itu. Wanita yang sedang haid dianggap sedang kotor sehingga dilarang melakukan ritual keagamaan.

Disarankan, Jangan Ajak Pacar ke Pura Tanah Lot

Page 43: Majalah Bali Post Edisi 23

LAPORANwww.bali-travelnews.com

Di Pura Tanah Lot juga terdapat air suci, tepatnya di bawah pura. Air suci ini diyakini bisa mendatangkan rezeki bagi yang meminumnya. Sementara, di seberang Pura Tanah Lot terdapat gua yang di dalamnya terdapat ular yang disucikan. Wisatawan pun bisa melihat atau memegang ular ini. Masyarakat Bali percaya, ular suci ini sering berpindah-pindah ke Pura Tanah Lot di malam hari untuk menjaga kesu-cian pura.

Menurut Manager Operasional DTW Tanah Lot ini, kejadian-kejadian aneh kerap terjadi di areal Pura Tanah Lot. Pada saat piodalan di pura tersebut ada seorang wisatawan asing me-motret pura ternyata ada penam-pakan. Seorang wanita cantik ikut berfoto di sebelah objek. Ada juga kejadian lain, yakni wisatawan melihat pura lain di tengah laut.

Ada juga pengunjung yang tak mau pulang. Setelah diperciki tirta oleh pemangku baru mau pulang.

DTW Tanah Lot merupakan objek terfavorit saat ini. Pura Tanah Lot yang ada di tengah laut itu merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan. Merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Pura ini dibangun oleh Brahmana yang mengembara dari Jawa bernama Danghyang Nirartha. Brahmana ini berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16.

Pada saat itu penguasa Tanah Lot,

Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai mening-galkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk mening-galkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot Beliau dengan kekuatannya memindah-kan bongkahan batu ke tengah pantai dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura.

Page 44: Majalah Bali Post Edisi 23

T R A D I S I

Bali memiliki banyak jenis kara-witan klasik. Salah satunya adalah gambang. Karawitan ini diyakini sudah ada sejak lama. Seperti juga

kesenian klasik lain, karawitan gambang kini keberadaannya masih langka.

Gambang tersebar di beberapa daerah seperti di Tenganan dan Bebandem (Karang-sem), Singapadu, Saba dan Blahbatuh (Gi-anyar), Kesiut (Tabanan), Kerobokan dan Sempidi (Badung) serta sejumlah daerah di Denpasar. Di Buleleng, gambang tercatat ada di Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan Sawan, Keca-matan Buleleng, Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Banjar. Selain jumlah sekaa gambang sedikit, intensitas pergelarannya juga langka. Ini terjadi karena di beberapa tempat, gambang amat disakralkan, sehingga tak bisa dipentaskan di sembarang tempat. Umumnya gamelan itu hanya dimainkan

pada saat upacara pitra yadnya dan dewa yadnya.

Bahkan, masyarakat tidak banyak yang tertarik untuk mendalami karawitan gam-bang. Namun begitu, ternyata masih tetap saja ada sejumlah warga yang begitu setia menggeluti gambang.

Gambang, gamelan sakral yang memang identik dengan upacara pitra yadnya. Karena itu ada pendapat yang menyebut gambang berasal dua suku kata ‘’ga’’ dan ‘’mbang’’. ‘’Ga’’ berarti jalan, ‘’mbang’’ artinya kesu-nyian. Dengan demikian Gambang diartikan sebagai penuntun jalan bagi sang atma menuju ke Sunialoka.

Mungkin karena fungsi gambang secara spiritual untuk menuntun atma ke wilayah sunyi itulah maka nasib gambang sendiri kini boleh dikatakan masih ‘’sunyi.’’ Bahkan gambang dinilai sebagai jenis kesenian yang khusus digeluti para orangtua. Karenanya,

para penabuh gambang umumnya orang-orang yang sudah uzur. Memang, kini sudah banyak dari kalangan generasi muda sebagai penabuh-nya. Seniman karawitan Bali, I Wayan Sinti, M.A. yang alumnus San Diego University (AS) (Bali Post, 2003), sempat mengatakan ratusan gending atau lagu gambang kini tinggal dalam hitungan jari tangan. Apalagi perpaduan instrumen dan vokal (kidung) dalam kesenian gambang, terbenam. Ironis, kalaupun masih ada desa-desa yang memiliki kesenian gambang, itu hanya untuk sekadar mengiringi upacara yang langka pemanfaatannya sehingga para penabuh rata-rata berusia uzur, lagu-lagunya pun makin langka untuk bisa dimainkan. Menurut pengamatan Sinti yang cukup lama menata tabuh/lagu palegongan dan semarpagulingan di Br. Binoh (Ubung Kaja, Denpasar), banyak yang kurang mengerti notasi gambang.

Gambang, Karawitan Tua yang Langka

MBP/dok

Page 45: Majalah Bali Post Edisi 23

Dosen ISI Denpasar Kadek Suartaya mengatakan, gambang di Bali merupakan karawitan langka dan berumur tua. Diper-kirakan, karawitan ini sudah ada sejak abad ke-11 pada zaman Kerajaan Airlangga. Di Bali, karawitan ini menyebar di sejumlah daerah, tetapi keberadaannya masih langka. Memprihatinkan, para sekaa-nya umumnya sudah berumur. Di sisi lain seniman muda kurang menaruh perhatian terhadap kara-witan tua ini. Padahal, gambang salah satu sumber karawitan Bali. Bahkan gong kebyar dan samara pegulingan banyak mengadopsi model musik gambang yang disebut gegam-bangan.

Gambang secara visual termasuk gamelan dengan barungan kecil. Terdiri atas dua gangsa yang bilahnya menggunakan unsur besi dan empat instrumen gambang yang bilahnya menggunakan bambu. Karena itu penambuhnya hanya enam orang.

Dilihat dari asal-usul katanya, kata Suar-taya, ada yang menyebut gambang berasal dari kata ‘’kambang’’-- bilah-bilah mambu yang ‘’kambang’’ di atas tunggu. Ada juga menyebut ‘’kembang’’ atau bunga, karena

gending-gending gambang mampu memberi keindahan dan menawan hati.

Suartaya mengatakan, tokoh gambang se-makin sedikit. Yang masih ada, salah satunya I Nyoman Sinti dari Binoh. Karena itu gen-erasi muda diharapkan menekuni gamelan ini

agar tidak sampai punah. Perhatian instansi terkait juga diharapkan lebih besar sehingga keberadaan gambang makin lestari.

� Subrata/berbagai sumber

MBP/dok

Para sekaa tampak memainkan nada karawitan Gambang.

Page 46: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 201446

T R A D I S I P R O P E R T I

Gaya minimalis begitu populer belakangan ini. Hal ini tidak ter-lepas dari keterbatasan lahan/luas, di samping kesederhanaan atau

kemudahan dalam pemeliharaan. Termasuk, dalam dekorasi dan penataannya. Dengan desain serta dekorasi yang minimalis, akan memudahkan untuk membersihkan rumah.

Salah satu komponen yang perlu menda-pat perhatian dalam mendesain rumah minimalis adalah pintu. Kalau dulu pintu berfungsi sebagai perantara antara luar bangunan dengan dalam, atau pengubung antara sebuah ruangan dengan ruangan yang lainnya, sekaligus untuk menjaga privasi penghuni rumah, kini pintu bisa menambah nilai estetika. Sebab, kini dengan semakin berkembangnya teknologi, semakin me-mungkinkan munculnya beragam jenis, desain, ukuran, serta bahan dari daun pintu.

Khusus di Bali yang mempunyai keper-cayaan demikian kental, justru penempatan pintu ini sangatlah penting diperhatikan.

Masyarakat Bali (Hindu) percaya, jika pintu kamar satu dengan kamar lainnya saling berhadap-hadapan bisa membuat penghuni rumah sering bertengkar. Karena itu, disa-rankan membuat pintu kamar tidak saling berhadap-hadapan satu sama lain. Minimal, ada penyimpangan arah sedikit atau tidak pas sekali saling berhadapan. Jika terlanjur saling berhadap-hadapn, disarankan untuk memati-kan atau menutup pintu satunya dengan kayu hingga terlihat rata sperti tembok.

Dua pintu ruangan yang persis lurus ber-hadapan, misalnya pintu ruang tamu lurus tembus dengan pintu ke ruang belakang juga dipercaya membuat penghuninya menjadi boros. Apalagi, jika satu rumah mempunyai dua pintu yakni pintu gerbang dan pintu ke belakang rumah yang persis lurus, penghun-inya dipercaya tidak akan bisa menabung. Dipercaya, rezeki yang masuk rumah lang-sung kabur lewat pintu belakang. Bahkan, ukuran lebar pintu gerbang di Bali ada uku-ran atau hitungannya khusus karena sangat

berpengaruh terhadap kesehatan, rezeki, dan kehidupan sosial-religius penghuninya.

Terlepas dari kepercayaan tersebut, begitu banyaknya jenis dan bentuk pintu rumah, kejelian dan kreativitas dituntut dalam memilihnya sesuai penempatan dan fungsi ruangan yang akan diberi pintu. Pastikanlah memilih jenis serta bahan yang tepat. Jangan pilih yang terlalu tipis dan gampang berubah warna oleh cuaca, terutama untuk pintu utama maupun pintu eksterior.

Berikutnya, pastikan corak dan motif serta warna pintu rumah cocok dengan kon-sep desain rumah itu sendiri. Misalnya kita memilih desain rumah klasik lalu diberikan pintu minimalis modern, tentunya ini akan tidak cocok. Bila konsep rumah dengan gaya etnik, bisa menggunakan pintu berukir sebagai pintu utama rumah.

Selain menjaga keamanan, pintu luar sebisa mungkin bisa menjadi peredam suara bising dari jalanan.

Pintu rumah yang baik adalah yang men-dukung sirkulasi udara antar ruangan. Sebai-knya penempatan pintu rumah disesuaikan arah dengan sirkulasi udara agar udara dapat mengalir dari luar ke dalam rumah, juga sebaliknya. Bila anda ingin cahaya alami ke sebuah ruangan (terutama pada pintu luar), pintu berelemen kaca menjadi pilihan tepat. Kita bisa menambahkan gorden untuk mem-perindah pintu tersebut sekaligus berfungsi untuk meredam panasnya sinar matahari dari luar.

Bentuk kusen dan pintu bisa mencer-minkan kepribadian dari pemilik rumah. Pilihlah kusen pintu dan jendela yang tepat agar tamu yang berkunjung ke rumah kita merasa nyaman walaupun baru berdiri di depan rumah.

Memilih kusen pintu dan jendela rumah tidak semudah memilih furnitur lain. Um-umnya pemilihan kusen pintu dan kusen jen-dela dianggap nomor kesekian pada desain rumah. Padahal jika kusen dan pintu tidak pas dengan desain rumah kita, tidak hanya mengurangi keindahan, namun bisa merusak keasrian rumah kita.

� Sugiarta/Pusdat

Pintu Kamar Berhadap-hadapan Bikin Penghuni Sering Bertengkar

Page 47: Majalah Bali Post Edisi 23

3 - 9 Februari 2014 47

MUNGKIN kelihatannya sepele se-hingga pemilihan kusen pintu dan kusen jendela umumnya dianggap nomor kesekian pada desain rumah. Padahal jika kusen dan pintu tidak pas dengan desain rumah kita, tidak hanya mengurangi keindahan, namun bisa merusak keasrian rumah. Memilih kusen pintu dan kusen jendela dari bahan kayu agar cocok terhadap rumah dan bangunannya tentu harus disesuaikan dengan gaya ruangan serta jiwa dari rumah itu sendiri.

Dalam memilih warna, juga harus diper-hatikan agar terlihat pas dengan interior dan eksterior rumah kita. Oleh karena itu, warna pintu rumah sebaiknya disesuaikan dengan konsep rumah yang dibangun. Untuk rumah bergaya klasik, warna yang cocok adalah putih, hitam, hijau tua, biru tua, dan burgundi. Sementara untuk rumah bergaya modern, warna-warna teranglah yang lebih cocok.

Pada umumnya pintu kayu terbuat dari ba-han kayu solid alias padat. Namun, ada pula beberapa pintu yang dibuat dengan kepadatan

medium fibreboard inti. Selain itu, ada juga yang dibuat dari bahan polyboard. Pilihan paling ringan adalah pintu yang menggu-nakan bahan inti honeycomb yang terbuat dari karton. Keunggulannya, sangat cocok untuk rumah yang bergaya klasik, abadi, rapi dan elegan. Penggunaan pintu kayu juga menimbulkan kesan hangat pada ruangan. Namun, hati-hati memilih pintu berbahan inti honeycomb yang kualitasnya buruk karena bisa mengurangi kekuatan dan kurang kedap suara. Pintu kayu butuh pemeliharaan rutin seperti sering dicat dan divernis.

Pintu jenis Louvre yakni mempunyai irisan-irisan horizontal yang dapat dibuka untuk aliran udara apabila menginginkan privasi dan keamanan. Keunggulan pintu jenis ini, tetap ada aliran udara bahkan bila pintu ditutup. Hanya saja, pintu jenis ini lebih sulit dibersihkan dan dapat menghalangi pemandangan.

Pintu yang paling sederhana adalah pintu jenis flush karena permukaan pintu rata se-

luruhnya. Pintu flush biasanya digunakan untuk bagian dalam rumah dan dibuat dari fiberglass atau kayu.

Pintu yang paling umum dipilih adalah jenis swing atau sering disebut pintu kupu-kupu karena kadang-kadang digunakan sepasang seperti pintu-pintu di tempat minum kecil di dapur. Engsel pintu jenis ini lebih mudah dipasang dan lebih mu-dah untuk dirawat. Jenis pintu lain yang umum ditemukan adalah pintu geser yang biasanya digunakan sebagai penghubung untuk menuju taman belakang. Pintu dor-ong yang padat dapat digunakan di dalam rumah apabila ruang yang tersedia sangat terbatas dan tidak cukup untuk pintu satu sayap. Pintu geser juga sering dimanfaat-kan untuk pintu kamar mandi. Jenis pintu ini memerlukan ruangan yang lebih sedikit dan dapat disembunyikan, memberikan satu kesan yang bersih dan rapi.

� Sugiarta/Pusdat

Memilih Kusen Pintu dan Jendela

Page 48: Majalah Bali Post Edisi 23
Page 49: Majalah Bali Post Edisi 23
Page 50: Majalah Bali Post Edisi 23

W I S A T A

50 3 - 9 Februari 2014

DTW Alas Kedaton

Jalan Setapak Menuju ke ’’Kerajaan Kera’’

LAPORANwww.bali-travelnews.com

Dalam urusan memberi pe-layanan terhadap wisatawan, pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Alas Kedaton ternyata

sangat paham. Pada musim low season ini pihaknya melakukan penataan terhadap kawasannya. Mulai dari penataan jalan setapak, taman, dan membuat patung monyet serta peremajaan terhadap tana-man yang ada.

“Kami melakukan pembenahan fisik serta mengutamakan pengadaan perleng-kapan atraksi serta sarana kerja terutama alat-alat kebersihan. Harapannya, di musim ramai nanti kawasan DTW Alas Kedaton menjadi besih dan indah,” kata Manager Operasional DTW Alas Keda-ton I Gst Bagus Suryawan.

Suryawan mengaku, pihaknya bakal membuat atraksi wisata di tengah hutan dengan cara menciptakan jalur-jalur trekking. Dengan demikian, wisatawan akan dapat melihat keunikan DTW Alas Kedaton secara lebih lengkap. Ber-bagai aneka ragam tumbuhan lokal serta binatang-binatang kecil selain kera dan kalong dapat disaksikandi sana.

Wisatawan yang memiliki waktu lebih, imbuh mantan pegawai hotel ini, pasti akan senang memanfaatkannya. Ter-masuk juga para siswa yang sedang me-nikmati liburan sekolahnya. Mereka akan lebih lama bisa bersantai. Jalan setapak itu akan dibuat lebih manis berbatu sikat dengan panjang sekitar 800 meter. Ini akan membuat akses menuju ke ‘’Kera-jaan Kera’’ menjadi lebih menarik.

“Kami tak akan memungut bayaran lagi bagi wisatawan yang menikmati jalur trekking di tengah hutan itu. Dengan tiket masuk itu mereka bisa memanfaatkan fasilitas yang ada termasuk asuransi,” ujarnya.

Format wisata jalan setapak di tengah hutan itu ada tiga jenis sesuai dengan jaraknya. Bagi yang memiliki waktu pendek bisa memilih keliling dengan setengah pura dan seperempat hutan. Mereka bisa rekreasi di taman jaba pura, melihat hutan dan terakhir bertemu pertunjukan kalong dan ular. Waktunya

hanya 15–20 menit.Format kedua waktunya antara 20-30

menit dengan mengeliling pura secara penuh dan masuk hutan hanya seten-gahnya saja. Diakhir juga mendapatkan hiburan kalong. Dan bagi wisatawan yang memiliki waktu agak panjang yaitu 30-1 jam bisa mengelilingi hutan secara penuh di mana luasnya mencapai 6.5 hektar. Diakhir perjalanan juga dapat menikmati kalong dan ular show.

Surayawan mengatakan, penataan kawasan objek mulai dimulai sejak awal Desember 2013 dengan melakukan pe-masangan batu sikat di jaba pura seluas 1.444 meter persegi. Juga menata jalan setapak, taman serta memperindah kon-disi wantilan serta dilengkapi dengan patung kera sebagai ikon.

Untuk memberikan rasa nyaman, pihak pengelola juga membangun tem-bok pembatas antara milik masyarakat dan objek sepanjang 150 meter. Upaya menciptakan lingkungan bersih, pihaknya sudah membeli sepeda motor roda tiga khusus untuk mengangkut sampah.

Pada hari-hari biasa, terang Suryawan, volume sampah memang tak terlalu banyak. Tetapi, pada hari-hari raya ser-ing dengan membludaknya pengunjung

volume sampah cukup banyak. “Kami bisa mengangkut sampah 4 kali dengan menggunakan motor itu. Sampah organik dijadikan humus dan sampah plastik di daur ulang yang dikirim pada pengepul,” ungkapnya.

Khusus untuk penataan ini, jelas Suryawan, murni menggunakan sumber dana dari hasil pengelolaan objek dan bantuan dari Desa Pakraman Kukuh. “Khusus untuk penataan yang telah usai itu sudah dihabiskan dara sebesar Rp 400 juta. Untuk jalan setapak di tengah hutan nanti juga dianggarkan dari pos dana itu,” ungkapnya.

Tentang pembagian hasil penjualan tiket masuk ke DTW Alas Kedaton, Suryawan mengatakan, dari pendataan kotor sebanyak 35 persen masuk ke Desa Adat Kukuh, 20 persen ke pemerintah daerah pemda dalam bentuk retribusi, 45 persen untuk biaya operasional yang meliputi pemeliharaan, pengembangan, promosi, gaji pegawai, pakan kera dan dana sosial.

Page 51: Majalah Bali Post Edisi 23
Page 52: Majalah Bali Post Edisi 23