m8.docx

16
M – VIII HYDROCYCLONE 8.1 Tujuan Percobaan Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya perbedaan berat jenisnya. Menentukan recovery (perolehan) mineral berharga. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga. 8.2 Teori Dasar Hydrocyclon adalah clasifier yang memanfaatkan gaya sentripugal yang berfungsi untuk mempercepat terjadinya pengendapan. Bagian-bagian atau konfigurasi hydrocyclon terdiri dari bagian silinder yang dihubungkan dengan bagian kercut dan pada ujungnya terbuka (apex). Bagian atas silinder ditertutup dengan plat yang ada pada pipa untuk keluarnya overflow. Perpanjangan pipa overflow kebagian dalam silinder disebut fortex finder.

Upload: fatwa-athariq

Post on 17-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

M VIIIHYDROCYCLONE

8.1 Tujuan Percobaan Memisahkan mineral-mineral berharga dari pengotornya perbedaan berat jenisnya. Menentukan recovery (perolehan) mineral berharga. Menentukan Ratio of Concentration mineral berharga.

8.2 Teori DasarHydrocyclon adalah clasifier yang memanfaatkan gaya sentripugal yang berfungsi untuk mempercepat terjadinya pengendapan. Bagian-bagian atau konfigurasi hydrocyclon terdiri dari bagian silinder yang dihubungkan dengan bagian kercut dan pada ujungnya terbuka (apex). Bagian atas silinder ditertutup dengan plat yang ada pada pipa untuk keluarnya overflow. Perpanjangan pipa overflow kebagian dalam silinder disebut fortex finder.

Gambar 8.1Hydrocyclone

Umpan masuk dengan tekanan secara tangensial, menimbulkan gerakan berputar (spiral) kearah bawah, dibagian dinding cyclon dan gerakan spiral kearah atas dibagian tengah cyclon. Gerakan spiral mengarah keatas melingkari suatu daerah kosong disebut inti udara. Adanya gerakan spiral yang mengarah keatas dibagian tengah dan gerakan spiral mengarah kebawah dibagian dinding hydrocyclon memungkinkan terbentuknya tempat-tempat dimana kecepatan vertikal sama dengan nol diantara kedua pola aliran ini. Setiap partikel yang berada didalam hydrocyclon akan mengalami dua gaya yang saling berlawanan, yaitu gaya sentripugal yang mengarah keluar dan gaya drag yang mengarah keatas. Partikel besar akan mengalami gaya sentripugal lebih besar dibandingkan dengan gaya drag, terlempar kearah dinding mengikuti arus spiral mengarah kebawah dan keluar melalui lubang Apex sebagai underflow. Sebaliknya partikel kecil mengalami gaya sentripugal tidak cukup untuk mendorongnya kearah luar bergerak dispiral dalam yang bergerak keatas dan keluar sebagai overflow.

8.3 Alat dan Bahan8.3.1 Alata. Timbangan (Neraca)

Foto 8.1Timbangan

b. Splitterc. Alas plastik/karpetd. Sendoke. Nampanf. Kantong plastikg. Mikroskop/lup

Foto 8.2Loope

h. Corongi. Papan Grain Counting

Foto 8.3Papan Grain Counting

j. Pan pemanas

Foto 8.4Pemanas

k. Pemanas (oven)l. Emberm. Gelas ukurn. Stop Watcho. Hydrocyclon8.3.2 BahanCampuran mineral kasiterit (SnO2) dan mineral kuarsa (SiO2) sebanyak 500 gram.

8.4 Prosedur Percobaan1. Lakukan mixing antara kasiterit dengan kuarsa2. Lakukan coning dan quartering.3. Tentukan kadar feed dengan grain counting.4. Ukur debit air yang digunakan.5. Campur kasiterit dan kuarsa diatas dengan air kemudian aduk.6. Hidupkan motor hydrocyclon7. Masukkan feed diatas pada feeder hydrocyclon, setiap 15 detik.8. Atur kecepatan air sampai feed habis semuanya.9. Matikan motor hydrocyclon10. Ambil konsentrat, kemudian saring.11. Masukkan ke pan pemanas dan keringkan pada suhu 1000 C sampai 1050 C sampai airnya hilang.12. Timbang berat konsentrat.13. Tentukan kadar konsentrat (kasiterit) dengan grain counting.14. Tentukan berat tailing (T) dan kadarnya (t), dengan rumus :a. Material BalanceF = C + T

b. Metallurgical BalanceF . f = C . c + T . t

Dimana :F = Berat Feed (gr)f = Kadar Feed (%)C = Berat Konsentrat (gr)c = Kadar Konsentrat (%)T = Berat Tailing (gr)t = Kadar Tailing (%)

8.5 Hasil PercobaanTabel 8.1Data Hasil Percobaan Grain CountingNoSnO2SiO2NoSn02SiO2

11262666

213112786

32013282515

4332329167

59113055

610123148

725123254

87153374

9141134159

107535169

116736109

128737102

132410381113

14391839411

15754045

161084141

17241342105

18311643118

19181044713

2015545128

21744661

22444756

23148481215

242484998

258115045

8.6Pengolahan DataDalam pengolahan data salah satu formulnya ialah menggunakan rumus grain counting sebagai berikut :

K SnO2 = x 100 %Keterangan : KSnO2 = Kadar kasiterit pada tiap kotak (%)n SnO2 = jumlah butir kasiterit per kotakSnO2 = Density kasiterit (7 ton/m3)n SiO2 = jumlah butir kuarsa per kotakSiO2 = Density kuarsa (2,65 ton/m3)Contoh perhitungan : Kadar SnO2 pada kotak no.3K SnO2 = Kadar SnO2 pada kotak no.15K SnO2 = Kadar SnO2 pada kotak no.40K SnO2 = K SnO2 = x 100 %Dimana: SnO2 = Kadar rata-rata mineral kasiterit = Jumlah Kadar Rata-Rata SnO2K SnO2 = K SnO2 = c = Pembuktian nilai cc= x 100%= x 100%= 72,11 %Karena hasil K SnO2 (c) melebihi dari kapasitas semestinya, maka nilai K SnO2 (c) diasumsikan menjadi 72 %.Selain data yang diatas juga didapat data :F= 500 gr (berat keseluruhan)C= 267,7 gr (berat hasil hydrocyclone) f= 38,61% (didapat dari hasil perhitungan grain counting M II sebelumnya) F= C + TT= F C= 500 gr 267,7 gr= 232,3 grSetelah data sudah lengkap, maka dapat dilakukan perhitungan untuk berat maupun kadar dari hasil hydrocyclone yaitu : SnO2f= 38,61%F= 500 gr x 38,61%= 193,05 grc= 72%C= 267,7 gr x 72%= 192,74 grt= x 100% = x 100%= 0,13 %T= 232,3 gr x 0,13%= 0,31 gr SiO2f= 100 % - 38,61%= 61,36 %F= 500 gr x 61,36 %= 306,95 grc= 100% - 72%= 28%C= 267,7 gr x 28%= 74,96 grt= x 100%= x 100%= 99,87 %T= 232,3 gr x 99,87%= 231,99 gr

R= x 100%= x 100%= 99,84 % K= = = 1,87

8.7Hasil PerhitunganTabel 8.2Data Hasil Pengolahan Grain CountingNoSnO2SiO2K SnO2 (%)NoSn02SiO2K SnO2 (%)

112684,08266672,54

2131175,74278677,89

3201380,2528251581,49

4332379,122916785,79

591168,37305572,54

6101268,76314856,91

7251284,62325476,75

871555,21337482,21

9141177,073415981,49

107578,713516982,44

116769,363610974,59

128775,123710292,96

13241086,3838111369,09

14391885,133941148,99

157578,71404567,88

1610876,75414191,35

17241382,984210584,08

18311683,674311878,41

19181082,624471358,72

2015588,794512879,85

217482,21466194,06

224488,79475668,76

2314882,2148121567,88

2424888,79499874,82

2581165,77504567,88

Tabel 8.3Data Hasil Perhitungan Proses HydrocycloneMineralFeedKonsentratTailingR(%)K

Berat Total (gr)Berat(gr)Kadar(%)Berat Total (gr)Berat(gr)Kadar(%)Berat Total (gr)Berat(gr)Kadar(%)

SiO2500306,9561,36267,774,9628232,3231,9999,8799,841,87

SnO2193,0538,61192,74720,310,13

8.8AnalisaDari kegiatan praktikum ini (hydrocyclone) dapat dianalisa bahwa kadar yang didapatkan pada konsentrat lebih besar dibandingkan dengan kadar yang didapat pada feed. Dikarenakan pada saat proses hydrocyclone, dilakukan kembali mixing dengan menggunakan baling-baling yang menjadi bagian satu kesatuan dari alat hydrocyclone dalam media air. Sehingga mineral (feed) bercampuran lebih merata antara mineral pengotor dan mineral berharga. Dalam proses pengolahan bahan galian dengan menggunakan alat hydrocyclone juga terjadinya gesekan antar partikel-partikel atau antar mineral berharga dan mineral tidak berharga yang dapat menyebabkan jumlah atau berat konsentrat yang lebih kecil daripada feed sehingga konsentrat memiliki kadar yang tinggi. Sebaliknya dengan tailing, semakin tinggi jumlah atau berat tailing, semakin besar juga kadar dari tailing itu sendiri.

Foto 8.5Proses Mixing Dalam Alat Hydrocyclone

Untuk penentuan recovery ditentukan oleh banyaknya kadar konsentrat dan kadar konsentratnya serta banyak feed dan kadar feed nya. Semakin tinggi jumlah konsentrat dan kadar konsentrat, nilai recovery akan semakin tinggi. Sedangkan untuk Ratio Of Concentration akan semakin tinggi jika jumlah konsentratnya akan semakin kecil. Bila dilihat dari kedua praktikum sebelumnya seperti dulang dan sluice box. Sluice box yang paling efektif untuk mendapatkan hasil yang baik dan akurat. Hal ini dapat dilihat dari persentase tiap-tiap nilai yang dibutuhkan dalam pengolahan bahan galian. 8.9KesimpulanDari praktikum hydrocyclone didapatkan jumlah konsentrat yaitu sebesar 267,7 gram dengan kadar 72%, sedangkan jumlah tailing yaitu sebesar 232,3 gram dengan kadar 0,13 %. Nilai Recovery dari percobaan ini yaitu 99,84 % dengan Ratio Of Concentration yaitu sebesar 1,87.Sedangkan pada praktikum sebelumnya seperti sluice box didapatkannya nilai kadar konsentrat dengan cara grain counting yaitu sebesar 85,06%, kadar feed-nya (38,61%), nilai recovery-nya sebesar 94,73% dan ratio of concentration sebesar 2,33. Berbeda lagi untuk kadar konsentrat dengan proses dulang (80,75%), kadar feed-nya (38,61%), nilai recovery-nya sebesar 85, 37%, dan ratio of concentration sebesar 2,45. Dapat ditarik kesimpulan, dari data-data diatas, alat yang lebih efektif untuk digunakan pada pengeolahan bahan galian dengan memanfaatkan gaya berat dan gaya gravitasi ialah sluice box.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Makalah Pengolahan Bahan Galian. Diakses Pada Tanggal 20 Oktober 2013.Staff Asisten Laboratorium Tambang. 2013. Diktat Penuntun Praktikum Pengolahan Bahan Galian. Universitas Islam BandungWills, B. A. 1989. Mineral Processing Techonology. Maxwell Mac Millan International Edition, Pergamon Press, Oxford.